Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah Praktik Belajar
Lapangan
Disusun Oleh :
Damianus Devister Ramang (18110001)
Klanta Waitira (18110002)
Maria Camelia Oktaviani (18110003)
Nancy Esterlin Baly (18110004)
Muhammad An-nuur Pratama (18110006)
Yali Yikwa (18110017)
Elianti (18110089)
Hari : Rabu
Tanggal : 22 Juni 2022
Waktu : 09.00 WIB
Tempat/Ruang : Ruangan 304
Menyetujui,
Pembimbing Akademik
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Kesehatan Masyarakat Program Sarjan
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan
Karunia-Nya lah, sehingga kami dapat melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan
Praktik Belajar Lapangan (PBL) pada tanggal 17 Mei – 10 Juni 2022 di Dusun
Turgo, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY dan
menyelesaikan laporan akhir Praktik Belajar Lapangan (PBL) dengan baik. Oleh
karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak yang
berperan serta mendukung kami dalam kegiatan ini :
1. Bapak Prof. Dr. dr. Santoso, MS, Sp.Ok selaku Rektor Universitas Respati
Yogyakarta.
2. Bapak Ns. Wahyu Rochdiat M., M.Kep., Sp.Kep.J selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.
3. Ibu Yelli Yani Rusyani, SKM.,M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Program Sarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati
Yogyakarta.
4. Bapak Suwarto SKM M. Kes selaku dosen pembimbing lapangan yang sudah
memberi arahan, dukungan dan bimbingan pada kelompok 1 selama
melaksanakan kegiatan PBL ini.
5. Bapak Misran Selaku Pembimbing lahan kami yang sudah memberikan arahan,
nasehat, dukungan sera bimbingan pada mahasiswa selama melaksanakan PBL
6. Semua masayarakat di Dusun Turgo mulai dari RT 1, RT 2, RT 3, RT 4, RT 5,
RT 6 dan RT 7 yang telah bersedia dan meluangkan waktu untuk berpartisipasi
dalam semua kegiatan kami.
7. Semua teman-teman karangtaruna di padukuhan Turgo yang selalu setia
membantu berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa PBL
8. Semua teman-teman PBL yang telah ikut serta dalam menjalankan seluruh
kegiatan serta penulisan laporan ini.
Laporan (PBL) ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dari semua pembaca laporan
ini. Semoga Laporan Pembelajaran Belajar Lapangan (PBL) ini dapat
Penyusun
DAFTAR ISI
KB : Keluarga Berencana
SD : Sekolah Dasar
UU : Undang-undang
SK : Surat Keputusan
TP : Tempat Pembuangan
TBC : Tuberkulosis
OAT : Obat Anti Tuberculosis
RT : Rukun Tetangga
RW : Rukun Warga
KK : Kepala Keluarga
INH : Isonikitinihildrazida
MC : Master Of Ceremony
TK : Taman Kanak-kanak
BB : Berat Badan
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang
diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap
anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain
(Manurung 2018). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawa satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. Keluarga adalah unit dari
masyarakat dan merupakan Lembaga yang mempengaruhi
kehidupan masyarakat. Dalam masayarakat, hubungan erat anatara
anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga
sebagai Lembaga atau unit layanan perlu di perhitungkan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga
yaitu sebuah ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan
(darah atau adopsi), tinggal dalam satu atap yang selalu
berinteraksi serta saling ketergantungan.
2. Fungsi Keluarga
Keluaraga memiliki lima fungsi yaitu :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal
keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi
afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi dimulai sejak manusia itu lahir. Keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi,
misalnya anak yang baru lahir akan menatap ayah, ibu dan
orang-orang yang ada di sekitarnya. Dalam hal ini keluarga
dapat membina hubungan sosial pada anak, membentuk
norma-norma tangka laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak dan menaruh nilai-nilai budaya
kelurga.
c. Fungsi Reproduksi
Untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah,
selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan
tujuan untuk membentuk keluarga adalah meneruskan
keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluaraga seperti memenuhi kebutuhan
makan, pakaian, dan tempat tinggal.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan
keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan
atau merawat anggota keluarga yang sakit.
3. Tahap-tahap perkembangan keluarga
Berdasarkan kondel Duvall dan Miller, tahapan perkembangan
keluarga di bagi menjadi delapan :
a. Keluarga Baru
Tugas perkembangan keluarga dalam tahap ini anatara lain
yaitu membina hubungan intim yang memuaskan,
menetapkan tujuan bersama, membina hubungan dengan
keluarga lain, mendiskusikan rencana memiliki anak atau
KB, persiapan menjadi orangtua dan memahami Prenatal
Care (Pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi
orangtua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan
Tugas Perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain
yaitu adapatasi perubahan anggota keluarga,
mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan, memahami peran dan tanggung jawab,
bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan
perkembangan anak, serta konseling KB postpartum 6
minggu.
c. Kelurga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan
kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh
kembang, proses belajar dan kontak social) dan
merencanakan kelahiran berikutnya.
d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)
Tugas perkembangan keluaraga seperti membantu
sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah,
mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.
e. Keluaraga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah
pengembangan terhadap remaja, memelihara komunikasi
terbuka, mempersiapkan perubahan system, peran dan
peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan
tumbuh kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluaraga mempersiapkan anak untuk
hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata
kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarganya.
g. Keluarga usia pertengahan
Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam
mengolah minat sosial, dan waktu santai, memulihkan
hubungan antara generasi muda-tua, serta persoalan masa
tua.
h. Keluaraga lanjut usia
Keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian tahap masa
pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima
kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta
melakukan live rewiew masa lalu.
4. Tugas Keluaraga Dalam Bidang Kesehatan
Tugas Keluaraga Dalam Bidang Kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Keluaraga mampu mengenal masalah kesehatan
b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan
c. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota
keluarga yang sakit
d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
terdapat dilingkungan setempat
C. Konsep Riwayat Perjalanan Ilmiah Penyakit
1). Merokok
a. Pengertian Merokok
Merokok merupakan sebuah aktivitas yang kini banyak diminati
oleh para remaja. Dahulu kala merokok hanyalah menjadi bagian
dari kehidupan orang-orang tua. Tapi kini merokok sudah
meramba ke dalam kehidupan anak-anak sekolah mulai dari SMA
sampai SMP dan yang paling parahnya lagi sudah ada sebagian
anak SD yang sudah pandai merokok. Orang-orang yang menjadi
perokok aktif mengatakan bahwa merokok itu mengasikan dan
menyenangkan karena dapat menghilangkan stres. Tetapi dibalik
kenikmatan yang dirasakan oleh para perokok tersebut terdapat
bahaya yang sangat mematikan bagi dirinya dan kehidupan masa
depannya. Apabila merokok telah menjadi sebuah kebiasaan yang
dilakukan oleh masyarakat pada umumnya, maka bahaya merokok
juga akan mengganggu masa depannya. Masa depan perokok akan
menjadi suram, lihatah ketika mereka ketagihan untuk
mengkonsumsi sebatang rokok, jika sudah fatal maka mereka akan
melakukan segala cara untuk dapat menikmati sebatang rokok.
Penyakit yang timbul akan tergantung dari kadar zat berbahaya
yang terkandung, kurun waktu kebiasaan merokok, dan cara
mengisap rokok. Semakin muda seseorang mulai merokok,
semakin besar risiko orang tersebut mendapat penyakit saat tua.
Mencegah remaja untuk tidak merokok memang bukan suatu
pekerjaan yang mudah karena pengaruh gaya hidup yang mengarah
pada penggunaan rokok jauh lebih besar dan lebih kuat dari pada
promosi-promosi perilaku hidup sehat tanpa rokok, apalagi
didukung oleh para idola remaja, guru, bahkan ahi kesehatan yang
merokok. Karena itu cara terbaik adalah memberi kesempatan
kepada para remaja untuk sebanyak-banyaknya melakukan
eksplorasi mengenai konsekwensi dari merokok itu. Bentuk-bentuk
kegiatan atau pendidikan yang mengembangkan keterampilan
psikososial seperti berpikir kritis, berpikir kreatif, kesadaran diri
dan sebagainya (live skill education) yang di kemas dalam bentuk
diskusi maupun bermain peran adalah cara yang paling dianjurkan
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap bahaya
merokok, dan diharapkan lebih efektif dalam mencegah remaja
merokok ( ی ص باحn.d.)
b. Dampak
Dampak merokok terhadap kehidupan remaja didalam masyarakat
memiliki dampak yang berbeda sesuai dengan kontekstualitas
masyarakat itu sendiri dan juga didorong oleh faktor lingkungan
yang berbeda-beda di dalam masyarakat. Dampak yang dimaksud
dari akibat rokok terhadap kehidupan remaja adalah dampak positif
dan dampak negatif dapat di jelaskan dibawa ini (Hinestroza
2018):
1) Dampak positif merokok terhadap kehidupan, memiiki
beberapa dampak yang berupa: mengurangi stress,
menimbulkan perasaan nikmat dan mempererat pergaulan
antar kawan.
2) Dampak negatif terhadap terhadap kehidupan berupa: rokok
memboroskan, menimbulkan ketergantungan, menurunkan
konsentrasi, menurunkan kebugaran dan merokok mengganggu
kesehatan.
c. Kandungan dalam rokok
Tembakau dapat dibuat rokok, dikunyah dan dihirup. Nikotin dan
asap rokok akan keluar dari tembakau dalam proses merokok
(menghirup) ataupun mengunyah. Pada daun yang masih asli,
nikotin terikat pada asam organik dan tetap terikat pada asam bila
daun dikeringkan perlahan-lahan. Kandungan senyawa penyusun
rokok yang dapat mempengaruhi pemakai adalah golongan
alkaloid yang bersifat perangsang (stimulant). Alkaloid yang
terdapat dalam daun tembakau antara lain: nikotin, nikotirin,
anabasin, myosmin, dan lain-lain. Nikotin adalah senyawa yang
paling banyak ditemukan dalam rokok sehingga semua alkaloid
dianggap sebagai bagian dari nikotin. Nikotin adalah senyawa
alkaloid toksis yang dipisahkan dari tembakau dan merupakan
senyawa amin tersier dengan rumus empiris C10H14N2 dan dalam
kimia organik sebagai 1- metil-2-pirolidin (3-piridin). Nikotin
dalam keadaan murni tidak berwarna, berupa minyak cair mudah
menguap, larut dalam alcohol, eter dan petroleum eter. Mendidih
pada suhu 246-247oC dan membeku pada suhu dibawah 80oC.
Pada suhu rendah, sedikit berbau tetapi jika dipanaskan akan
dihasilkan uap yang berbau merangsang dan akan bereaksi dengan
udara yang ditandai dengan perubahan warna menjadi coklat.
Nikotin bersifat alkali kuat dan terdapat dalam bentuk bukan ion
sehingga dapat melalui membrane sel saraf. Sifat racun keras yang
dimiliki nikotin dapat menyebabkan kelumpuhan saraf dan mudah
diserap melalui kulit. Rata-rata kadar nikotin dalam tembakau
berkisar antara 0,5-4%. Kadar nikotin beberapa jenis tembakau di
Indonesia berkisar antara 0,5- 2,5%. Setelah daun mencapai
sempurna (tua) kadar nikotin semakin berkurang. Kadar air yang
cukup tinggi menyebabkan kadar nikotin pada daun yang telah
diawetkan dan hasil olahan pabrik cenderung berkurang.
Berkurangnya kadar nikotin disebabkan terjadinya dekomposisi
akibat penguapan. Selain nikotin, tembakau juga mengandung
karbohidrat, klorofil, asam-asam organik, enzim, mineral, dan
logam. Dalam asap rokok terkandung tiga zat kimia yang paling
berbahaya, yaitu tar, nikotin, dan karbon monoksida. Tar atau
getah tembakau adalah campuran beberapa zat hidrokarbon.
Nikotin adalah komponen terbesar dalam asap rokok dan
merupakan zat aditif. Karbon monoksida adalah gas beracun yang
mempunyai afinitas kuat terhadap hemoglobin pada sel darah
merah sehingga membentuk karboksihemoglobin. Di samping
ketiga senyawa tersebut, asap rokok juga mengandung senyawa
piridin, amoniak, karbon dioksida, keton, aldehida, cadmium,
nikel, zink, dan nitrogen oksida. Pada kadar yang berbeda, semua
zat tersebut bersifat mengganggu membran berlendir yang terdapat
pada mulut dan saluran pernafasan. Asap rokok bersifat asam (pH
5,5), dan nikotin berada dalam bentuk ion tetapi tidak dapat
melewati membran secara cepat sehingga pada selaput lender
(mukosa) pipi terjadi absorpsi nikotin dari asap rokok. Perokok
yang menggunakan pipa, cerutu, dan beberapa macam sigaret
Eropa, menghisap asap rokok yang bersifat basa dengan pH 8,5,
dan nikotin yang terdapat di dalam asap rokok tersebut tidak
berada dalam bentuk ion sehingga dapat langsung di absorpsi
dengan baik melalui mulut.
d. Faktor Pengaruh seseorang merokok
Ada banyak alasan yang melatarbelakangi perilaku
merokok pada remaja. Secara umum menurut Kurt Lewin, bahwa
perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu.
Artinya, perilaku merokok selain disebabkan faktor-faktor dari
dalam diri, juga disebabkan faktor lingkungan. Faktor dari dalam
remaja dapat dilihat dari kajian perkembangan remaja. Remaja
mulai merokok dikatakan oleh Erikson berkaitan dengan adanya
krisis aspek psikososial yang dialami pada masa perkembangannya
yaitu masa ketika mereka sedang mencari jati dirinya. Dalam masa
remaja ini, sering dilukiskan sebagai masa badai dan topan karena
ketidaksesuaian antara perkembangan fisik yang sudah matang dan
belum diimbangi oleh perkembangan psikis dan sosial. Upaya-
upaya untuk menemukan jati diri tersebut, tidak semua dapat
berjalan sesuai dengan harapan masyarakat. Beberapa remaja
melakukan perilaku merokok sabagai cara kompensatoris. Seperti
yang dikatakan oleh Brigham (1991) bahwa perilaku merokok bagi
remaja merupakan perilaku simbolisasi. Simbol dari kematangan,
kekuatan, kepemimpinan, dan daya tarik terhadap lawan jenis.
e. Cara Pencegahan
Sebagai upaya pencegahan dampak dan perilaku merokok
pada anak-anak di Padukuhan Turgo, maka Mahasiswa PBL
mengadakan pertemuan penyuluhan terkait generasi sehat tanpa
merokok. Kegiatan penyuluhan diikuti oleh anak-anak di
Padukuhan Turgo. Seluruh anak-anak berpartisipasi untuk
mengikuti penyuluhan serta antusias dalam menyimak materi yang
diberikan. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan interaktif
sehingga seluruh peserta bisa aktif dalam kegiatan tersebut. Hasil
dari kegiatan ini menekankan pada pentingnya informasi dan peran
dari berbagai pihak secara komprehensif untuk mendukung upaya
penyuluhan edukasi dampak rokok pada generasi yang akan
datang.
2) Sampah
a. Pengertian Sampah
Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan
sampah, menyebutkan bahwa sampah merupakan permasalahan
nasional sehingga pengelolaannya perlu lakukan secara
komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan
manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi
lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat.
Menurut definisi World Health Organization (WHO)
sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006).
Berdasarkan SK SNI tahun 1990, sampah adalah limbah yang
bersifat padat yang terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang
dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
membahayakan dan melindungi infestasi pembangunan (Dobiki
2018).
b. Jenis-jenis Sampah
Menurut Soemirat Slamet, bahwa sampah dibedakan atas
sifat biologisnya sehingga memperoleh pengelolaan yakni: sampah
yang dapat membusuk, seperti sisa makan, daun, sampah kebun,
pertanian, dan lainnya; sampah yang berupa debu dan sampah yang
berbahaya terhadap kesehatan, seperti sampa-sampah yang berasal
dari industri yang mengandung zat-zat kimia maupun zat fisik
berbahaya, sedangkan menurut Noelaka sampah dibagi menjadi
tiga bagian yaitu (Dobiki 2018):
1. Sampah organik, merupakan barang yang dianggap sudah tidak
terpakai dan dibuang oleh pemilik atau pemakai sebelumnya,
tetapi masih bisa digunakan kembali, bisa dikelolah dan
dimanfaatkan dengan prosedur yang benar, sampah ini dengan
mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah organik
merupakan sampah yang mudah membusuk seperti sisa
daging, sisa syuran, daun-daun, sampah kebun dan lainnya.
2. Sampah anorganik, merupakan sampah yang dihasilkan dari
bahan-bahan non hayati baik berupa produk sintetik maupun
hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah ini
merupakan sampah yang tidak mudah membusuk seperti,
kertas, plastik, logam, karet, abu gelas, bahan bangunan bekas
dan lainnya. Sampah anorganik umumnya berasal dari rumah
tangga, misalnya botol plastik, botol kaca, tas plastik, dan
kaleng
3. Sampah B3 (Bahan Berbahaya Beracun), sampah ini terjadi
dari zat kimia organik dan anorganik serta logam-logam berat,
yang umunnya berasal dari buangan industri. Pengelolaan
sampah B3 tidak dapat dicampurkan dengan sampah organik
dan anorganik. Biasanya ada badan khusus yang dibentuk
untuk mengelola sampah B3 sesuai peraturan berlaku.
c. Cara Pengolahan
Mengelola sampah sesungguhnya juga dapat dilakukan oleh
masyarakat sendiri dengan melakukan pemilahan/ pemisahan
sampah berdasarkan jenisnya. Pemilahan tersebut misalnya dengan
membagi apakah sampah tersebut sampah kering, sampah basah,
atau sampah plastik dan botol. Hal ini tentunya akan memudahkan
petugas kebersihan untuk memberikan perlakuan yang lebih cepat
dibanding harus dilakukan pemilahan sendiri oleh petugas
kebersihan. Konsepsi 3 R yaitu (1) reduce, mendorong kita sebisa
mungkin mengurangi penggunaan barang yang menghasilkan
sampah, (2) reuse, menggunakan kembali barang yang biasa
dibuang dengan menghindari barang-barang yang disposable
(sekali pakai buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu
pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah dan yang ke (3)
recycle yaitu mendaur ulang. Sampah yang dibuang harus dipilah,
sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang secara
optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang
tercampur seperti yang ada saat ini. Industri-industri harus
mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses
daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis
dan alur sampah, dimana dengan pemilahan tersebut, maka akan
dengan mudah bagi pemulung atau pengusaha daur ulang
menemukan sampah yang dapat didaur-ulangkan. Selain itu
pembuangan sampah yang tercampur dapat merusak dan
mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa
dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/
mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang
dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya.11
Selanjutnya, TP (Tempat Penampungan) sampah perlu tersedia dan
tersebar dititik-titik yang memudahkan tidak hanya masyarakat,
tetapi juga petugas kebersihan untuk mengumpulkan dan
mengangkut sampah tersebut ke TPA setiap harinya. Pemerintah
Daerah memang perlu untuk memberlakukan jam-jam tertentu
pembuangan sampah yang dapat dilakukan oleh masyarakat, Dari
TP sampah tersebut kemudian diangkut ke TPA. TPA (Tempat
Pembuangan Akhir) merupakan hal mendasar yang perlu
dipersiapkan dengan baik. Diperlukan pemilihan tempat TPA yang
jauh dari pemukiman penduduk serta luas TPA yang memenuhi
standar yang baik. Ketersediaan infrastruktur ini merupakan salah
satu faktor penting dalam pengelolaan sampah permukiman kota
selain faktor perilaku masyarakat, anggaran, teknologi pengolahan
sampah dan partisipasi stakeholders pengelolaan sampah.
3) TB Paru
a. Pengertian TB Paru
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini biasanya
menyerang paru-paru, tetapi bakteri Tb dapat menyerang bagian
tubuh mana saja seperti ginjal, tulang belakang, dan otak.
Mycobacterium tuberculosis dimana laju pertumbuhan basil
tersebut ditentukan berdasarkan suhu udara yang berasa di
sekitarnya. Dengan adanya sirkulasi udara yang baik dapat
meminimalisasi penularan TB paru dalam rumah dan suhu
ditentukan adanya signifikasi dengan kejadian penyakit TB Paru.
TB merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian dan
pembuluh utama penderita HIV di seluruh dunia. Secarah global
pada tahun 2017 jumlah tertinggi kasus TB terjadi di wilayah Asia
Tenggara dan Pasifik Barat dengan 62% kasus baru, diikuti oleh
wilayah Afrika dengan 25% kasus baru. Kasus TB terjadi di 30
negara sebesar 87% (Mathofani and Febriyanti 2020)
b. Gejala TB Paru
Gejala umum tuberkulosis adalah sebagai berikut (Mar’iyah and
Zulkarnain 2021) :
1. Berat badan turun selama tiga bulan berturut-turut tanpa sebab
yang jelas
2. Demam meriang lebih dari sebulan
3. Batuk lebih dari dua minggu, batuk ini bersifat nonremitting
(tidak pernah reda atau intensitas semakin lama semakin parah)
4. Dada terasa nyeri
5. Sesak napas
6. Nafsu makan tidak ada atau berkurang
7. Mudah lesu atau malaise
8. Berkeringat malam walaupun tanpa aktifitas fisik
9. Dahak bercampur darah
c. Faktor Risiko TB Paru
1. Umur menjadi faktor utama risiko terkena penyakit
tuberculosis karena kasus tertinggi penyakit ini terjadi pada
usia muda hingga dewasa. Indonesia sendiri diperkirakan 75%
penderita berasal dari kelompok usia produktif (15-49 tahun)
2. Jenis Kelamin, jenis kelamin ini lebih banyak menyerang laki-
laki daripada wanita, karena sebagian besar laki-laki
mempunyai kebiasan merokok
3. Kebiasaan merokok dapat menurunkan daya tahan tubuh,
sehingga mudah untuk terserang penyakit terutama pada laki-
laki yang mempunyai kebiasaan merokok dan memunum
alkohol
4. Pekerjaan, hal ini karena pekerjaan dapat menjadi faktor risiko
kontak langsung dengan dengan penderita. Risiko penularan
tuberkulosis pada suatu pekerjaan adalah seorang tenaga
kesehatan yang melakukan kontak langsung dengan pasien
walaupun masih ada beberapa pekerjaan yang dapat menjadi
faktor risiko yaitu seorang tenaga pabrik.
5. Status ekonomi juga menjadi faktor risiko mengalami penyakit
tuberkulosis, masyarakat yang memiliki pendapatan yang kecil
membuat orang tidak layak memenuhi syarat-syarat kesehatan
6. Faktor lingkungan merupakan salah satu yang mempengaruhi
pencahayaan rumah, kelembaban, suhu, kondisi atap, dinding,
lantai rumah serta kepadatan hunian. Bakteri Mycobacterium
tuberculosis dapat masuk pada rumah yang memiliki bangunan
yang gelap dan tidak ada sinar matahari yang masuk.
d. Pencegahan TB Paru
Pencegahan dan pengendalian faktor risiko TB paru dapat
dilakukan dengan cara :
1. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat
2. Membudayakan perilaku etika berbatuk
3. Melakukan penglihatan dan perbaikan kualitas perumahan dan
lingkungannya sesuai dengan standar rumah sehat
4. Peningkatan daya tahan tubuh
5. Penanganan penyakit penyerta TBC
6. Penerapan pencegahan dan pengndalian infeksi TBC di
Fasilitas pelayanan kesehatan, da diluar fasilitas pelayanan
kesehatan.
B. Populasi Penelitian
C. Sampel Penelitian
G. Analisis Data
PEMBAHASAN
A. DATA UMUM
1. Data Geografi
a. Batas Wilayah
Secara administratif Padukuhan Turgo berada di wilayah Desa
Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, sebagai
berikut:
1) Sebelah Utara : Tawangrejo
2) Sebelah Seatan : Wringin Lor
3) Sebelah Timur : Sudimoro
4) Sebelah Barat : Glagah Ombo, Girikerto Turi
b. Luas Wilayah
Padukuhan Turgo termasuk kedalam Desa Purwobinangun, Turgo
menjadi kawasan desa yang paling tinggi. Jarak antara Turgo
dengan merapi hanya 7 km. Secara geografis terletak 900 m dari
permukaan laut. Dusun Turgo terbagi menjadi 2 wilayah yaitu
Dusun Turgo bagian Utara dan Dusun Turgo bagian Relokasi.
Jumlah RW ada 2 yang terdiri dari RW 01, RW 02 di Turgo bagian
utara dan RW 03 di Turgo Relokasi. Sedangkan RT ada 7 yang
terdiri dari RT 01,02,04 di Turgo bagian utara dan RT 05,06 dan 07
di Turgo Relokasi.
c. Topografi Wilayah
Padukuhan Turgo meliputih tanah pekarangan dan perkebunan teh
dan kopi dan berbagai tanaman lainnya. Mayoritas pekarangan di
dusun Turgo dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan salak. Namun
ada juga yang dimanfaatkan untuk ditanami sayur dan singkong.
2. Data Demografi
Data Demografi merupakan gambaran sebaran penduduk yang ada di
Padukuhan Turgo yakni sebagai berikut:
a. Jumlah total penduduk di Padukuhan Turgo sebanyak 997 jiwa,
kemudian jumlah KK sebanyak 401 KK.
b. Jenis agama yang dianut oleh Padukuhan Turgo ada 3 yaitu :
agama Islam, Khatolik dan Kristen Protestan
c. Sebaran umur di Padukuhan Turgo mayoritas di dominasi oleh usia
produktif. Hal ini ditandai dengan pada waktu pengambilan data
paling banyak usia 26-40 Tahun.
d. Pekerjaan mayoritas penduduk Padukuhan Turgo adalah petani,
kemudian buruh. Selain itu ada beberapa warga yang berprofesi
sebagai PNS, Pegawai Swasta, Wiraswasta dan Pemilik Pertanian.
B. DATA KHUSUS
120
100
80
60
40
20
0
60
50
40
30
20
10
0
BPJS Tempat BPJS Mandiri BPJS Bantuan Lainnya
Kerja Pemerintah
40
30
20
10
0
Mahal Tidak Ada Tidak Tahu Pengurusan Tidak Tahu Lainnya
Informasi Pengurusan Sulit
Berdasarkan data di atas munujukkan alasan masyarakat yang tidak
memiliki BPJS Kesehatan karena disebabkan oleh tidak adanya
informasi, kemudian tidak tahu pe ngurusannya dan pengurusannya
sulit.
2. Diare
a. Data Penderita Diare
200
150
100
50
0
Ya Tidak
120
100
80
60
40
20
0
Ya Tidak
150
100
50
0
Ya Tidak
150
100
50
0
Ya Tidak
30
25
20
15
10
5
0
Ya Tidak
200
150
100
50
0
Ya Tidak
3
2
1
0
Rumah Sakit Puskesmas
140
120
100
80
60
40
20
0
Ya Tidak
200
150
100
50
0
Ya Tidak
120
100
80
60
40
20
0
Ya Tidak
120
100
80
60
40
20
0
Ya Tidak
150
100
50
0
Ya Tidak
120
100
80
60
40
20
0
Bapak Anak Ibu
200
100
D 0
Ya Tidak
200
150
100
50
0
Air Minum Kemasan Air Pipa Yang
Galon Dialirkan Ke Rumah
200
150
100
50
0
Ya Tidak
D
Data di atas menunjukkan bahwa 100% sumber air minum di
padukuhan Turgo mencukupi.
c. Data Air Berwarna Jernih
200
150
100
50
0
. Ya Tidak
200
150
100
50
0
Ya Tidak
200
150
100
50
0
Ya Tidak
200
150
100
50
0
Ya Tidak
D
Data di atas menunjukkan bahwa 100% warga padukuhan Turgo
merebus air sebelum di minum.
g. Data Fasilitas Buang Air Besar
200
150
100
50
0
Kakus Dg Kakus Dg Kakus Tanpa Sungai Pekarangan
Septik Milik Septik Milik Septik
Sendiri Bersama
150
100
50
0
Mengalir Dipermukaan Tanah Dialirkan Dengan Pipa
Tertutup
150
100
50
0
Di Sungai Di Pekarangan Peresapan
200
150
100
50
0
<11 M 11 M >11 M
200
150
100
50
0
Tanah/Pasir/Kerikil Kayu Keramik/Semen/Tegel
200
150
100
50
0
Kayu/Bambu Batu Bata
D
Data di atas menunjukkan bahwa 95,1% bahan dinding warga
dusun Turgo terbuat dari batu bata. Namun penyangga atap rumah
paling banyak menggunakan bambu.
m. Data Ventilasi yang Dimiliki
150
100
50
0
Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat
200
150
100
50
0
Ya Tidak
100
50
0
Ya Tidak
120
100
80
60
40
20
0
Ya Tidak
200
150
100
50
0
Ya Tidak
180
160
140
120
100
80
60
40
20 Tidak
0
Ya
180
160
140
120
100
80
60
40
20 Tidak
0
Ya
Berdasarkan data di atas dapat diketahui kejadian yang pernah
dialami oleh warga padukuhan Turgo 1 tahun terakhir untuk yang
pernah terjatu sebanyak 11 orang (6,6%), kecelakaan kerja dan
kecelakaan lalu lintas dan tergores/tersayat/terpotong/tertusuk
masing – masing sebanyak 10 orang (6%), kemudian tersiram air
panas dan tergigit binatang buas masing-masing sebanyak 1 orang
(0,6%).
150
100
50
0
Ya Tidak
25
20
15
10
5
0
Rumah Sakit Puskesmas Bidan Praktek Dokter Spesialis
Mandiri Kandungan
Data di atas menunjukkan bahwa tempat ibu yang pernah/sedang
hamil paling sering memeriksakan kandungannya paling banyak di
Puskemas.
60
40
20
0
Ya Tidak
30
25
20
15
10
5
0
Rumah Sakit Puskesmas Bidan Praktek Mandiri
150
100
50
0
Ya Tidak
60
40
20
0
Tenaga kesehatan Kader Media
TV,Radio,Majalah
150
100
50
0
Ya Tidak
40
20
0
Pil Suntik Susuk Spiral KB Alami
150
100
50
0
Ya Tidak
200
150
100
50
0
Ya Tidak
150
100
50
0
Ya Tidak
25
20
15
10
5
0
<4 Bulan 4-6 Bulan Tepat 6 Bulan >6 Bulan
150
100
50
0
Ya Tidak
Dari data di atas dapat diketahui jumlah balita di padukuhan Turgo
hanya berjumlah 17,6% . Hal ini kemungkinan masih banyak
bayi/balita yang belum terdata.
b. Bayi/Balita Ditimbang
40
30
20
10
0
Ya Tidak
a
Dari atas di atas dapat diketahui bahwa bayi/balita di dusun turgo
rata-rata ditimbang yakni sebanyak 100%.
c. Tempat Bayi/Balita Di Timbang
30
20
10
0
Puskesmas Posyadu
40
30
20
10
0
Ya Tidak
40
30
20 Tidak
10
Ya
0
BCG POLIO DPT HEPATITIS CAMPAK
B
150
100
50
0
Ya Tidak
60
50
40
30
20
10
0
Ya Tidak
200
150
100
50
0
Ya Tidak
80
60
40
20
0
Rumah Sakit Puskesmas Dokter Praktek Lainnya
200
150
100
50 Tidak
0 Ya
Mengunakan Menjaga Jarak Mencuci Tangan
Masker saat Saat Di luar Setelah Aktifitas
keluar
E. Prioritas Masalah
Setelah melakukan pengolahan data melaui Exel dan melakukan
penentuan prioritas masalah menggunakan metode USG, prioritas masalah
yang di dapatkan adalah prilaku merokok dalam keluarga dimana dari 165
KK yang merokok dari setiap KK adalah 112 (68%), selanjutnya adalah
masalah tentang pengolahan sampah dan yang ketiga adalah masalah
terkait tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit TB Paru dimana
dari 165 KK ada 122 (74%) masyarakat yang belum mengetahui tentang
penyakit TB paru. Setelah menentukan prioritas masalah mahasiswa
melakukan MMD 2 (Musyawarah Masyarakat Desa) yang bertujuan
untuk menyampaikan kepada tokoh masyarakat terkait masalah yang
didapatkan oleh mahasiswa pada Padukuhan Turgo. Kegiatan MMD 2 ini
di hadiri oleh : Dosen pembimbing akademik, pembimbing puskesmas,
pembimbing lahan (Bapak Kepala Dukuh), semua ketua RT (RT 01-RT
07), kader dan ketua karangtaruna.
Pertemuan
dengan semua
Tokoh
Masyarakat di
Padukuhan Turgo
dengan tujuan
perkenalan dan
penyerahan
mahasiswa PBL
di Padukuhan
Turgo pada pukul
19:30-selesai
Pengambilan data
di RT 02/RW 01
Pukul
6. Minggu, 22 Gotong-royong
Mei 2022 bersama
masyarakat dan
melakukan
penanman bunga
pada pot yang
kosong pukul
08.00-10.30
Pengambilan data
di RT 04/RW
8. Selasa, 24 Mei Pengambilan data
2022 di RT 05/RW 03
pengolahan
sampah menjadi
ecobrick
10. Kamis, 26 Mei Penyuluhan
2022 tentang cuci
tangan pakai
sabun dan
berkreasi
mengolah sampah
plastik menjadi
bunga
Pengolahan Data
16. Rabu, 01 Juni Bimbingan
2022 dengan
pembimbing
puskemas
Melakukan
penyuluhan
tentang tentang
TB Paru dan
memberikan
pelatihan tentang
pembuatan
kompos pada
ibu-ibu PKK
16.00-17.00
21. Senin, 06 Juni Melakukan
2022 kunjungan pada
KK Binaan
b. Permasalahan Narkoba
e. Dampak
f. Pencegahan
Waktu : 17:30-18:10
d. Dampak Merokok
e. Pencegahan Merokok
b. Cara Penularan
b. Pengertian Kompos
d. Contoh Kompos