SKRIPSI
iv
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha
Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk Skripsi ini sesuai dengan
Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu
sehingga Skripsi yang berjudul: “Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre
diselesaikan. Skripsi ini merupakan syarat terakhir yang harus ditempuh untuk
memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin
Kencana Bandung.
Bandung.
vi
4. Agus Mi’raj Darajat, S.Pd., S.Kep., Ners., M.Kes. selaku Dosen
6. Pengelola dan Seluruh Staf Dosen Program Studi Ners yang telah
selama kuliah.
ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih banyak.
menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran
dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi
penyempurnaan selanjutnya.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................. iv
ABSTRACT ................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
viii
2.1.4 Tingkat Kecemasan ................................................. 19
ix
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Sumedang ....................................................................................... 43
xi
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
memperbaiki fungsi tubuh atau mengangkat bagian tubuh yang tidak penting.
Jika pada tahun 2011 terdapat 140 juta pasien di seluruh dunia, pada tahun
2012 meningkat menjadi 148 juta pasien, maka pada tahun 2016 meningkat
lagi secara signifikan menjadi 13% dari total populasi di seluruh dunia.
aman menurut (WHO, 2016) yaitu kematian setelah tindakan operasi adalah
sekitar 0,5-5%. Komplikasi pada pasien yang sedang dirawat sekitar 25%.
adalah suatu stressor yang menimbulkan stress fisiologis dan stress psikologis
1
2
(Potter & perry 2013) menurut (Potter & perry, 2013), prosedur pembedahan
diagnostic yang dilakukuan untuk mengetahui penyebab dari gejala atau asal
dua yaitu bedah minor dan bedah mayor yang mempunyai tingkat resiki
rekonstruksi atau pembedahan yang luas pada bagian tubuh, hal ini
menimbukan resiko yang tinggi bagi kesehatan, Potter & Perry (2013).
Kecemassan atau atau ansietas adalah rasa khawatir, takut, yang tidak
merupakan suatu reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak pasti
dan tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan
lakukan ada beberapa pasien pre operasi di ruang bedah yang mengatakan
bahwa mereka takut dengan proses pembedahan. Salah satu bentuk nyata rasa
cemas itu adalah pasien sering bertanya berulang-ulang tentang proses yang
bagi pasien dan keluarga, yang dapat membuat pasien pre oprasi menjadi
cemas.
umum mengurangi tingkat energi pada pasien itu sendiri (Rothock 2011).
tubuh melalui stimulus hormonal dan persyarafan (Potter & Perry 2013).
darah, curah jantung, dan tahanan vaskuler perifer. (Menurut Ibrahim, 2015),
ini terjadi karena adanya amigdala, yang berperan dalam sistem otonom
Desember 2003. Sepanjang tahun 2017, terdapat 1216 pasien bedah, data 3
bulan terakhir ada 423 pasien melakukan tindakan operasi, dan 25 melakukan
penundaan operasi karena tidak adanya kesiapan pasien dari faktor biaya
yakni peningkatan tekanan darah dan peningkatan suhu tubuh beberapa saat
cepat, perasaan tidak enak dan susah tidur, nadi dan tekanan darah naik,
gelisah, berkeringat, sering berkemih dan buang air besar. Di hal lain pasien
body image yang berupa cacat anggota tubuh, cemas dan takut mati saat
dibius, cemas bila operasi gagal, cemas masalah biaya yang membengkak.
5
agar operasi dapat berjalan dengan lancar. Pasien mengalami kecemasan berat
Kabupaten Sumedang.
pre operasi.
6
1. Rumah sakit
2. Bagi perawat
maksimal
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Operasi
Semua ilmu kedokteran, terutama ilmu bedah atau operasi berhutang budi
kepada ahli anatomi ilmiah, Andreas Vesalius yang hidup dari tahun 1514
abad ke-2. Hal tersebut memberi informasi kepada ahli bedah mengenai
7
8
tujuan lain dengan cara membuang bagian tubuh yang tidak penting.
Menurut sumber yang dikumpulkan oleh Debas, dkk tahun 2015, pada
keterampilan
1. Persiapan Operasi
terkait operasi itu sendiri, seperti tingkat kesehatan dan umur pasien.
didapatkan.
melakukan pekerjaan
waktu tertentu
f. Kapan waktu yang tepat untuk berhenti makan dan minum sebelum
menerima anestesi
10
sebelumnya
Arofiati dan Rumila (2015) informed consent disebut juga sebagai hak
legal pasien.
2. Prosedur Operasi
operasi. Terdapat tiga jenis anestesi yaitu (Institute for Quality and
bersifat minor
tersebut akan menjadi tidak sadar, tidak merasakan hal apapun, dan
Ketika operasi dilakukan, maka ahli bedah akan dibantu oleh perawat
anestesi general.
juga rasa sakit. Jika rasa sakit tersebut terlalu besar untuk dapat ditahan
tenaga medis agar diberikan obat tertentu untuk mengurangi rasa sakit.
seperti biasa.
2.1.2 Kecemasan
Latin “Angustus” yang berarti kaku, dan “Anci” yang berarti mencekik.
Anxietas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kondisi dialami
untuk bertahan hidup, tetapi tingkat anxietas yang parah tidak sejalan
1. Umur
mengalami stress daripada yang berumur lebih tua, tetapi ada juga
sering dialami oleh seseorang pada usia muda. Walau umur sukar
2. Pengetahuan
3. Status Pendidikan
1) Pendidikan informal
2) Pendidikan Formal
5. Potensi stressor
6. Maturasi/kematangan
7. Sosial Budaya
mempunyai falsafah hidup yang jelas maka pada umumnya lebih sukar
8. Tipe Kepribadian
1) Tipe Introvert
2) Tipe Ekstrovert
17
9. Keadaan Fisik
mengakibatkan kecemasan.
10. Lingkungan/Situasi
pasien dibagi menjadi dua dimensi besar yaitu faktor intrinsik dan
1. Faktor Intrinsik
21-45 tahun.
c. Konsep diri dan peran: pasien yang mempunyai peran ganda dalam
lebih tinggi.
2. Faktor ekstrinsik
berikut:
itu sendiri sering buang air kecil, sukar tidur dan gigi menggerutuk.
berkonsentrasi.
sesuatu yang lebih terarah. Respon fisik misalnya badan tampak lesu,
spesifik dan tidak dapat berfikir tentang yang lain. Semua perilaku
tertekan di dada.
seseorang bervariasi dari level antisipasi, ringan, sedang, berat, dan panik
Sundeen (2010):
Kecemasan
Tabel 2.1
Kardiovaskuler - Palpitasi
- Jantung berdebar
- Pingsan
- Napas pendek
- Napas dangkal
- Sensasi tercekik
- Terengah-engah
- Reaksi kejutan
- Mata berkedip-kedip
- Insomnia
- Tremor
22
- Rigiditas
- Gelisah
- Wajah tegang
- Kelemahan umum
- Kaki goyah
- Menolak makanan
- Mual
- Diare
- Sering berkemih
- Gatal
- Wajah pucat
Tabel 2.2
Perilaku - Gelisah
- Ketegangan fisik
- Tremor
- Gugup
- Bicara cepat
- Kurang koordinasi
lingkungan
- Interpersonal
- Menghalangi
- Menghindar
- Hyperventilasi
- Konsentrasi buruk
- Pelupa
penilaian
- Preokupasi
24
- Hambatan berfikir
- Kehilangan objektifitas
- Tidak sabar
- Gelisah
- Tegang
- Alarm
- Teror
- Gugup
- Gelisah
20 item pernyataan:
berikut:
2 : Kadang-kadang mengalami;
3 : Sering mengalami
Berikut ini adalah kerangka konseptual penelitian yang dapat dilihat sebagai
berikut:
Gambaran Tingkat
Kecemasan
Pasien Pre Operasi
1. Kecemasan normal
2. Kecemasan ringan
3. Kecemasan sedang
4. Kecemasan berat