Anda di halaman 1dari 58

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN

BEROBAT PADA PENDERITA DIABETES MELITUS (DM)


DI PUSKESMAS SIMPANG TIGA PEKANBARU
TAHUN 2023

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH:
RAHMAH SAHKIRA
NIM : 19.01.1.123

PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN
BEROBAT PADA PENDERITA DIABETES MELITUS (DM) DI
PUSKESMAS SIMPANG TIGA PEKANBARU
TAHUN 2023

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melaksanakan Penelitian


pada Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan
Universitas Hang Tuah Pekanbaru

Oleh:
RAHMAH SAHKIRA
NIM : 19.01.1.123

PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
2023
PERSETUJUAN PEMBIMBING

JUDUL SKRIPSI : FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEPATUHAN BEROBAT PADA PENDERITA
DIABETES MELITUS (DM) DI PUSKESMAS
SIMPANG TIGA PEKANBARU TAHUN 2023

NAMA : RAHMAH SAHKIRA

NIM : 19.01.1.123

PEMINATAN : EPIDEMIOLOGI

PROGRAM STUDI : KESEHATAN MASYARAKAT

Proposal ini diperiksa, disetujui dan siap untuk dipertahankan dihadapan tim
penguji proposal penelitian Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan
Universitas Hang Tuah Pekanbaru
Pekanbaru,22 Mei 2023

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Reno Renaldi , SKM , M.kes Agus Alamsyah , SKM, M.kes


NIDN :1012038801 NIDN : 1005088702

i
HALAMAN PENGESAHAN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN


BEROBAT PADA PENDERITA DIABETES MELITUS (DM)
DI PUSKESMAS SIMPANG TIGA PEKANBARU TAHUN 2023

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh:

RAHMAH SAHKIRA
NIM : 19.01.1.123

Telah diuji dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Proposal Penelitian


Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan
Universitas Hang Tuah Pekanbaru
pada tanggal 7 Juni 2023 dan
Dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Ketua Penguji

Dr. Reno Renaldi, SKM, M.kes


NIDN :1012038801

Penguji I Penguji II Penguji III

Agus Alamsyah, SKM, M.kes Yuyun Priwahyuni,SKM,M.kes dr. Hoppy Dewanto, M.kes
NIDN : 1005088702 NIDN :1002028101 NIDN : 8841211019

Pekanbaru, 19 Juli 2023


Ketua Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat
Dekan Fakultas Kesehatan Fakultas Kesehatan
Universitas Hang Tuah Pekanbaru Universitas Hang Tuah Pekanbaru

Abdurrahman Hamid, M.Kep, Sp.Kep.Kom Dr. Reno Renaldi, SKM, M.Kes


No. Reg, 10306112203 No. Reg, 10306113207

ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Yang bertandatangan dibawah ini:


Nama : RAHMAH SAHKIRA
NIM : 19.01.1.123
Tanggal Lahir : 03 Juli 2000
Tahun Masuk : 2019
Peminatan : EPIDEMIOLOGI

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan


Skripsi penelitian saya yang berjudul: “FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KEPATUHAN BEROBAT PADA PENDERITA DIABETES
MELITUS (DM) DI PUSKESMAS SIMPANG TIGA PEKANBARU
TAHUN 2023”
Sepanjang Sepengetahuan saya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat
karya/pendapat yang pernah ditulis/diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka
saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Pekanbaru.........2023
Yang membuat pernyataan

RAHMAH SAHKIRA

iii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, karena atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
Proposal ini dengan judul “Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Berobat
Pada Penderita Diabetes Melitus (DM) di Puskesmas Simpang Tiga Pekanbaru
Tahun 2023”

Dalam Menyelesaikan Proposal Ini, peneliti merasakan betapa besarnya


manfaat dan bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak, sehubung dengan itu
peneliti mengucapkan terimakasih pada berbagai pihak yang telah membantu
dalam penyusunan Proposal ini, mudah-mudahan mendapat pahala dari Allah
SWT.

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terimakasih


kepada:

1. Bapak dr. H. Zainal Abidin, MPH, Selaku ketua yayasan Hang Tuah
Pekanbaru.
2. Bapak Prof. Dr. Syafrani, M.Si, selaku Rektor Universitas Hang Tuah
Pekanbaru.
3. Bapak Ns. Abdurrahman H, M.Kep selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Hang Tuah Pekanbaru
4. Bapak Ahmad Satria Efendi, SKM, M.Kes selaku Wakil Dekan Fakultas
Kesehatan Universitas Hang Tuah Pekanbaru
5. Bapak Dr. Reno Renaldi, SKM, M.Kes, selaku Kepala Program Studi
Kesehatan Masyarakat Universitas Hang Tuah Pekanbaru, sekaligus
pembimbing I yang telah meluangkan wktu untuk membimbing,
memberikan ilmu , memberikan masukan dan arahan dalam menyusun
proposal ini

iv
6. Bapak Agus Alamsyah, SKM, M.kes , selaku Pembimbing II yang telah
memberikan saran, masukan serta arahan yang sangat bermanfaat selama
menusun proposal.
7. Ibu Yuyun Priwahyuni, SKM, M.kes, selaku penguji I yang telah banyak
memberi bimbingan dan arahan yang bermanfaat dalam menyelesaikan
skripsi ini
8. Bapak dr. Hoppy Dewanto,M.kes , selaku penguji II yang telah banyak
memberikan bimbingan dan arahan yang bermanfaat dalam menyelesaikan
skripsi ini.
9. Staff Dosen dan Tata Usaha Universitas Hang Tuah Pekanbaru yang telah
memberi bekal ilmu dan pengetahuan selama dibangku perkuliahan.
10. Pihak Puskesmas Simpang Tiga Kota Pekanbaru yang telah bersedia
memeberikan izin, menjadi informan dan memberikan iformasi kepada
penulis untukmemperoleh data yang dibutuhkan dalam proposal ini.
11. Untuk kedua orang tua dan keluarga besar yang telah mendoakan agar
selama penyusunan proposal ini diberi kelancaran dan kemudahan serta
memberikan dukungan agar dapat diselesaikan dengan baik.
12. Rekan seperjuangan mahasiswa program studi Sarjana Kesehatan
Masyarakat Universitas Hang Tuah Pekanbaru.

Pada penyusunan Proposal ini penulis menyadari masih jauh dari


kesempurnaan, baik dari segi isi maupun dari segi teknik penyusunannya. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan dan kelengkapann proposal skripsi ini.

Pekanbaru,17 Juni 2023

Peneliti

v
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT...................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR TABLE.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1


A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................3
C. Pertanyaan Penelitian..............................................................................3
D. Tujuan Penelitian.....................................................................................4
E. Manfaat Penelitian...................................................................................5
F. Ruang Lingkup Penelitian.......................................................................5

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN...................................................................7


A. Telaah Pustaka.........................................................................................7
B. Kerangka Teori......................................................................................26
C. Kerangka Konsep..................................................................................27
D. Hipotesis................................................................................................27
E. Penelitian Sejenis...................................................................................28

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................31


A. Jenis dan Desain Penelitian...................................................................31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................31
C. Populasi dan Sampel Penelitian.............................................................31
D. Teknik Sampling....................................................................................32
E. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional.......................................33
F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data........................................................35
G. Pengolahan Data....................................................................................35
H. Analisis Data..........................................................................................36
I. Jadwal Kegiatan.....................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 Kriteria diagnosis Diabetes Mellitus menurut (WHO,2020)..............14
Tabel 2 Penelitian Sejenis................................................................................29
Tabel 3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional....................................33
Tabel4 jadwal penelitian...................................................................................39

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Kerangaka Teori ............................................................................. 27
Gambar 2 Kerangka Konsep ............................................................................ 28

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Kuisioner

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes Melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh kelebihan
gula darah dan gangguan metabolisme. Yaitu karbohidrat, protein dan lemak
akibat kekurangan hormone insulin. Jika ini tidak di kontrol, komplikasi
metabolik akut dan komplikasi vascular jangka panjang baik mikroangniopati
maupun makroangiopati dapat terjadi (Oktaviani, Widagdo, & Widjanarko,
2018).
Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta
ditandai dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai
normal. Glukosa yang menumpuk di dalam darah tidak dikontrol dengan
baik, dapat timbul berbagai komplikasi (Kementerian Kesehatan RI., 2020).
Diabetes melitus merupakan penyebab penting dari angka kematian,
kesakitan dan angka kecacatan di dunia. Menurut International Diabetes
Federation (IDF) 10 dari 11 orang dewasa hidup dengan diabetes melitus.
Terdapat 463 juta jiwa menderita penyakit diabetes melitus di dunia pada
tahun 2019, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 578 juta jiwa pada
tahun 2030 dan menjadi 700 juta pada tahun 2045. Diabetes melitus adalah
salah satu dari 10 penyebab utama kematian, dengan hampir setengah dari
kematian terjadi pada penderita di bawah usia 60 tahun (Federation, 2019).
Menurut IDF Indonesia berada pada urutan ke 7 terbesar dengan jumlah
penderita diabetes melitus di dunia setelah Cina, India, Amerika Serikat,
Pakistan, Brasil dan Mexico. Jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia
sebesar 19,47 juta jiwa pada tahun 2021 dan diperkirakan akan meningkat
menjadi 23,3 juta pada tahun 2030 (Federation, 2021).
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronik menahun sehingga
kepatuhan berobat merupakan hal yang penting dalam terapi pengobatan
diabetes melitus. Kepatuhan dapat menggambarkan dengan sejauh mana
perilaku seseorang berobat , minum obat, mengikuti diet, dan/atau
melaksanakan perubahan gaya hidup sesuai dengan rekomendasi yang

1
2

disepakati dari penyedia perawatan kesehatan (Fatmawati, 2017). Problem


tidak patuhan umum dijumpai dalam pengobatan penyakit kronik yang
memerlukan pengobatan jangka panjang seperti diabetes melitus.
Kepatuhan berobat merupakan prioritas awal yang perlu dinilai untuk
mencapai target terapi pada pasien diabetes melitus. Penelitian pada pasien
diabetes di Asia menunjukkan pasien tidak patuh minum obat sebesar 57%.
Penelitian di Indonesia sendiri menujukkan persentase ketidakpatuhan minum
obat antidiabetes berkisar 50-69,7%. (Akrom et al., 2019).
Kepatuhan berobat adalah perilaku seseorang dalam menaati aturan
yang diberikan oleh petugas kesehatan. Menurut Lawrence Green (dikutip
dalam Notoadmojo, 2010) kepatuhan berobat dapat dipengaruhi oleh 3 faktor.
Faktor predisposisi (Predisposing Factors) meliputi, umur, jenis kelamin,
tingkat pendidikan terakhir, status pekerjaan, lama menderita, tingkat
pengetahuan. Faktor pendukung (Enabling Factors) yang meliputi
keterjangkauan akses ke pelayanan kesehatan dan keikutsertaan asuransi
kesehatan. Faktor pendorong (Reinforcing Factors) meliputi dukungan
keluarga dan dukungan petugas kesehatan. Salah satu faktor yang
memengaruhi kepatuhan berobat adalah umur. Semkain bertambahnya usia
maka akan semakin terbentuk sikap untuk mempertahankan diri, sehingga
meningkatkan kepatuhan menjalankan pengobatan (Almira, Syamsul and
Rosida, 2019).
Kepatuhan dalam menjalani pengobatan diabetes melitus sangatlah
penting karena dapat menunjang keberhasilan terapi berupa pengontrolan
kadar gula darah. Kepatuhan minum obat tergantung pada individu masing -
masing, banyak penderita yang dari tahun ke tahun antusias untuk minum
obat menjadi turun, untuk itu dukungan keluarga atau orang lain sangat
penting terhadap kepatuhan dalam menjalani terapi pengobatan (Safitri,
2013). Hasil penelitian dari Choirunnisa menunjukkan ada hubungan yang
bermakna antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan melakukan
kontrol rutin (Choirunnisa, 2018).
Dukungan tenaga kesehatan sangat diperlukan untuk meningkatkan
kepatuhan, misalnya dengan adanya komunikasi. Petugas kesehatan
3

merupakan orang pertama yang mengetahui tentang kondisi kesehatan pasien


sehingga mereka memiliki peran yang besar dalam menyampaikan informasi
mengenai kondisi kesehatan.
Tabel 1.
Data Diabetes Mellitus

No. Puskesmas Kasus Kontrol


1. Simpang Tiga 1894 371
2. Sidomulyo 1128 879
3. Tenayan Raya 974 631

Berdasarkan data yang di peroleh dari dinas kesehatan data penderita


diabetes mellitus di pekanbaru sebesar 11.507. yang mana wilayah Puskesmas
simpang Tiga Pekanbaru merupakan di tingkat pertama dengan 1.894 kasus
dengan data penderita yang patuh berobat atau kontrol rutin hanya 371
(19,5%) sedangkan yang tidak patuh berobat sebanyak 1.523 (80,5%).
Berdasarka surey awal penulis yang dilakukan kepada 10 responden
melalui wawancara awal didapatkan 7 responden tidak patuh serta
pengetahuan pasien dalam melakukan kepatuhan berobat terhadap pasien
diabetes mellitus masih belum mendapatkan banyak informasi terkait
kepatuhan berobat, hal ini terlihat juga terhadap sikap pasien yang kurang
baik sehingga belum patuh menjalani pengobatan, di samping itu kurang nya
motivasi dan dukungan keluarga yang memantau pasien terhadap kepatuhan
berobat, serta peran tenaga kesehatan masih belum terlihat hal ini diketahui
bahwa pasien masih belum banyak mendapakan sosialisasi tentang kepatuhan
berobat terhadap pasien diabtes mellitus, sedangkan 3 responden lainya patuh
berobat dengan alasan pasien berpengetahuan tinggi, petugas kesehatan yang
ramah,dan mendapat dukungan keluarga sehingga responden termotivasi
untuk patuh dalam menjalani pengobatan.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas didapatkan bahwa masih
kurangnya kepatuhan berobat atau kontrol pada penderita diabetes melitus.
Ketidakpatuhan dalam berobat diabetes melitus dapat menyebabkan
komplikasi penyakit lain hingga menyebabkan kematian.
4

Maka dari itu penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui


faktor yang berhubungan dengan kepatuhan berobat pada penderita diabetes
mellitus (DM) di puskesmas simpang tiga pekanbaru.

B. Rumusan Masalah
Kepatuhan penderita Diabetes Melitus (DM) di Puskesmas Simpang Tiga
Pekanbaru masih kurang dari jumlah sasaran. Dimana sasaran tercatat berjumlah
1894 orang sedangkan penderita yang tercatat patuh melakukan kontrol rutin baik
itu pengecekan kadar gula darah maupun berobat hanya 371 orang. Beberapa
masyarakat penderita diabetes masih banyak enggan patuh berobat dikarenakan
kurang pengetahuan, sikap, motivasi, dukungan keluarga dan peran tenaga
kesehatan. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian dan merumuskan
masalah yaitu. “ apa sajakah faktor yang berhubungan dengan kepatuhan berobat
pada penderita Diabetes Melitus (DM) di Puskesmas Simpang Tiga Tahun 2023.

C. Pertanyaan Penelitian
Dari rumusan masalah penelitian yang telah tertera diatas maka dapat
diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan berobat pada
penderita diabetes mellitus (DM) di puskesmas Simpang Tiga tahun
2023?
2. Apakah ada hubungan sikap dengan kepatuhan berobat rutin pada
penderita diabetes mellitus (DM) di puskesmas Simpang Tiga tahun
2023?
3. Apakah ada hubungan motivasi dengan kepatuhan berobat pada penderita
diabetes mellitus (DM) di puskesmas Simpang Tiga tahun 2023?
4. Apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan berobat
pada penderita diabetes mellitus (DM) di puskesmas Simpang Tiga
tahun2023?
5. Apakah ada hubungan peran tenaga kesehatan dengan kepatuhaan
berobat pada penderita diabetes mellitus (DM) di Puskesmas Simpang
Tiga tahun 2023?

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
5

Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kepatuhan


berobat rutin pada penderita diabetes mellitus (DM ) di Puskesmas
Simpang Tiga Tahun 2023.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan berobat
pada penderita Diabetes Melitus (DM) di Puskesmas Simpang Tiga
Tahun 2023.
b. Diketahui hubungan antara sikap demgan kepatuhan berobat pada
penderita Diabetes Melitus (DM) di Puskesmas Simpang Tiga Tahun
2023.
c. Diketahui hubungan antara motivasi dengan kepatuhan berobat pada
penderita Diabetes Melitus (DM) di Puskesmas Simpang Tiga Tahun
2023.
d. Diketahui hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan
melakukan berobat pada penderita Diabetes Melitus (DM) di
Puskesma Simpang Tiga Tahun 2023.
e. Diketahui hubungan anatara peran tenaga kesehatan dengan kepatuhan
melakukan berobat pada penderita Diabetes Mellitus (DM) di
Puskesmas Simpang Tiga Tahun 2023.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas Simpang Tiga
Dapat memberikan informasi dalam mengembangkan program
tetap pelaksanaan pasien Diabetes Melitus (DM) yang melibatkan
keluarga.
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai wadah untuk mengaplikasikan ilmu, mendapatkan
pengalaman dan pembelajaran mahasiswa khususnya epidemiologi
mengenai masalah hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan
penderita Diabetes Melitus (DM) dalam melakukan kepatuhan berobat
Hasil penelitian ini juga dapat menambah wawasan dan pemikiran
6

penulis dalam metode penelitian serta menambah ilmu pengetahuan


kesehatan masyarakat.
3. Bagi Universitas Hangtuah Pekanbaru
memberikan sumbangan pemikiran dan bahan dalam kajian ilmiah
mengenai upaya kesehatan masyarakat khususnya terhadap epidemiologi
penyakit tidak menular Diabetes Melitus (DM) karena untuk saat ini
masih diperlukan kajian ilmiah masalah penyakit tidak menular.

F. Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor
yang berhubungan dengan kepatuhan berobat pada penderita Diabetes
Melitus (DM) di Puskesmas Simpang Tiga Tahun 2023. Desain penelitian
menggunakan cross sectional dengan variable indipenden yaitu pengetahuan,
sikap, motivasi, dukungan keluarga, peran tenaga kesehatan sedangkan
variabel dependen yaitu kepatuhan melakukan kontrol rutin pada penderita
Diabetes Melitus (DM). Populasi penelitian penderita Diabetes Melitus (DM)
sebanyak 1894 orang dan sampel yang berjumlah 178 Responden. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan teknik “simple
random sampling”. Analisa data menggunakan analisis univariat dan bivariat.
7
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Telaah Pustaka
1. Diabetes Melitus (DM)
a. Pengertian Diabetes Melitus (DM)
Diabetes mellitus merupakan kondisi kronis dimana terjadi
kenaikan kadar glikosa dalam darah dikarenakan tubuh tidak dapat
menghasilkan atau memproduksi insulin atau tubuh tidak dapat
menggunakan insulin secara efektif (Federation, 2017).
Diabetes Melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh
kelebihan gula darah dan gangguan metabolisme. Yaitu karbohidrat,
protein dan lemak akibat kekurangan hormone insulim. Jika ini tidak
di kontrol, komplikasi metabolik akut dan komplikasi vascular jangka
panjang baik mikroangniopati maupun makroangiopati dapat terjadi
(Oktaviani, Widagdo, & Widjanarko, 2018).
b. Klasifikasi Diabetes Melitus (DM
America Diabetes Association (ADA) mengklasifikasikan
Diabetes Melitus (DM) berdasarkan pathogenesis sindrom Diabetes
Melitus (DM) dan gangguan toleransi glukosa. Diabetes Melitus (DM)
diklasifikasikan menjadi 4 yaitu Diabetes Mellitus (DM) tipe 1,
Diabetes Mellitus (DM) tipe 2, Diabetes Mellitus (DM) gestational
dan Diabetes Mellitus (DM) tipe lain
a. Diabetes Mellitus (DM) tipe 1 / Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (IDDM)
Diabetes Mellitus yang terjadi akibat kerusakan sel β (beta)
pancreas yang disebabkan oleh proses auto imun akibatnya terjadi
defisiensi insulin absolut sehingga penderita mutlak memerlukan
insulin dari luar (eksogen) untuk mempertahankan kadar gula darah
dalam batas normal. Diabetes mellitus (DM) tipe 1 tidak dapat
dicegah. Diet dan olahraga tidak bisa 1menyembuhkan ataupun
mencegah Diabetes Mellitus (DM) tipe ini dapat diobati dengan

7
8

menggunakan insulin dengan pengawasan terhadap tingkat glukosa


melalu monitor pengujian darah. Tanpa insulin, ketosis, dan
diabetic ketoaciadosis bisa menyebabkan koma bahkan bisa
mengakibat kematian. Perawatan Diabetes Mellitus (DM) tipe 1
harus tetap dilakukan ,perawatan tidak akan mempengaruhi
aktifitas normal apabila kesadaran penderitanya cukup ,perawatan
yang tepat dan kedisiplinan dalam pemeriksaan dan pengobatan
yang dijalankan. Tingkat glukosa rata-rata untuk penderita
Diabetes Mellitus (DM) tipe harus mendekati kadar glukosa normal
( 80-120 g/dl,4-6 mmol/l).
b. Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 Non Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (NIDDM)
Menurut The National Diabetes Data Group dan The World
Health Organization, Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 adalah
intoleransi karbohidrat yang ditandai dengan resitensi insulin,
defisiensi relatif (bukan absolut) insulin kelebihan produksi
glukosa hepar dan hiperglikemia. Diabetes mellitus (DM) tipe 2
terjadi karena resistensi insulin, jumlah reseptor insulin pada
permukaan berkurang walaupun jumlah insulin tidak berkurang,hal
ini menyebabkan glukosa tidak dapat masuk kedalam sel meskipun
imsulin tersedia. Beberapa faktor prediposisi terjadinya resistensi
insulin adalah obesitas sentral,diet tinggi lemak dan rendah
karbohidrat, kurang aktivitas dan faktor keteurunan atau herediter.
Diabetes mellitus (DM) tipe 2 merupakan Silent Killer Deases
karena penderita biasanya tidak meunujukan gejala-gejala selama
beberapa tahun, sehingga jarang terdeteksi pada awal diderita.
c. Diabetes Mellitus (DM) Gestasional
Diabetes Mellitus (DM) Gestasional merupakan keadaan atau
intoleransi glukosa yang timbul selama masa kehamilan dan
biasanya hanya sementara. Sebagian besar wanita yang mengalami
Diabetes Mellitus selama hamil memeliki homoestatis yamg
normal pada paruh pertama kehamilan kemudian berkmebang
9

menjadi defesiensi insulin relative sehingga terjadi hiperglikemia.


Hiperglikemia akan menghilang setelah melahirkan, namun mereka
memiliki peningkatan risiko menyandang Diabetes Mellitus (DM)
tipe 2.
d. Diabetes Mellitus (DM) tipe lain
Diabetes Mellitus (DM) Tipe lain disebabkan oleh berbagai
kondisi seperti kelainan genetic yang spesifik (kerusakan genetic
sel β pancreas dan kerja insulin), penyakit pada pancreas,gangguan
endotrin lain,infeksi,obat-obatan dan beberapa bentuk lain yang
jarang terjadi.
c. Tanda Gejala Diabetes Mellitus (DM)
International Diabetes Federation (2017), tanda gejala Diabetes
Mellitus (DM) antara lain :
1) Diabetes tipe I : a) Sering haus dan mulut terasa kering, b) Sering
buang air kecil, c) Merasa cepat lelah dan tidak bertenaga, d)
Mudah merasa lapar, e) Penurunan berat badan secara tiba-tiba, f)
Penglihatan kabur.
2) Diabetes tipe 2 : a) Sering haus dan mulut terasa kering, b) Sering
buang air kecil dan banyak, c) Kurang berenergi dan kelelahan
yang berlebihan, c) Kesemutan atau mati rasa di tangan dan di kaki,
d) Infeksi jamur yang berulang di kulit, e) Lambatnya
penyembuhan luka, e) Penglihatan yang kabur .
d. Etiologi Diabetes Mellitus (DM)
Menuurut Ramayulis (2019), peneybab dari Diabetes Mellitus
(DM) adalah :
a) Diabetes Mellitus (DM) tergantung insulin
1) Faktor genetik
Penderita Diabetes Mellitus (DM) tidak mewarisi
Diabetes Mellitus (DM) tipe 1 itu sendiri tetapi mewarisi suatu
prediposisi atau kecendrungan genetic kearah terjadinya
Diabetes Mellitus tipe 1. Kecendrungan genetic ini di tentukan
pada individu yang memiliki tipe antigen HLA ( Human
10

Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen


yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses
imun lainnya.
2) Faktor Imunologi
Pada Diabetes tipe I terdapat bukti akan adanya suatu
respon autoimun. Ini merupakan respon abnormal dimana
antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara
bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-
olah sebagai jaringan asing.
3) Faktor Lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β
pancreas, sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa
virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
dapat menimulkan destuksi sel β pancreas.
e. Komplikasi Diabetes Mellitus (DM)
Komplikasi Diabetes Mellitus di klasifikasikan menjadi 2
(L.Maryani, 2020):
1) Komplikasi akut
Komplikasi akut merupakan komplikasi yang harus di tindak
cepat atau memerlukan pertolongan dengan segera. Komplikasi
akut meliputi ketoasidosis diabetika (DKA),koma non-ketosis
hyperosmolar (koma hiperglikemia),dan hiperglikemia.
2) Komplikasi kronis
Komplikasi kronis merupakan yang timbul setelah penderita
mengidap diabetes mellitus selama 5-10 tahun atau lebih.
Komplikasi kronis meliputi mikrovaskuler ( komplikasi dimana
pembuluh-pembuluh rambut kaku atau menyempit sehingga organ
yang seharusnya mendapatkan suplai darah dari pembuluh-
pembuluhtersebut menjadi kekurangan suplai) dan komplikasi
makrovaskuler (komplikasi yang mengenai pembuluh darah arteri
yang lebih besar sehingga terjadi aterosklerosis).
11

Berikut beberapa kerusakan dan gangguan yang terjadi akibat


komplikasi diabetes mellitus (L.Maryani, 2020).
a) Kerusakan pada pembuluh darah (vasculopathy)
Kerusakan pada dinding pembuluh darah akan
mengakibatkan masalah pada jantung dan otak,serta gangguan
pada pembuluh darah dikaki.
b) Gangguan fungsi jantung
Gangguan pada pembuluh darah akan mengakibatkan
terhambatnya aliran darah ke jantung atau terjadi
ischemia(kekurangan oksigen),timbul angina pectoris (sakit
didaerah dada,lengan,dan rahang),bahkan pada akhirnya bisa
menyebabkan serangan jantung.
c) Gangguan fungsi pembuluh otak
Pasien sering mrasakan berat di belakang
kepala,leher,pundak,pusing (vertigo), serta pendengaran dan
penglihatan terganggu. Jika dibiarkan gangguan neurologis akan
muncul,misalmya dalam bentuk stroke yang di sebabkan
penyumbatan atau pendarahan.
d) Gangguan pembuluh darah dikaki
Berkurangnya sirkulasi darah dan oksigen ke kaki atau
betis menyebabkan rasa sakit di betis muncul saat berjalan kaki.
Selain penyumbatan pembuluhdarah besar pada kaki,mikro
sikrulasi juga mudah terhambat. Hal ini adalah penyebab utam
gangren( pembusukan jaringan) yang sering diderita oleh pasien
diabetes mellitus.
e) Tidak stabilnya tekanan darah
Tidak stabilnya teknanan darah yakni terkdang tinggu atau
rendah. Tekanan darah tinggi disebabkan oleh buruknya kondisi
pembuluh darah dan memburuknya fungsi ginjal.
f) Gangguan system saraf
Kerusakan pada system saraf ini lebih mengacu pada saraf
sensorik (saraf perasa),menimbulkan rasa sakit, kesemutan, sera
12

mati rasa pada kaki dan tangan. Kerusakan pada system motoric
memanglah sedikit,gangguan ini termanifestasi pada
berkurangnya tenaga otot dan volume dari jaringan
otot.obstipasi,dan diare)
Diabetes mellitus 2 juga bisa mengganggu fungsi saraf
autonomy yang mempengaruhi funsgi organ seperti organ
pencernaan (sakit mag, mual, kembung, obstipasi,dan diare),
keluhan pada jantung (berdebar dan sesak nafas),gangguan pada
system kencing (incontinesi dan infeksi kandung
kemih),gangguan pada aktivitas seksual, seta gangguan
psikologis.
g) Gangguan mata (retinopathy)
Gangguan pada mata di dsebabkan memburuknya kondisi
mikro sirkulasi sehinnga terjadi kebocoran pada pembuluh darah
dan retina. Hal ini bahkan bisa menyebabkan kebutaan.
Katarak dan galukoma (meningkatnya tekanan pada bola
mata) juga merupkana salah satu komplikasi mata pada pasien
diabetes mellitus.
h) Gangguan ginjal (nefropathy)
Sebab utama gangguan ginjal pada pasien diabetes adalah
buruknya mikrosirkulasi. Penyebab lainnya adalah proses kronis
dari hipertensi yang akhirnya merusak ginjal.
i) Gangguan pada kaki karena diabetes mellitus
Kaki adalah bagian tubuh yang paing sensitive pada pasien
diabetes mellitus. Ada beberapa faktor yang berperan dalam
perubahan ini yaitu (Ade, 2018) :
(1)Terhambatnya sirkulasi menimbulkan rasa sakit pada betis
sewaktu berjalan, gangrene.
(2)Gangguan saraf yakni kerusakan saraf di otot, kulit, dan
kerusakan saraf autonomy yang mengganggu regulasi
keringat.
(3)Sensitive terhadap infeksi di kaiki
13

(4)Gangguan pada otot dan sendi-sendi


Terhambatnya ruang gerak sendi dan otot banyak diderita
orang tua. Namnun, kini gejala tersebut juga kerap dirasakan
pada pasien usia muda yang menderita diabetes mellitus tipe 2.
Hal ini disebabkan oleh adanya stagnasi dari cairan tubuh dan
stagnasi darah yang mempengaruhi jaringan konektiva(Ade,
2018) .
f. Diagnosis Diabetes Mellitus
Diagnosis DM di tegakkan atas dasar pemeriksaan kadar gula
darah dan HbA1c. pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah
pemeriksaan gula darah dengan bahan plasma darah vena. Diagnosis
tidak dapat di tegakan atas dasar glukosuria. Berbagai keluhan dapat
di temukan pada pasien DM. kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan
apabila terdapat keluhan seperti :
1) Keluhan klasik DM : polyuria, polydipsia, polifagia dan penurunan
berat badan yang tidak dapat di jelaskan sebabnya.
2) Keluhan lain : lemah badan, kesemutan,gatal, mata kabur, dan
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.
Tabel 1
Kriteria Diagnosis Diabetes Mellitus Menurut (Who,2020)

PENGUKURAN HASIL
Pemeriksaan glukosa plasma puasa baik vena dan ≥7.0 mmol/L
kapiler (126mg/dL)
Pemeriksaan glukosa plasma: 200 mg/dL 2-jam ≥7.0 mmol/L
setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) (126mg/dL)
dengan beban glukosa 75 gram (vena) ≥11.1mmol/L
(200mg/dL)
Pemeiksaan glukosa plasma : 200 mg/dL 2-jam ≥12.2mmol/L
setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) (220mg/dL)
dengan beban glukosa 75 gram (kapiler)
Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥11.1 mmol/L
(200mg/dL)
Pemeriksaan HbA1c 6.5% (48mmol/mol)
14

Keterangan :
1) Gula darah puasa diukur sesudah puasa malam selama 8 jam.
2) Tes toleransi glukosa oral diukur sesudah puasa semalaman,lalu
pasien di berikan cairan 75 gram glukosa untuk diminum. Lalu gula
darah di ukur 2 jam kemudian
3) Gula dara acak diukur sewaktu-waktu
4) Untuk mendiagnosis diabetes mellitus (DM), perlu dilakukan uji
ulang ketika mendapatkan hasil yang abnormal sehingga
mendapatkan konfirmasi yang akurat
5) Diabetes mellitus (DM) dapat di diagnosi dengan adanya gejala
khusus.
g. Faktor Risiko Diabetes Mellitus
Menurut(Suryati, 2021), factor yag terkait dengan risiko diabtes
mellitus yaitu sebagai berikut :
1) Obesitas (kegemukan)
Adanya hubungan antara obesitas dengan kadar glukosa
darah. Jika derajat kegemukan dengan IMT > 23 bisa
menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah menjadi 200mg%.
2) Hipertensi
Peningkatan tekanan darah pada hipertennsi memiliki
hubungan yang erat dengan tidak tepatnya penyimpanan garam dan
air ataupun meningkatnya tekanan dari dalam tubuh pada sirkulasi
pembuluh darah perifer.
3) Aktifitas fisik
Aktifitas fisik yang kurang dapat menyebabkan
resistensiinsulin pada diabetes mellitus ( DM) tipe 2, individu yang
aktiv memiliki insulin dan profil glukosa yang lebuh baik dari pada
individu yang tidak aktiv.
4) Dislipedimia
15

Merupakan kondisi yang ditandai dengan adanya kenaikan


kadar lemak darah (trigliserida > 250 mg/dl)
5) Umur
Berdasarkan penelitian usia terbanyak yang terkena diabetes
mellitus adalah usia > 45 tahun
6) Riwayat persalinan
Riwayat persalinan yang berulang,melahirkan anak cacat atau
bayi yang memiliki berat > 4000 gram.
7) Faktor genetic
Risiko terjadinya DM tipe 2 akan meningkat dua sampai
enam kali lipat apabila orang tua memiliki penyakit diabetes
mellitus.
8) Alcohol
Konsumsi alcohol akan meningkatkan tekanan dara dan
mempersulit regulasi gula darah sehingga mengganggu
metabolisme gula darah.
h. Pencegahan Diabetes Mellitus
Ada tiga jenis pencegahan diabetes mellitus (Kusuma, 2018)
1) Pencegahan primer
Tujuanya untuk mencegah terjadinya diabetes mellitus.
Untuk itu faktor-faktor yang dapat menyebabkan diabetes mellitus
dapat diperhatikan,baik secara genetic maupun lingkungan. Berikut
hal-hal yang harus dilakukan dalam penegahan primer : a) Pola
makan sehari-hari harus seimbang dan tidak berlebihan; b)
Olahraga secara teratur dan tidak banyak berdiam diri; c) Usahakan
berat badan dalam batas norma; d) Hindari obat-obatan yang dapat
menimbulkan diabetes mellitus. (diabetogenik).
2) Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder tujuanya adalah mencegah agar
penyakit diabetes mellitus yang sudah timbul tidak menimbulkan
komplikasi penyakit lain, menghilangkan gejala, dan keluhan
penyakit diabetes mellitus. Pencegahan sekunder meliputi deteksi
16

dini penderita diabetes mellitus, terutama bagi kelompok yang


beriko terkena diabetes mellitus. Bagi yang dicurigai terkena
diabetes mellitus, perlu di teliti lebih lanjut untuk memperkuat
dugaan adanya diabetes mellitus.
Berikut hal-hal yag harus dilakukan dalam pencegahan
sekunder : a) Diet sehari hari harus eimbang dan sehat; b) Menjaga
berat badan dalam batas normal; c)Usaha pengendalian gula darah
agar tidak terjadi komplikasi diabetes mellitus; d) Olahraga teratur
sesuai denga kemampuan fisik dan umur.
3) Pencegahan tersier
Pencegahan tersier bertujuan untuk mencegah kecacatan
lebih lanjut dari komplikasi penyakit yang sudah terjadi.berikut
pencegahan yang dimaksud : a) Mencegah terjadinya kebutaan jika
menyerang pembuluh darah mata; b)Mencegah gagal ginjal kronik
jika menyerang pembuluh darah ginjal; c) Mencegah stroke jikka
menyerang pembuluh darah otak; d) Mencegah terjadinya gangren
jika terjadi luka.
2. Kepatuhan
Kepatuhan (Compliance) adalah tingkatan yang menunjukan
perilaku pasien dalam mentaati atau mengikuti prosedur atau ahli medis.
Kepatuhan juga dapat di defenisikan dimana seorang pasien mengikuti
anjuran klinis dari dokter yang mengobatinya (Fatmawati, 2017).
Menurut (Green, 1980), masalah kesehatan dipengaruhi 2 faktor
yaitu perilaku ( behaviour cause) dan faktor non perilaku (non behaviour
cause). Perilaku sendiri ditentukan arau terbentuk oleh 3 faktor utama
yaituu :
a. Faktor Prediposisi ( prediposing factors)
Adalah faktor sebelum terjadinya suatu perilaku, yang
menjelskan alasan dan motivasi untung berperilaku termasuk dalam
faktor prediposisi adalah pengetahuan, keyakinan, nilai, nilai, sikap,
demografi ( umur, kelamin, pekerjaan, pendidikan) (Notoatmodjo,
2010).
17

b. Faktor pendukung (enabling factors)


Agar terjadi perilaku tertentu, di perlukan perilaku pemungkin,
suatu motivasi yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau
tidak tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan misalnya puskesmas,
obat-obatan, alat-alat, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
c. Faktor pendorong (reinforcing factors)
Merupakan perilaku yang memberikan dominan bagi
menetapnya suatu perilaku yaitu keluarga, petugas kesehatan dan
petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku
masyarakat (Notoatmodjo, 2010).
Perilaku Kepatuhan pada pasien Diabetes Mellitus (DM) di
defenisikan perilaku yang harus dilakukan seorang pasien Diabetes
Mellitus untuk melaksanakan cara pengobatan atau nasihat yang di
tentukan oleh tenaga kesehatan yang dapat memperbaiki keadaan
sesuai dengan peyakit diabetes mellitus yang di deritanya (Nurwinda
Sari, 2021) .Kepatuhan pada penderita DM berperan penting pada
keberhasilan pengobatan dalam mengendalikan kadar gula darah. Hal
yang sering terjadi biasanya pasien setelah beberapa kali pengobatan
menunjukan perbaikan sehingga pasien merasa telah sembuh dan tidak
lagi melanjutkan pengobatan,hal ini terjadi karena kurang nya
pengetahuan mengenai diabetes serta keluarga yang tidak menunjang
keteraturan pasien dalam berobat (Fatmawati, 2017).
Kepatuhan pengobatan yang tinggi merupakan salah satu
indicator yang menentukan keberhasilan proses pengendalian
penyakit DM terhadap penderita Diabetes Mellitus (Legi et al., 2019).
Ketidakpatuhan penderita Diabetes Mellitus bertanggung jawab
atas 30-50% kegagalan dalam pengobatan. Selain itu, ketidak patuhan
penderita terhadap pengobatan dapat menyebabkan timbulnya
komplikasi yang dapat menyebabkan kematian pada penderita
Diabetes Mellitus.(Safira Nur Syifa, 2019)
Kepatuhan pada pasien dalam menjalani pengobatan dibagi
menjadi dua, yakni
18

a. Tingkat pasien dalam menjalani pengobatan sesuai aturan yang terdiri


atas :
1) Disiplin dalam meminum obat
Meminum obat yang diresepkan dokter secara teratur sesuai
dengan yang telah di tetapkan dan tidak adanya pencampuran
dengan obat lain.
2) Mengontrol kadar gula darah
Memonitor Diabetes Mellitus menyangkut pengujian yang
sistematis dan teratur terhadap tingkat diabetes oleh pasien sendiri
biasanya bisa dilakukan dengan bantuan lembar uji (tes strip) baik
untuk urine maupun pada darah. Pada pengujian tersebut
mempunyai tujuan yakni, untuk mengetahui apakah pada pasien
gula darah mereka masih dalam jangkauan normal atau tidak.
b. Tingkat pasien dalam menjalan tingkah lakunya yang disarankan,
yaitu:
1) Kontrol kedokteran secara teratur
Penderita Diabetes Mellitus melakukan pemeriksaan darah
dilakukan untuk mengukur kadar gula darah yang dianjurkan
sebanyak 2 kali dalam 1 bulan.
Berolahraga secara teratur sedang dapat membuat kadar gula
darah menjadi lebih baik,olahraga bagi penderita diabetes dapat
dilakukan secara rutin 30 menit perhari. Olah raga yang dilakukan
sebaiknya mengikuti pada pada prinsip FITT
(Frekuensi,Intesitas,Tempo,dan Tipe) yakni :
a) Frekuensi
Lakukan olahraga dengan 5-7 hari seminggu. Diselingi
sehari dengan melakukan istirahat setelah ketegangan otot.
b) Intensitas
Memilih jenis olahraga yang bersifat ringan hingga sedang
yaitu dengan menghasilkan 60-70% detak jantung maksimum,
c) Tempo
19

Berolahraga dilakukan dengan selama 30 menit,lalu


lakukan juga peregangan dan olahraga kekuatan otot beberapa
menit.
d) Tipe
Pada penderita DM dapat membagikan waktu olahraga
dalam beberapakali perhari, misalnya 1 jam setelah sarapan
anda, senam 10 menit kemudian 1 jam setelah makan siang jalan
kaki selama 10 menit,dan lalu 1 jam setelah makan malam naik
sepeda statis sembari menonton tv Selama 10 menit.
e) Jenis olahraganya
Jenis olah raga bersifat continue (dilakukan secara terus
menerut), ritmis ( latihan olahraga bersifat berirama yaitu otot-
otot berkontraksi dan relaksasi secara teratur), interval (latihan
dilakukan selang-seling antara gerak cepat dan gerak lambat),
dan daya tahan.
3. Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Berobat pada
Penderita Diabetes Mellitus (DM)
a. Umur
Umur adalah usia yang dalam indicator kedewasaan setiap
pengambilan keputusan untuk melakukan sesuaitu yang mengacu pada
setiap pengalamannya. Umur seseorang akan mempengaruhi perilaku
karena semakin beruumur maka semakin bertanggung jawab,lebih
tertib dan lebih bermoral.untuk itu orang dewasa sangat berpengaruh
terhadap cara penanganan dalam memenuhi kebutuhan untuk
mepertahankan status gizi tetap baik dan seimbang.
Umur merupakan faktor yang dianggap mempengaruhi
kepatuhan pengobatan pasien DM. beberapa penelitian membuktikan
bahwa umur berhubungan dengan perilaku kepatuhan berobat dan
minun obat anti diabetes pada penderita diabetes mellitus
(Almira,Arifin, 2019). Dalam penelitian (Hestiana, 2017)juga
menunjukan bahwa terdapat hubungan umur dengan kepatuhan dalam
pengelolaan diet pada pasien diabetes mellitus. Pada pasien lansia
20

cenderung terjadi penurunan fungsi fisiologis termasuk penurunan


daya ingat dan fungsi otak yang memungkinkan rentan terjadinya
salah paham terhadap intruksi yang diberikan oleh petugas kesehatan.
Hal ini juga di dorong dengan keaktifan lansia yag rendah dalam
mencari informasi terkini atau mengikuti penyuluhan mengenai
penyakit yang diderita dibanding pasien usia dewasa (Jamaludin M,
2017)
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin/gender adalah sesuatu yang fisiologi dan anatomis
yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Gender merupakan
bagian dari system social, seperti satus social, usia, dan etnis, itu
adalah faktor penting dalam menentukan peran, hak, tanggung jawab
dan hubungan antara pria dan wanita. Penampilan, sikap, kepribadian
tanggung jawab adalah perilaku yang akan membentuk gender.
Menurut Brummer dan Suddart bahwa jenis kelamin
mempengaruhi kepatuhan berobat pasien. penelitian yang dilakukan
(Srikartika,cahaya, 2016) yang menunjukan bahwa terdapat hubugan
signifikan antara jenis kelamin dengan kepatuhan beribat pasien DM.
dalam penelitian ini pasien pria 5,7 kali lebih patuh dari pasien wanita.
c. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu
seseorangterhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga, dan sebagainya). Menurut (Green, 1980)serta
Brummer dan Suddart pengetahuan disebut salah satu faktor ysng
mempengaruhi kepatuhan dan perilaku kesehatan.
Menurut Notoadmojo pengetahuan terdiri dari 6 tingkatan yaitu:
1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajarisebelumnya, pada tingkatan ini reccal (mengingat
kembali) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsang yang diterima. Oleh sebab itu tingkatan ini
adalah yang paling rendah.
21

2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu


kemampuan untuk menjelaskan secarabenar tentang objek yang
diketahui dan dapat menginterprestasikan materitersebut secara
benar tentang objek yang dilakukan dengan
menjelaskan,menyebutkan contoh dan lain-lain.
3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menggunakan materiyang telah dipelajari pada
situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip dan sebagainya dalam kontak atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan untuk
menjabarkan suatu materi atau objek kedalam komponen-
komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut
dan masih ada kaitan satu sama lain, kemampuan analisis ini dapat
dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5) Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan
untuk meletakkan ataumenghubungkan bagian-bagian di dalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis ini
suatu kemampuan untuk menyusun, dapat merencanakan,
meringkas, menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang
telah ada.
6) Evaluasi(Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan
untuk melakuksan penilaianterhadap suatu materi atau objek
penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteriayang ditentukan
sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Menurut penelitian yang dilakukan (N.Triastuti, 2020)yang
menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi ketidak patuhan
pasien DM dalam menjalani pengobatan salah satunya adalah
pengetahuan. Penelitian (Jasmine, 2019) yang membuktikan
pengetahuan berhubungan ketidak patuhan pengobatan pada pasien
DM.
22

d. Sikap
Sikap merupakan segala perbuatan atau tindakan yang
didasarkan pada pendirian dan keyakinan yang dimiliki. Pada
umumnya pasien diabetes mellitus yang memiliki sikap baik
cenderung lebih yakin bahwa patuh terhadap pengobatan sangat
penting untuk mencapai tujuan terapi.
sikap yang baik merupakan salah satu faktor yang dapat
meningkatkan kepatuhan pasien diabetes mellitus.dalam penelitian
(Tombokan, 2015) pasien yang memiliki sikap yang baik akan lebih
patuh sebesar 9,3 kali jika dibandingkan dengan pasien dengan sikap
yang kurang baik.hal ini didukung oleh penelitian (Sugandi,
2018)yang mengatakan bahwa pasien yang memiliki sikap positif
berpeluang 7,886 kali lebih patuh bila dibandingkan dengan pasien
yang mempunyai sikap negatif.
Menurut Notoatmodjo (2010), sikap memiliki 4 tingkatan yang
berbeda-beda yaitu :
1) Menerima (Receiving) Menerima merupakan tingkatan paling
rendah. Menerima merupakan keadaan dimana seseorang (subjek)
mau menerima dan memperhatikan stimulus (objek) yang diberikan
2) Merespon (Responding) Keadaan dimana seseorang saat diberikan
pertanyaan, maka akan memberikan sebuah jawaban atau
menanggapi pertanyaan tersebut dan mengerjakannya jika
diberikan tugas.
3) Menghargai (Valuating) Keadaan dimana seseorang diberikan
suatu masalah, maka akan mengajak orang lain untuk berdiskusi
atau mengerjakan masalah tersebut.
4) Bertanggung jawab (Responsible) Tingkatan sikap yang terakhir
yaitu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dan berani menghadapi segala resikonya.
e. Motivasi
Motivasi adalah salah satu hal yang mempengaruhi perilaku
manusia , motivasi disebut juga sebagai pendorong, keinginan,
23

pendukung atau kebutuhan-kebutuhan yang dapat membuat seseorang


bersemangat sehingga dapat bertindak dan berbuat menurut cara-cara
tertentu yang akan membawa kearah yang lebih optimal(Tua Sitorus,
2020).
Motivasi merupakan bentuk dorongan baik dari dalam maupun
dari luar diri manusia untuk mendorong adanya perubahan sikap dan
perubahan perilaku. Pada pasien diabetes mellitus, motivasi diri
dilatarbelakangi oleh adanya kesadaran dari pasien tentang pentingnya
menjalankan pengobatan diabetes mellitus sehingga pasien tersebut
termotivasi untuk patuh terhadap pengobatan yang dijalani.
Berdasarkan penelitian (Sugandi, 2018) diketahui bahwa motivasi
merupakan faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien dimana
pasien dengan tingkat motivasi tinggi memiliki peluang 7,413 kali
lebih patuh.
Penelitian lain yang dilakukan oleh (Kasumayanti, 2019)juga
mengatakan motivasi yang tinggi berpeluang meningkatkan kepatuhan
pasien DM sebanyak 16,914 kali.
f. Fasilitas pelayanan kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan,
baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan
oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat(Pemerintah RI, 2016).
Fasiltas kesehatan dibagi menjadi tiga bagian yaitu
(Pangaribuan, 2022).
1) Fasilitas kesehatan tingkat pertama adalah jenis fasilitas pelayanan
kesehatan yang melayani dan melaksanakan pelayanan kesehatan
dasar seperti Puskesmas, klinik dan tempat praktik mandiri tenaga
kesehatan
2) Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat 2 adalah jenis fasilitas
pelayanan kesehatan yang melayani dan memberikan pelayanan
24

kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan spesialistik, seperti rumah


sakit kelas d dan c
3) Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat 3 adalah jenis pelayanan
kesehatan yang melayani dan melaksanakan pelayanan kesehatan
dasar, pelayanan kesehatan spesialistik, dan pelayanan kesehatan
sub spesialistik yang terdiri dari rumah sakit kelas A dan b
Fasilitas pelayanan kesehatan dalam pengobatan pasien diabetes
mellitus sangatlah penting untuk menimalkan terjadinya komplikasi
yang mungkin muncul, memperbaiki kadar gula darah serta meningkat
kualitas hidup pasien, dengan memperhatikan fasilits pelayanan
kesehatan.
Berdasarkan penelitan (Setyawati.A, 2010) menunjukan bahwa
terbukti ada hubungan yang signifikan terhadap fasilitas pelayanan
kesehatan dengan kepatuhan berobat pasien DM, fasilitas pelayanan
kesehatan yang tidak mendukung 5,12 kali lebih berisiko
dibandingkan fasilitas pelayanan kesehatan yang mendukung dalam
kepatuhan berobat pada pasien DM
g. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang
masa kehidupan di mana sifat dan jenis dukungannya berbeda-beda
dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan.
Dukungan keluarga adalah sikap tindakan dan penerimaan
keluarga terhadap penderitaan yang sakit. Dukungan bisa berasal dari
orang lain orang tua anak suami istri atau saudara(Qurrota, 2020).
Dukungan keluarga memegang peranan pentiing alam
menentukan kepatuhan pengobatan pasien diabetes mellitus yang
mana pasien yang mendapat dukungan keluarga 2,639 kali lebih besar
untuk patuh dalam menjalani pengobatan dibandingkan pasien yang
tidak mendapat dukungan keluarga (Sugandi, 2018)
h. Peran Tenaga Kesehatan
Petugas kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk
menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan.
25

Yang artinya, petugas kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari


atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan, mencegah
penyakit, bahkan menghindari hal yang akan merugikan kesehatan
dirinya sendiri
Interaksi antara pasien dengan tenaga kesehatan sangat
menentukan derajat kesehatan titik kegagalan dalam pemberian
informasi yang lengkap mengenai obat dari tenaga kesehatan dapat
menjadi penyebab ketidakpatuhan pasien dalam pngobatan
Berdasarkan penelitian (Linda.S, 2016)menunujukan ada
hubungan antara peran tenaga kesehataan dengan kepatuhan berobat
DM, tenaga kesehatan yang tidak berperan baik lebih berisiko 4,17
kali dibandingkan tenaga kesehatan yang berperan baik dalam
kepatuhan berobat DM.

B. Kerangka Teori
Kerangka teori yang berhubungan dengan kepatuhan berobat pada
penderita Diabetes Mellitus (DM) di Puskesmas Simpang Tiga Tahun 2023
terlihat pada gambar 1 berikut :

FAKTOR PREDIPOSISI
(PREDIPOSINGFACTOR)
 Umur
 Jenis kelamin
 Pendidikan
 Pengetahuan
 Sikap
 motivasi

FAKTOR PENDUKUNG Kepatuhan


(ENBLING FACTORS ) Berobat Pada
 Keterjangkauan akses Penderita Diabetes
pelayanan kesehatan Mellitus
 Keikut sertaan asuransi

FAKTOR PENDORONG
(REINFORCING
FACTORS)
 Dukungan keluarga
 Peran tenaga
kesehatan
26

Gambar 1
Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi Teori Lawrence Green (1980), ( Notoatmodjo,2010)

C. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori, adapun kerangka konsep penelitian yang
membuat variabel-variabel yang akan di teliti yaitu:

Variabel Indipenden Variabel Dependen

1. Pengetahuan
2. Sikap Kepatuhan berobat
3. Motivasi pada penderita
4. Dukungan keluarga Diabetes mellitus
5. Peran Tenaga
Kesehatan

Gambar 2
Kerangka Konsep

D. Hipotesis
1. Adanya hubungan pengetahuan dengan kepatuhan berobat pada penderita
Diabetes Mellitus (DM) di Puskesmas Simpang Tiga tahun 2023.
2. Adanya hubungan sikap dengan kepatuhn berobat pada penderita Diabtes
Mellitus ( DM) di Wilaya Kerja Puskesmas Simpang Tiga tahun 2023.
3. Adanya hubungan motivasi dengan kepatuhan berobat pada penderita
Diabetes Mellitus (DM) di Puskesmas Simpang Tiga tahun 2023.
27

4. Adanya hubungan dukungan keluarga dengan dengan kepatuhan berobat


pada penderita Diabetes Mellitus (DM) di Puskesmas Simpang Tiga
tahun 2023.
5. Adanya hubungan peran tenaga kesehatan dengan kepatuhan berobat
pada penderita Diabetes Mellitus (DM) di Puskesmas Simpang Tiga
tahun 2023

E. Penelitian Sejenis
Tabel 2
Penelitian sejenis

Keterangan Penelitian Lenny (2018) Ridayanti (2019) Edwin Rheza


Sekarang (2018)
Topik Faktor yang Faktor-faktor yang Faktor-faktor yang Hubungan
Penelitian berhubungan berhubungan berhubungan dengan dukungan
dengan kepatuhan dengan kepatuhan perilaku kepatuhan keluarga dengan
berobat pada berobat jalan kontrol pada kontrol keptuhan
penderita diabetes pasien diabetess pada pada penderita kunjungan
mellitus (DM) di mellitus tipe II diabetes mellitus tipe berobat dan
puskesmas 2 di puskesmas kadar glukosa
simpang tiga kota cempaka darah puasa
pekanbaru Banjarmasin penderita
diabetes
mellitus tipe 2
di puskesmas
Kendal
Desain Cross sectional Cross sectional Cross sectional Cross sectional
Variabel Pengetahuan, Pekerjaan,lama Efikasi diri, Umur,jrnis
sikap, motivasi, mendeita, komplesitas jenis kelamin,
dukungan pengetahuan, obat, koplesitas pendidikan,
keluarga, dan motivasi, frekuensi minum sosial
peran tenaga keterjangkauan obat,lama ekoomi,lama
kesehatan pelayanan menderita,perilaku menderita dm,
kesehtana, kepatuhan kontrol komplikasi dm,
dukungan kepatuhan
keluarga,peran menjalankan
tenaga kesehatan. pengobatan.
Subjek Penderita Seluruh pasien dm penderita diabetes Penderita
Diabetes Mellitus yang ada di RSU mellitus yang ada di diabetes
yang ada di puskesmas cempaka mellitus di
puskesmas banjar masin puskesmas
simpang tiga Kendal
pekanbaru
Tempat Puskesmas RSU kaban jahe Puskesmas cempaka Puskesmas
simpang tiga banjarmasin Kendal
pekanbaru
28
BAB III
METODE PE NELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan Metode kuantitatif dengan jenis penelitian
analitik observasional yakni suatu metode penelitian untuk melihat apakah
faktor yang berhubungan dengan kepatuhan berobat pada penderita Diabetes
Mellitus (DM) dengan desain cross sectional.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Simpang Tiga dan waktu
penelitian akan di laksanakan pada bulan Juni - Juli

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita Diabetes
Melitus (DM) yang ada di Puskesmas Simpang Tiga tahun 2023
sebanyak 1.894
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari populasi. Sampel penelitian ini
yaitu pasien penderita diabetes melitus yang ada di Puskesmas Simpang
Tiga Pekanbaru. Penentuan sampel ditentukan sesuai dengan yang
dikehendaki berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan. Kriteria ini
berupa kriteria inklus, merupakan batasan ciri/karakter umum pada
subjek penelitian, didukung karakter yang masuk dalam kriteria ekslusi
Kriteria inklusi dalam penelitian adalah :
a. Pasien yang bersedia menjadi responden.
b. Pasien yang berobat di Puskesmas Simpang Tiga.
Kriteria eklusi dalam penelitian adalah :
a. Tidak disetujui oleh keluarga pasien.
b. Pasien yang tidak bisa baca tulis.

31
32

3. Besar Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Besar sampel yang diperoleh dengan menggunakan rumus


Lameshow:
1−α
Z2 P (1−P ) N
2
n=
1−α
d 2 ( N−1 ) + Z 2 P(1−P)
2
Keterangan:
n : Besar sampel
Z21-α/2 : Nilai Z pada derajat kemaknaan (biasanya 95% = 1,96)
P : Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, bila tidak
diketahui proporsinya maka ditetapkan 50% (0,5)
D : Derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan
adalah 5% (0,05)
N : jumlah populasi (1.894)
1,96 . 0,5 (1−0,5 ) .1894
n= 2
( 0,05 ) . ( 1.894−1 )+1,96 .0,5 ( 1−0,5 )
1,96 . 0,5(0,5). 1
¿
( 0,0025 )( 1.893 ) +0,98 . 0,5
1,96 .0,25 . 1.894
¿
4,73+0,49
928,06
¿
5,22
= 177,78
= 178

D. Teknik Sampling
Teknik sampling adalag merupakan teknik pengambilan sampel.
Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian . Pada
penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan random
33

sampling dengan metode Teknik pengambilan sampel digunakan dalam


penelitian ini yaitu simple random sampling. Pengambilan sampel ini
diambil dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi dan setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang
sama untuk dijadikan sampel. Simple random sampling digunakan untuk
mengurangi bias. Sebab, pemilihan sampel random sampling dilakukan
secara acak sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang
sama untuk dipilih.

E. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional


1. Variabel Penelitian
Variabel indipenden dalam penelitian ini adalah
pengetahuan,sikap,motivasi,dukungan keluarga dan peran tenaga
kesehatan. Variabel dependen ini adalah kepatuhan beribat pada
penderita Diabetes Mellitus (DM) di Puskesmas Simpang Tiga tahun
2023.
2. Defenis Operasional
TABEL 3
Defenisi opersional
Defenisi Alat Skala
No Variabel Cara Ukur Hasil Ukur
Operational Ukur Ukur
Variabel Dependen
1. Kepatuhan Yaitu upaya Kusioner Wawancara Ordinal 1. Patuh, jika
berobat pada responden terhadap skor ≤
penderita kepatuhan menjalani median/mean.
pengobatan Diabetes 2. Tidak patuh,
Mellitus yang jika skor >
meliputi : median/mean.
1. Kepatuhan
terapi
farmakologis
2. Kepatuhan
terhadap
terapi gizi
3. Kepatuhan
terhadap
aktifitas
fisik dan
olahraga
4. Kepatuhan
terhadap
anjuran
petugas
34

kesehatan
Pemeriksaan
Kesehatan pada
pelayanan kesehatan.
Variabel Idenpenden
1. Pengetahuan Sesuatu yang di Kusioner Wawancara Ordinal 0 = Rendah, jika
ketahui oleh skor
responden tentang pengetahuan
kepatuhan berobat median/mean.
pada penderita 1= Tinggi, jika
Diabetes Mellitus skor >
(DM). median/mean.
2. Sikap Tanggapan responden Kusioner Wawancara Ordinal 0 = negative,
dalam menjalani jika skor sikap ≤
pengoatan median/mean.
1 = positif, jika
skor >
median/mean
3. Motivasi Adanya dorongan Kusioner Wawancara Ordinal 0 = kurang, jika
yang kuat dari dalam responden
diri dan lingkungan. menjawab ≤ 3
pertanyaan
1= baik, jika
responden
menjawab > 3
pertanyaan
4. Dukungan Adanya dukungan Kusioner Wawancara Ordinal 0 = tidak
Keluarga keluarga baik itu mendukung, jika
secara skor ≤
informasional,dukung median/mean.
an instrumental,dan 1 = mendukung,
dukungan emosional. jika >
median/mean.
5. Peran Seseorang (tenaga Kusioner Wawancara Ordinal 0= kurang, jika
Tenaga kesehatan) skor ≤
Kesehtan memberikan median/mean.
informasi mengenai 1 = baik, jika
berobat rutin dan skor > median/
penyakit DM mean.

F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data


1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang di peroleh dari hasil observasi
dengan cara wawancara serta memberikan atau membagikan kusioner
yang diadopsi dari penelitian Zain Fikri kepada responden yang
35

melakukan kontrol rutin Diabetes Mellitus (DM) di Puskesmas


Simpang Tiga.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang di peroleh dari sumber
tidak langsung, yaitu data dari Dinas Kesehatan Pekanbaru tahun 2021
penderita Diabetes Mellitus (DM) dan sumber data yang diperoleh
dari Puskesmas Simpang Tiga tahun. Data yang didapat yakni data
kasus Diabetes Mellitus dan data Kontrol Diabetes mellitus
2. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan secara langsung dengan
menggunakan alat bantu kusioner yang meliputi variabel
pengetahuan,sikap,motivasi,dukungan keluarga dan peran tenaga
kesehatan di Puskesmas Simpang Tiga.

G. Pengolahan Data
1. Editing
Editing merupakan kegiatan melakukan pengecekkan isi kusioner
dan data,apakah data tersebut sudah lengkap dan konsisten.
2. Codding
Coding merupakan untuk memberikan kode pada variabel pada
penelitian pada variabel dependen Kepatuhan 0= Tidak Patuh,1= patuh.
Variabel indipenden pengetahuan 0= Rendah,1= Tinggi, sikap 0= Negatif
1= Positif,Motivasi 0= Kurang,1= Baik,Dukungan Keluarga 0= Tidak
Mendukung 1= Mendukung,Peran Tenaga Kesehatan 0= Kurang 1=
Baik. Kegunaan coding adalah untuk mempermudah pada analisis data
dan juga mempercepat pada entri data.
3. Processing
Tahap ini dilakukan merupakan kegiatan memproses data dengan
cara mengentry data dari kusioner ke paket program comper pada peneliti
entry data dilakukan dengan proses komputerisasi.
4. Cleaning
36

Pengecekkan data kembali yang sudah di entry untuk mengetahui


antara lain missing dan list distribusi frkuensi dibandingkan jumlah
sampel, variasi data dilakukan dengan menggunakan proses
komputerisasi.

H. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis Univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karateristik setiap variabel penelitian bentuk analisis
univariat tergantung dari jenis datanya. Untuk data numeric digunakan
nilai mean aray rata-rata,median dan standar deviasi,pada umumnya
dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase
dari setiap variabel.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariate dilakukan untuk menganalisa variabel indipenden
(umur,jenis kelamin,pendidikan,pengetahuan,sikap,motivasi,dukungan
keluarga dan peran tenaga kesehatan) dan variabel dependen ( kepatuhan
penderita diabetes melitus dalam berobat ).
Dimana untuk mengetahui hubugan antara dua variabel
tersebut,dilakukan dengan Uji-Chi Square (X²) menggunakan ɑ=
0,05,convindence interval atau CI 95%. Apabila P >0,05 maka tidakada
hubungan antara dua variabel indipenden dan vaiabel dependen p ≤ 0,05
maka ada hubungan antara variabel indipenden dan variabel dependen.
Untuk mengetahui seberapa besar peluang kepatuhan penderita Diabetes
Mellitus dalam melakukan kepatuhan berobat DM maka dapat dilihat
dari nilai Prevalen Odds Ratio (POR) dengan interprestasi sebagai
berikut :
a. Bila POR > 1 berarti faktor yang di teliti merupakan faktor risiko
b. Bila POR = 1 berarti faktor yang diteliti bukan merupakan faktor
risiko.
37

c. Jika POR < 1 berarti bukan merupakan faktor risiko tetapi faktor
protektif.
3. Etika Penelitian
Penelitian ini menunjang tinggi etika penelitian yang merupakan
standar etika dalam melakukan penelitian. Adapun prinsip-prinsip etika
penelitian adalah:
a. Prinsip menghormati harkat martabat manusia (respect of person)
Saya selaku peneliti akan selalu menghormati hak-hak
responden yang terlihat dalam penelitian, termasuk diantaranya : hak
untuk membuat keputusan untuk terlibat atau tidak terlibat dalam
penelitian dan hak untuk dijaga kerahasianyaa berkaitan dengan data
yang di peroleh selama penelitian.
b. Prinsip berbuat baik ( beneficence)
Adapun manfaat yang di peroleh responden dalam penelitian
adalah sebagai bahan evaluasi penderita diabetes mellitus tipe 2 dalam
mengendalikan kadar gula darah. Penelitian ini bebas dari ekslpoitasi
karena peneliti sudah mempertimbangka manfaat dari penelitian.
c. Prinsip keadilan (justice)
Dalam hal penelitian akan memperlakukan responden secara
adil dan tidak membeda-bedakan berdasarkan ras, agama, atau status
social ekonomi. Peneliti akan memperlakukan responden sesuai
dengan desain penelitian,antara lain hak untuk mendapatakan
perlakuan yang sama dan hak untuk menjaga privasinya.

I. Jadwal Kegiatan

TABEL 4
Jadwal kegiatan
No Kegiatan penelitian Bulan
Feb Mar Apr Mei Juni Juli
1. Pembuatan proposal
38

2. Seminar proposal
3. Perbaikan proposal
4. Pengumpulan data
5. Pengolahan data analisis
6. Penulisan skripsi
7. Ujian skripsi
DAFTAR PUSTAKA

Ade, T. (2018). Care Your Self : Diabetes Mellitus.


Almira,N, Arifin, R. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kepatuhan Kontrol Pada Penderita Diabetes Mellitus
Tipe 2 Di Puskesmas Banjarmasin. Hemotosis, 02(01).
Fatmawati, Selia Andani. (2017). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pasien Diabetes Mellitus Tipe
2 Di Rsud Dr. Moewardi Periode Oktober 2016-Maret 2017
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi
Strata I Fakultas Farmasi. Skripsi, 02(01).
Federation, I. D. (2019). Idf Diabetes Atlas, International Federation,
Brussles.
Green, L. (1980). Health Education: A Diagnosis Approch, The John
Hopkins University. Mayfield Publishing Co.
Hestiana, D. . (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kepatuhan Dalam Pengelolaan Diet Pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2 Di Kota Semarang. Jhe ( Journal Of Health
Education), 2(2), 137–145.
Jasmine, W. (2019). Analisis Faktor Tingkat Kepatuhan Minum Obat
Pasien Diabetes Mellitus Di Puskemas Pancoran Mas. Jurnal
Manajamen Kesehatan Indonesia, 8(1).
Kasumayanti, R. (2019). Hubungan Motivasi Diri Dengan Dukungan
Tenaga Kesehatan Dengan Kepatuhan Diet Penderita Diabetes
Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Uptd Puskesmas Bangkinang
Kota. Jurnal Ners, 3(2).
Kementerian Kesehatan Ri. (2020). Infodatin Tetap Produktif, Cegah,
Dan Atasi Diabetes Melitus 2020. In Pusat Data Dan Informasi
Kementerian Kesehatan Ri (Pp. 1–10).
Kusuma, H. W. (2018). Bebas Diabetes Mellitus. Niaga Swadaya.
L.Maryani. (2020). Komplikasi Diabetes. Eprints.Poltekkes Jogja, 8–
31.
Legi, N. N., Pasambuna, M., Purba, R. B., Kasiati, O., Poltekkes, J.
G., & Manado, K. (2019). Determinan Kepatuhan Pengobatan
Diabetes Mellitus Tipe Ii. E-Journal.Stikesdutagama.Ac.Id, 11(2).
Linda.S. (2016). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan
Pengobatan Pada Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja
Puskesmas Purwodiningrat Surakarta. Jurnal Kesehatan, 3(2).
M, J. (2017). Gambaran Faktor Prediposing,Reinforcing, Enabling
Terhadap Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja
Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogya Karta.
N.Triastuti, I. (2020). Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan
Konsumsi Obat Antidiabetes Oral Pada Pasien Diabetes Mellitus
Tipe 2 Di Rsud Kabupaten Jombang. Medica Arteriana, 2(01).
Notoatmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan (1st Ed.). Pt.
Asdi Mahasatya.
Nurwinda Sari, N. (2021). Edukasi Perawatan Kaki Pasien Diabetes
Mellitus. Penerbit Nem.
Https://Doi.Org/Https://Www.Google.Co.Id/Books/Edition/Eduka
si_Perawatan_Kaki_Pasien_Diabetes_M/Wblieaaaqbaj?
Hl=Id&Gbpv=0&Kptab=Overview
Pangaribuan, Santa Maria. (2022). Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat (W. Ronal (Ed.)). Yayasan Kita Menulis.
Pemerintah Ri. (2016). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2016. In Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 (Pp. 1–16).
Qurrota, D. A. (2020). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga
Pada Pasien Post Operasi Katarak. Pustaka Galeri Mandir.
Safira Nur Syifa, M. K. A. J. (2019). Pengaruh Motivasi, Dukungan
Keluarga, Sikap Dan Pengetahuan Terhadap Tingkat Kepatuhan
Pasien Diabetes Melitus. 13(2002), 672–676.
Setyawati.A. (2010). Pengaruh Relaksasi Otogenik Terhadap Kadar
Gula Darah Dan Tekanan Darah Pada Klien Diabetes Mellitus
Tipe 2 Dengan Hipertensi Di Intalasi Rawat Inap Rumah Sakit Di
Diy Dan Jawa Tengah Depok. Jurnal Kesehatan, 3(2).
Srikartika, Cahaya, H. (2016). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi
Kepatuhan Penggunaan Obat Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2.
Jurnal Manajamen Dan Pelayanan Farmasi, 6(3).
Sugandi, H. (2018). Faktor-Faktor Yag Mempengaruhi Kepatuhan
Diet Diabetes Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal
Keperawatan, 5(1).
Suryati, I. (2021). Buku Keperawatan Latihan Efektif Untuk Pasien
Diabetes Mellitus Berbasis Hasil Penelitian. Deepublish.
Tombokan. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kepatuhan Berobat Pasien Diabetes Mellitus Pada Praktek Dokter
Keluarga Di Kota Tomohon. Jikmu, 5(3).
Tua Sitorus, R. M. (2020). Pengaruh Motivasi Antar Pribadi
Pimpinan Terhadap Motivasi Kerja (M. Dr. Irene Silviani (Ed.)).
Scopindo Media Pustaka.

LAMPIRAN
KUSIONER

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT


PADA PENDERITA DIABETES MELITUS (DM) DI PUSKESMAS
SIMPANG TIGA PEKANBARU TAHUN 2023

Petunjuk Pengisian :

Jawablah pertanyaan berikut dengan mengisi jawaban atau memberikan tanda


centang (√ ) pada kotak yang tersedia dibawah ini !

Tanggal :

No hp :

A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Jenis kelaminn :
3. Umur : Tahun
4. Alamat :
5. Lama Penderita DM :
6. Jumlah Anggota Keluarga :
7. Pekerjaan penderita :
 Tidak Bekerja
 Buruh
 Wiraswasta
 PNS
 Lainnya
8. Biaya Pengobatan / Kontrol :
 BPJS
Pemerintah
 BPJS
Mandiri
/Umum
 Asuransi Lain
B. Kepatuhan

Jawablah pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan memberikan


tanda centang (√) pada jawaban yang anda pilih.

No Pernyataan Ya Tidak
1. Saya selalu mengkonsumsi obat secara teratur sesuai
petunjuk/anjuran dokter (Petugas kesehatan)
2. Saya rutin memeriksa kadar gula darah
3. Saya pergi ke pelayanan kesehatan ketika merasa ada
keluhan saja
4. Saya sering mengkonsumsi makanan dan minuman sesuai
keinginan saya dan mengabaikan anjuran dokter/petugas
Kesehatan
5. Saya rutin melakukan olahraga
6. Saya sering mencari informasi guna meningkatkan
pengetahuan terkait penyakit yang saya derita
7. Ketika merasa fit (tidak ada keluhan) saya tetap cek rutin
di pelayanan kesehatan
8 Saya jarang membawa persediaan obat saat berada diluar
rumah/bepergian
9. saya jarang mengkonsumsi buah dan sayur

C. Pengetahuan
Jawablah pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan memberikan
tanda centang (√) pada jawaban yang anda pilih.
No Pernyataan Benar Salah
1 Diabetes melitus adalah terjadinya
peningkatan kadar gula darah pada
seseorang

2 Makan terlalu banyak gula dan makanan


manis lainya merupakan penyebab
diabetes

3 Jika saya menderita diabetes, anak-anak


saya berpeluang lebih besar menderita
diabetes juga
4 Pada diabetes yang tidak dapat
diobati,gula darah dalam tubuh nya
meningkat

5 Penyebab umum diabetes adalah


kurangnya insulin yang efektif dalam
tubuh

6 Gemetaran dan berkeringan merupakan


tanda tingginya kadar gula darah

7 Sering kencing dan haus merupakan


gejala tingginya kadar gula darah

8 Diabetes dapat merusak ginjal

9 Diabetes sering menyebabkan peredaran


darah yang tidak baik

10 Luka dan lecet pada penderita diabetes


sembuh nya lama

D. Sikap
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda
centang pada kolom yang tersedia.

Keterangan :
SS = Sangat Setuju =1
S = Setuju =2
KS = Kurang Setuju =3
TS = Tidak Setuju =4

No Pernyataan SS S KS TS
1 Saya akan mematuhi anjuran
pengobatan seperti :
olahraga,konsumsi antidiabetik dan
diet diabetes melitus.
2 Saya akan melakukan kontrol rutin
dan memeriksa kadar gula darah
secara tepat waktu minimal 1 kali
dalam sebulan
3 Saya menganggap bahwa diabetes
merupakan penyakit tidak serius
4 Sebagai penderita diabetes melitus
dengan melakukan perilaku hidup
sehat seperti : mengatur pola makan
dengan baik memperkecil
kemungkinan terkena komplikasi
(penyakit lain)
5 Penyakit diabetes melitus merupakan
penyakit menular
6 Sebagai penderita diabetes melitus
dengan melakukan perilaku hidup
sehat seperti mengatur pola makan
dengan baik memperkecil
kemungkinan terkena komplikasi
(penyakit lain)
7 Sata merasa tetap perlu memeriksa tes
urin walaupun sudah melakukan tes
darah untuk mengetahui kadar gula
8 Saya merasa sudah pasrah dan lelah
dengan penyakit DM yang saya alami

E. Motivasi
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda
centang pada kolom yang tersedia.

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah bapak/ibu
mengkonsumsi obat DM
secara teratur agar kadar
gula darah selalu terjaga?
2 Apakah bapak/ibu selalu
mengecek kadar gula agar
terkontrol ?
3 Apakah bapak/ibu selalu
mendengarkan saran
petugas kesehatan agar gula
darah anda tetap terkontrol?
4 Apakah keluarga bapak/ibu
selalu menemani saat
melakukan pengecekan
kadar gula/
5 Apakah bapak/ibu selalu
mengkonsumsi makanan
yang mengandung rendah
gula?

F. Dukungan Keluarga
Jawablah pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan memberikan
tanda centang pada jawaban yang anda pilih.
Keterangan :
Selalu =4
Sering =3
Jarang =2
Tidak pernah = 1

No Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak


pernah
1 Keluarga memberitahu tentang
hasil pemeriksaan dan
pengobatan dari dokter yang
merawat saya
2 Keluarga mengingatkan pasien
untuk kontrol, minum
obat,latihan fisik dan makan
secara teratur
3 Keluarga mengingatkan saya
tentang perilaku yang dapat
memperburuk penyakit pasien
4 Keluarga menjelaskan kepada
setiap saya bertanya tentang hal
yang tidak jelas mengenai
penyakit pasien
5 Keluarga menyediakan waktu
dan fasilitas untuk keperluan
pengobatan pasien
6 Keluarga berperan aktif dalam
setiap pengorbanan dan
perawatan saat pasien sakit
7 Keluarga bersedia membiyai
biaya perawatan dan pengobatan
pasien
8 Keluarga berusaha untuk
mencarikan sarana dan peralatan
perawatan yang pasien perlukan
9 Keluarga mendampingi pasien
dalam perawatan
10 Keluarga memberikan perhatian
keppada saya ketika saya sakit

G. Peran Tenaga Kesehatan


Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda
centang pada kolom yang tersedia.

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah tenaga kesehatan
(dokter ,perawat,dan tenaga
kesehatan lainya)
memberikan informasi/
menjelaskan tentang penyakit
Diabetes Melitus yang anda
derita.
2 Apakah tenaga kesehatan
(dokter,perawat,dan tenaga
kesehatan lainnya).
Memberikan informasi
mengenai pengaturan pola
makan DM?
3 Apakah tenaga kesehatan
(dokter,perawat,dan tenaga
kesehatan lainnya).
Memberikan informasi
pentingnya melakukan
kontrol rutin pada penderita
DM?
4 Apakah tenaga kesehatan
(dokter,perawat,dan tenaga
kesehatan lainnya).
Memberikan informasi
mengenai makanan yang
boleh dikonsumsi dan
makanan yang harus di
hindari oleh penderita DM?
5 Apakah tenaga kesehatan
(dokter,perawat,dan tenaga
kesehatan lainnya). Sering
meminta anda rutin
melakukan cek kadar gula
darah?

Anda mungkin juga menyukai