Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KASUS MTBS

I. Biodata Klien
A. Identitas Klien
1. Nama : An. I
2. Umur : 1,3 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Jl. Kecapi Raya RT.01 RW.01 Kel.Kecapi Kec.
Harjamukti Cirebon
B. Identitas Orang Tua
1. Nama : Ny.E
2. Umur : 23 tahun
3. Pekerjaan : IRT
4. Hubungan dengan Klien : Ibu Klien

II. Riwayat Singkat Klien


Ny.E datang membawa anaknya ke Puskesmas Larangan karena sudah dua hari ini
anaknya mengeluh demam, batuk dan pilek. Keluhan demam sudah dirasakan klien
sejak kemarin dan belum mendapatkan pengobatan. Keluarga hanya memberikan
kompres saja dan memberikan anakobat warung. Menurut ibunya, anak mengalami
demam yang naik turun disertai batuk dan pilek. Karena kondisi anak semakin
lemah, akhirnya keluarga membawa anak ke Puskesmas terdekat. Saat dikaji
tanggal 30 Agustus 2019 di Poli anak Puskesmas Larangan, anak tampak lemas
dengan suhu tubuh diatas normal yaitu 380C, agak pucat, napas cepat dengan
frekuensi respirasi rate 41x/mnt, tidak ada tarikan dinding dada, berat badan 8,3 kg
dan tinggi badan 75 cm. Dari perhitungan status gizi, anak termasuk kedalam berat
badan dibawah normal. Keluarga juga mengatakan bahwa anaknya sudah
mendapatkan imunisasi yang lengkap dan dalam 6 bulan terakhir belum pernah
mendapatkan obat cacing.
III. Hasil Penilaian MTBS ( Formulir Terlampir )
IV. Identifikasi Masalah yang Timbul Terkait Asuhan Keperawatan yang Dilakukan dan
Solusi yang Diberikan
Dari hasil wawancara dan hasil pemeriksaan sesuai dengan format MTBS pada klien
didapatkan keterangan sebagai berikut :
a. Saat ini anak tidak ada tanda – tanda bahaya umum seperti : tak bisa minum,
memuntahkan semuanya, kejang serta letargis atau tidak sadar.
b. Saat wawancara dengan keluarga, didapatkan keterangan bahwa anak batuk
sudah dua hari. Hasil observasi pada klien diperoleh RR: 41x/mnt, napas
cepat, tidak ada tarikan dinding dada.
Dari hasil wawancara dan pemeriksaan diatas, dapat diklasifikasikan bahwa
anak saat ini menderita pneumonia.
Adapun tindakan yang dilakukan pada klien yaitu :
1. Memberikan kotrimoksazol sirup 2 x 1 ( 5 ml ) selama 3 hari
2. Memberikan pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman dengan
pemberian jeruk nipis : kecap ( 1 = 1 )
3. Memberikan penjelasan pada keluarga jika batuk > 3 minggu untuk
dilakukan pemeriksaan lanjutan
4. Menasihati keluarga agar kembali ke puskesmas 2 hari berikutnya.
c. Karena klien tinggal di cirebon sebagai daerah dengan resiko malaria rendah,
adanya pilek serta ada penyebab lain dari demamnya yaitu karena
pneumonia.
Dari hasil wawancara dan pemeriksaan diatas, dapat diklasifikasikan bahwa
anak saat ini menderita demam mungkin bukan malaria.
Mengingat saat ini suhu tubuh pasien 380C, maka pemberian paracetamol
diberikan parasetamol. Selain itu, menasihati keluarga jika demam tiap hari
selama 7 hari, rujuk untuk pemeriksaan lanjutan.
d. Hasil wawancara didapat bahwa anak mengalami demam sudah dua hari.
Saat diwawancara, keluarga mengatakan bahwa anaknya mengalami demam
yang naik turun, tidak ada muntah, tidak ada perdarahan di hidung dan gusi,
tidak ada nyeri ulu hati. Saat dikaji, tidak ada petekie.
Dari hasil wawancara dan pemeriksaan diatas, dapat diklasifikasikan bahwa
anak saat ini menderita demam mungkin bukan DBD.
Adapun tindakan yang diberikan yaitu :
1. Menganjurkan keluarga klien agar klien diberikan parasetamol karena
suhu klien diatas normal.
2. Menganjurkan keluarga agar melakukan kunjungan ulang 2 hari jika tetap
demam.
e. Karena saat ini klien juga mengalami pilek, maka keluarga dianjurkan untuk
memberikan klien banyak minum air putih serta menghindari makanan atau
minuman yang dingin.
f. Karena dari hasil observasi didapat berat badan klien dibawah normal, maka
dari itu dianjurkan untuk konseling gizi di puskesmas dan kunjungan ulang 5
hari. Serta anjurkan makan untuk anak sehat maupun sakit.

Hasil Pemeriksaan MTBS Terlampir


Nama Mahasiswa : Nanang Saprudin
NIM : 215112004
LAPORAN KASUS KPSP

I. Biodata Klien
A. Identitas Klien
1. Nama : An.S
2. Tempat, tanggal lahir : Cirebon,
3. Umur : 6 bulan
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Alamat : Jalan kecapi Raya RT.04 RW.01
B. Identitas Orang Tua
1. Nama : Ny. S
2. Umur : 24 tahun
3. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
4. Hubungan dengan Klien : Ibu Klien

II. Riwayat Singkat Kilen


Klien merupakan anak pertama dan saat ini berusia 6 bulan.Klien dalam
keadaan sehat dan tampak aktif bergerak. Saat dikaji BB klien : 7,6 kg, Tinggi
badan :67 cm, Lingkar Lengan: 14 cm, Lingkar Kepala: 44 cm dan Lingkar
Dada: 46 cm . Berdasarkan hasil tersebut klien termasuk kedalam status gizi
normal. Menurut keluarga, klien sudah mendapatkan imunisasi lengkap.
Keluarga juga berusaha memberikan nutrisi yang baik bagi anaknya agar
tetap sehat. Saat ditanya terkait tumbuh kembang anak, keluarga tampak
belum memahami dan berharap mendapatkan penjelasan yang lengkap dari
pengkaji. Keluarga hanya mengatakan selama ini sudah berusaha
memberikan yang terbaik buat anaknya. Terkait pemeriksaan perkembangan
anaknya, keluarga mengatakan jarang memberikan stimulus karena merasa
anaknya sehat – sehat saja. Dari hasil pemeriksaan KPSP untuk kategori
anak usia 6 bulan didapatkan hasil 10 jawaban ya dan 0 jawaban tidak dari 10
pertanyaan yang diajukan pada ibu klien.
III. Hasil Penilaian KPSP ( Formulir terlampir )
IV. Kesimpulan Interpretasi hasil KPSP
Dari hasil pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP didapatkan
hasil sbb :
Dari 10 pertanyaan yang diajukan pada ibu serta berdasarkan hasil observasi
pada anak diperoleh jawaban ‘’ya’’ ada 10 poin diantaranya poin no.
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10. Dari hasil diatas, perkembangan anak termasuk kategori
perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S).
V. Intervensi / Solusi yang diberikan :
a. Karena usia anak berada pada kelompok umur stimualsi 6 bulan, maka
stimulasi perkembanganpun sesuai dengan kelompok usia tersebut.
Maka dalam hal ini, pengkaji menjelaskan kembali terkait stimulasi
perkembangan tersebut pada ibu klien.
b. Mengajari orang tua cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan
anak untuk mencegah adanya penyimpangan.
c. Memberikan petunjuk pada orang tua dan keluarga untuk mengintevensi
anak sesering mungkin, penuh kesabaran dan kasih sayang, bervariasi
dan sambil bermain dengan anak agar ia tidak bosan.
d. Menjelaskan pada ibu bahwa intervensi dilakukan secara intensif setiap
hari sekitar 3 – 4 jam, selama 2 minggu. Bila anak terlihat senang dan
tidak bosan, waktu intervensi dapat ditambah. Bila anak menolak atau
rewel, intervensi dihentikan dahulu, dilanjutkan apabila anak sudah dapat
diintervesi lagi.
e. Menjelaskan pada ibu klien hasil pengkajian atau observasi KPSP yang
didapat.
f. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di
posyandu secara teratur sebulan sekali dan setiap ada kegiatan bina
keluarga balita.

Hasil Pemeriksaan KPSP Terlampir


Nama Mahasiswa : Nanang Saprudin
NIM : 215112004

LAPORAN KEGIATAN PKM


MTBS-KPSP
DI PUSKESMAS CIMAHI TENGAH

Diajukan untuk memenuhi tugas praktek klinik Stase Keperawatan Anak


Disusun oleh :

Nanang Saprudin

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KUNINGAN
2014

Anda mungkin juga menyukai