Anda di halaman 1dari 64

1

PENGARUH PENYIMPANAN DARAH TERHADAP KADAR


HEMOGLOBIN PADA WHOLE BLOOD SEBELUM DAN SESUDAH
DISIMPAN SELAMA SATU MINGGU

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salahsatu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Kesehatan Program
Studi Prodi Studi Teknologi Bank Darah (D-3) Fakultas Kesehatan Universitas
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun oleh :
Nama : Melisa Ayuningtyas
NPM : 181206049

PRODI STUDI TEKNOLOGI BANK DARAH (D-3)


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2021
2

HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL

Pengaruh Penyimpanan Darah Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Whole


Blood Sebelum Dan Sesudah Disimpan Selama Satu Minggu

Diajukan oleh :
Melisa Ayuningtyas
181206049

Telah disetujui untuk mengikuti ujian :


Tanggal :

Menyetujui ,
Pembimbing
3

HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Pengaruh Penyimpanan Darah Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Whole Blood


Sebelum Dan Sesudah Disimpan Selama Satu Minggu

Diajukan oleh :
Melisa Ayuningtyas
181206049

Telah Disetujui Untuk Melaksanakan Penelitian


Tanggal :Maret 2021

Menyetuji,

Penguji , Pembimbing

( ) Suci Ihtiaringtyas, S.Si,. M.Sc


NIDN. 05-2411-8702

Keprodi

Francisca Romana Sri Supadmi, A.Md.Kes,. S.K. M,. M.S.


NIDN. 05-1405-7401
4

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat rahmat dan hidayahnya sehingga penulisan proposal
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengaruh Penyimpanan Darah Terhadap Kadar
Hemoglobin Pada Whole Blood Sebelum Dan Sesudah Disimpan Selama Satu Minggu ”
dapat selesai sesuai waktu yang telah ditentukan. Penulisan proposal Karya Tulis
Ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan Memperoleh Gelar Ahli
Madya Kesehatan Program Studi Prodi Studi Teknologi Bank Darah (D-3) Fakultas
Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Di Balik selesainya proposal karya tulis ilmiah ini, terdapat sumbangsih


dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, perkenangkanlah penulis pada
kesempatan kali ini untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :

1. Kuswanto Hardjo, dr.M.Kes, selaku dekan fakultas kesehatan universitas


Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2. Francisca Romana Sri Supadmi, Amd.Kes, S.K.M, M.S.c selaku ketua prodi
teknologi bank darah
3. Nur’aini Purnamaningsih S.Si.,M.Sc., selaku kordinator karya tulis ilmiah
Prodi Tekhnologi Bank Darah (D-3)
4. Suci Ihtiaringtyas, S.Si,. M.Sc. selaku pembimbing yang telah membantu
dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam menyelesaikan proposal
karya tulis ini.
5. Segenap Petugas PMI Kabupaten Sleman yang mengizinkan dan memberikan
fasilitas untuk penelitian
6. Bapak/ibu dosen Teknologi Bank Darah (D-3) atas segala kesempatan yang
diberikan dan motifasi selama menempuh pendidikan Ahli Madya Kesehatan
Program Studi Prodi Studi Teknologi Bank Darah (D-3) Fakultas Kesehatan
Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
7. keluarga tercinta yang selalu mendukung, mensupport dan memberi restu
untuk saya melanjutkan studi pendidikan
5

8. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan
proposal skripsi ini.

Penyusunan karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Penulis
juga berharap semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
terutama dalam bidang Teknologi Bank Darah.

Yogyakarta, Maret 2021

Penulis
6

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL.....................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL......................................................iii
PRAKATA.........................................................................................................iv
DAFTAR ISI......................................................................................................vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................viii
BAB I. PEDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..................................................................................3
D. Manfaat Penelitian................................................................................3
E. Keaslian Penelitian...............................................................................4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. DARAH
1. Definisi ..........................................................................................7
2. Karakteristik Darah................................................................................7
3. Fungsi Darah..........................................................................................8
B. Transfusi Darah
1. Definisi...........................................................................................9
2. Indikasi pemberian transfuse darah.................................................9
3. Faktor yang mempengaruhi pemberian transfuse darah................10
C. Penyimpanan Darah
1. Definisi.........................................................................................11
2. Metabolisme Darah Selama Penyimpanan...........................................12
D. Prosedur Transfusi Darah................................................................................
E. Hemoglobin
1. Pengertian Hemoglobin...............................................................13
2. Kadar Hemoglobin...............................................................................15
3. Struktur Hemoglobin...................................................................15
4. Fungsi Hemoglobin..............................................................................16
5. Metode Penetapan Kadar Hemoglobin.................................................18
F. Kerangka teori......................................................................................19
G. Kerangka konsep..................................................................................19
H. Hipotesa................................................................................................19
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.....................................................................................20
B. Lokasi dan Waktu Penelitian..............................................................20
C. Populasi dan Sampel Penelitian...................................................................20
D. Defenisi Operasional..........................................................................21
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data..............................................................21
F. Instrument penelitian...................................................................................21
G. Prosedur Kerja.............................................................................................21
7

H. Pengolahan dan Analisis Data.....................................................................22


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
8

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Batas Kadar Hemoglobin (gr/dl)…………………………………….. 16


Table 2.2 Definisi Operasional …………………………………………………. 22
9

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori……………………………………………. 19


Gambar 2.1 Kerangka Konsep…...…………………………………….. 20
10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah dari pendonor kepada


pasien yang bertujuan untuk menggantikan darah yang hilang akibat perdarahan,
operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentukan sel darah sehingga
membutuhkan darah berupa darah lengkap atau komponen darah (Seeber dan
Shalder, 2013 dalam Aini (2020)). Kebutuhan akan darah terus meningkat dalam
beberapa tahun terakhir, baik untuk tindakan operasi kasus kecelakaan ataupun
kasus operasi terencana, selain hal tersebut darah juga dibutuhkan untuk kasus
luka bakar, kanker darah dan untuk kasus penyakit tertentu (Naim, 2014).
Menurut Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Indonesia tahun 2014 ,
produksi darah secara nasional sebanyak 4.644.863 juta kantong untuk
mendukung terapi pengobatan.
Pelayanan transfusi darah dimulai dengan mengumpulan orang-orang yang
bersedia menjadi donor darah. Selanjutnya dilakukan seleksi donor darah untuk
mendapatkan donor dengan resiko rendah. Seleksi dilakukan melalui anamneses
(menganalisa gaya hidup calon pendonor dan menentukan bahwa calon pendonor
bukan dari golongan resiko tinggi yang mengidap penyakit menular melalui darah
dan penyakit-penyakit yang dapat membahayakan pendonor bila darahnya
diambil) serta pemeriksaan fisik. Bila calon donor diyakini sehat dan siap
mendonorkan darahnya maka dilakukan pencatatan identitas, pemberian kode
donor, pemeriksaan hemoglobin dan golongan darah. Selanjutnya dilakukan
pengambilan darah donor dan ditampung dalam kantong darah berukuran 350 ml
atau 450 ml serta diambil contoh darah untuk pemeriksaan ulang golongan darah
ABO, rhesus dan uji saring terhadap Penyakit Infeksi Menular Lewat Transfusi
Darah (IMLTD) antara lain sifilis, hepatitis B, hepatitis C dan HIV. Bila darah
sudah dinyatakan bebas dari penyakit IMLTD selanjutnya dilakukan penyimpanan
darah (A.V.Hoffbrand, 2013).
11

Wahidiyat dan Adnani (2016) menyatakan bahwa produk darah yang


digunakan untuk transfusi darah diantarannya darah lengkap (whole blood), sel
darah merah pekat, sel darah merah yang dicuci,trombosit, plasma segar beku dan
kreopisipat. Whole blood merupakan darah yang diambil langsung dari pendonor
dan telah bercampur dengan antikoagulan yang telah tersedia dalam kemasan
kantong darah dengan tujuan untuk mencegah penggumpalan darah donor
sehingga dapat disimpan dan ditransfusikan kepada pasien. Whole blood disimpan
pada suhu 2-8ºC dengan masa simpan 35 hari menggunakan antikoagulan Citrate
Phosphate Dextrose Adenine (CPDA) (Rahmawati, 2015). Penggunaan whole
blood untuk transfusi di amerika serikat mencapai 15 juta di tahun 2008
(Friedman dkk, 2014 dalam Halim, Arifin dan Yuliana, 2019). Produksi darah
secara nasional si Indonesia pada tahun 2014 adalah sebanyak 4.6 juta kantong
darah dalam satu tahun. Golongan darah AB+ jumlah paling sedikit sebesar
8.51% (Kemenkes, 2016). Untuk produksi darah pada PMI Kabupaten Sleman
jumlah total pada tahun 2020 yaitu sebanyak 2.424 kantong darah dan untuk
jumlah produksi pengolahan kantong darah whole blood pada tahun 2020 yaitu
sebanyak 2.129 kantong whole blood.
Penyediaan darah yang aman sangat diperlukan guna menunjang
pengobatan penderita lewat transfusi darah sehingga didapatkan manfaat yang
optimal. Hal ini sangat dibutuhkan karena darah merupakan materi biologis yang
dapat terpengaruh dengan waktu dan lingkungan (Setyati, 2010).
Pemberian produk darah lengkap dengan volume 350-450 mL selama 2-4
jam dapat menaikkan kadar hemoglobin hingga 1 gr/dL, akan tetapi kendala yang
terjadi di lapangan adalah produk darah yang ditransfusikan tidak selalu darah
segar melainkan darah yang telah disimpan pada blood bank. Oleh karena itu
kualitas darah perlu dijaga untuk dapat memberikan manfaat secara optimal
(Astuti dan Laksono, 2013). Darah yang disimpan diluar tubuh (dalam kantong
darah) kondisinya sangat berbeda dengan kondisi dalam tubuh. Selama
penyimpanan eritrosit akan mengalami perubahan biokimiawidan struktur yang
akan mempengaruhi viabilitas dan fungsinya setelah transfusi. Semakin lama
darah disimpan, semakin banyak sel darah eritrosit yang dihancurkan dan semakin
12

kecil jumlah eritrosit yang dapat bertahan hidup serta dapat menurunkan kadar
hemoglobin karena proses hemolisi pada eritrosit. Hilangnya daya hidup eritrosit
yang disimpan dapat disebabkan oleh kekakuan membran eritrosit dan hilangnya
lipid pada eritrosit, membran menjadi kaku dan bentuknya berubah dari cakram
menjadi sferis, karena eritrosit terjadi kerusakan maka hemoglobin dalam eritrosit
akan lepas masuk ke cairan sekelilingnya ( plasma) sehingga terjadi proses
hemolisis (Aulia,2009). Diperlukan prosedur penyimpanan yang baik dari darah
di dapatkan sampai darah di berikan kepada pasien. (Sumoko, 2008).
Berdasarkan penjelasan salah satu petugas di PMI Kabupaten Sleman pada
saat melakukan studi pendahuluan, cara penyimpanan darah yang baru di aftap di
masukan ke dalam blood bank dengan suhu 2-6 derajat celcius. Pengaruh
penyimpanan akan bertahan lama karena disimpan pada suhu sesuai standar
sehingga produk darah tetap baik dan bisa di gunakan. Di PMI Kabupaten Sleman
jarang ada darah lama disimpan, untuk penanganan darah yang rusak segera di
musnahkan

Dalam mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan penelitian


mengenai pengamatan kadar hemoglobin pada sediaan darah lengkap dalam kurun
waktu tertentu untuk mengetahui tingkat perubahan kadar hemoglobin pada
sediaan darah lengkap agar dapat diketahuiusia optimal sediaan darah lengkap
yang berkualitas baik.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 7 Januari 2021


di PMI Kabupaten Sleman. Darah yang baru diambil dari pendonor akan disimpan
pada suhu 2-6 derajat celcius sehingga produk darah akan tetap baik dan bisa
digunakan, untuk masa penyimpanan kantong darah pada PMI Kabupaten Sleman
selama 1 minggu sebelum di keluarkan tetapi berdasarkan penjelasan salah satu
petugas PMI Kabupaten Sleman bahwa kantong darah biasanya sebelum
semingga sudah ada kantong darah yang dikeluarkan hal ini karena permintaan
dari Rumah Sakit, dan untuk darah yang nantinya di keluarkan tidak lagi
dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, pemeriksaan kadar hemoglobin hanya
dilakukan pada saat seleksi calon pendonor darah.
13

Berdasarkan latar belakang diatas, penyimpanan darah yang terlalu lama


dapat mempengaruhi kadar hemoglobin sehingga mendorong penulis untuk
mengetahui pengaruh penyimpanan darah terhadap kadar hemoglobin pada whole
blood sebelum dan sesudah disimpan selama satu minggu di PMI Kabupaten
Sleman.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah : “Bagaimana pengaruh penyimpanan darah terhadap kadar
hemoglobin pada whole blood sebelum dan sesudah disimpan selama satu minggu
di PMI Kabupaten Sleman?”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh penyimpanan darah terhadap kadar
hemoglobin pada whole blood sebelum dan sesudah disimpan selama satu
minggu di PMI Kabupaten Sleman.
2. Tujuan Khusus
a. Menentukan kadar hemoglobin pada komponen whole blood darah
donor sebelum dan sesudah disimpan selama satu minggu di Bank
Darah PMI Kabupaten Sleman.
b. Menentukan presentase sampel darah yang mengalami penurunan kadar
HB setelah penyimpanan 1 minggu.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Dapat dijadikan sumber referensi sebagai bahan masukan untuk
perkembangan ilmu pengetahuan tentang kualitas darah simpan pada
waktu yang sesuai dengan ketentuan.
14

2. Manfaat praktis

a. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan tentang pengaruh penyimpanan darah


terhadap kadar hemoglobin.

b. Bagi pasien

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang lama


penyimpanan darah yang aman bagi darah sebelum digunakan.

c. Bagi Palang Merah Indonesia (PMI)

Memberikan informasi tentang pengaruh penyimpanan darah


terhadap kadar hemoglobin pada darah yang disimpan sehingga
diharapkan dapat memperbaiki kualitas darah yang digunakan untuk
tranfusi darah dan pada akhirnya upaya pengobatan medis untuk
memperbaiki kondisi anemia dapat tercapai dengan baik.

E. Keaslian Penelitian

No Judul Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


Penelitian, Penelitian,
Tahun Tahun
1 Zuherni Gambaran Hasil penelitian Persamaan 1. Perbedaan lokasi
Kadar rata-rata kadar dengan dan responden
Hemoglobin hemoglobin penelitian ini: penelitian
Darah Dengan pada darah
Darah Simpan 50,48 g/unit 1. Meneliti 2. Perbedaan waktu
14 Hari Pada dan pada darah variabel yang penyimpanan
Darah Donor simpan 14 hari sama yaitu darah
Di Unit Darah 48,48 g/unit. Hemoglobin
Pmi Kota Hasil tidak ada
2. Jenis
Padang.2019 perbedaan
penelitian
sama yaitu
deskriptif
15

2 Aini Gambaran kadar Hasil Persamaan Perbedaan:


hemoglobin pengukuran dengan
pada sediaan kadar penelitian ini: 1. Perbedaan lokasi
darah lengkap hemoglobin dan responden
di PMI kab selama 30 hari 1. Menelitivaria penelitian
Sleman prov penyimpanan belyangsama
yaituHemogl 2. Perbedaan waktu
D. I menunjukan
obin penyimpan
Yogyakarta. bahwa kadar
andarah
2019 HB relatif
2. Jenis
stabil.
penelitian
penurunan
sama yaitu
terjadi 0,6-
deskriptif
2.0%.

3 Sardjo Pengaruh Uji t Persamaan Perbedaan:


lama berpasangan dengan
penyimpanan pada kantong penelitian ini: 1. Perbedaanlokasid
terhada darah hb di anrespondenpene
kadar dapatkan p Meneliti litian
hemoglobin value 0.01. variabel yang
sama yaitu 2. Perbedaanwaktup
pada kantong Artinya tidak
Hemoglobin enyimpanandarah
darah donor ada perbedaan
di bank bermakna 3. Perbedaan jenis
darah rs kadar penelitian
santa maria hemoglobin
men.2019 hari 1 dan hari
15. Sedangkan
pada kantong
darah prc di
dapatkan p
value kurang
dari 0.01
artinya ada
perbedaan
bermakna
kadar hb hari 1
dan 15
16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Darah

1. Defenisi Darah

Ayu (2018) menyatakan darah merupakan jaringan cair pada


tubuh manusia yang terdiri atas dua bagian plasma yaitu plasma darah
sebesar 55% dan korpuskuler/ sel darah sebesar 45%. Sel darah terdiri
dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Sedangkan menurut
Guyton (2012) darah adalah suatu cairan kental yang terdiri dari sel-sel
dan plasma. Setiap orang rata-rata mempunyai kira-kira 70 ml darah
setiap kilogram berat badan. Sebanyak 50-60% darah terdiri atas cairanm
sisanya berupa sel-sel darah. Dalam keadaan fisiologik darah selalu
berada didalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya
sebagai pembawa oksigen (oxygen carrier), mekanisme pertahanan tubuh
terhadap infeksi dan mekanisme hemostasis. Darah terdiri dari dua
komponen darah antara lain (Tarwoto dkk, 2009) :

a. Plasma darah yaitu : Bagian cair darah yang sebagian besar terdiri
atas air, elektrolit dan protein darah.

b. Butir-butir darah (blood corpuscles) yang terdiri atas :

1) Eritrosit : sel darah merah

2) Leukosit : sel darah putih

3) Trombosit : butir pembeku


17

2. Karakteristik Darah

Tarwoto dkk, (2009) menyatakan karakteristik darah adalah sebagai


berikut :

a. Warna : Darah arteri berwarna merah muda karena mengandung


banyak oksigen yang berikatan dengan hemoglobin dalam sel darah
merah. Darah vena berwarna merah tua/gelap karena kekurangan
oksigen dibandingkan dengan darah arteri.

b. Viskositas : Viskositas darah atau kekentalan darah ¾ lebih tinggi


dari pada viskositas air yaitu sekitar 1.048 sampai 1.066.

c. pH : pH darah bersifat alkaline dengan pH 7.35 sampai 7.45.

d. Volume : Pada orang dewasa volume darah sekitar 70 sampai 75


ml/kg BB atau sekitar 4 sampai 5 liter darah.

e. Komposisi : Darah tersusun atas dua komponen utama yaitu plasma


darah dan sel-sel darah.

f. Plasma darah yaitu bagian cair darah (55%) yang sebagian besar
terdiri dari (92%) air, (7%) protein, (1%) nutrisi, hasil metabolisme,
gas pernapasan, enzim, hormon-hormon, faktor pembekuan dan
garam anorganik. Protein-protein dalam plama terdiri dari serum
albumin, fibrinogen, protrombin, dan protein esensial untuk
koagulasi. Serum albumin dan gamma globulin sangat penting untuk
mempertahankan tekanan osmotik koloid, dan gamma globulin juga
mengandung antibodi (imunoglobulin ) seperti IgM, IgG, IgA, IgD,
IgE untuk mempertahankan tubuh terhadap mikroorganisme.

g. Sel-sel darah/ butir-butir darah (bagian padat) kurang lebih 45%


terdiri dari eritrosit, leukosit dan trombosit. Unsur terbanyak dari sel
darah yaitu eritrosit (44%) sedangkan leukosit dan trombosit (1%).
18

Leukosit terdiri dari basofil, eosinofil, neutrofil, limfosit, dan


monosit.

3. Fungsi Darah

Syaifuddin (2016) menyatakan Ada beberapa fungsi darah antara lain :

a. Sebagai alat pengangkut yaitu :

1) Mengangkut oksigen (O2)/ zat pembakaran dari paru-paru untuk


diedarkan ke seluruh jaringan tubuh

2) Mengangkut karbon dioksida (CO2) dari jaringan untuk


dikeluarkan melalui paru-paru

3) Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan


dibagikan ke seluruh jaringan tubuh

4) Mengangkut/ mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi


tubuh untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.

b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun


dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibodi/ zat anti racun.

c. Menyebarkan panas ke seluruh tubuh.

B. Transfusi Darah

1. Definisi

Setyati (2010) menyatakan transfusi darah adalah proses


pemindahan atau pemberian darah dari seseorang kepada orang lain
(resipien). Transfusi bertujuan mengganti darah yang hilang akibat
perdarahan, luka bakar, mengatasi shock dan mempertahankan daya
tahan tubuh terhadap infeksi.
19

Transfusi darah adalah proses pemindahan darah atau komponen


darah dari seorang (pendonor) ke orang lain (resipien). Tujuan transfusi
darah adalah untuk pengobatan (pasien dengan pendarahan) seperti
membantu pengobatan (pasien dengan keganasan sistem hematopoietic -
leukimia). Salah satu bahan yang dapat ditransfusikan adalah darah
lengkap (whole blood). Isi utamanya adalah eritrosit yang mengandung
hemoglobin.

Bakta (2006) menyatakan dilihat dari masa penyimpanannya


whole blood dapat dibagi menjadi dua yaitu :

a. Darah segar (fresh blood) : Darah yang disimpan kurang dari 6 jam,
masih mengandung trombosit dan faktor pembeku.

b. Darah yang disimpan (stored blood) : Darah yang sudah disimpan


lebih dari 6 jam.

2. Indikasi pemberian transfuse darah

World Health Organization (2009) menyebutkan ada 5 indikasi umum


transfusi darah adalah sebagai berikut :

a. Kehilangan darah akut, bila 20–30% total volume darah hilang dan
perdarahan masih terus terjadi.

b. Anemia berat.

c. Syok septik (jika cairan IV tidak mampu mengatasi gangguan


sirkulasi darah dan sebagai tambahan dari pemberian antibiotik).

d. Memberikan plasma dan trombosit sebagai tambahan faktor


pembekuan, karena komponen darah spesifik yang lain tidak
ada.

e. Transfusi tukar pada neonatus dengan ikterus berat.

3. Faktor yang mempengaruhi pemberian transfuse darah


20

Faktor penting dalam pemberian transfusi darah adalah sebagai


berikut :

a. Sebelum transfusi

Dokter harus menentukan jenis serta jumlah kantong darah


yang akan diberikan. Oleh karena itu klien harus menjalani
pemeriksaan laboratorium darah lengkap terlebih dahulu, untuk
mengetahui kadar Hb. Dokter dapat menentukan secara pasti
apakah klien menderita anemia atau tidak berdasarkan keadaan
klinis klien serta pemeriksaan darah, selain itu juga untuk
menentukan jenis transfusi. Misalnya klien dengan kadar trombosit
yang sangat rendah jenis transfusi yang akan dipilih adalah
transfusi trombosit. Selain itu klien juga ditimbang berat badannya
karena menentukan jumlah darah yang akan diberikan. Dokter juga
perlu menetapkan target kadar Hb yang ingin dicapai setelah
transfusi. Hal tersebut disebabkan karena selisih antara target kadar
Hb dengan Hb sebelum ditransfusi berbanding lurus dengan jumlah
darah yang akan ditransfusi.

b. Selama transfusi

Dalam pemberiannya transfusi harus diberikan secara


bertahap, sedikit demi sedikit, karena dapat menyebabkan gagal
jantung akibat beban kerja jantung yang bertambah secara
mendadak.

c. Golongan darah dan rhesus

Golongan darah dan rhesus harus sama antara pendonor dan


resipien. Manusia mempunyai tipe-tipe antigenik tertentu
dikategorikan sebagai golongan darah atau tipe. Golongan darah
terdiri dari A, B, AB, dan O. Seseorang memiliki antibodi terhadap
21

plasma dari golongan darah yang lain. Seseorang dengan golongan


darah A tidak dapat menerima golongan darah B dan sebaliknya.
Golongan darah O akan disertai antibodi terhadap A dan B
sedangkan golongan darah AB tidak akan menyebabkan timbulnya
antibodi terhadap golongan darah lain. Rhesus ada dua jenis yaitu
rhesus positif dan rhesus negatif. Orang Indonesia kebanyakan
rhesusnya positif (+). Darah donor yang tidak cocok dengan darah
resipien (penerima) maka dapat terjadi reaksi yang dapat
membahayakan klien.

C. Penyimpanan Darah

1. Definisi

Tujuan dari penyimpanan darah yaitu untuk mencegah


pembekuan darah, mempertahankan fungsi biologis sel darah sebelum
transfusi agar tetap berfungsi baik setelah transfusi serta aman dan tidak
menimbulkan penyakit untuk pasien. Penyimpanan darah yang sering
dilakukan adalah simpan cair, penyimpanan darah dengan menggunakan
antikoagulan yang mengandung nutrisi untuk kehidupan sel darah pada
suhu 4oC. Antikoagulan yang dipakai seperti ACD (acid citrate dextrose)
→ 63 ml ACD + 450 ml darah (3 minggu), CPD (citrate phosphatase
dextrose) → 6 ml CPD + 950 ml darah (3 minggu), CPDA (citrate
phosphatase dextrose adenine) → 63 ml CPDA + 450 ml darah (5
minggu) (Handayani dkk, 2008).

Pada masa penyimpanan, darah akan mengalami perubahan-


perubahan komponen darah terutama eritrosit akan mengalami perubahan
bentuk yang cukup bermakna seiring lamanya waktu penyimpanan darah.
Deformabilitas eritrosit juga akan terganggu pada masa menjelang
minggu kedua penyimpanan dan ini berlanjut selama penyimpanan lebih
lanjut. Efek penyimpanan darah akan membuat eritrosit banyak yang
22

mati segera setelah ditransfusikan karena terjadinya penurunan kadar


ATP. Pada darah yang telah disimpan selama 3 minggu 20% kandungan
eritrosit didalamnya akan mati setelah ditransfusikan. Ion citrate dari
CPDA mencegah pembekuan dengan mengikat kalsium, sedangkan
dextrose memungkinkan eritrosit melakukan glikolisis, sehingga dapat
mempertahankan konsentrasi ATP untuk metabolisme didalam eritrosit.
Pendingin merangsang natrium sehingga eritrosit kehilangan kalium dan
menimbulkan natrium. Sementara itu eritrosit menjadi rapuh dan
sebagian mulai lisis sehingga meningkatkan konsentrasi hemoglobin
dalam plasma. Konsentrasi ATP dan 2,3 DPG juga menurun dengan
progresif (Suciati, 2010).

2. Metabolisme Darah Selama Penyimpanan

Pada darah yang disimpan diluar tubuh (dalam kantong darah),


dimana kondisinya sangat berbeda dengan kondisi dalam tubuh dan
keseimbangan alamiah tidak ada, maka tentunya akan terjadi perubahan-
perubahan dalam metabolisme darah tersebut. Perubahan-perubahan
yang terjadi selama penyimpanan in vitro adalah sebagai berikut
(Sumoko, 2008):

a. Daya hidup sel darah merah

Pada waktu penyadapan dalam kantong darah ±1-5% eritrosit rusak.


Pada darah yang disimpan selama 2 minggu hampir semua sel darah
merah muda hidup normal setelah ditransfusikan tetapi ±10%
musnah dalam waktu 24 jam. Sedangkan pada penyimpanan selama
4 minggu daya hidup setelah transfusi menurun dan sebanyak 25%
dan eritrosit hancur dalam jam pertama bekerja setelah transfusi.
Semakin lama darah disimpan maka semakin banyak eritrosit yang
dihancurkan dan semakin kecil jumlah eritrosit yang dapat hidup.
Persen sel darah merah yang hidup dalam 24 jam setelah transfusi
menjadi patokan perhitungan masa simpan darah dalam bentuk cair,
23

minimal 70%. Hilangnya daya hidup sel darah merah yang disimpan
disebabkan oleh dua faktor yaitu :

1) Kekakuan membran sel darah merah : yang invitro reversible


dengan penambahan ATP sebelum transfusi.

2) Hilangnya lipid membran sel darah merah yang tidak dapat


diletakkan pada penyimpanan dengan suhu 4oC.

Pengaruh antikoagulan heparin menyebabkan kerusakan sel darah


merah dengan sangat cepat, setelah penyimpanan 6-10 hari daya
hidup setelah transfusi tidak lebih dari 60%. Antikoagulan trisodium
sitrat menyebabkan terjadinya kerusakan yang cepat setelah 1
minggu dan hanya 50% sel darah merah yang hidup dan setelah 2
minggu hampir tidak ada yang hidup.

b. Penurunan kadar ATP

Selama penyimpanan ATP yang menurun berhubungan dengan


perubahan-perubahan pada sel darah merah yaitu : perubahan bentuk
sel dari ceper (discs) menjadi bulat (spheres), hilangnya lemak
membran sel, menurunnya critical haemolityc volume (berhubungan
dengan hilangnya lemak membran), dan bertambah kakunya sel.

c. Penurunan 2,3 Diphosphoglcarata (DPG)

Dalam sel darah manusia DPG sel darah merah hampir equimolar
dengan hemoglobin. Satu molekul DPG berkaitan dengan satu
molekul deoxy (hemoglobin membentuk kompleks yang sangat
resisten terhadap oksigenasi, DPG harus dilepaskan, agar oksigen
dapat diikat). Darah yang disimpan lama menyebabkan kadar 2,3
DPG menjadi rendah sehingga oksigen tidak dapat dilepaskan ke
jaringan (Sumoko, 2008).

D. Prosedur Transfusi Darah


24

Transfusi darah harus melalui prosedur yang ketat untuk mencegah


efek samping (reaksi transfusi) yang dapat timbul. Prosedur transfusi darah
antara lain:

1. Penentuan golongan darah ABO dan Rh. Baik pendonor maupun resipien
harus memiliki golongan darah yang sama.

2. Pemeriksaan untuk donor terdiri atas :

a. Penapisan (screening) terhadap antibodi dalam serum donor dengan


tes antiglobulin indirek (tes Coombs indirek)

b. Tes serologik untuk hepatitis (hepatitis B dan hepatitis C), HIV, dan
sifilis (TPHA).

3. Pemeriksaan untuk resipien terdiri atas :

a. “major side cross match” : serum resipien diinkubasikan dengan


eritrosit donor untuk mencari antibodi dalam serum resipien.

b. “minor side cross match” : untuk mencari antibodi dalam serum


donor.

4. Pemeriksaan klerikal (identifikasi) :

Memeriksa dengan teliti dan mencocokkan label darah resipien dan


donor. Reaksi transfusi sebagian besar timbul akibat kesalahan
identifikasi (klerikal).

5. Prosedur pemberian darah yaitu :

a. Hangatkan darah perlahan-lahan

b. Catat denyut nadi, tensi, suhu dan respirasi sebelum transfusi

c. Pasang infus dengan infus set darah (memakai alat penyaring)

d. Pertama diberikan larutan NaCl fisiologis


25

e. Pada 5 menit pertama pemberian darah, beri tetesan pelan-pelan dan


perhatikan adanya urtikaria, menggigil. Selanjutnya perhatikan tensi,
denyut nadi, suhu dan respirasi.

6. Kecepatan transfusi menurut Bakta (2012) yaitu :

a. Untuk syok hipovolemik, beri tetesan cepat

b. Untuk normovolemik, beri 500 ml/ 6 jam

c. Pada anemia kronik, penyakit jantung dan paru, beri tetesan perlahan-
lahan 500 ml/24 jam atau beri diuretika (furosemid) sebelum transfusi.

7. Berdasarkan PMK 91 Tahun 2015 tentang standar pelayanan transfuse


darah alur pelayanan transfuse darah adalah sebagai berikut :
26
27

Gambar 2.1 Alur Pelayanan Darah Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia (PMK) Tahun 2015 tentang standar pelayanan
transfuse darah.

E. Hemoglobin

1. Pengertian Hemoglobin

Hemoglobin adalah komponen utama dari sel darah merah


(eritrosit) yang merupakan protein terkonjugasi yang berfungsi untuk
transportasi oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Molekul
Hemoglobin terdiri dari dua pasang rantai polipeptida (globin) dan empat
kelompok heme yang mengandung atom ferro (Fe2+). Ketika telah
sepenuhnya jenuh, setiap gram Hb mengikat 1,34 ml O2 (Kiswari, 2014).

Jumlah Hemoglobin sangat mempengaruhi fungsi sel darah merah


sebagai pembawa oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh. Apabila
terjadi kekurangan Hemoglobin, baik karena penurunan jumlah sel darah
merah ataupun karena setiap sel darah merah mengandung sedikit
hemoglobin akan menyebabkan terjadinya anemia yang ditandai dengan
gejala kelelahan, sesak napas, pucat dan pusing (Tarwoto dkk, 2009).

2. Kadar Hemoglobin

Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmen respiratorik dalam


butiran-butiran sel darah merah. Jumlah hemoglobin dalam darah normal
adalah kira-kira 15 gram setiap 100 ml darah dan jumlah ini biasanya
disebut “100 persen”. Batas normal nilai hemoglobin untuk seseorang
sukar ditentukan karena kadar hemoglobin bervariasi diantara setiap suku
bangsa. Namun WHO telah menetapkan batas kadar hemoglobin normal
berdasarkan umur dan jenis kelamin seperti dijelaskan dalam tabel
berikut
28

Tabel 2.1 Batas Kadar Hemoglobin (gr/dl)

Anak 6 bulan - 6 tahun 11,0 gr/dl

Anak 6 tahun - 14 tahun 12,0 gr/dl

Pria dewasa 13,0 gr/dl

Wanita dewasa 12,0 gr/dl

Ibu hamil 11,0 gr/dl

3. Struktur Hemoglobin

Tarwoto dkk (2014) menyatakan struktur Hemoglobin terdiri dari dua


unsur utama, yaitu :

a. Besi yang mengandung pigmen hem.

b. Protein globin, seperti halnya jenis protein lain globin mempunyai


rantai panjang dari asam amino. Ada empat rantai globin yaitu alpha
(α), beta (β), delta (δ) dan gamma (ɣ).

4. Fungsi Hemoglobin

Widayanti (2008) menyatakan fungsi hemoglobin antara lain :

a. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbon dioksida di dalam


jaringan-jaringan tubuh.

b. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh


jaringan-jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.

c. Membawa karbon dioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil


metabolisme ke paru-paru untuk di buang.

d. Untuk mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak,


dapat diketahui dengan pengukuran kadar hemoglobin. Penurunan
29

kadar hemoglobin dari normal berarti kekurangan darah yang disebut


anemia.

5. Metode Penetapan Kadar Hemoglobin

Rukman Kiswari (2014) menyebutkan ada beberapa metode penetapan


kadar Hemoglobin antara lain :

a. Metode Sahli

Metode ini merupakan satu cara penetapan kadar hemoglobin secara


visual.

Prinsip : Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin dengan


bantuan larutan HCl, kemudian kadar dari asam hematin ini diukur
dengan membandingkan warna yang terjadi dengan warna standard.

Alat dan bahan : Tabung sahli, standard sahli, pipet sahli, dan batang
pengaduk. Reagen : Larutan HCl dan Aquadest

Cara Kerja :

1) Isi tabung sahli dengan larutan HCl 0,1 N sampai tanda 2

2) Hisaplah darah kapiler/vena yang telah diberi antikoagulan EDTA


dengan pipet sahli sampai tepat tanda 20µl

3) Hapus kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet


dengan tisu secara berhati-hati dan jangan sampai darah dalam
pipet berkurang

4) Masukkan darah sebanyak 20µl ke dalam tabung yang berisi


larutan HCl tanpa menimbulkan gelembung udara

5) Bilas pipet sebelum diangkat dengan cara menghisap dan


mengeluarkan larutan HCl dari dalam pipet secara berulang-ulang

6) Tunggu 5 menit agar hematin asam terbentuk


30

7) Hematin asam yang terjadi dencerkan degan aquadest setetes


demi setetes sambil diaduk dengan tangkai pengaduk sampai
diperoleh warna yang sama dengan warna standard

8) Nilai normal :

- Pria : 13,5-18,0 gr%,

- Wanita : 11,5-16,5 gr%

b. Metode Cu-Sulfat

Prinsip : Metode ini adalah test kualitatif berdasarkan berat jenis.


Darah donor turun ke dalam larutan tembaga sulfat (Cu- sulfat) dan
terbungkus dalam kantong tembaga proteinate yang mencegah setiap
perubahan dalam berat jenis sekirat 15 detik. Jika hemoglobin sama
dengan atau lebih 12,5 gr/dl maka akan tenggelam dalam waktu 15
detik, yang berarti donor dapat diterima. Alat dan bahan : Tabung
kapiler berisi heparin, kasa steril Reagen: Larutan CuSO4. Cara Kerja:

1) Masukkan 30 ml larutan CuSO4 ke dalam botol bersih dan kering.


Tabung selalu ditutup dengan penutupnya jika tidak digunakan.
Larutan diperbaharui setelah 25 tes

2) Bersihkan ujung jari dan biarkan kering

3) Tusuk jari dengan lanset steril

4) Biarkan satu tetes darah jatuh dengan ketinggian sekitar 1 cm


diatas permukaan larutan CuSO4 ke dalam tabung

5) Penurunan darah diamati selama 15 detik. Cara penilaian : -


Darah langsung tenggelam (Hb > 12,5 gr/dl)

6) Darah melayang (Hb = 12,5 gr/dl)

7) Darah mengapung (Hb < 12,5 gr/dl)


31

c. Metode Cyanmethemoglobin

Prinsip : Darah diencerkan dalam larutan kalium sianida dan kalium


ferri sianida. Kalium ferri sianida mengoksidasi Hb menjadi Hi
(methemoglobin) dan kalium sianida menyediakan ion sianida (CN -)
untuk membentuk HiCN yang memiliki penyerapan maksimum yang
luas pada panjang gelombang 540 nm. Absorbansi larutan diukur
dalam spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm dan
bandingkan dengan larutan standar HiCN.

Cara Kerja :

1) Masukkan 5 ml larutan drabkin ke tabung reaksi

2) Hisaplah darah kapiler 20µl dan hapus kelebihan darah pada bagian
luar pipet dengan tissue

3) Masukkan darah kedalam larutan drabkin

4) Homogenkan sampel dan larutan drabkin lalu tunggu 3 menit

5) Bacalah hasil dengan spektrofotometer pada panjang gelombang


540 nm dan gunakan larutan drabkin sebagai blanko.

6) Nilai normal : Pria : 13,-18,0 gr/dl Wanita : 11,5-16,5 gr/dl


32

F. Kerangka Teori

Alur Pelayanan Darah

1. Rekrutmen Donor Darah Penyimpanan

2. Seleksi Donor Darah :

3. Pengambilan Darah Donor 1. 1. Suhu simpan

4. Pemeriksaan Laboratorium Darah : 2. 2. Lama Simpan


Uji Golongan Darah Donor Uji
Saring IMLTD Uji Saring
Antibody Donor

Kadar

Hemoglobin

1. Pemberian Darah Kepada Pasien

2. Monitoring Pasien Selama Pasca


Transfusi
33

Gambar 2.1 Kerangka Teori

G. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang


ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan
dilakukan(Notoatmojo, 2010).
Lama penyimpanan Kadar
darah Hemoglobin Normal

(sebelum
/sesudah
disimpan) Meningkat

menurun

Variabel bebas Variabel terikat

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

H. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan


penelitian.Biasanya hipotesis dirumuskan dalam bentuk hubungan antara
kedua variabel, variabel bebas dan terikat (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis
terbagi dalam 2 tipe:

1. Hipotesis nol (Ho) yang berarti tidak ada pengaruh penyimpanan darah
terhadap kadar hemoglobin pada komponen whole blood darah donor
34

sebelum dan sesudah disimpan selama satu minggu di Bank Darah PMI
Kabupaten Sleman
2. Hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan adanya pengaruh
penyimpanan darah terhadap kadar hemoglobin pada komponen whole
blood darah donor sebelum dan sesudah disimpan selama satu minggu di
Bank Darah PMI Kabupaten Sleman
35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan desaign


pre dan post eksperimen dimana penelitian ini bertujuan untuk meneliti
adakah perubahan kadar hemoglobin setelah disimpan selama 1 minggu di
PMI Kota Sleman.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan di PMI Kabupaten Sleman dan penelitian


ini dilaksanakan di PMI Kabupaten Sleman.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2021.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik


tertentu yang akan diteliti, bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari
saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek
tersebut (Hidayat, 2017). Dari hasil studi pendahuluan yang di lakukan
pada PMI Kabupaten Sleman pada tanggal 7 Januari 2021 di dapatkan
jumlah produksi darah pada PMI Kabupaten Sleman jumlah total pada
tahun 2020 yaitu 2.424 kantong darah dan untuk jumlah produksi
pengolahan kantong darah whole blood pada tahun 2020 yaitu sebanyak
2.129 kantong whole blood.
36

2. Sampel Penelitian

Arikunto (2010) menyatakan Sampel adalah sebagian atau wakil dari


populasi yang akan diteliti. Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel untuk
penelitian ini di tentukan berdasarkan Permenkes 91 Tahun 2015 untuk
Quality Control minimal 4 kantong darah per bulan sehingga pada
penelitian ini jumlah sampel yang digunakan 4 kantong darah, pada
penelitian ini menggunakan total sampel dimana besar sampel tergantung
dari jumlah kantong donor darah. Dalam pemilihan sampel terdapat juga
kriteria inklusi dan ekslusi sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi

yaitu kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota
populasi yang dapat di ambil sebagai sampel (Notoadmojo, 2012).
Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Kantong darah yang berasal dari pendonor darah laki-laki yang


memenuhi syarat

2) Sampel darah donor yang telah lolos uji saring infeksi menular
lewat transfusi darah (IMLTD)

b. Kriteria ekslusi

yaitu ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai


sampel (Notoadmojo, 2012). Kriteria ekslusi dalam penelitian yang
akan dilakukan adalah Sampel donor danar yang tidak lolos uji
saring

% QC

Paramete
yang
37

r yang Dilakukan Spesifikasi S Sampling


dapat
harus pada
diteri
diperiksa
ma

Minimal 45 g
Haemoglobin WB 4 4 kantong
per
per bulan
kantong

75%

WB-LD 75

Minimal 43 g
per
kantong

Gambar 2.1 Spesifikasi Komponen Darah WB Peraturan Menteri


Kesehatan Indonesia (PMK) 91 Tahun 2015 tentang standar pelayanan
transfusi darah.

D. Defenisi Operasional

Tabel 2.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Independent: Darah yang di ambil lalu Hasil ukur Nominal


SOP
disimpan selama satu dikategorikan :
Lama (Standar
minggu sebelum di cek Operasional
penyimpanan 1. Sesuai standar
kembali kadar HB dalam Prosedure )
darah 2. Tidak sesuai
darah. Komponen Darah
standar
WB di ambil berdasarkan
Peraturan Menteri
Kesehatan Indonesia
38

(PMK) 91 Tahun 2015

Dependent: Hemoglbin adalah HB checker Hasil ukur dalam Rasio


komponen utama sel satuan g/dl.
Kadar
darah merah kandungan
hemoglobin Pria dewasa : 13-
hemoglobin dalam darah
17 g/dl
yang dinyatakan dalam
satuan g/dl

E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh secara
langsung melalui pemeriksaan hemoglobin menggunakan instrument HB
Checker.

F. Instrument penelitian

1. Alat yang digunakan adalah tabung EDTA, kantong darah CPDA,


refrigerator dan HB checker.

2. Bahan yang digunakan adalah darah yang berasal dari kantong darah yang
kemudian di pindahkan ke tabung EDTA saat akan dicek kembali.

G. Prosedur Kerja

1. Cara Pengambilan Sampel

a. Pendonor yang telah memenuhi persyaratan untuk melakukan donor


darah segera diambil darahnya dengan cara menusuk vena dengan
jarum blood bag maka darah akan mengalir masuk ke dalam kantong
darah yang telah berisi antikoagulan CPDA. Pada saat proses
pengisian darah, kantong darah harus selalu di putar supaya
antikoagulan darah dapat bercampur secara merata. Volume darah
yang diambil sejumlah ± 350 cc. Setelah volume darah terpenuhi
maka proses pengaftapan/pengambilan darah dihentikan. Sisa darah
39

yang berada dalam selang kantong darah diserut dengan handsealer


dan dimasukkan ke dalam kantong darah sehingga dapat tercampur
merata dengan antikoagulan.

b. Ambil 1 tabung EDTA dan isi dengan darah donor sebanyak 3 cc


kemudian tutup tabung dengan rapat lalu homogenkan.

c. Periksa sampel dari tabung EDTA pertama dengan alat HB checker


dan catat hasilnya.

d. Simpan kantong darah dalam refrigerator dengan suhu 2-8 oC selama


satu minggu.

e. Setelah satu minggu, sealer darah pada selang kemudian potong


selang kantong darah dan masukkan darah 3 cc dari selang tersebut
kedalam tabung EDTA kedua.

f. Periksa kembali darah donor dari tabung EDTA kedua dengan alat HB
checker dan catat hasilnya.

2. Cara Kerja alat HB checker

a. Tekan tombol ON selama 3 detik

b. Ambil darah dengan menggunakan mikropipet lalu masukan ke


dalam cuvet

c. Letakkan cuvet di slot putih

d. Secara halus, sentuh tempat slot putih tersebut untuk memulai


pengukuran HB Hasil pengukuran HB akan tampak pada layar

e. Cuvet hanya bisa dipakai satu kali. Setelah selesai

3. Interpretasi hasil

Nilai Kadar Hemoglobin sebelum dilakukan penyimpanan :


40

Pria dewasa : 13-17 g/dl

H. Pengolahan dan Analisis Data

1. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan


karakteristik setiap variable penelitian. Bentuk analisa univariat
tergantung dari jenis datanya (Notoatmojo, 2010). Untuk data numeric
digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan standart deviasi. Pada
umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan
presentase dari setiap variable berdasarkan hasil pengujian SPSS. Untuk
analisa univariat yang disajikan adalah nompr kantong, jenis kelamin,
golongan darah, kadar hemoglobin sebelum dan sesudah disimpan.

2. Analisa bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang digunakan untuk mengetahui


hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan
menggunakan uji statistic pre-post sebelum dan sesudah dilakukan
penyimpanan darah

I. Etika Penelitian
Menurut buku pedoman (Notoatmodjo, 2018) etika penelitian meliputi:

1. Persetujuan(informed consent)

Setiap orang dapat menjadi bagian dalam penelitian dan mengisi


persetujuan untuk menjadi responden pada surat persetujuan menjadi
responden yang diberikan oleh peneliti, jika responden setuju maka
responden harus menandatangani persetujuan penelitian, jika tidak
bersedia tidak dipaksa.

2. Tanpa Nama (anomonity)


41

Untuk menjamin kerahasiaan objek penelitian, maka dalam


lembar persetujuan maupun dalam lembar kuesioner tidak
mencantumkan nama dan identitas responden. Peneliti hanya
mencantumkan inisial nama responden dan umur pada waktu
pengambilan data dilakukan.

3. Kerahasiaan (confidentialy)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan
pada hasil penelitian, hal ini agar responden merasa nyaman, percaya,
dan memberikan informasi yang sebenarnya.

BAB IV

HASIL PENELITIAN
42

A. Gambaran tempat penelitian


Penelitian tentang pengaruh penyimpanan darah terhadap kadar
hemoglobin pada whole blood sebelum dan sesudah disimpan selama satu minggu
di PMI Kabupaten Sleman dilakukan pada bulan April 2021
Penelitian dilakukan di PMI Kabupaten Sleman yang beralamatkan di jl. Dr.
Radjimin, Sucen, Triharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Sebanyak 4 kantong darah disimpan dalam suhu 2-6 oC.

B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 4 sampel kantong darah dari donor yang
mendonorkan darahnya di PMI Kabupaten Sleman. Kantong darah yang
digunakan berasal dari pendonor darah laki-laki yang memenuhi syarat dan
sampel darah donor yang telah lolos uji saring infeksi menular lewat transfusi
darah (IMLTD). Selanjutnya dilakukan uji analisa univariat untuk melihat sebaran
karakteristik responden dan frekuensi setiap variabel yang diteliti.

1. Analisa Univariat
a. Distribusi frekuensi jenis kelamin
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil
karakteristik sampel kantong darah berdarakan jenis kelamin yang
disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1

Frekuensi Jenis Kelamin

No Item Frekuensi Presentase


1 Laki-laki 4 100%
2 Perempuan 0 0%
Total 4 100 %
Pada tabel 4.1 di dapatkan semua berjenis kelamin laki-laki
dengan frekuensi 4 (100%).
43

b. Distribusi frekuensi golongan darah


Karakteristik golongan darah merupakan sebaran data sampel
kantong darah yang dijadikan sampel penelitin. Dari hasil
penelitian golongan darah yang berasal dari kantong darah
disajikan dalam tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2

Frekuensi golongan darah

No Item Frekuensi Presentase

1 Golongan A 1 25%

2 Golongan B 2 50 %

3 Golongan O 1 25%

Total 4 100 %

Tabel 4.2 merupakan tabel frekuensi golongan darah pada 4


kantong donor yang dijadikan sampel penelitian. Golongan darah
yang ditemukan pada sampel meliputi golongan darah A, B dan
O. Dari penelitian tersebut di dapatkan golongan darah A terdiri
dari 1 kantong, golongan darah B 2 kantong dan golongan darah
O terdiri dari 1 kantong. Golongan darah B paling banyak
ditemukan dengan frekuensi 2 kantong darah (50%).

c. Kadar hemoglobin sebelum penyimpanan seminggu


Merupakan sebaran data kadar hemoglobin dalam darah sebelum
dilakukan penelitian yang tersaji dalam tabel 4.3 sebagai berikut,

Tabel 4.3
44

Frekuensi kadar HB sebelum penyimpanan

No Item Frekuensi Presentase Mean

1 14.2 1 25% 15.62

2 14.8 1 25 %

3 16.7 1 25%

16.8 1 25 %

Total 4 100 %

Tabel 4.3 merupakan tabel distribusi frekuensi kadar HB sampel


penelitian sebelum diberikan perlakuan berupa penyimpanan
seminggu. Dari hasil tersebut didapatkan sebaran hasil penelitian
yaitu terdapat kantong darah sampel penelitian yang memiliki
kadar HB 14.2 mg/dl, 14.8 mg/dl, 16.7 mg/dl dan 16.8 mg/dl.
Untuk rata-rata kadar HB sebelum penyimpanan adalah 15.62
mg/dl.

d. Kadar hemoglobin sesudah penyimpanan seminggu


Merupakan sebaran data kadar hemoglobin dalam darah sebelum
dilakukan penelitian yang tersaji dalam tabel 4.4 sebagai berikut

Tabel 4.4

Frekuensi kadar HB sesudah penyimpanan

No Item Frekuensi Presentase Mean

1 18.3 1 25% 19.22

2 18.4 1 25 %
45

3 19.3 1 25%

4 20.9 1 25 %

Total 4 100 %

Tabel 4.4 merupakan tabel distribusi frekuensi kadar HB sampel


penelitian sesudah diberikan perlakuan berupa penyimpanan
seminggu. Dari hasil tersebut didapatkan sebaran hasil penelitian
yaitu terdapat kantong darah sampel penelitian yang memiliki
kadar HB 18.3 mg/dl, 18.4 mg/dl, 19.3 mg/dl dan 20.9 mg/dl.
Untuk rata-rata kadar HB sesudah penyimpanan seminggu adalah
19.22 mg/dl.

2. Analisa Bivariat
Untuk melihat perubahan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah
penyimpanan seminggu, dilakukan analisa bivariat yang tersaji pada
tabel 4.5.

Tabel 4.5

Hasil paired t test

Mean Std deviation Sig (2-tailed)

Kadar HB sebelum 15.62 2.2376 0.049

penyimpanan seminggu

Kadar HB 19.22

sesudah penyimpanan seminggu

Tabel 4.5 merupakan tabel hasil perhitungan uji hipotesis


menggunakan uji paired t test. Dari hasil tersebut diperoleh nilai p
46

value 0.049 yang artinya nilai tersebut dibawah nilai derajat alpha 0.05.
Dari data tersebut dapat diketahui terdapat perbedaan kadar hemoglobin
sebelum dan sesudah penyimpanan selama seminggu. Selain itu
terdapat peningkatan rata-rata kadar HB, dimana kadar HB sebelum
penyimpanan seminggu 15.62 mg/dl sedangkan kadar HB sesudah
penyimpanan seminggu adalah 19.22.

C. Pembahasan
Hasil penelitian ditemukan paling banyak sampel penelitian berasal
dari kantong darah pendonor laki-laki. Hasil ini dapat disebabkan oleh
kesadaran pendonor laki-laki yang lebih tinggi atau dapat juga disebabkan
karena adanya rasa takut dari pendonor perempuan . Hasil ini didukung oleh
hasil penelitian dari Komalasari (2013) yang dalam penelitiannya di ikuti
oleh pendonor laki-laki sejumlah 94.99%.

Hasil penelitian penelitian didapatkan golongan darah A terdiri dari 1


kantong, golongan darah B 2 kantong dan golongan darah O terdiri dari 1
kantong. Golongan darah B paling banyak ditemukan dengan frekuensi 2
kantong darah (50%). Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Isti, Rofinda dan Husni (2018) yang dalam penelitiannya
menemukan sampel penelitian dengan golongan darah B sebanyak enam
pendonor, dan golongan darah O sebanyak enam pendonor.

Hasil penelitian yang dilakukan di PMI Kabupaten Sleman di bulan


April 2021, terhadap 4 sampel donor sebelum dan sesudah penyimpanan
selama seminggu di dapatkan hasil terdapat perbedaan rata-rata kadar HB.
Rata-rata kadar HB sebelum penyimpanan seminggu adalah 15.62 mg/dl
dan rata-rata kadar HB sesudah penyimpanan seminggu adalah 19.22 mg/dl.
Hasil tersebut diperkuat dengan pengolahan data menggunakan spss
menggunakan uji paired sampel t test yang mendapatkan hasil nilai p value
0.049, yang hasil tersebut diketahui dibawah nilai derajat alpha 0.05
47

sehingga secara statistic dapat diketahui terdapat pengaruh penyimpanan


darah selama seminggu dengan perubahan kadar HB dalam whole blood.
Dalam proses penelitian, kantong darah disimpan selama seminggu di blood
bank dengan suhu 2-60c.

Secara teori, adanya perubahan kadar HB tersebut dapat disebabkan


karena semakin lama darah disimpan, maka eritrosit dapat membengkak
karena hilangnya daya hidup sel eritrosit. Hal tersebut disebabkan oleh
ketakutan membran dan hilangnya lipid membran sel eritrosit yang tidak
dapat dihindari pada penyimpanan darah. Pada akhirnya proses tersebut
dapat mengakibatkan kekakuan eritrosit sehingga menyebabkan plasma
terperangkap dan menyebabkan hemoglobin meningkat (Sumoko, 2008).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh


Sepvianti, dkk (2017) penelitian di dapatkan perubahan kadar hemoglobin
pada sedian produk darah Packed Red Cells (PRS) sebelum dan sesudah
masa simpan 20 hari. Dalam penelitian tersebut mendapatkan hasil
peningkatan yang cukup signifikan yang semula 3 kantong darah memiliki
kadar HD 13.5, 15.2 dan 16 g/dl setelah menjadi sediaan PRC kadar
hemoglobin meningkat menjadi 21.0, 21.7 dan 20.5 g/dl. Penelitian lain
yang sejalan dilakukan oleh Martha (2018) dengan hasil yang di dapatkan
terdapat perubahan kadar hemoglobin rata-rata darah sebelum disimpan
adalah 13.5 g/dl sedangkan kadar HB rata-rata darah yang telah disimpan
selama satu minggu adalah 18.3 g/dl.

Secara statistik, di dapatkan hasil nilai p value 0.049, yang hasil


tersebut diketahui dibawah nilai derajat alpha 0.05 sehingga secara statistic
dapat ditarik kesimpulan terdapat pengaruh penyimpanan darah selama
seminggu dengan perubahan kadar HB dalam whole blood. Hasil statistik
tersebut di dukung oleh penelitian dari Fitria, dkk (2018) yang dalam
penelitiannya Terdapat perbedaan rerata kadar hemoglobin bebas dan NO
plasma yang bermakna berdasarkan waktu penyimpanan (p<0,05). Kedua
48

parameter mempunyai korelasi sedang yang bermakna secara statistik


dengan arah korelasi negatif (r=-0,56; p=0,01).

D. Keterbatasa Penelitian
1. Kelemahan
Kelemahan dari hasil penelitian ini adalah tidak adanya pengukuran
berkala pada sampel penelitian.

2. Keterbatasan
Tidak adanya kelompok pembanding sehingga hasil penelitian tidak
dapat dibandingkan dengan pemeriksaan dengan metode lain atau
waktu simpan yang lebih lama

BAB V
49

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Setelah dilakukan penelitian, maka dapat ditarik simpulan sebagai
berikut :

1. Hasil penelitian di dapatkan rata-rata kadar HB sebelum penyimpanan


adalah 15.62 mg/dl dan sesudah penyimpanan seminggu adalah 19.22
mg/dl.
2. Hasil penelitian diketahui nilai p value 0.049 yang artinya nilai tersebut
dibawah nilai derajat alpha 0.05. Sehingga disimpulkan terdapat
perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah penyimpanan selama
seminggu.
3. Hasil penelitian di ketahui terdapat peningkatan rata-rata kadar HB,
dimana kadar HB sebelum penyimpanan seminggu 15.62 mg/dl
sedangkan kadar HB sesudah penyimpanan seminggu adalah 19.22
B. Saran
1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh


penyimpanan darah terhadap kadar hemoglobin.

2. Bagi penelitian selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman dan acuan dalam meneliti
lebih lanjut tentang pengaruh penyimanan dalam kurun waktu tertentu
terhadap kadar HB

3. Bagi pasien

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang lama


penyimpanan darah yang aman bagi darah sebelum digunakan.

4. Bagi Palang Merah Indonesia (PMI)


50

Hasil penelitian dapat memberikan informasi sebagai evidance based


tentang pengaruh penyimpanan darah terhadap kadar hemoglobin pada
darah yang disimpan sehingga diharapkan dapat memperbaiki kualitas
darah yang digunakan untuk tranfusi darah dan pada akhirnya upaya
pengobatan medis untuk memperbaiki kondisi anemia dapat tercapai
dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
51

Ari Kunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta

Asnawi. 2008. Pengaruh Suhu Simpan Terhadap Ketahanan Sel Darah Merah
Pada Kantong Darah Di Bank RSU Banyumas.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/139/jtptunimus-gdl-asnawinimg-
6916-2-pdf. Diakses tanggal 26 Februari 2018.

Astuti dan Laksono 2013. Keamanan darah di Indonesia. Health Advocacy :


Surabaya

Ayu 2018. Bahan ajar teknologi laboratorium medic. Immunohematologi dan Bank
Darah. 13-166

Bakta, I Made. 2006. Hematologi Klinik Dasar. Jakarta : EGC.

Corwin, Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.

Evelyn. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia.

Friedman, dkk 2014. Blood transfusion in the 21st century. Discoveries Journals

Gandasoebrata. 2010. Penuntun Laboratorium Kinik. Jakarta : Dian Rakyat.

Guyton 2012. Buku ajar fisiologis kedokteran. Jakarta

Handayani, Wiwik. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan gangguan


Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.

Hoffrand, AV. 2013. Kapita Selekta Hematologi. Jakarta : EGC.

Hidayat,( 2017). Metode penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.


Jakarta: Salemba Medika
52

Kemenkes 2014. Standart pelayanan transfuse darah. Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia.

Kiswari, Rukman. 2014. Hematologi Dan Transfusi . Jakarta : Erlangga.

Naim 2014.Pengaruh lama penyimpanan darah donor terhadap hasil pemeriksaan


trombosit, eritrosit dan hemoglobin pada unit transfusi darah Rumah Sakit
Umum Lasinrang kabupaten Pinrang. Poltekkes Kemenkes Makassar

Notoatmojo,( 2012) Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Edisi Revisi.


Jakarta: Rineka Cipta

PMI. 2018. Prosedur Pengambilan Sampel. Medan.

Rahmawati. 2015. Penggunaan Darah. Jakarta : EGC.

Seeber dan Shalder 2013. Basic of blood management. Wile Blackwell : United
Kingdom

Setyati 2010. Transfusi darah yang rasional. Pelita Insani Semarang

Suciati, Ony. 2010. Pengaruh Lama Penyimpanan Darah Terhadap Kadar Hb,
Jumlah Leukosit dan Jumlah Trombosit pada Darah Donor. Semarang :
Universitas Muhammadiyah.

Sumoko, Estiyo. 2008. Metabolisme Darah Selama Penyimpanan.


http://mokotransequipment.blogspot.co.id/2008/10/metabolisme-darah-
selama-penyimpanan.html. Diakses tanggal 26 Februari 2018.

Syaifuddin, H. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 3.


Jakarta:EGC.

Tarwoto dkk. 2009. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil. Jakarta : Trans Info
Media.
53

Watson, Roger. 2002. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Perawat. Jakarta : ECG.

Widayanti, Sri. 2008. Analisis Kadar Hemoglobin Pada Anak Buah Kapal PT
Salam Pacific Indonesia Lines Di Belawan Tahun 2007. Universitas
Sumatera Utara.
54
55

Lembar observasi hasil pemeriksaan hemoglobin

No Nomer Jenis Golongan Kadar


Kode kelamin darah hemoglobin
sampel
sebelum Sesudah

4
56

Hasil Pemeriksaan Uji Saring IMLTD


57
58

Statistics

Golongan Darah
Sampel
Jenis Kelamin Penelitian

N Valid 4 4

Missing 0 0

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid LAKI-LAKI 4 100.0 100.0 100.0

Golongan Darah Sampel Penelitian

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid GOL A 1 25.0 25.0 25.0

GOL B 2 50.0 50.0 75.0

GOL O 1 25.0 25.0 100.0

Total 4 100.0 100.0


59
60

Statistics

Kadar Kadar
Hemoglobin Hemoglobin
Sesudah Sebelum
Penyimpanan 14 Penyimpanan 14
hari hari

N Valid 4 4

Missing 0 0

Mean 19.225 15.625

Median 18.850 15.750

Minimum 18.3 14.2

Maximum 20.9 16.8


61

Kadar Hemoglobin Sesudah Penyimpanan 14 hari

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 18.3 1 25.0 25.0 25.0

18.4 1 25.0 25.0 50.0

19.3 1 25.0 25.0 75.0

20.9 1 25.0 25.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

Kadar Hemoglobin Sebelum Penyimpanan 14 hari

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 14.2 1 25.0 25.0 25.0

14.8 1 25.0 25.0 50.0

16.7 1 25.0 25.0 75.0

16.8 1 25.0 25.0 100.0

Total 4 100.0 100.0

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


62

Kadar Hemoglobin Sebelum Penyimpanan 14 hari

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 14.2 1 25.0 25.0 25.0

14.8 1 25.0 25.0 50.0

16.7 1 25.0 25.0 75.0

16.8 1 25.0 25.0 100.0

Kadar Hemoglobin Sebelum


.292 4 . .843 4 .204
Penyimpanan 14 hari

Kadar Hemoglobin Sesudah


.253 4 . .863 4 .270
Penyimpanan 14 hari

a. Lilliefors Significance Correction

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Kadar Hemoglobin Sebelum


15.625 4 1.3226 .6613
Penyimpanan 14 hari

Kadar Hemoglobin Sesudah


19.225 4 1.2038 .6019
Penyimpanan 14 hari
63

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Kadar Hemoglobin Sebelum


Penyimpanan 14 hari & Kadar
4 -.568 .432
Hemoglobin Sesudah
Penyimpanan 14 hari
1

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of the


Difference

Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)

Pair 1 Kadar Hemoglobin Sebelum


Penyimpanan 14 hari - Kadar
-3.6000 2.2376 1.1188 -7.1605 -.0395 -3.218 3 .049
Hemoglobin Sesudah
Penyimpanan 14 hari

Anda mungkin juga menyukai