Anda di halaman 1dari 32

GAMBARAN KARIES PADA PEROKOK DI RT 03 RW 03 KELURAHAN

SARIJADI KOTA BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program
Pendidikan Diploma III Jurusan Kesehatan Gigi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Disusun Oleh :
DAFA MOCHAMAD FAKHRI PURNAMA
P17325119009

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN KESEHATAN GIGI
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul

GAMBARAN KARIES PADA PEROKOK DI RT 03 RW 03

KELURAHAN SARIJADI KOTA BANDUNG

Menyetujui

Dosen Pembimbing I

Tiurmina Sirait, MAP

NIP. 195804041983022001

Dosen Pembimbing II

Drg. Neneng Nurjanah, M.Kes

NIP. 196607041993032002

JURUSAN KESEHATAN GIGI

PROGRAM STUDI KESEHATAN GIGI

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tak henti-hentinya penulis ucapkan ke Hadirat Allah SWT,

karna Rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini. Sholawat serta salam tidak lupa pula penulis curah limpahkan kepada junjunan

kita yakni Nabi Muhamad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya serta para tabi’i

dan tabi’in dan kepada kita selaku umatnya hingga akhir zaman.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan ilmu sehingga penulis

dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan semangat, kasih sayang dan

doa nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

Ini.

3. Dr. Ir. H. Oesman Syarif, M KM, selaku direktur Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Bandung.

4. Tri Widyastuti SKM, M.Epid, selaku ketua Jurusan Keperawatan Gigi

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung.

5. Tiurmina Sirait, S.Pd, MAP, selaku pembimbing akademik dan

pembimbing 1 Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan nasihat dan

bimbingan

6. Drg. Neneng Nurjanah, M.Kes , selaku dosen pembimbing 2 Karya Tulis

Ilmiah yang telah memberikan arahan dan bimbingan

i
Akhir kata penulis berharap, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri, bagi responden penelitian, bagi instansi

tempat penelitian, maupun bagi peneliti selanjutnya.

Bandung, Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

GAMBARAN KARIES PADA PEROKOK DI RT 03 RW 03 KELURAHAN


SARIJADI KOTA BANDUNG ...............................................................................1
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
PENDAHULUAN ............................................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................................4
A. Karies ....................................................................................................................6
B. Rokok ..................................................................................................................11
BAB 3 ..............................................................................................................................15
METODE PENELITIAN ..............................................................................................15
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................................15
B. Populasi dan Sampel ..........................................................................................15
C. Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................................16
D. Kerangka Konsep ...............................................................................................17
Sumber : Hidayat, 2016................................................................................................17
E. Hipotesis ..............................................................................................................17
F. Definisi Operasional ...........................................................................................18
G. Instrumen dan Bahan Penelitian ...........................................................................19
H. Prosedur Penelitian ........................................................................................19
I. Analisis Hasil ..........................................................................................................21
LAMPIRAN ...................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................24

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hidup sehat secara jasmani maupun rohani merupakan hal paling

utama dalam kehidupan manusia. Setiap individu berkeinginan untuk terus

hidup sehat serta terhindar dari segala jenis penyakit. Untuk mencapai

kesehatan tubuh yang utuh, maka pola hidup yang sehat perlu diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari seperti seperti mengkonsumsi buah dan sayur

yang seimbang, tidak merokok dan lain sebagainya. Selain kesehatan tubuh

secara umum. Menurut kemenkes pada tahun 2019, menyebutkan bahwa

bagian dari kesehatan tubuh secara keseluruhan adalah kesehatan gigi dan

mulut yang dapat merefleksikan kesehatan tubuh secara keseluruhan,

gangguan pada kesehatan gigi dan mulut pula dapat menurunkan kesehatan

secara umum.

Kesehatan gigi dan mulut adalah segala sesuatu yang terjadi didalam

rongga mulut, yaitu kebersihan, kesehatan, gangguan serta kelainan yang

ada di dalam rongga mulut. Didalam rongga mulut terdapat bagian tubuh

yang menjadi bagian terpenting pada proses pengunyahan, yakni gigi. Gigi

memiliki peran yang sangat penting dalam rongga mulut, namun terdapat

beberapa penyakit yang dapat menyerang gigi jika tidak dijaga dengan baik.

Menurut FDI (Federation Dentaire Internationale) pada tahun 2019,

1
2

menyebutkan bahwa karies gigi merupakan permasalahan atau penyakit

paling umum yang terjadi pada jaringan keras gigi.

Karies gigi merupakan salah satu penyakit pada jaringan keras gigi

yang paling banyak diderita oleh sebagian besar manusia diseluruh dunia,

bahkan hampir setengah penduduk dunia pernah menderita penyakit karies

gigi, yakni 3,58 miliar jiwa pernah menderita penyakit karies gigi (The

Global Burden Disease Study, 2016). Hasil Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas,2018) pun menyebutkan prevalensi penyakit karies gigi di

Indonesia adalah sebesar 57,6%.

Karies gigi merupakan penyakit pada jaringan keras gigi yang dapat

terjadi karna adanya proses demineralisasi yang tinggi dibandingkan proses

remineralisasi, proses demineralisasi tersebut dapat terjadi dari berbagai

faktor, salah satunya akibat terpapar zat yang terkandung dalam rokok

terutama nikotin dan tar, dan rongga mulut merupakan organ tubuh paling

pertama yang terkena dan terpapar oleh zat yang terkandung dalam rokok.

Menurut data WHO 2020, jumlah perokok berusia diatas 15 tahun

sebanyak 991 juta jiwa, dan Indonesia berada di peringkat ketiga sebagai

negara yang memiliki jumlah perokok tertinggi dengan prevalensi yang

mencapai 33,8 persen atau sekitar 65,7 juta penduduk Indonesia adalah

perokok. Badan Pusat Statistik pada tahun 2020 (BPS, 2020) menyebutkan

bahwa persentase perokok di usia 15 tahun ke atas berjumlah 28,7 persen

dan Provinsi Jawa Barat menempati posisi kedua tertinggi yakni 32,55

persen.
3

Merokok menjadi salah satu penyebab terjadinya karies gigi,

penelitian mengenai efek rokok terhadap kejadian karies sudah banyak

dilakukan, salah satunya yaitu yang dilakukan oleh Adelia. R. pada tahun

2018,. Adelia melakukan penelitian mengenai bagaimana gambaran karies

gigi pada perokok di Kecamatan Gandus, Palembang. Adelia menggunakan

tehnik penelitian deskriptif dengan pemilihan sampel meggunakan tehnik

purposive sampling yang berjumlah 100 responden. Hasil dari penelitian

tersebut, diketahui bahwa dari 100 responden yang merupakan perokok,

sebanyak 84 responden atau sebesar 84% responden mengalami penyakit

Karies gigi dengan rata-rata DMF-T berjumlah 3,73 dengan kategori

sedang.

Hasil dari prasurvey yang dilakukan penulis kepada warga yang

berjumlah 7 hingga 30 jiwa di RT 03 RW 03 Kelurahan Sarijadi yang rutin

berkumpul di pos kamling, dan hampir dari total keseluruhan warga yang

berkumpul tersebut memiliki kebiasaan merokok atau sebanyak 90%

merupakan perokok dan sebanyak 80% dari para perokok tersebut memiliki

penyakit pada jaringan keras gigi, yakni karies gigi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti

"Gambaran Karies Pada Perokok Di RT 03 RW 03 Kelurahan Sarijadi

Bandung Tahun 2022".

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah disebutkan diatas, maka

penulis memutuskan untuk menentukan rumusan masalah sebagai berikut


4

“Bagaimana gambaran karies pada perokok di RT 03 RW 03 Kelurahan

Sarijadi Bandung Tahun 2022?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Diketahuinya gambaran karies pada perokok di RT 03 RW 03

Kelurahan Sarijadi Bandung Tahun 2022.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi tipe perokok pada masyarakat RT

03 RW 03 Kelurahan Sarijadi Kota Bandung Tahun 2022.

b. Mengetahui rata-rata DMF-T pada perokok ringan di RT 03 RW 03

Kelurahan Sarijadi Bandung Tahun 2022.

c. Mengetahui rata-rata DMF-T pada perokok sedang di RT 03 RW 03

Kelurahan Sarijadi Bandung Tahun 2022.

d. Mengetahui rata-rata DMF-T pada perokok berat di RT 03 RW 03

Kelurahan Sarijadi Bandung Tahun 2022

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan Proposal KTI

(Karya Tulis Ilmiah) ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan mengenai efek rokok terhadap peningkatan

resiko terjadinya penyakit karies.

2. Bagi Perokok di RT 03 RW 03 Kelurahan Sarijadi Bandung


5

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi

serta masukan bagi perokok di RT 03 RW 03 Kelurahan Sarijadi

Bandung untuk meningkatkan pengetahuan mengenai efek rokok

terhadap tingkat kejadian karies sehingga dapat melakukan upaya

preventive atau pencegahan agar dapat terhindar dari penyakit karies

yang diakibatkan oleh rokok..

3. Bagi Peneliti Lainnya

Menambah pengetahuan serta referensi bagi peneliti lainnya yang akan

meneliti suatu kejadian yang sama atau berkaitan dengan penelitian ini.
BAB 2

TIINJAUAN PUSTAKA

A. Karies

1. Pengertian Karies Gigi

Menurut Tarigan pada tahun 2013, Karies gigi merupakan suatu

penyakit pada jaringan keras gigi dengan kerusakan pada permukaan

gigi yang diawali dari permukaan pit, kemudian menuju fissure serta

interproximal sebagai tandanya.

Serta menurut Kidd pada tahun 2013, Karies gigi merupakan salah

satu penyakit yang berada pada jaringan keras gigi, yaitu email, dentin

dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme

asidogenik (bakteri penghasil asam) dalam suatu karbohidrat (terdapat

dalam plak yang melekat erat pada permukaan gigi) yang dapat

diragikan terutama karbohidrat yang mengandung glukosa (gula), yang

ditandai dengan adanya proses demineralisasi pada jaringan keras gigi

yang kemudian diikuti oleh kerusakan gigi.

2. Penyebab Terjadinya Karies

Terdapat 4 (empat) faktor utama yang menjadi penyebab terjadinya

Karies, yaitu :

a. Faktor Host (Tuan rumah)

6
7

Struktur enamel atau email gigi, struktur dan bentuk gigi serta

saliva merupakan hal yang dapat dihubungkan sebagai host atau tuan

rumah yang mendukung terhadap terjadinya kejadian karies gigi.

Menurut Kidd, 2013, terdapat kawasan-kawasan gigi yang

memudahkan pelekatan plak yang sangat memungkinkan diserang

karies karena terdapat plak yang mengandung bakteri penyebab

karies yang sulit dibersihkan, yaitu :

1) Pit dan fissure.

2) Permukan halus pada daerah aproksimal.

3) Diantara Email dan gingiva.

4) Permukaan akar gigi terbuka.

5) Pada tumpatan yang tidak halus.

6) Permukaan gigi yang berdampingan dengan gigi palsu dan bridge

(jembatan).

b. Faktor Agen (Mikroorganisme)

Mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matrik

interseluler yang berada pada plak gigi yang melekat erat pada

permukaan gigi. Plak yang di penuhi mikroorganisme ini terjadi

ketika faktor agen (tuan rumah) tidak menjaga kesehatan gigi dan

mulutnya dengan baik. Satu satunya cara untuk membersihkan Plak

pada gigi dengan sempurna yaitu dengan cara menyikat gigi dengan

waktu dan teknik yang tepat. Kerusakan pada jaringan keras gigi

salah satunya yaitu Karies dapat terjadi karna disebabkan oleh


8

Bakteri Streprococcus Mutans yang terdapat di dalam plak yang

menempel pada permukaan gigi karna memiliki sifat asidogenik

(Putri, dkk 2013).

c. Faktor substrat (Plak)

Plak yang terdiri dari karbohidrat dan zat zat lain yang dapat

melekat pada plak, kemudian dipenuhi oleh bakteri yang menempel

pada permukaan gigi kemudian menghasilkan asam sehingga proses

demineralisasi terjadi. Karbohidrat yang mengandung glukosa dapat

membantu bakteri untuk pembuatan asam dan sintesa polisakharida

ekstra sel (sel yang membuat bakteri sangat lengket pada permukaan

gigi yang dihasilkan dari karbohidrat makanan). Walaupun

demikian, terdapat beberapa karbohidrat yang kompleks sehingga

tidak berbahaya dalam pembentukan karies yaitu pati, karena pati

tidak dicerna secara baik di dalam mulut, sementara karbohidrat

karbohidrat yang mengandung glukosa dapat meresap dan merekat

erat pada plak sehingga bakteri dapat me-metabolisme glukosa

dengan cepat.

Glukosa yang merekat erat pada plak yang terbawa masuk oleh

makanan atau minuman kemudian dimetabolisme oleh bakteri

sehingga bakteri tersebut menyebabkan pH pada plak tersebut

menjadi asam hingga dapat menyebabkan demineralisasi.

Dibutuhkan waktu 30 hingga 60 menit untuk mengembalikan pH


9

hingga ke keadaan normal. Maka dari itu, mengkonsumsi makanan

atau minuman yang mengandung glukosa secara berulang, akan

menyebabkan pH plak dibawah normal atau asam dalam waktu yang

lebih lama dibandingkan waktu yang dibutuhkan rongga mulut

untuk mengembalikan pH menjadi normal kembali, sehingga proses

demineralisasi-pun akan terjadi (Kidd, dkk. 2013).

d. Faktor waktu

Proses remineralisasi atau proses saliva mengembalikan kembali

mineral yang hilang salah satunya akibat adanya serangan bakteri

penyebab karies gigi yakni Streptococcus Mutans yang berada

didalam plak gigi yang melekat erat pada permukaan gigi dapat

menghentikan proses terjadinya karies gigi, namun jika proses

demineralisasi lebih tinggi dibandingkan proses remineralisasi karna

diakibatkan seseorang tersebut tidak menjaga kesehatan gigi dan

mulutnya dengan baik, maka periode perusakan akan lebih tinggi

dibandingkan periode perbaikan. Maka dari itu, plak yang dipenuhi

bakteri penyebab karies gigi tidak dapat menghancurkan gigi dalam

hitungan hari ataupun minggu, melainkan bulan bahkan tahun

(Kidd, 2013).

3. Proses Terjadinya Karies

Plak yang dipenuhi oleh bakteri streptococus mutans dan

lactobacillus sehingga dapat me-metabolisme sisa makanan terutama

makanan yang mengandung karbohidrat yang dapat difermentasikan


10

seperti glukosa (gula) karna memiliki molekul yang mudah meresap

kedalam plak dan kemudian dimetabolisme oleh bakteri.

Metabolisme bakteri tersebut kemudian menyebabkan plak yang

melekat erat di permukaan gigi dapat bersifat pH dibawah normal

(asam) sehingga dapat melarutkan enamel gigi dan menimbulkan

kerusakan pada jaringan keras gigi dan pula dapat menyebabkan proses

demineralisasi. Jika proses demineralisasi terjadi secara terus menerus,

maka pelarutan kalsium yang menyebabkan kerusakan emailpun akan

terjadi dan kariespun terbentuk (Putri, dkk 2013).

4. Pengukuran Indeks Karies (DMF-T)

Ahli epidomiologi akan melihat prevalensi serta insidensnya untuk

melihat dan mempelajari setiap penyakit. Prevalensi merupakan bagian

dari suatu kelompok masyarakat yang terkena suatu keadaan atau suatu

penyakit yang terjangkit dalam kurun waktu tertentu. Sementara

insidens merupakan cara untuk mengukur suatu keadaan atau suatu

penyakit (Kidd, 2013).

Untuk mengukur prevalensi serta insidens, diperlukan pengukuran

kuantitatif terlebih dahulu agar dapat mengetahui besaran tersebarnya

suatu kejadian atau suatu penyakit pada suatu populasi.

Untuk kasus penyakit karies gigi, indeks pengukuran yang bisa

dipakai merupakan indeks DMF-T, yaitui :

1). Jumlah gigi yang terserang karies (D)


11

2). Jumlah gigi hilang (M)

3). Jumlah gigi yang sudah ditambal (F)

4). Jumlah gigi yang terdapat dalam rongga mulut (T)

Dengan rumus DMF-T, yaitu :

DMF-T = D+M+F

T =

Terdapat beberapa tingkatan yang ditentukan oleh WHO pada tahun

2013 yaitu :

A. 0,0 - 1,1 = Sangat Rendah

B. 1,2 - 2,6 = Rendah

C. 2,7 - 4,4 = Sedang

D. 4,5 - 6,5 = Tinggi

E. 6,6 > = Sangat Tinggi

2) Rokok

1. Pengertian Rokok

Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus oleh daun nipah

atau kertas (KBBI, 2018). Sementara menurut Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2003 pada Pasal 1 ayat 1, rokok adalah hasil olahan

tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang


12

dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotinia Rustica dan

spesiel lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar

dengan atau tanpa bahan tambahan.

2. Kandungan Bahan Kimia Rokok

Menurut Permenkes No. 28 Tahun 2013, rokok mengandung lebih

dari 4000 zat kimia berbahaya serta lebih dari 43 zat penyebab kanker.

Adapun bahan kimia yang paling banyak terkandung dalam rokok

berdasarkan PP No. 19 Tahun 2003 dan Kemenkes tahun 2018 yakni

Karbonmonoksida, Nikotin dan Tar.

a. Karbonmonoksida

Karbonmonoksida merupakan salah satu gas beracun yang

dapat membuat turunnya kadar oksigen yang berada didalam darah,

dan dapat menimbulkan turunnya konsentrasi serta menimbulkan

penyakit yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.

b. Nikotin

Nikotin merupakan suatu zat, atau bahan senyawa pirrolidin

atau senyawa kimia berupa cairan dan berwarna bening, yang

terdapat dalam beberapa jenis tanaman seperti Nikotiana Tabacum,

Nicotiana Rustica dan spesies lainnya yang berjenis atau memiliki

kandungan yang sama atau berasal dari hasil sintetis yang bersifat

adiktif atau dapat menyebabkan ketergantungan pada penikmatnya.

c. Tar
13

Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatika yang

bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker)

3. Efek Merokok Terhadap Kejadian Karies

Kandungan yang terdapat dalam rokok memiliki pengaruh yang

cukup kuat dalam tingkat kejadian karies, kandungan pada rokok yakni

nikotin dan tar dapat menyebabkan stain (penodaan gigi), permukaan

pada gigi akan menjadi kasar sehingga akumulasi atau penumpukan plak

pada permukaan gigi dapat lebih cepat. Teori tersebut kian diperkuat

oleh pernyataan Hidayat pada 2016 bahwa kandungan yang berada

didalam rokok dapat menimbulkan stain (penodaan pada gigi) serta

dapat menurunkan pH saliva akibat nikotin dan tar.

Ketika pH saliva turun dan menjadi lebih asam, banyak hal yang

dapat terjadi didalam rongga mulut, yaitu meningkatnya bakteri

penghasil asam (mikroorganisme asidogenik), melarutkan komponen

enamel gigi, hingga dapat merusak gigi dan jaringan sekitarnya.

4. Perilaku Merokok

Perilaku merokok merupakan kebiasaan buruk yang selalu

dilakukan setiap harinya, mengenai bahayanya merokok sudah banyak

sekali tersebar melalui video, poster ataupun tulisan, bahkan didalam


14

bungkus rokok tersebut sudah tertuliskan mengenai bahaya merokok,

tetapi perilaku merokok tersebut masih tetap saja dilakukan.

Menurut Depkes RI (2013), perilaku merokok adalah perilaku yang

membakar salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk

dibakar, dihisap dan atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih,

cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotina

tabacum, nicotinarustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang

asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan

tambahan.

Terdapat 3 kategori perokok menurut WHO (2013), yaitu :

1) Perokok ringan

Perokok yang mengkonsumsi rokol 1 – 10 batang/hari .

2) Perokok sedang

Perokok yang mengkonsumsi rokok 11 – 20 batang/hari.

3) Perokok berat

Perokok yang mengkonsumsi rokok lebih dari 20 batang/hari.


BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan menggunakan metode penelitian survei

deskriptif yang memiliki tujuan untuk menjelaskan suatu kondisi sosial di

suatu daerah (Morissan, 2015), serta penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui bagaimana gambaran kejadian karies pada perokok di RT 03

RW 03 Kelurahan Sarijadi Bandung secara objektif.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini merupakan warga RT 03 RW 03

Kelurahan Sarijadi Kota Bandung yang berjumlah 149 jiwa.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling, yang

dimana sampel yang dipilih dalam teknik purposive sampling ini yaitu

dengan dipilih berdasarkan pertimbangan serta tujuan sesuai yang

ditentukan peneliti itu sendiri (Prastowo, 2016). Karakteristik yang

ditentukan oleh peneliti yaitu berjumlah 30 jiwa, dengan acuan teori

Sugiono pada tahun 2012, yang dimana penentuan jumlah sampel yang

digunakan pada purposive sampling minimal 30 responden.

a. Besar sampel : 30 jiwa.

b. Cara pengambilan sampel

15
16

• Kriteria inklusi :

- Masyarakat RT 03 RW 03 Kelurahan Sarijadi Kota

Bandung.

- Perokok Aktif

- Bersedia menjadi responden

• Kriteria eksklusi :

- Masyarakat yang berdomisili di RT 03 RW 03 Kelurahan

Sarijadi Kota Bandung yang tidak merokok.

- Perokok aktif yang tidak bersedia untuk menjadi responden

dalam penelitian ini.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret 2022, yang meliputi

kegiatan dari awal hingga akhir.

2. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan di RT 03 RW 03 Kelurahan Sarijadi Kota

Bandung
17

D. Kerangka Konsep

Zat Beracun a. Sekresi saliva


Rokok b. pH saliva
( Tar, nikotin,
c. Mikroorganisme
karbonmonoksida)
asidogenik
d. Melarutkan
komponen enamel
gigi

Demineralisasi
Akumulasi Plak
Karies Gigi
(Indeks DMF- Remineralisasi

Sumber : Hidayat, 2016

E. Hipotesis

= Variabel yang akan diteliti

= Variabel yang tidak akan diteliti


18

F. Definisi Operasional

1. Indeks Karies ( D M F - T )

Pengertian : Indeks untuk mengukur kejadian karies, dapat

menggunakan indeks pengukuran DMF-T. Dengan

menilai gigi yang rusak akibat karies (Decay), gigi yang

hilang (Missing) dan gigi yang sudah mendapat

perawatan atau ditambal (Filling) .

Alat Ukur : Alat diagnostik, alat tulis, senter, baki Instrumen,

lembar pemeriksaan DMF-T

Cara Ukur : Melakukan pemeriksaan secara langsug dengan

menghitung jumlah DMF-T dan mencatat hasil pada

lembar DMF-T

Hasil Ukur : 1) 0,0 - 1,1 = sangat rendah

2) 1,2 - 2,6 = rendah

3) 2,7 - 4,4 = sedang

4) 4,5 - 6,5 = tinggi

5) 6,6 > = sangat tinggi

2. Perokok

Pengertian : Sebuah kebiasaan buruk seseorang yang dilakukan

berulang dan sangat sulit untuk dihentikan untuk

menghisap rokok.

Alat Ukur : Wawancara


19

Cara Ukur : Memberikan pertanyaan melalui wawancara kepada

responden untuk mendapatkan hasil ukur.

Hasil Ukur : 1) Perokok ringan (1-10 batang/hari)

2) Perokok sedang (10-20 batang/hari)

3) Perokok berat (>20 batang/hari)

G. Instrumen dan Bahan Penelitian

Alat (instrumen) dan bahan yang akan dibutuhkan dalam penelitian

ini yaitu:

1. Diagnostic set (sonde, excavator, kaca mulut)

2. Lembar pemeriksaan DMF-T

3. Lembar kuisioner

4. Alat pelindung diri

5. Air dan obat kumur (betadine kumur)

H. Prosedur Penelitian

1. Persiapan Penelitian

a. Peneliti melakukan pendekatan dengan menjelaskan maksud

dan tujuan kepada masyarakat yang akan menjadi sample

dalam penelitian.

b. Membagikan informed concent.

c. Menyiapkan apd (alat pelindung diri), status, alat dan bahan

pemeriksaan DMF-T

2. Pelaksanaan Penelitian
20

a. Tahap I pemeriksaan Indeks Karies

1) Peneliti menggunakan alat pelindung diri yakni gown,

masker, face shield, dan hand scoon.

2) Responden diminta untuk berkumur dengan air yang telah

diberi betadine.

3) Memeriksa status karies dengan indeks DMF-T.

4) Pemeriksaan dimulai dari RA kanan ke RA kiri kemudian

dilanjutkan ke RB kiri ke RB kanan. Pemeriksaan dilakukan

pada seluruh gigi, dengan posisi responden duduk di kursi

dengan penerangan menggunakan senter, kepala sedikit

ditengadahkan, agar dapat melihat gigi lebih mudah, maka

operator akan duduk disebelah kanan pasien.

5) Mencatat hasil pemeriksaan DMF-T pada lembar

pemeriksaan.

6) Membersihkan serta mendesinfeksi basic instrument yang

telah digunakan untuk pemeriksaan selanjutnya dengan cara

merendam dengan air yang diberi larutan disinfektan dan

lalu dimasukan kedalam air mendidih selama 15 menit

dengan dihitung sejak mulai air sudah mendidih.

7) Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kemudian di

masukan kedalam lembar pemeriksaan dengan

menggunakan rumus DMF-T.

DMF-T = Jumlah D M F
21

Jumlah gigi yang diperiksa =

Kategori DMF-T menurut WHO :

a. 0,0 - 1,1 = sangat rendah

b. 1,2 - 2,6 = rendah

c. 2,7 - 4,4 = sedang

d. 4,5 - 6,5 = tinggi

e. 6,6 > = sangat tinggi

Keterangan DMF-T :

D = decay : Gigi karies yang terkena karies

M = missing : Gigi tetap yang dicabut

F = Filling : Gigi yang telah ditambal

T = Teeth : Total gigi yang diperiksa

b. Tahap II memberikan pertanyaan melalui wawancara

1) Memberikan pertanyaan kepada responden untuk

mengetahui jumlah batang rokok yang dihisap setiap

harinya.

2) Mencatat hasil wawancara kedalam lembar pemeriksaan

I. Analisis Hasil

Data identitas sampel diolah dengan cara deskriptif dan disajikan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.


22

LAMPIRAN

Lembar Pemeriksaan

Nama :

Alamat :

Usia :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Sudah berapa lama responden mulai merokok?

a. <5 Tahun

b. 6-10 Tahun

c. >10 Tahun

Berapa batang rokok yang anda habiskan dalam sehari?

a. 1-10 batang/hari

b. 11-20 batang/hari

c. Diatas 20 batang/hari

Pemeriksaan DMF-T

55 54 53 52 51 61 62 63 64 65

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
23

d :

m:

f :

Sumber : Adelia, Rahma. 2018.


DAFTAR PUSTAKA

Adelia, Rahma. 2018. Gambaran Karies Gigi Pada Perokok di Masyarakat

Kecamatan Gandus Palembang Tahun 2018.

https://repository.poltekkespalembang.ac.id/items/show/299

Badan Pusat Statistik. 2020. Persentase Merokok Pada Penduduk Umur ≥ 15 Tahun

Menurut Provinsi dan Persentase Pemuda Perokok.

https://www.bps.go.id/indicator/30/1435/1/persentase-merokokpada-

penduduk-umur-15-tahun-menurut-provinsi.html

Departemen Kesehatan Republik Indonesia,(Depkes RI. 2013). Perilaku Merokok.

FDI (Federation Dentaire Internationale) World Dental Federation. 2019. FDI’s

Definition of Oral Health. https://www.fdiworlddental.org/oral-

health/fdi-definition-of-oralhealth

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,2018). Pengertian Rokok.

Kidd, Edwina dkk. 2013. Dasar-Dasar Karies Penyakit dan Penanggulangan.

Jakarta.ECG

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Nasional Riskesdas.

2018.Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Pusat Data dan Informasi. (Pusdatin

Kemenkes RI, 2018). Kandungan Dalam Sebatang Rokok.

Morissan, 2015. Metode Penelitian Survei. Cetakan 3. Jakarta : Kencana. 2324

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019.

Kesehatan Gigi Nasional.

24
25

https://pusdatin.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/inf

odatin/infodatin-gigi.pdf

Putri,M.H, Eliza H., Neneng N. 2013. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras

dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta.EGC

Putri,H.A. 2019. Gambaran Karies Pada Perokok Aktif Remaja Putra di Kampung

Srayu. KTI. Yogyakarta : Poltekkes KemenkesYogyakarta

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2013,

(Permenkes RI, No. 28 Tahun 2013). Tentang Pencantuman

Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003. Tentang Pengamanan

Rokok Bagi Kesehatan

Prastowo,A. 2016. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan

Penelitian. Cetakan 3. Yogyakarta. AR-RRUZZ MEDIA

Hidayat,R., Astrid,T. 2016. Kesehatan Gigi & Mulut Yang Sebaiknya Anda Tahu.

Yogyakarta. CV ANDI OFFSET

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. CV

Alfabeta.

Tarigan, Rasinta. 2013. Karies Gigi. Jakarta. EGC. 25

The Global Burden of Oral Disease.2016. Research and Publik Health

Significance. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6728669/

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009. Tentang Kepemudaan

World Health Organization. (WHO, 2020). Rokok.

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tobacco.
26

World Health Organization. (WHO, 2020). Tipe-tipe perokok.

World Health Organization. (WHO, 2012). Oral Health..

http://www.who.int/mediacentre/fact sheets/fs318/en/.

Anda mungkin juga menyukai