Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keluarga Berencana (KB)

1. Pengertian

Keluarga berencana menurut UU No. 10 tahun 1992 adalah upaya untuk

peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia

perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan

kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Arum & sujiyatni, 2009, hal. 28)

Keluarga berencana menurut WHO Expert Comite, (1970) adalah tindakan yang

membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif

tertentu, menghindarkan kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kalahiran yang

memang diinginkan, mengatur interval di antara kelahiran, mengontrol waktu saat

kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri, dan menentukan jumlah anak dalam

keluarga (Sahora, 2009, hal. 188).

Keluarga Berencana (KB) adalah mengatur jumlah anak sesuai dengan keinginan

dan menentukan kapan ingin hamil (Burns, 2009, hal 47 ).

2. Tujuan Program KB

Adapun tujuan program dari keluarga berencana dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Tujuan Umum

Untuk mewujudkan visi dan misi program KB yaitu membangun kembali dan

melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB di masa

mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015.

Universitas Sumatera Utara


b. Tujuan Khusus

Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mejuwudkan keluarga kecil yang

bahagia, sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian

pertumbuhan penduduk Indonesia. Menciptakan penduduk yang berkualitas,

sumber daya manusia yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat (Handayani, 2010, hal. 29).

3. Sasaran Program KB

Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran secara langsung dan sasaran

tidak langsung. Sasaran secara langsung adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang

bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi

secara berkelanjutan. Sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB,

dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran hidup melalui pendekatan kebijaksanaan

kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga

sejahtera (Handayani, 2010, hal. 29).

4. Ruang Lingkup Program KB

Ruang lingkup program KB meliputi :

a. Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)

b. Konseling

c. Pelayanan kontrasepsi

d. Pelayanan infertilisas

e. Pendidikan sex (sex education)

f. Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan

g. Konsultasi ginetik

Universitas Sumatera Utara


h. Tes keganasan

i. Adopsi (Handayani, 2010, hal. 29)

5. Manfaat Program KB Terhadap Pencegahan Kelahiran

Manfaat bagi Ibu untuk mengatur jumlah dan jarak kelahiran sehingga dapat

memperbaiki kesehatan tubuh karena mencegah kehamilan yang berulang kali dengan

jarak yang dekat. Peningkatan kesehatan mental dan sosial karena adanya waktu yang

cukup untuk mengasuh anak, beristirahat dan menikmati waktu luang serta melakukan

kegiatan lainnya.

Manfaat bagi anak yang dilahirkan, anak dapat tumbuh secara wajar kerena ibu

yang hamil dalam keadaan sehat. Setelah lahir, anak akan mendapatkan perhatian,

pemeliharaan dan makanan yang cukup karena kehadiran anak tersebut memang

diinginkan dan direncanakan.

Manfaat bagi anak-anak yang lain, dapat memberikan kesempatan kepada anak

agar perkembangan fisiknya lebih baik karena setiap anak memperoleh makanan yang

cukup dari sumber yang tersedia dalam keluarga. Perkembangan mental dan sosialnya

lebih sempurna karena pemeliharaan yang lebih baik dan lebih banyak waktu yang dapat

diberikan oleh ibu untuk setiap anak. Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih

baik karena sumber-sumber pendapatan keluarga tidak habis hanya untuk

mempertahankan hidup semata.

Bagi suami program KB bermanfaat untuk memperbaiki kesehatan fisik, mental

dan sosial karena kecemasan berkurang serta memeliki lebih banyak waktu luang untuk

keluarganya.

Universitas Sumatera Utara


Manfaat bagi program KB bagi seluruh keluarga adalah dapat meningkatkan

kesehatan fisik, mental dan sosial setiap anggota keluarga. Dimana kesehatan anggota

keluarga tergantung dari kesehatan seluruh keluarga. Dan setiap anggota keluarga akan

mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk memperoleh pendidikan (Handayani,

2010, hal. 33).

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan KB di Indonesia

a. Sosial Ekonomi

Tinggi rendahnya status sosial dan keadaan ekonomi penduduk di Indonesia akan

mempengaruhi perkembangan dan kemajuan program KB di Indonesia.

Kemajuan program KB tidak terlepas dari tingkat ekonomi masyarakat karena

berkaitan erat dengan kemampuan untuk membeli alat kontrasepsi yang

digunakan. Dengan suksesnya program KB maka perekonomian suatu negara

akan lebih baik karena dengan anggota keluarga yang sedikit kebutuhan dapat

lebih tercukupi dan kesejahteraan dapat terjamin.

b. Budaya

Sejumlah faktor budaya dapat mempengaruhi klien dalam memilih metode

kontrasepsi. Faktor-faktor ini meliputi salah satu pengertian dalam masyarakat

mengenai berbagai metode, kepercayaan religius, serta budaya, tingkat

pendidikan persepsi mengenai resiko kehamilan dan status wanita. Penyedia

pelayanan harus menyadari bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi

pemilihan metode di daerah dan harus memantau perubahan-perubahan yang

mungkin mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi.

Universitas Sumatera Utara


c. Pendidikan

Tingkat pendidikan tidak saja mempengaruhi kerelaan menggunakan KB tetapi

juga pemilihan suatu metode. Beberapa studi telah memperlihatkan bahwa

metode kelender lebih banyak digunakan oleh pasangan yang lebih

berpendidikan. Dihipotesiskan bahwa pasangan suami istri yang berpendidikan

menginginkan KB yang efektif dengan efek samping yang sedikit.

d. Agama

Di berbagai daerah kepercayaan religius dapat mempengaruhi klien dalam

memilih metode KB. Sebagai contoh penganut khatolik yang taat membatasi

pemilihan kontrasepsi mereka pada KB alamiah. Sebagai pemimpin Islam

mengklaim bahwa seterilisasi dilarang sedangkan sebagian lain mengijinkan.

Walaupun agama Islam tidak melarang kontrasepsi secara umum, para akseptor

KB mungkin berpendapat bahwa pola pendarahan yang tidak teratur disebabkan

sebagian metode hormonal akan sangat menyulitkan mereka selama haid mereka

dilarang untuk sembahyang.

e. Status wanita

Status wanita dalam masyarakat mempengaruhi kemampuan mereka

memperoleh dan menggunakan metode kontrasepsi. Ada peraturan yang

mengharuskan persetujuan suami sebelum layanan KB diperoleh (Handayani,

2010, hal. 17).

Universitas Sumatera Utara


7. Kontrasepsi

a. Pengertian

Kontrasepsi adalah : Usaha–usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan, usaha-

usaha itu dapat bersifat sementara dan juga bersifat permanen dinamakan pada

wanita tubektomi dan pada pria vasektomi (Sarwono, 2005 hal. 902).

b. Tujuan Kontrasepsi

Pemilihan jenis kontrasepsi didasarkan pada tujuan penggunaannya yaitu:

1) Menunda Kehamilan.

Bagi PUS dengan usia istri kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda

kehamilannya karena usia dibawah 20 tahun adalah usia yang belum cukup

untuk mengalami suatu proses kehamilan. Pilihan utama pada usia 20 tahun

adalah pil oral dikarenakan revesibel.

2) Menjarangkan Kehamilan

Jika periode usia istri antara 20 - 30 atau 35 tahun maka paling baik untuk

melahirkan dengan jumlah anak 2 (dua) orang dan jarak antara kelahiran

adalah 2 – 4 tahun (catur warga) karena usia antara 20-30 tahun merupakan

usia yang terbaik untuk hamil dan melahirkan. Segera setelah anak pertama

lahir, maka dianjurkan untuk menggunakan alat kontasepsi.

3) Mengakhiri Kesuburan

Jika periode usia istri diatas 30 tahun terutama diatas 35 tahun, sebaiknya

mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 (dua) orang anak karena ibu

dengan usia di atas 30 tahun dianjurkan untuk tidak hamil atau tidak punya

anak lagi, karena alasan medis dan alasan lainnya. Pilihan utama pada usia

>30 tahun adalah kontrasepsi mantap (Hartanto, 2002, hal. 30).

Universitas Sumatera Utara


c. Syarat – Syarat Kontrasepsi

Kontrasepsi memenuhi syarat – syarat seperti berikut :

1) Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.

2) Efek samping yang merugikan tidak ada.

3) Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan.

4) Tidak memerlukan bantuan medis atau kontrol yang ketat

selama pemakaiannya.

5) Cara penggunaannya sederhana.

6) Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas.

7) Dapat diterima oleh pasangan suami istri ( Hartanto, 2004, hal. 36)

8. Jenis – Jenis Metode KB

Ada 5 metode KB dalam program KB di Indonesia :

1. Metode kontrasepsi sederhana terdiri :

a) Metode amenorea laktasi (MAL)

MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu

(ASI) secara ekslusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa pemberian

makanan tambahan atau minuman apapun. Kelebihan dari kontrasepsi

MAL adalah efektivitas tinggi, segera efektif, tidak mengganggu

senggama, tidak ada efek samping secara sistemik, tidak perlu

pengawasan medis, tidak perlu obat atau alat, dan tanpa biaya.

Keterbatasan dari MAL adalah perlu adanya persiapan sejak perawatan

kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca persalinan. Sulit

dilaksanakan karena kondisi sosial, efektifitas tinggi hanya sampai

kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan. Metode kontrasepsi tidak

Universitas Sumatera Utara


dapat melindungi dari penularan IMS termasuk virus hepatitis B/HBV

dan HIV/AIDS (Saifuddin, Afandi, Baharuddin dkk, 2006, hal. MK-2).

b) Metode suhu basal badan (THERMAL)

Suatu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan mengukur suhu tubuh

untuk mengetahui suhu tubuh basal, untuk menentukan masa ovulasi.

Kelebihan dari metode kontrasepsi ini adalah memiliki tingkat keamanan

yang tinggi jika suhu diukur secara rutin dan senggama sebelum ovulasi,

murah dan tidak memerlukan pengawasan, tidak ada efek samping

sistemik. Metode Thermal juga memiliki keterbatasan yaitu kesalahan

hasil pengukuran suhu dapat terjadi jika sedang mengalami sakit,

misalnya demam, tidur malam terlalu sedikit. Metode ini baik untuk

digunakan tetapi harus diperhatikan pada kasus-kasus tertentu seperti ibu

yang sedang menyusui, karena siklus yang sangat tidak teratur dan pada

metode ini sering terjadi pengukuran suhu basal badan yang tidak tepat

dan perlu pencatatan setiap hari (Melani, Setiyawati, Estiwidani, dkk,

2010, hal. 59).

c) Metode pengecekan lendir servik (MOB)

Metode kontrasepsi dengan menghubungkan pengawasan terhadap

perubahan lendir serviks wanita yang dapat dideteksi di vulva. Manfaat

dari metode MOB adalah tidak memiliki resiko kesehatan, disetujui

agama, metode ini cukup berhasil jika pasangan suami istri memiliki

motivasi, murah tanpa biaya dan dapat mengajarkan wanita untuk

mengetahui siklus menstruasi. Keterbatasan dari MOB adalah keefektifan

tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan mengikuti instruksi, perlu

Universitas Sumatera Utara


ada pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan jenis KBA yang

paling efektif secara benar, perlu pantang selama masa subur untuk

menghindari kahamilan (Melani, Setiyawati, Estiwidani, dkk, 2010, hal.

59).

d) Metode kelender (OGINO-KNAUSS)

Adalah metode yang digunakan berdasarkan masa subur dimana harus

menghindari hubungan seksual tanpa perlindungan kontrasepsi pada hari

ke 8-19 siklus menstruasinya. Metode kelender memiliki kelebihan untuk

menghindari atau merencanakan kehamilan, metode kelender tidak

memberikan resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi,

tidak ada efek samping, murah atau tanpa biaya, menambah pengetahuan

tentang sistem reproduksi pada suami dan istri dan dapat mengeratkan

hubungan melalui peningkatan komunikasi antara suami istri.

Keterbatasan dari metode kelender ini adalah Panjang siklus menstruasi

setiap wanita tidak sama, hanya sedikit wanita yang mempunyai daur

haid teratur, ovulasi tidak selalu terjadi pada hari ke 14, penentuan masa

tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma dalam saluran

reproduksi wanita yaitu 5 hari, Pendarahan yang kadang datang

bersamaan dengan ovulasi dapat diinfertasikan sebagai menstruasi.

Akibatnya, perhitungan masa tidak subur sebelum ovulasi dan masa tidak

subur setelah ovulasi menjadi tidak tepat dan metode ini suami istri tidak

dapat melakukan hubungan seks setiap saat bila tidak menginginkan

kehamilan (Melani, Setiyawati, Estiwidani, dkk, 2010, hal. 47).

Universitas Sumatera Utara


e) Metode Sympto Thermal

Metode kontrasepsi yang dilakukan dengan mengamati perubahan lendir

dan perubahan suhu tubuh. Kelebihan dari metode sympto thermal adalah

aman, murah, dapat diterima oleh banyak golongan agama, sangat

berguna untuk merencanakan maupun menghindari terjadinya kehamilan,

mengajarkan wanita parihal siklus haid, meningkatkan tanggung jawab

suami istri sehingga menambah komunikasi dan kerja sama. Keterbatsan

dari metode sympto thermal adalah kurang begitu efektif dibandingkan

dengan metode-metode kontrasepsi yang lain, perlu instruksi dan

konseling sebelum memakai metode ini, memerlukan catatan siklus haid

yang cukup, dapat menghambat spontanitas seksual, dan apabila siklus

haid tidak teratur dapat mempersulit metode kontrasepsi ini (Melani,

Setiyawati, Estiwidani, dkk, 2010, hal. 47).

f) Metode Coitus Interuptus

Adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria

mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai

ejakulasi. Kelebihan dari metode coitus interuptus adalah efektif bila

dilaksanakan dengan benar, tidak menggangu produksi ASI, dapat

digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya, tidak ada efek

samping, dapat digunakan setiap waktu, tidak membutuhkan biaya dan

dapat meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana.

Keterbatasan dari metode coitus interuptus ini adalah efektivitaas

bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan senggama

terputus setiap melaksanakannya. efektifitas akan jauh menurun apabila

Universitas Sumatera Utara


sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis dan dapat

memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual (Saifuddin, Afandi,

Baharuddin dkk, 2006, hal. MK-16)

g) Kondom

Kondom adalah sutu selubung atau sarung karet yang terbuat dari

berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan

alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis (kondom pria) atau

vagina (kondom wanita) pada hubungan seksual (Handayani, 2010, hal.

72). Kelebihan dari kondom adalah efektif bila digunakan dengan benar,

tidak mengganggu produksi ASI, tidak mengganggu kesehatan klien,

tidak mempunyai pengaruh sistemik, murah dan dapat dibeli secara

umum, tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus dan

dapat mencegah penularan IMS. Keterbatasan dari kondom adalah

efektifitas tidak terlalu tinggi, cara penggunaan sangat mempengaruhi

keberhasilan kontrasepsi, sedikit mengganggu hubungan seksual, pada

beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan

ereksi, harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual, beberapa

klien malu untuk membeli kondom di tempat umum dan pembuangan

kondom bekas dapat menimbulkan masalah dalam hal limbah (Saifuddin,

Afandi, Baharuddin dkk, 2006, hal. MK-18).

h) Diafragma

Diagfragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks

(karet) yang dimasukkan kedalam vadina sebelum melakukan hubungan

seksual dan menutupi serviks. Kelebihan dari alat kontasepsi diafragma

Universitas Sumatera Utara


adalah efektif bila digunakan dengan benar, tidak menggangu produksi

ASI, tidak mengganggu hubungan seksual kerena telah terpasang 6 jam

sebelumnya, tidak menggangu kesehatan klien, tidak mempunyai

pangaruh sistemik dapat mencegah terjadi IMS. Keterbatasan dari

diafragma adalah kurang efektif, keberhasilan sebagai kontrasepsi

bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan, pemeriksaan

pelvik oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk memastikan

ketepatan pemasangan, pada beberapa pengguna menjadi penyebab

infeksi saluran uretra, Pada 6 jam pascahubungan seksual alat masih

harus berada di posisinya (Saifuddin, Afandi, Baharuddin dkk, 2006, hal.

MK-21).

i) Kap serviks

Kap servik adalah suatu alat kontrasepsi yang hanya menutupi servik.

Kelebihan dari metode ini adalah efektif, meskipun tanpa spermisid, kap

serviks dapat dibiarkan selama seluruh periode intermenstrual, dan hanya

perlu dikeluarkan pada saat perkirakan datangnya haid (tetapi ini tidak

dianjurkan), tidak menganggu saat senggama, dapat dipakai oleh wanita

sekalipun ada kelainan anatomis atau fungsional dari vagina misalnya

sistokel, prolapsus uteri, kap serviks hanya menutupi serviks saja,

sehingga tidak memerlukan pengukuran-ulang bila mana terjadi

perubahan tonus otot vagina dan jarang terlepas selama senggama. Ada

pun keterbatsan dari metode kontrasepsi ini adalah pemasangan dan

pengeluarannya lebih sulit karena letak serviks yang jauh di dalam vagina

(Hartanto, 2004, hal. 76).

Universitas Sumatera Utara


j) Spermisid vaginal

spermisid vagina adalah kontrasepsi yang terbuat dari bahan kimia

(biasanya nonoksinol 9) digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh

sperma. Kelebihan dari metode kontrasepsi ini adalah efektif seketika,

tidak menggangu produksi ASI, bisa digunakan sebagai pendukung

metode lain, tidak menggangu kesehatan klien, tidak mempunyai

pengaruh sistemik, mudah digunakan, meningkatkan lubrikasi selama

hubungan seksual, dan tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan khusus.

Keterbatsan dari metode kontrasepsi ini adalah efektifitasnya kurang,

efektifitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara

penggunaan, ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan

dengan memakai setiap melakukan hubungan seksual, pengguna harus

menunggu 10-15 menit setelah aplikasi sebelum melakukan hubungan

seksual dan efektifitas aplikasi hanya 1-2 jam (Saifuddin, Afandi,

Baharuddin dkk, 2006, hal. MK-24).

2. Kontrasepsi Hormonal

Kontrasepsi Hormonal adalah berupa komposisi hormon yang mengandung

serat kadar hormon estrogen dan hormon progesteron yang sepadan dengan

dua hormon pada sarang indung telur (ovary) (tarik, 2007, hal. 102).

Menurut Handayani (2010. hal. 96)Jenis-jenis kontrasepsi hormonal adalah :

a) Pil

Berupa tablet atu pil diantaranya berupa jenis dan dosis yang beragam.

Dikomsumsi setiap hari, kecuali dalam keadaan haid. Kelebihan dari

metode ini adalah tidak menggangu hubungan seksual, siklus haid

Universitas Sumatera Utara


menjadi teratur, dapat digunakan sebagai metode jangka panjang, bisa

dihentikan setiap saat, kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil

dihentikan. Metode ini juga memiliki keterbatasan yaitu harus dimakan

pada waktu yang sama setiap hari, kebiasaan lupa akan menyebabkan

kegagalan, harus selalu ada persediaan, dan tidak melindungi dari

penularan IMS.

b) Suntik / injeksi

Injeksi untuk mencegah kehamilan, dengan memasukkan cairan

hormonal setiap beberapa bulan sekali, sesuai dengan petunjuk dokter.

Kelebihan dari metode ini adalah tidak mempengaruhi hubungan suami

istri, tidak memerlukan pemeriksaan dalam, klien tidak perlu menyimpan

obat, resiko terhadap kesehatan kecil, dan kontrasepsi ini bisa digunakan

dalam jangka waktu yang panjang. Keterbatasan dari kontrasepsi ini

adalah perubahan pada pola haid, tidak melindungi dari penularan IMS,

penambahan berat badan, lambatnya terjadi pemulihan kesuburan, dan

pada awal pemakaian sering terjadi mual, muntah, pusing, nyeri

payudara.

c) Implan

Salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk terbuat dari karet

silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas. Kelebihan dari

implan adalah cocok bagi wanita yang tidak boleh menggunakan obat

yang mengandung estrogen, dapat digunakan untuk jangka waktu panjang

dan bersifat reversibel, efek kontraseptif segera berakhir setelah implan

dikeluarkan, pendarahan lebih ringan, dan tidak menaikkan tekanan

Universitas Sumatera Utara


darah. Keterbatasan dari implan ini adalah dipasang oleh tenaga

kesehatan yang terlatih, lebih mahal, sering timbul perubahan pola haid,

dan akseptor tidak bisa menghentikan implan sekehendaknya sendiri.

3. Metode Kontrasepsi Mantap

a) Kontrasepsi mantap wanita (MOW)

MOW adalah tindakan pada kedua saluran telur yang mengakibatkan

orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan mendapat keturunan

lagi. Kontrasepsi ini untuk jangka panjang dan sering disebut tubektomi

atau sterilisasi (Handayani, 2010, hal. 182).

Wanita yang dapat menjalani tubektomi adalah Usia >26 tahun, paritas

>2, yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan

kehendaknya dan apabila Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko

kesehatan serius, pasca persalinan, pasca keguguran, paham dan sukarela

setuju dengan prosedur ini .

Kelebihan dari MOW adalah sangat efektif, tidak mempengaruhi proses

menyusui, tidak bergantung pada pola senggama, baik bagi klien apabila

kehamilan menjadi resiko kesehatan yang serius, pembedahan sederhana,

dapat dilakukan dengan anastesi lokal, tidak ada efek samping dalam

jangka panjang, tidak ada perubahan dalam fungsi seksual. Keterbatasan

dari MOW adalah harus dipertimbangkan sifat permanen metode

kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali) kecuali dengan operasi

rekanalisasi, ada rasa sakit atau ketidak nyamanan dalam jangka pendek

setelah tindakan, tidak mencegah penularan IMS, termasuk HNV dan

HIV/AIDS dan harus dilakukan oleh dokter yang terlatih (dokter spesialis

Universitas Sumatera Utara


ginekologi atau dokter spesialis bedah untuk proses laparoskopi)

(Saifuddin, Afandi, Baharuddin dkk, 2006, hal. MK-82).

b) Kontrasepsi Mantap Pria (MOP)

MOP adalah suatu metode kontrasepsi operatif minor pada pria yang

sangat aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu opereasi

yang singkat dan tidak memerlukan anestasi umum, alat kontrasepsi ini

disebut juga vasektomi. Vasektomi adalah menghentikan kapasitas

reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga

alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi

(Handayani, 2010, hal. 166). Kelebihan dari MOP adalah efektif, aman,

morbilitas rendah dan hampir tidak ada mortalitas, sederhana, cepat,

hanya memerlukan waktu 5-10 menit, menyenangkan bagi akseptor

karena memerlukan anastesi lokal saja, biaya rendah. Keterbatasan dari

MOP adalah diperlukan suatu tindakan operatif, kadang-kadang

menyebabkan komplikasi seperti pendarahan atau infeksi, kontap pria

belum mamberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa, yang

sudah ada di dalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusi vas

deferens, dikeluarkan, proplem psikologis yang berhubungan dengan

perilaku seksual mungkin bertambah parah setelah tindakan operatif yang

menyangkut sistem reproduksi pria (Hartanto, 2004, hal. 308).

4. Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)

AKDR adalah suatu alat plastik atau logam kecil yang dimasukkan kedalam

uterus melalui kanalis servikalis (wulansari, 2006, hal 20). Kelebihan dari

AKDR adalah efektif dan segera, tidak ada reaksi obat, revesibel dan sangat

Universitas Sumatera Utara


efektif, dan tidak mengaangu senggama. Keterbatasan dari AKDR adalah

menoragi, dismenorea, sedikit peningkatan resiko kehamilan etopik bila ada

kegagalan AKDR, peningkatan resiko pada infeksi panggul, AKDR terlepas

keluar, perforasi uterus, usus dan kandung kemih, malposisi AKDR,

Kehamilan yang disebabkan oleh pengeluaran, perforasi, atau malposisi

(Suzanne, 2005, hal. 197).

5. Kontrasepsi Darurat

Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dipakai setelah senggama oleh

wanita yang tidak hamil untuk mencegah kahamilan yang tidak diinginkan.

Jenis- jenis kontrasepsi darurat :

a) AKDR (Coper T, Multiload, Nova T) : pemberian dalam waktu 5 hari

pascasenggama dengan dosis 1 kali pemasangan.

b) Pil (Antara lain : Microgynon, Ovral, Neogynon, Nordiol, Eugynon,

Nordiol) : pemberian dalam waktu 3 hari pasca senggama dengan dosis 2

x 2 tablet dan dosis kedua 12 jam kemudian (Saroha, 2009, hal. 218).

Metode kotrasepsi darurat memiliki kelebihan tidak menyebabkan

keguguran, dapat mencegah kehamilan tidak diinginkan, mencegah aborsi,

tidak menimbulkan cacat bawaan bila diketahui ibu hamil, efektif bekerja

dengan cepat, mudah relatif murah untuk pemakaian jangka pendek.

Keterbatsan dari metode kontrasepsi darurat adalah tidak dapat dipakai secara

permanent, harus dengan resep dokter, tidak mudah didapat dan tidak efektif

setelah 3x24 jam (Handayani, 2010, hal. 193).

Universitas Sumatera Utara


B. Pengetahuan (Knowledge)

1. Pengertian

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

pancaindera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri

sendiri maupun orang, media massa maupun lingkungan (Notoadmojo, 2003, hal, 121).

2. Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan

(Notoadmodjo, 2003, hal 122) yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,

termasuk ke dalam tingkat pengetahuan ini adalah kembali (recall), sesuatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau ransangan yang telah diterima. Oleh

sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang rendah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyabutkan,

menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami (comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi secara benar.

Orang yang telah paham secara objek atau materi harus dapat menjelaskan, memberi,

memberi contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang

dipelajari.

Universitas Sumatera Utara


c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

d. Analisis (Analisys)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materikedalam komponen-

komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluasi)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek.

3. Cara Mendapatkan Pengetahuan

Menurut (Notoadmodjo, 2005) ada dua cara untuk memperoleh pengetahuan,

yaitu:

a. Cara Tradisional untuk Memeperoleh Pengetahuan

Cara tradisional ini dipakai untuk memperoleh kebeneran pengetahuan, sebelumnya

diketemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis.

Cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :

1) Cara coba-salah (Trial and Error)

Cara coba-coba dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba

kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahakan.

Universitas Sumatera Utara


2) Cara kekuasaan atau ototoritas

Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik

tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu

pengetahuan.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

b. Cara Moderen Memperoleh Pengetahuan

Cara moderen dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis,

logis dan ilmiah. Dilakukan mula-mula dengan mengadakan pengamatan langsung

terhadap gejala-gejala alam atau masyarakat. Kemudian hasil pengamatan tersebut

dikumpulkan dan diklasifikasikan, dan akhirnya diambil kesimpulan umum.

C. Sikap

1. Pengertian

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap stimulus atau objek (Syafrudin & Frutidhina, 2009, hal. 126).

2. Tingkatan Sikap

a. Menerima (Receiving)

Dapat diartikan bahwa orang (objek) mau dan memeperhatikan stmulasi yang

diberikan (objek).

b. Merespon (Responding)

Memberi jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

Universitas Sumatera Utara


c. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

d. Bertanggung Jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

3. Pengukuran Sikap Model Likert

Pengukuran sikap model likert juga dikenal dengan pengukuran sikap

dengan skala likert, karena dalam pengukuran sikap juga menggunakan skala

(Hidayat, 2007, hal.104).

Dalam menciptakan alat ukur likert juga menggunakan pertanyaan-

pertanyaan tersebut. Subjek yang diteliti disuruh memilih salah satu dari lima

alternatif jawaban yang disediakan. Lima alternatif jawaban yang disediakan

oleh likert adalah :

a. Sangat setuju (strogly approve) : 4

b. Setuju (approve) : 3

c. Tidak setuju (Disapprove) : 2

d. Sangat tidak setuju (strogly disapprove) : 1

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap

a. Pengalaman pribadi

Untuk dasar menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi hanya

menggunakan kesan yang kuat untuk pembentukan sikap.

b. Orang lain

Seseorang yang kita anggap penting atau seseorang yang berarti khusus dapat

dipercaya akan banyak mempengaruhi sikap terhadap sesuatu.

Universitas Sumatera Utara


c. Kebudayaan

Kebudayaan yang mewarnai sikap dan menanamkan garis pengaruh sikap dan

informasi. Adanya informasi memberikan landasan terbentuknya sikap media

sebagai.

d. Agama

Agama meletakkan dengan pengertian konsep moral dalam individu.

e. Faktor emosional

Sikap merupakan pernyataan yang disertai oleh emosi yang berfungsi sebagai

pengalaman frustasi mekanisme pertahanan ego. (Azwar, 2007,hal.30).

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai