FITRI
1802089
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat dan karunia-Nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan Seminar Proposal ini dengan judul “Pengaruh Pemberian Jus
Nanas (Ananas comosus (L.) merr.) Terhadap Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ranah Ampek Hulu
Tapan Tahun 2022”. Tujuan penelitian Seminar Proposal ini adalah untuk
melengkapi strata satu pada jurusan ilmu keperawatan sekolah tinggi ilmu
kesehatan syedza saintika. Salawat beriring salam tidak lupa kita kirimkan pada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuk untuk
keselamatan umat di dunia dan akhirat.
Proposal penelitian ini tentunya tidak akan selesai tanpa bimbingan, dorongan
dan bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk moril maupun materi. Terima kasih
kepada ibuk Harmawati, Skp,M.Kep sebagai pembimbing I dan Bapak Ns. Harinal Afri
Resta, M.Kep sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran dan
koreksi dengan penuh kesabaran bagi peneliti. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan
terima kasih kepada :
Padang.
3. Ibu Ns. Weni Sartiwi, M.Kep, Ketua Prodi Sarjana Ilmu Keperawatan Stikes
Syedza Saintika.
5. Bapak/Ibu dosen pengajar beserta staf di STIKES Syedza Saintika yang telah
6. Teristimewa kepada Orang tercinta serta keluarga besar yang telah memberi
semangat, dukungan dan doa yang tulus bagi peneliti sehingga dapat menyelesaikan
Proposal ini.
i
persatu. Semoga bimbingan dan dan bantuan yang diberikan menjadi amal
Peneliti ini menyadari bahwa proposal peneliti ini masih banyak kekurangan
dan kelemahnnya. Kritik dan saran yang membangun akan sangat berarti agar
tumbuh dan terbentuknya sebuah pemikiran yang baru untuk kesempurnaan
proposal penelitian ini, peneliti ini menerimanya dengan rasa terima kasih yang
tak terhingga.
Fitri
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi ..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................6
C. Tujuan Penelitian........................................................................6
D. Manfaat Penelitian......................................................................6
E. Ruang Lingkup Penelitian...........................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................8
A. Konsep Hipertensi......................................................................8
1. Defenisi................................................................................8
2. Etiologi.................................................................................9
3. Pemeriksaan Penunjang.......................................................13
4. Patofisiologi.........................................................................14
5. Klasifikasi............................................................................15
6. Gejala...................................................................................16
7. Komplikasi...........................................................................17
8. Penatalaksanaan...................................................................18
B. Kerangka Teori...........................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................31
A. Jenis dan Desain Penelitian........................................................31
B. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................31
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling.....................................32
D. Etika Penelitian..........................................................................33
E. Teknik Pengumpulan Data.........................................................35
F. Teknik Pengolahan Data............................................................36
G. Teknik Analisa Data...................................................................37
H. Kerangka Konsep.......................................................................38
I. Defenisi Operasional..................................................................38
J. Hipotesis Penelitian....................................................................39
Daftar Pustaka...................................................................................................40
Lampiran ..........................................................................................................42
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Kandungan Gizi Buah Nanas................................................................... 23
3.1 Rancangan Penelitian............................................................................... 31
3.2 Defenisi Operasional................................................................................ 38
iv
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
2.1 Kerangka Teori......................................................................................... 30
3.1 Kerangka Konsep..................................................................................... 38
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya
140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya
beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain
seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan
darah, makin besar resikonya. Price (dalam Nurarif A.H., & KusumaH.2016).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima menit dalam keadaan tenang. Dalam jangka waktu lama jika
tekanan darah selalu meningkat dan tidak dideteksi secara dini bisa menyebabkan
kerusakan gagal ginjal, penyakit jantung koroner dan stroke. Hipertensi dapat
berujung pada kematian dini jika tidak ditangani dengan segera. Gejala dari
hipertensi adalah sakit kepala atau rasa berat di tengkuk, vertigo, jantung
berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur dan mimisan (Kementrian
Kesehatan RI, 2014).
Menurut data World Health Organization (WHO) di seluruh dunia sekitar
972 juta orang atau 26,4% orang di seluruh dunia mengidap hipertensi, angka ini
kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta
pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di
negara berkembang, termasuk Indonesia (Yonata, 2016). Penyakit terbanyak pada
usia lanjut berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 adalah hipertensi.
dengan prevalensi 45,9% pada usia 55-64 tahun, 57,6% pada usia 65,74% dan
63,8% pada usia ≥ 75 tahun (Infodatin Kemenkes RI, 2016).
Menurut Riskesdas (2018) angka prevalensi hipertensi berdasarkan hasil
pengukuran pada penduduk usia ≥ 18 tahun angka kejadian hipertensi di Indonesia
adalah sebesar 44,1%, telah terjadi peningkatan kejadian hipertensi selama 5
tahun terakhir. Pentingnya dilakukan edukasi kesehatan kepada masyarakat
mengenai penyakit hipertensi dan upaya agar tidak terjadi peningkatan kejadian
hipertensi setiap tahunnya atau pun setiap lima tahun.
1
2
perubahan gaya hidup dan faktor yang dapat diubah seperti stres, merokok,
konsumsi makanan berlemak, dan konsumsi natrium, dan kualitas tidur. Untuk
faktor yang tidak bisa diubah seperti riwayat hipertensi keluarga, usia, dan jenis
kelamin (Olin, Twiggs and Bell, 2015).
Penatalaksanaan hipertensi secara umum dibagi menjadi dua kategori yaitu
secara non farmakologis dan secara farmakologis. Upaya non farmakologis adalah
dengan menjalani pola hidup sehat seperti menjaga berat badan, mengurangi
asupan garam, melakukan olahraga, mengurangi konsumsi alkohol dan tidak
merokok. Terapi farmakologis adalah penatalaksanaan hipertensi menggunakan
obat (Ann et al, 2015).
Nanas pada umumnya dijadikan produk pangan, nanas memiliki rasa
manis dan segar yang mengandung kalium dan vitamin C yang mampu membantu
menurunkan tekanan darah, dalam 300 ml jus nanas (Ananas comosus (L.) merr.)
mengandung 130 mg kalium dan 43.8 mg vitamin C. Adanya kandungan kalium,
antioksidan pada nanas diharapkan menjadi salah satu pilihan minuman selingan
dalam bentuk jus bagi penderita hipertensi (Budiman dan Destina,2014).
Menurut Hidgon (2014) Nanas (Ananas comosus (L.) merr.) mempunyai
kandungan kalium, mengandung vitamin C yang juga dapat menurunkan tekanan
darah. Mekanisme penurunan tekanan darah oleh vitamin C belum diketahui
secara pasti. Namun vitamin C diduga memodulasi pengeluaran nitrit oxide.
Vitamin C merupakan zat antioksidan yang dapat menurunkan stress oksidatif
yang juga dapat menurunkan tekanan darah. Mekanisme dari Vitamin C yaitu
dengan menurunkan regulasi NADPH oksidase yang merupakan sumber utama
ROS pada dinding pembuluh darah, dan mengatur peningkatan regulasi eNOS
(endothelial NO synthase) sehingga kedua efek tersebut dapat menurunkan
tekanan darah. kandungan kalium pada nanas dapat mengendalikan tekanan darah
tinggi dan seratnya mampu mencegah penyerapan lemak di saluran cerna
sehingga tidak menimbulkan penimbunan di pembuluh darah yang berakibat
naiknya tekanan darah. Hal ini didukung oleh penelitian (Widiantari, 2014)
dengan judul “Efek Nanas (Ananas comosus (L.) merr.) Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi” pada penelitian ini diberi jus nanas
5
sebanyak 250 gram, penelitian ini telah dilakukan selama 10 hari terhadap 15
responden yang menderita Hipertensi primer di Wilayah Kerja Puskesmas
Pekauman Banjarmasin, didapatkan Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil
pengukuran tekanan darah sebelum konsumsi Jus Nanas (Ananas comosus (L.)
merr.) nilai tertinggi untuk sistolik adalah 160 mmHg dan nilai terendahnya 140
mmHg dengan rata-rata tekanan darah sistolik 148 mmHg sedangkan untuk
tekanan darah diastolik nilai tertinggi adalah 110 mmHg dan nilai terendahnya 90
mmHg dengan rata-rata 96 mmHg. Hasil penelitian didapatkan sesudah konsumsi
Jus Nanas (Ananas comosus (L.) merr.). nilai tertinggi untuk sistolik adalah 130
mmHg dan nilai terendahnya 100 mmHg dengan rata-rata tekanan darah sistolik
119 mmHg sedangkan untuk tekanan darah diastolik nilai tertinggi adalah 80
mmHg dan nilai terendahnya 60 mmHg dengan rata-rata 68 mmHg. Hasil
penelitian ini menunjukkan Penurunan Tekanan Darah Pada 15 penderita
Hipertensi.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 11
Desember 2021 pada 6 orang penderita hipertensi yang berkunjung ke Puskesmas
Ranah Ampek Hulu Tapan, dengan rata-rata tekanan darah sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastoliknya sebesar 95 mmHg, diklasifikasikan sebagai hipertensi
stadium 1, didapatkan keterangan bahwa usaha mereka untuk mengatasi hipertensi
dengan mengkonsumsi obat farmakologi dan herbal, untuk pengobatan non-
farmakologi pemberian jus nanas belum pernah mereka coba. Dari 6 orang pasien
hipertensi 4 orang menggunakan mentimun dan 2 orang lainnya mengkonsumsi
obat farmakologi. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti akan
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pemberian Jus Nanas (Ananas comosus
(L.) merr.) Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di wilayah Kerja
Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Tahun 2022”
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitiaan ini adalah ”Apakah ada Pengaruh Pemberian Jus
Nanas Ananas comosus (L.) merr. ) Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Tahun
2022”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Jus Nanas (Ananas comosus (L.)
merr.) terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui rata-rata tekanan darah sebelum diberi jus Nanas (Ananas
comosus (L.) merr.) pada pasien Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Tahun2022.
b. Mengetahui rata-rata tekanan darah setelah diberi jus Nanas (Ananas
comosus (L.) merr.) pada Pasien Hipertensi di wilayah Kerja Puskesmas
Ranah Ampek Hulu Tapan Tahun2022.
c. Mengetahui Pengaruh Pemberian Jus Nanas (Ananas comosus (L.)
merr.) Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Tahun2022.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Tempat Penelitian (Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan)
Sebagai masukan bagi Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan
mengenai Pengaruh Pemberian Jus Nanas (Ananas comosus (L.) merr.)
terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi.
2. Bagi Institusi Pendidikan (Syedza Saintika Padang)
Hasil penelitian dapat meningkatkan wawasan serta dapat menerapkan
ilmu metodelogi penelitian yang didapat di perkuliahan.
7
A. Konsep Hipertensi
1. Definisi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu keadaan dimana
terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan
darah diastol 90 mmHg atau lebih. Tekanan darah tinggi merupakan gangguan
asimtomatik yang sering terjadi ditandai dengan peningkatan tekanan darah secara
persisten (Potter.P, 2018).
Hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan hampir konstan pada
arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah.
Hipertensi berkaitan dengan kenaikan tekanan diastolik, tekanan sistolik, atau
kedua-duanya secara terus-menerus. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya
tekanan pada arteri bila jantung berkontraksi (denyut jantung) Tekanan darah
diastolik berkaitan dengan tekanan dalam arteri bila jantung berada dalam
keadaan relaksasi diantara dua denyutan. Hipertensi merupakan penyakit kronik
degeneratif yang banyak dijumpai dalam praktek klinik sehari-hari (Tamber,
2016).
Peningkatan tekanan darah memberikan gejala yang akan berlajut ke suatu
organ target seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner (untuk
pembuluh darah jantung), dan hipertrofi ventrikel kanan (untuk otot jantung).
Hipertensi jadi penyebab utama stroke yang membawa kematian yang tinggi,
dengan target organ di otak yang berupa stroke.
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa
cara:
a. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya.
b. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.
Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh
yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
8
9
2. Etiologi
Perubahan fisiologis normal penuaan, faktor resiko hipertensi lain meliputi
diabetes, ras, riwayat keluarga, jenis kelamin, faktor gaya hidup, seperti obesitas
asupan garam yang tinggi alkohol yang berlebihan (Dalimantha, 2018).
Adapun penyebab terjadinya hipertensi antara lain:
a. Stress
b. Merokok
c. Kelelahan
d. Minum alkohol
e. Kegemukan(obesitas)
f. Diet yang tidakseimbang
g. Konsumsi garam yang tinggi
Faktor resiko yang mempengaruhi
hipertensi yang dapat atau tidak dapat dikontrol,
antara lain:
a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol: Faktor risiko yang tidak dapat
diubah, seperti riwayat keluarga (genetik kromosomal), umur (pria : > 55
tahun; wanita : > 65 tahun), jenis kelamin pria atau wanita pasca monopause
(Dalimantha,2018).
1. Jenis kelamin Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan
wanita. Namun wanita terlindungi dari penyakit kardiovaskuler sebelum
menopause. Wanita yang belum mengalami monopause dilindungi oleh
hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density
Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor
pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek
10
2. Kurang Olahraga
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengolahan penyakit tidak menular,
karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer
yang akan menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih otot
jantung sehingga menjadi terbiasa apabila jantung harus melakukan
pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu kurangnya
aktivitas fisik menaikan resiko tekanan darah tinggi karena bertambahnya
risiko untuk menjadi gemuk.
3. Kebiasaan Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat
dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maliga dan risiko
terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis (Dalimantha,
12
2018).
4. Mengkonsumsi garam berlebih
Bahan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO)
merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko
terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak
lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari.
Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di
dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan
intraseluler ditarik keluar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat.
Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan
meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya
hipertensi (Dalimantha, 2018).
5. Minum alkohol
Banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat merusak jantung dan
organ-organ lainnya, termasuk pembuluh darah. Kebiasaan minum alkohol
berlebihan termasuk salah satu faktor resiko hipertensi (Dalimantha,
2018).
6. Minum kopi
Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi mengandung
75-200 mg kafein, dimana dalam satu cangkir tersebut berpotensi
meningkatkan tekanan darah 5-10 mmHg (Dalimantha,2018).
7. Stress
Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis peningkatan saraf dapat menaikkan tekanan darah secara
intermiten (tidak menentu). Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan
tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi
angka kejadian dimasyrakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan
dipedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang
dialami kelompok.
13
3. Pemeriksaan Penunjang
a) Hemoglobin/hematocrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
b) BUN
Memberikan informasi tentang perfusi ginjal glukosa hiperglikemi
(diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi).
1. Kaliumserum
Hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
2. Kolesterol dan trigliseridserum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk
pembentukan plak ateromatosa
3. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokontiksi dan hipertensi.
4. Kadar aldosteron urine
Untuk mengkaji aldoteronisme primer.
5. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
adanya diabetes
6. Asamurat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
7. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal, atau ureter.
8. Fotodada
Menunjukkan obstruksi klasifikasi pada area katub, pembesaran
jantung.
9. CTscan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati.
14
10. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi.( Palmer, 2017).
4. Patofisiologi
Menurut (Triyanto,2014) Meningkatnya tekanan darah didalam arteri
bisa terjadi melalui beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat
sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar
kehilangan kelenturanya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.
Darah disetiap denyutan jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang
sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
Empat sistem kontrol yang berperan dalam mempertahankan tekanan
darah adalah sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan tubuh,
sistem renin angiotensin, dan autoregulasi vaskular. Baroreseptor arteri
terutama ditemukan di sinus carotid, tapi juga dalam aorta dan dinding
ventrikel kiri. Baroreseptor ini emonitor derajat tekanan arteri, sistem
baroreseptor meniadakan peningkatan tekanan arteri melalui mekanisme
perlambatan jantung oleh respon vagal (stimulasi parasimpatis) dan
vasodilatasi dengan penurunan tonus simpatis. Oleh karena itu, refleks
kontrol sirkulasi meningkatkan tekanan arteri sistemik bila tekanan
baroseptor turun dan menurunkan tekanan sistemik bila tekanan baroseptor
meningkat. Alasan pasti mengapa kontrol ini gagal pada hiprtensi
belumdiketahui penyebabnya. Hal ini ditunjukan untuk menikan re- setting
sensitivitas baroreseptor sehingga tekanan meningkat secara adekuat,
sekalipun penurunan tekanan tidak ada.
15
6. Gejala
b) Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan risiko stroke.Tekanan darah tinggi
dapat menyebabkan dua jenis stroke, yaitu stroke iskemik dan stroke
hemoragik. Jenis stroke yang paling sering sekitar (80% kasus) adalah stroke
iskemik. Stroke ini terjadi karena aliran darah di arteri otak terganggu.Otak
menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi.Stroke hemoragik (sekitar 20% kasus)
timbul saat pembuluh darah di otak atau di dekat otak pecah.Penyebab
utamanya adalah tekanan darah tinggi yang persisten.Hal ini menyebabkan
darah meresap ke ruang di antara sel-sel otak.Walaupun stroke hemoragik tiak
18
c) Ginjal
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan sistem
penyaringan di dalam ginjal, akibatnya lambat laun ginjal tidak mampu
membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran
darah dan terjadi penumpukan di dalam tubuh (Kurnia,2019)
19
d) Mata
Tekanan darah tinggi dapat mempersempit atau menyumbat arteri dimata,
sehingga menyebabkan kerusakan pada retina (area pada mata yang sensitif
terhadap cahaya). Keadaan ini disebut penyakit vaskular retina. Penyakit ini
dapat menyebabkan kebutuhan dan merupakan indikator awal penyakit
jantung (Palmer, 2017).
8. Penatalaksanaan
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan
hipetensi adalah menurunkan resiko penyakit
kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas
yang berkaitan.Tujuan terapi adalah
mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140
mmHg dan tekanan diastolik di bawah 90 mmHg
dan mengontrol faktor resiko.
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu, dengan terapi farmakologis
dan non-farmakologis.
a. Terapi farmakologis (obat-obatan)
Obat-obatan anti hipertensi yang sering digunakan dalam pegobatan, antara lain
obat golongan diuretik, beta bloker, antagonis kalsium, dan penghambat
konfersi enzim angiotensi.
1. Diuretik merupakan anti hipertensi yang merangsang pengeluaran garam
dan air. Dengan mengonsumsi diuretik akanterjadi pengurangan jumlah
cairan dalam pembuluh darah dan menurunkan tekanan pada dinding
pembuluhdarah.
2. Beta bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dalam memompa darah
dan mengurangi jumlah darah yang dipompa olehjantung.
3. ACE-inhibitor dapat mencegah penyempitan dinding pembuluh darah
sehingga bisa mengurangi tekanan pada pembuluh darah dan menurunkan
tekanandarah.
20
b. Terapi non-farmakologi
Penatalaksanaan non farmakologi merupakan pengobatan tanpa obat-obatan yang
diterapkan pada hipertensi. Dengan cara ini, perubahan tekanan darah
diupayakan melalui pencegahan dengan menjalani perilaku hidup sehat seperti:
1) Pembatasan asupan garam dan natrium
2) Menurunkan berat badan sampai batas ideal
3) Olahraga secarateratur
4) Mengurangi / tidak minum-minuman berakohol
5) Mengurangi/ tidak merokok
6) Menghindari stres
7) Menghindari obesitas
Terapi herbal termasuk kedalam terapi non farmakologi, salah satu herbal yang
dapat digunakan adalah:
1. Seledri (Apium Graveolens)
pemberian rebusan daun seledri terhadap tekanan darah sistol dan diastol, hal
ini dapat dilihat dari perubahan penurunan tekanan darah sistolik sebelum
diberikan rebusan daun seledri sebesar 18.75 sedangkan sistol sebesar
14.85%. Penelitian ini menjadi efektif menurunkan tekanan darah karena
Apium graveolens atau seledri, digunakan dalam pengobatan tradisional
sebagai agen anti hipertensi, mengandung senyawa kimia seperti apiin,
apigenin, isoquercitrin, dan sesquiterpene, kandungan (Rumiyanti,
Rumiyati et al2016).
darah sistole diprediksi akan turun sebesar 3,4 mmHg. Intake kalium
berpengaruhpada pembuluh darah yaitu kalium akan menurunkan
resistensi pembuluh darah perifer yang secara langsung dapat melebarkan
arteri, peningkatan pengeluaran air dan natrium dari tubuh, penekanan
sekresi renin- angiotensin, dan stimulasi dari aktivitas pompa natrium-
kalium (Aisyah 2014).
Adapun kandungan gizi buah nanas per 100 gram dapat dilihat dari
Tabel berikut ini :
Tabel 2.1
No. Informasi Gizi Jumlah
Energi 48 kkal
Lemak 0,12 gr
Lemak Jenuh 0,009 gr
Lemak tak jenuh Ganda 0,042 gr
Lemak Tak Jenuh Tunggal 0,014 gr
Kolesterol 0 mg
Protein 0,54 gr
Karbohidrat 12,63 gr
Serat 1,4 gr
10 Gula 9,26 gr
11 Sodium 1 mg
12 Kalium 115 mg
(Sumber Informasi Gizi :http: //www.fatsecret.co.id/kalori-gizi/umum/nanas.2015).
26
a. Antioksidan
a) Pengertian antioksidan
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda,
memperlambat, dan mencegah proses oksidasi lipid. Dalam arti
khusus, antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau mencegah
terjadinya reaksi antioksidasi radikal bebas dalam oksidasi lipid
(Kochhar dan Rossell, 2014). Sumber-sumber antioksidan dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu antioksidan sintetik
(antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia) dan
antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami). Beberapa
contoh antioksidan sintetik yang diizinkan penggunaannya untuk
makanan dan penggunaannya telah sering digunakan, yaitu butil
hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluen (BHT), propil galat, tert-
butil hidoksi quinon (TBHQ) dan tokoferol. Antioksidan-antioksidan
tersebut merupakan antioksidan alami yang telah diproduksi secara
sintetis untuk tujuan komersial. Antioksidan alami di dalam makanan
dapat berasal dari (a) senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu
atau dua komponen makanan, (b) senyawa antioksidan yang terbentuk
dari reaksi-reaksi selama proses pengolahan, (c) senyawa antioksidan
yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan ke makanan sebagai
bahan tambahan pangan (Pratt,2014).
Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang
berasal dari tumbuhan. Kingdom tumbuhan, Angiosperm memiliki
kira-kira 250.000 sampai 300.000 spesies dan dari jumlah ini kurang
lebih 400 spesies yang telah dikenal dapat menjadi bahan pangan
manusia. Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari tumbuhan yang
dapat dimakan, tetapi tidak selalu dari bagian yang \dapat dimakan.
Antioksidan alami tersebar di beberapa bagian tanaman, seperti pada
kayu, kulit kayu, akar, daun, buah, bunga, biji dan serbuk
sari(Pratt,2014).
27
c. Jus Nanas
Jus digunakan untuk mengendalikan hipertensi. Jus kaya serat,
vitamin C, vitamin A, kalsium, Magnesium, dan lemak esensial terbukti
efektif meredam tekanan darah. Kandungan serat yang tinggi di dalam
sayuran dan buah akan mengikat lemak dan kelebihan garam. kelebihan
lemak dan garam ini akan dibuang oleh tubuh bersama dengan kotoran.
Kondisi inilah yang akan mengurangi risiko hipertensi dengan alami.
Beberapa buah yang bisa dijadikan bahan untuk terapi jus untuk
mengendalikan hipertensi antara lain, jambu biji, jeruk, pepaya, mangga,
apel, semangka, melon, belimbing, nanas, markisa, pir, sirsak, delima,
stroberi, rambutan, mengkudu, dan kiwi. Sementara sayuran peredam
hipertensi diantaranya asparagus, seledri, selada air, sawi putih, sayuran
hijau, misalnya bayam, seledri atau brokoli, wortel, kol, tomat, mentimun.
Jus juga bisa ditambah dengan bawang putih, yogurt tawar rendah lemak,
(plain yogurt) atau minyak zaitun yang kaya dengan asam lemak omega3.
Hasil penelitiaan yang telah dilakukan selama 10 hari terhadap 15
responden yang menderita Hipertensi primer di Wilayah Kerja Puskesmas
Pekauman Banjarmasin 2016, didapatkan Hasil penelitiaan menunjukan
30
c) Cara mengkonsumsinya
sebanyak 250 ml per hari. Jus sebaiknya dikonsumsi pada waktu selingan,
pagi atau sore. Kandungan mineral berupa kalium, nitrat dan antioksidan
B. Kerangka Teori
Penyebab:
1. Faktorgenetik
Tanda dan Gejala 2. Umur
3. Jenis kelamin
1. Sakit kepala
4. Mengkonsumsi garam
2. Pandangan menjadi kabur
berlebih
3. Kelelahan
5. Kebiasaan merokok
6. Obesitas
7. Stres
Akibat :
Penatalaksaan 1. stroke
2. jantung
3. gagal ginjal
Farmakologi :
1. Diuretik
2. Beta bloker
3. ACE-inhibitor
4. Ca bloker
Non Farmakologi:
tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian minuman jus nanas) dan tidak
Tabel 3.1
01 X 02
Keterangan:
01 : Pengukuran tekanan darah sebelum diberikan pemberian
minuman jus nanas X : Perlakuan dimana diberikan minuman
jusnanas
02 : Pengukuran tekanan darah setelah diberikan pemberian minuman
jusnanas
33
34
Keterangan :
n = Besar Sampel
t = Jumlah Perlakuan (n-1) (t-1) ≥ 15
(n-1) (2-1) ≥ 15
(n-1) 1 ≥ 15
n ≥ 15 + 1
n ≥ 16
3. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling
dimana pengambilan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan
tertentu dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai
dengan yang dikehendaki oleh peneliti atau memenuhi kriteria
inklusi (Notoadmodjo, 2014). Adapun yang sesuai dengan yang
dikehendaki peneliti adalah siswi yang kooperatif dengan peneliti.
Berikut adalah kriteria inklusi dan kriteria eksklusinya sebagai
berikut:
35
a. Kriteria inklusi
1. Penderita hipertensi stadium 1 (tekanan darah sistolik 140-
159 mmHg dan tekanan darah diastolik 90-99mmHg
2. Bersedia jadi responden
3. Tinggal diwilayah kerja puskesmas Ranah Ampek Hulu
Tapan
4. Pasien sedang rutin mengkonsumsi obat hipertensi
5. Responden bisa baca dan tulis
b. Kriteria eksklusi
1. Tidak mau untuk menjadi subjek penelitian
2. Penderita hipertensi dengan komplikasi (gagal jantung,
masalah pada hati dan gangguan pada ginjal).
3. Responden yang mengkonsumsi obat herbal lain
D. Etika Penelitian
Dalam proses melakukan penelitian, peneliti melakukan
permohonan untuk mengurus surat izin penelitian dari STIKES Syedza
Saintika Padang untuk melakukan penelitian terkait dengan judul
penelitian yaitu Pengaruh Pemberian Jus Nanas Terhadap Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi Wilayah Kerja Puskesmas Ranah
Ampek Hulu Tapan Pada Tahun 2022.
Setelah mendapatkan rekomendasi surat izin penelitian dari STIKES
Syedza Saintika Padang selanjutnya diteruskan ke Kantor Badan
Kesatuan Bangsa Dan Politik (KESBANGPOL) selanjutnya diteruskan
ke Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan, Setelah
mendapatkan surat izin dari Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir
Selatan, selanjutnya diantarkan ke Puskesmas Ranah Ampek Hulu
Tapan, Setelah itu peneliti memasukkan surat izin penelitian dari
Kantor Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik, Dinas Kesehatan Pesisir
Selatan dan surat izin dari STIKES Syedza Saintika kepada Puskesmas
Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan. Apabila surat
penelitian telah diterima dan memberikan izin maka peneliti dapat
36
H. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dibuat untuk memudahkan peneliti dalam
merumuskan masalah yang telah diteliti. Berdasarkan masalah
penelitian, kerangka konsep tentang pengaruh pemberian jus nanas
pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut:
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
I. Defenisi Operasional
Tabel 3.2
Defenisi Operasional Pengaruh Pemberian jus nanas (Ananas comosus (L.) merr.)
terhadap Tekanan Darah pada penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan.
Cara Kerja:
a) Alat dan Bahan
- Buah nanas matang : 250gr
- Blender : 1 buah
- Pisau : 1 buah
- Air : 50ml (10sdm)
- Gelas Ukur : 1 buah
- Timbangan : 1 buah
- Saringan : 1 buah
b. Cara pembuatan
1. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu
2. Kupas dan potong buah nanas serta timbang 250 gr untuk 1 gelas
3. Cuci buah nanas dengan air mengalir
4. Ambil daging buahnanas
5. Masukan kedalamblender
6. Masukan air sebanyak 50 ml kedalam blender
7. Bahan tersebut diblender selama 1 menit sampai membentuk
cairan / jus
8. Saring cairan jus dengan menggunakan saringan agar ampasnya
terpisah.
9. masukan jus kedalam gelas/wadah
(Sumber: Human,2014).
J. Hipotesis Penelitian
Ha : Ada Pengaruh Pemberian jus nanas setelah diberikan pada
penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ranah Ampek
Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2022.
Ho : Tidak Ada Pengaruh Pemberian jus nanas setelah diberikan pada
penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ranah Ampek
Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2022.
43
DAFTAR PUSTAKA
Amila, A., Sinaga, J., & Sembiring, E. (2018). Self efficacy dan Gaya Hidup
Pasien Hipertensi. Jurnal Kesehatan, 9(3), 360-365.
Angelika, L., Annisa, N., & Prasetya, F. (2020, February). Pengaruh Jus Buah
Nanas Kombinasi Madu sebagai Penurun Tekanan Darah pada Pasien
Hipertensi. In Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals
Conferences (Vol. 11, pp. 70-75).
Anuhgera, D. E., Yolanda, R., Sitorus, R., & Ritonga, N. J. (2020). Pengaruh
Pemberian Rebusan Daun Seledri (Apium Graveolens L) Terhadap
Tekanan Darah Pada Wanita Menopause Dengan Hipertensi. Jurnal
Kebidanan Kestra (JKK), 3(1), 67-74.
Diliyanti, S., & Muriman, Y. (2020). Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian
Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Meo-Meo Kota Bau
Bau. Jurnal Industri Kreatif (JIK), 4(01), 45-56.
40
41
Hidayah, N., Utomo, A. S., & Denys, D. (2018). Pengaruh Jus Tomat Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Lansia. The
Indonesian Journal of Health Science, 77-83.
http: //www.fatsecret.co.id/kalori-gizi/umum/nanas.2015
http://sucicahyati.blogspot.com/2014/15/likopen-senyawa-anti-oksidan.html
Magfiroh, S., & Razak, M. (2019). Jus Buah Berbasis Bit Merah (Beta vulgaris)
Penambahan Nanas Smooth Cayenne (Ananas comosus (L) merr.) Sebagai
pangan fungsional bagi Penderita hipertensi. Agromix, 10 (1), 10-21.
Mustaqimah, M., Sari, A., & Jainah, J. (2016). Efektivitas Konsumsi Mix Jus
Seledri (Apium Graveolens) dan Jus Nanas (Ananas Comosos) Pada
Hipertensi di Wilayah Puskesmas Pekauman. Dinamika Kesehatan: Jurnal
Kebidanan Dan Keperawatan, 7 (2), 347-360.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
FORMAT PERESTUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Maka saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian yang akan
dilakukan oleh Fitri Mahasiswi Keperawatan STIKes SYEDZA SAINTIKA
Padang dengan judul “Pengaruh Pemberian Jus Nanas(Ananas Comosus(L.)
Merr.) Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Tahun 2022”.
Tanda tangan saya menunjukan bahwa saya diberikan informasi dan memutuskan
berpartisipasi dalam penelitian ini.
Padang , 2022
46
Lampiran 5
Setelah membaca dan memahami isi penjelasan pada lembar pertama (Lembar
Permohonan Responden), saya menyatakan bersedia dan turut berpartisipasi
sebagai responden pada penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa S1 Ilmu
Keperawatan STIKES Syedza Saintika Padang yang bernama Fitri dengan judul
penelitian “Pengaruh Pemberian Jus Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr.)
Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Ranah Ampek Hulu Tapan Tahun 2022”. Saya memahami bahwa penelitian ini
tidak berakibat negatif pada saya, sebagai jawaban yang saya berikan adalah benar
adanya dan sesuai kenyataan, pengetahuan dan pengalaman saya serta di
rahasiakan.
Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden pada penelitian ini, dengan suka
rela dan tanpa paksaan dari pihak manapun.
Padang, 2022
Responden
47
Lampiran 6
Kepada Yth,
Bapak/Ibu Pasien Hipertensi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan STIKES Syedza Saintika Padang:
Nama : Fitri
Nim : 1802089
Padang , 2022
Peneliti
48
Lampiran 7
Jam Pemberian
Tekanan Tekanan
No Inisial Umur Pekerjaan 1 2 3 4 5 6 7
Darah Darah
P S P S P S P S P S P S P S
50
Lampiran 9
JADWAL KEGIATAN
PENGARUH PEMBERIAN JUS NANAS (ANANAS COMOSUS (L.) MERR.) TERHADAP TEKANAN DARAH
PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANAH AMPEK HULU TAPAN
TAHUN 2022.
51