Anda di halaman 1dari 60

PROPOSAL

Untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Keperawatan

HUBUNGAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL


DENGAN PERILAKU MENYIMPANG REMAJA
DI RW 07 KELURAHAN KURIPAN PURWODADI

DI SUSUN OLEH :
ARIS MEI KURNIAWAN
17021206

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN SAINS
UNIVERSITAS AN NUR
2020/2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui, diperiksa, dan siap dipertahankan dihadapan tim

penguji sidang hasil Progam Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Sains dan

Kesehatan Universitas An Nuur Purwodadi

Purwodadi, September 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Suryani, S.Kep.,M.Kep Ns. Yesita, S.Kep.M.Kep


NIDN. 0629107901 NIDN : 0614128901

Mengetahui
Dekan Fk. Sains dan Kesehatan Ka.Prodi SI Keperawatan

Ns. Suryani,S.Kep.,M.Kep Ns. Sutrisno,S.Kep.,M.Kep


NIDN. 0629107901 NIDN : 0621127501

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal oleh Aris Mei Kurniawan, NIM 17021206 dengan judul


“HUBUNGAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL
DENGAN PERILAKU MENYIMPANG REMAJA DI RW 07
KELURAHAN KURIPAN PURWODADI”, telah di pertahankan
didepan penguji pada tanggal, September 2021

Penguji I Tanda Tangan

Purhadi, S.Kep,Ns., M.Kep. …………………


NIDN: 06130479001

Penguji II Tanda Tangan

Suryani, S.Kep,Ns., M.Kep. …………………


NIDN: 0629107901
Penguji III Tanda Tangan

Yesita Ragil, S.Kep,Ns., M.Kep. …………………


NIDN: 0614128901

Mengetahui
Dekan Fakultas Sains dan Kesehatan Ka. Prodi S1 Keperawatan

Suryani, S.Kep,Ns., M.Kep. Sutrisno, S.Kep,Ns., M.Kep


NIDN: 0629107901 NIDN: 062112750

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat, hidayah serta petunjuk-Nya sehingga proposal skripsi
penelitian yang berjudul “Hubungan Konsumsi Minuman Beralkohol Dengan
Perilaku Menyimpang Remaja Di RW 07 Kelurahan Kuripan Purwodadi” ini
dapat diselesaikan sehingga bisa diujikan.
Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat guna melakukan

penelitian.Dalam penyusunan proposal penelitian ini tentunya peneliti

menemukan banyak kendala sehingga dengan bantuan beberapa pihak skripsi

penelitian ini dapat terselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan ini peneliti ingin

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Anita Lufianti, S.Kep.,Ns., M.Kes., M.Kep. selaku ketua Rektor

Universitas An Nur Purwodadi

2. Bapak Sutrisno, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku ketua Program Studi S1

Keperawatan Universitas An Nur Purwodadi.

3. Ibu Suryani S.Kep.,Ns.,M.Kep . selaku pembimbing I yang telah sabar

dalam membimbing untuk menyelesaikan proposal ini.

4. Ibu yesita S.Kep.,Ns., MH.Kes. selaku pembimbing II yang selalu

memberi dukungan dan arahan dalam proses penyusunan proposal

penelitian ini

5. Seluruh dosen pada Program Studi S1 Keperawatan beserta staf yang

telah membantu selama proses pendidikan.

6. Bapak, Ibu, dan keuarga saya, yang selalu memberikan dukungan, kasih

sayang dan perhatiannya yang sangat luar biasa, serta memberikan doa,

iv
semangat, motivasi, memberikan dukungan moril dan materil selama

pendidikan.

7. Teman-teman yang senantiasa mendukung pembuatan skripsi penelitian

ini.

8. Serta berbagai pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Pada teknis penulisan maupun materi untuk itu kritik serta saran yang

membangun semua pihak sangat diharapkan demi menyempurnakan skripsi

penelitian ini. Apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan maupun penulisan

proposal penelitian ini penulis mohon maaf karena kesalahan adalah milik kami

sedangkan kesempurnaan milik Tuhan Yang Maha Esa.

Purwodadi, September 2021


Penulis

Aris Mei Kurniawan

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL............................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian.................................................................. 6
E. Penelitian Terkait.................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori
1. Perilaku menyimpang...................................................... 11
a. Definisi ................................................................... 11
b. Etiologi .................................................................... 12
c. Bentuk bentuk perilaku menyimpang....................... 13
d. Penyimpangan bersifat negatif................................. 16
2. Konsumsi beralkohol
a. Definisi..................................................................... 16
b. Pengolongan minuman beralkohol........................... 18
c. Metabolisme minuman beralkohol........................... 19
d. Kategori peminum beralkohol.................................. 21
e. Dampak minuman beralkohol.................................. 21
3. Remaja
a. Definisi remaja......................................................... 23
b. Tahap-tahap pada perkembangan dan batasan remaja 24
c. Perubahan sosial remaja........................................... 25

vi
d. Perubahan pada proses perkembangan remaja......... 26
B. Kerangka Teori....................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Variable Penelitian ................................................................. 30
B. Hipotesis Kerangka Konsep................................................... 31
C. Jenis Dan Design Penelitian................................................... 31
D. Populasi Dan Sampel.............................................................. 32
E. Definisi Operasional............................................................... 33
F. Metode Dan Prosedur Pengumpulan Data ............................. 34
G. Instrumen Pengumpulan Data................................................. 35
H. Rencana Analisis Data............................................................ 36
I. Etika Penelitian....................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kerangka Teori................................................................................. 29


Tabel 2.2 Kerangka Konsep............................................................................. 31
Tabel 3.1 Definisi Operasional.......................................................................... 33

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responen


Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responen
Lampiran 3. kuesioner
Lampiran 4. Surat Studi Pendahuluan dari Kampus

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di kalangan remaja sering dijumpai adanya perilaku yang

menyimpang. Perilaku menyimpang merupakan hasil dari proses

sosialisasi yang tidak sempurna. Kelompok yang paling rentan dalam

proses perilaku menyimpang yaitu para remaja. Hal ini wajar terjadi tidak

lain karena mereka memiliki karakteristik tersendiri yang unik, yaitu

dalam masa-masa labil, atau sedang pada taraf pencarian identitas, yang

mengalami masa transisi dari masa remaja menuju status dewasa, dan

sebagainya (Mantiri,2019).

Perilaku meyimpang merupakan salah satu pratek yang sangat

sering di lakukan para remaja tanpa mereka pertimbangkan sisi negatif,

terhadap apa yang mereka lakukan, sehingga perilaku menyimpang sering

terjadi korban terhadap diri sediri. Namun perilaku menyimpag yang

dilakukan para remaja berawal dari rasa dorongan diri sendiri, ajakan

teman, dan tekanan keluarga sehingga merasa stres sehingga mereka

melakukan perbuatan yang bertentangan dengan norma, nilai adat, dan

hukum yang berlaku di Indonesia (Muhammad dan Kaimudin, 2019).

Gaya hidup remaja yang sering melakukan perilaku menyimpang

sangat memperhatinkan oleh beberapa pihak contohya seperti merokok,

miras, dan narkoba.Dalam penanganan sikap dan tindakan remaja yang

1
2

menyimpang ini merupakan sebuah permasalahan yang berdampak tidak

baik untuk kehidupan kita sendiri, keluarga dan masyarakat sekitar.

Dampak pada diri sendiri seperti ganguan psikologi, kita di mata orang tua

dan masyarakat di pandang pada sisi negatif. Kemudian orang pun

memiliki dampak yang negatif di mata masyarakat, seperti orang tua gagal

mendidik anaknya. Begitu juga dengan warga masyarakat sekitar

(Muhammad dan Kaimudin, 2019)..

Berdasarkan data dari website POLDA Jawa Tengah (2019)

menyebutkan bahwa dampak dari penyimpangan remaja yaitu dikucilkan

oleh lingkungan (25%), memiliki masa depan yang suram karena

melakukan pergaulan bebas (25%), hingga dapat melakukan kriminalitas

seperti mencuri, membunuh ataupun hal-hal yang meresahkan masyarakat

(50%).

Ada berbagai hal yang menyebabkan meningkatkannya perilaku

penyimpangan pada remaja, antara lain disebabkan oleh faktor lingkungan

yang kurang mendukung di antaranya banyak anak-anak remaja di wilayah

ini yang sudah putus sekolah sehingga karena buruknya keadaan

lingkungan, maka turut memicu tingkat penyimpangan pada remaja

(Baharudin, 2019).

Masalah lingkungan ini turut menentukan polarisasi sosial bagi

remaja, misalnya apa yang dikemukakan oleh Kartini (2019) menyatakan

bahwa masalah lingkungan yang buruk ada hubungannya dengan latar

belakang sosial ekonomi. Lingkungan yang buruk akan memproduk anak-


3

anak yang glamour. Masalah kedua yang berhubungan dengan tingkat

penyimpangan pada remaja adalah ada hubungannya dengan keretakan

rumah tangga atau bagi keluarga yang sudah tidak utuh lagi. Untuk

menentukan tingkat kemapanan dalam membentuk kepribadian bagi

remaja maka pendidikan keluarga akan sangat diperlukan, artinya makin

baik tingkat pendidikan di dalam keluarga maka secara langsung akan

turut mengurangi tingkat kenakalan bagi anak remaja, maka salah satu hal

penting bagi pendidikan keluarga adalah melalui pendidikan moral, dan

pendidikan agama.

Selain dari factor keluarga, factor yang dapat mempengaruhi

perilaku penyimpangan pada remaja ialah konsumsi alcohol. Remaja yang

sering mengkonsumsi alcohol dan berada dalam pengaruh alcohol tidak

dapat membedakan perilaku mana yang baik dan mana yang buruk,

sehingga semua penyimpangan yang dilakukan dianggap benar

(Kartini,2019).

Berdasarkan penelitian dari Abdullah (2019) dengan hasil penelitian

menunjukkan responden yang memiliki perilaku minuman beralkohol

sejumlah 27 orang (73%), dan yang tidak memiliki perilaku minuman

beralkohol sebanyak 10 orang (27%). Responden yang memiliki perilaku

menyimpang sebanyak 30 orang.Hasil uji Chi Square p = 0,016 (< 0,05)

dengan kesimpulannya ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan

perilaku kenakalan remaja sekolah di wilayah kerja Puskesmas Majenang.


4

Penelitian lain dari Imam (2020) menjelaskan bahwa mereka yang

mengkonsumsi minuman keras akan mengalami gangguan mental organik

yang mengganggu fungsi berfikir, merasakan dan berperilaku. Mereka

biasanya akan mengalami perubahan perilaku seperti ingin berkelahi atau

melakukan tindakan kekerasan lainnya, tidak mampu menilai realitas dan

fungsi sosialnya terganggu. Orang yang sudah ketagihan biasanya

mengalami suatu gejala yang disebut sindrom putus alcohol, yaitu rasa

takut jika berhenti mengkonsumsi minuman keras.

Penelitian lain dari Laila (2019) yang menunjukkan adanya hubungan

yang signifikan antara pengkonsumsian minuman beralkohol dengan

perilaku menyimpang pada remaja laki-laki di Kelurahan Pekuncen

Yogyakarta dan hasil uji kendall tau menghasilkan nilai signifikasi τ =

0,016. Laila juga menjelaskan bahwa tidak bisa dipungkiri bahwa

minuman keras bisa menyebabkan seseorang yang mengkonsumsinya

kehilangan kesadaran. Pada sebagian orang yang masih dalam tahap awal

pemakaian, mereka tidak mampu mengontrol perkataan dan tindakan

mereka sendiri. Mereka bisa merasa sangat bebas untuk berbuat apapun

yang mereka mau tanpa pertimbangan. Sebagaimana yang disampaikan

oleh beberapa responden yang memberikan makna pada minuman

minuman keras sebagai minuman yang bisa menghilangkan kesadaran dan

berani berbuat apa saja tanpa rasa takut dan minder. Namun justru efek

itulah yang mereka harapkan dengan mengkonsumsi minuman keras.


5

Perasaan bebas dan kepercayaan diri yang bertambah membuat mereka

merasa hebat dari yang lain.

Studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti di RW

07KelurahanKuripan Purwodadi di dapatkan hasil bahwa ada 5 orang yang

memiliki perilaku menyimpang seperti suka mencuri, berkata kasar kepada

tetangga, dan suka membuat kekacauan di kampung. Dari hasil wawancara

sederhana yang dilakukan terhadap 3 orang didapatkan bahwa 3 orang

tersebut memiliki kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol saat

berkumpul bersama.

Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Hubungan Konsumsi Minuman Beralkohol dengan Perilaku

Menyimpang Remaja di RW 07 Kelurahan Kuripan Purwodadi “.

B. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan itu maka rumusan masalah dari penelitian ini

adalah Adakah Hubungan Konsumsi Minuman Beralkohol dengan

Perilaku Menyimpang Remaja di RW 07Kelurahan Kuripan Purwodadi ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Hubungan Konsumsi Minuman Beralkohol dengan

Perilaku Menyimpang Remaja di RW 07Kelurahan Kuripan

Purwodadi

2. Tujuan Khusus
6

a. Mengidentifikasikonsumsi alcohol pada remaja di RW 07

Kelurahankuripan

b. Mengidentifikasi perilaku penyimpangan pada remaja di RW 07

Kelurahankuripan

c. Menganalisa Pengaruh Konsumsi Alkohol dengan Perilaku

Penyimpangan pada Remaja di RW 07 KelurahanKuripan

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat ilmu tentang

hubungan konsumsi minuman beralkohol dengan perilaku

menyimpang remaja, serta penelitian ini dapat menjadi bahan referensi

bagi penelitian selanjutnya tentang faktor-faktor yang berhubungan

terhadap perilaku menyimpang remaja.

2. Manfaat Praktisi

a. Bagi Institusi

Sebagai masukan dan informasi tentang hubungan konsumsi

minuman beralkohol dengan perilaku menyimpang remaja.

b. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan

dan pengalaman tentang hubungan konsumsi minuman beralkohol

dengan perilaku menyimpang remaja.

c. Bagi Pelayanan Publik


7

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan

untuk mengurangi perilaku menyimpang remaja.

d. Bagi Responden

Penelitian ini dapat bermanfaat dapat memberikan informasi

tentang perilaku menyimpang remaja dan meminimalkan angka

kejadian perilaku menyimpang.

E. Penelitian Terkait

1. Penelitian Abdullah (2019) dengan judul Pengaruh Kebiasaan Minum

Beralkohol pada Penyimpangan RemajaUsia Sekolah di wilayah kerja

Puskesmas Majenang. Pada penelitian tersebut menggunakan metode

pendekatan Case Controldan populasinya adalah seluruh remaja di

wilayah kerja Puskemas Majenang sebanyak 42 remaja yang

mengkonsumsi alcohol. Dalam penelitiannya disebutkan

bahwamengkonsumsi minum-minuman beralkohol sendiri memiliki

dampak yang negatif. Dampak dari penyalahgunaan alkohol antara lain

merusak hubungan dengan keluarga, menurunkan kemampuan belajar,

menurunkan produktivitas kerja secara drastis, dan ketidakmampuan

untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk. Selain itu

penyalahgunaan alkohol mengakibatkan perilaku menjadi anti sosial

dan gangguan baik fisik maupun mental. Kesimpulan pada penelitian

itu adalah ada hubungan dari kebiasaan minuman beralkohol pada

penyimpangan remaja usia sekolah di wilayah kerja puskesmas


8

Majenang. Perbedaan dengan penelitian saya adalah sasaran usia yang

akan saya gunakan pada penelitian saya adalah usia remaja (15-22

tahun), jenis penelitian yang akan saya gunakan adalah korelasi dengan

pendekatan cross sectional.

2. Penelitian oleh Imam (2020) dengan judul Hubungan Minuman Keras

terhadap Penyimpangan Remaja di Desa Jatigono Lumajangbahwa

mereka mengenal minuman keras akibat pergaulan juga karena ikut-

ikutan hanya karena ingin dikatakanhebat dan juga mudah memperoleh

minuman keras di lingkungan sekitar mereka. Responden mengatakan

dengan minum minuman keras mereka mendapatkan banyak teman di

mana mereka mudah bergaul setelah minum minuman keras,

kepercayaan diri mereka timbul setelah minum minuman keras,

masalah akan teratasi saat minum minuman keras, mereka mengatakan

peminum akan sangat disegani oleh orang, untuk menghilangkan stres

(merasa enjoy), salah seorang dari mereka mengatakan ” kalau gak

minum bukan laki-laki ”, saat ini minum minuman keras telah menjadi

hobby bagi mereka. Kepercayaan diri yang berlebihan dikarenakan

pengaruh alcohol menyebabkan mereka berperilaku mengacau dan

merugikan masyarakat seperti merusak rumah warga. Pada penelitian

tersebut menggunakan metode field research dengan responden

sebanyak 30 remaja. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah ada

pengaruh dari minuman keras yang berdampak pada perilaku


9

penyimpangan remaja.Perbedaan dengan penelitian yang akan saya

lakukan adalah desain penelitian menggunakan Cross Sectional.

3. Penelitian oleh Wagiu (2017) dengan judul Hubungan Antara

Kebiasaan Konsumsi Alkohol Dengan Kualitas Hidup Penduduk Di

Kelurahan Kolongan Kecamatan Tomohon Tengah Kota

Tomohon.Jenis penelitian ini adalah analitik desain cross sectional.

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 96 responden yang di ambil

dengan menggunakan multistage random sampling. Analisis data

dilakukan dengan uji chi-square.gan menggunakan multistage random

sampling. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square. Hasil

menunjukkan bahwa responden yang mengkonsumsi alkohol dengan

kualitas hidup baik (50,0%) dan kualitas hidup kurang baik (50,0%).

Sedangkan responden dengan kualitas hidup kurang baik yang tidak

mengkonsumsi alkohol (18,8%) dan responden dengan kualitas hidup

baik yang tidak mengonsumsi alkohol (81,3%). Terdapat hubungan

antara kebiasaan konsumsi alkohol dengan kualitas hidup pada

penduduk di Kelurahan Kolongan kecamatan Tomohon Tengah Kota

Tomohon (p=0,003). Perbedaan dengan penelitian yang akan saya

lakukan adalah variabel independen yang akan saya gunakan adalah

konsumsi minuman beralkohol.


10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Perilaku menyimpang

a. Definisi

Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama

penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-

nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang

kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya

sebagai bagian daripada makhluk sosial. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah

laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang

bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam

masyarakat (Hisyam, 2015).

Sumber lain menyebutkan Perilaku menyimpang adalah respon

individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat

diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik

disadari maupun tidak (Mahfuz, 2014).

Sedangkan Menurut Kartono (2010) Penyimpangan Perilaku remaja

dapat juga disebut dengan kenakalan remaja adalah suatu perbuatan

yang melanggar norma, aturan atau hukum dalam masyarakat yang

dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak dan

10
11

dewasa. Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat

dikategorikan kedalam perilaku menyimpang.

b. Etiologi

Beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu

(faktor objektif) menurut Hisyam (2015), yaitu :

1) Ketidaksanggupan Menyerap Norma-Norma Kebudayaan.

Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma

kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat

membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu

terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna,

misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak

(broken home). Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik

anaknya dengan sempurna, maka anak itu tidak akan

mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.

2) Proses Belajar Yang Menyimpang.

Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena

seringnya membaca atau melihat tayangan tentang perilaku

menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku menyimpang

yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang.

Karier penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-

kecilan yang terus meningkat dan makin berani/nekad

merupakan bentuk proses belajar menyimpang.


12

3) Ketegangan Antara Kebudayaan Dan Struktur Sosial.

Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial

dapat mengakibatkan perilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi

jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak

memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu

sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang.

4) Ikatan Sosial Yang Berlainan.

Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa

kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku

yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh

pola-pola perilaku menyimpang.

5) Akibat Proses Sosialisasi Nilai-Nilai Sub-Kebudayaan Yang

Menyimpang.

Seringnya media massa menampilkan berita atau tayangan

tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang). Hal inilah

yang dikatakan sebagai proses belajar dari sub-kebudayaan yang

menyimpang.

c. Bentuk-bentuk perilaku menyimpang

1) Berdasarkan Sifatnya

Bentuk penyimpangan berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi

dua, yaitu :

a) Penyimpangan Bersifat Positif


13

Penyimpangan bersifat positif adalah penyimpangan yang

mempunyai dampak positif ter-hadap sistem sosial karena

mengandung unsur-unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya

wawasan seseorang. Penyimpangan seperti ini biasanya

diterima masyarakat karena sesuai perkembangan zaman.

Misalnya emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat

yang memunculkan wanita karier.

b) Penyimpangan Bersifat Negatif

Penyimpangan bersifat negatif adalah penyimpangan yang

bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan

selalu mengakibatkan hal yang buruk seperti pencurian,

perampokan, pelacuran, dan pemerkosaan. Bentuk

penyimpangan yang bersifat negatif antara lain sebagai

berikut:

(1) Penyimpangan Primer (primary deviation)

Penyimpangan primer adalah penyimpangan yang

dilakukan seseorang yang hanya bersifat temporer dan

tidak berulang-ulang. Misalnya seorang siswa yang

terlambat masuk sekolah karena ban sepeda motornya

bocor, seseorang yang menunda pembayaran pajak

karena alasan keuangan yang tidak mencukupi, atau

pengemudi kendaraan bermotor yang sesekali melanggar

rambu-rambu lalu lintas.


14

(2) Penyimpangan Sekunder (secondary deviation)

Penyimpangan sekunder adalah perilaku menyimpang

yang nyata dan seringkali terjadi, sehingga berakibat

cukup parah serta menganggu orang lain. Misalnya orang

yang terbiasa minum-minuman keras dan selalu pulang

dalam keadaan mabuk.

2) Berdasarkan Pelakunya Bentuk penyimpangan berdasarkan

pelakunya, dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai

berikut:

a) Penyimpangan Individual (individual deviation)

Penyimpangan individual adalah tindakan yang dilakukan

oleh seseorang yang menyimpang dari norma-norma suatu

kebudayaan yang telah mapan. Misalnya, seseorang

bertindak sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu

kejahatan. Penyimpangan individu berdasarkan kadar

penyimpangannya dibagi menjadi lima, yaitu sebagai berikut.

(1) Pembandel, yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada

nasihat orang tua agar mengubah pendiriannya yang

kurang baik.

(2) Pembangkang, yaitu penyimpangan karena tidak taat

pada peringatan orang-orang

(3) Pelanggar, yaitu penyimpangan karena melanggar

norma-norma umum yang berlaku. Misalnya orang yang


15

melanggar rambu-rambu lalu lintas pada saat di jalan

raya.

(4) Perusuh atau penjahat, yaitu penyimpangan karena

mengabaikan normanorma umum sehingga

menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di

lingkungannya. Misalnya pencuri, penjambret,

penodong, dan lain-lain.

(5) Munafik, yaitu penyimpangan karena tidak menepati

janji, berkata bohong, berkhianat, dan berlagak membela.

b) Penyimpangan Kelompok (group deviation)

Penyimpangan kelompok adalah tindakan yang dilakukan

oleh sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok

yang bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku.

Misalnya, sekelompok orang menyelundupkan narkotika atau

obat-obatan terlarang lainnya.

c) Penyimpangan Campuran (combined deviation)

Penyimpangan seperti itu dilakukan oleh suatu golongan

sosial yang memiliki organisasi yang rapi, sehingga individu

ataupun kelompok didalamnya taat dan tunduk kepada norma

golongan dan mengabaikan norma masyarakat yang berlaku.

Misalnya, remaja yang putus sekolah dan pengangguran yang

frustasi dari kehidupan masyarakat, dengan di bawah

pimpinan seorang tokoh mereka mengelompok ke dalam


16

organisasi rahasia yang menyimpang dari norma umum

(gank).

d. Jenis-jenis perilaku menyimpang

Sarwono (2013) membagi perilaku menyimpang menjadi empat

jenis, yakni:

1) Perilaku delinquent yang menimbulkan korban fisik pada orang

lain, misalnya perkelahian, perkosaan, perampokan,

pembunuhan, dan lain-lain

2) Perilaku delinquent yang menimbulkan korban materi seperti,

pengerusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan, dan lain-lain.

3) Perilaku delinquent sosial yang tidak menimbulkan korban dari

pihak orang lain, misalnya pelacuran, penyalahgunaan obat dan

hubungan seks sebelum menikah.

4) Perilaku delinquent yang melawan status, misalnya mengingkari

status anak anak sebagai pelajar dengan cara membolos.

Mengingkari status orangtua dengan cara minggat dari rumah

atau membantah perintah mereka dan sebagainya

2. Konsumsi alkohol

a. Definisi

Peraturan Menteri Perindustrian Nomer 71/MInd/PER/7/2012

tentang pengendalian dan pengawasan industri minuman beralkohol

mendefinisikan minuman beralkohol adalah minuman yang

mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH), diproses dari bahan


17

hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara

fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi. Definisi ini

terlihat jelas berdasarkan batas maksimum etanol yang diizinkan

adalah 55%. Etanol dapat dikonsumsi karena diproses dari bahan

hasil pertanian melalui fermentasi gula menjadi etanol, yang

merupakan salah satu reaksi organik. Jika menggunakan bahan baku

pati/karbohidrat, seperti beras, ketan, tape, singkong maka pati

diubah terlebih dahulu menjadi gula oleh amylase untuk kemudian

diubah menjadi etanol (Rinanda, 2016).

Perilaku minum alkohol yaitu eksperimen, kebiasaan, dan

ketergantungan. Tahapan pertama yaitu eksperimen yang mana

seorang individu mengkonsumsi alkohol saat waktu- waktu tertentu

serta hanya dikonsumsi pada saat seorang individu berada di antara

kelompok atau teman sebayanya. Tahap yang kedua adalah suatu

kebiasaan yang terjadi jika pada tahap eksperimen penggunaanya

berlebihan dan disaat itu individu berusaha mencari teman yang juga

mengkonsumsi alkohol (Yafi, 2018).

Minuman beralkohol adalah istilah yang dipakai untuk menyebut

minuman yang mengandung etanol, yang juga disebut Grain alkohol.

Hal ini sebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagi

bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol atau group

alkohol lainnya (Kaurow,dkk, 2015).


18

b. Penggolongan minuman beralkohol

Menurut Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2013, Minuman

Beralkohol adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau

etanol (C2H5OH) yang diproses dari bahan hasil pertanian yang

mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau

fermentasi tanpa destilasi. Minuman beralkohol yang berasal dari

produksi dalam negeri atau asal impor dikelompokan dalam

golongan sebagai berikut (Irmayanti, 2013):

1) Minuman beralkohol golongan A adalah minuman yang

mengandung etil alkohol atau etanol dengan kadar sampai

dengan 5% (lima persen), Jenis minuman ini paling banyak

dijual di minimarket atau supermarket yaitu bir. Minuman

tradisional yang termasuk minuman golongan A yaitu tuak

dengan kadar alkohol 4%. Konsumsi alkohol golongan A

dengan kadar 1 – 5% seseorang belum mengalami mabuk, tetapi

tetap memiliki efek kurang baik bagi tubuh.

2) Minuman beralkohol golongan B adalah minuman yang

mengandung etil alkohol atau etanol dengan kadar lebih dari 5%

(lima persen) sampai dengan 20% (dua puluh persen). Jenis

minuman yang termasuk di golongan ini adalah aneka jenis

anggur atau wine. Alkohol pada kadar ini sudah cukup tinggi

dan dapat membuat mabuk terutama bila diminum dalam jumlah


19

banyak terutama bagi yang tidak terbiasa mengkonsumsi

minuman beralkohol.

3) Minuman beralkohol golongan C adalah minuman yang

mengandung etil alkohol atau etanol dengan kadar lebih dari

20% (dua puluh persen) sampai dengan 55% (lima puluh lima

persen). Jenis minuman yang termasuk dalam golongan ini

antara lain whisky, liquor, vodka, Johny Walker, dan lain-lain.

c. Metabolisme minuman alkohol

Menurut Zakhari (2016) alkohol yang masuk ke dalam tubuh akan

mengalami serangkaian proses biokimia. Metabolisme alkohol

melibatkan 3 jalur, yaitu :

1) Jalur Dehidrogenase (ADH) Jalur alkohol dehidrogenase (ADH)

yang terletak pada sitosol atau bagian cair dari sel. Keadaan

fisiologik, ADH memetabolisir alkohol yang berasal dari

fermentasi dalam saluran cerna untuk proses dehidrogenase

steroid dan omega 9 oksidasi asam lemak. ADH memecah

alkohol menjadi hydrogen dan asetaldehida, yang selanjutnya

akan diuraikan menjadi asetat.

2) Jalur Microsomal Ethanol Oxidizing System (MEOS) Jalur

Microsomal Ethanol Oxidizing System (MEOS) yang terletak

dalam retikulum endoplasma. Dengan pertolongan tiga

komponen mikrosom yaitu sitokrom P-450, reduktase dan lesitin

alkohol diuraikan menjadi asetaldehida.


20

3) Jalur enzim katalase yang terdapat dalam peroksisom Hidrogen

yang dihasilkan dari metabolisme alkohol dapat mengubah

keadaan redoks pada pemakaian alkohol yang lama dapat

mengecil. Perubahan ini dapat menimbulkan perubahan

metabolisme lemak dan karbohidrat dan dapat menyebabkan

bertambahnya jaringan kolagen serta dalam keadaan tertentu

dapat menghambat sintesa protein. Perubahan redoks

menimbulkan perubahan dari piruvat ke laktat yang

menyebabkan terjadinya hiperlaktasidemia. Bila sebelumnya

sudah terdapat kadar laktat yang tinggi karena sebab lain bisa

terjadi hiperurisemia.

d. Kategori peminum alkohol

Peminum alkohol secara sederhana dibagi menjadi tiga kelompok

antara lain : (Aritonang, 2012) :

1) Peminum ringan : 0,28 s/d 5,9 gram atau setara dengan minum 1

botol bir atau kurang per hari.

2) Peminum sedang : 6,2 s/d 27,7 gram alkohol atau setara dengan

1 s/d 4 botol bir per hari.

3) Peminum berat : > 28 gram alkohol per hari atau setara dengan

>4 botol bir sehari.

e. Dampak minuman beralkohol

1) Dampak Jangka Pendek


21

Menurut Sallika (2010) efek kenikmatan sesaat setelah

mengkonsumsi minuman beralkohol, tubuh akan mengalami

serangkaian perubahan. Alkohol yang masuk ke dalam tubuh

akan langsung diserap dan menyebar melewati organ-organ

tubuh melalui aliran darah dan sisanya masuk ke saluran

pencernaan, mulai dari kerongkongan, lambung, sampai ke usus

untuk dialirkan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah.

Jantung akan memompa darah yang bercampur alkohol ke

seluruh bagian tubuh, sampai ke otak. Proses akhir, hati akan

membakar atau menghancurkan alkohol dibantu dengan enzim

khusus untuk dikeluarkan melalui air seni atau keringat.

Mengkonsumsi minuman beralkohol yang berlebihan

kemungkinan akan menimbulkan efek pada tubuh seperti

muntah, kehilangan kesadaran dan sulit bereaksi terhadap

rangsangan luar, serta pingsan. Efek alkohol bagi tubuh tidak

hanya terjadi dalam jangka pendek.

2) Dampak Jangka Panjang

Mengkonsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang sangat

merugikan kesehatan. Efek buruk konsumsi alkohol antara lain

gangguan otak, gangguan hati, gangguan jantung, gangguan

pencernaan, gangguan ginjal, gangguan reproduksi dan

menimbulkan karsinogen (sallika, 2010). Kebiasaan

mengkonsumsi alkohol dapat mempengaruhi tindakan sosial,


22

seperti kecanduan terhadap minuman beralkohol, perilaku seks

bebas, konsumsi narkoba dan menggangu orang sekitar

(Sumarlin, 2012). Peminum alkohol berat dapat mengakibatkan

terjadinya gangguan pada hati dimana dapat menimbulkan

perlemakan parenkim hati (fatty liver) yang dapat berkembang

menjadi sirosis hati. Pada pankreas bisa terjadi penkreatitis dan

terjadi gangguan metabolisme gula darah yang dapat

menimbulkan penyakit kencing manis. Risiko kanker

esophagus, lambung, usus besar, dan paru-paru.

Pada jantung bisa menyebabkan penyakit infark jantung dan

thrombosis. Peminum alkohol cenderung memiliki tekanan

darah yang relative lebih tinggi dibandingkan non peminum dan

juga akan lebih berisiko mengalami stroke dan serangan jantung.

Selain itu dapat menyebabkan impoten, kesulitan tidur,

kerusakan otak, dapat terjadi perubahan kepribadian dan suasana

perasaan, sulit dalam mengingat dan berkonsentrasi. Peminum

kronis dapat pula mengalami berbagai gangguan syaraf mulai

dari demensia, bingung, kesulitan berjalan dan kehilangan

memori serta konsumsi alkohol yang berlebihan dapat

menimbulkan defisiensi thiamin, yaitu komponen vitamin B

kompleks berbentuk kristal yang esensial bagi berfungsinya

sistem syaraf (Sarwono, 2011).


23

3. Remaja

a. Definisi

Remaja atau adolescence berasal dari kata latin yaitu adolescene

yang berarti tumbuh kearah kematangan fisik, sosial, dan psikologis

(Sarwono, 2012). Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa

peralihan dari masa anak-anak menuju ke masa dewasa yang terjadi

pada usia 12 tahun hingga 21 tahun (Dewi, 2012).

Menurut Piaget, secara psikologis masa remaja merupakan masa

individu tidak lagi merasa berada di bawah tingkat orang-orang yang

lebih tua melainkan masa remaja merupakan masa individu

berintegrasi dengan masyarakat dewasa dan berada pada tingkatan

yang sama (Hanifah, 2013).

Remaja merupakan masa dimana peralihan dari masa anak-anak ke

masa dewasa, yang telah meliputi semua perkembangan yang

dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Perubahan

perkembangan tersebut meliputi aspek fisik, psikis dan psikososial.

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan

manusia. Remaja ialah masa perubahan atau peralihan dari anak-

anak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan

psikologis, dan perubahan sosial (Sofia & Adiyanti, 2013).

Menurut King (2012) remaja merupakan perkembangan yang

merupakan masa transisisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini


24

dimulai sekitar pada usia 12 tahun dan berakhir pada usia 18 sampai

21 tahun.

b. Tahap-tahap perkembang dan batasan remaja

Berdasarkan proses penyesuaian menuju kedewasaan, Soetjiningsih

(2010) menyebutkan ada 3 tahap perkembangan remaja yaitu:

1) Remaja awal (Early adolescent) umur 12-15 tahun

Seorang remaja untuk tahap ini akan terjadi perubahan-perubahan

yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan yang akan menyertai

perubahanperubahan itu, mereka pengembangkan pikiran-pikiran

baru sehingga, cepat tertarik pada lawan jenis, mudah terangsang

secara erotis, dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis ia

sudah akan berfantasi erotik.

2) Remaja madya (middle adolescent) berumur 15-18 tahun

Tahap ini remaja membutuhkan kawan-kawan, remaja senang

jika banyak teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan

mencintai pada diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang

sama dengan dirinya, selain itu ia berada dalam kondisi

kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peka atau

tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimistis,

idealitas atau materialis, dan sebagainya.

3) Remaja akhir (late adolescent) berumur 18-21 tahun Tahap ini

merupakan dimana masa konsulidasi menuju periode dewasa dan

ditandai dengan pencapaian 5 hal yaitu:


25

a) Minat makin yang akan mantap terhadap fungsi intelek.

b) Egonya akan mencari kesempatan untuk bersatu dengan

orang lain dan dalam pengalaman-penglaman baru

c) Terbentuk identitas seksual yang tidak berubah lagi

d) Egosentrisme (terlalu mencari perhatian pada diri sendiri)

diganti dengan keseimbangan dan kepentingan diri sendiri

dengan orang lain.

e) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya

(privateself)

f) masyarakat umum.

c. Perubahan sosial pada remaja

Tugas perkembangan remaja yang tersulit ialah berhubungan dengan

penyesuian sosial. Remaja yang harus menyesuaikan diri dengan

lawan jenis hubungan yang sebelumnya belum pernah ada sheingga

menyesuaikan diri dengan orang dewasa diluar lingkungan keluarga

dan sekolah. Remaja lebih banyak se menghabiskan waktunya

bersama dengan teman-teman, maka pengaruh teman-teman sebaya

pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih

besar dari pada pengaruh keluarga. Misalnya, sebagian besar remaja

mengetahui bahwa mereka telah memakai model pakaian yang sama

dengan anggota kelompok yang popular, maka kesempatan untuk

diterima menjadi anggota kelompok lebih besar (Nasution, 2007).

Kelompok sosial yang sering terjadi pada remaja adalah:


26

1) Teman dekat

Remaja yang mempunyai beberapa teman dekat atau sahabat

karib. Mereka yang terdiri dari jenis kelamin yang sama sehingga

mempunyai minat dan kemampuan yang sama. Sehingga Teman

dekat yang saling mempengaruhi satu sama lain.

2) Kelompok kecil

Kelompok ini yang terdiri dari kelompok teman-teman dekat.

jenis kelamin yang sama, tetapi kemudian meliputi kedua jenis

kelamin.

3) Kelompok besar

Kelompok ini terdiri atas beberapa kelompok kecil dan kelompok

teman dekat, berkembang dengan meningkatnya minat pesta dan

berkencan. Kelompok ini besar sehingga penyesuaian minat

berkurang anggota-anggotanya. Terdapat jarak antara sosial yang

lebih besar di antara mereka.

4) Kelompok yang terorganisasi

Kelompok ini adalah kelompok yang dibina oleh orang dewasa,

dibentuk oleh sekolah dan organisasi masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan sosial para remaja yang tidak mempunyai

klik atau kelompok besar.

5) Kelompok geng

Remaja yang tidak termasuk kelompok atau kelompok besar dan

merasa tidak puas dengan kelompok yang terorganisasi akan


27

mengikuti kelompok geng. Anggotanya biasanya terdiri dari anak

anak sejenis dan minat utama mereka adalah untuk menghadapi

penolakan teman-teman melalui perilaku anti sosial.

d. Perubahan para proses Perkembangan remaja

Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak ke

dewasa, banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja

tersebut. Perubahan yang terjadi yaitu perubahan secara fisik yang

merupakan gejala primer dari pertumbuhan remaja. Sedangkan

perubahan psikologis muncul akibat dari perubahanperubahan fisik

remaja tersebut (Sarwono, 2013).

Perubahan biologis adalah percepatan pertumbuhan, perubahan

hormonal, dan kematangan seksual yang datang dengan pubertas

(Santrock, 2011). Perubahan fisik yang sangat berpengaruh besar

terhadap perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tinggi badan

yang semakin tinggi, berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai

dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki), dan tanda-

tanda seksual sekunder yang tumbuh. Perubahan fisik tersebut dapat

meyebabkan kecanggungan bagi remaja karena ia harus menyesuaikan

diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya, sehingga

dapat berpengaruh pada perubahan psikologi remaja tersebut

(Sarwono, 2013).

Perkembangan atau perubahan kognitif yang terjadi selama

masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja adalah


28

peningkatan dalam berpikir abstrak, idealis, dan logis. Ketika mereka

melakukan transisi tersebut, remaja mulai berpikir secara lebih

egosentris, sering merasa bahwa mereka berada di panggung, unik,

dan tidak terkalahkan. Dalam menanggapi perubahan tersebut, orang

tua memberikan lebih banyak tanggung jawab untuk pengambilan

keputusan yang dilakukan oleh para remaja (Santrock, 2011).

Perubahan sosial emosional yang dialami remaja adalah

pencarianbukaan diri. Ketika untuk kebebasan, konflik dengan orang

tua, dan keinginan untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan

teman sebaya. Percakapan dengan teman-teman menjadi lebih intim

dan memasukkan lebih banyak keterbukaan diri. Ketika anak-anak

memasuki masa remaja mereka akan mengalami kematangan seksual

sehingga mereka akan mengalami ketertarikan yang lebih besar dalam

hubungan dengan lawan jenis. Remaja akan mengalami perubahan

mood yang lebih besar daripada masa kanak-kanak (Santrock, 2011).


29

B. Kerangka teori

Remaja

Perubahan pada proses perkembangan

1. Perubahan biologis
2. Perkembangan atau perubahan
kognitif
3. Perubahan sosio-emosional

Negatif Sukses dalam


Positif
duni kerja

Perilaku Konsumsi
menyimpang Minuman
remaja beralkhohol

Penyebab perilaku menyimpang


1. Ketidaksanggupan Menyerap Norma-
Norma Kebudayaan
2. Proses Belajar Yang Menyimpang
3. Ketegangan Antara Kebudayaan Dan
Struktur Sosial
4. Ikatan Sosial Yang Berlainan
5. Akibat Proses Sosialisasi Nilai-Nilai Sub-
Kebudayaan Yang Menyimpang
Nb :

Diteliti :

Tidak diteliti :

Gambar 2.1 kerangka teori


30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel penelitian

Menurut Sugiono (2017), variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat

atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Variabel penelitian dalam penelitian yang dilakukan adalah :

1. Variabel independen (bebas)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor,

antecedent. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas.

Sugiyono (2016) menyebutkan variabel independen (bebas) adalah

merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel

independen yang terdapat pada panelitian ini adalah konsumsi minuman

alkohol.

2. Variabel Dependent (tergantung/terikat)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat.

Sugiyono (2016) menjelaskan variabel dependen (terikat) menurut

Sugiyono (2016) Variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

perilaku menyimpang remaja.

30
31

B. Kerangka konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep yang lainnya dari maalah yang akan diteliti (Hidayat, 2017).
Kerangka konsep penelitian dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup
dan mengarahkan penelitian yang dilakukan. Kerangka konsep dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen

Hubungan konsumsi Perilaku menyimpang


alkhohol

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap


permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Hidayat, 2017). Berdasarkan dari tinjauan konsep penelitian di atas, maka
hipotesa yang disusun peneliti adalah Ada Hubungan Konsumsi Minuman
Beralkohol dengan Perilaku Hubungan Konsumsi Minuman Beralkohol
dengan Perilaku Menyimpang Remaja di Desa Kuripan Purwodadi .

C. Jenis dan desain penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif,

dimana metode kuantitatif adalah metode dengan data yang berupa angka dan

nilai (Sugiyono, 2012). Penggunaan metode kuantitatif ini disebabkan adanya

penggunaan angka pada data penelitian dan penggunaan statistik untuk

melakukan analisi datanya.

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan menggunakan

desain cross sectional, penelitian korelasi atau korelasional merupakan suatu

penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua


32

variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut

sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2013).

Sedangkan desain cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari

dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara

pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat

(Notoadmojo, 2012). Jenis penelitian yang digunakan bertujuan untuk

mencari hubungan konsumsi minumal alkohol dengan perilaku menyimpang

remaja.

D. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan

(Sugiyono, 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja di

RW 07 KelurahanKuripan Kabupaten Grobogan yang berumur 18-21

tahun sejumlah 84 responden.

2. Sampel

Donsu (2016) Menjelaskan bahwa sampel merupakan bagian

jumlah dari populasi. Tekhnik sampling yang akan digunakan dalam

penelitian adalah purposive sampling, yaitu tekhnik pengambilan sampel

yang dapat disesuaikan dengan tujuan penelitian (Hidayat, 2017).

Suyanto (2018) menyebutkan bahwa dibutuhkan ketepatan dalam

penentuan batas sampel. Dalam Hidayat (2017) menjelaskan menghitung


33

sampel dalam penelitian tipe cross sectional menggunakan rumus slovin

adalah sebagai berikut :

N
n=
N ( d )2 +1
Keterangan :
N : Besar populasi
n : Jumlah sampel
d : Tingkat ketepatan yang diinginkan (10%)
84
n=
84 ( 10 )2+ 1

84
n=
1.08

= 77,4 dibulatkan menjadi 75

Peneliti juga mengacu pada kriteria inklusi dan ekslusi yang ditetapkan

peneliti. Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah:

a. Kriteria inklusi

1) Bersedia menjadi responden

2) Remaja yang domisili di Kelurahan Kuripan

3) Remaja berusia 18-21 tahun

b. Kriteria ekslusi

1) Remaja yang bekerja diluar kota

2) Remaja yang tidak bersedia menjadi responden

E. Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur
Independent : Perilaku Kuesioner Hasil kuesioner Nomina
minam konsumsi yang kemudian l
berlkohl alkoholremaj terdiri dari kategorikan:
34

a di 10
kelurahankuri pertanyaa 1. Rutin jika nilai
pan selam 1 n ≥ nilai mean
bulan 2. Tidak rutin
terakhir. jika nilai <
nilai mean
.
Perilaku Perilaku Lembar Hasil kuesioner Nomina
menyimpang menyimpanh kuesioner kemudian di olah l
remaja di yang dengan rumus
kelurahankuri terdiri dari Cut Of Point
pan selama 1 10 (COP) :
bulan terakhir pertanyaa skormax +skormin
n 2
Jumlah skor yang
diperoleh dan
dikategorikan:
1. menyimpa
ng ≥ nilai
COP
2. Tidak
menyimpa
ng< nilai
COP
F. Metode dan prosedure pengumpulan data

1. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan dalam

pengumpulan data penelitian (Hidayat, 2017). Adapun metode

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

a. Pengumpulan data primer

Pengumpulan data primer adalah data yang diperoleh dari responden

melalui lembar observasi, kuesioner, kelompok fokus, dan panel,

atau juga data hasil wawancara peneliti dengan narasumber

(Sujarweni, 2014). Data primer dalam penelitian ini adalah kuesioner


35

b. Pengumpulan data sekunder

Sugiyono (2016) mengatakan bahwa data sekunder merupakan

sumberdata yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data, misalnyamelalui orang lain atau lewat dokumen.

Sumber data sekunder digunakan untukmendukung informasi yang

didapatkan dari sumber data primer yaitu dari bahanpustaka,

literatur, penelitian terdahulu, buku, laporan-laporan kegiatan

yangdiadakan oleh perpustakaan dan maupun laporan-laporan

pemerintah

2. Prosedur pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data penelitian ini di lakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Melakukan studi pendahuluan pada remaja di RW 07

KelurahanKuripan

b. Menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedure penelitian kepada calon

responden

c. Mengelompokan responden yang bersedia mengikuti penelitian dan

memenui kriteria penelitian

d. Memberikan lembar persetujuan (inform consent) kepada responden

e. Melakukan penelitian dengan membagi kuesioner konsumsi

minumal alkohol dan

f. Data dikumpulkan dan di analisa menggunakan program

komputerisasi.
36

G. Intrumen pengumpulan data

Sugiyono (2014) menyatakan bahwa “Instrumen penelitian adalah

suatu alat pengumpul data yang digunakan untuk mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati”. Dengan demikian, penggunaan

instrumen penelitian yaitu untuk mencari informasi yang lengkap

mengenai suatu masalah, fenomena alam maupun sosial. Sebelum

digunakan kuesioner di uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu, agar

kuesioner yang diberikan benar-benar valid dan layak untuk dipakai.

Adapun uji validitas dan reliabilitas adalah:

1) Uji validitas

Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur (Hidayat, 2017). Uji validitas pada

penelitian ini adalah menguji kuesioner yang akan digunakan pada

saat penelitia. Uji validitas dilakukan kepada 20 responden di RW

Desa getas. Dengan jumlah responden uji validitas yang ditentukan 20

maka diketahui nilai r tabel 0.444. Sehingga seluruh hasil r hitung

setiap item kuesioner harus di atas nilai r tabel 0.444.

2) Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

dapat dipercaya atau diandalkan (Notoatmodjo, 2010). Uji

reliabilitas digunakan untuk mencari layak tidaknya kuesioner

dipakai untuk instrument penelitian. Hasil dari uji reliabilitas harus


37

di atas dari 0.60 untuk mendapatkan hasil kuesioner dinyatakan

reliable.

3) Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Rw 07 kelurahan Kuripan Purwodadi pada

bulan Oktober 2021.

H. Rencana Analisa Data

1. Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2018), proses pengolahan data dengan

tahap-tahap sebagai berikut :

a. Tabulation

Dimana tabulasi dalam penelitian ini tabel yang dibuat

berisi no, nama, jenis kelamin, umur, konsumsi alkohol dan

perilaku menyimpang.

b. Editing

Peneliti memeriksa data yang telah dikumpulkan sesuai

dengan jumlah sampel dan melakukan koreksi terhadap isian

responden yang belum diisi atau isian yang jelas untuk

ditanyakan kembali.

c. Coding

Peneliti melakukan penilaian hasil isian jawaban pada

kuesioner yang dibagikan pada responden penelitian sesuai

dengan skor yang telah di tetapkan. Jawaban benar diberikan

skor 1 dan jawaban salah diberikan skor 0.


38

d. Data Entry

Pemberian kode tidak dilakukan pada tahap pengelolaan

data penelitian ini karena data penelitian telah berdistribusi

normal sehingga data yang diolah merupakan data rasio.

e. Cleaning

Input data dilakukan pada program komputer pada awalnya

penelitian membuat variabel view, selanjutnya peneliti

memasukan data penelitian pada data view. Setelah tahap input

data dan pengecekan kebenaran data selesai dilanjutkan pada

analisa data sesuai tujuan penelitian.

2. Analisa data

Pada tahap ini data di olah dengan metode tertentu, dengan

data kuantitatif melalui proses komputerisasi. Metode analisa yang

digunakan yaitu :

1) Analisa Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk

analisis univariat tergantung dari jenis datanya. Pada umumnya

dalam analisis univariat hanya menghasilkan distribusi frekuensi

dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2018). Pada

penelitian ini, analisa univariat digunakan untuk

menggambarkan distribusi frekuensi dan presentase setiap

variabel.
39

2) Analisa Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi

(Notoatmodjo, 2018). Analisis ini dilakukan untuk mengetahui

adanya hubungan antara konsumsi alkohol dengan perilaku

menyimpang remaja, maka analisis bivariat yang dilakukan

merupakan analisis statistic dengan mengunakan tabulasi silang

dilanjutkan uji statistic menggunakan uji chi square. Rumus

menghitung chi square adalah sebagai berikut :

𝑋 2 = 𝜀(𝑓0 − 𝑓ℎ )2

𝑓ℎ

Keterangan :

𝑋 2 : chi square

𝐹0 : frekuensi yang diobservasi

𝐹ℎ : frekuensi yang diharapkan

Nilai tingkat kemaknaan (p value) dibandingkan dengan nilai

tingkat kesalahan atau alpha (α), dengan nilai α = 0,05, maka

pengambilan keputusan sebagai berikut :

a) Jika p value ≤ α (0,05) H0 ditolak yang berarti ada

hubungan antara kepatuhan variabel independen dengan

variabel dependen.
40

b) Jika p value > α (0,05) H0 diterima yang berarti tidak ada

hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen.

Syarat chi square :

1) Sudah dikategorikan 43

2) Skala ordina atau nominal bentuk kategorik

3) Jumlah sampel n> 30

4) Tidak boleh ada sel nilai 0

5) Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan atau

nilai ekspetasi kurang dari 5, lebih dari 20% dari

keseluruhan sel f. Jika syarat uji square tidak terpenuhi

maka :

6) Alternatif uji square untuk tabel 2x2 adalah uji fisher

exact

7) Alternatif untuk tabel selain 2x2 adalah pengambungan

sel

I. Etika Keperawatan

Etika penelitian adalah hubungan timbal balik antara peneliti dan orang yang

diteliti sesuai dengan prinsip etika (Notoatmodjo, 2018). Dalam melakukan

penelitian peneliti harus memegang 4 prinsip, yaitu :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia

2. Peneliti harus memberikan informasi kepada subjek penelitian tentang

tujuan dilakukannya penelitian. Peneliti juga harus membebaskan subjek


41

untuk berpartisipasi atau tidak. Untuk menghormati harkat dan martabat

subjek, peneliti menyiapkan lembar persetujuan (inform concent) yang

berisi tentang :

a. Manfaat penelitian.

b. Penjelasan kemungkinan adanya ketidaknyamanan yang terjadi.

c. Manfaat bagi subjek.

d. Persetujuan dari peneliti bahwa akan menjelaskan prosedur

penelitian.

e. Persetujuan subjek dapat mengundurkan diri kapanpun.

f. Jaminan menjaga kerahasiaan identitas subjek.

4) Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian

Peneliti tidak boleh membocorkan informasi terkait identitas subjek.

Karena setiap orang memiliki hak dasar berupa privasi dan kebebasan

dalam memberikan informasi. Sebagai pengganti identitas asli, peneliti

dapat menggunakan coding.

5) Keadilan dan keterbukaan

Peneliti harus memastikan bahwa semua subjek mendapat perlakuan dan

keuntungan yang sama. Semua subjek juga harus dijelaskan tentang

prosedur penelitian. Agar prinsip ini dapat terlaksana dengan baik.

6) Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

Suatu penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak. Dampak

yang merugikan bagi subjek harus diminimalisasi. Oleh karena itu,


42

penelitian harusnya dapat mencegah atau mengurangi rasa sakit, cidera,

stress ataupun kematian subjek.


43

Daftar Pustaka

Aritonang, (2012).Manajemen Asuhan Gizi.Cetakan ke-1. Yogyakarta:


Leutikabook dengan cebios dan Jurusan Gizi-Poltekkes Yogyakarta
Baharudin, (2019).Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: arruzz
Med

Dewi, (2012). Memahami Perkembangan Fisik Remaja. Yogyakarta: Gosyen


Publishing

Faenkel dan Wallen, (2013).How to Design and Evaluate Research in Education


8th Edition. Boston: McGraw-Hill Higher Education

Hanifah, (2013).Hubungan Kontrol Sosial Orang Tua Dengan Perilaku Seks


Pranikah Remaja Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan. Jurnal
Spektrum PLS, 1, (2), 1-14.

Hidayat, (2017).Metode penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis.Data.


Jakarta: Salemba Medika

Hisyam, (2015). Perilaku Menyimpang Tinjauan Sosiologi, bumiaksara, Jakarta,

Imam (2020) dengan judul Hubungan Minuman Keras terhadap Penyimpangan


Remaja di Desa Jatigono Lumajang.Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Airlangga

Kartini (2014).Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: Mandar


Maju.

Kartono (2010).Patologi Sosial 2. Kenakalan Remaja. Jakarta: CV. Rajawali


Expres

Kaurow,dkk, (2015). Gambaran Status Karies Peminum Alkohol di Desa Paku


Weru Dua.

King (2012).Psikologi Umum : Sebuah Pandangan Apresiatif Buku 2. Jakarta:


Salemba Humanika

Laila (2019).Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita.Jakarta : Salemba


Medika.

Mantiri, (2019).Perilaku menyimpang di kalangan remaja di kelurahan pondang,


kecamatan amurang timur kabupaten minahasa selatan. Journal vol III

43
44

Muhammad dan Kaimudin, (2019).Perilaku penyimpangan sosial pada kalangan


remaja kelurahan akehuda kota ternate utara. Program studi pendidikan
pancasila dan kewarganegaraan, fkip-unkhair

Mahfuz, (2014).Psikologi Anak dan Remaja Muslim. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

Notoadmojo, (2012).Metode Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta

Sallika (2010). Kesehatan Perempuan. Jakarta; 2010

Sofia & Adiyanti, (2013).Hubungan pola asuh orang tua dengan kecerdasan moral
pada anak usia 12-15 tahun di smp negeri 1 tabukan selatan kabupaten
kepulauan sangihe. Program studi ilmu keperawatan fakultas kedokteran
universitas sam ratulangi manado

Soetjiningsih (2010).Tumbuhkembangremaja Dan Permasalahannya, Jakarta:


CV.sagungseto, 2010

Nasution, (2007).Perilaku Merokok pada Remaja. Program Studi Psikologi


Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara : Medan

Santrock, (2011).Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

Sarwono, (2013).Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika

Sugiono (2017).Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alfabeta, CV

Sujarweni, (2014).Metodologi penelitian: Lengkap, praktis, dan mudah dipahami.


Yogyakarta: PT Pustaka Baru

Wagiu (2017).Hubungan Antara Kebiasaan Konsumsi Alkohol Dengan Kualitas

Hidup Penduduk Di Kelurahan Kolongan Kecamatan Tomohon Tengah

Kota Tomohon. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Yafi, (2018). Hubungan tekanan teman sebaya dengan perilaku minumminuman

keras pada remaja di kota malang. Universitas muhammadiyah malang


LAMPIRAN 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada,
Yth. Calon Responden Penelitian
Di Puskesmas Grobogan

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :Aris Mei Kurniawan
Nim :17021206

Merupakan mahasiswi Ilmu Keperawatan Universitas An Nur Purwodadi


yang bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Konsumsi
Minuman BeralkoholDengan Perilaku Menyimpang Remaja Di Desa Kuripan
Purwodadi” ini dapat diselesaikan sehingga bisa diujikan” sebagai syarat
kelulusan.

Peneliti ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi saudara


sebagai calon responden. Kerahasiaan serta informasi yang akan diberikan akan
dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika saudara tidak
bersedia menjadi responden, maka saudara diperbolehkan menolak menjadi
responden penelitian.Apabila saudara menyetujui, maka saya mohon untuk dapat
menandatangani lembar persetujuan menjadi responden.

Hormat saya,

1
LAMPIRAN 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Alamat:

Umur :

Pekerjaan :

Menyatakan bersedia menjadi informan penelitian dari :

Nama :Aris Mei Kurniawan


Nim :17021206

Judul : Hubungan Konsumsi Minuman BeralkoholDengan Perilaku


Menyimpang Remaja Di RW 07 Desa Kuripan Purwodadi

Persetujuan ini saya berikan secara sukarela dan tanpa paksaan dari pihak
manapun.Saya telah diberikan penjelasan mengenai penelitian dan saya telah
diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti.
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya akan menjawab semua pertanyaan
dengan sejujur-jujurnya.

Surakarta, ………………. 2021


Responden

(…………………………………)
Kuesioner Perilaku Menyimpang
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
1. Jenis Kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
2. Pendidikan terahir
a. SD
b. SLTP
c. SLTA
Pilihlah jawaban yang sesuai dengan apa yang pernah ada lakukan, pilih salahsatu
dengan cara melingkari opsi a atau b.
1. Apakah anda pernah melakukaan kegiatan bolos sekolah ?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah anda pernah melakukan kegiatan negativ Bersama teman? ?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah anda pernah melakukan tindak kekerasan pada orang sekitar anda ?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah anda pernah melakukan tindak pelecehan seksual?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah anda pernah mempraktekan tindak negativ dari siaran konten di media
sosial anda?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah anda pernah melakukan tindakan kriminal seperti mencuri ?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah anda pernah berbiacara kasar terhadap teman anda?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah anda pernah berbicara kasar terhadap orang tua atau guru anda?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah anda pernah melakukan penipuan ?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah anda sudah pernah ikut dalam tawuran atau berkelahi ?
a. Ya
b. Tidak
Kuesioner Konsumsi Minuman Beralkohol
Berilah jawaban dengan melingkari pada salah satu jawaban yang paling sesuai
dengan penilaian Anda.
Kriterianya adalah sebagai berikut:
TP : Tidak Pernah
J : Jarang
P : Pernah
S : Sering
SL : Selalu
1. Saya mempertimbangkan kandungan alkohol yang ada di dalam minuman
keras
a. TP : Tidak Pernah
b. J : Jarang
c. P : Pernah
d. S : Sering
e. SL : Selalu
2. Saya mempertimbangkan dampak jika minum minuman Beralkohol
a. TP : Tidak Pernah
b. J : Jarang
c. P : Pernah
d. S : Sering
e. SL : Selalu
3. Saya mengerti bahwa minum minuman beralkohol dilarang oleh agama
a. TP : Tidak Pernah
b. J : Jarang
c. P : Pernah
d. S : Sering
e. SL : Selalu
4. Saya mempertimbangkan ekonomi saya jika sering minum minuman keras
a. TP : Tidak Pernah
b. J : Jarang
c. P : Pernah
d. S : Sering
e. SL : Selalu

5. Saya mengkonsumsi minuman beralkohol harus sampai mabuk agar


terlihat keren (unfavourable)
a. TP : Tidak Pernah
b. J : Jarang
c. P : Pernah
d. S : Sering
e. SL : Selalu
6. Saya menghindari teman saat kelompok sedang meminum minuman
Beralkohol
a. TP : Tidak Pernah
b. J : Jarang
c. P : Pernah
d. S : Sering
e. SL : Selalu
7. Saya akan merasa puas ketika rasa ingin untuk meminum terlaksana
(unfavourable)
a. TP : Tidak Pernah
b. J : Jarang
c. P : Pernah
d. S : Sering
e. SL : Selalu
8. Saya lebih memilih minuman oplosan daripada minuman pabrikan
(unfavouable)
a. TP : Tidak Pernah
b. J : Jarang
c. P : Pernah
d. S : Sering
e. SL : Selalu
9. Saya merasa lebih asyik saat minum bersama dengan teman
(unfavourable)
a. TP : Tidak Pernah
b. J : Jarang
c. P : Pernah
d. S : Sering
e. SL : Selalu
10. Saya tidak dapat menolak ajakan teman untuk meminum minuman
beralkohol (unfavourable)
a. TP : Tidak Pernah
b. J : Jarang
c. P : Pernah
d. S : Sering
e. SL : Selalu

Anda mungkin juga menyukai