REVIEW
PROPOSAL SKRIPSI
OLEH :
213117020
2021
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN CITRA
TUBUH PADA REMAJA PUTRI: LITERATUR
REVIEW
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
Sarjana Keperawatan
OLEH :
DERRA AFRA AMIRAH
213117020
Selama proses penyusunan skripsi ini penulis dibimbing dan dibantu oleh
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah s.w.t.
2. Gunawan Irianto, dr. M. Kes. (MARS), selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi.
3. Achmad Setya Roswendi, S.Kp., MPH, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi.
4. Chatarina Surya, S.Kep., Ners., M.Kep. Selaku Dosen pembimbing I yang
telah banyak membantu, memberikan dukungan dan semangat serta sangat
sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.
5. Rahmi Imelisa., M.kep., Ns., Sp.,Kep.,J. Selaku Dosen pembimbing II yang
telah banyak membantu, memberikan dukungan dan semangat serta sangat
sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.
6. Staf perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani
Cimahi.
7. Semua teman-teman satu angkatan yang mendukung dalam penyelesaian
proposal penelitian ini.
iv
dalam skripsi ini baik dalam segi materi,isi maupun segi penulisan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang dapat membangun dan mendidik
demi perbaikan dan dapat meningkatkan kualitas hidup di masa mendatang.
Penulis
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
BAB I ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
C. Tujuan ............................................................................................................. 7
2. Tujuan Khusus............................................................................................. 7
D. Manfaat ........................................................................................................... 7
2. Manfaat Praktis............................................................................................ 7
BAB II .................................................................................................................... 9
A. REMAJA ........................................................................................................ 9
1. PENGERTIAN ............................................................................................ 9
3. PERKEMBANGAN REMAJA................................................................. 14
1. Pengertian .................................................................................................. 18
vi
5. Respon Citra Tubuh .................................................................................. 25
1. Pengertian .................................................................................................. 31
2. Bulimia ...................................................................................................... 51
3. Binge eating............................................................................................... 51
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari anak-anak menuju ke dewasa, baik secara fisik dan juga secara fisiologis.
Gejala primer yang di alami pada usia remaja meliputi adanya perubahan fisik,
remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 2005 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam
rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum
baik fisik ataupun non fisik. Masalah kesehatan non fisik yaitu depresi,
gangguan bipolar, bunuh diri, mencederai diri, gangguan tingkah laku, dan
bullying (Stuart, 2016). Permasalahan fisik meliputi keadaan fisik tidak sesuai
dengan self picture) (Kemenkes, 2014). Masalah fisik dan non fisik yang terjadi
pada usia remaja, gangguan citra tubuh merupakan faktor utama,karena pada
dengan aspek yang ada di dalam diri mereka, banyak remaja yang tidak
1
2
Masalah fisik gangguan citra tubuh dapat menimbulkan masalah non fisik atau
mental seperti depresi, harga diri rendah, gangguan dysmorphic tubuh, serta
menganggap dirinya gemuk. Angka ini kemudian melonjak menjadi 78% pada
dari tahun ke tahun sampai saat ini. Penelitian di Indonesia beberapa tahun
yang lalu yang dilakukan di Jakarta pada tahun 2003, diperoleh hasil bahwa
dalam kategori tinggi, dan 38% dalam kategori sedang (Hasmila Sari, 2013).
berupa positif atau negatif. Adapun citra tubuh yang positif adalah
terhadap ukuran dan bentuk tubuh mereka. Citra tubuh negatif adalah
kepribadian seseorang. remaja putri lebih kurang puas dengan tubuhnya dan
putra. Media massa berperan penting dalam standarisasi citra tubuh (Kristian
Besarnya kesenjangan antara citra tubuh nyata dan citra tubuh ideal
yang tidak diinginkan, tetapi hal tersebut belum tentu menjamin kepuasan
ini menjadikan remaja putri mengalami penghargaan diri rendah. Remaja putri
tubuh yang ideal menjadi merasa bersalah, stress, malu, tidak aman dan tidak
Hardika, 2019).
Gangguan pada body image atau citra tubuh dapat berupa perasaan tidak puas
memiliki body image negatif akan memiliki penilaian yang negatif pula
4
yang tidak menarik bagi orang lain. Oleh karena itu, dirinya perlu melakukan
suatu cara untuk merubah penampilan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah
ini tergantung emosi, waktu, rasa lapar, dan jumlah makanan yang tersedia
pola makan yang sehat seperti makanan yang mengandung semua unsur gizi
kebutuhan dan pengeluaran energi. Baik kekurangan dan kelebihan zat gizi di
Faktor yang mempengaruhi pola makan, yaitu faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri manusia
itu sendiri yang meliputi asosiasi emosional, keadaan jasmani dan kejiwaan
seperti gangguan citra tubuh, depresi, gangguan tingkah laku, serta penilaian
yang lebih terhadap makanan. Faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari
luar diri manusia yang meliputi lingkungan alam, sosial, ekonomi, budaya dan
5
makan remaja pada saat ini yaitu remaja banyak mengkonsumsi makanan yang
cepat saji seperti burger, ice cream, fried chicken, pizza dan minuman soft drink
dengan karbonasi dan kadar gula tinggi yang sangat intensif dipasarkan. Bila
konsumsi makanan jenis ini berlebih akan menimbulkan masalah gizi yang
dipenuhi dengan mengatur pola makan yang baik dan sehat. Gizi pada masa
remaja penting sekali untuk diperhatikan karena masa remaja merupakan masa
“rawan gizi”.
Dampak yang timbul akibat perilaku makan yang menyimpang atau yang
biasa disebut dengan eating disorders adalah gangguan perilaku makan yang
kompleks dan memberikan efek kesehatan fisik atau mental atau keduanya.
apakah itu terlalu sedikit atau terlalu banyak atau hal tersebut menyebabkannya
tentang bidang yang diteliti, mengetahui hasil penelitian yang berhubungan dan
2020).
pentingnya memiliki citra tubuh positif bagi kesehatan dan tumbuh kembang
remaja, maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Hubungan Pola Makan Dengan Citra Tubuh Pada Remaja Putri: Literatur
Review” yang akan disusun dengan metode literature review yang digunakan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
mengenai hubungan pola makan dengan citra tubuh pada remaja putri.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
pembelajaran mengenai hubungan antara pola makan dengan citra tubuh pada
2. Manfaat Praktis
Cimahi.
b. Bagi Remaja.
TINJAUAN PUSTAKA
A. REMAJA
1. PENGERTIAN
2013).
remaja merupakan individu yang berusia 11-12 tahun sampai 20-21 tahun.
antara masa kanak- kanak yang bebas menuju masa dewasa yang menuntut
9
10
menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahun), remaja menengah (15-
individu yang berusia 11-12 tahun sampai 20-21 tahun. Dimana remaja
bertanggung jawab.
2. KARAKTERISTIK REMAJA
itu sudah dikemukakan jauh hari yaitu pada awal abad ke-20 oleh Stanley
masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) (Arnett
dalam Chairih, 2013). Hall menyatakan bahwa tidak seluruh remaja akan
mengalami masa badai dan tekanan, namun masa badai dan tekanan tersebut
memang lebih besar kemungkinan untuk timbul pada masa remaja bila
remaja yang dapat menimbulkan berbagai masalah pada diri remaja, yaitu
cara berfikir remaja masih dalam koridor berpikir konkret, kondisi ini
disebabkan pada masa ini terjadi suatu proses pendewasaan pada diri
pribadi pada masa remaja ke dalam dua kelompok, yaitu remaja awal (11-
13 dan 14-15 tahun) dan remaja akhir (14- 17 dan 18-20 tahun), meliputi
aspek:
a. Fisik
b. Psikomotor
dalam berbagai jenis cabang permainan. Pada masa ini, remaja akan
c. Bahasa
d. Sosial
e. Perilaku kognitif
terpesat.
f. Moralitas
g. Perilaku keganasan
dirinya.
14
membentuk kepribadiannya.
3. PERKEMBANGAN REMAJA
atau berat badan; dan kualitatif, misalnya perubahan cara berpikir secara
a. Perkembangan Fisik
pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi
yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat, perubahan fisik
b. Perkembangan kognitif
yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan
seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson
dan Olds dalam Herlina, 2013) adalah aspek moral dan spiritual. Secara
B. CITRA TUBUH
1. Pengertian
sendiri, atau dengan kata lain gambaran tubuh individu menurut individu
ukuran dan bentuk tubuhnya sendiri, dan atas penilaian orang lain
tubuh adalah sebagai salah satu cara individu dalam memandang dirinya,
bukan yang tampak oleh orang tetapi yang ada pada tubuhnya sendiri.
Citra tubuh merupakan suatu hal yang sangat penting dalam membangun
tubuh yaitu :
dan bagian tubuhnya (wajah, tangan, kaki, bahu dan lain-lain) apakah
seseorang.
tangan, kaki, bahu dan lain-lain) yang kurang menarik jika berada di
tempat umum.
20
dengan berat badan, ukuran badan dan bentuk badan orang lain.
a. Jenis Kelamin
mereka.
bahwa sekitar 40-70% gadis remaja tidak puas dengan dua atau lebih
seperti pinggul, perut, dan paha. Di berbagai negara maju antara 50-
mereka jika mereka bertubuh besar dan seorang wanita lebih puas
dengan tubuh mereka bila tubuh mereka kurang baginya dari ukuran
21
normal. Para pria memiliki tubuh lebih berat dan lebih besar
b. Usia
Umumnya hal ini terjadi pada remaja putri daripada remaja putra.
tubuhnya. Pada usia dewasa adalah usia yang rentan untuk mengalami
sering terjadi.
c. Media Massa
seperangkat televisi yang menyala rata rata 7 jam setiap hari dan
image manusia melalui tiga proses yaitu persepsi, kognitif dan tingkah
tubuh yang kurus seperti para model di media, mereka rela melakukan
d. Keluarga
oleh orang tua juga sama seperti harapan anggota keluarga lain yaitu
e. Hubungan Interpersonal
berat badan.
Menurut Tadabbur (dalam Kristian, 2019) respon citra tubuh terdiri dari
tentang dirinya sendiri yang bersifat positif. Dasar dari body image
baik. Pada remaja yang memiliki body image positif dapat menerima
3) Penuh harap dan yakin dapat meraih kehidupan yang lebih baik
berkepanjangan
26
lingkungan
mendapatkan sesuatu
sekitar
tubuh seseorang. Gangguan ini bisa terjadi kapan saja seperti penurunan
tubuh, timbul jerawat, dan sakit. Jika seseorang mengalami gangguan body
image dapat dilihat dari tanda dan gejalanya, yaitu menolak melihat dan
telah terjadi atau yang akan terjadi, menolak menjelaskan perubahan tubuh,
persepsi negatif pada tubuh, preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang,
dimilikinya.
menilai, hal ini di sebabkan adanya persepsi tentang bentuk tubuh yang
et al., 2019).
badannya, dari sangat kurus sampai sangat gemuk. Ini seseuai dengan
dengan diri sendiri, hal ini membutuhkan kepercayaan diri, sikap positif,
Rasa percaya diri akan muncul ketika memiliki pandangan yang baik
nyaman dengan diri kita. Jadi, jika kita masih menilai kepribadian
kesatuan jaringan jangan berfokus pada salah satu anggota tubuh saja.
kesehatannya
suami/istri
dimuntahkan).
C. POLA MAKAN
1. Pengertian
mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari
oleh satu orang dan merupakan ciri khas suatu kelompok masyarakat
tertentu (Sulistyoningsih, 2012). Pola makan adalah cara atau usaha dalam
kesembuhan penyakit. Pola makan yang sehat selalu mengacu kepada gizi
yang seimbang yaitu terpenuhinya semua zat gizi sesuai dengan kebutuhan
(Depkes RI, 2014). Pola makan memiliki 3 (tiga) komponen yaitu jenis,
a. Jenis Makan
hari terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran dan
b. Frekuensi Makan
meliputi makan pagi, makan siang, makan malam dan makan selingan
2011).
33
lemak, protein, vitamin dan mineral. Pola makan 3 kali sehari yaitu
makan pagi, selingan siang, makan siang, selingan sore, makan malam
porsi makanan utama yang dikonsumsi saat makan pagi, makan siang
(Sari, 2012).
c. Jumlah Makan
dengan makan selingan pagi dan siang mencapai gizi tubuh yang
intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal
dari dalam diri manusia itu sendiri yang meliputi asosiasi emosional,
makanan. Faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar diri
a. Budaya
makanan cepat saji (fast food). Pola makan ini terjadi lantaran ritme
yang sangat tinggi dan kolesterol jahat. Remaja saat ini menjadi salah
satu lakon kehidupan modern yang sangat tinggi dan padat, mereka
b. Agama/Kepercayaan
dengan makanan baik itu aturan cara makan dan pola makan yang baik
sesuai dengan syariah. Hal ini dapat dilihat dalam QS Al Maidah: 88,
makan masyarakat saat ini adalah makan sampai kenyang, jika belum
mereka akan terkena dosa besar yang tidak dapat diampuni oleh
mengandung unsure babi namun dalam agama lain hal itu bukanlah
c. Keluarga
menganggap bentuk tubuh yang kurus itu sebagai sesuatu yang ideal,
tingkah laku atau kebiasaan dari konsumsi makan yang dilakukan oleh
makanan yang disajikan oleh keluarga. Di model ini jelas bahwa pola
dirinya. Selain itu, dia dapat memperkirakan kandung gizi dan kalori
tubuhnya.
ibu di pedesaan tentang nilai gizi dalam yang terkandung dalam suatu
dari cara penyajian yang cepat, simple, murah, dan menyita waktu
membeli makanan jadi seperti makanan siap saji (fast food), daging,
sesuatu dengan cara cepat saji dan instan, begitu pula pada penyediaan
orang yang di rumah atau membelikan makanan yang cepat saji dan
pikir yang baru. Anak akan melihat apa yang dimakan oleh anggota
f. Psikologis
mood yang jelek seperti sedih, bosan, marah dan stress. Makan akan
g. Lingkungan
dasarnya dipengaruhi oleh faktor dari diri anak tersebut dan gurunya.
makanan.
h. Kesehatan
makanan. Keadaan ini dapat terjadi karena adanya interaksi yang terus
j. Body image
pola makannya bisa terbentuk baik, ini bisa dilihat dari kriteria-
dan model. Banyak idola para remaja mengidap gangguan pola makan
(binge eating) agar mendapat body image ideal menurut versi mereka.
seperti binge eating atau anoreksia, saat dikaji oleh petugas kesehatan
k. Personal preference
seseorang tentang suka atau tidak suka terhadap suatu makanan dapat
temannya.
45
makan dan rasa kenyang dilakukan oleh sistem saraf pusat, yaitu
kenyang. Pola makan yang buruk ini justru berbahaya bagi kesehatan.
nafsu makan, dan rasa kenyang. Jadi secara garis besar ada tiga faktor
lingkungan.
46
a. Keteraturan makan
Keteraturan makan ini dilihat dari waktu yang digunakan untuk makan
kegiatan makan.
b. Kebiasaan makan.
Kebiasaan makan dalam hal ini dapat dilihat dari beberapa hal,
yang dilakukan ketika makan. Dilihat dari cara makan seperti duduk,
apa saja yang dilakukan ketika sedang makan yang dapat membuat
c. Alasan makan.
makannya tercapai.
Kebiasaan atau pola makan dapat diukur melalui tiga cara yang dilakukan
mulai dari awal sampai akhir survei. Bila hasil survei ingin
b. Pengamatan Berpatisipan
c. Penelitian Survei
Ada pula cara lain selain ketiga cara di atas, yaitu metode food
ini dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang
Begitu pentingnya body image bagi remaja putri karena faktor pendorong
dengan cara yang salah. Pola makan remaja cenderung tidak teratur. Fenomena
usia mereka. Sarapan dan makan siang merupakan waktu makan yang paling
50
terobsesi dengan pengaturan makanan dan berat badannya. Hal ini terjadi pada
gangguan pola makannya. Masalah atau gangguan pola makan yang sering
terjadi pada remaja putri akibat salah persepsi mengenai bentuk tubuh ideal
adalah anemia, nervosa dan bulimia (Noorkasiani, Heryati, & Ismail, 2007).
1. Anoreksi Nervosa
yang normal untuk tinggi badan, berat badan, dan kerangka tubuh (Betz &
ketat. Penderitanya sadar bahwa mereka lapar, namun takut untuk makan
akibat persepsi bahwa makanan dapat membuat berat badan mereka naik.
Dengan porsi makanan kecil, penderita akan merasa mual atau perut sudah
terasa kenyang.
51
2. Bulimia
3. Binge eating
yaitu makan terlalu banyak, makan terlalu kenyang, makan dalam porsi
besar meski tidak merasa lapar, makan sendiri tanpa rasa malu akan jumlah
makanan yang banyak, merasa depresi, muak dan bersalah saat makan
usaha dari individu untuk mencoba mengontrol berat badan dengan latihan
atau fitness tanpa menggunakan obat laxative atau pil diet (Peterson,
E. PENELITIAN TERKAIT
Penelitian terkait mengenai body image dan pola makan remaja putri
telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Casper dan Offer (1990) dalam
sampel acak sebanyak 497 pelajar SMU berusia 16-18 tahun mengkaji perilaku
remaja tentang bentuk tubuh dengan pengaturan asupan makan yang akan
sebesar 51,5% namun masih ada faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi
perilaku makan, yaitu tahap perkembangan, faktor sosial dan ekonomi, budaya
dan religi orang tua, harga diri, penampilan makanan, pengetahuan, intensitas
interaksi dengan teman sebaya, media massa sebesar 48,5%. Sejalan dengan
F. KERANGKA TEORI
Table 2.1 Kerangka Teori
Remaja
Pengukuran Citra Tubuh
Karakteristik remaja
- Evaluasi penampilan Aspek-aspek
1. Perilaku kognitif
- Orientasi penampilan 1. Physical attractiveness
2. Fisik
- Kepuasan terhadap bagian tubuh 2. Body image satisfaction
3.- Moralitas
Kecemasan menjadi gemuk
4. Psikomotor 3. Body image importance
5. Kepribadian 4. Body concealment
6. Bahasa 5. Body improvement
7. Sosial 6. Social physique anxiety
Pengkategorian ukuran tubuh 7. Appearance comparison
8. Perilaku keganasan
9. Konatif, emosi, afektif
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Perkembangan remaja 1. Jenis kelamin
2. Usia
1. Fisik 4. Spiritual
3. Hubungan interpersonal
2. Kognitif 5. Moral 4. Keluarga
5. Media massa
3. Kepribadian & sosial
Pengukuran
Kebutuhan nutrisi 1. Evaluasi penampilan
1. Energi 4. Mineral 2. Orientasi penampilan
2. Protein 5. Vitamin 3. Kepuasan terhadap bagian
3. Lemak 6. Serat tubuh
4. Kecemasan menjadi gemuk
5. Pengkategorian ukuran tubuh
Aspek-aspek
1. Pengetahuan 7. Keteraturan makanan
2. Persepsi 8. Kebiasaan makanan
3. Pengelolaan makanan 9. Alasan makan
4. Sikap & praktek terhadap makanan
5. Jenis makanan yang dimakan
6. Perkiraan terhadap kalori-kalori yang ada dalam
makanan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Sumber Data
dimulai dari tanggal 01 Januari hingga 11 April 2021 dan memperoleh data
1) Elsevier
54
55
2) MDPI
3) Science Direct
Elsevier. Hampir sekitar 26,000 judul buku dan 2,500 judul jurnal
seperangkat data.
4) SINTA
5) PubMed
diambil dari majalah ilmiah dan buku digital dapat dengan mudah
6) Garuda
7) Google schoolar
2. Kata Kunci
pencarian literatur. Kata kunci merupakan hal yang sangat penting dalam
sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu kata kunci harus tepat
spesifik dan jelas sesuai dengan masalah penelitian atau isi utama yang
dibahas.
PICOST yaitu:
literature review
d. Output luaran atau hasil yang sesuai dengan topik literature review
literature review
59
review
boolean operator (and, or, not) untuk memperluas perolehan literatur. Kata
artikel dalam bidang kesehatan, yang dibuat dan diperbaiki oleh United
P I C O S T
Or Or Or analytical Or
Sectional
B. Kriteria Literatur
remaja putri
C. Penilaian Kualitas
in Adolescents?
Kota Bogor
Negeri 2 Sidrap
sectional
Choiriyah sectional
Shane A. Norris
Remaja Putri
sample
Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang
64
intake
contributions to
body image
Kedokteran Universitas
Diponegoro)
65
D. Seleksi Literatur
Reviews and Meta-analyses). Menurut Roswendi et al., ada empat tahap seleksi
literatur yaitu :
diperoleh dari database akademik atau sumber data lainnya sesuai kata
dalam hal kesamaan judul, abstrak, dan full text, dituliskan jumlah yang
dilakukan eliminasi.
I
D Artikel yang didapatkan dari data base
E akademik :
N 1. Elsevier (n=50)
T 2. Garuda (n=8)
I 3. MDPI (n=100)
4. PubMed (n=346)
F
5. Science Direct (n=8.000)
I
6. SINTA (n=1)
C 7. Google Schollar (n= 1.530)
A Jumlah total 10.037 jurnal
T
I
O
N Jumlah artikel
Jumlah artikel setelah di periksa
duplikasi (n=
S duplikasi (n= 9.449)
588)
C
R
E
E Jumlah arikel
N Jumlah artikel yang tersaring yang dieliminasi Jumlah artikel yang
I (n= 9.297) dikeluarkan karena :
(n= 152) a. Tidak free akses
N
G (n= 85)
b. Tidak full text
Jumlah arikel (n=436)
E full text yang c. Tidak sesuai judul
L jumal dieliminasi (n=314)
Jumlah artikel full text sesuai
I d. Tahun terbit sebelum
uji kelayakan (n=46) (n=106)
G 2016-2021 (n=
I 8.047)
B
I
Jumlah artikel yang dikeluarkan
L
I berdasarkan kriteria inklusi dan
T CAT:
Y a. Populasi tidak sesuai (n= 12)
I b. Variabel tidak sesuai (n= 18)
N Jumlah artikel yang lulus seleksi c. Desain penelitian tidak sesuai
C
critical appraisal tools (n= 52)
L
U d. Analisa data dan output tidak
(n= 15)
D sesuai (n= 24)
E
D
67
E. Etik Penelitian
etika yang berlaku untuk setiap kegiatan Penelitian yang melibatkan antara
pihak Peneliti, pihak yang diteliti (subjek Peneliti) dan masyarakat yang akan
gagasan, kata- kata, kalimat atau hasil penelitian orang lain dan menyajikannya
jenis aplikasi (software) atau website. Instrumen yang dipakai dalam penelitian
1. Memanipulasi data yang sebenarnya tidak ada atau membuat data fiktif
plagiarisme secara online yang gratis. Untuk melakukan cek plagiarisme dapat
dilakukan dengan cara copy paste atau upload data berupa dokumen dengan
Date
Improvement
69
aplikasi Plagiarism Checker X pada hari Jum’at Tanggal 14 April 2021 diatas
dapat diketahui bahwa terdeteksi 4.200 kata yang sama dari total 21.282 kata
yang terdapat dalam laporan ini, lebih dari 156 sumber terdeksi dengan catatan
hasil bahwa laporan ini terdeteksi rendah plagiarisme dengan total persentase
20%.