A. Latar Belakang
yang semakin meningkat setiap tahunnya diseluruh dunia, tercatat pada tahun
2010 penderita DM diseluruh dunia mencapai 285 Juta jiwa, dan diprediksi
jumlah penderita DM tersebut akan meningkat sampai dengan 438 Juta jiwa
kebutaan, gagal ginjal, stroke, ulkuskaki dan lain – lain jika tidak
1
2
dikemudian hari akan mengalami risiko re-amputasi dalam waktu 1-3 tahun
pembuluh darah perifer (1524%) (White & Mclntosh, 2008 dalam Taufiq,
amputasi 30%, angka kematian 32% dan ulkus diabetika merupakan sebab
(Hastuti, 2008).
masuknya kuman atau bakteri dan adanya gula darah yang tinggi menjadi
maka akan mudah terjadi infeksi yang segera meluas dan dalam keadaan lebih
perawatan pada penderita diabetes yang menderita ulkus kaki adalah teknik
perawatan luka (wound care) negara yang sedang berkembang salah satunya
Manajemen perawatan luka yang lama atau disebut juga dengan metode
ditutup dengan kassa kering. Tujuan dari balutan konvensional ini adalah
untuk melindungi luka dari infeksi (Rainey, 2002 dalam Tiara 2012).
Sebagai salah satu contoh manajemen perawatan luka saat ini telah
Empat dekade yang lalu trend manajemen perawatan luka telah berubah, dari
sekali diperkenalkan oleh Winter (1962) dalam Gitarja (2008), dan telah
perawatan. HaL ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Slater
(2008) bahwa perawatan luka dengan konsep moist akan mengurangi resiko
yang diperlukan.
tekhnik modern dan konvensional, proses pelepasan growt faktor lebih cepat
Teknik perawatan luka lembab dan tertutup atau yang dikenal dengan
digunakan pada rumah sakit. Keuntungan yang didapat bagi pasien dari segi
biaya yang lebih murah karena proses penyembuhan luka yang cepat,
telah didemonstrasikan lebih dari 30 tahun yang lalu oleh Winter (Gitarja,
2008).
luka pada pasien, terutama di rumah sakit dimana pasien hampir 24 jam
kelembaban, monitoring kondisi jaringan dan juga asupan nutrisi pasien yang
melalui proses pemulihan dengan biaya, waktu dan tenaga yang seminimal
mungkin. Oleh karena itu, dalam hal ini perawat harus melakukan perawatan
luka yang tepat sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(Potter & Perry, 2009 dalam Naralia, 2015). Untuk dapat memberikan
perawatan luka yang baik, diperlukan pengetahuan dan sikapyang baik pula
tentang luka. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu manusia dan ini terjadi
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
sikap memiliki peran penting dalam pembentukan perilaku perawat. Saat ini
produk perawatan luka, jika menggunakan bahan dan teknik yang tidaksesuai,
ditempat luka, hal ini akan mengakibatkan proses penyembuhan luka menjadi
lama, luka yang lama sembuh disertai penurunan daya tahan tubuh pasien
B. Rumusan Masalah
muncul tentang luka maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
C. Tujuan Penelitian
Lhokseumawe.
Lhokseumawe
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak Manajemen Rumah
2. Pendidikan Keperawatan
8
perawatan ulkus diabetik di sebagian rumah sakit saat ini, dan dapat
healing”.
3. Penelitian Keperawatan
E. Kerangka Konsep
F. Desain Penelitian
dependen atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (poin time
approach) artinya tiap objek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan
G. Populasi
1. Populasi
bivariat.
10
H. Analisa data
ini meliputi:
a) Analisis univariat
P=
Keterangan:
P= Persentase
f = Frekuensi Observasi
n = Jumlah observasi
b) Analisis Bivariat
DAFTAR PUSTAKA
http://s1keperawatan.umm.ac.id/files/file/konsep%20luka.pdf
Budiman dan Riyanto, A. (2013). Kapita selekta kuesioner pengetahuan dan sikap
David, (2009). Rawat luka dengan metode modern, minimalkan parut. Diakses
http://blog.mediligence.com/2013/01/29/wound-prevalence-and-
woundmanagement-2012-2020/
Gitarja, W.S. (2008). Seri perawatan luka terpadu : Perawatan luka diabetes.
Cipta