Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KASUS MTBS

I. Biodata Klien
A. Identitas Klien
1. Nama : An. H
2. Tanggal Lahir : 01-11-2018
3. Umur : 4 bulan 22 hari
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Alamat : Jl. P Diponegoro 66
Kibuyat RT01/RW01 Kec. Kejaksan Kab.
Cirebon Prov. Jawa Barat
B. Identitas Orang Tua
1. Nama : Ny. A
2. Umur : 30 tahun
3. Pekerjaan : IRT
4. Hubungan dengan Klien : Ibu Klien
C. Riwayat Singkat Klien
Pada tanggal 23-03-2019 Ny. A datang membawa anaknya ke
IGD RSD Gunung Jati Cirebon dengan keluhan panas naik-turun, diare
lebih dari 10 kali, fesesnya cair berwarna kuning pucat dan keluar cukup
banyak, serta muntah sudah 2 kali. Keluhan tersebut sudah dirasakan
klien sejak kemarin dan belum mendapatkan pengobatan. Keluarga hanya
memberikan obat yang dibeli dari apotek saja tanpa resep dokter.
Menurut ibunya, anak mengalami demam yang naik turun namun tidak
disertai batuk pilek. Karena kondisi anak semakin lemah dan keluarga
merasa cemas, akhirnya keluarga membawa anak ke Rumah Sakit. Saat
dikaji tanggal 23 Maret 2019 di Ruang Kemuning RSD Gunung Jati
Cirebon, anak tampak lemah dengan suhu tubuh diatas batas normal yaitu
38.60C, BAB masih mencret, berat badan 3.6 kg, tinggi badan 55 cm,
lingkar dada 39 cm, lingkar perut 37 cm, dan lingkar kepala 35 cm. Dari
perhitungan status gizi, anak termasuk kedalam berat badan yang normal.
Keluarga mengatakan bahwa anaknya baru mendapatkan imunisasi HB 0.
D. Hasil Penilaian MTBS (Formulir Terlampir)
E. Identifikasi Masalah yang Timbul Terkait Asuhan Keperawatan
yang Dilakukan dan Solusi yang Diberikan
Dari hasil wawancara dan hasil pemeriksaan sesuai dengan format
MTBS pada klien didapatkan keterangan sebagai berikut :
1. Saat ini anak tidak ada tanda – tanda bahaya umum seperti : tak
bisa minum/menyusui, memuntahkan semuanya, kejang, letargi / tidak
sadar.
2. Saat wawancara dengan keluarga, didapatkan keterangan bahwa
anak diare lebih dari 10 kali sudah 2 hari, banyak minum ASI dan susu
formula, perut kembali < 2 detik.
Dari hasil wawancara dan pemeriksaan diatas, dapat diklasifikasikan
bahwa anak saat ini menderita diare dehidrasi ringan.
Adapun tindakan yang dilakukan pada klien yaitu :
a. Beri cairan dan makanan sesuai Rencana Terapi B dan
Tablet Zinc
b. Jika anak juga mempunyai klasifikasi berat lainnya :
- RUJUK SEGERA
- Jika masih bisa minum, berikan ASI dan larutan oralit
selama perjalanan.
- Nasihati kapan kembali segera.
- Kunjungan ulang 5 hari jika tidak ada perbaikan.
3. Dari hasil wawancara dengan keluarga juga didapatkan keterangan
bahwa anak demam sudah 2 hari turun-naik. Hasil observasi pada
klien diperoleh suhu 38.6°C, tidak ada kaku kuduk, tidak ada batuk
pilek, tidak ada tanda-tanda campak (seperti kemerahan, ruam, mata
merah)
Dari hasil wawancara dan pemeriksaan diatas, dapat diklasifikasikan
bahwa anak saat ini menderita demam : bukan malaria.
Adapun tindakan yang dilakukan pada klien yaitu :
a. Beri dosis pertama Paracetamol jika demam tinggi ( ≥
38,5°C.).
b. Obati penyebab lain dari demam **
c. Jika demam tiap hari selama > 7 hari, RUJUK untuk
pemeriksaan lajutan
d. Nasihati kapan kembali segera.
e. Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam.
4. Karena klien memiliki masalah pencernaan, memungkinkan ada
penyebab lain dari demamnya yaitu karena diare.
Dari hasil wawancara dan pemeriksaan diatas, dapat diklasifikasikan
bahwa anak saat ini menderita demam : bukan malaria.
Mengingat saat ini suhu tubuh pasien 38.60C, maka pemberian
paracetamol diberikan, dan keluarga diminta untuk melakukan
kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam. Selain itu, menasihati
keluarga jika demam tiap hari selama 7 hari, rujuk untuk pemeriksaan
lanjutan.
5. Dari hasil wawancara dengan keluarga, dikatakan bahwa anak
mengalami demam sudah dua hari. Saat diwawancara, keluarga
mengatakan bahwa anaknya mengalami demam yang naik turun, ada
muntah, tidak ada perdarahan di hidung dan gusi, tidak ada nyeri ulu
hati. Saat dikaji, tidak ada petekie.
Dari hasil wawancara dan pemeriksaan diatas, dapat diklasifikasikan
bahwa anak saat ini menderita demam mungkin bukan DBD.
Adapun tindakan yang diberikan yaitu :
a. Obati penyebab lain dari demam.
b. Jika demam tinggi (≥ 38.5°C), beri dosis pertama
paracem\tamol. Tidak boleh golongan salisilat dan ibuprofen.
c. Nasihati kapan segera kembali.
d. Menganjurkan keluarga agar melakukan kunjungan ulang 2
hari jika tetap demam.
6. Saat di observasi telapak tangan anak tidak pucat, sehingga dapat
diklasifikasikan anak tidak anemia, dan tidak memerlukan tindakan.
7. Karena klien mengalami diare dan muntah yang memungkinkan
adanya perubahan status gizi, maka dilakukan pemeriksaan status gizi.
Hasil observasi : klien tidak tampak terlalu kurus, tidak ada bengkak
di punggung kaki, BB 3.6 kg, PB 55 cm, LD 39 cm, LP 37 cm, LK 35
cm.
Dari hasil pemeriksaan diatas, dapat diklasifikasikan bahwa status gizi
anak saat ini normal.
Adapun tinakan yang dilakukan :
a. Jika anak berumur < 2 tahun, lakukan Penilaian Pemberian
Makan dan nasihati sesuai “Anjuran Makan Untuk Anak Sehat
Maupun Sakit”
b. Anjurkan utuk menimbang berat badan secara teratur setiap
bulan.

Hasil Pemeriksaan MTBS Terlampir

Nama Mahasiswa : Putri Agustiani Dwiyanti Badrudin


NIM : JNR0180049

LAPORAN KASUS KPSP

I. Biodata Klien
A. Identitas Klien
1. Nama : An. Syahida Khansa Al
Khumaira Badrudin
2. Tempat, tanggal lahir : Cirebon, 10 Maret
2017
3. Umur : 24 bulan
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Alamat : Blok Rabu
RT02/RW02 Dusun Cihujan Desa Cicadas
Kecamatan Jatiwangi Kabupaten
Majalengka
B. Identitas Orang Tua
1. Nama : Tn. Hasyemi (ayah) / Ny. Ayu (ibu)
2. Umur : 26 tahun (ayah dan ibu)
3. Pekerjaan : Wiraswasta (ayah) / IRT (ibu)
4. Hubungan dengan Klien : Ayah dan Ibu Klien

II. Riwayat Singkat Kilen


Klien merupakan anak pertama dan saat ini berusia 24 bulan. Saat ini
klien dalam keadaan sehat dan tampak ceria saat diajak bermain oleh orang
tua, saudara, ataupun temannya. Menurut ibunya, klien mau diajak bermain
oleh orang disekitarnya meskipun belum lama tinggal di daerah tersebut
karena sebelumnya tinggal di Bekasi, tetapi sosialisasinya baik dan mudah
akrab dengan orang sekitarnya. Saat dikaji BB klien : 10.7 kg, TB : 89.0 cm.
Berdasarkan hasil tersebut klien termasuk kedalam status gizi baik. Menurut
keluarga, klien sudah mendapatkan imunisasi lengkap dan pemberian vitamin
A. Keluarga juga berusaha memberikan nutrisi yang baik bagi anaknya agar
tetap sehat. Saat ditanya terkait tumbuh kembang anak, keluarga sedikit
paham tentang tumbuh kembang anaknya tetapi tetap meminnta penjelasan
yang lebih jelas dari pengkaji. Keluarga mengatakan selama ini sudah
berusaha memberikan yang terbaik buat anaknya. Terkait pemeriksaan
perkembangan anaknya, keluarga mengatakan sering memberikan stimulus
pada anaknya supaya bisa tumbuh dan berkembang dengan cepat sesuai
usianya. Dari hasil pemeriksaan KPSP untuk kategori anak usia 24 bulan
didapatkan hasil 10 jawaban ya dan 0 jawaban tidak dari 10 pertanyaan yang
diajukan pada ibu klien.

III. Hasil Penilaian KPSP (Formulir terlampir)

IV.Kesimpulan Interpretasi hasil KPSP


Dari hasil pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP
didapatkan hasil sebagai berikut :
Dari 10 pertanyaan yang diajukan pada ibu serta berdasarkan hasil
observasi pada anak diperoleh jawaban ‘’ya’’ ada 10 poin diantaranya poin
no. 1,2,3,5,6,7,8,9,10 sedangkan jawaban ‘’tidak’’ ada 0 poin. Dari hasil
diatas, perkembangan anak termasuk kategori “sesuai” (S) dengan tahap
perkembangannya.
V. Intervensi / Solusi yang diberikan :
Karena usia anak berada pada kelompok umur stimulasi 24 bulan
maka stimulasi perkembanganpun sesuai dengan kelompok usia tersebut. Dari
hasil pemeriksaan pada An. S, perkembangan anak sesuai dengan umur (S).
maka intervensi yang dapat diberikan, yaitu :
1. Beri pujian terhadap ibu karena telah mengasuh anaknya dengan
baik
2. Teruskan pola asuh anak dengan tahap perkembangan anak
3. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin,
sesuai dengan umur dan kesiapan anak
4. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan
di posyandu secara teratur sebulan sekali dan setiap ada kegiatan Bina
Keluarga Balita (BKB). Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-72
bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di pusat Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD), kelompok bermasin, dan taman kanak-kanak.
5. Lakukan peeriksaan atau skrining rutin menggunakan KPSP setiap
3 bulan pada anak yang berumur < 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak
yag berumur 24 – 72 bulan.

VI. Hambatan Yang Dialami Saat Melakukan KPSP


Dalam melakukan pemeriksaan KPSP in tidak ada hambatan karena
anak kooperatif dalam melakukan segala kegiatan yang diinstruksikan.

Hasil Pemeriksaan KPSP Terlampir

Nama Mahasiswa : Putri Agustiani Dwiyanti Badrudin


NIM : JNR0180049
LAPORAN KEGIATAN PKM
MTBS-KPSP
DI DESA CICADAS KECAMATAN JATIWANGI
KABUPATEN MAJALENGKA

Diajukan untuk memenuhi tugas praktek klinik Stase Keperawatan Anak

Disusun oleh :
PUTRI AGUSTIANI DWIYANTI BADRUDIN
JNR0180049
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KUNINGAN
2018/2019

Anda mungkin juga menyukai