Anda di halaman 1dari 74

Universitas Faletehan

GAMBARAN SISTEM TANGGAP DARURAT DAN


JALUR EVAKUASI DI RSUD Dr. DRADJAT
PRAWIRANEGARA TAHUN 2022

LAPORAN PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT

MUHAMMAD FAIZ AL AFIF

2019031080

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
SERANG-BANTEN
JANUARI 2023
Universitas Faletehan

GAMBARAN SISTEM TANGGAP DARURAT DAN


JALUR EVAKUASI DI RSUD Dr. DRADJAT
PRAWIRANEGARA TAHUN 2022

LAPORAN PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT

MUHAMMAD FAIZ AL AFIF

2019031080

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
SERANG-BANTEN
JANUARI 2023
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Kesehatan Masyarakat ini diajukan oleh:


Nama : Muhammad Faiz Al Afif
Nim 2019031080
Pembimbing Utama : Annissa, S.Si., M.Si
Pembimbing Lapangan : Aryo Sukamdani, SKM
Judul : Gambaran Sitem Tanggap Darurat Dan Jalur
Evakuasi Di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara

Telah disetujui dan dipertahankan dihadapan Tim Pembimbing Praktikum


Kesehatan Masyarakat Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Faletehan.

TIM PEMBIMBING

Pembimbing Utama : Annissa, S.Si., M.Si

Pembimbing Lapangan : Aryo Sukamdani, SKM

Ditetapkan di : Universitas Faletehan


Tanggal : 12 Januari 2023

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Praktik Kesehatan Masyarakat yang disusun oleh:

Nama : Muhammad Faiz Al Afif


Nim 2019031080
Program Studi : Kesehatan Masyarakat
Judul : Gambaran Sistem Tanggap Darurat dan Jalur Evakuasi di
RSUD dr. Dradjat Prawiranegara

Telah disetujui dan dipresentasikan di hadapan Tim Pembimbing Praktikum


Kesehatan Masyarakat Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Faletehan.

Serang, 12 Januari 2023

Pembimbing Utama,

Annissa, S.Si., M.Si


NIK: 10.09.144

ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhammad Faiz Al Afif


Tempat/tanggal lahir : Serang, 26 Maret 2001
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sama’un Bakrie RT 04/05 Link Domba Lepin, Kec
Serang, Kota Serang, Banten. 42111
Pendidikan : SMK Kesehatan Husada Pratama (Lulus 2019)
SMPN 2 Kota Serang (Lulus 2016)
SDN 2 Kota Serang (Lulus2014)
Riwayat Pekerjaan :-

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan nikmat dari-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum kesehatan
masyarakat yang berjudul “Gambaran Sistem Tanggap Darurat Dan Jalur
Evakuasi Di RSUD dr Dradjat Prawiranegara 2022”. Dalam menyusun laporan
ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan baik moril maupun materil dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada:

1. Bapak Andiko Nugraha Kusuma, SKM., MKM., selaku Rektor Universitas


Faletehan
2. Bapak Ners. H. Asra, S.Kep., M.Kep. selaku Dekan Fakultas Ilmu kesehatan
Universitas Faletehan
3. Ibu Hj, Dini Daningrum, SKM., MKM., selaku Ketua Program Studi
Kesehatan Masyarakat
4. Ibu Annissa, S.Si,. M.Si, selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan
bimbingan dan arahan untuk terselesaikannya laporan ini
5. RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara yang telah memfasilitasi penulis sehingga
dapat melaksanakan Praktikum Kesehatan Masyarakat
6. Bapak Aryo Sukamdani, SKM, selaku urusan Pencegahan dan Pengendalian
Kebakaran dan Kewaspadaan Kondisi Darurat atau Bencana dan Pembimbing
Lapanganyang telah bersedia memberikan bimbingan ilmu terapan di lapangan
dan masukan untukterselesaikannya laporan ini
7. Bapak dr. Gerald Mandra Dwi Putra, selaku Kepala Intalasi Kesehetan
Keselematan Kerja Rumah Sakit yang telah bersedia memberikan bimbingan
ilmu terapan di lapangan dan masukan untukterselesaikannya laporan ini
8. Bapak Mumu Muhlisin, SE, selaku urusan Keamanan dan Keselamatan Sakit
yang telah bersedia memberikan bimbingan ilmu terapan di lapangan dan
masukan untukterselesaikannya laporan ini
9. Ibu Heni Fitrian Dewi, Amd.Ak, selaku urusan Kesehatan Kerja telah bersedia
memberikan bimbingan ilmu terapan di lapangan dan masukan untuk
terselesaikannya laporan ini

iv
10. Seluruh Staff dan Karyawan RSUD dr. Dradjat Prawiranegara yang telah
mengisi hari-hari selama proses kegiatan Praktikum Kesehatan Masyarakat ini
11. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan moril dan material serta
doa yang tiada hentinya
12. Arsya yang telah menjadi penyemangat dan berjuang bersama selalu,
sehingga laporan ini dapar terselesaikan dengan tepat waktu
13. Axmal dan Selfi yang telah menjadi rekan Praktikum Kesehatan Masyarakat
sehingga laporan ini terselesaikan dengan tepat waktu

Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran guna memperbaiki laporan ini dimasa yang akan datang.

Serang, 12 Januari 2023

Penulis

v
ABSTRAK

Program Kesehatan Masyarakat


Universitas Faletehan
Laporan Praktikum, 12 Januari 2023

Muhammad Faiz Al Afif

Gambaran Sistem Tanggap Darurat dan Jalur Evakuasi di RSUD dr.


Dradjat Prawiranegara Tahun 2022

XII + 48 Halaman, 3 Tabel, 1 Bagan, 16 Gambar, 5 Lampiran

Keadaan darurat merupakan kejadian yang tidak diinginkan yang dapat


membahayakan dan merusak lingkungan sekitar seperti kebakaran dan bencana
alam gempa bumi menurut data identifikasi risiko, maka rumah sakit harus siap
siaga dalam menghadapi bencana dengan melakukan penyiapan sumberdaya, baik
fasilitas maupun sumberdaya manusia. Upaya pencegahan untuk meminimalisir
risiko yaitu dengan cara perencanaan sistem tanggap darurat bencana, penting
dilakukan untuk menanggulangi semua kejadian bencana secara cepat, tepat, dan
akurat, serta untuk menekan timbulnya korban jiwa dan kerugian akibat kejadian
bencana. Manfaat dari Sitem Tanggap Darurat ini untuk menangani adanya
bencana atau keadaan darurat dengan penyelamatan dan evakuasi korban, harta
benda, serta aset-aset rumah sakit. Tujuan praktikum ini untuk mengetahui
gambaran Sistem Tanggap Darurat dan Jalur Evakuasi di RSUD dr. Dradjat
Prawiranegara tahun 2022. Praktikum ini dilakukan pada tanggal 23 November –
23 Desember 2022. RSUD dr. Dradjat Prawiranegara memiliki beberapa program
sistem tanggap darurat diantaranya pelatihan kebakaran dan kesiapsiagaan saat
kondisi darurat atau bencana. Dari hasil praktikum ini penulis menyarankan Tim
K3RS perlu meningkatkan bahan rambu-rambu keselamatan (safety sign) agar
tidak mudah rusak dan K3RS perlu pemasangan poster keadaan darurat atau
bencana.

Daftar bacaan : 11 buah (1992-2019)

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


PERNYATAAN PENGESAHAN ................................................................ ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x
DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum ............................................................................... 2
1. Tujuan Umum ............................................................................. 3
2. Tujuan Khusus............................................................................. 3
C. Manfaat Praktikum ............................................................................. 4
D. Waktu dan Tempat Praktikum ............................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 6


A. Pengertian Rumah Sakit .................................................................... 5
B. Pengertian Sistem Tanggap Darurat Rumah Sakit ............................ 5
C. Program K3RS .................................................................................. 6
D. Pengertian Rencana Tanggap Darurat ............................................... 6
E. Pengertian Tim Respon Gawat Darurat ............................................ 11
F. Sarana dan Fasilitas Penanggulangan Keadaan Darurat ................... 12
G. Fasilitas Evakuasi .............................................................................. 14
H. Pelatihan Tanggap Darurat ................................................................ 15
I. Prosedur Penanggulangan Bencana Darurat ..................................... 13

vii
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PRAKTIKUM KESEHATAN
MASYARAKAT .......................................................................... 22
A. Sejarah RSUD dr. Dradjat Prawiranegara ......................................... 22
B. Visi dan Misi RSUD dr. Dradjat Prawiranegara ............................... 23
C. Data Geografi .................................................................................... 24
D. Keadaan Sosial Masyarakat .............................................................. 25
1. Sarana dan Prasarana ................................................................... 25
2. Struktur Organisasi RSUD dr. Dradjat Prawiranegara ................ 27
3. Struktur Organisasi K3RS RSUD dr. Dradjat Prawiranegara ..... 28
4. Tugas Pokok dan Fungsi K3RS RSUD dr. Dradjat
Prawiranegara .............................................................................. 29

BAB IV HASIL PRAKTIKUM KESEHATAN MASYARAKAT .......... 25


A. Hasil Kegiatan Harian Praktikum Kesehatan Masyarakat ................ 31
B. Gambaran Program Sistem Tanggap Darurat dan Jalur Evakuasi di
RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Tahun 2022 ................................. 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 47

A. Kesimpulan ....................................................................................... 47
B. Saran .................................................................................................. 47

DAFTAR REFERENSI............................................................................... 48

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Program STD K3RS Menurut Permenkes .......................... 10


Tabel 4.1 Kegiatan Harian Praktikum Kesehatan Masyarakat ........... 31
Tabel 4.2 SDM Program Sistem Tanggap Darurat ............................. 35

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alat Pemadam Terpasang ditempat (Hydrant) .................. 15


Gambar 2.2 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) ................................. 15
Gambar 2.3 Jalur Evakuasi ................................................................... 16
Gambar 2.5 Peta Evakuasi .................................................................... 17
Gambar 2.5 Assembly Point .................................................................. 18
Gambar 2.6 Garis Penghalang Tempat Kejadian .................................. 20
Gambar 3.1 Data Demografi RSUD dr. Dradjat Prawiranegara ........... 25
Gambar 3.2 Struktur Organisasi RSUD dr. Dradjat Prawiranegara ...... 27
Gambar 4.1 APAR dan Pemasangan APAR ......................................... 38
Gambar 4.2 Smoke Detector ................................................................. 38
Gambar 4.3 Pemasangan Jalur Evakuasi di RSUD dr. Dradjat
Prawiranegara .................................................................... 39
Gambar 4.4 Denah Evakuasi di Ruang Paviliun Arafah ....................... 40
Gambar 4.5 Tangga Darurat dan Selasar .............................................. 40
Gambar 4.6 Titik Kumpul 1 .................................................................. 41
Gambar 4.7 Alat Pelindung Diri ........................................................... 42
Gambar 4.8 Pelatihan Pemadam Kebakarn RSUD dr Dradjat
Prawiranegra ..................................................................... 43

x
DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Struktur Organsisasi K3RS ................................................ 28

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pengajuan Tempat Magang


Lampiran 2 Surat Balasan Praktikum Kesehatan Masyarakat
Lampiran 3 Lembar Pernyataan Kesediaan Pembimbing
Lampiran 4 Formulir Pengajuan Judul Magang
Lampiran 5 Dokumentasi Hasil Praktikum Kesehatan Masyarakat

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 tahun 2016 tentang Kesehatan dan


Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) pada pasal 16 ayat (1) menjelaskan
bahwa “Rumah sakit wajib menerapkan pencegahan dan pengendalian
kebakaran dengan tujuan untuk memastikan sumber daya manusia rumah
sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung dan aset rumah sakit dari
bahaya api, asap dan lainnya”.

Keputusan Menteri Kesehatan No. 432 tahun 2007 tentang Pedoman


Manajemen K3RS juga menyebutkan bahwa dalam upaya meningkatkan
K3RS mutlak memerlukan sistem tanggap darurat sebagai bagian dari
Manajemen K3RS.

Saat bencana dan situasi darurat, fasilitas-fasilitas kesehatan sangant


diperlukan untuk menyelamatkan jiwa para korban. Karena itu, fasilitas-
fasilitas kesehatan harus ditata dengan baik, dengan fasilitas memadai dan
tenaga kesehatan yang terlatih dalam menangani kegawatdaruratan.

Beberapa negara di dunia kerap mengalami bencana alam, badai, letusan


gunung berapi, dan gempa bumi. Hasil riset menunjukkan, kerusakan pada
fasilitas kesehatan meningkatkan biaya tahunan pemerintah hingga 60 persen.
Karena itu, pembangunan fasilitas kesehatan yang aman juga berarti
menghemat biaya kesehatan. Pemerintah pengelola rumah sakit harus
memastikan bahwa rumah sakit dibangun di lokasi yang aman dari bencana,
desain, dan kontruksi bangunan yang bagus, dan ditangani tenaga kesehatan
terlatih (Tiro, 2014).

Mereka yang berada di rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang tidak aman
sangat beresiko terkena bencana. Pasien di rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya adalah kelompok yang paling rentan saat terjadi bencana terjadi.

1
Universitas Faletahan
Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh
masyarakat maka tuntutan pengelolaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
Rumah Sakit (K3RS) semakin tinggi karena sumber daya manusia (SDM)
rumah sakit, pengunjung/pengantar pasien, pasien, dan masyarakat sekitar
rumah sakit ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan kesehatan dan
kecelakaan, baik sebagai dampak proses kegiatan pemberian layanan maupun
karena kondisi sarana dan prasarana yang ada di rumah sakit yang belum
memenuhi standar.

RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Kabupaten Serang adalah Rumah Sakit


Kelas B non Pendidikan sebagai pusat rujukan rumah sakit wilayah propinsi
Banten yang mencakup daerah Lebak, Pandeglang, Kabupaten Serang, Kota
Serang serta Kota Cilegon dituntut untuk dapat melakukan pelayanan
professional.

Potensi bahaya di RS selain penyakit infeksi juga terdapat potensi bahaya lain
yang mempengaruhi situasi dan kondisi di RS yaitu kecelakaan misalnya
peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik
dan sumber-sumber cidera lainnya, radiasi, bahan-bahan kimia yang
berbahaya, gas anesthesia, gangguan psikososial dan ergonomic. Disamping
itu harus diantisipasi pula adanya ancaman bahaya musibah/bencana yang
berasal dari luar RS, misalnya banjir, gempa bumi, dll. Semuanya
mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan di RS, para pasien
maupun para pengunjung RS.

Dari berbagai bahaya tersebut maka perlu upaya untuk mengendalikan,


meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya serta yang paling penting
adalah upaya pencegahan, oleh karena itu K3RS perlu dikelola dengan
baik.Agar penyelenggaraan K3RS lebih efektif, efisien dan terpadu maka
perlu dibuatkan suatu rencana program kerja K3RS di rumah sakit sehingga
tujuan K3RS di RS dapat tercapai.

2
Universitas Faletahan
Keadaan darurat dapat terjadi kapan saja, dan dapat disebabkan karena
perbuatan manusia, maupun alam, untuk itu sangatlah penting untuk
menerapkan sebuah sistem dalam menanggulangi bilamana terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan tersebut, yaitu Sistem Tanggap Darurat.

Sistem tanggap darurat dewasa ini telah menjadi perhatian banyak pihak, dan
pada pelaksanaannya telah diterapkan dibanyak instansi, perusahaan, industri,
maupun rumah sakit. Untuk itu penulis merasa bahwa sistem tanggap darurat
merupakan hal yang menarik untuk diangkat dan dijadikan sebuah penelitian
tentang bagaimana penerapan dan pelaksanaan sistem tanggap darurat yang
ada di RSUD Serang.

Selain dari pada sistem tanggap darurat, yaitu Jalur Evakuasi yang juga
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari Sistem Tanggap
Darurat, yang juga menjadi perhatian penulis, yaitu untuk mengetahui sistem
dan penerapan jalur evakuasi di RSUD Serang ini dan seberapa tinggi tingkat
pengetahuan para karyawan dan pengunjung/pasien tentang jalur evakuasi
serta hal-hal yang harus dilakukan pada saat terjadi bencana.

B. Tujuan Praktikum Kesehatan Masyarakat

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gamabaran Program Sistem Tanggap Darurat di RSUD


dr. Dradjat Prawiranegara Tahun 2022.
2. Tujuan khusus

a. Mengetahui Kebijakan Program Sistem Tanggap Darurat dan Jalur


Evakuasi di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Tahun 2022.
b. Mengetahui Perencanaan Program Sistem Tanggap Darurat dan Jalur
Evakuasi di RSUD dr Dradjat Prawiranegara Tahun 2022.

c. Mengetahui Pelaksanaan Program Sistem Tanggap dan Jalur Evakuasi


di RSUD dr Dradjat Prawiranegara Tahun 2022.
d. Mengetahui Monitoring dan Evaluasi Program Sistem Tanggap Darurat
dan Jalur Evakuasi di RSUD dr Dradjat Prawiranegara Tahun 2022.

3
Universitas Faletahan
C. Manfaat Praktikum Kesehatan Masyarakat

1. Bagi Mahasiswa

a. Dapat menerapakan keilmuan Keselamatan dan Kesehtan Kerja dan


mengaplikasikan antara teori yang diperoleh dari bangku kuliah ke
dalamlingkungan kerja.
b. Dapat mengenal secara dekat dan secara nyata karakteristik dan kondisi
dilingkungan kerja.
c. Dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap Rumah Sakit atau
organisai tempat magang khususnya dalam hal penerapan aspek
Kesehatan Masyarakat.

2. Bagi Universitas Faletehan

a. Terbinanya kerja sama dengan pihak institusi perguruan tinggi


denganperusahaan terkait.
b. Meningkatkan kualitas pendidikan dan melibatkan tenaga terampil
dantenaga lapangan dalam kegiatan magang.
c. Memperoleh masukan yang positif untuk dapat ditetapkan dalam
programmagang selanjutnya.

3. Bagi RSUD dr Dradjat Prawiranegara

a. Institusi mendapatkan alternatif calon karyawan khususnya di bidang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diketahui mutu dan
kredibilitasnya.
b. Menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan dan bermanfaat
antara institusi tempat magang dengan jurusan PSKM Universitas
Faletehan Serang.

4
Universitas Faletahan
D. Waktu dan Tempat Praktikum

Kegiatan praktikum kesehatan masyarakat dilaksanakan di RSUD dr. Dradjat


Prawiranegara Kab Serang, praktikum dilakukan selama 1 (satu) bulan
dimulai dari tanggal 23 – 23 November 2022. Senin - Sabtu jam 07:15 s/d
14:20. Dalam pelaksanaannya mahasiswa magang mengikuti hari kerja
Rumah Sakit (RS) tempat magang yaitu dari hari Senin sampai dengan hari
Sabtu.

5
Universitas Faletahan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a. Rumah Sakit

1. Pengertian Rumah Sakit


Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
340/MENKES/PER/III/2010 Rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat.

Sedangkan pengertian rumah sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, dinyatakan bahwa Rumah sakit
merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit
maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta
memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan
kesehatan (Depkes, RI 2004).

Berdasarkan Permenkes RI Nomor 986/Menkes/Per/11/1992 pelayanan


Kesehatan rumah sakit umum pemerintah Departemen dan Pemerintah
Daerah diklasifikasikan menjadi kelas/tipe A,B,C,D dan E (Azwar, 1996):
a.Rumah Sakit Kelas A
Rumah Sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas oleh pemerintah,
rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan
tertinggi (top referral hospital) atau disebut juga rumah sakit pusat.
Rumah Sakit Kelas B
b. Rumah Sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan kedokteran medik spesialis luas dan subspesialis terbatas.
Direncanakan rumah sakit tipe B didirikan di setiap ibukota propinsi
(provincial hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari rumah

6
Universitas Faletahan
sakit kabupaten Rumah sakit pendidikan yang tidak termasuk tipe A juga
diklasifikasikan sebagai rumah sakit tipe B.
c. Rumah Sakit Kelas C
Rumah Sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan kedokteran subspesialis terbatas Terdapat empat macam
pelayanan spesialis disediakan yakn pelayanan penyakit dalam,
pelayanan bedah, pelayana kesehatan anak, serta pelayanan kebidanan
dan kandungan Direncanakan rumah sakit tipe C ini akan didirikan di
setiap kabupaten/kota (regency hospital) yang pelayanan rujukan dari
puskesmas. Menampung
d. Rumah Sakit Kelas D
Rumah Sakit ini bersifat transisi karena pada suatu saat akar ditingkatkan
menjadi rumah sakit kelas C. Pada saat ini kemampuan rumah sakit tipe
D hanyalah memberikan pelayanan kedokteran umum dan dan
kedokteran gigi. Sama halnya dengan rumah sakit tipe C, rumah sakit
tipe D juga menampung pelayanan yang berasal dari puskesmas.
e. Rumah Sakit Kelas E
Rumah sakit ini merupakan rumah sakit khusus (special hospital) yang
menyelenggarakan hanya satu macan pelayanan kedokteran saja. Pada
saat ini banyak tipe E yan didirikan pemerintah, misalnya rumah sakit
jiwa, rumah saki kusta, rumah sakit paru, rumah sakit jantung, dan
rumah saki ibu dan anak.

2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit


Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah
melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan
berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan
pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.

7
Universitas Faletahan
Dimana untuk menyelenggarakan fungsinya, maka Rumah Sakit umum
menyelenggarakan kegiatan:
a. Pelayanan medis
b. Pelayanan dan asuhan keperawatan
c. Pelayanan penunjang medis dan non-medis
d. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan
e. Pendidikan, penelitian dan pengembangan
f. Administrasi umum dan keuangan

Sedangkan menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah


sakit, fungsi rumah sakit adalah:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
seuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga. sesuai
kebutuhan medis.
c. Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahan bidang
kesehatan

B. Sistem Tanggap Darurat di Rumah Sakit


Keadaan darurat merupakan kejadian yang tidak diinginkan yang dapat
membahayakan dan merusak lingkungan sekitar. Rumah sakit memiliki
potensi terjadi keadaan darurat seperti kebakaran dan bencana alam gempa
bumi menurut data identifikasi risiko, maka rumah sakit harus siap siaga
dalam menghadapi bencana dengan melakukan penyiapan sumberdaya, baik
fasilitas maupun sumberdaya manusia. Upaya pencegahan untuk
meminimalisir risiko yaitu dengan cara perencanaan sistem tanggap darurat
bencana, penting dilakukan untuk menanggulangi semua kejadian bencana

8
Universitas Faletahan
secara cepat, tepat, dan akurat, serta untuk menekan timbulnya korban jiwa
dan kerugian akibat kejadian bencana (Nur Annilawati 2019).
Keadaan darurat dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:
1. Keadaan darurat tingkat 1 (Tier Keadaan darurat tingkat 1 adalah
keadaan darurat yang berpotensi mengancam bahaya manusia dan
harta benda (asset), yang secara normal dapat diatasi oleh personil jaga
dan suatu instalasi/pabrik dengan menggunakan prosedur yang telah
dipersiapkan, tanpa perlu adanya regu bantuan yang dikoordinir.

2. Keadaan darurat tingkat II (Tier II) Keadaan darurat tingkat II (Tier II)
ialah suatu kecelakaan besar dimana semua karyawan yang bertugas
dibantu dengan peralatan dan material yang tersedia di instalasi/pabrik
tersebut, tidak mampu mengendalikan keadaan darurat tersebut, seperti
kebakaran besar, ledakan dahsyat, bocoran bahan B3 yang kuat,
semburan liar sumur minyak/gas dan lain-lain, yang mengancam
nyawa manusia atau lingkungannya dan atau asset dan instalasi
tersebut dengan dampak bahaya atas karyawan/daerah/masyarakat
sekitar. Bantuan tambahan masih berasal dari industri sekitar,
pemerintah setempat dan masyarakat sekitar.

3. Keadaan darurat tingkat III (Tier III) Keadaan darurat tingkat III (Tier
III) ialah keadaan darurat berupa malapetaka/bencana dahsyat dengan
akibat lebih besar dibandingkan dengan Tier II, dan memerlukan
bantuan, koordinasi pada tingkat nasional.

C. Program K3RS
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2010), tujuan
dari keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit (K3RS) secara umum
adalah terciptanya lingkungan kerja yang aman,sehat dan produktif untuk
SDM rumah sakit, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung pengantar
pasien, masyarakat dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 66 Tahun
2016 menyatakan bahwa pelaksanaan K3RS adalah suatu kegiatan
keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh sumber daya

9
Universitas Faletahan
manusia rumah sakit, pasien, pengunjung pasien, dan lingkungan rumah
sakit sesuai dengan program yang telah ditetapkan oleh pihak rumah sakit
yang bertujuan agar dapat mengurangi dan mengendalikan terjadinya risiko
keselamatan dan kesehatan kerja. Pelaksanaan K3RS ini harus didukung
oleh tim keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit, prasarana dan
sarana, dan anggaran yang memadai sehingga pelaksanaan K3RS dapat
berjalan secara efisien, efektif, dan berkesinambungan.

Tabel 2.1
Program STD K3RS Menurut PERMENKES No.1087/2010
No Program K3RS mengenai Sistem Tanggap
Darurat yang harus diterapkan
1. Menyusun rencana tanggap darurat (survey bahaya,
membentuk tim tanggap darurat, menetapkan prosedur
pengendalian, pelatihan, dll).
2. Pembentukan organisasi/tim kewaspadaan bencana
3. Pelatihan dan uji coba terhadap kesiapan petugas
tanggap darurat.
4. Inventarisasi tempat-tempat yang berisiki dan
berbahaya serta membuat denahnya (laboratorium,
rontgen, farmasi, CSSD, kamar operasi, genset, kamar
isolasi penyakit menular, dll).
5. Menyiapkan sarana dan prasarana tanggap
darurat/bencana.
6. Membuat kebijakan dan prosedur kewaspadaan, upaya
pencegahan dan pengendalian bencana pada tempat-
tempat yang beresiko tersebut.
7. Membuat rambu-rambu/tanda khusus jalan keluar
untuk evakuasi apabila terjadi bencana
8. Memberikan Alat Pelindung Diri (APD) pada petugas
di tempat-tempat yang berisiko (masker, apron,
kacamata, sarung tangan.

10
Universitas Faletahan
9. Sosialisasi dan penyuluhan ke seluruh SDM di Rumah
Sakit.
10. Pembentukan sistem komunikasi internal dan eksternal
tanggap darurat Rumah Sakit.
11. Evaluasi sistem tanggap darurat.

D. Rencana Tanggap Darurat (Emergency Respons Plan)


Rencana Tanggap Darurat (ERP) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
oleh seluruh masyarakat lingkungan kerja yang bertujuan untuk
mengantisipasi datangnya keadaan darurat sehingga semua orang pada saat
itu mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk selamat.
Alasannya sederhana, karena kita tidak tahu kapan bencana itu datang,
maka dari itu kita membutuhkan ketersediaan kita untuk menghadapinya.
Bencana berdampak pada kerugian. Berikut ini kerugian yang mungkin
dapat terjadi:
1. Kecelakaan yang menimpa pada karyawan, tamu perusahan, atau
lainnya dari yang teringan seperti luka sampai yang terberat atau
korban jiwa.
2. Gangguan kesehatan baik secara fisik maupun mental
3. Kerusakan aset, meskipun kerugian ini bersifat finansial, namun dapat
mengakibatkan kerugian secara ganda karena hilangnya proses
kegiatan
4. Terhentinya kegiatan operasi perusahaan, yang berakibat terhentinya
proses bisnis yang menyangkut kredibilitas dan komitmen terhadap
pelayanan pelanggan. Dalam penanganan kondisi darurat, diperlukan
pemahaman secara perspektif dalam penanganan secara totalitas
terhadap dampak adanya resiko bahaya yang meliputi
5. Komitmen pemilik dan pengelola instalasi proses produksi serta
penghuni bangunan
6. Perencanaan tentang antisipasi penanggulangan keadaan
darurat dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dan telah
disiapkan yang memuat antara lain organisasi dalam bentuk

11
Universitas Faletahan
koordinasi, tugas dan tanggung jawab secara jelas dan prosedur
operasional penanggulangan keadaan darurat
7. Penyediaan sarana dan prasana yang dibutuhkan dan handal ketika
dibutuhkan
8. Penyediaan sumber daya manusia sesuai dengan kompetensinya
9. Pembinaannya secara berkesinambungan dalam bentuk sosialisasi
peningkatan kesadaran guna merubah perilaku selamat baik dalam
keadaan normal maupun dalam keadaan darurat
10. Pelatihan simulasi darurat secara berkala dan evaluasi pelaksanaannya
agar semua insan pelaku dalam organisasi tanggap darurat menjadi
familiar dengan tugas dan tanggung jawab, serta semua
sistem/sarana/peralatan darurat selalu siap pakai jika dibutuhkan.

Langkah-langkah penyusunan tanggap darurat :

1. Mitigasi: Tahapan mitigasi adalah tindakan yang dilakukan untuk


mengurangi dampak yang disebabkan oleh terjadinya bencana.
Tahap mitigasi memfokuskan pada tindakan jangka panjang untuk
mengurangi risiko darurat. Tindakan mitigasi terdiri dari mitigasi
struktural dan mitigasi non-struktural. Mitigasi struktural adalah
tindakan untuk mengurangi atau menghindari kemungkinan
dampak darurat secara fisik seperti pembangunan gedung dengan
srtuktur yang ketahanan terhadap penjalaran api sampai waktu
tertentu, penyediaan sarana darurat untuk jalan keluar beserta
pendukungnya, sarana proteksi kebakaran secara aktif, sarana
komunikasi darurat dan lain-lain. Sementara Mitigasi non-
struktural adalah tindakan terkait kebijakan dan komitmen
pengelola bangunan, pembinaan dalam bentuk pelatihan
peningkatan pengetahuan dan penyebarluasan informasi untuk
mengurangi risiko terkait dampak darurat, pembangunan
kepedulian dan peningkatan ketrampilan dalam menghadapi
darurat.

12
Universitas Faletahan
2. Kesiap-siagaan pada tahap sebelum darurat: Pada tindakan ini
dilakukan dalam rangka mengantisipasi suatu bencana akibat,
untuk memastikan bahwa tindakan yang dilakukan dapat
dilaksanakan secara cepat, tepat dan efektif.
3. Tanggap darurat: Tahap ini memfokuskan pada serangkaian
kegiatan yang dilakukan dengan segera setelah terjadi kejadian
darurat untuk mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan.
4. Rehabilitasi dan rekontruksi pada tahap setelah bencana:
Merupakan serangkaian program kegiatan yang terencana,
terpadu, dan menyeluruh yang dilakukan setelah kejadian
darurat. Kegiatan pemulihan meliputi tindakan pemulihan dalam
jangka pendek dan panjang, rekonstruksi, dan rehabilitasi.

E. Tim Respon Gawat Darurat (Emergency Response Team)


Menurut ISO 14001 dalam Kuhre (1996), Tim Respon Gawat Darurat harus
terdiri dari para pekerja yang memiliki pengetahuan atau sudah terlatih untuk
bertindak dalam keadaan gawat darurat seperti gempa bumi, kebakaran,
peledakan, tumpahan bahan kimia dan lain sebagainya. Kemudian ditentukan
jumlah yang memadai dari pekerja yang menjadi anggota Tim Respon Gawat
Darurat, serta setiap tim diangkat seorang pemimpin. Kebanyakan organisasi
akan meminta setiap bagian untuk menugaskan satu orang sebagai anggota
Tim Respon Gawat Darurat. Bila hal ini tidak mencukupi jumlah yang
diperlukan, maka kekurangannya diambil dari tiap gedung.

Anggota kunci dari Tim Respon gawat Darurat adalah pemimpin. Orang ini
harus dipilih dengan sangat berhati-hati, karena seorang pemimpin tim harus
membuat keputusan penting dalam situasi kritis dan tekanan. Beberapa
keputusan mungkin mempunyai dampak yang besar terhadap lingkungan,
pekerja, dan kegiatan bisnis. Orang yang dipilih harus berpikiran jernih,
tenang, berpendidikan, terlatih, dan mempunyai wawasan serta mampu
memimpin timnya.

13
Universitas Faletahan
Menurut Tarwaka (2008), agar organisasi P2K3 dapat berjalan dengan baik
sesuai PERMENAKER No. PER-04/MEN/1987 tentang P2K3 serta Tata
Cara Penunjukan. Ahli Keselamatan pasal 3, maka susunan anggota
sekurang-kurangnya separuhnya adalah perwakilan pekerja. Anggota dari
perwakilan pekerja, pertama-tama dipilih dari orang-orang yang mempunyai
pengetahuan tentang proses kerja dan potensi bahaya yang ada di tempat
kerjanya. Demikian juga dengan perwakilan yang berasal dari jajaran
manajer, supervisor, personal officers, atau profesional K3 yang dapat
memberikan informasi atau masukan di dalam membuat kebijakan
perusahaan, kebutuhan produksi, dan hal-hal teknis lainnya.

F. Sarana dan Fasilitas Penanggulangan Keadaan Darurat

1. Sistem Komunikasi
Anggota Tim Respon Gawat Darurat masing-masing harus memiliki
telepon genggam, radio komunikasi, atau alat komunikasi lainnya,
sehingga mereka dapat dikumpulkan secepat mungkin menuju tempat
kejadian. Nomor telepom intern untuk keadaan gawat darurat harus
ditentukan sehingga dapat digunakan dari setiap nomor telepon intern,
dan akan lebih baik jika nomor tersebut mudah diingat.

2. Peralatan Pemadam Kebakaran


a. Terpasang tetap ditempat
Perlengkapan yang terpasang di tempat meliputi perlatan pemadam
kebakaran dengan menggunakan air seperti pemancar air otomatis,
pompa air, pipa-pipa dan selang untuk aliran air serta peralatan
pemadam kebakaran dengan semua pipa-pipanya dengan
menggunakan bahan-bahan kimia kering, karbondioksida atau busa.

14
Universitas Faletahan
Gambar 2.1
Alat pemadam kebakaran terpasang ditempat (Hydrant)

b. Dapat bergerak dan bisa dibawa


Sistem pemadam yang dapat dipasang di tempat harus dilenglapi
dengan alat-alat pemadam yang dapat dibawa. Alat tersebut sangat
efektif untuk pemadaman api yang masih kecil, sehingga dengan
adanya alat pemadam api ringan tidak perlu alat pemadam yang
terpasang dikerahkan kecuali api tersebut relatif lebih besar.

Gambar 2.2
Alat Pemadam Api ringan (portable)

15
Universitas Faletahan
G. Fasilitas Evakuasi
a. Jalur Keluar Evakuasi
Salah satu syarat keselamatan pada gedung bangunan adalah jalur
evakuasi. Penentuan jumlah jalan evakuasi/akses evakuasi ditentukan
sesuai dengan jumlah pintu kebakaran pada setiap lantai. Jumlah jalan
keluar yang disyaratkan yaitu dua jalan keluar untuk setiap lantai seperti
yang telah dijelaskan dalam Keputusan Menteri Negara Pekerjaan
Umum Nomor: 10/KPTS/2000.
Perencanaan lokasi jalan keluar ada kriteria yang disyaratkan yaitu jarak
tempuh ke eksit harus diukur pada lantai atau permukaan jalan lainnya
(Irawan, 2009).

Gambar 2.3
Jalur Evakuasi

b. Peta Evakuasi
Peta evakuasi yang terbaru harus dipersiapkan dan harus ditempatkan
dibeberapa lokasi pada fasilitas. Peta-peta ini harus menunjukkan pintu
keluar terdekat, pintu keluar cadangan, dan titik pertemuan. Para pekerja
harus diberi tahu untuk mengingat rute atau jalan utama mereka dan rute
atau jalan cadangan bila jalan keluar utama tertutup.

16
Universitas Faletahan
Gambar 2.4
Peta Evakuasi

c. Titik kumpul aman (tempat evakuasi)


Menurut Permen PUPR No.14 Tahun 2017, titik kumpul/assembly
point/muster point adalah tempat yang digunakan bagi pengguna
bangunan gedung dan pengunjung bangunan gedung untuk berkumpul
setelah proses evakuasi.

Titik kumpul merupakan elemen penting dalam perencanaan tanggap


darurat. Jika terjadi kebakaran atau keadaan darurat lainnya, pekerja,
kontraktor, atau tamu perusahaan yang tidak familier dengan tempat
kerja harus dapat keluar dari gedung dengan aman dan cepat menuju
titik kumpul. Maka sangat penting bagi mereka untuk mengetahui di
mana lokasi titik kumpul dan mengapa tempat tersebut dijadikan
sebagai titik kumpul.

17
Universitas Faletahan
Gambar 2.5
Assembly Point

H. Pelatihan Tanggap Darurat


Menurut ISO 14001 dalam Kuhre (1996), Anggota Tim Respon Gawat
Darurat harus dilatih tentang bagaimana menangani situasi-situasi yng
berbeda, seperti tumpahan bahan kimia, kebakaran, gempa bumi, dan
masalah-masalah cuaca yang ekstrim. Penting bagi manajemen untuk
mendukung pelatihan Tim Tanggap Darurat, Tim K3 harus mengalokasikan
waktu untuk pelatihan dan menekankan pekerja mereka untuk benar-benar
terlatih dalam fungsi Tim Tanggap Darurat. Perwakilan Lingkungan,
Kesehatan, dan Keselamatan Kerja, serta Pemimpin Tim Tanggap Darurat
dan harus selalu mendukung dan mencatat bahwa pelatihan yang diperlukan
telah dilakukan dapat ditingkatkan. Tim Tanggap Darurat harus dilatih
tentang bagaimana menangani dalam situasi keadaan darurat yang berbeda-
beda.

I. Prosedur Penanggulangan Bencana Darurat


Prosedur penanggulangan atau penanganan keadaan darurat adalah tata cara
atau pedoman kerja dalam menangani keadaan darat dengan tujuan
mencegah dan mengurangi kerugian yang lebih besar. Berikut kegiatan yang
harus dilakukan saat keadaan darurat:

18
Universitas Faletahan
1. Pemberitahuan
Tim Respon Gawat Darurat akan diberitahu jika terjadi keadaan darurat
oleh pusat komando penanganan atau sumber lain, kemudian berkumpul
di dekat lokasi gawat darurat pada tempat yang aman. Pemberitahuan
pada Tim Respon Gawat Darurat dapat dilakukan melalui radio
komunikasi, atau sistem pemberitaan masyarakat.
2. Evakuasi
Tim Respon Gawat Darurat membunyikan tanda bahaya dan
mengevakuasi pekerja dari area bahaya bila ada ancaman terhadap
keselamatan jiwa. Keputusan untuk mengevakuasi pekerja harus
dilakukan oleh Pemimpin Tim Respon Gawat Darurat dengan masukan
dari individu yang mengerti keadaan yang terjadi. Para pekerja harus
diberitahu untuk keluar dari secara teratur melalui rute yang sudah
ditentukan dalam peta evakuasi. Para pekerja tidak boleh panik, tidak
boleh saling mendorong, tidak boleh memakai lift.
3. Penghitungan Pekerja pada Titik Pertemuan
tanggung jawab pengawas untuk menghitung seluruh pekerjanya pada
titik pertemuan, termasuk yang sakit dan cuti. Bila ada pekerja yang
hilang. Pimpinan Tim Respon Gawat Darurat harus diberitahu tentang
nama dan lokasi terakhirnya. Para pekerja harus diberitahu untuk tidak
masuk ke dalam lagi sampai ada tanda atau informasi yang diberikan
oleh Pimpinan Tim Respon Gawat Darurat.
4. Penilaian Keadaan Darurat
Tim Respon Gawat Darurat akan menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) dan memeriksa area untuk memastikan semua pekerja sudah
keluar dan membuat penilaian akan keadaan darurat dengan
mengidentifikasi penyebab kejadian tersebut.
5. Memindahkan Pekerja yang luka berat
Bila ditemukan pekerja yang mengalami luka-luka bahkan cidera maka
harus dipindahkan dari lokasi gawat darurat oleh Tim Respon Gawat
Darurat yang memakai APD (Alat Pelindung Diri).

19
Universitas Faletahan
6. Kontak Telepon Awal dengan Pihak Luar
Bila dibutuhkan bantuan yang sifatnya segera. Pimpinan Tim Respon
Gawat Darurat akan menginstruksikan siapa yang harus dihubungi dari
daftar yang ada.
7. Penghentian Sarana dan Kegiatan Tertentu
Selama keadaan gawat darurat mungkin perlu untuk penghentian saluran
gas, listrik, air, atau sarana lainnya. Pimpinan Tim Respon Gawat
Darurat akan memutuskan dengan masukan dari individu lainnya, seperti
bagian prasarana. Harus diperhatikan untuk tidak menghentikan terlalu
banyak yang dapat menghalangi usaha penyelesaian gawat darurat dan
menyebabkan gangguan serius.
8. Mendirikan Penghalang
Batas penghalang menandakan suatu zona isolasi yang melarang
siapapun kecuali Tim Respon Gawat Darurat untuk masuk.

Gambar 2.6
Garis penghalang tempat kejadian

9. Menyebarkan Informasi pada Pekerja


Pengawas harus menyebarkan informasi yang sebenarnya pada pekerja
untuk meredakan ketegangan mereka.

20
Universitas Faletahan
10. Membersihkan Sisa-sisa penanggulangan
Bila keadaan sudah memungkinkan artinya bahwa dapat dilakukan
dengan aman, untuk pembersihan sisa-sisa seperti bahan kimia
berbahaya.
11. Pekerja Memasuki Gedung Kembali
Pimpinan Tim Respon Gawat Darurat akan menentukan (dengan
memastikan) dan mengumumkan bagian gendung/area mana yang sudah
aman untuk dimasuki.
12. Pertemuan Penutup
Tim Respon Gawat Darurat, Perwakilan Manajemen, Perwakilan
Lingkungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja harus mengadakan
pertemuan setelah keadaan darurat yang sudah terjadi untuk
mendiskusikan masalah, menilai tindakan terhadap keadaan darurat yang
terjadi dan melakukan perbaikan untuk akan masa yang mendatang.
13. Prosedur Pemulihan
Perusahaan/Instansi harus membuat prosedur rencana pemulihan
keadaan darurat untuk mengembalikan kondisi yang normal dan
membantu pemulihan tenaga kerja yang mengalami trauma. Setelah
krisis ditanggulangi, rencana pemulihan bencana dilakukan jika kegiatan
operasional tidak berjalan dan jika tidak kehilangan waktu dalam
pemulihan akan memakan waktu produksi organisasi.

21
Universitas Faletahan
BAB III

GAMBARAN UMUM
RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara

A. Sejarah RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Serang yang pada tahun 2015 berubah
nama menjadi RSUD dr. Dradjat Prawiranegara sesuai dengan Peraturan
Daerah Kabupaten serang nomor: 12 Tahun 2014 tentang Pemberian Nama
Rumah Sakit, RSUD dr. Dradjat Prawiranegara adalah Rumah Sakit Kelas B
Non pendidikan dengan 412 tempat tidur sampai dengan tahun 2015, yang
berdiri sejak tahun 1938, sebagai pusat rujukan untuk wilayah Kabupaten
Serang dan sebagai pusat rujukan Rumah Sakit Regional wilayah I Provinsi
Banten, yang mencakup Daerah Lebak, Pandeglang, Kota Cilegon serta Kota
Serang. Disamping itu, wilayah Kabupaten Serang mempunyai letak geografis
yang sangat strategis, karena terletak di ujung bagian utara Pulau Jawa yang
merupakan salah satu koridor yang menghubungkan Pulau Sumatera dengan
Pulau Jawa.

Rumah Sakit Umum Daerah Serang adalah rumah sakit milik Pemerintah
Kabupaten Serang yang terletak di Kota Serang. Bermula RSUD Kabupaten
Serang merupakan rumah sakit tipe D yang pada tahun 1977 meningkat
menjadi kelas C dan seterusnya menjadi RSUD Kabupaten Serang Kelas B
non Pendidikan pada tanggal 15 Desember 1993 sesuai Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1165/Menkes/SK/XII/ 1993.

RSUD Kabupaten Serang menyediakan berbagai jenis pelayanan medis


spesialistik, umum, penunjang medis dan rehabitasi medik, serta bekerjasama
menyelenggarakan kegiatan pendidikan dengan Perguruan Tinggi swasta baik
yang dari Jakarta maupun yang berasal dari Serang dan Cilegon. Jumlah
ketenagaan yang dimiliki RSUD adalah sekitar 1120 orang yang terdiri dari
tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga farmasi, tenaga kesehatan

22
Universitas Faletehan
masyarakat, tenaga gizi, tenaga terapi fisik, tenaga keteknisan medis dan
tenaga non kesehatan lainnya. Dengan terbitnya UU No.1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (PBN), UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
Pasal 7 menyebutkan Rumah sakit pemerintah sebagai Pengelola Badan
Layanan Umum Daerah dan PP Nomor: 74 tahun 2012 Revisi dari PP 23
Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-
BLU), RSUD dr. Dradjat Prawiranegara mengusulkan untuk dapat menjadi
Rumah Sakit Pemerintah pengguna PPK-BLUD.

Pada tahun 2011 berdasarkan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten


Serang, RSUD dr. Dradjat Prawiranegara ditetapkan statusnya sebagai rumah
sakit pemerintah pengguna PPK-BLUD Penuh, yang implementasinya di
tahun 2012. Penerapan BLUD akan membuat RSUD dr. Dradjat
Prawiranegara lebih responsif dan agresif dalam menghadapi tuntutan
masyarakat dan eskalasi perubahan yang begitu cepat dengan cara
melaksanakan prinsip-prinsip ekonomi yang efektif dan efisien, namun tidak
meninggalkan jati dirinya dalam mengemban misi sosial dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat.

B. Visi dan Misi


1. Visi
“Menjadi Rumah Sakit Terbaik Dengan Pelayanan Profesional Dan
Berkualitas di Banten“
2. Misi
a. Meningkatkan kualitas pelayanan (Kualitas Sumber Daya Manusia
dan Kualitas Sarana dan Prasarana) secara konsisten dan
berkelanjutan secara terus menerus.
b. Meningkatkan fungsi RSUD dr. Drajat Prawiranegara menjadi
Rumah Sakit Pendidikan dan Pelatihan. (Program Strategis Rumah
Sakit Pendidikan Satelit).
c. Meningkatkan Sarana dan prasarana yang berkualitas dalam rangka
menunjang pelayanan kesehatan.

23
Universitas Faletehan
d. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi tanpa mengurangi standar
pelayanan kepada masyarakat (Program Strategis).
e. Meningkatkan penerapan tata kelola yang baik dan PPK – BLUD
yang semakin akuntabel.
f. Meningkatkan dan menumbuhkan budaya organisasi yang kuat,
berkomitmen tinggi serta tanggung jawab didukung SDM yang
memenuhi standar dalam kuantitas dan kualitas.
g. Memberikan perlindungan hukum dan meningkatkan kesejahteraan
SDM rumah sakit.

C. Data Geografi
Secara geografis wilayah Kabupaten Serang terletak pada koordinat 50 50’ - 60
21’ Lintang Selatan dan 1050 0’ - 1060 22’ Bujur Timur.Jarak terpanjang
menurut garis lurus dari utara ke selatan adalah sekitar 60 km dan jarak
terpanjang dari barat ke timur sekitar 90 km, dengan luas wilayah 1.467,35
km2. Kabupaten Serang adalah daerah yang sangat potensial karena dilalui
jalan tol Jakarta – Merak yang merupakan akses utama menuju Pulau
Sumatera melalui penyebrangan pelabuhan Merak, hal ini sebagai transit
perhubungan darat antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatra dan daerah
penyangga Ibu Kota Negara. Jumlah penduduk 1.447.067 jiwa yang tersebar
atas 29 Kecamatan dan 326 Desa, yang berbatasan langsung dengan
wilayah/daerah lain yaitu :
1) Sebelah Utara : Laut Jawa dan Kota Serang
2) Sebelah Timur : Kabupaten Tangerang
3) Sebelah Selatan : Kabupaten Lebak dan Kabupaten
Pandeglang
4) Sebelah Barat : Kota Cilegon dan Selat Sunda

Disamping itu Kabupaten Serang mempunyai letak geografis yang sangat


strategis, karena terletak di ujung bagian utara Pulau Jawa yang merupakan
salah satu koridor yang menghubungkan antara Pulau Sumatera dengan Pulau
Jawa.

24
Universitas Faletehan
Berdasarkan wilayah Kabupaten Serang luas wilayah Kabupaten Serang
secara administrasi tercatat 1.467.35 km2 yang mencakup 29 wilayah
kecamatan dan terdiri dari 326 desa.

Gambar 3.1
Demografi RSUD dr. Dradjat Prawiranegara

D. Keadaan Sosial Masyarakat


Keberadaan Rumah Sakit Umum dr. Dradjat Prawiranegara kabupaten serang
merupakan Rumah Sakit Umum Pemerintah Memberikan Dampak Positif
untuk Masyarakat sekitar, antara lain masyarakat sekitar lebih mudah dan
dekat untuk mendapatkan fasilitas atau pelayanan kesehatan selain itu juga
memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat sekitar baik medis maupun
non medis.
Di samping dampak positif yang di rasakan masyarakat sekitar, masyarakat
juga menuntut kepada pihak Rumah Sakit Umum Dradjat Prawiranegara
untuk melakukan pengendalian terhadap segala jenis limbah yang di hasilkan
Rumah Sakit, penurunan kualitas udara dan Kebisingan. Hal tersebut sangat
menjadi perhatian yang sangat penting oleh manajemen Rumah Sakit dalam
upaya pengendalian pencemaran lingkungan.

1. Sarana dan Prasarana


Sarana
a. Luas Tanah : 5,66 HA dengan luas bangunan : 45.047
M2
b. Kapasitas Tempat Tidur 402 dengan distribusinya
pada beberapa ruangan.

25
Universitas Faletehan
Prasarana
a. Sumber Daya Listrik
1. Listrik PLN : 970 KVA
2. Generator : 1315 KVA
b. Sumber Daya Air
1. Air PDAM : 1
2. Sumur Artesis : 2 Titik
c. Komunikasi
1. Telepon Sambungan Luar : 6 Unit
2. Telepon Sambungan Dalam : 4 Unit
3. Intercom : 50 Unit
4. Sound System Sambungan : 1 Unit
keseluruh Ruangan
d. Transportasi
1. Ambulance Orang Sakit : 5 Unit
2. Ambulance Jenazah : 4 Unit (Pihak Ketiga)
3. Mobil Operasional : 8 Unit
4. Motor Operasional : 3 Unit

26
Universitas Faletehan
2. Struktur Organisasi RSUD dr. Dradjat Prawiranegara

27
Universitas Faletehan
3. Struktur K3RS RSUD dr. Dradjat Prawiranegara

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI K3RS RSUD


Dr. DRADJAT PRAWIRANEGARA KABUPATEN SERANG
(SK DIREKTUR NOMOR : 043/PER.RSUD/IX/2022)

Wakil Direktur
Penunjang

Kabid
Penunjang Medis

Kepala Instalasi
K3RS

Urusan
Urusan Urusan Keselamatan dan Kesehatan
Keamanan dan Pencegahan & Pengendalian Kerja dalam, Pengelolaan
Urusan
Kebakaran dan B3 (Bahan Berbahaya &
Keselamatan Kesehatan Kerja Kewaspadaan Kondisi Beracun), Pengelolaan
Darurat atau Bencana Prasarana Rumah Sakit dan
Pengelolaan Peralatan Medis

Unit Terkait

28
Universitas Faletehan
4. Tugas Pokok dan Fungsi K3RS dr. Drajat Prawiranegara tahun
2022
Tugas Pokok Instalasi K3RS RSUD dr. Dradjat Prawiranegara
Kabupaten Serang adalah sebagai berikut :
a. Tugas
1) Mengembangkan kebijakan, prosedur, regulasi internal K3RS,
pedoman, petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan dan Standar
Prosedur Operasional (SPO) K3RS untuk mengendalikan
risiko.
2) Menyusun Program K3RS
3) Pengawasan pelaksanaan program K3RS
4) Mengolah data dan informasi yang berhubungan dengan
K3RS
5) Menyusun rekomendasi untuk bahan pertimbangan pimpinan
Rumah Sakit yang berkaitan dengan K3RS
6) Memelihara dan mendistribusikan informasi terbaru mengenai
kebijakan, prosedur, regulasi internal K3RS, pedoman,
petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan dan Standar Prosedur
Operasional (SPO) K3RS yang telah ditetapkan.
7) Mengadakan pertemuan secara teratur dan hasilnya
disebarluaskan di seluruh unit kerja rumah sakit
8) Membantu Direktur dalam penyelenggaraan SMK3 Rumah
Sakit, promosi K3RS, pelatihan dan penelitian K3RS di
rumah sakit.
9) Berpartisipasi dalam pembelian peralatan baru, pembangunan
gedung.
10) Koordinasi dengan Instalasi unit kerja rumah sakit.
11) Melaporkan kegiatan yang berkaitan dengan K3RS secara
teratur kepada pimpinan rumah sakit sesuai denga ketentuan
yang ada di rumah sakit.

29
Universitas Faletehan
12) Menjadi investigator dalam kejadian PAK dan KAK yang
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

b. Fungsi
1) Urusan Kesehatan Kerja meliputi upaya promotif, preventif
dan kuratif serta rehabilitatif
2) Urusan Keselamatan Kerja meliputi upaya pencegahan,
pemeliharaan, penanggulangan dan pengendalian
3) Urusan Lingkungan Kerja meliputi pengenalan bahaya,
penilaian resiko, dan pengendalian resiko di tempat kerja.

30
Universitas Faletehan
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
KESEHATAN MASYARAKAT

A. Hasil Praktikum Kesehatan Masyarakat

Adapun kegiatan magang dilaksanakan selama 1 (satu) bulan yang


telah dilakukan tertuang dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Tabel Kegiatan Harian Magang di RSUD dr.


Dradjat Prawiranegara Tahun 2022

No Hari/Tanggal Kegiatan
1. Sabtu, 19 November 2022 - Orientasi ( Pembekalan materi
oleh pihak Rumah Sakit)
- Safety patrol

2. Rabu, 23 November 2022 - Pengecekan APAR


- Safety patrol
- Safety Sign
- Pengecekan Tanki Hydrant

3. Kamis, 24 November 2022 - Safety patrol


- Memisahkan APAR yang
sudah tidak ada isinya
- Pengecekan APAR

4. Jumat, 25 November 2022 - Safety patrol


- Memberikan Surat Tugas untuk
Karyawan RSDP Mengenai
Sosialisasi Pelatihan APAR
- Mengganti APAR lama dengan
yang baru

31
Universitas Faletehan
5. Sabtu, 26 November 2022 - Sosialisasi pelatihan APAR kepada
karyawan RSDP (Materi dan
Praktikum)

6 Senin, 28 November - Pengolahan data


2022 - Izin ke Universitas Faletehan

7. Selasa, 29 November 2022 - Pemeliharaan APAR

8. Rabu, 30 November 2022 - Pengolahan Laporan


- Safety Patrol
9. Kamis, 01 Desember 2022
- Pemasangan kotak P3K

10. Jumat, 02 Desember 2022 - Safety patrol


- Safety Sign

11. Sabtu, 03 Desember 2022 - Inspeksi Ruangan

12. Senin, 05 Desember 2022 - Safety patrol


- Pengolahan data

13. Selasa, 06 Desember 2022 - Safety patrol


- Pengecekan APAR
- Pengecekan papan Code Red
- Pengolahan data

14. Rabu, 07 Desember 2022 - Safety patrol


- Safety sign
- Pengecekan tanggal kadaluarsa
APAR

15. Kamis, 08 Desember 2022 - Monitoring Setting Hydrant

32
Universitas Faletehan
16. Jumat, 09 Desember 2022 - Pengolahan Laporan

- Safety patrol

17. Sabtu, 10 Desember 2022


- Lari Pagi
- Senam
18. Senin, 12 Desember 2022 - Safety patrol
- Pengolahan Laporan

19. Selasa, 13 Desember 2022 - Safety patrol


- Safety Sign
20. Rabu, 14 Desember 2022 - Pengolahan Data
- Safety Sign
21. Kamis, 15 Desember 2022 - Pembagian Sertifikat Pelatihan
APAR
- Pengolahan Data
22. Jumat, 16 Desember 2022 - Safety Patrol
- Pengolahan Laporan
23. Sabtu, 17 Desember 2022 - Senam
- Lari Pagi
24. Senin, 19 Desember 2022 - Pengolahan Laporan
- Pengecekan APAR
25. Selasa, 20 Desember 2022 - Pengolahan Laporan
- Pengecekan Papan Code Red
26. Rabu, 21 Desember 2022 - Safety Patrol
27. Kamis, 22 Desember 2022 - Safety Sign
28. Jumat, 23 Desember 2022 - Closing

33
Universitas Faletehan
B. Gambaran Program Sistem Tanggap Darurat dan Jalur Evakuasi di
RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Tahun 2022

Sistem Tanggap Darurat yang ada di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara


meliputi aspek kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, monitoring
evaluasi, Sumber Daya Manusia (SDM) dan sarana dan prasarana.

1. Kebijakan Program Sistem Tanggap Darurat dan Jalur


Evakuasi di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara tahun 2022

Di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara mengacu pada Undang-Undang


Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016 tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Rumah Sakit.

2. Perencanaan Program Sistem Tanggap Darurat di RSUD dr.


Dradjat Prawiranegara tahun 2022

Pencegahan dan pengendalian kebakaran dengan cara :

a. Identifikasi area berisiko bahaya kebakaran dan ledakan.

b. Pemetaan area berisiko bahaya kebakaran dan ledakan,


pengurangan risiko bahaya kebakaran dan ledakan pengendalian
kebakaran yaitu dilakukan dengan pemenuhan Alat Kebakaran
aktif (Alat Pemadam Api Ringan (APAR), deteksi asap, Hydrant)
dan Alat Kebakaran pasif (jalur evakuasi, tempat titik kumpul
aman) beserta pemeliharaannya.

c. Pembentukan tim penanggulangan kebakaran (Tim Code Red).

d. Mengadakan pelatihan dan sosialisasi tentang kebakaran.

Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana meliputi:


a. Identifikasi risiko kondisi darurat atau bencana
b. Penilaian analisa risiko kerentanan bencana
c. Pemetaan risiko kondisi darurat atau bencana
d. Pengendalian kondisi darurat atau bencana yaitu :

34
Universitas Faletehan
1) menyusun pedoman tanggap darurat atau bencana
2) membentuk tim tanggap darurat atau bencana
3) menyusun standar prosedur operasional tanggap darurat
atau bencana.
e. Simulasi kondisi darurat atau bencana.

3. Sumber Daya Manusia (SDM) Program Sistem Tanggap


Darurat dan Jalur Evakuasi di RSUD Dr. Dradjat
Prawiranegara Tahun 2022

Sumber Daya Manusia Instalasi K3RS RSUD Dr. Dradjat


Prawiranegara Kabupaten Serang berjumlah 4 (empat) orang,
Instalasi K3RS RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara dikepalai oleh
Kepala Instalasi K3RS dengan pendidikan S1 Profesi Dokter,
memiliki tenaga K3RS dengan pendidikan Sarjana (S1) sejumlah 2
orang dan tenaga pendidikan Diploma tiga (D3) sejumlah 1 orang.

Tabel 4.2 Sumber Daya Manusia di RSUD dr. Dradjat


Prawiranegara Kabupaten Serang

Jumlah Stan
SDM ar Kekurang
No Nama Jabatan Status Keterangan
saat ini Kebu an SDM
(2022) tuhan
1. Kepala Instalasi 1 PNS 1 0
2. Bidang Keamanan dan
1 PNS 1 0
Keselamatan
3. Bidang Kesehatan
1 PNS 1 0
Kerja
4. Bidang pencegahan
dan pengendalian
kebakaran dan 1 TKK 2 1
kewaspadaan kondisi
darurat atau bencana
5. Bidang Keselamatan
dan Kesehatan dalam
pengelolaan Peralatan 0 - 1 1
Medis, Prasarana
Rumah Sakit dan

35
Universitas Faletehan
Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3)

Jumlah 4 11 7

4. Sarana dan Prasarana Program Sistem Tanggap Darurat dan


Jalur Evakuasi di RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Tahun
2022

Sarana dan Prasarana dalam Sistem Tanggap Darurat dan Jalur


Evakuasi di RSUD Dr, Dradjat Prawiranegara sangat diperlukan
untuk memfasilitasi Sistem Tanggap Darurat dapat berjalan dengan
baik. Sarana yang digunakan Sistem Tanggap Darurat berupa
pemasangan rambu-rambu keselamatan Jalur Evakuasi (Safety Sign),
pemasangan denah jalur evakuasi, pemetaan daerah potensi yang
bahaya dan beresiko. Prasarana yang ada untuk menunjang kegiatan
Sistem Tanggap Darurat dan Jalur Evakuasi adalah kegiatan
pelatihan diadakan internal maupun eksternal dan simulasi evakuasi
bagi seluruh karyawan dalam menanangani bencana di RSUD dr.
Dradjat Prawiranegara.

5. Pelaksanaan Program Sistem Tanggap Darurat di RSUD


Dr. Dradjat Prawiranegara Tahun 2022

Sistem Tanggap Darurat yang diterapkan di RSUD dr. Dradjat


Prawiranegara berupa sistem kewaspadaan bencana. Menurut RSUD
dr. Dradjat Prawiranegara, Sistem kewaspadaan bencana adalah
tanda-tanda atau sistem yang ada dan dirancang sebagai tanda,
peringatan, dan fasilitas bila terjadi kebakaran atau bencana. Adapun
sistem kewaspadaan bencana yang dilakukan di RSUD dr. Dradjat
Prawiranegara meliputi:

1. Persiapan Awal Menghadapi Keadaan Darurat

a. Sarana Komunikasi

1) Sarana Komunikasi Internal

Sarana komunikasi telepon internal telah didistribusikan ke

36
Universitas Faletehan
setiap bagian rumah sakit dan nomor-nomor emergency telah
disediakan di setiap unit kerja untuk memudahkan karyawan
jika sewaktu-waktu menemukan keadaan darurat. Sarana
komunikasi internal lain berupa audio sentral yang berfungsi
untuk pengeras suara dalam pembacaan informasi-informasi
penting dan menginformasikan kejadian keadaan darurat ke
seluruh unit kerja untuk mempermudah proses evakuasi,
serta Handy Talky yang berfungsi untuk komunikasi internal
Itim K3RS dalam melakukan safety patrol dilapangan.

2) Sarana Komunikasi Eksternal

Sarana komunikasi eksternal menggunakan telepon yang


langsung bisa berhubungan dengan telepon lain dari luar
instansi ataupun telepon seluler. Untuk sarana komunikasi
keluar masuk dapat menggunakan radio panggil serta
layanan bebas pulsa 103.

b. Fasilitas yang berkaitan dengan Sistem Tangap Darurat

Fasilitas yang disediakan RSUD dr. Dradjat Prawiranegara


antara lain;

1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

APAR yang disediakan di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara


adalah jenis CO2 dan Dry Powder. APAR ini disediakan di
setiap ruangan dan di tempat-tempat yang ada potensi
bahaya kebakaran.

37
Universitas Faletehan
Gambar 4.1

Alat APAR dan Pemasangan APAR

Di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara

2. Smoke Detector

Smoke Detector dipasang di ruangan yang berpotensi besar


terjadinya kebakaran, yang meliputi Ruang Genset,
Gudang Farmasi 1 dan 2, Farmasi 2 (rawat inap) , Instalasi
laundry, Bank darah, Instalasi Gizi area Tabung Gas 50kg,
IGD Observasi wanita dan IGD Observasi Laki-laki.

Gambar 4.2

Smoke Detector di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara

38
Universitas Faletehan
3. Jalur Evakuasi

Jalur evakuasi merupakan jalur yang dipakai untuk


mengevakuasi orang-orang jika terjadi keadaan darurat.
Jalur evakuasi di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara ada 2
arah. Hal ini dibuat untuk mempercepat dan
mempermudah proses evakuasi.

Jalur evakuasi dilengkapi penunjuk arah keluar yang


dipasang di seluruh tempat di rumah sakit yang mengarah
ke tempat evakuasi yang aman sementara (Titik Kumpul)
jika terjadi kejadaan darurat. Petunjuk arah Jalur Evakuasi
dipasang di tempat-tempat yang mudah terlihat.

Gambar 4.3
Pemasangan Jalur Evakuasi
Di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara

4. Denah Evakuasi

Disediakan juga fasilitas denah evakuasi pada setiap


ruangan rawat inap di rumah sakit.

39
Universitas Faletehan
Gambar 4.4
Denah Evakuasi di Ruang Paviliun Arafah

5. Tangga Darurat

Tangga darurat berada di ruang rawat inap Flamboyan,


dan juga tersedia Ram atau Selasar untuk mengevakuasi
pasien dengan brankar atau kursi roda.

Gambar 4.5
Tangga darurat dan Selasar
Di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara

40
Universitas Faletehan
6. Titik Kumpul

Merupakan tempat yang mutlak bebas dari pengaruh


bencana sebagai tempat berkumpul bagi orang-orang yang
di evakuasi. Titik Kumpul di RSUD dr. Dradjat
Prawiranegara dibagi 2 zona, yaitu :

a) Titik Kumpul 1 untuk zona evakuasi dari area IBS ke


area Intalasi Depan (IBS, Bersalin, R. Bayi, NICU,
Farmasi 2, ICCU 1, Radiologi, Poli Klinik Depan,
Pavilliun, VVIP, IGD, Gudang Farmasi, Direksi,
Keuangan, Instalasi Area Depan).

Gambar 4.6

Titik kumpul 1 di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara

b) Titik Kumpul 2 untuk zona evakuasi dari area


Jembatan ke area Forensik (Rawat Inap Area
Jembatan, ISLRS, IPSRS, Bank Darah, Wijaya
Kusuma, Mawar, ICCU 2, Chatlab, Flamboyan, Poli
Teratai, Genset, dan Forensik).

7. Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri bagi petugas Tim Tanggap Darurat di


RSUD dr. Dradjat Prawiranegaran telah disediakan, yaitu:
Helm Safety, sarung tangan, masker N95, Ear Muff, dan
Sepatu boot.

41
Universitas Faletehan
Gambar 4.7

Alat Pelindung Diri di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara

8. Instalasi Gawat Darurat

Jika terjadi keadaan darurat di RSUD dr. Dradjat


Prawiranegara, korban yang timbul dibawa ke IGD untuk
mendapat perawatan dan penanganan lebih lanjut.

2. Pelatihan

Pelatihan yang sudah dilakukan RSUD dr. Dradjat


Prawiranegara dalam mengatasi keadaan darurat adalah
pelatihan pemadaman kebakaran simulasi bencana.

a. Pelatihan Pemadaman Kebakaran

Pelatihan ini dilakukan setiap 3 kali dalam satu tahun.


Dalam prakteknya, digunakan alat pemadam api ringan
(APAR). Pelatihan ini di ikuti oleh karyawan rumah sakit.
Adapun tujuan dilakukannya pelatihan ini adalah untuk
melatih keterampilan dan ketangkasan karyawan dalam
mengoperasikan APAR.

42
Universitas Faletehan
Gambar 4.8
Pelatihan Pemadaman Kebakaran
RSUD dr. Dradjat Prawiranegara

b. Simulasi Bencana

Simulasi ini dilakukan dalam waktu-waktu tertentu saja,


misal saat adanya musim bencana seperti gunung meletus,
dan gempa di daerah lain, dikarenakan RSUD dr Dradjat
Prawiranegara berada di Provinsi Banten yang memiliki
gunung berapi aktif dan memiliki potensi gempa atau
tsunami.

3. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat di RSUD Dr.


Dradjat Prawiranegara

a. Struktur/Input

1) Satpam, Tim Penanggulangan, Direksi

2) Alat Komunikasi (Telepon, Ponsel, Handy Talky)

3) Alat pemadam api ringan (APAR)

4) Tandu- Blankart

43
Universitas Faletehan
5) Alat kesehatan dan Obat-obatan

b. Proses

1) Apabila petugas rumah sakit atau seseorang melihat


api yang berpotensi terjadinya kebakaran segera
hubungi Satpam dengan menelpon ke nomor 103
tentang adanya kebakaran. Pada saat yang bersamaan,
petugas yang lain mengambil tindakan cepat
memadamkan api dengan menggunakan Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) yang ada disekitar
kejadian.

2) Satpam kemudian meneruskan laporan tersebut ke


Petugas K3RS akan adanya bahaya kebakaran melalui
pesawat telpon 116.

3) Satpam segera menuju tempat kejadian dengan


membawa APAR guna memadamkan api.

4) Apabila kondisi api cenderung membesar dan sulit


untuk dikendalikan, petugas K3RS dapat segera
menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran dengan
menghubungi pesawat Telpon (0254) 200113.

5) Petugas K3RS melapor ke Direktur, selanjutnya


Direktur mengaktifkan Penanggulangan Bencana
Kebakaran dan menyatakan Kode Merah dengan
membunyikan Sirine.

6) Satpam selanjutnya bertugas:

a) Memberikan ruang petugas pemadam yang cukup


untuk mengendalikan kebakaran.

b) Mengamankan jalur evakuasi.

c) Mengamankan asset di lokasi kejadian kebakaran


dari kemungkinan tindakan seseorang dalam hal ini
pencurian.

44
Universitas Faletehan
7) Petugas Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
(IPSRS) segera mematikan aliran listrik dan gas di
tempat kejadian.

8) Petugas Pengantar Pasien (PORTIR) memimpin


evakuasi menuju tempat evakuasi

9) Petugas Medis memberi pelayanan pengobatan dan


penyelamatan korban sesuai dengan prosedur.

10) Petugas Forensik mengevakuasi dan mengdientifikasi


korban meninggal ke ruang jenazah.

11) Hanya Direktur yang dapat menyampaikan keterangan


ke media masa.

12) Setelah sumber api padam segera isolasi Tempat


Kejadian guna penyelidikan dan evaluasi.

c. Prosedur Pemulihan

Upaya pemulihan yang dilakukan di RSUD dr. Dradjat


Prawiranegara meliputi pemulihan korban dan perbaikan
terhadap peralatan yang rusak akibat terjadinya keadaan
darurat.

6. Monitoring dan Evaluasi Program Sistem Tanggap Darurat di


RSUD dr. Dradjat Prawiranegara tahun 2022

Monitoring dan evaluasi program Sistem Tanggap Darurat


dilaksanakan 2 kali dalam setahun (per 6 bulan) dan melakukan
rapat secara internal K3RS. Tujuannya untuk mengetahui
pencapaian program sistem tanggap darurat di Instalasi K3RS di
RSUD dr. Dradjat Prawiranegara.

45
Universitas Faletehan
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Sistem


Tanggap Darurat dan Jalur Evakuasi di RSUD Dr. Dradjat
Prawiranegara Serang Tahun 2022 dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :

1. Kebijakan Program Sistem Tanggap Darurat dan Jalur Evakuasi di


RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang Tahun 2022 mengacu
pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016
tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit.
2. Perencanaan Program Sistem Tanggap Darurat dan Jalur Evakuasi
di RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang Tahun 2022 berupa
identfikasi dan pemetaan area beresiko bahaya kebakaran dan
ledakan, pembentukan tim penanggulangan kebakaran, dan
mengadakan pelatihan sosialisasi tentang kebakaran. Adapun
perencanaan sumber daya manusia pada perencanaan program
sistem tanggap darurat dan jalur evakuasi di RSUD Dr. Dradjat
Prawiranegara berjumlah 4 orang. Dan sarana yang digunakan
berupa pemasangan rambu-rambu keselamatan jalur evakuasi
(safety sign), pemasangan denah jalur evakuasi dan pemetaan
daerah yang berbahaya. Lalu Prasarana yang menunjang kegiatan
Sistem Tanggap Darurat dan Jalur Evakuasi adalah pelatihan dan
simulasi
3. Pelaksanaan Program Sistem Tanggap Darurat dan Jalur Evakuasi
di RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang Tahun 2022 khususnya
dibulan Januari-Desember. Beberapa jenis program Sistem
Tanggap Darurat dan Jalur Evakuasi yaitu:

46
Universitas Faletehan
Kesiapsiagaan mengahadapi kondisi darurat atau bencana, dan
pelatihan pemadaman kebakaran.
4. Monitoring dan Evaluasi Sistem Tanggap Darurat dan Jalur
Evakuasi di RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang Tahun 2022
dilakukan secara 2 kali dalam setahun (per 6 bulan) dan melakukan
rapat secara internal K3RS.

B. Saran

1. Tim K3RS perlu melakukan pengawasan yang berhubungan dengan


sikap dan perilaku dalam bekerja yang aman, serta penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) seperti menggunakan helm safety saat
melaksanakan saftey patrol dan meningkatkan kesadaran pegawai
ataupun pekerja kontrokusi dalam penggunaan APD yang baik dan
benar.
2. Tim K3RS perlu meningkatkan bahan rambu-rambu keselamatan
(safety sign) agar tidak mudah rusak dan K3RS perlu pemasangan
poster keadaan darurat atau bencana.
3. Tim K3RS harus melakukan pemasangan kembali titik kumpul 2 dan
Pemutaran video di ruang tunggu atau pusat informasi mengenai
keadaan darurat atau bencana di rumah sakit.

47
Universitas Faletehan
DAFTAR REFRENSI

Al Jabbar, T. M. (2014). Sistem Tanggap Darurat Jalur Evakuasi Di Rumah Sakit


Umum Daerah Serang Tahun 2014. Serang: Magang.

Amilawati, N. (2019). Analisis Sistem Tanggap Darurat Bencana Rumah Sakit x


di Jakarta Selatan Tahun 2018.

Kepmenkes. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan No. 432 Tahun 2007 tentang
Pedoman Manajemen K3RS. Jakarta: Menteri Kesehatan.

Kuhre, W. L. (1996). Sertifikasi ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan .


Jakarta: PT. Bukit Terang Paksi Galvanizing.

Permenakes. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang


Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS). Jakarta: Menteri
Kesehatan.

Permenkes. (1992). Permenkes RI No. 986/MENKES/PER/11/1992 tentang


Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Pemerintah Departemen dan
Pemerintah Daerah. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Permenkes. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan No. 1087/2010 tentang


Program STD K3RS. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

RI, D. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004


tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.

RI, D. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 340/MENKES/PER/III/2010


tentang Pengertian Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Tarwaka. (2008). Keselamatan dan Kesehatan Kerja "Manajemen dan


Implementasi K3 di Tempat Kerja". Surakarta: CV. Harapan Press.

Undang-Undang. (2009). UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Fungsi
Rumah Sakit. Jakarta: Undang-Undang RI.

48
Universitas Faletehan
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Pengajuan Tempat Magang
Lampiran 2 : Surat Balasan Praktikum Kesehatan Masyarakat
Lampiran 3 : Lembar Pernyataan Kesediaan Pembimbing Lapangan
Lampiran 4 : Formulir Pengajuan Judul Magang
Lampiran 5: Dokumentasi Hasil Praktikum Kesehatan Masyarakat
Kegiatan Pelatihan APAR
Pemasangan Safety Sign
Kegiatan Pemeliharaan APAR dan Hydrant
Safety Patrol
Kegiatan Inspeksi Ruangan
Kegiatan Senam Karyawan

Anda mungkin juga menyukai