2019031080
2019031080
TIM PEMBIMBING
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing Utama,
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan nikmat dari-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum kesehatan
masyarakat yang berjudul “Gambaran Sistem Tanggap Darurat Dan Jalur
Evakuasi Di RSUD dr Dradjat Prawiranegara 2022”. Dalam menyusun laporan
ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan baik moril maupun materil dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada:
iv
10. Seluruh Staff dan Karyawan RSUD dr. Dradjat Prawiranegara yang telah
mengisi hari-hari selama proses kegiatan Praktikum Kesehatan Masyarakat ini
11. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan moril dan material serta
doa yang tiada hentinya
12. Arsya yang telah menjadi penyemangat dan berjuang bersama selalu,
sehingga laporan ini dapar terselesaikan dengan tepat waktu
13. Axmal dan Selfi yang telah menjadi rekan Praktikum Kesehatan Masyarakat
sehingga laporan ini terselesaikan dengan tepat waktu
Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran guna memperbaiki laporan ini dimasa yang akan datang.
Penulis
v
ABSTRAK
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PRAKTIKUM KESEHATAN
MASYARAKAT .......................................................................... 22
A. Sejarah RSUD dr. Dradjat Prawiranegara ......................................... 22
B. Visi dan Misi RSUD dr. Dradjat Prawiranegara ............................... 23
C. Data Geografi .................................................................................... 24
D. Keadaan Sosial Masyarakat .............................................................. 25
1. Sarana dan Prasarana ................................................................... 25
2. Struktur Organisasi RSUD dr. Dradjat Prawiranegara ................ 27
3. Struktur Organisasi K3RS RSUD dr. Dradjat Prawiranegara ..... 28
4. Tugas Pokok dan Fungsi K3RS RSUD dr. Dradjat
Prawiranegara .............................................................................. 29
A. Kesimpulan ....................................................................................... 47
B. Saran .................................................................................................. 47
DAFTAR REFERENSI............................................................................... 48
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR BAGAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mereka yang berada di rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang tidak aman
sangat beresiko terkena bencana. Pasien di rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya adalah kelompok yang paling rentan saat terjadi bencana terjadi.
1
Universitas Faletahan
Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh
masyarakat maka tuntutan pengelolaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
Rumah Sakit (K3RS) semakin tinggi karena sumber daya manusia (SDM)
rumah sakit, pengunjung/pengantar pasien, pasien, dan masyarakat sekitar
rumah sakit ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan kesehatan dan
kecelakaan, baik sebagai dampak proses kegiatan pemberian layanan maupun
karena kondisi sarana dan prasarana yang ada di rumah sakit yang belum
memenuhi standar.
Potensi bahaya di RS selain penyakit infeksi juga terdapat potensi bahaya lain
yang mempengaruhi situasi dan kondisi di RS yaitu kecelakaan misalnya
peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik
dan sumber-sumber cidera lainnya, radiasi, bahan-bahan kimia yang
berbahaya, gas anesthesia, gangguan psikososial dan ergonomic. Disamping
itu harus diantisipasi pula adanya ancaman bahaya musibah/bencana yang
berasal dari luar RS, misalnya banjir, gempa bumi, dll. Semuanya
mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan di RS, para pasien
maupun para pengunjung RS.
2
Universitas Faletahan
Keadaan darurat dapat terjadi kapan saja, dan dapat disebabkan karena
perbuatan manusia, maupun alam, untuk itu sangatlah penting untuk
menerapkan sebuah sistem dalam menanggulangi bilamana terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan tersebut, yaitu Sistem Tanggap Darurat.
Sistem tanggap darurat dewasa ini telah menjadi perhatian banyak pihak, dan
pada pelaksanaannya telah diterapkan dibanyak instansi, perusahaan, industri,
maupun rumah sakit. Untuk itu penulis merasa bahwa sistem tanggap darurat
merupakan hal yang menarik untuk diangkat dan dijadikan sebuah penelitian
tentang bagaimana penerapan dan pelaksanaan sistem tanggap darurat yang
ada di RSUD Serang.
Selain dari pada sistem tanggap darurat, yaitu Jalur Evakuasi yang juga
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari Sistem Tanggap
Darurat, yang juga menjadi perhatian penulis, yaitu untuk mengetahui sistem
dan penerapan jalur evakuasi di RSUD Serang ini dan seberapa tinggi tingkat
pengetahuan para karyawan dan pengunjung/pasien tentang jalur evakuasi
serta hal-hal yang harus dilakukan pada saat terjadi bencana.
1. Tujuan Umum
3
Universitas Faletahan
C. Manfaat Praktikum Kesehatan Masyarakat
1. Bagi Mahasiswa
4
Universitas Faletahan
D. Waktu dan Tempat Praktikum
5
Universitas Faletahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Rumah Sakit
6
Universitas Faletahan
sakit kabupaten Rumah sakit pendidikan yang tidak termasuk tipe A juga
diklasifikasikan sebagai rumah sakit tipe B.
c. Rumah Sakit Kelas C
Rumah Sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan kedokteran subspesialis terbatas Terdapat empat macam
pelayanan spesialis disediakan yakn pelayanan penyakit dalam,
pelayanan bedah, pelayana kesehatan anak, serta pelayanan kebidanan
dan kandungan Direncanakan rumah sakit tipe C ini akan didirikan di
setiap kabupaten/kota (regency hospital) yang pelayanan rujukan dari
puskesmas. Menampung
d. Rumah Sakit Kelas D
Rumah Sakit ini bersifat transisi karena pada suatu saat akar ditingkatkan
menjadi rumah sakit kelas C. Pada saat ini kemampuan rumah sakit tipe
D hanyalah memberikan pelayanan kedokteran umum dan dan
kedokteran gigi. Sama halnya dengan rumah sakit tipe C, rumah sakit
tipe D juga menampung pelayanan yang berasal dari puskesmas.
e. Rumah Sakit Kelas E
Rumah sakit ini merupakan rumah sakit khusus (special hospital) yang
menyelenggarakan hanya satu macan pelayanan kedokteran saja. Pada
saat ini banyak tipe E yan didirikan pemerintah, misalnya rumah sakit
jiwa, rumah saki kusta, rumah sakit paru, rumah sakit jantung, dan
rumah saki ibu dan anak.
7
Universitas Faletahan
Dimana untuk menyelenggarakan fungsinya, maka Rumah Sakit umum
menyelenggarakan kegiatan:
a. Pelayanan medis
b. Pelayanan dan asuhan keperawatan
c. Pelayanan penunjang medis dan non-medis
d. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan
e. Pendidikan, penelitian dan pengembangan
f. Administrasi umum dan keuangan
8
Universitas Faletahan
secara cepat, tepat, dan akurat, serta untuk menekan timbulnya korban jiwa
dan kerugian akibat kejadian bencana (Nur Annilawati 2019).
Keadaan darurat dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:
1. Keadaan darurat tingkat 1 (Tier Keadaan darurat tingkat 1 adalah
keadaan darurat yang berpotensi mengancam bahaya manusia dan
harta benda (asset), yang secara normal dapat diatasi oleh personil jaga
dan suatu instalasi/pabrik dengan menggunakan prosedur yang telah
dipersiapkan, tanpa perlu adanya regu bantuan yang dikoordinir.
2. Keadaan darurat tingkat II (Tier II) Keadaan darurat tingkat II (Tier II)
ialah suatu kecelakaan besar dimana semua karyawan yang bertugas
dibantu dengan peralatan dan material yang tersedia di instalasi/pabrik
tersebut, tidak mampu mengendalikan keadaan darurat tersebut, seperti
kebakaran besar, ledakan dahsyat, bocoran bahan B3 yang kuat,
semburan liar sumur minyak/gas dan lain-lain, yang mengancam
nyawa manusia atau lingkungannya dan atau asset dan instalasi
tersebut dengan dampak bahaya atas karyawan/daerah/masyarakat
sekitar. Bantuan tambahan masih berasal dari industri sekitar,
pemerintah setempat dan masyarakat sekitar.
3. Keadaan darurat tingkat III (Tier III) Keadaan darurat tingkat III (Tier
III) ialah keadaan darurat berupa malapetaka/bencana dahsyat dengan
akibat lebih besar dibandingkan dengan Tier II, dan memerlukan
bantuan, koordinasi pada tingkat nasional.
C. Program K3RS
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2010), tujuan
dari keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit (K3RS) secara umum
adalah terciptanya lingkungan kerja yang aman,sehat dan produktif untuk
SDM rumah sakit, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung pengantar
pasien, masyarakat dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 66 Tahun
2016 menyatakan bahwa pelaksanaan K3RS adalah suatu kegiatan
keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh sumber daya
9
Universitas Faletahan
manusia rumah sakit, pasien, pengunjung pasien, dan lingkungan rumah
sakit sesuai dengan program yang telah ditetapkan oleh pihak rumah sakit
yang bertujuan agar dapat mengurangi dan mengendalikan terjadinya risiko
keselamatan dan kesehatan kerja. Pelaksanaan K3RS ini harus didukung
oleh tim keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit, prasarana dan
sarana, dan anggaran yang memadai sehingga pelaksanaan K3RS dapat
berjalan secara efisien, efektif, dan berkesinambungan.
Tabel 2.1
Program STD K3RS Menurut PERMENKES No.1087/2010
No Program K3RS mengenai Sistem Tanggap
Darurat yang harus diterapkan
1. Menyusun rencana tanggap darurat (survey bahaya,
membentuk tim tanggap darurat, menetapkan prosedur
pengendalian, pelatihan, dll).
2. Pembentukan organisasi/tim kewaspadaan bencana
3. Pelatihan dan uji coba terhadap kesiapan petugas
tanggap darurat.
4. Inventarisasi tempat-tempat yang berisiki dan
berbahaya serta membuat denahnya (laboratorium,
rontgen, farmasi, CSSD, kamar operasi, genset, kamar
isolasi penyakit menular, dll).
5. Menyiapkan sarana dan prasarana tanggap
darurat/bencana.
6. Membuat kebijakan dan prosedur kewaspadaan, upaya
pencegahan dan pengendalian bencana pada tempat-
tempat yang beresiko tersebut.
7. Membuat rambu-rambu/tanda khusus jalan keluar
untuk evakuasi apabila terjadi bencana
8. Memberikan Alat Pelindung Diri (APD) pada petugas
di tempat-tempat yang berisiko (masker, apron,
kacamata, sarung tangan.
10
Universitas Faletahan
9. Sosialisasi dan penyuluhan ke seluruh SDM di Rumah
Sakit.
10. Pembentukan sistem komunikasi internal dan eksternal
tanggap darurat Rumah Sakit.
11. Evaluasi sistem tanggap darurat.
11
Universitas Faletahan
koordinasi, tugas dan tanggung jawab secara jelas dan prosedur
operasional penanggulangan keadaan darurat
7. Penyediaan sarana dan prasana yang dibutuhkan dan handal ketika
dibutuhkan
8. Penyediaan sumber daya manusia sesuai dengan kompetensinya
9. Pembinaannya secara berkesinambungan dalam bentuk sosialisasi
peningkatan kesadaran guna merubah perilaku selamat baik dalam
keadaan normal maupun dalam keadaan darurat
10. Pelatihan simulasi darurat secara berkala dan evaluasi pelaksanaannya
agar semua insan pelaku dalam organisasi tanggap darurat menjadi
familiar dengan tugas dan tanggung jawab, serta semua
sistem/sarana/peralatan darurat selalu siap pakai jika dibutuhkan.
12
Universitas Faletahan
2. Kesiap-siagaan pada tahap sebelum darurat: Pada tindakan ini
dilakukan dalam rangka mengantisipasi suatu bencana akibat,
untuk memastikan bahwa tindakan yang dilakukan dapat
dilaksanakan secara cepat, tepat dan efektif.
3. Tanggap darurat: Tahap ini memfokuskan pada serangkaian
kegiatan yang dilakukan dengan segera setelah terjadi kejadian
darurat untuk mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan.
4. Rehabilitasi dan rekontruksi pada tahap setelah bencana:
Merupakan serangkaian program kegiatan yang terencana,
terpadu, dan menyeluruh yang dilakukan setelah kejadian
darurat. Kegiatan pemulihan meliputi tindakan pemulihan dalam
jangka pendek dan panjang, rekonstruksi, dan rehabilitasi.
Anggota kunci dari Tim Respon gawat Darurat adalah pemimpin. Orang ini
harus dipilih dengan sangat berhati-hati, karena seorang pemimpin tim harus
membuat keputusan penting dalam situasi kritis dan tekanan. Beberapa
keputusan mungkin mempunyai dampak yang besar terhadap lingkungan,
pekerja, dan kegiatan bisnis. Orang yang dipilih harus berpikiran jernih,
tenang, berpendidikan, terlatih, dan mempunyai wawasan serta mampu
memimpin timnya.
13
Universitas Faletahan
Menurut Tarwaka (2008), agar organisasi P2K3 dapat berjalan dengan baik
sesuai PERMENAKER No. PER-04/MEN/1987 tentang P2K3 serta Tata
Cara Penunjukan. Ahli Keselamatan pasal 3, maka susunan anggota
sekurang-kurangnya separuhnya adalah perwakilan pekerja. Anggota dari
perwakilan pekerja, pertama-tama dipilih dari orang-orang yang mempunyai
pengetahuan tentang proses kerja dan potensi bahaya yang ada di tempat
kerjanya. Demikian juga dengan perwakilan yang berasal dari jajaran
manajer, supervisor, personal officers, atau profesional K3 yang dapat
memberikan informasi atau masukan di dalam membuat kebijakan
perusahaan, kebutuhan produksi, dan hal-hal teknis lainnya.
1. Sistem Komunikasi
Anggota Tim Respon Gawat Darurat masing-masing harus memiliki
telepon genggam, radio komunikasi, atau alat komunikasi lainnya,
sehingga mereka dapat dikumpulkan secepat mungkin menuju tempat
kejadian. Nomor telepom intern untuk keadaan gawat darurat harus
ditentukan sehingga dapat digunakan dari setiap nomor telepon intern,
dan akan lebih baik jika nomor tersebut mudah diingat.
14
Universitas Faletahan
Gambar 2.1
Alat pemadam kebakaran terpasang ditempat (Hydrant)
Gambar 2.2
Alat Pemadam Api ringan (portable)
15
Universitas Faletahan
G. Fasilitas Evakuasi
a. Jalur Keluar Evakuasi
Salah satu syarat keselamatan pada gedung bangunan adalah jalur
evakuasi. Penentuan jumlah jalan evakuasi/akses evakuasi ditentukan
sesuai dengan jumlah pintu kebakaran pada setiap lantai. Jumlah jalan
keluar yang disyaratkan yaitu dua jalan keluar untuk setiap lantai seperti
yang telah dijelaskan dalam Keputusan Menteri Negara Pekerjaan
Umum Nomor: 10/KPTS/2000.
Perencanaan lokasi jalan keluar ada kriteria yang disyaratkan yaitu jarak
tempuh ke eksit harus diukur pada lantai atau permukaan jalan lainnya
(Irawan, 2009).
Gambar 2.3
Jalur Evakuasi
b. Peta Evakuasi
Peta evakuasi yang terbaru harus dipersiapkan dan harus ditempatkan
dibeberapa lokasi pada fasilitas. Peta-peta ini harus menunjukkan pintu
keluar terdekat, pintu keluar cadangan, dan titik pertemuan. Para pekerja
harus diberi tahu untuk mengingat rute atau jalan utama mereka dan rute
atau jalan cadangan bila jalan keluar utama tertutup.
16
Universitas Faletahan
Gambar 2.4
Peta Evakuasi
17
Universitas Faletahan
Gambar 2.5
Assembly Point
18
Universitas Faletahan
1. Pemberitahuan
Tim Respon Gawat Darurat akan diberitahu jika terjadi keadaan darurat
oleh pusat komando penanganan atau sumber lain, kemudian berkumpul
di dekat lokasi gawat darurat pada tempat yang aman. Pemberitahuan
pada Tim Respon Gawat Darurat dapat dilakukan melalui radio
komunikasi, atau sistem pemberitaan masyarakat.
2. Evakuasi
Tim Respon Gawat Darurat membunyikan tanda bahaya dan
mengevakuasi pekerja dari area bahaya bila ada ancaman terhadap
keselamatan jiwa. Keputusan untuk mengevakuasi pekerja harus
dilakukan oleh Pemimpin Tim Respon Gawat Darurat dengan masukan
dari individu yang mengerti keadaan yang terjadi. Para pekerja harus
diberitahu untuk keluar dari secara teratur melalui rute yang sudah
ditentukan dalam peta evakuasi. Para pekerja tidak boleh panik, tidak
boleh saling mendorong, tidak boleh memakai lift.
3. Penghitungan Pekerja pada Titik Pertemuan
tanggung jawab pengawas untuk menghitung seluruh pekerjanya pada
titik pertemuan, termasuk yang sakit dan cuti. Bila ada pekerja yang
hilang. Pimpinan Tim Respon Gawat Darurat harus diberitahu tentang
nama dan lokasi terakhirnya. Para pekerja harus diberitahu untuk tidak
masuk ke dalam lagi sampai ada tanda atau informasi yang diberikan
oleh Pimpinan Tim Respon Gawat Darurat.
4. Penilaian Keadaan Darurat
Tim Respon Gawat Darurat akan menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) dan memeriksa area untuk memastikan semua pekerja sudah
keluar dan membuat penilaian akan keadaan darurat dengan
mengidentifikasi penyebab kejadian tersebut.
5. Memindahkan Pekerja yang luka berat
Bila ditemukan pekerja yang mengalami luka-luka bahkan cidera maka
harus dipindahkan dari lokasi gawat darurat oleh Tim Respon Gawat
Darurat yang memakai APD (Alat Pelindung Diri).
19
Universitas Faletahan
6. Kontak Telepon Awal dengan Pihak Luar
Bila dibutuhkan bantuan yang sifatnya segera. Pimpinan Tim Respon
Gawat Darurat akan menginstruksikan siapa yang harus dihubungi dari
daftar yang ada.
7. Penghentian Sarana dan Kegiatan Tertentu
Selama keadaan gawat darurat mungkin perlu untuk penghentian saluran
gas, listrik, air, atau sarana lainnya. Pimpinan Tim Respon Gawat
Darurat akan memutuskan dengan masukan dari individu lainnya, seperti
bagian prasarana. Harus diperhatikan untuk tidak menghentikan terlalu
banyak yang dapat menghalangi usaha penyelesaian gawat darurat dan
menyebabkan gangguan serius.
8. Mendirikan Penghalang
Batas penghalang menandakan suatu zona isolasi yang melarang
siapapun kecuali Tim Respon Gawat Darurat untuk masuk.
Gambar 2.6
Garis penghalang tempat kejadian
20
Universitas Faletahan
10. Membersihkan Sisa-sisa penanggulangan
Bila keadaan sudah memungkinkan artinya bahwa dapat dilakukan
dengan aman, untuk pembersihan sisa-sisa seperti bahan kimia
berbahaya.
11. Pekerja Memasuki Gedung Kembali
Pimpinan Tim Respon Gawat Darurat akan menentukan (dengan
memastikan) dan mengumumkan bagian gendung/area mana yang sudah
aman untuk dimasuki.
12. Pertemuan Penutup
Tim Respon Gawat Darurat, Perwakilan Manajemen, Perwakilan
Lingkungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja harus mengadakan
pertemuan setelah keadaan darurat yang sudah terjadi untuk
mendiskusikan masalah, menilai tindakan terhadap keadaan darurat yang
terjadi dan melakukan perbaikan untuk akan masa yang mendatang.
13. Prosedur Pemulihan
Perusahaan/Instansi harus membuat prosedur rencana pemulihan
keadaan darurat untuk mengembalikan kondisi yang normal dan
membantu pemulihan tenaga kerja yang mengalami trauma. Setelah
krisis ditanggulangi, rencana pemulihan bencana dilakukan jika kegiatan
operasional tidak berjalan dan jika tidak kehilangan waktu dalam
pemulihan akan memakan waktu produksi organisasi.
21
Universitas Faletahan
BAB III
GAMBARAN UMUM
RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Serang yang pada tahun 2015 berubah
nama menjadi RSUD dr. Dradjat Prawiranegara sesuai dengan Peraturan
Daerah Kabupaten serang nomor: 12 Tahun 2014 tentang Pemberian Nama
Rumah Sakit, RSUD dr. Dradjat Prawiranegara adalah Rumah Sakit Kelas B
Non pendidikan dengan 412 tempat tidur sampai dengan tahun 2015, yang
berdiri sejak tahun 1938, sebagai pusat rujukan untuk wilayah Kabupaten
Serang dan sebagai pusat rujukan Rumah Sakit Regional wilayah I Provinsi
Banten, yang mencakup Daerah Lebak, Pandeglang, Kota Cilegon serta Kota
Serang. Disamping itu, wilayah Kabupaten Serang mempunyai letak geografis
yang sangat strategis, karena terletak di ujung bagian utara Pulau Jawa yang
merupakan salah satu koridor yang menghubungkan Pulau Sumatera dengan
Pulau Jawa.
Rumah Sakit Umum Daerah Serang adalah rumah sakit milik Pemerintah
Kabupaten Serang yang terletak di Kota Serang. Bermula RSUD Kabupaten
Serang merupakan rumah sakit tipe D yang pada tahun 1977 meningkat
menjadi kelas C dan seterusnya menjadi RSUD Kabupaten Serang Kelas B
non Pendidikan pada tanggal 15 Desember 1993 sesuai Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1165/Menkes/SK/XII/ 1993.
22
Universitas Faletehan
masyarakat, tenaga gizi, tenaga terapi fisik, tenaga keteknisan medis dan
tenaga non kesehatan lainnya. Dengan terbitnya UU No.1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (PBN), UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
Pasal 7 menyebutkan Rumah sakit pemerintah sebagai Pengelola Badan
Layanan Umum Daerah dan PP Nomor: 74 tahun 2012 Revisi dari PP 23
Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-
BLU), RSUD dr. Dradjat Prawiranegara mengusulkan untuk dapat menjadi
Rumah Sakit Pemerintah pengguna PPK-BLUD.
23
Universitas Faletehan
d. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi tanpa mengurangi standar
pelayanan kepada masyarakat (Program Strategis).
e. Meningkatkan penerapan tata kelola yang baik dan PPK – BLUD
yang semakin akuntabel.
f. Meningkatkan dan menumbuhkan budaya organisasi yang kuat,
berkomitmen tinggi serta tanggung jawab didukung SDM yang
memenuhi standar dalam kuantitas dan kualitas.
g. Memberikan perlindungan hukum dan meningkatkan kesejahteraan
SDM rumah sakit.
C. Data Geografi
Secara geografis wilayah Kabupaten Serang terletak pada koordinat 50 50’ - 60
21’ Lintang Selatan dan 1050 0’ - 1060 22’ Bujur Timur.Jarak terpanjang
menurut garis lurus dari utara ke selatan adalah sekitar 60 km dan jarak
terpanjang dari barat ke timur sekitar 90 km, dengan luas wilayah 1.467,35
km2. Kabupaten Serang adalah daerah yang sangat potensial karena dilalui
jalan tol Jakarta – Merak yang merupakan akses utama menuju Pulau
Sumatera melalui penyebrangan pelabuhan Merak, hal ini sebagai transit
perhubungan darat antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatra dan daerah
penyangga Ibu Kota Negara. Jumlah penduduk 1.447.067 jiwa yang tersebar
atas 29 Kecamatan dan 326 Desa, yang berbatasan langsung dengan
wilayah/daerah lain yaitu :
1) Sebelah Utara : Laut Jawa dan Kota Serang
2) Sebelah Timur : Kabupaten Tangerang
3) Sebelah Selatan : Kabupaten Lebak dan Kabupaten
Pandeglang
4) Sebelah Barat : Kota Cilegon dan Selat Sunda
24
Universitas Faletehan
Berdasarkan wilayah Kabupaten Serang luas wilayah Kabupaten Serang
secara administrasi tercatat 1.467.35 km2 yang mencakup 29 wilayah
kecamatan dan terdiri dari 326 desa.
Gambar 3.1
Demografi RSUD dr. Dradjat Prawiranegara
25
Universitas Faletehan
Prasarana
a. Sumber Daya Listrik
1. Listrik PLN : 970 KVA
2. Generator : 1315 KVA
b. Sumber Daya Air
1. Air PDAM : 1
2. Sumur Artesis : 2 Titik
c. Komunikasi
1. Telepon Sambungan Luar : 6 Unit
2. Telepon Sambungan Dalam : 4 Unit
3. Intercom : 50 Unit
4. Sound System Sambungan : 1 Unit
keseluruh Ruangan
d. Transportasi
1. Ambulance Orang Sakit : 5 Unit
2. Ambulance Jenazah : 4 Unit (Pihak Ketiga)
3. Mobil Operasional : 8 Unit
4. Motor Operasional : 3 Unit
26
Universitas Faletehan
2. Struktur Organisasi RSUD dr. Dradjat Prawiranegara
27
Universitas Faletehan
3. Struktur K3RS RSUD dr. Dradjat Prawiranegara
Wakil Direktur
Penunjang
Kabid
Penunjang Medis
Kepala Instalasi
K3RS
Urusan
Urusan Urusan Keselamatan dan Kesehatan
Keamanan dan Pencegahan & Pengendalian Kerja dalam, Pengelolaan
Urusan
Kebakaran dan B3 (Bahan Berbahaya &
Keselamatan Kesehatan Kerja Kewaspadaan Kondisi Beracun), Pengelolaan
Darurat atau Bencana Prasarana Rumah Sakit dan
Pengelolaan Peralatan Medis
Unit Terkait
28
Universitas Faletehan
4. Tugas Pokok dan Fungsi K3RS dr. Drajat Prawiranegara tahun
2022
Tugas Pokok Instalasi K3RS RSUD dr. Dradjat Prawiranegara
Kabupaten Serang adalah sebagai berikut :
a. Tugas
1) Mengembangkan kebijakan, prosedur, regulasi internal K3RS,
pedoman, petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan dan Standar
Prosedur Operasional (SPO) K3RS untuk mengendalikan
risiko.
2) Menyusun Program K3RS
3) Pengawasan pelaksanaan program K3RS
4) Mengolah data dan informasi yang berhubungan dengan
K3RS
5) Menyusun rekomendasi untuk bahan pertimbangan pimpinan
Rumah Sakit yang berkaitan dengan K3RS
6) Memelihara dan mendistribusikan informasi terbaru mengenai
kebijakan, prosedur, regulasi internal K3RS, pedoman,
petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan dan Standar Prosedur
Operasional (SPO) K3RS yang telah ditetapkan.
7) Mengadakan pertemuan secara teratur dan hasilnya
disebarluaskan di seluruh unit kerja rumah sakit
8) Membantu Direktur dalam penyelenggaraan SMK3 Rumah
Sakit, promosi K3RS, pelatihan dan penelitian K3RS di
rumah sakit.
9) Berpartisipasi dalam pembelian peralatan baru, pembangunan
gedung.
10) Koordinasi dengan Instalasi unit kerja rumah sakit.
11) Melaporkan kegiatan yang berkaitan dengan K3RS secara
teratur kepada pimpinan rumah sakit sesuai denga ketentuan
yang ada di rumah sakit.
29
Universitas Faletehan
12) Menjadi investigator dalam kejadian PAK dan KAK yang
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. Fungsi
1) Urusan Kesehatan Kerja meliputi upaya promotif, preventif
dan kuratif serta rehabilitatif
2) Urusan Keselamatan Kerja meliputi upaya pencegahan,
pemeliharaan, penanggulangan dan pengendalian
3) Urusan Lingkungan Kerja meliputi pengenalan bahaya,
penilaian resiko, dan pengendalian resiko di tempat kerja.
30
Universitas Faletehan
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
KESEHATAN MASYARAKAT
No Hari/Tanggal Kegiatan
1. Sabtu, 19 November 2022 - Orientasi ( Pembekalan materi
oleh pihak Rumah Sakit)
- Safety patrol
31
Universitas Faletehan
5. Sabtu, 26 November 2022 - Sosialisasi pelatihan APAR kepada
karyawan RSDP (Materi dan
Praktikum)
32
Universitas Faletehan
16. Jumat, 09 Desember 2022 - Pengolahan Laporan
- Safety patrol
33
Universitas Faletehan
B. Gambaran Program Sistem Tanggap Darurat dan Jalur Evakuasi di
RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Tahun 2022
34
Universitas Faletehan
1) menyusun pedoman tanggap darurat atau bencana
2) membentuk tim tanggap darurat atau bencana
3) menyusun standar prosedur operasional tanggap darurat
atau bencana.
e. Simulasi kondisi darurat atau bencana.
Jumlah Stan
SDM ar Kekurang
No Nama Jabatan Status Keterangan
saat ini Kebu an SDM
(2022) tuhan
1. Kepala Instalasi 1 PNS 1 0
2. Bidang Keamanan dan
1 PNS 1 0
Keselamatan
3. Bidang Kesehatan
1 PNS 1 0
Kerja
4. Bidang pencegahan
dan pengendalian
kebakaran dan 1 TKK 2 1
kewaspadaan kondisi
darurat atau bencana
5. Bidang Keselamatan
dan Kesehatan dalam
pengelolaan Peralatan 0 - 1 1
Medis, Prasarana
Rumah Sakit dan
35
Universitas Faletehan
Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3)
Jumlah 4 11 7
a. Sarana Komunikasi
36
Universitas Faletehan
setiap bagian rumah sakit dan nomor-nomor emergency telah
disediakan di setiap unit kerja untuk memudahkan karyawan
jika sewaktu-waktu menemukan keadaan darurat. Sarana
komunikasi internal lain berupa audio sentral yang berfungsi
untuk pengeras suara dalam pembacaan informasi-informasi
penting dan menginformasikan kejadian keadaan darurat ke
seluruh unit kerja untuk mempermudah proses evakuasi,
serta Handy Talky yang berfungsi untuk komunikasi internal
Itim K3RS dalam melakukan safety patrol dilapangan.
37
Universitas Faletehan
Gambar 4.1
2. Smoke Detector
Gambar 4.2
38
Universitas Faletehan
3. Jalur Evakuasi
Gambar 4.3
Pemasangan Jalur Evakuasi
Di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara
4. Denah Evakuasi
39
Universitas Faletehan
Gambar 4.4
Denah Evakuasi di Ruang Paviliun Arafah
5. Tangga Darurat
Gambar 4.5
Tangga darurat dan Selasar
Di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara
40
Universitas Faletehan
6. Titik Kumpul
Gambar 4.6
41
Universitas Faletehan
Gambar 4.7
2. Pelatihan
42
Universitas Faletehan
Gambar 4.8
Pelatihan Pemadaman Kebakaran
RSUD dr. Dradjat Prawiranegara
b. Simulasi Bencana
a. Struktur/Input
4) Tandu- Blankart
43
Universitas Faletehan
5) Alat kesehatan dan Obat-obatan
b. Proses
44
Universitas Faletehan
7) Petugas Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
(IPSRS) segera mematikan aliran listrik dan gas di
tempat kejadian.
c. Prosedur Pemulihan
45
Universitas Faletehan
BAB V
A. Kesimpulan
46
Universitas Faletehan
Kesiapsiagaan mengahadapi kondisi darurat atau bencana, dan
pelatihan pemadaman kebakaran.
4. Monitoring dan Evaluasi Sistem Tanggap Darurat dan Jalur
Evakuasi di RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang Tahun 2022
dilakukan secara 2 kali dalam setahun (per 6 bulan) dan melakukan
rapat secara internal K3RS.
B. Saran
47
Universitas Faletehan
DAFTAR REFRENSI
Kepmenkes. (2007). Keputusan Menteri Kesehatan No. 432 Tahun 2007 tentang
Pedoman Manajemen K3RS. Jakarta: Menteri Kesehatan.
Undang-Undang. (2009). UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Fungsi
Rumah Sakit. Jakarta: Undang-Undang RI.
48
Universitas Faletehan
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Pengajuan Tempat Magang
Lampiran 2 : Surat Balasan Praktikum Kesehatan Masyarakat
Lampiran 3 : Lembar Pernyataan Kesediaan Pembimbing Lapangan
Lampiran 4 : Formulir Pengajuan Judul Magang
Lampiran 5: Dokumentasi Hasil Praktikum Kesehatan Masyarakat
Kegiatan Pelatihan APAR
Pemasangan Safety Sign
Kegiatan Pemeliharaan APAR dan Hydrant
Safety Patrol
Kegiatan Inspeksi Ruangan
Kegiatan Senam Karyawan