Anda di halaman 1dari 63

PROPOSAL

PENGARUH PEMBERIAN JUS NANAS (ANANAS COMOSUS (L.) MERR.)


TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANAH AMPEK HULU TAPAN
TAHUN 2022

Penelitian Keperawatan Medikal Bedah

FITRI

1802089

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SYEDZA SAINTIKA PADANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat dan karunia-Nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan Seminar Proposal ini dengan judul “Pengaruh Pemberian Jus
Nanas (Ananas comosus (L.) merr.) Terhadap Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ranah Ampek Hulu
Tapan Tahun 2022”. Tujuan penelitian Seminar Proposal ini adalah untuk
melengkapi strata satu pada jurusan ilmu keperawatan sekolah tinggi ilmu
kesehatan syedza saintika. Salawat beriring salam tidak lupa kita kirimkan pada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuk untuk
keselamatan umat di dunia dan akhirat.
Proposal penelitian ini tentunya tidak akan selesai tanpa bimbingan, dorongan
dan bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk moril maupun materi. Terima kasih
kepada ibuk Harmawati, Skp,M.Kep sebagai pembimbing I dan Bapak Ns. Harinal Afri
Resta, M.Kep sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran dan
koreksi dengan penuh kesabaran bagi peneliti. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Syamsul Amar, Ms Pembina Yayasan Pengembangan

Sumber Daya Manusia (YPSDM) Sumatera Barat.

2. Bapak Drs. H. Hasrinal, Amd.Kep, MM Ketua STIKES Syedza Saintika

Padang.

3. Ibu Ns. Weni Sartiwi, M.Kep, Ketua Prodi Sarjana Ilmu Keperawatan Stikes

Syedza Saintika.

4. Ibu penguji Stikes Syedza Saintika Padang.

5. Bapak/Ibu dosen pengajar beserta staf di STIKES Syedza Saintika yang telah

memberikan ilmu kepada Peneliti selama perkuliahan.

6. Teristimewa kepada Orang tercinta serta keluarga besar yang telah memberi

semangat, dukungan dan doa yang tulus bagi peneliti sehingga dapat menyelesaikan

Proposal ini.

7. Serta teman-teman seperjuangan yang tidak bisa disebutkan namanya satu

i
persatu. Semoga bimbingan dan dan bantuan yang diberikan menjadi amal

disisi Allah SWT.

Peneliti ini menyadari bahwa proposal peneliti ini masih banyak kekurangan
dan kelemahnnya. Kritik dan saran yang membangun akan sangat berarti agar
tumbuh dan terbentuknya sebuah pemikiran yang baru untuk kesempurnaan
proposal penelitian ini, peneliti ini menerimanya dengan rasa terima kasih yang
tak terhingga.

Tapan, 3 Desember 2022

Fitri

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi ..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................6
C. Tujuan Penelitian........................................................................6
D. Manfaat Penelitian......................................................................6
E. Ruang Lingkup Penelitian...........................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................8
A. Konsep Hipertensi......................................................................8
1. Defenisi................................................................................8
2. Etiologi.................................................................................9
3. Pemeriksaan Penunjang.......................................................13
4. Patofisiologi.........................................................................14
5. Klasifikasi............................................................................15
6. Gejala...................................................................................16
7. Komplikasi...........................................................................17
8. Penatalaksanaan...................................................................18
B. Kerangka Teori...........................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................31
A. Jenis dan Desain Penelitian........................................................31
B. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................31
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling.....................................32
D. Etika Penelitian..........................................................................33
E. Teknik Pengumpulan Data.........................................................35
F. Teknik Pengolahan Data............................................................36
G. Teknik Analisa Data...................................................................37
H. Kerangka Konsep.......................................................................38
I. Defenisi Operasional..................................................................38
J. Hipotesis Penelitian....................................................................39
Daftar Pustaka...................................................................................................40
Lampiran ..........................................................................................................42

iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Kandungan Gizi Buah Nanas................................................................... 23
3.1 Rancangan Penelitian............................................................................... 31
3.2 Defenisi Operasional................................................................................ 38

iv
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
2.1 Kerangka Teori......................................................................................... 30
3.1 Kerangka Konsep..................................................................................... 38

v
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Izin Pengambilan Data Awal dari STIKES SYEDZA SAINTIKA


Padang
2. Surat Izin Pengambilan Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir
Selatan.
3. Surat Izin Pengambilan Data dari Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan.
4. Informed Consent.
5. Persetujuan Menjadi Responden
6. Permohonan Menjadi Responden
7. Standar Operational Prosedur
8. Lembar Observasi
9. Jadwal Kegiatan

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya
140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya
beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain
seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan
darah, makin besar resikonya. Price (dalam Nurarif A.H., & KusumaH.2016).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima menit dalam keadaan tenang. Dalam jangka waktu lama jika
tekanan darah selalu meningkat dan tidak dideteksi secara dini bisa menyebabkan
kerusakan gagal ginjal, penyakit jantung koroner dan stroke. Hipertensi dapat
berujung pada kematian dini jika tidak ditangani dengan segera. Gejala dari
hipertensi adalah sakit kepala atau rasa berat di tengkuk, vertigo, jantung
berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur dan mimisan (Kementrian
Kesehatan RI, 2014).
Menurut data World Health Organization (WHO) di seluruh dunia sekitar
972 juta orang atau 26,4% orang di seluruh dunia mengidap hipertensi, angka ini
kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta
pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di
negara berkembang, termasuk Indonesia (Yonata, 2016). Penyakit terbanyak pada
usia lanjut berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 adalah hipertensi.
dengan prevalensi 45,9% pada usia 55-64 tahun, 57,6% pada usia 65,74% dan
63,8% pada usia ≥ 75 tahun (Infodatin Kemenkes RI, 2016).
Menurut Riskesdas (2018) angka prevalensi hipertensi berdasarkan hasil
pengukuran pada penduduk usia ≥ 18 tahun angka kejadian hipertensi di Indonesia
adalah sebesar 44,1%, telah terjadi peningkatan kejadian hipertensi selama 5
tahun terakhir. Pentingnya dilakukan edukasi kesehatan kepada masyarakat
mengenai penyakit hipertensi dan upaya agar tidak terjadi peningkatan kejadian
hipertensi setiap tahunnya atau pun setiap lima tahun.

1
2

Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar 2 (Riskesdas) Balitbangkes tahun


2018 menyebutkan bahwa hipertensi adalah penyakit terbesar nomor tiga di
Indonesia setelah stroke dan tuberculosis, yakni mencapai 24% laki-laki dan
22,6% perempuan (Riskesdas, 2018). Menurut Laporan Penyakit tidak menular
(PTM) Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat (2019), didapatkan dari 19
Kabupaten/ Kota sebanyak 150.591 yang menderita penyakit hipertensi yang
tertinggi di Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 4.615 atau 20,09% dan yang
terendah di Kabupaten Mentawai sebanyak 162 atau 0,70% sedangkan kota
Padang berada di urutan ketiga yaitu 2174 atau (9,46%).
Berdasarkan data dari Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan, pada tahun
2019 jumlah penderita hipertensi sebanyak 176 orang dimana laki-laki berjumlah
35 orang dan perempuan berjumlah 141 orang. Pada tahun 2020 mengalami
penurunan menjadi 170 orang penderita hipertensi dikarenakan adanya pandemi
Covid-19. Dan pada 3 bulan terakhir pada tahun 2021 mengalami peningkatan
sebanyak 286 orang dimana laki-laki berjumlah 49 orang dan perempuan
berjumlah 237 orang, Dimana pasien tersebut selalu melakukan pemeriksaan atau
pengobatan secara rutin dipuskesmas tersebut. (Puskesmas Ranah Ampek Hulu
Tapan, 2021).
Gaya hidup sehat menjadi bagian yang penting dalam penanganan
hipertensi dengan mengurangi berat badan untuk individu yang gemuk,
mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension),
melakukan aktifitas fisik/olahraga, menghindari alkohol, kafein dan kebiasaan
merokok agar tidak menimbulkan hipertensi berat yang mungkin disertai dengan
komplikasi yang berbahaya (Triyanto, 2014).
Dalam memodifikasi gaya hidup, pasien hipertensi harus memiliki self
efficacy yang tinggi untuk memotivasi dan meyakinkan diri sendiri mampu
mencapai gaya hidup yang sehat. self efficacy yang baik secara signifikan
dihubungkan dengan kepatuhan pengobatan, diet rendah garam. Dengan memiliki
self efficacy yang tinggi pasien hipertensi mampu menjalankan gaya hidup sehat
sehingga meminimalkan komplikasi serta meningkatkan kualitas hidupnya dan
pasien yang memiliki self efficacy yang rendah lebih cenderung tidak
3

memperhatikan gaya hidupnya. Self efficacy memberikan kontribusi terhadap


pemahaman yang lebih baik dalam proses perubahan perilaku kesehatan sehingga
sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan, perilaku dan keterampilan
seseorang. Seseorang dengan self efficacy yang tinggi akan menganggap bahwa
dirinya mampu menggunakan kemampuan untuk mencapai suatu hasil yang baik
sesuai dengan apa yang diharapkan. Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang
dengan self efficacy yang rendah akan menganggap bahwa kemampuan yang
dimiliki belum tentu dapat membuat dia mampu untuk mendapatkan hasil yang
diharapkan (Arsyita,2016).
Salah satu faktor penyebab terjadinya Hipertensi juga disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan mengenai Hipertensi, Pengetahuan yang harus dimiliki
oleh responden berupa arti dari penyakit hipertensi, gejala hipertensi, faktor
resiko, gaya hidup dan pentingnya melakukan pengobatan secara terus menerus
dalam waktu yang panjang serta mengetahui bahaya yang timbul apabila tidak
mengkonsumsi obat (Pramestutie and Silviana, 2016).
Selain pengetahuan pola makan juga bisa menyebabkan Hipertensi, pola
makan yang tidak baik dapat menyebabkan terjadinya hipertensi. Pola makan
yang tidak baik seperti makanan yang mengandung tinggi lemak jenuh, tinggi
garam, kurang sayur dan buah serta makanan dan minuman kaleng yang memicu
terjadinya penyakit hipertensi dikarenakan makanan tersebut tidak sesuai dengan
kalori yang dibutuhkan dan mengandung banyak bahan pengawet. Pola makanan
yang tidak seimbang antara asupan dengan kebutuhan bisa menyebabkan obesitas.
Obesitas meningkatkan risiko terjadinya hipertensi. Masyarakat disini lebih
banyak mengkonsumsi daging dibanding dengan yang mengkonsumsi jeroan atau
makanan bersantan. Kebiasaan makan daging dan konsumsi lemak tak jenuh erat
hubungannya dengan peningkatan berat badan yang berisiko tinggi terjadinya
hipertensi (Hendro bidjuni, dan Malara Reginus 2014).
Hipertensi sangat beresiko terserang penyakit lain yang timbul dikemudian
hari, jika hipertensi tidak dikendalikan akan dapat menimbulkan komplikasi
berbagai penyakit seperti dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, gagal
ginjal, diabetes, kolesterol tinggi dan obesitas. Hipertensi disebabkan oleh
4

perubahan gaya hidup dan faktor yang dapat diubah seperti stres, merokok,
konsumsi makanan berlemak, dan konsumsi natrium, dan kualitas tidur. Untuk
faktor yang tidak bisa diubah seperti riwayat hipertensi keluarga, usia, dan jenis
kelamin (Olin, Twiggs and Bell, 2015).
Penatalaksanaan hipertensi secara umum dibagi menjadi dua kategori yaitu
secara non farmakologis dan secara farmakologis. Upaya non farmakologis adalah
dengan menjalani pola hidup sehat seperti menjaga berat badan, mengurangi
asupan garam, melakukan olahraga, mengurangi konsumsi alkohol dan tidak
merokok. Terapi farmakologis adalah penatalaksanaan hipertensi menggunakan
obat (Ann et al, 2015).
Nanas pada umumnya dijadikan produk pangan, nanas memiliki rasa
manis dan segar yang mengandung kalium dan vitamin C yang mampu membantu
menurunkan tekanan darah, dalam 300 ml jus nanas (Ananas comosus (L.) merr.)
mengandung 130 mg kalium dan 43.8 mg vitamin C. Adanya kandungan kalium,
antioksidan pada nanas diharapkan menjadi salah satu pilihan minuman selingan
dalam bentuk jus bagi penderita hipertensi (Budiman dan Destina,2014).
Menurut Hidgon (2014) Nanas (Ananas comosus (L.) merr.) mempunyai
kandungan kalium, mengandung vitamin C yang juga dapat menurunkan tekanan
darah. Mekanisme penurunan tekanan darah oleh vitamin C belum diketahui
secara pasti. Namun vitamin C diduga memodulasi pengeluaran nitrit oxide.
Vitamin C merupakan zat antioksidan yang dapat menurunkan stress oksidatif
yang juga dapat menurunkan tekanan darah. Mekanisme dari Vitamin C yaitu
dengan menurunkan regulasi NADPH oksidase yang merupakan sumber utama
ROS pada dinding pembuluh darah, dan mengatur peningkatan regulasi eNOS
(endothelial NO synthase) sehingga kedua efek tersebut dapat menurunkan
tekanan darah. kandungan kalium pada nanas dapat mengendalikan tekanan darah
tinggi dan seratnya mampu mencegah penyerapan lemak di saluran cerna
sehingga tidak menimbulkan penimbunan di pembuluh darah yang berakibat
naiknya tekanan darah. Hal ini didukung oleh penelitian (Widiantari, 2014)
dengan judul “Efek Nanas (Ananas comosus (L.) merr.) Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi” pada penelitian ini diberi jus nanas
5

sebanyak 250 gram, penelitian ini telah dilakukan selama 10 hari terhadap 15
responden yang menderita Hipertensi primer di Wilayah Kerja Puskesmas
Pekauman Banjarmasin, didapatkan Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil
pengukuran tekanan darah sebelum konsumsi Jus Nanas (Ananas comosus (L.)
merr.) nilai tertinggi untuk sistolik adalah 160 mmHg dan nilai terendahnya 140
mmHg dengan rata-rata tekanan darah sistolik 148 mmHg sedangkan untuk
tekanan darah diastolik nilai tertinggi adalah 110 mmHg dan nilai terendahnya 90
mmHg dengan rata-rata 96 mmHg. Hasil penelitian didapatkan sesudah konsumsi
Jus Nanas (Ananas comosus (L.) merr.). nilai tertinggi untuk sistolik adalah 130
mmHg dan nilai terendahnya 100 mmHg dengan rata-rata tekanan darah sistolik
119 mmHg sedangkan untuk tekanan darah diastolik nilai tertinggi adalah 80
mmHg dan nilai terendahnya 60 mmHg dengan rata-rata 68 mmHg. Hasil
penelitian ini menunjukkan Penurunan Tekanan Darah Pada 15 penderita
Hipertensi.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 11
Desember 2021 pada 6 orang penderita hipertensi yang berkunjung ke Puskesmas
Ranah Ampek Hulu Tapan, dengan rata-rata tekanan darah sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastoliknya sebesar 95 mmHg, diklasifikasikan sebagai hipertensi
stadium 1, didapatkan keterangan bahwa usaha mereka untuk mengatasi hipertensi
dengan mengkonsumsi obat farmakologi dan herbal, untuk pengobatan non-
farmakologi pemberian jus nanas belum pernah mereka coba. Dari 6 orang pasien
hipertensi 4 orang menggunakan mentimun dan 2 orang lainnya mengkonsumsi
obat farmakologi. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti akan
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pemberian Jus Nanas (Ananas comosus
(L.) merr.) Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di wilayah Kerja
Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Tahun 2022”
6

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitiaan ini adalah ”Apakah ada Pengaruh Pemberian Jus
Nanas Ananas comosus (L.) merr. ) Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Tahun
2022”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Jus Nanas (Ananas comosus (L.)
merr.) terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Tahun 2022.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui rata-rata tekanan darah sebelum diberi jus Nanas (Ananas
comosus (L.) merr.) pada pasien Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Tahun2022.
b. Mengetahui rata-rata tekanan darah setelah diberi jus Nanas (Ananas
comosus (L.) merr.) pada Pasien Hipertensi di wilayah Kerja Puskesmas
Ranah Ampek Hulu Tapan Tahun2022.
c. Mengetahui Pengaruh Pemberian Jus Nanas (Ananas comosus (L.)
merr.) Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Tahun2022.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Tempat Penelitian (Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan)
Sebagai masukan bagi Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan
mengenai Pengaruh Pemberian Jus Nanas (Ananas comosus (L.) merr.)
terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi.
2. Bagi Institusi Pendidikan (Syedza Saintika Padang)
Hasil penelitian dapat meningkatkan wawasan serta dapat menerapkan
ilmu metodelogi penelitian yang didapat di perkuliahan.
7

3. Bagi Peneliti Selanjutnya


Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman untuk peneliti
berikutnya melihat lebih mendalam tentang pengobatan non farmakologi
yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi.

E. Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah Pengaruh Pemberian Jus Nanas
(Ananas comosus (L.) merr.) Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi
di Wilayah Kerja Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Tahun 2021. Variabel
independen pada penelitian ini adalah Pengaruh Pemberian Jus Nanas. sedangkan
variabel dependen adalah Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi yang bertujuan
untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Jus Nanas Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ranah Ampek Hulu
Tapan Tahun 2021. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Pre Eksperimen
dengan Pre dan Post Test One Group Design. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh pasien penderita hipertensi Di wilayah Kerja Puskesmas Ranah
Ampek Hulu Tapan Tahun 2021. Sampel yang diambil menggunakan teknik
purposive sampling, dengan jumlah sampel 16 sampel. Penelitian ini akan
dilakukan pada bulan April Tahun 2022. Dalam pengumpulan data peneliti
menggunakan alat, Sphygnomanometer, stetoskop, wawancara, informent consent
dan alat tulis. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer dan
sekunder. Sedangkan untuk analisis data dengan mengggunakan analisa univariat
untuk mengetahui rata-rata (mean) tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan
jus Nanas. Dan analisis bivariat dengan uji t-test dependent untuk melihat
pengaruh pemberian jus Nanas terhadap tekanan darah pada pasien Hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Hipertensi
1. Definisi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu keadaan dimana
terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan
darah diastol 90 mmHg atau lebih. Tekanan darah tinggi merupakan gangguan
asimtomatik yang sering terjadi ditandai dengan peningkatan tekanan darah secara
persisten (Potter.P, 2018).
Hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan hampir konstan pada
arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah.
Hipertensi berkaitan dengan kenaikan tekanan diastolik, tekanan sistolik, atau
kedua-duanya secara terus-menerus. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya
tekanan pada arteri bila jantung berkontraksi (denyut jantung) Tekanan darah
diastolik berkaitan dengan tekanan dalam arteri bila jantung berada dalam
keadaan relaksasi diantara dua denyutan. Hipertensi merupakan penyakit kronik
degeneratif yang banyak dijumpai dalam praktek klinik sehari-hari (Tamber,
2016).
Peningkatan tekanan darah memberikan gejala yang akan berlajut ke suatu
organ target seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner (untuk
pembuluh darah jantung), dan hipertrofi ventrikel kanan (untuk otot jantung).
Hipertensi jadi penyebab utama stroke yang membawa kematian yang tinggi,
dengan target organ di otak yang berupa stroke.
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa
cara:
a. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya.
b. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.
Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh
yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.

8
9

c. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya


tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga
tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume
darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat
(Dalimantha,2018).

2. Etiologi
Perubahan fisiologis normal penuaan, faktor resiko hipertensi lain meliputi
diabetes, ras, riwayat keluarga, jenis kelamin, faktor gaya hidup, seperti obesitas
asupan garam yang tinggi alkohol yang berlebihan (Dalimantha, 2018).
Adapun penyebab terjadinya hipertensi antara lain:
a. Stress
b. Merokok
c. Kelelahan
d. Minum alkohol
e. Kegemukan(obesitas)
f. Diet yang tidakseimbang
g. Konsumsi garam yang tinggi
Faktor resiko yang mempengaruhi
hipertensi yang dapat atau tidak dapat dikontrol,
antara lain:
a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol: Faktor risiko yang tidak dapat
diubah, seperti riwayat keluarga (genetik kromosomal), umur (pria : > 55
tahun; wanita : > 65 tahun), jenis kelamin pria atau wanita pasca monopause
(Dalimantha,2018).
1. Jenis kelamin Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan
wanita. Namun wanita terlindungi dari penyakit kardiovaskuler sebelum
menopause. Wanita yang belum mengalami monopause dilindungi oleh
hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density
Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor
pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek
10

perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas


wanita pada usia monopause. Pada premonopause wanita mulai
kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini
melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut
dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan
umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur
45-55 tahun (Dalimantha,2018)
2. Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang
yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang
yang berusia lebih muda. Hipertensi pada usia lanjut harus ditangani
secara khusus. Hal ini disebabkan pada usia tersebut ginjal dan hati mulai
menurun, karena itu dosis obat yang diberikan harus benar- benar tepat.
Tetapi pada kebanyakan kasus, hipertensi banyak terjadi pada usia lanjut.
Hipertensi sering terjadi pada usia : > 55 tahun; wanita : >65 tahun. Hal ini
disebabkan terjadinya perubahan hormon sesudah monopause. HansPeter
(2016) mengemukakan bahwa kondisi yang berkaitan dengan usia ini
adalah produk samping dari keausan arteriosklerosis dari arteri-arteri
utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya kelenturan. Dengan
mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta
itu kehilangan daya penyesuaian diri.
3. Keturunan (Genetik)
Hipertensi esensial biasanya terkait dengan agen dan faktor genetik, dimana
banyak gen turut berperan pada perkembangan gangguan hipertensi.
Seseorang yang mempunyai riwayat keluarga sebagai pembawa hipertensi
mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk terkena hipertensi. Gen yang
berperan pada patofisologi penyakit hipertensi adalah:
a) Gen simetrik yang mengandung promoter gen hidrokilase dan gen
urutan selanjutnya untuk memberi kode pada gen aldosteron sintase,
sehingga menghasilkan produksi ektopik aldosteron.
b) Saluran natrium endotel yang sensitif terhadap amilorid yang terdapat
pada tubulus pengumpul. Mutasi gen ini mengakibatkan aktivitas
11

aldosteron, menekan aktivitas renim plasma dan hipokalemia.


c) Kerusakan gen hidrokalase menyebabkan sirkulasi konsentrasi kotisol
normal untuk mengaktifkan 20 reseptor minerala-kortikoid, sehingga
menyebabkan sindrom kelebihan mineralkortikoid (Sani,2018).

b. Faktor resiko yang dapat dikontrol:


1. Obesitas
Pada usia 50 tahun dan dewasa lanjut asupan kalori mengimbangi penurunan
kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya berat badan
meningkat sehingga akan terjadinya obesitas yang dapat memperburuk
kondisi tubuh terutama pada kondisi tubuh lansia. Kelompok lansia dapat
memicu timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan pembuluh
darah, hipertensi. Indeks masa tubuh (IMT) berkolerasi langsung dengan
tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif untuk
menderita hipertensi pada orang obesitas 5 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan seorang yang berat badannya normal. Pada penderita hipertensi
ditemukan sekitar 20-30% memiliki berat badan normal. Pada penderita
hipertensi ditemukan sekitar 20-30% memiliki berat badan lebih
(Dalimatha, 2018).

2. Kurang Olahraga
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengolahan penyakit tidak menular,
karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer
yang akan menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih otot
jantung sehingga menjadi terbiasa apabila jantung harus melakukan
pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu kurangnya
aktivitas fisik menaikan resiko tekanan darah tinggi karena bertambahnya
risiko untuk menjadi gemuk.
3. Kebiasaan Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat
dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maliga dan risiko
terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis (Dalimantha,
12

2018).
4. Mengkonsumsi garam berlebih
Bahan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO)
merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko
terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak
lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari.
Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di
dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan
intraseluler ditarik keluar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat.
Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan
meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya
hipertensi (Dalimantha, 2018).
5. Minum alkohol
Banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat merusak jantung dan
organ-organ lainnya, termasuk pembuluh darah. Kebiasaan minum alkohol
berlebihan termasuk salah satu faktor resiko hipertensi (Dalimantha,
2018).
6. Minum kopi
Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi mengandung
75-200 mg kafein, dimana dalam satu cangkir tersebut berpotensi
meningkatkan tekanan darah 5-10 mmHg (Dalimantha,2018).
7. Stress
Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis peningkatan saraf dapat menaikkan tekanan darah secara
intermiten (tidak menentu). Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan
tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi
angka kejadian dimasyrakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan
dipedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang
dialami kelompok.
13

3. Pemeriksaan Penunjang
a) Hemoglobin/hematocrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
b) BUN
Memberikan informasi tentang perfusi ginjal glukosa hiperglikemi
(diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi).
1. Kaliumserum
Hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
2. Kolesterol dan trigliseridserum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk
pembentukan plak ateromatosa
3. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokontiksi dan hipertensi.
4. Kadar aldosteron urine
Untuk mengkaji aldoteronisme primer.
5. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
adanya diabetes
6. Asamurat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
7. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal, atau ureter.
8. Fotodada
Menunjukkan obstruksi klasifikasi pada area katub, pembesaran
jantung.
9. CTscan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati.
14

10. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi.( Palmer, 2017).

4. Patofisiologi
Menurut (Triyanto,2014) Meningkatnya tekanan darah didalam arteri
bisa terjadi melalui beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat
sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar
kehilangan kelenturanya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.
Darah disetiap denyutan jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang
sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
Empat sistem kontrol yang berperan dalam mempertahankan tekanan
darah adalah sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan tubuh,
sistem renin angiotensin, dan autoregulasi vaskular. Baroreseptor arteri
terutama ditemukan di sinus carotid, tapi juga dalam aorta dan dinding
ventrikel kiri. Baroreseptor ini emonitor derajat tekanan arteri, sistem
baroreseptor meniadakan peningkatan tekanan arteri melalui mekanisme
perlambatan jantung oleh respon vagal (stimulasi parasimpatis) dan
vasodilatasi dengan penurunan tonus simpatis. Oleh karena itu, refleks
kontrol sirkulasi meningkatkan tekanan arteri sistemik bila tekanan
baroseptor turun dan menurunkan tekanan sistemik bila tekanan baroseptor
meningkat. Alasan pasti mengapa kontrol ini gagal pada hiprtensi
belumdiketahui penyebabnya. Hal ini ditunjukan untuk menikan re- setting
sensitivitas baroreseptor sehingga tekanan meningkat secara adekuat,
sekalipun penurunan tekanan tidak ada.
15

Perubahan volume cairan mempengaruhi tekanana arteri sistemik.


Bila tubuh mengalami kelebihan garam dan air, tekanan darah meningkat
melalui mekanisme fisiologis kompleks yang mengubah aliran balik vena ke
jantung dan mengakibatkan peningkatan curah jantung. Bila ginjal berfungsi
secara adekuat, peningkataan tekanan arteri mengakibatkan diuresis dan
penurunan tekanan darah. Kondisi patologis yang mengubah ambang tekanan
pada ginjal dan mengekresikan garam dan air akan meningkatkan tekanan
arterisistemik.
Renin dan angiotensin memegang peranan dan pengaturan tekanan
darah. Ginjal memproduksi renin yaitu suatu enzim yang bertindak pada
substart protein plasma untuk memisahkan angiotensin I, yang kemudian
diubah oleh converting enzym dalam paru menjadi bentuk angotensin II
kemudian menjadi angitensin III. Angiotensi II dan III mempunyai aksi
vasokonstriktor yang kuat pada pembuluh darah dan merupakan mekanisme
kontrol terhadap aldosteron. Aldosteron sangat bermaknsa dalam hiprtensi
terutama aldosteron primer. Melalui peningkatan aktivitas system saraf
simpatis, angiotensin II dan III juga mempunyai efek inhibiting atau
penghambatan pada ekskresi garam (Natrium) dengan akibat peningkatan
tekanan darah. Peningkatan tekanan darah terus menurus pada klien
hipertensi esensial akan mengakibatkan kerusakan pembuluh darah pada
organ-organ vital. Hipertensi esensial mengakibatkan hyperplasia medial
(penebalan) arteriole. Karena pembuluh darah menebal, maka perfusi jaringan
menurun dan mengakibatkan kerusakan organ tubuh. Hal ini menyebabkan
infark miokard, stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal.
5. Klasifikasi
Dikenal berbagai pengelompokan hipertensi:
a) Menurut kausanya
1. Hipertensi esensial (hipertensi primer), adalah hipertensi yang
penyebabnya tidak diketahui. Terjadi pada sekitar 90% 22 penderita
hipetensi. Hipertensi esensial kemungkinan disebabkan oleh beberapa
perubahan pada jantung dan pembuluh darah yang kemungkinan
bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah (Ruhyanudin,
2017).
16

Hipertensi esensial merupakan penyakit multifaktor yang dipengaruhi


oleh faktor genetik dan lingkungan. Pengaruh faktor genetik ini sangat
bervariasi, dilaporkan sekitar 15% pada populasi tertentu sampai
dengan 60% pada populasi lainnya. Faktor lingkungan yang
mempengaruhi tekanan darah antara lain obesitas, stres, peningkatan
asupan natrium, konsumsi alkohol yang berlebihan, danlain-lain.
2. Hipertensi sekunder, adalah jika penyebabnya diketahui. Pada sekitar
5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyait ginjal. Pada
sekitar 1-2% penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian
obat tertentu (misalnya pil KB). (Lubis,2018).
b) Menurut gangguan tekanan darah 1) Hipertensi sistolik ; peninggian darah
sistolik saja 2) Hipertensi diastolik ; peninggian tekanan diastolik
(Ruhyanudin, 2017).
c) Menurut beratnya atau tingginya peningkatan tekanan darah
1. Hipertensi ringan
2. Hipertensi sedang

6. Gejala

Hipertensi adalah penyakit yang biasanya


tanpa gejala.Namun demikian, secara tidak sengaja
beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi.Gejala
yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari
hidung, wajah kemerahan dan kelelahan, yang bisa
saja terjadi baik pada penderita hipertensi maupun
pada seseorang dengan tekanan darah yang normal
(Ruhyanudin, 2017).
Retina merupakan bagian tubuh yang secara
langsung bisa menunjukkan adanya efek dari
hipertensi terhadap arteriola (pembuluh darah
kecil).Untuk memeriksa retina, digunakan suatu
17

oflamoskop.Dengan menentukan derajat kerusakan


retina (retinopati), maka bisa ditentukan beratnya
hipertensi jika hipertensinya berat atau menahun
dan tidak diobati, maka dapat menunjukkan gejala
sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas,
gelisah, dan pandangan menjadi kabur
(Ruhyanudin, 2017).
7. Komplikasi

Tekanan darah tinggi apabila tidak diobati


dan ditanggulangi, maka dalam jangka panjang
akan terjadi komplikasi serius pada organ-organ
sebagai berikut, yaitu:
a) Jantung
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan penyakit
jantung koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan
meningkat, otot jantung akan menyesuaikan sehingga terjadi pembesaran
jantung dan semakin lama otot jantung akan mengendor dan berkurang
elastisitasnya, yang disebut dekompensasi. Akibatnya jantung tidak mampu
lagi memompa dan menampung darah dari paru sehingga banyak cairan
tertahan di paru maupun jaringan tubuh lain yang dapat menyebabkan sesak
nafas atau oedema, Kondisi ini disebut gagal jantung.

b) Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan risiko stroke.Tekanan darah tinggi
dapat menyebabkan dua jenis stroke, yaitu stroke iskemik dan stroke
hemoragik. Jenis stroke yang paling sering sekitar (80% kasus) adalah stroke
iskemik. Stroke ini terjadi karena aliran darah di arteri otak terganggu.Otak
menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi.Stroke hemoragik (sekitar 20% kasus)
timbul saat pembuluh darah di otak atau di dekat otak pecah.Penyebab
utamanya adalah tekanan darah tinggi yang persisten.Hal ini menyebabkan
darah meresap ke ruang di antara sel-sel otak.Walaupun stroke hemoragik tiak
18

sesering stroke iskemik, namun komplikasinya dapat menjadi lebih serius


(Palmer, 2017).

c) Ginjal
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan sistem
penyaringan di dalam ginjal, akibatnya lambat laun ginjal tidak mampu
membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran
darah dan terjadi penumpukan di dalam tubuh (Kurnia,2019)
19

d) Mata
Tekanan darah tinggi dapat mempersempit atau menyumbat arteri dimata,
sehingga menyebabkan kerusakan pada retina (area pada mata yang sensitif
terhadap cahaya). Keadaan ini disebut penyakit vaskular retina. Penyakit ini
dapat menyebabkan kebutuhan dan merupakan indikator awal penyakit
jantung (Palmer, 2017).

8. Penatalaksanaan
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan
hipetensi adalah menurunkan resiko penyakit
kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas
yang berkaitan.Tujuan terapi adalah
mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140
mmHg dan tekanan diastolik di bawah 90 mmHg
dan mengontrol faktor resiko.
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu, dengan terapi farmakologis
dan non-farmakologis.
a. Terapi farmakologis (obat-obatan)
Obat-obatan anti hipertensi yang sering digunakan dalam pegobatan, antara lain
obat golongan diuretik, beta bloker, antagonis kalsium, dan penghambat
konfersi enzim angiotensi.
1. Diuretik merupakan anti hipertensi yang merangsang pengeluaran garam
dan air. Dengan mengonsumsi diuretik akanterjadi pengurangan jumlah
cairan dalam pembuluh darah dan menurunkan tekanan pada dinding
pembuluhdarah.
2. Beta bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dalam memompa darah
dan mengurangi jumlah darah yang dipompa olehjantung.
3. ACE-inhibitor dapat mencegah penyempitan dinding pembuluh darah
sehingga bisa mengurangi tekanan pada pembuluh darah dan menurunkan
tekanandarah.
20

4. Ca bloker dapat mengurangi kecepatan jantung danmerelaksasikan


pembuluh darah.
21

b. Terapi non-farmakologi
Penatalaksanaan non farmakologi merupakan pengobatan tanpa obat-obatan yang
diterapkan pada hipertensi. Dengan cara ini, perubahan tekanan darah
diupayakan melalui pencegahan dengan menjalani perilaku hidup sehat seperti:
1) Pembatasan asupan garam dan natrium
2) Menurunkan berat badan sampai batas ideal
3) Olahraga secarateratur
4) Mengurangi / tidak minum-minuman berakohol
5) Mengurangi/ tidak merokok
6) Menghindari stres
7) Menghindari obesitas

Terapi herbal termasuk kedalam terapi non farmakologi, salah satu herbal yang
dapat digunakan adalah:
1. Seledri (Apium Graveolens)
pemberian rebusan daun seledri terhadap tekanan darah sistol dan diastol, hal
ini dapat dilihat dari perubahan penurunan tekanan darah sistolik sebelum
diberikan rebusan daun seledri sebesar 18.75 sedangkan sistol sebesar
14.85%. Penelitian ini menjadi efektif menurunkan tekanan darah karena
Apium graveolens atau seledri, digunakan dalam pengobatan tradisional
sebagai agen anti hipertensi, mengandung senyawa kimia seperti apiin,
apigenin, isoquercitrin, dan sesquiterpene, kandungan (Rumiyanti,
Rumiyati et al2016).

2. Mentimun (Cucumis SativusLinn)


Buah mentimun memiliki berbagai macam kandungan gizi diantaranya adalah
kalium, kalsium dan magnesium.Berbagai penelitian membuktikan bahwa
ada kaitan erat antara intake kalium, kalsium, dan magnesium terhadap
penurunan tekanan darah. Semakin rendah intake kalium maka tekanan
darah akan semakin tinggi. Rasio natrium/kalium juga berhubungan dengan
tekanan darah. Pengurangan intake natrium sebesar 100 mmol perhari dan
konsumsi kalium sampai dengan 70 mmol dalam sehari, maka tekanan
22

darah sistole diprediksi akan turun sebesar 3,4 mmHg. Intake kalium
berpengaruhpada pembuluh darah yaitu kalium akan menurunkan
resistensi pembuluh darah perifer yang secara langsung dapat melebarkan
arteri, peningkatan pengeluaran air dan natrium dari tubuh, penekanan
sekresi renin- angiotensin, dan stimulasi dari aktivitas pompa natrium-
kalium (Aisyah 2014).

3. Tomat (Lyocopercison lycopersicum)


Merupakan salah satu dari jenis terapi herbal untuk menangani penyakit
hipertensi. Tomat kaya akan kalium. Kerja kalium adalah mempengaruhi
sistem renin angiotensin dengan menghambat pengeluaran. Renin yang
bertugas mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I tetapi karena
adanya blok pada sistem tersebut maka pembuluh darah mengalami
vasodilatasi sehingga tekanan darah akan turun. Kalium juga menurunkan
potensial membran pada dinding pembuluh darah sehingga terjadi
relaksasi pada dinding pembuluh darah dan akhirnya menurunkan tekanan
darah (Monika, 2014).

4. Wortel (Daucus carota L)


Menurut Lubna (2016), salah satu kandungan wortel yang baik untuk
menurunkan atau mengendalikan hipertensi adalah kalium. Kalium
bersifat sebagai diuretik yang kuat sehingga membantu menjaga
keseimbangan tekanan darah. Kalium juga memiliki fungsi sebagai
vasodilatasi pada pembuluh darah. Vasodilatasi pada pembuluh darah
dapat menurunkan tehanan perifer dan meningkatkan curah jantung
sehingga tekanan darah dapat normal. Selain itu, kalium dapat
menghambat pelepasan renin sehingga mengubah aktifitas sistem renin
angiotensin dan kalium juga mampu mempengaruhi sistem saraf perifer dan
sentral yang mempengaruhi tekanan darah sehingga tekanan darah dapat
terkontrol.
23

5. Semangka (Citrullus Lanatus)


Manfaat buah semangka yang pertama adalah memiliki mineral makro dan
mineral mikro untuk mencukupi kebutuhan mineral manusia. Mineral
makro pada buah semangka diantaranya kalium 82mg/100g berat
buahnya, kandungan natrium sebesar 1mg/100g berat buahnya, dan
kandungan magnesium 10mg/100g berat buahnya. Kandungan kalium
pada buah ini diyakini memiliki kontribusi terhadap efek diuretiknya.
Kalium merupakan ion intraselular dan dihubungkan dengan mekanisme
pertukaran dengan natrium. Peningkatan asupan kalium dalam diet telah
dihubungkan dengan penurunan tekanan darah, karena kalium memicu
natriuresis (kehilangan natrium melalui urin). Natrium adalah kation
utama dalam darah dan cairan ekstraselular yang mencakup 95% dari
seluruh kation. Oleh karena itu, mineral ini sangat berperan dalam
pengaturan cairan tubuh, termasuk tekanan darah dan keseimbangan asam
basa (Muftri dan Pardede,2015).

6. Nanas (Ananas Comosus (L.)Merr.)


1) Morfologi
Nanas mengandung kalium yang dapat mengendalikan tekanan darah
tinggi dan seratnya mampu mencegah penyerapan lemak di saluran cerna
sehingga tidak menimbulkan penimbunan di pembuluh darah yang
berakibat naiknya tekanan darah. Menurut jurnal penelitian yang berjudul
“Efek Nanas (Ananas comosus (L.) merr.)terhadap Penurunan Tekanan
Darah” Kadar kalium yang tinggi dalam nanas berpengaruh pada resting
membran potensial, menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah sehingga
terjadi penurunan resistensi perifer dan tekanan darah menurun. Buah
nanas mengandung vitamin C (24,0 miligram) dan vitamin A (39,0
miligram) dalam setiap 100 gram nanas. Nanas kaya akan vitamin A dan
C yang bersifat antioksidan Vitamin C yang terkandung dalam nanas dapat
merangsang sintesis prostaglandin sehingga menyebabkan vasodilatasi
pembuluh darah dan menginduksi pelepasan norepinefrin dari kelenjar
adrenal sehingga mengurangi kadar natrium dalam plasma. Selain itu juga
24

mengandung kalsium, fosfor, magnesium, mangan, zat besi, thiamin,


natrium kalium, gula buah (sukrosa), serta enzim bromelain, suatu enzim
protese yang bekerja sebagai pemecah protein, Nanas juga mengandung
cukup banyak serat (Widiantari, 2014).
Selain kandungan kalium, Nanas juga mengandung vitamin C yang
juga dapat menurunkan tekanan darah.Mekanisme penurunan tekanan
darah oleh vitamin C belum diketahui secara pasti.Namun vitamin C
diduga memodulasi pengeluaran nitrit oxida. Vitamin C merupakan zat
antioksidan yang dapat menurunkan stress oksidatif yang juga dapat
menurunkan tekanan darah. Mekanisme dari Vitamin C yaitu dengan
menurunkan regulasi NADPH oksidase yang merupakan sumber utama
ROS pada dinding pembuluh darah, dan mengatur peningkatan regulasi
eNOS (endothelial NO synthase) sehingga kedua efek tersebut dapat
menurunkan tekanan darah (Hidgon, 2014).
Buah nanas merupakan sumber antioksidan dari berbagai kandungan
fitokimia senyawa fenolik dan flavonoid, dimana antioksidan bekerja
dengan menangkap radikal bebas, sehingga dapat menurunkan tekanan
darah serta dapat menghambat proliferasi sel kanker dan menjadi agen
antikanker (Hatam dkk., 2013; Pambudi, 2017; Lu dkk., 2014; Ferreira
dkk., 2016).
Nanas umumnya memiliki rasa manis dan segar, mengandung
kalium dan vitamin C yang mampu membantu menurunkan tekanan
darah. Menurut Budiman dan Destina (2014), dalam 300 ml jus nanas
smooth cayene (Ananas comosus (L.) merr.) mengandung 130 mg kalium
dan 43.8 mg vitamin C. Adanya kandungan kalium, antioksidan pada
nanas diharapkan menjadi salah satu pilihan minuman selingan dalam
bentuk jus bagi penderita hipertensi.
Sitanggang (2014) menyatakan bahan pangan yang mengandung
kalium baik dikonsumsi penderita tekanan darah tinggi.Kebutuhan kalium
diperkirakan sebesar 2000 mg/hari. Jhondry (2014) dalam Maria, dkk.,
(2014) bahwa peningkatan asupan kalium dapat menurunkan tekanan
25

darah, penurunan tekanan darah ini dapat dikarenakan adanya penurunan


resistensi vaskular akibat dilatasi pembuluh darah serta adanya
peningkatan kehilangan air dan bagian ekstraseluler dan menurunkan
tekanan darah (Feby, 2014).
Dalam sistematika (taksonomi) tanaman nanas diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Kingdom : Plantae
b. Subkingdom:Tracheobionta
c. Superdivisi:Spermatophyta
d. Divisi:Mangnoliophyta
e. Kelas:Liliopsida
f. Subkelas:Commelinidae
g. Ordo:Bromeliales
h. Famili:Bromeliaceae
i. Genus:Ananas
j. Spesies: Ananas comosus (L.)Merr.

Adapun kandungan gizi buah nanas per 100 gram dapat dilihat dari
Tabel berikut ini :
Tabel 2.1
No. Informasi Gizi Jumlah
Energi 48 kkal
Lemak 0,12 gr
Lemak Jenuh 0,009 gr
Lemak tak jenuh Ganda 0,042 gr
Lemak Tak Jenuh Tunggal 0,014 gr
Kolesterol 0 mg
Protein 0,54 gr
Karbohidrat 12,63 gr
Serat 1,4 gr
10 Gula 9,26 gr
11 Sodium 1 mg
12 Kalium 115 mg
(Sumber Informasi Gizi :http: //www.fatsecret.co.id/kalori-gizi/umum/nanas.2015).
26

a. Antioksidan
a) Pengertian antioksidan
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda,
memperlambat, dan mencegah proses oksidasi lipid. Dalam arti
khusus, antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau mencegah
terjadinya reaksi antioksidasi radikal bebas dalam oksidasi lipid
(Kochhar dan Rossell, 2014). Sumber-sumber antioksidan dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu antioksidan sintetik
(antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia) dan
antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami). Beberapa
contoh antioksidan sintetik yang diizinkan penggunaannya untuk
makanan dan penggunaannya telah sering digunakan, yaitu butil
hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluen (BHT), propil galat, tert-
butil hidoksi quinon (TBHQ) dan tokoferol. Antioksidan-antioksidan
tersebut merupakan antioksidan alami yang telah diproduksi secara
sintetis untuk tujuan komersial. Antioksidan alami di dalam makanan
dapat berasal dari (a) senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu
atau dua komponen makanan, (b) senyawa antioksidan yang terbentuk
dari reaksi-reaksi selama proses pengolahan, (c) senyawa antioksidan
yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan ke makanan sebagai
bahan tambahan pangan (Pratt,2014).
Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang
berasal dari tumbuhan. Kingdom tumbuhan, Angiosperm memiliki
kira-kira 250.000 sampai 300.000 spesies dan dari jumlah ini kurang
lebih 400 spesies yang telah dikenal dapat menjadi bahan pangan
manusia. Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari tumbuhan yang
dapat dimakan, tetapi tidak selalu dari bagian yang \dapat dimakan.
Antioksidan alami tersebar di beberapa bagian tanaman, seperti pada
kayu, kulit kayu, akar, daun, buah, bunga, biji dan serbuk
sari(Pratt,2014).
27

Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa


fenolik atau polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid,
turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol dan asam-asam organik
polifungsional.Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas
antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, kateksin, flavonol dan
kalkon.Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat, asam
ferulat, asam klorogenat, dan lain-lain.
Melalui kerja oksidatif yakni sebagai antioksidan yang akan
meredam spesies oksigen reaktif dan meningkatkan potensi
antioksidan sehingga mengurangi kerusakan oksidatif pada lipid
(termasuk lipid membran dan lipoprotein), protein dan DNA.
Mekanisme non-oksidatif melalui pengaturan fungsi gen, memperbaiki
gap-junction communication, modulasi hormone dan respon imun dan
pengaturan metabolisme yang semuanya kan menyebabkan penurunan
resiko penyakit kronik.

b) Fungsi zat antioksidan


Terdapat beberapa fungsi zat antioksidan yang sangat penting
bagi tubuh manusia. Berkaitan dengan fungsinya, senyawa antioksidan
diklasifikasikan dalam lima tipe antioksidan, yaitu sebagai berikut:
1) PrimaryAntioxidants
Primary antioxidants, yaitu senyawa-senyawa fenol yang mampu
memutus rantai reaksi pembentukan radikal bebas asam lemak.
Dalam hal ini memberikan atom hidrogen yang berasal dari gugus
hidroksi senyawa fenol sehingga terbentuk senyawa yang
stabil.Senyawa antioksidan yang termasuk kelompok ini, misalnya
BHA, BHT, PG, TBHQ, dan tokoferol.
2) OxygenScavengers
Oxygen scavengers, yaitu senyawa-senyawa yang berperan sebagai
pengikat oksigen sehingga tidak mendukung reaksi oksidasi.
Dalam hal ini, senyawa tersebut akan mengadakan reaksi dengan
28

oksigen yang berada dalam sistem sehingga jumlah oksigen akan


berkurang. Contoh dari senyawa-senyawa kelompok ini adalah
vitamin C (asam askorbat), askorbilpalminat, asam eritorbat, dan
sulfit.
3) Secondary Antioxidantsi
Secondary antioxidantsI, yaitu senyawa-senyawa yang mempunyai
kemampuan untuk berdekomposisi hidroperoksida menjadi prodak
akhir yang stabil. Tipe antioksidan ini pada umumnya digunakan
untuk menstabilkan poliolefin resin. Contohnya, asam
tiodipropionat dan dilauriltiopropionat.
4) Antioxidative EnzimeI
Antioxidative EnzimeI, yaitu enzim yang berperan mencegah
terbantuknya radikal bebas. Contohnya glukose oksidase,
superoksidase dismutase (SOD), glutation peroksidase, dan
kalalase.
5) Chelators Sequestrants
Chelators sequestrants, yaitu senyawa-senyawa yang mampu mengikat
logam seperti besidan tembaga yang mampu mengkatalis reaksi
oksidasi lemak. Senyawa yang termasuk didalamnya adalah asam
sitrat, asam amino, ethylenediaminetetra acetid acid (EDTA), dan
fosfolipid. (Sumber : Physycologimania, 2015).

b. Pengaruh Serat Terhadap Hipertensi


Serat merupakan bagian dari tanaman yang tidak dapat dipisahkan.
Ada dua jenis serat (crude fiber) yaitu serat kasar dan serat makanan
(dietary fiber). Serat kasar merupakan serat tumbuhan yang tidak larut air.
Serat kasar berfungsi mencegah terjadinya konstipasi, hemoroid, usus
buntu, ambeien, dan divertikulosis. Sedangkan serat larut air berfungsi
sebagai pengikat asam empedu, sehingga dapat menurunkan absorbsi
lemak dan kolesterol sehingga mengurangi, meringankan dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskular.
29

Beberapa studi menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara


konsumsi serat dengan resiko Coronary Heart Diasease (CHD).
Diilustrasikan bahwa setiap 10 gram penambahan serat pada makanan
akan menurunkan resiko kematian akibat CHD sebesar 17-35%. Faktor
risiko CHD termasuk hiperkolesterolemia, hipertensi, obesitas dan
diabetes mellitus tipe II. Dengan demikian, jika konsumsi serat mencukupi
akan berdampak baik pada tekanan darah yang akan menurunkan risiko
CHD. Serat merupakan substansi dalam makanan yang signifikan dapat
mengurangi risiko tekanan darah tinggi. Serat dapat mengikat
mikronutrien tertentu seperti natrium yang berperan penting pada
mekanisme tekanan darah. Selanjutnya menyebabkan mikronutrien
tersebut dieliminasi dan tidak diabsosrbsi ke dalam aliran darah.

c. Jus Nanas
Jus digunakan untuk mengendalikan hipertensi. Jus kaya serat,
vitamin C, vitamin A, kalsium, Magnesium, dan lemak esensial terbukti
efektif meredam tekanan darah. Kandungan serat yang tinggi di dalam
sayuran dan buah akan mengikat lemak dan kelebihan garam. kelebihan
lemak dan garam ini akan dibuang oleh tubuh bersama dengan kotoran.
Kondisi inilah yang akan mengurangi risiko hipertensi dengan alami.
Beberapa buah yang bisa dijadikan bahan untuk terapi jus untuk
mengendalikan hipertensi antara lain, jambu biji, jeruk, pepaya, mangga,
apel, semangka, melon, belimbing, nanas, markisa, pir, sirsak, delima,
stroberi, rambutan, mengkudu, dan kiwi. Sementara sayuran peredam
hipertensi diantaranya asparagus, seledri, selada air, sawi putih, sayuran
hijau, misalnya bayam, seledri atau brokoli, wortel, kol, tomat, mentimun.
Jus juga bisa ditambah dengan bawang putih, yogurt tawar rendah lemak,
(plain yogurt) atau minyak zaitun yang kaya dengan asam lemak omega3.
Hasil penelitiaan yang telah dilakukan selama 10 hari terhadap 15
responden yang menderita Hipertensi primer di Wilayah Kerja Puskesmas
Pekauman Banjarmasin 2016, didapatkan Hasil penelitiaan menunjukan
30

bahwa hasil pengukuran tekanan darah sebelum konsumsi jus Nanas


(Ananas comosus (L.) merr.) nilai tertinggi umtuk sistolik adalah 160
mmHg dan nilai terendahnya 140 mmHg dengan rata-rata tekanan darah
sistolik 148 mmHg sedangkan untuk tekanan darah diastolik nilai tertinggi
adalah 110 mmHg dengan nilai terendahnya 90 mmHg dengan rata-rata 96
mmHg. Hasil penelitiaan didapatkan sesudah konsumsi jus Nanas (Ananas
comosus (L.) merr.) nilai tertinggi untuk sistolik adalah 130 mmHg dan
nilai terendahnya 100 mmHg dengan rata-rata tekanan darah sistolik 119
mmHg sedangkan untuk tekanan darah diastolik nilai tertinggi adalah 80
mmHg dan nilai terendahnya 60 mmHg dengan rata-rata 68mmHg.

d. Cara Pembuatan Jus Nanas


a) Alat dan Bahan
- Buah nanas matang : 250gr
- Blender : 1 buah
- Pisau : 1 buah
- Air : 50ml (10sdm)
- Gelas Ukur : 1 buah
- Timbangan: 1 buah
- Saringan : 1 buah
b) Cara pembuatan
1. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu
2. Kupas dan potong buah nanas dan timbang 250 gr untuk 1 gelasjus
3. Cuci buah nanas dengan air mengalir
4. Ambil daging buah nanas
5. Masukan kedalam blender
6. Masukan air sebanyak 50 ml kedalam blender
7. Bahan tersebut diblender selama 1 menit sampai membentuk
cairan/jus
8. Saring cairan jus dengan menggunakan saringan agar ampasnya
terpisah
9. masukan jus kedalam gelas/wadah
31

c) Cara mengkonsumsinya

Menurut Human (2014) jus Janas ini disarankan untuk dikonsumsi

sebanyak 250 ml per hari. Jus sebaiknya dikonsumsi pada waktu selingan,

pagi atau sore. Kandungan mineral berupa kalium, nitrat dan antioksidan

didalamnya diharapkan mampu membantu memberikan pengaruh dalam

menurunkan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi.


32

B. Kerangka Teori

Penyebab:
1. Faktorgenetik
Tanda dan Gejala 2. Umur
3. Jenis kelamin
1. Sakit kepala
4. Mengkonsumsi garam
2. Pandangan menjadi kabur
berlebih
3. Kelelahan
5. Kebiasaan merokok
6. Obesitas
7. Stres

Akibat :
Penatalaksaan 1. stroke
2. jantung
3. gagal ginjal

Farmakologi :

1. Diuretik
2. Beta bloker
3. ACE-inhibitor
4. Ca bloker
Non Farmakologi:

1) Pembatasan asupan garam


dan natrium
2) Olahraga secara teratur
3) Tidak minum- minuman
beralkohol
4) Tidak merokok
5) Menghindari stres
6) Menghindari obesitas
7) Buah Nanas
Adapun kandungan buah
nanas : Vitamin A,
Vitamin C, kalium,
magnesium dan lemak
esensial.

Perubahan tekanan darah


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan desain Pre Experimental Design dengan

rancangan Pretest Posttest One Group Design (Notoadmodjo, 2014). Desain

penelitian ini akan melakukan observasi (pengukuran tekanan darah) sebelum

dan sesudah diberikan perlakuan pada satu kelompok (dilakukan pengukuran

tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian minuman jus nanas) dan tidak

terdapat kelompok pembanding (kontrol).

Tabel 3.1

Rancangan penelitian Pre-test Post-test One Group Design

Pre Test Perlakuan Post Test

01 X 02

Keterangan:
01 : Pengukuran tekanan darah sebelum diberikan pemberian
minuman jus nanas X : Perlakuan dimana diberikan minuman
jusnanas
02 : Pengukuran tekanan darah setelah diberikan pemberian minuman
jusnanas

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 3 – 8 Desember di

wilayah kerja Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Tahun 2022.

33
34

C. Populasi, Sample dan Teknik Sampling


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
akan diteliti (Notoadmodjo,2014). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh penderita Hipertensi yang berkunjung di wilayah
kerja Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan dengan jumlah 286.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo,
2014). Menurut Hidayat (2014) besar sampel dihitung dengan
rumus Federer, secara sederhana dapat dirumuskan:

Rumus : (n-1) (t-1) ≥ 15

Keterangan :
n = Besar Sampel
t = Jumlah Perlakuan (n-1) (t-1) ≥ 15
(n-1) (2-1) ≥ 15
(n-1) 1 ≥ 15
n ≥ 15 + 1
n ≥ 16

Peneliti memilih 16 responden yang sesuai dengan kriteria

inklusi pada satu kelompok perlakuan sehingga jumlah sampel

peneliti sebanyak 16 orang.

3. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling
dimana pengambilan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan
tertentu dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai
dengan yang dikehendaki oleh peneliti atau memenuhi kriteria
inklusi (Notoadmodjo, 2014). Adapun yang sesuai dengan yang
dikehendaki peneliti adalah siswi yang kooperatif dengan peneliti.
Berikut adalah kriteria inklusi dan kriteria eksklusinya sebagai
berikut:
35

a. Kriteria inklusi
1. Penderita hipertensi stadium 1 (tekanan darah sistolik 140-
159 mmHg dan tekanan darah diastolik 90-99mmHg
2. Bersedia jadi responden
3. Tinggal diwilayah kerja puskesmas Ranah Ampek Hulu
Tapan
4. Pasien sedang rutin mengkonsumsi obat hipertensi
5. Responden bisa baca dan tulis
b. Kriteria eksklusi
1. Tidak mau untuk menjadi subjek penelitian
2. Penderita hipertensi dengan komplikasi (gagal jantung,
masalah pada hati dan gangguan pada ginjal).
3. Responden yang mengkonsumsi obat herbal lain

D. Etika Penelitian
Dalam proses melakukan penelitian, peneliti melakukan
permohonan untuk mengurus surat izin penelitian dari STIKES Syedza
Saintika Padang untuk melakukan penelitian terkait dengan judul
penelitian yaitu Pengaruh Pemberian Jus Nanas Terhadap Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi Wilayah Kerja Puskesmas Ranah
Ampek Hulu Tapan Pada Tahun 2022.
Setelah mendapatkan rekomendasi surat izin penelitian dari STIKES
Syedza Saintika Padang selanjutnya diteruskan ke Kantor Badan
Kesatuan Bangsa Dan Politik (KESBANGPOL) selanjutnya diteruskan
ke Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan, Setelah
mendapatkan surat izin dari Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir
Selatan, selanjutnya diantarkan ke Puskesmas Ranah Ampek Hulu
Tapan, Setelah itu peneliti memasukkan surat izin penelitian dari
Kantor Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik, Dinas Kesehatan Pesisir
Selatan dan surat izin dari STIKES Syedza Saintika kepada Puskesmas
Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan. Apabila surat
penelitian telah diterima dan memberikan izin maka peneliti dapat
36

melakukan penelitian di Wilayah Kerja Ranah Ampek Hulu Tapan


Kabupaten Pesisir Selatan. Etika yang harus diperhatikan oleh peneliti
sebagai berikut:
1. Lembar Persetujuan (informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan sebelum penelitian dilaksanakan
agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian yaitu
untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Jus Nanas Terhadap
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan.
Responden yang bersedia untuk diteliti akan menandatangani
lembar persetujuan tersebut, jika responden menolak maka peneliti
harus menghormati hak-hak dari responden.
2. Tanpa Nama (Anonim)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti
tidak mencantumkan nama subjek, peneliti hanya akan memberikan
inisial nama responden sehingga identitas responden dapat terjaga.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden
dijamin kerahasiaannya. Kerahasiaan informasi responden
mengenai Pengaruh Pemberian Jus Nanas Terhadap Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ranah
Ampek Hulu Tapan dapat dipublikasikan atau digunakan oleh
penelitian lain setelah mendapatkan izin dari peneliti.
4. Menghormati keadilan dan inklusivitas (Respect For Justice
Inclusiveness)
Penelitian ini dilakukan secara jujur, adil dan tidak membeda-
bedakan satu sama lain, tepat dan hati-hati, penelitia juga
memberikan keuntungan dan beban merata sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan subjek.
5. Balancing harms andbenefits
Penelitian ini memperhitungkan manfaat dan kerugian
ditimbulkan dalam melakukan penelitian.
37

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Jenis data
a. Dataprimer
Data yang didapat dari pengumpulan data yang
dilakukan secara langsung (observasi) dengan mengukur
tekanan darah pada penderita hipertensi sebelum dan sesudah
diberikan minuman jus buah nanas.
b. Data Sekunder
Data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Pesisir Selatan dan Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan
tentang jumlah hipertensi di wilayah kerja puskesmas tersebut.
Langkah-langkah dalam melakukan penelitian adalah sebagai
berikut:
1) Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu
mengurus surat izin penelitian dari kampus Stikes Syeda
Saintika Padang dan diberikan kepada Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) lalu ke Dinas
Kesehatan PesisirSelatan.
2) Dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan diberikan
kepada Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan untuk
melakukan penelitian.
3) Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian ke
Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Kabupaten Pesisir
Selatan.
4) Setelah mendapat persetujuan dari pihak puskesmas,
penelitiandilakukan.
5) Peneliti menemui responden dengan datang ke wilayah Kerja
Puskesmas Ranah Ampek HuluTapan.
6) Memberikan penjelasan pada responden tujuan penelitian
tentang pengaruh pemberian minuman jus nanas terhadap
tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja
puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan kabupaten pesisir
selatan tahun 2022.
38

7) Menentukan responden dan memberikan informed consent


kepada responden yang dipilih, dan membuat kontrak waktu
dengan responden.
8) Mengukur tingkat tekanan darah sebelum dilakukan
pemberian minuman jus Nanas pada Penderita Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan
Kabupeten PesisirSelatan.
9) Pemberian jus nanas dilakukan selama 5 hari bertutut-turut
dan mengukur kembali tekanan darah 3 jam setelah
mengkonsumsi jus nanas.
10) Dibantu oleh enumerator sebnayak 2 orang, yang tugasnya
satu orang melakukan pencatatan tekanan darah sebelum dan
sesudah diberikan minuman jus nanas. Dan yang satunya
lagi sebagai dokumentasi yang menjadi bukti untuk
penelitian.
11) Mencatat dan mengukur tekanan darah pasien sesudah
diberikan minuman jusnanas.
F. Teknik Pengolahan Data
Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkahnya,
diantaranya (Hidayat,2016):
1. Pemeriksaan data (Editing)
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Pada saat penelitian
tekanan darah pada penderita hipertensi, editing dilakukan ketika
data tentang tekanan darah pada penderita hipertensi telah
terkumpul.
2. Pengkodean data (Coding)
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode
ini sangat penting bila pengolahan data dan analisis data
menggunakan komputer.Pada penelitian ini, pengkodean dilakukan
hasil ukur sebelum dan sesudah tekanan darah penderita hiperntesi.
39

3. Memasukan data (Entry)


Data yang telah didapatkan dari hasil pengumpulan data, dan
sudah diberikan kode, kemudian dimasukan kedalam tabel dengan
cara menghitung frekuensi data.
4. Pembersiahan data (Cleaning)
Data yang telah dimasukkan diperiksa kembali untuk melihat
kemungkinan- kemungkinan kesalahan kode, ketidaklengkapan
data, dan semua data sudah benar. Data penelitian yang sudah
terkumpul dan di masukkan membutuhkan uji normalitas untuk
melihat hasil apakah distribusi data sudah normal atau tidak.
5. Metabulasi data (Tabulating)
Memproses data dilakukan dengan cara mengentri atau memasukan
data ke program komputerisasi.

G. Teknik Analisa Data


1. AnalisaUnivariat
Analisa Univariat bertujuan untuk menjelaskan karakteristik
setiap variabel yang diteliti dengan menggunakan statistik untuk
melihat nilai mean, median, standar deviasi, nilai minimum dan
nilai maksimum dari tekanan darah (hipertensi) sebelum dan
sesudah perlakuan (pretest dan posttest) pada subjek penelitian.
2. Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh minum jus
buah nanas terhadap tingkat tekanan darah (hipertensi) sebelum
dan sesudah diberikan perlakuan terhadap subjek. Data yang
mendukung penelitian akan dianalisa dengan menggunakan uji
statistik dependent t-test untuk melihat pengaruh variabel
independent terhadap variabel dependent (Notoadmodjo, 2014).
Kesimpulan dari hasil uji statistik adalah jika nilai p < 0,05
maka secara statistik terbukti bahwa pemberian minuman jus buah
nanas berhubungan secara bermakna dengan tingkat tekanan darah
(hipertensi), jika nilai p > 0,05 maka secara statistik membuktikan
bahwa pemberian minuman jus buah nanas tidak berpengaruh
terhadap tingkat tekanan darah (hipertensi).
40

H. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dibuat untuk memudahkan peneliti dalam
merumuskan masalah yang telah diteliti. Berdasarkan masalah
penelitian, kerangka konsep tentang pengaruh pemberian jus nanas
pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut:
Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Pengaruh Pemberian jus nanas pada penderita Hipertensi

Variabel Dependen Variabel Independen

Pemberian jus nanas Tekanan Darah pasien Hipertensi

I. Defenisi Operasional

Tabel 3.2
Defenisi Operasional Pengaruh Pemberian jus nanas (Ananas comosus (L.) merr.)
terhadap Tekanan Darah pada penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan.

Definisi Hasil Skala


Variabel Alat Ukur Cara Ukur
Operasional Ukur Ukur

DependenTekana Tekanan Darah Sphygnomano Memeriksa Satuan Rasio


n Darah pada yang di cek pada meter dan Tekanan Darah mmHg
Penderita saat sebelum dan stetoskop menggunakan
Hipertensi sesudah diberikan Sphygnomanometer
intervensi dan stetoskop
pemberian jus
nanas dengan
satuan mmHg.

Independen Pengobatan non - - - -


Pengaruh farmakologi yang
Pemberian jus menggunakan
41

nanas seduhan jus nanas


42

Cara Kerja:
a) Alat dan Bahan
- Buah nanas matang : 250gr
- Blender : 1 buah
- Pisau : 1 buah
- Air : 50ml (10sdm)
- Gelas Ukur : 1 buah
- Timbangan : 1 buah
- Saringan : 1 buah

b. Cara pembuatan
1. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu
2. Kupas dan potong buah nanas serta timbang 250 gr untuk 1 gelas
3. Cuci buah nanas dengan air mengalir
4. Ambil daging buahnanas
5. Masukan kedalamblender
6. Masukan air sebanyak 50 ml kedalam blender
7. Bahan tersebut diblender selama 1 menit sampai membentuk
cairan / jus
8. Saring cairan jus dengan menggunakan saringan agar ampasnya
terpisah.
9. masukan jus kedalam gelas/wadah
(Sumber: Human,2014).

J. Hipotesis Penelitian
Ha : Ada Pengaruh Pemberian jus nanas setelah diberikan pada
penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ranah Ampek
Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2022.
Ho : Tidak Ada Pengaruh Pemberian jus nanas setelah diberikan pada
penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ranah Ampek
Hulu Tapan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2022.
43
DAFTAR PUSTAKA

Amila, A., Sinaga, J., & Sembiring, E. (2018). Self efficacy dan Gaya Hidup
Pasien Hipertensi. Jurnal Kesehatan, 9(3), 360-365.

Angelika, L., Annisa, N., & Prasetya, F. (2020, February). Pengaruh Jus Buah
Nanas Kombinasi Madu sebagai Penurun Tekanan Darah pada Pasien
Hipertensi. In Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals
Conferences (Vol. 11, pp. 70-75).

Angelina, M. (2021). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi pada


Pengemudi Kopaja di Terminal Kampung Rambutan Jakarta Tahun 2019. 
Jurnal Kesehatan, 14(1), 43-51.

Anuhgera, D. E., Yolanda, R., Sitorus, R., & Ritonga, N. J. (2020). Pengaruh
Pemberian Rebusan Daun Seledri (Apium Graveolens L) Terhadap
Tekanan Darah Pada Wanita Menopause Dengan Hipertensi. Jurnal
Kebidanan Kestra (JKK), 3(1), 67-74.

Asadha, S. A. (2021). Efektivitas Jus Mentimun (Cucumis sativus L) Dalam


Menurunkan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Jurnal Medika
Hutama, 3 (01 Oktober), 1594-1600.

Buku Panduan Penulisan Proposal / Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan


Stikes Syedza Saintik Padang.2020.

Buku Panduan Penulisan Proposal / Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan


Stikes Syedza Saintik Padang.2021

Diliyanti, S., & Muriman, Y. (2020). Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian
Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Meo-Meo Kota Bau
Bau. Jurnal Industri Kreatif (JIK), 4(01), 45-56.

Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan (2021).

40
41

Fitri, N. (2021). Pengaruh Pemberian Jus Wortel Terhadap Penurunan Tekanan


Darah pada Penderita Hipertensi. Jurnal Kesehatan Maharatu, 2 (2), 36-
46.

Harahap, D. A., Aprilla, N., & Muliati, O. (2019). Hubungan Pengetahuan


Penderita Hipertensi Tentang Hipertensi Dengan Kepatuhan Minum Obat
Antihipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kampa Tahun 2019. Jurnal
Ners, 3(2), 97-102.

Hidayah, N., Utomo, A. S., & Denys, D. (2018). Pengaruh Jus Tomat Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Lansia. The
Indonesian Journal of Health Science, 77-83.

http: //www.fatsecret.co.id/kalori-gizi/umum/nanas.2015

http://sucicahyati.blogspot.com/2014/15/likopen-senyawa-anti-oksidan.html

Magfiroh, S., & Razak, M. (2019). Jus Buah Berbasis Bit Merah (Beta vulgaris)
Penambahan Nanas Smooth Cayenne (Ananas comosus (L) merr.) Sebagai
pangan fungsional bagi Penderita hipertensi. Agromix, 10 (1), 10-21.

Muda, D. P. H. U. D. (2020). Pemberian Jus Semangka terhadap Penurunan


Tekanan. Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIKA) Vol, 2(3). Wikipedia, (2021)

Mustaqimah, M., Sari, A., & Jainah, J. (2016). Efektivitas Konsumsi Mix Jus
Seledri (Apium Graveolens) dan Jus Nanas (Ananas Comosos) Pada
Hipertensi di Wilayah Puskesmas Pekauman. Dinamika Kesehatan: Jurnal
Kebidanan Dan Keperawatan, 7 (2), 347-360.

Telaumbanua, A. C., & Rahayu, Y. (2021). Penyuluhan Dan Edukasi Tentang


Penyakit Hipertensi. Jurnal Abdimas Saintika, 3(1), 119.

Zaenurrohmah, D. H., & Rachmayanti, R. D. (2017). Hubungan pengetahuan dan


riwayat hipertensi dengan tindakan pengendalian tekanan darah pada
lansia. Stroke, 33(46.1),67.
42

Lampiran 1

SURAT IZIN PENGAMBILAN DATA AWAL DARI STIKES SYEDZA


SAINTIKA PADANG
43

Lampiran 2

SURAT IZIN PENGAMBILAN DATA DARI DINAS KESEHATAN


KABUPATEN PESISIR SELATAN
44

Lampiran 3

SURAT IZIN PENGAMBILAN DATA


DARI PUSKESMAS RANAH AMPEK HULU TAPAN
45

Lampiran 4

FORMAT PERESTUJUAN
(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :

Setelah membaca penjelasan lembaran pertama dan saya mengerti, bahwa


penelitian ini tidak berakibat buruk bagi saya serta identitas dan informasi yang
saya berikan dijaga kerahasiaanya dan betul-betul hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian.

Maka saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian yang akan
dilakukan oleh Fitri Mahasiswi Keperawatan STIKes SYEDZA SAINTIKA
Padang dengan judul “Pengaruh Pemberian Jus Nanas(Ananas Comosus(L.)
Merr.) Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Tahun 2022”.

Tanda tangan saya menunjukan bahwa saya diberikan informasi dan memutuskan
berpartisipasi dalam penelitian ini.

Padang , 2022
46

Lampiran 5

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah membaca dan memahami isi penjelasan pada lembar pertama (Lembar
Permohonan Responden), saya menyatakan bersedia dan turut berpartisipasi
sebagai responden pada penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa S1 Ilmu
Keperawatan STIKES Syedza Saintika Padang yang bernama Fitri dengan judul
penelitian “Pengaruh Pemberian Jus Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr.)
Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Ranah Ampek Hulu Tapan Tahun 2022”. Saya memahami bahwa penelitian ini
tidak berakibat negatif pada saya, sebagai jawaban yang saya berikan adalah benar
adanya dan sesuai kenyataan, pengetahuan dan pengalaman saya serta di
rahasiakan.

Oleh karena itu saya bersedia menjadi responden pada penelitian ini, dengan suka
rela dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Padang, 2022
Responden
47

Lampiran 6

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,
Bapak/Ibu Pasien Hipertensi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan STIKES Syedza Saintika Padang:

Nama : Fitri
Nim : 1802089

Menyatakan bahwa akan mengadakan penelitian yang berjudul


“PENGARUH PEMBERIAN JUS NANAS (ANANAS COMOSUS (L.) MERR.)
TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANAH AMPEK HULU TAPAN TAHUN
2022”.
Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi pasien
sebagai responden. Kerahasian semua informasi yang diberikan akan dijaga dan
hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja.
Apabila pasien menyetujui maka dengan ini saya memohon kesedian
untuk menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan. Atas perhatian Bapak/Ibu sebagai responden saya ucapkan terima
kasih.

Padang , 2022
Peneliti
48

Lampiran 7

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

PENGARUH PEMBERIAN JUS NANAS (ANANAS COMOSUS (L.) MERR.)


TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANAH AMPEK HULU TAPAN
TAHUN 2022

STANDAR PEMBUATAN JUS NANAS


OPERATIONAL (Ananas comosus (L.) merr.)
PROSEDUR
Pengertian Tindakan pembuatan jus nanas pada pasien Hipertensi untuk
menurunkan tekanan darah
Tujuan Menurunkan Tekanan Darah
Kebijakan Tekanan Darah Pasien Hipertensi
Petugas Peneliti
Alat dan Bahan 1. Buah nanas matang250gr
2. Blender
3. Pisau
4. Air50ml (10sdm)
5. Gelas Ukur
6. Timbangan
7. Saringan
Prosedur a. Fase Prainteraksi
Pelaksanaan 1. Mencuci Tangan
2. Menyiapkan Alat
b. Fase Orientasi
1. Memberikan /mengucapkan Salam
2. Menjelaskan tujuan penelitian
3. Menjelaskan langkah prosedur pembuatan jus nanas
4. Menanyakan persetujuan klien ( informed consen)
c. Fase Kerja
 Persiapkan alat dan bahan
 Cuci tangan
 Menyiapkan 250 gr buah nanas
 Cuci buah nanas dengan air mengalir sampai bersih
 Nanas ditimbang 250 gr untuk 1 gelas jus
 Nanas dipotong dengan ukuran kecil
 Masukkan nanas kedalam blender
 Masukkan air sebanyak 50 ml (sdm) ke dalam blender
 Bahan tersebut di blender selama 1 menit sampai
berbentuk cairan nanas
49

 Saring cairan jus dengan menggunakan saringan agar


ampasnya terpisah
 Masukkan ke dalam wadah/gelas
 Intruksikan untuk mengkonsumsi jus nanas 2 gelas
sehari yaitu pagi dan sore diminum selama 7 hari dan
sebaiknya dikonsumsi saat perut masih kosong pada
pagi hari selama 30-60 menit menjelang makan.
d. Fase Terminasi
1. Mencuci Tangan
2. Merapikan Alat
3. Melakukan Evaluasi
4. Melakukan kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya
5. Berpamitan
6. Salam
Lampiran 8
LEMBAR OBSERVASI
PENGARUH PEMBERIAN JUS NANAS (ANANAS COMOSUS (L.) MERR.)
TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANAH AMPEK HULU TAPAN TAHUN
2022

Jam Pemberian
Tekanan Tekanan
No Inisial Umur Pekerjaan 1 2 3 4 5 6 7
Darah Darah
P S P S P S P S P S P S P S

50
Lampiran 9
JADWAL KEGIATAN
PENGARUH PEMBERIAN JUS NANAS (ANANAS COMOSUS (L.) MERR.) TERHADAP TEKANAN DARAH
PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANAH AMPEK HULU TAPAN
TAHUN 2022.

51

Anda mungkin juga menyukai