Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Perekam Medis
dan Informasi Kesehatan Stikes Achmas Yani Yogyakarta
Disusun oleh :
Rahmadhani Siregar
1314083
PROGRAM STUDI
REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN( D-3 )
STIKES JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan segala
rahmat dan nikmatnya berupa kesehatan, kesempatan, kekuatan, keinginan, serta
kesabaran, sehingga dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dengan judul
”GAMBARAN RAK PENYIMPANAN DALAM PENGELOLAAN
BERKAS REKAM MEDIS INAKTIF DI RUMAH SAKIT” ini dengan baik.
Adapun karya tulis ilmiah ini disusun dan dibuat untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Perekam dan Informasi
Kesehatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Selanjutnya saya ucapkan
terima kasih kepada :
1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Jendral A.Yani Yogyakarta;
2. Sis Wuryanto, A.MdPerKes.,SKM., MPH,selaku Ketua Prodi Rekam Medis
dan Informasi Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Achmad
Yani Yogyakarta dan sekaligus pembimbing yang telah membantu dalam
pembuatan laporan karya tulis ilmiah ini;
3. Marsekal Pertama TNI dr. M. Daradjat, Sp.An, selaku Kepala RSPAU dr. S.
Hardjolukito;
4. Letkol Kes Estina Racmajati selaku Kepala Bagian Binkompetensi RSPAU dr.
S. Hardjolukito;
5. Letkol Kes Nurul Hidayat selaku Kepala Pelayanan Medis RSPAU dr. S.
Hardjolukito;
6. Letkol Kes Nina Amelina selaku Kasi RMIK RSPAU Dr. S. Hardjolukito;
7. Segenap staf dan karyawan Rekam Medis RSPAU Dr. S. Hardjolukito;
8. Rekan-rekan seperjuangan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad
Yani prodi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan yang saya banggakan dan
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan magang ini yang
tidak dapat kami sebutkan satu persatu;
9. Teristimewa orang tua saya yaitu ayahanda dan ibunda tercinta yang
telah memberikan kepercayaan serta limpahan kasih sayang;
Saya menyadari bahwa hasil karya tulis ilmiah yang dibuat ini masih jauh
dari yang diharapkan, sehingga banyak terdapat kekurangan bahkan kesalahan
yang terdapat dalam penulisan karya tulis ilmiah ini dari segi isi maupun
penulisannya. Dalam hal ini semoga karya tulis ilmiah dapat bermanfaat bagi
pembaca dan dapat digunakan pada masa yang akan datang.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
2. Kebutuhan Rak Penyimpanan Rekam Medis Inaktif ............................. 55
3. Rak Penyimpanan Berkas Rekam Medis Inaktif .................................... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 58
A. Kesimpulan ............................................................................................. 58
B. Saran ....................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR SINGKATAN
viii
GAMBARAN RAK PENYIMPANAN DALAM PENGELOLAAN BERKAS
REKAM MEDIS INAKTIF DI RSPAU dr. S. HARDJOLUKITO
TAHUN 2017
INTISARI
ix
The Description of Filing Cabinet in Inactive Medical Record Files
Administration in dr. S. Hardjolukito Air Force Hospital in 2017
ABSTRACT
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit menurut UU No 44 tahun 2009 adalah sarana pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna yang
mencakup pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Pesatnya
perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi serta membaiknya keadaan sosial
ekonomi dan pendidikan, mengakibatkan perubahan sistem penilaian masyarakat
yang menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu, oleh karena itu rumah sakit
harus mempunyai visi dan misi yang jelas.
Rumah sakit adalah institusi kesehatan yang berfungsi untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan berupa pelayanan rawat jalan, rawat inap,
pelayanan gawat darurat, pelayanan rujukan yang mencakup pelayanan rekam
medis dan penunjang medis yang dimanfaatkan untuk penelitian, pendidikan dan
pelatihan tenaga kesehatan (Rustiyanto,2009). Rumah sakit harus
menyelenggarakan rekam medis untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang
diberikan. Penyelenggaraan rekam medis dimulai dari pasien datang kemudian
proses pencatatan data selama pasien mendapat pelayanan di rumah sakit.
Kemudian dilanjutakan dalam manajemen berkas rekam medis dari pengolahan
sampai dengan penyimpanan.
Rekam medis menurut Permenkes (2008), adalah berkas atau bukti tertulis
yang berisikan catatan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada saarana pelayanan
kesehatan yang sewaktu-waktu dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu
perlunya pengelolaan ruang penyimpanan yang baik untuk menjaga berkas rekam
medis agar tidak rusak dan tidak terjadi penumpukan berkas rekam medis.
Sistem penyimpanan berkas rekam medis sangat penting bagi sebuah rumah
sakit. Sebelum menentukan suatu sistem yang akan dipakai perlu terlebih dahulu
mengetahui bentuk penyusunan penyimpanan yang ada dalam pengelolaan rekam
1
2
medis, dari hal cara penyimpanan, tenaga rekam medis, lokasi penyimpanan,
media penyimpanan, hingga peralatan dan perlengkapan yang di butuhkan.
Sistem retensi adalah sistem yang mengatur jangka waktu penyimpanan
berkas rekam medis. Jangka waktu penyimpanan berkas rekam medis diatur
dalam Permenkes 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 8 yang berisikan rekam
medis pasien rawat inap di rumah sakit wajib menyimpan sekurang-kurangnya
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat
atau dipulangkan. Setelah batas waktu 5 (lima) tahun rekam medis dapat
dimusnahkan, kecuali ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik hanya
disimpan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung dari tanggal dibuatnya
ringkasan tersebut.
RSPAU dr. S. Hardjolukito adalah rumah sakit tipe B yang terletak di jln.
Raya Janti Blok “O” Yogyakarta. RSPAU dr. S. Hardjolukito memiliki
penyimpanan berkas rekam medis menggunakan sistem sentralisasi atau terpusat
dimana rekam medis diletakkan menjadi satu tempat. Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan dengan wawancara terhadap petugas rekam medis di
instalasi rekam medis di RSPAU dr. S. Hardjolukito, kesulitannya pencarian
berkas rekam medis inaktif dan dari 20 sampel peneliti mulai dari tahun 2008 -
2012, tidak dapat diambil satupun berkas rekam medis. meskipun sudah memliki
ruangan penyimpanan inaktif yang mencukupi, akan tetapi ketersediaan rak
inaktif baru saja tersedia dan masih dalam tahap proses pembuatan, selain itu
berkas rekam medis inaktif hanya diletakkan di lantai dan disimpan secara acak di
dalam kotak kardus tidak sesuai dengan urutannya. Dari studi pendahuluan
tersebut maka penulis tertarik mengambil judul “GAMBARAN RAK
PEYIMPANAN DALAM PENGELOLAAN BERKAS REKAM MEDIS
INAKTIF DI RSPAU dr. S. Hardjoluktio”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah yaitu
bagaimanakah penyimpanan berkas rekam medis inaktif di RSPAU dr. S.
Hardjolukito yang dapat meningkatkan kualitas data pelayan kesehatan.
3
C. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran rak penyimpanan dalam pengelolaan berkas rekam medis
inaktif ?
D. Tujuan Khusus
1. Mengetahui luas ruang penyimpanan berkas rekam medis inaktif.
2. Menghitung kebutuhan rak penyimpanan rekam medis inaktif.
3. Menggambarkan rak penyimpanan berkas rekam medis inaktif.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi mahasiswa
Menambah pengetahuan bagi mahasiswa disamping teori yang didapat
sewaktu perkuliahan di dunia kerja, juga sebagai tolak ukur untuk memasuki
dunia kerja yang sesungguhnya.
2. Manfaat bagi rumah sakit
Dapat digunakan sebagai bahan atau informasi dan evaluasi pelayanan
kesehatan dan peningkatan sistem kinerja untuk petugas rekam medis dimasa
yang akan datang di RSPAU dr. S. Hardjolukito.
3. Manfaat bagi Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Sebagai bahan pertimbangan dan panduan untuk mahasiswa yang akan
melakukan praktek dan penelitian dimasa mendatang dan menambah
kerjasama dengan rumah sakit pemerintah maupun swasta.
F. Keaslian Penelitian
1. Atika Nur Wahyuningtyas, dengan judul “Tinjauan Pelaksanaan Pengelolaan
Dokumen Rekam Medis (DRM) di Filing Rawat Inap Inaktif di RSUD Kota
Semarang tahun 2015”.
Tujuan dari penelitian Atika adalah mendeskripsikan pelaksanaan
pengelolaan dokumen rekam medis inaktif di RSUD Kota Semarang, cara
pengumpulan data observasi dan wawancara. Hasil penelitian Atika adalah
manajeman arsip rekam medis di RSUD Kota Semarang harus mencatatkan
dokumen rekam medis aktif yang dipindahkan ke rekam medis inaktif dan
4
26
27
5) Poliklinik Obsgyn
6) Poliklinik Saraf
7) Poliklinik Mata
8) Poliklinik THT
9) Poliklinik Kulit kelamin
10) Poliklinik Umum/Air crew
11) Poliklinik Urologi
12) Poloklinik Jantung
13) Poliklinik Orthopedi
14) Rehabmedik
15) Poliklinik Paru
16) Poliklinik Jiwa
17) Poliklinik Akupuntur
18) Poliklinik Bedah Mulut
19) Poliklinik Bedah Saraf
20) Onkologi dan Poliklinik VCT
b. Pelayanan 24 Jam
1) Rawat Inap
2) Bangsal Kebidanan
3) Bangsal Penyakit Anak
4) Bangsal Bedah Kelas III
5) Bangsal Bedah Kelas I dan II
6) Bangsal Penyakit Dalam Kelas I dan II
7) Ruang ICU/ICCU/NICU/PICU
4. Pelayanan Pemeriksaan Penunjang
a. MRI
b. CT-Scan
c. Laboratorium
d. Radiologi
29
dengan jaminan sudah tertata dengan baik dan didukung dengan adanya
mesin antrian dan pemanggilan yang terkomputerisasi.
B. Hasil
1. Luas Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Inaktif
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas filing dan observasi
yang dilakukan oleh peniliti di RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta, untuk
luas ruang penyimpanan berkas rekam medis inaktif sesuai dengan hasil
pengukuran yang diperoleh yaitu luas 39,2m² dengan panjang 7m² dan lebar
5,6m². Ruang penyimpanan rekam medis inaktif terletak di bagian belakang
pada Gudang lantai 2 (Dua) RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta. Berikut
hasil wawancara kepada petugas filing dan hasil observasi yang diperoleh :
Hal ini senada dengan hasil wawancara yang diperoleh dari triangulasi :
bagi petugas filing akan berbahaya akan tingkat kecelakaan kerja. Untuk itu
luas ruang penyimpanan yang dihitung adalah :
Panjang Ruang = (Jarak Antar Rak x Jumlah space) + (Lebar Rak x Jumlah
Rak)
= (50 cm x 6) + (80cm x 5)
= 300cm + 400cm
= 700cm
= 7m
Lebar Ruang = (Jarak Antar Rak x Jumlah antar jajaran rak) + (Panjang Rak)
= (60cm x 1) + 500cm
= 560cm
=5,6m
Luas Ruang = Panjang Ruang x Lebar Ruang
= 7m x 5,6m
= 39,2m²
Jadi luas ruang penyimpanan di RSPAU dr. S. Hardjolukito dengan
menggunakan rak besi rakitan adalah 39,2m².
32
Hal ini senada dengan hasil wawancara yang diperoleh dari triangulasi :
“yang sudah terinput kurang lebih sekitar 7000 tapi yang belum terinput
masih banyak banget kayaknya ee.. kurang lebih 10000an”.
Triangulasi
Hasil wawancara dengan petugas filing belum sesuai dengan hasil
yang penelitian yang dilakukan oleh peneliti, berdasarkan hasil perhitungan
kembali berkas rekam medis inaktif berjumlah 27.064 berkas. Jumlah
tersebut sudah termasuk berkas rekam medis untuk rawat jalan dan rawat
inap. Pada hasil penelitian ini akan menghitung jumlah berkas yang terisi
pada rak penyimpanan rekam inaktif yang sudah disediakan. Berikut hasil
perhitungan yang telah dilakukan :
33
1
1
Rata-rata ketebalan berkas rekam medis rawat jalan dan rawat inap yaitu 0,50 cm.
Jumlah berkas rekam medis inaktif dalam satu meter berkas rawat jalan
dan rawat inap yaitu 200 berkas.
34
= 270 meter
Jadi panjang jajaran berkas rekam medis rawat inap dan rawat jalan adalah
270 meter untuk 2 tahun kedepan.
e. Menentukan jenis rak yang akan dipakai (panjang,muka,shaft)
Untuk menentukan rak jenis yang digunakan adalah rak besi rakitan
dengan panjang 5 meter, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Panjang 1 rak penyimpanan jenis rak besi rakitan
= panjang x shaft x muka
= 5m x 8 shaft x 2 muka
= 80 meter
f. Setelah itu akan diperoleh jumlah unit rak yag dibutuhkan
Setelah diketahui panjang jajaran dan jenis rak yang digunakan untuk 2 tahun
mendatang, akan diketahui jumlah rak yang dibutuhkan dengan perhitungan
penggunaan rak besi rakitan digunakan akan diperoleh hasil :
Jadi rak penyimpanan berkas rekam medis inaktif yang dibutuhkan untuk 2
tahun mendatang adalah 3,3 rak.
35
Hal ini senada dengan hasil wawancara yang diperoleh dari triangulasi :
Keterangan :
Panjang Rak : 400cm
Lebar Rak : 80cm
Tinggi Rak : 295cm
Tinggi antar shaft : 35cm
Jenis rak : Besi Rakitan
Bahan : Besi dan Papan kayu
38
b. Alternatif pilihan ruang dan rak penyimpanan berkas rekam medis inaktif
dalam bentuk Layout dan gambar 3D menurut peneliti di RSPAU dr. S.
Hardjolukito :
1) Gambaran rak penyimpanan besi rakitan A :
Keterangan :
Panjang Rak : 400cm
Lebar Rak : 80cm
Jarak Antar Rak : 95cm
Jarak Dinding : 160cm
41
Keterangan :
Panjang Rak : 400cm
Lebar Rak : 80cm
Tinggi Rak : 190cm
Tinggi antar shaft : 35cm
Jenis rak : Besi Rakitan
Bahan : Besi dan Papan Kayu
42
Keterangan :
Panjang Rak : 400cm
Lebar Rak : 40cm
Tinggi Rak : 190cm
Tinggi antar shaft : 35cm
Jenis rak : Besi Rakitan
Bahan : Besi dan Papan Kayu
43
Gambar 4. 10 Tampak Atas Dari Samping Ruang dan Rak penyimpanan A (3D)
44
Gambar 4. 15 Tampak Atas Dari Samping Ruang dan Rak penyimpanan A (3D)
48
Keterangan :
Panjang Rak : 400cm
Lebar Rak/muka : 40cm
Jarak Antar Rak : 80cm
Jarak Dinding : 30cm
Jarak antar jajaran : 160cm
49
Keterangan :
Panjang Rak : 400cm
Lebar Rak/muka : 40cm
Tinggi Rak : 210cm
Tinggi antar shaft : 35cm
Lantai Rel Rak : 640cm
Jenis rak : Roll’o’pack
Bahan : Besi
50
Keterangan :
Panjang Rak : 400cm
Lebar Rak/muka : 40cm
Tinggi Rak : 210cm
Tinggi antar shaft : 35cm
Jenis rak : Roll’o’pack
Bahan : Besi
51
Gambar 4. 20 Tampak Atas Dari Samping Ruang Dengan Rak roll’o’pack (4m)
52
Keterangan :
Panjang Rak : 100cm
Lebar Rak : 40cm
Jarak Antar Rak : 80cm
Jarak Dinding : 220cm
Jarak antar jajaran : 130cm dan 120cm
53
Keterangan :
Panjang Rak : 100cm
Lebar Rak : 40cm
Tinggi Rak : 210cm
Tinggi antar shaft : 35cm
Lantai Rak : 240cm
Jenis rak : Roll’o’pack
Bahan : Besi
54
Gambar 4. 24 Tampak Atas Dari Samping Ruang Dengan Rak roll’o’pack (1m)
55
C. Pembahasan
1. Luas Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Inaktif
Menurut perhitungan luas ruang penyimpanan berkas rekam medis
inaktif yang dilakukan selama penelitian di RSPAU dr. S. Hardjolukito
diperoleh dengan jumlah yaitu luas 39,2m² dengan panjang 7m² dan lebar
5,6m². Dalam menentukan luas ruang penyimpanan adalah salah satu faktor
untuk mendesain rak penyimpanan yang telah dipaparkan oleh Rustiyanto
(2011), menyatakan luas ruang penyimpanan harus memadai (baik untuk rak
berkas rekam medis aktif dan inaktif). Ruang penyimpanan berkas rekam
medis aktif dan inaktif sebaiknya harus disendirikan, karena hal ini akan lebih
memudahkan petugas didalam mengambil berkas rekam medis dan
pemusnahan berkas rekam medis inaktif.
2. Kebutuhan Rak Penyimpanan Rekam Medis Inaktif
Menurut permenkes RI No. 269/MENKES/PER/2008 tentang rekam
medis wajib disimpan sekurang-kurang selama 5 tahun terhitung dari tanggal
pasien datang atau periksa di rumah sakit terakhir kali kunjungan. Untuk
rekam medis inaktif wajib disimpan sekurang-kurangnya 2 tahun terhitung
dari kunjungan terakhir sesaui dari jadwal retensi yang telah ditentukan.
Menurut KARS (2012) berkas rekam medis klinis pasien, serta data dan
informasi lainnya disimpan (retensi) untuk jangka waktu yang cukup dan
mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku guna mendukung
asuhan pasien, manajemen, dokumentasi yang sah secara hukum, riset dan
pendidikan. Dalam perhitungan ini memilih tahun kebutuhan penyimpanan
berkas rekam medis untuk 2 tahun mendatang.
Pada hasil perhitungan berkas rekam medis inaktif yang akan terisi di
rak penyimpanan inaktif membutuhkan 12 shaft dan perhitungan kebutuhan
rak untuk 2 (dua) tahun kedepan akan memerlukan 3,3 Rak penyimpanan.
Perhitungan untuk kebutuhan rak penyimpanan berkas rekam medis inaktif
sudah sesaui dengan IFHIMA (2012) yang dilakukan oleh peneliti dengan
mempertimbangkan tipe sistem penyimpanan yang digunakan dalam rekam
medis meliputi sistem penomoran, berapa tahun berkas rekam medis aktif
56
disimpan, Berapa lama waktu rekam medis diretensi dan tipe rak
penyimpanan yang digunakan. Rak yang ada di ruang penyimpanan inaktif
yaitu dengan tinggi 280cm, panjang 500cm, dan lebar 80cm.
3. Rak Penyimpanan Berkas Rekam Medis Inaktif
Bagian filing merupakan salah satu bagian di unit rekam medis. Peran
dan fungsi dalam pelayanan rekam medis yaitu sebagai penyimpanan berkas
rekam medis untuk berbagai keperluan, pelindung berkas rekam medis
terhadap kerahasiaan isi data rekam medis. Menurut Budi (2011)
penyimpanan berkas rekam medis bertujuan untuk mempermudah dan
mempercepat dalam pengambilan dan pengembalian berkas rekam medis,
melindungi berkas dari bahaya pencurian, dan kerusakan fisik, kimiawi dan
biologi. Untuk itu dalam pemilihan bahan penyimpanan berkas rekam medis
harus mempertimbangkan berbagai hal. Rak penyimpanan berkas rekam
medis inaktif di RSPAU dr. S. Hardjolukito memiliki 5 rak yang
menggunakan bahan besi rakitan dengan luas ruangan luas 39,2m² dengan
panjang 7m² dan lebar 5,6m². untuk spesifikasi 2 (Dua) muka, 8 shaft, tinggi
280cm, lebar 40cm/muka dan panjang 500cm untuk salah satu rak yang
terletak diposisi depan pintu memiliki panjang 400cm.
Ruang penyimpanan rekam medis inaktif di RSPAU dr. S.
Hardjolukito sangatlah sempit yang disebabkan adanya 5 rak penyimpanan,
sehingga untuk melakukan pekerjaan tidak efektif dan tingkat kecelakaan
kerja lebih tinggi. Apabila rak penyimpanan tersebut ditata ulang
menggunakan rak roll’o’pack atau menggunakan rak penyimpanan dengan
rak besi rakitan di ruang penyimpanan inaktif. Dengan cara ini akan
membuka jarak antar rak yang memenuhi standar di ruangan penyimpanan
yang kedepannya dapat mengurangi tingkat kecelakaan dan supaya petugas
filing dapat melakukan pekerjaan secara nyaman. Namun untuk rak
penyimpanan menggunakan roll’o’pack memerlukan biaya yang sangat mahal
dibandingkan dalam menggunakan rak besi rakitan, akan tetapi dalam
penggunaan roll’o’pack ini dapat memaksimalkan penyimpanan berkas
rekam medis inaktif dan untuk ketahanan roll’o’pack dapat dipergunakan
57
dalam jangka waktu yang cukup lama. Berikut spesifikasi rak penyimpanan
yang dihitung sesuai dengan luas ruang penyimpanan inaktif yang ada di
RSPAU dr. S. Hardjolukito :
a) Panjang rak 400cm dengan lebar rak 80cm, maka jarak antar rak 95cm
dan jarak dinding 160cm.
b) Panjang rak 200cm dengan lebar rak 80cm, maka jarak antar rak 95cm
dan jarak dinding yaitu 80cm dan 220cm.
c) Panjang rak 400cm dengan lebar setiap satu muka rak 40cm, maka jarak
antar rak 80cm, jarak antara dinding dan roll’o’pack yaitu 30cm dan
160cm.
d) Panjang rak 100cm dengan lebar setiap satu muka rak 40cm, maka jarak
antar rak 80cm, jarak dinding 220cm dan jarak antar jajaran yaitu 130cm
dan 120cm.
Dalam hal ini telah dipaparkan oleh Rustiyanto (2011) yang
menyatakan desain rak filing adalah kegiatan merancang rak penyimpanan
berkas rekam medis di pelayanan kesehatan dan faktor yang mempengaruhi
didalamnya yaitu folder berkas rekam medis, ruang penyimpanan, frekuensi
penyimpanan, personil (petugas filing), perlindungan keamaanan, dan lama
waktu penyimpanan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang berjudul “Gamabaran
Rak Dalam Pengelolaan Berkas Rekam Medis Inaktif di RSPAU dr. S.
Hardjolukito tahun 2017” yang telah disajikan pada Bab IV dapat disimpulkan
bahwa :
1. Luas ruang penyimpanan rekam medis inaktif di RSPAU dr. S. Hardjolukito
sudah memadai dan rak penyimpanan rekam medis inaktif baru tersedia,
untuk saat ini masih dalam tahap penyelesaian.
2. Kebutuhan rak penyimpanan rekam medis inaktif 2 (dua) tahun mendatang di
RSPAU dr. S. Hardjolukito sebanyak 3 rak penyimpanan. Namun berkas
rekam medis inaktif belum sama sekali ditata ke setiap rak penyimpanan yang
dikarenakan baru memiliki rak penyimpanan rekam medis inaktif.
3. Rak penyimpanan berkas rekam medis inaktif di RSPAU dr. S. Hardjolukito
memiliki 5 rak penyimpanan, dalam pengadaan rak penyimpanan tersebut
tidak memperhitungkan luas ruang yang dibutuhkan. Sehingga rak yang ada
di ruang penyimpanan inaktif memakan tempat sehingga menjadi sempit. Hal
ini mempengaruhi faktor pekerjaan petugas filing dan penyimpanan untuk
berkas rekam medis inaktif menjadi tidak efisien.
B. Saran
Saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya meninjau kebutuhan rak yang akan diperlukan untuk menyimpan
berkas rekam medis inaktif dan rak penyimpanan yang masih dalam tahap
penyelesaian harus dapat digunakan secepatnya agar mencapai kualitas
penyimpanan yang baik guna menanggulangi penumpukan berkas rekam
medis inaktif.
2. Sebaiknya dalam penataan rak harus diperhitungkan sesuai dengan luas
ruangan dengan cara pemotongan rak penyimpanan ataupun pemindahan
salah satu rak penyimpanan yang ada di ruang penyimpanan inaktif. Agar rak
58
59
Basir, Barthos. 2016 Manajmen Kearsipan Untuk Lembaga Negara, Swasta, dan
Perguruan Tinggi. Jakarta:Bumi Aksara.
Budi, Savitri Citra. 2011. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta :
Quantum Sinergis Media.
WHO. 2002. Medical Record Manual A Guide For Developing Countries. World
Health Organization.
L
A
M
P
I
R
A
N
PROGRAM STUDI
REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN (D3)
STIKES JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
PEDOMAN WAWANCARA
A. Identitas Responden
Nama : Triangulasi
Pekerjaan : PNS
Lokasi : Rekam Medis RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta
Tanggal,Pukul : 21 Juli 2017, pukul 13.45 WIB
B. Daftar Pertanyaan
1. Apakah anda lulusan D3 Rekam Medis?
2. Apa yang anda ketahui tentang pengelolaan berkas rekam medis inaktif?
3. Apakah anda pernah mendapatkan pengetahuan tentang manajeman filing
melalui pelatihan atau seminar?
4. Apakah sudah memiliki ruang penyimpanan rekam medis inaktif ?
5. Berapa luas ruang penyimpanan rekam medis inaktif ?
6. Apakah sudah mempuyai rak penyimpanan untuk berkas rekam medis inaktif ?
7. Berapa jumlah berkas rekam medis inaktif yang di input kedalam komputer
dan ada berapa jumlah berkas rekam medis inaktif yang tidak terinput ?
8. Berapa lama dalam pencarian berkas rekam medis inaktif, jika ada pasien
datang kembali meminta pelayanan kesehatan?
9. Apakah rekam medis inaktif itu penting?mengapa?
10. Apakah anda mengalami kendala dalam melakukan pencarian berkas
rekam medis yang inaktif?
PROGRAM STUDI
REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN (D3)
STIKES JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
PEDOMAN WAWANCARA
A. Identitas Responden
Nama : Responden A
Pekerjaan : TNI AU
Lokasi : Rekam Medis RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta
Tanggal,Pukul : 18 Juli 2017, pukul 15.00 WIB
B. Daftar Pertanyaan
1. Apakah anda lulusan D3 Rekam Medis?
2. Apa yang anda ketahui tentang pengelolaan berkas rekam medis inaktif?
3. Apakah anda pernah mendapatkan pengetahuan tentang manajeman filing
melalui pelatihan atau seminar?
4. Apakah sudah memiliki ruang penyimpanan rekam medis inaktif ?
5. Berapa luas ruang penyimpanan rekam medis inaktif ?
6. Apakah sudah mempuyai rak penyimpanan untuk berkas rekam medis inaktif ?
7. Berapa jumlah berkas rekam medis inaktif yang di input kedalam komputer
dan ada berapa jumlah berkas rekam medis inaktif yang tidak terinput ?
8. Berapa lama dalam pencarian berkas rekam medis inaktif, jika ada pasien
datang kembali meminta pelayanan kesehatan?
9. Apakah rekam medis inaktif itu penting?mengapa?
10. Apakah anda mengalami kendala dalam melakukan pencarian berkas
rekam medis yang inaktif?
PROGRAM STUDI
REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN (D3)
STIKES JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
PEDOMAN WAWANCARA
A. Identitas Responden
Nama : Responden B
Pekerjaan : TL/Staf Rekam Medis
Lokasi : Rekam Medis RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta
Tanggal,Pukul : 21 Juli 2017, pukul 14.53 WIB
B. Daftar Pertanyaan
1. Apakah anda lulusan D3 Rekam Medis?
2. Apa yang anda ketahui tentang pengelolaan berkas rekam medis inaktif?
3. Apakah anda pernah mendapatkan pengetahuan tentang manajeman filing
melalui pelatihan atau seminar?
4. Apakah sudah memiliki ruang penyimpanan rekam medis inaktif ?
5. Berapa luas ruang penyimpanan rekam medis inaktif ?
6. Apakah sudah mempuyai rak penyimpanan untuk berkas rekam medis inaktif ?
7. Berapa jumlah berkas rekam medis inaktif yang di input kedalam komputer
dan ada berapa jumlah berkas rekam medis inaktif yang tidak terinput ?
8. Berapa lama dalam pencarian berkas rekam medis inaktif, jika ada pasien
datang kembali meminta pelayanan kesehatan?
9. Apakah rekam medis inaktif itu penting?mengapa?
10. Apakah anda mengalami kendala dalam melakukan pencarian berkas
rekam medis yang inaktif?