Anda di halaman 1dari 46

PROPOSAL SKRIPSI

EVALUASI HASIL PEMERIKSAAN


KADAR GULA DARAH MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETER DENGAN GLUKOMETER
(LIBRARY RESEARCH)

Oleh :
TRI SUDARYANTO
1713353036

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2021
EVALUASI HASIL PEMERIKSAAN
KADAR GULA DARAH MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETER DENGAN GLUKOMETER
(LIBRARY RESEARCH)

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan pada
Program Studi Teknologi Laboratorium Medis
Program Sarjana Terapan

Oleh :

TRI SUDARYANTO
1713353036

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2021

i
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS JURUSAN ANALIS
KESEHATAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
Skripsi, Juni 2021

TRI SUDARYANTO
Evaluasi Hasil Pemeriksaan Kadar Gula Darah Menggunakan Spektrofotometer
dengan Glukometer (Library Research)

xiv+30 halaman, 6 gambar, 2 tabel, dan 2 lampiran

Glukosa merupakan salah satu karbohidrat penting yang digunakan sebagai


sumber tenaga yang berperan sebagai pembentukan energi. Glukosa darah dapat
dikatakan abnormal apabila kurang atau melebihi nilai rujukan. Nilai rujukan
glukosa adalah pada rentang 60-110 mg/dl, (nilai rujukan glukosa puasa ≥ 126
mg/dl, nilai rujukan glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dl, nilai rujukan 2jpp ≥ 140
mg/dl). Salah satu pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan adalah
pemeriksaan glukosa darah, pemeriksaan tersebut dapat dilakukan dengan
spektrofotometer maupun glukometer, Tujuan penelitian ini adalah Mengevaluasi
hasil pemeriksaan tes gula darah dengan spektrofotometer dan glukometer untuk
mendapatkan hasil yang akurat. Jenis penelitian ini adalah Studi pustaka.
Berdasarkan hasil Studi pustaka yang dilakukan pada 15 artikel didapatkan hasil
yaitu bahwa terdapat 6 artikel yang berkaitan dengan evaluasi hasil pemeriksaan
kadar gula darah menggunakan spektrofotometer dengan glokometer menyatakan
tidak ada perbedaan yang signifikan, 9 hasil artikel dengan perbedaan yang
signifikan dan menunjukan nilai rerata glukometer yang lebih tinggi. Nilai rerata
cenderung lebih tinggi dikarnakan terdapat perbedaan pengambilan sampel,
pemeriksaan dengan spektrofotometer menggunakan darah vena dan glukometer
menggunakan darah kapiler, darah kapiler bisa bercampur dengan cairan jaringan
sehingga darah mengalami pengenceran. Perbedaan dari 15 artikel terletak pada
metode glukometer rata-rata hasil menunjukan bahwa metode glukometer tidak
memenuhi iso yang sudah ditetapkan sebagai standar.

Kata Kunci : Glukosa darah, spektrofotometer, glukometer,

Daftar Bacaan : 35 2006-2020

ii
BIODATA PENULIS

Nama : TRI SUDARYANTO


NIM : 1713353036
Tempat, tanggal Lahir : Way Kanan, 12 Oktober 1998
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jalan lintas sumatra, Desa Negeri Baru, Dusun
Bungur sari, Kec. Blambangan Umpu, Kab. Way
Kanan

RIWAYAT PENDIDIKAN
SD (2005-2011) : SDN I Sidoarjo
SMP (2011-2014) : SMPN 2 Baradatu
SMA (2014-2017) : SMAN 1 Baradatu
DIV (2017-2021) : Politeknik Kesehatan Tanjungkarang, Program
Studi Teknologi Laboratorium Medis Program
Sarjana Terapan, Analis Kesehatan

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI

EVALUASI HASIL PEMERIKSAAN


KADAR GULA DARAH MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETER DENGAN GLUKOMETER
(LIBRARY RESEARCH)

Penulis
Tri Sudaryanto/1713353036

Telah diperiksa dan disetujui Tim Pembimbing Skripsi Program Studi


Teknologi Laboratorium Medis Program Sarjana Terapan
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Bandar Lampung, Juni 2021

Tim Pembimbing Skripsi


Pembimbing Utama

Dr. Agus Purnomo, S.Si., MKM.

Pembimbing Pendamping

Iwan Sariyanto, S.ST., M.Si.

iv
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :


Nama : Tri Sudaryanto
NIM :1713353036
Program Studi/Jurusan : Sarjana Terapan/Analis Kesehatan

Menyatakan bahwa, saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan laporan tugas
akhir yang berjudul:
“EVALUASI HASIL PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH
MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER DENGAN GLUKOMETER ”

Apabila suatu saat nanti terbukti melakukan kegiatan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikianlah lembar pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Bandar Lampung, Juni 2021

Tri Sudaryanto

v
MOTTO

Jangan Menyerah Sebelum Bertempur !


“Nothing lasts forever, we can change the future.”
(Alucard)

vi
PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dah hidayat-Nya serta kekuatan yang
dianugerahkan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Kedua orang tuaku bapak..... dan ibu ...... serta saudara-saudaraku ......mereka
yang selalu menyebut namaku dalam doa mereka, yang tiada henti-hentinya
memberikan semangat, dukungan moril maupun materil, selalu memberi motivasi,
serta kasih sayang yang tak pernah tergantikan dengan siapapun.

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya yang telah memberikan kemudahan dalam fikiran, niat, langkah, dan
tindakan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi
Hasil Pemeriksaan Kadar Gula Darah Menggunakan Spektrofotometer dengan
Glukometer”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan Program Studi Teknologi Laboratorium Medis
Program Sarjana Terapan di Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
Penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada semua pihak yang
telah banyak memberikan bantuan dan bimbingan terutama kepada:
1. Bapak Warjidin Aliyanto, S.KM., M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang.
2. Ibu Dra. Eka Sulistianingsih, M.Kes selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
3. Ibu Sri Ujiani, S.Pd., M.Biomed selaku Ketua Program Studi Teknologi
Laboratorium Medis Program Sarjana Terapan.
4. Ibu Wiria Saputri, S.ST., M.Si selaku penguji dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Agus Purnomo, S.Si., MKM. selaku Pembimbing Utama yang telah
dengan sabar memberikan bimbingan dan saran kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini dan Bapak Iwan Sariyanto, S.ST., M.Si selaku
Pembimbing Pendamping yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran
selama membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
6. Semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung turut
membantu dalam penyusunan proposal skripisi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan dari semua pihak.

Bandar Lampung, Juni 2021


Penulis

viii
1

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL DALAM ................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
BIODATA ..................................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... v
MOTTO ......................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1


A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 3
E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 5


A. Tinjauan Teori .................................................................................... 5
B. Kerangka Teori .................................................................................. 14
C. Kerangka Konsep ................................................................................ 15

BAB III METODE PENELETIAN ......................................................... 16


A. Jenis Rancangan Penelitian ini berupa Kualitatif dan Kuantitatif .... 16
B. Prosedur Penelitian ........................................................................... 16
C. Variabel dan Definisi Oprasional ..................................................... 18
D. Sumber Data ..................................................................................... 18
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 20
F. Instrumen Penelitian ......................................................................... 20
G. Teknik Analisa Data ......................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 23

ix
2

DAFTAR TABEL

Tabel
Halaman

1.1 Tabel Variabel dan Definisi Oprasional ........................................... 19


1.2 Tabel Sumber Data ........................................................................... 20

x
3

DAFTAR GAMBAR

Gambar
Halaman

1.1 Gambar Diagram Alat Spektofotometer UV-Vis (Single beam) ....... 9


1.2 Gambar Skema Spektofotometer UV-Vis (Double beam) ................ 9
1.3 Gambar Alat Glukometer .................................................................. 13
1.4 Gambar Kerangka Teori .................................................................... 17
1.5 Gambar Kerangka Konsep ................................................................. 17

xi
4

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
Halaman

1.1 Lampiran 1 ........................................................................................ 26

xii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Glukosa merupakan salah satu karbohidrat penting yang digunakan sebagai
sumber tenaga yang berperan sebagai pembentukan energi. Glukosa dihasilkan
dari makanan yang mengandung karbohidrat yang terdiri dari monosakarida,
disakarida dan juga polisakarida. Karbohidrat akan konversikan menjadi glukosa
didalam hati dan seterusnya berguna untuk pembentukan energi dalam tubuh.
Glukosa yang disimpan dalam tubuh berupa glikogen yang disimpan pada plasma
darah (blood glucose). Glukosa berfungsi dalam otak dan sebagai bahan bakar
proses metabolisme (Subiyono, 2016).
Glukosa darah dapat dikatakan abnormal apabila kurang atau melebihi nilai
rujukan. Nilai rujukan glukosa adalah pada rentang 60-110 mg/dl, (nilai rujukan
glukosa puasa ≥ 126 mg/dl, nilai rujukan glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dl, nilai
rujukan 2jpp ≥ 140 mg/dl), apabila kadar glukosa tinggi dinamakan hiperglikemia
dan jika kurang dari normal maka dinamakan hipoglikemia (Dewa, 2016).
Salah satu pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan adalah
pemeriksaan glukosa darah, laboratorium klinik telah memusatkan pada metode
kontrol kualitas dan program penilaian kualitas yang berhubungan dengan aspek
analitik pemeriksaan. Namun, semakin banyak bukti yang terkumpul dalam
beberapa dekade terakhir menunjukkan bahwa kualitas di laboratorium klinik
tidak dapat dijamin hanya dengan berfokus pada aspek analitik semata. Mutu
pelayanan didasari penilaian hasil pelayanan laboratorium secara keseluruhan, dan
salah satu titik penting terletak di mutu pemeriksaan atau parameter yang
diperiksa. Pemeriksaan akan melalui proses yang kompleks dan panjang sebelum
dikeluarkan pemberitahuan oleh laboratorium. Proses yang dilalui dapat dibagi
menjadi praanalitik, analitik, dan pasca analitik. Di samping itu dipengaruhi pula
oleh bahan, alat, metode, dan hal lain yang terkait. Oleh karena itu perlu strategi
guna mencapai mutu pemeriksaan yang diharapkan (Ramadhani, 2019)
Pemeriksaan glukosa darah yang biasanya dilakukan adalah pemeriksaan
glukosa darah puasa, glukosa darah sewaktu, glukosa darah 2 jam post prandial
2

dan tes toleransi glukosa oral. Pada pemeriksaan glukosa 2 jam post prandial atau
glukosa darah 2 jam setelah makan dapat sekaligus dilakukan pemeriksaan
glukosa darah puasa. Jadi, setelah pemeriksaan glukosa darah puasa pasien
diminta untuk makan dan 2 jam kemudian diperiksa kembali kadar glukosa darah.
Pada sebagian tempat pemeriksaan, pola makan untuk pemeriksaan kadar glukosa
darah 2 jam post prandial ini tidak ditetapkan. Biasanya pasien hanya diminta
untuk makan seperti biasa 1 porsi makanan dan 1 gelas teh manis (Almatsier,
2006).
Pemeriksaan yang sering dilakukan pada penderita diabetes melitus adalah
pemeriksaan kadar glukosa darah, pemeriksaan tersebut dapat dilakukan dengan
spektrofotometer maupun glukometer, pemeriksaan glukosa darah dengan alat
spektrofotometer menggunakan bahan pemeriksaan darah vena, sedangkan
glukometer menggunakan bahan pemeriksaan darah kapiler. Spektrofotometer
umum digunakan di laboratorium klinik karena dianggap sebagai alat yang paling
tepat untuk menggambarkan kadar glukosa darah sehingga alat ini dijadikan
sebagai baku emas atau standar pemeriksaan kadar glukosa darah. Glukometer
dapat memberikan hasil yang lebih cepat, bahan pemeriksaan yang dibutuhkan
lebih sedikit, dan prosedur kerjanya lebih mudah dibandingkan spektrofotometer
(Mariady F, 2013).
Hasil penelitian Andi Firgiansyah 2016 dari jumlah 25 sampel darah vena
pada mahasiswa yang diperiksa kadar glukosa darahnya menggunakan alat
spektrofotometer, diperoleh nilai rata-rata sebesar 90,46 mg/dl, nilai terendah 63
mg/dl, dan nilai tertinggi 146,5 mg/dl.
Hasil penelitian Andi Firgiansyah 2016 dari sebanyak 25 sampel darah
kapiler pada mahasiswa yang diperiksa kadar glukosa darahnya menggunakan alat
glukometer, diperoleh nilai rata-rata sebesar 142,50 mg/dl, nilai terendah 100,35
mg/dl, dan nilai tertinggi 174,90 mg/dl.
3

Dari latar belakang di atas terdapat perbedaan hasil pada rata-rata kadar
glukosa darah yang diperiksa menggunakan alat spektrofotometer dan yang
diperiksa menggunakan alat glukometer. Maka dari itu peneliti tertarik ingin
menggali lebih dalam tentang kekurangan dan kelebihan dari alat
spektrofotometer dan “Evaluasi hasil pemeriksaan kadar gula darah menggunakan
Spektrofotometer dengan Glukometer”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana perbedaan hasil pemeriksaan kadar gula
darah meggunakan spektrofotometer dengan glukometer”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengevaluasi hasil pemeriksaan tes gula darah dengan spektrofotometer
dan glukometer untuk mendapatkan hasil yang akurat.
2. Tujuan Khusus
a. Mencari perbedaan hasil pemeriksaan gula darah dengan spektrofotometer
dan glukometer.
b. Mencari kekurangan dan kelebihan spektrofotometer dan glukometer.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat bagi
pihak yang bersangkutan, yaitu:
1. Bagi Peneliti
Dapat memperluas ilmu pengetahuan, wawasan, dan keterampilan dalam
menguji alat spektrofotometer dan glukometer.
2. Bagi Akademi
Sebagai refrensi untuk peneliti selanjutnya dan database bagi institusi
terutama jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Tanjung Karang.
3. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi yang tepat untuk menggambarkan hasil
pemeriksaan kadar glukosa darah dengan menggunakan spektrofotometer dan
glukometer.
4

E. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini merupakan sebuah penelitian dengan rancangan Kepustakaan
(Library Reasearh), yaitu merangkum beberapa literatur yang relevan dengan
tema yaitu evaluasi hasil pemeriksaan kadar gula darah menggunakan
spektrofotometer dengan glukometer. Dengan mengkorelasikan masing-masing
skor item dengan skor total mengenai perbandingan pemeriksaan kadar gula darah
menggunakan spektrofotometer dengan glukometer. Dalam hal ini, fokus dalam
penelitian pustaka adalah tentang evaluasi hasl pemeriksaan kadar gula darah
menggunakan spektrofotometer dengan glukometer. Variabel independent adalah
kadar gula darah sedangkan variabel dependent yaitu hasil pemeriksaan kadar
gula darah menggunakan spektrofotometer dengan glukometer.
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori

1. Kadar Glukosa Darah


Glukosa merupakan salah satu karbohidrat penting digunakan sebagai sumber
tenaga. Glukosa berperan sebagai molekul utama bagi pembentukan energi di
dalam tubuh, sebagai sumber energi utama bagi kerja otak dan sel darah merah.
Glukosa dihasilkan dari makanan yang mengandung karbohidrat yang terdiri dari
monosakarida, disakarida dan juga polisakarida. Fungsi glukosa dalam tubuh
adalah sebagai bahan bakar bagi proses metabolisme dan juga merupakan sember
utama bagi otak. Energi untuk sebagian besar fungsi sel dan jaringan berasal dari
glukosa. Pembentukan energi alternatif juga dapat berasal dari metabolisme asam
lemak. Jika glukosa dioksidasi total maka akan menghasilkan karbondioksida, air,
dan energi yang akan disimpan didalam hati atau otot dalam bentuk glikogen. Hati
dapat mengubah glukosa yang tidak terpakai melalui jalur-jalur metabolic lain
menjadi asam lemak yang disimpan sebagai trigliserida atau menjadi asam amino
untuk membentuk protein (Subiyono, 2016).
Kadar glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di
dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan
ketat di dalam tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas 70-150
mg/dl sepanjang hari. Tingkatan ini akan naik setelah makan dan biasanya berada
pada level terendah pada pagi hari, sebelum orang makan (Henrikson, 2009).
Ada beberapa cara pemeriksaan glukosa darah yaitu dengan cara
menggunakan darah vena dan darah kapiler biasanya dalam pemeriksaan darah
vena contohnya pemeriksaan glukosa darah tetapi pemeriksaan glukosa darah
tidak hanya digunakan pada darah vena bisa juga digunakan pada darah kapiler
untuk pemeriksaan glukosa darah.. Ada beberapa jenis pemeriksaan yang
dilakukan terhadap glukosa darah antara lain yaitu pemeriksaan kadar glukosa
darah puasa, glukosa darah sewaktu, glukosa darah 2 jam post prodial (Murray et
all, 2003).
6

2. Pemeriksaan gula darah


Pemeriksaan glukosa darah yang biasanya dilakukan adalah pemeriksaan
glukosa darah puasa, kadar normal Gula Darah Puasa (GDP) gula darah yang
diukur pada saat seseorang tidak makan atau minum sesuatu yang mengandung
gula selama delapan jam terakhir. Nilai normal gula darah puasa adalah antara 80
dan 110 mg/dL. Gula darah sewaktu 70 – 200mg/dL, kadar normal Bila kadar
gula darah sewaktu mencapai angka 200 mg/dL dan diikuti dengan gejala khas
diabetes seperti sering kencing, sering merasa haus, sering merasa lapar dan gejala
lainnya, maka Anda dikategorikan menderita penyakit diabetes. glukosa darah 2
jam post prandial dan tes toleransi glukosa oral, kadar normal 110 - 180 mg/dL.
3. Alat Pemeriksaan
Pemeriksaan yang sering dilakukan pada penderita diabetes melitus adalah
pemeriksaan kadar glukosa darah. Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan dengan
spektrofotometer maupun glukometer.
a. Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah alat untuk mengkur transmitan atau absorban suatu
sampel sebagai fungsi panjang gelombang, tiap media akan menyerap cahaya
pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa atau warna yang
terbentuk. Pada spektrofotometri ada beberapa istilah yang digunakan terkait
dengan molekul, yaitu kromofor, auksokrom, efek batokromik atau pergeseran
merah, efek hipokromik atau pergeseran biru, hipsokromik, dan hipokromik.
Kromofor adalah molekul atau bagian molekul yang mengabsorbsi sinar dengan
kuat di daerah UV-Vis (Tati Suharti : 2017).
Pada umumnya terdapat dua tipe instrumen spektrofotometer, yaitu single-
beam dan double-beam.

Gambar 1.1 Diagram Alat Spektrometer UV-Vis (single beam)


Sumber: Anugrah Utama Raharja 2017
7

Single-beam instrument dapat digunakan untuk kuantitatif dengan mengukur


absorbansi pada panjang gelombang tunggal. Single-beam instrument mempunyai
beberapa keuntungan yaitu sederhana, harganya murah, dan mengurangi biaya
yang ada merupakan keuntungan yang nyata. Beberapa instrumen menghasilkan
single-beam instrument untuk pengukuran sinar ultra violet dan sinar tampak.
Panjang gelombang paling rendah adalah 190 sampai 210 nm dan paling tinggi
adalah 800 sampai 1000 nm (Skoog, 1996).

Gambar 1.2 Skema Spektrofotometer UV-Vis (Double-beam)


Sumber: Anugrah Utama Raharja 2017

Doublebeam dibuat untuk digunakan pada panjang gelombang 190 sampai


750 nm. Double-beam instrument (Gambar 2) mempunyai dua sinar yang
dibentuk oleh potongan cermin yang berbentuk V yang disebut pemecah sinar.
Sinar pertama melewati larutan blanko dan sinar kedua secara serentak melewati
sampel (Skoog, 1996).

Prinsip spektrofotometer
Prinsip kerja dari spektrofotometer menganut hukum Lambert Beer. Dalam
hukum ini jika cahaya monokromatik yang melewati satu media, maka sebagian
cahaya lainnya akan diserap dan sebaian dipantulkan. Sementara sebagian lagi
akan dipancarkan. Hukum Lambert Beer ini akan berjalan jika:
a) Sinar yang masuk atau yang mengenai sel sampel berupa sinar dengan
panjang gelombang monokromatis.
b) Penyerapan sinar dalam larutan tidak dipengaruhi adanya larutan lain
dalam satu larutan.
8

c) Penyerapan dapat terjadi di dalam volume larutan yang memiliki luas


penampang (cuvet) yang sama.
d) Larutan yang diukur haruslah benar-benar jernih supaya tidak terjadi
hamburan cahaya partikel koloid.
e) Memiliki konsentrasi analit yang rendah, sebab jika konsentrasi analitnya
tinggi maka akan mengganggu kelinearan grafik absorbansi.
Komponen utama dari fotometer adalah sumber cahaya, isolator panjang
gelombang (monokromator), kuvet, foto detektor, alat baca, recorder dan
mikroprosesor.
1) Sumber cahaya
Fotometer UV/VIS memiliki dua sumber cahaya, satu untuk cahaya VIS dan
satu untuk UV. Untuk sumber VIS biasanya digunakan lampu tungsten,
sedangkan untuk UV lampu deuterium, lampu tungsten yang banyak digunakan
adalah tungsten halogen dan dapat menjadi sumber energi stabil untuk cahaya
antara 340-950 nm, dengan usia lampu kira-kira 500 jam. Lampu UV
mengandung gas umumnya berasal dari hidrogen. Lampu deuterium
menghasilkan intensitas cahaya 3 hingga 5 kali lebih kuat dari lampu hidrogen.
Tungsten yang menguap Selama berlangsungnya waktu pemakaian, akan melapisi
permukaaan gelas lampu, hingga suatu saat mengurangi cahaya yang terpancar.
Pada tungsten halogen, gas halogen tekanan rendah dan gelas lampu yang terbuat
dari silika memperpanjang usia lampu, akhir-akhir ini dengan kuartz (quartz-
hallogen) diperoleh sumber cahaya yang bagus dan awet dengan masa pemakaian
2000-5000 jam. Karena semua lampu memiliki usia, sebaiknya secara berkala di
periksa kelayakan lampu dan bila perlu menggantinya. Perlu pula diperhatikan
bahwa permukaan bola lampu tidak boleh disentuh/dipegang. Bila perlu
mengganti lampu, maka dipegang dengan kertas lensa. Cahaya yang dihasilkan
oleh lampu diteruskan melalui system optik dan lensa serta difokuskan melalui
“entrance slith” ke alat monokromator.
2) Monokromator
Tujuan monokromator adalah menghasilkan cahaya dengan panjang
gelombang yang murni. Beberapa mekanisme untuk menghasilkan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu melalui filter, prisma dan grating.
9

3) Kuvet
Berbagai bahan digunakan untuk pembuatan kuvet seperti kaca, plastik
hingga kwartz. Bentuk kuvet juga bermacam-macam. Kuvet berbentuk jajar
genjang lebih tepat untuk pengukuran karena cahaya akan jatuh dengan sudut
tegak lurus pada permukaaan kuvet. Untuk pemeriksaan yang memerlukan UV
sebaiknya digunakan kuvet dari kwartz. Diameter kuvet yang standar adalah 1 cm.
4) Detektor
Detektor yang digunakan pada alat fotometer umumnya adalah tabung
fotomultiplier (Photomultiplier tube), fotosel, atau fotodioda.
5) Alat baca
Fungsinya adalah membaca sinyal listrik dari detektor dimana data
digambarkan dalam bentuk yang bisa di interpretasikan atau disajikan pada
display yang dapat dibaca oleh pemeriksa.
6) Mikroprosesor
Dengan adanya mikroprosesor dan output software dari kalibrator dapat
disimpan dan konsentrasi sampel yang tidak diketahui secara otomatis dapat
dihitung.
7) Kelebihan dan kekurangan Spektofotometer
a) Kelebihan
 Panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi
 Dapat menganalisa larutan dengan konsentrasi yang sangat kecil
 Hasilnya cepat sehingga diagnosis dapat segera ditegakan
 Hasil yang tepat sebagai rujukan baku emas.
b) Kekurangan
 Absorsi dipengaruhi oleh Ph larutan, suhu dan adanya zat pengganggu dan
kebersihan dari kurvet.
 Hanya dapat dipakai paa daerah ultra violetyang panjang gelombang >185
nm.
 Pemakaian hanya pada gugus fungsional yang mengandung electron
valensi dengan energy eksitasi rendah.
 Sinar yang dipakai harus monokromatis.
 Harga terbilang cukup mahal disbanding alat portable lainnya.
10

 Ukuran cukup besar dan tidak bisa dibawa-bawa dengan mudah.


Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam spektrofotometri adalah :
a) Pada saat pengenceran alat alat pengenceran harus betul-betul bersih tanpa
adanya zat pengotor.
b) Dalam penggunaan alat-alat harus betul-betul steril.
c) Jumlah zat yang dipakai harus sesuai dengan yang telah ditentukan.
d) Dalam penggunaan spektrofotometri uv, sampel harus jernih dan tidak keruh.
Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan
spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu analit:
a) Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan
blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis
termasuk zat pembentuk warna.
b) Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa,
namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
c) Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat
rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi,
sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui
pengenceran atau pemekatan).
Spektrofotometer umum digunakan di laboratorium klinik karena dianggap
sebagai alat yang paling tepat untuk menggambarkan kadar glukosa darah
sehingga alat ini dijadikan sebagai baku emas atau standar pemeriksaan kadar
glukosa darah, adapula hal nya alat ini tidak sesuai karna alat spektrofotometer
tidak dicek secara berkala dan tidak dikalibrasi.
b. Glukometer
Alat analisis glukosa portabel atau glukometer direkomendasikan oleh
American Diabetes Association (ADA) untuk pemantauan sendiri di rumah, di
lapangan, atau di pengaturan klinis Food and Drug Administration mensyaratkan
perangkat ini memenuhi atau melampaui persyaratan akurasi yang ditetapkan oleh
Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO), yang mengharuskan
glukometer untuk menghasilkan pengukuran dalam 20% dari nilai referensi pada
konsentrasi glukosa di atas 75,68 mg / dl. 1-3 Namun, ADA merekomendasikan
bahwa perangkat ini harus menghasilkan pengukuran dalam 5% dari nilai
11

referensi. 1,3 Jika kesalahan pengukuran glukometer ini kurang dari 5%,
glukometer merupakan alternatif yang menarik untuk referensi penganalisis
glukosa, terutama untuk program penelitian kecil. (Amanda J, 2014)
Alat portable yang dapat melakukan pemeriksaan secara singkat menurut
kriteria dari CLIA (Clinical laboratory improvment amendement) glukometer
yang menggunakan prinsip Point of Care Testing (POCT) atau disebut juga
Bedside Test didefinisikan sebagai pemeriksaan laboratorium yang dilakukan
pada pasien diluar laboratorium sentral, baik pasien rawat jalan maupun pasien
rawat inap.

Gambar 1.3 Alat Glukometer


Sumber: Alat Kesehatan
Prinsip Glukometer:
Amperometri yaitu Enzim glukosa dehidrogenase dalam koenzim pada strip
uji mengkonversi glukosa didalam sampel darah ke lakton glukono. Reaksi ini
menciptakan arus listrik yang tidak berbahaya untuk Glukosa yang diperiksa

a) Komponen POCT
a. Alat analiser (otomatis, atau visual)
b. Reagen (umumnyabeupa reagen kering)
c. Bahan control (untuk Quality control/QC)
d. Kalibrator (berupa angka yang dimasukkan secara manual atau otomatis
berupa kode cip)
b) Pemeliharaan POCT
Umumnya cukup mudah dan tidak memerlukan perawatan khusus, karena
bentukya yang sangat kecil sehingga tidak memerlukan tempat yang luas. Tapi
harus diperhatikan cara penyimpanannya (pengaruh suhu, kelembapan, getaran,
guncangan dan benturan)
12

c) Kelebihan dan Kekurangan alat POCT


1) kelebihan alat POCT :
Hasilnya cepat sehingga diagnosis dapat segera ditegakkan, tindakan
/pengobatan segera dapat diberikan yang akan mengurangi waktu perawatan
mudah digunakan sehingga dapat dilakukan oeh perawat, pasien, dan keluarganya
untuk monitoring pasien volume sampel yang dipakai lebih sedikit bisa dilakukan
bed side alat lebih kecil/tidak perlu ruangan khusus bisa dibawa/mobile.
2) kekurangan alat POCT :
Presisi dan akurasi kurang baik bila dibandingkan dengan metode rujukan
kemampuan pengukuran terbatas. Dipengaruhi oleh suhu, kelembapan,
hematocrit, dan dapat terjadi interferensi dengan zat tertentu pra analitik sulit
dikontrol bila yang melakukan bukan orang yang kompeten pemantapan mutu
interal kurang diperhatikan dan sulit terdokumentasi, hasil sulit terdokumentas,
terutama bila dlakukan dirumah.
Beberapa faktor yang dapat memengaruhi hasil glukometer:
a) Masalah di kertas strip
Pastikan selalu kertas strip yang digunakan masih baru dan belum habis
masa pakainya. Jangan biarkan kertas strip terlalu lama terbuka sebelum
digunakan. Simpan di tempatnya dalam kondisi tertutup, serta jauhkan dari
panas dan lembap. Sebaiknya, gunakan kertas strip yang memang satu paket
dengan glukometer Kamu.
b) Suhu yang terlalu ekstrem
Suhu dapat memengaruhi keakuratan glukometer maupun stripnya.
Pastikan peralatan cek gula darah tersimpan dengan baik dan digunakan pada
suhu ruang.
c) Kontaminasi alkohol atau kulit terhalang kotoran
Sebelum mengambil sampel darah, pastikan sudah mencuci tangan dengan
bersih dan jari sudah dalam kondisi kering.
d) Kode yang tidak benar
Beberapa glukometer harus dikodekan ke setiap wadah strip uji. Pastikan
nomor kode di perangkat sesuai dengan nomor kode pada wadah strip uji.
13

e) Masalah pada monitor


Pastikan monitor dalam kondisi bagus dan baterai terisi. Masukkan kertas
strip dengan benar ke badan monitor, sehingga ia dapat membaca dengan
akurat.
f) Sampel darah terlalu sedikit
Meskipun hanya dibutuhkan sedikit sampel darah untuk mengecek gula
darah, tetapi volumenya tetap harus sesuai anjuran. Setetes penuh darah sudah
cukup. Dan jangan tambahkan darah lagi pada kertas strip setelah sampel siap
digunakan.
g) Bukan darah dari jari
Hasil yang tidak akurat jangan-jangan karena mengambil sampel darah
selain dari jari. Tes paling akurat adalah pengambilan sampel darah dari jari.

Pengecekan ulang dianjurkan pada pemeriksaan kadar gula darah


menggunakan glukometer dengan sampel darah kapiler dikarnakan darah kapiler
merupakan pertemuan antara arteri dan vena yang mengandung berbagai macam
molekul baik karbondioksida, oksigen, hormone, vitamin, mineral, dan zat kimia
lain yang dapat menyulitkan dalam pemeriksaan glukosa darah sehingga
menyebabkan kadar glukosa darah menjadi tinggi.
Dari hasil penelitian (Yap Albert etc, 2013) perbandingan kadar glukosa
darah kapiler dengan kadar glukosa darah vena menggunakan glukometer pada
penderita diabetes melitus menunjukan hasil kadar glukosa darah kapiler orang
percobaan yang diukur menggunakan glukometer berkisar antara 142-476 mg/dl
dengan rerata 250,80 mg/dl. Kadar glukosa darah vena orang percobaan berkisar
antara 153-492 mg/dl dengan rata-rata 248,20 mg/dl yang berarti rata-rata kadar
glukosa darah kapiler subjek lebih besar daripada kadar glukosa darah vena.
Dikarnakan darah vena banyak mengandung karbondioksida karena merupakan
pembuluh balik yang membawa karbondioksida dari jaringan ke paru-paru
sedangkan darah kapiler merupakan pertemuan antara pembuluh darah vena dan
arteri yang mengandung karbondioksida, oksigen, dan zat-zat kimia lain yang
terkandung di jaringan sekitarnya.
Pengkalibrasian juga dapat menjadi hasil yang tidak sesuai seperti hasil
penelitian (Amanda J etc, 2014) Validitas dan Keandalan Glukometer Terhadap
14

Standar Referensi Industri menunjukan hasil pembacaan glukometer, 82%


termasuk dalam kriteria ISO untuk akurasi klinis. Sementara kami
membandingkan 166 pembacaan glukometer terpisah dengan rentang nilai
referensi rata-rata dari 50 hingga 190 mg / dL, menunjukkan perbedaan rata-rata
8,427 mg / dL di dalam subjek yang lebih rendah dari biasanya yang dilaporkan
dalam glukometer, dikarnakan alat tersebut tidak dikalibrasi, kalibrasi sangat di
perlukan karna untuk memastikan hasil pengukuran sudah akurat.

B. Kerangka Teori

Gula Darah

Kimia Fisika

Kolesterol LED

Asam Urat Hematokrit

Gula Darah SAD

Pemeriksaan Laboratorium

Hematologi Analyzer

Spektrofotometer Hasil Pemeriksaan

Glukometer Hasil Pemeriksaan

Gambar 1.4 Kerangka Teori


15

C. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Hasil pemeriksaaan kadar


gula darah dengan
Spektrofotometer
Gula Darah

Hasil pemeriksaan kadar


gula darah dengan
Glukometer

Gambar 1.4 Kerangka Konsep


16

BAB III

METODE PENELETIAN

A. Jenis Rancangan Penelitian ini berupa Kualitatif dan Kuantitatif


Pendekatan ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang
berbentuk Studi Kepustakaan (Library Research). Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu, variabel independent adalah glukosa darah sedangkan variabel
depanden adalah glukometer dengan spektrofotometer.
B. Prosedur Penelitian

1. Pemilihan Topik
Topik yang dipilih dalam penelitian ini yaitu evaluasi hasil pemeriksaan
glukosa darah menggunakan spektrofotometer dengan glukometer.
2. Eksplorasi informasi
Informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menelusuri jurnal yang
telah didapat berjumlah 15 jurnal yang sesuai dengan topik penelitian yaitu
evaluasi hasil pemeriksaan glukosa darah menggunakan spektrofotometer
dengan glukometer.
3. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini yaitu evaluasi hasil pemeriksaan glukosa darah
menggunakan spektrofotometer dengan glukometer.
4. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan oleh penulis sebagai penunjang, dapat juga dikatakan
data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen. Dalam penelitian ini
data yang penulis yang sudah diperoleh dari 15 artikel jurnal yang
terakreditasi baik nasional maupun internasional dengan jumlah artikel
nasional sebanyak 8 jurnal nasional dan internasional sebanyak 7 jurnal
internasional.
5. Persiapan Penyajian Data
Jurnal yang telah dikumpulkan, dibaca, dianalisis dan diambil kesimpulan
yang sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan sehingga data-data
yang diperoleh yaitu 7 jurnal internaasional dan 8 jurnal nasional.
17

6. Penyusunan Laporan
Pada bagian akhir kegiatan penelitian, peneliti mulai dengan proses
penyusunan laporan penelitian. Proses penyusunan laporan ini dilakukan
dengan cara menyusun berbagai data yang didapat sesuai dengan topik
penelitian yaitu evaluasi hasil pemeriksaan glukosa darah menggunakan
spektrofotometer dengan glukometer.
Penyusunan dalam penelitian literatur reveiw ini yaitu :
a. Menjelaskan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk membandingkan hasil
yang didapat dari jurnal ilmiah yang telah didapat oleh peneliti sebanyak
15 jurnal.
b. Membandingkan dan mengetahui hasil spektrofotometer dengan
glukometer melalui pemeriksaan glukosa darah.
c. Kemudian mencari kesamaan dari kesimpulan hasil pemeriksaan pada
setiap jurnal yang didapat sehingga memperoleh kesimpulan dari
penelitian.
d. Memberikan pendapat sendiri terhadap 15 jurnal yang di teliti.
18

C. Variabel dan Definisi Oprasional


Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Oprasional

No Variabel Definisi Hasil Ukur Skala Ukur


1 Hasil pemeriksaan Berbagai referensi Jumlah informasi Rasio
kadar gula darah yang tentang hasil
menginformasikan pemeriksaan kadar
hasil pemeriksaan gula darah dan
kadar gula darah. berbagai refrensi
dengan sampel yang
sama
2 Pemeriksaan kadar Berbagai referensi Jumlah informasi Rasio
gula darah yang dan berbagai refrensi
menggunakan menginformasikan hasil alat
spektrofotometer hasil pengukuran gula spektrofotometer
darah menggunakan pada pemeriksaan
spektrofotometer . kadar gula darah.
3 Pemeriksaan kadar Berbagai referensi Jumlah informasi Rasio
gula darah yang dan berbagai refrensi
menggunakan menginformasikan hasil alat glukometer
glukometer hasil pengukuran gula pada pemeriksaan
darah menggunakan kadar gula darah.
glukometer

D. Sumber Data
Sumber data yang menjadi bahan penelitian ini yaitu sumber data sekunder,
berupa jurnal, dan situs internet yang terkait dengan topik yang berkaitan dengan
evaluasi hasil pemeriksaan glukosa darah menggunakan spektrofotometer dengan
glukometer.
Penelusuran artikel publikasi pada google scolar, science dan pubmed,
menggunakan kata kunci yang dipilih yakni : Evaluasi hasil pemeriksaan glukosa
darah menggunakan spektrofotometer dengan glukometer.
Kriteria jurnal yang direview adalah artikel jurnal penelitian berbahasa
Indonesia dan Inggris dengan subyek hasil pemeriksaan alat spektrofotometer
dengan glukometer pada pemeriksaan glukosa darah. Kriteria jurnal yang terpilih
untuk kepustakaan adalah jurnal yang didalamnya terdapat tema evaluasi hasil
spektrofotometer dengan glukometer yang telah diperoleh 15 jurnal. Jurnal yang
telah direview ditampilkan dalam tabel.
19

Tabel 1.2 Sumber Data

No Judul Penulis dan jurnal Kajian


Penulis
Spektro Gluko

1 Perbedaan Kadar Glukosa Darah M.Ibnu Ubaedillah


Sewaktu Dari Vena Jurnal An nasher e-ISSN:
Dengan Dari Kapiler Menggunakan 2684-9577
Alat Glukometer p-ISSN: 2684-9143
Metode Strip Pada Mahasiswa
Akademi Analis Kesehatan An Nasher 
Cirebon
2 Analisis Kadar Glukosa Darah Maini, r.
menggunakan Chemistry (2020). Membandingkan
Autoanalyzer, Fotometer, dan hasil pemeriksaan glukosa
darah sewaktu dengan 
Point Of Care Testing (POCT)
metoda autoanalyzer dan
point of care testing di rsud
m. Natsir (doctoral
dissertation, universitas
perintis indonesia).
3 Pemeriksaan Kimia Darah (Glukosa Journal of Health (JoH),
Darah, Kolesterol Dan Asam Urat) 2016, 3.2: 114-117.
Menggunakan Metode Stick Test Dan
Metode Spektrofotometri Dari Sampel
Darah Masyarakat Rw 22 Kelurahan 
Nusukan Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta
4 Perbandingan Kadar Glukosa Darah Maranatha. Edu, 2013,
Kapiler dengan Kadar Glukosa Darah 1010143 
Vena Menggunakan Glukometer pada
Penderita Diabetes Melitus

5 Performance Evaluation And E-ISSN: 2278-5736.


Analytical Comparison Between Volume 10, Edisi 11 Ver. I
Glucose Meters And (November. 2017)
 
Spectrophotometric Methods For
Blood Glucose Determination
6 Validity And Reliability Of A Journal of Diabetes
Glucometer Science and

Against Industry Refrence Standards Technology, 8(1), 95-99.
7 Comparative Evaluations of Randomly Journal of diabetes science
Selected Four Point-of-Care and technology, 12(3),  
Glucometer Devices in Addis Ababa, 673-679.
Ethiopia
8 Blood Glucose Testing: A Comparative International Journal Of
Analysis Of Recent Scientific Research
Spectrophotometer And Glucometer In Vol. 10, Issue, 06(H), Pp.
Hospital Based Medical Laboratory In 33225-33227, June, 2019  
Jos-Nigeria.
9 Accuracy and precision of four main Pan African Medical
glucometers used in a Sub-Saharan Journal. 2019;32:118.
African Country: a cross-sectional doi:10.11604/pamj.2019.3
study 2.118.15553

20

10 Perbedaan kadar glukosa darah Jurnal Kesehatan


sewaktu menggunakan serum dan Poltekkes Palembang,
plasma edta
14(2), 80-84. 

11 Perbandingan Hasil Pemeriksaan Kadar Perbandingan Hasil


Glukosa Darah Sewaktu Pemeriksanaan Kadar
Menggunakan Glukometer Dan Glukosa Darah Sewaktu
Spektrofotometer Pada Penderita Menggunakan Glumeter
Diabetes Melitus Di Klinik Nirlaba dan Spektrofotometer Pada
Bandung Penderita Diabetes Melitus
Di Klinik Nirlaba
Bandung.  
12 Accuracy Evaluation And Comparison Nigerian Journal of
Of Three Blood Glucose Meters Medicine, 29(1), 115-119.
In An Emergency Paediatric Unit Of A

Tertiary Hospital In Nigeria.
13 Uji Korelasi Pemeriksaan Glukosa Prabowo, adhitya dwi;
Darah antara Rapid Tes dengan gugun, adang m. Uji
Spektrofotometer korelasi pemeriksaan
glukosa darah antara rapid  
tes dengan
spektrofotometer.
14 Accuracy of Sensocard Glucose Meter: ISSN: 2168-9784 JMDM,
Comparing with Reference Glucose an open access journal 
Oxidase Method

15 Perbedaan kadar glukosa darah metode Jurnalanalis medika Bio


poin of care test (poct) dengan Sains
photometer pada sampel serum ISSN: 2656-2456 (Online)
diwilayah kerja puskesmas jereweh ISSN: 2356-4075 (Print)  

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian kepustakaan adalah dokumentasi
yaitu mencari data mengenai hasil pemeriksan alat spektrofotometer dengan
glukometer yang berupa jurnal dan artikel.
F. Instrumen Penelitian
Pencarian penelitian dalam penelitian diakses menggunakan komputer melalui
pencarian dari google, pubmed, dan science. Kepustakaan berupa artikel ilmiah
dari jurnal terakreditasi. Adapaun penelusuran jurnal yang telah didapat yaitu 8
jurnal nasional dan 7 jurnal internasional sebagai berikut.
21

G. Teknik Analisa Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian berupa metode analisis
isi (Content Analisis). Kemudian peneliti mengolah bahan-bahan atau data-data
berupa artikel jurnal yang sudah dikumpulkan hingga ditemukan hasil yang
relevan sesuai dengan topik penelitian. Dalam menganalisa data studi kepustakaan
dengan melihat tahun penelitian mulai dari penelitian terdahulu sampai penelitian
yang terbaru. Berdasarkan hasil penelusuran di Google Schoolar, dan Pub Med,
peneliti menemukan 8 jurnal nasional dan 7 jurnal internasional, hasil dari
penelitian ini akan disajikan dalam bentuk tabel.
22

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Berdasarkan hasil pengumpulan data tentang Evaluasi hasil pemeriksaan kadar gula
darah menggunakan Spektrofotometer dengan Glukometer secara studi pustaka yang
ditelusuri melalui internet dari database Google scholar, dan PubMed. Diperoleh 7
artikel internasional,8 artikel penelitian nasional yang memiliki keterkaitan dengan
topik yang diambil.
Tabel 4.1. Hasil Pengkajian Studi Pustaka 15 Artikel
No Penulis, tahun dan Tujuan penelitian Metode penelitian Hasil
judul artikel dan sampel
1 Perbedaan Kadar Untuk mengetahui Penelitian ini Hasil Penelitian menunjukan
Glukosa Darah perbedaan hasil menggunakan metode persentase sampel dengan kadar
Sewaktu Dari Vena pemeriksaan antara deskriptif dengan 30 glukosa darah
Dengan Dari kadar glukosa dari sampel pada kapiler lebih tinggi dari vena dengan
Kapiler darah vena dan kapiler mahasiswa Akademi jumlah 8 mahasiswa dengan nilai
Menggunakan Alat menggunakan alat Analis Kesehatan An persentase 26,67%
Glukometer glukometer metode Nasher Cirebon. mg/dl, darah kapiler berjumlah 18
Metode Strip Pada strip. mahasiswa dan dengan nilai
Mahasiswa persentase 60% mg/dl
Akademi Analis 4 mahasiswa dengan nilai persentase
Kesehatanan Nasher 13,33% mg/dl.
Cirebon Simpulan :
terdapat perbedaan kadar glukosa
darah yang signifikan antara kadar
glukosa dari vena dengan dari kapiler.

2 Analisis Kadar Tujuan penelitian ini Penelitian ini dengan Berdasarkan hasil penelitian yang
Glukosa Darah adalah apakah ada sample 30 dilakukan didapatkan nilai rerata
menggunakan perbedaan hasil menggunakan metode kadar glukosa darah yang
Chemistry pemeriksaan kadar penelitian menggunakan chemistry autoanalyzer
Autoanalyzer, glukosa darah experimental yang sebesar 312,73 mg/dl, fotometer
Fotometer, dan menggunakan chemistry bersifat cross sebesar 294 mg/dl, dan POCT sebesar
autoanalyzer, fotometer, sectional. 276,07 mg/dl.
Point Of Care
dan POCT Simpulan :
Testing (POCT) Tidak ada perbedaan bermakna antara
ketiga alat tersebut

3 Pemeriksaan Kimia Tujuan mengadakan Penelitian ini Dari 30 warga yang diperiksa kadar
Darah (Glukosa pemeriksaan adalah menggunakan metode glukosa darah, kolesterol dan asam
Darah, Kolesterol memberikan Stick Test dan metode urat, menunjukan hasil bahwa
Dan Asam Urat) penyuluhan tentang Spektrofotometri terdapat 7 warga yang kadar glukosa
Menggunakan pola hidup, pencegahan dengan sample 30 darahnya melebihi normal atau
Metode Stick Test penyakit diabetes warga RW 22 dinyatakan diabetes melitus menurut
Dan Metode melitus, hiperlipidemia, kelurahan Nusukan metode stick test, sedangkan secara
Spektrofotometri dan asam urat, serta dimana mayoritas metode spektrofotometri terdapat 2
Dari Sampel Darah membantu masyarakat adalah para lansia warga saja.
Masyarakat Rw 22 untuk mendeteksi Simpulan :
Kelurahan Nusukan penyakit diabetes Metode stick test menunjukan hasil
Kecamatan melitus, hiperlipidemia yang lebih tinggi kadarnya
Banjarsari Kota dan asam urat dengan dibandingkan dengan metode
Surakarta melalukan pemeriksaan spektrofotometri.
kadar glukosa darah,
kolesterol dan asam urat
23

4 Perbandingan Kadar Tujuan penelitian ini Penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukkan
Glukosa Darah adalah untuk menggunakan metode tidak adanya perbedaan antara darah
Kapiler dengan mengetahui apakah observasional analitik kapiler dan darah vena. Kesalahan
Kadar Glukosa perbandingan kadar dengan rancangan operasional, Perbedaan kadar
Darah Vena glukosa darah pada cross-sectional oksigen kapiler dan vena, Rendahnya
Menggunakan darah kapiler lebih dengan subjek 30 aliran darah pada ujung jari, Kadar
Glukometer pada tinggi daripada darah penderita DM dengan insulin yang rendah pada penderita
Penderita Diabetes vena pada pasien DM. kadar glukosa darah DM.
Melitus >140 mg/dl. Simpulan :
Kadar glukosa darah kapiler dan
kadar glukosa darah vena memiliki
perbedaan yang tidak signifikan.

5 Evaluasi Kinerja Tujuan penelitian ini Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Dan Perbandingan adalah untuk menilai menggunakan metode nilai rata-rata konsentrasi glukosa
Analitik Antara unjuk kerja analitik Glukometer darah lebih tinggi pada metode
Pengukur Glukosa antara pengukur menentukan glukosa spektrofotometri KENZA 240 (5,76
Dan Metode glukosa dan metode dengan menggunakan mmol / l) dibandingkan dengan
Spektrofotometri spektrofotometri untuk Finetest Auto-coding pengukur glukosa FINE TEST (5,27
Untuk Darah penentuan glukose TM Premium (infopia mmol / l). Hasil analisis uji-t
Penentuan Glukosa darah Co., Korea) dan menunjukkan perbedaan yang
dibandingkan dengan signifikan
spektrofotometer Simpulan :
(Kenza 240, biolabo perbedaan rata-rata menunjukkan
france) menggunakan bahwa pengukur glukosa sama andal
data berpasangan dari Namun, Studi ini menunjukkan
sampel darah yang akurasi klinis dari pengukur glukosa
dianalisis masing- dan menyimpulkan bahwa pengukur
masing dari 208 glukosa cukup andal untuk
pasien di rumah sakit pengambilan keputusan klinis.
.
6 Validity And Tujuan dari Untuk menentukan Hasil penelitian ini
Reliability Of A penelitian ini adalah validitas dari menunjukkan, konsentrasi glukosa
Glucometer untuk mengukur glukometer darah selama OGTT berkisar antara
Against Industry validitas, reliabilitas, Bayer Contour kami 50 hingga 188 mg / dL. Dari 166 total
Refrence Standards dan bias dari menggunakan Yellow pengukuran yang dilakukan dengan
glukometer untuk Springs Instruments menggunakan glukometer, 136 (82%)
penelitian biomedis (YSI) 2300 memenuhi standar ISO. Ketika
secara lebih tepat. Stat Plus Glucose and glukometer dan sampel darah
Lactate analyzer instrumen referensi diambil langsung
(Yellow Springs, dari jari, perbedaan rata-rata antara
OH). Dengan jumlah instrumen adalah 8,427 mg / dL yang
subjek 15 pemuda. menunjukkan glukometer secara
konsisten memberikan nilai lebih
besar dari instrumen referensi.
Simpulan :
Glukometer portabel digunakan untuk
manajemen pasien, tetapi tidak untuk
diagnosis, pengobatan, atau tujuan
penelitian.

7 Comparative Tujuan dari penelitian Metode pada Nilai gula darah minimum dan
Evaluations of ini adalah untuk penelitian ini studi maksimum dicatat dengan metode
Randomly Selected mengevaluasi hasil tes cross-sectional CareSens N (21 mg/dl) dan
Four Point-of-Care glukosa darah yang prospektif dilakukan heksokinase (498,8 mg/dl). Nilai gula
Glucometer Devices dilakukan dengan empat pada 200 peserta rata-rata semua perangkat PoCG
in Addis Ababa, glukometer yang dipilih penelitian yang dipilih kecuali On Call Extra menunjukkan
Ethiopia secara acak pada subjek secara acak (100 perbedaan yang signifikan
diabetes dan kontrol peserta dengan dibandingkan dengan metode
versus metode kimia diabetes dan 100 referensi heksokinase. tidak satu pun
basah standar kontrol sehat). dari empat perangkat PoCT
(heksokinase) di Addis memenuhi pengukuran akurasi
Ababa, Ethiopia. minimum yang ditetapkan oleh
standar ISO 15197:2003 dan ISO
24

15197:2013. Selain itu, analisis


regresi linier mengungkapkan bahwa
keempat PoCG yang dipilih melebih-
lebihkan konsentrasi glukosa.
Simpulan :
Evaluasi keseluruhan dari empat
pengukuran Poct yang dipilih
berkorelasi buruk dengan metode
referensi standar.

8 Blood Glucose Tujuan penelitian ini Metode pada ada korelasi yang kuat dalam estimasi
Testing: A adalah untuk penelitian ini adalah glukosa. 185 (92,5%) memiliki kadar
Comparative mengetahui perbedaan involvingglucometer glukosa (gula darah acak) dalam
Analysis Of glukosa darah yang dan Spektrofotometer kisaran normal, 15 (7,5%) di atas
Spectrophotometer diperoleh dari metode dengan 200 subjek kisaran
And Glucometer In spektrometri dan pria (120) dan wanita normal dengan spektrofotometer
Hospital Based glukometer (80), usia 20 tahun ke sedangkan 180 (90,0%) menunjukkan
Medical Laboratory atas kadar glukosa dalam kisaran normal
In Jos-Nigeria. dan 20 (10,0%) di
atas kisaran normal oleh glukometer
menggunakan kisaran Normal sebagai
3,5-11,0mMol / L.
Simpulan :
Penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan

9 Accuracy and Penelitian ini bertujuan Metode penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukan
precision of four untuk menentukan adalah cross-sectional accu-Chek Active, CodeFree , Mylife
main glucometers akurasi dan presisi dari dengan 108 peserta Pura , dan OneTouch Ultra 2 nilai
used in a Sub- empat glukometer yang diabetes dan non- memiliki koefisien korelasi masing-
Saharan African umum digunakan di diabetes, nilai glukosa masing 0,96, 0,87, 0,97 dan 0,94
Country: a cross- Kamerun jika darah yang diperoleh dengan nilai referensi, dan bias
sectional study dibandingkan dengan dengan glukometer 18,7%, 29,1%, 16,1% dan 13,8%.
metode laboratorium dibandingkan dengan Semua glukometer memiliki ≥ 95%
referensi. metode laboratorium nilai yang berada dalam batas
rujukan untuk kepercayaan kecuali OneTouch, Ultra
menentukan akurasi . Accu-Chek Active, CodeFree ,
teknis dan klinisnya. Mylife Pura , dan OneTouch Ultra 2
memiliki 99%, 93,1%, 100% dan
98,0% nilai di zona Parke A dan B.
Koefisien variasi glukometer
semuanya di bawah 5% pada semua
konsentrasi standar.
Simpulan :
Tidak ada
glukometer yang memenuhi semua
persyaratan internasional

10 Perbedaan kadar Penelitian ini bertujuan Jenis penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan adanya
glukosa darah untuk mengetahui observasional analitik, perbedaan terhadap kadar glukosa
sewaktu perbedaan kadar desain potong lintang darah menggunakan serum dan
menggunakan glukosa darah sewaktu dan dilakukan di Balai plasma EDTA pada serum adalah
serum dan plasma menggunakan serum Besar Laboratorium 100,3 mg/dL serta nilai rata-rata pada
edta dan plasma EDTA. Kesehatan plasma EDTA adalah 113,5 mg/dL.
Palembang. Sampel Simpulan :
penelitian ini adalah Nilai rata-rata hasil pemeriksaan
sebanyak 33 sampel kadar glukosa darah menggunakan
spesimen serum adalah 91,8 mg/dL
sedangkan rata-rata spesimen plasma
EDTA adalah 97,2 mg/dL. Hasil uji
statistik menyimpulkan ada
perbedaan terhadap kadar glukosa
25

menggunakan serum dan plasma


EDTA.

11 Perbandingan Hasil Tujuan penelitian ini Metode Penelitian ini Hasil pemeriksaan kadar glukosa
Pemeriksaan Kadar untuk mengetahui adalah penelitian darah sewaktu menggunakan
Glukosa Darah perbandingan hasil observasional analitik glukometer
Sewaktu pemeriksaan kadar dengan rancangan lebih tinggi dibandingkan dengan
Menggunakan glukosa darah sewaktu cross-sectional spektrofotometer pada penderita DM
Glukometer Dan menggunakan dengan subjek 30 di klinik nirlaba
Spektrofotometer glukometer dan penderita Diabetes Bandung, Rerata kadar glukosa darah
Pada Penderita spektrofotometer pada Melitus sewaktu menggunakan glukometer
Diabetes Melitus Di penderita DM di klinik (236,03 mg/dl)
Klinik Nirlaba nirlaba Bandung lebih tinggi 21,76 mg/dl daripada
Bandung rerata kadar glukosa darah sewaktu
menggunakan
spektrofotometer (214,27 mg/dl)
Simpulan :
Hasil pemeriksaan kadar glukosa
darah sewaktu menggunakan
glukometer lebih tinggi dibandingkan
dengan spektrofotometer pada
penderita DM di klinik nirlaba
Bandung.

12 Accuracy Tujuan penelitian ini Metode penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukan Accu
Evaluation And adalah untuk Merupakan Penelitian – Chek, Aktif, Panggilan, Plus dan
Comparison Of Mengevaluasi Prospektif Cross Satu Sentuhan, masing-masing adalah
Three Blood Keakuratan Tiga Sectional Sebanyak 11,58%, 27,00%, dan 13,91%. Dalam
Glucose Meters Meter Glukosa yang 206 pasien berusia 1 diagnosis hiperglikemia, sensitivitas
In An Emergency umum Digunakan di bulan -13 tahun dan spesifisitas untuk Accu – Chek
Paediatric Unit Of ruang Gawat Darurat Penelitian ini Aktif, Panggilan, Ditambah, Satu
A Tertiary Hospital Anak Menggunakan dilakukan di Unit Sentuhan, masing-masing
In Nigeria. Metode Laboratorium Gawat Darurat adalah 83,3% dan 96,3%, 94,4% dan
Sebagai Referensi. Pediatrik 79,3%, 94,4 dan 94,7%. PPV dan
menggunakan NPV untuk Accu - Chek Aktif,
glukometer Panggilan, Ditambah, Satu
Sentuhan, masing-masing adalah
68,1% dan 98,4%, 30,4% dan 99,3%,
62,9% dan 99,4%. Empat kasus
hipoglikemia dideteksi
dengan metode laboratorium dan 3
glukosa meter terdeteksi 3 dari 4
dengan benar.
Simpulan :
Ketiga glukosameter tersebut dinilai
memiliki ketidakakuratan yang
bervariasi. Pengukur glukosa On Call
Plus cenderung menghasilkan nilai
glukosa darah yang lebih tinggi
daripada metode laboratorium dan
dua glukosameter lainnya.

13 Uji Korelasi Tujuan penelitian ini Metode penelitian ini Terdapat hubungan korelasi kuat
Pemeriksaan adalah untuk adalah cross- antara rapid tes dengan persamaan
Glukosa Darah mengetahui hasil sectional, dengan 35 regresinya adalah Y = 140,669 +
antara Rapid Tes pemeriksaan glukosa subyek yang diteliti 0,550x. Dari hasil analisis uji korelasi
dengan dengan menggunakan diambil darahnya pearson antara metode standar dengan
Spektrofotometer metode rapid test dan kemudian dilakukan rapid tes pada 35 sampel serum
metode standard. proses sentrifugasi didapatkan nilai koefisien korelasi =
Mengetahui dan untuk pengambilan 0,610.
memahami korelasi serum darah. Setelah Simpulan :
26

serta persamaan regresi itu dilakukan uji Dari hasil uji korelasi antara rapid tes
dari hasil pemeriksaan glukosa darah pada dengan spektrofotometer
glukosa antara rapid tes dan menunjukkan
menggunakan metode spektrofotometer dan korelasi yang kuat dan persamaan
rapid test dengan hasilnya regresi antara rapid tes dengan
metode standar dibandingkan. spektrofotometer
adalah Y = 140,669 + 0,550x.

14 Accuracy of Tujuan dari penelitian Metode Studi Usia rata-rata adalah 46,16 ± 15,5.
Sensocard Glucose ini adalah untuk menilai aprospektif cross Nilai rata-rata glukosa serum yang
Meter: Comparing keakuratan alat ukur sectional. Sebanyak diukur dengan metode referensi
with Reference glukosa SensoCard 122 (jumlah yang adalah 164,78 ± 86,33 mg / dl dan
Glucose Oxidase dibandingkan dengan sama dari tipe 1 dan nilai rata-rata glukosa darah kapiler
Method metode referensi II) pasien diabetes yang diukur dengan meteran glukosa
glukosa oksidase di melitus dipilih dengan SensoCard adalah 161,19 ± 78,1 mg /
Rumah Sakit teknik consecutive dl.
Universitas Gondar, sampling. Nilai Simpulan :
Gondar, Ethiopia. glukosa ditentukan Pengukur glukosa ensoCard
dengan meteran meremehkan nilai glukosa darah rata-
glukosa SensoCard rata sebesar 3,59 dari metode
dan metode oksidase referensi glukosa oksidase. Selain itu,
glukosa referensi pengukur glukosa SensoCard tidak
memenuhi persyaratan akurasi
minimum ISO 15197: 2003 dan ISO
15197: 2013.

15 Perbedaan kadar Tujuan pada penelitian Metode pada Pemeriksaan kadar glukosa darah
glukosa darah ini adalah untuk penelitian ini adalah menggunakan alat photometer dari
metode poin of care mengetahui perbedaan observasional analitik sampel sebanyak 52 orang
test (poct) dengan kadar glukosa darah sasaran penelitian memberikan nilai rerata sebesar
photometer pada metode POCT dengan adalah sasaran 121,17 mg/dL, dengan nilai terendah
sampel serum potometer pada sample penelitian ini adalah 70 mg/dL dan nilai tertinggi 261
diwilayah kerja serum semua pasien rawat mg/dL Pemeriksaan kadar glukosa
puskesmas jereweh jalan yang memeriksa darah menggunakan alat Poin Of
gula darah di Care Test(POCT) dari sampel
Laboratorium sebanyak 52 orang memberikan nilai
Puskesmas Jerewah, rerata sebesar 130,38 mg/dL, dengan
dengan jumlah sample nilai terendah 78 mg/dL dan nilai
52 orang. tertinggi 269 mg/dL. Berdasarkan
hasil uji statistik diperoleh nilai(p)
sebesar = 0,084 (> dari α 0,05), yang
berarti pada α = 5% tidak ada
perbedaan yang signifikan kadar
glukosa darah metode POCT (Poin Of
Care Test) dengan metode
photometer pada sampel serum.
Simpulan :
tidak ada perbedaan yang signifikan
kadar glukosa darah metode POCT
(Poin Of Care Test) dengan metode
photometer pada sampel serum.
27

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil dari 15 artikel yang telah diriew terdapat 6 artikel yang berkaitan
dengan evaluasi hasil pemeriksaan kadar gula darah menggunakan spektrofotometer
dengan glokometer menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan, 9 hasil artikel dengan
perbedaan yang signifikan dan menunjukan nilai rerata glukometer yang lebih tinggi.
Penyebab hasil yang menunjukan nilai rerata cenderung lebih tinggi dikarnakan hasil
dari jurnal Mariady, F. (2013), Amanda J (2014), terdapat perbedaan pengambilan sampel,
pemeriksaan dengan spektrofotometer menggunakan darah vena dan glukometer
menggunakan darah kapiler, darah kapiler bisa bercampur dengan cairan jaringan sehingga
darah mengalami pengenceran, apabila jumlah glukosa tetap maka kadar glukosa darah,
darah menjadi lebih kecil dibandingdengan kadar glukosa darah yang tidak mengalami
pengenceran. Menurut Binugraheni, R (2016) spektofotometri merupakan suatu metode
analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur
larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator
prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Spektofotometri dapat dianggap sebagai
perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi.
Metode spektrofotometri memiliki kelebihan, yaitu : presisi tinggi, akurasi tinggi,
spesifik, relatif bebas dari gangguan (kadar hematokrit, vitamin C, lipid, volume sampel,
dan suhu). Sedangkan kekurangannya adalah memiliki ketergantungan pada reagen, butuh
sampel darah yang banyak, pemeliharaan alat dan reagen memerlukan tempat yang khusus
dan membutuhkan biaya yang cukup mahal.
Metode glukometer juga memiliki kelebihan yaitu hasil pemeriksaan dapat segera
diketahui, hanya butuh sampel sedikit, tidak membutuhkan reagen khusus, praktis dan
mudah dipergunakan jadi dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa butuh keahlian khusus.
Kekurangan glukometer presisi dan akurasi kurang baik bila dibandingkan dengan metode
rujukan kemampuan pengukuran terbatas, dipengaruhi oleh suhu, kelembapan, hematocrit.
Prinsip kerja dari spektrofotometer menganut hukum Lambert Beer. Dalam hukum ini
jika cahaya monokromatik yang melewati satu media, maka sebagian cahaya lainnya akan
diserap dan sebaian dipantulkan. Sementara sebagian lagi akan dipancarkan. Prinsip
glukometer Amperometri yaitu Enzim glukosa dehidrogenase dalam koenzim pada strip uji
mengkonversi glukosa didalam sampel darah ke lakton glukono. Reaksi ini menciptakan
arus listrik yang tidak berbahaya untuk Glukosa yang diperiksa
28

Penemuan dalam penelitian ini pemeriksaan kadar gula darah dengan metode
spektrofotometer mempunyai hasil yang lebih akurat dibanding metode glukometer,
perbedaan 15 artikel yang diteliti dipengaruhi oleh pengambilan sampel yang berbeda, dari
15 artikel didapatkan metode glukometer rata-rata hasil menunjukan bahwa metode
glukometer tidak memenuhi iso yang sudah ditetapkan sebagai standar.
Standar ISO penting untuk memastikan apakah alat monitor gula darah yang Anda
pakai cukup handal atau tidak. Glukometer kini menggunakan sistem akurasi ISO:
15197:2013.
29

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian terhadap lima belas artikel yang terkait dengan Evaluasi
pemeriksaan kadar Gula Darah Menggunakan Spetrofotometer degan Glukometer, maka
dapat disimpulkan:
1. Bahwa terdapat 6 artikel yang berkaitan dengan evaluasi hasil pemeriksaan kadar gula
darah menggunakan spektrofotometer dengan glokometer menyatakan tidak ada
perbedaan yang signifikan, 9 hasil artikel dengan perbedaan yang signifikan dan
menunjukan nilai rerata glukometer yang lebih tinggi.
2. Nilai rerata cenderung lebih tinggi dikarnakan terdapat perbedaan pengambilan sampel,
pemeriksaan dengan spektrofotometer menggunakan darah vena dan glukometer
menggunakan darah kapiler, darah kapiler bisa bercampur dengan cairan jaringan
sehingga darah mengalami pengenceran.
3. Perbedaan dari 15 artikel terletak pada metode glukometer rata-rata hasil menunjukan
bahwa metode glukometer tidak memenuhi iso yang sudah ditetapkan sebagai standar.
B. Saran
1 Dalam pemeriksaan kadar glukosadarah yang dilakukan di laboratoratorium, baik itu
laboratorium rumah sakit maupun klinik dianjurkanmenggunakan alat spektrofotometer
dalam pemeriksaan kadar glukosa darah. Penggunaan alat glukometer dalam
pemeriksaan kadar glukosa darah diperbolehkan hanya untuk pemantauan penyakit dan
ini bisa dilakukan dimana saja dan siapa saja bisa menggunakannya akan tetapi jika
untuk menegakkan diagnosa pada pemeriksaan glukosa darah alat yang dianjurkan yaitu
alat spektrofotometer yang dimana dapat memberikan hasil yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Abell, Sally K., et al. "Type 1 and Type 2 diabetes preconception and in
pregnancy: health impacts, influence of obesity and lifestyle, and
principles of management." Seminars in reproductive medicine. Vol. 34.
No. 02. Thieme Medical Publishers, 2016.

American Diabetes Association. 2011. Standard of Medical Care in Diabetes


Mellitus Diabetes Care; 34: S WHO, 1999

Audu, S. I., Ubwa, S. T., Igbum, O. G., Ikese, O. C., & Alex, N. I. Performance
Evaluation And Analytical Comparison Between Glucose Meters And
Spectrophotometric Methods For Blood Glucose Determination.

Binugraheni, R., Primadevi, S., Nugroho, R. B., Kresnadipayana, D., & Budianto,
G. I. (2016). Pemeriksaan Kimia Darah (Glukosa Darah, Kolesterol dan
Asam Urat) Menggunakan Metode Stick Test dan Metode
Spektrofotometri dari Sampel Darah Masyarakat RW 22 Kelurahan
Nusukan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Journal of Health
(JoH), 3(2), 114-117.

Choukem, S. P., Sih, C., Nebongo, D., Tientcheu, P., & Kengne, A. P. (2019).
Accuracy and precision of four main glucometers used in a Sub-Saharan
African Country: a cross-sectional study. The Pan African Medical
Journal, 32.

Cholacha, Acef. 11 Juli 2010. Perbandingan Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah


Sewaktu Menggunakan Glukometer dengan ABX Pentra 400. Online.
perbandingan-hasil-pemeriksaan-glukosa.html.

Departemen Kesehatan. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes


Melitus

Dewa, ME,2016, Perbandingan Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah


Menggunakan Metode Glukose Oksidase Peroxidase Aminoantyphirin
(GOD-PAP) Dengan Metode Strip Di RS. DR.R. Ismoyo Kota Kendari
Sulawesi Tenggara,

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2018. Profil Kesehatan Masyarakat


Lampung, Provinsi Lampung.

Dele, A. F., Olatokunbo, J. O., Wasagu, I. H., & Eberechi, O. E. (2020). Accuracy
Evaluation And Comparison Of Three Blood Glucose Meters In An
Emergency Paediatric Unit Of A Tertiary Hospital In Nigeria. Nigerian
Journal Of Medicine, 29(1), 115-119.
Henrikson J. E., & Bech-Nielsen H., 2009. Blood Glucose Levels.
http://www.netdoctor.couk/healthadvice/facts/diabetesbloodsugar.

Iswanto, Rolly. (2018). Perbandingan Hasil Pemeriksaan Kadar Asam Urat


Menggunakan Metode Spketrofotometri Dan Metode Poct (Point Of
Care Testing) Pada Pasien Puskesmas Poasia Kendari Sulawesi Tenggara
(Sultra). Jurnal Medilab Mandala Waluya, 2.02 (2018): 9-13.

Kahar, Hartono. "Keuntungan dan kerugian penjaminan mutu berdasarkan uji


memastikan kecermatan (POCT)." Indonesian Journal of Clinical
Pathology and Medical Laboratory 13.1 (2018): 38-41.

Kassahun, M., T. Melak, and M. Abebe. "Accuracy of SensoCard glucose meter:


comparing with reference glucose oxidase method." J Med Diagn
Meth 3.162 (2014): 2.

Kementrian Kesehatan RI,2018. Hasil Utama Riskesdas 2018, Jakarta

Khasanah, N. (2012). Waspadai Beragam Penyakit Degeneratif Akibat Pola


Makan. Cetakan Pertama.

Louie, Richard F., et al. "Point-of-care glucose testing: effects of critical care
variables, influence of reference instruments, and a modular glucose
meter design." Archives of pathology & laboratory medicine 124.2
(2000): 257-266.Murray, R. K., Granner, D. K., Rodwell, V. W. 2009.
Glukoneogenesis Dan Kontrol Gula Darah dalam Biokimia Harper.
Jakarta: EGC

Mariady, F. (2013). Perbandingan Hasil Pemeriksanaan Kadar Glukosa Darah


Sewaktu Menggunakan Glumeter dan Spektrofotometer Pada Penderita
Diabetes Melitus Di Klinik Nirlaba Bandung (Doctoral dissertation,
universitas kristen maranatha).

Maini, r. (2020). Membandingkan hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu


dengan metoda autoanalyzer dan point of care testing di rsud m. Natsir
(doctoral dissertation, universitas perintis indonesia).

Megerssa, y. C., & jima, n. T. (2019). Analytical Comparison between


Spectrophotometer and Portable Glucometer for Measurement of Blood
Glucose in Horse. Biochem Anal Biochem, 8(387), 2161-1009.

PERKENI, K. P. (2011). Pencegahan Diabetes Melitus Tipe II di Indonesia,


Jakarta: PB.

PERKENI, K. P. (2019). Pencegahan Diabetes Melitus Tipe II di Indonesia,


Jakarta: PB.

Prabowo, Adhitya Dwi, and Adang M. Gugun. "Uji Korelasi Pemeriksaan


Glukosa Darah antara Rapid Tes dengan Spektrofotometer."
Ramadhani, Q. A. N., Garini, A., Nurhayati, N., & Harianja, S. H. (2019).
Perbedaan Kadar Glukosa Darah Sewaktu Menggunakan Serum Dan
Plasma Edta. JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang), 14(2), 80-
84.

Salacinski, A. J., Alford, M., Drevets, K., Hart, S., & Hunt, B. E. (2014). Validity
and reliability of a glucometer against industry reference
standards. Journal of Diabetes Science and Technology, 8(1), 95-99.

Sinaga, H., Jagad, D. S., & Suwae, C. (2019). Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
Dan Kreatinin Pada Lansia Di Puskesmas Kotaraja Jayapura. Jurnal
Sains dan Teknologi Laboratorium Medik, 4(1), 9-14.

Skoog, D. A., West, D. M., Holler, F. J., & Crouch, S. R. (2013). Fundamentals of
analytical chemistry. Nelson Education.

Subiyono, S., Martsiningsih, M. A., & Gabrela, D. (2016). Gambaran Kadar


Glukosa Darah Metode GOD-PAP (Glucose Oxsidase–Peroxidase
Aminoantypirin) Sampel Serum dan Plasma EDTA (Ethylen Diamin
Terta Acetat). Jurnal Teknologi Laboratorium, 5(1), 45-48.

Suhartati, T. (2017). Dasar-dasar spektrofotometri UV-Vis dan spektrometri


massa untuk penentuan struktur senyawa organik.

Ubaedillah, m. I. (2018). Perbedaan kadar glukosa darah sewaktu dari vena


dengan dari kapiler menggunakan alat glukometer metode strip pada
mahasiswa akademi analis kesehatan an nasher cirebon.

Wolde, M., Tarekegn, G., & Kebede, T. (2018). Comparative Evaluations Of


Randomly Selected Four Point-Of-Care Glucometer Devices In Addis
Ababa, Ethiopia. Journal Of Diabetes Science And Technology, 12(3),
673-679.

Wowor, Mayer Ferdinand, et al. "Sensitivitas dan Spesifisitas Rapid Diagnostic


Test Malaria sebagai Diagostik Laboratorium Malaria di RSUD
Noongan." JKK (Jurnal Kedokteran Klinik) 3.2 (2019): 27-33.

Yamakoshi, K. I., & Yamakoshi, Y. (2006). Pulse glucometry: a new approach for
noninvasive blood glucose measurement using instantaneous differential
near-infrared spectrophotometry. Journal of Biomedical Optics, 11(5),
054028.

Yap, A., Sugiarto, C., & Sadeli, L. (2013). Perbandingan Kadar Glukosa Darah
Kapiler Dengan kadar Glukosa Darah Vena Menggunakan Glukometer
Pada Penderita Diabetes Melitus. Maranatha. Edu, 1010143.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai