Oleh
NOVIYANTI S
142500052
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Prioritas Masalah Gangguan Rasa Nyaman:
Nyeri pada Sirosis Hepatis di RSUD Dr. Pirngadi Medan”. Karya Tulis Ilmiah ini
disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas Program Studi DIII Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
ii
Penulis
Noviyanti S
iii
iv
1.3 Manfaat
Melalui penulisan ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat kepada
beberapa pihak yaitu sebagai berikut :
a. Bagi peneliti
Menambah wawasan bagi peneliti dalaam melakukan asuhan keperawatan
pada pasien sirosis hepatis dengan masalah gangguan rasa nyaman:nyeri.
b. Bagi praktek keperawatan
Menambah wawasan dan meningkatkan kompetensi perawat untuk
meningkatkan pelayanan keperawatan khususnya pada pasien sirosis
hepatis dengan masalah gangguan rasa nyaman:nyeri.
c. Bagi pasien
Pasien dapat menerima asuhan keperawatan yang komprehensif selama
penulisan karya ilimiah ini berlangsung.
2.1.2 Etiologi
Menurut Andra & Yessie (2013) ada empat tipe sirosis hepatis:
a. Sirosis laennec merupakan sirosis yang dihubungkan dengan
penyalahgunaan alkohol kronik.
b. Sirosisis postnekrotik terdapat pita jaringan parut sebagai akibat
lanjut dari hepatitis virus (B dan C) yang terjadi sebelumnya. Terjadi
karena kelainan metabolik, infeksi, dan post intoksidasi zat kimia.
c. Sirosis biliaris terbentuk jaringan parut disekitar saluran empedu/
duktus biliaris. Terjadi akibat obstruksi biliaria post hepatik dan
statis empedu sampai adanya penumpukan empedu dalam massa hati
sehingga terjadi kerusakan sel-sel hati.
d. Sirosis cardiac dikarenakan gagal jantung jangka lama yang berat.
2.1.4 Patofisiologi
Menurut Suratun dan Lusianah (2016) faktor penyebab kerusakan
hati menimbulkan respon inflamasi pada jaringan hepar, manifestasi
lanjut sebagian disebabkan oleh kegagalan fungsi hati yang kronis dan
sebagian lagi oleh obstruksi sirkulasi portal. Semua organ-organ
digestif praktis akan berkumpul dalam vena portal dan dibawa ke hati.
Karena hati yang sirotik tidak memungkinkan pelintasan darah yang
bebas, maka aliran darah tersebut akan kembali ke dalam limpa dan
traktus gastrointestinal dengan konsekuensi bahwa organ-organ ini
menjadi tempat kongesti pasif yang kronis, tidak bekerja dengan baik.
Cairan yang kaya protein dan menumpuk di rongga peritoneal akan
menyebabkan asites. Hal ini ditunjukkan melalui perkusi akan adanya
shifting dullness atau gelombang cairan. Splenomegali juga terjadi.
Jaring-jaring telangiektasis, atau dilatasi arteri superfisial menyebabkan
jaring-jaring bewarna biru kemerahan, yang sering dapat dilihat melalui
terhadap wajah dan keseluruhan tubuh.
10
11
12
13
c. Pemeriksaan diagnostik
Dokter dapat memprogramkan berbagai pemeriksaan diagnostik.
Hasil pemeriksaan laboratorium dapat memperlihatkan adanya
gangguan hati.
2.3.3 Perencanaan
a. Nyeri akut
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual
atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian
rupa International Association for the study of Pain, awitan yang
tiba-tiba atau lambat dari itensitas ringan hingga berat dengan akhir
yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung < 6 bulan.
Ada beberapa batas karakteristik adalah tingkat kecemasan,
nafsu makan, kepuasaan klien seperti manajemen nyeri, kepuasaan
klien seperti kontrol gejala, status kenyamanan seperti fisik, tingkat
14
15
b. Nyeri Kronis
Nyeri Kronis adalah pengalaman sensori dan emosional yang
tidak menyenangkan dan mucul akibat kerusakan jaringan yang
aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan
sedemikian rupa Association for the study of Pain, awitan yang tiba-
tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir
yang dapat diantipasikan atau diprediksi dan berlangsung >6 bulan.
Ada beberapa batasan karakteristik adalah tingkat agitasi,
tingkat kecemasan, nafsu makan, kepuasan klien seperti manajemen
nyeri, kontrol gejala, kelelahan seperti efek yang mengganggu,
tingkat rasa takut, pergerakan, kesejahteraan pribadi, energi
psikomotor, kualitas hidup, istirahat, status kenyamanan, status
kenyamanan seperti fisik, tingkat depresi, kontrol diri terhadap
depresi, tingkat kelelahan, tidur, keterlibatan sosial, tingkat stress,
16
17
2.4.1 Pengkajian
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 42 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Ruangan/kamar : R.XXI
18
19
20
21
B. Tanda-tanda Vital
0
Suhu : 36,8 C
Nadi : 80x/i
Pernafasan : 16x/i
Skala Nyeri :6
Pemeriksaan abdomen
22
Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Normal
SGOT 31,00 U/L 0-40
23
Peregangan kapsula
hati
Hepatomegali
Perasaan tidak
nyaman di kuadran
kanan atas
Nyeri akut
24
25
26
27
28
29
30
31
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses pengkajian yang penulis lakukan yaitu melalui wawancara kepada klien
dan keluarga klien, juga dengan pemeriksaan fisik langsung kepada klien,
sehingga dapat diperoleh data yang sesuai dengan klien dan dapat mempermudah
dalam merencanakan tindakan keperawatan. Dalam melakukan tindakan
keperawatan kepada klien, penulis menggunakan komunikasi teraupetik agat
tercapai hubungan yang baik terhadap klien.
32
c. Bagi penulis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi baru
bagi penulis tentang kebutuhan rasa nyaman, sehingga penulis dapat
memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik lagi terhadap masalah
gangguan rasa nyaman.
33
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik. Jakarta: EGC
34
I. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
B. Tanda-tanda vital
0
- Suhu : 36,8 C
- Nadi : 80x/i
- Pernafasan : 16x/i
- Skala nyeri :6
- Bentuk :
Bentuk kepala klien simetris dan tidak ada ditemukan benjolan atau
kelainan.
- Kulit kepala :
35
- Bau :
3. Wajah
- Warna kulit :
- Struktur wajah :
4. Mata
Klien memiliki mata yang lengkap dan simetris antara kanan dan kiri.
- Pupil :
36
- Lubang hidung :
- Cuping hidung :
6. Telinga
- Bentuk telinga :
Klien memiliki 2 telinga dengan bentuk yang normal dan simetris antara t
elinga kanan dan kiri.
- Ukuran telinga :
- Lubang telinga :
Lubang telinga klien tampak bersih dan tidak terdapat cairan yang keluar
dari lubang telinga klien.
- Ketajaman pendengaran :
7. Mulut
- Keadaan bibir :
Gigi klien tidak mengalami kelainan tetapi jumlah gigi klien tidak lengkap
lagi serta tidak ada kelainan pada gusi klien.
37
8. Leher
- Posisi trachea :
Trachea berada pada posisi yang normal dan tidak ditemukan adanya
kelainan.
- Thyroid :
- Suara :
- Kelenjar limfe :
9. Pemeriksaan integumen
- Kebersiha :
- Warna :
- Turgor :
- Kelembaban :
38
Ukuran dan bentuk payudaran klien normal dan simetris antara kanan dan
kiri.
Payudara klien dalam keadaan baik dan tidak ditemukan adanya kelainan
dan puting datar.
- Inspeksi thoraks ( normal, burrel chest, funnel chest, pigeon chest, flail
chest, kifos koliasis) :
39
- Genitalia :
Kesimetrisan pada ekstermitas bawah klien simetris antara kanan dan kiri
ditemukannya edema dengan derajat edema IV.
Pada pemeriksaan motorik klien tidak mampu berjalan dan butuh bantuan
orang lain.
16. Fungsi sensorik ( identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas dingin):
40
- Frekuensi makan/hari :
- Nafsu/selera makan :
- Alergi :
Jumlah makanan yang di makan klien hanya 3 sendok makan dan jenis
makanannya bubur.
41
- Kebersihan tubuh :
Semua aktivitas klien banyak dilakukan diatas tempat tidur dan klien
sepenuhnya di bantu keluarga atau perawat ruangan.
Selama klien dirawat di rumah sakit klien melakukan ibadah sholat dengan
teratur, berdoa untuk kesembuhan penyakitnya.
V. Pola eliminasi
1. BAB
- Pola bab :
- Karakter feses :
- Riwayat perdarahan :
42
- Diare :
2. BAK
- Pola BAK :
- Karakter urine :
Klien tidak mengalami rasa sakit saat BAK dan tidak ditemukan kesulitan
dalam BAK.
Klien tidak ditemukan adanya riwayat penyakit ginjal atau kandung kemih.
43
44
45
46
47