Anda di halaman 1dari 25

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

DENGAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI SDN NO.065013


MEDAN SELAYANG TAHUN 2019

TUGAS TIK

KELOMPOK 5

1. FIKRUL HANIF (F1G322031)


2. NASYWA RAHADATUL AISY (F1G322033)
3. RIYANDITA PANGESTUTI (F1G322035)
4. NAOVAL ARJUNA PRAMUDYA (F1G322041)
5. RAFINAS SALSABILA NUR AZIZAH (F1G322045)
6. HARRYFAJRA MEDURIPA (F1G322047)

KELAS A

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL, KIMIA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2023
PRAKATA
Dengan puji syukur kepada Allah SWT, yang Maha Esa atas segala
hidayah dan karunia dan rahmah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas ini denganjudul “Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
DenganKesehatan Lingkungan Di SDN NO.065013 Medan Selayang Tahun 2019

Adapun maksud dan tujuan dari tugas ini untuk memenuhi syarat
ujian akhir semester mata kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi. Penulis
menyadari bahwa keberhasilan dan kelancaran dalam penyusunan laporan ini
tidak terlepas dari adanya nasehat, dukungan, dan do’a dari berbagai pihak
baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk itu dengan segala
kerendahan hati dan sikap hormat, penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Hariestya Viareco, B.Eng., M.Eng. Selaku dosen pengampu mata


kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi, yang telah memberikan
saran/masukan yang membangun terhadap penulisan laporan ini.
2. Bapak Tri Syukria Putra, S.T., M.Si. Selaku dosen pengampu mata
kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi, yang telah memberikan
masukan dan saran yang membangun bagi penulis.
3. Kepada teman-teman Teknik Lingkungan angkatan 2022 yang telah
membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan laporan.
Rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan serta seluruh
pihak yang terlibat selama penyusunan laporan baik secara langsung
maupun tidak langsung yang tidak dapat disebut satu persatu.
Penulis beranggapan bahwa dalam pembuatan laporan ini merupakan
karya terbaik yang dapat penulis persembahkan. Tetapi penulis menyadari
bahwa tidak menutup kemungkinan didalamnya terdapat kekurangan dan
kekeliruan. Oleh karena itu penulis mohon saran dan kritikan yang bersifat
membangun supaya menjadi lebih baik untuk kedepannya. Akhir kata saya
ucapkan terima kasih.

Jambi, Juni 2023

Yang menyatakan,

Penulis

1
DAFTAR ISI

PRAKATA.......................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................2
DAFTAR TABEL...........................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................4
I. PENDAHULUAN.......................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................6
1.3 Tujuan.................................................................................................................6
1.4 Manfaat...............................................................................................................6
1.5 Ruang Lingkup................................................................................................6
II. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................8
2.1 Perilaku..............................................................................................................8
2.2. Konsep Dasar Teori PHBS.........................................................................8
2.3 Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat......................................9
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Hidup Sehat dan Bersih.13
2.5 Kesehatan Lingkungan Sekolah.............................................................13
2.6 Hubungan PHBS dengan Kesehatan Lingkungan Sekolah..........14
III. METODOLOGI PENELITIAN..........................................................................15
3.1 Rancangan Penelitian.................................................................................15
3.2 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................15
3.3 Populasi dan Sampel...................................................................................15
3.4 Variabel Penelitian.......................................................................................15
IV. PEMBAHASAN.....................................................................................................18
4.1 Gambaran Lokasi Penelitian....................................................................18
4.2 Hasil Penelitian.............................................................................................18
V. PENUTUP................................................................................................................22
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................22
6.2 Saran..................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................23

2
DAFTAR TABEL
Tabel 1Jumlah Responden..................................................................18
Tabel 2 Jumlah Responden Berdasarkan Usia...................................18
Tabel 3 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...................18
Tabel 4 Presentase Prilaku Hidup Bersi dan Sehat............................19
Tabel 5 Presentase Kesehatan Lingkungan........................................19

DAFTAR GAMBAR

3
I. PENDAHULUAN

4
1.1 Latar Belakang
Semua anak di Indonesia berhak atas lingkungan yang aman, bersih dan
sehat di sekolah. Kesehatan lingkungan sekolah merupakan prasyarat yang
dapat mendukung tumbuh dan berkembangnya pola hidup sehat dan bersih
dapat mempengaruhi dan menghindari kesehatan fisik dan mental dampak
negatif yang dapat mengganggu kesehatan. Kemampuan peserta untuk hidup
sehat lingkungan yang sehat bagi siswa untuk belajar, tumbuh, dan
berkembang secara harmonis dan menjadi sumber daya yang setinggi mungkin
Manusia Berkualitas (Kemendikbud, 2017).
Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang rawan masalah karena
kesehatan, siswa lebih rentan terhadap penyakit dan ini berbahaya siswa yang
harus bolos sekolah karena sakit. Gaya hidup bersih dan Perilaku Hidup Sehat
di Sekolah (PHBS) adalah seperangkat perilaku yang dipraktikkan berdasarkan
kesadaran siswa, guru dan warga sekolah sebagai hasil belajar untuk dapat
mencegah penyakit secara mandiri, meningkatkan kesehatan dan
berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan lingkungan Halo Sekolah PHBS
berusaha untuk menyediakan siswa, guru dan komunitas sekolah tahu, ingin
dan tahu bagaimana berlatih PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan
sekolah sehat (Proverawati & Rahmawati, 2012).
Berdasarkan informasi dari laporan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (2017), yang tidak memiliki sekolah dasar Ketersediaan air
(31,85%), (12,19%) sekolah dasar tidak memiliki jamban, Selain itu, level SD
juga merupakan level akses yang paling rendah Pilihan untuk mencuci tangan.
Sekitar 34,9% SD tidak memiliki kesempatan untuk mencuci tangan. Situasi
Hal ini tentu sangat memprihatinkan karena sudah menjadi kebiasaan
berperilaku Kegiatan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) harus dimulai sejak
dini. Juga dengan Kurangnya sumber air di sekolah, masalah menjaga
kebersihan diri Anak juga bisa lahir karena anak tidak tahu cara mencuci
tangan Sabun (Kemendikbud, 2017).
Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan peneliti Medan dengan
menggunakan SDN NO.065013 Selayang di Jl. Setia gg Inpres Kecamatan
Tanjung Sari Medan Selayang adalah salah satu sekolah umum kota. Medan.
Sekolah ini meliputi area seluas 1.500 meter persegi. Dari pengamatan
Dilakukan oleh peneliti sekolah dasar, kepekaan masih kurang di kalangan
siswa Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah
Masih ada beberapa siswa yang membuang sampah pada tempatnya, Mencoret-
coret di dinding, tetapi secara tidak sengaja meludah di sembarang tempat
Tempat sampah dan toilet yang ada, toilet kotor, jajanan keluar dari sekolah.

5
Para peneliti berharap menemukan cara untuk menggunakan data ini
Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan kebersihan
lingkungan SDN NO.065013 Medan Selayan 2019.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Adakah Hubungan
Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dengan Kesehatan Lingkunan di SDN
NO.065013 Medan Selayan Tahun 2019.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
perilaku hidup bersih Sehat Dengan Kesehatan Lingkungan di SDN NO.065013
Medan Selayang Tahun 2019.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian antara lain:

a. Bagi Siswa/i
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber untuk
mengetahui informasi yang mendalam dan untuk mengetahui
bagaimana menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) di
lingkungan sekolah.
b. Bagi Guru dan Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) bagi siswa agar dapat menilai apa yang perlu
diperbaiki dan sekolah dapat dilakukan sebagai contoh sekolah sehat.
c. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengalaman nantinya
Melakukan penelitian tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).
Kesehatan Lingkungan di SDN No.065013 Medan Selayang Tahun 2019.

1.5 Ruang Lingkup


Ruang lingkup ini digunakan sebagai batasan masalah sehingga
penelitian yang dilakukan lebih terarah dan mendalam. Ruang lingkup dalam
penelitian ini antara lain:
1. Kenali pola hidup sehat dan bersih SDN NO.065013 Medan Selayang
Tahun 2019.
2. Mengidentifikasi kesehatan lingkungan di SDN No.065013 Medan
Selayang Tahun 2019.

6
3. Menganalisa hubungan perilaku hidup bersih sehat dengan Kesehatan
lingkungan di SDN No.065013 Medan Selayang Tahun 2019.

7
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku
Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme)
terhadap stimulus atau objek yang 4 Nunun Nurhajati, Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) Masyarakat Desa Samir Dalam Meningkatkan Kesehatan
Masyarakat berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan dan minuman, serta lingkungan. Perilaku kesehatan dapat
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan, yaitu perilaku atau usaha-usaha
seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit
dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan
kesehatan, yaitu perilaku yang menyangkut upaya atau Tindakan
seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Perilaku
ini dimulai dari mengobati sendiri sampai mencari pengobatan keluar
negeri.
3. Perilaku kesehatan lingkungan, yaitu bagaimana seseorang merespons
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan
sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak memengaruhi
kesehatannya.

2.2. Konsep Dasar Teori PHBS


PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan
(advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat
(empowerment). Masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya
sendiri, dan dapat menerapkan caracara hidup sehat dengan menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo, 2007).
Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku tidak
hanya menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma,
melainkan juga dimensi ekonomi, yaitu hal-hal yang mendukung perilaku,
maka promosi kesehatan dan PHBS diharapkan dapat melaksanakan strategi
yang bersifat paripurna (komprehensif), khususnya dalam menciptakan perilaku
baru.

8
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan
kegiatan kesehatan dimasyarakat (Departemen Pekerjaan Umum, 2007: 112)
PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi, guna meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan Advokasi, Bina Suasana
(Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat,dalam rangka menjaga, memelihara dan
meningkatkan Kesehatan masyarakat (Depkes RI 2011)
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran,
sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan di sekolah dan masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
perilaku hidup bersih dan sehat merupakan perilaku atas dasar kesadaran
untuk meningkatkan kualitas kesehatan dalam keluarga dan masyarakat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang baik dapat memberikan dampak positif
untuk kesehatan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik dari
segi kesehatan dan pemanfaatan sarana kesehatan lingkungan. Karena pada
dasarnya sehat adalah kebutuhan dasar bagi setiap manusia atau individu yang
akan berpengaruh terhadap segalaaktivitas sehari-hari.

2.3 Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Perilaku seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar
tidak sakit dan uasaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu,
perilaku pemeliharaan kesehatan ini pada garis besarnya dikelompokan menjadi
dua, yaitu:

1. Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat. Oleh sebab
itu perilaku ini disebut perilaku (healty behavior), yang mencakup
perilaku-perilaku (overt dan convert behavior) dalam mencegah atau
menghindari dari penyakit dan penyebab penyakit atau penyebab
masalah kesehatan (perilaku prepektif), dan perilaku dalam
mengupayakan peningkatan kesehatan (perilaku promotif).
2. Perilaku orang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan untuk
memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatan. Oleh
sebab itu perilaku ini disebut perilaku pencarian pelayanan kesehatan.
Perilaku ini mencakup tindakan-tindakan yang diambil seseorang atau

9
anaknya bila sakit atau terkena masalah kesehatan untuk memperoleh
kesembuhan dan terlepasnya dari masalah kesehatan tersebut.

Ada beberapa indikator PHBS di sekolah dasar (Promkes, 2016) yaitu

1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun,


2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah,
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat,
4. Olahraga yang teratur dan terukur,
5. Memberantas jentik nyamuk,
6. Tidak merokok,
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan,
8. Membuang sampah pada tempatnya.

Indikator PHBS kebersihan diri yang diambil sebagai ukuran untuk


menilai PHBS di sekolah diantaranya mencuci tangan, kebersihan kuku,
kebersihan berpakaian, kebersihan gigi dan mulut, kebersihan rambut, dan
membuang sampah pada tempatnya. Selain itu ditambahkan indikator
PHBS yang menyangkut olahraga di sekolah.

1. Mencuci tangan tidak hanya membasuh telapak tangan saja.


Langkah-langkah mencuci tangan yang baik dan benar yaitu:
a. Membasahi tangan dengan air mengalir.
b. Gunakan sabun dan gosok hingga berbusa secara merata di
telapak tangan.
c. Gosok kesela-sela jari satu persatu.
d. Gosok punggung tangan secara merata
e. Bersihkan kesela-sela kuku satu persatu
f. Keringkan tangan dengan tisu bersih atau handuk sekali pakai,
atau pengering udara. Jika memungkinkan, gunakan tisu atau
handuk untuk mematikan kran.
Akibat tidak mencuci tangan sendiri yaitu terjadinya penyakit diare,
infeksi saluran pernapasan, pneumonia atau radang paru-paru, dan
infeksi cacing, mata, dan kulit. Pentingnya menjaga kebersihan
tangan, mencuci tangan dengan sabun bermanfaat agar terhindar
dari penyakit-penyakit diatas.

2. Selain mencuci tangan dianjurkan untuk memelihara kebersihan


kuku. Kuku memberi kekuatan dan perlindungan pada ujungujung
jari, kuku tumbuh dari depan mulai dari pangkal kuku 13 (akar

10
kuku). Kuku yang sehat adalah kuku yang pendek, bersih dan tidak
ada kelainan pada kuku tersebut. Cara memelihara kebersihan kuku
adalah memotong kuku sekurang-kurangnya sekali seminggu,
memotong kuku jangan terlalu dekat dengan permukaan kulit
bawahnya tetapi sedikit di atas permukaan kulit sehingga mudah
dibersihkan, mencuci kuku dengan sabun dan disikat serta disiram
air bersih (Depkes RI, 2000: 25). Kuku panjang sangat rapuh dan
dapat melukai kulit. Sebagai contoh saat kita membuka makanan
kaleng, kuku panjang mengalami patah. Contoh lain adalah saat
tidak sengaja kuku menyentuh kulit yang sensitif, maka kulit mudah
tergores atau terluka. Kuman dan bakteri jahat ikut masuk ke dalam
tubuh, saat makan. Ketika sedang makan, kuku panjang yang
menyimpan bakteri dan kuman jahat akan mudah pindah ke dalam
makanan. Sehingga bakteri dan kuman jahat itu bisa masuk ke
dalam tubuh. Mikroogranisme jahat itu akan memicu gangguan pada
sistem pencernaan dan bisa berdampak negatif pada serangan
penyakit diare.

3. Kebersihan dalam berpakaian. Cara memelihara kebersihan dalam


berpakaian adalah mengganti pakaian setiap hari atau apabila sedah
kotor dan bila badan sudah berkeringat. Selain itu hendaknya
memakai pakaian yang bersih dan rapi serta sesuai ukurannya
dengan badan dan jangan membiasakan menggunakan pakaian
orang lain karena penyakit dapat ditularkan melalui pakaian. Jangan
membiasakan menggantung pakaian di kamar atau di rumah karena
selain menimbulkan bau juga menjadi sarang nyamuk serta
bedakanlah pakaian sekolah dan pakaian rumah agar pakaian lebih
bersih dan awet.

4. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut juga termasuk dalam


pelaksanaan PHBS. Gigi berfungsi untuk menghaluskan makanan,
mengucap kata-kata dengan jelas, dan mendorong pertumbuhan
rahang sehingga bentuk rahang menjadi harmonis. Cara memelihara
kebersihan gigi adalah menggosok gigi menggunakan pasta gigi
secara benar, cara menggosok gigi sebagai berikut: 15 a) Letakan
sikat gigi 45 derajat terhadap gusi. Sikat dengan perlahan dari arah
gusi ke gigi, lakukan berulang kali. b) Sikat bagian dalam dengan

11
cara yang sama. c) Sikat permukaan gigi graham. d) Gunakan ujung
sikat gigi untuk menyikat gigi bagian dalam gigi atas. e) Jangan lupa
menyikat lidah. Memelihara kebersihan gigi perlu dilakukan setiap
hari sesudah makan dan sebelum tidur. Akibat tidak membersihkan
gigi dan mulut yaitu gigi akan keropos atau berlubang, gigi akan
terasa linu atau sakit, bau mulut, dan masih banyak penyakit yang
timbul.

5. Pemeliharaan kebersihan rambut sangat diperlukan dalam


berperilaku hidup bersih dan sehat. Rambut berfungsi melindungi
kepala terhadap suhu yang datang dari luar baik panas maupun
dingin. Cara memelihara kebersihan rambut adalah mencuci rambut
menggunakan sampo minimal 2 kali dalam seminggu, seluruh kulit
kepala digosok dengan cara 16 dipijat, setelah selesai rambut
dikeringan dengan handuk milik sendiri. Setelah kering, rambut
kemudian disisir agar rapi dengan menggunakan sisir sendiri karena
sisir dapat menularkan penyakit dan kutu. Rambut yang tidak dijaga
kebers ihannya mengakibatkan gatal-gatal, rambut rontok, rambut
berbau, timbul kutu, lengket, dll.

6. Pembuangan sampah di sekolah sangat penting agar sekolah terlihat


bersih dan rapi. Sekolah harus menyediakan tempat sampah di
setiap ruangan. Pastikan bahwa bak sampah utama bebas dari lalat
dan serangga, dapat menampung sampah dengan baik, tidak
menimbulkan bau, dan jarak minimalnya dari area sekolah maupun
sumber air bersih adalah sepuluh meter. Sampah dapat dibersihkan
dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Membersihkan Sampah Organik. Sampah organik adalah
sampah yang dapat dimakan oleh zat-zat organik di dalam
tanah, maka sampah organik dapat dibersihkan dengan 17
mengubur dalam-dalam sampah organik tersebut, contoh
sampah organik: Daun-daun tumbuhan, ranting-ranting
tumbuhan, akar-akar tumbuhan.
b. Membersihkan Sampah Non Organik. Sampah non organik
adalah sampah yang tidak dapat hancur (dimakan oleh zat
organik) dengan sendirinya, maka sampah non organik dapat
dibersihkan dengan membakar sampah tersebut dan lalu
menguburnya. Sampah yang tidak dibersihkan atau

12
dibiarkan menumpuk mengakibatkan berbagai macam timbul
berbagai penyakit dan pencemaran air tanah serta polusi
udara, serta salah satu penyebab banjir.

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Hidup Sehat dan Bersih


Menurut Lawrence Green faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku hidup
bersih dan sehat dibagi menjadi 3 faktor utama yaitu:

1. Faktor-faktor Predisposing (Predisposing Faktor)


Faktor-faktor predisposing adalah faktor-faktor yang mempermudah
atau mempredisposisikan terjadinya perilaku seseorang. Faktor-faktor
ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap Kesehatan,
tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat
pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.

2. Faktor-faktor Pemungkin (Enabling Faktor)


Faktor-faktor pemungkin adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau
yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor ini mencakup
ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi
masyarakat. Fasilitas ini pada hakikatnya atau memungkinkan
terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut juga
faktor pendukung. Misalnya Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit,
tempat pembuangan air, tempat pembuangan sampah, dan sebagainya.

3. Faktor-faktor penguat (Reinforcing Faktor)


Faktor-faktor penguat adalah faktorfaktor yang mendorong atau
memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang meskipun orang
mengetahui untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya.
Faktor-faktor ini meliputi factor sikap dan perilaku tokoh masyarakat,
tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas Kesehatan Masyarakat
termasuk petugas kesehatan. Termasuk juga disini undangundang,
peraturan-peraturan baik dari pusat maupun dari
pemerintah daerah terkait dengan kesehatan

2.5 Kesehatan Lingkungan Sekolah


Kesehatan Lingkungan sekolah adalah suatu kondisi lingkungan sekolah
yang dapat mendukung tumbuh kembang peserta didik secara optimal serta
membentuk perilaku hidup sehat dan terhidar dari pengaruh negatif.
Pembinaan lingkungan sekolah sehat dilaksanakan melalui kegiatan kurikuler
dan ekstrakurikuler.

Kebersihan sekolah akan memberi banyak manfaat yaitu:

1. Lingkungan sekolah menjadi bersih, kelihatan indah, nyaman untuk


ditempati.
2. Kebiasaan menjaga kebersihan di sekolah akan menjadi kebiasaan baik
yang bisa dilakukan dimana saja.
3. Kegiatan belajar mengajar di sekolah menjadi lancar.

13
Pemeliharaan kesehatan lingkungan merupakan faktor yang sangat
penting dalam menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam rangka pemeliharaan kebersihan lingkungan:

1. Kebersihan perlengkapan sekolah (bangku, meja, dan alat sekolah yang


lain).
2. Kebersihan kaca, jendela dan lantai.
3. Kebersihan WC dan kamar kecil.
4. Kebersihan ruang kelas.
5. Membuang sampah pada tempatnya
6. Membiasakan meludah tidak sembarangan tempat.
7. Pemeliharaan taman atau kebun sekolah

2.6 Hubungan PHBS dengan Kesehatan Lingkungan Sekolah


Lingkungan sekolah yang bersih adalah syarat untuk menciptakan
lingkungan yang sehat. Perhatian terhadap kesehatan lingkungan sekolah,
termasuk didalamnya sanitasi sekolah merupakan amanat undang-undang,
khususnya Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pasal 79
menyatakan “Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga
peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan
setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas”.

14
III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Jenis rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survei
analitik dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional yaitu
jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data
variabel independen dan dependen hanya satu kali saja.

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
membagikan kuesioner langsung kepada subjek penelitian. Pada jenis
pengukuran ini peneliti mengumpulkan data secara formal untuk menjawab
pertanyaan secara tertulis.

3.3 Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah sekelompok individu yang memiliki ciri-ciri khusus yang
sama dapat berbentuk kecil ataupun besar (Creswell, 2009). Populasi
yang di gunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2, 3, dan 4 di
SDN No. 065013 Medan Selayang yang berjumlah 81 orang.
2. Sampel
Pengambilan sampel adalah proses pemilahan sebagian populasi untuk
mewakili seluruh populasi. Sampel adalah subjek dari elemen populasi.
Elemen adalah unit paling dasar tentang informasi mana yang
dikumpulkan.

3.4 Variabel Penelitian


Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis variabel, yaitu :

1. Variabel independen (variabel bebas)


Variabel independen merupakan faktor yang (mungkin)
menyebabkan, mempengaruhi, atau berefek ada outcome.
2. Variabel Dependen
Variabel terikat merupakan variabel yang bergantung pada variabel
bebas. Variabel terikat ini merupakan outcome atau hasil dari
pengaruh variabel bebas.

15
3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di SDN No. 065013 Medan Selayang.


Adapun alasan peneliti memilih SDN No. 065013 Medan Selayang karena
siswa/i
masih kurang dalam melakukan perilaku hidup bersih sehat dan kesehatan
lingkungan di sekolah contohnya saja dalam hal membuang sampah, peneliti
melihat masih banyak sampah berserakkan dihalaman sekolah sedangkan
disana
telah disediakan tempat pembuangan sampah.

2. Waktu Penelitian

Penelitian hubungan perilaku hidup bersih sehat dengan kesehatan


lingkungan di SDN No. 065013 Medan Selayang dilakukan pada bulan tanggal
28 Maret 2019 sampai dengan tanggal 3 April 2019. Pengambilan data
responden
kepada siswa/i dilakukan dengan pemberian kuesioner.

3.6 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data agar
berjalan dengan lancer. Instrumen yang akan digunakan adalah angket berupa
kuesioner yang berisi mengenai masalah atau tema yang sedang diteliti sehingga
menampakkan hubungan atau pengaruh dalam penelitian tersebut dan skala .
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang
dibuat oleh peneliti. Kuesioner pada variabel perilaku hidup bersih sehat (PHBS)
dan variabel kesehatan lingkungan diberikan kepada siswa/i di SDN No.065013
Medan Selayang ini masing-masing terdiri dari 20 pernyataan menggunakan skala
Guttman dengan pilihan jawaban benar bernilai 2 dan salah bernilai 1. Dalam
instrumen ini menggunakan skala ordinal dengan skor 35-40 dengan kriteria baik,
28-34 dengan kriteria cukup, sedangkan 20- 27 dengan kriteria kurang. Data
demografi pada instrumen ini meliputi inisial, jenis kelamin dan umur.

Nilai tertinggi−Nilai terendah


P=
Banyak Kelas

16
40−20
P=
3
20
P= P=6,66 ≈7 Dimana P=¿panjang kelas, sebesar 20 (selisih nilai tertinggi
3
dan nilai terendah)
dan banyak kelas sebanyak 3 kelas (Perilaku hidup bersih sehat (PHBS) dan
kesehatan lingkungan: Baik, Cukup, Kurang) di dapatkan panjang kelas sebesar 7.
Dengan menggunakan p = 7, maka di dapatkan hasil dari pernyataan dari peneliti
tentang perilaku hidup bersih sehat (PHBS) dan kesehatan lingkungan adalah
sebagai berikut dengan kategori:

Baik = 35-40
Cukup = 28-34
Kurang = 20-27

17
IV. PEMBAHASAN

Tabel 4. 14.1 Gambaran Lokasi Penelitian

SDN No.065013 Medan Selayang adalah sekolah negeri yang terletak di


JL. Setia Budi Gg. Inpres, Tanjung Sari, kec. Medan Selayang, Kota Medan,
Provinsi Sumatera Utara dengan luas tanah 1500 m2. SDN No.065013 ini
memiliki tujuan: memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk
mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota keluarga, masyarakat,
warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk
mengikuti pendidikan menengah dan peduli terhadap lingkungan hidup.

4.2 Hasil Penelitian

JUMLAH
KELAS RESPONDEN RESPONDEN (f)
2 27
3 22
4 32
TOTAL 81
Tabel 1Jumlah Responden

Pada BAB ini, akan diuraikan hasil penelitian tentang hubungan


perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kesehatan lingkungan.
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari tanggal 20 Maret 2019 sampai dengan
tanggal 3 April 2019 di SDN No.065013 Medan Selayang. Adapun responden
pada penelitian ini adalah siswa/siswi kelas 2 sebanyak 27 orang, kelas 3
sebanyak 22 orang dan kelas 4 sebanyak 32 orang dengan total jumlah
responden sebanyak 81 orang.

1. Karakteristik responden di SDN No.065013 Medan Selayang Tahun 2019

JUMLAH BERDASARKAN
RENTANG USIA USIA (f) %
6th-8th 47 58,02469136
9th-11th 34 41,97530864
Total 81 100
Tabel 2 Jumlah Responden Berdasarkan Usia

JENIS KELAMIN JUMLAH (f) %


LAKI-LAKI 19 23,45679012
PEREMPUANG 62 76,54320988

18
Total 81 100
Tabel 3 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan umur


diperoleh data responden yang berumur 6-8 tahun sebanyak 47 orang (58,0%).
Berdasarkan tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
diperoleh data mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 62
orang (76,5%).

2. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SDN No.065013 Medan Selayang
Tahun 2019

PHBS JUMLAH (f) %


BAIK 48 59,25925926
CUKUP 33 40,74074074
KURANG 0 0
Total 81 100
Tabel 4.4

Tabel 4 Presentase Prilaku Hidup Bersi dan Sehat

Berdasarkan tabel 4.4 menggambarkan distribusi frekuensi perilaku


hidup bersih dan sehat (PHBS) di SDN No.065013 Medan Selayang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SDN
No.065013 Medan Selayang dalam kategori baik sebanyak 48 orang (59,3%),
kategori cukup sebanyak 33 orang (40,7%).

3. Kesahatan Lingkungan di SDN No.065013 Medan Selayang Tahun 2019

KESEHATAN LINGKUNGAN JUMLAH (f) %


BAIK 57 70,37037037
CUKUP 24 29,62962963
KURANG 0 0
Total 81 100
Tabel 5 Presentase Kesehatan Lingkungan

Berdasarkan tabel 4.5 menggambarkan distribusi frekuensi perilaku


hidup bersih dan sehat (PHBS) di SDN No.065013 Medan Selayang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SDN
No.065013 Medan Selayang 57 orang (70,4%) dan kategori cukup sebanyak 24
orang (29,6%).

19
4.3 Pembahasan
1. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SDN No.065013 Medan
Selayang tahun 2019

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SDN N0.065013


Medan Selayang dengan responden sebanyak 81 siswa didapatkan hasil bahwa
gambaran perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kategori baik
sebanyak
48 orang (59,3%) dan cukup sebanyak 33 orang (40,7%).

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa responden memiliki


perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kategori baik sebanyak 72 orang
(60,5%)
dikarenakan pada umumnya anak lebih mudah mengingat dan suka meniru
apa
yang dilakukan orang lain jadi mereka lebih mudah untuk diajarkan mengenai
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Responden sudah memiliki
pengetahuan
mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta menerapkannya di
lingkungan sekolah. Selain itu juga dapat dilihat dari tujuan sekolah yaitu
peduli
terhadap lingkungan dan dapat juga dilihat dari perilaku siswa/i menggunakan
jamban dengan baik dan membuang sampah pada tempatnya.

Responden yang memiliki perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)


kategori cukup sebanyak 33 orang (40,7%) dikarenakan sebagian siswa/i masih
kurangnya kesadaran atau malas dalam melakukan tindakan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) dan jarang mengaplikasikan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam lingkungan sekolah

2. Kesehatan lingkungan di SDN No.065013 Medan Selayang tahun 2019

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 81 responden untuk kesehatan


lingkungan di SDN No.065013 Medan Selayang didapatkan hasil dengan
kategori
baik sebanyak 57 orang (72,3%) dan cukup sebanyak 24 orang (29,6%)
responden.

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa responden memiliki


kesehatan lingkungan kategori baik sebanyak 57 orang (70,4%) dikarenakan

20
siswa/i sudah mendapatkan pengetahuan dari pihak sekolah dan pelayanan
kesehatan. Siswa/i juga sudah menyadari arti pentingnya menjaga kesehatan
lingkungan dapat dilihat dari perilaku membuang sampah pada tempatnya,
tidak
mencoret-coret tembok serta adanya kegiatan kebersihan ruang kelas dan
lingkungan sekolah. Responden yang memiliki kesehatan lingkungan kategori
cukup sebanyak 24 orang (29,6%) dikarenakan sebagian kecil siswa/i malas
dalam melakukan tindakan PHBS dan jarang mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam lingkungan sekolah

3. Hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kesehatan


lingkungan di SDN No.065013 Medan Selayang tahun 2019
Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,000 dimana dikatakan
berhubungan jika (p = < 0,005) yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan
antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kesehatan lingkungan di
SDN No.065013 Medan Selayang, artinya baiknya perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) siswa/i sangat menjamin kesehatan lingkungan dalam suatu
sekolah.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) mempengaruhi kesehatan
lingkungan. Jika PHBS dilakukan dengan baik maka kondisi kesehatan
lingkungannya juga akan baik. Pihak sekolah dan pelayanan kesehatan juga
sudah
menanamkan dasar-dasar perilaku peduli lingkungan dan mewujudkan siswa
cinta lingkungan sehingga anak-anak sudah terbiasa melakukan perilaku hidup
bersih dan sehat serta menjalankan program UKS dengan Trias UKS yang
meliputi
aspek pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan serta pembinaan lingkungan
kehidupan sekolah yang sehat.

21
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang ditemukan oleh peneliti tentang hubungan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kesehatan lingkungan di SDN
No.065013 Medan Selayang tahun 2019 dapat disimpulkan bahwa:

1. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SDN No.065013 Medan


Selayang memiliki kategori baik sebanyak 48 orang (59,3%).
2. Kesehatan lingkungan di SDN No.065013 Medan Selayang memiliki
kategori baik sebanyak 24 orang (70,4%).
3. Ada hubungan yang kuat antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
dengan kesehatan lingkungan di SDN No.065013 Medan Selayang Tahun
2019 dengan hasil nilai p-value = 0,000, yang dimana dikatakan
berhubungan apabila p-value < 0,005

6.2 Saran
Saran yang dapat diusulkan yaitu
1. Teoritis
Diharapkan hasil dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai
tambahan ilmu pengetahuan dan dapat digunakan sebagai bahan
bacaan/referensi dalam memahami perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) dan kesehatan lingkungan.

2. Praktis
a. Bagi siswa/I diharapkan untuk meningkatkan pelaksanaan dan
mengaplikasikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di
sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.

22
b. Bagi guru dan sekolah diharapkan untuk meningkatkan
memberikan pendidikan kesehatan sekolah memberi sarana dan
prasarana untuk menunjang kesehatan lingkungan sekolah dan
masyarakat sekolah.
c. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang
pengaruh perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan
kesehatan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Aswadi, A., Syahrir, S., Delastara, V., & Surahmawati, S. (2017).


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (Phbs) Pada Siswa-
Siswi SDK Rita Pada Kecamatan Kota Komba Kabupaten
Manggarai Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Alsihah: The Public Health Science Journal, 9(2).

Banun, T. S. (2016). Hubungan antara Pengetahuan PHBS dengan


Pola Hidup Sehat Siswa di SD Tamanan. BASIC
EDUCATION, 5(14), 1-378.
Creswell, Jhon.2009. Reasearch Design Qualitative, Quantitative
And Mixed

Grove, S. K, Burns, N, & Gray, J. 2014. Understanding Nursing


Research : Building An Evidence Based Practice. Elsevier
Health Science. 6 Th Edition. China : Elsevier

Istiarti, T., & Dangiran, H. L. (2017). Faktor-faktor yang


Berhubungan dengan Praktek Sanitasi Lingkungan
Bersih dan Sehat Melalui'PHBS' pada Siswa Sekolah
Dasar di Kecamatan Banyumanik. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia, 15(2), 50-55.

Kemendikbud.(2017). Profil Sanitasi Sekolah tahun 2017. Jakarta


Kemendikbud

23
Ningsih, D.Y., Putri, E.A., & Irsan, Abror. (2014). Hubungan
Kondisi Lingkungan Sekolah Dengan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat Pada Siswa SMA Negeri di Kota
Senggau Tahun 2014. Skripsi. Universitas Tanjungpura.
Pontianak

Nurhajati, Nunun. (2015). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


(PHBS) Masyarakat Desa Samir Dalam Meningkatkan
Kesehatan Masyarakat. Jurnal Publiciana. 8(1), 107-126.

24

Anda mungkin juga menyukai