Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH STATISTIKA

Estimasi dan Uji Hipotesis


Dosen : Yustin Nur Khoiriyah, S.Si, M.Sc.

DISUSUN OLEH :

TRI SUDARYANTO 1713353036

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


PROGRAM SARJANA TERAPAN
POLTEKKES TANJUNG KARANG
2020
Kata Pengantar

Assalamu΄Alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan taufik-Nya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan hidayah dan rahmat-Nya kepada penulis secara
khusus dan masyarakat secara umum agar senantiasa menambahkan akan ilmu, iman, dan
amal pada dirinya. Semoga dengan adanya makalah “Estimasi dan Uji Hipotesis” yang
penulis susun ini dapat menambah wawasan.

Makalah ini disusun dengan berbagai literatur khususnya mata kuliah Statistika , e-book,
jurnal, serta sumber lain yang dianggap relevan, serta pengetahuan dari penulis sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik sesuai yang diharapkan.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
dosen pengajar yang telah memberikan bantuannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih perlu perbaikan, olehnya itu sumbang saran dari
pembaca sangat diharapkan.

Bandar Lampung, Desember 2020

                                                                                                                           

                                                                   Penyusun

Tri Sudaryanto
Daftar Isi

Kata Pengantar.......................................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................1.1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1.2
a. Apa yang dimaksud dengan estimasi?
b. Apa yang dimaksud dengan uji hipotesis?
C. Tujuan....................................................................................................................1.3
Mengetahui apa itu estimasi dan hipotesis.
BAB II PEMBAHASAN
1. Estimasi.......................................................................................................................1
a. Sifat - sifat Estimasi........................................................................................1.1
b. Estimasi Titik..................................................................................................1.2
c. Estimasi Interval..............................................................................................1.3
d. Estimasi Rata-rata...........................................................................................1.4
e. Estimasi Proporsi.............................................................................................1.5
2. Uji Hipotesis................................................................................................................2
a. Definisi............................................................................................................2.1
b. Penyusunan Kerangka Berpikir.......................................................................2.2
c. Pengujian hipotesis tentang rata-rata...............................................................2.3
d. Pengujian Hipotesis Satu Rata-rata.................................................................2.4
e. Pengujian Hipotesis Perbedaan Dua Rata-rata................................................2.5
f. Pengujian Hipotesis μ1−μ 2 untuk Sampel Tak Bebas (Dependent Sample)
sebagai Sampel Pasangan (Paired Samples) ..................................................2.6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..........................................................................................................3
B. Saran....................................................................................................................3.1
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Karena adanya berbagai alasan seperti banyaknya individu dalam populasi amatan, maka
penelitian keseluruhan terhadap populasi tersebut tidaklah ekonomis, baik tenaga, waktu,
maupun biaya, maka penelitian hanya menggunakan sampel saja. Harga – harga parameter
hanya di estimasikan / diduga berdasarkan harga harga statistik sampelnya. Pendugaan dalam
kehidupan sehari – hari tidak dapat dihindari. Permasalahannya adalah bagaimana pendugaan
tersebut mendekati kebenaran. Oleh karena itu, statistika induktif mengembangkan teori yaitu
pendugaan (estimasi/ penaksiran). Teori pendugaan (estimasi / penaksiran) adalah suatu
proses dengan menggunakan statistik sampel untuk menduga parameter populasi.
Contoh lain penggunaan estimasi dan uji hipotesis adalah ketika kita selesai melakukan
sebuah penelitian. Nah seperti Anda ketahui bahwa dalam melakukan penelitian, biasanya
kita hanya memakai sampel dan data dari sampel tersebut akan kita pakai untuk mewakili
populasi. Lalu bagaimana data yang ada di sampel tersebut bisa menggambarkan keadaan di
populasi? Untuk itu kita akan mencoba melakukan suatu inferensi (menarik kesimpulan).
Dalam ilmu statistik ada dua konsep berkaitan dengan inferensia. Pertama, apa yang kita
kenal sebagai estimasi atau secara sederhana kita katakan sebagai pendugaan. Dalam hal ini
kita akan menduga keadaan di populasi dengan memakai data yang ada di tingkat sampel.
Kedua, yang disebut sebagai pengujian hipotesis, yaitu apabila kita ingin memeriksa apakah
data yang ada di tingkat sampel mendukung atau berlawanan dengan dugaan peneliti.

1.2 Rumusan masalah

a. Apa yang dimaksud dengan estimasi?

b. Apa yang dimaksud dengan uji hipotesis?

1.3 Tujuan
Mengetahui apa itu estimasi serta uji hipotesis.
BAB II
Pembahasan

1. Estimasi
Pengertian estimasi, sesungguhnya bukan merupakan satu hal yang asing dalam
kehidupan manusia, termasuk Anda. Dalam kehidupan sehari-hari, pasti kita akan melakukan
estimasi. Coba Anda ingat lagi. Apakah Anda pernah melakukan estimasi? Baik, saya akan
coba membantu Anda untuk mengingat.
Pernahkah Anda menduga siapa yang akan memenangkan pertandingan final sepak
bola antara Prancis dan Italia? Pernahkah Anda menduga apakah Anda akan lulus mata
kuliah pengantar statistik sosial? Masih banyak lagi contoh pendugaan, yang tentunya Anda
lebih tahu. Nah sesungguhnya, Anda sudah melakukan suatu estimasi. Dengan demikian,
secara sederhana kita dapat mengatakan bahwa estimasi adalah pendugaan. Estimasi akan
kita pakai sebagai dasar untuk kita melakukan suatu keputusan. Dalam statistik, estimasi
dikatakan sebagai salah satu cara untuk mengemukakan pernyataan induktif (menyatakan
karakteristik populasi dengan menggunakan karakteristik yang didapat dari sampel)

1.1. Sifat - sifat Estimasi


Dalam membuat estimasi harga parameter populasi, seyogyanya variabel random
harga statistik sampel tidak bervariasi terlalu jauh dari harga, parameter populasi yang
konstan. Misalnya, jika / merupakan mean populasi dan X merupakan penduga bagi /, maka
dalam menggunakan X sebagai penduga kita harus berharap variabel random X tidak akan
menyimpang terlalu jauh dari.
Penduga yang baik memiliki beberapa sifat :
1. Tidak bias/ Unbiased
2. Efisien
3. Konsisten

1.2. Estimasi Titik


Estimasi titik adalah suatu nilai tunggal yang dihitung berdasar pengukuran sampel
yang akan dipakai untuk menduga nilai tunggal yang ada di tingkat populasi, yang belum kita
ketahui. Kita bisa, memakai nilai rata- rata atau mean sebagai estimator, standar deviasi
maupun variance. Ketiga pengukuran tersebut merupakan estimator yang baik karena cara
pembentukan mean sampel dari nilai-nilai sampel sama dengan cara pembentukan mean
populasi. Secara sederhana bisa kita katakan bahwa rata- rata dari rata-rata sejumlah sampel
akan sama nilainya dengan rata-rata di populasi (distribusi sampling).
Katakanlah ada seorang peneliti yang melakukan penelitian terhadap 100 orang yang
mengikuti tes ujian masuk kursus komputer. Ke-100 orang tersebut dibagi dalam 5 kelompok.
Ternyata dari hasil penelitian tersebut didapat data sebagai berikut:
Kelompok Nilai Rata-
(Sampel) rata
I 9
II 8
III 9
IV 8
V 6

Berdasarkan tabel, kita tahu bahwa kelompok I terdiri dari 20 orang, demikian pula
kelompok lainnya. Dari 20 orang dalam tiap kelompok dihitung rata-rata nilai yang didapat.
Kemudian, kita coba menghitung rata- rata yang didapat oleh setiap kelompok.
Nah rata-rata dari kelima kelompok itu, cenderung akan menyamai rata-rata dari 100
orang peserta tersebut (populasinya). Dengan demikian, kita dapat menduga bahwa rata-rata
di tingkat populasi adalah (9+8+9+8+6):5 =8. Dengan demikian, kita bisa merumuskan
sebagai berikut:
Estimasi Populasi:
∑ (X) =µ
Keterangan :
∑ sigma (total jumlah)
X bar (rata-rata sampel)
µ Miu (rata-rata populasi)

1.3. Estimasi Interval

 Estimasi Interval menunjukkan pada interval berapa suatu parameter populasi akan
berada.

 Estimasi ini dibatasi oleh dua nilai, disebut sebagai batas atas dan batas bawah, yang
masing-masing mempunyai simpangan d dari estimatornya.

 Besarnya d akan tergantung kepada:


1. Ukuran sampel acak yang digunakan
2. Tingkat keyakinan (level of confidence)
3. Distribusi probabilitas untuk statistik (estimated value) yang digunakan.

 Tingkat keyakinan (level of confidence) perlu ditentukan lebih dulu untuk


mengestimasi sebuah parameter.

 Tingkat keyakinan untuk estimasi parameter disimbolkan sebagai 1-α, dimana α


adalah taraf nyata / besarnya kesalahan yang ditolerir dalam membuat keputusan

 Perhatikan hubungan tingkat keyakinan 1-α dan taraf nyata α pada grafik distribusi
normal

1. Tingkat keyakinan (1-α) adalah pernyataan probabilitas. Jadi nilainya adalah 0 <(1-α)< 1
2. Hubungan antara nilai estimasi (estimate value, x̄) nilai sebenarnya (true value, µ) dan
tingkat keyakinan (1-α) diberikan dalam pernyataan:
P(x̄ - d < µ < x̄ + d) = 1-α
3. Dalam pengujian distribusi normal telah dijelaskan cara mengkonversikan nilai mean dan
varians data ke dalam bentuk Z sbb:

Maka interval keyakinan-nya adalah:


1.4. Estimasi Rata-rata

Ada 2 jenis :
1. Kasus sampel besar (n>30) dan atau σ diketahui
▫ Untuk Populasi tidak terbatas (infinite population)
▫ Untuk Populasi terbatas (finite population)
2. Kasus sampel kecil (n<30) dan atau σ tidak diketahui
▫ Untuk Populasi tidak terbatas (infinite population)
▫ Untuk Populasi terbatas (finite population)

1. Kasus sampel besar (n>30) dan atau σ diketahui:


- Populasi tidak terbatas
- Populasi terbatas

1. Kasus sampel besar (n>30) dan atau σ diketahui:


- Populasi tidak terbatas

- Populasi terbatas
Dengan: df=n-1

Contoh Soal :
Diambil sampel acak dari 100 mahasiswa sebuah PT di Jakarta. Hasil test IQ pada
100 mahasiswa tsb didapatkan rata-ratanya 112 dan varians 100. Dengan level keyakinan
95%, tentukan interval konfidens untuk nilai rata-rata IQ dari seluruh mahasiswa PT tersebut.

1.5. Estimasi Proporsi


1. Kasus sampel besar (n>30) dan atau σ diketahui:
- Populasi tidak terbatas

-Populasi terbatas

1. Kasus sampel kecil (n<30) dan atau σ diketahui:


- Populasi tidak terbatas

- Populasi tidak terbatas


Dengan: df=n-1

1.6. Estimasi dua Proporsi


1. Kasus sampel besar (n>30) dan atau σ diketahui:
- Populasi tidak terbatas

- Populasi terbatas

Contoh Soal :
Untuk mengetahui perbedaan proporsi ketaatan pemilik mobil dalam membayar pajak
(PKB) diambil sampel secara acak di kota A dan B. Di Kota A sebanyak 100 pemilik mobil
ternyata 72 orang telah melunasi PKB. Di kota B sebanyak 100 pemilik mobil ternyata 66
orang telah melunasi PKB. Tentukan interval keyakinan sebesar 90% untuk mengestimasi
beda proporsi pemilik mobil yang taat melunasi pajak di kedua kota tersebut.

Jadi dengan keyakinan sebesar 90% didapatkan bahwa proporsi pemilik mobil taat bayar
pajak di kota A lebih besar dibandingkan dengan di kota B dengan estimasi 4,7% sampai
16,74%

2. Uji Hipotesis
Lalu apa yang dimaksud dengan uji hipotesis? Apa perbedaan antara uji hipotesis dengan
estimasi? Memang benar bahwa baik estimasi maupun uji hipotesis adalah sama-sama
pendugaan terhadap parameter populasi. Namun demikian, ada perbedaan yang mendasar
antara estimasi dan uji hipotesis. Apabila dalam estimasi, kita menduga kenyataan yang ada
di tingkat populasi dengan memakai data di sampel maka uji hipotesis lebih ditujukan untuk
membuat suatu pertimbangan tentang perbedaan antara nilai statistik di sampel dengan nilai
parameter populasi.

2.1.Definisi
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, Hupo berarti Lemah atau kurang atau di bawah.
Thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti. Hipotesis juga
dapat diartikan sebagai pernyataan keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya
menggunakan data/informasi yang dikumpulkan melalui sampel, dan dapat dirumuskan
berdasarkan teori, dugaan, pengalaman pribadi/orang lain, kesan umum, kesimpulan yang
masih sangat sementara. Atas dasar dua definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya.
Sebelum melakukan penelitian, biasaya peneliti menentukan masalah yang akan dikaji.
Penelitian melakukan langkah-langkah untuk mendapatkan hasil penelitian yang berupa
kesimpulan yang diambil dari data-data yang telah diambil. Dalam suatu penelitian setelah
menyusun kerangka berpikir maka diperlukan adanya penarikan hipotesis sebelum
mengambil data. Hal ini diperlukan agar penelitian terarah terarah.
Contoh:
1. Karena pemerintah melalui BULOG menganggap bahwa beras cukup, maka
diputuskan untuk tidak mengimpor beras.
2. Karena pemerintah melalui Departemen Pertambangan berpendapat bahwa kenaikan
harga minyak tidak mempengaruhi harga makanan, maka diputuskan untuk
menaikkan harga minyak.

Untuk dapat diuji, suatu hipotesis haruslah dinyatakan secara kuantitatif (dalam bentuk
angka). Pendapat yang mengatakan persediaan beras cukup, sukar diuji kebenarannya.
Hipotesis statistic (statistical hypothesis) ialah suatu pernyataan tentang bentuk fungsi suatu
variabel (apakah Binomial, apakah Poisson, apakah Normal, dan lain sebagainya) atau
tentang nilai sebenarnya suatu parameter (µ=rata-rata, P = proporsi/persentase, σ =
simpangan baku, B = koefisien regresi, dan lain sebagainya). Pengujian hipotesis statistic
ialah prosedur yang memugkinkan keputusan dapat dibuat, yaitu keputusan untuk menolak
atau tidak menolak hipotesis yang sedang dipersoalkan /diuji.
Untuk menguji hipotesis , digunakan data yang dikumpulkan dari sampel, sehingga
merupakan data perkiraan (estimate). Itulah sebabnya, keputusan yang dibuat dalam
menolak/tidak menolak hipotesis mengandung ketidakpastian (uncertainty), maksudnya
keputusan bias benar dan bisa juga salah. Adanya unsure ketidakpastian menyebabkan risiko
bagi pembuatan keputusan. Pengujian hipotesis erat kaitannya dengan pembuatan keputusan.

Hipotesis yang dirumuskan dengan harapan akan ditolak menggunakan istilah


hipotesis nol. Penolakan hipotesis nol (dilambangkan H 0) mengakibatkan penerimaan suatu
hipotesis alternative, yang dilambangkan dengan dengan H a.
Jadi, bila H 0 menyatakan bahwa probabilitas suatu pendugaan adalah 0,5, maka
hipotesis alternatifnya H a dapat berupa P > 0,5, P < 0,5 atau P ≠ 0,5.

2.2 Penyusunan Kerangka Berpikir


Di dalam pengujian hipotesis hal yang harus dilakukan adalah menyusun kerangka

berpikir untuk merumuskan hipotesis. Menurut Uma Sekaran (1992) mengemukakan bahwa

kerangka berpikir yang baik memuat hal-hal berikut ini :


1. Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.

2. Diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukan dan menjelaskan

pertautan/hubungan antar variabel yang diteliti dan teori yang mendasari.

3. Diskusi juga dapat menunjukan dan menjelaskan apakah hubungan antar variabel

positif atau negatif berbentuk simetris, kausal atau interaktif (timbal balik).

Kerangka berpikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram


(paradigm penelitian) sehingga pihak lain dapat memahami kerangka berpikir yang
ditemukan dalam penelitian.

2.3 Pengujian hipotesis tentang rata-rata


Sering kali seorang pembuat keputusan mempunyai pendapat mengenai nilai rata-rata µ.
misalnya, seorang pejabat bank berpendapat bahwa rata-rata modal perusahaan nasional pada
suatu periode sebesar Rp 300 miliar; seorang pejabat dari Departemen Tenaga Kerja
berpendapat bahwa rata-rata gaji per bulan karyawan dari perusahaan tekstil sebesar Rp
100.000; seorang pemilik pabrik bola lampu beranggapan bahwa bola lampu buatan
pabriknya bisa menyala (tetap hidup) rata-rata 1.000 jam; sedang pemilik pabrik rokok
berpendapat bahwa setiap batang rokok buatan pabriknya mengandung nikotin secara rata-
rata 2 mg dan lain sebagainya.
Pendapat/anggapan yang merupakan hipotesis, apabila akan dipergunakan untuk
membuat keputusan atau untuk menentukan langkah-langkah berikutnya, harus diuji terlebih
dahulu. setiap keputusan seyogyanya didasarkan atas hasil pengujian hipotesis. Misalnya ada
kebijakan (policy) dari pemerintah, yaitu kalau rata-rata gaji pegawai negeri eselon IV kurang
dari Rp 500.000, kemudian ternyata rata-rata gaji mereka kurang dari Rp 500.000, maka
kemudian diputuskan oleh pemerintah untuk menaikkan gaji mereka.

2.4 Pengujian Hipotesis Satu Rata-rata


Urutan yang perlu diperhatikan dalam pengujian hipotesis tentang satu rata-rata (prosedur
pengujian hipotesis) adalah sebagai berikut.
1. Rumuskan hipotesis
Cara perumusan I dan II disebut pengujian satu arah (one tail test). I dan II masing-
masing disebut pengujian satu arah atas dan satu arah bawah (upper and lower tail test),
oleh karena menggunakan sebelah kanan (I) dan sebelah kiri (II) kurva normal.
2. Tentukan nilai α = tingkat nyata (significant level) = probabilitas untuk melakukan
kesalahan jenis I dan cari nilai z α atau z α / 2 dari Tabel Normal.
3. hitung z 0 sebagai criteria pengujian normal.

X́−μ0 X́ −μ0
Z 0= = ,
σ x́ σ /√n
dimana:
n = untuk populasi tidak normal banyaknya elemen sampel (n > 30), atau
populasi normal, n berapa saja, tidak harus lebih besar dari 30.
1
X
n∑ i
X́ =

σ
σ x́ = kesalahan baku X́ =
√n
μ0 = nilai µ sesuai dengan H 0
Z 0 dan Z α ( Z α /2 ) masing-masing disebut nilai observasi dan nilai teoritis dari Tabel Normal.
4. Pengujian hipotesis dan aturan permainan (kesimpulan).

I : H 0 : µ ≤ μ0 Apabila Z 0 ≥ Z α, H 0 ditolak.

H a : µ > μ0 Apabila Z 0 < Z α, H 0 diterima.


II : H 0 : µ ≥ μ0 Apabila Z 0 ≤ - Z α, H 0 ditolak.
H a : µ < μ0 Apabila Z 0 > - Z α, H 0 diterima.
III : H 0 : µ = μ0 Apabila Z 0 ≥ Z α /2 atau Z 0 ≤ - Z α /2 , H 0 ditolak.
H a : µ ≠ μ0 Apabila −Z α /2 < Z 0 < Z α /2 , H 0 diterima
Contoh :
Menurut pendapat seorang pejabat dari Departemen Sosial, rata-rata penerimaan per
hari anak-anak penjual Koran di suatu ibukota provinsi sebesar Rp 7.000, dengan alternatf
lebih besar dari itu. Diketahui simpangan baku dari penerimaan sebesar Rp 1.600. Untuk
menguji pendapatnya, dilakukan penyelidikan terhadap 256 orang anak yang dipilih secara
acak, ternyata diketahui rata-rata penerimaan mereka sebesar Rp 7.100.dengan menggunakan
α = 5%, ujilah pendapat tersebut.
Penyelesaian
H 0 : µ ≤ 7000
H a : µ > 7000
α = 5%, Z α = 1,64 dari Tabel Normal.
X́−μ0 X́ −μ0 √n (7100−7000) √256
Z 0= = = =1
σ x́ σ 1600

Karena Z 0 < Z α, maka H 0 tidak ditolak, yang berarti bahwa rata-rata penerimaan
anak-anak penjual koran adalah sebesar Rp7.000 per bulan.

2.5 Pengujian Hipotesis Perbedaan Dua Rata-rata


Dalam praktek, sering kali ingin diketahui apakah ada perbedaan yang berarti dari dua
rata-rata. Misalnya, apakah ada perbedaan rata-rata dari:
1. Harga beras per kg di dua pasar di suatu kota.
2. Gaji karyawan per bulan di perusahaan asing dan nasional.
3. Kecepatan dalam mengerjakan suatu jenis pekerjaan bagi karyawan pria dan wanita.
4. Pendapatan per bulan petani di dua desa.
5. Kekuatan dua jenis magnet.
6. Lamanya menyala bola lampu merek A dan B.
7. Hasil ujian statistic mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas A dan B.
8. Biaya suatu jenis proyek di Jawa Tengah dan JawaTimur.
9. Pengeluaran karyawan per bulan di perusahaan swasta dan pemerintah.

Perumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut:


(1) H 0 :μ 1−μ2 ≤0

H 0 :μ 1−μ2 >0 (ada perbedaan, μ1 > μ2)


(2) H 0 :μ 1−μ2 ≥0

H α : μ 1−μ2 <0 (ada perbedaan, μ1 < μ2)


(3) H 0 :μ 1−μ2=0

H α : μ 1−μ2 ≠ 0 ( μ1 tidak sama dengan μ2, atau μ1berbeda dengan μ2)


a) Bila n > 30 (sampel besar)

X́ 1− X́ 2
Z 0= ,
σ x́ − x́
1 2

σ 21 σ 22
σ x́ −x́ =
1 2
√ +
n1 n2

Di mana apabila σ 12 dan σ 22 tak diketahui, dapat diestimasi dengan:

s 21 s22
S x́ − x́ =
1 2
√ +
n 1 n2

1 2
s21= ∑ ( X́ i1− X 1 )
n1−1

1 2
s22= ∑ ( X́ i2 −X 2 )
n2 −1
b) Bila n ≤ 30 (sampel kecil)

X́ 1− X́ 2 n1 n2 ( n1 +n2−2 )
t 0=
√( n1−1 ) s 21 +( n2 −1 ) s 22 √ n1 + n2
(4.6)

t 0 mempunyai Distribusi t dengan derajat kebebasan sebesar n1 +n 2−2.


Cara pengujiannya seperti yang sebelumnya, artinya Z 0( t 0 ) dibandingkan dengan

Z α , Z α /2 ,−Z α (t α ,t α ,−t α ).
2 2 2

Contoh:

Seorang pemilik toko yang menjual dua macam bola lampu merk A dan B, berpendapat
bahwa tak ada perbedaan rata-rata lamanya menyala bola lampu kedua merk tersebut dengan
pendapat alternative ada perbedaan (tak sama). Guna menguji pendapatnya itu, kemudian
dilakukan eksperimen dengan jalan menyalakan 100 buah bola lampu merk A dan 50 buah
bola lampu merk B, sebagai sampel acak. Ternyata bola lampu merk A dapat menyala rata-
rata 952 jam, sedangkan merk B 987 jam, masing-masing dengan simpangan baku sebesar 85
jam dan 92 jam. Dengan menggunakan α = 5%, ujilah pendapat tersebut.

Penyelesaian

H 0 :μ 1=μ2 atau μ1−μ 2=0


H α : μ 1 ≠ μ2 atau μ1−μ2 ≠ 0

n1 =100 , X́ 1=952 , σ 1=85

n2 =50 , X́ 2=987 , σ 2 =92

X́ 1− X́ 2 952−987
Z 0= = =−2,25
2 2
σ σ 852 922
√ 1
+
n1 n2
2
√ +
100 50

Untuk α = 5%, Z∝ /2=1,96

Karena Z 0=−2,25<−Z ∝/2=−1,96, maka H 0 ditolak. Berarti, rata-rata lamanya menyala dari
bola lampu kedua merk tersebut tidak sama.

2.6 Pengujian Hipotesis μ1−μ 2 untuk Sampel Tak Bebas (Dependent Sample) sebagai
Sampel Pasangan (Paired Samples)

Untuk dasar evaluasi sering dilakukan pengujian hipotesis, misalnya:


1. Apakah rata-rata hasil penjualan para salesman yang belum dilatih teknik penjualan
(¿ μ1 ) sama atau lebih kecil daripada rata-rata hasil penjualan setelah dilatih teknik
penjualan (¿ μ2 ).
2. Apakah rata-rata tingkat kepuasan suatu nasabah bank sebelum ada peningkatan mutu
pelayanan (¿ μ1 ) sama atau lebih kecil daripada rata-rata tingkat kepuasan setelah ada
peningkatan mutu pelayanan (¿ μ2 ).

Jika μ D ¿ μ 1, maka ada 3 kemungkinan alternative hipotesis dengan prosedur pengujian


hipotesis sebagai berikut:
1. Rumuskan H 0 dan H a:
(i) H 0 :μ D ≥ 0

H a : μD <0 → ( μ1 < μ2 ) (pengujian satu arah)


(ii) H 0 :μ D ≤ 0

H a : μD >0 → ( μ1 > μ2 ) (pengujian satu arah)


(iii) H 0 :μ D =0

H a : μD ≠ 0 → ( μ1 ≠ μ2 ) (pengujian dua arah)


n
( D́−μ D ) √ n Di
2. Hitung: t 0= , D́=∑ =rata−rata D
SD i=1 n

2
2
S =
D
√ ∑
( Di− D́ )
n−1
S D=standart deviation
/(n−1) → S D= √ S2D

S D́=S D / √ n
3. Tentukan α, cari tα atau tα/2 dari tabel dengan df = n -1.
4. Kesimpulan → sama seperti pengujian dalam sampel bebas, yaitu membandingkan
nilai criteria uji t yang dihitung(t 0) dengan nilai t dari tabel. Hanya perlu diperhatikan,
df 1 untuk sampel tak bebas (berpasangan) = n – 1 sedangkan yang bebas n1 +n 2−2.

Contoh
Direktur pemasaran akan melanjutkan teknik penjualan bagi para salesman. Jika rata-rata
hasil penjualan setelah dilatih (¿ μ1 ) lebih tinggi dari sebelum dilatih (¿ μ2 ). Hasil penjualan
dalam unit dari sepuluh orang salesman, sebagai berikut:
Setelah dilatih Sebelum dilatih
20 12
18 11
10 8
12 9
19 15
22 16
8 4
11 17
17 13
13 5
a. Uji H 0 :μ D ≤ 0 → μ1 ≤ μ 2

H a : μD >0 → ¿ μ2, pergunakan α = 0,5


b. Berdasarkan jawaban dari a), apakah pelatihan teknik pelatihan perlu dilanjutkan?
Mengapa?

Penyelesaian
X1 X2 D= X 1−X 2 D− D́ ( D− D́)2
20 12 8 3 9
18 11 7 2 4
10 8 2 -3 4
12 9 3 -2 1
19 15 4 -1 1
22 16 6 1 1
8 4 4 -1 1
11 17 4 -1 1
17 13 4 -1 1
13 5 8 3 9
Jumlah: 50 40

Di 50
D́=∑ = =5
n 10
2
2
S =
D
√ ∑
( Di− D́ )
n−1
S D= √ 4,444=2,108
/(n−1)=
40
9
=4,444

a. 1. H 0 :μ D ≤ 0 → μ1 ≤ μ 2

H a : μD >0 → μ1 ≥ μ2

( D́−μ D ) √ n 10 15,811
2. t 0=
SD
=( 5−0 )
√ =
2,108 2,108
=7,500

3. α = 0,05, t 0,05(9)=1,833 (satu arah kurva sebelah kanan)

4. karena t 0=7,500>t 0,05(9) =1,833 , maka H 0 ditolak, artinya rata-rata hasil penjualan
para salesman setelah dilatih ternyata lebih besar daripada sebelum dilatih.

b. pelatihan harus dilanjutkan oleh karena pelatihan bisa meningkatka rata-rata hasil
penjualan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3. Kesimpulan
Estimasi ialah metode yang digunkan peneliti untuk memperkirakan populasi dengan
menggunakan nilai sampel atau aturan yang umum nya dapat di ekspresikan sebuah formula
yang menyatakan bagaimana menghitung nilai estimasi berdasarkan nilai pengukuran pada
sampel
Di dalam suatu penelitian perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga
setelah penetapan masalah dan kerangka berpikir. Hipotesis penelitian merupakan jawaban
sementara terhadap masalah penelitian dimana disajikan dalam bentuk kalimat pernyataan.

3.1 Saran
Makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna dalam penulisan
dan sumber refrensi, kami mengharapkan para pembaca memanfaatkan makalah ini bukan
hanya sebagai referensi tetapi saran dan kritik yang mendukung makalah ini
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/38891882/Estimasi
https://www.academia.edu/9261935/makalah_pengujian_hipotesis
http://repository.ut.ac.id/4386/1/SATS4411-M1.pdf
https://www.scribd.com/presentation/362549944/Estimasi-Parameter-Dan-Pengujian-
Hipotesis-Proporsi
https://www.academia.edu/38891882/Estimasi
Supranto, Johanes. 2009. Statistik:Teori dan Aplikasi Edisi Ketujuh. Jakarta:
Erlangga
https://www.slideshare.net/ghiveldi/makalah-pengujian-hipotesis

Anda mungkin juga menyukai