Anda di halaman 1dari 17

Skema PkM: Monodisiplin Ilmu

Usulan Kegiatan Pengabdian

Cegah Stunting Untuk Masa Depan Anak yang Lebih Baik


Di Dusun Pengarep DIY

Diusulkan Oleh:

Rodiyah Soekardi
(450504002/0519126101)
Soepri Tjahjono, Sp.d., M.Pd ()
Keneth Devis Umbu Giku Laya (20110003)
Mohammad Raka Farqy Mokoginta (20110067)
Zessya Amiani Mei Saftadirant (20110047)
Destrila Vianda Nanggro Kaize (20110079)
Igla Sari Rammang (20110001)

Dilaksanakan dengan biaya mandiri tahun 2023

PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT PROGAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
(MEI) 2023

i
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Pengabdian
a. Judul Pengabdian :
Cegah Stunting Untuk Masa Depan Anak yang
Lebih Baik Di Dusun Pengarep DIY
b. Bidang Ilmu
c. Shinta ID :
2. Ketua Pengabdian
a. Nama Lengkap dan Gelar : Rodiyah Soekardi, M.Kes.
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Golongan Pangkat : IIIc
d. NIK/NIDN : 450504001/0519126101
e. Jabatan fungsional : Lektor
f. Jabatan Struktural : -
g. Fakultas/Program Studi Ilmu Kesehatan/Kesehatan Masyarakat Program
Sarjana
3. Alamat Ketua Pengabdian
a. Alamat Kantor : Kampus II Universitas Respati Yogyakarta Jl.
Raya Tajem KM 1.5 Maguwoharjo-Depok
Sleman -DIY
b. Email : rodiyahfikes@respati.ac.id
c. Alamat Rumah Perum Korpri UPN Blok F-58 Sambiroto
Purwomartani; Kalasan; Sleman; DIY. Kp.55571
d. Telepon/Hp : 089530911956
4. Jumlah Anggota : 5 orang
5. Lokasi Pengabdian : Kampus II Unriyo : Jl. Raya Tajem KM 1.5
Maguwoharjo-Depok; Sleman -DIY
6. Lama Pengabdian :
7. Biaya yang diperlukan :

Mengetahui Yogyakarta, 09 Mei 2022

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Ketua Pelaksana,

Wahyu Rochdiat, S.Kep., Ns., M.Kep.,Sp.Kep.J. Dra. Rodiyah Soekardi, M.Kes.


NIDN/NIK: 0504088302/450307001 NIK: 0519126101/450504001

Mengetahui
Kepala PPPM Unriyo

Nazwar Hamdani Rahil, S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN/NIK : 0508068002/450309016

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun proposal pengabdian
masyarakat ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Kepala PPPM Unriyo
dan Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan atas persetujuan/pengesahan proposal ini, dan memfasilitasi
terselenggaranya kegiatan pengabdian masyarakat. Terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang yang telah membantu penyusunan proposal ini.

Yogyakarta, 13 Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vi
RINGKASAN ........................................................................................................ vii
BAB I ANALISIS SITUASI ................................................................................ 1
A. Kondisi Eksisting Mitra ........................................................................... 1
B. Persoalan yang Dihadapi Mitra ............................................................... 4
BAB II PERMASALAHAN MITRA ............................................................ 4
A. Kecocokan Permasalahan dan Program................................................... 5
B. Kompetensi Tim....................................................................................... 5
BAB III SOLUSI YANG DITAWARKAN.................................................... 6
A. Tujuan Umum .......................................................................................... 6
B. Tujuan Khusus ......................................................................................... 6
C. Metode Pendekatan .................................................................................. 6
D. Personil Rencana Kegiatan ...................................................................... 7
E. Partisipasi Mitra ....................................................................................... 7
F. Rencana Kegiatan .................................................................................... 8
BAB IV TARGET LUARAN .......................................................................... 9
BAB V USULAN BIAYA PENGABDIAN ...................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11

i
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kompetensi Tim Pelaksana Pengabdian


Tabel 2. Rencana Target Kegiatan
Tabel 3. Rekapitulasi Justifikasi Anggaran

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pernyataan Kerja sama Mitra


2. Curriculum Vitae Pengabdi

v
RINGKASAN

Stunting merupakan salah satu hambatan yang paling signifikan dalam mencetak
kualitas sumber daya manusia di setiap negara. Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan
perkembangan yang dialami anak balita akibat kurang gizi dalam jangka waktu yang lama,
penyakit infeksi berulang, dan kurang stimulasi secara psikososial.
Angka kejadian stunting sebanyak 162 juta terjadi pada anak di bawah umur 5 tahun
dan diproyeksikan sekitar 127 juta anak di bawah umur 5 tahun akan terhambat di tahun 2025
(WHO, 2014). Di Indonesia, prevalensi stunting turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi
21,6% di tahun 2022 dan Provinsi DKI Jakarta memiliki prevalensi stunting tergolong sedang-
rendah sebesar di bawah 20% (Kemenkes RI, 2023).
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi anak menjadi stunting. Faktor yang
mempengaruhi stunting yaitu pola asuh, pola makan, pengetahuan orang tua terkait gizi,
kesehatan ibu dan anak, partisipasi posyandu, faktor lingkungan, pemberian ASI ekslusif
(Saputri, 2019). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang menggambarkan bahwa riwayat
kehamilan ibu, status gizi anak, pola asuh, pengetahuan ibu dan pemberian ASI eksklusif
berpengaruh signifikan terhadap kejadian stunting (Wardita et al., 2021).
Petugas kesehatan sebaiknya meningkatkan program edukasi kesehatan khususnya
tentang stunting agar pengetahuan ibu dapat meningkat dan masalah stunting dapat segera
ditanggulangi(Wardita et al., 2021). Materi edukasi dapat meliputi pedoman gizi seimbang
untuk balita, prinsip pemberian makan pada balita, persiapan dan penyimpanan makanan yang
tepat (Wahyurin et al., 2019). Pemberian edukasi gizi mengenai stunting dapat dilakukan
dengan metode brainstorming (curah pendapat) menggunakan alat bantu leaflet. Edukasi gizi
dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap orang tua dalam pemenuhan nutrisi anak sehingga
dapat menjadi salah satu intervensi alternatif untuk meningkatkan perilaku kesehatan dalam
mencegah stunting (Naulia et al., 2021). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
menjelaskan bahwa intervensi edukasi terhadap ibu dengan anak stunting dapat mempengaruhi
kualitas sikap serta perilaku ibu dalam perawatannya (Munir & Audyna, 2022).
Pengabdian kepada masyarakat menjadi salah satu kegiatan tri darma perguruan tinggi
yang dapat membantu para kader posyandu sebagai perpanjangan tangan petugas kesehatan
dan orang tua dalam membantu mencegah angka kejadian stunting.

v
BAB I
ANALISIS SITUASI
A. Kondisi Eksisting Mitra
Stunting merupakan salah satu hambatan yang paling signifikan dalam mencetak kualitas
sumber daya manusia di setiap negara. Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan
yang dialami anak balita akibat kurang gizi dalam jangka waktu yang lama, penyakit infeksi
berulang, dan kurang stimulasi secara psikososial (WHO, 2023). Angka kejadian stunting sebanyak
162 juta terjadi pada anak di bawah umur 5 tahun dan diproyeksikan sekitar 127 juta anak di bawah
umur 5 tahun akan terhambat di tahun 2025 (WHO, 2014). Di Indonesia, prevalensi stunting turun
dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di tahun 2022 dan Provinsi DKI Jakarta memiliki prevalensi
stunting tergolong sedang-rendah sebesar di bawah 20% (Kemenkes RI, 2023).
Stunting memiliki dampak negatif yang cukup penting untuk diatasi. Stunting tidak hanya gagal
tumbuh, melainkan juga akan memengaruhi kesehatan jiwa dan mental, serta kecerdasan intelektual
(Mohammad Teja, 2022). Gangguan tersebut dapat mengakibatkan anak memiliki kemampuan yang
rendah untuk belajar, keterbelakangan mental, dan dapat munculnya penyakit-penyakit kronis.
Stunting dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan produktivitas pasar kerja,
sehingga mengakibatkan hilangnya 11% GDP (Gross Domestic Products),mengurangi pendapatan
pekerja dewasa hingga 20%, meningkatkan kesenjangan/inequality sehingga mengurangi 10% dari
total pendapatan seumur hidup dan juga menyebabkan kemiskinan antar-generasi (TNP2K, 2017).
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi anak menjadi stunting. Faktor yang mempengaruhi
stunting yaitu pola asuh, pola makan, pengetahuan orang tua terkait gizi, kesehatan ibu dan anak,
partisipasi posyandu, faktor lingkungan, pemberian ASI ekslusif (Saputri, 2019). Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian yang menggambarkan bahwa riwayat kehamilan ibu, status gizi anak, pola
asuh, pengetahuan ibu dan pemberian ASI eksklusif berpengaruh signifikan terhadap kejadian
stunting (Wardita et al., 2021).
Orang tua yang memiliki pengetahuan dan pemahaman gizi yang baik akan memperhatikan
pemenuhan gizi dan asupan nutrisi anak-anaknya. Pemenuhan gizi yang kurang baik menjadi salah
satu penyebab utama pada angka kejadian stunting. Kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi ini
terjadi di seribu hari pertama kehidupan anak. Penyebab masalah gizi ini berhubungan dengan
ketahanan pangan khususnya akses terhadap pangan bergizi (makanan), lingkungan sosial yang
terkait dengan praktik pemberian makanan bayi dan anak (pengasuhan), akses terhadap pelayanan
kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan (kesehatan), serta kesehatan lingkungan yang meliputi
tersedianya sarana air bersih dan sanitasi lingkungan (Kementerian/ Lembaga Pelaksana Program/
Kegiatan Pencegahan Anak, 2018).

v
Intervensi gizi spesifik meliputi kecukupan asupan makanan; pemberian makan, perawatan dan
pola asuh; dan pengobatan infeksi/ penyakit. Pada anak balita, upaya pemerintah dalam mencegah
stunting diutamakan pada pemberian makanan tambahan berupa protein hewani pada anak usia 6-24
bulan seperti telur, ikan, ayam, daging dan susu. Namun, untuk pemberian makanan tambahan (PMT)
Balita bagi anak yang sudah terlanjur stunting dianggap tidak akan memberikan pengaruh banyak
dalam mengintervensi stunting. Manfaat PMT hanya sebagai perbaikan status gizi tidak bisa
mengurangi tingkat stunting (Saputri, 2019). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan tambahan masih kurang baik (Maharani et al., 2019).
Permasalahan gizi pada sebagian besar ibu di Indonesia yaitu meliputi gizi kurang, anemia defisiensi
gizi dan defisiensi zat gizi mikro seperti vitamin A, seng, iodium, kalsium, vitamin D dan asam folat
(Muhammad Abdillah & Astria Paramashanti, 2020). Permasalahan tersebut menyumbang besar pada
faktor yang mempengaruhi angka kejadian stunting.
Petugas kesehatan berperan penting dalam memberikan edukasi tentang pemberian gizi yang tepat
pada anak balita. Petugas kesehatan sebaiknya meningkatkan program edukasi kesehatan khususnya
tentang stunting agar pengetahuan ibu dapat meningkat dan masalah stunting dapat segera
ditanggulangi(Wardita et al., 2021). Materi edukasi dapat meliputi pedoman gizi seimbang untuk
balita, prinsip pemberian makan pada balita, persiapan dan penyimpanan makanan yang tepat
(Wahyurin et al., 2019). Pemberian edukasi gizi mengenai stunting dapat dilakukan dengan metode
brainstorming (curah pendapat) menggunakan alat bantu leaflet. Edukasi gizi dapat meningkatkan
pengetahuan dan sikap orang tua dalam pemenuhan nutrisi anak sehingga dapat menjadi salah satu
intervensi alternatif untuk meningkatkan perilaku kesehatan dalam mencegah stunting (Naulia et al.,
2021). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang menjelaskan bahwa intervensi edukasi terhadap
ibu dengan anak stunting dapat mempengaruhi kualitas sikap serta perilaku ibu dalam perawatannya
(Munir & Audyna, 2022).
Pengabdian kepada masyarakat menjadi salah satu kegiatan tri darma perguruan tinggi yang dapat
membantu para kader posyandu sebagai perpanjangan tangan petugas kesehatan dan orang tua dalam
membantu mencegah angka kejadian stunting. Pelaksanaan kegiatan ini diharapkan dosen dan
mahasiswa dapat lebih meningkatkan rasa kepedulian terhadap permasalahan masyarakat dan mampu
memberdayakan mereka untuk meningkatkan kesehatan. Kader-kader posyandu balita adalah bagian
dari masyarakat yang dapat berkontribusi besar dalam melakukan pencegahan stunting.
Berdasarkan pentingnya manfaat kegiatan ini, maka tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini
adalah untuk memberikan edukasi tentang stunting dan pemberian makan yang tepat melalui gizi
seimbang pada anak balita kepada para kader posyandu dan ibu dengan balita.

i
BAB II
PERMASALAHAN MITRA

A. KECOCOKAN PERMASALAHAN DAN PROGRAM

Masalah gizi merupakan gangguan pada beberapa segi kesejahteraan


perorangan dan masyarakat yang disebabkan oleh karena tidak terpenuhinya
kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari makanan. Keadaan gizi masyarakat di
Indonesia pada saat ini masih belum menggembirakan dikarenakan oleh berbagai
masaalah gizi seperti gizi kurang, stunting dan gizi buruk, kurang vitamin A, anemia
gizi besi, gangguan akibat kurang yodium dan gizi lebih (obesitas) yang masih tersebar
luas di kota dan desa di seluruh tanah air (Riskesdas, 2013). Stunting atau anak
pendek merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang
kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan gizi. Stunting dapat berpengaruh secara signifikan terhadap derajat
kesehatan serta dapat meningkatkan mordibitas dan mortalitas dalam perjalanan hidup
seseorang (Millennium Challenge Account Indonesia, 2013)
Menurut WHO, Pada tahun 2017 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia
mengalami stunting. Namun angka ini sudah mengalami penurunan jika dibandingkan
dengan angka stunting pada tahun 2015 yaitu 23,2% (Joint Child Malnutrition Eltimates,
2018). Di dunia lebih dari setengah kejadian stunting tertinggi terdapat di Asia sebanyak
55%, lebih dari sepertiganya (39%) tinggal di Afrika. Dari 83,6 juta balita mengalami
stunting di Asia tertinggi berasal dari Asia Selatan (58,7%). Indonesia merupakan salah
satu dari 17 negara dengan prevalesi stunting, wasting, dan overweight yang tinggi.
Menurut data dan informasi Kemenkes RI 2018 Indonesia termasuk ke dalam negara
ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional
(SEAR). Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4%.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) melaporkan 30,8% anak Indonesia mengalaini
stunting. Berdasarkan laporan Riskesdas 2018, angka stunting di Daerah lntimewa
Yogyakarta (DIY) adalah di bawah nasional yaitu sebesar 19,8%.
Penyebab stunting adalah multifaktor. Banyak faktor risiko stunting yang
sudah diketahui melalui berbagai penelitian antara lain faktor usia, pendidikan, status
pekerjaan, sosial ekonomi ibu, paritas, persalinan, BBLR, ASI eksklusif, status
imunisasi, penyakit infeki anak, nafsu makan anak, pengasuhan ibu, dan KEK
(Kekurangan Energi Kronik) pada ibu. Pemahaman masyarakat khususnya ibu
tentang faktor risiko pada penyebab balita stunting pada saat kehamilan dan
x
kelahiran belum sepenuhnya diketahui, salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya
pemahaman ibu adalah pengetahuan ibu sendiri dalam pemenuhan nutrisi yang baik
selama kehamilan. Namun, kejadian kekurangan gizi pada anak balita ini dapat
dihindari apabila ibu mempunyai pengetahuan yang baik tentang cara memelihara gizi
dan mengatur makanan pada anak. Karena dengan memiliki pengetahuan yang baik
khususnya tentang kesehatan, seseorang dapat mengetahuai berbagai macam
gangguan kesehatan yang mungkin akan timbul selain itu dengan pengetahuan
tentang gizi yang cukup baik maka informasi yang diperoleh dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari - hari untuk mengurangi terjadinya gangguan gizi ( Sri
Wahyuni, 2009). Upaya peningkatan status gizi masyarakat termasuk penurunan
prevalensi balita pendek menjadi salah satu prioritas pembangunan jangka menengah
2015 – 2019. Program Indonesia sehat dengan sasaran meningkatan derajat kesehatan dan
status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan
(Kemenkes, 2015).
Sebagai salah satu Langkah pencegahan terhadap kejadian stunting pada balita
maka dilakukan program promosi Kesehatan dengan metode edukasi untuk meningkatkan
pemahaman pada orang tua khususnya yang mempunyai anak usia balita. Edukasi dan
promosi kesehatan kasus anak dengan stunting meliputi edukasi nutrisi/gizi dengan
sasaran kegiatan ibu hamil, ibu menyusui, orang tua serta seluruh keluarga. Selain itu
edukasi juga meliputi perilaku hidup bersih dan sehat yang harus dijalankan oleh keluarga
dan seluruh anggota masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat untuk tempat tinggal
anak balita.

B. KOMPETENSI TIM

Pelaksana kegiatan penyuluhan dan edukasi gizi adalah mahasiswa mata kuliah
peminatan promosi Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana
Universitas Respati Yogyakarta, yang didampingi oleh tim Dosen Promosi Kesehatan.
tim dosen Promosi Kesehatan ini adalah dosen promosi kesehatan.
Tim Dosen pelaksana kegiatan ini telah memiliki kompetensi serta sertifikat
pendidik. Sementara itu mahasiswa sebagai kolaborator pelaksana dalam kegiatan ini
merupakan mahasiswa semester enam yang secara teoritis telah memiliki cukup
pengetahuan serta bekal materi berkaitan dengan Pendidikan Kesehatan Masyarakat

x
khususnya pada bidang promosi Kesehatan. Kegiatan ini dilaksanakan guna untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Institusi.

x
BAB III
SOLUSI YANG DITAWARKAN

A. Cegah Stunting Untuk Masa Depan Anak yang Lebih Baik Di Dusun Pengarep DIY

B. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan serta menambah wawasan
.
C. Tujuan Khusus
1. Untuk meningkatkan pengetahuan remaja Dusun Kemusuk mengenai pengertian Stunting
2. Untuk meningkatkan pengetahuan remaja Dusun Kemusuk mengenai penyebab Stunting
3. Untuk meningkatkan pengetahuan remaja Dusun Kemusuk mengenai gejala Stunting
4. Untuk meningkatkan pengetahuan remaja Dusun Kemusuk mengenai pencegahan Stunting
5. Untuk meningkatkan pengetahuan remaja Dusun Kemusuk mengenai pengobatan Stunting

D. Metode Pendekatan
Pendekatan dalam pendidikan kesehatan ini menggunakan pendekatan brainstorming
(curah pendapat) menggunakan alat bantu leaflet dan ppt.

E. Personil dan Rencana Kegiatan


1. Waktu dan Lokasi
Kegiatan ini rencana dilaksanakan pada hari Mei 2023 Di Dusun Pengarep
2. Kelengkapan Personil Kegiatan
a. Personil 1
Nama lengkap dan Gelar : Dra. Rodiyah Soekardi, M.Kes
NIDN/NIK : 0519126101/450504001
Institusi/Instansi : Kesehatan Masyarakat Program Sarjana
b. Personil 2
Nama lengkap dan Gelar : Soepri Tjahjono, Sp.d., M.Pd

NIDN/NIK :
Institusi/Instansi : Kesehatan Masyarakat Program Sarjana

x
c. Personil 3
Nama lengkap : Keneth Devis Umbu Giku Laya

NIM : 20110003
d. Personil 4
Nama lengkap : Mohammad Raka Farqy Mokoginta

NIM : 20110067
e. Personil 5
Nama lengkap : Zessya Amiani Mei Saftadirant

NIM : 20110047

f. Personil 4
Nama lengkap : Destrila Vianda Nanggro Kaize

NIM : 20110079

g. Personil 4
Nama lengkap : Igla Sari Rammang

NIM : 20110001

3. Jadwal Kegiatan
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan

Kegiatan Waktu PenanggungJawab


o
Presensi Kegiatan 10 Tim pengabdi
Pembukaan 10 Tim pengabdi
a. Menyampaikan salam
b. Menjelaskan tujuan
Mengerjakan pre-test 15 Peserta
Acara
a. Penyampaian materi 45 Tim Pengabdi
tentang
b. Diskusi Interaktif (Tanya
jawab)
Ice breaking Tim pengabdi
Mengerjakan pos-test 15 Peserta
Penutup 10 Tim pengabdi

x
BAB IV

TARGET LUARAN

Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini akan dipublikasikan melalui

x
BAB V
USULAN BIAYA

Rencana anggaran biaya untuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini


dijabarkan ke dalam beberapa komponen-komponen untuk menunjang keberhasilan kegiatan
tersebut. Lebih jelas usulan biaya dalam kegiatan pengabdian ini sebagai berikut :

Tabel 5.1 Usulan Biaya Kegiatan


Rincian Jumlah Satuan (Rp) Subtotal (Rp)
1 Sewa Peralatan :
. LCD 1 hari 100.000,00 100.000,00

2 Bahan Habis
pakai :
- Penggandaan 200 250,00 50.000,00
materi, lembar pre lembar
dan post-test
- ATK 100.000,00 100.000,00
3 Konsumsi peserta
4 Publikasi 1 artikel 500.000,00 500.000,00
Total

x
DAFTAR PUSTAKA

Agize, A., Jara, D., & Dejenu, G. (2017). Level of knowledge and practice of mothers on
minimum dietary diversity practices and associated factors for 6-23-month-old children in
Adea Woreda, Oromia, Ethiopia. BioMed Research International, 2017.
https://doi.org/10.1155/2017/7204562

Banowo, A. S., & Hidayat, Y. (2021). Pengaruh Edukasi Gizi terhadap Praktik Pemberian
Makan Pada Baduta Stunting di Kabupaten Bengkulu Utara. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, 21(2), 765. https://doi.org/10.33087/jiubj.v21i2.1539

Dewi, M., & Aminah, M. (2016). Pengaruh Edukasi Gizi terhadap Feeding Practice Ibu Balita
Stunting Usia 6-24 Bulan. Indonesian Journal of Human Nutrition, 3(1), 1–8.

Fitriami, E., & Galaresa, A. V. (2021). Edukasi Pencegahan Stunting Berbasis Aplikasi Android
Dalam Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Ibu. Citra Delima : Jurnal Ilmiah STIKES
Citra Delima Bangka Belitung, 5(2), 78–85. https://doi.org/10.33862/citradelima.v5i2.258

Kemenkes RI. (2019).


Pencegahan Stunting Pada Anak.
https://promkes.kemkes.go.id/pencegahan-stunting

Kemenkes RI. (2022). Buku Bagan manajemen terpadu balita sakit. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.

Kemenkes RI. (2023). Prevalensi Stunting di Indonesia Turun ke 21,6% dari 24,4% – Sehat
Negeriku. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilismedia/20230125/3142280/prevalensi-
stunting-di-indonesia-turun-ke-216-dari-244/

Kementerian/ Lembaga Pelaksana Program/ Kegiatan Pencegahan Anak. (2018). Strategi


Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018-2024. Sekretariat
Wakil Presiden Republik Indonesia. https://tnp2k.go.id/filemanager/files/Rakornis
2018/Stranas Percepatan Pencegahan Anak Kerdil.pdf

Laili, U., & Andriani, R. A. D. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pencegahan Stunting.
Jurnal
Pengabdian Masyarakat IPTEKS, 5(1), 8.
https://doi.org/10.32528/pengabdian_iptek.v5i1.2154

Maharani, M., Wahyuni, S., & Fitrianti, D. (2019). Tingkat pengetahuan dan sikap ibu terkait
makanan tambahan dengan status gizi balita di Kecamatan Woyla Barat. AcTion: Aceh
Nutrition Journal, 4(2), 81. https://doi.org/10.30867/action.v4i2.78

Muhammad Abdillah, F., & Astria Paramashanti, B. (2020). Edukasi gizi pada ibu oleh kader
terlatih meningkatkan asupan energi dan protein pada balita (Maternal nutrition education
by trained cadres increased energy and protein intakes among children under-fives).
AcTion: Aceh Nutrition Journal, 2(5), 156–163. http://dx.doi.org/10.30867/action.v5i2.313

Anda mungkin juga menyukai