Disusun oleh:
G1C220049
G1C220049
Telah disetujui
Oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi D IV Analis Kesehatan
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb. segala puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa
atas anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya
penulis dapat menyelesaikan penulisan Proposal Tugas Akhir dengan judul:
“Perbedaan Nilai Hematokrit Pada Sampel Yang Ditunda 3 Jam Pada Suhu Ruang
Dan Suhu 2-8˚C Metode Otomatis”.
Keberhasilan penulisan Proposal Tugas Akhir ini tentunya tidak lepas dari
bantuan dan dorongan berbagai pihak yang telah mendukung dan membimbing
penulis. Oleh karena itu, kasih yang tulus serta penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada:
iii
proposal ini, penulis sangat membutuhkan dukungan dan sumbangsih pikiran yang
berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat baik bagi kalangan akademis, khususnya bagi seluruh
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang, masyarakat pada umumnya dan
bagi dunia pengetahuan.
Semarang, 2022
iv
DAFTAR ISI
v
3.1. Jenis Penelitian ............................................................................................. 17
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 17
3.3. Variabel Penelitian ....................................................................................... 17
3.3.1. Variabel Bebas (X) ................................................................................ 17
3.3.2. Variabel Terikat (Y) .............................................................................. 17
3.4. Definisi Operasional ..................................................................................... 18
3.5. Populasi dan Sampel .................................................................................... 18
3.5.1. Populasi ................................................................................................. 18
3.5.2. Sampel ................................................................................................... 18
3.6. Alat dan Bahan ............................................................................................. 19
3.6.1. Alat ........................................................................................................ 19
3.6.2. Bahan..................................................................................................... 19
3.7. Prosedur Penelitian ....................................................................................... 19
3.7.1. Pra Analitik ........................................................................................... 19
3.7.2. Analitik.................................................................................................. 20
3.7.3. Pasca Analitik........................................................................................ 21
3.8. Alur Penelitian .............................................................................................. 21
3.9. Teknik Pengumpulan dan Analisa Data ....................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 22
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Originalitas Penelitian ....................................................................... 4
Tabel 2. Definisi Operasional ......................................................................... 17
Tabel 3. Interpretasi Hasil ............................................................................... 20
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Plasma darah .................................................................................. 8
Gambar 2. Sel darah putih atau leukosit .......................................................... 9
Gambar 3. Trombosit atau keping darah .......................................................... 9
Gambar 4. Sel darah merah atau eritrosit ......................................................... 10
Gambar 5. Hematokrit ...................................................................................... 11
Gambar 6. Kerangka teori ................................................................................ 15
Gambar 7. Kerangka konsep ............................................................................ 16
Gambar 8. Alur penelitian ................................................................................ 20
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
diantaranya faktor pra analitik, analitik, dan pasca analitik (Riswanto, 2013). Faktor
yang paling besar pengaruhnya adalah faktor pra analitik yaitu kesalahan mencapai
68%, analitik 13% dan pasca analitik 19% (Usman, 2015). Tahapan pra-analitik
adalah semua hal yang dilakukan terhadap spesimen pasien sebelum dianalisis dan
merupakan sumber kesalahan terbesar (Chhillar et al., 2010). Salah satu faktor pra
analitik yang berpengaruh dalam pemeriksaan hematokrit adalah penyimpanan
sampel dan penundaan pemeriksaan. Penyimpanan sampel sering dilakukan karena
terjadi penundaan pemeriksaan di laboratorium. Penundaan terjadi disebabkan oleh
beberapa hal diantaranya kurangnya jumlah tenaga laboratorium sehingga
pengumpulan sampel dilakukan terlebih dahulu hingga selesai kemudian diperiksa
secara bersamaan, pemadaman listrik yang tidak terduga, keterlambatan pengiriman
sampel darah yang pasiennya berasal dari kamar inap yang jaraknya jauh dari
laboratorium, dan sebagainya sehingga pemeriksaan sampel tertunda lebih dari 1 jam.
Pemeriksaan yang menggunakan darah EDTA harus segera dilakukan, bila
terpaksa ditunda sebaiknya harus diperhatikan batas waktu penyimpanan untuk
masing-masing pemeriksaan. Darah EDTA dapat disimpan selama 24 jam pada suhu
4˚C tanpa memberikan penyimpanan yang bermakna, sedangkan darah EDTA yang
disimpan pada suhu kamar lebih dari satu jam dapat menyebabkan penurunan nilai
hematokrit. Penurunan nilai hematokrit disebabkan oleh eritrosit yang mengalami
penyusutan (krenasi). Penyusutan terjadi pada darah yang dibiarkan pada suhu kamar
dalam waktu yang lama sehingga saat dilakukan pemeriksaan menggunakan alat
otomatis hasil pemeriksaan hematokrit akan mengalami penurunan (Patel N, 2009).
Penelitian yang dilakukan Nauroh Nadzifah (2020) mengenai Pengaruh Lama
Penyimpanan Darah EDTA dalam Lemari Es (Suhu 4⁰C) Terhadap Nilai Hematokrit
Menggunakan Hematology Analyzer menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
bermakna dari hasil pemeriksaan hematokrit yang dilakukan setelah penyimpanan
dalam lemari es suhu 4⁰C Selama 0 jam, 1 jam, dan 2 jam. Oleh karena itu peneliti
ingin membuktikan ada tidaknya perbedaan nilai hematokrit pada sampel yang
ditunda 3 jam pada suhu ruang dan suhu 2-8⁰C.
3
2.2. Darah
2.2.1. Definisi Darah
Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup mulai dari manusia
hingga binatang. Fungsi darah yaitu mengangkut oksigen, sebagai mekanisme
pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mekanisme hemostasis (Bakta, 2013).
Komposisi darah manusia terdiri dari plasma darah, sel darah, protein, dan zat
terlarut lainnya. Plasma darah merupakan bagian cairan yang jernih dan berwarna
kekuningan yang hampir 90% kandungannya adalah air dan bertugas untuk
mengedarkan sari makanan keseluruh tubuh. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu
sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
6
7
urea, asam urat, kreatinin, kolesterol, dan asam amino. Fungsi utama plasma
yaitu sebagai perantara untuk menyalurkan makanan, mineral, lemak, glukosa,
dan asam amino keseluruh tubuh. Plasma juga berfungsi sebagai perantara
untuk mengangkut zat-zat yang dibuang seperti urea, asam urat, dan lain-lain.
Gambar 3. Trombosit atau keping darah (Sumber: Kosasih, A.S dan Kosasih
E.N. 2008)
10
2.3. Hematokrit
2.3.1. Definisi Hematokrit
Hematokrit adalah volume eritrosit yang di pisahkan dari plasma dengan
memutarnya di dalam tabung khusus yang nilainya di nyatakan dalam persen.
Hematokrit adalah perbandingan bagian dari darah yang mengandung eritrosit
terhadap volume seluruh darah yang dihitung dalam % (Sutedjo, 2009). Menurut
Kee (2007) hematokrit merupakan volume sel darah merah yang ditemukan dalam
100 ml darah yang dihitung jumlahnya dalam bentuk persen (%). Kiswari (2014)
menyatakan nilai hematokrit yaitu perbandingan antara volume eritrosit dengan
volume darah keseluruhan dan dinyatakan dalam persen.
11
kecepatan 3000 rpm, tinggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang
dinyatakan dalam persen. Metode makro sudah tidak banyak lagi digunakan
(Riswanto, 2013).
2. Mikrohematokrit
Metode mikrohematokrit merupakan gold standard untuk pemeriksaan
hematokrit, namun pemeriksaan menggunakan metode mikrohematokrit
mungkin kurang akurat karena dipengaruhi oleh banyak faktor (Gebretsadkan et
al., 2015). Salah satu faktor yang mempengaruhi pada metode mikrohematokrit
misalnya jika volume darah yang diambil kurang dari 2/3 tabung (Nuryati dan
Suhardjono, 2016). Tabung yang digunakan pada metode mikrohematokrit
yaitu tabung kapiler, tabung yang dapat digunakan ada dua macam, yaitu
tabung yang dilapisi antikoagulan ammonium heparin dan tabung yang tidak
mengandung antikoagulan. Tabung mikrohematokrit dirancang untuk
digunakan menggunakan sentrifus khusus (Riswanto, 2013), setelah dilakukan
sentrifuge, panjang kolom eritrosit ditentukan dengan menggunakan skala
pembaca.
3. Hematologi Analyzer
Pengukuran kadar hematokrit dapat dilakukan menggunakan metode
otomatis dengan alat hematologi analyzer. Hematologi analyzer adalah alat
penghitung sel darah lengkap yang terdiri dari beberpa parameter pemeriksaan
dan diukur secara bersamaan (Vis & Huisman, 2016).
Pengukuran hitung jumlah sel pada alat hematologi analyzer berdasarkan
prinsip flowcytometri. Flowcytometri adalah metode pengukuran, jumlah dan
sifat-sifat sel yang dibungkus oleh aliran cairan melalui celah sempit. Ribuan
sel dialirkan melalui celah tersebut sedemikian rupa sehingga sel dapat lewat
satu per satu, kemudian dilakukan penghitungan jumlah sel dan ukurannya.
Pemeriksaan menggunakan hematology analyzer memiliki kelebihan antara
lain:
13
c. Plasma
Pemeriksaan hematokrit, plasma harus pula diamati terhadap adanya
ikterus atau hemolisis. Keadaan fisiologis atau patofisiologis pada plasma dapat
mempengaruhi pemeriksaan hematokrit (Nugraha, 2015).
2. Faktor In vitro
a. Pemusingan/ sentrifugasi
Penempatan tabung kapiler pada lubang jari-jari sentrifus yang kurang
tepat dan penutup yang kurang rapat dapat menyebabkan hasil pembacaan
hematokrit tinggi palsu. Kecepatan putar sentrifus dan pengaturan waktu
dimaksudkan agar eritrosit memadat secara maksimal dan harus diatur secara
tepat. Pemakaian mikrosentrifus dalam waktu yang lama mengakibatkan alat
menjadi panas sehingga dapat mengakibatkan hemolisis dan nilai hematokrit
menjadi rendah palsu (Wirawan, 2011).
b. Antikoagulan
Volume darah dengan antikoagulan yang tidak sebanding akan
mengakibatkan sel eritrosit menjadi mengkerut atau sehingga darah menjadi
encer dan nilai hematokrit menjadi tinggi palsu (Nugraha, 2015).
c. Pembacaan yang tidak tepat
d. Bahan pemeriksaan yang tidak dihomogenkan sebelum pemeriksaan.
e. Suhu dan Waktu Penyimpanan Sampel
Bahan pemeriksaan sebaiknya segera diperiksa, jika dilakukan penundaan
pemeriksaan sebaiknya sampel disimpan pada 4 derajat selsius selama 24 jam
memberikan nilai hematokrit yang lebih tinggi (Gandasoebrata, 2010).
15
Darah
Hematokrit
Faktor yang
mempengaruhi nilai
hematokrit
Ditunda 3 jam
Perbedaan Nilai
Hematokrit
2.8. Hipotesis
Adanya perbedaan nilai hematokrit pada sampel yang ditunda 3 jam pada suhu
ruang dan suhu 2-8°C menggunakan metode otomatis.
BAB III
METODE PENELITIAN
17
18
4. Prinsip
Prinsip flowcytometri dimana pengukuran dari jumlah dan sifat-sifat dari sel
yang dapat dibungkus oleh aliran cairan kemudian dilewatkan bersama aliran
melalui celah, sel dapat lewat satu per satu kemudian dilakukan perhitungan
jumlah sel dan ukurannya (Koehane, 2016). Reagen ulfolyser melisikan sel
darah merah dan bereaksi dengan hemoglobin membentuk oxyhemoglobin
yang dimodifikasi, konsentrasinya diukur dengan melewatkan cahaya
monokromatis. Cahaya yang diserap berbanding lurus dengan konsentrasi
suatu zat, semakin banyak cahaya yang diserap. Reagen sulfolyser
melisiskan sel darah merah konsentrasinya diukur dengan melewatkan
cahaya monokromatis. Cahaya yang diserap berbanding lurus dengan
konsentrasi suatu zat semakin banyak cahaya yang diserap (Setiani, 2017).
3.7.2. Analitik
Prosedur pemeriksaan jumlah hematokrit, yaitu alat dalam status ready.
Sistem pada mode whole blood mode, jika tidak pada mode whole blood maka
ditekan tombol [mode] untuk merubah analysis mode dan gunakan tombol
[left]/[right] untuk memilih “whole blood”, kemudian tekan tombol [enter]. Tekan
tombol [sample no.] untuk memasukkan nomor identitas darah sample, kemudian
tekan tombol [enter]. Reagen kontrol dan sampel dihomogenisasikan kemudian
diperiksa dengan baik secara berurutan mulai dari kontrol high, normal, low. Tutup
reagen kontrol atau sampel dibuka dan letakkan di bawah aspiration probe. Ujung
probe menyentuh dasar botol darah sampel agar tidak menghisap udara. Ditekan
start switch untuk memulai proses. Botol darah reagen atau sampel ditarik dari
bawah probe setelah terdengar bunyi beep dua kali. Hasil akan tertampil pada layar
dan secara otomatis tercetak pada kertas printer.
21
Darah Vena
Analisa Data
DAFTAR PUSTAKA