Anda di halaman 1dari 67

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA

REMAJA DI WILAYAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BULELENG

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH :

I Komang Ari Putra Mahendra

NIM. 19089014007

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2022
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS

PADA REMAJA DI WILAYAH RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH BULELENG

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Keperawatan

OLEH :

I Komang Ari Putra Mahendra

NIM. 19089014007

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2022
iii
iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha

Esa atas berkat rahmat-NYA kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

proposal ini yang berjudul “Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas

Pada Remaja Di Wilayah Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng” ini dapat

tersusun dengan baik tanpa adanya hambatan. Tidak lupa juga, penulis

mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan proposal ini. Ucapan terimakasih diberikan yakni

kepada:

1. Dr. Ns. I Made Sundayana, S.Kep.,MSi, selaku Ketua STIKes Buleleng

atas segala fasilitas yang diberikan peneliti dalam menempuh perkuliahan.

2. Ns. Putu Indah Sintya Dewi, S.Kep.,MSi.,M.Kes, selaku Ketua Program

Studi Ilmu Keperawatan STIKes Buleleng.

3. Drs. I Ketut Pasek, MM, sebagai waka IV di STIKes Buleleng

4. Ns. I Dewa Putu Gede Putra Yasa, S.Kep,.M.Kep.,Sp.MB. selaku

Pembimbing utama yang telah memberikan arahan dan bimbingannya

dalam menyusun proposal ini sehingga penulis dapat menyelesaikannya

tepat waktu.

5. Ns. Gede Ivan Kresnayana, S.Kep.,M.Kes.,selaku Pembimbing

Pendamping yang telah memberikan arahan dan bimbingannya dalam

menyusun proposal ini sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan

tepat waktu.

ix
6. Ns. Gd Budi Widiarta., S.Kep., M.Kep selaku penguji utama yang telah

memberikan masukan dan saran, sehingga dapat menyelesaikan proposal

ini dengan tepat waktu.

7. Kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan, Ayah

(Putu swantika), dan Ibu (Ni Kade Murnu), beserta saudara yang telah

memberikan semangat dan doa yang tulus kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan proposal ini dengan tepat waktu.

Semua pihak yang membantu dalam penyusunan proposal ini yang tidak

bisa penulis sebutkan satu-persatu. Penulis menyadari bahwa penyusunan

proposal ini masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan

maupun pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran

dan kritik yang membangun dari pembaca demi menyempurnakan proposal ini.

Singaraja, 24 Januari 2023

I Komang Ari Putra Mahendra

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

DAFTAR SKEMA .............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 7

1. Tujuan Umum ................................................................................ 7

2. Tujuan Khusus ............................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 7

1. Manfaat Teoritis ....................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 9

ix
A. KONSEP TEORI................................................................................................... 9

1. Konsep Dasar Obesitas ...................................................................... 9

2. Konsep Pola Makan ......................................................................... 18

B. KERANGKA KONSEP TEORI ......................................................................... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 25

A. Kerangka Konsep .................................................................................... 25

B. Desain Penelitian ..................................................................................... 26

C. Hipotesis Penelitian................................................................................. 26

D. Definisi Operasional................................................................................ 27

E. Populasi dan Sampel ............................................................................... 28

F. Teknik Sampling ............................................................................................ 29

G. Tempat Penelitian .............................................................................................. 30

H. Waktu Penelitian ................................................................................................ 31

I. Etika Penelitian .................................................................................................. 31

J. Alat Pengumpulan Data ..................................................................................... 32

K. Prosedur Pengumpulan Data .............................................................................. 33

L. Pengolahan Data ................................................................................................ 34

M. Analisa Data ....................................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 38

ix
DAFTAR TABEL

Table 2 : Kelarifikasi Obesitas ......................................................................... 12


Table 3 : Batas Ambang Indeks Massa Tubuh (IMT) ...................................... 16

Tabel 4 : Klarifikasi Status Gizi Berdasarkan Indeks IMT/U Anak umur anak dan
remaja umur 5-8 Tahun ..................................................................... 17

Tabel 3.2 : Definisi Oprasional Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas
Pada Remaja Di Wilayah Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng ... 27

ix
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 : Krangka Teori Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas Pada

Remaja Di Wilayah Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng ............24

Skema 2.2: Krangka konsep Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas

Pada Remaja Di Wilayah Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng ...25

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Proposal Dan Skripsi

Lampiran 2. Pernyataan Keaslian Tulisan

Lampiran 3. Lembar Kesediaan Menjadi Pembimbing

Lampiran 4. Surat Izin Studi Pendahuluan

Lampiran 5. Surat Balasan Izin StudiPendahuluan

Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 7. Surat Persetujuan Responden

Lampiran 8. Lembar Kuesioner Pola Makan

Lampiran 9. Lembar Uji Validasi

Lampiran 10. Lembar Observasi Obesitas

Lampiran 11. Lembar Konsultasi Pembimbing

Lampiran 1 2. Rencana Anggaran

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan suatu transisi dari kehidupan anak-nak menuju

dewasa. emaja pada umumnya mengalami pergolakan hidup yang diakibatkan oleh

berbagai macam perubahan, baik itu fisik, psikis, maupun sosial (Miko & Pratiwi,

2017). Menurut Hurlock (Yan et al., 2006). masa remaja ini merupakan fase

seseorang banyak menemukan hal baru dan serba ingin tahu segala hal. Salah satu

periode dalam rentang kehidupan individu adalah masa remaja. Fase ini merupakan

segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan

merupakan masa transisi yang dapat diarahkan pada perkembangan masa dewasa

yang sehat menurut Konopka (Marinkovic et al., 2009).

Masa remaja atau adolescence berasal dari bahasa latin adolescere yang

berarti tumbuh menjadi dewasa. Apabila diartikan dalam konteks yang lebih luas,

sehingga mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik menurut Piaget

(Evan et al., 2017).Pergaulan mulai meluas sehingga banyak bertemu

orang lain dengan berbagai kepribadian dan penampilan. Remaja memiliki

perhatian besar pada penampilan, salah satunya adalah bentuk tubuh.

Menurut Putri (Evan et al., 2017) mengemukakan bahwa perubahan fisik pada

remaja merupakan permasalahan yang paling kelihatan menonjol dan merupakan

salah satus umber utama permasalahan remaja. Salah satu perubahan fisik seperti

berat badan dan penampilan diri seperti citra tubuh

1
2

merupakan masalah yang paling sering dibahas dalam remaja Masa remaja

ini menjadi suatu masa ketika seseorang memiliki rasa ingin tahu yag sangat besar

terhadap sesuatu hal yang baru. Remaja menurut Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana rentang usia remaja yaitu 10-24 tahun dan belum menikah.

Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

Berbagai perubahan terjadi pada remaja baik itu perubahan fisik maupun psikis

menuntut remaja untuk bisa menyesuaikan diri. Pada masa remaja terjadi proses

perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan

perkembangan psikologis, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan

orang tua dan cita-cita serta lingkungan mereka, dimana pembentukan cita-cita

merupakan proses pembentukan orientasi masa depan (Ritan et al., 2018)

Berdasarkan data dari World health Organisation (WHO) obesitas

merupakan risiko bagi kematian global terkemuka. Sekitar 3,4 juta orang

dewasa meninggal setiap tahun sebagai akibat dari kelebihan berat badan atau

obesitas. Pada tahun 2008 lebih dari 1,4 miliar orang dewasa mengalami

obesitas. Dari jumlah tersebut 200 juta orang laki – laki dan hampir 300 juta

orang Wanita mengalami obesitas (WHO,2014). Menurut data Riskesdas tahun

2013 menunjukkan bahwa, prevalensi gizi lebih secara nasional pada remaja umur

13-15 tahun di Indonesia sebesar 10,8%, terdiri dari 8,3% gemuk dan 2,5% sangat

gemuk atau obesitas. Prevalensi gizi lebih pada remaja umur 16-18 tahun

mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2007 sebesar 1,4% menjadi

7,3% pada tahun 2013.


3

Berdasarkan data Riskesdas Bali (2013) prevalensi remaja umur 13–15

tahun yang gemuk adalah sebesar 9,7% sedangkan yang mengalami obesitas adalah

sebesar 4,2% (Riskesdas Bali, 2013). Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi

(PSG) (2017), prevalensi remaja umur 12 -18 tahun di Indonesia yang

mengalami kegemukan sebesar 15,1% sedangkan yang mengalami obesitas adalah

sebesar 4,3%. Prevalensi remaja umur 12 -18 tahun di Provinsi Bali yang

mengalami kegemukan adalah sebesar 19,7% sedangkan yang mengalami obesitas

yaitu sebesar 6,7% (PSG, 2017). Untuk wilayah Kabupaten Buleleng khususnya di

wilayah Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng, kasus penderita obesitas yang

mendapatkan pelayanan kesehatan menurut data 3 bulan terakhir dari Rumah Sakit

Umum Daerah Buleleng dengan jumlah kasus penderita obesitas yaitu sebanyak <

75 kasus.

Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktor, terjadi akibat akumulasi

jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat mengganggu kesehatan. Apabila

seseorang mengalami bertambah berat badannya maka ukuran sel lemak akan

bertambah besar dan kemudian jumlahnya bertambah banyak, Obesitas merupakan

suatu keadaan yang menunjukan ketidak seimbangan antara tinggi badan dan berat

badan akibat jaringan lemak yang berlebihan dari dalam tubuh sehingga terjadi

berat badan yang melampaui ukuran yang ideal. (Ayu Afrilia & A, 2018). Masalah

gizi pada remaja muncul dikarenakan perilaku yang salah, salah satunya adalah

ketidak seimbangan antara asupan makanan yang masuk dengan kecukupan asupan

makanan yang dianjurkan. Masalah gizi yang terjadi pada remaja seperti gizi lebih

dan gizi kurang (Rihiantoro & Widodo, 2018)


4

Obesitas adalah suatu kondisi dimana terjadinya penimbunan lemak yang

berlebihan atau abnormal pada jaringan adiposa yang dapat mengganggu kesehatan.

Obesitas juga sering disebut dengan berat badan berlebih dan kelebihannya tidak

normal lagi sehingga akan berdampak pada kesehatan. Kejadian obesitas

merupakan faktor resiko utama untuk timbulnya berbagai macam penyakit

degenerative seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung koroner,

gangguan pernafasan serta penyakit lainnya.

Obesitas terjadi akibat adanya penimbunan lemak yang berlebihan dari

kebutuhan yang diperlukan fungsi normal tubuh. Obesitas seharusnya mendapatkan

perhatian serius karena obesitas merupakan salah satu faktor yang dapat

menyebabkan berbagai penyakit tidak menular seperti stroke, kanker, diabetes

mellitus, penyakit kardiovaskular serta penyakit tidak menular lainnya. Obesitas

dapat dialami berbagai golongan umur baik itu laki-laki maupun

perempuan, akan tetapi remaja merupakan kelompok yang paling rentan terjadinya

obesitas. Usia remaja (13-18 tahun) merupakan periode yang sangat rentan gizi

karena disebabkan berbagai faktor, yaitu remaja memerlukan zat gizi yang tinggi

untuk pertumbuhan fisiknya akan tetapi pada saat ini terjadi perubahan gaya hidup

dan kebiasaan makan. Sehingga hal ini apabila tidak diseimbangkan anatara asupan

makanan dengan aktifitas fisik maka akan berdampak kepada kejadian gizi

lebih.Apalagi obesitas yang terjadi pada anak, dapat menyebabkan menurunnya

kualitas hidup anak tersebut seperti gangguan tidur hingga ke gangguan pernafasan.
5

Pola makan pada remaja yang berlebih dapat menjadi faktor terjadinya

obesitas. Tubuh memerlukan asupan kalori untuk kelangsungan hidup, namun

untuk menjaga berat badan perlu adanya keseimbangan antara energi yang

masuk dengan energi yang keluar. Pola makan yang tidak baik dapat

menyebabkan kelebihan asupan energi disimpan dalam bentuk lemak dan

mengakibatkan terjadinya obesitas. Pola makan dapat di nilai secara langsung

dari kualitas dan kuantitas hidangan makanan (Restuastuti et al., 2016a).

Pada remaja kejadian obesitas merupakan masalah yang serius, obesitas

pada remaja umumnya terjadi karena pola makan yang tidak teratur.

Banyaknya tawaran menu serba instan yang bisa dikonsumsi kapan saja dan

hanya membutuhkan waktu sangat singkat untuk mendapatkannya. Pola

makan yang serba mudah menjadi makanan kegemaran remaja, sehingga

mengakibatkan kegemukan atau bahkan dapat mencapai tingkat obesitas

tertinggi (Waryana, 2013).

Pola makan yang berlebih dapat menjadi faktor terjadinya obesitas. Obesitas

terjadi jika seseorang mengonsumsi kalori melebihi jumlah kalori yang dibakar.

Pada hakikatnya, tubuh memerlukan asupan kalori untuk kelangsungan hidup dan

aktivitas fisik, namun untuk menjaga berat badan perlu adanya keseimbangan

antara energi yang masuk dengan energi yang keluar. Keseimbangan energi yang

terjadi dapat mengarah pada kelebihan berat badan dan obesitas. Pola makan remaja

sekarang khususnya cenderung dipengaruhi iklan makanan di berbagai media.

Terutama televisi swasta yang pengaruhnya justru menggeser pola makan

tradisional (Hariawan et al., 2019).


6

Karena obesitas memiliki pengaruh yang cukup besar pada diri seorang

anak remaja, maka menjadi penting untuk mengidentifikasi faktor resiko yang

berhubungan dengan terjadinya obesitas. Ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi berat badan seorang anak. Menurut Kurdaningsih (2016), faktor

risiko obesitas pada anak adalah penurunan aktivitas fisik dan peningkatan

sedentary lifestyle yang dampaknya diperkuat oleh penghasilan keluarga dan

riwayat obesitas pada orang tua. Sementara Fatima (2018) menemukan lebih

banyak lagi faktor risiko dari obesitas seperti konsumsi fast food, minuman tinggi

gula, konsumsi makanan ringan, porsi sajian, level aktivitas fisik, faktor lingkungan

(seperti ketersedian sarana dan prasarana pendukung aktivitas fisik ataupun

keamanan lingkungan tinggal), faktor sosial- budaya, faktor keluarga, dan faktor

psikologi. 10 Penelitian oleh Omer T (2020) lebih menekankan pembagian faktor

risiko obesitas menjadi dua macam yaitu genetic dan ekstra genetik.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 31 Januari 2023 di

Wilayah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng, didapatkan data Remaja

menderita Obesitas sebanyak 75 orang. Berdasarkan hasil wawancara kepada

Remaja sebanyak 10 orang yang menderita Obesitas mereka mengatakan

Kurangnya Menjaga Pola makan dan Kurangnya Beraktivitas. Hal ini tentunya

harus memerlukan Perhatian dalam penanganan Secara Tepat. Jika obesitas pada

remaja tidak ditangani akan menimbulkan beberapa masalah yaitu, obesitas dapat

meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, hipertensi, hingga diabetes.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian ini

dan ingin melihat apakah ada atau tidaknya “Hubungan Pola Makan Dengan
7

Kejadian Obesitas Pada Remaja Di Wilayah Rumah Sakit Umum Daerah

Buleleng”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas Pada

Remaja Di Wilayah Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Memberikan pengetahuan mengenai Hubungan Pola Makan Dengan

Kejadian Obesitas Pada Remaja Di Wilayah Rumah Sakit Umum Daerah

Buleleng.

2. Tujuan Khusus

a) Mengidentifikasi kejadian obesitas pada remaja di wilayah Rumah Sakit

Umum Daerah Buleleng.

b) Mengidentifikasi pola makan remaja di wilayah Rumah Sakit Umum

Daerah Buleleng.

c) Menganalisis hubungan antara pola makan dengan kejadian obesitas

pada remaja di wilayah Rumah sakit Umum Daerah Buleleng.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a) Bagi Peneliti

Memperluas wawasan mahasiswa tentang hubungan pola makan

dengan kejadian obesitas pada remaja di wilayah Rumah Sakit Umum


8

Daerah Buleleng, serta menambah ilmu dan keterampilan mahasiswa

dalam menjaga pola makan yang baik agar kejadian obesitas tidak

meningkat.

b) Bagi Institusi Pendidikan

Bagi Institusi pendidikan, dapat digunakan sebagai referensi untuk

mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian obesitas pada remaja.

c) Bagi Masyarakat

Masyarakat dapat memperoleh pengetahuan mengenai pentingnya

menjaga pola makan agar bisa mencegah terjadinya obesitas pada

masyarakat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Obesitas

1. Definisi Obesitas

Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktor, terjadi akibat akumulasi

jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat mengganggu kesehatan. Apabila

seseorang mengalami bertambah berat badannya maka ukuran sel lemak akan

bertambah besar dan kemudian jumlahnya bertambah banyak, Obesitas merupakan

suatu keadaan yang menunjukan ketidak seimbangan antara tinggi badan dan berat

badan akibat jaringan lemak yang berlebihan dari dalam tubuh sehingga terjadi

berat badan yang melampaui ukuran yang ideal. (Kurniawati et al., 2016). Masalah

gizi pada remaja muncul dikarenakan perilaku yang salah, salah satunya adalah

ketidak seimbangan antara asupan makanan yang masuk dengan kecukupan asupan

makanan yang dianjurkan. Masalah gizi yang terjadi pada remaja seperti gizi lebih

dan gizi kurang (Restuastuti et al., 2016b)

Obesitas adalah suatu kondisi dimana terjadinya penimbunan lemak yang

berlebihan atau abnormal pada jaringan adiposa yang dapat mengganggu kesehatan.

Obesitas juga sering disebut dengan berat badan berlebih dan kelebihannya tidak

normal lagi sehingga akan berdampak pada kesehatan. Kejadian obesitas

merupakan faktor resiko utama untuk timbulnya berbagai macam penyakit

degenerative seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung koroner,

gangguan pernafasan serta penyakit lainnya.

9
2. Epidemiologi

Berdasarkan data dari World health Organisation (WHO) obesitas

merupakan risiko bagi kematian global terkemuka. Sekitar 3,4 juta orang

remaja meninggal setiap tahun sebagai akibat dari kelebihan berat badan atau

obesitas. Pada tahun 2013 lebih dari 1,4 miliar orang dewasa mengalami obesitas.

Dari jumlah tersebut 200 juta orang laki – laki dan hamper 300 juta orang Wanita

mengalami obesitas (WHO,2014). Menurut data Riskesdas tahun 2013

menunjukkan bahwa, prevalensi gizi lebih secara nasional pada remaja umur 13-15

tahun di Indonesia sebesar 10,8%, terdiri dari 8,3% gemuk dan 2,5% sangat gemuk

atau obesitas. Prevalensi gizi lebih pada remaja umur 16-18 tahun mengalami

peningkatan yang signifikan dari tahun 2007 sebesar 1,4% menjadi 7,3% pada

tahun 2013.

3. Patofisiologi

Obesitas merupakan suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak

berlebihan dalam tubuh. Obesitas diketahui salah satu factor risiko munculnya

berbagai penyakit jantung dan stroke. Penyakit-penyakit tersebut merupakan

penyebab kematian terbesar penduduk dunia terutama pada kelompok usia lanjut

(Sofa,2018). Obesitas adalah suatu keadaan ketidakseimbangan antara energi yang

masuk dengan energi keluar dalam jangka waktu yang lama banyaknya konsumsi

energi dari makanan yang dicerna melebihi energi yang digunakan untuk

metabolisme dan aktivitas sehari-hari. Kelebihan energi ini akan disimpan dalam

bentuk lemak dan jaringan lemak sehingga dapat berakibat pertambahan berat

badan. Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energi dan

10
lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena

kurangnya aktivitas fisik dan sedentary life style (Achmad Ali Fikri, Syamsul

Arifin, 2022)

Penyebaran lemak tubuh yang digunakan untuk melihat jenis-jenis

kegemukan (Wirakusuma,2013). Secara umum dikenal beberapa tipe

kegemukan berdasarkan karakteristik distribusi lemak, yaitu :

a) Tipe Gynoid (Bentuk Piri)

Tipe ini cenderung dimiliki kebanyakan wanita dimana lemak

disimpan disekitar pinggul dan bokong. Risiko terhadap penyakit pada

tipe Gynoid umumnya kecil, kecuali risiko terhadap penyakit arthritis

dan varises vena (Varicose Veins).

b) Tipe Android (Bentuk Apel)

Tipe Android (BentukApel) Tipe ini biasanya terdapat pada pria,

dimana lemak tertumpuk disekitar perut. Resiko kesehatan padah

ipogyeoid, karena sel lemak disekitar perut lebih siap melepaskan

lemaknya kedalam pembuluh darah di bandingkan dengan sel-sel lemak

di tempat lain. Lemak yang masuk ke pembuluh darah dapat

menyebabkan penyempitan arteri (Hipertensi), Diabetes, dan jenis

kangker payu darah, dan endometrium.

c) Tipe Ovid (Bentuk kota buah)

Ciri dari tipe ini adalah besar diseluruh bagian badan, tipe ovid

umumnya terdapat pada orang-orang yang gemuk secara genetik.

Faktor-faktor resiko terjadi kangker payu darah dapat di golongkan

11
menjadi dua yaitu faktor resiko yang tidak dapat di ubah dan factor

resiko yang dapat dirubah. Faktor yang tidak dapat diubah merupakan

sifat bawaan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker.

4. Klasifikasi Obesitas

Obesitas secara klinis dinyatakan dalam bentuk indeks massa tubuh (IMT)

>30 kg/m2. Wanita dikatakan obese bila lemak tubuhnya lebih dari 27% berat

badan, sedangkan laki-laki disebut obese bila lemak tubuhnya lebih 25% berat

badannya. Obesitas digolongkan menjadi tiga kelompok, selengkapnya dapat

dilihat pada tabel 2.

Tabel 2

Klasifikasi Obesitas

Klasifikasi Obesitas Indeks Massa Tubuh (IMT)

Kurus Berat <17,0

Ringan 17,0-18,0

Normal 18,5-25,0

Gemuk Ringan 25,1-27,0

Berat >27

Sumber : (WHO, 2014).

Ukuran yang digunakan untuk menentukan apakah seseorang menderita

overweight atau obesitas adalah berdasarkan berat badan dan tinggi badan, yaitu

menggunakan suatu indeks berdasarkan berat badan dalam kilogram dibagi tinggi

badan dalam meter pangkat dua, yang disebut indeks massa tubuh (IMT).WHO

12
(2014) telah membuat klasifikasi IMT yang dianggap cocok untuk orang Asia.

Berdasarkan distribusi lemak dalam tubuh, ada dua jenis penimbunan lemak.

Penimbunan lemak dibagian bawah tubuh disebut bentuk ginoid dan penimbunan

lemak di bagian perut disebut bentuk android lebih di kenal obesitas abdominal

atau obesitas sentral.

5. Manifestasi Klinis Obesitas

Obesitas dapat terjadi pada setiap umur dan gambaran klinis obesitas pada

anak dapat bervariasi dari yang ringan sampai dengan yang berat sekali. Menurut

Soedibyo (2014), gejala klinis umum pada anak yang menderita obesitas adalah

sebagai berikut.

a) Pertumbuhan berjalan dengan cepat / pesat disertai adanya ketidak

seimbangan antara peningkatan berat badan yang berlebihan

dibandingkan dengan tinggi badannya.

b) Jaringan lemak bawah kulit menebal sehingga tebal lipatan kulit lebih

daripada yang normal dan kulit nampak lebih kencang.

c) Kepala nampak relatif lebih kecil dibandingkan dengan tubuhnya atau

dibandingkan dengan dadanya (pada remaja)

d) Bentuk pipi lebih tembem, hidung dan mulut tampak relatif lebih kecil,

mungkin disertai dengan bentuk dagunya yang berganda (dagu ganda)

e) Pada dada terjadi pembesaran payudara yang dapat meresahkan bila

terjadi pada anak laki-laki

f) Perut membesar menyerupai bandul lonceng, dan kadang disertai garis-

garis putih atau ungu (striae)

13
g) Kelamin luar pada anak wanita tidak jelas ada kelainan, akan tetapi pada

anak laki-laki tampak relative kecil

h) Pubertas pada anak laki-laki terjadi lebih awal dan akibatnya

pertumbuhan kerangka lebih cepat berakhir sehingga tingginya pada masa

dewa sarelatif lebih pendek

i) Lingkar lengan atas dan paha lebih besar dari normal, tangan relatif lebih

kecil dan jari-jari bentuknya meruncing

j) Dapat terjadi gangguan psikologis berupa : gangguan emosi, sukar

bergaul, senang menyendiri dan sebagainya

k) Pada kegemukan yang berat mungkin terjadi gangguan jantung dan paru

yang disebut Sindroma Pickwickian dengan gejala sesak napas,

sianosis,pembesaran jantung dan kadang-kdang penurunan kesadaran

6. Pemeriksaan Penunjang

a) Pemeriksaan laboratorium

1) Pada pemeriksaan darah ditemukan adanya gangguan endokrin

2) Kemungkinan terjadinya gangguan metabolisme hidrat arang dan

lemak

3) Pada air seni (urine) ditemukan peningkatan pengeluaran zat tertentu

7. Faktor Penyebab Obesitas dan Cara Pengukuran Obesitas

Faktor penyebab obesitas pada remaja bersifat multifaktorial. Peningkatan

konsumsi makanan cepat saji (fast food), rendahnya aktivitas fisik, faktor genetik,

pengaruh iklan, faktor psikologis, status sosial ekonomi, program diet, usia, dan

jenis kelamin merupakan faktor-faktor yang berkontribusi pada perubahan

14
keseimbangan energi dan berujung pada kejadian obesitas (Kurdanti et al., 2015).

Terdapat faktor lain yang mempengaruhi timbulnya obesitas yaitu faktor perilaku

dan sosial seperti sarapan yang tertunda, kurang tidur, lingkungan keluarga.

(Mann & Truswell, 2013) Pada dasarnya obesitas terjadi karena energi yang didapat

lewat makanan melebihi energi yang dikeluarkan anak. Ketidakseimbangan ini didapat

dari berlebihnya energi yang diperoleh dan atau berkurangnya energi yang dikeluarkan

untuk metabolisme tubuh, aktivitas fisik. Terjadinya obesitas melibatkan beberapa factor:

a) Faktor Genetik

Faktor genetik Obesitas cenderung diturunkan, sehingga

diduga memiliki penyebab genetik anggota keluarga tidak hanya

berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang

bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk

memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian

terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan

pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.

b) Obat-obatan

Penggunaan obat-obatan tertentu (misalnya steroid dan beberapa

anti-depresi) bisa memicu penambahan berat badan

c) Aktivitas fisik

Kurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu penyebab utama

dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat. Orang-

orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit energi. Seseorang yang

cenderung mengonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan

aktivitas fisik yang seimbang akan mengalami obesitas.

15
d) Cara Pengukuran Obesitas

Kegemukan dapat diketahui dengan mengukur jumlah lemak

seluruh tubuh dengan menggunakan alat pengukur ketebalan lemak.

Secara sederhana kegemukan dapat dihitung dengan menghitung

Indeks Massa Tubuh (IMT).

1) Pengukuran dengan IMT

Pengukuran obesitas yang paling banyak dilakukan saat ini adalah

penilaian berat badan dengan menggunakan indeks massa tubuh (IMT).

Hal ini disebabkan penilaian menggunakan IMT telah memperhitungkan

unsur kesehatan. Oleh karena itu IMT cocok diterapkan bagi orang-orang

yang ingin mengetahui kondisi berat badannya ditinjau dari segi


𝐵𝐵𝑘𝑔
kesehatan. Perhitungan IMT sebagai berikut : 𝐼𝑀𝑇 =
𝑇𝐵𝑚

Tabel 3

Batas Ambang Indeks Massa Tubuh ( IMT )

KATEGORI IMT

Kurus Kekurangan Berat Badan Tingkat Berat <17,0

Kekurangan Berat Badan Tingkat Ringan 17,0 – 18,5

Normal >18,5 – 25,0

Gemuk Kelebihan Berat Badan Tingkat Ringan >25,0 -27,0

Kelebihan Berat Badan Tingkat Berat > 27,0

Sumber : (Kemenkes, 2014).

16
Pada usia remaja usia 5-18 tahun yang sering dilakukan untuk menyatakan

indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) tersebut adalah dengan Z-Score dengan

rumus: Z-score :

Dan status gizi dikelompokkan menjadi 4 kategori, dapat dilihat pada Tabel 4 :

Tabel 4
Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Indeks IMT/U Anak dan Remaja Umur
5-18 Tahun
INDEKS KATEGORI Z-score

Gizi Kurang (thinness) -3 SD sd <-2 SD

Umur (IMT/U) Gizi Baik (normal) -2 SD sd +1 SD

anak usia 5-18 tahun Gizi Lebih (overweight) +1 SD sd +2 SD

Obesita Obesitas (obese) >+2 SD

2) Standar Brocca

Perhitungan berat badan ideal menurut Brocca menggunakan rumus

sebagai berikut :

Berat Badan Ideal = (TB-100)-10% (TB-100)

Apabila berat badan melebihi 15% dari berat badan normal (TB-

100) maka dapat dikategorikan dalam kegemukan. Menurut Purwati dkk,

2013 rumus Brocca sebenarnya lebih cocok diterapkan untuk remaja dan

usia dewasa muda. Jika diterapkan pada usia yang lebih tua sering kurang

karena banyak faktor lain yang perlu diperhitungkan selain tinggi dan berat

badan saja.

17
B. Konsep Dasar Pola Makan

1. Definisi Pola Makan

Pola makan pada remaja yang berlebih dapat menjadi faktor terjadinya

obesitas. Tubuh memerlukan asupan kalori untuk kelangsungan hidup,namun

untuk menjaga berat badan perlu adanya keseimbangan antara energi yang masuk

dengan energi yang keluar. Pola makan yang tidak baik dapat menyebabkan

kelebihan asupan energi disimpan dalam bentuk lemak dan mengakibatkan

terjadinya obesitas. Pola makan dapat di nilai secara langsung dari kualitas dan

kuantitas hidangan makanan (Ebni Dewita, 2017). Pada remaja kejadian obesitas

merupakan masalah yang serius, obesitas pada remaja umumnya terjadi karena

pola makan yang tidak teratur.Banyaknya tawaran menu serba instan yang bisa

dikonsumsi kapan saja dan hanya membutuhkan waktu sangat singkat untuk

mendapatkannya. Pola makan yang serba mudah menjadi makanan kegemaran

remaja, sehingga mengakibatkan kegemukan atau bahkan dapat mencapai tingkat

obesitas tertinggi (Mokolensang et al., 2016).

Pola makan yang berlebih dapat menjadi faktor terjadinya obesitas.

Obesitas terjadi jika seseorang mengonsumsi kalori melebihi jumlah kalori yang

dibakar. Pada hakikatnya, tubuh memerlukan asupan kalori untuk kelangsungan

hidup dan aktivitas fisik, namun untuk menjaga berat badan perlu adanya

keseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar.

Keseimbangan energi yang terjadi dapat mengarah pada kelebihan berat badan

dan obesitas. Pola makan remaja sekarang khususnya cenderung dipengaruhi

18
iklan makanan di berbagai media. Terutama televisi swasta yang pengaruhnya

justru menggeser pola makan tradisional (Agus, dalam Ananda 2012).

2. Komponen Pola Makan

Secara umum pola makan memiliki 3 (tiga) komponen yang terdiri dari:

jenis, frekuensi, dan jumlah makanan.

a) Jenis makan

Jenis makanan merupakan macam-macam makanan yang

dikonsumsi setiap harinya. Jenis makanan terdiri atas makanan pokok,

lauk hewani, lauk nabati, sayuran , dan buah. Di negara Indonesia,

makanan pokok atau makanan utama yang dikonsumsi untuk memenuhi

karbohidrat setiap orang atau individu yaitu beras, jagung, umbi-umbian,

sagu dan tepung (Sulistyoningsih, 2015).

b) Frekuensi makan

Frekuensi makan merupakan banyaknya seorang individu dalam

melakukan aktivitas makan entah itu pagi hari, siang hari, malam hari

ataupun makanan selingan (Depkes, 2013). Menurut Oetoro (2018)

frekuensi makan adalah jumlah makan sehari-hari. Secara proses alamiah,

makanan yang dikonsumsi oleh manusia akan diolah di dalam tubuh

melalui sistem saluran pencernan.

c) Jumlah makan

Jumlah makan iyalah banyaknya porsi makanan yang dikonsumsi

setiap individu ataupun kelompok. Jumlah dan jenis makanan sehari hari

merupakan cara makan seorang individu dalam mengkonsumsi makanan

19
yang mengandung asupan gizi. Frekuensi makan yang baik ialah tiga kali

sehari dengan makanan selingan pada pagi ataupun siang hari, apabila

pola makan dilakukan secara berlebihan akan mengakibatkan obesitas

yang membuat tubuh menjadi tidak sehat (Willy, dkk., 2013).

Makanan yang sehat memiliki porsi yang harus sesuai dengan

ukuran yang akan dikonsumsi tubuh. Individu yang mempunyai berat

badan ideal tidak perlu mengurangi atau menambah porsi makanan

mereka cukup dengan mengkonsumsi makanan sehat sesuai porsinya saja.

Apabila individu memiliki berat badan berlebih maka porsi makan sehat

yang dikonsumsi harus dikurangi (Oetoro, 2018).

3. Pola Makan Seimbang

Pola makanan ialah cara untuk mengatur jumlah porsi ataupun jenis

makanan yang dikonsumsi setiap hari yang mengandung zat gizi seperti

karbohidrat, lemak, mineral, protein, vitamin, kadar air ataupun zat gizi lainnya.

Pola makan seimbang merupakan susunan porsi makanan yang mengandung gizi

yang seimbang dalam tubuh, selain itu mengandung dua zat yaitu zat pengatur dan

pembangun. Makanan seimbang merupakan makanan yang terdapat banyak

kandungan serta asupan gizi pada makanan pokok, lauk nabati, sayur dan buah-

buahan (Depkes RI, 2014).

Suatu makanan dapat dikatakan seimbang apabila makanan tersebut

memenuhi kebutuhan atau asupan isi yang sesuai dengan Pedoman Umum Gizi

Seimbang (PUGS). Zat pembangun pada makanan berasal dari lauk nabati seperti

tahu, tempe, dan kacang-kacangan. Sedangkan dari protein hewani ialah telur,

20
ayam, ikan, daging, susu dan lain sebagainya. Zat pembangun tersebut memiliki

peran aktif untuk meningkatkan kualitas perkembangan kecerdasan individu.

Sedangkan untuk zat pengatur pada makanan berasal dari sayur sayuran dan buah

buahan yang banyak mengandung vitamin ataupun mineral dan berfungsi untuk

membantu melancarkan fungsi organ tubuh (Depkes RI, 2014).

4. Faktot Yang Mempengaruhi Pola Makan

Pola makan yang terbentuk akan menggambarkan kebiasaan makan pada

individu. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya pola makan

yakni ekonomi, agama, sosial budaya, pendidikan ataupun lingkungannya

(Sulistyoningsih, 2014).

a) Faktor Ekonomi

Variabel ekonomi berkaitan dengan peningkatan ataupun penurunan

peluang terhadap daya beli pangan dengan kualitas maupun kuantitas nya

pada masyarakat. Individu yang memiliki pendapatan yang tinggi

menyebalkan pemilihan suatu makanan didasarkan selera dibandingkan

aspek gizi sehingga terdapat penurunan daya beli dengan kurangnya pola

makan yang sesuai. Selain itu terdapat kecenderungan dalam

mengkonsumsi makanan impor (Sulistyoningsih, 2014).

b) Lingkungan

Dalam faktor lingkungan pola makan Memberikan pengaruh

terhadap tingkah laku atau perilaku makan di lingkungan keluarga

ataupun masyarakat yang melalui media elektronik ataupun media cetak

(Sulistyoningsih, 2014).

21
c) Kebiasaan Makan

Kebiasaan makan merupakan suatu kebiasaan yang sudah terbentuk

pada setiap individu yang memiliki cara makan dalam bentuk, jumlah

makan, jenis makan ataupun frekuensi makan yang berbeda beda setiap

harinya (PGS, 2018). Kebiasaan sarapan pagi merupakan salah satu hal

dasar yang sangat penting dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang

(PUGS). Kebiasaan sarapan pagi sangat baik dilakukan oleh setiap

individu dikarenakan dapat memberikan energi yang cukup untuk

menjalani aktivitas dan meningkatkan produktivitas (Depkes RI, 2014).

5. Dampak Pola Makan Tidak Teratur

Anzarkusuma et al., (2014) mengatakan bahwa “pengaturan asupan

makanan atau pola makan berperan penting dalam pertembuhan dan perkembangan

fisik anak.” Pola makan terkait dengan pemilihan jajanan dapat mempengaruhi

kualitas gizi anak. Kebiasaan baik yang dapat orang tua lakukan ialah

membudayakan sarapan pagi. Dampak positif sarapan dapat memenuhi asupan gizi

yang dibutuhkan anak per harinya. Anak yang tidak sarapan akan berisiko

mengalami defisiensi zat gizi (Noviani, Afifah, & Astiti, 2016).

Selain hal tersebut diatas, pola makan tidak teratur juga berdampak pada

keadaan mental anak. Makanan yang dikonsumsi akan berbanding berbanding lurus

dengan Kesehatan mental seseorang. Apabila seseorang mengkonsumsi makanan

sehat ia mampu menguasai tingkat emosional mereka sebanyak 58%. Hal ini dapat

terjadi dikarenakan makanan sehat dapat membantu dalam peningkatan efektivitas

sel saraf yang berperan aktif dalam mengatur kemarahan, suasana hati bahkan nafsu

22
makan seseorang ((Hariawan et al., 2019). Sedangkan jika seseorang tidak memiliki

pola makan yang sehat otomatis mereka akan kesulitan dalam menguasai emosi

mereka.

6. Indikator Pengukuran Pola Makan

Indikator pengukuran pola makan menggunakan kuesioner pola makan

yang di kutip dari penelitian yang dilakukan oleh (Ryan et al., 2013) yang berjudul

“Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Obesitas Pada Remaja Di

SMA Negeri 5 Pekanbaru”. Dan tujuannya untuk mengetahui apakah sampel ada

hubungan pola makan atau tidak menggunakan lembar kuisioner untuk kejadian

obesitas.Kuisioner pola makan merupakan sebuah kuisioner yang memberikan

gambaran konsumsi energi dan zat gizi lainnya dalam bentuk frekuinsi konsumsi

seseorang.

23
C. Kerangka Teori

Faktor-Faktor Pola Makan


Faktor-Faktor Obesitas

1. Faktor Ekonomi
1. Faktor Ginetik
2. Faktor Lingkungan
2. Faktor Obat – obatan
3. Faktor Kebiasaan makan
3. Faktor Aktifita fisik

Obesitas adalah suatu Pola makan adalah suatu cara


kondisi dimana terjadinya untuk mengatur jenis ataupun
penimbunan lemak yang jumlah makanan yang sesuai
berlebihan atau abnormal dengan proporsi kebutuhan
pada jaringan adiposa yang tubuhnya guna
dapat mengganggu mempertahankan kesehatan,
Kesehatan. kebutuhannutrisi, dan
mencegah terjadinya penyakit

Remaja di wilayah RSUD


Buleleng

Penelitian ini memfokuskan pada pola makan yang kemudian dilakukan

penelitian apakah ada atau tidaknya hubungan pola makan terhadap obesitas pada

remaja di wilayah Rumah sakit umum daerah buleleng.

24
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan turunan dari kerangka teori yang telah disusun

sebelumnya dalam tinjauan pustaka. Kerangka konsep merupakan visualisasi

hubungan antara berbagai variabel, yang dirumuskan oleh peneliti setelah membaca

berbagai teori yang ada dan kemudian menyusun teorinya sendiri yang

digunakannya sebagai landasan untuk penelitiannya. Pengertian lainnya tentang

kerangka konsep penelitian yaitu kerangka hubungan antara konsep – konsep yang

diukur atau diamati melalui penelitian yang dilakukan. Diagram dalam kerangka

konsep harus menunjukkan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.

Kerangka yang baik dapat memberikan informasi yang jelas kepada peneliti dalam

memilih desain penelitian (Masturoh & Nauri, 2018).

Variabel Independen
Pola Makan

Variabel Devendent
Obesitas
Remaja

Gamabr 2.2 Kerangka Konsep

25
26

Keterangan :
: Variabel yang diteliti
Skema 3.1 : Kerangka Konsep Penelitian Hubungan pola makan dengan kejadian

obesitas Di Wilayah Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

B. Disain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional. Deskriptif

korelasional yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan

informasi mengenai status yang berhubungan mengenai suatu gejala yang ada,

yaitu gejala yang menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis Penelitian adalah suatu jawaban sementara dari pernyataan

penelitian. Biasanya hipotesis ini di rumuskan dalam bentuk hubungan antara dua

variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Hipotesis nol (H0)

Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang digunakan unutk

pengukuran statistik dan interpretasi hasil statistik. Hipotesis nol dapat

sederhana atau kompleks dan bersifat sebab atau akibat.

H0 : Tidak ada Hubungan antara pola makan dengan kejadian

obesitas Di Wilayah Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng.


27

2. Hipotesis Alternatif Ha :

Hipotesis alternatif (Ha) merupakan hipotesis penelitian. Hipotesis ini

menyatakan adanya suatu hubungan, pengaruh dan perbedaan dari dua variabel

yang akan diteliti.

Ha: Terdapat hubungan antara Hubungan pola makan dengan kejadian

obesitas Di Wilayah Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

a) Definisi Operasional

Defenisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan

ukuran dBalam penelitian ini, Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana

variable, skala pengukuran dan defenisi operasional penelitian dalam bentuk tabel

seperti dibawah ini.

Tabel.3.2

Definisi Oprasional hubungan pola makan dengan kejadian obesitas pada remaja

di Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng.

No Variabel Definisi Hasil Ukur Alat Ukur Skala Ukur


Oprasional
1. Independen : pola makan Skor : Kuesioner Ordinal
Kejadian yang meliputi Skala likert
pola makan menu pernyataan
makanan, positif:
frekuensi Selalu= 4
makan, porsi Sering= 3
makanan yang Kadang-
dimakan kadang= 2
Tidak
pernah=1
Pernyattan
negatif:
28

Selalu=1
Sering= 2
Kadang-
kadanf= 3
Tidak pernah=
4
Kategori:
T>50 = pola
,akan
teratur, T<50 =
pola makan
tidak
teratur (
Azwar,
2011)
2. Devendent : Penumpukan Kategori : Observasi Nominal
Obesita pada lemak yang 1.Obesitas ,timbangan
remaja
berlebihan IMT > berat bb
ataupun 30,0 dan
abnormal yang 2. Tidak pengukur
dapat obesitas tinggi
mengganggu IMT < 30 badan
Kesehatan (Depkes
Obesitas 2010)

E. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan element yang akan dijadikan wilayah

generalisasi, (Sugiyono, 2019:126). Populasi dalam penelitian ini adalah Remaja

yang ada di Wilayah Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng.


29

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan populasi objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi yang diteliti. Teknik pengambilan

sampel menggunakan simple random sampling adalah suatu metode penarikan

sampel yang dilakukan terhadap elemen-elemen di dalam populasi yang telah

didefinisikan, dimana setiap elemen memiliki peluang yang sama untuk terpilih

sebagai sampel. Dalam penelitian ini, Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah remaja yang ada di wilayah RSUD Buleleng (Sugiyono,2019:127)

F. Cara Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi, (Sugiyono,2019:127). Penelitian sampel adalah apabila kita bermaksud

untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Mengenderalisasikan adalah

mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.

Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu simple random

sampling yaitu pengambilan sampel acak sederhana seperti system lotre/undian

yang setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi

sebagai sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh remaja

yang ada di wilayah RSUD Buleleng . Perhitungan besar sampel menggunakan

rumus oleh Isaac, (Sugiono,2018).

N
n =
1+N(d)2
30

Keterangan :

N : Jumlah Populasi

n : Jumlah Sempel

d : Presisi yang di tetapkan

Maka jumlah sempel dalam penelitian ini dapat dihitung sebagai

berikut :

N
n =
1+N(d)2

210
n =
1+210(0,05)2

210
n =
1,525

n = 137,70 di bulatkan menjadi 138

Sampel yang digunakan dibulatkan menjadi 138 remaja yang mengalami

obesitas. Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya, maka

sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria inklusi maupun

kriteria eksklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi

oleh setip anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel, (Notoatmodjo,

2012:125).

G. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Bueleng yang

terletak di Jalan Ngurah Rai No.30, Singaraja, Kecamatan Buleleng, Kabupaten

Buleleng, Bali.
31

H. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Maret - April 2023

I. Etika Penelitian

Etika penelitian diperlukan untuk menghindari terjadinya tindakan yang tidak

etis dalam melakukan penelitian, maka dilakukan prinsip-prinsip sebagai berikut

(Fatimah et al., 2020) :

1. Lembar Persetujuan (Informed consent)

Lembar persetujuan berisi penjelasan mengenai penelitian yang

dilakukan, tujuan penelitian, tata cara penelitian, manfaat yang diperoleh

responden, dan resiko yang mungkin terjadi. Pernyataan dalam lembar

persetujuan jelas dan mudah dipahami sehingga responden tahu

bagaimana penelitian ini dijalankan. Untuk responden yang bersedia

maka mengisi dan menandatangani lembar persetujuan secara sukarela.

2. Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak mencantumkan nama

responden, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode. Informasi yang telah

dikumpulkan dari subyek dijamin kerahasiaannya. Peneliti tidak

mencantumkan namanya dalam lembar pengumpulan data, cukup

dengan memberikan nomor kode pada masing-masing jawaban.

3. Confidentiality ( Kerahasiaan )

Confidentiality yaitu tidak akan menginformasikan data dan hasil

penelitian berdasarkan data individual, namun data dilaporkan

berdasarkan kelompok. Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari


32

subyek peneliti dijamin oleh peneliti hanya kelompok satu tertentu yang

akan disahkan atau dilaporkan pada hasil penelitian.

4. Sukarela

Peneliti bersifat sukarela dan tidak ada unsur paksaan atau tekanan secara

langsung maupun tidak langsung dari peneliti kepada calon responden

atau sampel yang akan diteliti.

5. Keadilan (Justice),

Prinsip ini menekankan setiap orang layak mendapatkan sesuatu sesuai

dengan haknya menyangkut keadilan destributif dan pembagian yang

seimbang. Jangan sampai terjadi kelompok-kelompok yang rentan

mendapatkan problem yang tidak adil. Sponsor dan peneliti umumnya

tidak bertanggung jawab atas perlakuan yang kurang adil ini. Tidak

dibiarkan mengambil keuntungan atau kesempatan dari ketidak

mampuan, terutama pada negara-negara, atau daerah-daerah dengan

penghasilan rendah. Keadilan mensyaratkan bahwa penelitian harus peka

terhadap keadaan kesehatan dan kebutuhan subjek yang rentan

(Suryanto, 2020).

J. Alat Pengumpulan Data

Instrumen atau alat pengumpulan data adalah alat-alat yang akan digunakan

untuk pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner pengumpulan data adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoadmodjo, 2012). Pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang sudah


33

disusun oleh peneliti dimana responden tinggal memberikan jawaban atau tanda-

tanda tertentu (Notoadmodjo, 2012). Dimana dalam kusioner yang dibuat ada dua

kategori yaitu :

1. Identitas Responden

Identitas Responden terdiri dari, pendidikan terakhir, pekerjaan, nama

responden dan umur responden.

2. Kuesioner Pola makan

Indikator pengukuran pola makan menggunakan kuesioner pola makan yang

di kutip dari (Ryan et al., 2013) yang berjudul “Hubungan Pola Makan Dan

Aktivitas Fisik Terhadap Obesitas Pada Remaja Di SMA Negeri 5

Pekanbaru” dan peneliti ,dengan 20 pertanyaan yang sudah di modifikasi.

Dengan kreteria hasil jika T>50= pola, akan teratur, T<50= pola makan tidak

teratur (Azwar,2011).

K. Prosedur pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner

merupakan daftar pertanyaan yang sudah disusun oleh peneliti dimana responden

tinggal memberikan jawaban atau tanda-tanda tertentu (Notoadmodjo, 2012).

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner oleh responden untuk

mengidentifikasi bagaimana Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas

Pada Remaja Di Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng.

Prosedur pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai beriukut

1. Tahap Persiapan
34

a). Permohonan izin dari pihak kampus untuk melakukan studi

pendahuluan, peneliti meminta izin ke Rumah Sakit Umum Daerah

Buleleng untuk melakukan pengambilan data.

b). Peneliti mempersiapkan materi dan konsep yang mendukung

penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a). Melakukan izin pengumpulan data dan penelitian yang ditanda

tangani oleh peneliti, izin tersebut ditujukan kepada Direktur

Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

b). Setelah mendapatkan izin peneliti menentukan responden sesuai

dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan

sebelmnya. Pendekatan secara informal pada responden dengan

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden.

c). Melakukan pengambilan data dengan kuisioner. Pengambilan data

dilakukan pada waktu bersmaan. Setelah responden mengisi

kuisioner, melakukan penghitungan score dan evaluasi tentang

pengaruh semua perlakuan yang dialami setiap responden.

L. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan suatu

program komputer yang sering digunakan yaitu Statistical Product and Service

Solution (SPSS). Tahap pengolahan suatu data dilakukan agar suatu analisis dalam

suatu penelitian menghasilkan informasi yang benar-benar akurat dan juga tepat.
35

Terdapat empat tahapan dalam pengolahan suatu data yaitu editing, coding,

processing, dan juga cleaning.

a). Editing

Merupakan hasil wawancara, angket atau pengamatan dari lapangan harus

dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu (Notoatmjdo, 2017).

b). Coding

Merupakan mengubah data bentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau

bilangan. Coding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan

data (Notoatmjdo, 2018).

c). Processing

Tahap processing yang dimana peneliti akan memasukkan data

kuesioner yang telah diisi oleh responden dan telah mengalami pengkodean

pada sebuah program computer SPSS.

d). Cleaning

Tahap cleaning yaitu dimana hasil yang sudah dimasukkan ke dalam suatu

program computer diperiksa kembali agar peneliti dapat memeriksa kembali

ada atau tidaknya kesalahan pada suatu data.

M. Analisis Data

Analisis data penelitian adalah suatu tahapan penelitian yang sangat penting

untuk dilakukan dan dilalui oleh seorang peneliti. Jenis analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu merupakan analisis univariat dan juga

bivariat.
36

1. Analisis Univaria

Analisis univariat adalah untuk mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung yang

dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian yang pada umumnya

dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi atau presentase dari tiap

variable, (Notoatmodjo,2018). Analisis univariat digunakan untuk melihat

karakteristik dan distribusi frekuensi setiap variabel independen yang

meliputi karakteristik Remaja (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,

pendapatan, agama) dan kejadian Obesita pada remaja (Notoatmodjo,

2017)..

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariate adalah analisis yang digunakan terhadap dua variable

yang diduga berhubungan atau berkolerasi, (Notoatmodjo, 2018). Analisis

bivariate dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikat. Tehnik analisa yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan Chi Square untuk menjawab Hipotesis alternatif (Ha) atau

Hipotesis (Ho). Dengan taraf 5% untuk memutuskan apakah adanya

perbedaan yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen

yaitu adanya hubungan pola makan dengan kejadian obesitas pada remaja di

Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng. Maka keputusan untuk mencari

adanya hubungan antara dua variabel digunakan Chi Square karena variabel

dependen dalam penelitian ini berskala ordinal jika didapat nilai p value ≤ α

(0,05) maka (Ha) diterima yang berarti ada hubungan antara pola makan
37

dengan kejadian obesitas pada remaja, Bila p value>α (0,05) maka Ha ditolak

yang berarti tidak ada hubungan antara pola makan dengan kejadian obesitas

pada remaja.alasan saya menggunakan uji chi square karena salah satu jenis

uji komparatif non parametris yang dilakukan pada dua variabel, di mana

skala data kedua variabel adalah nominal. (Apabila dari 2 variabel, ada 1

variabel dengan skala nominal maka dilakukan uji chi square).


DAFTAR PUSTAKA

Achmad Ali Fikri, Syamsul Arifin, M. F. F. (2022). No Title‫הכי קשה לראות את מה‬
2, ‫הארץ‬. ‫(שבאמת לנגד העינים‬8.5.2017), 2005–2003.
Ayu Afrilia, D., & A, S. F. (2018). Hubungan Pola Makan Dan Aktifitas Fisik
Terhadap Status Gizi Di Siswa Smp Al-Azhar Pontianak. Pontianak
Nutrition Journal (PNJ), 1(1), 10. https://doi.org/10.30602/pnj.v1i1.277
Evan, Wiyono, J., & Candrawati, E. (2017). Hubungan Antara Pola Makan
Dengan Kejadian Obesitas Pada Mahasiswa Di Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang. Nursing News, 2, 708–717.
Fatimah, N. A., Widyastuti, Y., & Estiwidani, D. (2020). Gambaran Kejadian
Kurang Energi Kronis Pada Siswi Kelas Xdi Smk N 1 Tepus Gunungkidul
Tahun 2019. Eprints.Poltekkesjogja.Ac.Id, 7–11.
Hariawan, H., Fathoni, A., & Purnamawati, D. (2019). Hubungan Gaya Hidup
(Pola Makan dan Aktivitas Fisik) Dengan Kejadian Diabetes Melitus di
Rumah Sakit Umum Provinsi NTB. Jurnal Keperawatan Terpadu
(Integrated Nursing Journal), 1(1), 1. https://doi.org/10.32807/jkt.v1i1.16
Kurniawati, Y., Fakhriadi, R., & Yulidasari, F. (2016). Hubungan Antara Pola
Makan, Asupan Energi, Aktifitas Fisik, dan Durasi Tidur Dengan Kejadian
Obesitas Pada Polisi. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia,
3(3), 112–117.
Marinkovic, B. A., Ari, M., de Avillez, R. R., Rizzo, F., Ferreira, F. F., Miller, K.
J., Johnson, M. B., & White, M. A. (2009). 2 3 12. Chemistry of Materials,
21, 2886–2894.
Miko, A., & Pratiwi, M. (2017). Hubungan Pola Makan dan Aktivitas Fisik
Dengan Kejadian Obesitas Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh
( Relationship to Eating Pattern and Physical Activity with Obesity in Health
Polytechnic Student Ministry of Health in Aceh). Hubungan Pola Makan
Dan Aktifitas Fisik ... 1 AcTion Journal, 2(1), 1–5.
Restuastuti, T., Jihadi, M., & Ernalia, Y. (2016a). Hubungan Antara Aktivitas
Fisik dan Pola Makan dengan Kejadian Obesitas Pada Remaja Di SMA
Pekanbaru. Kesehatan Masyarakat, 3(I), 1–20. jurnalpsik.unitri@gmail.com
Restuastuti, T., Jihadi, M., & Ernalia, Y. (2016b). Hubungan Pola Makan dan
Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada remaja di SMA Negeri 5 Pekanbaru.
Jom FK, 3(I), 1–20.
Rihiantoro, T., & Widodo, M. (2018). Hubungan Pola Makan dan Aktivitas Fisik
dengan Kejadian Hipertensi di Kabupaten Tulang Bawang. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Sai Betik, 13(2), 159. https://doi.org/10.26630/jkep.v13i2.924
Ritan, A. F. G., Murdhiono, W. R., & Syafitri, E. N. (2018). Hubungan body
image dengan pola makan dan aktivitas fisik pada mahasiswa obesitas di
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta. Ilmu Gizi
Indonesia, 2(1), 25. https://doi.org/10.35842/ilgi.v2i1.85
Ryan, Cooper, & Tauer. (2013). HUBUNGAN POLA MAKAN DAN
AKTIVITAS FISIK TERHADAP OBESITAS PADA REMAJA DI SMA
NEGERI 5 PEKANBARU. Paper Knowledge . Toward a Media History of
Documents, 12–26.
Skripsi Karin Bismillah (fix)(1). (n.d.).
Suryanto, D. (2005). Etika Penelitian. Berkala Arkeologi, 25(1), 17–22.
https://doi.org/10.30883/jba.v25i1.906
Waryana. (2013). Makalah Asupan Makan. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Yan, J., Li, Y., & Wu, Z. (2006). Orbital cavernous hemangioma with bone
erosion. Graefe’s Archive for Clinical and Experimental Ophthalmology,
244(11), 1534–1535. https://doi.org/10.1007/s00417-005-0188-z
LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal penyusunan Skripsi


Jadwal Kegiatan Penyusunan Proposal dan Skripsi Tahun 2022/2023

Oktober 2022 Desember 2022 Januari 2023 Februari 2023 Maret 2023 April 2023 Mei 2023 Juni 2023 Juli 2023
Kegiatan Penyusunan Skripsi
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Pembagian Pembimbing
Proses Pengajuan Judul
Proses Bimbingan Proposal
UJIAN PROPOSAL
Proses Perbaikan Proposal
Proses Penelitian
Proses Bimbingan hasil dan pembahasan
UJIAN SKRIPSI
Proses Perbaikan Skripsi
Proses Pengumpulan Hard & Soft Copy
Skripsi
Pengumpulan Nilai Mata Kuliah
SKRIPSI

Singaraja,08 Maret 2023

I Komang Ari Putra Mahendra


Lampiran 2. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangandibawah ini:

Nama : I Komang Ari Putra Mahendra


NIM : 19089014007

Jurusan : S1 Ilmu Keperawatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis

ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan

tulisan atau pemikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau

pemikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa

tugas akhir ini adalah jiplak maka saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut.

Singaraja, 08 Maret 2023

Yang Membuat Pernyataan

(I Komang Ari Putra Mahendra)


Lampiran 3. Lembar Kesediaan Menjadi Pembimbing

YAYASAN KESEJAHTERAAN WARGA KESEHATAN SINGARAJA-BALI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

INSTITUSI TERAKREDITASI B
Program Studi : S1 Keperawatan, S1 Kebidanan, S1 Farmasi, D3 Kebidanan, Profesi
Ners dan Profesi Bidan
Office : Kampus I Jln. Raya Air Sanih Km. 11 Bungkulan Singaraja – Bali
Kampus II Jln. Raya Air Sanih Km 3 Kubutambahan, Singaraja – Bali
Hp : 081939337102 (WA) Web : stikesbuleleng.ac.id Email stikesbuleleng@gmail.com

FORMULIR KETERSEDIAAN SEBAGAI PEMBIMBING PROPOSAL

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES BULELENG

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ns. I Dewa Putu Gede Putra Yasa, S.Kep.,M.kep.,Sp.MB

NIDN : 4014087103

Pangkat/Jabatan : Pembimbing Utama/Dosen

Dengan ini menyatakan ketersediaan sebagai Pembimbing Utama Proposal bagi mahasiswa
dibawah ini :
Nama : I Komang Ari Putra Mahendra

NIM :19089014007

Semester : VIII (Delapan)

Jurusan : S1 Keperawatan

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Singaraja, 03 Maret 2023


Pembimbing Proposal

Ns. I Dewa Putu Gede Putra Yasa, S.kep.,M.Kep.,Sp.MB


YAYASAN KESEJAHTERAAN WARGA KESEHATAN SINGARAJA-
BALISEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
INSTITUSI TERAKREDITASI B
Program Studi : S1 Keperawatan, S1 Kebidanan, S1 Farmasi, D3 Kebidanan, Profesi
Ners dan Profesi Bidan
Office : Kampus I Jln. Raya Air Sanih Km. 11 Bungkulan Singaraja – Bali
Kampus II Jln. Raya Air Sanih Km 3 Kubutambahan, Singaraja – Bali
Hp : 081939337102 (WA) Web : stikesbuleleng.ac.id Email stikesbuleleng@gmail.com

FORMULIR KETERSEDIAAN SEBAGAI PEMBIMBING PROPOSAL

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES BULELENG

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ns.Gede Ivan Kresnayana,S.Kep.,M.Kes

NIDN : 0809049201

Pangkat/Jabatan : Pembimbing II/Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Dengan ini menyatakan ketersediaan sebagai Pembimbing I I Proposal bagi mahasiswa


dibawah ini :

Nama : I Komang Ari Putra Mahendra

NIM 19089014007

Semester : VIII (Delapan)

Jurusan : S1 Keperawatan

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Singaraja, 03 Maret 2023


Pembimbing Proposal

Ns.Gede Ivan Kresnayana,S.Kep.,M.Kes


Lampiran 4 . Surat Izin Studi Pendahul
Lampiran 5 . Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

KepadaYth,

Bapak/Ibu/Saudara/Calon Responden
Di –
Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangandibawah ini adalahmahasiswa Program Studi
S1 Ilmu Keperawatan STIKes Buleleng
Nama : I Komang Ari Putra Mahendra
NIM : 19089014007
Sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan di wilayah kerja

RSU Daerah Buleleng “Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas Pada

Remaja Di Wilayah Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng” . Untuk kepentingan

tersebut, maka peneliti mohon bantuan agar klien bersedia untuk dijadikan

sampel penelitian.

Peneliti tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi

saudara/sebagai responde, kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan

dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Demikian permohonan saya, atas

Perhatian dan kesediaan saudara/sebagai responden saya ucapkan terimakasih.

Singaraja,
Yang Membuat Pernyataan

(I Komang Ari Putra Mahendra)


Lampiran 7. Surat Persetujuan Responden

SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN


Saya telah mendapatkan penjelasan dengan baik mengenai tujuan

dan manfaat penelitian yang berjudul “Hubungan Pola Makan Dengan

Kejadian Obesitas Pada Remaja Di Wilayah Rumah Sakit Umum Daerah

Buleleng” .

Saya mengerti sepenuhnya resiko dan manfaat dari keikutsertaan saya

pada penelitian ini saya mengerti bahwa saya berhak menolak untuk

berperan serta dalam penelitian ini atau mengundurkan diri dari penelitian

setiap saat tanpa adanya sangsi atau kehilangan hak – hak saya.

Saya telah diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai penelitian

ini atau mengenai peran serta saya dalam penelitian ini dan dijwab serta

dijelaskan secara memuaskan. Saya secara suka rela dan sadar bersedia

berperan serta dalam penelitian ini dengan menandatangani Surat

Persetujuan Menjadi Responden.

Singaraja, 2023
Peneliti Responden

(I Komang Ari Putra Mahendra)


(…….…………………….)
Lampiran 8. Lembar Kuesioner Pola Makan

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN


POLA MAKAN

Petunjuk Pengisian :

a) Baca dan pahami dengan baik setiap pertnyaan di bawah ini

b) Berilah tanda (√) pada salah satu jawaban yang menurut anda benar

Keterangan :

SL : Selalu

SR : Sering

KD : Kadang-kadang

TP : Tidak pernah

DAFTAR PERNYATAAN
(Skripsi Karin Bismillah (Fix)(1), n.d.)
NO Pernyataan SL SR KD TP
1. Saya mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari
2. Saya mengkonsumsi lauk hewani seperti :
daging ayam,daging kambing, daging sapi
setiap hari
3. Saya mengkonsumsi lauk nabati seperti : tahu,
tempe setiap hari
4. Saya membeli jajanan seperti snack, mie instan
disekolah
5. Saya mengkonsumsi air putih sebanyak 2,5
liter setiap hari
6. Saya makan pagi ,siang, malam secara teratu
7. Saya membawa bekal makan siang dari rumah
untuk di makan disekolah
8. Saya makan lebih 3x sehari
9. Saya mengkonsumsi susu 1x sehari
10. Saya makan 1 piring nasi dan lauk setiap
harinya
11. Jika saya banyak aktifitas makan saya
bertambah
12. Saya mengkonsumsi makanan berlemak dalam
sehari misalnya makanan yang bersantan
13. Saya mengonsumsi susu setiap hari
14. Menu sarapan saya di dominasi oleh karbohidrat
15. Pola makan (sarapan,makan sian,makan malam)
saya berjalan dengan teratur
16. Saya mengkonsumsi suplemen atau vitamin di
pagi hari
17. Saya slalu sarapan pagi sebelum jam 07.00 pagi
18. Sarapan pagi saya berpengaruh pada aktivitas di
pagi hari
19. Saya merasa lemas jika tidak sarapan pagi
20 Saya selalu sarapan pagi sebelum melakukan
aktivitas
Lampiran 9. Lembar Uji Validitas

Correlation

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 Jumlah


p1 Pearson Correlation 1 .779** .870** .875** .877** .948** .699* .354 .500 .419 .500 .492 .878**
Sig. (2-tailed) .008 .001 .001 .001 .000 .025 .316 .141 .228 .141 .148 .001
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
p2 Pearson Correlation .779** 1 .785** .890** .956** .812** .721* .315 .371 .348 .519 .587 .864**
Sig. (2-tailed) .008 .007 .001 .000 .004 .019 .376 .291 .324 .124 .074 .001
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
p3 Pearson Correlation .870** .785** 1 .870** .850** .907** .528 .176 .083 .250 .414 .264 .754*
Sig. (2-tailed) .001 .007 .001 .002 .000 .117 .627 .820 .486 .234 .461 .012
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
p4 Pearson Correlation .875** .890** .870** 1 .877** .830** .699* .177 .333 .419 .500 .492 .852**
Sig. (2-tailed) .001 .001 .001 .001 .003 .025 .625 .347 .228 .141 .148 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
p5 Pearson Correlation .877** .956** .850** .877** 1 .894** .784** .465 .439 .417 .585 .570 .922**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .002 .001 .000 .007 .176 .205 .231 .076 .085 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
p6 Pearson Correlation .948** .812** .907** .830** .894** 1 .609 .335 .395 .344 .553 .457 .858**
Sig. (2-tailed) .000 .004 .000 .003 .000 .061 .344 .259 .330 .097 .184 .001
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
p7 Pearson Correlation .699* .721* .528 .699* .784** .609 1 .791** .745* .844** .745* .836** .922**
Sig. (2-tailed) .025 .019 .117 .025 .007 .061 .006 .013 .002 .013 .003 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Lampiran 9. Lembar Uji Validitas

p8 Pearson Correlation .354 .315 .176 .177 .465 .335 .791** 1 .707* .791** .707* .696* .640*
Sig. (2-tailed) .316 .376 .627 .625 .176 .344 .006 .022 .006 .022 .025 .046
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
p9 Pearson Correlation .500 .371 .083 .333 .439 .395 .745* .707* 1 .745* .556 .853** .674*
Sig. (2-tailed) .141 .291 .820 .347 .205 .259 .013 .022 .013 .095 .002 .033
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
p10 Pearson Correlation .419 .348 .250 .419 .417 .344 .844** .791** .745* 1 .745* .836** .714*
Sig. (2-tailed) .228 .324 .486 .228 .231 .330 .002 .006 .013 .013 .003 .020
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
p11 Pearson Correlation .500 .519 .414 .500 .585 .553 .745* .707* .556 .745* 1 .591 .745*
Sig. (2-tailed) .141 .124 .234 .141 .076 .097 .013 .022 .095 .013 .072 .013
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
p12 Pearson Correlation .492 .587 .264 .492 .570 .457 .836** .696* .853** .836** .591 1 .786**
Sig. (2-tailed) .148 .074 .461 .148 .085 .184 .003 .025 .002 .003 .072 .007
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Jumlah Pearson Correlation .878** .864** .754* .852** .922** .858** .922** .640* .674* .714* .745* .786** 1
Sig. (2-tailed) .001 .001 .012 .002 .000 .001 .000 .046 .033 .020 .013 .007
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


Lampiran 9. Lembar Uji Validitas

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 10 100.0
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on
all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.948 12
Lampiran 10. Lembar Observasi Obesitas

KEJADIAN OBESITSS

No. Berat badan (BB) kg Tinggi Badan (TM) m IMT Kategori


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Lampiran 11 .Lembar Konsultasi Pembimbing
Lampiran 12. Rencana Anggaran

No Kegiatan Jumlah Anggaran


.
1 Transportasi StudiPendahuluan 2 kali Rp. 200.000

2 Proses Bimbingan Proposal 12 kali Rp. 25.000

3 Ujian Proposal 1 kali Rp. 50.000

4 Perbaikan Proposal 1 kali Rp. 0

Jumlah Total Rp. 275.000

Singaraja, 08 Maret 2023

I Komang Ari Putra Mahendra

Anda mungkin juga menyukai