Anda di halaman 1dari 42

PROPOSAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

ORAL TRUSH PADA BAYI DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS NUHON PALOPO 2022

OLEH:

RUAIDA S. GANI

042020075

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS

KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirar Allah SWT,

karena atas rahmat dan karunianya-Nyalah sehingga penyusun dapat

menyelesaikan Proposal yang berjudul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan

oral trush pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Nuhon” sesuai dengan waktu

yang ditentukan.

Dalam penyelesaian Proposal ini penyusun tidak lepas dari kesulitan dan

hambatan, akan tetapi berkat kerja keras, ketekunan serta dorongan, bantuan moril

maupun materil dari pihak sehingga sedikit demi sedikit semua hambatan dapat

teratasi.

Penyusun sangat menyadari bahwa tugas akhir ini tidak dapat terselesaikan

tepat pada waktunya tanpa bantuan dari berbagai pihak. Dengan ucapan

terimakasih yang tak henti - hentinya, penghargaan dan Doa tak terhingga kepada:

1. dr. Indah Mustikasari,S.Ked., selaku Ketua Institut Kesehatan dan Bisnis

Kurnia Jaya Persada Palopo.

2. Samsinar,S.ST.,M.Kes., selaku Ketua Program Study Sarjana Kebidanan yang


telah memberikan kesempatan serta motivasi kepada penulis sehinga Proposal
ini selesai.
3. Yulianti. N, S.ST.,M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan

perhatian dan arahan serta motivasi sehingga Proposal ini dapat diselesaikan.

4. Samsinar, S.ST., M.Kes. selaku pembimbing II yang telah meluangkan

waktunya untuk membimbing, memotivasi, dan memberikan saran sehingga

proposal ini dapat diselesaikan.

ii
5. Orang tua tercinta yang selalu memberikan dukungan dan semangat serta Doa.

6. Rekan-rekan seangkatan 2020/2022 yang telah banyak membantu memberikan


dukungan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen dan Staf Akademik Institut Kesehatan Kurnia Jaya Persada

Palopo yang telah banyak membantu dalam proses perkuliahan.

Akhir kata Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penyusunan Proposal ini dan semoga segala

kebaikan dan bantuan telah diberikan akan dilipat gandakan oleh ALLAH SWT.

Aamin

Palopo, 15 Agustus 2022

(RUAIDA S. GANI)

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ...................................................................................ii

DAFTAR ISI ....................................................................................v

DAFTAR TABEL ...................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................vii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................…1

B. Rumusan Masalah.................................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan umum tentang oral trush.......................................................... 6

B. Tinjauan umum tentang personal hygiene ibu........................................11

C. Tinjauan umum tentang pengetahuan..................................................... 25

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka konsep ................................................................................... 22

B. Hipotesis .....................................................................................23

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian .................................................................................…24

iv
B. Populasi ...................................................................................24

C. Sampel ...................................................................................24

D. Teknik sampling ...................................................................................25

E. Variabel penelitian............................................................................... 25

F. Definisi operasional dan kriteria objektif............................................. 26

G. Lokasi dan waktu penelitian.................................................................26

H. Teknik dan Prosedur penelitian............................................................ 27

I. Teknik pengolahan data....................................................................... 28

J. Analisa data ...................................................................................29

K. Etika Penelitian ...................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.............................................................................................................. 26

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep..............................................................................22

vii
DAFTAR SINGKTAN

ANC : Antenatal Care

ASI : Air Susu Ibu

BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah

KEK : Kekurangan Energi Kronik

LILA : Lingkar Lengan Atas

SDGs :Sustainable Development Goals

SPSS :Statistic Product service solution

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sehat menurut World Health Organization merupakan keadaan yang

sempurna baik fisik, mental maupun sosial tidak hanya terbebas dari penyakit

atau kelemahan (Irwan, 2018). Generasi sehat merupakan salah satu modal

bangsa dalam mencapai keberhasilan pembangunan. Kualitas generasi bangsa

yang sehat dan cerdas di tentukan oleh pertumbuhan dan perkembangan pada

periode emas. Periode emas adalah 1000 hari pertama kehidupan, dalam masa

ini menjadi risiko tinggi terjadi gangguan karena pertumbuhan dan

perkembangan anak sangat cepat dan pesat sehingga akan berdampak

terhadap kesehatan di masa yang akan datang (Sudargo T, Aristasari T 2018).

Upaya peningkatan status kesehatan anak tercantum dalam tujuan Sustainable

Develompent Goals (SDGs) nomor tiga yakni menjamin kehidupan yang

sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia, salah

satunya kesejahteraan bayi. Namun tidak semua bayi dapat sejahtera terhindar

dari suatu penyakit, hal ini dapat terjadi karena lemahnya daya tahan tubuh

bayi sehingga dalam kondisi tersebut rentan terjadi sakit (RI 2018).

Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menyebutkan

angka kejadian bayi sakit sebanyak 20.79%. Bayi baru lahir rentan terhadap

beberapa penyakit dari pada anak atau orang dewasa. Sistem kekebalan

tubuhnya belum terbentuk sempurna untuk melawan bakteri, virus dan

parasit. Penyebab didapat dari masalah yang lazim terjadi pada bayi yakni

1
muntah, gumoh seborrhea, hemangioma dan oral trush (Sinta L El, Andriani

F, Yulizawati 2019).

Oral trush adalah bercak putih pada lidah, langit-langit dan pipi bagian

dalam. Bercak sulit dihilangkan, jika diangkat akan mengakibatkan

perdarahan (Runjati 2018). Dampak oral trush pada bayi dapat menyebabkan

kesukaran minum, sedangkan pada fase ini bayi membutuhkan banyak asupan

nutrisi salah satunya dari ASI, karena ASI mengandung antibodi yang

dibutuhkan oleh bayi. Dampak lainnya apabila dibiarkan dan tidak diobati

jamur akan tertelan serta menimbulkan komplikasi infeksi usus sehingga

mengakibatkan diare dan tentunya akan mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan bayi (Br Sembiring 2019).

Penyebab oral trush (stomatitis) yaitu jamur candida albicans yang

ditularkan saat bayi baru lahir melalui vagina ibu yang terinfeksi selama

persalinan atau transmisi melalui botol susu dan puting susu yang tidak bersih

serta adanya sisa susu dalam mulut bayi. Maka dari itu, kebersihan diri pada

saat menyusui juga sangatlah penting karena seorang ibu harus menjaga agar

tangan dan puting susunya selalu bersih, mencuci tangan yang benar, dan

mengganti pakaian dalam (bra) yang teratur (Nursalam, Rekawati, S., &

Utami 2018).

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan

sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi intensitas

perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang

2
diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata)

(Notoatmodjo 2018).

Penelitian yang dilakukan oleh (Sinaga and Safari 2022) yang

berjudul hubungan pengetahuan ibu tentang oral hygiene dengan tindakan

penanganan stomatitis pada bayi usia 6 – 12 bulan di klinik bersalin eliza

tahun 2021 menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

pengetahuan tentang oral hygiene dengan tindakan penanganan stomatitis

pada bayi .

Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti di puskesmas

Nuhon pada ibu yang membawa anaknya ke puskesmas untuk melakukan

pemeriksaan didapatkan sebanyak 12 ibu-ibu yang menyusui yang

mempunyai bayi usia 1-6 bulan, dari hasil wawancara dari 8 orang ibu

menyusui didapatkan bahwa 4 ibu tidak mengetahui tentang kebersihan pada

saat menyusui dan hanya 4 ibu yang mengetahui tentang kebersihan pada saat

menyusui. Dari 8 bayi yang diobservasi terdapat 3 bayi nampak bercak-

bercak putih pada mulut (oral trush) dan hanya 5 bayi yang nampak bersih

pada mulut bayi (bukan oral trush).

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “faktor-faktor yang berhubungan dengan oral trush

pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Nuhon”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka disusun rumusan masalah pada

penelitian yakni bagaimana faktor-faktor yang berhubungan dengan oral trush

pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Nuhon ?

3
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan oral trush pada

bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Nuhon

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang oral trush di

Wilayah Kerja Puskesmas Nuhon

b. Untuk mengetahui gambaran personal hygiene ibu di Wilayah Kerja

Puskesmas Nuhon

c. Untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan oral trush

pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Nuhon

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan perhatian dari

pihak yang terkait menyangkut faktor-faktor yang berhubungan dengan

oral trush pada bayi, sehingga dapat lebih bisa mencegah hal-hal yang

bisa menjadi penyebab oral trush pada bayi.

2. Praktis

a. Bagi Institusi pendidikan yakni sebagai referensi untuk menambah

wawasan yang berkaitan dengan mutu pelayanan kesehatan serta

dapat memberikan masukkan data untuk pengembangan ilmu.

4
b. Bagi ibu menyusui diharapkan dapat menambah wawasan dan

informasi tentang oral trush sehingga dapat memberikan pemahaman

tentang bagaimana cara mencegah oral trush.

c. Bagi penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama

pendidikan serta dapat memperoleh gambaran nyata tentang

pengetahuan dan personal hygiene dengan kejadian oral trush pada

bayi.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka Tentang Oral Trush

1. Pengertian oral trush

Orall trush (moniliasis) disebut juga candidiasis atau stomatitis atau

sariawan mulut adalah penyakit rongga mulut yang ditandai dengan lesi-

lesi yang bervariasi seperti lunak, bergumpal berupa bongkahan putih, difus

seperti beludru yang dapat dihapus atau diangkat dan meninggalkan

permukaan merah, kasar, dan berdarah dapat bercak putih dengan putih

merah terutama pada bagian dalam pipi, pallatum lunak, lidah, dan gusi.

Penderita penyakit ini biasanya mempunyai keluhan terasa terbakar

atau kadang–kadang sakit di daerah yang terkena. Penyakit ini biasanya

menyerang bayi yang sakit atau lemah, dan individu dengan kondisi

kesehatan buruk. Biasanya penderita akan menunjukkan gejala demam

karena adanya iritasi gastrointestinal. Stomatitis atau sariawan mulut sering

dijumpai pada bayi dan anak kecil yang minum susu dengan botol / dot

atau anak kecil yang menghisap dot kampong (fonspeen) yang tidak di

perhatikan kebersihannya (Sembiring 2019).

2. Etiologi

Oral trush terjadi karena adanya infeksi jamur (Candidas albican)

yang merupakan organisme penghuni kulit dan mukosa mulut, vagina, dan

saluran cerna. Sariawan (thrush) pada umumnya ditularkan melalui vagina

ibu yang terinfeksi selama persalinan (saat bayi lahir) atau tranmisi melalui

6
susu botol dan puting susu yang tidak bersih, atau cuci tangan yang tidak

benar. Pada bayi baru lahir, biasanya timbul pada 7-10 hari setelah

persalinan. Dampak sariawan jika dibiarkan dan tidak segera ditangani

maka asupan nutrisi yang masuk dalam tubuh bayi akan berkurang.

Masalah tersebut juga dapat mengakibatkan diare karena jamur dapat

tertelan dan menimbulkan infeksi usus yang bila dibiarkan dan tidak diobati

maka bayi akan terserang diare seringkali kondisi ini dianggap sebagai hal

yang wajar dan kurang diperhatikan oleh orang tua. Candida albicans tahan

terhadap hampir semua antibiotika yang biasa dipergunakan dan dapat

berkembang sewaktu mikroorganisme lain tertekan (Sembiring 2019).

Oral thrush juga dapat terjadi karena bakteri di dalam mulut karena

kurang menjaga kebersihan di dalam mulut. Lesi–lesi mulut mempunyai

konsistensi yang lunak, menonjol, bercak-bercak keputihan yang menutupi

daerah-daerah yang kecil atau luas pada mukosa mulut, bercak bercak

dapat dihapus dan meninggalkan permukaan daging yang berdarah.

Keadaan ini didukung oleh abrasi mulut, kurangnya kebersihan mulut,

superinfeksi setelah terapi antibiotika, malnutrisi, cacat imunologi, dan

hipoparatiroidisme Infeksi berat dapat menyebar menuruni esophagus.

Sebagian besar bayi berkontak dengan jamur yang pertama kali saat

melalui jalan lahir (ibu dapat memiliki infeksi jamur di kelaminnya tanpa

menyadari adanya tanda-tanda infeksi). Penggunaan antibiotik pada saat

persalinan dan saat bayi anda lahir dapat memicu terjadinya infeksi jamur.

Antibiotic yang diminum dapat dikeluarkan melalui ASI dan membunuh

bakteri-bakteri baik yang menjaga keseimbangan flora normal tubuh,

7
sehingga bakteri baik ini terbunuh oleh antibiotic, dan infeksi jamur pun

muncul. Bayi yang dilahirkan dengan operasi Caesar sering menderita

infeksi jamur akibat antibiotic yang diberikan kepada ibunya selama

operasi (Sembiring 2019).

3. Tanda dan gejala

Secara keseluruhan Gejala oral trush yaitu (Sembiring 2019):

a) Tampak bercak keputihan pada mulut, seperti bekas susu yang sulit

dihilangkan.

b) Bayi kadang-kadang menolak untuk minum atau menyusu

c) Mukosa mulut mengelupas

d) Lesi multiple (luka-luka banyak) pada selaput lendir mulut sampai

bibir memutih menyerupai bekuan susu yang melekat, bila dihilangkan

dan kemudian berdarah.

e) Bila terjadi kronis maka terjadi granulomatosa (lesi berbenjol kecil)

menyerang sejak bayi sampai anak-anak yang berlangsung lama

hingga beberapa tahun akan menyerang kulit anak.

f) gejala yang muncul adalah suhu badan meninggi sampai 40 derajat

Celcius

g) Tak mau makan atau makan dimuntahkan, tak mau susu botol bahkan

ASI, dan gelisah terus

h) Bayi banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya. Secara psikis,

dia akan rewel

4. Komplikasi

Apabila oral thrush tidak segera ditangani atau diobati maka akan

8
menebabkan kesukaran minum (menghisap puting susu atau dot) sehingga

akan berakibat bayi kekurangan makanan. Oral thrush tersebut dapat

mengakibatkan diare karena jamur dapat tertelan dan menimbulkan infeksi

usus yang bila dibiarkan dan tidak diobati maka bayi akan terserang diare.

Diare juga dapat terjadi apabila masukan susu kurang pada waktu yang

lama.

5. Penatalasanaan

a. Medik

Memberikan obat anti jamur misalnya (Sembiring 2019):

1) Miconazol: mengandung miconazole 25 mg per ml dalam gel bebas

gula. Gel miconazole dapat diberikan ke lesi setelah makan

2) Nystatin: tiap pastille mengandung 100.000 unit nistatin. Satu

pastille harus dihisap perlahan-lahan 4 kali sehari selama 7–14 hari.

Pastille lebih enak daripada sedian nistatin lain, nistatin ini

mengandung gula.

b. Keperawatan

Masalah dari oral thrush pada bayi adalah bayi akan sukar minum

dan resiko terjadi diare. Upaya agar oral thrush tidak terjadi pada bayi

adalah mencuci bersih botol dan dot susu, setelah itu diseduh dengan air

mendidih atau direbus hingga mendidih sebelum dipakai. Apabila di

bangsal bayi rumah sakit, botol dan dot dapat disterilkan dengan

autoclaff (Sembiring 2019).

Bayi lebih baik jangan diberikan dot kempong karena selain dapat

menyebabkan oral thrush juga dapat mempengaruhi bentuk rahang. Jika

9
bayi menetek atau menyusu ibunya, untuk menghindari oral thrush

sebelum menyusu sebaiknya puting susu ibu dibersihkan terlebih

dahulu atau ibu hendaknya selalu menjaga kebersihan dirinya. Untuk

menghindari oral thrush, setiap bayi jika selesai minum susu berikan 1–

2 sendok teh air matang untuk membilas sisa susu yang terdapat pada

mulut bayi. Apabila oral thrush sudah terjadi pada anak maka diberikan

obat, selain menjaga kebersihan mulut, berikanlah makanan yang lunak

atau cair sedikit-sedikit tetapi frekuensinya sering dan setiap habis

makan berikan air putih dan usahakan agar sering minum (Sembiring

2019).

6. Pencegahan

Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain (Sembiring 2019):

a. Pemeliharaan kebersihan mulut dan perawatan payudara

b. Utamakan ASI daripada susu formula karena ASI mengandung banyak

immunoglobulin yang berguna bagi kekebalan tubuh bayi. Selain itu,

payudara ibu juga jauh lebih terjamin kebersihannya daripada botol dot

bayi

c. Bila menggunakan susu formula sebagai tambahan ASI, pastikan

kebersihan botol dan dotnya, jangan lupa untuk mencucinya dengan air

panas

d. Beri bayi minum 1-2 sendok air matang untuk membilas mulut bayi

setelah minum susu.

e. Pastikan bayi beristirahat yang cukup

f. Berikan bayi makanan yang mengandung nutrisi yang lengkap

10
B. Tinjauan Pustaka Tentang Personal Hygiene Ibu

1. Pengertian Personal Hygiene

Personal hygiene berasal dari bahasa yunani dimana personal yang

artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan

(kebersihan diri) adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memelihara

kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahtaraan fisik dan psikis.

Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk

mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis. Definisi–

definisi diatas dapat disimpulkan bahwa personal hygiene merupakan

kegiatan atau tindakan membersihkan seluruh anggota tubuh yang bertujuan

untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang (Anggita and

Apriliani 2020).

2. Tujuan Personal Hygiene

Tujuan umum perawatan diri adalah untuk mempertahankan

perawatan diri, baik secara sendiri maupun dengan bantuan, dapat melatih

hidup sehat/bersih dengan cara memperbaiki gambaran atau persepsi

terhadap kesehatan dan kebersihan, serta menciptakan penampilan yang

sesuai dengan kebutuhan kesehatan. Membuat rasa nyaman dan relaksasi

dapat dilakukan untuk menghilangkan kelelahan serta mencegah infeksi,

mencegah gangguan sirkulasi darah, dan mempertahankan integritas pada

jaringan (Anggita and Apriliani 2020).

Tujuan individu melakukan perawatan personal hygiene adalah

sebagai berikut:

a. Menghilangkan minyak yang menumpuk, keringat dan bakteri

11
b. Menghilangkan bau badan yang berlebihan

c. Memelihara integritas permukaan kulit

d. Menstimulasi sirkulasi/peredaran darah

e. Meningkatkan perasaan nyaman bagi pasien

f. Memberikan kesempatan untuk mengkaji kondisi kulit pasien

g. Meningkatkan kepecayaan diri seseorang

h. Menciptakan keindahan

i. Memelihara kebersihan diri

j. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

3. Dampak yang timbul pada masalah personal hygiene

Dampak yang timbul pada masalah personal hygiene tidak hanya

memberikan dampak secara fisik tapi berdampak juga pada psikososial

(Anggita and Apriliani 2020).

a. Fisik

Gangguan kesehatan fisik yang diderita seseorang karena tidak

terpelihara kebersihan perorangan adalah gangguan integritas kulit,

gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan

gangguan fisik pada kuku.

b. Psikososial

Gangguan personal hygiene yang berkaitan dengan psikososial

berkaitan dengan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan

mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan interaksi sosial

juga terjadi gangguan. Misalnya terdapat gangguan pada kulit, maka

akan menimbulkan individu merasa kurang nyaman, kurang percaya

12
diri dalam hal mencintai dan dicintai, terbatasnya interaksi sosial

maupun aktualsasi.

4. Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene

Beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene antara lain (Anggita

and Apriliani 2020):

a. Citra tubuh (Body Image)

Pencitraan terhadap terhadap diri dapat memotivasi seseorang

untuk melakukan bagaimana memelihara higiene atau kebersihan diri.

Jika merasa dirinya sebagai orang yang harus tampil bersih, sehat sebagai

individu yang dihormati maka seseorang akan melakukan perawatan

yang menimbulkan kerapian dan kebersihan pada dirinya. Personal

hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh

individu. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang

tubuhnya, termasuk penampilan, struktur dan fungsi fisik.

b. Praktik Sosial

Kelompok sosial dapat mempengaruhi bagaimana seseorang

melakukan praktik personal hygiene apa saja yang dilakukan dan

frekuensi perawatan pribadi. Selama masa kanak–kanak, kebiasaan

keluarga mempengaruhi higiene, waktu mandi dan higiene mulut. Pada

masa remaja higiene pribadi dipengaruhi oleh teman, seperti remaja putri

mulai memperhatikan penampilan pribadi dan mulai memakai riasan

wajah. Pada masa dewasa, teman dan kelompok kerja membentuk

penampilan pribadi sedangkan pada langsia beberapa praktik personal

13
hygiene berubah karena kondisi hidupnya dan sumber yang tersedia serta

kelemahan fisik.

c. Status sosial ekonomi

Status ekonomi akan mempengaruhi jenis dan sejauh mana praktik

personal hygiene dilakukan. Bidan sensitif terhadap status ekonomi

pasien yang ada pengaruhnya terhadap kemampuan pemeliharaan

higiene. Jika seseorang mengalami masalah ekomoni maka akan

kesulitan menyediakan alat maupun bahan untuk higiene dasar seperti

pengharum, sabun cuci tangan, pakaian dan perlengkapan mandi dengan

jumlah yang kurang memadai. Keluarga akan membelanjakan

pendapatannya untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhan yang

diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga.

d. Pengetahuan dan motivasi kesehatan

Pengetahuan tentang personal higiene sangat penting karena

pengetahuan yang baik dapat meningkatkan dan memotivasi individu

untuk melakukan praktik higiene. Kesulitan internal yang mempengaruhi

akses praktik higiene adalah tidak ada motivasi karena kurangnya

pengetahuan.

e. Budaya

Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan

perawatan personal higiene. Seseorang dari latar belakang kebudayan

yang berbeda akan mengikuti praktik personal higiene yang berbeda.

Keyakinan yang didasari kultur sering menentukan defenisi tentang

kesehatan dan perawatan diri

14
f. Kebiasaan atau pilihan pribadi

Setiap orang memiliki keinginan individu dan pilihan tentang

kapan untuk mandi, perawatan kuku dan melakukan perawatan rambut.

Pemilihan perawatan didasarkan pada selera pribadi, kebutuhan dan

dana. Pengetahuan tentang pilihan seseorang akan membantu perawatan

yang terindividualisasi. Selain itu, bantu pasien untuk membangun

higiene baru sesuai kebutuhan.

g. Kondisi fisik seseorang

Seseorang dengan keterbatasan fisik karena menderita penyakit

yang menimbulkan rasa nyeri, kelainan otot dan mudah kelelahan

biasanya tidak memiliki kemampuan untuk melakukan higiene. Misalnya

pada pasien dengan gips atau terpasang infus intravena, penyakit dengan

rasa nyeri, penyakit kronik sering melelahkan pasien. Pada seseorang

yang sedang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan,

padahal jika dibiarkan terus-menerus maka dapat mempengaruhi kondisi

kesehatannya.

5. Personal Hygiene Sebelum Menyusui

Ibu menyusui tentunya memiliki aktivitas sehari-hari yang

mengharuskan ibu untuk berinteraksi dengan orang lain yang mungkin

saja membawa virus yang tidak terlihat. Ibu menyusui bayinya tentu akan

melakukan kontak secara fisik dengan bayinya sehingga personal

hygiene yang bisa dilakukan ibu sebelum menyusui diantaranya (Anggita

and Apriliani 2020) :

15
a. Mandi

Mandi untuk membuat badan menjadi segar juga untuk

membersihkan diri setelah dari luar rumah terlebih lagi ketika

pandemi seperti saat ini. Ibu menyusui yang bekerja atau setelah

beraktivitas di luar rumah dianjurkan untuk segera mandi setibanya di

rumah sebelum bersentuhan dengan bayi dan sebisa mungkin untuk

segera mencuci baju dengan detergen untuk menghilangkan virus

yang mungkin menempel ketika ibu beraktivitas di luar rumah.

b. Cuci Tangan

Tangan merupakan media penting dalam transmisi virus-virus

yang ditularkan melalui air, makanan, darah atau produk darah,

percikan pernapasan, sistem pencernaan, selain sentuhan baik

langsung maupun tidak langsung. Studi menunjukkan bahwa cuci

tangan yang benar merupakan salah satu tindakan yang paling efektif

untuk mencegah penyakit.

c. Hand Sanitizer

Ibu menyusui dapat membersihkan tangan dengan hand

sanitizer berbasis alkohol ketika berada di luar rumah. Virus corona

tidak resisten terhadap asam atau alkali tetapi sensitif terhadap pelarut

organik dan disinfektan. Alkohol 75% dapat menonaktifkan virus

tersebut, sehingga produk-produk disinfektan yang mengandung

alkohol dari konsentrasi absolut (100%) dapat digunakan sebagai

alternatif dari mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir.

d. Perawatan payudara

16
Perawatan pada payudara juga memiliki fungsi yaitu mencegah

penularan infeksi. Sebelum meyusui sangat penting untuk

membersihkan payudara karena menjadi tempat bersentuhnya mulut

bayi yang bisa menjadi jalan masuk untuk penularan virus.

Membersihkan payudara bisa dengan lap basah bersih sebelum

menyusui jika dirasa puting payudara kotor, sebelum menyusui juga

perlu mengeluarkan terlebih dahulu ASI sebelum diberikan kepada

bayi serta hal yang sama dilakukan ketika sudah selesai menyusui dan

menggunakan bra yang menopang dan bersih (Anggita and Apriliani

2020).

C. Tinjauan Pustaka Tentang Pengetahuan

1. Definisi pengetahuan

Ada banyak defenisi tentang pengetahuan dan sampai saat ini

masih dalam perdebatan anatara satu ahli dengan ahli lainnya tentang

pengetahuan. Beberapa defenisi tentang pengetahuan dapat disimak

pada ulasan berikut ini (I Ketut Swarjana 2022):

a. Pengetahuan adalah pemahaman atau informasi tentang subjek

yang anda dapatkan melalui pengalaman maupun studi yang

diketahui baik oleh satu orang atau oleh orang–orang pada

umunya.

b. Pengetahuan adalah informasi, pemahaman, dan keterampilan yang

anda peroleh melalui pendidikan atau pengalaman.

c. Pengetahuan adalah informasi dan pemahaman tentang sebuah

subjek yang dimiliki seseorang atau dimiliki oleh semua orang

17
2. Tingkatan Pengetahuan

Dalam penelitian tentang pengetahuan, kita mengenal bloom’s

cut off point. Boom membagi tingkatan pengetahuan menjadi tiga

yaitu pengetahuan baik/tinggi (good knowledge), pengetahuan

cukup/sedang (fair/moderate knowledge), dan pengetahuan

rendah/kurang (poor knowledge). Untuk mengklasifikasikannya, kita

dapat menggunakan skor yang telah dikonversi ke persen seperti

berikut ini (I Ketut Swarjana 2022):

a. Pengetahuan baik jika skor 80 – 100%

b. Pengetahuan cukup jika skor 60 – 79%

c. Pengetahuan rendah jika skor < 60%

Bentuk perilaku pada semua tingkatan pada kognitif diubah dari

kata benda (hasil rumusan Bloom) menjadi kata kerja. Misalnya

pengetahuan diubah menjadi mengingat, pemahaman diubah menjadi

memahami. Adapun tahapan secara rinci sebagai berikut (I Ketut

Swarjana 2022):

a. Mengingat

b. Memahami

c. Menerapkan

d. Menganalisis

e. Mengevaluasi

f. Mencipta

Adapun hal ketiga yang direvisi yaitu menarik aspek knowledge

atau pengetahuan yang awalnya dari kognitif dalam rumusan Bloom

18
menjadi aspek tersendiri yang dibagi menjadi empat aspek

pengetahuan seperti berikut ini:

a. Pengetahuan tentang fakta

b. Pengetahuan tentang konsep

c. Pengetahuan prosedur

d. Pengetahuan metakognitif

3. Pengukuran Variabel Pengetahuan

Pengukuran variabel dapat dilakukan dengan menggunakan alat

ukur. Untuk variabel pengetahuan alat atau instrumen yang dapat dan

umum digunakan adalah dengan list pertanyaan yang menayakan

tentang pengetahhuan. List pertanyaan tersebut kita kenal sebagai

kuesioner. Terkait dengan variabel pengetahuan, ada beberapa jenis

kuesioner yang biasa digunakan diantaranya kuesioner dengan pilihan

jawaban benar dan salah; benar, salah dan tidak tahu. Selain itu, ada

juga kuesioner pengetahuan dengan pilihan ganda yang

memungkinkan respinden untuk memilih salah satu pilihan jawaban

yang dianggap paling tepat. Berikut ini adalah beberapa contoh

pengukuran skala variabel (I Ketut Swarjana 2022):

a. Pengetahuan dengan skala numerik

Pengetahuan dengan skala numerik artinya hasil pengukuran

variabel pengetahuan tersebut berupa angka. Misalnya total skor

pengetahuan berupa angka absolut maupun berupa persentase (1 –

100%).

19
b. Pengetahuan dengan skala kategorial

Pengetahuan dengan skala kategorial adalah hasil pengukuran

pengetahuan yang berupa skor total atau berupa persentase tersebut

dikelompokkan atau dilevelkan menjadi beberapa contoh berikut

ini:

1) Pengetahuan dengan skala ordinal

Pengetahuan dengan skala ordinal dapat dilakukan dengan

mengoversi dari total skor atau persen menjadi bentuk ordinal

menggunakan Bloom’s cut off point.

a) Pengetahuan baik/tinggi/good/high knowledge: skor 80 –

100%

b) Pengetahuan sedang/cukup/fair/moderate knowledge: skor

60 – 79%

c) Pengetahuan kurang/rendah/poor knowledge: skor <60%

2) Pengetahuan dengan skala nominal

Variabel pengetahuan dapat juga dinominalkan dengan cara

me-recode atau membuat kategori ulang misalnya dengan

membagi menjadi dua kategori menggunakan mean jika data

berdistribusi normal dan menggunakan median jika data tidak

berdistribusi normal.

a) Pengetahuan tinggi/baik

b) Pengetahuan rendah/kurang/buruk

Atau dengan cara lainnya dengan melakukan convert:

a) Pengetahuan tinggi

20
b) Pengetahuan rendah/sedang

21
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual

Berdasarkan dasar pemikiran penelitian di atas, maka skema kerangka

konsep penelitian ini sebagai berikut :

Variabel Independent Variabel Dependen

Pengetahuan Ibu

Oral Thrush
pada Bayi
Personal hygiene Ibu

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel Independen pada penelitian ini yaitu


pengetahuan dan personal higiene ibu

: Variabel Dependen pada penelitian ini yaitu oral thrush


pada bayi

22
B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis ialah pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya,

karena itu perlu diuji kebenarannya (Duli,2019). Hipotesis dalam penelitian

ini sebagai berikut:

1. Ha : Terdapat hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian oral trush

pada bayi di Wilayah kerja puskesmas Nuhon

Ho : Tidak terdapat hubungan pengetahuan pengetahuan ibu dengan

kejadian oral trush pada bayi di Wilayah kerja puskesmas Nuhon

2. Ha : Terdapat hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian oral trush

pada bayi di Wilayah kerja puskesmas Nuhon

Ho : Tidak terdapat hubungan pengetahuan pengetahuan ibu dengan

kejadian oral trush pada bayi di Wilayah kerja puskesmas Nuhon

23
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif

adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena yang ada

yang digunakan untuk menganalisis atau mengambarkan hasil subjek tetapi

tidak dimaksudkan untuk memberikan implikasi yang lebih luas. Dalam

penelitian cross sectional peneliti melakukan observasi atau pengukuran

variabel pada satu saat tertentu yang artinya bahwa tiap subjek hanyalah

diobservasi satu kali saja dan pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat

pemeriksaan (Adiputra et al., 2021).

B. Populasi

Menurut Sugiyono (2021) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki

bayi yang tercatat di dalam laporan Puskesmas Nuhon, jumlah populasi yaitu

100 ibu.

C. Sampel

Menurut Sugiyono (2021) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. sampel yang digunakan

sebagai responden adalah 30 orang ibu yang memiliki bayi yang tercatat pada

24
laporan puskesmas Nuhon. Kriteria sampel penelitian berdasarkan kriteria

inklusi dan eksklusi antara lain sebagai berikut.

1. Kriteria inklusi :

a) Ibu yang bersedia menjadi sampel penelitian

b) Ibu yang memiki bayi yang berusia 20-40

c) Berdomisili di wilayah kerja puskesmas Nuhon

2. Kriteria eksklusi :

a) Ibu yang mengundurkan diri sebagai responden penelitian

b) Ibu yang tidak memiliki bayi

c) Ibu yang tidak berdomisili di wilayah kerja puskesmas Nuhon

D. Teknik sampling

Prosedur pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah non-probabilitay dengan teknik purposive sampling. Sugiyono (2021)

mengemukakan bahwa teknik purposive sampling adalah teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik sampling yang digunakan adalah

Purposive Sampling yaitu pemilihan responden yang sesuai dengan kriteria

inklusi peneliti. Teknik sampling ini dirasa sangat efektif dikarenakan tidak

semua ibu yang memiliki bayi dapat dijadikan responden penelitian. Hal ini

berkaitan dengan persetujuan dari ibu untuk dijadikan responden.

E. Variabel penelitian

1. Variabel Terikat

Variabel terikat atau dependent variable adalah variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,2021).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian oral trush pada bayi.

25
2. Variabel Bebas

Variabel bebas atau independent variables merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat) (Sugiyono,2021). Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah pengetahuan ibu dan personal hygiene ibu.

F. Defenisi operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Hasil Ukur Skala


Ukur
1 Oral trush Ibu yang mempunyai Kuesioner 0 = Bayi ibu yang Nominal
bayi dan bersedia mengalami oral
menjadi responden
trush
yang berada di wilayah
kerja puskesmas...... 1 = Bayi ibu yang
tidak mengalami
oral trush
2 Pengetahuan Wawasan yang Kuesioner 0 =Kurang, jika Nominal
diketahui oleh skor ≤ 50%
responden tentang
1 =Baik, jika skor
konsep dasar dari oral
> 50%
trush
3 Personal Kebiasaan ibu yang Kuesioner 0 =Kurang, jika Nominal
hygiene ibu dilakukan sehari-hari skor ≤ 50%
pada bayinya
1 =Baik, jika skor
> 50%

G. Lokasi dan waktu penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas Nuhon

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan september - desember 2022

26
H. Teknik dan prosedur penelitian

Prosedur penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan

seorang peneliti secara teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan penelitian.

Tahapan penelitian dalam penelitian ini adalah (Adiputra et al., 2021) :

1. Memilih masalah yang akan di teliti

2. Merumuskan dan mengadakan pembatasan masalah, kemudian

berdasarkan masalah tersebut diadakan studi pnedahuluan untuk

menghimpun informasi dan teori-teori sebagai dasar menyusun kerangka

konsep penelitian.

3. Membuat asumsi atau tanggapan yang menjadi dasar perumusan hipotesis

penelitian

4. Merumuskan hipotesis penelitian

5. Merumuskan dan memilih teknik pengumpulan data

6. Menentukan kriteria atau kategori untuk mengadakan klasifikasi data

7. Menentukan teknik dan alat pengumpul data yang digunakan

8. Melaksanakan penelitian atau pengumpulan data

9. Melakukan pengolahan data dan analisis data

10. Menarik suatu kesimpulan

11. Menyusun dan mempublikasikan laporan penelitian.

27
I. Teknik pengolahan data

Menurut (Notoatmodjo, 2018) proses pengolahan data dapat melalui tahap-

tahap sebagai berikut:

1. Editting

Editting dilakukan untuk pengecekan dan perbaikan data atau informasi

yang diperlukan.

2. Skoring

Skoring yaitu memberikan nilai atau skor kepada setiap jawaban yang

benar pada kuesioner, menjumlah semua skor yang diperoleh dari jawaban

responden.

3. Coding

Coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan. Koding ini sangat berguna dalam memasukkan data.

Dalam penelitian ini kode yang dilakukan adalah memberi kode angka

pada jawaban responden.

4. Entry

Entry yaitu jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam

bentuk kode dimasukkan ke dalam program SPSS versi 26 for windows.

5. Cleaning

Cleaning yaitu proses pengecekan dari setiap sumber yang telah di entry

untuk memeriksa apabila ada kesalahan. semua data dari setiap sumber

data yang telah selesai dimasukkan ke dalam entry, perlu dicek kembali

untuk melihat kemungkinan adanya kode yang salah kemudian dilakukan

perbaikan.

28
6. Tabulating

Tabulating yaitu mengelompokkan data sesuai variabel yang akan diteliti

guna memudahkan analisis data. Data yang telah dicek kemudian

dibuatkan tabel-tabel data sesuai tujuan penelitian.

J. Analisa Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan analisis yang digunakan dengan

menjabarkan secara deskriptif hasil dari variabel-variabel yang diteliti

baik dari variabel bebas maupun variabel terikat dengan cara membuat

tabel distribusi frekuensi. Statistik deskriptif ialah statistik yang

mendeskripsikan atau menggambarkan tentang data yang disajikan dalam

bentuk tabel, diagram, pengukuran tendensi sentral, rata-rata hitung, rata-

rata ukur, dan rata-rata harmonik, pengukuran penempatan, dan

pengukuran penyimpangan. Analisis dengan menggunakan rumus :

(Norfai,2022)

F
X= x 100 %
N

Keterangan:

X : Presentasi skor jawaban kuesioner

F : Skor jawaban kuesioner

N : Jumlah jawaban kuesioner

2. Analisis Bivariat

Tujuan dari analisis bivariat ini adalah untuk menentukan

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yang dilakukan

29
dengan menggunakan uji Chi Square. Uji Chi-Square adalah uji stastistik

yang bertujuan untuk menganalisis perbedaan lebih dari dua atau lebih

proporsi populasi serta bertujuan untuk menguji hubungan antara dua

variabel yang mempunyai skala data kategorik. Rumus yang digunakan

sebagai berikut: (Norfai,2021)

( O−E )2
X2=
E

Keterangan:
2
X = Chi- Square

O = nilai hasil pengamatan (nilai observasi)

E = nilai ekspetasi (nilai harapan)

Keputusan uji statistik berdasarkan pendekatan probabilitas adalah

keputusan uji statistik yang membandingkan antara nilai p value dan nilai

alpha (α) atau nilai kemaknaan. Bagi ilmu kesehatan, biasanya

menggunakan nilai alpha sebesar 5% (0,05) dengan ketentuan apabila nilai

p value > nilai α (0,05) maka Ho terima artinya tidak ada hubungan yang

bermakna antara variabel satu dengan variabel yang lainnya, sedangkan

apabila nilai p value ≤ nilai α (0,05) maka Ho ditolak artinya ada

hubungan yang bermakna antara variabel satu dengan variabel yang

lainnya. Adapun syarat penggunaan uji chi square sebagai berikut:

a. Skala pengukuran data kategorik.

b. Jika umlah sampel 20 – 40, maka tidak boleh ada sel yang nilai

harapannya < 5 atau tidak melebihi 20% dari total sel.

30
c. Jika tabel 2x2 dijumpai nilai harapan (expected value =E) <5, maka

menggunakan uji Fisher exact.

d. Jika tabel 2x2 semua nilai E > 5, maka memakai nilai continuity

Correction.

K. Etika penelitian

Dalam menjalankan tugas peneliti harus selalu berpegang teguh pada

sikap ilmiah (Scientifik attitude) dan etika dalam penelitian, walaupun

penelitian yang akan dilakukan tidak merugikan atau bahkan membahayakan

subjek. Prinsip yang harus dipegang teguh oleh peneliti ada empat

(Notoatmodjo,2018) yaitu :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Peneliti selalu memperhatikan hak – hak subjek penelitian agar

mendapat sebuah informasi mengenai apa yang menjadi tujuan peneliti

melakukan penelitian. Memberi keleluasaan kepada subjek untuk suka

rela dalam berpatisipasi.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for

privacy and confidentianlity) Tiap individu memiliki hak yaitu meliputi

privasi serta suka rela dalam memberikan sebuah informasi.

3. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justicean

inclusiveness) Kejujuran, keterbukaan, dan kehati-hatian prinsip utama

yang dimiliki oleh peneliti.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan Suatu

penelitian mendapat manfaat semaksimal mungkin untuk masyarakat

dan subjek penelitian. Peneliti sebisa mungkin meminimalkan dampak

31
yang tidak diinginkan. Maka dari itu, pelaksanaan penelitian sebisa

mungkin dapat mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit,

cidera, stress, maupun kematian pada subjek penelitian.

32
DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, I. M. S., Trisnadewi, N. W., Oktaviani, N. P. W., Munthe, S. A., Hulu,


V. T., Budiastutik, I., Faridi, A., Ramdany, R., Fitriani, R. J., & Tania, P. O.
A. (2021). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yayasan Kita Menulis.
https://books.google.co.id/ books?id=DDYtEAAAQBAJ

Anggita, I, and P Apriliani. 2020. Buku Ajar Keterampilan Dasar Praktik


Kebidanan. Deepublish. https://books.google.co.id/books?id=dL0KEAAAQ
BAJ.

Br Sembiring. 2019. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah. edited by
R. H. Sleman: Deepublish.

I Ketut Swarjana, S.K.M.M.P.H.D.P.H. 2022. Konsep Pengetahuan, Sikap,


Perilaku, Persepsi, Stres, Kecemasan, Nyeri, Dukungan Sosial, Kepatuhan,
Motivasi, Kepuasan, Pandemi Covid-19, Akses Layanan Kesehatan –
Lengkap Dengan Konsep Teori, Cara Mengukur Variabel, Dan Contoh
Kuesioner. Penerbit Andi. https://books.google. co.id/books?id=aPFeEA
AAQBAJ.

Irwan. 2018. Etika Dan Perilaku Kesehatan. edited by Narto. Yogyakarta:


CV.Absolute Media.

Norfai, S. K. M. M. K. (2021). STATISTIKA NON-PARAMETRIK untuk bidang


KESEHATAN (Teoritis, Sistematis dan Aplikatif). Penerbit Lakeisha.
https://books.google.co.id/books?id=unw-EAAAQBAJ

Norfai, S. K. M. M. K. (2022). ANALISIS DATA PENELITIAN (Analisis


Univariat, Bivariat dan Multivariat). Penerbit Qiara Media.
https://books.google.co.id/books?id=IY5-EAAAQBAJ

Notoatmodjo, P. D. S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo. 2018. Konsep Pengetahuan, Dan Sikap. Jakarta:
PT Rineka Cipta.

Nursalam, Rekawati, S., & Utami, S. 2018. Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak.
jakarta: Salemba Medika.

RI, Kemenppa. 2018. Profil Kesehatan Anak Indonesia Tahun 2018. edited by et
al. Windiarto T, Yusuf AH, Santoso AD, Nugroho S, Latifah S, Solih R.
jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlingdungan Anak.

Runjati, Ester M. 2018. Kebidanan Teori Dan Asuhan. 2nd ed. edited by P. Imron

33
M and M. W. jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sembiring, J B. 2019. Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah.
Deepublish. https://books.google.co.id/books?id=ZAyfDwAAQBAJ.

Sinaga, Eliza Bestari, and Fifi Ria Ningsih Safari. 2022. “Hubungan Pengetahuan
Ibu Tentang Oral Hygiene (Kebersihan Mulut) Dengan Tindakan
Penanganan Stomatitis Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Klinik Bersalin Eliza
Tahun 2021.” Jurnal Maternitas Kebidanan 7(1):11–19. doi:
10.34012/jumkep.v7i1.2154.

Sinta L El, Andriani F, Yulizawati, Insani AA. 2019. Asuhan Kebidanan Pada
Neonatus, Bayi Dan Balita. Pertama. sidoarjo: Indomedia Pustaka.

Sudargo T, Aristasari T, A. Afifah. 2018. 1000 Hari Pertama Kehidupan. edited


by H. M. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sugiyono, P. D. (2021). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (ke


2, ceta). CV. Alfabeta.

34

Anda mungkin juga menyukai