TAHUN 2019
LAPORAN
PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN 3
DHITA YOANA
1506688203
DEPOK
MEI 2019
LEMBAR PERSETUJUAN
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : Mei 2019
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Pendidikan Formal :
1. Universitas Indonesia (2015-sekarang)
2. SMAN 1 Karawang (2012-2015)
3. SMPN 1 Klari (2009-2012)
4. SDIT Al-Hikmah Indonesia (2003-2009)
ii
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, saran
dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan untuk
kesempurnaan laporan ini dengan harapan yang bermanfaat bagi para pembaca.
iii
Depok, Mei 2019
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................... i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ i
DAFTAR TABEL .................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ............................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN .......................................... Error! Bookmark not defined.
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ................................................. Error! Bookmark not defined.
1.2 Tujuan .............................................................. Error! Bookmark not defined.
1.2.1 Tujuan Umum ............................................... Error! Bookmark not defined.
1.2.2 Tujuan Khusus .............................................. Error! Bookmark not defined.
1.3 Manfaat ............................................................ Error! Bookmark not defined.
1.3.1 Bagi Mahasiswa ............................... Error! Bookmark not defined.
1.3.2 Bagi Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku ... Error!
Bookmark not defined.
1.3.3 Bagi PKPU Human Initiative ........... Error! Bookmark not defined.
1.3.4 Bagi Puskesmas Kecamatan Tenjo .. Error! Bookmark not defined.
1.3.5 Bagi Dinas Kabupaten Bogor........... Error! Bookmark not defined.
1.4 Ruang Lingkup Kegiatan ................................. Error! Bookmark not defined.
BAB 2 GAMBARAN UMUM TEMPAT PBL 3 .. Error! Bookmark not defined.
2.1 Gambaran Umum Human Initiative ................. Error! Bookmark not defined.
2.2 Gambaran Umum Desa Tenjo .......................... Error! Bookmark not defined.
BAB 3 ANALISIS SITUASI ................................. Error! Bookmark not defined.
3.1 Analisis Situasi ................................................................................................ 14
3.1.1 Analisis Situasi Perilaku ............................................................................ 14
3.1.2 Analisis Situasi Lingkungan ...................................................................... 14
3.2 Identifikasi Masalah ........................................................................................ 15
3.3 Prioritas Masalah ............................................................................................. 16
i
BAB 4 PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PERUBAHAN PERILAKU
................................................................................ Error! Bookmark not defined.
4.1 Rencana Pelaksanaan Program PBL 3 ............. Error! Bookmark not defined.
4.2 Sasaran Kegiatan .............................................. Error! Bookmark not defined.
4.3 Uraian Kegiatan ............................................... Error! Bookmark not defined.
4.3.1 Persiapan ..................................................... Error! Bookmark not defined.
4.3.2 Perencanaan Program .................................. Error! Bookmark not defined.
4.3.3 Evaluasi Program ........................................ Error! Bookmark not defined.
4.3.4 Laporan Akhir dan Presentasi ..................... Error! Bookmark not defined.
4.4 Rencana Metode Promosi Kesehatan ............... Error! Bookmark not defined.
4.4.1 Penyuluhan .................................................. Error! Bookmark not defined.
4.4.2 Konseling .................................................... Error! Bookmark not defined.
4.5 Rencana Media Promosi Kesehatan ................. Error! Bookmark not defined.
4.5.1 Pengembangan Media ................................. Error! Bookmark not defined.
4.5.2 Pemanfaatan Media ..................................... Error! Bookmark not defined.
4.5.3 Pengujian Media.......................................... Error! Bookmark not defined.
4.6 Sasaran Program............................................... Error! Bookmark not defined.
BAB 5 PELAKSANAAN PERUBAHAN PERILAKU ...... Error! Bookmark not
defined.
5.1 Jadwal Kegitaan Pengalaman Belajar Lapangan 3 ........ Error! Bookmark not
defined.
5.2 Pelaksanaan Penyuluhan .................................. Error! Bookmark not defined.
5.3 Pelaksanaan Konseling..................................... Error! Bookmark not defined.
5.3.1 Konseling dengan Pokja Posyandu ............. Error! Bookmark not defined.
5.3.2 Konseling dengan Koordinator Posyandu ..... Error! Bookmark not defined.
5.4 Pemberian Media Penyuluhan dan Sarana Program ...... Error! Bookmark not
defined.
BAB 6 EVALUASI ............................................... Error! Bookmark not defined.
6.1 Evaluasi Kegiatan............................................. Error! Bookmark not defined.
6.1.1 Kegiatan Penyuluhan .................................. Error! Bookmark not defined.
6.1.2 Konseling ................................................... Error! Bookmark not defined.
6.2 Evaluasi Proses ................................................ Error! Bookmark not defined.
6.2.1 Assesment ..................................................... Error! Bookmark not defined.
ii
6.2.2 Persiapan ....................................................... Error! Bookmark not defined.
6.2.3 Pelaksanaan ................................................... Error! Bookmark not defined.
6.2.4 Pasca Pelaksanaan ......................................... Error! Bookmark not defined.
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ................. Error! Bookmark not defined.
7.1 Kesimpulan ...................................................... Error! Bookmark not defined.
7.2 Saran ................................................................. Error! Bookmark not defined.
7.2.1 Bagi Puskesmas Kecamatan Tenjo ............. Error! Bookmark not defined.
7.2.2 Bagi Pokja Posyandu .................................. Error! Bookmark not defined.
7.2.3 Bagi PKPU Human Initiative ...................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN ........................................................... Error! Bookmark not defined.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
Ketua umum KPAI, Arist Merdeka Sirait juga menjelaskan bahwa data dari
lapangan, ditemukan bahwa pelaku kekerasan seksual adalah orang-orang
terdekat, 44 persen di lingkungan rumah, 22 persen di lingkungan sekolah, 20
persen diruang publik atau tempat bermain anak dan selebihnya terjadi di tempat
pengasuhan anak.
Kasus kekersan seksual pada anak sudah mendapat perhatian khusus dari
pemerintah, hal ini dibuktikan dengan adanya program Gerakan Nasional Anti
Kejahatan Seksual terhadap Anak (GN-AKSA) sesuai dengan Instruksi Presiden
nomor 5 Tahun 2014. Selain itu juga ada Undang-Undang Nom3or 17 tahun 2016
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016
tentang perubahan kedua atas Undang-Undang nomor 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak menjadi undang-undang. Dalam UU tersebut terdapat
tambahan terkait pemberatan sanksi bagi pelaku kejahatan seksual yakni hukuman
mati, penjara seumur hidup, maksimal 20 tahun penjara dan minimal 10 tahun
penjara dan tiga sanksi tambahan yakni kebiri kimiawi, pengumuman identitas ke
publik serta pemasangan alat deteksi elektronik.
Prevalensi kasus kekerasan seksual di Jawa Barat tercatat sebagai tertinggi
kedua setelah DKI Jakarta (KPAI, 2015). Dan menurut Sahat Farida anggota
Komisi D DPRD Depok menilai Kota Depok berada pada zona merah terkait
kasus kekerasan anak dan perempuan, khususnya kasus kekerasan seksual.
Pada tahun 2018 lalu Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta
Depok menyebutkan terdapat 112 laporan kasus pelanggaran hak anak, yang 52
persennya adalah kasus kekerasan seksual. Angka ini meningkat 28 persen dari
tahun 2017 lalu.
Kejadian kekerasan seksual yang semakin marak tersebut membuat anak-anak
rentan terkena kekerasan seksual terutama pada anak-anak jalanan. Rita
Pranawatisaat, Wakil Ketua KPAI menyatakan anak-anak jalanan lebih rentan
mengalami kekerasan seksual dibandingkan anak-anak normal yang tinggal di
rumah. Hal ini dikarenakan anak-anak jalanan hidup sangat terbuka, kekuasaan
dengan orang-orang sekitar tidak setara.
Melihat data-data dan fakta diatas, maka diperlukan pendidikan seks bagi
anak-anak khususnya anak-anak jalanan di Kota Depok, salah satunya di Sekolah
5
Master Indonesia sebagai lingkungan yang menyediakan kegiatan belajar
mengajar bagi anak-anak Jalanan selain itu hasil penelitian terakhir terkait
Gambaran Perilaku Seksual Anak Jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri
/Sekolah Master Indonesia tahun 2011 menyatakan bahwa pengetahuan anak
jalanan tentang kesehatan reproduksi masih rendah, observasi dan wawancara
dengan pendiri Master dan Kepala Sekolah Dasar Master juga menyebutkan isu
kesehatan reproduksi masih menjadi PR besar sehingga diperlukan intervensi,
karena itu mahasiswa melakukan Program Pendidikan Kesehatan Reproduksi
dengan Pengembangan Metode sesuai Prinsip Umum Konvensi Hak Anak untuk
mencegah kasus kekerasan seksual anak-anak Jalanan di Sekolah Master
Indonesia, Depok sebagai salah satu perwujudan tujuan pembangunan
berkelanjutan/ SDG’s ke-3 kehidupan sehat dan sejahtera target 3b dan juga
untuk mempertahankan Predikat Kota Depok sebagai Kota Layak Anak tingkat
Nindya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan yang
telah didapatkan dari perkuliahan terkait teori khususnya mengenai kesehatan
reproduksi, analisis masalah, lingkungan dan perilaku, penyusunan metode
intervensi, pengembangan media intervensi dan konseling pada siswa-siswi kelas
5 SD Sekolah Master Indonesia, Yayasan Bina Insan Mandiri, Depok.
6
3. Melakukan intervensi tahap satu mengenai remaja, pubertas dan personal
hygine pada bagian reproduksi tubuh untuk siswa-siswi kelas 5 SD Master
Indonesia, Kota Depok, Jawa Barat
4. Melakukan intervensi tahap dua mengenai seks dan gender, jenis perilaku seks
dan kiat menjadi remaja sehat dan bahagia pada siswa-siswi kelas 5 SD
Master Indonesia, Kota Depok, Jawa Barat
5. Melakukan intervensi tahap tiga mengenai bagian tubuh privasi, mengenalkan
jenis kekerasan seksual dan cara menyelamatkan diri dari kekerasan seksual
pada siswa-siswi kelas 5 SD Master Indonesia, Kota Depok, Jawa Barat
6. Melakukan konseling pada satu anak laki-laki dan satu anak perempuan
mengenai seksualitas
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Dapat mengenal berbagai permasalahan dalam upaya promosi kesehatan di
lapangan
2. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang sudah didapatkan selama
perkuliahan terkait ilmu perilaku, pendidikan dan promosi kesehatan pada
anak-anak jalanan
3. Meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam proses perencanaan upaya
promosi kesehatan pada anak-anak jalanan.
7
1.3.3 Bagi Yayasan Bina Insan Mandiri, Sekolah Master Indonesia, Depok
1. Menjalin kemitraan dengan Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu
Perilaku (PKIP) FKM UI
2. Dapat memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam proses
perencaan, pelaksanaan dan evaluasi program promosi kesehatan reproduksi
3. Mendapatkan masukan yang relevan terkait permasalahan kesehatan
reproduksi yang terjadi
8
Kemudian untuk pengembangan dan pemanfaatan media, mahasiswa
membuat bahan presentasi berupa power point dan beberapa bahan aktivitas
dalam ruang untuk penyuluhan yang dibuat berdasarkan beberapa sumber buku
cetak ataupun yang tersedia secara online. Mahasiswa juga melakukan
pemanfaatan media berupa video GN-AKSA dan Lagu Sentuhan Boleh Sentuhan
Tidak Boleh yang merupakan produksi kolaborasi antara Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) RI beserta United
Nation International Children’s Fund (UNICEF).
9
BAB II
GAMBARAN UMUM TEMPAT PBL 3
10
2.2 Tujuan dan Tugas Pokok
Tujuan dari berdirinya Sekolah Master Indonesia (Yayasan Bina Insan
Mandiri) adalah untuk menyiapkan masyarakat sekitar yang mandiri, menyiapkan
insan yang handal melalui keterampilan tepat guna dan berhasil guna.
Sedangkan tugas pokok dari Yayasan Bina Insan Mandiri adalah
menyelenggarakan pendidikan gratis bagi masyarakat miskin kota (marginal)
seperti pengamen, pedagang asongan, anak jalanan, yatim dan kalangan ekonomi
terpinggirkan. Kemudian fungsi dari PKBM Yayasan Bina Insan Mandiri adalah
untuk meningkatkan sumber daya manusia muslim, menyediakan pendidikan
gratis dan berkualitas bagi dhuafa serta menciptakan kader-kader masyarakat yang
bersifat mengasuh dan membimbing anak-anak dhuafa terpinggirkan.
2.3.2 Misi
1. Melahirkan dan mengembangkan fasilitator pembelajaran yang memiliki
integritas, dedikasi dan berkompeten sesuai dengan pendekatan dan proses
belajar yang dijalankan Sekolah Master Indonesia yaitu berdasarkan pada pola
pengajaran mengasihi dan membimbing
2. Mengembangkan kurikulumdan atau modul-modul pembelajaran yang
berbasis pada kemandirian, kemanusiaan dan mampu menumbuhkan
kreativitas serta inovasi warga belajar/siswa dan para fasilitator pembelajaran
3. Menumbuhkan lingkungan dan suasana belajar yang kondusif bagi
berkembangnya partisipasi warga belajar/siswa dan fasilitator pembelajaran
serta rasa aman dan nyaman
4. Mengembangkan laboratorium penelitian dan pengembangan model
pendidikan berkualitas bagi masyarakat marginal
11
5. Mengmbangkan dan meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM)
dan manjemen pendidikan yang handal
6. Mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak diseluruh tingkatan dalam
rangka mewujudkan visi yang telah di tetapkan dan melakukan advokasi
kebijakan untuk mendukung hak-hak dan kepentingan warga belajar/siswa dan
masyarakat marjinal
7. Memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi untuk mendukung proses
belajar mengajar yang berkualitas.
Ketua
Mustami’in
Sekretaris Bendahara
Tony Zulhendra Roqib Bayni
Kepala Bidang Program Kepala Bidang Pembinaan Kepala Bidang Kemitraan Kepala Bidang Keterampilan
Sugeng R. Ekwanto Ardian Triono
Koordinator SMA
Syamsul Ma’arif
Koordinator SMP
Ghifar Maulana
Koordinator SD
Lianti Miasi
Koordinator PAUD
Ma’riffah
12
2.5 Kondisi Fisik Sekolah Master Indonesia
Sekolah Master Indonesia memiliki tanah seluas 8.000 m2 yang awalnya
hanya 1000 m2. berasal dari tanah wakaf, hibah dan hibah wasiat. Bangunan
ruangan sekolah master terdiri dari truk-truk yang sudah dicat dan digambar
sehingga menjadi sangat menarik.
Tabel 1.1 Sarana dan Prasarana Sekolah Master
No. Sarana Jumlah
1. Ruang Kelas 15
2. Ruang Guru 4
3. Ruang Lab Skill 2
4. Ruang TU 1
5. Perpustakaan 1
6. Lapangan Futsal 1
7. Kamar Mandi 16
8. Masjid 1
9. Ruang Kesehatan 2
10. Asrama Laki-laki 3
11. Asrama Perempuan 2
12. Ruang Komputer 1
13. Dapur Umum 1
13
BAB III
ANALISIS SITUASI
14
3. Berdasarkan hasil observasi, banyak anak-anak SD terutama kelas 5 dan 6
yang perilaku kesehariannya melanggar batas, seperti bercanda sambil
memukul bagian bokong menggunakan kain atau ada pula yang mengejek
temannya sering menonton film porno dalam kata lain anak-anak sudah
mulai terpapar dengan film porno
4. Berdasarkan hasil assessment, siswa-siswi masih malu-malu ketika ditanya
tentang haid/menstruasi dan mimpi basah
15
3.3 Prioritas Masalah
Prioritas masalah yang akan diambil di Sekolah Master Indonesia(SMI)
adalah mengenai pengetahuan siswa-siswi kelas 5 SD tentang kesehatan
reproduksi yang komprehensif termasuk untuk dapat meningkatkan kemampuan
menjaga diri sendiri/self protection agar dapat terhindar dari bahaya kekerasan
seksual dan meningkatkan rasa bertanggung jawab untuk saling menghargai
proses perkembangan terkait kesehatan reproduksi baik pada anak laki-laki
maupun anak perempuan.
16
BAB IV
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PERUBAHAN PERILAKU
17
f. Mencari tim dan melakukan penguatan tim
g. Konsultasi kurikulum dan jadwal kegiatan dengan pembimbing fakultas dan
pembimbing lapangan
2. Perencanaan Program
Program akan dilakukan sebanyak empat kali mencakup :
a. Penyuluhan tahap satu kepada siswa-siswi kelas 5 SD Sekolah Master
Indonesia
b. Penyuluhan tahap dua kepada siswa-siswi kelas 5 SD Sekolah Master
Indonesia
c. Penyuluhan tahap tiga kepada siswa-siswi kelas 5 SD Sekolah Master
Indonesia
d. Konseling dengan satu siswa dan satu siswi kelas 5 SD Sekolah Master
Indonesia
3. Evaluasi Program
Kegiatan evaluasi PBL 3 dilakukan dengan melakukan perbandingan antara
sebelum dan sesudah terlaksananya penyuluhan dengan cara membandingkan
hasil pre-test dan post-test dari siswa-siswi yang mengikuti penyuluhan. Evaluasi
juga dilakukan dengan melihat apakah pelaksanaan program sesuai dengan
perencanaan program.
18
4. Laporan Akhir dan Presentasi
Tahap ini merupakan tahapan terakhir dari pelaksanaan PBL 3, yaitu melaporkan
hasil pelaksanaan PBL 3 mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga hasil
evaluasi dalam bentuk presentasi serta laporan tertulis kepada Pembimbing
Akademis, Pembimbing Lapangan, serta Kepala Sekolah Dasar, Sekolah Master
Indonesia. Laporan akhir dibuat setelah seluruh kegiatan dalam program telah
dilaksanakan.
1. Penyuluhan
Penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi dilakukan sebanyak tiga kali pada
siswa/siswi kelas 5 SD Sekolah Master Indonesia.
Rencana penyuluhan akan dilakukan pada :
Hari/Tanggal : 8,16 dan 22 April 2019
Waktu : 08.30-selesai
Tempat : Sekolah Master Indonesia
19
a. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan penyuluhan pada anak-anak adalah untuk memberikan
informasi yang tepat mengenai kesehatan reproduksi sesuai usia mereka yang
mencakup pubertas, menstruasi, mimpi basah, serta seks dan gender, selain itu
juga memberikan pemahaman terkait pengertian kekerasan seksual, jenis-jenis
kekerasan seksual, ciri-ciri pelaku kekerasan seksual serta cara mencegah atau
menghindar dari kekerasan seksual.
b. Uraian Kegiatan
Pada tahap pra-implementasi mahasiswa melakukan analisis calon peserta
penyuluhan dengan melakukan wawancara pada ketua Yayasan Bina Insan
Mandiri dan Kepala Sekolah yang sekaligus wali kelas lima SD Sekolah Master
Indonesia sehingga ditemukan materi apa saja yang tepat, durasi dan waktu yang
tepat juga saran untuk pengembangan metode yang sesuai dengan usia sasaran.
Kemudian mahasiswa melakukan persiapan untuk mengembangkan kurikulum
penyuluhan dengan metode yang unik, dengan games kelompok, ceramah
menggunakan media yang menarik, juga roleplay. Mahasiswa juga melakukan
kerjasama dengan empat orang mahasiswa lain untuk membantu penyuluhan pada
anak sebagai fasilitator kelompok, kemudian membuat booklet untuk fasilitator
dan pelatihan bagi tim fasilitator. Terkait tekhnis penyelenggaraan, mahasiswa
memastikan ketersediaan segala perlengkapan penyuluhan, mulai dari ruangan,
proyektor dan screen, laptop, media penyuluhan dan beberapa hadiah. Mahasiswa
juga mempersiapkan pre-test dan post-test setiap selesai penyuluhan pada anak-
anak.
20
Selanjutnya untuk tahap implementasi akan dilakukan sebagaimana jadwal
berikut :
Tabel 1. 1
Penyuluhan tahap satu pada siswa-sisiwi kelas 5 SD Sekolah Master Indonesia
Materi Metode Media Durasi
Pembukaan dan pengenalan 10 menit
Pre-test Isi kertas pilihan ganda Kertas pre- 10 menit
test 40
lembar
Ice breaking 5 menit
Materi 1 Pengantar Ceramah PPT 10 menit
Remaja dan Pubertas
Pembentukan kelompok 5 menit
Materi 2 Perubahan Games dalam kelompok 4 paket 15 menit
Fisik pada Remaja games
Ceramah PPT 10 menit
Materi 3 Perubahan Quiz dalam kelompok 4 paket quiz 15 menit
Psikologis pada Remaja Ceramah PPT 10 menit
Ice breaking 5 menit
Materi 4 30 menit
Menstruasi,Mimpi PPT, video,
FGD
Basah, Mandi Wajib poster
dan Masturbasi
Materi 5 Personal 4 paket 15 menit
Games dalam kelompok
Hygine games
Kertas post- 10 menit
Post-test Isi kertas pilihan ganda test 40
lembar
Sesi tanya jawab dan 2 hadiah 15 menit
pemberian kesan oleh untuk
Penutup
peserta 1 perempuan dan pemberi
1 laki-laki kesan-pesan
165
Durasi total
menit
21
Tabel 1. 2
Penyuluhan tahap dua pada siswa-sisiwi kelas 5 SD Sekolah Master Indonesia
22
Tabel 1. 3
Penyuluhan tahap tiga pada siswa-sisiwi kelas 5 SD Sekolah Master Indonesia
2. Konseling
Konseling akan dilakukan dengan seorang siswa dan seorang siswi kelas 5 SD
Sekolah Master Indonesiaah untuk menemukan permasalahan terkait kesehatan
reproduksi khususnya pada anak, menggali perilaku, menggali kondisi
lingkungan, hambatan yang ditemui dalam penyelesaian masalah, kemudian
23
mencari beberapa alternatif pemecahan masalah bersama-sama. Konseling
dilaksanakan pada Jumat, 26 April 2019 di Sekolah Master Indonesia.
2. Pemanfaatan Media
Selain mengembangkan media yang sudah ada penyuluhan juga dilakukan dengan
video Iklan Layanan Masyarakat “Kisah Si Geni” dan “Kisah si Aksa” yang
diproduksi oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(KPPPA) Republik Indonesia bekerjasama dengan UNICEF mengenai cara
mencegah dan melarikan diri dari perilaku kekerasan seksual. Kemudian juga
mahasiswa memanfaatkan media lagu “Sentuhan Boleh, Sentuhan Tidak Boleh”
ciptaan Sri Seskya Situmorang.
3. Pengujian Media
24
Pengujian media dilakukan melalui konsultasi dengan pembimbing fakultas dan
juga pembimbing lapangan sebelum di lakukan kepada peserta penyuluhan.
Setelah dilakukan konsultasi mengenai media penyuluhan, baik pembimbing
lapangan ataupun pembimbing fakultas menyetujui dan menyarankan untuk
langsung menyampaikan materi tersebut kepada sasaran, apabila terdapat
kekurangan, maka dapat dilakukan evaluasi sebagai upaya perbaikan dari media
promosi kesehatan yang digunakan.
25
BAB V
PELAKSANAAN PERUBAHAN PERILAKU
A. Tahap Persiapan
4 Pembuatan proposal
5 Penentuan materi
6 Penentuan metode
7 Penentuan media
8 Penentuan jadwal
26
media, jadwal) dengan Pembimbing
Lapangan
B. Pelaksanaan
C. Evaluasi
D. Pembuatan laporan
27
5.2 Pelaksanaan Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan tiga tahap, penyuluhan tahap 1 dilakukan pada hari Senin,
8 April 2019 di ruang kelas 5 SD Sekolah Master Indonesia
Waktu (WIB) Materi Metode Media Durasi
08.00 - 08.10 Pembukaan dan pengenalan 10 menit
Pre-test Isi kertas pilihan Kertas pre- 10 menit
08.10 – 08.20 ganda test 40
lembar
08.20 – 08.25 Ice breaking 5 menit
08.25 – 08.35 Materi Pengantar Ceramah PPT 10 menit
Remaja dan Pubertas
08.35 - 08.40 Pembentukan kelompok 5 menit
08.40 – 08.55 Materi Perubahan Games dalam 4 paket 15 menit
Fisik pada Remaja kelompok games
08.55- 09.05 Ceramah PPT 10 menit
09.05 – 09.20 Materi Perubahan Quiz dalam 4 paket 15 menit
Psikologis pada kelompok quiz
09.20 – 09.35 Remaja Ceramah PPT 10 menit
09.35 – 09.40 Ice breaking 5 menit
09.40 – 10.10 Materi 30 menit
PPT,
Menstruasi,Mimpi
FGD video,
Basah, Mandi Wajib
poster
dan Masturbasi
10.10 – 10.25 Materi Personal Games dalam 4 paket 15 menit
Hygine kelompok games
10.25 – 10.35 Kertas 10 menit
Isi kertas pilihan
Post-test post-test 40
ganda
lembar
10.35 – 10.50 Sesi tanya jawab 2 hadiah 15 menit
dan pemberian untuk
Penutup kesan oleh peserta pemberi
1 perempuan dan kesan-
1 laki-laki pesan
165
Durasi total
menit
28
Sebelum melaksanakan penyuluhan mahasiswa terlebih dahulu briefing
dengan fasilitator yang akan membantu penyuluhan tahap satu, bahan materi
sebelumnya sudah dikirimkan ke seluruh relawan fasilitator yang bergabung
dalam grup whatsapp. Kemudian koordinasi dengan wali kelas 5 SD untuk
memastikan siswa-siswi sudah hadir dan siap untuk mendapat penyuluhan.
Relawan fasilitator yang hadir untuk membantu penyulihan tahap satu
ialah
1. Amaliah Maisurah PKIP FKM UI 2015
2. Fauzan A. Kesehatan Lingkungan FKM UI 2019
3. M. Arief Dalimunthe Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FKM UI 2019
4. Debit Bagas Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FKM UI 2019
Penyuluhan dibuka dengan perkenalan, kemudian berdoa bersama
menyesuaikan kebiasaan belajar di kelas, lalu penjelasan mengenai kegiatan yang
akan dilakukan, pengantar remaja dan pubertas oleh mahasiswa sendiri dengan
metode ceramah lalu pre-test. Jumlah siswa-siswi yang hadir di penyuluhan tahap
satu ialah 28 orang. Kami membaginya ke dalam empat kelompok, dua kelompok
perempuan dan dua kelompok laki-laki. Kemudian penyampaian beberapa materi
dengan berbagai aktivitas seperti berikut :
29
Peran kakak sehat : Pemimpin games, memastikan setiap kelompok mendapat
paket games, mendorong seluruh anggota kelompok untuk aktif. Memilih dua
orang juru bicara.
30
4. Materi Personal Hygiene
Metode : Games
Durasi : 15 menit
Alur dan media :
a. Setiap kelompok akan mendapatkan satu kertas HVS dan beberapa gambar
beserta tulisannya yang terpisah dengan bentuk yang berbeda-beda (bentuk
segitiga, lingkaran, trapesium dll).
b. Setiap kelompok harus menyusun hasil penggabungan yang dianggap benar
c. Kemudian meminta satu kelompok untuk me-review
Peran kakak sehat : Memastikan setiap kempok mendapatkan paket games,
memastikan tepat waktu dan mendorong setiap anggota kelompok berperan
aktif.
31
Penyuluhan tahap dua dilakukan pada hari Selasa, 16 April 2019 di ruang kelas 5
SD Sekolah Master Indonesia
32
Sebelum melaksanakan penyuluhan mahasiswa terlebih dahulu briefing
dengan fasilitator yang akan membantu penyuluhan tahap dua, bahan materi
sebelumnya sudah dikirimkan ke relawan fasilitator yang bergabung dalam grup
whatsapp. Kemudian koordinasi dengan wali kelas 5 SD untuk memastikan
siswa-siswi sudah hadir dan siap untuk mendapat penyuluhan.
Relawan fasilitator yang hadir untuk membantu penyuluhan tahap dua ialah
Amaliah Maisurah yang merupakan mahasiswi PKIP FKM UI 2015.
Penyuluhan dibuka dengan perkenalan, kemudian berdoa bersama
menyesuaikan kebiasaan belajar di kelas, lalu penjelasan mengenai kegiatan yang
akan dilakukan setelah itu pre-test. Jumlah siswa-siswi yang hadir di
penyuluhan tahap dua ialah 28 orang. Kami membaginya ke dalam empat
kelompok, dua kelompok perempuan dan dua kelompok laki-laki. Kemudian
penyampaian beberapa materi dengan berbagai aktivitas seperti berikut :
33
2. Materi Perilaku Seksual yang normal dan salah
Metode : Games
Durasi : 30 menit
Alur dan media :
a. Setiap kelompok akan mendapat satu paket kertas HITAM-PUTIH
b. Fasilitator utama akan menayangkan beberapa pernyataan melalui projector
c. Siswa-siswi diminta untuk berdiskusi apakah pernyataan tersebut benar atau
salah
d. Jika kesimpulan kelompok menyebutkan bahwa pernyataan benar, maka
perwakilan kelompok mengangkat kertas PUTIH, jika salah maka kertas
HITAM yang diangkat
e. Setiap pernyataan satu atau dua kelompok akan ditanyakan alasan dari
jawaban kemudian dibahas/dilakukan konfirmasi
Peran kakak sehat : Memastikan kelompok memegang paket kertas hitam
putih, menyatakan seluruh anggota kelompok berperan aktif memutuskan
jawaban.
34
4. Materi Menjadi Remaja Sehat dan Bahagia
Metode : Games
Durasi : 30 menit
Alur dan media :
a. Masing-masing kelompok akan diberikan dua buah puzzle yang belum
tersusun
b. Kelompok harus menyusun puzzle dengan benar dan cepat
c. Kelompok tercepat akan mendapat hadiah
d. Masing-masing kelompok akan mempresentasikan hasil penyusunan puzzle di
depan kelas
Peran kakak sehat : Memastikan setiap kelompok mendapat paket games,
memastikan tepat waktu, memastikan kelompok kondusif dan aktif.
35
Penyuluhan tahap tiga dilakukan pada hari Selasa, 22 April 2019 di ruang kelas 5
SD Sekolah Master Indonesia
36
Sebelum melaksanakan penyuluhan mahasiswa terlebih dahulu briefing
dengan fasilitator yang akan membantu penyuluhan tahap dua, bahan materi
sebelumnya sudah dikirimkan ke relawan fasilitator yang bergabung dalam grup
whatsapp. Kemudian koordinasi dengan wali kelas 5 SD untuk memastikan
siswa-siswi sudah hadir dan siap untuk mendapat penyuluhan.
Relawan fasilitator yang hadir untuk membantu penyuluhan tahap dua ialah
Amaliah Maisurah yang merupakan mahasiswi PKIP FKM UI 2015.
Penyuluhan dibuka dengan perkenalan, kemudian berdoa bersama
menyesuaikan kebiasaan belajar di kelas, lalu penjelasan mengenai kegiatan yang
akan dilakukan setelah itu pre-test. Jumlah siswa-siswi yang hadir di
penyuluhan tahap tiga ialah 30 orang. Kami membaginya ke dalam empat
kelompok, dua kelompok perempuan dan dua kelompok laki-laki. Kemudian
penyampaian beberapa materi dengan berbagai aktivitas seperti berikut :
37
2. Materi Kekerasan Seksual
Metode : Studi kasus
Durasi : 30 menit
Alur dan media :
a. Setiap kelompok akan mendapatkan kasus yang berbeda terkait kekerasan
seksual
b. Setiap kelompok harus membaca dan menjawab pertanyaan dibawah kasus
c. Kemudian setiap kelompok dua orang mempresentasikan hasil studi kasus di
depan kelas
d. Kemudian dibahas bersama dipimpin fasilitator utama
Peran kakak sehat : Memastikan kelompok mendapat studi kasus, memastikan
setiap anggota kelompok aktif diskusi dan memandu untuk memilih dua orang
perwakilan untuk presentasi.
38
5.3 Pelaksanaan Konseling
Konseling dilakukan pada hari Jumat, 26 April 2019 di ruang kelas 5 Sekolah
Master Indonesia. Mahasiswa melakukan konseling dengan satu orang siswa dan
satu orang siswi. Sebelumnya mahasiswa meminta seluruh anak untuk menuliskan
pengalamannya terkait kekerasan seksual baik itu pernah melihat, mendengar atau
mengalami sendiri kekerasan seksual. Kemudian mahasiswa juga bertanya siapa
yang merasa butuh bercerita tentang tema kesehatan reproduksi yang selama tiga
minggu terkahir dibahas bersama, akhirnya mahasiswapun mendapat dua orang
yang akan konseling, satu orang siswa bernama Muhammad Dery dan satu orang
siswi bernama Nazwa Ratu Dalilah.
Setelah menutup sesi penyuluhan, siswa-siswi yang lain pulang tersisa Dery dan
Nazwa karena akan melakukan konseling, konseling pertama dilakukan dengan
Dery, Nazwa menunggu ditemani teman fasilitator lain sambil menggambar.
Dery adalah anak bungsu dari tiga bersaudara, ayahnya sudah meninggal ia
tinggal bersama ibu dan kakak-kakaknya yang sudah bekerja, rumahnya di
daaerah pasar kemiri, kegiatannya sehari-hari sepulang dari sekolah master dia
akan menjual plastik di pasar atau mengamen dengan teman-temannya yang lain
setelah itu ia pulang ke rumah. Kemudian dia bercerita, setiap ia pulang ke rumah
ia diajak salah satu atau kedua kakaknya untuk menonton sesuatu dari hpnya,
“Menonton video perempuan dan laki-laki telanjang diatas kasur.” katanya. Lalu
dia bercerita awalnya dia merasa jijik dan langsung pergi tapi sudah seminggu ini
dia justru akan terus ikut kakak-kakaknya menonton sampai selesai. Dia juga
bilang menonton hal seperti itu jadi biasa. Di penyuluhan sesi ke-tiga yang
mahasiswa lakukan, ada bahasan terkait bahaya pornografi salah satunya
membuat pikiran sulit fokus dan berpikir dan bisa menyulitkan meraih cita-cita.
Setelah mendengarkan hal tersebut dia merasa takut, Dery bercerita jika hampir
seluruh teman-temannya bahka teman sekelasnya juga pernah melihat video
tersebut, biasanya dari kakak-kakak yang mereka temui di jalanan atau saat
bertemu di warnet, mereka akan saling mengirimkan video atau foto porno.
Mahasiswi lebih banyak mendengarkan apa yang dirasakan oleh Dery, setelah
39
kemudian Dery berhenti bercerita, mahasiswa mencoba bertanya tentang apa yang
dia rasakan, apa yang dia inginkan, sampai pada satu kesimpulan bahwa ia tidak
ingin pikirannya terus tertuju pada foto atau video porno, maka mahasiswa
memberikan beberapa alternatif, menyarankan Dery untuk melakukan kegiatan
positif ketika sore menuju malam, waktu dimana biasanya kakak-kakaknya dan
dirinya menonton video porno, dia bilang ada kegiatan bermain sepak bola setiap
malam di dekat rumahnya, kemungkinan besar ia akan ikut kegiatan tersebut dan
pulang untuk langsung tidur.
Sesi konseling selanjutnya ialah dengan Nazwa, berbeda dengan Dery yang
memang meminta untuk berbincang berdua dalam hal ini konseling, Nazwa
dipilih mahasiswa karena pada sesi menuliskan pengalaman tentang kekerasan
seksual dia menuliskan tiga cerita dengan tiga paragraf ketika teman-temannya
yang lain hanya menuliskan satu kalimat dan ketika mahasiswa bertanya “Apakah
Nazwa mau bercerita lebih banyak dengan Kakak soal cerita pengalaman ini ?”
“Iya mau kak, aku mau cerita.”Jawabnya. Kemudian dia menceritakan apa yang
dia tulis, cerita pertama ialah pengalaman saat ia sedang bermain dengan
temannya, tiba-tiba ada pesan masuk dari akun yang tidak dikenal di facebook
temannya yang meminta agar dikirimkan foto payudara, temannya membalas
“Tidak mau.” lalu akun tidak dikenal itu mengirimkan foto penisnya, ia dan
temannya kaget dan menghapus foto itu lalu memblokir akun tersebut. Nazwa
mengaku ia dan temannya merasa sangat kaget dan geli. Kemudian cerita kedua
ialah tentang pengalamannya ketika ia bermain di rumah temannya yang
sebenarnya tidak begitu jauh dari rumahnya, sudah lewat maghrib kemudian dia
pulang, ia tinggal di daerah depok baru disitu rumah-rumah berdempetan dan
warga biasa menggunakan kamar mandi umum, ia melewati salah satu kamar
mandi umum yang memang agak sepi karena letaknya di ujung, lalu dia kaget
karena ia bilang ada seorang lelaki dewasa yang sedang mandi, dia memanggil
Nazwa dan mengajaknya masuk ke dalam kamar mandi umum tersebut, Nazwa
sempat melihat lelaki dewasa tersebut, dan ia telanjang. Nazwa kaget, takut,
diapun berlari pulang. Nazwa menyampaikan bahwa ia sangat ketakutan malam
40
itu dan tidak ingin lewat jalan itu lagi, ia juga tidak pernah menceritakan ini
kepada siapapun sebelumnya. Ia takut terkena marah orangtuanya jika bercerita.
Lalu cerita ketiga ialah tentang teman perempuannya kelas dua SMP yang baru
seminggu lalu ketahuan hamil dan dia sangat sedih, temannyapun menjadi sangat
pendiam, orangtuanya memarahi dia setiap hari, temannya itu bercerita ia sedang
main ke rumah teman lelakinya, di rumah teman lelakinya tidak ada orang, semua
keluarga sedang pergi dan tiba-tiba saja teman lelakinya yang kelas 3 SMP itu
mulai menyentuh bagian yang dilarang, bagian payudara dan mereka melakukan
hubungan seks. Nazwa bertanya “Kak, kalau begitu memang temanku sudah tidak
bisa sekolah ya? kalau begitu yang salah siapa kak ?”
Mahasiwa sedikit tersentak, cerita-cerita Nazwa sebenarnya sering mahasiswa
dengar tapi tidak dari seorang anak kelas 5 SD. Kemudian mahasiswa mencoba
menjawab satu-persatu pertanyaan Nazwa, mencoba menyampaikan bahwa tidak
semua orang mendapatkan kesempatan untuk belajar dari pengalaman orang lain
seperti dirinya. Yang perlu dia lakukan adalah berhati-hati, sebisa mungkin
menghindari kemungkinan bahaya, memberikan dukungan bagi temannya yang
hamil, tapi bukan berarti menghalalkan apa yang sudah dia perbuat.
5.4 Pemberian Media Penyuluhan
Media yang digunakan untuk menyampaikan adalah dengan menggunakan power
point yang ditampilkan menggunakan laptop dan ponsel mahasiswa. Slide power
point di tambah dengan gambar yang sesuai dengan bahan presentasi Bahan
presentasi diambil dari berbagai sumber bahan bacaan mengenai kesehatan
reproduksi. Dalam penyuluhan mahasiswa juga menyampaikan media yang
menyesuaikan karakteristik anak-anak, seperti puzzle, penjodohan kalimat dan
gambar. Selain itu, penyuluhan juga dilakukan dengan video Iklan Layanan
Masyarakat “Kisah Si Geni” dan “Kisah si Aksa” yang diproduksi oleh
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA)
Republik Indonesia bekerjasama dengan UNICEF mengenai cara mencegah dan
melarikan diri dari perilaku kekerasan seksual. Kemudian juga mahasiswa
memanfaatkan media lagu “Sentuhan Boleh, Sentuhan Tidak Boleh” ciptaan Sri
Seskya Situmorang.
41
BAB 6
EVALUASI
Terdapat 26 siswa/siswi yang mengisi pre dan post test pada penyuluhan tahap 1.
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa rata-rata skor pengetahuan siswa-siswi
42
sebelum dan sesudah intervensi mengalami perubahan, yaitu dari 5.8 menjadi 7.3.
Skor terendah sebelum intervensi adalah 2 sementara skor terendah setelah
intervensi naik menjadi 4. Skor tertinggi sebelum intervensi adalah 8 sementara
skor tertinggi menjadi 10. Setelah dihitung, menggunakan persamaan berikut :
Rata-rata peningkatan pengetahuan = mean post test – mean pre test x 100%
mean pre-test
43
Terdapat 25 siswa/siswi yang mengisi pre dan post test penyuluhan tahap 2.
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa rata-rata skor pengetahuan siswa-siswi
sebelum dan sesudah intervensi mengalami perubahan, yaitu dari 6.88 menjadi
7.08. Setelah dihitung, menggunakan persamaan berikut :
Rata-rata peningkatan pengetahuan = mean post test – mean pre test x 100%
mean pre-test
44
27 Aisyah L. Perempuan 7 6
28 Citra Perempuan 10 10
29 Sifa Perempuan 4 4
Rata-rata 7.06 7.41
Terdapat 29 siswa/siswi yang mengisi pre dan post test penyuluhan tahap 3.
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa rata-rata skor pengetahuan siswa-siswi
sebelum dan sesudah intervensi mengalami perubahan, yaitu dari 7.06 menjadi
7.41. Setelah dihitung, menggunakan persamaan berikut :
Rata-rata peningkatan pengetahuan = mean post test – mean pre test x 100%
mean pre-test
45
6.1.2 Konseling
Konseling yang dilaksanakan pada hari Jumat, 26 April 2019 setelah penyuluhan
tahap tiga selesai cukup berjalan lancar sampai mahasiswa membantu
memberikan alternatif untuk pengambilan keputusan Dery dan Nazwa, siswa serta
siswi yang di konseli. Konseling dilakukan di ruang kelas 5 Sekolah Master
Indonesia setelah jam pulang sekolah. Konseling dilakukan bergiliran sehingga
salah satunya harus menunggu sekitar empat puluh lima menit sampai konseling
pertama selesai. Konseling pertama dilakukan pada Dery, selanjutnya Nazwa.
Sebelum konseling berlangsung, mahasiswa sempat bertanya kesediaan Nazwa
mendapat giliran konseling kedua, karena kebetulan Dery harus Shalat Jumat. Dan
ia setuju, mahasiswa juga memberikan ia alat menggambar untuk digunakan
selama menunggu giliran konseling. Menurut mahasiswa akan lebih baik jika
waktu konseling dilakukan di hari yang berbeda dengan hari penyuluhan dan lebih
baik di pagi hari disaat pikiran dan tubuh belum kelelahan. Selain itu akan lebih
baik apabila waktu konseling tidak berdekatan dengan shalat jumat, terutama jika
konseli merupakan laki-laki.
46
bertanya biasanya apa yang dilakukan sebelum kelas dimulai, mereka terbiasa
mengaji sebelum belajar, berdoa lalu mulai belajar. Sayapun mencoba
menerapkan itu dengan didahului perkenalan, untuk pelajarannya saya bertanya
mereka sedang ingin belajar apa, mereka bilang apa saja, maka saya
menyampaikan tentang hak-hak anak, memaastikan mereka mengetahui hak-hak
dasar mereka, kemudian membahas tentang contoh-contoh perilaku menghargai
hak orang lain. Kelas cukup menyenangkan dan siswa-siswi terlihat antusias. Dua
jam pelajaran selesai dan saya merasa senang bisa belajar bersama mereka.
Sayangnya kelas empat bukan menjadi sasaran intervensi saya, karena setelah
melakukan beberapa wawancara dengan pihak Sekolah Master Indonesia,
disarankan melakukan intervensi ke kelas 5.
persiapan
1. Membuat kurikulum yang mengacu pada Modul Health and Life Skills Guide
to Implementation (K–9) Alberta Learning, Learning and Teaching Resource
Branch, Alberta, Canada; Sex education curriculum for 5th and 6th grader by
Kim Marshall dan buku pendidikan seks usia dini bagi anak muslim oleh Prof.
Yousef Madani serta buku Prophetic Parenting, Cara Nabi Mendidik Anak oleh
Dr. Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid.
2. Mencari tim dan melakukan penguatan tim
3. Konsultasi kurikulum dan jadwal kegiatan dengan pembimbing fakultas dan
pembimbing lapangan
4. persiapan teknis
pelaksanaan
pasca pelaksanaan
47
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
48
Daftar Pustaka
Detik News. 2018. Kritisi Maraknya Kejahatan, Komnas PA: Depok Tak Ramah
Anak.
(Online). tersedia di : https://news.detik.com/berita/d-4075241/kritisi-maraknya-
kejahatan-komnas-pa-depok-tak-ramah-anak
Flora Agustina Siahaan. 2011. Gambaran Perilaku Seksual Anak Jalanan di
Yayasan Bina
Insan Mandiri Terminal Depok Tahun 2011. (Online). tersedia di :
lib.ui.ac.id
Komisi Perlindungan Anak Indonesia. 2017. Tahun 2017, KPAI Temukan 116
Kasus
Kekerasan Seksual Terhadap Anak. (Online). tersedia di :
http://www.kpai.go.id/berita/tahun-2017-kpai-temukan-116-kasus-kekerasan-
seksual-terhadap-anak
Komisi Perlindungan Anak Indonesia. 2018. KPAI: Anak Jalanan Lebih Rentan
Alami
Kekerasan Seksual. (Online). tersedia di :
https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/01/15/p2lg8r438-kpai-
anak-jalanan-lebih-rentan-alami-kekerasan-seksual
Pemerintah Kota Depok. 2016. Ini 3 Program Unggulan Kota Depok Tahun
2016-
2021.(Online).https://www.depok.go.id/19/04/2016/01-berita-depok/ini-3-
program-
unggulan-kota-depok-tahun-2016-2021
Pikiran Rakyat. 2018. Sabet Dua Kali Kota Layak Anak, Depok Masih Marak
Kekerasan.
(Online). tersedia di : https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-
barat/2018/08/07/sabet-dua-kali-kota-layak-anak-depok-masih-marak-kekerasan-
428439
Tribun Jakarta. 2018. Jumlah Pelanggaran Terhadap Anak di Depok Meningkat
28 Persen.
49
(Online). tersedia di : http://jakarta.tribunnews.com/2018/06/25/jumlah-
pelanggaran-terhadap-anak-di-depok-meningkat-28-persen#gref
50