Anda di halaman 1dari 63

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIENPRE OPERATIF DI


RUANG BEDAH RSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAM TAHUN 2018

AFRINAWATI Br. SEMBIRING


P07520115042

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III
2018
KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERATIF DI


RUANG BEDAH RSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAMTAHUN 2018

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi


Diploma III
AFRINAWATI Br. SEMBIRING
P07520115042

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III
2018
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III TAHUN 2018

KARYA TLIS ILMIAH, JULI 2018


AFRINAWATI Br. SEMBIRING
P07520115042

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERATIF DI


RUANG BEDAH DI RSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAM

V Bab + 24 Halaman + 2 Tabel +11 Lampiran

ABSTRAK

Kecemasan adalah gejala kecemasan baik yang sifatnya akut maupun


kronik (menahun) merupakan komponen utama bagi hampir semua gangguan
kejiwaan (psychiatric disorder). Secara klinis gejala kecemasan dibagi dalam
beberapa kelompok, yaitu gangguan cemas (anxiety disorder), gangguan cemas
menyeluruh (generalized anxiety disorder/GAD). Gangguan panik (panic
disorder), gangguan phobik (phobic disorder) dan gangguan obsesif-kompulsif
(obsessive-compulsive disorder).(Dadang Hawari,2001).
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahuigambaran tingkat
kecemasan pada pasien pre operatif di ruang bedah di rsud deli serdang lubuk
pakam, penelitian ini mengunakan metode deskriptif dengan desain penelitian
cross sectional dengan menggunakan teknik accidental sampling dengan jumlah
responden 44 orang responden yang akan melaksanakan operasi di rungan
bedah di RSUD lubuk pakam.
Hasil penelitian yang dilakukan pada 44 responden diperoleh hasil bahwa
gambaran tingkat kecemasan pada pasien pre operatif di ruang bedah RSUD
Deli Serdang Lubuk Pakam meliputi : responden yang merasa cemas ringan 17
(38,6%), kecemasan sedang 9 (20,5%), kecemasan berat 16 (36,4%), dan panik
2 (4,5%).
Dengan mengetahui tingkat kecemasan pada pasien pre operatif maka
para tenaga kesehatan dapat meringankan kecemasan pada pasen yang akan
menjelang saat operasi sehingga kecemasan pada pasien tersebut dapat diatasi
sebaik mungkin.

Kata kunci : kecemasan, pre operatif


Sumber bacaan : 13 bacaan
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
PRODUCT NURSES D-III DEPARTMENT IN 2018

SCIENTIFIC TLIS WORKS, JULY 2018


AFRINAWATI Br. SEMBIRING
P07520115042

PICTURE RATE OF OPTIMIZATION IN OPERATIVE PATIENTS IN SPACE IN


DISTRICT DELI SERDANG PUMP POWDER

V Chapter + 24 Pages + 2 Tables + 11 Attachments

ABSTRACT

Anxiety is a symptom of anxiety both acute and chronic (chronic) is a


major component for almost all psychiatric disorders (psychiatric disorder).
Clinically the symptoms of anxiety are divided into several groups, namely
anxiety disorder, generalized anxiety disorder (GAD). Panic disorder (panic
disorder), phobic disorder (phobic disorder) and obsessive-compulsive disorder
(obsessive-compulsive disorder). (Dadang Hawari, 2001).
The purpose of this research is to know the description of anxiety level
in preoperative patient in surgical room at rsud deli serdang lubuk pakam, this
research use descriptive method with cross sectional study design using
accidental sampling technique with number of respondents 44 respondents who
will carry out the operation in surgery at RSUD lubuk pakam.
The results of the research conducted on 44 respondents obtained the
result that the description of anxiety level in the preoperative patient in the
surgery room of Deli Serdang Lubuk Pakam Hospital included: respondents who
felt light anxiety 17 (38,6%), moderate anxiety 9 (20,5%), severe anxiety 16
(36.4%), and panic 2 (4.5%).
By knowing the level of anxiety in patients pre operative then the health
workers can relieve anxiety on the pasen that will be before the operation so that
the anxiety in the patient can be resolved as possible.

Keywords: anxiety, preoperative


Sources of reading: 13 readings
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan KaryaTulisIlmiah ini dengan judul “GAMBARAN TINGKAT
KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERATIF DI RUANG BEDAH RSUD DELI
SERDANG LUBUK PAKAM’’.
Dalam penyusunanKaryaTulisIlmiahini tidak akan terselesaikan tanpa
bantuan, bimbingan dan arahan dari semua pihak yang terlibat. Oleh karena
itu,penulis mengucapkan terimakasih kepada BapakSyarif Zen
YahyaS.KP,M.Kepsebagai dosen pembimbing utamadan Bapak Abdul
HanifSiregar, SKM.,S.kep.Ns .,M Pd Sebagaipembimbing pendambing saya yang
telah banyak memberikan bimbingan, dukungan, arahan, dan masukan dalam
penyelesaian KaryaTulisIlmiah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dra. Ida NurhayatiM.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan.
2. Ibu Johani Dewita Nasution, SKM,M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik KesehatanKemenkes Medan.
3. Ibu Afniwati,S.kep,Ns,M.Kes selaku Kaprodi D-III Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan.
4. Ibu Dina Indarsita SST,M.Kes selaku koordinator mata kuliah Riset
Keperawatan.
5. Para dosen dan seluruh staf Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan.
6. Teristimewa buat kedua orang tua aku tercinta, buat Bapak Rista
Sembiringdan mamak Marta Br Ginting dan juga buat adik – adik ku
tersayang Novita Ramadani Sembiring danOdi Gunawanta Sembiringyang
telah memberikan support dandorongan kepada penulis dalam menyusun
Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Kepada Keluarga Besar Sembiring dan Ginting terima kasih telah
memberikan segala nasihat dan support untuk bertahan sampai pembuatan
Karya Tulis Ilmiah
8. Kepada teman kamar tingkat 1 Gagak Room Nurhanimah, Nurindiyani,
Wiwik Dalimunthe, Junika Izwani, teman dan adek kamar Walet Room
Desna,Ana, Ely, Nisa, Asrii, tari, Nila, Letifa di Asrama putri jurusan
keperawatan politeknik kesehatan Medan yang banyak memberi dorongan
moral kepada saya.
9. Kepada keluarga Depkes di asarama putrid Poltekkes Jurusan Keperawatan
Medan Nuri fatimah, Friska ayu, Nova chairani, dan Winda, Maulina
Putri,Sifa dan Tasyayang banyak memberi dorongan moral kepada saya.
10. Kepada teman satu bimbingan, Ratu sheila efendi, ElisabetSaragih, Dwi Vita
Ramadhika dan Reviska Lamtiur Manulang terima kasih telah saling
membantu dan menyuport dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah
11. Terima kasih buat sahabatku Marisa Andarini SaragihdanLili Siregar utami,
Nurhalimah, yang tetap memberi semangat.
12. Terimakasih buat adek sayangku Azizah nur Lubis yang tetap memberi
semangat.
13. Terimakasih seluruh teman-teman angkatan XXIX terlebih untuk III-B jurusan
keperawatan politeknik kesehatan RI medan
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan KaryaTulisIlmiah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penulisan
maupun dari tata bahasanya, maka dengn segala kerendahan hati penulis
mengharapkan saran dan kritik serta masukan dari semua pihak demi
kesempurnaan KaryaTulisIlmiahini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan harapan penulis
semoga KaryaTulisIlmiah ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Agustus 2018


Penulis

(Afrinawati Br Sembiring)
NIM.P07520115042
DAFTAR ISI
LEBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………….. v
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………............ vi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................. 5
C. Tujuan Penelitian........................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 7


A. KEPUASAN............................................................................ 7
1.DefenisiKepuasan........................................................................... 7
.
2.Kepuasan Pasien ................................................................... 7
a. Pengertian Pasien............................................................ 7
3. Pengertian Pasien, Hak dan 8
KewajibanPasien...........................................
a. Pengertian Pasien............................................................. 8
b. Hak Pasien ......................................................................... 8
c. Kewajiban Pasien ..............................................................
d. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan 10
pasien...................................................................
5. Aspek-aspek kepuasan pada pasien................................... 10
6. Pengukuran kepuasaan pelanggan............................................... 12
B. Pelayanan Keperawatan.................................................................. 17
C. KERANGKA KONSEP............................................................. 19
D. DEFENISI OPERASIONAL..................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 22
A. Jenis dan Desain Penelitian..................................................... 22
B. LokasidanWaktu Penelitian.................................................. 22
C. Populasi dan Sampel............................................................... 22
1. Populasi................................................................................ 22
2. Sampel................................................................................. 22
D. Jenis dan Pengumpulan Data................................................ 22
E. Pengolahan dan Analisa Data................................................... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………. 24


A. GambaranLokasiPenelitian ……………………………………… 25
B. HasilPenelitian …………………………………………………….. 25
C. Pembahasan …………………………………………………….. 26
27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………. 28

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 :SuratPernyataanMenjadiResponden
Lampiran2 :Kuesioner
Lampiran3 :SuratIzinSurveiPendahuluan
Lampiran4 :SuratKeteranganSelesaiSurveiPendahuluan
Lampiran5 :SuratIzinPenelitiandariPoliteknikKemenkes Medan
Lampiran6 :SuratIzinPenelitiandari RSUD Deli SerdangLubukPakam
Lampiran7 : Master Tabel
Lampiran 8 :Hasil SPSS
Lampiran9 :LembarKegiatanBimbingan
Lampiran10 :RiwayatHidup

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operatif


Berdasarkan Karakteristik
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operatif Di RSUD
Deli Serdang Lubuk Pakam

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tindakan pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir
semua pasien, berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan bisa
membahayakan bagi pasien, maka tidak heran jika sering kali pasien dan
keluarganya menunjukkan sikap yang agak berlebihan dengan kecemasan yang
mereka alami.Diperkirakan jumlah mereka yang menderita gangguan kecemasan
ini baik akut maupun kronik mencapai 5% dari jumlah penduduk, dengan
perbandingan antara wanita dan pria 2 banding 1. Dan, diperkirakan antara 2& -
4% diantara penduduk di suatu saat dalam kehidupannya pernah mengalami
gangguan cemas.(Efendy,2005).
Tidak semua orang yang mengalami stressor psikososial akan menderita
gangguan cemas, hal ini tergantung pada struktur kepribadiannya. Orang dengan
kepribadian pencemas lebih rentan (vulnerable) untuk menderita gangguan
cemas. Atau dengan kata lain orang dengan kepribadian pencemas untuk
menderita gangguan cemas lebih besar dari orang yang tidak berkepribadian
pencemas.
Perkembangan kepribadian (personality development) seseorang dimulai
dari, Sejak usia bayi hingga 18 tahun dan tergantung dari pendidikan orangtua
(psiko-edukatif) di rumah, pendidikan di sekolah dan pengaruh lingkungan
pergaulan sosialnya serta pengalaman-pengalaman dalam kehidupannya.
Seorang menjadi pencemas terutama akibat proses imitasi dan identifikasi
dirinya terhadap kedua orang tuanya, daripada pengaruh turunan (genetika) atau
dengan kata lain parental example lebih utama daripada parental genes,
demikian pula halnya dengan kepribadian depresif dan bentuk-bentuk
kepribadian lainnya.
Berdasarkan Data dari WHO, 2013 menyatakan bahwa jumlah pasien pre
operasi bertambah dengan klien yang mengalami gangguan kecemasan
sebelum menjalankan tindakan operasi di Amerika Serikat sekitar 20%.
Diperkirakan 20% dari populasi dunia menderita kecemasan sebelum
menjalankan operasi.Prevalensi kecemasan di indonesia diperkirakan berkisar
antara 9%-12% populasi (Depkes RI, 2010)
Berdasarkan hasil penelitian di lakukan di RS Penembahan Senopati
Bantul pada tanggal 13 Agustus 2015 menunjukkan adanya 4-8 pasien yang
akan dilakukan operasi setiap harinya. Setelah dilakukan pengkajian
keperawatan pada 8 orang pasien , kecemasan sedang terdapat 3 orang dan
mengalami kecemasan berat 1 orang.
Sedangkan menurut hasil penelitian indra, pada tahun 2012 tentang
tingkat kecemasan pre operatif di RSUD sragen, bahwa dari 40 orang responden
yang akan menjalani operasi memiliki tingkat kecemasan berat sebanyak 7
orang, 16 orang yang memiliki tingkat kecemasan sedang, 15 orang cemas
ringan, dan 2 orang responden yang tidak merasa cemas.
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit umum
Deli Serdang Lubuk Pakam di dapat hasil informasi dari RM (rekam medik)
bahwa tindakan pre operatif pada tahun 2017 kurang lebih 839 pasien.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi
rumusan masalahnya dalam penelitian adalah: bagaimana gambaran tingkat
kecemasan pada pasien pre operatif di ruang Bedah RSUD Deli Serdang Lubuk
Pakam.

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada pasien pre operatif
di Ruang Bedah RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan ringan pada pasien pre
operatif di ruang Bedah RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam,
b. Untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan sedang pada pasien pre
operatif di ruang Bedah RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
c. Untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan berat pada pasien pre
operatif di ruang Bedah RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
d. Untuk mengetahui gambaran tingkat panik pada pasien pre operatif di
ruang Bedah RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
Memberikan informasi dan masukkan bagi rumah sakit dalam mengambil
kebijakan dan program penanganan cemas pasien pre operasi khususnya
operatif.
2. Bagi Tenaga Kesehatan/Perawat
Memberikan gambaran tentang tingkat kecemasan pada pasien pre-
operatif.
3. Bagi Pasien
Menambah informasi dan pengetahuan pasien tentang tingkat
kecemasan pre operatif.
4. Bagi Peneliti selanjutnya
Menjadikan hasil penelitian sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya
yang lebih spesifik lagi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecemasan
1. Pengertian
Kecemasan adalah gejala kecemasan baik yang sifatnya akut maupun
kronik (menahun) merupakan komponen utama bagi hampir semua gangguan
kejiwaan (psychiatric disorder). Secara klinis gejala kecemasan dibagi dalam
beberapa kelompok, yaitu gangguan cemas (anxiety disorder), gangguan cemas
menyeluruh (generalized anxiety disorder/GAD). Gangguan panik (panic
disorder), gangguan phobik (phobic disorder) dan gangguan obsesif-kompulsif
(obsessive-compulsive disorder).(Dadang Hawari,2001)

2.Tipe Kepribadian Pencemas


Seorang akan menderita gangguan cemas manakala yang bersangkutan
tidak mampu mengatasi stresor psikososial yang dihadapinya. Tetapi pada
orang-orang tertentu meskipun tidak ada stresor psikososial, yang bersangkutan
menunjukkan kecemasan juga,yang ditandai dengan corak atau tipe kepribadian
pencemas, yaitu antara lain:
a. Cemas, khawatir, tidak tenang,ragu dan bimbang:
b. Mamandang masa depan dengan rasa was-was (khawatir)
c. Kurang percaya diri,gugup apabila tampil di muka umum (demam punggung)
d. Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain
e. Tidak mudah mengalah, suka ngotot
f. Gerakan sering serba salah,tidak tenang bila duduk,gelisah.
g. Sering kali mengeluh ini dan itu (keluhan-keluhan somatik),khawatir
berlebihan terhadap penyakit
h. Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah yang kecil
(dramatisasi)
i. Dalam mengambil keputusan sering diliputi rasa bimbang dan ragu
j. Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya sering kali di ulang-ulang
k. Kalau sedang emosi serng kali bertindak histeris
Orang dengan tipe kepribadian pencemas tidak selamanya
mengeluh hal-hal yang sifatnya psikis tetapi sering juga disertai dengan
keluhan-keluhan fisik (somatik) dan juga tumpang tindih dengan ciri-ciri
kepribadian depresif atau dengan kata lain batasannya sering kali tidak
jelas.

3. Gejala klinis cemas


Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami
gangguan kcemasan antara lain sebagai berikut:
1. Cemas,khawatir, firasat buruk,takut akan pikirannya sendiri,mudah
tersinggung.
2. Merasa tegang,tidak tenang,galisah,mudah terkejut.
3. Takut sendirian,takut pada keramaian dan banyak orang.
4. Gangguan pola tidur,mimpi-mimpi yang menegangkan..
5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
6. Keluhan-keluhan somatik,misalnya rasa sakit pada otot dan
tulang,pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar,sesak
nafas,gangguan pencernaan,gangguan perkemihan,sakit kepala dan lain
sebagainya.

4. Gangguan Cemas Menyeluruh ( Generalized Anxiety Disorder/GAD)


Secara klinis selain gejala cemas yang biasa, disertai dengan kecemasan
yang menyeluruh dan menetap (paling sedikit berlangsung selama 1 bulan)
dengan manifestasi 3 dari 4 kategori gejala barikut ini :
1. Ketegangan motorik/alat gerak
a. Gemetar
b. Tegang
c. Nyeri otot
d. Letih
e. Tidak dapat santai
f. Kelopalmata bergetar
g. Kening berkerut
h. Muka tegang
i. Gelisah
j. Tidak dapat diam
k. Mudah kaget
2. Hiperaktivitas saraf autonom (simpatis/parasimpatis)
a. Berkeringat berlebihan
b. Jantung berdebar-debar
c. Rasa dingin
d. Telapak tangan/kaki basah
e. Mulut kering
f. Pusing
g. Kepala terasa ringan
h. Kesemutan
i. Rasa mual
j. Rasa aliran panas atau dingin
k. Sering buang air seni
l. Diare
m. Merasa tidak enak di ulu ati
n. Kerongkongan tersumbat
o. Muka merah atau pucat
p. Denyut nadi dan nafas yang cepat waktu istirahat
3. Rasa khawatir berlebihan tentang hal-hal yang akan datang
(apprehensiveexpectation):
a. Cemas,khawatir,takut
b. Berfikir berulang (ruminaton)
c. Membayangkan akan datangnya kemalangan terhadap dirinya atau orang
lain.

4. Kewaspadaan berlebihan
a. Mengamati lingkungan secara berlebihan sehingga perhatian mudah
teralih.
b. Sukar konsentrasi
c. Sukar tidur
d. Merasa ngeri
e. Mudah tersinggung
f. Tidak sabar

Gejala-gejala tersebut di atas baik yang bersifat psikis mapun fisik


(somatik)pada setiap orang tidak sama,dalam arti tidak seluruhnya gejala itu
harus ada. Bila diperhatikan gejala-gejala kecemasan ini mirip dengan orang
yang mengalami stres didominasi oleh gejala fisik sedangkan pada kecemasan
didominasi oleh gejala psikis.(Dadang Hawari,2001)

5. Tingkat Kecemasan
Menurut Tarwoto & Wartonah (2004) disebutkan bahwa tingkatan
kecemasan ada 3 tingkatan yaitu:
a. Cemas Ringan. respon cemas ringan seperti sesekali bernafas pendek,
nadi,tekanan darah naik,gejala ringan pada lambung, muka berkerut dan
bibir bergatar,lapangpersepsi luas,konsentrasi pada masalah tidak dapat
duduk tenang,remor halus pada tengan
b. Cemas Sedang. Respon cemas sedang seperti:sering nafas pendek ,nadi
dan tekanan darah naik,mulut kering,anoreksia,gelisah,lapang pandang
menyempit,rangsangan luar tidak mampu diterima.bicara banyak dan
lebih cepat, susah tidur dan perasaan tidak enak.
c. Cemas Berat. Respon kecemasan berat seperti nafas pendek,nadi dan
tekanan darah meningkat,berkeringat dan sakit kepala,penglihatan
kabur,ketegangan dan lapang persepsi sangat sempit,tidak mampu
menyelesaikan masalah,blocking, verbalisasi cepat dan perasaan
ancaman meningkat.
d. Panik. Respon Panik seperti nafas pendek, rasa tercekik dan palpitasi,
sakit dada, pucat, hipotensi, lapang persepsi sempit, tidak dapat berfikir
logis, agitas, mengamuk, marah, ketakuan, berteriak-teriak,blocing,
kehilangan kendali dan persepsi kacau.

6.AlatUkurKecemasan
Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seorang apakah
ringan,sedang,berat, dan panik orang menggunakan alat ukur (instrumen) yang
dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A). Alat ukur ini
terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-masing kelompok di rinci lagi dengan
gejala-gejala yang lebih spesifik.masing-masing kelompok gejala diberi penilaian
angka (score) antara 0-4,yang artinya adalah:

Nilai 0= tidak ada gejala (keluhan)


1 = ceman ringan
2 = cemas sedang
3 = cemas berat
4 = panik
Penilaian atau pemakaian alat ukur ini dilakukan oleh dokter (psikiater)
atau orang yang telah dilatih untuk menggunakannya melalui teknik wawancara
langsung.masing-masing nilai angka, (score) dari ke 14 kelompok gejalatersebut
dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat
kecemaan seseorang, yaitu:
Total nilai (score): kurang dari :
14 =tidak ada kecemasan
14-20 = kecemaan ringan
21-27 = kecemasan sedang
28-41 = kecemasan berat
42-56 = panik
Adapun hal-hal yang yang dinilai dalam alat ukur HRS-A ini adalah
sebagai berikut:

Nilai Angka (score)


Gejala Kecemasan

0 1 2 3 4

1.Perasaan cemas (ansietas)


-Cemas
-Firasat buruk
-Takut akan pikiran sendiri
-Mudah tersinggung
2. Ketegangan
-Merasa tegang
-Lesu
-Tidak bisa istirahat tenang
-Mudah terkejut
-Mudah menangis
-Gemetar
-Gelisah
3.Ketakutan
-Pada gelap
-Pada orang asing
-Ditinggal sendiri
-Pada binatang besar
-Pada keramaian lalu lintas
-Pada kerumunan orang banyak

4. Gangguan tidur
-Sukar masuk tidur
-Terbangun malam hari
-Tidur tidak nyenyak
-Bangun dengan lesu
-Banyak bermimpi-mimpi
-Mimpi buruk
-Mimpi menakutkan
5. Gangguan kecerdasan
-Sukar konsentrasi
-Daya ingat menurun
-Daya ingat buruk
6. Perasaan depresi (murung)
-Hilangnya minat
-Sedih
-Berkurangnya kesenangan pada hobi
-Bangun dini hari
-Perasaan berubah-ubah sepanjang hari
7. Gejala somatik/fisik (otot)
-Sakit dan nyeri di otot-otot
-Kaku
-Kedutan otot
-Gigi gemerutuk
-Suara tidak stabil
8. Gejala somatik / fisik (sensorik)
-Tinitus
-Penglihatan kabur
-Muka merah atau pucat
-Merasa lemas
-Perasaan ditusuk-tusuk

9. Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh


darah)
-Takikardia (denyut jantung cepat)
-Berdebar-debar
-Nyeri di dada
-Denyut nadi mengeras
-Rasa lesu/lemas seperti mau pingsan
-Detak jantung menghilang(berhenti sekejap)
10. Gejala respiratori (pernafasan)
-Rasa tertekan atau sempit di dada
-Rasa tercekik
-Sering menarik nafas
-Nafas pendek/sesak
11. Gejala gastrointestinal (pencernaan)
-Sulit menelan
-Perut melilit
-Gangguan pencernaan
-Nyeri sebelum dan sesudah makan
-Perasaan terbakar diperut
-Rasa penuh atau kembung
-Mual
-Muntah
-Buang air besar lembek
-Sukar buang air besar (konstipasi)
- Kehilangan berat badan
12. Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin)
- Sering buang air kecil
-Tidak dapat menahan air seni
-Tidak datang bulan (tidak ada haid)
- Darah haid berlebihan
- Darah haid amad sedikit
-Massa haid berkepanjangan
- Massa hais amat pendek
-Haid beberapa kali dalam sebulan
- Menjadi dingin (frigid)
- Ekulasi dini
- Ekreksi melemah
- Ekreksi hilang
- Ipotensi
13. Gejala autonom
- Mulut kering
- Muka merah
- Mudah berkeringat
- Kepala pusing
- Kepala terasa berat
- Kepala terasa sakit
- Bulu-bulu berdiri

Perlu diketahui bahwa alat ukur HRS-Aini bukan dimaksudkan untuk


menegakkan diagnosa gangguan cemas.diagnosa gangguan cemas ditegakkan
dari pemeriksaan klinis oleh dokter (psikiater) sedangkan untuk mengukur derajat
berat ringannya gangguan cemas itu digunakan alat ukur yaitu HRS-A
(Prof.Dr.dr. H Dadang hawari, psikiater,2001)

B. Pre Operatif
1. Pengertian
Preoperatif adalah fase dimulai ketika keputusan untuk menjalani operasi
atau pembedahan dibuat dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi
(Smeltzer and Bare, 2002 ). (dalam Haqiki 2013)
Operasi merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh
(Smeltzer dan Bare, 2002). (dalam haqiki 2013).

2. Tipe pembedahan
Menurut fungsinya (tujuannya), Potter dan Perry ( 2005 ) membagi
menjadi:
1) Diagnostik : biopsi, laparotomi eksplorasi
2) Kuratif (ablatif) : tumor, appendiktom
3) Reparatif : memperbaiki luka multiple
4) Rekonstruktif : mamoplasti, perbaikan wajah.
5) Paliatif : menghilangkan nyeri,
6) Transplantasi : penanaman organ tubuh untuk menggantikan organ atau
struktur tubuh yang malfungsi (cangkok ginjal, kornea).

4. Faktor resiko terhadap pembedahan


Menurut Potter dan Perry (2005) faktor resiko terhadap pembedahan antara
lain :
a. Usia
Pasien dengan usia yang terlalu muda (bayi/anak-anak) dan usia lanjut
mempunyai resiko lebih besar. Hal ini diakibatkan cadangan fisiologis pada usia
tua sudah sangat menurun, sedangkan pada bayi dan anak-anak disebabkan
oleh karena belum matur-nya semua fungsi organ.

b. Nutrisi
Kondisi malnutrisi dan obesitas/kegemukan lebih beresiko terhadap
pembedahan dibandingakan dengan orang normal dengan gizi baik terutama
pada fase penyembuhan. Pada orang malnutrisi maka orang tersebut mengalami
defisiensi nutrisi yang sangat diperlukan untuk proses penyembuhan luka.
Nutrisi-nutrisi tersebut antara lain adalah protein, kalori, air, vitamin C, vitamin B
kompleks, vitamin A, Vitamin K, zat besi dan seng (diperlukan untuk sintesis
protein). Pada pasien yang mengalami obesitas. Selama pembedahan jaringan
lemak, terutama sekali sangat rentan terhadap infeksi. Selain itu, obesitas
meningkatkan permasalahan teknik dan mekanik. Oleh karenanya defisiensi dan
infeksi luka, umum terjadi. Pasien obes sering sulit dirawat karena tambahan
berat badan; pasien bernafas tidak optimal saat berbaring miring dan karenanya
mudah mengalami hipoventilasi dan komplikasi pulmonari pasca operatif. Selain
itu, distensi abdomen, flebitis dan kardiovaskuler, endokrin, hepatik dan penyakit
biliari terjadi lebih sering pada pasien obesitas.
c. Penyakit kronis
Pada pasien yang menderita penyakit kardiovaskuler, diabetes, PPOM
(Penyakit Paru Obstruksi Menahun), dan insufisiensi ginjal menjadi lebih sukar
terkait dengan pemakaian energi kalori untuk penyembuhan primer. Dan juga
pada penyakit ini banyak masalah sistemik yang mengganggu sehingga
komplikasi pembedahan maupun pasca pembedahan sangat tinggi. Ketidak
sempurnaan respon neuroendokrin pada pasien yang mengalami gangguan
fungsi endokrin, seperti diabetes mellitus yang tidak terkontrol, bahaya utama
yang mengancam hidup pasien saat dilakukan pembedahan adalah terjadinya
hipoglikemia yang mungkin terjadi selama pembiusan akibat agen anestesi, atau
juga akibat masukan karbohidrat yang tidak adekuat pasca operasi atau
pemberian insulin yang berlebihan. Bahaya lain yang mengancam adalah
asidosis atau glukosuria. Pasien yang mendapat terapi kortikosteroid beresiko
mengalami insufisinsi adrenal. Penggunaan obat-obatan kortikosteroid harus
epengetahuan dokter anestesi dan dokter bedah.
d.Merokok
Pasien dengan riwayat merokok biasanya akan mengalami gangguan
vaskuler, terutama terjadi arterosklerosis pembuluh darah, yang akan
meningkatkan tekanan darah sistemik.
e.Alkohol dan obat-obatan
Individu dengan riwayat alkoholik kronik seringkali menderita malnutrisi dan
masalah-masalah sistemik, seperti gangguan ginjal dan hepar yang akan
meningkatkan resiko pembedahan.

5.Gambaran pasien preoperatif


Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual
pada integritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres fisiologis
maupun psikologis. Menurut Long B.C (2001), pasien preoperasi akan
mengalami reaksi emosional berupa kecemasan. Berbagai alasan yang dapat
menyebabkan ketakutan/kecemasan pasien dalam menghadapi pembedahan
antara lain :
a. Takut nyeri setelah pembedahan
b. Takut terjadi perubahan fisik, menjadi buruk rupa dan tidak
berfungsi normal (body image)
c. Takut keganasan (bila diagnosa yang ditegakkan belum pasti)
d. Takut/cemas mengalami kondisi yang sama dengan orang lain yang
mempunyai penyakit yang sama.
e. Takut/ngeri menghadapi ruang operasi, peralatan pembedahan dan
petugas.
f. Takut mati saat dibius/tidak sadar lagi. 13
g. Takut operasi gagal. Ketakutan dan kecemasan yang mungkin
dialami pasien dapat mempengaruhi respon fisiologis tubuh yang
ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik seperti :
meningkatnya frekuensi nadi dan pernafasan, gerakan-gerakan
tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan yang lembab, gelisah,
menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur, dan
sering berkemih.

C. KERANGKA KONSEP
Dari kerangka konsep penelitian tentang Gambaran tingkat
kecemasan terjadinya sinusitis diatas variabel untuk penelitian dapat menjadi
2 yaitu:
Variabel Independen DependenIndependen

Tingkat kecemasan
pasien
- Cemas ringan Pre Operatif
- Cemas sedang
- Cemas berat
- Panik

KETERANGAN:
Variabel ini dibagi menjadi 2 variabel yaitu variabel independen dan
variabel dependen :
1. Variabel independen
Faktor independen adalah variabel yang menjadi sebab
(mampengaruhi) atau yang disebut variabel bebas. Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel independen yaitu : cemas ringan , cemas
sedang , cemas berat ,dan panik.
2. Variabel dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau
variabel akibat dari variabel bebas. Yang menjadi variabel dependen
dari penelitian ini adalah pre operatif.

D. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Hasil Skala
Operasional Ukur Ukur Ukur
1. Independen Keadaan yang Kuesioner ceklis - Ringan Ordinal
t tidak HARS-A -Sedang
Tingkat menyenangkan - Berat
Kecemasan disertai dengan - Panik
meningkatnya
ketegangan
yang akan
menjalani pre
operatif
2 Dependent Tindakan Lembar caklis -berhasil Ordinal
Pre-Operatif sebelum observasi -tidak
dilakukan berhasil
operatif

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu salah satu jenis penelitian yang
tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau
dimaksudkan untuk eksplorasi dan klasifikasi mengenai suatu fenomena atau
kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang
berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang di
uji.dengan pendekatan desain cross sectional, dimana pengukuran atau
pengamatan dilakukan pada waktu bersamaan (sekali waktu).

B. Lokasi dan Waktu penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ruang Bedah RSUD Lubuk Pakam Deli
Serdang
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Juni 2018.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Adapun yang menjadi Populasi pada penelitian ini adalah pasien
yang pre operatif atau pasien yang akan dilakukan tindakan
pembedahan Di Ruang Bedah di RSUDLubuk Pakam Deli Serdang
Sejumlah 839 Pasien.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah accdental
sampling di RSU Lubuk Pakam Deli Serdang pada pasien per operatif.
Dengan menggunakan rumus Slovin Dalam Notoatmodjo :

N
n=
1+ N (d 2)
Keterangan :
n : sampel
N : jumlah populasi
d : presisi dengan ketetapan (0,15)

N
n= 2
1+ N (d )

839
n= 2
1+839 (0,15 )

839
n=
1+839 (0,0225)

839
n=
18.9

n=44

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data


1. Jenis pengumpulan data
Adapun jenis pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
a) Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti langsung
dari responden saat observasi dan berdasarkan pengisian lembar
kuesioner oleh responden.
b) Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari
bagian Rekam Medik RSUD Lubuk Pakam Deli Serdang
2. Cara Pengumpulan Data
1. Peneliti mengucapkan salam dan memberikan penjelasan kepada
responden tentang maksud dan tujuan penelitian yang akan
dilakukan serta menyerahkan lembar persetujuan yang didalamnya
berisi inisial responden, umur, jenis kelamin, serta persetujuan
menjadi responden penelitian, kemudian peneliti akan menjelaskan
langkah-langkah dalam mengisi atau menjawab kuesioner
penelitian.
2. Setelah selesai memberikan kuesioner kepada responden maka
peneliti memberikan waktu kepada responden untuk mengisi
kuesoiner dan setelah kuesioner selesai diisi, peneliti akan
mengumpulkan kembali kuesioner yang telah dibagikan dan
menucapkan terimakasih kepada responden telah bersedia menjadi
responden untuk menyelesaikan penelitian ini.

E. Pengolahan dan Analisa Data


1. Metode Pengolahan Data
Langkah - langkah pengolahan data menurut Notoadmojdo, (2012)
adalah sebagai berikut:
a. Editing

Memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan.


Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan
penyuntingan (editing) terlebih dahulu.
b. Coding

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan


pengkodean atau coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan. Atau dengan kata lain memberi kode numerik
(angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.
c. Tabulasi

Membuat tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau diinginkan oleh
peneliti.

2.Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
univariat(analisis deskriptif), yang bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik seluruh variabel yang diteliti dengan memasukkan
data dalam tabel frekuensi.

F. Instrumen, pengukuran dan pengamatan variabel penelitian


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk
kuesioner tentang tingkat kecemasan.
Untuk mengetahui tingkat kecemasan yang dimiliki responden terhadap
pre operasi, diajukan 14 pertanyaan menggunakan alat ukur HRS-A dengan nilai:
0=tidak ada gejala
1=cemas ringan
2=cemas sedang
3=cemasberat
4=cemaspanik
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian


RSUD Deli Serdang merupakan Rumah sakit milik pemerintah kelas B yang
berdiri sejak tahun 1958 yang memiliki 13 ruangan rawa inap 1, ruangan IGD, 20
poliklinik, 77 dokter, dan 151 perawat (data RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
Tahun 2017).Penelitian dilakukan mulai bulan juni 2018 dengan jumlah
responden 44 pasien.
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini dianalisis berdasarkan kuesioner yang diisi oleh responden
dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan variabel yaitu
tingkat kecemasan pasien pre-operatif di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam
Medan.
Berikut ini distribusi frekwensi dari variabel yang telah di analisa :

Table 4.1
Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operatif Berdasarkan
Karakteristik Responden

Karakteristik Frekuensi %

Umur 32 72,7
11 – 33
34 – 45 7 15,9
46 – 59 5 11,4

Jenis Kelamin
Laki-Laki 16 34,4
Perempuan 28 63,6

Pendidikan
S-1 4 9,1
SMA 31 70,5
SMP 7 15,9
SD 2 4,5
Total 44 100
Berdasarkan table 4.1 distribusi frekwensi berdasarkan karateristik
responden dari 44 responden dapat dilihat bahwa berdasarkan kriteria umur
mayoritas berusia 11-33 tahun 32 orang (72,7%), sedangkan pada kriteria jenis
kelamin mayoritas ialah perempuan 28 orang (63,6%), dan kriteria responden
berdasarkan pendidikan ialah mayoritas lulusan SMA 31 orang (70,5%).

Tabel 4.2
Distribusi Frekwensi Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operatif di RSUD
Lubuk Pakam Deli Serdang

No
Tingkat Kecemasan Frekwensi Percent

1 Cemas ringan
17 38,6

2 Cemas sedang
9 20,5

3 Cemas berat
16 36,4

4 Panik
2 4,5

Jumlah
44 100,0

Berdasarkan table 4.2 distribusi frekwensi tingkat kecemasan pada


pasien pre operatif ialah mayoritas Tingkat Kecemasan Ringan 17 (38,6%).
C. Pembahasan
1. Kecemasan
Kecemasan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor namun tergantung pada
kematangan kepribadian seseorang, pengalaman terhadap tantangan, harga diri
dan mekanisme koping (Stuart&Laraia,1998). Mekanisme pertahanan diri juga
digunakan untuk mengatasi kecemasan antara lain dengan menekan konflik,
impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan sadar dan tak mau memikirkan
hal-hal yang menyenangkan (Stuart,2007).
Dari hasil penelitan yang di lakukan pada 44 responden menunjukan
bahwasanya pasien mengalami kecemasan ringan 17 (38,6%), kecemasan
sedang 9 (20,5%), kecemasan berat 16 (36,4%), dan panik 2 (4,5%), hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Citra Nasrani Natalia
(2015) tentang Kecemasan Pasien Pre Operasi di RSUD Dr. Pirngadi
Medanyang menunjukkan bahwa mayoritas pasien preoperasi mengalami
kecemasan ringan yakni 24 orang (80%),. Hasil penelitian tersebut sesuai
dengan teori kecemasan ialah suatu kondisi emosional yang tidak
menyenangkan yang datang dari dalam, bersifat meningkatkan,menggelisahkan,
dan menakutkan yang dihubungkan dengan suatu ancaman bahaya yang tidak
diketahui asalnya oleh individu. Perasaan ini disertai komponen somatik,
fisiologik, otonomik, biokimia, hormonal, dan perilaku (kusnadi jaya, 2017) bahwa
individu yang menghadapi suatu masalah yang akan mengalami kecemasan
yang berbeda-beda sesuai dengan berat ringannya masalah serta tergantung
mekanisme koping yang dimiliki individu. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas
responden yang menghadapi pre operatif mengalami kecemasan ringan
sebanyak 17 responden, hal ini dikarenakan sebelum responden di operasi,
responden terlebih dahulu dijelaskan tentang prosedur operasi yang akan
dilakukan oleh petugaskesehatan secara rinci, sudah memiliki koping mekanisme
yang kuat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengelolahan data yang dilakukan peneliti
terhadap 44 responden di RSUD Lubuk Pakam Deli Serdang maka dapat di tarik
kesimpulan :
1. Mayoritas responden pre operatif mengalami kecemasan ringan sebanyak
17 responden dan 44 responden..

B. Saran
1. Bagi Pihak Rumah Sakit
Rumah sakit diharapkan tetap meningkatkan pelayanan profesionalitasnya
khususnya terhadap pasien preoperasi dalam mengkaji kecemasan pasien
preoperasi dan tetap memberikan informasi dan penjelasan tentang operasi yang
akan dijalani oleh pasien.
2. Bagi Perawat
Diharapkan kepada perawat Rumah Sakit agar lebih di tingkatkan tanggung
jawab dalam menangani pasien pre oparatif.
3. Bagi Pasien
Agar dapat mengikuti instruksi dari perawat Rumah Sakit dalam menangani
tingkat kecemasan pre operatif.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan kecemasan pada pasien
preoperasi, disarankan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan pasien
preoperasi dan hubungannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
kecemasan pasien preoperasi.
DAFTAR PUSTAKA

Budiyono. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Pada


Pasien Pre Operasai.Di ambil: http://bankjudul.wordpress.com. Di unduh :
Januari 2018

Depkes RI. LaporanHasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2009. Jakarta :
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI; 2009

Efendy.2005.Kecemasan Pada Tindakan Pembedahan.Jakarta:Rineka Cipta.

Faridah,Nur.2015.Terapi Murottal (Al-Quran) Mmpu Menurunkan Tingkat


kecemasan Pada Pasien Pre Operasi. Volume 6 No.1.Jawa Timur:Jurnal
Keperawatan

Hawari,Dadang.2001.Manajemen Stres Cemas dan Deprsi.Jakarta:Fakultas


Kedokteran UniversItas Indonesia

Jaya,Kusnaidi.2017.Keperawatan Jiwa.Tanggerang Selatan:Binarupa Aksra

Marlindawani,Jenny. Dkk.2012.Asuhan Keperawatan pada Klien dengan


Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa.Edisi Kedua.Medan:USU Press

Notoatmojo.2012. Metedologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Politenkik Kesehatan Kemenkes Medan.2017.Panduan Penulisan Karya Tulis


Ilmiah(KTI).Medan:Politeknik Kesehatan Medan.

Potter dan perry.2005. Faktor Resiko Terhadap Pembedahan. Jakarta : Salemba


Medika
Stuart and Sundeen.1998. Buku SakuKeperawatan Jiwa. (Edisi3)Terjemahan
oleh Achir Yani S. Hamid.Jakarta.Buku kedokteran EGC

Smelzer dan Bare.2002. Pre Operarif Pada Pasien . Jakarta : Rineka Cipta

Tarwotoh dan Wartonah.2004. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses


Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika
SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN

Berdasarkan peminatan dan permohonan serta penjelasan peneliti yang


sudah disampaikan kepada saya bahwa saya akan diadakan penelitian tentang :
“GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERATIF DI
RUANG BEDAH RSUD DELI SERDANG, LUBUK PAKAM TAHUN 2018 ”
Demi membantu dan berpartisipasi dalam penelitian tersebut saya
berperan sebagai responden dalam penelitian ini.

Medan, Juni 2018


Peneliti Responden

Afrinawati Br. Sembiring. ( )


KUSIONER

Silahkan anda memberi tanda (√) di kolom isi sesuai dengan yang anda rasakan
saat ini dengan skala penilaian :
Nilai 0 : tidak ada gejala (keluhan)
Nilai 1 : gejala ringan
Nilai 2 : gejala sedang
Nilai 3 : gejala berat
Nilai 4 : panik
Nama :
Jenis kelamin :
Umur :

no pernyataan Nilai Angka Score score


0 1 2 3 4
1. Perasaan cemas
1. Firasat buruk
2. Takut akan pikiran sendiri
3. Mudah tersinggung
4. Mudah Emosi
2. Ketegangan
1. Merasa tegang
2. Lesu
3. Mudah terkejut
4. Tidak dapat istirahat dengan
tenang
5. Mudah menangis
6. Gemetar
7. Gelisah
3 Ketakutan
1. Pada gelap
2. ditingal sendiri
3. Pada orang asing
4. Pada Kerumunan banyak orang
5. Pada binatang besar
6.Pada keramaian lalu lintas
4. Gangguan Tidur
1. tidur tidak nyenyak
2. terbangun tengah malam
3. Sukar memulai tidur
4. Mimpi menakutkan
5. Banyk mimpi-mimpi
6. Bangun dengan lesu
5. Gangguan kecerdasaan
1. Daya ingat buruk
2. Sulit Berkosentrasi
3. Daya ingat menurun
6. Perasaan depresi
1. Kehilangan
2. Sedih
3.Berkurangnya kesukaan pada hobi
4. Perasaan berubah-berubah
sepanjang hari
7. Gejala somatik (otot-otot)
1. Nyeri otot
2. Kuku
3. Kedutan otot
4. Gigi gemerutuk
5. Suara tak stabil
8. Gejala sensorik
1. Telinga berdengung
2. Penglihatan kabur
3. Muka merah dan pucat
4. Merasa lemah
5. Perasaan ditusuk-tusuk
9. Gegala kardiovaskuler (jantung
dan pembuluh darah
1. Denyut jantung cepat
2. Berdebar-debar
3. Nyeri dada
4. Denyut nadi mengeras
5. Rasa lemah seperti mu pingsan
6. Denyut jantung menghilang
berhenti sekejap
10. Gejala pernafasan
1. rasa tertekan di dada
2. perasaan tercekik
3. merasa nafas pendek/sesak
4. denyut jantung menghilang
berhenti sekejap
11. Gejala gastrointestinal
(pencernaan)
1. Sulit menelan
2. Mual
3. Muntah
4. Perut meliit
5. Gangguan pencernaan
6. Perasaan terbakar diperut
7. Buang air besar lembek
8. Sukar buang air besar
9. Perut terasa penuh dan kembung
10. Nyeri lambung sebelum makan
dan sesudah makan
11. Kehilangan berat badan
12. Gejala urogenitalia (perkemihan
dan kelamin)
1. Sering buang air kecil
2. Tidak dapat menahan air sen
3. Tidak datang bulan
4. Darah haid berlebihan
5. Massa haid berkepanjangan
6. Massa haid amat pendek
7. Haid beberapa kali dalam sebulan
8. Ereksi melemah
9. Ereksi hilang
10. Impotensi
13. Gejala otonom
1. Mulut kering
2.muka merah
3. Mudah berkeringa
4. Kepala pusing
5. Kepala terasa berat
6. Kepala terasa sakit
7. Bulu- bulu berdiri
14. Apakah anda merasakan
1. Gelisah
2. Tidak tenang
3. Jadi gemetar
4. Muka merah
5. Mengerutkan dahi muka tegang
6. Nafas pendek dan cepat
Frequencies

Statistics

t.kecemasan

N Valid 44

Missing 0

t.kecemasan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid gejala ringan 17 38.6 38.6 38.6

gejala sedang 9 20.5 20.5 59.1

gejala berat 16 36.4 36.4 95.5

panik 2 4.5 4.5 100.0

Total 44 100.0 100.0

Frequencies

Statistics

Umur

N Valid 44

Missing 0

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 11-33 32 72.7 72.7 72.7

34-45 7 15.9 15.9 88.6

46-59 5 11.4 11.4 100.0

Total 44 100.0 100.0


Frequencies

Statistics

JenisKelamin

N Valid 44

Missing 0

JenisKelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki-laki 16 36.4 36.4 36.4

perempuan 28 63.6 63.6 100.0

Total 44 100.0 100.0

Frequencies

Statistics

Pendidikan

N Valid 44

Missing 0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid

S1 4 2.3 2.3 9.1

SMA 31 70.5 70.5 79.5

SMP 7 15.9 15.9 95.5

SD 2 4.5 4.5 100.0

Total 44 100.0 100.0


RIWAYAT HIDUP PENULIS

Data Pribadi
Nama : Afrinawati Br. Sembiring
Tempat / Tgl Lahir : Medan ,26 April 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : 1 dari 3 bersaudara
Agama :Islam
Alamat : Lingkungan Sidodadi Namu ukur selatan Kec. Sei
bingai

Nama Orang Tua


Ayah : Rista Sembiring
Ibu : Marta Br. Ginting

Saudara

Adek : Novita Ramadhani Br. Sembiring,


Odi Gunawanta Sembiring

Riwayat Pendidikan
Tahun 2003 – 2009 : SD NEGERI 050616
Tahun 2009 – 2012 : SMP NEGERI 1 SEI BINGAI
Tahun 2012 – 2015 : SMA NEGERI 1 KUALA LANGKAT
Tahun 2015 – 2018 : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III

Anda mungkin juga menyukai