Oleh :
Dessy Ratnasari Mariza
120100011
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KUALITAS HIDUP
PADA PASIEN HEMODIALISIS KRONIK DI KLINIK
SPESIALIS GINJAL DAN HIPERTENSI RASYIDA
TAHUN 2015
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran
Oleh :
DESSY RATNASARI MARIZA
110100011
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
i
ii
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan
judul “Hubungan Kecemasan dengan Kualitas Hidup pada Pasien Hemodialisis
Kronik di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Tahun 2015” sebagai
tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokteran.
Penyusunan proposal ini dapat diselesaikan atas bantuan dan dukungan dari
banyak pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH selaku dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. dr. Harun Rasyid Lubis, Sp. PD-KGH selaku direktur Klinik Spesialis
Ginjal dan Hipertensi Rasyida yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk bertanya langsung kepada pasiennya.
3. dr. Riri Andri Muzasti, M.Ked, Sp.PD selaku dosen pembimbing yang telah
memberi banyak arahan dan masukan kepada penulis sehingga proposal ini
dapat terselesaikan dengan baik.
4. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
yang telah membantu penulis.
5. Orang tua penulis yang telah memberikan semangat, doa, dan dukungan
kepada penulis.
6. Sahabat-sahabat penulis yang telah bersama-sama saling membantu dan
saling mendukung.
7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak
langsung.
Penulis menyadari proposal penelitian ini tidak lepas dari kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan untuk
perbaikan selanjutnya. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................ ii
ABSTRACT .............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
DAFTAR TABEL .................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x
DAFTAR SINGKATAN........................................................................... xi
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4 Kuesioner SF - 36
DAFTAR SINGKATAN
AV : Arterial Venous
BAI : Beck Anxiety Inventory
BUN : Blood Urea Nitrogen
CAPD : Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis
DDS : Dialysis Disequilibrium Syndrome
EKG : Elektrokardiogram
GFR : Glomerular Filtration Rate
HD : Hemodialisis
IRR : Indonesian Renal Registry
K : Kalium
Na : Natrium
pH : Potential of Hidrogen
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
SF-36 : Short Form – 36
SMA : Sekolah Menengah Atas
UMR : Upah Minimum Region
WHO : World Health Organization
WHOQOL : World Health Organization Quality of Life
HWF : Hierarchiclly Well Formulated (HWF)
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) ( Curtin, 2001; Mc Cann & Boore, 2000
dalam Farida, 2010).
Kecemasan memiliki korelasi negatif terhadap kualitas hidup, artinya
semakin tinggi tingkat kecemasan maka kualitas hidup semakin rendah ( William
et al, 2007 dalam Kring dan Crane, 2009).
Menurut WHO (World Health Organization) kualitas hidup adalah persepsi
individu baik laki-laki ataupun perempuan dalam hidup ditinjau dari konteks
budaya dan sistem nilai dimana mereka tinggal, hubungan dengan standar hidup,
harapan, kesenangan, dan perhatian mereka. Hal ini terangkum secara kompleks
mencakup kesehatan fisik, status psikologis, tingkat kebebasan, hubungan sosial,
dan hubungan kepada karakteristik lingkungan mereka (WHOQOL, 2004 dalam
Butar-Butar dan Siregar, 2012). Untuk mengukur kualitas hidup melalui
monitoring status fungsional dan pernyataan subyektif tentang keadaan pasien.
Kualitas hidup dapat diukur dengan instrumen WHOQOL (World Health
Organization Quality of Life) berupa SF-36. Pada instrumen SF-36 yang dinilai
meliputi domain: kesehatan fisik, kesehatan psikologis, tingkat independent,
hubungan sosial, lingkungan dan spiritual (Murphy, et al, 2000 dalam Nurchayati,
2010). Kualitas hidup penting untuk dimonitor karena sebagai dasar
mendeskripsikan konsep sehat dan berhubungan erat dengan morbiditas dan
mortalitas (Jofre, et al, 2000).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 HEMODIALISIS
2.1.1 Definisi
Hemodialisis adalah proses dimana terjadi difusi partikel terlarut (solut)
dan air secara pasif melalui satu kompartemen cair yaitu darah menuju
kompartemen cair lainnya yaitu cairan dialisat melewati membran semipermeabel
dalam dialiser (Price dan Wilson, 2005 dalam Farida, 2010). Sedangkan menurut
Ignatavicius (2006) dalam Septiwi (2010) mengatakan hemodialisis merupakan
suatu proses terapi pengganti ginjal dengan menggunakan selaput membran
semipermeable (dialiser), yang berfungsi seperti nefron sehingga dapat
mengeluarkan produk sisa metabolisme dan mengoreksi gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit pada pasien gagal ginjal.
Tujuan hemodialisis adalah menghilangkan gejala yaitu mengendalikan
uremia, kelebihan cairan dan ketidakseimbangan elektrolit yang terjadi pada
pasien penyakit ginjal tahap akhir. Hemodialisis efektif mengeluarkan cairan,
elektrolit, dan sisa metabolisme tubuh, sehingga secara tidak langsung bertujuan
untuk memperpanjang umur pasien (Kallenbach, et al, 2003 dalam Farida 2010).
2.1.2 Epidemiologi
Insiden penyakit gagal ginjal kronik di Amerika Serikat terjadi 268 kasus
baru per satu juta populasi setiap tahunnya (Black dan Hawk, 2005 dalam
Suryarinilsih, 2010).
Prevalensi penyakit gagal ginjal kronik berdasarkan wawancara yang
didiagnosa dokter meningkat seiring bertambahnya umur, meningkat tajam pada
kelompok umur 35-44 tahun (0,3%), diikuti umur 45-54 tahun (0,4%), dan umur
55-74 tahun (0,5%), tertinggi pada kelompok umur > 75 tahun (0,6%). Prevalensi
pada laki-laki (0,3%) lebih tinggi dari perempuan (0,2%), prevalensi lebih tinggi
pada masyarakat pedesaan (0,3%), tidak bersekolah (0,4%), pekerjaan wiraswasta,
petani/nelayan/buruh (0,3%), dan kuintil indeks kepemilikan terbawah dan
6
jarum ke akses vaskuler pasien, yaitu akses untuk jalan keluar darah ke dialiser
dan akses masuk darah ke dalam tubuh. Arterio Venous (AV) Fistula adalah akses
vaskuler yang direkomendasikan karena cenderung lebih aman dan juga nyaman
bagi pasien (Thomas, 2003 dalam Farida, 2010).
Darah mengalir dari tubuh melalui akses arterial menuju ke dialiser sehingga
terjadi pertukaran darah dan zat sisa. Darah harus dapat keluar dan masuk ke
tubuh pasien dengan kecepatan 200-400 ml/menit (Price dan Wilson, 2005).
Dialisis diakhiri dengan menghentikan darah dari pasien, membuka selang
normal salin dan membilas selang untuk mengembalikan darah pasien. Pada akhir
dialisis, sisa akhir metabolisme dikeluarkan, keseimbangan elektrolit tercapai dan
buffer sistem telah diperbaharui (Lewis, et al, 2000; Smeltzer, et al, 2008 dalam
Farida, 2010).
2.2 KECEMASAN
2.2.1 Definisi
Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar yang
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Kecemasan dialami
secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal. Kecemasan berbeda
dengan rasa takut yang merupakan penilaian intelektual terhadap bahaya (Stuart,
2002 dalam Apriliawati, 2011). Pendapat lain menyatakan bahwa takut
sebenarnya tidak bisa dibedakan dengan cemas karena individu yang merasa takut
atau cemas mengalami pola respon perilaku, fisiologis, dan emosional dalam
rentang yang sama (Videbeck, 2008 dalam Apriliawati, 2011).
Menurut Beck, et al (1988) dalam Magan (2008) alat ukur yang digunakan
untuk mengukur kecemasan adalah Beck Anxiety Inventory (BAI).
Setiap item pada BAI adalah deskripsi sederhana dari gejala kecemasan
dalam salah satu dari empat aspek menyatakan : (Faroha, 2011).
1. Subjective/ subyektif (misalnya, “tidak bisa rileks”).
2. Neurophysiologic/ neurofisiologis (misalnya, “mati rasa atau kesemutan”).
3. Autonomic/ otonom (misalnya, “perasaan panas”).
4. Panic-Related/ panic-terkait (misalnya, “takut kehilangan kendali/kontrol”).
2.3.3. SF-36
2.3.3.1 Definisi
SF-36 dikembangkan oleh Fayers dan Machim (2000) merupakan
instrument generik (dapat digunakan untuk bermacam penyakit maupun usia)
yang telah dipergunakan secara luas untuk mengukur kualitas hidup terkait
kesehatan (Harmaini, 2006 dalam Rahmi, 2011)
13
Tabel 2.1. Pembagian Skala dan Dimensi SF-36 (Kalantar-Zadeh, et al, 2001)
Kesehatan Fisik
14.Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
sempurna Keterbatasan
15.Hanya dapat melakukan pekerjaan/aktivitas akibat masalah
tertentu fisik
16.Sulit melaksanakan pekerjaan
21.Tingkatan rasa nyeri yang dirasakan Perasaan
22.Rasa nyeri yang mengganggu sakit/nyeri
1.Kondisi kesehatan secara umum
36.Kesehatan baik luar biasa Kesehatan
34.Sama sehatnya seperti orang lain umum
33.Lebih mudah sakit
35.Kesehatan memburuk
23.Semangat
27.Energi Vitalitas
29.Lelah atau loyo
Kesehatan Mental
31.Capek
32.Seberapa lama keterbatasan fisik/emosi
mengganggu aktifitas sosial Fungsi sosial
20. Seberapa besar keterbatasan fisik/emosi
mengganggu aktifitas sosial
17.Mengurangi waktu dalam melakukan pekerjaan Keterbatasan
18.Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan akibat masalah
sempurna emosional
19.Tidak cermat dalam melakukan pekerjaan
24.Ragu-ragu
25.Tertekan Kesehatan
26.Tenteram mental
28.Kecewa atau sedih
30.Bahagia
2.Perubahan kondisi kesehatan
14
Perhatikan pada tabel 2.1. bahwa skala vitalitas dan kesehatan umum
merupakan bagian yang timpang tindih dari kedua dimensi, yaitu dimensi
kesehatan fisik dan dimensi kesehatan mental. Dan untuk pertanyaan nomor 2,
yang merupakan evaluasi terhadap perubahan kesehatan selama satu tahun
terakhir, tidak tergabung dalam skor, dimensi, maupun total skor dalam kuesioner
SF-36 (Kalantar-Zadeh, et al, 2001).
Untuk memudahkan penggunaan dan agar lebih mudah dimengerti,
pertanyaan-pertanyaan SF-36 diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, tanpa
merubah makna aslinya. Beberapa pertanyaan diterjemahkan dan dimodifikasi ke
dalam nilai perkiraan agar tidak membingungkan. Misalnya pertanyaan
“Lifting/carrying groceries?” diterjemahkan membawa/ mengangkat belanjaan,
mengangkat barang ringan 7-10 kg. “Walking several blocks” diterjemahkan
menjadi 100 meter, dan lain-lain. SF-36 yang sudah diterjemahkan dan
dimodifikasi ini disebut sebagai SF-36 Medan Modifikasi (Nasution, 2008).
SF-36 Medan Modifikasi telah digunakan secara luas di Indonesia untuk
mengukur kualitas hidup terkait kesehatan. Selain itu validitasnya juga telah
dibuktikan pada populasi umum dan beberapa grup pasien yang bervariasi (Yani,
2010 dalam Putri, 2014).
2 75
3 50
4 25
5 0
3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 1 0
2 50
3 100
13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 1 0
2 100
21, 23, 26, 27, 30 1 100
2 80
3 60
4 40
5 20
6 0
24, 25, 28, 29, 31 1 0
2 20
3 40
4 60
5 80
6 100
32, 33, 35 1 0
2 25
3 50
4 75
5 100
merupakan rata-rata untuk semua pertanyaan dalam skala yang dijawab oleh
responden (RAND, 2014).
Tabel 2.3. Pertanyaan yang mewakili 8 skala kuesioner SF-36 (RAND, 2014)
Skala Jumlah Pertanyaan Nomor Pertanyaan
Fungsi fisik 10 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12
Keterbatasan akibat 4 13, 14, 15, 16
masalah fisik
Keterbatasan akibat 3 17, 18, 19
masalah emosional
Vitalitas 4 23, 27, 29, 31
Kesehatan mental 5 24, 25, 26, 28, 30
Fungsi sosial 2 20, 32
Perasaan sakit/nyeri 2 21, 22
Kesehatan umum 5 1, 33, 34, 35, 36
fistula tersebut dirasakan responden sangat sakit (Hudak & Gallo, 1997 dalam
Widowati, et al, 2011).
Setelah menjalani hemodialisis, kualitas hidup pada dimensi psikologis
mengalami peningkatan pada tingkat kualitas hidup tinggi. Responden setelah
melewati satu jam pertama tindakan hemodialisis sudah mulai tenang yang
ditunjukkan dengan tidur pulas atau sekedar ngobrol dengan petugas, dengan
sesama pasien atau keluarga pasien lainnya. Kondisi ini terjadi terutama
responden yang telah terpasang akses permanen maupun responden dengan akses
temporer tetapi dalam pelaksanaan dialisis tidak terjadi hambatan atau tidak
timbul efek samping selama dialisis berlangsung. Setelah mendapatkan terapi
hemodialisis masuk pada ”fase bulan madu”, pasien tampak gembira untuk
sementara. Proses tahap berduka yang normal dari depresi akan diikuti oleh tahap
penerimaan untuk menerima pengobatan menahunnya. Pada umumnya pasien
tidak mempunyai perasaan negatif, masih dapat berfikir, mengingat, dan
berkonsentrasi dengan baik (Hudak dan Gallo, 1997 dalam Widowati, et al,
2011).
b) Jenis Kelamin
Secara umum, setiap penyakit dapat menyerang manusia baik laki-laki
maupun perempuan, tetapi pada beberapa penyakit terdapat perbedaan
frekuensi antara laki-laki dan perempuan. Hal ini antara lain disebabkan
perbedaan pekerjaan, kebiasaan hidup, genetik atau kondisi fisiologis
(Budiarto dan Anggraeni, 2002).
Penelitan Yuliaw (2009) dalam Butar-Butar dan Siregar (2012)
menyatakan, bahwa responden memiliki karakteristik individu yang baik.
Hal ini bisa dilihat dari jenis kelamin, bahwa responden laki-laki
mempunyai kualitas hidup lebih jelek dibandingkan perempuan.
Sedangkan menurut Kaplan dan Sadock (1997) dalam Lutfa dan Maliya
(2008) menyatakan bahwa kecemasan lebih banyak terjadi pada wanita.
c) Pendidikan
Yuliaw (2009) dalam Butar-Butar dan Siregar (2012) mengatakan
bahwa, pada penderita yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas juga memungkinkan pasien dapat
mengontrol dirinya dalam mengatasi masalah yang dihadapi, mempunyai
rasa percaya diri yang tinggi, berpengalaman, dan mempunyai perkiraan
yang tepat bagaimana mengatasi kejadian, mudah mengerti tentang apa yang
dianjurkan oleh petugas kesehatan, serta dapat mengurangi kecemasan
sehingga dapat membantu individu tersebut dalam membuat keputusan.
Hasil penelitian ini didukung dengan teori dimana pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang penting untuk terbentuknya tindakan, perilaku yang
didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada yang tidak didasari
pengetahaun (Notoatmodjo, 2005 dalam Butar-Butar dan Siregar, 2012).
Pendidikan bagi setiap orang memiliki arti masing-masing. Pendidikan
pada umumnya berguna dalam merubah pola pikir, pola bertingkah laku dan
pola pengambilan keputusan (Notoatmodjo, 2000 dalam Lutfa dan Maliya,
2008). Tingkat pendidikan yang cukup akan lebih mudah dalam
mengidentifikasi stresor dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya. Tingkat
20
BAB 3
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS
Usia
Jenis Kelamin
Pendidikan
22
Variabel Perancu
- Berat (30-63)
Skala Ukur : Nominal.
2. Jenis Kelamin
24
3.3. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Ada hubungan antara kecemasan dengan kualitas hidup pasien
hemodialisis kronik.
2. Ada hubungan antara usia dengan kualitas hidup pasien hemodialisis
kronik.
3. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan kualitas hidup pasien
hemodialisis kronik.
4. Ada hubungan antara pendidikan dengan kualitas hidup pasien
hemodialisis kronik.
5. Ada hubungan antara lama hemodialisis dengan kualitas hidup pasien
hemodialisis kronik
6. Ada hubungan antara tingkat status ekonomi dengan kualitas hidup
pasien hemodialisis kronik.
7. Ada hubungan antara usia dengan kecemasan.
8. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan kecemasan.
9. Ada hubungan antara pendidikan dengan kecemasan.
10. Ada hubungan antara tingkat status ekonomi dengan kecemasan.
11. Ada hubungan antara lama hemodialisis dengan kecemasan.
26
BAB 4
METODE PENELITIAN
Medan dan mempunyai fasilitas HD dengan kapasitas 53 mesin HD. Penelitian ini
akan dilakukan selama bulan Agustus sampai Oktober 2015.
( 1,96 )2 . 0,027(1−0,027)
n=
( 0,03 )2
= 112,136
Dengan demikian, besar sampel yang diperlukan dalam penelitian ini dibulatkan
menjadi 112 orang.
28
Pasien Hemodialisis
Sample Penelitian
faktor resiko terhadap variabel dependen. Pada analisa bivariat digunakan uji
Chi-Square karena variabel dependen, variabel independen maupun variable
perancu merupakan data kategorik. Jika terdapat beberapa syarat yang tidak
terpenuhi dalam uji Chi-Square maka akan dilakukan uji Fisher Exact Test atau
Yates Correction.
3. Analisa Multivariat
Analisa multivariat digunakan untuk melihat hubungan beberapa variabel
perancu dengan variabel dependen maupun dengan variabel independen, dengan
cara menghubungkan variabel perancu dengan variabel dependen maupun dengan
variabel independen pada waktu yang bersamaan. Dalam analisis ini, dapat
diketahui variabel yang paling besar pengaruhnya, bentuk hubungan antar
variabel, berhubungan langsung atau tidak langsung dengan variabel lainnya.
Pada penelitian ini untuk melakukan analisa multivariat akan digunakan metode
regresi logistik berganda karena variabel independen, variabel dependen maupun
variabel perancu merupakan data kategorik.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Baik 77 68.80%
Kurang Baik 35 31.30%
Kecemasan : 11.01 + 6.40
Tidak Cemas 45 40%
Cemas Ringan 53 47.30%
Cemas Sedang 14 12.50%
Cemas Berat 0 0%
Jenis Kelamin :
Laki-Laki 64 57.10%
Perempuan 48 42.90%
Penghasilan :
Tinggi 95 84.80%
Rendah 17 15.20%
Pendidikan :
Tinggi 55 49.10%
Rendah 57 50.90%
Lama HD : 35.26 + 41.43
Lama 26 23.20%
Baru 86 76.80%
Usia : 53.45 + 11.57
< 45 Tahun 24 21.40%
45 - 55 Tahun 38 33.90%
> 55 Tahun 50 44.60%
A. Kecemasan
Diagram 5.1. Distribusi responden menurut tingkat kecemasan
50%
45% 47%
40%
40%
35%
30%
25%
20%
15%
10% 13%
5%
0%
0%
Tidak Cemas Cemas Ringan Cemas Sedang Cemas Berat
B. Kualitas Hidup
Tabel 5.2 Karakteristik kualitas hidup pasien HD di Klinik Rasyida
Variabel n % Mean + SD Normal
Total Skor SF 36 : 67.20 + 17.46 > 60
Baik 77 68.80%
Kurang Baik 35 31.30%
Kesehatan Fisik : 68.09 + 21.29 > 60
Baik 80 71.40%
Kurang Baik 31 28.60%
Kesehatan Mental : 68.02 + 15.85 > 60
Baik 83 74.10%
Kurang Baik 29 25.90%
Fungsi Fisik 58.24 + 31.03 > 60
Keterbatasan Fisik 58.93 + 47.20 > 60
Rasa Sakit 80.36 + 38.11 > 60
Kesehatan Umum 62.95 + 25.30 > 60
Vitalitas 80.00 + 18.13 > 60
Fungsi Sosial 66.45 + 20.58 > 60
Keterbatasan Emosi 77.50 + 31.13 > 60
Kesehatan Mental 53.18 + 16.06 > 60
36
35
77
C. Jenis Kelamin
Diagram 5.3 Distribusi responden menurut jenis kelamin
37
43% laki-laki
57% perempuan
D. Pendidikan
Diagram 5.4 Distribusi responden menurut tingkat pendidikan
Pendidikan Rendah
57
Pendidikan Tinggi
55
0 10 20 30 40 50 60
Sebagian besar pasien HD memiliki tingkat pendidikan yang tinggi (> SMA)
yaitu sebanyak 57 orang (50.90%) dan sisanya yaitu 55 orang (49.10%) memiliki
tingkat pendidikan yang rendah (< SMA).
17
Penghasilan Tinggi
Penghasilan Rendah
95
Sebagian besar pasien HD memiliki tingkat status ekonomi tinggi ( > UMR)
yaitu sebanyak 95 orang (84.80%) dan sisanya yaitu 17 orang (15.20%) memiliki
tingkat status ekonomi yang rendah (< UMR).
F. Lama hemodialisis
Diagram 5.6 Distribusi responden menurut lama hemodialisis
Lama
26 Orang
(23.20%)
Baru
0 10 20 30 8640Orang50 60 70 80 90
(76.80%)
G. Usia
Diagram 5.7 Distribusi responden menurut usia
39
24
50 < 45 Tahun
45-55 Tahun
>55 Tahun
38
a
Signifikan ( p value < 0.05)
baik adalah 33 orang (60%) dengan rata-rata skor kualitas hidup adalah 63.61 +
16.12 (kualitas hidup baik). Berdasarkan uji statistik didapatkan p value = 0.05
sehingga disimpulkan bahwa tingkat pendidikan berhubungan dengan kualitas
hidup.
Tabel 5.8 Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien HD berdasarkan uji
korelasi
Variabel r p
Kecemasan -0.58 0.001a
Lama HD 0.01 0.9
Usia -0.22 0.02a
a
Signifikan ( p value < 0.05), Korelasi Koefisien Pearson’s
Tabel 5.10 Tahap akhir analisis terhadap variabel interaksi yang mempengaruhi
kualitas hidup.
Ratio
Standard Confidence
Variabel p value Prevalense
B Interval
(RP)
Pendidikan 1.14 0.025 3.14 1.157 – 8.566
Lama HD -2.28 0.001 0.10 0.027 – 0.376
Usia 1.26 0.058 3.54 0.957 – 13.126
Kecemasan*Lama HD 2.06 0.001 7.84 2.799 – 21.962
Kecemasan 1.36 0.176 3.91 0.541 – 28.334
47
Pada tabel ini terlihat bahwa ada variabel interaksi yang bermakna, maka
variaabel penyusunnya (kecemasan) harus dipertahankan didalam model regresi
akhir (model baku emas).
Selanjutnya, kita melakukan analisis variabel terhadap variabel konfounder.
Nilai RP dan interval kepercayaan pada model baku emas akan menjadi acuan
apakah model lainnya valid dan presisinya baik. Model dikatakan valid jika nilai
RP dari variabel utama pada model tersebut tidak berbeda dengan nilai RP
variabel utama pada model baku emas (maksimal perbedaan 10%). Model
dikatakan mempunyai presisi yang lebih baik jika rentang interval kepercayaan
RP variabel utama pada model tersebut lebih sempit daripada rentang interval
kepercayaan RP variabel utama pada model baku emas.
Tabel 5.12 Resume analisis hubungan antara kecemasan dengan kualitas hidup
dimana lama HD sebagai perancu.
CI
N
Model RP Lowe
o
r Upper
1 Kecemasan - Lama HD 6.76 0.35 127.74
2 Kecemasan - Lama HD 1.27 0.34 4.75
Dari tabel diatas, terlihat bahwa kualitas hidup sangat dipengaruhi oleh
adanya interaksi antara kecemasan dengan lama HD yang cukup lama (> 6 bulan)
dimana RP = 6.76 (CI : 0.35 – 127.74).
5.2 Pembahasan
5.2.1 Analisis Univariat
Pada penelitian ini usia responden lebih muda (53.45 + 11.57)
dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh Nasution, 2008 (54.9 + 8.5) namun
lebih tua (53.45 + 11.57) dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh Septiwi,
2010 (50.4 + 11.3). Pada penelitian ini lama HD responden lebih lama (35.26 +
41.43) dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryarinilsih, 2010
(29.37 + 31.09).
Pada penelitian ini skor kualitas hidup pasien lebih rendah (67 + 17.59)
dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryarinilsih, 2010 (91.24 +
16.97) namun bila dilihat dari skor skala kesehatan fisik pasien lebih tinggi (68.09
49
Penelitian lain yang juga mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh
Nurchayati (2010) yang mendapatkan hasil bahwa jenis kelamin tidak
berhubungan dengan kualitas hidup pasien HD (nilai p = 0.661). Hasil penelitian
yang sama juga dilakukan oleh Septiwi (2010) dimana jenis kelamin tidak
berhubungan dengan kualitas hidup pasien HD (nilai p = 0.408).
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil penelitian ini, adalah sebagai
berikut :
1. Prevalensi kecemasan pada pasien hemodialisis kronik di Klinik
Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida adalah 59.80%.
2. Penelitian ini mendapatkan dari 67 orang yang mengalami
kecemasan, 53 orang (47.30%) mengalami kecemasan ringan, kecemasan
sedang sebanyak 14 orang (12.50%) dan tidak ada yang mengalami
kecemasan berat.
3. Sebagian besar pasien memiliki kualitas hidup baik (68.80%) baik
kesehatan fisik maupun kesehatan mental sedangkan sisanya kualitas
hidup kurang baik (31.30%).
4. Pada penelitian ini didapatkan hanya lama HD yang berhubungan
dengan kecemasan (nilai p = 0.003).
5. Pada penelitian ini kualitas hidup berhubungan dengan kecemasan
(nilai p = 0.001), pendidikan (nilai p = 0.045), usia (nilai p = 0.046) dan
lama HD (nilai p = 0.02).
6. Setelah dilakukan analisis multivariat, didapatkan bahwa kualitas hidup
tidak hanya dipengaruhi oleh kecemasan saja, melainkan disertai interaksi
54
dengan lama HD yang cukup lama (> 6 bulan), dimana RP = 6.76 (CI :
0.35 – 127.74).
6.2. Saran
Oleh karena besarnya pengaruh lama HD terhadap kualitas hidup maka
disarankan :
1. Pada Praktisi Medis.
Untuk meningkatkan program edukasi/motivasi terhadap pasien maupun
keluarga pasien dalam mengatasi kecemasan.
2. Pada Peneliti Lain
Untuk meneliti faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kecemasan
dan kualitas hidup, seperti pekerjaan, dll.
55
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal.usu.ac.id/index.php/jkk/article/view/1058/641. [Accessed 23
April 2015].
Dwiyanto, U. A., 2010. Hubungan Golongan Darah dengan Tingkat Kecemasan
pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di Unit
Hemodialisa Di RSUD Saras Husada Purworejo. STIKES Muhammadiyah
Gombong. Skripsi.
Farida, A., 2010. Pengalaman Klien Hemodialisis Terhadap Kualitas Hidup
Dalam Konteks Asuhan Keperawatan di RSUP Fatmawati Jakarta.
Universitas Indonesia. Tesis.
Faroha, E., 2011. Pengaruh Religiusitas Terhadap Kecemasan Menghadapi
Pernikahan Pada Orang Dewasa yang Melajang. UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Skripsi.
Himmelfarb, Jonathan. 2005. Core Curriculum In Nephrology Hemodialysis
Complications.National Kidney Foundation. American Jurnal of Kidney
Disease 6 (45) : 1122 – 1131.
Indonesian Renal Registry, 2012. 5th Annual Report Of Indonesian Renal Registry.
Hlmn : 21-24
Iskandarsyah, A., 2006. Hubungan Antara Health Locus of Control dan Tingkat
Depresi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis di RS. NY.R.A.Habibie Bandung.
Universitas Padjajaran. Skripsi.
Jofre, S., Lopez-Gomez, J.M., Valderrabano, F., 2000. Quality of Life For Patient
Groups. Kidney International 57 (74): S121-S130.
Julian, J.L., 2011. Measures of Anxiety. Available from :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3879951/ [Accessed 15 Mei
2015].
Kalantar-Zadeh, K., Kopple, J.D., Block, G., Humphreys, M.H., 2001.
Association Among SF-36 Quality of Life Measures in Nutrition,
Hospitalization, and Mortality in Hemodialysis. J. Am. Soc. Nephrol. 12:
2797-2806.
Kring, D.L., Crane, P.B., 2009. Factor affecting quality of life in persons on
hemodialysis. Nephrology Nursing Journal, 36, 15-24.
57
Kundre, R., Babakal, A., Lamusa, W., 2015. Hubungan Tindakan Hemodialisa
Dengan Tingkat Kecemasan Klien Gagal Ginjal Di Ruangan Dahlia RSUP
Prof Dr. R. Kandou Manado. Ejournal Keperawatan 1 (3) : 1 – 8
Lutfa, U., Maliya, A., 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan
Pasien dalam Tindakan Kemoterapi Di Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta. Berita Ilmu Keperawatan. ISSN 1979-2697. Vol. 1 (4) : 187-192
Magan, I., Sanz, J., Vera, P. G., 2008. Pshycometric Properties Of A Spanish
Version Of The Beck Anxiety Inventory (BAI) In General Population. The
Spanish Journal Of Psychology 11 (2) : 626 – 640. Available from :
http://www.researchgate.net/profile/Jesus_Sanz4/publication/23455660_P
sychometric_properties_of_a_Spanish_version_of_the_Beck_Anxiety_Inven
tory_(BAI)_in_general_population/links/02e7e5342cfd35e778000000.pdf
[Accessed 25 Mei 2015].
Marques, C.FZ., Wagner, MB., Figueiredo, CE.P., D’avila, DO., 2006. Quality of
Life and Sexuality in Chronic Dialysis Female Patients. International Jurnal
of Impotence research. Vol 18 : 539 – 543.
Nasution, A.T., 2008. Hubungan Antara Parameter Cairan Tubuh yang Diukur
dengan Bio Impedance Analysis dengan Kualitas Hidup yang Diukur SF-36
pada Pasien Hemodialisis Reguler. Universitas Sumatera Utara. Tesis.
Notoatmojo, S., 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nuchayati, S., 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kualitas
Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Di
Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap dan Rumah Sakit Umum Daerah
Banyumas. Universitas Indonesia. Tesis.
Pranoto, I., 2010. Hubungan Antara Lama Hemodialisa Dengan Terjadinya
Perdarahan Intra Serebral. Universitas Sebelas Maret. Skripsi.
Price, S.A., Wilson, L.M.C., 2005. Patofisiologi : Konsep klinis proses – proses
penyakit. Edisi 6, vol 2. Alih bahasa oleh Brahm U. Pendit. Jakarta : EGC.
Putri. R. Y., 2014. Biomarker Yang Berhubungan Dengan Kualitas Hidup Pasien
Hemodialisis Kronik. Universitas Sumatera Utara. Skripsi
58
Raharjo, P., Susalit, E., Suhardjono. 2006. Hemodialisis. Dalam Sudoyo, A.W.,
Sutiyahadi, B., Alwi, L., Simadibrata, M., Setiati, S. Buku ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.
Rahmi, U., 2011. Pengaruh Discharge Planning Terstruktur Terhadap Kualitas
Hidup Pasien Stroke Iskemik Di RSUD Al - Ihsan dan RS Al- Islam.
Universitas Indonesia. Tesis.
RAND, 2014. Medical Outcomes Study: 36-Item Short Form Survey Scoring
Instructions. Available from:
http://www.rand.org/health/surveys_tools/mos/mos_core_36item_scoring.htm
l [Accessed 25 April 2015].
Romani, N. K., Hendarsih, S., Asmarani, F. L., 2013. Hubungan Mekanisme
Koping Individu Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Gagal Ginjal
Kronis Di Unit Hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Jurnal
Medika Respati 8 (1) . Available from :
http://journal.respati.ac.id/index.php/medika/article/view/60/56 [Accessed 15
Mei 2015].
Sari, D.M., Basri, A.S., 2007. Gambaran Kecemasan Dan Depresi Pada Siswi
Yang Pernah Mengalami Kesurupan Massal. Universitas Indonesia. JPS Vol.
13.
Sandra, Dewi, W. N., Dewi, Y. I., 2012. Gambaran Stres Pada Pasien Gagal
Ginjal Terminal Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Di Rumah Sakit Umum
Daerah Arifin Achmad Pekan Baru. Jurnal Ners 2 (2).
Santoso, M. B., 2012. Hubungan Dukungan Sosial dan Kualitas Hidup Pasien
Hemodialisis Rutin Dengan Jaminan Dan Tanpa Jaminan Kesehatan Di
Kota Bandung. Universitas Padjajaran. Tesis.
Saputri, V. W., 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat
Kecemasan Pasien Hemodialisa di Ruangan Hemodialisis RSI Siti Rahmah
Padang. STIKes Mercubaktijaya Padang. Skripsi.
Septiwi, C., 2010. Hubungan Antara Adekuasi Hemodialisis Dengan Kualitas
Hidup Pasien Hemodialisis Di Unit Hemodialisis RS Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto. Universitas Indonesia. Tesis.
59
Available from :
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/1760
[Accessed 25 Mei 2015].
Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN
Assalamualaikum Wr Wb
Saya Dessy Ratnasari Mariza, saat ini sedang menjalani pendidikan Strata
(S) 1 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan saat ini sedang
melakukan penelitian yang berjudul :
Medan, 2015
Lembar Persetujuan
Medan, 2015
Responden,
( )
#
Beri tanda check (√) sesuai yang anda pilih.
Kode Responden
Lampiran 4
Survey ini meminta pandangan anda tentang kesehatan anda. Informasi ini akan
membantu untuk mencatat bagaimana perasaan anda dan seberapa baik anda dapat
melakukan aktifitas yang biasa.
Jawablah pertanyaan ini dengan tanda check ( √ ) pada pilihan anda. Pilihlah
hanya satu jawaban dari setiap pertanyaan.
3. Hal berikut ini mengenai aktifitas yang mungkin anda lakukan dalam
kehidupan sehari-hari
Apakah kesehatan anda membatasi aktifitas anda ? Jika “Ya” seberapa besar
5. Selama 1 bulan terakhir, apakah pekerjaan anda atau aktifitas rutin yang lain
terganggu karena masalah emosional seperti berikut ini (depresi/ stress atau
cemas)
Ya Tidak
a. Mengurangi waktu dalam melakukan pekerjaan 1. Ya 2.Tidak
(tetap) atau aktifitas lain
b. Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan 1. Ya 2.Tidak
sempurna
c. Tidak melakukan pekerjaan (rutin) atau aktifitas lain 1. Ya 2.Tidak
secermat biasanya
7. Seberapa besar rasa nyeri pada tubuh yang anda rasakan selama 1 bulan
terakhir ini?
9. Pertanyaan ini mengenai perasaan anda dan bagaimana pikiran anda selama 1
bulan terakhir. Setiap pertanyaan berikan satu jawaban yang mendekati dengan
apa yang anda rasakan dalam 1 bulan terakhir :
Setiap Sering Kadang- Sekali- Jarang Tidak
waktu kadang sekali pernah
a. Apakah penuh 1. 2. 3. 4. 5. 6.
semangat ? Setiap Sering Kadang- Sekali- Jarang Tidak
waktu kadang sekali pernah
b. Apakah anda 1. 2. 3. 4. 5. 6.
selalu ragu-ragu Setiap Sering Kadang- Sekali- Jarang Tidak
dalam menghadapi waktu kadang sekali pernah
sesuatu ?
c. Pernahkah anda 1. 2. 3. 4. 5. 6.
merasa begitu Setiap Sering Kadang- Sekali- Jarang Tidak
tertekan sehingga waktu kadang sekali pernah
rasanya tidak ada
yang dapat
membahagiakan
anda ?
d. Apakah anda 1. 2. 3. 4. 5. 6.
merasa begitu Setiap Sering Kadang- Sekali- Jarang Tidak
tenteram ? waktu kadang sekali pernah
e. Apakah anda 1. 2. 3. 4. 5. 6.
merasa penuh Setiap Sering Kadang- Sekali- Jarang Tidak
energi ? waktu kadang sekali pernah
f. Apakah anda 1. 2. 3. 4. 5. 6.
merasa kecewa dan Setiap Sering Kadang- Sekali- Jarang Tidak
sedih ? waktu kadang sekali pernah
g. Apakah anda 1. 2. 3. 4. 5. 6.
merasa lelah atau Setiap Sering Kadang- Sekali- Jarang Tidak
loyo ? waktu kadang sekali pernah
h. Apakah anda 1. 2. 3. 4. 5. 6.
merasa sebagai Setiap Sering Kadang- Sekali- Jarang Tidak
orang yang waktu kadang sekali pernah
bahagia ?
i. Apakah anda 1. 2. 3. 4. 5. 6.
merasa capek ? Setiap Sering Kadang- Sekali- Jarang Tidak
waktu kadang sekali pernah
10. Selama 1 bulan terakhir seberapa lama kesehatan fisik atau masalah emosi
yang mengganggu aktifitas sosial anda (seperti mengunjungi kawan, saudara
dan yang lainnya) :
1. Selalu 2. Sering Sekali 3. Kadang-kadang
4. Sekali-sekali 5.Tidak pernah
11. Menurut anda seberapa besar pernyataan dibawah ini yang sesuai dengan
anda. Kalau sesuai seberapa benar, kalau tidak sesuai seberapa salah.
Sangat Benar Tidak Salah Salah sama
benar tahu sekali
a. Saya kelihatan 1.Sanga 2.Benar 3.Tidak 4.Salah 5.Salah
lebih t tahu sama
mudah sakit benar sekali
dibanding
orang lain
b. Saya merasa sama 1.Sanga 2.Benar 3.Tidak 4.Salah 5.Salah
sehatnya seperti t tahu sama
orang benar sekali
lain yang saya
kenal
Dibawah ini terdapat daftar gejala – gejala yang umum dari kecemasan. Silahkan
baca secara hati-hati setiap soal dalam daftar ini. Tentukan sejauh mana anda
terganggu dengan gejala tersebut selama 1 bulan terakhir, termasuk hari ini,
dengan melingkari nomor di dalam kolom disebelah pernyataan tentang gejala.
Tidak Ringan Sedang Berat
sama Tapi tidak Kadang sangat Sangat
sekali begitu tidak mengganggu
mengganggu menyenangkan
Perasaaan kebas atau
0 1 2 3
perasaan geli
Merasakan panas 0 1 2 3
Perasaan goyang pada
0 1 2 3
tungkai
Tidak mampu merasa tenang 0 1 2 3
Takut akan terjadi sesuatu
0 1 2 3
yang buruk
Pusing atau kepala terasa
0 1 2 3
ringan
Jantung berdebar 0 1 2 3
Mudah terombang-ambing 0 1 2 3
Merasa ngeri atau takut 0 1 2 3
Gelisah 0 1 2 3
Perasaan tercekik 0 1 2 3
Tangan gemetaran 0 1 2 3
Merasakan goyang 0 1 2 3
Takut kehilangan kontrol 0 1 2 3
Sulit bernafas 0 1 2 3
Takut akan kematian 0 1 2 3
Hati menjadi ciut 0 1 2 3
Gangguan pencernaan 0 1 2 3
Pingsan 0 1 2 3
Muka terlihat berwarna
0 1 2 3
merah
Berkeringat panas atau
0 1 2 3
dingin
Jumlah
Total
Lampiran 6
Statistics
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 53.45 35.26 67.0066 11.01
Std. Deviation 11.572 41.431 17.59416 6.400
Percentiles 25 47.25 7.00 56.4531 6.00
Statistics
N Valid 112 112 112 112 112 112 112 112 112 112 112
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 58.93 80.36 62.95 80.00 66.45 77.50 53.18 67.2003 68.09 68.02 58.24
Std.
47.203 38.112 25.305 18.137 20.587 31.137 16.067 17.46288 21.298 15.855 31.037
Deviation
KualitasHidup
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kecemasan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Penghasilan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
LamaHD
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Lansia
Akhir 50 44.6 44.6 100.0 .2 4.7 35.7 54.5
JenisKelamin
Cemas Count 35 32 67
Chi-Square Testsc
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.29.
b. Computed only for a 2x2 table
c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
d. The standardized statistic is 1.274.
Penghasilan Penghasilan
Tinggi Rendah Total
Cemas Count 54 13 67
Chi-Square Testsc
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.83.
b. Computed only for a 2x2 table
c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
d. The standardized statistic is 1.514.
Pendidikan
Pendidikan Pendidikan
Rendah Tinggi Total
Cemas Count 33 34 67
Chi-Square Testsc
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 22.10.
b. Computed only for a 2x2 table
c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
d. The standardized statistic is -.038.
LamaHD
Cemas Count 22 45 67
Chi-Square Testsc
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.45.
b. Computed only for a 2x2 table
c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
d. The standardized statistic is -2.930.
KecemasanK * Usia Crosstabulation
Usia
Cemas Count 13 24 30 67
% within
19.4% 35.8% 44.8% 100.0%
KecemasanK
Total Count 24 38 50 112
% within
21.4% 33.9% 44.6% 100.0%
KecemasanK
Chi-Square Tests
95%
Confidence 95% Confidence
Interval Interval
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.64.
b. Based on 112 sampled tables with starting seed 624387341.
c. The standardized statistic is .356.
Bootstrapa
95% Confidence
Std. Interval
KecemasanKP Laki-Laki N 64
Perempuan N 48
a. Unless otherwise noted, bootstrap results are based on 112 bootstrap samples
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Kecemasan Equal
variances .305 .582 -.911 110 .364 -1.115 1.223 -3.538 1.309
assumed
Equal
variances
-.915 102.939 .362 -1.115 1.218 -3.530 1.301
not
assumed
Group Statistics
Std. Interval
KecemasanKP Penghasilan N 95
Tinggi Mean 10.69 -.01 .61 9.53 11.90
Penghasilan N 17
Rendah Mean 12.76 -.05 1.30 10.00 15.13
a. Unless otherwise noted, bootstrap results are based on 112 bootstrap samples
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Equal variances
-1.388 24.825 .177 -2.070 1.491 -5.143 1.003
not assumed
Group Statistics
Std. Interval
KecemasanKP Pendidikan N 55
Rendah Mean 11.64 .10 .86 10.23 13.63
Pendidikan N 57
Tinggi Mean 10.40 .08 .90 8.66 12.20
a. Unless otherwise noted, bootstrap results are based on 112 bootstrap samples
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Equal variances
1.018 108.976 .311 1.233 1.211 -1.167 3.633
not assumed
Group Statistics
Bootstrapa
95% Confidence
Std. Interval
KecemasanKP Baru N 26
Lama N 86
a. Unless otherwise noted, bootstrap results are based on 112 bootstrap samples
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Equal variances
2.189 43.361 .034 2.994 1.367 .237 5.751
not assumed
Group Statistics
Bootstrapa
KecemasanKP >= 45 N 88
< 45 N 24
a. Unless otherwise noted, bootstrap results are based on 112 bootstrap samples
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Kecemasan Equal
KP variances 1.264 .263 .582 110 .562 .860 1.478 -2.070 3.789
assumed
Equal
variances not .668 45.580 .507 .860 1.287 -1.732 3.451
assumed
KecemasanK
Count 4 31 35
Kualitas Hidup % within KualitasHidup
11.4% 88.6% 100.0%
Kurang Baik
Total Count 45 67 112
Chi-Square Testsc
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.06.
b. Computed only for a 2x2 table
c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
d. The standardized statistic is 4.165.
JenisKelamin
Chi-Square Tests
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Penghasilan
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.31.
b. Computed only for a 2x2 table
Pendidikan
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 3.851 1 .050
b
Continuity Correction 3.093 1 .079
Likelihood Ratio 3.882 1 .049
Fisher's Exact Test .067 .039
N of Valid Cases 112
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.19.
b. Computed only for a 2x2 table
LamaHD
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.13.
b. Computed only for a 2x2 table
Usia Total
< 45 tahun 45 - 55 tahun > 55 tahun
% within
21.4% 33.9% 44.6% 100.0%
KualitasHidup
Chi-Square Tests
95%
Confidence 95% Confidence
Interval Interval
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.50.
b. Based on 112 sampled tables with starting seed 957002199.
c. The standardized statistic is 1.791.
Group Statistics
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Equal variances
5.511 109.858 .000 15.72647 2.85352 10.07139 21.38155
not assumed
Group Statistics
Group Statistics
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Equal variances
1.765 24.264 .090 7.35882 4.16819 -1.23896 15.95660
not assumed
Group Statistics
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
KH Equal variances
.673 .414 -2.031 110 .045 -6.65975 3.27969 -13.15932 -.16017
assumed
Equal variances
-2.036 108.938 .044 -6.65975 3.27175 -13.14430 -.17520
not assumed
Group Statistics
KH Equal variances
.799 .373 -2.224 110 .028 -8.60452 3.86953 -16.27303 -.93601
assumed
Equal variances
-2.383 46.293 .021 -8.60452 3.61069 -15.87122 -1.33783
not assumed
Group Statistics
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Sig. (2- Mean Std. Error Difference
Correlations
KecemasanKP LamaHDK
N 112 112
Correlations
KecemasanKP LamaHDK
N 112 112
N 112 112
Correlations
KecemasanKP UsiaK
N 112 112
UsiaK Pearson Correlation .090 1
N 112 112
Correlations
KecemasanKP UsiaK
N 112 112
UsiaK Correlation Coefficient .084 1.000
N 112 112
Correlations
KecemasanKP KHK
N 112 112
KHK Pearson Correlation -.582** 1
N 112 112
Correlations
KecemasanKP KHK
N 112 112
**
KHK Correlation Coefficient -.592 1.000
N 112 112
Correlations
KHK LamaHDK
KHK Pearson Correlation 1 .011
N 112 112
LamaHDK Pearson Correlation .011 1
N 112 112
Correlations
KHK LamaHDK
N 112 112
N 112 112
Correlations
KHK UsiaK
N 112 112
*
UsiaK Pearson Correlation -.220 1
N 112 112
Correlations
KHK UsiaK
N 112 112
95% C.I.for
EXP(B)
UsiaKp 4589.33
4.054 2.233 3.295 1 .069 57.640 .724
1
Kecemasan by
.223 1.420 .025 1 .875 1.250 .077 20.205
Penghasilan
Kecemasan by
-1.460 1.044 1.954 1 .162 .232 .030 1.799
Pendidikan
Kecemasan by
2.586 1.115 5.377 1 .020 13.280 1.492 118.197
LamaHD
Kecemasan by
-2.384 1.867 1.631 1 .202 .092 .002 3.576
UsiaKp
LamaHD 11.72
-2.286 .668 1 .001 .102 .027 .376
7
Kecemasan by 15.35
2.059 .526 1 .000 7.840 2.799 21.962
LamaHD 2
Kecemasan by
1.747 .901 3.762 1 .052 5.736 .982 33.505
LamaHD
Model 2
Variables in the Equation
95% C.I.for
EXP(B)
Kecemasan by
1.762 .855 4.244 1 .039 5.825 1.089 31.149
LamaHD
Model 3
Variables in the Equation
95% C.I.for
EXP(B)
Kecemasan by
1.668 .832 4.014 1 .045 5.299 1.037 27.082
LamaHD
b. Menghitung nilai OR
1. Pada kecemasan dan lama HD lama.
- OR : exp (0.243 + 1.668) = 6.759
2. Pada kecemasan dan lama HD baru.
- OR : exp (0.243 - 0) = 1.275