Oleh :
FARADIYAN KENCANA
1713353026
A. Latar Belakang
Pelaporan tepat waktu dari hasil tes laboratorium sekarang dianggap
sebagai aspek penting dari layanan yang diberikan oleh laboratorium klinis.
Waktu penyelesaian yang lebih cepat dapat membuat perbedaan terhadap
keputusan medis, oleh karena itu dokter menginginkan laporan hasil
pemeriksaan laboratorium secepat mungkin. Pelaporan hasil laboratorium yang
tepat waktu juga sangat penting untuk pengambilan keputusan tindakan medis
di ruang operasi dan di unit/instalasi gawat darurat (Wankar, 2014).
Manfaat hasil pemeriksaan laboratorium bagi para klinisi yaitu untuk
membantu menegakkan bahkan dapat memastikan diagnosa pasien sehingga
dengan ini dapat meminimalkan pengobatan/terapi yang tidak diperlukan.
Sebuah hasil survei yang dilakukan oleh American Society for Clinical
Pathology (ASCP) membuktikan bahwa 74 % responden dewasa di Amerika
meyakini bahwa paling sedikit 50 % keputusan dokter didasarkan pada hasil
pemeriksaan laboratorium (Mulyono, 2014).
Hasil pemeriksaan laboratorium yang cepat membantu klinisi cepat pula
menegakkan diagnosa dan menentukan terapi. Penundaan dalam
menyampaikan hasil pemeriksaan laboratorium mengacaukan rencana kerja
yang sudah dibuat klinisi serta meningkatkan risiko pada pasien akibat
tertundanya pemberian/pelaksanaan terapi. Sikap kerja laboran dan gangguan-
gangguan yang terjadi selama pemeriksaan dapat mempengaruhi waktu tunggu
pemeriksaan laboratorium (Mulyono, 2014).
Menurut Menkes nomor :129/menkes/SK/II 2008 tentang Standar
Pelayanan minimal Rumah sakit bahwa waktu tunggu hasil pelayanan
laboratorium ≤140 menit. Tertundanya hasil pemeriksaan laboratorium yang
disampaikan kepada klinisi menyebabkan klinisi bekerja tidak efisien,
mengacaukan rencana kerja yang sudah dibuat serta meningkatkan risiko pada
pasien akibat keterlambatan pemberian atau pelaksanaan terapi (Mulyono,
2014).
Waktu tunggu pemeriksaan hasil laboratorium selain tergantung pada
jumlah staf, peralatan, dan desain laboratorium khusus juga tergantung pada
seberapa cepat sampel dapat sampai ke laboratorium dan seberapa cepat hasil
ujinya sampai ke tangan dokter. Karena pelaporan hasil dapat dilakukan secara
elektronik, keterbatasan yang masih ada hanyalah kecepatan spesimen sampai
ke laboratorium. Meskipun sudah menggunakan pengiriman spesimen secara
mekanik, jarak laboratorium masih merupakan kendala yang besar untuk
mendapatkan waktu tunggu yang sangat cepat (Kuncoro, dalam Amanah,
2017).
Waktu tunggu pada pelayanan laboratorium masih sering menjadi
masalah di beberapa rumah sakit. Dan lamanya waktu tunggu pun merupakan
salah satu faktor dari kualitas mutu pelayanan kesehatan. Hartoyo dalam
penelitiannya pun membuktikan bahwa waktu tunggu pada unit laboratorium
mempengaruhi mutu pelayanan rumah sakit itu sendiri (Hartoyo, 2016).
Lamanya waktu tunggu pasien mencerminkan bagaimana rumah sakit
mengelola komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan
pasien. Pelayanan yang baik dan bermutu tercermin dari pelayanan yang
ramah, cepat, dan nyaman (Utami, 2012).
Penelitian Mulyono (2014), tentang pengaruh waktu tunggu pemeriksaan
laboratorium terhadap keputusan terapi pada pasien rawat inap Di RS Dr. Oen
Solo Baru tahun 2014, menunjukkan hasil waktu tunggu pemeriksaan
laboratorium di RS Dr. OEN SOLO BARU jauh melampaui ketentuan Standar
Pelayanan Minimal Departemen Kesehatan RI dengan Ratarata total waktu
tunggu pemeriksaan laboratorium mulai proses plebotomi di ruangan sampai
dengan dokter memberi instruksi adalah 309,00 menit, waktu terlama terjadi
pada tahap setelah hasil diterima di ruangan sampai dokter memberi instruksi
dengan rata-rata 195,00 menit, disebabkan hasil yang tidak cito diserahkan saat
dokter visite berikut. Gangguan yang terjadi selama pemeriksaan durasi
waktunya hanya sekitar 1 menit namun mengganggu konsentrasi laboran
sehingga rawan terjadi kesalahan dalam pengukuran, pencatatan maupun
interpretasi hasil.
Penelitian Betti Rosita dan Ulfa Khairani (2018), tentang analisis lama
waktu pelayanan laboratorium di Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat
menunjukkan bahwa Waktu pelayanan laboratorium RSUD Pasaman Barat
sudah memenuhi standar waktu yang ditetapkan oleh Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 (≤ 140
menit) yaitu sebesar 33.94 menit untuk pemeriksaan hematologi, 83.92 menit
untuk pemeriksaan kimia klinik dan 98 menit untuk pemeriksaan hematologi
dan kimia klinik. Tahapan yang berkontribusi terhadap lamanya waktu
pelayanan laboratorium untuk pemeriksaan hematologi terletak pada tahap pra
analitik, untuk pemeriksaan kimia klinik terletak pada tahap analitik, serta
untuk pemeriksaan hematologi dan kimia klinik terletak pada tahap analitik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya waktu pelayanan laboratorium di
RSUD Pasaman Barat adalah sumber daya manusia yaitu terdapat pada
kemampuan petugas serta kelengkapan sarana prasarana.
Kepuasan pasien timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan
yang diperoleh setelah pasien membandingkan antara kesenangan terhadap
pelayanan yang diterima dengan apa yang diharapkan (Pohan, 2007).
Waktu tunggu pemeriksaan laboratorium menjadi salah satu indikator
yang paling sering dipergunakan sebagai indikator kinerja pelayanan di
laboratorium. Selain itu, para klinisi menggunakan waktu tunggu pemeriksaan
sebagai salah satu indikator untuk menilai mutu sebuah laboratorium
(Hawkins,2007).
Berdasarkan survei awal yang telah dilakukan, puskesmas way kandis
belum menghubungkan antara turnaround time yang didapatkan dengan tingkat
kepuasan pasien. Dengan permasalahan yang ada, maka peneliti tertarik untuk
meneliti tentang “hubungan turnaround time pemeriksaan darah rutin dan
Kimia darah dengan tingkat kepuasan pasien di puskesmas way kandis”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan turnaround time
pemeriksaan darah rutin dan Kimia darah dengan tingkat kepuasan pasien di
puskesmas way kandis.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini: “apakah terdapat hubungan antara
turnaround time pemeriksaan darah rutin dan kimia darah dengan tingkat
kepuasan pasien di puskesmas way kandis?”
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan di bidang manajemen
laboratorium mengenai hubungan turnaround time pemeriksaan darah rutin dan
kimia darah dengan tingkat kepuasan pasien.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti khususnya tentang hubungan
turnaround time pemeriksaan darah rutin dan kimia darah dengan tingkat
kepuasan pasien.
b. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi mengenai hubungan turnaround time pemeriksa darah
rutin dan kimia darah dengan tingkat kepuasan pasien.
c. Institusi Pendidikan
Menambah bahan referensi dalam melakukan penelitian yang berhubungan
dengan hubungan turnaround time pemeriksaan darah rutin dan kimia darah
dengan tingkat kepuasan pasien.
F. Ruang Lingkup
Bidang keilmuan adalah bidang Manajemen Laboratorium. Jenis
penelitian yang digunakan bersifat analitik dengan desain penelitian adalah
cross sectional. Variabel bebas adalah TAT (Turnaround Time) pemeriksaan
darah rutin, sedangkan variabel terikatnya adalah tingkat kepuasan pasien.
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang diperiksa darah rutin dan
kimia darah di Puskesmas Rawat Inap Way Kandis. Pemeriksaan dilakukan di
Laboratorium pada bulan Januari-April tahun 2021 dengan menggunakan
analisa data dengan uji Chi-Square.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Turnaround Time (TAT)
Waktu tunggu adalah waktu yang digunakan pasien untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan mulai tempat pendaftaran sampai masuk ke ruang
pemeriksaan dokter. Waktu tunggu pasien merupakan salah satu komponen
yang potensial menyebabkan ketidakpuasan. Lama waktu tunggu pasien
mencerminkan bagaimana Puskesmas mengelola komponen pelayanan yang
disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien.(Esti A, 2012)
Salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan dibidang
pelayanan laboratorium patologi klinik adalah waktu tunggu pelayanan
laboratorium. Standar yang ditetapkan untuk waktu tunggu hasil pelayanan
laboratorium adalah ≤ 140 menit untuk kimia darah dan darah rutin (KMK RI
No. 129/MENKES/SK/II/2008).
Menurut Bustami (2011) mutu pelayanan kesehatan adalah kesesuaian
pelayanan kesehatan dengan standar profesi dengan memanfaatkan sumber
daya yang ada secara baik, sehingga semua kebutuhan pelanggan dan tujuan
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dapat tercapai. Untuk
memenuhi mutu pelayanan kesehatan maka dasar yang dipergunakan untuk
mengukur mutu pelayanan kesehatan adalah memenuhi kebutuhan dan
tuntutan para pemakai jasa pelayanan kesehatan, yang apabila berhasil
dipenuhi akan dapat menimbulkan rasa puas kepada konsumen (customer
satisfaction).
Tabel 2.1 Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit Laboratorium
Patologi Klinik
No Indikator Standar
1 Waktu tunggu hasil pelayanan ≤ 140 menit
laboratorium menit
2 Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan 100%
laboratorium
3 Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil 100%
pemeriksaan laboratorium
4 Kepuasan Pelanggan ≥ 80%
Sumber Permenkes No.129/MENKES/SK/II/2008
Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan kolid cair yang
mengandung elektrolit dan merupakan suatu medium pertukaran antar sel yang
terfikasi dalam tubuh dan lingkaran luar (Sylvia A. Price & Lorraine M.
Wilson : 2005). Spesimen darah sering digunakan untuk pemriksaan
hematologi rutin. Hematologi rutin adalah pemeriksaan rutin dan lengkap yang
mencakup sel-sel darah dan bagian-bagian lain dari darah, yang meliputi
pemeriksaan haemoglobin, jumlah eritrosit, hematokrit, MCV, MCH, MCHC,
RDW, leukosit, hitung jenis dan trombosit (Niki Diagnostic Center, 2011).
Pada pemeriksaan hematologi rutin (darah lengkap) selalu menggunakan
sampel darah segar.
Darah segar ( fresh whole blood ) merupakan kontrol yang ideal untuk
pemeriksaan darah lengkap karena secara fsik dan biologi identik dengan
material yang akan diperiksa (Van Dun, 2007).
Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan penunjang yang
diperlukan oleh dokter untuk membantu menegakkan diagnosis. Salah satu
pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan adalah pemeriksaan darah.
Darah mempunyai peran penting dalam tubuh manusia. Hasil pemeriksaan
darah secara tidak langsung dapat memantau keadaan dalam tubuh.
Pemeriksaan darah atau pemeriksaan hematologi secara umum dapat
dibedakan menjadi dua yaitu pemeriksaan hematologi rutin dan hematologi
lengkap (Brown,1993).
Pemeriksaan hematologi rutin terdiri dari hemoglobin, hematokrit,
hitung jumlah eritrosit, hitung jumlah leukosit, hitung jenis leukosit, hitung
jumlah trombosit dan nilai-nilai rata- rata eritrosit. Pemeriksaan hematologi
lengkap (complete blood count) terdiri dari pemeriksaan darah rutin ditambah
pemeriksaan morfologi sel (ukuran, kandungan hemoglobin, anisositosis,
poikilositosis, polikromasi). Pemeriksaan hematologi lengkap penting untuk
mengetahui morfologi dan fungsi dari berbagai sel yang ada di dalam darah,
contohnya sel darah putih yang berperan dalam imunitas tubuh dan sel darah
merah yang berperan dalam oksigenasi tubuh (Brown, 1993, Perkins 2003;
Adamson, Longo, 2005).
b. Tekan Start Plate, biarkan alat melakukan pengukuran Nol tunggu hingga
keluar hasil dengan nilai batas.
3. Quality Control
4. Mematikan Alat
a. Pastikan bahwa status alat sudah dalam keadaan Stand by.
b. Dari main menu, tekan Prime System, lalu tekan OK untuk melakukan
pencucian.
c. Biarkan instrument melakukan proses tersebut, tunggu sampai selesai.
d. Tekan Stand by pada main menu untuk membuka seluruh valve di dalam alat.
e. Power Down ada main menu lalu tekan OK.
f. Tekan tombol OFF pada saklar alat medonic, UPS dan stabilizer.
5. Pengukuran Sampel
a. Menggunakan Tube
1) Tekan New sample lalu ketik No. Sampel dan nama pasien.
2) Lakukan homogenisasi terlebih dahulu pada sampel.
3) Masukkan sampel darah pasien ke jarum open tube lalu tekan start plate darah
akan terhisap ke alat.
4) Setelah mendengar bunyi beep, tarik sampel dari jarum.
5) Hasil akan keluar dalalm waktu 57 detik dan akan tampil pada layar dan akan
tersimpan di memori.
6) Untuk melihat hasil pada memori, tekan menu sampel.
7) Untuk pemeriksaan sampel selanjutnya maka ikuti prosedur dari awal kembali.
b. Menggunakan Pre-Dilution
1) Dari main menu tekan Dispense maka dilayar akan muncul menu dispense
diluent.
2) Masukkan tabung reaksi kosong ke jarum pre-dilution lalu tekan start plate
maka cairan diluent akan keluar, lalu buang untuk membersihkan jarum pre-
diluent.
3) Siapkan tabung reaksi yang berisi darah pasien sebanyak 20ul lalu masukkan
ke jarum pre-dilutionkemudian tekan start plate maka cairan diluent akan kelar
bersama sampel pasien.
4) Setelah selesai tekan cancel untuk keluar dari untuk keluar dari menu dispense
maka tampilan di layar exiting dispense function.
5) Tekan new sampel lalu ketik no. sampel dan nama pasien
6) Masukkan tabung reaksi yang berisi darah pasien yang telah diencerkan ke
jarum pre-dilution lalu tekan start plate maka darag akan terhisap ke dalam
alat untuk dianalisis. Untuk pemeriksaan sampel selanjutnya maka ikuti
prosedur dari awal.
1. Pemeriksaan Hemoglobin
Metode : Sahli
Prinsip : Darah ditambahkan HCL 0,1 N akan membentuk hematin
acid yang berwarna coklat tua. Lalu ditambahkan tetes demi
tetes aquadest hingga warnanya sama dengan warna standar.
Alat : Tabung Hb, pipet klinik, batang pengaduk, dan standar
warna.
Bahan : HCL 0,1 N, Darah Vena, dan Aquadest.
Cara Kerja :
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dimasukkan HCl 0,1 N ke dalam tabung Hb sampai skala 2
c. Dipipet darah sebanyak 20 ul dan dimasukkan kedalam tabung Hb yang telah
berisi HCl 0,1 N
d. Diencerkan menggunakan aquadest dan dihomogenkan sampai warna
menyerupai standar warna
2. Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit
Metode : Turk
Prinsip : Pengenceran darah menggunakan larutan turk menyebabkan
lisisnya sel eritrosit dan sel trombosit sehingga memudahkan
untuk menghitung sel leukosit. Sel leukosit dihitung pada 64
bidang sedang ditepi pada kamar hitung improved neubauer.
Tujuan : Mengetahui jumlah sel leukosit dalam darah
Reagensia : Turk
Alat dan Bahan: Haemocytometer, deck glass, tissue, mikroskop, dan darah
EDTA.
Cara Kerja :
a. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan
b. Dihisap darah dengan piper leukosit sampai tanda 0,5 lalu dibersihkan ujung
pipet dengan tisu.
c. Dengan puppet yang sama dihisap larutan turk sampai tanda 1
d. Dengan menutup kedua ujung pipet dengan jari dihomogenkan kira-kira 80
kali pengocokan
e. Disiapkan kamar hitung dan letakkan deck glass diatas kamar hitung
f. Dihomogenkan kembali larutan didalam pipet lalu buang 3-4 tetes
g. Dimasukkan ke kamar hitung dengan menyentuhkan ujung pipet pada kamar
hitung, kemudian di diamkan selama 2-3 menit
h. Dihitung sel leukosit pada 64 bidang sedang di tepi pada kamar hitung
improved neubauer mikroskop perbesaran 10x
Nilai normal : 5.000- 10.000 sel leukosit/ul darah
3. Pemeriksaan Hitung Jumlah Trombosit
Metode : Rees Ecker
Tujuan : Mengetahui jumlah sel trombosit didalam darah
i. Dihitung sel trombosit pada 1 bidang besar di tengah pada kamar hitung
improved neubauer mikroskop perbesaran 40x
Nilai normal : 150.000-400.000 sel trombosit/ul darah
3. Pemeriksaan Kimia Darah
Tes kimia adalah tes darah yang mengukur tingkat beberapa zat dalam
darah (seperti elektrolit). Tes kimia akan menunjukkan kesehatan umum
pasien, membantu melihat masalah-masalah tertentu, dan mencari tahu apakah
pengobatan untuk masalah spesifik yang sedang pasien alami bekerja dengan
baik. (Lika, 2020)
Berdasarkan Laporan PKMD Puskesmas Rawat Inap Way Kandis
Poltekkes Tanjungkarang tahun 2019 mengenai macam- macam pemeriksaan
kimia darah dengan alat spektrofotometer dialab sebagai berikut :
1. Pemeriksaan SGOT
Metode : IFCC
Cara kerja :
Reagen Kerja :
3. Pemeriksaan Urea
Metode : UV
Reading Mode : Fixed time
Tujuan : Untuk mengetahui kadar urea dalam Serum
Prinsip :Urea akan dihidrolisis dalam air dan urease akan membentuk
ammonia dan karbon dioksida dalam memodifikasi berthelot
reaksi ion ammonium dengan hipoklorit dan salisilat
membentuk warna hijau pada absorban diukur pada panjang
gelombang 578 nm yang setara dengan konsentrasi urea
dalam sampel
Alat : Tabung reaksi, rak tabung, mikropipet, tip, dan tissue.
Bahan : Serum pasien dan Kit pemeriksaan urea.
Cara Kerja :
Reagen Kerja :
Campurkan Reagent 1 dan Reagent 2 dengan perbandingan 4:1. Diamkan
selama 30 menit pada suhu 15- 25oC sebelum digunakan.
Blanko Standar Sampel
Sampel/Standar - 10ul 10ul
WR 1000ul 1000ul 1000ul
Campurkan, inkubasi 60 detik pada suhu 25/30oC lalu
baca pada panjang gelombang 340
Nilai normal : 25-50 U/L
4. Pemeriksaan Kreatinin
Metode : Jaffe
Reading Mode : Fixed Time
Tujuan : Untuk mengetahui kadar kreatinin dalam Serum
Prinsip : Kreatinin dalam serum bereaksi dengan asam pikrat dalam
suasana basa membentuk senyawa kompleks yang berwarna
kuning. Zat warna yang terbentuk dalam waktu tertentu
merupakan ukuran dari konsentrasi kreatinin.
Alat : Tabung reaksi, rak tabung, mikropipet, tip, dan tissue.
Bahan : Serum pasien dan Kit pemeriksaan kreatinin.
Cara Kerja :
Nilai normal
Perempuan : 0,7-1,3 mg/dl
Laki-laki : 0,9-1,5 mg/dl
5. Pemeriksaan Acid (Uric Asam Urat)
Metode : TBHBA
Cara Kerja :
Sampel Start Blanko Standar Sampel
Sampel/Standar - 20 20ul
WR 1000ul 1000ul 1000ul
Aquades 20 ul - -
Campurkan, inkubasi 30 menit 20-25oC lalu baca pada
panjang gelombang 546
Nilai normal :
Perempuan : 2,4-5,7 mg/dl
Laki-laki : 3,7-7,0 mg/dl
6. Pemeriksaan Cholesterol
Metode : CHOD-PAP
Cara Kerja :
7. Pemeriksaan Trigliserida
Cara Kerja :
Pemeriksaan sampel :
Cara Kerja :
Cara Kerja :
Blanko Sampel Sampel
Water/sampel - 100 µl
WR 1000 µl 1000 µl
4. Kepuasan Pasien
Peningkatan jumlah kunjungan pasien dari waktu ke waktu juga
dapat dipengaruhi oleh faktor kepuasan yang diperoleh pasien. Kepuasan
adalah tingkat perasaan seseorang (setelah membandingkan antara kinerja atau
hasil yang dirasakan (pelayanan yang diterima) dengan yang diharapkan.
Pelayanan diharapkan membuat pasien merasa puas (customer satisfaction)
hal ini berarti dengan memberikan kepada pasien apa yang betul-betul mereka
butuhkan dan inginkan, bukan memberikan apa yang kita pikirkan dibutuhkan
oleh mereka.( William, 1996) Sedangkan Linder-Pelz mendefinisikan
kepuasan pasien sebagai evaluasi positif dari dimensi pelayanan
kesehatan.(Hilal, 2005)
a. Maksud
b. Tujuan
Tujuan utama adalah tersedianya data/informasi yang dapat digunakan
untuk merencanakan kegiatan-kegiatan tahunan dan dalam rangka
menyediakan sarana untuk mengevaluasi pencapaian program kesehatan tahun
2018.
c. Sejarah Puskesmas
Puskesmas Rawat Inap Way Kandis sebelumnya merupakan Puskesmas
Rawat Jalan yang dibangun pada tahun 1990 dan mulai beroprasi tahun
1991,sejak berdiri hingga sekarang Puskesmas Rawat Inap Way Kandis
beberap kali telah mengalami pergantian pimpinan sebagai berikut :
1. Kecamatan Kedaton
2. Kecamatan Rajabasa
3. Kecamatan Tanjung Senang
Dalam pemekaran wilayah kecamatan Puskesmas Way Kandis masuk
wilayah kecamatan Tanjung Senang dengan luas wilayah kerja + 973 Ha yang
terdiri dari lima ( 5 ) Kelurahan yaitu :
Turnaround Time
(TAT) Pemeriksaan
1. Pra Analitik
2. Analitik
3. Pasca Analitik
Tingkat Kepuasan
Pasien
C. Kerangka Konsep
D. Hipotesis
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini digunakan penelitian analitik korelasi dengan
pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Rawat Inap
Way Kandis pada bulan januari sampai April 2021. Populasi pada penelitian
ini adalah seluruh pasien yang melakukan pemeriksaan kimia darah dan darah
rutin di Puskesmas Rawat Inap Way Kandis sedangkan Sampel adalah pasien
yang melakukan pemeriksaan kimia darah dan darah rutin di Puskesmas Rawat
Inap Way Kandis. Besar sampel dalam penelitian ini didapat dengan
menggunakan rumus Slovin. Pengambilan sampel dilakukan secara
Accidental Sampling, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan
kebetulan, yang dalam penelitian adalah pasien yang datang untuk mendapat
jasa pelayanan laboratorium untuk pemeriksaan darah rutin dan kimia darah di
Puskesmas Rawat Inap Way Kandis hingga cukup jumlahnya. Alat dan
instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan observasi dan analisis data
menggunakan analisis univariat untuk mendiskripsikan karakteristik variabel
dan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan dari variabel bebas dan
variabel terikat menggunakan uji Chi Square dengan nilai p <0,05.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah 86 pasien yang melakukan
pemeriksaan darah rutin dan kimia darah di Puskesmas Way Kandis,
Kecamatan Tanjung Senang, Kota Bandar Lampung, Lampung. Jumlah pasien
tersebut didapatkan dengan perhitungan slovin.
a. Kriteria Inklusi : Pasien yang melakukan pemeriksaan darah rutin dan kimia
darah serta bersedia menjadi responden
b. Kriteria Eksklusi : Pasien yang tidak melakukan pemeriksaan darah rutin dan
kimia darah
D. Variabel dan Definisi Oprasional
Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Oprasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Penelitian
E. Pengumpulan Data
Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data
primer yaitu hasil kuisoner tingkat kepuasan yang diisi oleh pasien terkait,
sedangkan data sekunder yaitu hasil pemeriksaan darah rutin dan kimia darah
pasien. Pengumpulan data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Melakukan pra survey pada lokasi penelitian, yaitu di Puskesmas Rawat Inap
Way Kandis.
2. Mengajukan surat izin penelitian ke Direktur Poltekkes Tanjungkarang untuk
selanjutnya diteruskan kepada bagian Tata Usaha Puskesmas Rawat Inap Way
Kandis.
3. Setelah mendapat surat izin dari pihak Puskesmas Rawat Inap Way Kandis,
peneliti dapat melakukan penelitian terhadap pasien yang mendaftar sebagai
pasien yang akan melakukan pemeriksaan darah rutin dan kimia darah.
4. Pasien yang masuk ke ruang pengambilan specimen akan dilihat formulir
pendaftaran terlebih dahulu. Pasien yang akan diperiksa darah rutin dan kimia
darah, akan diminta persetujuannya untuk mejadi responden.
5. Pasien yang bersedia menjadi responden selanjutnya akan dilakukan
perhitungan waktu dari awal pengambilan specimen sampai pasien tersebut
memperoleh hasil pemeriksaan.
6. Setelah pasien mendapatkan hasil pemeriksaan, peneliti akan memberikan
kuisioner mengenai kepuasan pasien terhadap waktu pengambilan specimen
sampai pasien tersebut mendapatkan hasil.
7. Interpretasi Hasil
a. Interpretasi hasil waktu tunggu hasil
Cepat : <140 menit
Lama : >140 menit
b. Interpretasi hasil kuisioner kepuasan
0 : tidak puas
1 : puas
G. Ethical Clearance
Penelitian ini menggunakan manusia sebagai subyek penelitian
dengan menjadi responden dalam menentukan tingkat kepuasan terhadap
waktu tunggu hasil pemeriksaan, sehingga perlu dilakukan proses secara etik
dengan menyerahkan naskah proposal ke Komite Etik Poltekkes
Tanjungkarang untuk dinilai kelayakannya. Seluruh subyek penelitian diberi
penjelasan mengenai tujuan dan prosedur penelitian dan diminta persetujuan
dengan informed consent tertulis. Subyek berhak menolak untuk ikut serta
tanpa konsekuensi apapun. Identitas subyek penelitian dirahasiakan. Seluruh
biaya yang dibutuhkan dalam penelitian ini ditanggung oleh peneliti.
DAFTAR PUSTAKA