Anda di halaman 1dari 59

PROPOSAL

HUBUNGAN PENDAMPING PERILAKU DIET HIPERTENSI


PADA LANSIA TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA
PENDERITA HIPERTENSI
TAHUN 2022

MUSDALIFAH
K.18.01.016

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MEGA BUANA
PALOPO
2022

i
PERNYATAAN SIAP UJIAN PROPOSAL/HASIL
HUBUNGAN PERILAKU DIET HIPERTENSI PADA LANSIA
TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA HIPERTENSI DI
WILAYAH PUSKESMAS WARA BARAT
TAHUN 2022

MUSDALIFAH
K.18.01.016

Proposal telah disetujui oleh tim pembimbing untuk dapat diujikan dihadapan tim
penguji proposal

Palopo, 19 Juni 2022

Tim pembimbing

Pembimbing utama Pembimbing pendamping

Ratnasari Iskandar, S.Kep.,Ns.,M.Kes Lindriani,S.Kep.,Ns.,M.Kes


NIDN. 0901038201 NIDN. 0914048204

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan rahmat serta ridha-Nya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Pendamping perilaku diet hipertensi terhadap kepatuhan diet pada
penderita hipertensi diwilayah Puskesmas wara barat Tahun 2022”.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang
tua untuk dukungan moril dan materil yang di berikan. Penulis menyadari bahwa
penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan di sebabkan terbatasnya
pengetahuan yang di miliki oleh penulis olehnya itu dengan rendah hati
mengharapkan saran dan kritik.
Saya ucapkan banyak terimas kasih kepada pembimbing pertama Ibu
Ratnasari Iskandar, S.kep.,Ns.,M.kes dan pembimbing pendamping Ibu Lindriani,
S.kep.,Ns.,M.Kes yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan proposal ini.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak H. Rahim Munir Said, SP.,MM selaku Pembina yayasan
pendidikan Universitas Mega Buana Palopo.
2. Dr. Hj. Nilawati Uly, S.Si.,Apt.,M.Kes selaku ketua Universitas Mega
Buana Palopo.
3. Bapak Indra Amanah AN, SKM., MPH selaku wakil Rektor I Bidang
Akademik Universitas Mega Buana Palopo.
4. Ibu Evawati Uly, S. Farm., Apt selaku wakil Rektor II bidang
keuangan dan SDM Universitas Mega Buana Palopo
5. Ibu Yuniar Dwi Yanti, S.ST., M.Keb selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Universitas Mega Buana Palopo.
6. Ibu Hartati S.Kep., Ns selaku Ketua Prodi Keperawatan Uiversitas
Mega Buana Palopo.
7. Ibu Lindriani, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Pembimbing Akademik

iii
8. Seprinus Patoding, S. Kep., Ns.,M.Kes selaku penguji
9. Bapak dan Ibu dosen serta Staf Universitas Mega Buana Palopo.
10. Kepada orang tua, adik,keluarga dan orang tersayang yang selalu
Memberikan doa, dukungan,semangat dan selama ini.
Akhir kata semoga tuhan yang maha esa senantiasa melimpahkan rahmat,
berkat dan karunianya kepada kita semua dan memberikan imbalan yang
setimpal atas semua jerih payah dari pihak yang telah memberikan bantuan
dan dukungan kepada penulis serta senantiasa menambah ilmu
pengetahuan yang bermanfaat dan menjadikan kita sebagai hambanya
yang selalu bersyukur.

Palopo ,10 Juni 2022


Penulis

Musdalifah

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

DAFTAR TABEL.................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v

DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................vi

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

A. Rumusan masalah.........................................................................................6

B. Tujuan penelitian...........................................................................................6

C. Manfaat penelitian........................................................................................7

BAB II TINJAUN PUSTAKA................................................................................9

A. Tinjaun umum tentang hipertensi.................................................................9

B. Tujuan umum tentang pengaruh pendamping diet hipertensi.....................14

C. Tujun umum tentang kepatuah diet hipertensi............................................15

D. Kerangka konsep.........................................................................................21

E. Definisi oprasional dan kriteria hasil..........................................................22

F. Hipotesis penelitian.....................................................................................22

v
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................23

A. Desain penelitian.........................................................................................23

B. Lokasi dan waktu penelitian.......................................................................23

C. Populasi dan sampel....................................................................................23

D. Instrumen penelitian....................................................................................24

E. Pengumpulan Data......................................................................................25

F. Pengolahan Dan penyajian Data.................................................................25

G. Analisis Data...............................................................................................26

H. Etika penelitian...........................................................................................27

DAFTRA PUSTAKA............................................................................................31

vi
vii
DAFTAR TABEL

Gamba Judul Halaman

r
Definisi oprasional dan kriteria hasil 23

2.1

viii
DAFTAR GAMBAR

Gamba Judul Halaman

2.1 Kerangka Konsep ............................................................. 21

ix
DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization

KEMENKES : Kementrian Kesehatan

RISKEDAS : Riset kesehatan dasar

x
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara alamiah setiap manusia ketika telah mencapai umur tertentu

akan mengalami proses menua (aging process) atau keadaan usia

lanjut (Miller, 2018).

Proses ini merupakan proses yang alamiah dan tidak dapat untuk

kita hindari sehingga ini merupakan hal yang patut kita syukuri karena

dikaruniai umur yang panjang, tidak semua orang yang dapat

mencapai usia tersebut. Perjalanan peroses menua merupakan proses

menurun fungsi fisik, psikologis, social, dan spiritual (Touhy and

jett,2018)

Lansia rentan terkena penyakit, khususnya penyakit degenerative.

Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratife yang umum

diderita pada lansia. (Nurhikmah, 2021)

Organisasi kesehatan dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia

menjadi empat yaitu: usia pertengahan 45-59 tahun, lanjut usia 60-74

tahun, lanjut usia tua 75-90 tahun dan usia sangat tua 90 tahun.

Makin bertambah usia, makin besar kemungkinan seseorang

mengalami permasalahan fisik, jiwa, spiritual, ekonomi dan social.

Dipenghujung tahun badan penelitian dan pengembangan kesehatan

menulis hasil riset kesehatan dasar atau Riskedas 2018.

1
Hipertensi adalah salah satu penyakit yang memiliki resiko penting

merupakan salah satu faktor utama untuk semua subtipe struk ,

termasuk stroke iskemik, p erdarahan intraserebral dan perdarahan

subrachonoid. Penyaki ini sudah menjadi resiko utama untuk penyakit

kronis dan merupakan penyakit penyebab kematian. WHO

merekomendasikan pentingnya pelayanan kesehatan dalam mencegah

hipertensi dan sebagai tenaga kesehatan terutama perawat, harus

berperan penting dalam menciptakan kesadaran masyarakat dan

berperan aktif dalam penyelenggaraan pendididkan kesehatan tentang

faktor resiko (Pengetahuan et al., 2018)

Berdasarkan data riskedas 2018 beberapa penyakit tidak menular

mengalami kecenderungan naik dari tahun 2013, diantaranyan

prevalensi stroke 10,9 % (naik 3,9%): gagal ginjal konik 3,8% (naik

1,8%): diabetes militus 8,5 % (naik 1,6%): dan hipertensi 34,1 %

(naik 8,3%). Kenaikan parevelensi tersebut terjadi hamper setiap

provensi di Indonesia termasuk sulawesi selatan (Depkes RI.2018).

Diasia tenggara hampir 1,5 juta jiwa meninggal disebabkan oleh

penyakit hipertensi tiap tahun, kondisi ini menjadikan darah tanggi

menjadi faktor tertinggi.(Soewito & Pastari, 2021)

Pasien dengan hipertensi membutuhkan pengobatan yang

berkelanjutan, bahkan bisa dibilang harus dilakukan terus menerus

selama hidup, juga perlu di barengi dengan melakukan aktivitas

teratur/olahraga yang aman, dan diet yang seimbang, karena hivertensi

2
merupakan suatu kondisi sehingga harus dikontrol dengan obat dan

didukung dengan pola hidup yang sehat, kondisi ini bias menimbulkan

rasa jemu atau lupa termasuk dalam melakukan diet

seimbang/hipertensi. Seorang yang mengalami hipertensi pri mer

harus mengontrol makanan dan minumnya sesuai diet hipertensi

setiap hari. Pelaksanaan diet yang teratur dapat menormalkan

hipertensi, yaitu dengan mengurangi makanan yang tinggi garam, dan

makanan berlemak, mengkonsumsi makanan yang tinggi serat dan

melakukan aktivitas olahraga (Komalasari et al,2020).

Adapun faktor resiko yang menyebabkan hipertensi ada 2 yaitu

faktor resiko yang bisa dikontrol adalah kelebihan berat badan,gaya

hidup,merokok.diet tidak sehat (tinggi garam), penggunaan alcohol

yang berlebihan, stress, sleep apnea dan diabetes. Sedangkan faktor

resiko yang tidak bisa dikontrol adalah umur, suku, riwayat keluarga.

(Nurman, 2021)

Organisasi kesehatan (WHO) memeberikan panduan diet yang

baik untuk orang yang mengalami tekanan darah tinggi. Diet

hipertensi ini dapat mengontrol tekanan darah dan mencegah

komplikasai yang berisiko muncul karena tekanan darah tinggi.

Sesuai dengan hasil Riskedas tahun 2018 bahwa penduduk yang

menkomsumsi >1 kali/hari makanan asin 29,7% makanan berlemak/

berkolestrol/gorengan 41,7% makanan berpengawet 4,9% minuman

berenergi 1,7% dan makanan instant 7,8% sedangkan kebiasaan

3
mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari hanya 4,6%. Pasien

hipertensi yang tidak menjaga makanan dan minuman yang tidak

menjaga makanan dan minuman yang teratur sesuai diet hipertensi

akan dapat beresiko terhadap kenaikan tekanan darah. (Suyoto et al.,

2020)

Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah makanan harus

beraneka ragam dan jenis komposisi makanan disesuaikan dengan

kondisi penderita (Komalasari et al,2020).

Hasil penelitian diet hipertensi pada lansia bahwa ada hubungan

yang bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan diet hipertensi.

Pada penelitian ini lansia yang memiliki pengetahuan yang lebih baik

patuh menjalankan diet hipertensi. Keputusan penderita hipertensi

melakukan diet hipertensi juga akan semakin baik jika

pengetahuannya tinggi. Begitu juga sebaliknya, jika pengetahuan

penderita rendah, maka keputusan penderita hipertensi untuk patuh

melakukan diet hipertensi juga akan berkurang.(Heriyandi et al.,

2018)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendahnya angka kepatuhan

terhadap diet rendah garam membuat meningkatnya angka kejadian

kekambuhan hipertensi, sehingga perlu dilakukan perbaikan intervensi

lain untuk meningkatkan angka kepatuhan diet rendah garam pada

penderita hipertensi.

4
Diet rendah garam adalah diet dengan mengurangi konsumsi garam

terentu. Asupan garam yang berlebihan dapat menyebabkan edema

atau asietes dan hipertensi karena ada gangguan keseimbangan cairan

tubuh. Tujuan diet rendah garam untuk membantu menurunkan

tekanan darah menuju normal. Pemberian diet rendah garam pada

pasien hipertensi sesuai dengan tingkat keparahan.(Niga, 2021)

Komalasari et al,(2020) mengatakan bahwa ada hubungan

signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet rendah

garam dan tidak ada hubungan antara dukungan keluaraga dengan

keteraturan control tekanan darah.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa semakin baik pendamping

perilaku diet hipertensi akan semakin baik pula kepatuhan diet pada

penderita hipertensi. Sebaliknya semakin rendah pendampingan

perilaku diet hipertensi, maka semakin rendah pula kepatuhan diet

pada penderita hipertensi.

Dukungan keluarga tentang kepatuhan diet rendah garam

merupakan suatu hal yang penting bagi pasien hipertensi. Dukungan

keluarga terkait tentang jenis dukungan keluarga, manfaat dukungan

keluarga serta faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga bahwa

semakin tinggi asupan natrium seseorang maka semakain tinggi

beresiko menderita penyakit hipertensi.(Hastuti et al., 2017a)

Ada beberapa factor yang mempengaruhi kepatuhan pasien

termasuk kepatuhan dalam melaksanakan program diet yaitu

5
pemahaman tentang instruksi,kualiats instraksi ,dukungan social

keluaraga,serta keyakinan sikap dan kepribadian pasien.dari keempat

factor tersebut, dukungan keluarga merupakan salah satu factor yang

tidak dapat di abaikan begitu saja, karena dukungan keluarga

merupakan salah satu dari factor yang memiliki kontribusi yang cukup

berarti dan sebagai factor penguat yang memepengaruhi kepatuhan

pasien.dukungan sosisal keluarga adalah sikap,tindakan dan

penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga

dipandang sebagai bagaian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan

keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat

mendukung selalu siap memeberikan pertolongan dan bantuan jika

diperlukan. Dukungan instrumental keluaraga merupakan sebuah

sumber pertolongan praktis dan konkrit diantaranya: kesehatan

penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istrahat,

terhindarnya penderita dari kelelahan.(Irawati, 2020)

Survey pendahuluan dilakukan terhadap pasien hipertensi, bahwa

pendidikan kesehatan tentang pola diet hipertensi sudah diberikan

kepada pasien yang mengalami hipertensi, namun tingkat kepatuhan

tentang diet belum sepenuhnya dilakukan oleh penderita tersebut.

Tingkat kepetuhan yang rendah pada penderita hipertensi tersebut

juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kurangnya

dukungan dari orang- orang terdekatnya, yaitu keluarga, yang di

tunjukkan melalui sikap dari anak/ibu/bapak/istri/suami yang berupa

6
perhatian dan bimbingan sehingga pasien tidak patuh dalam

melakukan diet hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan diet

pasien hipertensi d engan jenis penelitian kuantitatif.

Puskesmas wara barat merupakan salah satu puskesmas yang

jumblah penderita hubungan pendamping hipertensi lansianya cukup

tinggi yakni pada tahun 2020 jumblah penderita hipetensi pada lansia

130 jiwa dan pada thun 2021 jumblah penderita hipertensi menurun

menjadi 87 jiwa, sedangkan ditahun 2022 penderita hipertensi pada

lansia mencapai 100 jiwa.

Oleh karena itu, peneliti bertujuan melakukan penelitian terkait”

hubungan pendamping perilaku diet hipertensi pada lansia terhadap

kepatuhan diet pada penderita hipertensi diwilayah puskesmas wara

barat?

A. Rumusan masalah

Apakah terdapat hubungan pendamping perilaku diet hipertensi

pada lansia terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi

diwilayah puskesmas wara barat tahun 2022?

7
B. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

pendamping perilaku diet hipertensi pada lansia terhadap kepatuhan

diet pada penderita hipertensi di wilayah puskesmas wara barat.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengindentifikasi tingkat kepatuhan diet hipertensi pada

penderita hipertensi.

b. Untuk mengidentifikasi pendampingan perilaku diet hipertensi

pada penderita hipertensi

C. Manfaat penelitian

1. Bagi keilmuan

Menambah informasi yang baru dalam dunia kesehatan terkait

hubungan pendamping perilaku diet hipertensi pada lansia terhadap

kepatuhan diet penderita hipertensi di wilayah puskesmas wara barat

tahun 2022.

2. Bagi institusi

Peneliti mampu menjadikan sebagai referensi pendahuluan bagi

peneliti yang jika ingin mengadakan penelitian selanjutnya terkait

penelitian tentang hubungan pendamping perilaku diet hipertensi

pada lansia terhadap kepatuahan diet pda penderita hipertensi

diwilayah puskesmas wara barat tahun 2022.

8
3. Bagi peneliti

Sebagai bahan ajar dan referensi yang baru dalam bidang kesehatan

terkait hubungan pendamping perilaku diet hipertensi terhadap

kepatuhan diet pada penderita hipertensi diwilayah puskesmas wara

barat tahun 2022.

4. Bagai masyarakat

Agar dapat memberikan informasi pada masyarakat yang

berhubungan dengan hubungan perilaku diet hipertensi pada lansia

terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi di wilayah

puskesmas wara barat tahun 2022.

9
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Tinjaun umum tentang lansia

1. Pengertian Umum lansia

Lansia adalah seorang laki-laki atau perempuan yang beruisa 60

tahun atau lebih, baik yang secara fisik masih berkemampuan

(potensial) maupun karena sesuatu hal yang tidak mampu berperan

secara aktif dalam pembangunan. Lanjut usia merupakan suatu proses

kehidupan yang alami. Usia manusia sebagai mahluk hidup terbatas

oleh peraturan alam, umur manusia maksimal sekitar enam kali umur

masa bayi dan balita, yakni sampai 6x 20 tahun = 120 tahun. Semua

individu akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua menjadi

masa terakhir hidup. Pada masa ini individu mengalami kemunduran

fisik,mental, dan social secara bertahap, sampai tidak dapat

melakukan aktivitas sehari-hari sehingga bagi sebagian lansia masa

tersebut merupakan masa yang kurang menyenangkan. Kemunduran

yang terjadi pada lansia bermula dari proses degenerative sel-sel

tubuh. Sel menjadi lebih sedikit jumblahnya sedangkan ukurannya

lebih besar, jumblah cairan tubuh berkurang sehingga makanisme

perbaikan sel terganggu. Dari perubahan sel tersebut akan berdampak

pada jaringan dan organ tubuh. Seluruh system tubuh akan mengalami

10
hal tersebut termasuk pada system jantung dan pembuluh darah

( cardiovascular).(Haryanto et al., 2009)

2. Proses lanjut usia

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses menua.

Daalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut badan

koordinasi keluarga berencana nasional ada tiga aspek yang perlu

dipertimbangkan yaitu aspek biologis,aspek ekonomi, dan aspek

social. Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang

mengalami proses penuaan yang secara terus menerus yang ditandai

dengan menurunya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap

serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Secara

ekonomi penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari

pada sebagi sumber daya . banyaak orang beranggapan bahwa

kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan

ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua sering kali

dipersiapkan secara negative sebagai beban keluarga dari masyarakat.

(Sari, 2017)

a. Menurunya daya tahan tubuh

b. Terjadinya perubahan kulit

c. Menurunnya daya ingat

11
3. Perubahan fisiologi dan psikologi pada lansia

Proses menua berawal dari selesainya pertumbuhan pada usia 25

tahun. Beberapa orang menyadari bahwa proses menua (diluar rambut

yang menjadi putih) dan dan proses ini pada awalnya tidak

menimbulkan permasalahan. Selanjutnya, proses penuaan terjadi

semakin cepat dan perubahan fisiologis semakin jelas.

Proses penuaan ini ditandai dengan perubahan fisiologis yang

terlihat dan tidak terlihat. Perubahan fisik yang terlihst ini, seperti

kulit yang mulai kriput dan mrngendur, rambut yang beruban, gigi

yang ompong,serta adanya penumpukkan lemak di pingganh dan perut

(Senja & Prasetyo, 2019).

B. Tinjauan umum hipertensi

1. pengertian hipertensi

Hipertensi merupakan suatu keadaan ketika tekanan darah sistolik

lebih dari 120 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 80 mmhg

dan menjadi suatu masalah serta ancaman serius yang dialami oleh

beberapa Negara di dunia, terutama di Negara-negara berkembang

salah satunya adalah Indonesia. Hipertensi yang tidak segera

mendapat penaganan secara cepat akan berdampak pada munculnya

penyakit degenerative yang lain. Penyebab hipertensi yang sulit untuk

dicegah karna kebanyakan masyarakat sekitar mengkonsumsi

makanan tinggi natrium.(Hastuti et al., 2017).

12
2. Klarisifikasi hipertensi

Hipertensi dapat diklarifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu hipertensi

primer dan esensial (90%) kasus hipertensi yang menyebabkan tidak

diketahui dan hipertensi sekunder(10%) yang disebabkan oleh

penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung dan gangguan

ginjal. Diagnosis hipertensi ditegakan apabila didapatkan tekanan

darah sistolik (TDS) >_ 140 mmHg dan atau tekanan darah distolik

(TDD) >_ 90 mmHg pada dua kali pengukuran dalam waktu yang

berbeda.(Pengetahuan et al., 2018).

Hipertensi tidak pandang bulu siapa saja dapat mengalaminya,

penyakit ini umumnya dialami oleh orang dewasa, namaun oleh

tertentu anak-anak juga dapat mengalami hipertensi misalnya karena

kondisi bawaan terkait dengan ketidakmampuan tubunya

menghasilkan nitrogen monoksida atau karena menglami kelainan

ginjal. Secara alamiah, tekanan darah anak-anak lebih rendah dari

pada tekanan darah orang dewasa. Tekanan darah tersebut akan

meningkatkan sejalan dengan pertambahan usia. Anak usia 8-12

tahun setiap tahun mengalami peningkatan tekanan darah sistolik

yaitu 0,44 mmHg serta tekanan diastolic yaitu 2,90 mmHg. Sementara

itu remaja berusia 13-17 tahun mengalami peningkatan tekanan darah

sistolik yaitu 0,33 mmHg per tahun, tidak hanya orang dewasa para

remaja juga berpotensi mengalami tekanan darah timggi.hipertensi

13
dapat disertai gejala ataupun tanpa gejala yang memberi ancaman

terhadap kesehatan secara terus-mnerus.

3. Riwayat hipertensi pada lansia

Riwayat hipertensi lansia terbagi dalam 4 kategori yaitu riwayat

hipertensi dari diri sendiri, keluarga, diri sendiri dan keluarga,dan

tidak ada riwayat hipertensi:

a. Riwayat hipertensi diri sendiri yaitu lansia yang mengalami

hipertensi

b. Riwayat hipertensi dari keluarga yaitu hanya keluarga yang

mengalami hipertensi, sedangkan lansia yang bersangkutan

tidak mengalami hipertensi.

c. Riwayat hipertensi dari diri sendri dan keluarga yaitu lansia

mengalami hipertensi ditambah terdapat keluarga yang

mengalami hipertensi

d. Lansia yang tidak memiliki riwayat hipertensi yaitu lansia yang

tidak mengalami hipertensi baik dari diri lansia maupun

keluarga.(Z & R, 2017)

4. Etiologi

Belum diketahui pasti penyebab hipertensi berkaitan dengan factor

pendukung seperti riwayat keluarga (keturunan), obesitas, diit tinggi

natrium, lemak jenuh dan penuaan, dan hipertensi skunder, yaitu

hipertensi akibat penyakit ginjal atau penyebab yang terindenfikasi

14
lainya, stroke juga dapat memicu adanya hipertensi yaitu serangan

jantung mendadak yang menyebabkan kematian(Ainsyah et al., 2018)

Penyebab hipertensi ada dua yaitu:

a. hipertensi primer

hipertensi primer disebabkan karena gaya hidup

b. hipetensi sekunder

disebabkan oleh salah satu organ selain jantung dalam keadaan

patologis adapun penyebab yang lain yaitu:

1) genetik

2) jenis kelamin

3) natrium

4) system renin angiotensin

5) hiperaktivitas simpatis

6) resitensi insulin

7) disfungsi sel endotel

5. patofisiologi

Penyebab hipertensi adalah adanya penebalan dinding pembuluh

darah (arteri) yang dikarenakan palk lemak yang disebut

aterosklerosis. Timbulnya hipertensi tdk dapat dikrtahui karena

penyakit ini tidak menunjukkan gejala awal, sebagian dari penderita

hipertensi tidak menyadari akan adanya ancaman yang tersembunyi.

(Ainsyah et al., 2018)

15
Faktor kegemukan juga menjadi salah satu factor hipertensi adanya

lemak yang berlebihan didalam tubuh akan menganggu sirkulasi serta

tekanan di pembuluh darah.

6. manisfestasi kilnis

Pada umumnya penderita hipertensi tidak memiliki keluhan, dan

tidak menunjukkan adanya gejala awal. biasanya keluhan yang dapat

muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah,palpitasi, pusing, leher kaku,

penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, dan impotensi. Nyeri

kepala pada umumnya pada penderita hipertensi berat, dengan ciri

khas nyeri region oksipital terutama pada pagi hari.(Yayat Rahmat

Hidayat et al., 2020)

7. penatalaksanaan hipertensi

Cara pengobatan hipertensi meliputi:

a. non farmakologi

strategi pengobatan nonfarmakologi merupakan salah satu cara

efektif untuk menurunkan tekanan darah yang telah terbukti dengan

uji klinis adalah dengan prubahan gaya hidup seperti penurunan berat

badan, diet rendah garam, suplemen kalium, peningkatan aktivitas

fisik, dan pengurangan konsumsi alcohol.

b. Farmakologi

1) First line drug, yang digunakan untuk pengobatan awal

hipertensi

2) B-nloker, penghambat angiotensin-converting enzyme

16
3) Ace- inhibitor, penghambat reseptor angiotensin dan

antagonis kalsium.

8. komplikasi

a. komplikasi jantung

b. komplikasi otak

c. komplikasi ginjal

d. komplikasi mata

e. pembuluh darah

f. dan terhadap organ organ vital lainya

9. pencegahan

Menjaga pola hidup sehat dan pola makan sehat merupakan pilihan

tepat untuk menjaga diri terbebas dari hipertensi semuanya dilakukan

secara terus menerus, tidak boleh temporer sekali kita lengah menjaga

diri dengan tidak mengikuti pola hidup sehat, dipastikan kita akan

mudah terkena hipertensi dan penyakit lainnya. Lansia dapat

melakukan pencegahan penyakit, mempertahankan kemampuan yang

ada, dan mencegah kerusakan yang dapat mengakibatkan disabilitas.

Strategi pendidikan kesehatan dan latihan keterampilan untuk lansia

harus menyesuaikan dengan kondisi.

17
10. klarifikasi

Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah didalam arteri,

hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya disebut sebagai

hipertensi esensial.(Yayat Rahmat Hidayat et al., 2020)

Klarifikasi tekanan darah TDS (mmHg) TDD (mmHg)

Optimal <120 Dan <80

Normal 120-129 Atau 80-84

High normal 130-139 Atau 85-89

Grade 1 hipertension 140-159 90-99

Grade 2 hipertension 160-179 100-109

Grade 3 hipertension ≥180 ≥110

Isolated systolic hipertesi ≥140 <90

C. Tujuan umum tentang pengaruh pendamping diet hipertensi

1. pengertian pendamping

Pendaping atau keluarga merupakan unit dasar yang memiliki

pengaruh kuat terhadap perkembangan individu,keluarga berfungsi

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga dengan

menstabilkan kebutuhan kasih saying, susio ekonomi dan kebutuhan.

Alasan mendasar mengapa keluarga menjadi focus sentral dalam

perawatan yaitu ada hubungan yang kauat dan signifikan antara

keluarga dan satatus kesehatan para anggotanya (Sulistyo

Andarmoyo, 2012)

18
2. Hal yang mendukung kesehatan lansia

Hal yang mendukung kesehatan lansia, diantaranya sarana dan

pemenuhan kebutuhan fisik yang menunjang dalam proses

penyembuhan lansia. Disamping itu juga diperlukan perhatian, kasih

sayang, dan dukungan perawatan diri anggota keluarga serta peraw

atan yang diberikan oleh tenaga medis.keluarga yang merawat lansia

dapat menunjukkan kepedulian, kehangatan, perhatian,cinta,

dukungan dan penghormatan pada lansia (Senja & Prasetyo, 2019).

3. fungsi pendukung

Factor yang memepengaruhi kepatuhan pasien termasuk kepatuhan

pasien dalam melaksanakan program diet yaitu pemahaman tentang

instruksi, kualitas interaksi, dukungan social keluarga, serta

keyakinan, sikap dan kepribadian pasien. Dari factor tersebut ,

dukungan keluarga merupakan salah satu factor yang tidak dapat

diabaikan begitu saja, (Irawati, 2020)

Keluarga sebagai factor pendukung dan penguat Karena dukungan

keluarga merupakan salah satu factor yang memiliki kontrobusi yang

cukup berarti dan sebagai factor penguat yang memepengaruhi

kepatuhan pasien. Dukungan social keluarga adalah sikap, tidakan

dan penemarian keluarga dipandang sebagai bagain yang tidak

terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota keluarga

memnadang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap

memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dukungan

19
instrumental keluaraga merupakan sebuah sumber pertolongan

paraktis dan konkrit, diantaranya: kesehatan penderita dalam hal

makan dan minum serta istrahat.keluarga dapat menjadi sangat

berpengaruh dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan

individu serta dapat juga menentukan tentang program kesehatan

yang dapat mereka trima. Keluraga juga dapat sebagai pembuat

keputusan.Selain Keluarga memberi dukungan keluarga juga sebagai

pembuat keputusan mengenai perawatan dari anggota keluarga yang

sakit, keluarga merupakan salah satu factor yang menentukan tingkat

kepatuhan pasien dalam menjalankan proses perawatan.

D. Tujun umum tentang kepatuah diet hipertensi

1. Pengertian kepatuahan

Patuh adalah menurut perintah atau taat perintah. Sedangkan

kepatuhan adalah perilaku yang sesuai aturan dan disiplin .kepatuhan

atau ketaatan adalah mengambarkan sejauh mana seorang pasien

berperilaku untuk melaksanakan aturan dalam pengobatan dan

perilaku yang disarankan oleh tenaga kesehatan. Kepatuhan adalah

suatu perilaku dalam menepati anjuran sesuatu terhadap kebiasaan

sehari-harinya.(Nurhikmah, 2021)

Kepatuhan merupakan tingkat perilaku pasien yang setuju terhadap

instruksi atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun

yang ditentukan, baik itu diet, latihan, pengobatan, atau menepati

janji pertemuan dengan dokter.

20
Kepatuhan adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis

dari dokter yang mengobatinya. Kepatuhan berasal dari kata patuh

yaitu suka menurut perintah, taat kepada perintah/ aturan dan disiplin

yairubah gaya tu ketaatan melakukan sesuatu yang dianjurkan atau

yang ditetapkan, kepatuhan adalah secara sederhana sebagai

perluasan perilaku individu yang berhubungan dengan minum obat,

mengikuti diet dan merubah gaya hidup yang sesuai dengan petunjuk

medis(Utari, 2017)

2. Faktor-faktor kepatuhan

Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi kepatuhan diet pada

pasien yaitu kepatuhan dalam melakukan program diet terkait

pemahaman tentang instruksi, tingkat pendidikan dan pengetahuan,

kesakitan dalam melakukan pengobatan,keyakinan, sikap dan

kepribadian pasien,serta dukungan dari keluarga. Dari beberapa

factor tersebut, dukungan keluarga adalah salah satu factor yang

sangat tidak boleh diabaikan, karena dukungan keluarga merupakan

salah satu factor yang memiliki kontrobusi yang cukup berarti dan

sebagai factor penguat yang mempengaruhi kepatuhan pasien.

(Nurhikmah, 2021).

21
Factor-faktor yang menjadi pengaruh tingkat kepatuhan yaitu

sebagai berikut:

a. Pendidikan

Pendidikan merupakan usaha seseorang untuk menciptakan kondisi

belajar dan proses ajar mengajar yang membuat peserta didik dapat

mengembangkan potensi yang dimiliki kemampuan dalam

mengendalikan dirinya, watak yang baik, memeiliki ketakwaan dalam

beragama, kecerdasan serta keterampilan yang ada pada dirinya.

Pendidikan merupakan hal yang penting.

b. Akomodasi

Diperlukan upaya yang harus dilakukan agar dapat mengetahui

bagaimana watak dan kepribadian dari pasien yang memengaruhi

pasien dalam mematuhi aturan pengobatan yaitu jarak dan waktu.

Umumnya, pasien cenderung malas memeriksakan dirinya jika

tempatnya memiliki jarak yang jauh.

c. Factor lingkungan dan social

Hal ini dapat berarti bahwa dukungan social yang diberikan oleh

keluarga, maupun teman-teman, dapat membantu pasien mematuhi

peraturan pengobatannya. Lingkungan juga memiliki pengaruh besar

terhadap kepatuahan pengobatan, lingkungan harmonis dapat

menimbulkan dampak positif bagi pasien hipertensi, dan lingkungan

negative dapat memberikan dampak buruk pada proses pengobatan

pasien.

22
d. Perubahan model terapi

Program pengobatan diusahakan didesain sesederhana mungkin

agar pasien terlibat secara aktif dalam terapi.

e. Meneingkatkan interasi professional kesehatan dengan klien

Interaksi profrsioanal dari tenaga kesehatan dengan pasien

merupakan sesuatu yang penting. Hal ini dapat dilakuakan setelah

memeperoleh informasi diagnosis penyakit psien. Petugas dapat

memberikan penjelasan mengenai penyebab timbulnya penyakit

tersebut dan bagaimana cara pengobatan agar dapat meningkatkan

kepatuhan pasien dalam melakukan pengobatan.

f. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari mempelajari suatu hal atau objek

tertentu. Pengalaman dan penelitian yang dilakukan sebagai bukti

bahwa sikap seseorang yang berlandaskan akan pengetahuan akan

berlangsung lebih lama dibandingkan dengan suatu hal yang tidak

didasari oleh ilmu. Fungsi dari pengetahuan yaitu sebagai dasar dari

rasa agin tahu manusia, dan untuk menjadikan pengalamanya sebagai

pengetahuan. Adanya pengalaman yang dimiliki oleh pasien yang

pada mulanya tidak konsisten akan disusun, kemudian akan di desain

ulang, sehingga dapat menarik suatu kesimpulan. Semakin tinggi ilmu

yang dimiliki oleh pasien, maka penderita hipertensi dalam

menjalankan proses pemulihan dan pengobatanya akan semakin baik

pula.

23
g. Usia

Usia merupakan umur yang dihitung mulai dari manusia dilahirkan

sampai manusia tersebut berulang tahun. Semakin berumur, tingkat

berfikir dan bekerja seseorang akan semakin m atang. Masyarakat

secara umum menyakini bahwa manusia yang lebih dewasa dapat

lebih dipercayai dari pada manusia yang belum cukup tingkat

kedewasaanya. Penyebab dari hal ini adalah pengalaman dan

kematangan jiwa yang dimiliki oleh tiap tiap individu. Semakin

dewasa usia seseorang, diyakini bahwa orang tersebut dapat berfikir

dengan matang dan dapat dengan teratur melaksanakan

pengobatannya.

h. Dukungan keluarga

Keluaraga merupakan kumpulan dari dua atau lebih individu yang

memiliki ikatan darah, perkawinan maupun adopsi, dan tipe-tipe

anggota keluarga cenderung selalu melakukan interaksi.

3. Diet hipetensi

Perubahan pola makan menjurus ke sajian siap santap yang

mengandung lemak, protein, dan garam tinggi tapi rendah serat

pangan (ditetary fiber), membawa konsekunsi terhadap

perkembaganya penyakit degenerative seperti jantung,diabetes

militus,kanker, osteoporosis, dan hipertensi. Diet merupakan salah

satu metode pengendalian hipertensi secara alami,jika dibandingkan

dengan obat penurun tekanan darah yang dapat menimbulkan berbagai

24
macam efek samping yang terjadi. Tujuan dilakukannya diet

hipertensi adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah,

menurunkan kadar lemak kolestrol dan asam urat dalam darah.

Banyak makanan kesukaan bias masuk daftar terlarang, misalnya

garam penyedap, popcorn asin, keju,dan kripik kentang.(Utari, 2017)

a. Tujuan diet hipertensi

Diet hipertensi ini bertujuan untuk menurunkan tekanan darah pada

penderita hipertensi, tujuan dari terapi diet hipertensi adalah dapat

membantu menurunkan tekanan darah dan memepertahankan tekanan

darah agar tetap normal. Disamping itu, diet hipertensi juga bertujuan

untuk menurunkan factor resiko yang lain seperti menurunkan berat

badan yang berlebihan, menurunkan tingginya kadar lemak kolestrol,

dan menurunkan asam urat dalam darah.

b. Prinsip penatalaksanaan diet hipertensi mankan makanan

yang beraneka ragam dan bergizi seimbang.

c. jenis atau komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi

penderita.

d. mengkonsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼- 1/2 sendok

teh

25
E. Kerangka konsep

Untuk mengetahui variabel yang akan diteliti, yaitu pengaruh

pendamping diet hipertensi terhadap kepatuhan diet hipertensi pada

penderita hipertensi, akan digambarkan dalam kerangka konsep

sebagai berikut:

Pendampingan perilaku Kepatuhan diet


diet hipertensi hipertensi

Keterangan:

Variabel independen

Variabel dependen

26
F. Definisi oprasional dan kriteria hasil

NO Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Kriteria objektif Skala

Variabel

independen

1. Pendamping Membantu Koesioner Memberikan 1. Yang Nomina

perilaku diet penderita sejumblah diberi

hipertensi hipertensi pertanyaan pendamp

dalam ing

rangka 2. Tidak

menjalani diberi

diet pendamp

hipertensi ing

Variabel Perilaku Kuesioner Memberikan >2= yang tidak Ordinal

dependen pasien sejumblah patuh

dalam pola pertanyaan 1-2= kepatuhan

makan menegah
2. Kepatuhan
meliputi 0= yan tidak
diet
jenis patuh
hipertensi
makanan,

frekuensi

dan waktu

makan

27
secara tepat

G. Hipotesis penelitian.

Ha : ada hubungan pendampingan perilaku diet hipertensi pada lansia

terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi.

Ho: tidak ada hubungan pendamping perilaku diet hipertensi pada lansia

terhadap kepatuhan diet pada penderita hipertensi.

28
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Desain penelitian adalah metode yang digunakan peneliti untuk

melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalanya

penelitian (Dharma, 2012). Jenis penelitian yang digunakan adalah

desain cross sectional study yaitu penelitian analitik yang bertujuan

mengetahui hubungan antara variable independent dan variable

dependen di identifikasi pada satuan waktu.

B. Lokasi dan waktu penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di puskesmas wara barat kota palopo tahun

2022.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan juni tahun 2022.

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien lansia yang mempunyai

penyakit hipertensi sebanyak 100 orang diwilayah puskesmas wara

barat kota palopo.

29
2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang ciri-cirinya di selidiki atau

ukur. Unit sampel dapat sama dengan populasi, tetapi dapat juga

berbeda (Sumantri, 2011). Pada penelitian ini jumlah sampel yang

digunakan adalah 50 sampel.

N
n=
1+ N ( e )2

100
n=
1+100(0,1)2

100
n=
1+1

100
n=
2

n = 50

Keterangan :

n = besaran sampel

N = jumlah populasi

e = standar error (0,05%)

3. Mengambil sampel dengan cara “porposive sampling”yaitu tehnik

untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan

tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih

Representatif.

30
D. Instrumen penelitian

Instrument penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini

adalah lembar koesioner.

E. Pengumpulan Data

1. Data primer

Data primer dalam penelitian adalah data yang yang dikumpulkan

langsung dengan menggunakan koesioner yang mencakup nama,

gejala, identitas, lainnya yang menjadi sasaran di wilayah puskesamas

wara barat kota palopo.

2. Data sekunder

Data sekunder dari penelitian ini adalah data yang dilakukan dari

data lansia yang menderita penyakit hipertensi yang terdaftar di

wilayah puskesmas wara barat kota palopo.

F. Pengolahan Dan penyajian Data

1. Pengolahan data

Setelah data terkumpul melalui kuisioner, maka dilakukan

pengolahan data yang melalui berupa tahapan sebagai berikut:

a. Editing

Peneliti memeriksa lembar koesioner yang telah diisi dan

dikembalikan oleh responden dan didapatkan responden mengisi oleh

responden dan didapatkan responden mengisi seluruh pernyataan yang

ada pada lembar koesioner dengan mendatangani lembar informed

31
consent. Untuk memudahkan penelitian dan pengecekan semua data

yang di perlukan

b. Coding

Yaitu memberikan kode berupa angka-angka untuk setiap hasil

jawaban pada koesioner.

c. Scoring

Yaitu pemberian nilai terhadap instrument penelitian masing-

masing pertanyaan dan penjumblah hasil semua pertanyaan jawaban

dan diisi responden objek penelitian.

d. Tabulating

Peneliti memasukkan data yang ada sudah diedit dan di coding

kedalam bentuk tabel agar lebih mudah diintraprestasikan dan dapat

lebih mudah dibaca. Dari data mentah dilakukan penataan data,

kemudian disusun dan disajikan dalam bentuk tabel.

e. Cleaning

Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entri

dilakukan apabila terdapat kesalahan dalam memasukkan data yaitu

dengan melihat distribusi frekuensi dari variable-variabel yang di

teliti.

2. Penyajian data

Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi

yang sertai dengan penjelasan atau interpretasi data tentang variable

yang diteliti.

32
G. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dengan uji statistik yang meliputi

dalam pengolahan dan analisis data ini mencakup tabulasi data dan

perhitungan statistic, bila diperlukan uji statistic. Dalam melakukan

analisa data dapat dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut:

(Notoatmodjo, 2012)

1) Analisis univariat analisis univariat bertujuan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap

variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung

dari jenis datanya. Untuk data numeric di gunakan data

mean atau rata-rata, median dan standar deviasi. Pada

umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi

frekuensi dan persentase dari tiap variabel. Misalnya

distribusi frekuensi responden berdasarkan umur,jenis

kelamin dan sebagainya.

2) Analisis bivariate analisa bivariate merupakan analisis data

yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkolerasi. Analisa bivariate dilakukan

untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan

30 variabel dependen menggunakan uji statistic chi square

dengan menggunakan program computer SPSS.

33
H. Etika penelitian

Secara umum terdapat empat prinsip utama dalam etika penelitian

keperawatan (Rifqi & Nayla, 2011)

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human

dignity)

prinsip ini tertuang dalam pelaksanaan informed consent yaitu

persetujuan untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian setelah

mendapatkan penjelasan yang lengkap dan terbuka dari penelitian tentang

keseluruhan pelaksanaan penelitian. Penelitian melakukan beebrapa hal

yang berhubungan dengan antara lain:

a. Mempersiapkan formulir pesetujuan yang akan ditandatangani oleh

subjek penelitian. Isi formulir informed consent mencakup:

1) Penjelasan tentang judul penelitian, tujuan dan manfaat

penelitian.

2) Permintaan kepada subjek untuk berpartisipasi dalam

penelitian

3) Penjelasan prosedur penelitian

4) Gambaran tentang resiko dan ketiadaknyamanan selama

penelitian

5) Penjelasan tentang keuntungan yang didapat dengan

berpartisipasi sebagai subjek penelitian.

6) Penjelasan tentang jaminan kerahasian dan anonimitas.

34
7) Hak untuk mengundurkan diri dari keikutsertaan sebagai

subjek penelitian, kapanpun sesuai dengan keinginan

subjek.

8) Persetujuan penelitian untuk memeberikan informasi yang

jujur terkait dengan prosedur penelitian.

9) Pernayataan persetujuan dari subjek untuk ukut serta dalam

penelitian.

b. Memeberikan penjelasan langsung kepada subjek mencakup

seluruh penjelasan yang tertulis dalam formulir informed consent

dan penjelasan lain yang diperlukan untuk memperjelas

pemahaman subjek tentang pelaksanaan penelitian.

c. Memeberikan kesempatan kepada subjek untuk bertanya tentang

aspek-aspek yang belum dipahami dari penjelasan pnelitian dan

menjawab seluruh pertanyaan subjek dengan terbuka.

d. Memberikan waktu yang cukup kepada subjek untuk menentukan

pilihan mengikuti atau menolak ikut serta sebagai subjek

penelitain.

e. Meminta subjek untuk mendatangani formulir informed consent,

jika ia menyetujui ikut serta dalam penelitian.

2. Menghormati privasi dan kerahasian (respect for privacy and

conMenghormati privasi dan kerahasian (respect for privacy and

confldentiality).

35
Manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan hak asasi

untuk mendapatkan kerahasiaan informasi. Namun tidak bisa dipungkiri

bahwa penelitian menyebabkan terbukanya informasi tentang subjek.

Sehingga peneliti perlu merahasiakan sebagai informasi yang menyangkut

privasi subjek yang tidak ingin identitas dan segala informasi tentang

dirinya diketahui oleh orang lain. Prinsip ini dapat diterapkan dengan cara

meniadakan identitas seperti nama dan alamat subjek kemudian diganti

dengan kode tertentu. Dengan demikian segala informasi yang

menyangkut identitas subjek tidak terekspos secara luas.

3. Menghormati keadilan dan insklusivitas (respect for justice

inclusiveness).

Prinsip keterbukaan dalam penelitian mengandung makna bahwa

penelitian dilakukan secara jujur, cepat, cermat, hati-hati dan dilakukan

secara professional. Sedangkan prinsip keadilan mengandung makna

bahwa penelitian memberikan keuntungan dan beban secara merata sesuai

dengan kebutuhan dan kemampuan subjek.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (blancing

harm and benefts).

Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap penelitian harus

mempertimbangkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi subjek

penelitian dan Populasi dimana hasil penelitian akan diterapkan

(beneficeience). Kemudian meminimalisir resiko/dampak yang

merugikan bagi subjek penelitian oleh peneliti ketika mengajukan

36
usulan penelitian untuk mendapatkan persetujuan etik dari komite etik

penelitian. Penelitian harus mempertimbangkan rasio antara manfaat

dan kerugian/ resiko dari penelitian.

37
DAFTRA PUSTAKA

Ainsyah, R. W., Farid, M., Lusno, D., Korespondensi, A., Biostatistika, D.,

Fakultas, K., & Masyarakat, K. (2018). FAKTOR PROTEKTIF KEJADIAN

DIARE PADA BALITA DI SURABAYA The Protective Factor of Diarrhea

Incidence in Toddler in Surabaya (Vol. 6).

https://doi.org/10.20473/jbe.v6i1.2018

Haryanto, A. D., Rosana, M. F., & Sunarie, C. Y. (2009). Laporan akhir

penelitian. In Repository.Lppm.Unila.Ac.Id (Issue November).

http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/36123

Hastuti, H., Masruri, B., & Tyastuti, I. A. (2017a). Hubungan Dukungan Keluarga

Dengan Kepatuhan Diit Rendah Garam Pada Pasien Hipertensi Di Kampung

Mekar Sari Kabupaten Tangerang. Jurnal JKFT, 1(2), 51.

https://doi.org/10.31000/jkft.v2i2.62

Hastuti, H., Masruri, B., & Tyastuti, I. A. (2017b). Hubungan Dukungan Keluarga

Dengan Kepatuhan Diit Rendah Garam Pada Pasien Hipertensi Di Kampung

Mekar Sari Kabupaten Tangerang. In Jurnal JKFT (Vol. 1, Issue 2).

https://doi.org/10.31000/jkft.v2i2.62

Heriyandi, Hasballah, K., & Tahlil, T. (2018). Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku

Diet Hipertensi Lansia Di Aceh Selatan Knowledge, Attitude, and Behavior

about Hypertension Diet among Elderly in South Aceh. Jurnal Ilmu

Keperawatan, 6(1), 1.

http://e-repository.unsyiah.ac.id/JIK/article/view/13040

38
Irawati, I. (2020). Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Diit

Rendah Garam Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Ulaweng. In Jurnal

Ilmiah Kesehatan Diagnosis (Vol. 15, Issue 1).

https://doi.org/10.35892/jikd.v15i1.331

Niga, J. L. (2021). Hubungan Pola Diet Rendah Garam Dengan Perubahan

Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. In Media Husada Journal Of

Nursing Science (Vol. 2, Issue 3). https://doi.org/10.33475/mhjns.v2i3.66

Nurhikmah. (2021). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet

Hipertensi Pada Lansia : Pendekatan Studi Literatur (Vol. 4, Issue 1).

Nurman, M. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Diet

Rendah Garam Pada Penderita Hipertensi Di Desa Pulau Jambu Wilayah

Kerja Puskesmas Kampar. Jurnal Ners, 5(2), 16–22.

Pengetahuan, P., Dan, S., Tarigan, A. R., & Lubis, Z. (2018).

Kesehatan.V11I1.5107 (Vol. 11, Issue 1).

Sari, S. amelia. (2017). No Title‫השפעות של השקיית גינות במים אפורים‬. In ‫מים והשקייה‬

(Vol. 549).

Senja, A., & Prasetyo, T. (2019). perawatan lansia (N. Syamsiah (ed.); 1st ed.).

sinar grafika offset.

Soewito, B., & Pastari, M. (2021). Edukasi Dan Pendampingan Diet Lansia

Dengan Hipertensi. SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat

Berkemajuan, 5(1), 566. https://doi.org/10.31764/jpmb.v5i1.5564

Sulistyo Andarmoyo. (2012). keperawatan keluarga.

Suyoto, S., Agushybana, F., & Suryoputro, A. (2020). Pengaruh Penggunaan

39
Aplikasi Patuh Terhadap Kepatuhan Melakukan Diet Hipertensi pada Pasien

Hipertensi di Kabupaten Wonosobo. Jurnal Penelitian Dan Pengabdian

Kepada Masyarakat UNSIQ, 7(1), 31–37.

https://doi.org/10.32699/ppkm.v7i1.956

Utari, M. (2017). Dukungan Keluarga tentang Kepatuhan Diet Hipertensi pada

Lansia Di Puskesmas Pembantu Kelurahan Persiakan Tebing Tinggi. The

University Instutional Repository.

https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1494?show=full

Yayat Rahmat Hidayat, Perguruan, P., & Tinggi, T. (2020). Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Perubahan Ekg Pada Pasien Hipertensi. In

Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952. (Vol. 4, Issue

Agustus).

Z, D. H., & R, R. D. (2017). Hubungan pengetahuan dan riwayat hipertensi

dengan tindakan pengendalian tekanan darah pada lansia. In Jurnal Berkala

Epidemiologi, (Issue March). https://doi.org/10.20473/jbe.v5i2.2017.174-184

Ainsyah, R. W., Farid, M., Lusno, D., Korespondensi, A., Biostatistika, D.,

Fakultas, K., & Masyarakat, K. (2018). FAKTOR PROTEKTIF KEJADIAN

DIARE PADA BALITA DI SURABAYA The Protective Factor of Diarrhea

Incidence in Toddler in Surabaya (Vol. 6).

https://doi.org/10.20473/jbe.v6i1.2018

Haryanto, A. D., Rosana, M. F., & Sunarie, C. Y. (2009). Laporan akhir

penelitian. In Repository.Lppm.Unila.Ac.Id (Issue November).

http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/36123

40
Hastuti, H., Masruri, B., & Tyastuti, I. A. (2017a). Hubungan Dukungan Keluarga

Dengan Kepatuhan Diit Rendah Garam Pada Pasien Hipertensi Di Kampung

Mekar Sari Kabupaten Tangerang. Jurnal JKFT, 1(2), 51.

https://doi.org/10.31000/jkft.v2i2.62

Hastuti, H., Masruri, B., & Tyastuti, I. A. (2017b). Hubungan Dukungan Keluarga

Dengan Kepatuhan Diit Rendah Garam Pada Pasien Hipertensi Di Kampung

Mekar Sari Kabupaten Tangerang. In Jurnal JKFT (Vol. 1, Issue 2).

https://doi.org/10.31000/jkft.v2i2.62

Heriyandi, Hasballah, K., & Tahlil, T. (2018). Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku

Diet Hipertensi Lansia Di Aceh Selatan Knowledge, Attitude, and Behavior

about Hypertension Diet among Elderly in South Aceh. Jurnal Ilmu

Keperawatan, 6(1), 1.

http://e-repository.unsyiah.ac.id/JIK/article/view/13040

Irawati, I. (2020). Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Diit

Rendah Garam Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Ulaweng. In Jurnal

Ilmiah Kesehatan Diagnosis (Vol. 15, Issue 1).

https://doi.org/10.35892/jikd.v15i1.331

Niga, J. L. (2021). Hubungan Pola Diet Rendah Garam Dengan Perubahan

Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. In Media Husada Journal Of

Nursing Science (Vol. 2, Issue 3). https://doi.org/10.33475/mhjns.v2i3.66

Nurhikmah. (2021). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet

Hipertensi Pada Lansia : Pendekatan Studi Literatur (Vol. 4, Issue 1).

Nurman, M. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Diet

41
Rendah Garam Pada Penderita Hipertensi Di Desa Pulau Jambu Wilayah

Kerja Puskesmas Kampar. Jurnal Ners, 5(2), 16–22.

Pengetahuan, P., Dan, S., Tarigan, A. R., & Lubis, Z. (2018).

Kesehatan.V11I1.5107 (Vol. 11, Issue 1).

Sari, S. amelia. (2017). No Title‫השפעות של השקיית גינות במים אפורים‬. In ‫מים והשקייה‬

(Vol. 549).

Senja, A., & Prasetyo, T. (2019). perawatan lansia (N. Syamsiah (ed.); 1st ed.).

sinar grafika offset.

Soewito, B., & Pastari, M. (2021). Edukasi Dan Pendampingan Diet Lansia

Dengan Hipertensi. SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat

Berkemajuan, 5(1), 566. https://doi.org/10.31764/jpmb.v5i1.5564

Sulistyo Andarmoyo. (2012). keperawatan keluarga.

Suyoto, S., Agushybana, F., & Suryoputro, A. (2020). Pengaruh Penggunaan

Aplikasi Patuh Terhadap Kepatuhan Melakukan Diet Hipertensi pada Pasien

Hipertensi di Kabupaten Wonosobo. Jurnal Penelitian Dan Pengabdian

Kepada Masyarakat UNSIQ, 7(1), 31–37.

https://doi.org/10.32699/ppkm.v7i1.956

Utari, M. (2017). Dukungan Keluarga tentang Kepatuhan Diet Hipertensi pada

Lansia Di Puskesmas Pembantu Kelurahan Persiakan Tebing Tinggi. The

University Instutional Repository.

https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1494?show=full

Yayat Rahmat Hidayat, Perguruan, P., & Tinggi, T. (2020). Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Perubahan Ekg Pada Pasien Hipertensi. In

42
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952. (Vol. 4, Issue

Agustus).

Z, D. H., & R, R. D. (2017). Hubungan pengetahuan dan riwayat hipertensi

dengan tindakan pengendalian tekanan darah pada lansia. In Jurnal Berkala

Epidemiologi, (Issue March). https://doi.org/10.20473/jbe.v5i2.2017.174-184

43
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pengambilan Data Awal

44
Lampiran 2 Informed Concent

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN


(INFORM CONCENT)
Hubungan pendamping perilaku diet hipertensi pada lansia terhadap
kepatuhan diet pada penderita hipertensi Di Wilayah Puskesmas wara barat
Tahun 2022
Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswa Ilmu Keperawatan Universitas Mega Buana palopo,
penelitian ini di laksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan
tugas akhir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pendamping
perilaku diet hipertensi pada lansia terhadap kepatuhan diet pada penderita
hipertensi diwilayah puskesmas wara barat Tahun 2022. Untuk keperluan tersebut
saya mengharapkan kesedihan saudara/i untuk menjadi responden dalam
penelitian ini. Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat bebas untuk
menjadi responden atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika saudara/i
bersedia menjadi responden, silahkan saudara/i mengisi formulir ini dan saya
memohon kesediaan saudara untuk di lakukannya pengukuran kadar kolesterol
sebelum dan setelah Lansia senam
Nama Responden :
Usia :
Saya menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian yang di
laksanakan oleh saudari :
Nama : Musdalifah
NIM : K.18.01.016
Kerahasiaan informasi dan identitas saudara/i di jamin oleh peneliti dan tidak
akan di sebarluaskan baik melalui media sosial massa ataupun elektronik.

Palopo, 2020

.....................................

45
Lampiran 3 Instrumen penelitian
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENDAMPING PERILAKU DIET HIPERTENSI PADA
LANSIA TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA HIPERTENSI
DI WILAYAH PUSKESMAS WARA BARAT TAHUN 2022

NO INISIAL UMUR JENIS KELAMIN ALAMAT

46
NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Usia:

2. Pendidikan keluarga:

3. Pekerjaan keluarga:

4. Penghasilan keluarga:

5. Hubungan keluarga dengan

pasien:

6. Usia pasien:

7. jenis kelamin pasien:

BAGIAN 2: PERAN KELUARGA

47
NO PERTANYAAN SERIN KADANG

1. Apakah keluarga anda bersedia mengantar anda

untuk rutin chek up?

2. Apakah keluarga anada bersedia mengantar/

menemani anda periksa ke ruamh sakit?

3. Apakah keluarga anada membantu secara materi

untuk pengobatan anda?

4. Apakah keluarga anda mengawasi kebiasaan makan

yang anda konsumsi?

5. Apakah keluarga anada mengigatkan anada untuk

minum obat teratur sesuai anjuran dokter?

48
BAGIAN 3: KEPATUHAN DIET PASIEN HIPERTENSI:

N PERTANYAAN SERING KADANG

1. Apakah anda minum obat sesuai aturan dokter,

missal habis dalam sebulan?

2. Obat apa saja yang diberikan oleh dokter?

Warna? Dan jenis obat?

3. Bagaimana aturan minumnya?

1x sehari,2x sehari,3x sehari?

4. Apakah anda masih mengkonsumsi makanan yang

diasinkan?

5. Apakah anda masih mengkonsumsi makanan yang

digoreng?

6. Apakah anda mengkonsumsi sayuran setiap hari?

7. Apakah anda mengkonsumsi buh-buahan setaip

hari?

8. Apakah anda pernah/ rutin chek up ke rumah sakit

9. Apakah anda merokok?

10. Apakah anda rutin berolahraga?

49

Anda mungkin juga menyukai