Mellitus
SKRIPSI
Disusun oleh:
161101011
FAKULTAS KEPERAWATAN
2020
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat
salah satu syarat Program Strata I pada Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas
pemikiran yang sangat berharga bagi peneliti baik secara langsung maupun tidak
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembantu dekan I
iv
dan Bapak Dr. Dudut Tanjung, M.kep, Sp. KMB selaku dosen
penulisan skripsi.
tercinta Abang serta Adik yang selalu memberi dukungan baik moral
ini.
10. Terima kasih juga kepada para sahabat saya Inda Pratiwi, Zusra
serta berbagi suka dan duka dalam proses pengerjaan skripsi ini.
ini.
berbagi suka dan duka dalam menjalani OSCE. Semoga kita selalu
USU, yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
semua pihak yang telah banyak membantu peneliti. Semoga selalu diberi
Peneliti
vi
Daftar Isi..................................................................................................................... iv
Abstrak ......................................................................................................................xiv
vii
2. Definisi Operasional....................................................................................... 31
3. Hipotesa Penelitian......................................................................................... 32
BAB 4. Metodologi Penelitian .................................................................................
viii
1. Kesimpulan ...................................................................................................51
2. Saran ............................................................................................................... 52
2.1 Bagi Pasien .....................................................................................................52
2.2 Bagi Keluarga................................................................................................. 52
2.3 Bagi Rumah Sakit ..........................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 53
LAMPIRAN ............................................................................................................... 58
ix
xi
Lampiran 10. Penerimaan Diri dan Tingkat Stres Pasien Diabetes Mellitus
xii
ABSTRAK
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan rusaknya
produksi insulin di pankreas sehingga insulin tidak lagi mampu mengontrol kadar
gula dalam darah. Diabetes Mellitus disebabkan oleh gangguan metabolisme
glukosa yang diakibatkan oleh kekurangan insulin dan merupakan salah satu
penyakit yang dapat menjadi penyebab terjadinya komplikasi, maka tidak jarang
jika penderita diabetes mengalami rasa stres yang meningkat akibat terjadinya
komplikasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
penerimaan diri dengan tingkat stres pada pasien diabetes mellitus. Desain
penelitian ini menggunakan crossectional dengan jumlah sampel sebanyak 40
responden yang diambil menggunakan metode purposive sampling, didapatkan
hasil yang menunjukkan bahwa penerimaan diri pasien diabetes mellitus dengan
rentang usia 17-25 tahun mayoritas rendah yaitu sebanyak 28 responden (70%),
sedangkan tingkat stres pasien diabetes mellitus mayoritas tingkat stres sedang
yaitu sebanyak 23 responden (57,5%). Data dalam penelitian ini dianalisis
menggunakan uji Sphearman Rho didapatkan nilai p-value (0,01) <α (0,05).
Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan diri dengan tingkat
stres pasien diabetes mellitus. Tingkat usia, pendidikan dan pekerjaan menjadi
salah satu faktor penyebab terjadinya penerimaan diri dan tingkat stres yang
kurang baik, semakin baik penerimaan diri maka semakin rendah pulalah tingkat
stres yang akan dialami penderita.
xiii
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
dialaminya dalam waktu yang cukup lama, biasanya perubahan tersebut akan
lebih dirasakan para penderita diabetes. Perubahan-perubahan tersebut dapat
menjadi suatu beban bagi penderita sehingga dapat menyebabkan tekanan atau
stres bagi penderita, oleh karena itu bukan suatu hal yang mustahil bila penderita
diabetes melitus mengalami stres. Stres pada penderita diabetes dua kali lebih
mudah menyerang dibandingkan dengan yang tidak menderita diabetes. Stres
yang timbul dan lamanya penderita diabetes mengalami stres ditentukan oleh
berbagai kesulitan yang dialami penderita selama melaksanakan diet terutama
berhubungan dengan jumlah makanan yang harus diukur, pembatasan jenis
makanan, pola kebiasaan makan yang salah sebelum sakit serta selama menderita
diabetes. Stres yang dialami pasien DM dapat berakibat pada gangguan
pengontrolan kadar glukosa dalam darah yang disebabkan oleh kurangnya
sensitivitas tubuh terhadap insulin sehingga membuat glukosa di dalam tubuh
lebih sulit untuk memasuki sel yang mengakibatkan kadar glukosa dalam darah
meningkat. Perubahan stres emosional yang terjadi pada penderita DM
mengakibatkan tidak mampu menjaga kadar glukosa dalam darah, tidak mampu
menjaga terapi diet diabetes, penyangkalan terhadap penyakitnya sehingga
penderita tidak patuh dalam menerapkan pola hidup sehat, mudah marah dan
frustrasi karena banyaknya pantangan atau merasa telah menjalani berbagai terapi
tetapi tidak terjadi perubahan terhadap kondisinya, takut terhadap komplikasi,
resiko kematian, jenuh meminum obat, bahkan sampai mengalami depresi
(Semiardji, 2009; Badedi. et al. 2016).
Diabetes Mellitus juga merupakan salah satu penyakit kronis dengan waktu
penyembuhan yang cukup lama dan pada umumnya perkembangan penyakit ini
bersifat lambat (WHO, 2014). Kondisi tersebut dapat membuat individu menjadi
mudah stres, karena pada dasarnya setiap individu rentan mengalami rasa stres.
Lebih dari 50% pasien kronis mengalami rasa stres mulai dari stres ringan sampai
dengan stres sedang, sesuai dengan hasil dari beberapa penelitian tentang stres
pada pasien dengan penyakit kronik (Sandra et al, 2012; Sofiana et al, 2012).
Penelitian Yan, Marisdayana, dan Irma, (2017) terdapat hubungan yang signifikan
antara penerimaan diri dengan tingkat stres pada lansia yang menderita diabetes
mellitus. Beberapa komplikasi yang mungkin timbul tidak dapat diatasi oleh
penderita sendiri melainkan butuh bantuan orang lain. Dengan demikian penilaian
akan kemampuan diri dalam mengatasi masalah dari penyakit yang sedang
dideritanya dapat membuat sipenderita merasa tidak mampu dan hal tersebut
mempengaruhi cara untuk memelihara kesehatannya (Ali Hasan, Salmah Lilik,
2005) .
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan berbagai fenomena yang ada, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah apakah terdapat Hubungan antara Penerimaan
Diri dengan Tingkat Stres pada pasien Diabetes Mellitus.
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi bagi pasien yang
mengalami diabetes mellitus sehingga pasien mengetahui tentang penerimaan
diri dengan tingkat stres yang dialami.
1. Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus dikenal dengan istilah penyakit gula darah atau penyakit
kencing manis di kalangan masyarakat umum. Diabetes sudah dikenal sejak dua
ribu tahun yang lalu oleh ahli kesehatan yunani, yaitu Celcus dan Areteus, yang
memberikan nama tersebut bagi orang yang menderita banyak minum dan
banyak kencing (Lanywati, 2001 dalam Wijaya, 2018). Diabetes mellitus adalah
pankreas dalam memproduksi insulin atau kemampuan reseptor insulin pada sel
tubuh tidak sensitif. Glukosa yang tidak dapat dibawa ke sel tubuh oleh insulin
akan berdampak pada sel tidak dapat memproduksi energi yang sesuai
Mellitus (NIDDM), dan tipe gestasional (diabetes saat hamil) (WHO, 2016).
Tanda dan gejala yang paling umum diketahui oleh masyarakat adalah
dan banyak makan (polifagia). Individu yang mengalami tanda trias klasik
jika mengalami dua atau tiga hal berikut ini (Lanywati, 2001; Tjokroprawiro,
2001 dalam Wijaya, 2018): Trias Klasik (banyak kencing, minum dan makan),
Kadar glukosa darah puasa lebih dari 120 mg/dl, Kadar glukosa darah 2 jam
sesudah makan lebih dari 200 mg/dl, Kadar glukosa darah acak lebih dari 200
mg/dl.
Awal tanda dan gejala dari diabetes tidak disadari oleh sebagian
tidak kunjung sembuh. Adanya trias klasik menjadi sebuah indicator yang
harus diketahui masyarakat sebagai awal tanda dan gejala diabetes mellitus.
diagnostic dan lainnya. Tanda dan gejala diabetes mellitus juga dapat
Wijaya, 2018). Berikut tanda dan gejala akut dan kronik pada diabetes:
berat badan karena insulin masih mencukupi, jika tanpa pengobatan akan
berkurang dan mual apabila kadar glukosa darah melebihi 500 mg/dl,
berat badan menurun 5-20 kg dalam waktu 2-4 minggu disertai mudah
lelah, dan bisa menyebabkan koma diabetik jika kadar glukosa melebihi
600 mg/dl.
Kesemutan atau rasa tebal pada kaki saat berjalan, Mudah lelah
dan mengantuk, kram atau kulit terasa panas seperti tertusuk tusuk
mengalami keguguran atau kematian janin atau bayi lahir dengan berat
Pankreas memiliki sel sel beta yang menghasilkan insulin untuk mengatur
tubuh bereaksi terhadap insulin itu sendiri menjadi faktor penyebab terjadinya
ataupun akibat adanya infeksi akan merusak sel pankreas dan jika 80-90%
dan keadekuatan sekresi insulin dari sel beta pankreas disebut sebagai Non
insulin. Resisten insulin dapat dipengaruhi oleh adanya asam lemak bebas
sosial ekonomi rendah dan aktivitas fisik rendah (Mohan. et al, 2007
Glukosa darah yang tinggi pada kehamilan akan berdampak pada kadar
glukosa darah bayi. Glukosa yang berlebihan pada bayi akan disimpan
pengontrolan terapi yang diberikan apakah berjalan dengan baik atau tidak.
Adapun beberapa hasil pemeriksaan fisik yang dapat dikaji pada penderita
sebagai komplikasi lebih lanjut, Gangguan pengecap, ludah kental dan mulut
terasa kering dan gigi mudah goyah, Glukosa yang tinggi menyebabkan
penurunan daya tahan tubuh, sehingga mudah terserang bakteri atau virus,
Impotensi, Neuropatik diabetik; kesemutan, rasa tebal pada kaki, kram, dan
dan mudah terinfeksi bakteri dan jamur, serta timbul rasa gatal.
bagian yang penting pada penderita diabetes mellitus (Patel dan Macerollo,
diabetes mellitus, yaitu; glukosa darah puasa > 120 mg/dl, glukosa
darah 2 jam setelah puasa > 200 mg/dl, dan glukosa darah acak >
200 mg/dl.
1.4.2 Urine lengkap dapat juga digunakan untuk memastikan glukosa yang
2018).
1.4.3 A1C sebagai test diagnostik dan alat screening yang dianjurkan oleh
Macerollo, 2010 dalam I Made, 2018). A1C yang lebih dari 6,5%
mellitus.
memiliki C peptida normal atau tinggi (> 1,51 ng/ml) (Patel dan
mellitus yang memiliki tujuan utama untuk mengontrol gula darah dan
mendidik penderita dalam pengetahuan dan motivasi agar dapat merawat diri
sendiri.
1.5.1 Diet
Wijaya, 2018). Batasan diet untuk diabetes mellitus, yaitu: karbohidrat 130
perhari, dan tinggi protein (Bantle et al, 2008; Wir, 2015 dalam Wijaya,
2018).
soewondo, dan subekti, 2015 dalam wijaya 2018). Latihan fisik pada
gula darah dan dapat menjaga stamina penderita. Latihan fisik perlu
mengatakan bahwa latihan fisik pada diabetes mellitus tipe 2 sekitar 150
berat dan tidak mampu melakukan aktivitas fisik ynag berat, maka
gula darah (Malhotra et al, 2005 dalam Wijaya 2018). Diabetes tipe 1, jika
kadar glukosa darah kurang dari 100 mg/dl maka perlu konsumsi
durasi 30-60 menit, dan jenis aerobik (jalan, jogging, sepeda/ renang)
1.5.3 Edukasi
glukosa, praktik diet, atau terapi obat diabetes), menurukan gejala atau
seperti lipohipertrofi yang disebabkan injeksi insulin hanya pada satu area
tubuh. Insulin diberikan pada lapisan subkutan (lemak) pada daerah perut,
paha, bokong, dan lengan bawah. Edukasi cara injeksi insulin pada daerah
insulin atau keduanya (Skugor, 2016 dalam Wijaya, 2018). Pilihan terapi
disertai diet dan olahraga untuk mengontrol gula darahnya. Insulin analog
diberikan pada diabetes tipe 1 akan terapi juga diberikan pada diabetes tipe
2 jika terapi obat, diet dan olahraga tidak mampu mengontrol gula darah
atau pada kondisi infeksi berat. Berikut ini beberapa terapi anti diabetes:
Apidra dengan onset 5-15 menit, puncak 30-90 menit, durasi efek < 5
jam), regular atau short acting (regular insulin/ humulin R dengan onset
30-60 menit, puncak 2-3 jam, durasi efek 5-8 jam), intermediate (Insulin
NPH dengan onset 2-4 jam, puncak 4-10 jam, durasi efek 10-16 jam), long
acting basal (Insulin glargine/ Lantus atau detemir/ Levemir dengan onset
2. Penerimaan Diri
strategi koping yang efektif, perawatan diri yang baik, dan nilai HbA1C dalam
rentang normal (Shayeghian et.al 2016). Menurut Nash (2015) tahapan untuk
2.3.2 Tahap anger dimana tahap ini menunjukkan reaksi marah, iri hati
dan kebencian atas kenyataan yang dialami. Pada tahap ini penderita
kemarahannya dengan hal yang lebih baik, pada tahapan ini muncul
dialaminya.
yaitu:
Harapan akan menjadi realistis jika dibuat oleh diri sendiri dan sesuai
dengan kondisi.
baik.
2.4.5 Persepektif diri yang luas dan konsep diri yang stabil
mencapai tujuan yang realistis, hambatan dari lingkungan yang tidak bisa
dikontrol oleh individu adalah deskriminasi ras, jenis kelamin dan agama.
Jika hambatan tersebut tidak ada dan adanya dukungan eksternal maka
Seorang individu yang memiliki sikap sosial yang positif akan lebih
adanya sikap sosial yang baik adalah tidak adanya prasangka terhadap
2.4.8 Usia
kondisi ini dikarenakan usia yang semakin dewasa makan semakin banyak
2018).
2016).
2.5.1 Perilaku berdasarkan standart dan nilai dari dirinya sendiri dan bukan
segala kondisinya.
dari perilakunya.
2.5.4 Menerima pujian atau kritikan dari orang lain secara objektif
2.5.7 Tidak berfikir bahwa orang lain menolak dirinya baik ada alasan
3. Stres
Stres adalah respons tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan
tubuh yang terganggu, suatu fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan
sehari hari dan tidak dapat dihindari, setiap orang mengalaminya, stres
memberi dampak secara total pada individu yaitu terhadap fisik, psikologis,
terhadap diri sendiri dan orang lain. Stres intelektual akan mengganggu
Davis et al, 1989; Barbara Kozier et al, 1989 dalam Rasmun, 2004).
3.2 Stressor
bersamaan.
Sumber stres dapat berasa dari dalam tubuh dan diluar tubuh, sumber stres
merupakan tanda umum dan awal dari gangguan kesehatan fisik dan
psikologis.
3.4.1 Kecemasan
misalnya; cemas kalau hasil ujian jelek, cemas tidak naik kelas, cemas
dapat digolongkan menjadi; cemas ringan, cemas sedang dan cemas berat.
3.4.2 Marah
Marah adalah suatu reaksi emosi yang subjektif atau kejengkelan dan
3.5.2 Strukturisasi
sungguh karena menghadapi ujian. Hal ini dapat mencegah orang lain turut
menyelesaikan masalah.
3.5.4 Supresi
misalanya; “aku tidak mau pikirkan itu hari ini, besok saja" dengan cara
ini masalah tidak selesai tetapi untuk sementara terbebas dari stres.
hasilnya tidak realistis misalnya seorang ibu yang sedang menunggu hasil
yang Maha Pencipta, namun harus disertai dengan upaya dalam bentuk
tindakan.
3.6.1 Menangis
masalah.
3.6.2 Ketawa
3.6.3 Teriak
terkejut karena tiba tiba orang muncul dari kegelapan, respon ini dapat
Respon spontan pada ancaman fisik, pada orang dewasa yang dapat
pada benda yang tidak dapat rusak kemudian bantu untuk menyelesaikan
masalah.
cara ini memberi rasa aman dan tenang, namun perlu diperhatikan latar
dan Eropa, atau budaya Negara lainnya yang mempunyai ciri tersendiri.
ditujukan pada objek atau kejadian yang merupakan sumber stres, untuk
berbeda pula, sehingga stres yang sama akan mempunyai dampak dan reaksi
yang berbeda.
Hubungan stadium perkembangan sakit dengan stres, potter & perry (1989
dalam Rasmun, 2004) telah membagi hubungan tingkat stres dengan kejadian
sakit:
Situasi seperti ini biasanya berakhir dalam beberapa menit atau beberapa
pekerjaan baru, anggota keluarga pergi dalam waktu yang lama, situasi
tinggal, serta sulit mencari pekerjaan tetap yang akhirnya menjadi pemicu
1. Kerangka Penelitian
Berdasarkan konsep dan teori tentang penerimaan diri dan tingkat stres yang
sudah dijelaskan dan sesuai dengan tujuan penelitian maka dirumuskan kerangka
30
2. Defenisi Operasional
DM mampu
menerima segala Self
kelebihan dan Acceptance
kekurangan yang Questionnaire
Chamberlain
& David
(2001)
menentu sehingga
menyebabkan
penurunan
kesehatan tubuh.
Diabetes Mellitus
3. Hipotesis Penelitian
H0 : Tidak ada hubungan antara penerimaan diri dengan tingkat stres pasien
diabetes mellitus.
diabetes mellitus
variabel yang diteliti dalam penelitian ini diukur pada sekali waktu secara
2.1 Populasi
(2018) jumlah pasien diabetes mellitus di RSUP Haji Adam Malik Medan.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2016 selama 1 tahun sebanyak
1.052.
2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang ingin diteliti dan dianggap
Keterangan:
n : Jumlah Sampel N :
Besarnya Populasi
33
1.052
n =
1.052 (0,1)2+1
n= 1.052
1.052 (0,01)+1
n=
1.052
11,52
n = 91
Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik, Jl. Bungau Lau No.
17, Kemenangan Tani Kec. Medan Tungtungan Kota Medan, Sumatera Utara
20136.
Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai Mei 2020 di RSUP
4. Variabel Penelitian
5. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yang diukur yaitu penerimaan diri dan
instrumen/kuesioner.
disusun oleh Chamberlain dan Haaga (2001) dan dilakukan penerjemahan oleh
skala likert mulai dari 1-7. Skor terendah 21 dan skor tertinggi 147 semakin
tinggi skor nilai yang didaptkan maka mengartikan semakin baik penerimaan
terdapat empat soal yang bersifat positif dan menunjukkan skor minimal 0 dan
skor maksimal 40
peneliti untuk melihat sejauhmana tingkat stres pada pasien diabetes mellitus
dan membaginya kedalam 3 golongan yaitu ringan 0-13, sedang 14-26 dan
berat 27-40.
Perceived Stres Scale (PSS) pada penelitian ini tidak dilakukan uji validitas
atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang
Hasil uji reliabilitas dari kuesioner penerimaan diri pada penelitian ini
dilakukan di Medan tepatnya pada pasien diabetes mellitus RSUP Haji Adam
pada penelitian ini menggunakan angket dan skala bertingkat. Dengan kriteria
telah reliable dengan hasil 0,857. Sedangkan uji reliabitas kuesioner perceived
stress scale (PSS) ini telah dilakukan ditempat yang sama dengan jumlah
responden. Pasien yang sesuai kriteria dan bersedia menjadi responden diberikan
Sumatera Utara).
7.2 Surat permohonan izin pelaksanaan penelitian yang sudah diperoleh dari
Medan.
7.6 Peneliti melakukan pengambilan data dan mengisi lembar observasi sambil
7.7 Data yang telah diperoleh dari pengisian lembar observasi kemudian
dilakukan analisa oleh peneliti.
Universitas Sumatera Utara
39
8. Etika Penelitian
Penelitian dilakukan setelah peneliti lulus uji etik dari Komisi Etik Penelitian
dijelaskan adalah bahwa penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin penelitian
menjadi subjek atau tidak dalam penelitian tanpa ada sangsi apapun. Selanjutnya
dalam penelitian ini responden juga diperlakukan secara baik saat sebelum
didiskriminasi jika menolak untuk menjadi responden dalam penelitian, selain itu
responden yang diteliti dan memenuhi kriteria dimana sebelumnya telah diberi
untuk kepentingan penelitian, dengan cara memberikan kode atau tanda pada
lembar koesioner dan kode tersebut hanya diketahui oleh peneliti itu sendiri.
9. Analisa Data
penerimaan diri dengan tingkat stress pasien DM, peneliti kemudian melakukan
9.2 Setelah itu data yang ada diberi kode terhadap pernyataan yang telah
Hal ini dilakukan untuk melihat dan mengetahui ada atau tidak kesalahan
univariat, dan analisa bivariate. Analisa univariat yaitu analisa yang bertujuan
frekuensi dan presentase (Notoadmodjo, 2010). Data dalam penelitian ini akan
merupakan uji statistic yang menganalisa hubungan antara dua variabel. Uji
statistic menguji ada atau tidaknya hubungan antara penerimaan diri dengan
spearmen Rho dengan α= 0,05. Apabila nilai p <0,05 maka ada hubungan
pada saat dilakukan penelitian terhalang oleh situasi dikala pandemic jadi, peneliti
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahsan tenting hubungan
1. Hasil Penelitian
usia 52-60 tahun yaitu sebanyak 20 orang (50%), jenis kelamin perempuan
42
Laki-laki 15 37,5
Perempuan 25 62,5
Pendidikan
SD 5 12,5
SMP 15 35
SMA 9 22,5
Diploma 6 15
Sarjana 5 12,5
Pekerjaan
PNS 4 10
Wiraswata 5 12,5
Karyawan 7 17,5
Lain-Lain 24 60
Total 40 100
43
Total 40 100
Tabel 1.3 Distribusi frekuensi dan persentase tingkat stres di RSUP Haji
Total 40 100
Mellitus (n=40)
didapatkan bahwa nilai p-value (0,01) dimana angka ini lebih dari α (0,05),
Tabel 1.4 Hubungan penerimaan diri dengan tingkat stress pasien diabetes
mellitus (n=40)
2. Pembahasan
usia 52-60 tahun yaitu sebanyak 20 orang (50%) dan cenderung terjadi
pada perempuan yaitu sebanyak 25 (62,5%). Hal ini sejalan dengan Hal ini
cenderung meningkat pada usia lanjut lebih dari 60 tahun yaitu sebanyak
ini sejalan dengan laporan kesehatan oleh info datin diabetes yang
lemak dalam tubuh juga mempengaruhi dimana aktivitas fisik wanita lebih
wanita, Ani Astuti (2017) mengatakan bahwa salah satu faktor resiko
hanya bekerja dirumah sebagai IRT sehingga memiliki aktifitas fisik yang
mayoritas berada pada kategori rendah yaitu sebanyak 28 orang (70%) dan
kategori tinggi sebanyak 12 orang (30%). Hal ini berkaitan dengan adanya
dengan orang lain dan merasa mudah sensitif ketika orang lain mengkritik
bahwa keluhan mudah lelah sering dijumpai pada penderita diabetes untuk
sehari-hari di tempat kerja, merawat orang lain dan pulang pergi antara
diabetes mellitus memiliki tingkat stres dan kecemasan yang tinggi, karena
dijalani seperti diet atau pengaturan makan, kontrol gula darah, konsumsi
Selain itu, risiko komplikasi penyakit yang dapat dialami penderita juga
Penderita DM harus merubah pola hidup dan diet, ini merupakan hal yang
kemudian harus diubah secara drastis. Perubahan pola makan dan takaran-
menjalankan pola hidup sehat dan diet. Adanya fasilitas kesehatan yang
lainnya yang menyatakan tingkat stres yang sedang sering terjadi pada
Mellitus
orang (70%) dan tingkat stres mayoritas stress sedang yaitu sebanyak 23
orang (57,5%). Hasil korelasi variabel penerimaan diri dengan tingkat stres
membutuhkan bantuan orang lain dan mereka berfikir tidak dapat mandiri
cenderung melamun dan akan timbul perasaan negatif yang otomatis akan
membantu individu untuk melakukan pola hidup sehat dan diet. Dengan
yang muncul akibat penyakit diabetes yang dideritanya (Tan et al., 2015).
psikologis yang dialami (Pace & Cesarino, 2015). Dari kondisi inilah,
sekitarnya.
saran mengenai hubungan penerimaan diri dengan tingkat stress pasien diabetes
mellitus.
1.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa penerimaan diri dan tingkat stres bisa diatasi
dengan orang lain dan tidak menghiraukan apa yang orang lain katakan
yaitu sebanyak 28 orang (70%) dengan tingkat stres mayoritas stres sedang
cukup.
52
1.2 Saran
359-364.
60– 74.
Ani Astuti., Maulani. (2017). Pangan Indeks Glikemik Tinggi dan Glukosa Darah
Pasien Diabetes Mellitus Tipe II. Program Studi Ilmu Keperawatan, Stikes
54
Badedi, M., Solan, Y., Darraj, H., Sabai, A., Mahfouz, M., Alamodi, S., &
Magfirah. S., Sudiana. I.K., & Widyawati. I.Y. (2015). Relaksasi Otot Progresif
Mc. Quade. W., & Aikman. Ann. (1991). Stress. Jakarta: Erlangga.
55
PH, L., Sari, I.P., dan Hermanto. (2018). Gambaran Tingkat Stres Pasien
Diabetes Mellitus. Jurnal Perawat Indonesia. 2(1): 41-50.
56
Siregar, C. T., Nasution, S. Z., Purba, J. M., Karota, E., & Harahap, M. P. H.
Soewondo, P., Soegondo, S., Suastika, K., Pranoto, A., Soeatmadji, D. W., &
Tjokroprawiro, A. (2010). The DiabCare Asia 2008 study – Outcomes on
control and complications of type 2 diabetic patients in Indonesia. Medical
Journal of Indonesia, 19(4), 235.
Sofiana, L.I., Elita, V., dan Utomo, W. (2012). Hubungan antara Stress dengan
Konsep Diri pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal Ners
Indonesia. 2(2): 167-176.
Tan, K. C., Chan, G. C., Eric, H., Maria, A. I., Norliza, M. J., Oun, B. H., …
Liew, S. M. (2015). Depression, anxiety and stress among patients with
diabetes in primary care: A cross-sectional study. Malaysian Family
Physician, 10(2), 9–21.
Tsiouli, E., Alexopoulos, E. C., Stefanaki, C., Darviri, C., & Chrousos, G. P.
(2013). Effects of diabetes-related family stress on glycemic control in
young patients with type 1 diabetes: Systematic review. Canadian Family
Physician Medecin de Famille Canadien, 59(2), 143–149.
57
Yan, L.S., Marisdayana.R., & OR. R.I. (2017). Hubungan Penerimaan Diri dan
Tingkat Stres pada Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal Endurance. 2(3).
312-322.
Yhani, W. dan Karyono. 2013. Korelasi antara Penerimaan Diri dengan Stres
pada Pasien Diabetes Mellitus Type 2 di RSUP Dr. Kariadi.
Zainuddin, Mhd., Utomo. W., & Herlina. (2015). Hubungan Stres dengan
Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus Tipe II. JOM. 2(1): 890-898.
58
Sumatera Utara. Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu/bapak untuk
menjadi responden dalam penelitian ini. Partisipasi ibu/bapak dalam penelitian ini
bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi
apapun. Identitas pribadi dan semua informasi yang ibu/bapak berikan akan
Medan, 2020
Peneliti
59
Nama (Inisial) :
Umur :
Diri dengan Tingkat Stres Pasien Diabetes Mellitus" peneliti tersebut adalah
Nim : 161101011
responden dalam penelitian ini dan bersedia mengisi kuesioner sesuai dengan data
yang diperlukan.
Medan, 2020
( )
60
Kegiatan Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus
1. Pengajuan judul
2. Proses persetujuan
judul
3. Menyusun BAB I
4. Menyusun BAB II
5. Menyusun BAB III
6. Menyusun BAB IV
7. Sidang proposal
8. Perbaikan proposal
9. Pengumpulan data
10. Analisa data
11. Penyusunan laporan
12. Sidang akhir
penelitian
13. Perbaikan laporan
akhir
14. Penyerahan laporan
dan manuskrip
61
NIM : 161101011
Diabetes Mellitus.
Tabel Rincian Biaya Penelitian
2. Pelaksanaan Penelitian
62
Total Rp.1.787.000,00
63
Nama (inisial) :
Usia :
O SMP O Diploma
Pekerjaan :
Alamat :
terapi
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya bersedia untuk menjawab semua
pernyataan dalam skala yang diberikan dengan jujur dan benar sesuai kondisi
Medan, 2020
( )
Tanggal :
No. Responden :
64
Berilah tanda silang ( √ ) pada kolom yang tersedia, sesuai dengan apa yang
Anda rasakan atau Anda alami pada pernyataan yang ada. Jawablah secara
terbuka dan jujur sesuai dengan kondisi Anda.
65
66
67
68
Kode :
Petunjuk Pengisian
Kuesioner ini adalah menanyakan tentang perasaan dan pikiran bapak/ibu selama
sebulan terakhir. Terdapat lima pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap
pertanyaan, yaitu:
0 : Tidak pernah.
NO PERTANYAAN 0 1 2 3 4
1. Selama sebulan terakhir, seberapa sering
anda kesal karena sesuatu yang terjadi
secara tak terduga.
2. Selama sebulan terakhir, seberapa sering
anda merasa tidak dapat mengontrol hal-hal
yang penting dalam hidup anda
3. Selama sebulan terakhir, seberapa sering
anda merasa gelisah dan tertekan
4. Selama sebulan terakhir, seberapa sering
anda merasa yakin tentang kemampuan
anda dalam menangani masalah pribadi
anda.
5. Selama sebulan terakhir, seberapa sering
anda merasa bahwa segala sesuatu yang
terjadi sesuai dengan harapan anda
69
70
Valid 30 100.0
a 0 .0
CasesExcluded
Total 30 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.857 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
71
Total 30 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.825 10
Item-Total Statistics
72
Statistics
Jenis Kelamin Usia Pendidikan Pekerjaan
Valid 40 40 40 40
N
Missing 0 0 0 0
Mean 1.63 4.05 2.78 3.28
Std. Error of Mean .078 .182 .194 .164
Median 2.00 4.50 2.50 4.00
Mode 2 5 2 4
Std. Deviation .490 1.154 1.230 1.037
Variance .240 1.331 1.512 1.076
Range 1 4 4 3
Minimum 1 1 1 1
Maximum 2 5 5 4
Sum 65 162 111 131
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
73
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
74
Distribusi dan Frekuensi Penerimaan Diri dan Tingkat Stres Pasien Diabetes
Mellitus
Statistics
Penerimaan Diri Tingkat Stres
Valid 40 40
N
Missing 0 0
Penerimaan Diri
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tingkat Stres
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
75
Descriptives
Statistic Std. Error
Median 60.5000
Variance 1205.189
Minimum 16.00
Maximum 130.00
Range 114.00
Median 20.0000
Variance 23.733
Minimum 13.00
76
Tests of Normality
a Shapiro-Wilk
Kolmogorov-Smirnov
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Penerimaan Diri .149 40 .025 .935 40 .023
Tingkat Stres .147 40 .030 .908 40 .003
77
Correlations
penerimaan diri tingkat stres
78
14 26 Laki-laki SD Lain-lain
18 40 Laki-laki SD Lain-lain
24 40 Perempuan SD Lain-lain
25 45 Perempuan SD Lain-lain
79
80
N P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 2 7 7 2 7 3 3 5 6 6 3 3 6 3 5 2 2 6 2
2 2 2 3 6 2 6 3 3 2 6 7 3 2 6 4 2 2 3 7 2
3 3 4 1 7 3 4 4 3 3 7 6 7 2 4 4 3 4 3 5 2
4 2 3 3 7 2 7 3 3 4 7 7 4 3 7 7 3 2 2 7 2
5 1 1 1 6 2 6 1 1 1 1 4 3 1 1 1 1 1 1 3 2
6 1 1 1 6 2 6 1 2 1 1 3 3 1 1 2 1 1 1 3 3
7 2 3 2 7 2 7 4 2 2 7 6 7 2 6 3 3 7 2 7 2
8 2 3 3 7 3 7 4 2 3 6 7 2 2 6 4 4 3 7 7 2
9 1 1 2 3 1 6 2 1 1 6 3 3 2 3 2 2 1 1 6 1
1 2 3 3 7 3 7 3 3 3 7 7 4 3 7 6 3 2 2 7 2
0
1 1 3 2 6 3 5 2 3 3 6 5 4 2 5 4 2 2 2 6 1
1
1 3 2 3 5 2 5 2 1 1 1 4 3 1 6 1 2 1 1 5 2
2
1 2 3 1 6 2 6 1 2 3 5 5 3 1 5 1 3 2 2 5 1
3
1 1 1 2 7 1 4 3 1 4 1 5 3 2 6 1 2 2 3 4 1
4
81
1 3 2 7 4 2 4 3 3 2 7 4 3 2 5 4 3 2 3 3 3
6
1 3 4 3 4 3 5 3 3 2 5 7 3 2 1 2 3 4 3 3 3
7
1 2 1 3 5 2 5 2 2 1 5 3 2 1 1 2 1 2 3 3 2
8
1 1 1 1 5 2 4 1 1 2 1 5 3 1 4 5 1 2 2 5 1
9
2 1 1 3 7 2 4 1 2 1 6 6 3 1 1 2 2 1 7 6 1
0
2 2 1 4 6 1 6 1 2 2 4 5 3 1 4 3 2 1 2 7 1
1
2 2 2 2 7 2 6 2 1 1 5 6 2 2 4 1 2 2 3 7 2
2
2 2 1 3 6 2 7 1 2 3 4 6 3 3 3 1 3 3 3 5 1
3
2 1 3 3 5 3 4 3 3 2 6 5 4 2 5 2 2 4 2 7 2
4
2 2 1 2 5 1 5 1 2 1 7 7 3 1 5 1 1 1 4 4 1
5
2 2 2 2 4 1 5 2 1 4 7 6 2 2 4 3 2 3 5 5 3
6
2 3 1 1 7 2 4 3 3 1 5 4 4 2 4 3 2 4 3 5 1
82
2 2 1 1 5 3 6 3 1 2 4 5 4 1 6 4 3 2 2 3 2
8
2 2 2 3 6 2 5 2 2 2 6 5 3 3 6 3 4 3 3 7 1
9
3 1 1 2 4 1 4 1 1 2 7 5 2 1 5 3 2 2 3 7 2
0
3 3 4 1 7 3 4 4 3 3 7 6 7 2 4 4 3 4 3 5 2
1
3 2 3 3 7 2 7 3 3 4 7 7 4 3 7 7 3 2 2 7 2
2
3 1 1 1 6 2 6 1 1 1 1 4 3 1 1 1 1 1 1 3 2
3
3 3 4 3 4 3 5 3 3 2 5 7 3 2 1 2 3 4 3 3 3
4
3 2 1 3 5 2 5 2 2 1 5 3 2 1 1 2 1 2 3 3 2
5
3 1 1 1 5 2 4 1 1 2 1 5 3 1 4 5 1 2 2 5 1
6
3 1 1 3 7 2 4 1 2 1 6 6 3 1 1 2 2 1 7 6 1
7
3 2 3 3 7 3 7 3 3 3 7 7 4 3 7 6 3 2 2 7 2
8
3 1 3 2 6 3 5 2 3 3 6 5 4 2 5 4 2 2 2 6 1
9
83
84
No P.1 P.2 P.3 P.4 P.5 P.6 P.7 P.8 P.9 P.10
1. 1 0 2 1 1 2 1 2 0 1
2. 2 1 0 3 2 1 2 2 1 3
3. 2 1 1 2 1 2 2 1 0 1
4. 1 2 1 1 3 2 1 1 0 1
5. 1 2 2 1 2 3 3 2 0 1
6. 2 1 1 2 3 3 2 2 2 0
7. 1 2 0 3 3 3 3 4 1 1
8. 0 1 1 1 2 1 1 3 1 2
9. 1 2 3 2 3 2 3 2 4 1
10. 2 3 4 3 3 1 2 4 1 4
11. 2 3 2 2 4 3 3 4 3 2
12. 1 1 3 3 1 2 3 2 0 2
13. 1 2 3 3 2 2 2 3 2 2
14. 3 3 1 2 3 1 3 2 1 4
15. 2 2 0 3 3 1 3 3 1 2
16. 1 1 1 2 2 3 1 3 2 3
17. 1 2 3 3 2 3 1 2 1 1
18. 1 2 3 4 1 3 1 3 2 2
19. 1 0 1 3 4 1 4 1 2 3
20. 0 1 0 2 2 1 1 3 1 2
21. 2 2 3 3 4 3 3 3 2 2
22. 2 2 3 3 3 0 2 4 2 0
23. 1 2 1 2 0 1 3 2 0 1
24 2 1 0 3 2 1 4 2 1 1
25. 1 2 1 2 1 1 1 2 2 0
26. 2 3 1 3 2 0 2 3 1 2
85
86
87
Izin Penelitian
89
Izin Etik
91
Pekerjaan : Mahasiswi
Agama : Islam
Email : sriindahyani123@gmail.com
Ibu : Syahniar
Riwayat pendidikan :
92
93