SKRIPSI
Oleh :
DEVI NARAYANI A/P MANOHARAN
150100208
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Kedokteran
Oleh :
DEVI NARAYANI A/P MANOHARAN
150100208
Puji dan Syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan kurnia-nya yang telah memberikan kesempatan penulis untuk dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan berjudul “ Hubungan antara Stres
dengan Kualitas Hidup pada pasien Hipertensi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik (RSUP HAM) Medan”. Penulisan skripsi ini ditujukan sebagai tugas
akhir dalam pemenuhan persyaratan untuk memperoleh kelulusan Sarjana
Kedokteran dari Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengakui adanya kekurangan dalam tulisan ini sehingga laporan
hasil penelitian ini tidak mungkin disebut sebagai suatu karya yang sempurna.
Kekurangan dan ketidaksempurnaan tulisan ini tidak lepas dari berbagai macam
rintangan dan halangan yang selalu dating baik secara pribadi pada penulias
maupun dalam teknis pengerjaan. Penulis merasakan semua itu sebagai suatu
pujian dan pengalaman yang sangat berharga dalam kehidupan penulis yang kelak
dapat memberikan manfaat di kemudian hari.
Oleh karena kekurangan pada diri penulis dalam merampungkan skripsi ini,
maka semua itu tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari beberapa pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapkan terima
kasih kepada :
1. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, SpS(K), selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
2. dr. Yuki Yunanda, M.Kes sebagai dosen pembimbing skripsi atas
kesabaran, waktu dan masukan-masukan yang diberikan kepada Penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. dr. Dwi Rita Anggraini, M.Kes, Sp PA dan dr. Tri Widyawati,Msi,PhD
sebagai dosen penguji yang telah bersedia menguji dan memberikan
masukan demi perbaikan skripsi ini.
ii
iii
Halaman
Halaman Pengesahana Skripsi.................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iv
Daftar Gambar.......................................................................................................vii
Daftar Tabel..........................................................................................................viii
Daftar Singkatan.......................................................................................................x
Abstrak....................................................................................................................xi
Abstract..................................................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................3
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................3
1.3.1. Tujuan Umum...........................................................................3
1.3.2. Tujuan Khusus..........................................................................3
1.4. Manfaat Penelitian..............................................................................4
iv
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................57
LAMPIRAN
vi
vii
viii
Lampiran Judul
1 Biodata Penulis
2 Lembar Orisinalitas
5 Lembar Kuesioner
6 Ethical Clearance
ix
Latar Belakang. Hipertensi merupakan masalah kesehatan global. Kontrol Hipertensi yang buruk
berkontribusi terhadap terjadinya perubahan fisik, psikologis, maupun sosial seperti stres. Stres
pada pasien Hipertensi mempunyai implikasi buruk terhadap kualitas hidup.
Tujuan. Menganalisis hubungan antara stres dengan kualitas hidup pada pasien Hipertensi di
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan.
Metode. Disain penelitian ini merupakan analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi
penelitian ini adalah pasien Hipertensi yang berobat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik (RSUP HAM) Medan dengan sampel sebanyak 100 orang. Pengambilan sampel
menggunakan non-probability sampling dengan teknik consecutive sampling. Sumber data
penelitian adalah data primer. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara dengan
menggunakan kuesioner yang telah valid dan reliabel. Penilaian stres menggunakan kuesioner
PSS-10 dan untuk penilaian kualitas hidup menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF. Analisis
data menggunakan uji statistik Chi Square dengan menggunakan program komputer SPSS.
Sebelum dilakukan penelitian, protokol penelitian ini telah disetujui oleh komisi etik penelitian di
Fakultas Kedokteran USU dan semua pasien yang bersedia ikut dalam penelitian ini telah
menandatangani informed consent tertulis.
Hasil. Dalam penelitian ini menunjukkan 52 orang (52%) pasien mengalami stres dan 51 orang
(51%) pasien mempunyai kualitas hidup yang baik. Hasil uji Chi Square diketahui terdapat
hubungan yang bermakna antara stres dengan kualitas hidup pada pasien Hipertensi di Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan (p<0,05).
Kesimpulan. Ada hubungan yang signifikan antara stres dan kualitas hidup pada pasien
hipertensi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan.
xi
xii
1.1. LATARBELAKANG
Menurut kamus medis Amerika, kata kronis berarti sejarah atau penyakit yang
berlangsung sepanjang waktu. Secara medis dapat diartikan adalah kondisi
(penyakit) yang berlangsung dalam waktu lama dan secara terus menerus.
Penyakit kronis merupakan kontributor utama yang dapat berpengaruh pada
ketidakstabilan emosi dan kondisi fisik bahkan dapat menjadi penyakit. Contoh
penyakit kronis adalah Diabetes Mellitus (DM), Stroke, Penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK), Hipertensi dan sebagainya. Hipertensi adalah salah satu penyakit
kronis yang tidak dapat disembuhkan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan
darah (Wijaya, 2013).
Hipertensi atau penyakit tekanan darah merupakan salah satu penyakit
degeneratif dimana tekanan darah pada dinding arteri (pembuluh darah bersih)
meningkat. Kondisi ini dikenal sebagai “pembunuh diam-diam” karena jarang
memiliki gejala yang jelas. Menurut Joint National Committee (JNC) 7, nilai
tekanan darah yang normal adalah 120/80 mmHg dan dibagi dalam tiga
klasifikasi pre-hipertensi, hipertensi derajat 1, dan hipertensi derajat 2 (Martin,
2008).
Data World Health Organization (WHO) tahun 2008 menunjukan, diseluruh
dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4% penduduk diseluruh dunia menderita
hipertensi. Hipertensi membunuh hampir 8 miliyar orang setiap tahun di dunia
dan hampir 1,5 juta orang setiap tahunnya di kawasan Asia Timur-Selatan.
Sepertiga dari orang dewasa di Asia Timur-Selatan menderita hipertensi (WHO,
2015). Di Indonesia, berdasarkan analisis hipertensi didapatkan prevalensi
nasional adalah sebesar 5,3 persen (laki-laki 6,0% , dan perempuan 4,7%),
pedesaan (5.6%) lebih tinggi dari perkotaan (5,1%) (Rikesdas, 2013).
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang“ Hubungan antara Stres dengan Kualitas Hidup
pada Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP
HAM) Medan”.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang ingin digali
oleh peneliti dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat Hubungan antara Stres
dengan Kualitas Hidup pada Pasien Hipertensi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik (RSUP HAM) Medan? ”.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
stres dengan kualitas hidup pada pasien Hipertensi di Rumah SakitUmum Pusat
Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan.
2.1. HIPERTENSI
2.1.1. Definisi
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekan diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013). Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah. Pengobatan awal pada hipertensi sangatlah
penting karena dapat mencegah timbulnya komplikasi pada beberapa organ tubuh
seperti jantung, ginjal, dan otak (Muttaqin, 2009).
Salah satu guideline terbaru yang dapat dijadikan acuan di Indonesia adalah
guideline Joint National Community (JNC) 8 tahun 2014. Dua poin baru yang
penting dalam guideline JNC 8 ini adalah perubahan target tekanan darah sistolik
pada pasien berusia 60 tahun ke atas menjadi <150 mmHg dan target tekanan
darah pada pasien dewasa dengan diabetes atau penyakit ginjal kronik berubah
menjadi <140/90 mmHg. Modifikasi gaya hidup, meskipun tidak dijelaskan
secara detail juga tetap masuk dalam aloritma JNC 8 (Muhadi, 2016) yang dilihat
di gambar 2.1 yang dilampirkan di halaman 8.
a) Hipertensi esensial
Hipertensi esensial atau idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan dasar
patologis yang jelas. Lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi esensial.
Penyebab hipertensi meliputi faktor genetik dan lingkungan. Faktor
genetik mempengaruhi kepekaan terhadap natrium, kepekaan terhadap
stres, reaktivitas pembuluh darah terhadap vasokonstriktor, resistensi
insulin dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk faktor lingkungan antara
lain diet, kebiasaan merokok, stres emosi, obesitas dan lain-lain (Nafrialdi,
2009). Pada sebagian besar pasien, kenaikan berat badan yang berlebihan
dan gaya hidup tampaknya memiliki peran yang utama dalam
menyebabkan hipertensi. Kebanyakan pasien hipertensi memiliki berat
badan yang berlebih dan penelitian pada berbagai populasi menunjukkan
bahwa kenaikan berat badan yang berlebih (obesitas) memberikan risiko
65-70 % untuk terkena hipertensi primer (Guyton et al, 2008).
b) Hipertensi Sekunder
Meliputi 5-10% kasus hipertensi merupakan hipertensi sekunder dari
penyakit komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan
tekanan darah. Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit
ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang
paling sering. Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak,
dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi dengan
Populasi umum
(tidak ada diabetes atau CKD) Ada diabtes atau CKD
Usia ≥ 60 thn Usia < 60 thn Semua umur Semua umur CKD hadir dengan atautanpa
Diabetes hadir
Tidak ada CKD
BP Goal
BP Goal
<150/90 Gambar.2.1. Klasifikasi Hipertensi menurut JNC-8
<140/90 BP Goal
<140/90
BP Goal
<150/90
Nonblack Black
Mulai ACEI atau ARB,sendiri atau dalam komb
Mulailahdiuretik tipe tiazid Memulai diuretik tipe tiazid
atau ACEI atau ARB atau atau CCB, sendiri atau dalam
CCB, sendiri atau kombinasi
dalamkombinasi
Tidak
Perkuat gaya hidup dan kepatuhan
Tambahkan kelas obat yang belum dipilih (yaitu beta-blocker, antagonis aldosterone,orang lain) dan titrasidi atas obat untuk max (lihat belakang kartu)
Tidak
Pada gol tekanan darah? melanjutkan
Ya perawatan dan pemantauan saat ini
Faktor risiko yang tidak dapat diubah yang antara lain usia, jenis kelamin dan
genetik.
a. Usia
Usia mempengaruhi terjadinya hipertensi. Dengan bertambahnya umur,
risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi
di kalangan usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar 40%, dengan kematian
sekitar di atas usia 65 tahun (Depkes, 2006). Pada usia lanjut, hipertensi
terutama ditemukan hanya berupa kenaikan tekanan sistolik. Sedangkan
menurut WHO memakai tekanan diastolik sebagai bagian tekanan yang
lebih tepat dipakai dalam menentukan ada tidaknya hipertensi. Tingginya
hipertensi sejalan dengan bertambahnya umur yang disebabkan oleh
perubahaan struktur pada pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi
lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku, sebagai
akibatnya terjadi peningkatan tekanan darah sistolik. Penelitian yang
dilakukan di 6 kota besar seperti Jakarta, Padang, Bandung, Yogyakarta,
Denpasar dan Makassar terhadap usia lanjut (55-85 tahun), didapatkan
prevalensi hipertensi terbesar 52,5 % (Depkes, 2006).
b. Jenis kelamin
Faktor jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya hipertensi, dimana pria
lebih banyak yang menderita hipertensi dibandingkan wanita, dengan rasio
sekitar 2,29 untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Pria diduga
memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah
dibandingkan dengan wanita (Depkes, 2006). Namun, setelah memasuki
menopause, prevalensi hipertensi pada wanita meningkat. Setelah usia 65
tahun, terjadinya hipertensi pada wanita lebih meningkat dibandingkan
dengan pria yang diakibatkan faktor hormonal. Penelitian di Indonesia
prevalensi yang lebih tinggi terdapat pada wanita (Depkes, 2006). Data
Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) menyebutkan bahwa prevalensi
Faktor risiko penyakit jantung koroner yang diakibatkan perilaku tidak sehat
dari penderita hipertensi antara lain merokok, diet rendah serat, kurang aktifitas
gerak, berat badan berlebihan/kegemukan, konsumsi alkohol, hiperlipidemia atau
hiperkolestrolemia, stres dan konsumsi garam berlebih sangat berhubungan erat
dengan hipertensi (Depkes, 2006).
a. Kegemukan (obesitas)
Kegemukan (obesitas) adalah presentase abnormalitas lemak yang
dinyatakan dalam Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu perbandingan antara
berat badan dengan tinggi badan kuadrat dalam meter. Kaitan erat antara
kelebihan berat badan dan kenaikan tekanan darah telah dilaporkan oleh
beberapa studi. Berat badan dan IMT berkorelasi langsung dengan tekanan
darah, terutama tekanan darah sistolik. Sedangkan, pada penderita
hipertensi ditemukan sekitar 20-33% memiliki berat badan lebih
akibatnya lambat laun ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak
dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi
penumpukan di dalam tubuh.
d. Mata
Pada mata hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati hipertensi
dan dapat menimbulkan kebutaan.
e. Berhenti merokok
Merokok dapat meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen
untuk disuplai ke otot-otot jantung. Merokok pada penderita tekanan
darah tinggi semakin meningkatkan risiko kerusakan pada pembuluh
darah arteri. Tidak ada cara yang benar-benar efektif untuk
memberhentikan kebiasaan merokok. Beberapa metode yang secara
umum dicoba adalah sebagai berikut :
Insiatif sendiri
Menggunakan permen yang mengandung nikotin
Kelompok program
f. Mengurangi konsumsi alkohol
Hindari konsumsi alkohol berlebihan. Laki-laki : Tidak lebih dari 2 gelas
sehari, Wanita : Tidak lebih dari 1 gelas sehari.
2.2. STRES
2.2.1. Definisi
Stres dibedakan menjadi dua jenis yaitu; distres dan eustres. Selye (dalam
Safaria et al, 2009) mengatakan bahwa satu jenis stres yang sangat berbahaya dan
merugikan disebut distres dan satu jenis lagi stres yang justru bermanfaat atau
konstruktif disebut eustres. Pada penelitian ini akan ditekankan pada stres yang
bersifat negatif atau disebut distres. Distres merupakan jenis stres yang
memunculkan perasaan cemas, ketakutan, kekhawatiran atau gelisah. Stres juga
dapat menimbulkan dampak negatif (Safaria et al, 2009).
Dampak stres negatif bisa menimbulkan gejala fisik maupun psiologis dan
akan menimbulkan gejala-gejala tertentu. Stres negatif akan membawa persepsi
bahwa pengertian stres secara umum mengandung unsur yang negatif dan
membahayakan karena menimbulkan perasaan-perasaan yang tidak baik bagi
seseorang/individu. Jika dilihat dari pemaparan mengenai stres negatif, bisa jadi
jenis stres ini akan menimbulkan gejala-gejala yang nantinya akan nampak dalam
perwujudannya pada gejala fisik, emosi, kognitif, dan interpersonal.
Jenis stres negatif menimbulkan gejala-gejala yang akan nampak pada segi
fisik, emosi, kognitif, dan interpersonal. Rice (dalam Sarafia et al, 2009)
memaparkan ada lima gejala stres, yaitu :
a. Gejala fisik
Berupa keluhan seperti sakit kepala, sakit pinggang, susah tidur, sakit
perut, hilang selera makan, kehilangan semangat.
b. Gejala emosi
Berupa keluhan seperti gelisah, cemas, mudah marah, sedih, gugup, takut.
c. Gejala kognitif
Berupa keluhan seperti susah berkonsentrasi, sulit membuat keputusan,
mudah lupa, pikiran kacau.
d. Gejala interpersonal
Berupa sikap acuh tak acuh pada lingkungan, minder, kehilangan
kepercayaan pada orang lain, dan mudah menyalahkan orang lain.
e. Gejala organisasional
Berupa meningkatnya keabsenan dalam kuliah/bimbingan skripsi,
menurunnya prodiktivitas, ketegangan dengan teman, menurunya
dorongan untuk berprestasi.
Menurut Hawari (2011) reaksi tubuh terhadap stres, yaitu sebagai berikut :
Perubahan warna rambut dari hitam menjadi kecoklatan, ubanan, atau
kerontokan.
Gangguan ketajaman penglihatan.
Tinitus (pendengaran berdenging).
Daya mengingat, konsentrasi, dan berpikir menurun.
Wajah tegang, serius, tidak santai, sulit senyum, dan kedutan pada kulit
wajah.
Bibir dan mulut terasa kering, tenggorokan terasa tercekik.
Kulit dingin atau panas, banyak berkeringat, kulit kering, timbul eksim,
biduran, gatal-gatal, tumbuh jerawat, telapak tangan dan kaki sering
berkeringat, dan kesemutan.
Napas terasa berat dan sesak.
.Jantung berdebar, muka merah atau pucat.
Lambung mual, kembung dan pedih, mulas, sulit defekasi, atau diare.
Sering berkemih.
Otot sakit, seperti ditusuk, pegal dan tegang.
Kadar gula meninggi, pada wanita terjadi gangguan menstruasi.
Libido menurun atau bisa juga meningkat.
Menurut Potter & Perry (dalam Rasmun, 2009) membagi stres menjadi tiga
yaitu :
a. Stres ringan
Apabila stresor yang dihadapi setiap orang teratur, misalnya terlalu
banyak tidur, kemacetan lalu lintas. Situasi seperti ini biasanya
berlangsung beberapa menit atau jam dan belum berpengaruh kepada fisik
dan mental hanya saja mulai sedikit tegang dan was-was.
b. Stres sedang
Apabila berlangsung lebih lama, dari beberapa jam sampai beberapa hari,
contohnya kesepakatan yang belum selesai, beban kerja yang berlebihan
dan mengharapkan pekerjaan baru. Pada medium ini individu mulai
kesulitan tidur sering menyendiri dan tegang.
c. Stres berat
Apabila situasi kronis yang dapat berlangsung beberapa minggu sampai
beberapa tahun, misalnya hubungan suami istri yang tidak harmonis,
kesulitan finansial dan penyakit fisik yang lama. Pada stres berat ini
individu sudah mulai ada gangguan fisik dan mental.
Stres disebabkan oleh banyak faktor yang disebut dengan stresor. Stresor
secara umum dapat diklasifikasikan sebagai stresor internal dan eksternal.
Menurut Potter & Perry (2005) mengatakan stresor internal berasal dari dalam
diri seseorang misalnya kondisi fisik dan suatu keadaan emosi. Stresor eksternal
berasal dari luar diri seseorang, misalnya perubahan lingkungan sekitar, keluarga,
dan sosial budaya.
Ahli lain, Santrock (2003) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang
menyebabkan stres terdiri dari :
a. Beban yang terlalu berat, konflik, dan frustrasi
Beban yang telalu berat menyebabkan perasaan tidak berdaya, tidak
memiliki harapan yang disebabkan oleh stres akibat pekerjaan yang sangat
berat dan akan membuat penderitanya merasa kelelahan secara fisik dan
emosional.
b. Faktor kepribadian
Tipe kepribadian A merupakan tipe kepribadian yang cenderung akan
mengalami stres, dengan karakteristik kepribadian yang memiliki
perasaan kompetitif yang sangat berlebihan, kemauan yang keras, tidak
sabar, mudah marah, dan sifat yang bermusuhan.
c. Faktor kognitif
Sesuatu yang menimbulkan stres tergantung bagaimana individu menilai
dan menginterpretasikan suatu kejadian secara kognitif. Penilaian secara
kognitif adalah istilah untuk menggambarkan interpretasi individu
terhadap kejadian-kejadian dalam hidup mereka sebagai sesuatu yang
berbahaya, mengancam, dan keyakinan mereka dalam menghadapi
kejadian tersebut secara efektif.
stres diukur menggunakan Perceived Stress Scale (PSS-10) yang dibuat oleh
Sheldon Cohen pada tahun 1988. Kuesioner ini terdiri dari 10 pertanyaan dengan
jumlah skor dalam PSS-10 adalah 0-40.
Penilaian Perceived Stress Scale (PSS-10) adalah dengan memberikan skor
yaitu :
Skor < 17 : Tidak Stres (normal)
Skor ≥ 17 : Stres
Kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan
reliabilitasnya pada 15 orang mahasiswa oleh mahasiswa FK Universitas
Sumatera Utara tahun 2008 yaitu Tan Lee Pin yang menyatakan bahwa butir-butir
kuesioner Perceived Stress Scale telah valid dan reliabel sehingga dapat
digunakan dalam penelitian ini.
2.3.1. Definisi
Definisi kualitas hidup yang dibuat oleh The World Health Organization
Quality of Life WHOQOL Group menurut Octaviyanti tahun 2013 terdapat
dimensi-dimensi yang merupakan bagian penting untuk mengetahui kualitas
hidup individu. Dimensi-dimensi tersebut adalah kesehatan fisik, psikologis,
sosial, dan lingkungan.
Berikut ini adalah hal-hal yang tercakup dalam 4 dimensi, yaitu :
Dimensi kesehatan fisik, hal-hal yang terkait di dalamnya meliputi :
aktivitas sehari-hari, ketergantungan pada bahan-bahan medis atau
pertolongan medis, tenaga dan kelelahan, mobilitas, rasa sakit dan
ketidaknyamanan, tidur dan istirahat, serta kapasitas bekerja.
Dimensi psikologis terkait dengan hal-hal seperti body image dan
penampilan; perasaan-perasaan negatif dan positif; self-esteem;
spiritualitas atau kepercayaan personal; pikiran, belajar, memori dan
konsentrasi.
Dimensi sosial meliputi hubungan personal, hubungan sosial serta
dukungan sosial dan aktivitas seksual. Dukungan sosial adalah
keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat
diandalkan, menghargai, dan menyayangi kita. Dukungan sosial yang
diterima seseorang dalam lingkungannya, baik berupa dorongan semangat,
perhatian, penghargaan, bantuan maupun kasih sayang membuatnya akan
memiliki pandangan positif terhadap diri dan lingkungannya.
Dimensi lingkungan berhubungan dengan sumber-sumber finansial;
kebebasan, keamanan dan keselamatan fisik; perawatan kesehatan dan
sosial (aksesibilitas dan kualitas); lingkungan rumah; kesempatan untuk
memperoleh informasi dan belajar keterampilan baru; berpartisipasi dan
kesempatan untuk rekreasi atau memiliki waktu luang; lingkungan fisik
(polusi, kebisingan, lalu lintas, iklim); serta transportasi.
Tekanan darah tinggi atau Hipertensi dapat disebabkan oleh berbagai macam
faktor, salah satunya adalah stres. Stres merupakan suatu respon nonspesifik dari
tubuh terhadap setiap tekanan atau tuntutan yang mungkin muncul, baik dari
kondisi yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan (Sadock et al, 2003).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Riskesdas (2013) untuk
mengetahui prevalensi gangguan mental emosional (distres psikologis) di
Indonesia diketahui bahwa terdapat 3,2% orang yang memiliki gangguan mental
emosional pada provinsi Kalimantan Timur. Pada daerah Kabupaten Kutai
aspek fisik, emosi, psikologi, dan sosial. Penelitian lain oleh Kusumawardani
(2011) di Jatinangor menunjukkan adaya hubungan yang signifikan antara
dukungan sosial dan kualitas hidup pada lansia penderita hipertensi dengan
tingkat korelasi sedang yaitu sebesar 27,5%. Temuan menunjukkan bahwa
kelompok lansia dengan hipertensi cenderung akan terdorong berupaya menjalani
pengobatan dengan baik untuk mencapai kualitas hidup yang tinggi ketika merasa
memiliki dukungan sosial yang tinggi, khususnya ketika dukungan sosial dinilai
positif untuk membantunya. Melihat fenomena bahwa penderita hipertensi
sebagian besar memiki kualitas hidupyang buruk, maka perlu dikaji dan dilihat
faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas hidup penderita hipertensi yang
mungkin bisa dikendalikan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pada
pasien hipertensi.
Penelitian ini mengenai hubungan antara stres dengan kualitas hidup pada
pasien hipertensi. Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang penelitian
ini. Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian
ini adalah :
Stres
IMT
Kualitas hidup
2.9. HIPOTESIS
Hipotesis bagi penelitian ini terdapat hubungan antara stres dengan kualitas
hidup pada pasien hipertensi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
(RSUP HAM) Medan.
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP
HAM) Medan. Penelitian dimulai dari bulan Maret sampai bulan November 2018
sedangkan proposal penelitian dilakukan pada bulan Juni dan dilanjutkan dengan
sidang pada bulan November 2018. Pengumpulan data akan dilakukan pada bulan
Juli sampai Oktober setelah mendapat Ethical Clearance.
Populasi target dalam penelitian ini adalah pasien hipertensi yang sedang
menjalani perobatan (rawat jalan) di RSUP HAM Medan yang dipilih
menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi seperti yang berikut:
1. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:
Pasien didiagnosa hipertensi
Umur pasien dari 30-65 tahun
Dapat berkomunikasi verbal dengan baik
Mampumembaca, menulis dan berbahasa Indonesia
31
n = z2 1-
P(1-P)
d2
(1,96)2(0,53)(0,47)
𝑛=
(0,1)2
= 95,69 ≈ 100
Keterangan :
n : besar sampel minimum
Z : nilai z pada derajat kepercayaan (1,96)
P : proporsi pada kelompok yang sudah diketahui (0,53)
1-P : 1-P = 0,47
d : presisi mutlak (10%)
Berdasarkan rumus di atas, besarnya sampel yang diperlukan dalam penelitian
ini adalah 100 sampel.
Jenis data yang dikumpulkan dari penelitian ini berupa data primer, yaitu
kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan alat
pengumpulan data berupa kuesioner.
Adapun prosedur pengumpulan data yaitu dilakukan dengan langkah-langkah
berikut:
1. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada instansi
pendidikan.
2. Setelah mendapatkan izin dari instansi pendidikan, kemudian mengajukan
permohonan izin kepada RSUP HAM Medan.
3. Memilih responden yang berkonsultasi di RSUP HAM Medan yang
memenuhi syarat atau kriteria sampel dan menjelaskan tujuan penelitian
kepada responden serta meminta kesediannya untuk ikut serta dalam
penelitian.
4. Setelah mendapat izin, maka meminta persetujuan responden menjadi
responden secara sukarela, setelah responden bersedia maka diminta untuk
menandatangani lembar persetujuan (informed consent).
5. Pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner ditanyakan langsung oleh
peneliti kepada responden.
6. Pengisian kuesioner untuk tiap responden dilakukan ± 10 – 15 menit.
7. Peneliti memeriksa kembali kelengkapan pengisian kuesioner. Jika ada
yang kurang maka diklarifikasi kembali kepada responden pada saat itu
juga.
5. Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik (Departemen
Pendidikan Nasional, 2002).
Tingkat pendidikan dibahagi kepada 2 kelompok :
Pedidikan tinggi (D3, D4, S1, S2, S3)
Pendidikan rendah (SD, SMA, SMP)
Alat ukur : Kuesioner tentang pendidikan responden
Cara ukur : Wawancara
Hasil ukur : 1 - Pendidikan Tinggi
2- Pendidikan Rendah
Skala ukur : Ordinal
6. Status Pernikahan
Menurut Duvall dan Miller pada tahun 1985 mendefinisikan pernikahan
sebagai hubungan antara pria dan wanita yang memberikan hubungan
seksual, keturunan, membagi peran antara suami-istri.
Alat ukur : Kuesioner tentang status pernikahan responden
Cara ukur : Wawancara
Hasil ukur : 1- Menikah
2- Tidak menikah / Janda / Duda
Skala ukur : Nominal
7. Lama menderita Hipertensi
Lama menderita hipertensi adalah dimana rentang waktu responden
menderita hipertensi, dihitung semenjak pertama kali didagnosa hipertensi
(Dalimartha, 2008).
Alat ukur : Kuesioner lama menderita hipertensi
Cara ukur : Wawancara dan Data Rekam Medik
Hasil ukur : 1-< 10 tahun
2- ≥ 10 tahun
Skala ukur : Ordinal
8. Stres
Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikologis manusia yang
mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan
eksternal (Pinel, 2009). Kuesioner terdiri dari 10 item pertanyaan dengan
jumlah skor adalah 40 poin dengan pembahagian:
Skor < 17 poin : Tidak Stres
Skor ≥ 17 poin : Stres
Alat ukur : Perceived Stress Scale (PSS-10)
Cara ukur : Wawancara
Hasil ukur : 1 – Tidak Stres
2 – Stres
Skala ukur : Ordinal
9. Kualitas Hidup
Kualitas hidup adalah istilah yang merujuk pada emosional, sosial dan
kesejahteraan fisik seseorang serta kemampuan aktifitas dalam kehidupan
x sehari-hari (Donald, 2009).Kuesioner terdiri dari 26 item pertanyaan
dengan jumlah skor adalah 100 poin dengan pembahagian :
Skor 0-72 : Kualitas hidup buruk
Skor 73-100 : Kualitas hidup baik
Alat ukur : Kuesioner (WHOQOL)-BREF
Cara ukur : Wawancara
Hasil ukur : 1 – Buruk
2 – Baik
Skala ukur : Ordinal
Data yang telah terkumpul, sebelum dianalisa terlebih dahulu dilakukan hal-
hal sebagai berikut:
1. Editing :
Dilakukan untuk memeriksa data, memeriksa jawaban, memperjelas serta
melakukan pengolahan terhadap data yang dikumpulkan serta memeriksa
kelengkapan, ketepatan dan kesalahan data.
2. Coding :
Memberikan kode atau simbol tertentu untuk setiap jawaban responden
sesuai dengan indikator pada kuesioner. Hal ini dilakukan untuk
mempermudah penulis dalam melakukan tabulasi dan analisa data.
3. Entry data :
Merupakan suatu proses memasukkan data ke dalam komputer untuk
selanjutnya dianalisis dengan menggunakan program komputer.
4. Tabulating :
Dari data mentah dilakukan penyesuaian data yang merupakan
pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan mudah dapat
dijumlah, disusun, dan didata untuk disajikan dan dianalisis.
Analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan alat bentuk komputer. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan program Statistic Package for Social Science (SPSS) for windows.
Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
univariat dan analisis data bivariat.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik
responden dan karakteristik masing-masing variabel dalam penelitian.
Variabel yang berbentuk kategorik (stres, kualitas hidup, jenis kelamin,
status sosial ekonomi, pekerjaan, tingkat pendidikan dan status
pernikahan) disajikan dalam bentuk proporsi atau persentase. Sedangkan,
variabel yang berbentuk numerik (umur dan lama menderita Hipertensi)
disajikan berupa nilai dalam bentuk mean, median, standar deviasi dan
nilai minimum-maksimum dengan 95% confidence interval. Penyajian
masing-masing variabel dilakukan dengan menggunakan tabel dan
diinterpretasikan berdasarkan hasil yang diperoleh.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan korelasi antara
variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat (dependent
variable). Kelompok data yang akan dianalisis yaitu variabel stres sebagai
variabel independen dan variabel kualitas hidup sebagai variabel
dependen. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi square.
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan
merupakan sebuah rumah sakit pemerintah yang dikelola pemerintah pusat dengan
Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara. Rumah Sakit Haji Adam Malik
mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991 dengan pelayanan rawat jalan,
sedangkan untuk pelayanan rawat inap baru dimulai tanggal 2 Mei 1992. Rumah
sakit ini terletak di Jl. Bunga Lau No.17, Kemenangan Tani, Medan Tuntungan,
Kota Medan, Sumatera Utara 20136.
Sebanyak 100 orang pasien Hipertensi yang ikut dalam penelitian ini yang
merupakan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan. Sumber data penelitian adalah data primer yang dikumpulkan dengan cara
wawancara dengan menggunakan kuesioner yang terstandar. Penilaian
karakteristik pasien hipertensi meliputi umur, jenis kelamin, pendapatan,
pekerjaan, tingkat pendidikan, status pernikahan dan lamanya menderita
hipertensi, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini :
40
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Pasien Hipertensi di RSUP HAM
Medan
No Karakteristik Frekuensi (orang) Persentase (%)
1 Umur
Dewasa (30-59) 72 72
Lansia (60-65) 28 28
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 48 48
Perempuan 52 52
3 Pekerjaan
Bekerja 71 71
Tidak Bekerja 29 29
4 Pendapatan
< Rp 2.500.000 62 62
≥ Rp 2.500.000 38 38
5 Tingkat Pendidikan
Pendidikan Tinggi 26 26
Pendidikan Rendah 74 74
6 Status Pernikahan
Menikah 93 93
Tidak Menikah/Janda/Duda 7 7
7 Lama Menderita Hipertensi
< 10 tahun 88 88
≥ 10 tahun 12 12
Dari Tabel 4.1 diketahui berdasarkan umur bahwa sebagian besar pasien
Hipertensi termasuk kategori usia dewasa (30-59 tahun) yaitu sebanyak 72 orang
(72%), berdasarkan jenis kelamin sebagian banyak pasien merupakan berjenis
kelamin perempuan yaitu sebanyak 52 orang (52%), berdasarkan pekerjaan
sebagian besar pasien juga terdiri dari golongan yang bekerja yaitu sebanyak 71
orang (71%). Dari segi pendapatan sebagian besar terdiri dari golongan < Rp
2.500.000 iaitu 62 orang (62%) dan dari status pernikahan sebagian banyak pasien
merupakan yang sudah menikah iaitu 93 orang (93%). Berdasarkan tingkat
pendidikan sebagian besar pasien yang berpendidikan rendah yaitu sebanyak 74
orang (74%), dan berdasarkan lamanya menderita hipertensi diketahui pasien
yang banyak mederita Hipertensi dalam dalam jangka waktu < 10 tahun yaitu
sebanyak 88 orang (88%).
rendah sama-sama dijawab untuk stres dan tidak stres yaitu 37 orang (50.0%) dan
sebanyak 46 responden yang menderita Hipertensi <10 tahun memiliki stres.
Kuesioner Perceived Stress Scale (PSS) telah digunakan dalam penelitian ini
yang meliputi 10 pertanyaan. Terdapat 4 pertanyaan positif (4, 5, 7, & 8) dimana
skor PSS diperoleh dengan membalik respons (reversing responses), contohnya (
0 = 4, 1 = 3, 2 = 2, 3 = 1 & 4 = 0) lalu menjumlahkan total skornya. Dari 4
pertanyaan yaitu 2, 4, 5, & 10 , dapat membuat skala item pendek (short item
scale).
No Pertanyaan 0 1 2 3 4
n % n % n % n % n %
1 Sering marah karena sesuatu 24 24 31 31 21 21 17 17 7 7
yang tidak terduga
2 Tidak mampu mengontrol hal-hal 27 27 36 36 25 25 11 11 1 1
yang penting
3 Perasaan gelisah dan tertekan 13 13 48 48 19 19 19 19 1 1
4 Merasa yakin terhadap 0 0 7 7 23 23 40 40 30 30
kemampuan diri
5 Merasa segala sesuatu yang 0 0 15 15 16 16 43 43 26 26
terjadi sesuai dengan harapan
6 Tidak mampu menyelesaikan hal 24 24 37 37 27 27 10 10 2 2
yang harus dikerjakan
7 Mampu mengontrol rasa mudah 2 2 13 13 15 15 43 43 27 27
tersinggung dalam kehidupan
8 Mampu mengatasi masalah jika 1 1 13 13 19 19 41 41 26 26
dibandingkan dengan orang lain
9 Sering marah karena masalah 28 28 30 30 23 23 12 12 7 7
yang tidak dapat kendalikan
10 Merasakan kesulitan yang 39 39 25 25 22 22 12 12 2 2
menumpuk sehingga tidak
mampu untuk mengatasinya
menjawab hampir sering (3) segala sesuatu terjadi sesuai harapan dan untuk
pertanyaan 6, sebanyak 37 orang (37,0%) menjawab hampir tidak pernah merasa
tidak mampu menyelesaikan hal-hal yang harus dikerjakan.
Untuk pertanyaan 7, sebanyak 43 orang (43,0%) mengatakan bahwa hampir
sering mengontrol rasa mudah tersinggung dan untuk pertanyaan 8, sebanyak 41
orang (41,0%) hampir sering merasa lebih mampu mengatasi masalah jika
dibandingkan dengan orang lain. Untuk pertanyaan 9, sebanyak 30 orang (30,0%)
menjawab hampir tidak pernah adanya masalah yang tidak dapat dikendalikan dan
yang terakhir sebanyak 39 orang menjawab tidak pernah merasakan kesulitan
yang menumpuk sehingga tidak mampu untuk mengatasinya.
Tabel 4.4 dibawah ini, menunjukkan total distribusi frekuensi stres pada
pasien Hipertensi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM)
Medan.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Stres Pasien Hipertensi di RSUP HAM Medan
No Stres Frekuensi (orang) Persentase (%)
1 Stres 52 52
2 Tidak Stres 48 48
Jumlah 100 100
P = x/(y) x 100 %
Keterangan : P = Presentase
umum (meliputi aspek dimensi). Kuesioner ini terdiri dari 4 aspek kualitas hidup
(KH), yaitu dimensi fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan.
No Pertanyaan 1 2 3 4 5
n % n % n % n % n %
1 Kualitas Hidup menurut responden 0 0 2 2 56 56 38 38 4 4
2 Kepuasan terhadap kesehatan 0 0 10 10 48 48 40 40 2 2
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi skor responden untuk pertanyaan meliputi aspek Dimensi
Fisik (3,4,10,15,16,17,18)
No Pertanyaan 1 2 3 4 5
n n % n % n % n %
%
1 Rasa sakit sehingga mencegah 0 0 20 20 16 16 34 34 30 30
beraktivitas(BREF-3)
2 Terapi medis untuk berfungsi dalam 4 4 14 14 24 24 26 26 32 32
kehidupan seharian(BREF-4)
3 Vitalitis yang cukup(BREF-10) 1 1 5 5 31 31 56 56 7 7
4 Kemampuan responden dalam 1 1 8 8 31 31 55 55 5 5
bergaul(BREF-15)
5 Kepuasan terhadap pola 8 8 20 20 18 18 45 45 9 9
tidur(BREF-16)
6 Kemampuan untuk menampilkan 2 2 12 12 28 28 54 54 4 4
aktivitas seharian(BREF-17)
7 Kepuasan terhadap berkerja (BREF- 3 3 12 12 37 37 44 44 4 4
18)
No Pertanyaan 1 2 3 4 5
n % n % n % n % n %
1 Seberapa jauh responden menikmati 1 1 2 2 31 31 41 41 25 25
hidup(BREF-5)
2 Responden merasa hidupnya 0 0 4 4 30 30 41 41 25 25
berarti(BREF-6)
3 Konsentrasi Responden(BREF-7) 3 3 15 15 25 25 39 39 18 18
4 Penerimaan penampilan tubuh 2 2 11 11 32 32 47 47 8 8
responden(BREF-11)
5 Kepuasan terhadap diri 1 1 4 4 41 41 48 48 6 6
sendiri(BREF-19)
6 Memiliki perasaan negatif(BREF- 3 3 7 7 18 18 30 30 42 42
26)
Tabel 4.9 Distribusi frekuensi skor responden untuk pertanyaan meliputi aspek Dimensi
sosial (20,21,22)
No Pertanyaan 1 2 3 4 5
n % n % n % n % n %
1 Kepuasan terhadap hubungan 0 0 6 6 32 32 55 55 7 7
personal / sosial(BREF-20)
2 Kepuasan terhadap kehidupan 4 4 7 7 63 63 26 26 0 0
seksual(BREF-21)
3 Kepuasan terhadap dukungan yang 1 1 4 4 30 30 61 61 4 4
diperoleh(BREF-22)
Tabel 4.10 Distribusi frekuensi skor responden untuk pertanyaan meliputi aspek
Dimensi Lingkungan (8,9,12,13,14,23,24,25)
No Pertanyaan 1 2 3 4 5
n % n % n % n % n %
1 Perasaan aman dalam 0 0 4 4 32 32 42 42 22 22
kehidupan(BREF-8)
2 Kesehatan lingkungan tempat 0 0 0 0 16 16 48 48 36 36
tinggal(BREF-9)
3 Cukup uang untuk kebutuhan 3 3 25 25 43 43 22 22 7 7
responden(BREF-12)
4 Ketersediaan informasi 1 1 28 28 22 22 47 47 2 2
harian(BREF-13)
5 Kesempatan untuk rekreasi(BREF- 30 30 20 20 18 18 20 20 12 12
14)
6 Kepuasan terhadap kondisi tempat 1 1 0 0 26 26 64 64 9 9
tinggal(BREF-23)
7 Kepuasan terhadap akses layanan 0 0 8 8 29 29 57 57 6 6
kesehatan(BREF-24)
8 Kepuasan dengan 0 0 21 21 27 27 47 47 5 5
transportasi(BREF-25)
Hubungan antara stres dan kualitas hidup dapat dilihat pada tabel dibawah:
Tabel 4.12 Hubungan Stres dengan Kualitas Hidup Pada Pasien Hipertensi di RSUP HAM
Medan
Kualitas Hidup p
No Stres Buruk Baik
N % n %
1 Stres 36 69,2 16 30,8
2 Tidak Stres 13 27,1 35 72,9 0,001
4.2. PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Hartani dan Azizah
(2016), yang menyimpulkan bahwa penyakit hipertensi dan stres adalah saling
berhubungan secara signifikan dengan nilai p value sebesar 0,001 (<0,05) dan
nilai korelasi Spearman (r) sebesar -0,535 menunjukkan bahwa kekuatan
hubungan yang kuat dengan arah korelasinya negatif artinya semakin tinggi stres
maka semakin menurun kualitas hidup lansia, begitu juga sebaliknya.
Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa stres yang dialami oleh
pasien hipertensi akan mengalami gangguan terhadap kualitas hidup karena
kondisi psikologis berpengaruh terhadap sikap dan cara pandang seseorang dalam
menilai kualitas hidup dan segala aspek yang berhubungan terhadap kualitas
hidupnya.
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
55
Andria, K.M. 2013, Hubungan antara Perilaku Olahraga, Stres dan Pola Makan
dengan Tingkat Hipertensi pada Lanjut Usia di Posyandu Lansia Kelurahan
Gebang Putih Kecamatan Sukokilo Kota Surabaya. Jurnal Promkes, Vol.1,
No.2.
Brunner dan Suddarth., (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8
volume 2. Jakarta : EGC. Jakarta.
Chobanian, A. V., Bakris, G. L., Black H. R., Cushman, W. C. GLA., Izzo, J. L.,
Jr., et al, 2009, The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure:
The JNC 7 Report. JAMA; 289: 2560-72. 2003.
57
Corwin, E. J, 2001, Buku Saku Patofisiologi , Alih bahasa: Brahm U. P., Penerbit
Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.
Corwin, E. J. 2009, Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta: Aditya Media.
Dalimartha, S. 2008, Hipertensi, Jakarta: Penebar Plus+ .v
Davey, P. 2006, At a Glance Medicine. Alih bahasa : Anissa Racmalia. Jakarta :
Erlangga.
Davidson, C. (2003), Seri kesehatan, bimbingan dokter pada penyakit jantung
koroner. Jakarta : Dian Rakyat.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka.
Depkes RI. Profil kesehatan Indonesia, 2001, Menuju Indonesia sehat 2010,
Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 2002:40.
Pinel, J. P. J., (2009), Stres dan Kesehatan Dalam: Biopsikologi Edisi ke-7,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suoth, M., Bidjuni, H., Malara, R.T. 2014, Hubungan Gaya Hidup dengan
Kejadian Hipertensi di Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat
Kabupaten Minahasa Utara.Unsrat ejournal Vol.2 No.1.
Suparto. 2010, Hubungan Faktor Risiko Penyakit Hipertensi pada Masyarakat di
Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar. Surakarta: Diakses dari :
https://core.ac.uk/download/pdf/123 50434.pdf
Sustrani, L., Alam, S.& Hadibroto, I. 2005, Hipertensi. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Sutomo, B. 2009, Menu Sehat Penakluk Hipertensi. Jakarta.
Syaifuddin, H. 2006, Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Ed-3.
EGC : Jakarta.
Syavardie, Y. 2015, Pengaruh Stres terhadap Kejadian Hipertensi di Puskesmas
Matur, Kabupaten Agam. „Afiyah Vol 2 No 1. 2015, Diakses tanggal 18
March 2018, Diakses dari http://ejournal. stikesyarsi.ac.id
Vamos, E. P., Mucsi, I., Keszei, A., Kopp, M. S. & Novak, M., (2009), Comorbid
Depression Is Associated With Increased Healthcare Utilization and Lost
Productivity in Persons With Diabetes: A Large Nationally Representative
Hungarian Population Survey. Psychosomatic Medicine,71(5), pp. 501–507
Data Pribadi :
Nama : Devi Narayani Manoharan
NIM : 150100208
Alamat : No 46a Jalan Universitas Pintu 1 USU,
Padang Bulan, Medan Baru, Kota
Medan, Sumatera Utara 20155 Medan
Selayang, Kota Medan, Sumatera
Utara 20121
Nomor Telepon : 087768778894
Email : sridhivya44@yahoo.com
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Malaysia, 21 Januari 1995
Warga Negara : Malaysia
Agama : Hindu
RiwayatPendidikan :
1. 2000-2001
2. 2002-2007
3. 2008-2012
4. 2013-2014
5. 2015-Sekarang : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra
Utara
RiwayatPelatihan :
1. -
RiwayatOrganisasi :
-
PERNYATAAN
HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KUALITAS HIDUP
PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT HAJI ADAM MALIK (RSUP HAM) MEDAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat
untuk memperoleh Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter
pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan
hasil karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari hasil
karya orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya
secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penelitian ilmiah.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi
ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu,
penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis
sandang dan sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Salam Sejahtera
Dengan Hormat,
Nama Saya Devi Narayani AP Manoharan ., sedang menjalani pendidikan
Kedokteran di Program Kedokteran di Program S1 Ilmu Kedokteran FK USU.
Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan antara Stres dengan
Kualitas Hidup pada Pasien Hipertensi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik (RSUP HAM) Medan”.
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekan diastolic lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013). Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah. Pengobatan awal pada hipertensi sangatlah
penting karena dapat mencegah timbulnya komplikasi pada beberapa organ tubuh
seperti jantung, ginjal, dan otak (Muttaqin, 2009).
Stres pada penderita hipertensi akan memperburuk kondisinya sehingga
dapat menyebabkan komplikasi serta meningkatkan tekanan darah secara
intermiten. Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit,
misalnya sakit kepala, sulit tidur, tukak lambung, hipertensi, penyakit jantung, dan
stroke (Sustrani et al, 2005). Stres bisa memiliki konsekuensi secara fisik,
emosional, intelektual, sosial dan spiritual.
Menurut Kozier tahun 2004 (dalam Sofiana et al, 2010) secara umum dapat
disimpulkan bahwa kondisi stres akan menimbulkan dampak buruk intrapersonal
maupun interpersonal. Stres dapat mengubah pandangan dan persepsi seseorang
akan arti hidup, tujuan hidup, kepuasan hidup dan dampak terhadap kualitas
hidup.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
stres dengan kualitas hidup pada pasien Hipertensi di Rumah Sakit Umum Pusat
Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan.
Kami akan melakukan wawancara terstruktur kepada bapak/ibu/sdra/sdri
mengenai :
4. Data demografi responden terdiri dari umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, status pernikahan, status sosial ekonomi, pekerjaan dan lama
menderita hipertensi.
Medan, 2018
Peneliti
(………………….)
( ) ( )
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Tanggal Pemeriksaan :
Pemeriksa :
Nama Pasien :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
No. HP :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Status Perkawinan :
Lama Menderita HT : tahun bulan
Tekanan Darah : mmHg
Obat Makan : Ya Tidak
BB : kg
TB : cm
No PERTANYAAN 0 1 2 3 4
1 Selama sebulan terakhir, seberapa 0 1 2 3 4
sering anda marah karena sesuatu yang
tidak terduga
2 Selama sebulan terakhir, seberapa 0 1 2 3 4
sering anda merasa tidak mampu
mengontrol hal-hal yang penting
dalam kehidupan anda
3 Selama sebulan terakhir, seberapa 0 1 2 3 4
sering anda merasa gelisah dan
Tertekan
Pertanyaan berikut adalah tentang seberapa sering anda telah mengalami hal-hal berikut ini
dalam empat minggu terakhir.
Tdk
Sangat Dalam Jumlah
sama Sedikit Sedang
Sering Berlebihan
sekali
3 Seberapa jauh rasa
sakit fisik anda
mencegah anda dalam 5 4 3 2 1
beraktivitas sesuai
kebutuhan anda?
4 Seberapa sering anda
membutuhkan terapi
medis untuk dapat
5 4 3 2 1
berfungsi dlm
kehidupan sehari-hari
anda?
5 Seberapa jauh
menikmati 1 2 3 4 5
anda?
anda hidup
6 Seberapa jauh merasa
hidup 1 2 3 4 5
berarti?
anda anda
7 Seberapa jauh mampu
berkonsentrasi?
1 2 3 4 5
anda
8 Pertanyaan berikut ini adalah tentang seberapa penuh anda alami hal-hal berikut ini
dalam 4 minggu terakhir?
Tdk
Seringkal Sepenuhnya
sama Sedikit Sedang
i dialami
sekali
10 Apakah anda
memiliki vitalitas
yang cukup untuk 1 2 3 4 5
beraktivitas sehari-
hari?
11 Apakah anda dapat
menerima
1 2 3 4 5
penampilan tubuh
anda?
12 Apakah anda
memiliki cukup uang
1 2 3 4 5
untuk memenuhi
kebutuhan anda?
13 Seberapa jauh
ketersediaan
informasi bagi 1 2 3 4 5
kehidupan anda dari
hari ke hari?
14 Seberapa sering anda
memiliki kesempatan
1 2 3 4 5
untuk bersenang-
senang /rekreasi?
Sangat Biasa –
Buruk Baik Sangat Baik
Buruk biasa saja
15 Seberapa baik
kemampuan anda 1 2 3 4 5
dalam bergaul?
Sangat
Tdk
Tdk Biasa - Memuas Sangat
Memuas
memuask biasa saja kan Memuaskan
kan
an
16 Seberapa puaskah
anda dg tidur anda?
1 2 3 4 5
Pertanyaan berikut merujuk pada seberapa sering anda merasakan atau mengalami hal –
hal berikut dalam empat minggu terakhir
Cukup Sangat
Tdk pernah Jarang Selalu
sering sering
26 Seberapa sering
anda memiliki
perasaan negatif
seperti „feeling
blue‟ (kesepian), 5 4 3 2 1
putus asa, cemas
dan depresi?
Frequencies
Statistics
Tingkat Status
Kel.umur JenisKel Pekerj Pendap Pendid Pernik L PSSTotalr KHTScorer
baru amin aan atan ikan ahan M ecord ecord
HT
N Val
100 100 100 100 100 100 100 100 100
id
Miss
0 0 0 0 0 0 0 0 0
ing
Frequency Table
Kel.umurbaru
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
JenisKelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tingkat Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Status Pernikahan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
LMHT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
PSSTotalrecord
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Explore
Descriptives
Descriptives
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
KHT Score .117 100 .002 .971 100 .028
PSSTotalrecord * KHTScorerecordCrosstabulation
KHTScorerecord
1.00 2.00 Total
2.00 Count 36 16 52
Expected Count 25.5 26.5 52.0
Total Count 49 51 100
Expected Count 49.0 51.0 100.0
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.52.
b. Computed only for a 2x2 table