Oleh
SRI MULYATI
NIM : 1520122582
i
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN
TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP
REMAJA USIA 15-18 TAHUN TERKAIT PERNIKAHAN
DINI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
DOMPU KOTA
Mengetahui
Ketua Program Studi S-1 Kebidanan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan
judul "Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Tentang Kesehatan
Reproduksi Dengan Sikap Remaja Usia 15-18 tahun Terkait Pernikahan
Dini Di Wilayah Kerja Puskesmas Dompu Kota". Proposal skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan skripsi pada program Strata-1 jurusan
Kebidanan FKes Universitas Qamarul Huda Badaruddin Bagu.
iii
Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi
para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
LEMBARAN PERNYATAAN ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................vii
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH ......................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
1.5 Keaslian Penelitian............................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 7
2.1 Tinjauan Umum ......................................................................... 7
2.2 Kerangka Teori ........................................................................ 37
2.3 Hipotesis .........................................................................................37
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 38
3.1 Desain Penelitian ..................................................................... 38
3.2 Kerangka Konsep .................................................................... 38
3.3 Definisi Operasional ................................................................ 39
3.4 Populasi dan Sampel ................................................................ 39
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 43
3.6 Pengumpulan Data................................................................... 43
3.7 Pengolahan Data ...................................................................... 45
3.8 Analisa Data ............................................................................ 46
3.9 Etika Penelitian ..............................................................................49
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 49
LAMPIRAN ...................................................................................................... 50
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian .............................................................................. 6
Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Operasional ..................................................... 37
Tabel 3.2 Jumlah Sasaran Remaja 15-18 Tahun ............................................... 40
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................... 34
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ........................................................................... 36
vii
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
viii
UNICEF (United Nations Children’s Fund)
Sebuah organisasi PBB yang bertujuan memberikan bantuan kemanusiaan
dan perkembangan kesejahteraan jangka panjang kepada anak-anak dan
ibunya di negara-negara berkembang.
WHO (World Health Organization)
Badan PBB yang dibentuk pada tahun 1948 yang bertugas mengatur dan
mengoordinasikan isu-isu kesehatan global.
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Tujuan Khusus
1. Mendeskripsikan tingkat pendidikan remaja usia 15-18 tahun di
wilayah kerja Puskesmas Dompu Kota
5
2. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan
sebagai pengalaman dalam merealisasikan teori yang telah didapat,
khususnya mengenai tingkat pendidikan, pengetahuan kesehatan
reproduksi dan pernikahan dini.
3. Bagi institusi
Penelitian ini diharapkan dapat sebagai referensi untuk peneliti
lain dan diharapkan menjadi pembelajaran untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut tentang pernikahan dini.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Tujuan Pendidikan
Menurut Hidayat (2019), tujuan pendidikan merupakan suatu
faktor yang amat sangat penting di dalam pendidikan, karena tujuan
pendidikan ini adalah arah yang hendak dicapai atau yang hendak di
7
8
3. Jenjang Pendidikan
Menurut UU Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 13 ayat 1 mengatakan bahwa jalur
pendidikan terdiri dari pendidikan formal, nonformal, dan informal
yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Menurut UU RI
no. 20 tahun 2003 pasal 14 menyatakan bahwa jenjang pendidikan
formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi. Penjelasan mengenai jenjang pendidikan formal
terdapat dalam UU Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 dalam
pasal 17, 18 dan 19 yang menyatakan bahwa : (Fauziah, 2019)
a. Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah
(MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
b. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas
(SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk
lain yang sederajat.
10
c. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan
diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
B. Pengetahuan
1. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, yang terjadi setelah
individu melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan merupakan dasar dalam membentuk tindakan
seseorang. Pengetahuan adalah suatu informasi yang diketahui dan
disadari oleh seseorang. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah
gejala yang ditemui oleh seseorang melalui pengamatan indrawi.
Pengetahuan muncul saat seseorang menggunakan indera atau akal
budinya untuk mengenali benda atau suatu kejadian (Jenner, 2020).
2. Tingkat pengetahuan
Menurut Jenner (2020), pengetahuan dapat dibagi menjadi
beberapa tingkat, yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall)
terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang telah
dipelajari dan diterima.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami merupakan kemampuan memberikan
penjelasan secara benar mengenai objek yang diketahui serta
dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi merupakan kemampuan dalam memahami objek
tersebut yang dapat menggunakan dan mengaplikasikan prinsip
pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
11
d. Analisis (Analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan
atau memisahkan objek ke dalam komponen-komponen,
namun masih dalam satu struktur dan masih ada kaitannya satu
sama yang lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan seseorang untuk
menghubungkan atau menyusun bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis ini menunjukan suatu
kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan
dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen
pengetahuan yang dimiliki.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu objek. Evaluasi dilakukan berdasarkan
kriteria sendiri atau kriteria yang telah ada.
b. Informasi/Media massa
Informasi yang didapat dari pendidikan formal maupun
nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Terjadinya perkembangan teknologi
akan menyiapkan berbagai macam media massa yang dapat
mempengaruhi pengetahuan masyarakat mengenai inovasi baru.
d. Lingkungan
Lingkungan merupakan suatu kondisi yang ada disekitar
dan pengaruh yang mampu mempengaruhi perkembangan dan
perilaku seseorang atau kelompok.
e. Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang
pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik.
b. Interest/merasa tertarik
Tahap ini, adanya ketertarikan individu terhadap stimulus
atau objek tersebut. Pada tahap inilah sikap subjek mulai timbul.
13
c. Evaluation/menimbang-nimbang
Menimbang-nimbang dalam tahap ini artinya individu
akan mempertimbangkan hal yang baik atau buruknya stimulus
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih
baik lagi.
d. Trial/percobaan
Percobaan di tahap ini, individu sudah mencoba memulai
atau melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki
oleh stimulus.
e. Adoption/pengangkatan
Pengangkatan yang dimaksud adalah dimana individu
sudah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran
dan sikapnya terhadap stimulus.
5. Pengukuran pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
menggunakan wawancara dan angket atau kuesioner dengan
menanyakan isi dari materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
atau responden (Hendrawan, 2019). Nilai pada kuesioner yaitu skor
1 jika jawaban responden benar dan skor 0 jika jawaban responden
salah, rumus yang digunakan untuk mengukur persentase dari
jawaban yang didapat dari kuesioner yaitu:
C. Kesehatan Reproduksi
1. Pengertian
Kesehatan reproduksi menurut International Conference
Population and Development (ICPD), Kesehatan reproduksi adalah
suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan
kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat fungsi, serta proses
reproduksi (Akbar, dkk. 2021)
Menurut United Nations Educational, Scientific and Cultural
Organization (UNESCO) dalam Soraya (2020), mengatakan bahwa
pendidikan seksualitas adalah suatu pendidikan yang dikembangkan
dengan pendekatan yang sesuai dengan usia, peka budaya dan
komprehensif yang mencakup program yang berisikan informasi
ilmiah akurat, realistis dan bersifat tidak menghakimi.
c. Aborsi
Aborsi adalah keluarnya embrio atau janin dari dalam
kandungan sebelum waktunya, umumnya sebelum mencapai
usia 20 Minggu. Tindakan aborsi disebut abortus. Abortus
terbagi dua yaitu abortus spontan atau keguguran dan abortus
buatan atau pengguguran. Aborsi pada remaja merupakan aborsi
provokatus (buatan) atau keguguran yang dilakukan dengan
sengaja. Aborsi adalah salah satu tindakan atau cara menghadapi
ktd. Aborsi umumnya dilakukan dengan cara mengkonsumsi
obat tertentu, jamu ataupun praktek yang lain seperti
menggunakan alat yang dimasukkan ke dalam rahim melalui
vagina.
Tindakan aborsi ini memiliki dampak medis yang cukup
berbahaya apabila dilakukan tidak sesuai standar profesional.
Seringkali, KTD akibat hubungan seksual sebelum menikah
menyebabkan aborsi buatan seperti menggunakan ramuan-
ramuan yang berbahaya bagi rahim. Tindakan aborsi juga dapat
menyebabkan komplikasi medis, perdarahan, infeksi alat
reproduksi dan bahkan kematian. Aborsi juga menimbulkan
dampak psikologis seperti perasaan bersalah dan berdosa atas
apa yang telah dilakukan. Selain itu, tindakan aborsi juga
menimbulkan dampak sosial seperti dikucilkan dari keluarga
19
2) Pada perempuan
Vagina mengeluarkan cairan atau keputihan yang
abnormal seperti terjadinya peningkatan keputihan,
20
c. Jenis-jenis IMS
Beberapa jenis IMS menurut Hairil dkk., (2021) yaitu
Gonorrhea (GO), Sifilis, Herpes genitalis dan Infeksi klamidia.
d. Pencegahan IMS
Pencegahan infeksi menular seksual (IMS) adalah dengan
tidak berganti- ganti pasangan seksual, setia pada satu pasangan,
tidak menerima transfusi darah tanpa screen (penyaringan) darah
dan penggunaan jarum suntik secara bergantian. Selain itu,
dengan menggunakan kondom untuk mengurangi atau
menghindari terjadinya risiko penularan IMS, HIV dan risiko
kehamilan (Kumalasari, 2018).
6. HIV/AIDS
Pencegahan HIV/AIDS menurut Setiarto dkk., 2021, yaitu :
a. Pengertian
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus
yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh mudah
terkena berbagai penyakit. Sedangkan Acquired Immune
Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan dari gejala
atau penyakit yang disebabkan oleh virus HIV, khususnya
menyerang limfosit T dan menurunnya jumlah CD4 yang
bertugas melawan infeksi. Penyakit ini muncul karena
kurangnya zat kekebalan tubuh CD4 dan setelah 5-10 tahun
setelah terinfeksi virus HIV telah menjadi AIDS yang ditandai
kurangnya jumlah CD4 dari 200 sel uL darah sebagai kriteria
ambang batas (Setiarto dkk, 2021).
21
b. Epidemiologi AIDS
Menurut Setiarto dkk., (2021), ada epidemiologi AIDS
terdapat 3 faktor, yaitu :
1) Penyebab penyakit (Agent)
Virus HIV merupakan penyebab AIDS yang termasuk
golongan retrovirus yang mudah mengalami mutasi. HIV
merupakan virus yang sensitif terhadappengaruh lingkungan
seperti air mendidih, sinar matahari dan desinfektan.
c. Cara penularan
Cara penularan pada HIV dapat diketahui dengan cara
melakukan hubungan seksual baik homoseksual maupun
heteroseksual serta dapat secara non seksual seperti kontak
dengan darah/produk darah, parenteral (jarum suntik dan alat
tusuk) yang tidak steril dan transplasenta pada ibu hamil,
melahirkan dan menyusui. HIV ini hanya menyerang limfosit T.
Cairan tubuh yang dapat menularkan diantaranya semen, cairan
vagina atau serviks dan darah penderita (Setiarto, dkk. 2021).
22
d. Pencegahan HIV/AIDS
HIV/AIDS mempunyai 4 pilar menuju paradigma Zero
New Infection, Zero AIDS-related death dan Zero
Discrimination, yaitu pencegahan (prevention), perawatan,
dukungan, dan pengobatan (PDP), mitigasi dampak terapi
antiretroviral (ARV) dan menciptakan lingkungan yang
kondusif.
D. Sikap
1. Pengertian sikap
Menurut Notoatmodjo pada Zulmiyetri dkk., (2019), sikap
merupakan respon tertutup seseorang terkait stimulus atau objek
tertentu, yang melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan seperti senang-tidak senang, setuju tidak setuju, baik–
tidak baik dan lain sebagainya. Sikap tidak dapat dilihat, namun
hanya bisa ditafsirkan terlebih dahulu dan sikap merupakan respon
yang sifatnya positif atau mendukung (favourable) maupun negatif
atau tidak mendukung (unfavourable) pada suatu objek.
2. Tingkatan sikap
Sikap merupakan respon seseorang, sikap memiliki berbagai
tingkatan. Berikut beberapa tingkatan sikap menurut Katmawati
(2021), yaitu :
a. Menerima (receiving)
Menerima, artinya seorang subjek mampu memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek) dalam bentuk persoalan, situasi,
fenomena, dan sebagainya.
b. Merespon (responding)
Merespon merupakan pemberian jawaban apabila ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Karena
adanya usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan
tugas yang diberikan.
23
c. Menghargai (valuing)
Menghargai dikatakan bila mengajak seseorang untuk
melakukan komunikasi dan mendiskusikan suatu masalah.
Selain itu, kesediaan menghormati, mengindahkan, dan
memandang penting suatu nilai-nilai yang diberikan kepadanya.
b. Pernyataan negatif
Sangat Setuju (SS) :1
Setuju (S) :2
Ragu-ragu (RR) :3
Tidak Setuju (TS) :4
Sangat Tidak Setuju (STS) : 5
c. Pengaruh kebudayaan
Tanpa diketahui kebudayaan telah menanamkan garis
pengaruh sikap seseorang terhadap berbagai masalah.
Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya.
d. Media massa
Media komunikasi seperti isi surat dari surat kabar
maupun radio atau media komunikasi lainnya dan berita yang
seharusnya disampaikan secara faktual cenderung
mempengaruhi sikap penulisnya, hal ini dapat mempengaruhi
26
persepsi seseorang.
f. Faktor emosional
Suatu bentuk sikap adalah pernyataan yang didasari emosi
yang berfungsi sebagai penyalur frustasi atau pengalihan bentuk
mekanisme pertahanan ego seseorang.
E. Remaja
1. Pengertian remaja
Remaja menurut World Health Organization (WHO),
merupakan penduduk yang memiliki umur 10-19 tahun, sedangkan
menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN)
remaja merupakan penduduk yang memiliki umur 10-24 tahun dan
belum melakukan pernikahan (BPS, 2020).
27
b. Perubahan emosional
Perubahan emosional terjadi karena adanya perubahan
fisik dan hormonal. Pada usia 15-18 tahun, kemarahan remaja
merupakan perubahan yang umum terjadi karena transisi dari
kanak-kanak menuju dewasa. Perkembangan emosi yang terjadi
tergantung pada faktor kematangan dan belajar dimana faktor
ini berhubungan erat satu sama lain dalam mempengaruhi
emosi.
c. Perubahan kognitif
Perubahan kognitif disebut juga perubahan dalam berpikir.
Pada usia 12 tahun, proses pertumbuhan pada otak telah
mencapai kesempurnaan, dimana pada fase ini sistem saraf yang
memproses informasi dapat berkembang dengan cepat. Dalam
perkembangan berpikir ini, individu dapat berpikir secara
abstrak dan hipotesis sehingga memberikan peluang imajinasi
dalam segala hal. Pemikiran pada individu lebih mampu melihat
dari berbagai sudut perspektif yang lebih sensitif pada kata-kata
sindiran dan mengerti mengenai sesuatu yang bersifat relatif
(Utami, 2018).
d. Perkembangan sosial
Sosial kognitif merupakan perkembangan pada masa
remaja. Sosial kognitif adalah kemampuan individu dalam
memahami orang lain. Remaja mampu memahami orang lain
sebagai individu yang unik baik dari sifat-sifat pribadi, minat
nilai-nilai ataupun perasaannya. Pemahaman ini memacu remaja
untuk menjalin hubungan sosial yang lebih baik dengan teman
sebaya dan orang sekitarnya.
4. Masalah remaja
Masalah pada remaja atau kenakalan remaja merupakan wujud
dari masalah yang belum terselesaikannya di masa kanak-kanak
ataupun masa kanak- kanak yang singkat. Selain itu, adanya rasa
malu karena tekanan dari lingkungan ataupun status ekonomi yang
rendah yang menimbulkan perasaan minder. Hal ini dapat terjadi
karena belum stabilnya emosi pada remaja sehingga remaja
dihadapkan dengan masalah-masalah terhadap pengontrolan diri
(Diananda, 2018).
Kenakalan remaja yang sering terjadi seperti penyalahgunaan
obat terlarang, melakukan hubungan seksual bebas atau diluar
pernikahan, putus sekolah, merokok dan mengkonsumsi minuman
keras. Dengan adanya masalah remaja maka sebaiknya dicegah
secara dini dengan memberikan perhatian yang mendalam secara
individual, pendekatan kolaboratif dengan bantuan agensi di seluruh
komunitas dengan program-program layanannya, dan mengajak
keluarga untuk lebih peduli dan perhatian terhadap anaknya untuk
peningkatan pendidikan karakter anak (Diananda, 2018).
F. Pernikahan Dini
1. Pengertian pernikahan dini
Pernikahan menurut UU Perkawinan No 16 Tahun 2019 adalah
ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai
suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pernikahan dini menurut United Nations Population Fund (UNFPA)
adalah pernikahan yang dilakukan sebelum anak perempuan siap
secara fisik, psikologis, dan fisiologis untuk menanggung tanggung
31
c. Faktor pendidikan
Terjadinya pernikahan dini karena kurangnya tingkat
pendidikan dan pengetahuan orang tua, anak dan masyarakat,
yang mengakibatkan adanya keinginan untuk menikahkan
anaknya walaupun masih dibawah umur. (Hamzah, 2020).
d. Faktor ekonomi
Salah satu faktor pendorong pernikahan usia dini adalah
faktor ekonomi. Kondisi ekonomi yang dimaksud adalah situasi
ekonomi keluarga yang kurang mampu. Adapun keluarga
dengan status ekonominya kurang mampu dan memiliki banyak
anak, jadi memungkinkan orang tua mengijinkan anaknya
menikah walaupun belum cukup umur dengan tujuan beban dan
tanggung jawab keluarganya berkurang.
2) Abortus
Abortus atau keguguran adalah masalah kesehatan
yang berdampak terjadinya kesakitan dan kematian pada
ibu dan neonatal karena adanya pendarahan dan komplikasi.
Abortus yang terjadi pada remaja hamil di usia muda
dikarenakan pada usia dibawah 20 tahun fungsi dan kondisi
35
3) Preeklampsia
Preeklampsia adalah kondisi dimana terjadinya
peningkatan tekanan darah disertai dengan adanya protein
dalam urine yang biasanya terjadi setelah 20 minggu
kehamilan dan pada kondisi berat preeklampsia dapat
berubah menjadi eklampsia dimana terjadi penambahan
dengan gejala kejang-kejang. Pada hamil dengan usia
kurang dari 20 tahun cenderung mengalami preeklampsia
karena kurangnya kematangan pada organ reproduksi dan
tidak rutin memeriksakan kehamilannya. Salah satu faktor
terjadinya preeklampsia ataupun eklampsia adalah adanya
riwayat hipertensi atau adanya preeklampsia dalam
keluarganya (Magdalena dan Historyati, 2016).
5) Persalinan lama
Persalinan pada usia remaja juga dapat meningkatkan
resiko mengalami persalinan lama karena kemungkinan
adanya kelainan letak janin, kelainan panggul, kekuatan his
(kontraksi) dan teknik mengejan yang salah (Noor dkk.,
2018). Ketidakseimbangan besar bayi dengan lebar panggul
36
Perilaku Kesehatan
2.3 Hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan sebuah pernyataan atau jawaban yang
dibuat sementara dan akan diuji kebenarannya. Pengujian hipotesis penelitian
dilakukan melalui uji statistik. Hipotesis penelitian merupakan jawaban
sementara dari tujuan penelitian. Hipotesis dapat disimpulkan berhubungan
atau tidak, berpengaruh atau tidak diterima atau ditolak (Adiputra, dkk. 2021)
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ho: Tidak ada hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi dengan sikap remaja usia 15-18 tahun terkait
pernikahan dini.
Ha: Ada hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi dengan sikap remaja usia 15-18 tahun terkait pernikahan
dini.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
Keterangan :
= Variabel yang diteliti
= Hubungan yang diteliti
38
39
Tabel 3.1
Variabel dan Definisi Operasional
B. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi. Menurut Sugiyono dalam
Adiputra, dkk (2021) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam
penelitian ini adalah sebagian dari remaja yang berusia 15-18 tahun di
wilayah kerja Puskesmas Dompu Kota.
40
1. Jumlah sampel
Sampel yang terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak
dapat menggambarkan kondisi populasi yang sesungguhnya.
Sebaliknya, sampel yang terlalu besar dapat mengakibatkan
pemborosan biaya penelitian. Salah satu metode yang digunakan
untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus
Slovin, sebagai berikut:
Keterangan :
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
d : batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Tabel 3.2.
Jumlah Remaja 15-18 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas
Dompu Kota Tahun 2023
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria khusus yang
menyebabkan calon responden yang memenuhi kriteria inklusi
harus dikeluarkan dari kelompok penelitian. Adapun kriteria
eksklusi dalam penelitian ini yaitu:
43
D. Entering
Entering data merupakan tahapan memasukan data pada program
komputer atau media pengolahan data. Pada penelitian ini berbentuk
tabel distribusi frekuensi.
E. Tabulating
Tabulating merupakan tahapan meringkas dan menyajikan data
yang telah diperoleh dalam bentuk tabel dan narasi. Pada penelitian ini
penyajian data menggunakan tabel dengan diberikan narasi agar
memperjelas pembacaan tabel.
2. Pengetahuan
Kategori tingkat pengetahuan dibagi menjadi tiga :
Keterangan:
P : Persentase jawaban benar
F : Jumlah jawaban benar
n : Jumlah pertanyaan
3. Sikap
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala Likert. Skala
Likert merupakan skala yang dapat digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang mengenai suatu gejala atau
fenomena dalam penelitian. Jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan skala Likert mempunyai kategori sangat positif
sampai sangat negatif. Opsi jawaban memiliki lima kategori
pembobotan yaitu: sangat setuju (SS), setuju (S), ragu- ragu (RR),
tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).
48
B. Analisis bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan untuk
mengidentifikasi ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel yaitu
variabel bebas dengan variabel terikat (Loaloka, 2021).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan dan
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, dan variabel terikatnya adalah
sikap remaja terkait pernikahan dini.
Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel, penelitian ini
menggunakan uji Chi-Square. Kedua variabel yang diuji dikatakan
memiliki hubungan jika p-value kurang dari derajat kesalahan (α).
Penelitian ini menggunakan tingkat kepercayaan 90% (α = 0,1), maka
penelitian dikatakan memiliki hubungan yang signifikan jika p-value
kurang dari 0,1 (p < 0,1).
Kaidah keputusan, jika probabilitas/signifikansi (nilai p) < 0,1 atau
Ho ditolak artinya terdapat korelasi atau hubungan yang bermakna antara
variabel yang diuji. Jika probabilitas/signifikansi (nilai p) > 0,1 atau Ho
gagal ditolak artinya tidak ada korelasi atau hubungan yang bermakna
antar variabel yang diuji.
49
DAFTAR PUSTAKA
50
51
Kepada
Yth : Calon Responden
Di
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa Sarjana Kebidanan
Universitas Qamarul Huda Badaruddin Bagu :
Dompu 2023
Peneliti
Sri Mulyati
NIM : 1520122582
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Nama :
Umur :
Alamat :
Dompu, 2023
Responden
KISI-KISI KUISIONER
Petunjuk :
1. Isilah dan lingkari jawaban yang menurut anda paling tepat.
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sejujurnya dan anda tidak
diperbolehkan bertanya kepada teman atau orang lain yang berada di dekat
anda.
3. Jawaban-jawaban yang anda berikan tidak akan dipakai untuk hal-hal di luar
kepentingan penelitian ini. Dan juga tidak akan diberikan ke sekolah anda
untuk kepentingan-kepentingan evaluasi belajar.
I. IDENTITAS RESPONDEN
KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama (Inisial)
Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda ceklist (√) pada kolom yang
tersedia sesuai dengan pendapat anda.
No Pernyataan SS S RR TS STS
1 Pernikahan dini dapat dilihat dari
sikap seseorang dalam menerimana
segala resiko yang mungkin terjadi.
2 Membentuk keluarga yang Bahagia
dan sejahtera merupakan tujuan
saya melakukan pernikahan dini.
1. B 11. S 21. B
2. B 12. B 22. B
3. S 13. B 23. S
4. B 14. B 24. B
5. B 15. B 25. B
6. S 16. B 26. B
7. S 17. B 27. B
8. B 18. S 28. B
9. B 19. B 29. B
10. B 20. B 30. B
1. 5 – 4 – 3 – 2 – 1
2. 1 – 2 – 3 – 4 – 5
3. 1 – 2 – 3 – 4 – 5
4. 5 – 4 – 3 – 2 – 1
5. 5 – 4 – 3 – 2 – 1
6. 1 – 2 – 3 – 4 – 5
7. 5 – 4 – 3 – 2 – 1
8. 5 – 4 – 3 – 2 – 1
9. 5 – 4 – 3 – 2 – 1
10. 5 – 4 – 3 – 2 – 1
HASIL UJI VALIDITAS DAB RELIABILITAS