2017
Atika, Dede
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2636
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Asuhan Keperawatan Pada Ny.R dengan Prioritas Masalah
Gangguan Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit :
Gagal Ginjal Kronik di RSUD Dr. Pirngadi
Medan
KaryaTulisIlmiah (KTI)
DisusundalamRangkaMenyelesaikan
Oleh
DEDE ATIKA
142500038
ii
Universitas Sumatera Utara
9. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku dosen Pembimbing Akademik.
10. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
11. Terutama rasa syukur dan terima kasih yang begitu mendalam kepada kedua
orang tua tercinta, ayah (Bambang Sucipto) dan Bunda (Jumiyati) dengan
do’a serta dukungan mereka yang tidak pernah putus membuat penulis
termotivasi untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan sebaik-
baiknya.
12. Terima kasih kepada seluruh rekan-rekan mahasiswa/i DIII keperawatan
Fakultas Keperawatan USU, khususnya stambuk 2014 yang telah
mendukung selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
13. Pegawai Ruangan HDU yang memberi izin, bimbingan serta kerjasama
dalam pengambilan kasus.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita
semua dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna dan bermanfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi kita semua. Amin
Penulis
Dede Atika
iii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ............................................................................................ 38
B. Saran ........................................................................................................ 39
LAMPIRAN
iv
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh
manusia untuk mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun psikologis.
Abraham maslow (1970), membagi kebutuhan dasar manusia menjadi 5
tingkatan diantaranya yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan
perlindungan, kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki, kebutuhan harga diri
dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis terdiri atas kebutuhan
pemenuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan, makanan, eliminasi, istirahat
tidur, aktifitas, keseimbangan temperatur tubuh dan seksual (Aziz, 2012).
Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan kebutuhan dasar yang
dibutuhkan untuk metabolisme tubuh. Dalam pemenuhannya diatur oleh sistem
atau organ didalam tubuh seperti ginjal, kulit, paru dan gastrointestinal.
Sedangkan dalam pengaturan keseimbangan cairan diatur oleh sistem atau
mekanisme rasa haus, sistem hormonal yakni ADH (Anti Diuretik Hormon),
sistem aldosteron, prostaglandin, dan glukokortikoid (Aziz, 2012).
Gangguan keseimbangan cairan elektrolit dapat mempengaruhi fungsi
fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas, air yang mengadung
partikel-partikel bahan organik dan anorganik yang vital untuk hidup. Gangguan
keseimbangan elektrolit dapat terjadi karena adanya kelainan pada ginjal. Pasien
penyakit ginjal tahap akhir sebelum dilakukan terapi hemodialisis cenderung
mengalami fluktuasi volume cairan tubuh. Pada pasien hemodialisis rutin,
fluktuasi atau kelebihan cairan tersebut disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal
dalam mengekskresikan cairan dan juga kurangnya kepatuhan pasien dalam
membatasi asupan cairan (Riyadi, 2015).
Maka karena itu, permasalahan gangguan keseimbang cairan dan elektrolit
harus diperhatikan. Pentingnya pemenuhan kebutuhan klien akan cairan dan
elektrolit selama dilakukan perawatan menarik minat penulis untuk memahas dan
menyusun intervensi pelaksanaan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
yang dialami klien.
1
Universitas Sumatera Utara
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan pada
Ny. R dengan prioritas masalah gangguan kebutuhan dasar cairan dan elektrolit
di RSUD dr. Pirngadi Medan.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengkajian pada Ny. R
2. Untuk mengetahui analisa data pada Ny. R
3. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada Ny. R
4. Untuk mengetahui perencanaan keperawatan pada Ny. R
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan keperawatan pada Ny.R
6. Untuk mengetahui evaluasi keperawatan pada Ny.R
C. Manfaat
1. Bagi Praktisi Keperawatan.
Hasil laporan asuhan keperawatan ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan bagi perawat mengenai gangguan kebutuhan dasar cairan dan
elektrolit.
2. Bagi pendidikan keperawatan
Hasil laporan asuhan keperawatan ini dapat menambah wawasan mengenai
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan dasar cairan
dan elektrolit.
3. Bagi Penulis
Menambah pengalaman dan pengetahuan dalam penerapan ilmu yang
didapat selama pendidikan.
4. BagiKlien
Hasil laporan asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pada pasien mengenai gangguan kebutuhan dasar cairan
dan elektrolit.
2
Universitas Sumatera Utara
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
3
Universitas Sumatera Utara
c. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung.
Gangguan hormon akan mengganggu keseimbangan cairan
4
Universitas Sumatera Utara
sodium klorida dipecah menjadi satu ion Natrium atau
sodium (Na+) dan satu ion chlorida (CI-). Ion yang
bermuatan positif disebut kation, sedangkan yang
bermuatan negatif disebut anion.
5. Jenis cairan
Jenis cairan umumnya ada dua, cairan nutrien dan blood volum
expander. Cairan nutrient terdiri atas kalori dalam bentuk karbohidrat,
nitrogen dan vitamin-vitamin yang dimana penting untuk
metabolisme. Kalori yang terdapat dalam cairan nutrient dapat
berkisar antara 200- 1500 kalori per liter. Cairan nutrient terdiri dari
karbohidrat dan air, seperti dextrose (glukosa), levulose (fruktuse),
invert sugar (½dextrose dan ½ levulose). Amino acid seperti amogen,
aminosol, adan travamin, dan lemak seperti lipomul dan liposyn.
Blood volume expanders merupakan bagian dari jenis cairan yang
berfungsi meningkatkan volume pembuluh darah sesudah kehilangan
darah atau plasma. Jenis blood volume expanders antara lain : human
serum albumin dan dextran dengan konsentrasi yang berbeda. Kedua
cairan ini mempunyai tekanan osmotik, sehingga secara langsung
dapat meningkatkan jumlah volume darah ( Aziz, 2012 ).
6. Fungsi cairan
Menurut Tarwoto Wartona (2014), fungsi cairan tubuh manusia
adalah sebagai berikut :
a. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh.
b. Transpor nutrisi ke sel.
c. Transpor hasil sisa metabolisme.
d. Transpor hormon.
e. Pelumas antar- organ.
f. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem kardiovaskuler.
5
Universitas Sumatera Utara
7. Cara pengeluaran cairan
Pengeluaran cairan terjadi melalui organ- organ seperti :
a. Ginjal
1) Merupakan pegaturan utama keseimbangan cairan yang
menerima 170 liter darah untuk disaring setiap hari.
2) Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam
3) Pada orang dewasa produksi urine sekitar 1,5 liter/hari.
4) Jumlah urine yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh
ADH dan aldosteron
b. Kulit
1) Hilangya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang
erangsang aktivitas kelenjar keringat.
2) Rangsangan kelenjar keringat dapat dhasilkan dari aktifitas
otot, temperatul lingkungan yang meningkat dan demam
3) Disebut juga isensible Water Loss (IWL) sekitar 15-20 ml/24
jam.
c. Paru- paru
1) Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari.
2) Meningkatnya cairan yang hilang sebagai respon terhadap
perubahan kecepatan dan kedalaman nafas akibat pergerakan
atau demam.
d. Gastrointestinal
1) Dalam kondisi normal cairan yag hilang dari gastrointestinal
setiap hari sekitar 100- 200 ml.
2) Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10-15 cc/kgBB/24
jam, dengan kenaikan 10% dari IWL pada setiap kenaikan
temperatur 1 derajat celcius.
6
Universitas Sumatera Utara
dehidrasi, yaitu dehidrasi isotonic, hipertonik dan hipotonik.
Dehidrasi isotonic terjadi jika kehilangan sejumlah cairan dan
elektrolitnya yang seimbang. Dehidrasi hypertonik terjadi jika
kehilangan sejumlah air yang lebih banyak dari pada elektrolitnya.
Dehidrasi hipotonik yaitu keadaan dimana lebih banyak kehilangan
elektrolitnya dibandingkan airnya.
b. Hipervolume atau overdehidrasi terdapat dua manisfertasi yang
ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaitu hipevolume (peningkatan
voume darah) dan edema (kelebihan cairan pada interstisial) (Aziz,
2012).
9. Pengaturan elektrolit
a. Natrium (sodium)
1) Menupakan kation yang paling banyak terdapat pada
cairan ekstrasel
2) Na+ mempengaruhi keseimbangan air, hantaran impuls
saraf dan kontraksi otot.
3) Sodium diatur oleh intake garam, aldosteron dan
pengeluaran urin. Normalnya sekitar 135- 148 mEq/liter
b. Kalium (potassium)
1) Merupakan kation utama cairan intrasel
2) Berfungsi sebagai esksitabilitas neoromuskular dan
kontraksi otot.
3) Diperlukan untuk pembentukan glokogen, sintesis protein,
pengaturan keseimbangan asam basa, karena ion K+ dapat
diubah menadi ion hidrogen (H+). Nilai normalnya sekitar
3,5- 5,5 mEq/liter.
c. Kalsium
1) Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, konduksi
jantung, pembekuan darah, serta pembekuan tulang dan
gigi.
7
Universitas Sumatera Utara
2) Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar
paratiroid dan tiroid.
3) Hormon paratiroid mengabsorbsi kalsium melalui
gastrointestinal, sekresi mealui ginjal.
4) Hormon tirokalsitonin menghambat penyerapan Ca++
tulang.
d. Magnesium
1) Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel.
2) Sangat penting untuk aktivitas enzim, neurochemia, dan
eksitabilitas muskular. Niali normalnya sekitar 1,5- 2,5
mEq/liter.
e. Klorida
Terdapat pada cairan ektrasel dan intrasel, normalnya
sekitar 95-105 mEq/liter.
f. Bikarbonat
1) HCO3 adalah bufer kimia utama dalam tubuh dan terdapat
pada cairan eksrasel dan intrasel.
2) Bikarbonat diatur oleh ginjal.
g. Fosfat
1) Merupakan anion bufer dalam cairan intrasel dan ekstrasel.
2) Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskular,
metabolisme karbohidrat, dan pengaturan asam basa.
3) Pengaturan oleh hormon paratiroid.
(Tarwoto, Wartona, 2014)
8
Universitas Sumatera Utara
pasien yang mendapat obat diuretik dalam jangka waktu yang
lama tanpa terkontrol, diare jangka panjang.
b. Hipernatremia suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma
tinggi yang ditandai dengan adanya mukosa kering, rasa haus,
turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit
kemerahan, lidah kering dan kemerahan suhu bada naik, kadar
natrium dalam plasma lebih dari 145 mEq/1. Dapat terjadi pada
pasien diare, dehidrasi, pemasukan air yang berkebihan sedangkan
intake garam sedikit.
c. Hipokalemia suatu kadaan kekurangan kadar kalium dalam darah
ditandai dengan denyut nadi lemah, tekanan darah menurun, tidak
nafsu makan dan muntah- muntah, perut kembung, otot lemah dan
lunak, denyut jantung tidak beraturan, penurunan bising usus,
kadar kalium plasma menurun kurang dari 3,5 mEg/I.
d. Hiperkalemia suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah
tinggi yang ditandai dengan adanya mual, hiperaktifitas sistem
pencernaan, aritmia, lelemahan, jumlah urine sedikit sekali, diare,
kecemasan dan irritable, kadar kalium dalam plasma lebih dari 5
mEq/1.
e. Hipokalsemia kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah
yang ditandai dengan adanya keram otot dan perut, kejang,
bingung, kadar kalsium dalam plasma kurang dari 4,3 mEq/I
f. Hiperkalsemia merupakan suatu keadaan kelebihan kadar kalsium
dalam darah, yang ditandai dengan adanya nyeri pada tulang,
relaksasi otot, batu ginjal, mual-mual, koma dan kadar kalsium
dalam plasma lebih dari 4,3 mEq/1. Dapat ditemukan pada pasien
yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok
g. Hipomagnesia kekurangan kadar magnesium dalam darah yang
ditandai dengan irrabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan,
takikardi, hipertensi dan konvulasi. Kadar magnesium dalam
darah kurang dari 1-3 mEq/1.
9
Universitas Sumatera Utara
h. Hipermagnesia kadar magnesium yang berlebihan dalam darah
yang ditandai dengan adalanya koma, gangguan pernafasan dan
kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/I.
B. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Menurut Tarwoto dan Wartona (2014), pengkajian keperawatan pada
masalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yaitu meliputi :
1) Riwayat keperawatan
a. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral,
parenteral).
b. Tanda umum masalah elektrolit.
c. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan.
d. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan
homeostasis cairan elektrolit.
10
Universitas Sumatera Utara
e. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat
mengganggu status cairan.
f. Status perkemangan seperti usisa atau situasi sosial.
g. Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang
mengganggu pengobatan.
2) Pengukuran klinik
a. Berat badan
Kehilangan atau bertambahnya berat badan menunjukkan
adanya masalah pada keseimbangan cairan :
a) ± 2% : ringan
b) ± 5% : sedang
c) ± 10% : berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada
waktu yang sama.
b. Keadaan umum
a) Pengukuran tanda vital seperti temperatur, tekanan
darah, nadi dan pernapasan
b) Tingkat kesadaran
c. Pengukuran pemasukan cairan
a) Cairan oral : NGT dan oral.
b) Cairan parenteral termasuk obat- obatan IV.
c) Makanan yang cenderung mengandung air.
d) Irigasi kateter atau NGT.
d. Pengukuran pengeluaran cairan
a) Urine : volume, kejernihan atau kepekatan.
b) Feses : jumlah dan konsistensi.
c) Muntah
d) Tube drainase.
e) IWL
e. Ukur keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya
sekitar ± 200 cc.
3) Pemeriksaan fisik
11
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit
difokuskan pada :
a. Intergumen : keadaan tugor kulit, edema, kelelahan,
kelemahan otot dan sensasi rasa.
b. Kardiovaskular : distensi vena jugularis, tekanan darah,
hemoglobin dan bunyi jantung.
c. Mata : cekung, air mata kering.
d. Neurologi : refleks, gangguan motorik dan sensorik,
tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan
lidah, muntah-muntah, dan bising usus.
4) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, pH, berat jenis urine,
dan analisis gas darah.
2. Diagnosa keperawatan
1). Aktual/ resiko defisit volume cairan.
Definisi : kondisi dimana pasien mengalami resiko kekurangan
cairan pada ekstra seluler dan vaskuler.
a. Kemungkinan berhubungan dengan :
a) Kehilangan cairan secara berlebihan.
b) Berkeringat secara berlebihan
c) Menurunnya intake oral
d) Penggunaan diuretik
e) Pendarahan
b. Kemungkinan data yang ditemukan :
a) Hipotensi
b) Takikardia
c) Pucat
d) Kelemahan
e) Konsentrasi urin pekat
c. Kondisi klinis kemungkian terjadi pada :
12
Universitas Sumatera Utara
a) Penyakit Addison.
b) Koma.
c) Ketoasidosis pada diabetik.
d) Anoreksia nervosa.
e) Pendarahan gastrointestinal.
f) Muntah, diare
g) Intake cairan tidak adekuat
h) AIDS.
i) Pendarahan.
2) volume cairan berlebih
Definisi : kodisi dimana terjadi peningkatan retensi dan edema.
a. Kemungkinan berhubungan dengan :
a) Retensi garam dan air
b) Efek dari pengobatan
c) Malnutrisi.
b. Kemungkinan data yang ditemukan :
a) Orthopnea.
b) Oliguria.
c) Edema.
d) Distensi vena jugularis.
e) Hipertensi.
f) Distres pernapasan
g) Anasarka.
h) Edema paru.
c. Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
a) Obesitas
b) Hipothiroidism
c) Pengobatan dengan kontikosteroid.
d) Imobilisasi yang lama
e) Cushing syndrom
f) Gagal ginjal.
g) Sirosis hepatis
13
Universitas Sumatera Utara
h) Kanker.
i) Toxemia.
2. Perencanaan Keperawatan
1) Aktual/resiko defisit volume cairan
Tujuan yang diharapkan :
a. Mempertahankan keseimbangan cairan.
b. Menunjukkan adanya keseimbangan cairan seperti output
urine yang adekuat, tekanan darah yang stabil, membran
mukosa mulut lembab, tugor kulit baik.
c. Secara verbal pasien mengatakan penyebab kekurangan
cairan dapat teratasi
INTERVENSI RASIONAL
1. Ukur dan catat setiap 4 1. Menentukan
jam : kehilangan dan
a. Intake dan output kebutuhan cairan
cairan
b. Warna muntahan,
urine dan feses.
c. Monitor tugor
kulit
d. Tanda vital
e. Monitor IV infus
f. CVP
g. Eektrolit, BUN,
hemaktokrit, dan
hemoglobin.
h. Status mental.
i. Berat badan
2. Berikan makanan dan 2. Memenuhi
Cairan kebutuhan makan
dan minum.
14
Universitas Sumatera Utara
3. Berikan pengobatan 3. Menurunkan
seperti antidiare dan pergerakan usus
antimuntah dan muntah.
4. Berikan dukungan verbal 4. Meningkatkan
dalam pemberian cairan kosumsi yang
lebih
5. Lakukan kebersihan 5. Menngkatkan
mulut sebelum makan. nafsu makan.
6. Ubah posisi pasien setiap 6. Meningkatkan
4 jam sirkulasi
7. Berikan penkes tentang : 7. meningkatkan
a. Tanda dan gejala informasi dan
dehidrasi kerja sama
b. Intake dan output
cairan
c. Terapi
15
Universitas Sumatera Utara
2. Monitor rontgen paru 2. Mengetahui adanya
edema paru.
3. Kolaborasi dengan dokter 3. Kerja sama disiplin ilmu
dalam pemberian cairan, dalam keperawatan
obat, dan efek pengobatan
4. Hati- hati dalam pemberian 4. Mengurangi kelebihan
cairan cairan
5. Pada pasien yang bedrest : 5. Mengurangi edema
a. Ubah posisi setiap 2
jam
b. Latihan pasif dan
Aktif
6. Pada kulit yang edema 6. Mencegah kerusakan
berikan losion, hindari kulit
penekanan yang terus-
menerus.
7. Berikan penkes tentang : 7. Pasien dan keluarga
a. Intake dan output mengetahui kooperatif
cairan
b. Edema, berat badan
c. Pengobatan
16
Universitas Sumatera Utara
PROGRAM DIII KEPERAWATAN
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny R
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 53 Tahun
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : JL. SM Raja No 99 Kec Tiga Lingga Kab Dairi
Tanggal Masuk RS : 03 Mei 2017
No. Register : 01.02.94.96
Ruangan/Kamar : HDU
Golongan Darah : O
Tanggal Pengkajian : 05 Mei 2017 (Dinas sore)
Diagnosa Medis : CKD
18
Universitas Sumatera Utara
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernah dialami
Hipertensi
D. Lama dirawat
2 minggu
E. Alergi
Tidak ada alergi
F. Imunisasi
Imunisasi lengkap
B. Saudara kandung
Tidak ada riwayat penyakit
19
Universitas Sumatera Utara
E. Anggota keluarga yang meninggal
Ibu Ny.R
F. Penyebab meninggal
Penyakit diabetes yang diderita
B. Konsep diri
1. Gambaran diri
Ny R sudah siap untuk melakukan tindakan cuci darah
2. Ideal diri
Ny R ingin segera bisa berakitifitas normal lagi.
3. Harga diri
Ny. R merasa sangat diperhatikan olehsuami dan anak-
anaknya.
4. Peran diri
Pasien berperan sebagai ibu
5. Identitas
Selama sakit sebagian besar aktifitasnya di bantu keluarga
C. Keadaan emosi
Ny R mengatakan pasrah terhadap pengobatan yang dilakukan.
20
Universitas Sumatera Utara
D. Hubungan sosial
1. Orang yang berarti
Suami dan anak-anaknya
E. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan
Ny. R memeluk agama Kristen
2. Kegiatan ibadah
Ny. R tidak pernah beribadah semenjak dirawat di RS
21
Universitas Sumatera Utara
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
Compos mentis
B. Tanda-tanda vital
1. Suhu tubuh : 37 C
2. Tekanan darah : 140 / 80 mmHg
3. Nadi : 70 x /menit
4. Pernapasan : 20 x /menit
5. TB : 157 cm
6. BB : 65 Kg
Rambut
1. Penyebaran
dan keadaan rambut : rambut berwarna hitam dan ikal
2. Bau : tidak berbau
3. Warna kulit : sawo matang
Wajah
1. Warna kulit : sawo matang
2. Struktur wajah : simetris dan tidak ada edema
Mata
1. Kelengkapan
dan kesimetrisan : lengkap dan simetris
22
Universitas Sumatera Utara
2. Palebra : tidak ada prosis
3. Konjungtiva dan sclera : konjungtiva tidak anemis &
sclera tidak leterus
4. Pupil : isokhor
5. Kornea dan iris : transparan dan jernih
6. Visus : tidak dikaji
7. Tekanan bola mata : tidak dikaji
Hidung
1. Tulang hidung
dan posisi septum nasi: tulang hidung tepat pada garis
tubuhsimetris
2. Lubang hidung : lubang hidung simetris dan bersih
3. Cuping hidung : tidak ada gerakan cuping hidung
Telinga
1. Bentuk telinga : normal dan simetris
2. Ukuran telinga : normal
3. Lubang telinga : lubang telinga dalam keadaan
bersih
4. Ketajaman pendengaran: pasien dapat mendengar dengan baik
Leher
1. Posisi trachea : tepat pada garis sumbu tubuh
2. Thyroid : tidak ada pembesaran thyroid
3. Suara : pengucapan suara jelas dan keras
23
Universitas Sumatera Utara
4. Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
5. Vena jugularis : tidak ada pembesaran
6. Denyut nadi karotis : denyut nadi teraba
Pemeriksaan integumen
1. Kebersihan : tidak mampu membersihkan secara
mandiri
2. Warna : sawo matang
3. Turgor : tugor kulit kembali cepat
4. Kelembaban : lembab
5. Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan pada kulit
Pemeriksaan paru
1. Palpasi getaran suara : merata
2. Perkusi : resonan
3. Auskultasi : vesikuler
24
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan jantung
1. Inspeksi : tidak ada pembengkakan
2. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3. Perkusi : suara dullnes
4. Auskultasi : tidak terdengar suara abnormal pada
jantung
Pemeriksaan abdomen
1. Inspeksi : simetris, bentuk datar, dan tidak ada massa
2. Auskultasi : tidak dilakukan pemeriksaan
3. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
1. Genitali: normal
2. Anus dan perinium: lubang anus ada dan tidak ada kelainan
pada anus
Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas
25
Universitas Sumatera Utara
6. Waktu pemberian makan: pagi – siang - sore
7. Jumlah dan jenis makanan: 50cc dengan jenis makanan
diet rendah garam dan rendah protein (Sonde)
8. Waktu pemberian minum:sesuai kebutuhan akan tetapi
pemberian minuman dibatasi
9. Masalah makan dan minum:pasien tampak mual dan sulit
untuk makan sehingga
dilakukan pemasangan NGT
Perawatan diri
1. Kebersihan tubuh :Tubuh kurang bersih
2. Kebersihan gigi dan mulut : gigi dan mulut cukup
bersih
3. Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku terlihat panjang
dansedikit kotor
26
Universitas Sumatera Utara
- Diare : tidak
- Penggunaan laksatif : tidak ada
2. BAK
- Pola BAK : BAK sedikit sekali dengan
frekuensi urine 30 ml/ 7jam
- Karakter Urine : kuningkeruh
- Kesulitan BAK : pasien kesulitan BAK
- Riwayat penyakit ginjal : pasien mengalami penyakit
gagal ginjal kronik
- Penggunaan dieuretik : tidak ada
- Upaya mengatasi masalah : asupan cairan harus dibatasi
untuk mengurangi kerja ginjal pasien
27
Universitas Sumatera Utara
XI. TERAPI
Nama Obat Dosis Efek Terapi Efek samping
Meropenem 1amp/ Meropenem adalah - Kemerahan
1gr 8j salah satu jenis dan bengkak pada
antibiotik yang area bekas suntikan
digunakan untuk - demam
mengobati berbagai - ruam kulit dan
jenis infeksi, yang gatal
khususnya disebabkan - diare
oleh bakteri. Obat ini - sakit kepala
dapat digunakan - sakit perut
untuk mengobati - sensasi kesemutan
kondisi neuropenia
yaitu kondisi demam
yang disetai dengan
penurunan jumlah sel
darah putih jenis
netrofi.
Ondansentron 1amp/ Ondansentron adalah - sakit kepala dan
1gr 8j obat yang digunakan pusing
untuk mencegah dan - mudah mengantuk
mengobati mual dan - kepanasan
muntah yang -pusingketika
disebabkan oleh efek berdiri
samping kemoterapi, - mudah lelah
radioterapi, atau - konstipasi
operasi. - sakit perut
Amlodipine 1x1 Amlodipine adalah - jantung berdebar-
10 mg obat penghambat debar
saluran kalsium - nyeri dada yang
(calcium channel semakin memburuk
blocker) yang - bengkak pada kaki
28
Universitas Sumatera Utara
melebarkan pembuluh atau pergelangan
darah dan kaki
melancarkan - sangat mengantuk
peredaran darah. Obat -pusing, seperti
ini seringkali akan Pingsan
dimanfaatkan untuk
menangani nyeri dada
akibat angina (angin
duduk) serta berbagai
kondisi lain yang
disebabkan penyakit
jantung koroner.
Inj. Vit K 1 1x1 Vitamin K yang Pada beberapa kasus
amp digunakan dirumah kecil, konsumsi
sakit digunakan ntuk suplemen vitamin K
menangani yang berlebihan
pendarahan yang dapat memicu
memerlukan pantauan anemia dan sakit
dan resep dari dokter kuning.
Inj. Transamid 3x1 Dalam obat ini Efek samping yang
500 mg mengandung bahan umum timbul pada
aktif berupa asam penggunaan obat ini
traneksamat yang berupa yeri kepala,
merupakan turunan keluhan pada hidung
sitetik dari asam dan sinus, nyeri
amino lisin. Asam punggung dan perut.
traneksamat Selain itu dalam
umumnya digunakan frekuensi kecil
untuk mencegah, ditemukan efek
menghentikan, atau samping berupa
mengurangi nyeri sendi, kaku
pendarahan yang dan keram otot,
29
Universitas Sumatera Utara
masif, saat menjalani nyeri kepala
pembedahan, sebelah, anemia,
mimisan, pendarahan rasa lelah, diare,
menstruasi yang rasa pusinh serta
berat, angioedema tromboemboli.
hereditas, dan
beberapa kondisi
medis lainnya
OMZ 40 mg 40mg/ Omeprazole secara - sakit kepala
12j reversibel digunakan - diare
untuk mengurangi - nyeri abdomen
sekresi asam lambung - mual dan muntah
dengan menghambat - infeksi saluran
secara spesifik enzim nafas atas
lambung. - konstipasi
- batuk
- nyeri tulang
belakang
KSR 600 mg 2x1 KSR diindikasikan - ketidakseimbangan
untuk perawatan elektrolit
ketidakseimbangan - kekurangan kalium
elektrolit, kekurangan
kalium dan kondisi
lainnya.
Furosemid 2x1 Furosemid adalah dari - peningkatan kadar
20ml/ 12 jam obat yang diresepkan asam urat dan
oleh dokter untuk kadar gula darah.
penatalaksanaan -menimbulkan
pasien gagal ginjal mual,muntah dan
atau penderita gagal nafsu makan
jantung menurun.
30
Universitas Sumatera Utara
XII. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal Jenis Pemeriksaan Nilai Hasil Nilai normal
05/05/ Pemeriksaan kimia
2017 klinik
SGOT 28,00 U/L 0,00 – 40,00
SGPT 16,00 U/L 0,00 – 40,00
Alkaline phospate 182,00 U/L 30,00 – 142,00
Total bilirubbin 0,53 mg/dl 0,00 – 1,20
Direct bilirubbin 0,19 mg/dl 0,05 – 0,30
Ureum 243 mg/dl 10 – 50 mg/dl
Creatin 5,00 mg/dl 0,60 – 1,20
Urin acid 14,0 mg/dl 3,5 – 7,0 mg/dl
Glukosa adrandom 245,00 mg/dl <140 mg/dl
Analisis Gas Darah :
- Ph 7,52 7,35 – 7,45
- pc 0 2 21,10 mmHg 35,00 – 45,00
- po 183,10 mmHg 80,00 – 100,00
- TCO2 18,00 mmHg 23,00 – 27,00
- HCO2 17,40 mmHg 22,00 – 26,00
- O2 saturasi 98,20 mmHg 95,00 – 98,00
Natrium, Kalium,
Chlorida :
- Natrium 137,00 mmHg 136,00 –155,00
- Kalium 2,90 mmHg 3,50 – 5,50
-chlorida 111,00 mmHg 95,00 – 103,00
31
Universitas Sumatera Utara
2. ANALISA DATA
No DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
DS : GGK
klien mengatakan ↓
sulit buang air kecil
(BAK), kencingnya Kenaikan Uremi
sedikit sekali ↓
Retensi Na Gangguan
DO :
Klien tampak lemah, ↓ keseimbangan
edema DERAJAT
Total CES cairan elektrolit
+2 Pada ektremitas
bawah, cairan infus menurun
RL 20 tts/m, cairan
↓
obat diberikan
melalui IV, input Tekanan kapiler
cairan : 155 ml/ 7
naik
jam, Output cairan :
59ml/ 7jam TD : ↓
130/70 mmHg, RR :
Peningkatan volume
22x/mnt, HR :
intertisial
70x/mnt, T : 36,6⁰C
↓
Kelebihan volume
cairan
↓
Ketidakseimbangan
cairan elektrolit
↓
Anoreksia,
Ds : mual, muntah
klien mengatakan
↓
mual, muntah dan
tidak nafsu makan Absorbsi nutrien
menurun
Do :
- klien tampak ↓ Nutrisi kurang dari
lemah
Nutrisi ke kebutuhan tubuh
- Klien mual
ketika diberikan jaringan
makan
menurun
- BB menurun
dari 66kg ↓
menjadi 65kg
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
32
Universitas Sumatera Utara
3. RUMUSAN MASALAH
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Diagnosa Keperawatan I :
2) Diagnosa Keperawatan II :
33
Universitas Sumatera Utara
batas normal. 5. peningkatan BB
menandakan
peningkatan retensi
cairan.
6. pembatasan cairan
dapat mengurangi
overload cairan.
7. mengetahui adanya
kelemahan yang
mencerminkan
akumulasi cairan,
gangguan elektrolit
atau berkembangnya
hipoksia.
34
Universitas Sumatera Utara
kesukaan klien.
5. Anjurkan klien/
keluarga untuk
membantu klien
melakukan
perawatan
rongga mulut
sebelum makan
untuk
meningkatkan
kenyamanan.
6. Sajikan
makanan
dengan menarik
dan dalam suhu
hangat.
35
Universitas Sumatera Utara
membatasi cairan. pasien/keluarga untuk
membatasi cairan
6. Menganjurkan - Mengukur intake dan output
klien tirah baring
saat edema terjadi.
7. mengatur infus RL
dengan tetesan
20tpm.
8. Pantau pemasukan
cairan ke tubuh
pasien.
9. Mengukur intake
dan output.
6. Mengkaji makanan
penyebab muntah
36
Universitas Sumatera Utara
7. Monitor
pemasukan nutrisi.
8. Mengukur intake
dan output urine.
9. Memberikan
makan selagi
hangat
05 mei 1. Mengobservasi S : klien mengatakan mual
2017 keadaan umum berkurang
pasien dan
mengukur tanda- O: - Klien masih tampak
tanda vital pasien kurus
- BB : 54kg
2. Mengubah posisi - TD : 120/60mmHg
setiap 2 jam sekali - RR : 25x/mnt
- HR : 62x/mnt
3. Mengkaji keluhan - T : 36,8⁰c
mual pasien. - Output urine : 30ml/ 7 j
7. Mengukur intake
dan output urine
8. Kolaborasikan
kepada dokter :
dalam pemberian
obat diuretik
37
Universitas Sumatera Utara
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan kebutuhan dasar yang
dibutuhkan untuk metabolisme tubuh. Dalam pemenuhannya diatur oleh organ
didalam tubuh seperti ginjal, kulit, paru dangastrointestinal. Sedangkan dalam
pengaturan keseimbangan cairan diatur oleh sistem atau mekanisme rasa haus,
sistem hormonal yakni ADH (Anti Diuretik Hormon), sistem aldosteron,
prostaglandin, dan glukokortikoid.
Setelah dilakukan pengkajian terhadap Ny.R ada dua prioritas masalah
yaitu gangguan kebutuhan dasar cairan dan elektrolit, dan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh. Diagnosa keperawatan dari prioritas masalah tersebut adalah
gangguan kebutuhan dasar cairan dan elektrolit berhubungan dengan dengan
retensi urine. Ditandai dengan pasien sulit BAK dan terdapat edema derajat +2
pada bagian kaki.Kemudian dilakukan implementasi berdasarkanintervensi
yangdirencanakanselamatiga hari dan hasil evaluasi pengeluaran urin sudah
meningkat yaitu 30 ml/ 7jam. Pola BAK Ny.R yaitu BAK sedikit sekali
dengan karakteristik kuning keruh, jumlah,input cairan : 200 ml/ 7 jam dan
Output cairan : 59 ml/ 7jam. dengan TD : 130/70 mmHg, RR : 20 x/memit,
HR : 72 x/menit, T : 36,8ºC. Keluarga Ny.R mengatakan sudah dapat mencatat
haluaran urine dan pola berkemih klien secara mandiri. Dan untuk pola makan
dan minum klien, jenis makanan yang diberikan yaitu diet rendah garam dan
protein, jumlah pengeluaran urine sudah lebih meningkat yaitu 30 ml/ 7jam.
B. Saran
38
Universitas Sumatera Utara
2. Bagi PelayananKesehatan
3. BagiInstitusi Pendidikan
4. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat memahami kesenjanganantara teori dan aplikasi asuhan
keperawatan pada pasien dengan masalah gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit.
39
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
40
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN I
CATATAN PERKEMBANGAN
41
Universitas Sumatera Utara
Sabtu/ 09.30 10. jelaskan mengenai S : klien mengatakan perut
06 mei proses penyakit, terasa mual saat akan
2017 diet, perawatan dan diberikan makan.
pengobatan pada
pasien dengan O: - Klien masih tampak
bahasa dan kata- lemah
kata yang mudah dan badan terlihat
dimengerti. kurus.
10.00 - TD : 140/70 mmHg
11. Mengobservasi - RR : 20x/mnt
edema pada bagian - HR : 70x/ mnt
ektremitas pasien, - T : 36,9⁰c
tugor kulit dan - BB :65kg
tanda- tanda vital.
10.10 A : masalah belum teratasi.
12. Membatasi
pemasukan cairan P : Intervensi dilanjutkan
dan mengobservasi - Membatasi
balance cairan. pemasukan cairan
10.15 pasien.
13. Mengingatkan - Memperhatikan
pasien untuk mual dan muntah
membatasi asupan klien.
11.40 cairan pasien.
14. Memperhatikan
adanya mual dan
13.00 muntah.
15. Monitor
14.00 pemasukan nutrisi.
42
Universitas Sumatera Utara
melakukan tirah Sebagian
baring saat edema - Mual (-)
terjadi - Output urine
13.30 meningkat dari
13. Mengevaluasi 20ml/ 7jam menjadi
kembali keluhan 30ml/ 7jam.
pasien.
43
Universitas Sumatera Utara
44
Universitas Sumatera Utara