Oleh :
TRI SUDARYANTO
1713353036
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan pada
Program Studi Teknologi Laboratorium Medis
Program Sarjana Terapan
Oleh :
TRI SUDARYANTO
1713353036
i
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS JURUSAN ANALIS
KESEHATAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
Skripsi, Juni 2021
TRI SUDARYANTO
Evaluasi Hasil Pemeriksaan Kadar Gula Darah Menggunakan Spektrofotometer
dengan Glukometer (Library Research)
ii
BIODATA PENULIS
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD (2005-2011) : SDN I Sidoarjo
SMP (2011-2014) : SMPN 2 Baradatu
SMA (2014-2017) : SMAN 1 Baradatu
DIV (2017-2021) : Politeknik Kesehatan Tanjungkarang, Program
Studi Teknologi Laboratorium Medis Program
Sarjana Terapan, Analis Kesehatan
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
Penulis
Tri Sudaryanto/1713353036
Pembimbing Pendamping
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Menyatakan bahwa, saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan laporan tugas
akhir yang berjudul:
“EVALUASI HASIL PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH
MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER DENGAN GLUKOMETER ”
Apabila suatu saat nanti terbukti melakukan kegiatan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikianlah lembar pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Tri Sudaryanto
v
MOTTO
vi
PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dah hidayat-Nya serta kekuatan yang
dianugerahkan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Kedua orang tuaku bapak..... dan ibu ...... serta saudara-saudaraku ......mereka
yang selalu menyebut namaku dalam doa mereka, yang tiada henti-hentinya
memberikan semangat, dukungan moril maupun materil, selalu memberi motivasi,
serta kasih sayang yang tak pernah tergantikan dengan siapapun.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya yang telah memberikan kemudahan dalam fikiran, niat, langkah, dan
tindakan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi
Hasil Pemeriksaan Kadar Gula Darah Menggunakan Spektrofotometer dengan
Glukometer”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan Program Studi Teknologi Laboratorium Medis
Program Sarjana Terapan di Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
Penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada semua pihak yang
telah banyak memberikan bantuan dan bimbingan terutama kepada:
1. Bapak Warjidin Aliyanto, S.KM., M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang.
2. Ibu Dra. Eka Sulistianingsih, M.Kes selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
3. Ibu Sri Ujiani, S.Pd., M.Biomed selaku Ketua Program Studi Teknologi
Laboratorium Medis Program Sarjana Terapan.
4. Ibu Wiria Saputri, S.ST., M.Si selaku penguji dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Agus Purnomo, S.Si., MKM. selaku Pembimbing Utama yang telah
dengan sabar memberikan bimbingan dan saran kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini dan Bapak Iwan Sariyanto, S.ST., M.Si selaku
Pembimbing Pendamping yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran
selama membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
6. Semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung turut
membantu dalam penyusunan proposal skripisi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan dari semua pihak.
viii
1
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DALAM ................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
BIODATA ..................................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... v
MOTTO ......................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
ix
2
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
x
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
xi
4
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Glukosa merupakan salah satu karbohidrat penting yang digunakan sebagai
sumber tenaga yang berperan sebagai pembentukan energi. Glukosa dihasilkan
dari makanan yang mengandung karbohidrat yang terdiri dari monosakarida,
disakarida dan juga polisakarida. Karbohidrat akan konversikan menjadi glukosa
didalam hati dan seterusnya berguna untuk pembentukan energi dalam tubuh.
Glukosa yang disimpan dalam tubuh berupa glikogen yang disimpan pada plasma
darah (blood glucose). Glukosa berfungsi dalam otak dan sebagai bahan bakar
proses metabolisme (Subiyono, 2016).
Glukosa darah dapat dikatakan abnormal apabila kurang atau melebihi nilai
rujukan. Nilai rujukan glukosa adalah pada rentang 60-110 mg/dl, (nilai rujukan
glukosa puasa ≥ 126 mg/dl, nilai rujukan glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dl, nilai
rujukan 2jpp ≥ 140 mg/dl), apabila kadar glukosa tinggi dinamakan hiperglikemia
dan jika kurang dari normal maka dinamakan hipoglikemia (Dewa, 2016).
Salah satu pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan adalah
pemeriksaan glukosa darah, laboratorium klinik telah memusatkan pada metode
kontrol kualitas dan program penilaian kualitas yang berhubungan dengan aspek
analitik pemeriksaan. Namun, semakin banyak bukti yang terkumpul dalam
beberapa dekade terakhir menunjukkan bahwa kualitas di laboratorium klinik
tidak dapat dijamin hanya dengan berfokus pada aspek analitik semata. Mutu
pelayanan didasari penilaian hasil pelayanan laboratorium secara keseluruhan, dan
salah satu titik penting terletak di mutu pemeriksaan atau parameter yang
diperiksa. Pemeriksaan akan melalui proses yang kompleks dan panjang sebelum
dikeluarkan pemberitahuan oleh laboratorium. Proses yang dilalui dapat dibagi
menjadi praanalitik, analitik, dan pasca analitik. Di samping itu dipengaruhi pula
oleh bahan, alat, metode, dan hal lain yang terkait. Oleh karena itu perlu strategi
guna mencapai mutu pemeriksaan yang diharapkan (Ramadhani, 2019)
Pemeriksaan glukosa darah yang biasanya dilakukan adalah pemeriksaan
glukosa darah puasa, glukosa darah sewaktu, glukosa darah 2 jam post prandial
2
dan tes toleransi glukosa oral. Pada pemeriksaan glukosa 2 jam post prandial atau
glukosa darah 2 jam setelah makan dapat sekaligus dilakukan pemeriksaan
glukosa darah puasa. Jadi, setelah pemeriksaan glukosa darah puasa pasien
diminta untuk makan dan 2 jam kemudian diperiksa kembali kadar glukosa darah.
Pada sebagian tempat pemeriksaan, pola makan untuk pemeriksaan kadar glukosa
darah 2 jam post prandial ini tidak ditetapkan. Biasanya pasien hanya diminta
untuk makan seperti biasa 1 porsi makanan dan 1 gelas teh manis (Almatsier,
2006).
Pemeriksaan yang sering dilakukan pada penderita diabetes melitus adalah
pemeriksaan kadar glukosa darah, pemeriksaan tersebut dapat dilakukan dengan
spektrofotometer maupun glukometer, pemeriksaan glukosa darah dengan alat
spektrofotometer menggunakan bahan pemeriksaan darah vena, sedangkan
glukometer menggunakan bahan pemeriksaan darah kapiler. Spektrofotometer
umum digunakan di laboratorium klinik karena dianggap sebagai alat yang paling
tepat untuk menggambarkan kadar glukosa darah sehingga alat ini dijadikan
sebagai baku emas atau standar pemeriksaan kadar glukosa darah. Glukometer
dapat memberikan hasil yang lebih cepat, bahan pemeriksaan yang dibutuhkan
lebih sedikit, dan prosedur kerjanya lebih mudah dibandingkan spektrofotometer
(Mariady F, 2013).
Hasil penelitian Andi Firgiansyah 2016 dari jumlah 25 sampel darah vena
pada mahasiswa yang diperiksa kadar glukosa darahnya menggunakan alat
spektrofotometer, diperoleh nilai rata-rata sebesar 90,46 mg/dl, nilai terendah 63
mg/dl, dan nilai tertinggi 146,5 mg/dl.
Hasil penelitian Andi Firgiansyah 2016 dari sebanyak 25 sampel darah
kapiler pada mahasiswa yang diperiksa kadar glukosa darahnya menggunakan alat
glukometer, diperoleh nilai rata-rata sebesar 142,50 mg/dl, nilai terendah 100,35
mg/dl, dan nilai tertinggi 174,90 mg/dl.
3
Dari latar belakang di atas terdapat perbedaan hasil pada rata-rata kadar
glukosa darah yang diperiksa menggunakan alat spektrofotometer dan yang
diperiksa menggunakan alat glukometer. Maka dari itu peneliti tertarik ingin
menggali lebih dalam tentang kekurangan dan kelebihan dari alat
spektrofotometer dan “Evaluasi hasil pemeriksaan kadar gula darah menggunakan
Spektrofotometer dengan Glukometer”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana perbedaan hasil pemeriksaan kadar gula
darah meggunakan spektrofotometer dengan glukometer”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengevaluasi hasil pemeriksaan tes gula darah dengan spektrofotometer
dan glukometer untuk mendapatkan hasil yang akurat.
2. Tujuan Khusus
a. Mencari perbedaan hasil pemeriksaan gula darah dengan spektrofotometer
dan glukometer.
b. Mencari kekurangan dan kelebihan spektrofotometer dan glukometer.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat bagi
pihak yang bersangkutan, yaitu:
1. Bagi Peneliti
Dapat memperluas ilmu pengetahuan, wawasan, dan keterampilan dalam
menguji alat spektrofotometer dan glukometer.
2. Bagi Akademi
Sebagai refrensi untuk peneliti selanjutnya dan database bagi institusi
terutama jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Tanjung Karang.
3. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi yang tepat untuk menggambarkan hasil
pemeriksaan kadar glukosa darah dengan menggunakan spektrofotometer dan
glukometer.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
Prinsip spektrofotometer
Prinsip kerja dari spektrofotometer menganut hukum Lambert Beer. Dalam
hukum ini jika cahaya monokromatik yang melewati satu media, maka sebagian
cahaya lainnya akan diserap dan sebaian dipantulkan. Sementara sebagian lagi
akan dipancarkan. Hukum Lambert Beer ini akan berjalan jika:
a) Sinar yang masuk atau yang mengenai sel sampel berupa sinar dengan
panjang gelombang monokromatis.
b) Penyerapan sinar dalam larutan tidak dipengaruhi adanya larutan lain
dalam satu larutan.
8
3) Kuvet
Berbagai bahan digunakan untuk pembuatan kuvet seperti kaca, plastik
hingga kwartz. Bentuk kuvet juga bermacam-macam. Kuvet berbentuk jajar
genjang lebih tepat untuk pengukuran karena cahaya akan jatuh dengan sudut
tegak lurus pada permukaaan kuvet. Untuk pemeriksaan yang memerlukan UV
sebaiknya digunakan kuvet dari kwartz. Diameter kuvet yang standar adalah 1 cm.
4) Detektor
Detektor yang digunakan pada alat fotometer umumnya adalah tabung
fotomultiplier (Photomultiplier tube), fotosel, atau fotodioda.
5) Alat baca
Fungsinya adalah membaca sinyal listrik dari detektor dimana data
digambarkan dalam bentuk yang bisa di interpretasikan atau disajikan pada
display yang dapat dibaca oleh pemeriksa.
6) Mikroprosesor
Dengan adanya mikroprosesor dan output software dari kalibrator dapat
disimpan dan konsentrasi sampel yang tidak diketahui secara otomatis dapat
dihitung.
7) Kelebihan dan kekurangan Spektofotometer
a) Kelebihan
Panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi
Dapat menganalisa larutan dengan konsentrasi yang sangat kecil
Hasilnya cepat sehingga diagnosis dapat segera ditegakan
Hasil yang tepat sebagai rujukan baku emas.
b) Kekurangan
Absorsi dipengaruhi oleh Ph larutan, suhu dan adanya zat pengganggu dan
kebersihan dari kurvet.
Hanya dapat dipakai paa daerah ultra violetyang panjang gelombang >185
nm.
Pemakaian hanya pada gugus fungsional yang mengandung electron
valensi dengan energy eksitasi rendah.
Sinar yang dipakai harus monokromatis.
Harga terbilang cukup mahal disbanding alat portable lainnya.
10
referensi. 1,3 Jika kesalahan pengukuran glukometer ini kurang dari 5%,
glukometer merupakan alternatif yang menarik untuk referensi penganalisis
glukosa, terutama untuk program penelitian kecil. (Amanda J, 2014)
Alat portable yang dapat melakukan pemeriksaan secara singkat menurut
kriteria dari CLIA (Clinical laboratory improvment amendement) glukometer
yang menggunakan prinsip Point of Care Testing (POCT) atau disebut juga
Bedside Test didefinisikan sebagai pemeriksaan laboratorium yang dilakukan
pada pasien diluar laboratorium sentral, baik pasien rawat jalan maupun pasien
rawat inap.
a) Komponen POCT
a. Alat analiser (otomatis, atau visual)
b. Reagen (umumnyabeupa reagen kering)
c. Bahan control (untuk Quality control/QC)
d. Kalibrator (berupa angka yang dimasukkan secara manual atau otomatis
berupa kode cip)
b) Pemeliharaan POCT
Umumnya cukup mudah dan tidak memerlukan perawatan khusus, karena
bentukya yang sangat kecil sehingga tidak memerlukan tempat yang luas. Tapi
harus diperhatikan cara penyimpanannya (pengaruh suhu, kelembapan, getaran,
guncangan dan benturan)
12
B. Kerangka Teori
Gula Darah
Kimia Fisika
Kolesterol LED
Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi Analyzer
C. Kerangka Konsep
BAB III
METODE PENELETIAN
1. Pemilihan Topik
Topik yang dipilih dalam penelitian ini yaitu evaluasi hasil pemeriksaan
glukosa darah menggunakan spektrofotometer dengan glukometer.
2. Eksplorasi informasi
Informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menelusuri jurnal yang
telah didapat berjumlah 15 jurnal yang sesuai dengan topik penelitian yaitu
evaluasi hasil pemeriksaan glukosa darah menggunakan spektrofotometer
dengan glukometer.
3. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini yaitu evaluasi hasil pemeriksaan glukosa darah
menggunakan spektrofotometer dengan glukometer.
4. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan oleh penulis sebagai penunjang, dapat juga dikatakan
data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen. Dalam penelitian ini
data yang penulis yang sudah diperoleh dari 15 artikel jurnal yang
terakreditasi baik nasional maupun internasional dengan jumlah artikel
nasional sebanyak 8 jurnal nasional dan internasional sebanyak 7 jurnal
internasional.
5. Persiapan Penyajian Data
Jurnal yang telah dikumpulkan, dibaca, dianalisis dan diambil kesimpulan
yang sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan sehingga data-data
yang diperoleh yaitu 7 jurnal internaasional dan 8 jurnal nasional.
17
6. Penyusunan Laporan
Pada bagian akhir kegiatan penelitian, peneliti mulai dengan proses
penyusunan laporan penelitian. Proses penyusunan laporan ini dilakukan
dengan cara menyusun berbagai data yang didapat sesuai dengan topik
penelitian yaitu evaluasi hasil pemeriksaan glukosa darah menggunakan
spektrofotometer dengan glukometer.
Penyusunan dalam penelitian literatur reveiw ini yaitu :
a. Menjelaskan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk membandingkan hasil
yang didapat dari jurnal ilmiah yang telah didapat oleh peneliti sebanyak
15 jurnal.
b. Membandingkan dan mengetahui hasil spektrofotometer dengan
glukometer melalui pemeriksaan glukosa darah.
c. Kemudian mencari kesamaan dari kesimpulan hasil pemeriksaan pada
setiap jurnal yang didapat sehingga memperoleh kesimpulan dari
penelitian.
d. Memberikan pendapat sendiri terhadap 15 jurnal yang di teliti.
18
D. Sumber Data
Sumber data yang menjadi bahan penelitian ini yaitu sumber data sekunder,
berupa jurnal, dan situs internet yang terkait dengan topik yang berkaitan dengan
evaluasi hasil pemeriksaan glukosa darah menggunakan spektrofotometer dengan
glukometer.
Penelusuran artikel publikasi pada google scolar, science dan pubmed,
menggunakan kata kunci yang dipilih yakni : Evaluasi hasil pemeriksaan glukosa
darah menggunakan spektrofotometer dengan glukometer.
Kriteria jurnal yang direview adalah artikel jurnal penelitian berbahasa
Indonesia dan Inggris dengan subyek hasil pemeriksaan alat spektrofotometer
dengan glukometer pada pemeriksaan glukosa darah. Kriteria jurnal yang terpilih
untuk kepustakaan adalah jurnal yang didalamnya terdapat tema evaluasi hasil
spektrofotometer dengan glukometer yang telah diperoleh 15 jurnal. Jurnal yang
telah direview ditampilkan dalam tabel.
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan hasil pengumpulan data tentang Evaluasi hasil pemeriksaan kadar gula
darah menggunakan Spektrofotometer dengan Glukometer secara studi pustaka yang
ditelusuri melalui internet dari database Google scholar, dan PubMed. Diperoleh 7
artikel internasional,8 artikel penelitian nasional yang memiliki keterkaitan dengan
topik yang diambil.
Tabel 4.1. Hasil Pengkajian Studi Pustaka 15 Artikel
No Penulis, tahun dan Tujuan penelitian Metode penelitian Hasil
judul artikel dan sampel
1 Perbedaan Kadar Untuk mengetahui Penelitian ini Hasil Penelitian menunjukan
Glukosa Darah perbedaan hasil menggunakan metode persentase sampel dengan kadar
Sewaktu Dari Vena pemeriksaan antara deskriptif dengan 30 glukosa darah
Dengan Dari kadar glukosa dari sampel pada kapiler lebih tinggi dari vena dengan
Kapiler darah vena dan kapiler mahasiswa Akademi jumlah 8 mahasiswa dengan nilai
Menggunakan Alat menggunakan alat Analis Kesehatan An persentase 26,67%
Glukometer glukometer metode Nasher Cirebon. mg/dl, darah kapiler berjumlah 18
Metode Strip Pada strip. mahasiswa dan dengan nilai
Mahasiswa persentase 60% mg/dl
Akademi Analis 4 mahasiswa dengan nilai persentase
Kesehatanan Nasher 13,33% mg/dl.
Cirebon Simpulan :
terdapat perbedaan kadar glukosa
darah yang signifikan antara kadar
glukosa dari vena dengan dari kapiler.
2 Analisis Kadar Tujuan penelitian ini Penelitian ini dengan Berdasarkan hasil penelitian yang
Glukosa Darah adalah apakah ada sample 30 dilakukan didapatkan nilai rerata
menggunakan perbedaan hasil menggunakan metode kadar glukosa darah yang
Chemistry pemeriksaan kadar penelitian menggunakan chemistry autoanalyzer
Autoanalyzer, glukosa darah experimental yang sebesar 312,73 mg/dl, fotometer
Fotometer, dan menggunakan chemistry bersifat cross sebesar 294 mg/dl, dan POCT sebesar
autoanalyzer, fotometer, sectional. 276,07 mg/dl.
Point Of Care
dan POCT Simpulan :
Testing (POCT) Tidak ada perbedaan bermakna antara
ketiga alat tersebut
3 Pemeriksaan Kimia Tujuan mengadakan Penelitian ini Dari 30 warga yang diperiksa kadar
Darah (Glukosa pemeriksaan adalah menggunakan metode glukosa darah, kolesterol dan asam
Darah, Kolesterol memberikan Stick Test dan metode urat, menunjukan hasil bahwa
Dan Asam Urat) penyuluhan tentang Spektrofotometri terdapat 7 warga yang kadar glukosa
Menggunakan pola hidup, pencegahan dengan sample 30 darahnya melebihi normal atau
Metode Stick Test penyakit diabetes warga RW 22 dinyatakan diabetes melitus menurut
Dan Metode melitus, hiperlipidemia, kelurahan Nusukan metode stick test, sedangkan secara
Spektrofotometri dan asam urat, serta dimana mayoritas metode spektrofotometri terdapat 2
Dari Sampel Darah membantu masyarakat adalah para lansia warga saja.
Masyarakat Rw 22 untuk mendeteksi Simpulan :
Kelurahan Nusukan penyakit diabetes Metode stick test menunjukan hasil
Kecamatan melitus, hiperlipidemia yang lebih tinggi kadarnya
Banjarsari Kota dan asam urat dengan dibandingkan dengan metode
Surakarta melalukan pemeriksaan spektrofotometri.
kadar glukosa darah,
kolesterol dan asam urat
23
4 Perbandingan Kadar Tujuan penelitian ini Penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukkan
Glukosa Darah adalah untuk menggunakan metode tidak adanya perbedaan antara darah
Kapiler dengan mengetahui apakah observasional analitik kapiler dan darah vena. Kesalahan
Kadar Glukosa perbandingan kadar dengan rancangan operasional, Perbedaan kadar
Darah Vena glukosa darah pada cross-sectional oksigen kapiler dan vena, Rendahnya
Menggunakan darah kapiler lebih dengan subjek 30 aliran darah pada ujung jari, Kadar
Glukometer pada tinggi daripada darah penderita DM dengan insulin yang rendah pada penderita
Penderita Diabetes vena pada pasien DM. kadar glukosa darah DM.
Melitus >140 mg/dl. Simpulan :
Kadar glukosa darah kapiler dan
kadar glukosa darah vena memiliki
perbedaan yang tidak signifikan.
5 Evaluasi Kinerja Tujuan penelitian ini Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Dan Perbandingan adalah untuk menilai menggunakan metode nilai rata-rata konsentrasi glukosa
Analitik Antara unjuk kerja analitik Glukometer darah lebih tinggi pada metode
Pengukur Glukosa antara pengukur menentukan glukosa spektrofotometri KENZA 240 (5,76
Dan Metode glukosa dan metode dengan menggunakan mmol / l) dibandingkan dengan
Spektrofotometri spektrofotometri untuk Finetest Auto-coding pengukur glukosa FINE TEST (5,27
Untuk Darah penentuan glukose TM Premium (infopia mmol / l). Hasil analisis uji-t
Penentuan Glukosa darah Co., Korea) dan menunjukkan perbedaan yang
dibandingkan dengan signifikan
spektrofotometer Simpulan :
(Kenza 240, biolabo perbedaan rata-rata menunjukkan
france) menggunakan bahwa pengukur glukosa sama andal
data berpasangan dari Namun, Studi ini menunjukkan
sampel darah yang akurasi klinis dari pengukur glukosa
dianalisis masing- dan menyimpulkan bahwa pengukur
masing dari 208 glukosa cukup andal untuk
pasien di rumah sakit pengambilan keputusan klinis.
.
6 Validity And Tujuan dari Untuk menentukan Hasil penelitian ini
Reliability Of A penelitian ini adalah validitas dari menunjukkan, konsentrasi glukosa
Glucometer untuk mengukur glukometer darah selama OGTT berkisar antara
Against Industry validitas, reliabilitas, Bayer Contour kami 50 hingga 188 mg / dL. Dari 166 total
Refrence Standards dan bias dari menggunakan Yellow pengukuran yang dilakukan dengan
glukometer untuk Springs Instruments menggunakan glukometer, 136 (82%)
penelitian biomedis (YSI) 2300 memenuhi standar ISO. Ketika
secara lebih tepat. Stat Plus Glucose and glukometer dan sampel darah
Lactate analyzer instrumen referensi diambil langsung
(Yellow Springs, dari jari, perbedaan rata-rata antara
OH). Dengan jumlah instrumen adalah 8,427 mg / dL yang
subjek 15 pemuda. menunjukkan glukometer secara
konsisten memberikan nilai lebih
besar dari instrumen referensi.
Simpulan :
Glukometer portabel digunakan untuk
manajemen pasien, tetapi tidak untuk
diagnosis, pengobatan, atau tujuan
penelitian.
7 Comparative Tujuan dari penelitian Metode pada Nilai gula darah minimum dan
Evaluations of ini adalah untuk penelitian ini studi maksimum dicatat dengan metode
Randomly Selected mengevaluasi hasil tes cross-sectional CareSens N (21 mg/dl) dan
Four Point-of-Care glukosa darah yang prospektif dilakukan heksokinase (498,8 mg/dl). Nilai gula
Glucometer Devices dilakukan dengan empat pada 200 peserta rata-rata semua perangkat PoCG
in Addis Ababa, glukometer yang dipilih penelitian yang dipilih kecuali On Call Extra menunjukkan
Ethiopia secara acak pada subjek secara acak (100 perbedaan yang signifikan
diabetes dan kontrol peserta dengan dibandingkan dengan metode
versus metode kimia diabetes dan 100 referensi heksokinase. tidak satu pun
basah standar kontrol sehat). dari empat perangkat PoCT
(heksokinase) di Addis memenuhi pengukuran akurasi
Ababa, Ethiopia. minimum yang ditetapkan oleh
standar ISO 15197:2003 dan ISO
24
8 Blood Glucose Tujuan penelitian ini Metode pada ada korelasi yang kuat dalam estimasi
Testing: A adalah untuk penelitian ini adalah glukosa. 185 (92,5%) memiliki kadar
Comparative mengetahui perbedaan involvingglucometer glukosa (gula darah acak) dalam
Analysis Of glukosa darah yang dan Spektrofotometer kisaran normal, 15 (7,5%) di atas
Spectrophotometer diperoleh dari metode dengan 200 subjek kisaran
And Glucometer In spektrometri dan pria (120) dan wanita normal dengan spektrofotometer
Hospital Based glukometer (80), usia 20 tahun ke sedangkan 180 (90,0%) menunjukkan
Medical Laboratory atas kadar glukosa dalam kisaran normal
In Jos-Nigeria. dan 20 (10,0%) di
atas kisaran normal oleh glukometer
menggunakan kisaran Normal sebagai
3,5-11,0mMol / L.
Simpulan :
Penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan
9 Accuracy and Penelitian ini bertujuan Metode penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukan
precision of four untuk menentukan adalah cross-sectional accu-Chek Active, CodeFree , Mylife
main glucometers akurasi dan presisi dari dengan 108 peserta Pura , dan OneTouch Ultra 2 nilai
used in a Sub- empat glukometer yang diabetes dan non- memiliki koefisien korelasi masing-
Saharan African umum digunakan di diabetes, nilai glukosa masing 0,96, 0,87, 0,97 dan 0,94
Country: a cross- Kamerun jika darah yang diperoleh dengan nilai referensi, dan bias
sectional study dibandingkan dengan dengan glukometer 18,7%, 29,1%, 16,1% dan 13,8%.
metode laboratorium dibandingkan dengan Semua glukometer memiliki ≥ 95%
referensi. metode laboratorium nilai yang berada dalam batas
rujukan untuk kepercayaan kecuali OneTouch, Ultra
menentukan akurasi . Accu-Chek Active, CodeFree ,
teknis dan klinisnya. Mylife Pura , dan OneTouch Ultra 2
memiliki 99%, 93,1%, 100% dan
98,0% nilai di zona Parke A dan B.
Koefisien variasi glukometer
semuanya di bawah 5% pada semua
konsentrasi standar.
Simpulan :
Tidak ada
glukometer yang memenuhi semua
persyaratan internasional
10 Perbedaan kadar Penelitian ini bertujuan Jenis penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan adanya
glukosa darah untuk mengetahui observasional analitik, perbedaan terhadap kadar glukosa
sewaktu perbedaan kadar desain potong lintang darah menggunakan serum dan
menggunakan glukosa darah sewaktu dan dilakukan di Balai plasma EDTA pada serum adalah
serum dan plasma menggunakan serum Besar Laboratorium 100,3 mg/dL serta nilai rata-rata pada
edta dan plasma EDTA. Kesehatan plasma EDTA adalah 113,5 mg/dL.
Palembang. Sampel Simpulan :
penelitian ini adalah Nilai rata-rata hasil pemeriksaan
sebanyak 33 sampel kadar glukosa darah menggunakan
spesimen serum adalah 91,8 mg/dL
sedangkan rata-rata spesimen plasma
EDTA adalah 97,2 mg/dL. Hasil uji
statistik menyimpulkan ada
perbedaan terhadap kadar glukosa
25
11 Perbandingan Hasil Tujuan penelitian ini Metode Penelitian ini Hasil pemeriksaan kadar glukosa
Pemeriksaan Kadar untuk mengetahui adalah penelitian darah sewaktu menggunakan
Glukosa Darah perbandingan hasil observasional analitik glukometer
Sewaktu pemeriksaan kadar dengan rancangan lebih tinggi dibandingkan dengan
Menggunakan glukosa darah sewaktu cross-sectional spektrofotometer pada penderita DM
Glukometer Dan menggunakan dengan subjek 30 di klinik nirlaba
Spektrofotometer glukometer dan penderita Diabetes Bandung, Rerata kadar glukosa darah
Pada Penderita spektrofotometer pada Melitus sewaktu menggunakan glukometer
Diabetes Melitus Di penderita DM di klinik (236,03 mg/dl)
Klinik Nirlaba nirlaba Bandung lebih tinggi 21,76 mg/dl daripada
Bandung rerata kadar glukosa darah sewaktu
menggunakan
spektrofotometer (214,27 mg/dl)
Simpulan :
Hasil pemeriksaan kadar glukosa
darah sewaktu menggunakan
glukometer lebih tinggi dibandingkan
dengan spektrofotometer pada
penderita DM di klinik nirlaba
Bandung.
12 Accuracy Tujuan penelitian ini Metode penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukan Accu
Evaluation And adalah untuk Merupakan Penelitian – Chek, Aktif, Panggilan, Plus dan
Comparison Of Mengevaluasi Prospektif Cross Satu Sentuhan, masing-masing adalah
Three Blood Keakuratan Tiga Sectional Sebanyak 11,58%, 27,00%, dan 13,91%. Dalam
Glucose Meters Meter Glukosa yang 206 pasien berusia 1 diagnosis hiperglikemia, sensitivitas
In An Emergency umum Digunakan di bulan -13 tahun dan spesifisitas untuk Accu – Chek
Paediatric Unit Of ruang Gawat Darurat Penelitian ini Aktif, Panggilan, Ditambah, Satu
A Tertiary Hospital Anak Menggunakan dilakukan di Unit Sentuhan, masing-masing
In Nigeria. Metode Laboratorium Gawat Darurat adalah 83,3% dan 96,3%, 94,4% dan
Sebagai Referensi. Pediatrik 79,3%, 94,4 dan 94,7%. PPV dan
menggunakan NPV untuk Accu - Chek Aktif,
glukometer Panggilan, Ditambah, Satu
Sentuhan, masing-masing adalah
68,1% dan 98,4%, 30,4% dan 99,3%,
62,9% dan 99,4%. Empat kasus
hipoglikemia dideteksi
dengan metode laboratorium dan 3
glukosa meter terdeteksi 3 dari 4
dengan benar.
Simpulan :
Ketiga glukosameter tersebut dinilai
memiliki ketidakakuratan yang
bervariasi. Pengukur glukosa On Call
Plus cenderung menghasilkan nilai
glukosa darah yang lebih tinggi
daripada metode laboratorium dan
dua glukosameter lainnya.
13 Uji Korelasi Tujuan penelitian ini Metode penelitian ini Terdapat hubungan korelasi kuat
Pemeriksaan adalah untuk adalah cross- antara rapid tes dengan persamaan
Glukosa Darah mengetahui hasil sectional, dengan 35 regresinya adalah Y = 140,669 +
antara Rapid Tes pemeriksaan glukosa subyek yang diteliti 0,550x. Dari hasil analisis uji korelasi
dengan dengan menggunakan diambil darahnya pearson antara metode standar dengan
Spektrofotometer metode rapid test dan kemudian dilakukan rapid tes pada 35 sampel serum
metode standard. proses sentrifugasi didapatkan nilai koefisien korelasi =
Mengetahui dan untuk pengambilan 0,610.
memahami korelasi serum darah. Setelah Simpulan :
26
serta persamaan regresi itu dilakukan uji Dari hasil uji korelasi antara rapid tes
dari hasil pemeriksaan glukosa darah pada dengan spektrofotometer
glukosa antara rapid tes dan menunjukkan
menggunakan metode spektrofotometer dan korelasi yang kuat dan persamaan
rapid test dengan hasilnya regresi antara rapid tes dengan
metode standar dibandingkan. spektrofotometer
adalah Y = 140,669 + 0,550x.
14 Accuracy of Tujuan dari penelitian Metode Studi Usia rata-rata adalah 46,16 ± 15,5.
Sensocard Glucose ini adalah untuk menilai aprospektif cross Nilai rata-rata glukosa serum yang
Meter: Comparing keakuratan alat ukur sectional. Sebanyak diukur dengan metode referensi
with Reference glukosa SensoCard 122 (jumlah yang adalah 164,78 ± 86,33 mg / dl dan
Glucose Oxidase dibandingkan dengan sama dari tipe 1 dan nilai rata-rata glukosa darah kapiler
Method metode referensi II) pasien diabetes yang diukur dengan meteran glukosa
glukosa oksidase di melitus dipilih dengan SensoCard adalah 161,19 ± 78,1 mg /
Rumah Sakit teknik consecutive dl.
Universitas Gondar, sampling. Nilai Simpulan :
Gondar, Ethiopia. glukosa ditentukan Pengukur glukosa ensoCard
dengan meteran meremehkan nilai glukosa darah rata-
glukosa SensoCard rata sebesar 3,59 dari metode
dan metode oksidase referensi glukosa oksidase. Selain itu,
glukosa referensi pengukur glukosa SensoCard tidak
memenuhi persyaratan akurasi
minimum ISO 15197: 2003 dan ISO
15197: 2013.
15 Perbedaan kadar Tujuan pada penelitian Metode pada Pemeriksaan kadar glukosa darah
glukosa darah ini adalah untuk penelitian ini adalah menggunakan alat photometer dari
metode poin of care mengetahui perbedaan observasional analitik sampel sebanyak 52 orang
test (poct) dengan kadar glukosa darah sasaran penelitian memberikan nilai rerata sebesar
photometer pada metode POCT dengan adalah sasaran 121,17 mg/dL, dengan nilai terendah
sampel serum potometer pada sample penelitian ini adalah 70 mg/dL dan nilai tertinggi 261
diwilayah kerja serum semua pasien rawat mg/dL Pemeriksaan kadar glukosa
puskesmas jereweh jalan yang memeriksa darah menggunakan alat Poin Of
gula darah di Care Test(POCT) dari sampel
Laboratorium sebanyak 52 orang memberikan nilai
Puskesmas Jerewah, rerata sebesar 130,38 mg/dL, dengan
dengan jumlah sample nilai terendah 78 mg/dL dan nilai
52 orang. tertinggi 269 mg/dL. Berdasarkan
hasil uji statistik diperoleh nilai(p)
sebesar = 0,084 (> dari α 0,05), yang
berarti pada α = 5% tidak ada
perbedaan yang signifikan kadar
glukosa darah metode POCT (Poin Of
Care Test) dengan metode
photometer pada sampel serum.
Simpulan :
tidak ada perbedaan yang signifikan
kadar glukosa darah metode POCT
(Poin Of Care Test) dengan metode
photometer pada sampel serum.
27
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil dari 15 artikel yang telah diriew terdapat 6 artikel yang berkaitan
dengan evaluasi hasil pemeriksaan kadar gula darah menggunakan spektrofotometer
dengan glokometer menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan, 9 hasil artikel dengan
perbedaan yang signifikan dan menunjukan nilai rerata glukometer yang lebih tinggi.
Penyebab hasil yang menunjukan nilai rerata cenderung lebih tinggi dikarnakan hasil
dari jurnal Mariady, F. (2013), Amanda J (2014), terdapat perbedaan pengambilan sampel,
pemeriksaan dengan spektrofotometer menggunakan darah vena dan glukometer
menggunakan darah kapiler, darah kapiler bisa bercampur dengan cairan jaringan sehingga
darah mengalami pengenceran, apabila jumlah glukosa tetap maka kadar glukosa darah,
darah menjadi lebih kecil dibandingdengan kadar glukosa darah yang tidak mengalami
pengenceran. Menurut Binugraheni, R (2016) spektofotometri merupakan suatu metode
analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur
larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator
prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Spektofotometri dapat dianggap sebagai
perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi.
Metode spektrofotometri memiliki kelebihan, yaitu : presisi tinggi, akurasi tinggi,
spesifik, relatif bebas dari gangguan (kadar hematokrit, vitamin C, lipid, volume sampel,
dan suhu). Sedangkan kekurangannya adalah memiliki ketergantungan pada reagen, butuh
sampel darah yang banyak, pemeliharaan alat dan reagen memerlukan tempat yang khusus
dan membutuhkan biaya yang cukup mahal.
Metode glukometer juga memiliki kelebihan yaitu hasil pemeriksaan dapat segera
diketahui, hanya butuh sampel sedikit, tidak membutuhkan reagen khusus, praktis dan
mudah dipergunakan jadi dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa butuh keahlian khusus.
Kekurangan glukometer presisi dan akurasi kurang baik bila dibandingkan dengan metode
rujukan kemampuan pengukuran terbatas, dipengaruhi oleh suhu, kelembapan, hematocrit.
Prinsip kerja dari spektrofotometer menganut hukum Lambert Beer. Dalam hukum ini
jika cahaya monokromatik yang melewati satu media, maka sebagian cahaya lainnya akan
diserap dan sebaian dipantulkan. Sementara sebagian lagi akan dipancarkan. Prinsip
glukometer Amperometri yaitu Enzim glukosa dehidrogenase dalam koenzim pada strip uji
mengkonversi glukosa didalam sampel darah ke lakton glukono. Reaksi ini menciptakan
arus listrik yang tidak berbahaya untuk Glukosa yang diperiksa
28
Penemuan dalam penelitian ini pemeriksaan kadar gula darah dengan metode
spektrofotometer mempunyai hasil yang lebih akurat dibanding metode glukometer,
perbedaan 15 artikel yang diteliti dipengaruhi oleh pengambilan sampel yang berbeda, dari
15 artikel didapatkan metode glukometer rata-rata hasil menunjukan bahwa metode
glukometer tidak memenuhi iso yang sudah ditetapkan sebagai standar.
Standar ISO penting untuk memastikan apakah alat monitor gula darah yang Anda
pakai cukup handal atau tidak. Glukometer kini menggunakan sistem akurasi ISO:
15197:2013.
29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian terhadap lima belas artikel yang terkait dengan Evaluasi
pemeriksaan kadar Gula Darah Menggunakan Spetrofotometer degan Glukometer, maka
dapat disimpulkan:
1. Bahwa terdapat 6 artikel yang berkaitan dengan evaluasi hasil pemeriksaan kadar gula
darah menggunakan spektrofotometer dengan glokometer menyatakan tidak ada
perbedaan yang signifikan, 9 hasil artikel dengan perbedaan yang signifikan dan
menunjukan nilai rerata glukometer yang lebih tinggi.
2. Nilai rerata cenderung lebih tinggi dikarnakan terdapat perbedaan pengambilan sampel,
pemeriksaan dengan spektrofotometer menggunakan darah vena dan glukometer
menggunakan darah kapiler, darah kapiler bisa bercampur dengan cairan jaringan
sehingga darah mengalami pengenceran.
3. Perbedaan dari 15 artikel terletak pada metode glukometer rata-rata hasil menunjukan
bahwa metode glukometer tidak memenuhi iso yang sudah ditetapkan sebagai standar.
B. Saran
1 Dalam pemeriksaan kadar glukosadarah yang dilakukan di laboratoratorium, baik itu
laboratorium rumah sakit maupun klinik dianjurkanmenggunakan alat spektrofotometer
dalam pemeriksaan kadar glukosa darah. Penggunaan alat glukometer dalam
pemeriksaan kadar glukosa darah diperbolehkan hanya untuk pemantauan penyakit dan
ini bisa dilakukan dimana saja dan siapa saja bisa menggunakannya akan tetapi jika
untuk menegakkan diagnosa pada pemeriksaan glukosa darah alat yang dianjurkan yaitu
alat spektrofotometer yang dimana dapat memberikan hasil yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Abell, Sally K., et al. "Type 1 and Type 2 diabetes preconception and in
pregnancy: health impacts, influence of obesity and lifestyle, and
principles of management." Seminars in reproductive medicine. Vol. 34.
No. 02. Thieme Medical Publishers, 2016.
Audu, S. I., Ubwa, S. T., Igbum, O. G., Ikese, O. C., & Alex, N. I. Performance
Evaluation And Analytical Comparison Between Glucose Meters And
Spectrophotometric Methods For Blood Glucose Determination.
Binugraheni, R., Primadevi, S., Nugroho, R. B., Kresnadipayana, D., & Budianto,
G. I. (2016). Pemeriksaan Kimia Darah (Glukosa Darah, Kolesterol dan
Asam Urat) Menggunakan Metode Stick Test dan Metode
Spektrofotometri dari Sampel Darah Masyarakat RW 22 Kelurahan
Nusukan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Journal of Health
(JoH), 3(2), 114-117.
Choukem, S. P., Sih, C., Nebongo, D., Tientcheu, P., & Kengne, A. P. (2019).
Accuracy and precision of four main glucometers used in a Sub-Saharan
African Country: a cross-sectional study. The Pan African Medical
Journal, 32.
Dele, A. F., Olatokunbo, J. O., Wasagu, I. H., & Eberechi, O. E. (2020). Accuracy
Evaluation And Comparison Of Three Blood Glucose Meters In An
Emergency Paediatric Unit Of A Tertiary Hospital In Nigeria. Nigerian
Journal Of Medicine, 29(1), 115-119.
Henrikson J. E., & Bech-Nielsen H., 2009. Blood Glucose Levels.
http://www.netdoctor.couk/healthadvice/facts/diabetesbloodsugar.
Louie, Richard F., et al. "Point-of-care glucose testing: effects of critical care
variables, influence of reference instruments, and a modular glucose
meter design." Archives of pathology & laboratory medicine 124.2
(2000): 257-266.Murray, R. K., Granner, D. K., Rodwell, V. W. 2009.
Glukoneogenesis Dan Kontrol Gula Darah dalam Biokimia Harper.
Jakarta: EGC
Salacinski, A. J., Alford, M., Drevets, K., Hart, S., & Hunt, B. E. (2014). Validity
and reliability of a glucometer against industry reference
standards. Journal of Diabetes Science and Technology, 8(1), 95-99.
Sinaga, H., Jagad, D. S., & Suwae, C. (2019). Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
Dan Kreatinin Pada Lansia Di Puskesmas Kotaraja Jayapura. Jurnal
Sains dan Teknologi Laboratorium Medik, 4(1), 9-14.
Skoog, D. A., West, D. M., Holler, F. J., & Crouch, S. R. (2013). Fundamentals of
analytical chemistry. Nelson Education.
Yamakoshi, K. I., & Yamakoshi, Y. (2006). Pulse glucometry: a new approach for
noninvasive blood glucose measurement using instantaneous differential
near-infrared spectrophotometry. Journal of Biomedical Optics, 11(5),
054028.
Yap, A., Sugiarto, C., & Sadeli, L. (2013). Perbandingan Kadar Glukosa Darah
Kapiler Dengan kadar Glukosa Darah Vena Menggunakan Glukometer
Pada Penderita Diabetes Melitus. Maranatha. Edu, 1010143.
LAMPIRAN