PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
NIM. 19089014007
2022
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS
DAERAH BULELENG
PROPOSAL PENELITIAN
Sarjana Keperawatan
OLEH :
NIM. 19089014007
2022
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha
proposal ini yang berjudul “Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas
Pada Remaja Di Wilayah Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng” ini dapat
tersusun dengan baik tanpa adanya hambatan. Tidak lupa juga, penulis
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan kepada semua pihak yang telah
kepada:
tepat waktu.
tepat waktu.
ix
6. Ns. Gd Budi Widiarta., S.Kep., M.Kep selaku penguji utama yang telah
7. Kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan, Ayah
(Putu swantika), dan Ibu (Ni Kade Murnu), beserta saudara yang telah
memberikan semangat dan doa yang tulus kepada penulis sehingga dapat
Semua pihak yang membantu dalam penyusunan proposal ini yang tidak
maupun pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi menyempurnakan proposal ini.
ix
DAFTAR ISI
ix
A. KONSEP TEORI................................................................................................... 9
C. Hipotesis Penelitian................................................................................. 26
D. Definisi Operasional................................................................................ 27
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4 : Klarifikasi Status Gizi Berdasarkan Indeks IMT/U Anak umur anak dan
remaja umur 5-8 Tahun ..................................................................... 17
Tabel 3.2 : Definisi Oprasional Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas
Pada Remaja Di Wilayah Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng ... 27
ix
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 : Krangka Teori Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas Pada
Skema 2.2: Krangka konsep Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dewasa. emaja pada umumnya mengalami pergolakan hidup yang diakibatkan oleh
berbagai macam perubahan, baik itu fisik, psikis, maupun sosial (Miko & Pratiwi,
2017). Menurut Hurlock (Yan et al., 2006). masa remaja ini merupakan fase
seseorang banyak menemukan hal baru dan serba ingin tahu segala hal. Salah satu
periode dalam rentang kehidupan individu adalah masa remaja. Fase ini merupakan
merupakan masa transisi yang dapat diarahkan pada perkembangan masa dewasa
Masa remaja atau adolescence berasal dari bahasa latin adolescere yang
berarti tumbuh menjadi dewasa. Apabila diartikan dalam konteks yang lebih luas,
sehingga mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik menurut Piaget
Menurut Putri (Evan et al., 2017) mengemukakan bahwa perubahan fisik pada
salah satus umber utama permasalahan remaja. Salah satu perubahan fisik seperti
1
2
merupakan masalah yang paling sering dibahas dalam remaja Masa remaja
ini menjadi suatu masa ketika seseorang memiliki rasa ingin tahu yag sangat besar
terhadap sesuatu hal yang baru. Remaja menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana rentang usia remaja yaitu 10-24 tahun dan belum menikah.
Berbagai perubahan terjadi pada remaja baik itu perubahan fisik maupun psikis
menuntut remaja untuk bisa menyesuaikan diri. Pada masa remaja terjadi proses
orang tua dan cita-cita serta lingkungan mereka, dimana pembentukan cita-cita
merupakan risiko bagi kematian global terkemuka. Sekitar 3,4 juta orang
dewasa meninggal setiap tahun sebagai akibat dari kelebihan berat badan atau
obesitas. Pada tahun 2008 lebih dari 1,4 miliar orang dewasa mengalami
obesitas. Dari jumlah tersebut 200 juta orang laki – laki dan hampir 300 juta
2013 menunjukkan bahwa, prevalensi gizi lebih secara nasional pada remaja umur
13-15 tahun di Indonesia sebesar 10,8%, terdiri dari 8,3% gemuk dan 2,5% sangat
gemuk atau obesitas. Prevalensi gizi lebih pada remaja umur 16-18 tahun
mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2007 sebesar 1,4% menjadi
tahun yang gemuk adalah sebesar 9,7% sedangkan yang mengalami obesitas adalah
sebesar 4,2% (Riskesdas Bali, 2013). Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi
sebesar 4,3%. Prevalensi remaja umur 12 -18 tahun di Provinsi Bali yang
yaitu sebesar 6,7% (PSG, 2017). Untuk wilayah Kabupaten Buleleng khususnya di
wilayah Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng, kasus penderita obesitas yang
mendapatkan pelayanan kesehatan menurut data 3 bulan terakhir dari Rumah Sakit
Umum Daerah Buleleng dengan jumlah kasus penderita obesitas yaitu sebanyak <
75 kasus.
seseorang mengalami bertambah berat badannya maka ukuran sel lemak akan
suatu keadaan yang menunjukan ketidak seimbangan antara tinggi badan dan berat
badan akibat jaringan lemak yang berlebihan dari dalam tubuh sehingga terjadi
berat badan yang melampaui ukuran yang ideal. (Ayu Afrilia & A, 2018). Masalah
gizi pada remaja muncul dikarenakan perilaku yang salah, salah satunya adalah
ketidak seimbangan antara asupan makanan yang masuk dengan kecukupan asupan
makanan yang dianjurkan. Masalah gizi yang terjadi pada remaja seperti gizi lebih
berlebihan atau abnormal pada jaringan adiposa yang dapat mengganggu kesehatan.
Obesitas juga sering disebut dengan berat badan berlebih dan kelebihannya tidak
perhatian serius karena obesitas merupakan salah satu faktor yang dapat
perempuan, akan tetapi remaja merupakan kelompok yang paling rentan terjadinya
obesitas. Usia remaja (13-18 tahun) merupakan periode yang sangat rentan gizi
karena disebabkan berbagai faktor, yaitu remaja memerlukan zat gizi yang tinggi
untuk pertumbuhan fisiknya akan tetapi pada saat ini terjadi perubahan gaya hidup
dan kebiasaan makan. Sehingga hal ini apabila tidak diseimbangkan anatara asupan
makanan dengan aktifitas fisik maka akan berdampak kepada kejadian gizi
kualitas hidup anak tersebut seperti gangguan tidur hingga ke gangguan pernafasan.
5
Pola makan pada remaja yang berlebih dapat menjadi faktor terjadinya
untuk menjaga berat badan perlu adanya keseimbangan antara energi yang
masuk dengan energi yang keluar. Pola makan yang tidak baik dapat
pada remaja umumnya terjadi karena pola makan yang tidak teratur.
Banyaknya tawaran menu serba instan yang bisa dikonsumsi kapan saja dan
Pola makan yang berlebih dapat menjadi faktor terjadinya obesitas. Obesitas
terjadi jika seseorang mengonsumsi kalori melebihi jumlah kalori yang dibakar.
Pada hakikatnya, tubuh memerlukan asupan kalori untuk kelangsungan hidup dan
aktivitas fisik, namun untuk menjaga berat badan perlu adanya keseimbangan
antara energi yang masuk dengan energi yang keluar. Keseimbangan energi yang
terjadi dapat mengarah pada kelebihan berat badan dan obesitas. Pola makan remaja
Karena obesitas memiliki pengaruh yang cukup besar pada diri seorang
anak remaja, maka menjadi penting untuk mengidentifikasi faktor resiko yang
risiko obesitas pada anak adalah penurunan aktivitas fisik dan peningkatan
riwayat obesitas pada orang tua. Sementara Fatima (2018) menemukan lebih
banyak lagi faktor risiko dari obesitas seperti konsumsi fast food, minuman tinggi
gula, konsumsi makanan ringan, porsi sajian, level aktivitas fisik, faktor lingkungan
keamanan lingkungan tinggal), faktor sosial- budaya, faktor keluarga, dan faktor
risiko obesitas menjadi dua macam yaitu genetic dan ekstra genetik.
Wilayah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng, didapatkan data Remaja
Kurangnya Menjaga Pola makan dan Kurangnya Beraktivitas. Hal ini tentunya
harus memerlukan Perhatian dalam penanganan Secara Tepat. Jika obesitas pada
remaja tidak ditangani akan menimbulkan beberapa masalah yaitu, obesitas dapat
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian ini
dan ingin melihat apakah ada atau tidaknya “Hubungan Pola Makan Dengan
7
Buleleng”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Buleleng.
2. Tujuan Khusus
Daerah Buleleng.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a) Bagi Peneliti
dalam menjaga pola makan yang baik agar kejadian obesitas tidak
meningkat.
c) Bagi Masyarakat
masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Obesitas
seseorang mengalami bertambah berat badannya maka ukuran sel lemak akan
suatu keadaan yang menunjukan ketidak seimbangan antara tinggi badan dan berat
badan akibat jaringan lemak yang berlebihan dari dalam tubuh sehingga terjadi
berat badan yang melampaui ukuran yang ideal. (Kurniawati et al., 2016). Masalah
gizi pada remaja muncul dikarenakan perilaku yang salah, salah satunya adalah
ketidak seimbangan antara asupan makanan yang masuk dengan kecukupan asupan
makanan yang dianjurkan. Masalah gizi yang terjadi pada remaja seperti gizi lebih
berlebihan atau abnormal pada jaringan adiposa yang dapat mengganggu kesehatan.
Obesitas juga sering disebut dengan berat badan berlebih dan kelebihannya tidak
9
2. Epidemiologi
merupakan risiko bagi kematian global terkemuka. Sekitar 3,4 juta orang
remaja meninggal setiap tahun sebagai akibat dari kelebihan berat badan atau
obesitas. Pada tahun 2013 lebih dari 1,4 miliar orang dewasa mengalami obesitas.
Dari jumlah tersebut 200 juta orang laki – laki dan hamper 300 juta orang Wanita
menunjukkan bahwa, prevalensi gizi lebih secara nasional pada remaja umur 13-15
tahun di Indonesia sebesar 10,8%, terdiri dari 8,3% gemuk dan 2,5% sangat gemuk
atau obesitas. Prevalensi gizi lebih pada remaja umur 16-18 tahun mengalami
peningkatan yang signifikan dari tahun 2007 sebesar 1,4% menjadi 7,3% pada
tahun 2013.
3. Patofisiologi
berlebihan dalam tubuh. Obesitas diketahui salah satu factor risiko munculnya
penyebab kematian terbesar penduduk dunia terutama pada kelompok usia lanjut
masuk dengan energi keluar dalam jangka waktu yang lama banyaknya konsumsi
energi dari makanan yang dicerna melebihi energi yang digunakan untuk
metabolisme dan aktivitas sehari-hari. Kelebihan energi ini akan disimpan dalam
bentuk lemak dan jaringan lemak sehingga dapat berakibat pertambahan berat
badan. Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energi dan
10
lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena
kurangnya aktivitas fisik dan sedentary life style (Achmad Ali Fikri, Syamsul
Arifin, 2022)
Ciri dari tipe ini adalah besar diseluruh bagian badan, tipe ovid
11
menjadi dua yaitu faktor resiko yang tidak dapat di ubah dan factor
resiko yang dapat dirubah. Faktor yang tidak dapat diubah merupakan
4. Klasifikasi Obesitas
Obesitas secara klinis dinyatakan dalam bentuk indeks massa tubuh (IMT)
>30 kg/m2. Wanita dikatakan obese bila lemak tubuhnya lebih dari 27% berat
badan, sedangkan laki-laki disebut obese bila lemak tubuhnya lebih 25% berat
Tabel 2
Klasifikasi Obesitas
Ringan 17,0-18,0
Normal 18,5-25,0
Berat >27
overweight atau obesitas adalah berdasarkan berat badan dan tinggi badan, yaitu
menggunakan suatu indeks berdasarkan berat badan dalam kilogram dibagi tinggi
badan dalam meter pangkat dua, yang disebut indeks massa tubuh (IMT).WHO
12
(2014) telah membuat klasifikasi IMT yang dianggap cocok untuk orang Asia.
Berdasarkan distribusi lemak dalam tubuh, ada dua jenis penimbunan lemak.
Penimbunan lemak dibagian bawah tubuh disebut bentuk ginoid dan penimbunan
lemak di bagian perut disebut bentuk android lebih di kenal obesitas abdominal
Obesitas dapat terjadi pada setiap umur dan gambaran klinis obesitas pada
anak dapat bervariasi dari yang ringan sampai dengan yang berat sekali. Menurut
Soedibyo (2014), gejala klinis umum pada anak yang menderita obesitas adalah
sebagai berikut.
b) Jaringan lemak bawah kulit menebal sehingga tebal lipatan kulit lebih
d) Bentuk pipi lebih tembem, hidung dan mulut tampak relatif lebih kecil,
13
g) Kelamin luar pada anak wanita tidak jelas ada kelainan, akan tetapi pada
i) Lingkar lengan atas dan paha lebih besar dari normal, tangan relatif lebih
k) Pada kegemukan yang berat mungkin terjadi gangguan jantung dan paru
6. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
lemak
konsumsi makanan cepat saji (fast food), rendahnya aktivitas fisik, faktor genetik,
pengaruh iklan, faktor psikologis, status sosial ekonomi, program diet, usia, dan
14
keseimbangan energi dan berujung pada kejadian obesitas (Kurdanti et al., 2015).
Terdapat faktor lain yang mempengaruhi timbulnya obesitas yaitu faktor perilaku
dan sosial seperti sarapan yang tertunda, kurang tidur, lingkungan keluarga.
(Mann & Truswell, 2013) Pada dasarnya obesitas terjadi karena energi yang didapat
lewat makanan melebihi energi yang dikeluarkan anak. Ketidakseimbangan ini didapat
dari berlebihnya energi yang diperoleh dan atau berkurangnya energi yang dikeluarkan
untuk metabolisme tubuh, aktivitas fisik. Terjadinya obesitas melibatkan beberapa factor:
a) Faktor Genetik
berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang
b) Obat-obatan
c) Aktivitas fisik
orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit energi. Seseorang yang
15
d) Cara Pengukuran Obesitas
unsur kesehatan. Oleh karena itu IMT cocok diterapkan bagi orang-orang
Tabel 3
KATEGORI IMT
16
Pada usia remaja usia 5-18 tahun yang sering dilakukan untuk menyatakan
indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) tersebut adalah dengan Z-Score dengan
rumus: Z-score :
Dan status gizi dikelompokkan menjadi 4 kategori, dapat dilihat pada Tabel 4 :
Tabel 4
Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Indeks IMT/U Anak dan Remaja Umur
5-18 Tahun
INDEKS KATEGORI Z-score
2) Standar Brocca
sebagai berikut :
Apabila berat badan melebihi 15% dari berat badan normal (TB-
2013 rumus Brocca sebenarnya lebih cocok diterapkan untuk remaja dan
usia dewasa muda. Jika diterapkan pada usia yang lebih tua sering kurang
karena banyak faktor lain yang perlu diperhitungkan selain tinggi dan berat
badan saja.
17
B. Konsep Dasar Pola Makan
Pola makan pada remaja yang berlebih dapat menjadi faktor terjadinya
untuk menjaga berat badan perlu adanya keseimbangan antara energi yang masuk
dengan energi yang keluar. Pola makan yang tidak baik dapat menyebabkan
terjadinya obesitas. Pola makan dapat di nilai secara langsung dari kualitas dan
kuantitas hidangan makanan (Ebni Dewita, 2017). Pada remaja kejadian obesitas
merupakan masalah yang serius, obesitas pada remaja umumnya terjadi karena
pola makan yang tidak teratur.Banyaknya tawaran menu serba instan yang bisa
dikonsumsi kapan saja dan hanya membutuhkan waktu sangat singkat untuk
Obesitas terjadi jika seseorang mengonsumsi kalori melebihi jumlah kalori yang
hidup dan aktivitas fisik, namun untuk menjaga berat badan perlu adanya
Keseimbangan energi yang terjadi dapat mengarah pada kelebihan berat badan
18
iklan makanan di berbagai media. Terutama televisi swasta yang pengaruhnya
Secara umum pola makan memiliki 3 (tiga) komponen yang terdiri dari:
a) Jenis makan
b) Frekuensi makan
melakukan aktivitas makan entah itu pagi hari, siang hari, malam hari
c) Jumlah makan
setiap individu ataupun kelompok. Jumlah dan jenis makanan sehari hari
19
yang mengandung asupan gizi. Frekuensi makan yang baik ialah tiga kali
sehari dengan makanan selingan pada pagi ataupun siang hari, apabila
Apabila individu memiliki berat badan berlebih maka porsi makan sehat
Pola makanan ialah cara untuk mengatur jumlah porsi ataupun jenis
makanan yang dikonsumsi setiap hari yang mengandung zat gizi seperti
karbohidrat, lemak, mineral, protein, vitamin, kadar air ataupun zat gizi lainnya.
Pola makan seimbang merupakan susunan porsi makanan yang mengandung gizi
yang seimbang dalam tubuh, selain itu mengandung dua zat yaitu zat pengatur dan
kandungan serta asupan gizi pada makanan pokok, lauk nabati, sayur dan buah-
memenuhi kebutuhan atau asupan isi yang sesuai dengan Pedoman Umum Gizi
Seimbang (PUGS). Zat pembangun pada makanan berasal dari lauk nabati seperti
tahu, tempe, dan kacang-kacangan. Sedangkan dari protein hewani ialah telur,
20
ayam, ikan, daging, susu dan lain sebagainya. Zat pembangun tersebut memiliki
Sedangkan untuk zat pengatur pada makanan berasal dari sayur sayuran dan buah
buahan yang banyak mengandung vitamin ataupun mineral dan berfungsi untuk
individu. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya pola makan
(Sulistyoningsih, 2014).
a) Faktor Ekonomi
peluang terhadap daya beli pangan dengan kualitas maupun kuantitas nya
aspek gizi sehingga terdapat penurunan daya beli dengan kurangnya pola
b) Lingkungan
(Sulistyoningsih, 2014).
21
c) Kebiasaan Makan
pada setiap individu yang memiliki cara makan dalam bentuk, jumlah
makan, jenis makan ataupun frekuensi makan yang berbeda beda setiap
harinya (PGS, 2018). Kebiasaan sarapan pagi merupakan salah satu hal
makanan atau pola makan berperan penting dalam pertembuhan dan perkembangan
fisik anak.” Pola makan terkait dengan pemilihan jajanan dapat mempengaruhi
kualitas gizi anak. Kebiasaan baik yang dapat orang tua lakukan ialah
membudayakan sarapan pagi. Dampak positif sarapan dapat memenuhi asupan gizi
yang dibutuhkan anak per harinya. Anak yang tidak sarapan akan berisiko
Selain hal tersebut diatas, pola makan tidak teratur juga berdampak pada
keadaan mental anak. Makanan yang dikonsumsi akan berbanding berbanding lurus
sehat ia mampu menguasai tingkat emosional mereka sebanyak 58%. Hal ini dapat
sel saraf yang berperan aktif dalam mengatur kemarahan, suasana hati bahkan nafsu
22
makan seseorang ((Hariawan et al., 2019). Sedangkan jika seseorang tidak memiliki
pola makan yang sehat otomatis mereka akan kesulitan dalam menguasai emosi
mereka.
yang di kutip dari penelitian yang dilakukan oleh (Ryan et al., 2013) yang berjudul
“Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Obesitas Pada Remaja Di
SMA Negeri 5 Pekanbaru”. Dan tujuannya untuk mengetahui apakah sampel ada
hubungan pola makan atau tidak menggunakan lembar kuisioner untuk kejadian
gambaran konsumsi energi dan zat gizi lainnya dalam bentuk frekuinsi konsumsi
seseorang.
23
C. Kerangka Teori
1. Faktor Ekonomi
1. Faktor Ginetik
2. Faktor Lingkungan
2. Faktor Obat – obatan
3. Faktor Kebiasaan makan
3. Faktor Aktifita fisik
penelitian apakah ada atau tidaknya hubungan pola makan terhadap obesitas pada
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan turunan dari kerangka teori yang telah disusun
hubungan antara berbagai variabel, yang dirumuskan oleh peneliti setelah membaca
berbagai teori yang ada dan kemudian menyusun teorinya sendiri yang
kerangka konsep penelitian yaitu kerangka hubungan antara konsep – konsep yang
diukur atau diamati melalui penelitian yang dilakukan. Diagram dalam kerangka
Kerangka yang baik dapat memberikan informasi yang jelas kepada peneliti dalam
Variabel Independen
Pola Makan
Variabel Devendent
Obesitas
Remaja
25
26
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
Skema 3.1 : Kerangka Konsep Penelitian Hubungan pola makan dengan kejadian
B. Disain Penelitian
informasi mengenai status yang berhubungan mengenai suatu gejala yang ada,
yaitu gejala yang menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
C. Hipotesis Penelitian
penelitian. Biasanya hipotesis ini di rumuskan dalam bentuk hubungan antara dua
2. Hipotesis Alternatif Ha :
menyatakan adanya suatu hubungan, pengaruh dan perbedaan dari dua variabel
a) Definisi Operasional
ukuran dBalam penelitian ini, Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana
variable, skala pengukuran dan defenisi operasional penelitian dalam bentuk tabel
Tabel.3.2
Definisi Oprasional hubungan pola makan dengan kejadian obesitas pada remaja
Selalu=1
Sering= 2
Kadang-
kadanf= 3
Tidak pernah=
4
Kategori:
T>50 = pola
,akan
teratur, T<50 =
pola makan
tidak
teratur (
Azwar,
2011)
2. Devendent : Penumpukan Kategori : Observasi Nominal
Obesita pada lemak yang 1.Obesitas ,timbangan
remaja
berlebihan IMT > berat bb
ataupun 30,0 dan
abnormal yang 2. Tidak pengukur
dapat obesitas tinggi
mengganggu IMT < 30 badan
Kesehatan (Depkes
Obesitas 2010)
1. Populasi
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan populasi objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi yang diteliti. Teknik pengambilan
didefinisikan, dimana setiap elemen memiliki peluang yang sama untuk terpilih
sebagai sampel. Dalam penelitian ini, Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu simple random
yang setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi
sebagai sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh remaja
N
n =
1+N(d)2
30
Keterangan :
N : Jumlah Populasi
n : Jumlah Sempel
berikut :
N
n =
1+N(d)2
210
n =
1+210(0,05)2
210
n =
1,525
kriteria eksklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi
oleh setip anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel, (Notoatmodjo,
2012:125).
G. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Bueleng yang
Buleleng, Bali.
31
H. Waktu Penelitian
I. Etika Penelitian
responden, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode. Informasi yang telah
3. Confidentiality ( Kerahasiaan )
subyek peneliti dijamin oleh peneliti hanya kelompok satu tertentu yang
4. Sukarela
Peneliti bersifat sukarela dan tidak ada unsur paksaan atau tekanan secara
5. Keadilan (Justice),
tidak bertanggung jawab atas perlakuan yang kurang adil ini. Tidak
(Suryanto, 2020).
Instrumen atau alat pengumpulan data adalah alat-alat yang akan digunakan
untuk pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
disusun oleh peneliti dimana responden tinggal memberikan jawaban atau tanda-
tanda tertentu (Notoadmodjo, 2012). Dimana dalam kusioner yang dibuat ada dua
kategori yaitu :
1. Identitas Responden
di kutip dari (Ryan et al., 2013) yang berjudul “Hubungan Pola Makan Dan
Dengan kreteria hasil jika T>50= pola, akan teratur, T<50= pola makan tidak
teratur (Azwar,2011).
merupakan daftar pertanyaan yang sudah disusun oleh peneliti dimana responden
Prosedur pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai beriukut
1. Tahap Persiapan
34
penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
L. Pengolahan Data
program komputer yang sering digunakan yaitu Statistical Product and Service
Solution (SPSS). Tahap pengolahan suatu data dilakukan agar suatu analisis dalam
suatu penelitian menghasilkan informasi yang benar-benar akurat dan juga tepat.
35
Terdapat empat tahapan dalam pengolahan suatu data yaitu editing, coding,
a). Editing
b). Coding
Merupakan mengubah data bentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau
bilangan. Coding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan
c). Processing
kuesioner yang telah diisi oleh responden dan telah mengalami pengkodean
d). Cleaning
Tahap cleaning yaitu dimana hasil yang sudah dimasukkan ke dalam suatu
M. Analisis Data
Analisis data penelitian adalah suatu tahapan penelitian yang sangat penting
untuk dilakukan dan dilalui oleh seorang peneliti. Jenis analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu merupakan analisis univariat dan juga
bivariat.
36
1. Analisis Univaria
dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian yang pada umumnya
dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi atau presentase dari tiap
2017)..
2. Analisis Bivariat
bivariate dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara variabel bebas dan
yaitu adanya hubungan pola makan dengan kejadian obesitas pada remaja di
adanya hubungan antara dua variabel digunakan Chi Square karena variabel
dependen dalam penelitian ini berskala ordinal jika didapat nilai p value ≤ α
(0,05) maka (Ha) diterima yang berarti ada hubungan antara pola makan
37
dengan kejadian obesitas pada remaja, Bila p value>α (0,05) maka Ha ditolak
yang berarti tidak ada hubungan antara pola makan dengan kejadian obesitas
pada remaja.alasan saya menggunakan uji chi square karena salah satu jenis
uji komparatif non parametris yang dilakukan pada dua variabel, di mana
skala data kedua variabel adalah nominal. (Apabila dari 2 variabel, ada 1
Achmad Ali Fikri, Syamsul Arifin, M. F. F. (2022). No Titleהכי קשה לראות את מה
2, הארץ. (שבאמת לנגד העינים8.5.2017), 2005–2003.
Ayu Afrilia, D., & A, S. F. (2018). Hubungan Pola Makan Dan Aktifitas Fisik
Terhadap Status Gizi Di Siswa Smp Al-Azhar Pontianak. Pontianak
Nutrition Journal (PNJ), 1(1), 10. https://doi.org/10.30602/pnj.v1i1.277
Evan, Wiyono, J., & Candrawati, E. (2017). Hubungan Antara Pola Makan
Dengan Kejadian Obesitas Pada Mahasiswa Di Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang. Nursing News, 2, 708–717.
Fatimah, N. A., Widyastuti, Y., & Estiwidani, D. (2020). Gambaran Kejadian
Kurang Energi Kronis Pada Siswi Kelas Xdi Smk N 1 Tepus Gunungkidul
Tahun 2019. Eprints.Poltekkesjogja.Ac.Id, 7–11.
Hariawan, H., Fathoni, A., & Purnamawati, D. (2019). Hubungan Gaya Hidup
(Pola Makan dan Aktivitas Fisik) Dengan Kejadian Diabetes Melitus di
Rumah Sakit Umum Provinsi NTB. Jurnal Keperawatan Terpadu
(Integrated Nursing Journal), 1(1), 1. https://doi.org/10.32807/jkt.v1i1.16
Kurniawati, Y., Fakhriadi, R., & Yulidasari, F. (2016). Hubungan Antara Pola
Makan, Asupan Energi, Aktifitas Fisik, dan Durasi Tidur Dengan Kejadian
Obesitas Pada Polisi. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia,
3(3), 112–117.
Marinkovic, B. A., Ari, M., de Avillez, R. R., Rizzo, F., Ferreira, F. F., Miller, K.
J., Johnson, M. B., & White, M. A. (2009). 2 3 12. Chemistry of Materials,
21, 2886–2894.
Miko, A., & Pratiwi, M. (2017). Hubungan Pola Makan dan Aktivitas Fisik
Dengan Kejadian Obesitas Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh
( Relationship to Eating Pattern and Physical Activity with Obesity in Health
Polytechnic Student Ministry of Health in Aceh). Hubungan Pola Makan
Dan Aktifitas Fisik ... 1 AcTion Journal, 2(1), 1–5.
Restuastuti, T., Jihadi, M., & Ernalia, Y. (2016a). Hubungan Antara Aktivitas
Fisik dan Pola Makan dengan Kejadian Obesitas Pada Remaja Di SMA
Pekanbaru. Kesehatan Masyarakat, 3(I), 1–20. jurnalpsik.unitri@gmail.com
Restuastuti, T., Jihadi, M., & Ernalia, Y. (2016b). Hubungan Pola Makan dan
Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada remaja di SMA Negeri 5 Pekanbaru.
Jom FK, 3(I), 1–20.
Rihiantoro, T., & Widodo, M. (2018). Hubungan Pola Makan dan Aktivitas Fisik
dengan Kejadian Hipertensi di Kabupaten Tulang Bawang. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Sai Betik, 13(2), 159. https://doi.org/10.26630/jkep.v13i2.924
Ritan, A. F. G., Murdhiono, W. R., & Syafitri, E. N. (2018). Hubungan body
image dengan pola makan dan aktivitas fisik pada mahasiswa obesitas di
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta. Ilmu Gizi
Indonesia, 2(1), 25. https://doi.org/10.35842/ilgi.v2i1.85
Ryan, Cooper, & Tauer. (2013). HUBUNGAN POLA MAKAN DAN
AKTIVITAS FISIK TERHADAP OBESITAS PADA REMAJA DI SMA
NEGERI 5 PEKANBARU. Paper Knowledge . Toward a Media History of
Documents, 12–26.
Skripsi Karin Bismillah (fix)(1). (n.d.).
Suryanto, D. (2005). Etika Penelitian. Berkala Arkeologi, 25(1), 17–22.
https://doi.org/10.30883/jba.v25i1.906
Waryana. (2013). Makalah Asupan Makan. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Yan, J., Li, Y., & Wu, Z. (2006). Orbital cavernous hemangioma with bone
erosion. Graefe’s Archive for Clinical and Experimental Ophthalmology,
244(11), 1534–1535. https://doi.org/10.1007/s00417-005-0188-z
LAMPIRAN
Oktober 2022 Desember 2022 Januari 2023 Februari 2023 Maret 2023 April 2023 Mei 2023 Juni 2023 Juli 2023
Kegiatan Penyusunan Skripsi
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Pembagian Pembimbing
Proses Pengajuan Judul
Proses Bimbingan Proposal
UJIAN PROPOSAL
Proses Perbaikan Proposal
Proses Penelitian
Proses Bimbingan hasil dan pembahasan
UJIAN SKRIPSI
Proses Perbaikan Skripsi
Proses Pengumpulan Hard & Soft Copy
Skripsi
Pengumpulan Nilai Mata Kuliah
SKRIPSI
tulisan atau pemikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau
tugas akhir ini adalah jiplak maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.
INSTITUSI TERAKREDITASI B
Program Studi : S1 Keperawatan, S1 Kebidanan, S1 Farmasi, D3 Kebidanan, Profesi
Ners dan Profesi Bidan
Office : Kampus I Jln. Raya Air Sanih Km. 11 Bungkulan Singaraja – Bali
Kampus II Jln. Raya Air Sanih Km 3 Kubutambahan, Singaraja – Bali
Hp : 081939337102 (WA) Web : stikesbuleleng.ac.id Email stikesbuleleng@gmail.com
NIDN : 4014087103
Dengan ini menyatakan ketersediaan sebagai Pembimbing Utama Proposal bagi mahasiswa
dibawah ini :
Nama : I Komang Ari Putra Mahendra
NIM :19089014007
Jurusan : S1 Keperawatan
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
NIDN : 0809049201
NIM 19089014007
Jurusan : S1 Keperawatan
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
KepadaYth,
Bapak/Ibu/Saudara/Calon Responden
Di –
Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangandibawah ini adalahmahasiswa Program Studi
S1 Ilmu Keperawatan STIKes Buleleng
Nama : I Komang Ari Putra Mahendra
NIM : 19089014007
Sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan di wilayah kerja
RSU Daerah Buleleng “Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas Pada
tersebut, maka peneliti mohon bantuan agar klien bersedia untuk dijadikan
sampel penelitian.
Singaraja,
Yang Membuat Pernyataan
Buleleng” .
pada penelitian ini saya mengerti bahwa saya berhak menolak untuk
berperan serta dalam penelitian ini atau mengundurkan diri dari penelitian
setiap saat tanpa adanya sangsi atau kehilangan hak – hak saya.
ini atau mengenai peran serta saya dalam penelitian ini dan dijwab serta
dijelaskan secara memuaskan. Saya secara suka rela dan sadar bersedia
Singaraja, 2023
Peneliti Responden
Petunjuk Pengisian :
b) Berilah tanda (√) pada salah satu jawaban yang menurut anda benar
Keterangan :
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-kadang
TP : Tidak pernah
DAFTAR PERNYATAAN
(Skripsi Karin Bismillah (Fix)(1), n.d.)
NO Pernyataan SL SR KD TP
1. Saya mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari
2. Saya mengkonsumsi lauk hewani seperti :
daging ayam,daging kambing, daging sapi
setiap hari
3. Saya mengkonsumsi lauk nabati seperti : tahu,
tempe setiap hari
4. Saya membeli jajanan seperti snack, mie instan
disekolah
5. Saya mengkonsumsi air putih sebanyak 2,5
liter setiap hari
6. Saya makan pagi ,siang, malam secara teratu
7. Saya membawa bekal makan siang dari rumah
untuk di makan disekolah
8. Saya makan lebih 3x sehari
9. Saya mengkonsumsi susu 1x sehari
10. Saya makan 1 piring nasi dan lauk setiap
harinya
11. Jika saya banyak aktifitas makan saya
bertambah
12. Saya mengkonsumsi makanan berlemak dalam
sehari misalnya makanan yang bersantan
13. Saya mengonsumsi susu setiap hari
14. Menu sarapan saya di dominasi oleh karbohidrat
15. Pola makan (sarapan,makan sian,makan malam)
saya berjalan dengan teratur
16. Saya mengkonsumsi suplemen atau vitamin di
pagi hari
17. Saya slalu sarapan pagi sebelum jam 07.00 pagi
18. Sarapan pagi saya berpengaruh pada aktivitas di
pagi hari
19. Saya merasa lemas jika tidak sarapan pagi
20 Saya selalu sarapan pagi sebelum melakukan
aktivitas
Lampiran 9. Lembar Uji Validitas
Correlation
p8 Pearson Correlation .354 .315 .176 .177 .465 .335 .791** 1 .707* .791** .707* .696* .640*
Sig. (2-tailed) .316 .376 .627 .625 .176 .344 .006 .022 .006 .022 .025 .046
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
p9 Pearson Correlation .500 .371 .083 .333 .439 .395 .745* .707* 1 .745* .556 .853** .674*
Sig. (2-tailed) .141 .291 .820 .347 .205 .259 .013 .022 .013 .095 .002 .033
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
p10 Pearson Correlation .419 .348 .250 .419 .417 .344 .844** .791** .745* 1 .745* .836** .714*
Sig. (2-tailed) .228 .324 .486 .228 .231 .330 .002 .006 .013 .013 .003 .020
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
p11 Pearson Correlation .500 .519 .414 .500 .585 .553 .745* .707* .556 .745* 1 .591 .745*
Sig. (2-tailed) .141 .124 .234 .141 .076 .097 .013 .022 .095 .013 .072 .013
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
p12 Pearson Correlation .492 .587 .264 .492 .570 .457 .836** .696* .853** .836** .591 1 .786**
Sig. (2-tailed) .148 .074 .461 .148 .085 .184 .003 .025 .002 .003 .072 .007
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Jumlah Pearson Correlation .878** .864** .754* .852** .922** .858** .922** .640* .674* .714* .745* .786** 1
Sig. (2-tailed) .001 .001 .012 .002 .000 .001 .000 .046 .033 .020 .013 .007
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Reliability
N %
Cases Valid 10 100.0
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on
all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.948 12
Lampiran 10. Lembar Observasi Obesitas
KEJADIAN OBESITSS