Anda di halaman 1dari 38

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM POS PEMBINAAN TERPADU

PENYAKIT TIDAK MENULAR (POSBINDU PTM) DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS SIMPANG SUNGAI DUREN KABUPATEN
MUARO JAMBI
TAHUN 2020-2021

Proposal Penelitian

Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Pada Mata Kuliah
Metode Penelitian Kualitatif

Oleh :
Septa Decelita Wahyuni S022202063

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET

i
2022

ii
KATA PENGANTAR

Bismillah, Alhamdulillahi Rabbil’alamiin, segala puji bagi Allah yang maha


Kuasa. Sholawat dan salam bagi Nabi Muhammad SAW., atas segala limpahan
nikmat serta karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian yang
berjudul “Analisis Pelaksanaan Pogram Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular (POSBINDU PTM) di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Sungai Duren
Kabupaten Muaro Jambi”. Proposal penelitian ini dimaksudkan memenuhi
sebagian syarat tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Metode Penelitian
Kualitatif semester satu.
Terwujudnya hasil dari proposal penelitian ini tidak lepas dari bantuan Prof.
Dr. Endang Sutisna, dr., M.Kes, FISPH, FISCM selaku dosen pembimbing mata kuliah
Metode Penelitian Kualitatif serta kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
Proposal Penelitian ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa Proposal Penelitian ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak.
Semoga tulisan ini dapat memberikan informasi dan dapat bermanfaat bagi
pengembangan wawasan serta peningkatan ilmu pengetahuan.

Surakarta, 30 Maret 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Cover..................................................................................................................i
Kata Pengantar.................................................................................................ii
Daftar isi............................................................................................................iii
Daftar Tabel......................................................................................................iv
Daftar Gambar.................................................................................................v
Daftar Lampiran...............................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
[B.] Fokus Penelitian............................................................................4
[C.] Rumusan Masalah.......................................................................95
[D.] Tujuan Penelitian........................................................................95
[E.] Manfaat Penelitian.....................................................................106

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR................127


[A.] KPosbindu PTMajian Pustaka..................................................712
A. Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat ...................................19
B. Konsep Sistem ..............................................................................21
C. Kerangka Teori .............................................................................22
D. Kerangka Konsep .........................................................................23
[1.] Mutu Pelayanan Kesehatan.......................................................7
[2.] Jaminan Kesehatan Nasional....................................................10
[3.] Rumah Sakit..............................................................................12
[B.] Kajian Penelitian yang Relevan....................................................14
[C.] Kerangka Berpikir.........................................................................15

BAB III METODE PENELITIAN..............................................................1724


A. Jenis Rancangan PenelitianLatar Penelitian................................2417
[A.] Lokasi dan Tempat PenelitianBentuk dan Strategi Penelitian..2417
[B.] Informan PenelitianSumber Data Penelitian.............................2418
[C.] Metode Teknik Pengumpulan Data...........................................2518
[D.] Etika PenelitianValiditas Data..................................................2619
[E.] Pengolahan PenelitianTeknik Analisa Data................................260
[F.] Prosedur Penelitian......................................................................281

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................231

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 :Standar Sarana Posbindu.Mutu Pelayanan Kesehatan......................145


Tabel 2.2 Peran Kader Posbindu .......................................................................15
Tabel 2.1 : Kerangka Penelitian yang Relevan...................................................14

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Service Quality Model...................................................................9

Gambar 2.2 Alur Pelaksanaan Posbindu......................................................................15:

Gambar 2.3 Kerangka Teori Berpikir........................................................................2216

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Informed Consent

Lembar Persetujuan

vi
i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan
diperhatikan oleh pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator
penting dalam menentukan kesejahteraan suatu bangsa di samping ekonomi dan
sosial. Hal ini ditegaskan dalam UndangUndang Dasar (UUD) tahun 1945 pasal
28 H ayat 1, yang menyatakan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan
kesehatan. Selain itu Undang-undang (UU) Nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan juga menjelaskan dengan tegas hak dan kewajiban pemerintah maupun
masyarakat yang berkenaan dengan pemenuhan kesehatan. Kematian akibat
Penyakit Tidak Menular (PTM) diperkirakan akan terus meningkat di seluruh
dunia, peningkatan terbesar akan terjadi di negara-negara menengah dan miskin.
Lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat penyakit
tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, hipertensi, stroke dan diabetes.
Menurut perkiraan WHO, kematian akibat PTM akan meningkat 15% secara
global (sebanyak 44 juta kematian) antara tahun 2010 sampai tahun 2030.
Wilayah yang akan mengalami peningkatan paling besar sebesar lebih dari 20%
terjadi di wilayah Afrika, Asia Tenggara dan Mediterania Timur (WHO, 2011).
Indonesia merupakan salah satu negara yang telah menetapkan program nasional
untuk menanggulangi masalah PTM melalui program Posbindu PTM (Pos
Pembinaan Terpadu). Posbindu dilakukan untuk seluruh masyarakat yang berusia
15 tahun ke atas dengan pelaksana masyarakat dan dibantu oleh petugas
puskesmas setempat (Depkes, 2013). Dilakukan secara berkala dengan
menggunakan sistem 5 meja, yaitu pendaftaran; wawancara terarah; pengukuran
tinggi badan, berat badan, indeks masa tubuh, ;ingkar perut dan analisa lemak
tubuh; pengukuran tekanan darah gula, kolesterol total dan trigliserida darah,
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA), kadar alkohol pernafasan dan tes amfetamin
urin; serta konseling, edukasi dan tindak lanjut lainnya (Kemenkes RI, 2014).
Di Indonesia beberapa PTM cenderung mengalami peningkatan, prevalensi
diabetes melitus dari 2,1 % tahun 2013 meningkat menjadi 6,7 % tahun 2014 dan

8
prevalensi Penyakit Jantung Koroner (PJK) dari 1,5% tahun 2013 menjadi 12,9%
tahun 2014 (Riskesdas, 2013; Permenkes RI, 2017). Di Provinsi Jambi prevalensi
gastritis dari 10,30% tahun 2013 meningkat mejadi 11,37% tahun 2014 sedangkan
prevalensi hipertensi mengalami penurunan dari 12,63% tahun 2013 menjadi
12,16% tahun 2014 (Profil Kesehatan RI, 2013; Profil Dinkes Prov.Jambi, 2014).
Penyakit Tidak Menular (PTM) di Puskesmas Simpang Sungai Duren
diantaranya, yaitu 114 kasus Hipertensi tahun 2016 meningkat menjadi 244 kasus
tahun 2017, 40 kasus diabetes mellitus tahun 2016 meningkat menjadi 51 kasus
tahun 2017, dan 13 kasus Penyakit Jantung Koroner (PJK) tahun 2016 meningkat
menjadi 26 kasus tahun 2017 (Puskesmas Simpang Sungai Duren, 2017).
Posbindu PTM merupakan salah satu upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) yang berorientasi kepada upaya promotif dan preventif
dalam pengendalian PTM dengan melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan,
pelaksanaan dan monitoring-evaluasi. Posbindu PTM berkembang di bawah
pembinaan puskesmas dan merupakan salah satu tuntutan dari Undang-Undang
Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 Bab X Pasal 158 bahwa pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat melakukan upaya pencegahan. Hasil
penelitian yang dilakukan Ayu (2018) dalam menganalisis pelaksanaan program
pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular di wilayah kerja Puskesmas Kota
Matsum tahun 2018 dapat disimpulkan bahwa program Posbindu PTM di wilayah
kerja Puskesmas Kota Matsum belum maksimal, maka diharapkan kepada pihak
Dinas Kesehatan Kota Medan melengkapi sarana dan prasarana serta memberikan
pelatihan yang rutin bagi para kader. Diharapkan adanya kerjasama dan
koordinasi dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan Posbindu PTM dan
diharapkan meningkatkan kualitas maupun kuantitas dari kegiatan posbindu. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program Posbindu PTM memperoleh
dukungan dari masyarakat sendiri dan telah berjalan dengan baik. Hal ini
ditunjukkan melalui adanya sarana dan prasarana yang mendukung, pendanaan
yang memadai melalui mitra dan kerjasama puskesmas dengan lembaga lain,
adanya partisipasi dan sambutan baik dari masyarakat dan petugas pelaksana yang
bertanggung jawab (Parinduri, 2015) Meskipun demikian, masih terdapat
beberapa hal yang menjadi bahan evaluasi yang perlu ditingkatkan untuk
pencapaian output dari pelaksanaan posbindu PTM dalam deteksi dini dan
9
mencegah komplikasi diabetes melitus. Monitoring terhadap pelaksanaan program
menjadi perhatian penting dalam menjaga keberlanjutan pelaksanaan program.
Menurut laporan kinerja Direktorat P2PTM Tahun 2020 bahwa jumlah kabupaten/
kota yang melakukan pelayanan terpadu (PANDU) PTM kurang lebih sama
dengan 80 puskesmas dari target 103 hanya terealisasi 70 dengan capaian 67,96%
yang berarti mengalami penurunan. Puskesmas Cibungbulang Kabupaten Bogor
menunjukkan pada tahun 2017 cakupan Program Posbindu yang di dapat sebesar
24,5% dengan target sebesar 25% lalu pada tahun 2018 cakupan Program
Posbindu yang di dapat sebesar 15,3% dengan target sebesar 30% dan pada tahun
2019 cakupan Program Posbindu yang di dapat sebesar 24,8 % dengan target
sebesar 50% yang telah ditentukan dengan itu pada tahun 2017 sampai dengan
tahun 2019 laporan kunjungan program posbindu tidak mencapai target yang telah
tentukan. Karena terjadinya pandemi coronavirus disease 19 (Covid-19) di tahun
2020, maka dari itu peneliti ingin mengulas lebih dalam dan mengetahui
perbedaaan pelayanan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
sebelum dan sesudah terjadinya pandemi coronavirus disease 19 (Covid-19) di
Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Duren Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2020-
2021.

B. Rumusan Masalah
Dari gambaran yang telah diuraikan pada latar belakang diatas, diketahui
terdapat penurunan capaian indikator maka dari itu perlu untuk mengulas lebih
dalam dan mengetahui perbedaaan pelayanan Program Pos Pembinaan
Terpadu Penyakit Tidak Menular sebelum dan sesudah terjadinya pandemi
coronavirus disease 19 ( Covid-19) di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai
Duren Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2020-2021.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis
pelaksanaan program Posbindu PTM di Wilayah Kerja Puskesmas
Sungai Duren Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2020-2021.
2. Tujuan Khusus
10
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Diketahuinya analisis proses pelaksanaan Posbindu PTM di Wilayah
Kerja Puskesmas Simpang Sungai Duren Kota Kabupaten Muaro Jambi
pada tahun 2020-2021.
b. Diketahuinya gambaran proses pelaksanaan Posbindu PTM sesuai
Standar Operasional Prosedur (SOP) di Wilayah Kerja Puskesmas
Simpang Sungai Duren.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Kepala Bidang P2M Dinas Kesehatan Kabupaten
Muaro Jambi
Memberikan informasi untuk pihak pengambil kebijakan khususnya
dibidang Pengendalian Pemberantasan Penyakit (P2M) Dinas Kesehatan
Kabupaten Muaro jambi yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
upaya optimalisasi implementasi Posbindu PTM di Kabupaten Muaro Jambi.
2. Manfaat Bagi Puskesmas
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi Puskesmas
Simpang Sungai Duren Kabupaten Muaro Jambi untuk optimalisasi
implementasi Posbindu PTM.
3. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan upaya pengembangan
ilmu kesehatan masyarakat dan berguna sebagai referensi bagi mahasiswa.
4. Manfaat Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk meningkatkan wawasan,
pengalaman di lapangan dan mengaplikasikan teori yang telah diperleh
selama perkuliahan serta dapat menambah pengetahuan peneliti khususnya
mengenai Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM).

11
12
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Posbindu PTM
1. Program Posbindu PTM
Program merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dibuat untuk
melaksanakan suatu kebijakan (Wirawan, 2016). Posbindu PTM merupakan upaya
masyarakat dalam kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM utama
yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Faktor risiko penyakit tidak
menular (PTM) meliputi pola makan tidak sehat, merokok, konsumsi minuman
beralkohol, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi,
hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan
melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
dasar. Kelompok PTM utama, yakni kanker, diabetes melitus (DM), penyakit
jantung dan pembuluh darah (PJPD), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan
gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan (Kemenkes RI, 2013).
Posbindu PTM memiliki tujuan meningkatkan peran serta masyarakat
dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM. Sasaran utama Posbindu
PTM yakni kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia 15
tahun ke atas. Posbindu PTM dilaksanakan terintegrasi dengan upaya kesehatan
bersumber masyarakat yang sudah ada, di tempat kerja atau di klinik perusahaan,
tempat lain dimana masyarakat dalam jumlah tertentu berkumpul/beraktivitas
secara rutin, di lembaga pendidikan, misalnya di mesjid, gereja, klub olah raga,
pertemuan organisasi politik maupun kemasyarakatan. Pengintegrasian maksudnya
yaitu memadukan pelaksanaan Posbindu PTM dengan kegiatan yang sudah
dilakukan meliputi kesesuaian waktu dan tempat, serta memanfaatkan sarana dan
tenaga yang ada (Kemenkes RI, 2013).
Pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan oleh kader kesehatan yang telah
ada atau beberapa orang dari masing-masing kelompok/ organisasi/ lembaga/
tempat kerja yang bersedia menyelenggarakan posbindu PTM yang dilatih, dibina
atau difasilitasi secara khusus untuk melakukan pemantauan faktor risiko PTM di
masing-masing kelompok atau organisasinya. Kriteria Kader Posbindu PTM

13
diantaranya berpendidikan minimal SLTA, mau dan mampu melaksanakan
kegiatan terkait Posbindu PTM (Kemenkes RI, 2013).
Pada penyelenggaraan Posbindu PTM tatanan desa/kelurahan perlu
melakukan kemitraan dengan forum desa/kelurahan siaga, industri, dan klinik
swasta untuk mendukung implementasi dan pengembangan kegiatan. Kemitraan
bermanfaat bagi Posbindu PTM untuk komunikasi dan koordinasi dalam
mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah. Dukungan tersebut berupa
penyediaan sarana/prasarana lingkungan yang kondusif untuk menjalankan pola
hidup sehat misalnya tersedianya fasilitas olah raga atau sarana pejalan kaki yang
aman dan sehat (Kemenkes RI, 2013).
Menjalin kemitraan seperti dengan industri farmasi dapat bermanfaat
dalam pendanaan dan fasilitas alat, sedangkan kemitraan dengan klinik swasta
bermanfaat untuk memperoleh bantuan tenaga untuk pelayanan medis atau alat
kesehatan lainnya. Bagi klinik swasta, kontribusinya dalam penyelenggaraan
posbindu PTM juga memberikan dampak positif dalam meningkatkan citra dan
fungsi sosialnya (Kemenkes RI, 2013).

2. Tipe-tipe Posbindu PTM


Posbindu PTM terdiri dari dua tipe berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini,
yakni :
a. Tipe Posbindu PTM Dasar, yakni tipe yang memberikan pelayanan deteksi
dini risiko PTM melalui sistem lima meja;
b. Tipe Posbindu PTM Utama, yakni tipe yang memberikan pelayanan
deteksi dini risiko PTM yang meliputi pelayanan Posbindu PTM Dasar
ditambah pemeriksaan gula darah, kolesterol total dan trigliserida,
pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfetamin urin, dengan
pelaksana tenaga kesehatan terlatih di desa/kelurahan, kelompok
masyarakat, lembaga/institusi (Kemenkes RI, 2013).

3. Pelaksanaan Posbindu PTM


a. Waktu Pelaksanaan
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2013)
menyatakan bahwa Posbindu PTM dilaksanakan satu kali dalam satu bulan,
14
jika dibutuhkan boleh dilaksanakan lebih dari satu kali dalam satu bulan untuk
kegiatan pengendalian faktor risiko PTM lainnya, seperti olahraga bersama,
sarasehan dan lainnya. Hari dan waktu dipilih berdasarkan kesepakatan serta
disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.
b. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan Posbindu PTM sebaiknya berada pada lokasi yang
mudah dijangkau dan nyaman bagi peserta. Posbindu PTM dapat dilaksanakan
diberbagai tempat seperti dirumah warga, balai desa/ kelurahan, salah satu kios
di pasar, salah satu ruang perkantoran/klinik perusahaan, ruangan khusus di
sekolah, salah satu ruangan di dalam lingkungan tempat ibadah, atau tempat
tertentu yang disediakan oleh masyarakat secara swadaya (Kemenkes RI,
2013).
c. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan Posbindu PTM memiliki tahapan pelayanan sistem 5 meja,
namun dalam situasi kondisi tertentu dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan
dan kesepakatan bersama (Kemenkes RI, 2013). Sarana dan peralatan yang
diperlukan untuk menyelenggarkan Posbindu PTM adalah sebagai berikut:
Tabel 12.1 Standar Sarana Posbindu PTM

Tipe
Peralatan Deteksi Media KIE dan
Posbindu Jumlah Jumlah
Dini dan Monitoring Penunjang
PTM
Posbindu Alat ukur lingkar perut 1 buah Lembar balik 1 buah
PTM Alat ukur tinggi badan 1 buah Leaflet/brosur 1 buah
Dasar Alat analisa lemak 1 buah Buku panduan 1 buah
tubuh Buku pencatata 1 buah
Tensimeter digital 1 buah Formulir rujukan 1 KMS Sesuai
Peakflowmeter 1 buah FR-PTM kebutuhan
Kursi dan Meja Sesuai
Posbindu Alat ukur gula darah 1 buah kebutuhan
PTM Kolesterol total dan Kamar khusus 1(untuk
Utama trigliserida pemeriksaan
Peralatan Posbindu 1 paket IVA)
/Plus Alat tulis kantor 1 paket
Alat ukur kadar 1 paket
alkohol pernafasan
Tes Amfetamin Urin 1 buah
Bahan IVA, alat 1 set
kesehatan dan
penunjang lainnya

Sumber : Kemenkes RI, 2013


15
Dalam pelaksanaan Posbindu PTM langkah-langkah sederhananya dapat diuraikan
sebagai berikut:
Kegiatan sebelum pemeriksaan (Senam bersama, bersepeda, ceramah agama,
demo makanan sehat, dan lainnya bekerjasama dengan yayasan, LSM, Majelis Ta’lim,
gereja setempat, dan lainnya). Ketika menunggu giliran pemeriksaan kader melakukan
penyuluhan kelompok serta memberikan lembar wawancara untuk diisi peserta.

Pemeriksaan (satu per satu)

Meja 5 Meja 4 Meja 3 Meja 2 Meja 1

Identifikasi faktor Pemeriksaan Pengukuran Wawancara Registrasi


risiko PTM tekanan TB, BB, oleh kader pemberian
konseling/edukasi, darah, gula IMT, lingkar nomor
serta tindak lanjut darah, perut, analisa kode/urut
lainnya kolesterol lemak tubuh yang sama
total dan serta
trigliserida, pencatatan
APE, IVA ulang hasil
dan lain – pengisian
lain KMS FR-
PTM ke
buku
pencatatan
oleh kader

Gambar 2.2 Alur Pelaksanaan Posbindu PTM


Sumber : Kemenkes RI, 2013

d. Peran Kader Posbindu PTM


Idealnya kader memiliki pembagian peran pada pelaksanaan Posbindu
PTM, namun meskipun telah dibagi sebaiknya setiap kader memahami setiap
bagian peran tersebut sedangkan untuk pelaksanaannya dapat disesuaikan
berdasarkan kesepakatan (Kemenkes RI, 2013)

Tabel 2.2 Peran Kader Posbindu PTM


NO PERAN KRITERIA DAN TUGAS
1 Koordinator Ketua dari perkumpulan dan
penanggungjawab kegiatan serta
berkoordinasi terhadap Puskesmas dan Para
Pembina terkait diwilayahnya.
16
2 Kader Anggota perkumpulan yang aktif,
Penggerak berpengaruh dan komunikatif bertugas
menggerakkan masyarakat, sekaligus
melakukan wawancara dalam penggalian
informasi.
3 Kader Pemantau Anggota perkumpulan yang aktif dan
komunikatif bertugas melakukan pengukuran
faktor risiko PTM
4 Kader Anggota perkumpulan yang aktif,
Konselor/Eduka komunikatif, dan telah menjadi panutan
tor dalam penerapan gaya hidup sehat, bertugas
melakukan konseling, edukasi, motivasi serta
menindaklanjuti rujukan dari puskesmas
5 Kader Pencatat Anggota perkumpulan yang aktif dan
komunikatif bertugas melakukan pencatatan
hasil kegiatan Posbindu PTM dan melaporkan
kepada koordinator Posbindu PTM
Sumber : Kemenkes RI, 2013
Dari sejumlah kader yang telah dilatih dan ditetapkan pada bagian peran
masing-masing, maka tugas kader untuk pelaksanaan Posbindu PTM yaitu :
1) Pada H-1 merupakan tahap persiapan, yaitu mengadakan pertemuan
kelompok untuk menentukan jadwal kegiatan, menyiapkan tempat dan
peralatan yang diperlukan, dan memberikan pengumuman mengenai waktu
pelaksanaan Posbindu PTM;
2) Pada hari H merupakan tahap pelaksanaan, yaitu melakukan pelayanan
menggunakan sistem 5 meja atau modifikasi sesuai dengan kebutuhan dan
kesepakatan bersama, dan aktifitas bersama seperti olahraga bersama, demo
masak, penyuluhan, konseling, sarasehan atau peningkatan keterampilan
bagi para anggotanya termasuk rujukan ke puskesmas/klinik swasta/RS;
3) Pada H+1 merupakan tahap evaluasi, yaitu menilai kehadiran (para
anggotanya, kader dan undangan lainnya), mengisi catatan pelaksanaan
kegiatan, mengidentifikasi masalah yang dihadapi, encatat hasil
penyelesaian masalah, melakukan tindak lanjut berupa kunjungan ke rumah
bila diperlukan dan melakukan konsultasi teknis dengan Pembina Posbindu
PTM.

Tujuan pelatihan tenaga pelaksana atau kader Posbindu PTM yaitu :

17
1) Memberikan pengetahuan tentang PTM, faktor risiko, dampak, dan
pengendalian PTM;
2) Memberikan pengetahuan tentang posbindu PTM;
3) Memberikan kemampuan dan keterampilan dalam memantau faktor
risiko PTM;
4) Memberikan keterampilan dalam melakukan konseling serta tindak lanjut
lainnya.

e. Peran Petugas Puskesmas


Pada pelaksanaan Posbindu PTM Puskesmas memiliki tanggung jawab
dalam pembinaan posbindu PTM di wilayah kerjanya sehingga kehadiran dan
peran petugas Puskesmas dalam kegiatan posbindu PTM sangat diperlukan :
1) Memberikan bimbingan teknis kepada para kader posbindu PTM dalam
penyelenggaraannya;
2) Memberikan materi kesehatan terkait dengan permasalahan faktor risiko
PTM dalam penyuluhan maupun kegiatan lainnya;
3) Mengambil dan menganalisa hasil kegiatan posbindu PTM;
4) Menerima, menangani dan memberi umpan balik kasus rujukan dari
posbindu PTM;
5) Melakukan koordinasi dengan para pemangku kepentingan lain terkait.

f. Peran Pemangku Kepentingan (Para Pembina Terkait)


1) Camat
Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut posbindu PTM di
wilayah kerjanya selaku penanggung jawab wilayah kecamatan serta
melakukan pembinaan dalam mendukung kelestarian kegiatan posbindu
PTM.
2) Lurah/Kepala Desa atau Sebutan lainnya
Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut posbindu PTM di
wilayah kerjanya selaku penanggung jawab wilayah kecamatan serta
melakukan pembinaan dalam mendukung kelestarian kegiatan posbindu
PTM.
3) Para pimpinan kelompok/ lembaga/instansi/organisasi
18
Mendukung dan berperan aktif dalam kegiatan posbindu PTM sesuai
dengan minat dan misi kelompok/ lembaga/ instansi/organisasi tersebut.
4) Tokoh/penggerak masyarakat
Menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dan
mendukung dengan sumberdaya yang dimiliki terhadap
penyelenggaraan posbindu PTM.
5) Dunia Usaha
Mendukung penyelenggaraan Posbindu PTM dalam bentuk sarana dan
pembiayaan termasuk berperan aktif sebagai sukarelawan sosial
(Kemenkes RI, 2013).

g. Pembiayaan Posbindu PTM


Penyelenggaraan Posbindu PTM membutuhkan pembiayaan yang
memadai baik dana mandiri dari perusahaan, kelompok masyarakat/lembaga
atau dukungan dari pihak lain yang peduli terhadap persoalan penyakit tidak
menular di wilayah masing-masing. Puskesmas juga dapat memanfaatkan
sumber-sumber pembiayaan yang potensial melalui pemanfaatan Bantuan
Operasional Kesehatan. Pembiayaan bersumberdaya masyarakat dapat melalui
dana sehat atau mekanisme pendanaan lainnya, lembaga donor yang didapat
melalui pengajuan proposal/usulan kegiatan, kemitraan melalui CSR (Corporate
Social Responsibility)/Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, pembiayaan
berkesinambungan dari pemerintah daerah (Kemenkes RI, 2013).
Dana yang terkumpul dari berbagai sumber dapat digunakan untuk
mendukung kegiatan Posbindu PTM seperti, biaya operasional posbindu PTM,
pengganti biaya perjalanan kader, biaya penyediaan bahan habis pakai, biaya
pembelian bahan pemberian makanan tambahan(PMT), biaya penyelenggaraan
pertemuan, bantuan biaya rujukan bagi yang membutuhkan, bantuan biaya duka
bila ada anggota yang mengalami kecelakaan atau kematian (Kemenkes RI,
2013).

h. Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Posbindu PTM


Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2013) menyatakan
19
hasil kegiatan posbindu PTM dicatat oleh kader, hasil data tersebut diambil
petugas yang digunakan untuk pembinaan, dan melaporkan ke instansi terkait
secara berjenjang. Pencatatan berupa :
1) Kartu Menuju Sehat (KMS) FR-PTM
Kartu Menuju Sehat Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular KMS
FR-PTM merupakan kartu yang digunakan untuk pemantauan kondisi faktor
risiko PTM peserta Posbindu PTM yang harus diketahui oleh yang diperiksa
maupun yang memeriksa, bertujuan agar individu dapat melakukan mawas
diri dan melakukan tindak lanjut, sesuai saran kader/petugas. Kartu ini
disimpan oleh peserta dan harus selalu dibawa ketika berkunjung ke tempat
pelaksanaan posbindu PTM. Sedangkan fungsi KMS FR PTM bagi petugas
dapat digunakan untuk melakukan tindakan dan memberi saran tidak lanjut
yang diperlukan sesuai dengan kondisi peserta posbindu.
2) Buku pencatatan hasil kegiatan posbindu PTM
Buku pencatatn dibutuhkan untuk mencatat identitas dan keterangan
lain mencakup nomor, No KTP/kartu identitas lainnya, nama, umur, dan
jenis kelamin. Buku tersebut merupakan dokumen/file data pribadi peserta
yang berguna untuk konfirmasi lebih lanjut jika suatu saat diperlukan, dapat
diketahui karakteristik peserta secara umum serta menjadi alat bantu mawas
diri bagi koordinator dan seluruh petugas posbindu dalam mengevaluasi
kondisi faktor risiko PTM seluruh peserta. Hasil pengukuran/pemeriksaan
faktor risiko yang masuk dalam kategori buruk diberi tanda warna yang
menyolok. Melalui buku ini kondisi kesehatan seluruh peserta dapat
terpantau secara langsung, sehingga koordinator maupun petugas dapat
mengetahui dan mengingatnya serta memberikan motivasi lebih lanjut.

B. Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat


1. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah proses pemberian
informasi kepada individu, keluarga atau kelompok (klien) secara terus menerus
dan berkesinambungan mengikuti perkembangan klien, serta proses membantu
klien, agar klien tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek
pengetahuan atau knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek sikap atau attitude),
20
dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek
tindakan atau practice) (Kemenkes RI, 2013).
Pemberdayaan merupakan implikasi dari strategi pembangunan yang
berbasis pada masyarakat (people centered development). Maka selalu merujuk
pada upaya perbaikan, terutama perbaikan pada mutu-hidup manusia, baik secara
fisik, mental, ekonomi maupun sosial-budayanya (Mardikanto & soebianto,
2012:110).
Menurut Suharto (2009 : 59) menyatakan bahwa dalam rangka pemberdayaan
masyarakat dilakukan berbagai strategi, yaitu sebagai beikut :
a) Melakukan penguatan lembaga dan organisasi masyarakat guna mendukung
peningkatan posisi tawar dan akses masyarakat untuk memperoleh dan
memanfaatkan input sumber daya dapat meningkatkan kegiatan ekonomi.
b) Mengembangkan kapasitas masyarakat melalui peningkatan keterampilan dan
pengetahuan, penyediaan sarana dan prasarana seperti modal, informasi,
sehingga dapat memperluas kerja dan pendapatan bagi keluarga dan
kelomppok masyarakat
c) Mengembangkan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat yang terkena
musibah dan masyarakat yang terkena krisis ekonomi.
d) Mengurangi berbagai bentuk yang menghambat masyarakat untuk
membangun lembaga dan oraganisasi guna penyakuran pendapatan.
e) Membuka ruang gerak seluasnya bagi masyarakat untuk terlibat dan
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan melalui forum lintas yang
dibangun dan dimiliki masyarakat setempat.
f) Mengembangkan potensi masyarakat untuk membangun lembaga dan
organisasi keswadayaan masyarakat ditingkat lokal untuk memperkuat
solidaritas dan ketahanan sosial masyarakat dalam memecahkan berbagai
permasalahan kemasyarakatan.

2. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi merupakan keikutsertaan seseorang atau sekelompok anggota
masyarakat dalam suatu kegiatan (Mardikanto dan Soebiato, 2012;81-84). Adapun
lingkup partisipasi masyarakat dalam pembangunan yaitu :
a. Partisipasi dalam pengambilan keputusan;
21
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan perlu ditumbuhkan melalui
dibukanya forum yang memungkinkan masyarakat banyak berpartisipasi
langsung dalam proses pengambilan keputusan tentang program-program
pembangunan di wilayah setempat.
b. Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan;
Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan harus diartikan sebagai
pemerataan sumbangan masyarakat dalam bentuk tenaga kerja, uang tunai,
dana tau beragam bentuk korbanan lainnya yang sepadan dengan manfaat
yang akan diterima oleh masing-masing warga masyarakat yang
bersangkutan. Perlu adanya kegiatan khusus untuk mengorganisir warga
guna memelihara hasil pembangunan agar manfaatnya terus dinikmati.
c. Partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi pembangunan;
Kegiatan pemantauan dan evaluasi program pembangunan sangat diperlukan
bertujuan memperoleh umpan balik tentang masalah-masalah yang muncul
dalam pelaksanaan pembangunan yang bersangkutan. Partisipasi masyarakat
untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan perkembangan
kegiatan serta perilaku aparat pembangunan sangat diperlukan.
d. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan.
Pemanfaatan hasil pembangunan akan merangsang kemauan dan
kesukarelaan masyarakat untuk selalu berpartisipasi dalam setiap program
pembangunan yang akan datang.

C. Konsep Sistem
1. Pengertian Sistem
Sistem merupakan suatu kesatuan yang utuh dan terpadu terdiri dari
berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dipersiapkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Azwar, 2010).
2. Unsur – Unsur Sistem
Menurut Azwar (2010) menyatakan sistem terbentuk dari bagian atau
elemen yang berhubungan dan mempengaruhi. Bagian atau elemen tersebut
merupakan sesuatu yang mutlak harus ditemukan. Bagian elemen tersebut
diantaranya :
a. Masukan (Input);

22
Elemen masukan merupakan kumpulan elemen yang berada di dalam sistem
dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem.
b. Proses (Process);
Elemen proses yaitu kumpulan elemen yang berada di dalam sistem berfungsi
untuk mengubah masukan menjadi luaran yang direncanakan.
c. Keluaran (Output);
Elemen keluaran merupakan kumpulan elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya suatu proses dalam sistem.
d. Dampak (Impact);
Elemen dampak merupkan akibat yang dihasilkan oleh keluaran sistem
e. Ligkungan (Environment);
Lingkungan yaitu dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
f. Umpan Balik (Feedback)
Umpan balik yaitu kumpulan elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan
sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut (Azwar, 2010: 28).
3. Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem merupakan tahapan dalam merancang rangkaian
komponen yang saling berhubungan sehingga dapat berfungsi sebagai suatu
kesatuan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (L.James Harvey).
Pendekatan sistem merupakan strategi yang menggunakan metoda analisa, desain,
dan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien serta pendekatan ini merupakan penerapan dari cara berfikir yang sitematis
dan logis dalam membahas dan mencari pemecahan dari suatu masalah atau
keadaan yang dihadapi (Azwar, 2010).

D. Kerangka Teori

23
Gambar 2.1 Kerangka Teori Azwar tentang Hubungan Unsur – Unsur Sistem
Sumber: Azwar, 2010

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini berdasarkan kerangka teori yaitu


hubungan antara unsur-unsur sitem yang saling mempengaruhi dalam
melaksanakan suatu program yang berdampak pada hasil yang dikeluarkan
sistem. Penelitian ini difokuskan kepada analisis program Pos Pembinaan
Terpadu Penyakit Tidak Menular (POSBINDU PTM) di tahun 2020-2021.

24
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskripsitf dengan pendekatan
kualitatif yang mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan
kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata – kata berdasarkan teknik
pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi alamiah
(Satori dan Komariah, 2014). Rancangan yang digunakan yaitu studi kasus
dimana peneliti mengkaji program, kejadian, aktivitas, dan proses secara
mendalam (Creswell, 2015).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Tahtul Yaman
Kota Jambi.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2022

C. Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik
purposive, yaitu teknik yang dilakukan untuk memilih informan, menentukan
subjek atau objek sesuai tujuan penelitian dengan menggunakan pertimbangan
pribadi yang sesuai dengan topik penelitian (Satori dan Komariah, 2014).
Informannya berkaitan dengan topik penelitian yakni implementasi program
Posbindu PTM dalam deteksi dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tahtul Yaman
Kota Jambi. Informan penelitian terdiri dari 11 orang, yakni 1 orang kepala
puskesmas, 1 penanggung jawab program, 1 pelaksana program, 4 kader posbindu
dan 4 peserta Posbindu PTM.
Informan penelitian ini dipilih berdasarkan pertimbangan dan tujuan tertentu
yakni:
1. Pengelola program Posbindu PTM di Puskesmas merupakan informan
kunci yang berpengetahuan dan dapat memberikan informasi dan data

25
yang tepat sehingga membantu pengamat memahami apa yang sedang
terjadi (Patton, 2009);
2. Kader Posbindu PTM yang aktif merupakan informan yang
menyelenggarakan program tersebut sehingga memiliki informasi dan
memahami permasalahan pada program tersebut;
3. Peserta Posbindu PTM yang aktif sehingga dapat memberikan informasi
yang akurat.
D. Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer penelitian ini diperoleh melalui :
a. Wawancara mendalam (in-depth-interview) kepada informan berpedoman
pada acuan wawancara yang telah dipersiapkan (Parinduri, 2015). Data
wawancara terdiri dari kutipan langsung dari orang tentang pengalaman,
opini, perasaan, dan pengetahuannya (Patton, 2009);
b. Dokumentasi yaitu catatan peristiwa yang sudah berlalu dapat berbentuk
tulisan, gambar atau karya – karya, dan catatan kejadian yang sudah lampau
yang dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan dan karya (Satori dan
Komariah,2014:148). Dokumen dapat berupa kutipan yang dianalisis,
kalimat dari hasil rekaman, surat-menyurat, laporan resmi, dan survey
menggunakan pertanyaan terbuka (Patton, 2009).
2. Data Sekunder
Data sekunder penelitian ini diperoleh dari data Dinas Kesehatan
Kabupaten Kota Jambi, Puskesmas Tahtul Yaman Kota Jambi, instansi
terkait dengan penelitian, referensi buku – buku serta hasil penelitian
terkait Posbindu PTM.
3. Triangulasi Data
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan hal yang lain (Moleong, 2017). Teknik triangulasi yang
digunakan pada penelitian ini yaitu :
a. Triangulasi Sumber
Teknik ini dilakukan dengan cara membandingkan antara data yang diperoleh
dari masing-masing informan melalui wawancara mengenai Posbindu PTM
(Moleong, 2017).
26
b. Triangulasi Metode/Teknik
Teknik ini dilakukan dengan cara membandingkan data Posbindu PTM dari
hasil penggunaan metode/teknik yang berbeda dalam penelitian.
Metode/teknik yang digunakan yakni wawancara mendalam dan
dokumentasi (Ibrahim, 2015).
c. Triangulasi Teori
Teknik ini dilakukan dengan cara membandingkan beberapa teori yang
terkait secara langsung dengan data penelitian (Ibrahim, 2015).

E. Etika Penelitian
Manusia sebagai pelaku penelitian dengan manusia yang lain sebagai objek
penelitian juga tidak terlepas dari etika atau sopan santun (Notoatmodjo, 2012). Etika
dalam penelitian merujuk pada prinsip-prinsip etis yang diterapkan dalam pelaksanaan
penelitian, dari proposal penelitian sampai publikasi hasil penelitian. Penelitian
kesehatan masyarakat menggunakan manusia sebagai objek yang diteliti di satu sisi, dan
disisi lain manusia sebagai peneliti atau yang melakukan penelitian”.
Pada penelitian ini peneliti melakukan beberapa tahap dalam untuk meminta
informan menjadi partisipan penelitian yaitu :
1. Peneliti meminta persetujuan dari pemegang program Posbindu PTM di
Puskesmas Tahtul Yaman Kota Jambi;
2. Peneliti mendatangi calon partisipan dan meminta persetujuan calon partisipan
untuk menjadi informan pada penelitian ini;
3. Dilaksanakan penelitian dengan memperhatikan etika dalam penelitian, yaitu :
a. Mengormati harkat dan martabat manusia sebagai subjek peneliti dalam
memberikan atau tidak memberikan informasi dengan mempersiapkan
formulir persetujuan subjek (Inform concent);
b. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian dengan menggunakan
coding atau inisial nama informan sebagai pengganti identitas informan
(Notoatmodjo).

F. Pengolahan dan Analisis Data


Analisis data kualitatif (Bogdan and Biklen, 1982) merupakan upaya yang
dilakukan melalui jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-
27
milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesis, mencari dan menemukan
apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang disampaikan
kepada orang lain. Analisa data tersebut mengemukakan proses dan komponen –
komponen yang perlu dalam suatu analisis data (Moleong, 2017:248).
Pada penelitian ini analisis data dilakukan melalui beberapa tahap yaitu :
1. Pengumpulan Data (Data Collection);
Tahap pengumpulan data merupakan proses pengumpulan data dan memasuki
lingkungan penelitian (Satori dan Komariah, 2014:39).
2. Reduksi Data (Data Reduction);
a. Tahap reduksi data merupakan proses pemilihan, penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan – catatan
tertulis dari lapangan (Satori dan Komariah, 2014:39).
b. Identifikasi satuan (unit) merupakan mengidentifikasi adanya satuan yaitu
bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan
dengan fokus dan masalah penelitian.
c. Pengkodingan merupakan proses memberi kode (coding) pada setiap bagian
dalam seluruh teks agar gagasan umum tersebar dalam setiap bagian (Creswell,
2015:343). Pada penelitian ini pemberian kode terdiri dari :
1) Pemberian kode pada jenis subjek, kode berupa inisial nama informan;
2) Pemberian kode kategori, pada penelitian ini terdiri dari delapan
kategori (1,2,3,4,5,6,7,8);
3) Pemberian tanda letak baris. Contoh P.2.5-10 kode tersebut
menunjukkan bahwa informan dengan inisial P pada kategori 2 dan
kutipan wawancara diambil pada baris 5 sampai 10 dalam halaman
transkrip.
3. Kategorisasi;
Kategorisasi adalah upaya memilah – milah setiap satuan ke dalam bagian – bagian
yang memiliki kesamaan. Setiap kategori diberi nama yang disebut label.

Tabel 1.2.3.3 Kategorisasi Data Penelitian


Kode Kategori Kategorisasi
1 Waktu Pelaksanaan
2 Tempat Pelaksanaan
28
3 Peran Kader Posbindu PTM
4 Peran Petugas Puskesmas pada Posbindu PTM
5 Peran Pemangku Kepentingan pada Posbindu PTM
6 Pembiayaan Posbindu PTM
7 Pencatatan dan Pelaporan Pelaksanaan Posbindu PTM
8 Pelaksanaan Kegiatan

4. Sintesisasi;
Mensintesiskan berarti mencari kaitan antara satu kategori dengan kategori
lainnya. Kaitan satu kategori dengan kategori lainnya diberi nama/label lagi.
5. Tahap Penyajian Data;
Pada tahap ini dilakukan peyajian informasi untuk memberikan kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan (Satori dan Komariah,
2014)
6. Tahap Penarikan Kesimpulan/verifikasi Pada tahap ini dilakukan penarikan
kesimpulan dari data yang telah dianalisis (Satori dan Komariah, 2014).

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian kualitaif mengikuti langkah-langkah:


1. Pembuatan rancangan penelitian
a. Dimulai dari menentukan tema yang akan diangkat dalam penelitian,
b. Melakukan studi literatur terhadap teori yang relevan dengan penelitian
c. Merumuskan masalah
d. Memilih pendekatan , dalam penelitian ini metodenya menggunakan
kualitatif deskriptif
e. Menentukan informan dan sumber data.
2. Pelaksanaan penelitian
a. Menyusun instrumen
b. Mengumpulkan data
c. Analisis data
3. Pembuatan laporan penelitian
a. Menarik kesimpulan dari hasil pengolahan data serta menganalis
instrumen dan lembar observasi
29
[b.] Menyusun laporan penelitian kemudian diberikan rekomendasi
berdasarkan hasil penelitian.n.

30
31
DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA
Alisanti, R., 2015. Profil kesehatan provinsi Jambi 2014. (253 layar). Diunduh
dariURL:http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PR
OVINSI_2014/05_Jambi_2014.pdf (diakses 6 Sept 2017).
Alamsyah, D. 2013. Pemberdayaan Gizi Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Nuha Medika.
(hal.2,6 & 9,10)

Astuti, ED., 2015. Gambaran proses kegiatan pos pembinaan terpadu penyakit tidak
menular di puskesmas sempu kabupaten banyuwangi. Skripsi Sarjana. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Jember, Jember.
Astuti, ED., Prasetyowati, I., & Ariyanto, Y., 2016. Gambaran proses kegiatan pos
pembinaan terpadu penyakit tidak menular di puskesmas sempu kebupaten
banyuwangi. 4 (1), p.2,
DiunduhdariURL:https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/view/2594/2081
(diakses 6 Sept 2017)
Azwar, A., 2015. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi ke-tiga. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Bustan NM,. 2015. Manajemen Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka
Cipta.
Creswell, JW. 2015. Research design, pendekatan kualitatif, kuantitatif dan mixed.
Edisi ke-tiga. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Darmawan, AS., & Sjaaf, CA., 2016. Administrasi Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
Rajawali Pers.
Dinas Kesehatan Provinsi Jambi. 2015. Profil kesehatan provinsi jambi 2014. Diunduh
dari URL :
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_
2014/05_Jambi_2014.pdf (diakses 6 Sept 2017)
Febrianti, R., & Prabawati, I. 2016. Implementasi pelaksanaan pos pembinaan terpadu
penyakit tidak menular (posbindu ptm) di puskesmas pucang sewu kota
Surabaya. Diunduh dari URL :
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/publika/article/viewFile/
21022/19285 (diakses 6 Sept 2017)
Febrianti, S. 2017. Komunikasi partisipatif pada program pos pembinaan terpadu. 5(2)
2017: 110-123ISSN 2502-5961. Diunduh dari URL : http://ejournal.ilkom.fisip-
unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2017/06/JURNAL%20(06-06-17-06-33-
15).pdf (diakses 3 Okt 2017)
Ibrahim., 2015. Metodologi penelitian kualitatif, panduan penelitian beserta contoh
proposal kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Jayusman, TAI & Widiyarta, A. 2016. Efektivitas program pos pembinaan terpatu
(posbindu) penyakit tidak menular (ptm) di desa anggaswangi kecamatan
sukodono sidoarjo. Diunduh dari URL :
http://eprints.upnjatim.ac.id/7316/1/agus_widiyarta.pdf. (diakses 3 Okt 2017)
Indah, DT., 2015. Evaluasi input sistem survailans hipertensi di wilayah kerja dinas
kesehatan kota magelang berdasarkan pedoman sistem surveilans penyakit
tidak menular. Skripsi Sarjana. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas
Negeri Semarang, Jawa Tengah. (170 layar). Diunduh dari URL:
http://lib.unnes.ac.id/20395/1/6411410102-S.pdf (diakses 6 Sept 2017).
Kemenkes RI., 2012. Buletin jendela data dan informasi kesehatan. (48 layar). Diunduh
32
dari URL: https://www.depkes.go.id/pusdatin/buletin/ptm.pdf (diakses 6 Sept
2017)
Kemenkes RI., 2013. Buku pintar kader penyelenggaraan posbindu ptm. Seri ke-1.
Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes RI., 2013. Riset kesehatan dasar tahun 2013. (306 layar). Diunduh dari
URL:http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas
%202013.pdf (diakses 7 Agst 2017).
Kemenkes RI. 2013. Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia tentang pedoman
pelaksanaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
Diunduh dari URL : https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/PMK
%20No.%2065%20ttg%20Pemberdayaan%20Masyarakat%20Bidang
%20Kesehatan.pdf. (diakses 8 Februari 2018)

Kemenkes RI. 2014. Profil kesehatan Indonesia tahun 2013. (391 layar).
DiunduhdariURL:http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2013.pdf (diakses 15 Sept
2017).
Kemenkes RI. 2015. Buku saku dana desa, perencanaan dan pelaporan kegiatan
pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan melalui dana desa. Diunduh
melalui URL :
http://promkes.depkes.go.id/wp-content/uploads/pdf/buku_pedoman/Buku
%20Saku%20Dana%20Desa.pdf (diakses 8 Februari 2018)

Kemenkes RI. 2017. Data dan informasi profil kesehatan Indonesia 2016; (168
layar).DiunduhdariURL:http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/
lainlain/DatadanInformasiKesehatanProfil KesehatanIndonesia2016-smallersize-
web.pdf (diakses 6 Sept 2017)
Laelawati E. 2017. Panduan musyawarah masyarakat desa (MMD). Diunduh dari URL :
https://edoc.site/queue/2-panduan-mmd-pdf-free.html (diakses 8 Februari 2018)
Mardikanto, T., & Soebiato, P., 2012. Pemberdayaan masyarakat dalam perspektif
kebijakan publik. Bandung: Alfabeta.
Maryaningsih. 2016. Hubungan persepsi dengan pemanfaatan pos pembinaan terpadu di
wilayah kerja puskesmas helvetia medan. Vo 1, no 1, ISSN 2548-3943. Diunduh
dari URL :
http://stikes-sitihajar.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/06_Maryaningsih.pdf.
(diakses 22 Sept 2017).
Mendes RI. 2015. Peraturan menteri desa, pembangunan daerah tertinggal, dan
transmigrasi republik Indonesia nomor 2 tahun 2015. Diunduh dari URL :
https://ppidkemkominfo.files.wordpress.com/2016/08/pm-desa-no-2-tahun-
2015-tentang-pedoman-tata-tertib-dan-mekanisme-pengambilan-keputusan-
musyawarah-desa.pdf (diakses 8 Februari 2018)
Menkes RI., 2017. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 5 tahun
2017 tentang rencana aksi nasional penanggulangan penyakit tidak menular
tahun 2015-2019. (67 layar). Diunduh
dariURL:http://dinkes.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/
produk_hukum/
PMKNo.5ttgRencanaAksiNasionalPenanggulanganPTM20152019_.pdf (diakses
22 Sept 2017).

33
Moleong, LJ., 2017. Metodologi penelitian kualitatif edisi revisi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Notoatmodjo, S., 2012. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Parinduri, SK., 2015. Analisis pelaksanaan program pos pembinaan terpadu penyakit
tidak menular (posbindu ptm) dalam deteksi dini dan pencegahan komplikasi
diabetes melitus di puskesmas glugur darat tahun 2014. (119 layar). Diunduh
dari URL: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/54082 (diakses 6 Sept
2017)
Patton, MQ. 2009. Metode evaluasi kualitatif. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Pratiwi, Y. 2017. Pemberdayaan kader dengan meningkatkan pengetahuan dan


keterampilan kader dalam pelayanan posbindu di wilayah kerja puskesmas
bayat. Diunduh dari URL : http://eprints.ums.ac.id/50809/25/02.%20NASKAH
%20PUBLIKASI.pdf (diakses 3 Januari 2018)

Purdiyani, F. 2016. Pemanfaatan pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular


(posbindu ptm) oleh wanita lansia dalam rangka mencegah penyakit tidak
menular di wilayah kerja puskesmas cilongok 1. Volume 4, Nomor 1(ISSN:
2356-3346). Diunduh dari URL : .
https://media.neliti.com/media/publications/18529-ID-pemanfaatan-pos-
pembinaan-terpadu-penyakit-tidak-menular-posbindu-ptm-oleh-wanit.pdf
(diakses 6 Sept 2017)

Rahmayanti, E & Hargono, A. 2017. Implementasi surveilans faktor risiko penyakit


tidak menular berbasis posbindu berdasarkan atribut surveilans. Vol 5 No 3.
Diunduh dari URL : https:// journal.unair.ac.id%2FJBE%2Farticle
%2Fdownload.pdf (diakses 8 Februari 2018)

Satori, D., & Komariah, A., 2014. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suharto, E. 2009. Membangun masyarakat memberdayakan masyarakat, kajian
strategis pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial. Bandung : PT
Refika Aditama.
Syofyan, EE. 2015. Profil puskesmas simpang sungai duren tahun 2015
Wirawan. 2016. Evaluasi, teori, model, metodologi, standar, aplikasi dan profesi.
Jakarta: Rajawali Pers.

A Parasuraman, V. A. Z. L. L. B. (1988) ‘SERVQUAL: A Multiple-Item Sale


for Measuring Consumer Perception Of Service Quality’,
Journal of Retailing, 64.

Aminatuzzahroh, S. (2015) Analisis Hubungan Persepsi Pasien Tentang Mutu


Pelayanan Kesehatan Dengan Pemanfaatan Ulang Pelayanan
Rawat jalan Di Puskesmas Poncol Kota Semarang Tahun 2014.
Universitas Negeri Semarang. Available at:
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/view/7239.

34
Azlika, Adisti, F. (2015) ‘Hubungan Antara Mutu Pelayanan Perawat Dan
Tingkat Pendidikan Dengan Kepuasan Pasien Peserta Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Kesehatan Di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Islam (Rsi) Sitti Maryam Kota
Manado’, Journal Ilmiah Farmasi, 4. Available at:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/view/1
0213/9800.

Chandra, B. (2006) Ilmu Kedokteran Pencegahan Komunitas. Jakarta: EGC.

Depkes (2010) ‘Rencana Strategik Kementrian Kesehatan RI’. Jakarta.

Hasbi.H (2012) Analisis hubungan persepsi Pasien tentang mutu Pelayanan


dengan pemanfaatan ulang pelayanan rawat jalan puskesmas
poncol Kota Semarang. Universitas Diponegoro. Available at:
http://www.eprints.undip.ac.id/37026/. .

Mu’ah (2014) Kualitas Layanan Rumah Sakit Terhadap Emosi dan


Kepuasan Pasien. Sidoarjo: Zifatama Publisher.

Muninjaya, A. A. G. (2011) Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. EGC.

Perpres RI (2018) Peraturan Presiden RI No.82 Tahun 2018 Tentang

Jaminan
Kesehatan.

Pohan, I. S. (2006) Jaminan Mutu Layanan Kesehatan: Dasar-Dasar


Pengertian Dan Penerapan. Jakarta: EGC.

Rasyid, A. (2018) Analisis Persepsi Pasien Pengguna Kartu BPJS Terhadap


Pelayanan di Rumah Sakit ( Studi Deskriptif Rumah Sakit
Permata Bunda Medan ). Universitas Sumatera Utara. Available
at: repositori.usu.ac.id/handl/123456789/4737.

Ratnasari, D. (2020) ‘Analisis Kualitas Layanan Pasien JKN Mandiri di Instalasi

35
Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu Tahun 2019’,
Jurnal Vokasional, Vol.5 No.2. doi:
https://doi.org/10.22146/jkesvo.48366.

Royanah, U. (2015) Jaminan Kesehatan Nasional Bukan Penerima


Bantuan Iuran (Non Pbi ) Di Puskesmas Halmahera Kota
Semarang Tahun 2015. Universitas Negeri Semarang.

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 (1945). Available at:


http://www.dpr.go.id/jdih/uu1945.

Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara


Jaminan Sosial (2011).

Wati, W. (2019) ‘Analisis Kualitas Pelayanan Program JKN di Ruang Rawat


Inap Rumah Sakit Mayjen HA Thalib Kabupaten Kerinci’,
Jurnal Kesehatan Andalas. Available at:
http//jurnal.fk.unand.ac.id.

Widayatun, T. R. (2009) Ilmu Perilaku. Jakarta Barat: Universitas


Tarumanagara.

Zeithaml, V. A. and Berry, L. L. (1985) ‘A Conceptual Model of Service Quality


and its Implication for Future Research ( SERVQUAL )’,
Journal Of Marketing, (September 2014). doi:
10.2307/1251430.

36
LAMPIRAN

Informed Consent

Bapak/ ibu/ saudara/i yang terhormat, saya Septa Decelita Wahyuni


sebagai mahasiswi Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta akan
melaksanakan penelitian dengan judul “Analisis Pelaksanaan Pogram Pos
Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (POSBINDU PTM) di
Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Sungai Duren Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2020-2021 ”. Tujuan ataupun manfaat yang didapatkan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis pelaksanaan Program Posbindu PTM pada tahun 2020-
2021 dimana pada tahun tersebut terjadi pandemic covid 19. Sebelum penelitian
ini dimulai, saya sudah melakukan koordinasi dengan Kepala Puskesmas Sungai
Duren Kabupaten Muaro Jambi serta instansi terkait dan telah mendapat izin
penelitian dari instansi yang berwenang.
Saya memohon kerjasama bapak/ibu/ saudara/i untuk dapat berpatisipasi
pada kegiatan penelitian ini dengan cara wawancara mendalam. Kami menjamin
kerahasiaan atas segala informasi dan hasil yang diberikan sesuai dengan etika
yang berlaku. Segala informasi yang diberikan dalam penelitian ini hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian semata dan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan.
Atas dasar tersebut, kami mahasiswa pascasarjana program studi
Kesehatan Masyarakat Universitas Sebelas Maret meminta izin kepada bapak/ibu/
saudara/i sebagai bahan penelitian kami. Bila bapak/ibu/saudara/i berkenan untuk
ikut serta dalam penelitian ini mohon untuk menandatangani lembar persetujuan
berikut. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih.

37
Lembar Persetujuan
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Alamat :
No.Hp :
Bersedia berpatisipasi sebagai subjek dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Pelaksanaan Pogram Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
(POSBINDU PTM) di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Sungai Duren
Kabupaten Muaro Jambi”
Yang dilakukan oleh :
Nama : Septa Decelita Wahyuni
Alamat : Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat
Dengan syarat peneliti menjaga kerahasiaan data dan hanya digunakan dalam
kegiatan penelitian di Program Studi Pascasarjan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 2022

Peneliti Responden

Septa Decelita Wahyuni ( )

38

Anda mungkin juga menyukai