Anda di halaman 1dari 51

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Keperawatan Kertas Karya Diploma

2017

Asuhan Keperawatan pada Ny. R


dengan Prioritas Masalah Gangguan
Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit :
Gagal Ginjal Kronik di RSUD Dr.
Pirngadi Medan

Atika, Dede

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2636
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Asuhan Keperawatan Pada Ny.R dengan Prioritas Masalah
Gangguan Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit :
Gagal Ginjal Kronik di RSUD Dr. Pirngadi
Medan

KaryaTulisIlmiah (KTI)

DisusundalamRangkaMenyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh
DEDE ATIKA
142500038

PROGRAM STUDI DIII


DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
JULI 2017

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
i
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat


rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. R dengan Prioritas
Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit : Gagal Ginjal
Kronik di RSUD Dr. Pirngadi Medan”. Karya Tulis Ilmiah Ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan program Ahli Madya Keperawatan di
Program Studi DIII Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara. Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas
dari bantuan, bimbingan dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada :

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan


Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M. Kep Selaku Wakil Dekan 1 Fakultas
KeperawatanUniversitas Sumatera Utara.
3. Ibu Cholina T. Siregar, S.Kep, Ns, M. Kep, Sp. KMB selaku Wakil Dekan II
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep. Sp. Mat selaku Wakil Dekan III
5. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Prodi DIII
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
6. Ibu Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns, M.Kep selaku sekretaris DIII Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
7. Ibu Yesi Ariani, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. Dimana beliau telah meluangkan waktu
dan kesempatannya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan
masukan kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Ibu Nunung Febriany Sitepu, S.Kep, Ns, MNS selaku dosen penguji Karya
Tulis Ilmiah ini. Dimana beliau telah memberikan saran dan kritikan
sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat lebih baik lagi.

ii
Universitas Sumatera Utara
9. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku dosen Pembimbing Akademik.
10. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
11. Terutama rasa syukur dan terima kasih yang begitu mendalam kepada kedua
orang tua tercinta, ayah (Bambang Sucipto) dan Bunda (Jumiyati) dengan
do’a serta dukungan mereka yang tidak pernah putus membuat penulis
termotivasi untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan sebaik-
baiknya.
12. Terima kasih kepada seluruh rekan-rekan mahasiswa/i DIII keperawatan
Fakultas Keperawatan USU, khususnya stambuk 2014 yang telah
mendukung selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
13. Pegawai Ruangan HDU yang memberi izin, bimbingan serta kerjasama
dalam pengambilan kasus.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita
semua dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna dan bermanfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi kita semua. Amin

Medan, 19 Juli 2017

Penulis

Dede Atika

iii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

Lembar Orisinalitas ................................................................................................. i

Lembar Pengesahan ............................................................................................... ii

Kata Pengantar ...................................................................................................... iii

Daftar Isi ................................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1


B. Tujuan ........................................................................................................ 2
C. Manfaat ...................................................................................................... 2

BAB II PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Kebutuhan Cairan dan Elektrolit ........................................ 3


1. Pengkajian .......................................................................................... 10
2. Diagnosa ............................................................................................. 12
3. Perencanaan ....................................................................................... 14
B. Asuhan Keperawatan Kasus
1. Pengkajian ......................................................................................... 17
2. Analisa Data ....................................................................................... 32
3. Rumusan Masalah .............................................................................. 33
4. Perencanaan ....................................................................................... 33
5. Implementasi dan Evaluasi ................................................................ 35

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................ 38
B. Saran ........................................................................................................ 39

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 40

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Catatan Perkembangan

Lampiran 2 : Lembar Konsultasi

iv
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh
manusia untuk mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun psikologis.
Abraham maslow (1970), membagi kebutuhan dasar manusia menjadi 5
tingkatan diantaranya yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan
perlindungan, kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki, kebutuhan harga diri
dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis terdiri atas kebutuhan
pemenuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan, makanan, eliminasi, istirahat
tidur, aktifitas, keseimbangan temperatur tubuh dan seksual (Aziz, 2012).
Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan kebutuhan dasar yang
dibutuhkan untuk metabolisme tubuh. Dalam pemenuhannya diatur oleh sistem
atau organ didalam tubuh seperti ginjal, kulit, paru dan gastrointestinal.
Sedangkan dalam pengaturan keseimbangan cairan diatur oleh sistem atau
mekanisme rasa haus, sistem hormonal yakni ADH (Anti Diuretik Hormon),
sistem aldosteron, prostaglandin, dan glukokortikoid (Aziz, 2012).
Gangguan keseimbangan cairan elektrolit dapat mempengaruhi fungsi
fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas, air yang mengadung
partikel-partikel bahan organik dan anorganik yang vital untuk hidup. Gangguan
keseimbangan elektrolit dapat terjadi karena adanya kelainan pada ginjal. Pasien
penyakit ginjal tahap akhir sebelum dilakukan terapi hemodialisis cenderung
mengalami fluktuasi volume cairan tubuh. Pada pasien hemodialisis rutin,
fluktuasi atau kelebihan cairan tersebut disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal
dalam mengekskresikan cairan dan juga kurangnya kepatuhan pasien dalam
membatasi asupan cairan (Riyadi, 2015).
Maka karena itu, permasalahan gangguan keseimbang cairan dan elektrolit
harus diperhatikan. Pentingnya pemenuhan kebutuhan klien akan cairan dan
elektrolit selama dilakukan perawatan menarik minat penulis untuk memahas dan
menyusun intervensi pelaksanaan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
yang dialami klien.

1
Universitas Sumatera Utara
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan pada
Ny. R dengan prioritas masalah gangguan kebutuhan dasar cairan dan elektrolit
di RSUD dr. Pirngadi Medan.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengkajian pada Ny. R
2. Untuk mengetahui analisa data pada Ny. R
3. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada Ny. R
4. Untuk mengetahui perencanaan keperawatan pada Ny. R
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan keperawatan pada Ny.R
6. Untuk mengetahui evaluasi keperawatan pada Ny.R

C. Manfaat
1. Bagi Praktisi Keperawatan.
Hasil laporan asuhan keperawatan ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan bagi perawat mengenai gangguan kebutuhan dasar cairan dan
elektrolit.
2. Bagi pendidikan keperawatan
Hasil laporan asuhan keperawatan ini dapat menambah wawasan mengenai
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan dasar cairan
dan elektrolit.
3. Bagi Penulis
Menambah pengalaman dan pengetahuan dalam penerapan ilmu yang
didapat selama pendidikan.
4. BagiKlien
Hasil laporan asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pada pasien mengenai gangguan kebutuhan dasar cairan
dan elektrolit.

2
Universitas Sumatera Utara
BAB II
PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Cairan


dan Elektrolit.
1. Pengertian Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan kebutuhan dasar yang
dibutuhkan untuk metabolisme tubuh. Dalam pemenuhannya diatur oleh
sistem atau organ didalam tubuh seperti ginjal, kulit, paru dan
gastrointestinal. Sedangkan dalam pengaturan keseimbangan cairan diatur
oleh sistem atau mekanisme rasa haus, sistem hormonal yakni ADH (Anti
Diuretik Hormon), sistem aldosteron, prostaglandin, dan glukokortikoid
(Aziz, 2012).

2. Faktor- faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan


elektrolit
Menurut Tarnoto dan Wartona (2014), ada beberapa faktor- faktor yang
mempengaruhi kesembangan cairan dan elektrolit yaitu :
a. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme
yang diperlukan dan berat badan.
b. Temperatur lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat
kehilangan NaCL melalui keringat sebanyak 15- 30 gram/ hari
c. Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan
energi, proses ini menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke
intraseluler.
b. Stres
Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi
darah dan glikolisis otot. Mekanisme ini dapat menimbulkan retensi
sodium dan air. Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan
menurunkan produksi urine.

3
Universitas Sumatera Utara
c. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung.
Gangguan hormon akan mengganggu keseimbangan cairan

3. Kebutuhan Cairan Tubuh Bagi Manusia


Menurut Aziz (2012), Kebutuhan cairan tubuh bagi manusia memiliki
proporsi dalam bagian tubuh yang besar, hampir 90% dari total berat
badan tubuh, sedangkan sisanya merupakan bagian padat dari tubuh, atau
secara keseluruhan dapat dikatagorikan presentase cairan tubuh
berdasarkan umur adalah sebagai berikut : bayi baru lahir adalah 75% dari
total berat badan, laki-laki dewasa 57% dari total berat badan, wanita
dewasa 55% dari total berat badan dan dewasa tua 45% dari berat badan.
Tabel 10.1 kebutuhan air berdasarkan umur dan berat badan.
UMUR KEBUTUHAN AIR
Jumlah air dalam 24 ml/kg berat badan
jam
3 hari 250-300 80-100
1 tahun 1150-1300 120-135
2 tahun 1350-1500 115-125
4 tahun 1600-1800 100-110
10 tahun 2000-2500 70-85
14 tahun 2200-2700 50-60
18 tahun 2200-2700 40-50
Dewasa 2400-2600 20-30

4. Komposisi cairan tubuh


Menurut Tarnoto, Wartona (2014), Cairan tubuh mengandung :
a. Oksigen yang berasal dari paru-paru
b. Nutrisi yang berasal dari saluran pencernaan
c. Produk metabolisme seperti karbondioksida.
d. Ion-ion yang merupakan bagian dari senyawa atau
molekul atau disebut juga elektrolit. Seperti misalnya

4
Universitas Sumatera Utara
sodium klorida dipecah menjadi satu ion Natrium atau
sodium (Na+) dan satu ion chlorida (CI-). Ion yang
bermuatan positif disebut kation, sedangkan yang
bermuatan negatif disebut anion.

5. Jenis cairan
Jenis cairan umumnya ada dua, cairan nutrien dan blood volum
expander. Cairan nutrient terdiri atas kalori dalam bentuk karbohidrat,
nitrogen dan vitamin-vitamin yang dimana penting untuk
metabolisme. Kalori yang terdapat dalam cairan nutrient dapat
berkisar antara 200- 1500 kalori per liter. Cairan nutrient terdiri dari
karbohidrat dan air, seperti dextrose (glukosa), levulose (fruktuse),
invert sugar (½dextrose dan ½ levulose). Amino acid seperti amogen,
aminosol, adan travamin, dan lemak seperti lipomul dan liposyn.
Blood volume expanders merupakan bagian dari jenis cairan yang
berfungsi meningkatkan volume pembuluh darah sesudah kehilangan
darah atau plasma. Jenis blood volume expanders antara lain : human
serum albumin dan dextran dengan konsentrasi yang berbeda. Kedua
cairan ini mempunyai tekanan osmotik, sehingga secara langsung
dapat meningkatkan jumlah volume darah ( Aziz, 2012 ).

6. Fungsi cairan
Menurut Tarwoto Wartona (2014), fungsi cairan tubuh manusia
adalah sebagai berikut :
a. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh.
b. Transpor nutrisi ke sel.
c. Transpor hasil sisa metabolisme.
d. Transpor hormon.
e. Pelumas antar- organ.
f. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem kardiovaskuler.

5
Universitas Sumatera Utara
7. Cara pengeluaran cairan
Pengeluaran cairan terjadi melalui organ- organ seperti :
a. Ginjal
1) Merupakan pegaturan utama keseimbangan cairan yang
menerima 170 liter darah untuk disaring setiap hari.
2) Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam
3) Pada orang dewasa produksi urine sekitar 1,5 liter/hari.
4) Jumlah urine yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh
ADH dan aldosteron
b. Kulit
1) Hilangya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang
erangsang aktivitas kelenjar keringat.
2) Rangsangan kelenjar keringat dapat dhasilkan dari aktifitas
otot, temperatul lingkungan yang meningkat dan demam
3) Disebut juga isensible Water Loss (IWL) sekitar 15-20 ml/24
jam.
c. Paru- paru
1) Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari.
2) Meningkatnya cairan yang hilang sebagai respon terhadap
perubahan kecepatan dan kedalaman nafas akibat pergerakan
atau demam.
d. Gastrointestinal
1) Dalam kondisi normal cairan yag hilang dari gastrointestinal
setiap hari sekitar 100- 200 ml.
2) Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10-15 cc/kgBB/24
jam, dengan kenaikan 10% dari IWL pada setiap kenaikan
temperatur 1 derajat celcius.

8. Gangguan/ Masalah Kebutuhan Cairan


a. Hipovolume atau dehidrasi merupakan kekurangan cairan eksternal
terjadi karena penurunan intake cairan dan kelebihan pengeluaran
cairan. Ada tiga macam kekurangan volume cairan eksternal atau

6
Universitas Sumatera Utara
dehidrasi, yaitu dehidrasi isotonic, hipertonik dan hipotonik.
Dehidrasi isotonic terjadi jika kehilangan sejumlah cairan dan
elektrolitnya yang seimbang. Dehidrasi hypertonik terjadi jika
kehilangan sejumlah air yang lebih banyak dari pada elektrolitnya.
Dehidrasi hipotonik yaitu keadaan dimana lebih banyak kehilangan
elektrolitnya dibandingkan airnya.
b. Hipervolume atau overdehidrasi terdapat dua manisfertasi yang
ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaitu hipevolume (peningkatan
voume darah) dan edema (kelebihan cairan pada interstisial) (Aziz,
2012).

9. Pengaturan elektrolit
a. Natrium (sodium)
1) Menupakan kation yang paling banyak terdapat pada
cairan ekstrasel
2) Na+ mempengaruhi keseimbangan air, hantaran impuls
saraf dan kontraksi otot.
3) Sodium diatur oleh intake garam, aldosteron dan
pengeluaran urin. Normalnya sekitar 135- 148 mEq/liter
b. Kalium (potassium)
1) Merupakan kation utama cairan intrasel
2) Berfungsi sebagai esksitabilitas neoromuskular dan
kontraksi otot.
3) Diperlukan untuk pembentukan glokogen, sintesis protein,
pengaturan keseimbangan asam basa, karena ion K+ dapat
diubah menadi ion hidrogen (H+). Nilai normalnya sekitar
3,5- 5,5 mEq/liter.
c. Kalsium
1) Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, konduksi
jantung, pembekuan darah, serta pembekuan tulang dan
gigi.

7
Universitas Sumatera Utara
2) Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar
paratiroid dan tiroid.
3) Hormon paratiroid mengabsorbsi kalsium melalui
gastrointestinal, sekresi mealui ginjal.
4) Hormon tirokalsitonin menghambat penyerapan Ca++
tulang.
d. Magnesium
1) Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel.
2) Sangat penting untuk aktivitas enzim, neurochemia, dan
eksitabilitas muskular. Niali normalnya sekitar 1,5- 2,5
mEq/liter.
e. Klorida
Terdapat pada cairan ektrasel dan intrasel, normalnya
sekitar 95-105 mEq/liter.
f. Bikarbonat
1) HCO3 adalah bufer kimia utama dalam tubuh dan terdapat
pada cairan eksrasel dan intrasel.
2) Bikarbonat diatur oleh ginjal.
g. Fosfat
1) Merupakan anion bufer dalam cairan intrasel dan ekstrasel.
2) Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskular,
metabolisme karbohidrat, dan pengaturan asam basa.
3) Pengaturan oleh hormon paratiroid.
(Tarwoto, Wartona, 2014)

10. Gangguan/ Masalah Kebutuhan Elektrolit


a. Hiponatremia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar
natrium dalam plasma darah ditandai dengan adanya rasa haus
yang berlebih, rasa cemas, takut dan bingung, kejang perut, denyut
nadi cepat dan lembab, hipotensi, membran mukosa kering, kadar
natrium dalam plasma kurang dari 135mEq/1. Dapat terjadi pada

8
Universitas Sumatera Utara
pasien yang mendapat obat diuretik dalam jangka waktu yang
lama tanpa terkontrol, diare jangka panjang.
b. Hipernatremia suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma
tinggi yang ditandai dengan adanya mukosa kering, rasa haus,
turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit
kemerahan, lidah kering dan kemerahan suhu bada naik, kadar
natrium dalam plasma lebih dari 145 mEq/1. Dapat terjadi pada
pasien diare, dehidrasi, pemasukan air yang berkebihan sedangkan
intake garam sedikit.
c. Hipokalemia suatu kadaan kekurangan kadar kalium dalam darah
ditandai dengan denyut nadi lemah, tekanan darah menurun, tidak
nafsu makan dan muntah- muntah, perut kembung, otot lemah dan
lunak, denyut jantung tidak beraturan, penurunan bising usus,
kadar kalium plasma menurun kurang dari 3,5 mEg/I.
d. Hiperkalemia suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah
tinggi yang ditandai dengan adanya mual, hiperaktifitas sistem
pencernaan, aritmia, lelemahan, jumlah urine sedikit sekali, diare,
kecemasan dan irritable, kadar kalium dalam plasma lebih dari 5
mEq/1.
e. Hipokalsemia kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah
yang ditandai dengan adanya keram otot dan perut, kejang,
bingung, kadar kalsium dalam plasma kurang dari 4,3 mEq/I
f. Hiperkalsemia merupakan suatu keadaan kelebihan kadar kalsium
dalam darah, yang ditandai dengan adanya nyeri pada tulang,
relaksasi otot, batu ginjal, mual-mual, koma dan kadar kalsium
dalam plasma lebih dari 4,3 mEq/1. Dapat ditemukan pada pasien
yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok
g. Hipomagnesia kekurangan kadar magnesium dalam darah yang
ditandai dengan irrabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan,
takikardi, hipertensi dan konvulasi. Kadar magnesium dalam
darah kurang dari 1-3 mEq/1.

9
Universitas Sumatera Utara
h. Hipermagnesia kadar magnesium yang berlebihan dalam darah
yang ditandai dengan adalanya koma, gangguan pernafasan dan
kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/I.

11. Gagal Ginjal Kronik


Gagal ginjal kronik atau Chronic Kidney Disease(CKD) merupakan
penurunan fungsi ginjal progresif yang ireversibel ketika ginjal tidak
mampu mempertahankan keseimbangan metabolik,cairan,dan
elektrolit yang menyebabkan terjadinya uremia dan azotemia
(Smetlzer & Bare,2004). CKD disebabkan oleh berbagai penyakit
ginjal polikistik, obstruksi saluran kemih dan penyakit sistemik seperti
diabetes melitus, hipertensi, lupus eritematosus, poliartritis, penyakit
sel sabit serta amiloidosis. Patogenesis CKD melibatkan penurunan
dan kerusakan nefron yang diikuti kehilangan fungsi ginjal yang
progresif. Total laju filtrasi glomerelus (GFR)\menurun,BUN dan
kreatinin meningkat. Nefron yang masih tersisa mengalami hipertrofi
akibat usaha menyaring jumlah cairan yang lebh banyak Akibatnya
ginjal kehilangan kemampuan memekatkan urine. Untuk melanjutkan
ekskresi sejumlah besar urine yang dibuang mengandng banyak sodim
sehingga terjadi poliuri (Bayhakki, 2012).

B. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Menurut Tarwoto dan Wartona (2014), pengkajian keperawatan pada
masalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yaitu meliputi :
1) Riwayat keperawatan
a. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral,
parenteral).
b. Tanda umum masalah elektrolit.
c. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan.
d. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan
homeostasis cairan elektrolit.

10
Universitas Sumatera Utara
e. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat
mengganggu status cairan.
f. Status perkemangan seperti usisa atau situasi sosial.
g. Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang
mengganggu pengobatan.
2) Pengukuran klinik
a. Berat badan
Kehilangan atau bertambahnya berat badan menunjukkan
adanya masalah pada keseimbangan cairan :
a) ± 2% : ringan
b) ± 5% : sedang
c) ± 10% : berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada
waktu yang sama.
b. Keadaan umum
a) Pengukuran tanda vital seperti temperatur, tekanan
darah, nadi dan pernapasan
b) Tingkat kesadaran
c. Pengukuran pemasukan cairan
a) Cairan oral : NGT dan oral.
b) Cairan parenteral termasuk obat- obatan IV.
c) Makanan yang cenderung mengandung air.
d) Irigasi kateter atau NGT.
d. Pengukuran pengeluaran cairan
a) Urine : volume, kejernihan atau kepekatan.
b) Feses : jumlah dan konsistensi.
c) Muntah
d) Tube drainase.
e) IWL
e. Ukur keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya
sekitar ± 200 cc.
3) Pemeriksaan fisik

11
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit
difokuskan pada :
a. Intergumen : keadaan tugor kulit, edema, kelelahan,
kelemahan otot dan sensasi rasa.
b. Kardiovaskular : distensi vena jugularis, tekanan darah,
hemoglobin dan bunyi jantung.
c. Mata : cekung, air mata kering.
d. Neurologi : refleks, gangguan motorik dan sensorik,
tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan
lidah, muntah-muntah, dan bising usus.
4) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, pH, berat jenis urine,
dan analisis gas darah.

2. Diagnosa keperawatan
1). Aktual/ resiko defisit volume cairan.
Definisi : kondisi dimana pasien mengalami resiko kekurangan
cairan pada ekstra seluler dan vaskuler.
a. Kemungkinan berhubungan dengan :
a) Kehilangan cairan secara berlebihan.
b) Berkeringat secara berlebihan
c) Menurunnya intake oral
d) Penggunaan diuretik
e) Pendarahan
b. Kemungkinan data yang ditemukan :
a) Hipotensi
b) Takikardia
c) Pucat
d) Kelemahan
e) Konsentrasi urin pekat
c. Kondisi klinis kemungkian terjadi pada :

12
Universitas Sumatera Utara
a) Penyakit Addison.
b) Koma.
c) Ketoasidosis pada diabetik.
d) Anoreksia nervosa.
e) Pendarahan gastrointestinal.
f) Muntah, diare
g) Intake cairan tidak adekuat
h) AIDS.
i) Pendarahan.
2) volume cairan berlebih
Definisi : kodisi dimana terjadi peningkatan retensi dan edema.
a. Kemungkinan berhubungan dengan :
a) Retensi garam dan air
b) Efek dari pengobatan
c) Malnutrisi.
b. Kemungkinan data yang ditemukan :
a) Orthopnea.
b) Oliguria.
c) Edema.
d) Distensi vena jugularis.
e) Hipertensi.
f) Distres pernapasan
g) Anasarka.
h) Edema paru.
c. Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
a) Obesitas
b) Hipothiroidism
c) Pengobatan dengan kontikosteroid.
d) Imobilisasi yang lama
e) Cushing syndrom
f) Gagal ginjal.
g) Sirosis hepatis

13
Universitas Sumatera Utara
h) Kanker.
i) Toxemia.

2. Perencanaan Keperawatan
1) Aktual/resiko defisit volume cairan
Tujuan yang diharapkan :
a. Mempertahankan keseimbangan cairan.
b. Menunjukkan adanya keseimbangan cairan seperti output
urine yang adekuat, tekanan darah yang stabil, membran
mukosa mulut lembab, tugor kulit baik.
c. Secara verbal pasien mengatakan penyebab kekurangan
cairan dapat teratasi
INTERVENSI RASIONAL
1. Ukur dan catat setiap 4 1. Menentukan
jam : kehilangan dan
a. Intake dan output kebutuhan cairan
cairan
b. Warna muntahan,
urine dan feses.
c. Monitor tugor
kulit
d. Tanda vital
e. Monitor IV infus
f. CVP
g. Eektrolit, BUN,
hemaktokrit, dan
hemoglobin.
h. Status mental.
i. Berat badan
2. Berikan makanan dan 2. Memenuhi
Cairan kebutuhan makan
dan minum.

14
Universitas Sumatera Utara
3. Berikan pengobatan 3. Menurunkan
seperti antidiare dan pergerakan usus
antimuntah dan muntah.
4. Berikan dukungan verbal 4. Meningkatkan
dalam pemberian cairan kosumsi yang
lebih
5. Lakukan kebersihan 5. Menngkatkan
mulut sebelum makan. nafsu makan.
6. Ubah posisi pasien setiap 6. Meningkatkan
4 jam sirkulasi
7. Berikan penkes tentang : 7. meningkatkan
a. Tanda dan gejala informasi dan
dehidrasi kerja sama
b. Intake dan output
cairan
c. Terapi

2) volume cairan berlebih


tujuan yang diharapkan :
a. mempertahankan keseimbangan intake dan output
cairan.
b. Menurunkan kelebihan cairan.
INTERVENSI RASIONAL
1. Ukur dan monitor : 1. Dasar pengkajian
a. Intake dan output kardiovaskler dan
cairan. respons terhadap
b. Berat badan penyakit.
c. Tensi
d. CVP distensi vena
e. Jugularis
f. Bunyi paru

15
Universitas Sumatera Utara
2. Monitor rontgen paru 2. Mengetahui adanya
edema paru.
3. Kolaborasi dengan dokter 3. Kerja sama disiplin ilmu
dalam pemberian cairan, dalam keperawatan
obat, dan efek pengobatan
4. Hati- hati dalam pemberian 4. Mengurangi kelebihan
cairan cairan
5. Pada pasien yang bedrest : 5. Mengurangi edema
a. Ubah posisi setiap 2
jam
b. Latihan pasif dan
Aktif
6. Pada kulit yang edema 6. Mencegah kerusakan
berikan losion, hindari kulit
penekanan yang terus-
menerus.
7. Berikan penkes tentang : 7. Pasien dan keluarga
a. Intake dan output mengetahui kooperatif
cairan
b. Edema, berat badan
c. Pengobatan

16
Universitas Sumatera Utara
PROGRAM DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN USU

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN


DI RSUD DR.PIRNGADI MEDAN

I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny R
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 53 Tahun
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : JL. SM Raja No 99 Kec Tiga Lingga Kab Dairi
Tanggal Masuk RS : 03 Mei 2017
No. Register : 01.02.94.96
Ruangan/Kamar : HDU
Golongan Darah : O
Tanggal Pengkajian : 05 Mei 2017 (Dinas sore)
Diagnosa Medis : CKD

II. KELUHAN UTAMA :


Pasien datang dengan keluhan Sulit BAK. Sebelumnya klien sudah
pernah berobat dirumah sakit lain dan dikatakan menderita penyakit
gagal ginjal.

Universitas Sumatera Utara


III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative / palliative
1. Apa penyebabnya
Sebelum mengalami penyakit ginjal keluarga pasien
mengatakan pasien jarang minum air putih, hanya 3- 4 gelas/
hari.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Ny R mengatakan hal-hal yang memperbaiki keadaan yaitu
dengan meminum obat yang diberikan dokterdan adanya
dukungan keluarga.
B. Quantity / quality
1. Bagaimana dirasakan
Ny R mengatakan merasakan nyeri pada bagian pinggang
belakangkanan dan kiri seperti ditusuk ketika perawat
melakukan palpasi.
2. Bagaimana dilihat
Ny.R terlihat tampak menahan rasa sakit.
C. Region
1. Dimana lokasinya
Pada bagian pinggang belakang kanan dan kiri.
2. Apakah menyebar
Tidak menyebar, hanya bagian pinggang
D. Severity
Penyakit yang diderita klien mengganggu sebagian aktivitas klien.
Karena hampir semua aktivitas klien dilakukan ditempat tidur dan
dibantu oleh keluarga klien karena proses penyakit yang dialami.
E. Time
Tidak berlangsung lama, terkadang hilang dalam jangka waktu
yang singkat.

18
Universitas Sumatera Utara
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernah dialami
Hipertensi

B. Pengobatan / tindakan yang dilakukan


Tidak pernah melakukan pengobatan apapun

C. Pernah dirawat / dioperasi


Sudah pernah dirawat di RS Matha Frizka kemudian dirujuk ke
RSUD Pirngadi

D. Lama dirawat
2 minggu

E. Alergi
Tidak ada alergi

F. Imunisasi
Imunisasi lengkap

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


A. Orang tua
Ibu Ny.R memiliki riwayat penyakit diabetes

B. Saudara kandung
Tidak ada riwayat penyakit

C. Penyakit keturunan yang ada


Diabetes

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa


Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

19
Universitas Sumatera Utara
E. Anggota keluarga yang meninggal
Ibu Ny.R

F. Penyebab meninggal
Penyakit diabetes yang diderita

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL


A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Ny R mengatakan ingin segera cepat sembuh

B. Konsep diri
1. Gambaran diri
Ny R sudah siap untuk melakukan tindakan cuci darah

2. Ideal diri
Ny R ingin segera bisa berakitifitas normal lagi.

3. Harga diri
Ny. R merasa sangat diperhatikan olehsuami dan anak-
anaknya.

4. Peran diri
Pasien berperan sebagai ibu

5. Identitas
Selama sakit sebagian besar aktifitasnya di bantu keluarga

C. Keadaan emosi
Ny R mengatakan pasrah terhadap pengobatan yang dilakukan.

20
Universitas Sumatera Utara
D. Hubungan sosial
1. Orang yang berarti
Suami dan anak-anaknya

2. Hubungan dengan keluarga


Hubungan dengan keluarga sangat baik

3. Hubungan dengan orang lain


Hubungan dengan orang lain baik

4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain


Tidak ada hambatan

E. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan
Ny. R memeluk agama Kristen

2. Kegiatan ibadah
Ny. R tidak pernah beribadah semenjak dirawat di RS

VII. STATUS MENTAL


- Tingkat kesadaran : compos mentis
- Penampilan : kurang rapi
- Pembicaraan : jelas
- Alam perasaan : lesu
- Afek : tidak ada masalah
- Interaksi selama wawancara : kontak mata baik
- Persepsi : tidak ada masalah
- Proses piker : tidak ada masalah
- Isi piker : tidak ada masalah
- Waham : tidak ada masalah
- Memori : daya ingat normal

21
Universitas Sumatera Utara
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
Compos mentis

B. Tanda-tanda vital
1. Suhu tubuh : 37 C
2. Tekanan darah : 140 / 80 mmHg
3. Nadi : 70 x /menit
4. Pernapasan : 20 x /menit
5. TB : 157 cm
6. BB : 65 Kg

C. Pemeriksaan head to toe


Kepala dan rambut
1. Bentuk : oval dan simetris
2. Ubun-ubun : tepat ditengah dan tertutup
3. Kulit kepala : bersih

Rambut
1. Penyebaran
dan keadaan rambut : rambut berwarna hitam dan ikal
2. Bau : tidak berbau
3. Warna kulit : sawo matang

Wajah
1. Warna kulit : sawo matang
2. Struktur wajah : simetris dan tidak ada edema

Mata
1. Kelengkapan
dan kesimetrisan : lengkap dan simetris

22
Universitas Sumatera Utara
2. Palebra : tidak ada prosis
3. Konjungtiva dan sclera : konjungtiva tidak anemis &
sclera tidak leterus
4. Pupil : isokhor
5. Kornea dan iris : transparan dan jernih
6. Visus : tidak dikaji
7. Tekanan bola mata : tidak dikaji

Hidung
1. Tulang hidung
dan posisi septum nasi: tulang hidung tepat pada garis
tubuhsimetris
2. Lubang hidung : lubang hidung simetris dan bersih
3. Cuping hidung : tidak ada gerakan cuping hidung

Telinga
1. Bentuk telinga : normal dan simetris
2. Ukuran telinga : normal
3. Lubang telinga : lubang telinga dalam keadaan
bersih
4. Ketajaman pendengaran: pasien dapat mendengar dengan baik

Mulut dan faring


1. Keadaan bibir : mukosa lembab
2. Keadaan gusi dan gigi : baik, tidak ada perdarahan
3. Keadaan lidah : keadaan lidah baik
4. Orofaring : tidak ada peradangan

Leher
1. Posisi trachea : tepat pada garis sumbu tubuh
2. Thyroid : tidak ada pembesaran thyroid
3. Suara : pengucapan suara jelas dan keras

23
Universitas Sumatera Utara
4. Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
5. Vena jugularis : tidak ada pembesaran
6. Denyut nadi karotis : denyut nadi teraba

Pemeriksaan integumen
1. Kebersihan : tidak mampu membersihkan secara
mandiri
2. Warna : sawo matang
3. Turgor : tugor kulit kembali cepat
4. Kelembaban : lembab
5. Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan pada kulit

Pemeriksaan payudara dan ketiak

1. Ukuran dan betuk : normal dan simetris

2. Warna payudara dan areola: warna payudara sawo matang

dan warna areola coklat tua

3. Kondisi payudara dan putting: normal dan simetris

4. Aksilla dan clavicula : simetris

Pemeriksaan thorask / dada


1. Inspeksi thoraks : normal dan pergerakan simetris
2. Pernapasan : 23 x / menit dengan irama teratur
3. Tanda kesulitan bernapas : tidak ada tanda kesulitan bernapas

Pemeriksaan paru
1. Palpasi getaran suara : merata
2. Perkusi : resonan
3. Auskultasi : vesikuler

24
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan jantung
1. Inspeksi : tidak ada pembengkakan
2. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3. Perkusi : suara dullnes
4. Auskultasi : tidak terdengar suara abnormal pada
jantung

Pemeriksaan abdomen
1. Inspeksi : simetris, bentuk datar, dan tidak ada massa
2. Auskultasi : tidak dilakukan pemeriksaan
3. Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

1. Genitali: normal

2. Anus dan perinium: lubang anus ada dan tidak ada kelainan

pada anus

Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas

Terdapat adanya edema derajat +2 pada bagian ekstremitas bawah.

Pemeriksaan neurologi (Nervus cranialis) :

Tidak dilakukan pengkajian

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


I. Pola makan dan minum
1. Frekuensi makan dan minum: 3 x /hari
2. Nafsu / selera makan : nafsu makan kurang baik
3. Nyeri ulu hati : tidak ada masalah
4. Alergi : tidak ada masalah alergi
5. Mual dan muntah : ada masalah mual dan
muntah

25
Universitas Sumatera Utara
6. Waktu pemberian makan: pagi – siang - sore
7. Jumlah dan jenis makanan: 50cc dengan jenis makanan
diet rendah garam dan rendah protein (Sonde)
8. Waktu pemberian minum:sesuai kebutuhan akan tetapi
pemberian minuman dibatasi
9. Masalah makan dan minum:pasien tampak mual dan sulit
untuk makan sehingga
dilakukan pemasangan NGT

Perawatan diri
1. Kebersihan tubuh :Tubuh kurang bersih
2. Kebersihan gigi dan mulut : gigi dan mulut cukup
bersih
3. Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku terlihat panjang
dansedikit kotor

II. Pola kegiatan

Kegiatan Mandiri Sebahagian Total


Mandi V
Makan V
Bab V
Bak V
Ganti pakaian V

III. Pola eliminasi


1. BAB
- Pola BAB : 1-2 x /hari
- Karakter feses : lembek dan coklat
- Riwayat perdarahan : tidak ada riwayat
pendarahan
- BAB terakhir : pagi tadi

26
Universitas Sumatera Utara
- Diare : tidak
- Penggunaan laksatif : tidak ada

2. BAK
- Pola BAK : BAK sedikit sekali dengan
frekuensi urine 30 ml/ 7jam
- Karakter Urine : kuningkeruh
- Kesulitan BAK : pasien kesulitan BAK
- Riwayat penyakit ginjal : pasien mengalami penyakit
gagal ginjal kronik
- Penggunaan dieuretik : tidak ada
- Upaya mengatasi masalah : asupan cairan harus dibatasi
untuk mengurangi kerja ginjal pasien

X. PENGUKURAN BALANCE CAIRAN


Tanggal/ Input Output Balance Cairan
waktu
05/05/2017 Minum : 100 ml Urine 20 ml (+) 96 ml
(pukul14.00- Makan : 50 ml IWL 39 ml
20.00 WIB) Inj IV : 5 ml 59 ml
155 ml
06/05/2017 Minum : 150 ml Urine : 30 ml (+) 131 ml
(pukul 08.00- Makan : 50 ml IWL : 39 ml
14.00 WIB) 200 ml 69 ml
07/05/2017 Minum : 150 ml Urine : 30 ml (+) 141 ml
(Pukul 08.00- Makan : 50 ml IWL : 39ml
14.00 WIB) 200 ml 59 ml

27
Universitas Sumatera Utara
XI. TERAPI
Nama Obat Dosis Efek Terapi Efek samping
Meropenem 1amp/ Meropenem adalah - Kemerahan
1gr 8j salah satu jenis dan bengkak pada
antibiotik yang area bekas suntikan
digunakan untuk - demam
mengobati berbagai - ruam kulit dan
jenis infeksi, yang gatal
khususnya disebabkan - diare
oleh bakteri. Obat ini - sakit kepala
dapat digunakan - sakit perut
untuk mengobati - sensasi kesemutan
kondisi neuropenia
yaitu kondisi demam
yang disetai dengan
penurunan jumlah sel
darah putih jenis
netrofi.
Ondansentron 1amp/ Ondansentron adalah - sakit kepala dan
1gr 8j obat yang digunakan pusing
untuk mencegah dan - mudah mengantuk
mengobati mual dan - kepanasan
muntah yang -pusingketika
disebabkan oleh efek berdiri
samping kemoterapi, - mudah lelah
radioterapi, atau - konstipasi
operasi. - sakit perut
Amlodipine 1x1 Amlodipine adalah - jantung berdebar-
10 mg obat penghambat debar
saluran kalsium - nyeri dada yang
(calcium channel semakin memburuk
blocker) yang - bengkak pada kaki

28
Universitas Sumatera Utara
melebarkan pembuluh atau pergelangan
darah dan kaki
melancarkan - sangat mengantuk
peredaran darah. Obat -pusing, seperti
ini seringkali akan Pingsan
dimanfaatkan untuk
menangani nyeri dada
akibat angina (angin
duduk) serta berbagai
kondisi lain yang
disebabkan penyakit
jantung koroner.
Inj. Vit K 1 1x1 Vitamin K yang Pada beberapa kasus
amp digunakan dirumah kecil, konsumsi
sakit digunakan ntuk suplemen vitamin K
menangani yang berlebihan
pendarahan yang dapat memicu
memerlukan pantauan anemia dan sakit
dan resep dari dokter kuning.
Inj. Transamid 3x1 Dalam obat ini Efek samping yang
500 mg mengandung bahan umum timbul pada
aktif berupa asam penggunaan obat ini
traneksamat yang berupa yeri kepala,
merupakan turunan keluhan pada hidung
sitetik dari asam dan sinus, nyeri
amino lisin. Asam punggung dan perut.
traneksamat Selain itu dalam
umumnya digunakan frekuensi kecil
untuk mencegah, ditemukan efek
menghentikan, atau samping berupa
mengurangi nyeri sendi, kaku
pendarahan yang dan keram otot,

29
Universitas Sumatera Utara
masif, saat menjalani nyeri kepala
pembedahan, sebelah, anemia,
mimisan, pendarahan rasa lelah, diare,
menstruasi yang rasa pusinh serta
berat, angioedema tromboemboli.
hereditas, dan
beberapa kondisi
medis lainnya
OMZ 40 mg 40mg/ Omeprazole secara - sakit kepala
12j reversibel digunakan - diare
untuk mengurangi - nyeri abdomen
sekresi asam lambung - mual dan muntah
dengan menghambat - infeksi saluran
secara spesifik enzim nafas atas
lambung. - konstipasi
- batuk
- nyeri tulang
belakang
KSR 600 mg 2x1 KSR diindikasikan - ketidakseimbangan
untuk perawatan elektrolit
ketidakseimbangan - kekurangan kalium
elektrolit, kekurangan
kalium dan kondisi
lainnya.
Furosemid 2x1 Furosemid adalah dari - peningkatan kadar
20ml/ 12 jam obat yang diresepkan asam urat dan
oleh dokter untuk kadar gula darah.
penatalaksanaan -menimbulkan
pasien gagal ginjal mual,muntah dan
atau penderita gagal nafsu makan
jantung menurun.

30
Universitas Sumatera Utara
XII. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal Jenis Pemeriksaan Nilai Hasil Nilai normal
05/05/ Pemeriksaan kimia
2017 klinik
SGOT 28,00 U/L 0,00 – 40,00
SGPT 16,00 U/L 0,00 – 40,00
Alkaline phospate 182,00 U/L 30,00 – 142,00
Total bilirubbin 0,53 mg/dl 0,00 – 1,20
Direct bilirubbin 0,19 mg/dl 0,05 – 0,30
Ureum 243 mg/dl 10 – 50 mg/dl
Creatin 5,00 mg/dl 0,60 – 1,20
Urin acid 14,0 mg/dl 3,5 – 7,0 mg/dl
Glukosa adrandom 245,00 mg/dl <140 mg/dl
Analisis Gas Darah :
- Ph 7,52 7,35 – 7,45
- pc 0 2 21,10 mmHg 35,00 – 45,00
- po 183,10 mmHg 80,00 – 100,00
- TCO2 18,00 mmHg 23,00 – 27,00
- HCO2 17,40 mmHg 22,00 – 26,00
- O2 saturasi 98,20 mmHg 95,00 – 98,00
Natrium, Kalium,
Chlorida :
- Natrium 137,00 mmHg 136,00 –155,00
- Kalium 2,90 mmHg 3,50 – 5,50
-chlorida 111,00 mmHg 95,00 – 103,00

31
Universitas Sumatera Utara
2. ANALISA DATA
No DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
DS : GGK
klien mengatakan ↓
sulit buang air kecil
(BAK), kencingnya Kenaikan Uremi
sedikit sekali ↓
Retensi Na Gangguan
DO :
Klien tampak lemah, ↓ keseimbangan
edema DERAJAT
Total CES cairan elektrolit
+2 Pada ektremitas
bawah, cairan infus menurun
RL 20 tts/m, cairan

obat diberikan
melalui IV, input Tekanan kapiler
cairan : 155 ml/ 7
naik
jam, Output cairan :
59ml/ 7jam TD : ↓
130/70 mmHg, RR :
Peningkatan volume
22x/mnt, HR :
intertisial
70x/mnt, T : 36,6⁰C

Kelebihan volume
cairan

Ketidakseimbangan
cairan elektrolit

Anoreksia,
Ds : mual, muntah
klien mengatakan

mual, muntah dan
tidak nafsu makan Absorbsi nutrien
menurun
Do :
- klien tampak ↓ Nutrisi kurang dari
lemah
Nutrisi ke kebutuhan tubuh
- Klien mual
ketika diberikan jaringan
makan
menurun
- BB menurun
dari 66kg ↓
menjadi 65kg
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

32
Universitas Sumatera Utara
3. RUMUSAN MASALAH

1) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

2) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Diagnosa Keperawatan I :

Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan


retensi urine. Ditandai dengan pasien sulit BAK dan terdapat
edema derajat 2 pada bagian kaki.

2) Diagnosa Keperawatan II :

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah. Ditandai dengan
pasien sulit makan, tampak mual saat diberikan makan melalui
NGT, BB turun dari 66 kg menjadi 65 kg.

5. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

No. Perencanaan keperawatan


Dx Tujuan dan Rencana tindakan Rasional
kriteria hasil
1. Setelah dilakukan 1. Pantau tekanan 1. untuk mengkaji
tindakan darah, nadi, JVP. tanda- tanda
keperawatan 2. catat asupan dan kelebihan volume
selama 1x24 jam haluaran cairan tubuh cairan tubuh
klien dapat klien. 2. menjadi data dasar
mempertahankan 3. kaji adanya edema dalam memantau
keseimbanga dan turgor kulit klien. dan mengevaluasi
cairan dalam 4. auskultasi bunyi status cairan/
tubuh jantung dan suara overload cairan
dengan kriteria paru 3. untuk mengkaji
hasil : 5. timbang BB setiap kelebihan cairan
- Klien bebas hari dapat dilihat dari
dari edema. 6. batasi asupan cairan edema dan turgor
- Keseimbangan 7. kaji tingkat kulit
asupan dan kesadaran. 4. kelebihan cairan
pengeluaran dapat menyebabkan
dalam 24 jam. edema paru dan
- Urine dalam gangguan jantung.

33
Universitas Sumatera Utara
batas normal. 5. peningkatan BB
menandakan
peningkatan retensi
cairan.
6. pembatasan cairan
dapat mengurangi
overload cairan.
7. mengetahui adanya
kelemahan yang
mencerminkan
akumulasi cairan,
gangguan elektrolit
atau berkembangnya
hipoksia.

No. Perencanaan keperawatan


Dx Tujuan dan kriteria Rencana tindakan Rasional
hasil
2. Setelah dilakukan 1. Kaji status 1. Memfalidasi dan
tindakan keperawatan nutrisi klien dan menepatkan drajat
selama 1x24 jam kemampuan masalah untuk
diharapkan nutrisi pemenuhan menetapkan pilihan
terpenuhi. nutrisi klien. intervensi yang
dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi tepat.
1. intake makanan per klien tentang 2. Mengetahui asupan
oral (spontan/ naso riwayat alergi makan yang dapat
feeding) adekuat terhadap menyebabkan
2. intake cairan (per makanan dan alergi.
oral/ parenteral) kaji makanan 3. Untuk memenuhi
adekuat kesukaan klien. kebutuhan nutrisi
3. nutrisi parental kuat 3. Instruksikan yang adekuat.
4. nafsu makan baik kepada klien/ 4. Untuk menjaga
5. menghabiskan porsi keluarga tentang kebersihan rongga
makan tanpa adanya cara pemenuhan mulut sehingga
gangguan kebutuhan terjaga
6. berat badan ideal. nutrisi yang kebersihannya.
optimal 5. Untuk
(misalnya meningkatkan
tentang selera makan.
pelaksanaan diet
sesuai anjuran).
4. Hitung
kebutuhan
kalori klien
setiap hari dan
sediakan aneka
ragam makanan

34
Universitas Sumatera Utara
kesukaan klien.
5. Anjurkan klien/
keluarga untuk
membantu klien
melakukan
perawatan
rongga mulut
sebelum makan
untuk
meningkatkan
kenyamanan.
6. Sajikan
makanan
dengan menarik
dan dalam suhu
hangat.

6. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/ No Implementasi Evaluasi


tanggal Dx Keperawatan

05mei 1. 1. Membina S : - pasien mengatakan sulit untuk


2017 hubungan saling BAK
percaya antara - pasien mengatakan BAK
pasien dan sedikit dengan warna kuning
keluarga. keruh

2. Menanyakan O : - Klien masih tampak


keluhan pasien saat lemah
masuk kerumah - Adanya edema pada kaki (+).
sakit. - BB : 56kg
- TD : 130/70mmHg
3. Menjelaskan - RR : 21x/mnt
kepada keluarga - HR : 70x/mnt
tentang - T : 36,7⁰c
pembatasan cairan - Output urin 20ml/ 7 jam
- Input cairan 155ml
4. Mengkaji adanya
edema serta tanda- A : masalah belum
tanda vital pasien teratasi
setiap 1 jam sekali
P : Intervensi
5. Menjelaskan dilanjutkan.
kepada pasien dan - Mengkaji edema
keluarga untuk - Menjelaskan kepada

35
Universitas Sumatera Utara
membatasi cairan. pasien/keluarga untuk
membatasi cairan
6. Menganjurkan - Mengukur intake dan output
klien tirah baring
saat edema terjadi.

7. mengatur infus RL
dengan tetesan
20tpm.

8. Pantau pemasukan
cairan ke tubuh
pasien.

9. Mengukur intake
dan output.

05 mei 1. jelaskan mengenai S :klien mengatakan perut terasa


2017 proses penyakit, mual saat akan diberikan makan.
diet, perawatan
dan pengobatan O : - Klien masih tampak
pada pasien lemah
dengan bahasa dan dan badan terlihat
kata-kata yang kurus.
mudah dimengerti. - TD : 140/70 mmHg
- RR : 20x/mnt
2. Mengobservasi - HR : 70x/ mnt
edema pada bagian - T : 36,9⁰c
ektremitas pasien, - BB :65kg
tugor kulit dan
tanda- tanda vital. A : masalah belum teratasi.

3. Membatasi P : Intervensi dilanjutkan


pemasukan cairan - Membatasi pemasukan cairan
dan mengobservasi pasien.
balance cairan. - Memperhatikan mual dan
muntah klien.
4. Mengingatkan - Mengingatkan klien dan
pasien untuk keluarga untuk membatasi
membatasi asupan asupan cairan
cairan pasien. - Kolaborasikan kepada dokter
: dalam pemberian obat
5. Memperhatikan diuretik
adanya mual dan
muntah.

6. Mengkaji makanan
penyebab muntah

36
Universitas Sumatera Utara
7. Monitor
pemasukan nutrisi.

8. Mengukur intake
dan output urine.

9. Memberikan
makan selagi
hangat
05 mei 1. Mengobservasi S : klien mengatakan mual
2017 keadaan umum berkurang
pasien dan
mengukur tanda- O: - Klien masih tampak
tanda vital pasien kurus
- BB : 54kg
2. Mengubah posisi - TD : 120/60mmHg
setiap 2 jam sekali - RR : 25x/mnt
- HR : 62x/mnt
3. Mengkaji keluhan - T : 36,8⁰c
mual pasien. - Output urine : 30ml/ 7 j

4. Menganjurkan A : masalah teratasi Sebagian


klien untuk - Mual (-)
melakukan tirah - Klien mampu membatasi
baring saat edema cairannya
terjadi - Output urine meningkat dari
20ml/ 7jam menjadi 30ml/
5. Mengimgatkan 7jam.
klien dan keluarga
untuk membatasi
cairan P : evaluasi kembali
keluhan pasien
6. Mengevaluasi
kembali keluhan
pasien.

7. Mengukur intake
dan output urine

8. Kolaborasikan
kepada dokter :
dalam pemberian
obat diuretik

37
Universitas Sumatera Utara
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan kebutuhan dasar yang
dibutuhkan untuk metabolisme tubuh. Dalam pemenuhannya diatur oleh organ
didalam tubuh seperti ginjal, kulit, paru dangastrointestinal. Sedangkan dalam
pengaturan keseimbangan cairan diatur oleh sistem atau mekanisme rasa haus,
sistem hormonal yakni ADH (Anti Diuretik Hormon), sistem aldosteron,
prostaglandin, dan glukokortikoid.
Setelah dilakukan pengkajian terhadap Ny.R ada dua prioritas masalah
yaitu gangguan kebutuhan dasar cairan dan elektrolit, dan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh. Diagnosa keperawatan dari prioritas masalah tersebut adalah
gangguan kebutuhan dasar cairan dan elektrolit berhubungan dengan dengan
retensi urine. Ditandai dengan pasien sulit BAK dan terdapat edema derajat +2
pada bagian kaki.Kemudian dilakukan implementasi berdasarkanintervensi
yangdirencanakanselamatiga hari dan hasil evaluasi pengeluaran urin sudah
meningkat yaitu 30 ml/ 7jam. Pola BAK Ny.R yaitu BAK sedikit sekali
dengan karakteristik kuning keruh, jumlah,input cairan : 200 ml/ 7 jam dan
Output cairan : 59 ml/ 7jam. dengan TD : 130/70 mmHg, RR : 20 x/memit,
HR : 72 x/menit, T : 36,8ºC. Keluarga Ny.R mengatakan sudah dapat mencatat
haluaran urine dan pola berkemih klien secara mandiri. Dan untuk pola makan
dan minum klien, jenis makanan yang diberikan yaitu diet rendah garam dan
protein, jumlah pengeluaran urine sudah lebih meningkat yaitu 30 ml/ 7jam.

B. Saran

1. Bagi keluarga pasien

diharapkan dapat membantu Ny. R dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas


sehari harinya, terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasarcairan dan
elektrolit .

38
Universitas Sumatera Utara
2. Bagi PelayananKesehatan

Diharapkan perawatlebih optimal dalam memberikan pelayanan terhadap


gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit sehingga dapat mencegah
masalah gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit yang lebih buruk.

3. BagiInstitusi Pendidikan

Diiharapkan bagi staff pengajar dapat meningkatkan pengayaan,


penerapan, dan pengajaran asuhan keperawatan kepada mahasiswa,
meningkatkan ilmu pengetahuan dan memberikan keterampilan yang
lebih kepada mahasiswa dan menambah referensitentang pemahaman
cairan dan elektrolit.

4. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat memahami kesenjanganantara teori dan aplikasi asuhan
keperawatan pada pasien dengan masalah gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit.

39
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA

Azis & Musrifatul (2012).Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Pendekatan


Kurikulim Berbasis Kompetisi.Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam
Terbitan (KDT).

Bayhakki (2012).Asuhan Keperawatan Klien Gagal Ginjal Kronik.Jakarta:EGC.

Nursalam (2016) Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem


Perkemihan.Jakarta: Salemba Medika.

Reny (2015).Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem


Perkemihan. Jakarta: Trans Info Media.

Tarwoto & Wartonah (2014). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan Edisi5.Jakarta: Salemba Medika.

40
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN I

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/ No Pukul Implementasi Evaluasi


tanggal Dx Keperawatan

Jum’at/ 1. 14.30 10. Membina S:


05 mei hubungan saling - pasien mengatakan
2017 percaya antara sulit untuk BAK
pasien dan - pasien mengatakan
keluarga. BAK sedikit dengan
warna kuning keruh
11. Menanyakan
keluhan pasien saat O :
masuk kerumah - Klien masih tampak
sakit. lemah
- Adanya edema pada
15.20 12. Mengkaji adanya kaki (+).
edema serta tanda- - BB : 56kg
tanda vital pasien - TD : 130/70mmHg
setiap 1 jam sekali - RR : 21x/mnt
- HR : 70x/mnt
15.30 13. Menjelaskan - T : 36,7⁰c
kepada pasien dan - Output urin 20ml/ 7
keluarga untuk jam
membatasi cairan. - Input cairan 155ml
16.00
14. Menganjurkan A : masalah belum
klien tirah baring teratasi
saat edema terjadi.

16.40 15. Kolaborasikan P : Intervensi


kepada dokter : dilanjutkan.
dalam pemberian - Mengkaji edema
obat diuretik - Menjelaskan kepada
18.30 pasien/keluarga
16. mengatur infus RL untuk membatasi
dengan tetesan cairan
20tpm. - Mengukur intake
19.00 dan output
17. Pantau pemasukan
cairan ke tubuh
pasien.

18. Mengukur intake


dan output.

41
Universitas Sumatera Utara
Sabtu/ 09.30 10. jelaskan mengenai S : klien mengatakan perut
06 mei proses penyakit, terasa mual saat akan
2017 diet, perawatan dan diberikan makan.
pengobatan pada
pasien dengan O: - Klien masih tampak
bahasa dan kata- lemah
kata yang mudah dan badan terlihat
dimengerti. kurus.
10.00 - TD : 140/70 mmHg
11. Mengobservasi - RR : 20x/mnt
edema pada bagian - HR : 70x/ mnt
ektremitas pasien, - T : 36,9⁰c
tugor kulit dan - BB :65kg
tanda- tanda vital.
10.10 A : masalah belum teratasi.
12. Membatasi
pemasukan cairan P : Intervensi dilanjutkan
dan mengobservasi - Membatasi
balance cairan. pemasukan cairan
10.15 pasien.
13. Mengingatkan - Memperhatikan
pasien untuk mual dan muntah
membatasi asupan klien.
11.40 cairan pasien.

14. Memperhatikan
adanya mual dan
13.00 muntah.

15. Monitor
14.00 pemasukan nutrisi.

16. Mengukur intake


dan output urine.
Minggu/ 09.00 9. Mengobservasi S : klien mengatakan mual
07 mei keadaan umum berkurang
2017 pasien dan
mengukur tanda- O : - Klien masih tampak
tanda vital pasien kurus
- BB : 54kg
11.00 10. Mengubah posisi - TD : 120/60mmHg
setiap 2 jam sekali - RR : 25x/mnt
- HR : 62x/mnt
11.30 11. Mengkaji keluhan - T : 36,8⁰c
mual pasien. - Output urine : 30ml/
7j
13.00 12. Menganjurkan
klien untuk A: masalah teratasi

42
Universitas Sumatera Utara
melakukan tirah Sebagian
baring saat edema - Mual (-)
terjadi - Output urine
13.30 meningkat dari
13. Mengevaluasi 20ml/ 7jam menjadi
kembali keluhan 30ml/ 7jam.
pasien.

14.00 14. Mengukur intake P : evaluasi kembali


dan output urine keluhan pasien

43
Universitas Sumatera Utara
44
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai