SKRIPSI
Oleh
131101016
FAKULTAS KEPERAWATAN
2017
Puji syukur saya panjatkan kepadaAllah SWT atas segala rahmat dan
Binjai”.Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk
Skripsi ini tidak akan terlaksana penulisannya tanpa ada dukungan, doa,
semangat dan motivasi oleh kedua orang tua tercinta Ayah Syaiful SyahSaragih
memberikan dukungan penuh baik secara material dan non material. Penulis juga
telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak
selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas
3. Ibu Cholina Trisna Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB selaku Wakil Dekan
serta arahan yang sangat inspiratif sehingga penyusunan skripsi ini dapat
6. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen penguji I yang
7. Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS selaku dosen penguji II yang
8. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS dan Lufthiani, S.Kep, Ns, M.Kes selaku
9. Ibu Kepala Puskesmas Kebun Lada Binjai Kecamatan Binjai Utarayang telah
penulis.
11. Terima kasih juga penulis ucapkan untuk abang-abang, kakak ipar dan
Alfian Arby Saragih, dan Amaliya Nurul Fadhillah Saragih yang senantiasa
kritik, saran, dan segala canda tawa kalian semua. Terimakasih juga untuk
Novanda yang selama ini selalu membantu dalam penelitian ini hingga
akhirnya selesai. Dan tak lupa juga terimakasih untuk teman QWC MAN
Binjai yang ikut serta membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Teman-teman Fakultas Keperawatan stambuk 2013, Mely, Darma Ce, Oza,
Ari, Dela, Mia, Isman dan lain-lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
yang akan datang. Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi peningkatan
terima kasih.
HALAMAN JUDUL
SURAT PERSETUJUAN ORISINALITAS ..........................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................iii
PRAKATA ................................................................................................................iv
DAFTAR ISI .............................................................................................................vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................xi
DAFTAR SKEMA ...................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xiii
ABSTRAK ................................................................................................................xiv
ABSTRAK
Pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala
sesuatu perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu.Sikap
didefinisikan sebagai penilaian seseorang terhadap stimulus atau objek setelah
seseorang mengetahui.Keluarga adalah pertama dan utama yang harus
mendapatkan pengetahuan termasuk mengetahui perannya dalam memberikan
perawatan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan
dan sikap keluarga tentang perawatan anggota keluarga yang menderita asma di
rumah di wilayah kerja Puskesmas Kebun Lada Binjai, dengan menggunakan
desain deskriptif.Peneliti menggunakan analisis univariat dalam penelitian ini
dengan mendefinisikan variabel yang diteliti dalam bentuk distribusi frekuensi
dan persentase. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki
anggota keluarga yang menderita asma di rumah di wilayah kerja Puskesmas
Kebun Lada Binjai adalah 117 penderita asma dari Agustus 2014 – Oktober 2016
didapatkan sampel sebanyak 54 orang dan diambil dengan metode purposive
sampling.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan keluarga dalam kategori baik
sebanyak 31 orang (57,4%), pengetahuan keluarga dalam kategori cukup
sebanyak 19 orang (35,2%) dan kategori kurang sebanyak 4 orang (7,4%). Sikap
keluarga menunjukkan dalam kategori positif sebanyak 48 orang (88,9%) dan
sikap dalam kategori negatif sebanyak 6 orang (11,1%). Diharapkan untuk semua
pihak dapat memahami tentang bahaya penyakit asma dan mewaspadai
kemungkinan terkena penyakit asma pada anggota keluarga dan mengetahui
pentingnya keluarga dalam perawatan asma.
PENDAHULUAN
pengetahuan tentang keadaan sehat fisik, jasmani dan sosial dari induvidu-
induvidu yang terdapat dalam satu keluarga.Antara induvidu yang satu dengan
derajat kesehatan keluarga yang optimal.Keluarga yang sehat adalah salah satu
kekayaan yang tidak terhingga.Tidak sedikit dari kita yang masih mencari
kebiasaan hidup sehat (Sari, 2012). Tetapi masih ada keluarga yang tidak perduli
dengan kesehatan keluarganya, yang akibatnya akan muncul penyakit yang tidak
diinginkan pada keluarga. Dan karena penyakit tersebut juga dapat mengakibatkan
turunnya produktivitas pada penderita, salah satu penyakit tersebut adalah asma.
akibat paparan terhadap suatu zat iritan atau alergen (Clark, 2013).Alergen asma
yang umum di antaranya serbuk sari (bunga), jamur (mold), hewan (dari kulit atau
saliva), dan tungau debu-rumah.Asma sangat terkait dengan alergi dan alergi
mempunyai alergi, dan tidak semua orang yang mempunyai alergi menyandang
asma. Iritan asma yang umum di antaranya udara dingin, asap rokok, dan asap sisa
mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau
dini hari.Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas,
Asma dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu aktivitas, akan tetapi
Produktivitas menurun akibat mangkir kerja atau sekolah, dan dapat menimbulkan
sekitar setengah dari kasus terjadi pada anak-anak dan sepertiga lainnya terjadi
seluruh dunia mencapai 400 juta orang, dengan pertambahan 180.000 setiap
hilangnya 16% hari sekolah pada anak-anak di Asia, 34% anak-anak di Eropa, dan
Tangga (SKRT) tahun 2004 sebesar 4%, sedangkan berdasarkan Riset Kesehatan
pada usia 25-34 tahun sebesar 5,7%,usia 15-24dan 35-44 tahun sebesar
sangat tinggi, seperti Kabupaten Aceh Barat, Aceh 13,6%, Buol, Sulawesi
prevalensi asmadi Sumatera Utara dari laporan riset kesehatan dasar tahun 2013,
prevalensi asma untuk seluruh kelompok usia 2,4% dengan perbandingan lebih
tinggi angka kejadian asma pada perempuan dari laki-laki dan angka yang
Prevalensiasmadiperkotaanumumnyalebihtinggidibandingkandengandiped
esaan,karenapolahidupdikotabesarmeningkatkanrisikoterjadinyaasma.Udaradiseke
lilingkitatelahtercemarolehberbagaipolutanudara,dimana70-
80%pencemaranudaraberasaldarigasbuangankendaraan,sedangkanpencemaranuda
30%.Sumberpolutandidalamruanganyangdapatmemicukambuhnyaasmaantaralains
isapembakaran,zatkimiasepertiobatnyamuk
semprot/bakardanlainnya,baucatyangtajam,bahankimialainsepertiparfum,hairspra
y.
Pada penelitian sebelumnya oleh Hayani pada tahun 2009 dengan tujuan
hasil analisa data bahwa tingkat pengetahuan keluarga yang menderita asma
dalam kategori baik. Kategori baik sebanyak 58,8% dan kategori cukup sebanyak
41,3%. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat budaya dari masyarakat setempat masih
tinggi dan sebagian besar keluarga berpendapat bahwa olahraga belum efektif
Sedangkan pada penelitian oleh Fairawan pada tahun 2008 dengan tujuan
dengan sikap penderita dalam perawatan asma pada pasien rawat jalan di Balai
penderita asma dan keterangan yang didapatkan dari petugas kesehatan di Balai
tentang perawatan asma rata-rata masih rendah. Hal ini ditandai dengan: penderita
timbulnya asma, hal-hal yang harus dilakukan untuk perawatan penyakit asma.
wilayah kerja Puskesmas Kebun Lada Binjai dari Agustus 2014 sampai dengan
Oktober 2016 sebesar 117 orang dengan kriteria penderita mulai dari usia 3-83
tahun. Melihat angka ini maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang menderita asma di rumah di wilayah kerja Puskesmas Kebun Lada Binjai.
1.3.Tujuan Penelitian
dasar dalam melakukan intervensi pada keluarga dengan anggota keluarga yang
kunjungan rumah.
bagi peneliti sehingga dapat menerapkan pengalaman ilmiah yang diperoleh untuk
penelitian yang akan datang mengenai program perawatan klien yang menderita
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Asma
Asma adalah penyakit kronik saluran napas yang terdapat di seluruh dunia
dengan kekerapan yang bervariasi. Penyakit ini bisa timbul pada semua usia
meskipun paling banyak pada usia anak. Meskipun penyakit ini jarang
menyebabkan kehilangan hari kerja pada dewasa dan mangkir dari sekolah pada
anak dan remaja.Disamping itu penyakit ini sering menimbulkan gangguan pada
penyakit ini.
mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau
dini hari.Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas,
(Hariadi, 2006).
Genetik
bronkus, kadar IgE serum) dan atau keduanya. Karena kompleksnya gambaran
klinis asma, maka dasar genentik asma dipelajari dan diteliti melalui fenotip-
bronkus, alergik/atopi, walau disadari kondisi tersebut tidak khusus untuk asma
(PDPI, 2006).
1. Alergen
penderita asma.Debu rumah, tungau debu rumah, spora jamur, serpih kulit
serangan.
berbagai sisa makanan, potongan rambut dan berbagai kulit binatang sampai
kecoa dan serangga, tetapi dari semua alergen yang paling menonjol adalah
ini selalu terdapat dalam debu rumah apalagi di daerah yang lembap.
adalah serpih kulit manusia yang terlepas sewaktu tidur tanpa sepengetahuan
kita sebenatnya kulit manusia secara teratur diganti dengan yang baru.
yang berbulu seperti selimut, gorden, kursi dan sebagainya. Bukan hanya
makhluk sangat kecil yang menimbulkan reaksi alergi yang hebat, tetapi juga
kotoran, air seni dan potongan-potongan badan yang telah mati yang berasal dari
tungau dapat menimbulkan asma. Reaksi alergi mula-mula berupa bersin, mata
gatal, batuk dan terakhir bisa sesak.Reaksi alergi terjadi beberapa menit sampai
6-8 jam setelah terpapar (kontak) dengan alergen, begitu juga lama serangan
asma dapat berlangsung hanya setengah jam sampai berjam-jam, tetapi mungkin
contoh hewan yang cukup sering menimbulkan asma.Jika jelas terbukti hewan
tadi sebagai penyebab timbulnya serangan asma, maka sebaiknya hewab tadi
kering menjadi debu, merupakan alergen yang cukup kuat (Sundaru, 2007).
4. Tekanan jiwa
samping gejala asma yang timbul harus segera diobati, penderita asma yang
terganggu baik sekolah, pekerjaan maupun aktivitas lainnya, dan hal itu tentu
saja akan mempunyai akibat kepada keluarganya. Pada asma anak diperlukan
jangan membenci atau menyalahkan karena ini akan menambah tekanan jiwa
yang sudah ada. Dalam hal ini sangat diperlukan pengertian seluruh keluarga
dan bersepeda paling mudah menimbulkan asma, sedangkan renang dan jalan
kaki yang paling kecil risikonya. Lari cepat selama 6-8 menit paling tinggi
selama 1-2 menit atau lari lebih dari 2 menit sangat jarang menimbulkan asma.
selesai olahraga, lamanya sesak antara 10-60 menit dan jarang serangan asma
sehingga bagi yang tidak mengerti sulit memahami mengapa beberapa menit
penderita sakit jantung. Serangan asma akibat kegiatan jasmani dikenal dengan
6. Obat-obatan
disertai gejala alergi lain seperti mata dan bibir bengkak, gatal-gatal kulit,
7. Polusi udara
asap rokok, asap yang mengandung hasil pembakaran dan oksida fotokemikal,
8. Lingkungan kerja
dan hal ini harus segera diketahui agar tidak memberikan penderitaan yang
9. Lain-lain
lain yang dapat mencetuskan serangan asma, antara lain tertawa terbahak-bahak,
asam benzoate, dan zat pewarna kuning tartarazin yang dipakai dalam industri
(Sundaru, 2007).
mukosa, sekresi mukus dan peradangan saluran pernapasan. Ketika orang dengan
asma terpapar oleh alergen dan iritan (misalnya debu, serbuk sari, asap, tungau,
yang menyebabkan kesulitan bernapas, dada terasa sesak, dan mengi (Black &
Hawks, 2014). Imunoglobulin (Ig) adalah suatu molekul protein kecil yang
dihasilkan oleh sistem imun untuk “berikatan” dengan permukaan antigen atau
iritan. Ketika sebuah antigen masuk ke dalam tubuh manusia, sel darah putih yang
dikenal dengan limfosit T atau sel T datang dan berikatan dengan antigen tersebut
serta menentukan apa yang diperlukan untuk membunuh antigen tersebut. Sel T
akan memanggil sel helper, dikenal juga sebagai sel TH untuk mengatur
pelepasan sitokin yang dapat menstimulasi sel limfosit B. Sel limfosit B adalah sel
yang memproduksi antibodi Ig yang akan berikatan dengan antigen (Clark, 2013).
antigen dengan secara spesifik menghasilkan IgE, antigen disebut sebagai alergen
dan individu yang mengalami reaksi alergi disebut memiliki riwayat atopi atau
sel-sel inflamasi yang disebut basofil dan berikatan dengan permukaan sel
yang berkaitan dengan reseptor tersebut, sel mast dan basofil sudah “mengenali”
alergen tersebut, sehingga bila di lain waktu individu tersebut terpapar dengan
alergen yang sama, sel mast dan basofil akan melepaskan mediator-mediator
kimia yang menyebabkan reaksi alergi. Para klinis harus mengetahui bahwa sekali
individu tersensitisasi, maka sel mast dan basofil akan tetap mencetuskan reaksi
Mediator kimia yang dihasilkan oleh sel mast yang paling diketahui adalah
histamin yang berikatan dengan reseptor histamin yang dapat dijumpai pada
sebagian besar sel tubuh dan mencetuskan gejala alergi seperti pembengkakan,
bersin-bersin dan gatal (Clark, 2013). Apabila mediator yang dilepaskan di sekitar
menyebabkan bentol merah yang gatal. Di saluran cerna berupa muntah, mules
dan mencret. Lebih berbahaya lagi bila mastosit di seluruh tubuh serentak
pingsan karena tekanan darah menurun hebat (syok). Sedangkan mediator yang
produksi lendir meningkat, selaput lendir saluran napas membengkak dan sel-sel
2007).
alergen lebih banyak lagi.Sekitar setengah dari seluruh penderita asma mengalami
reaksi fase lambat (late-phase). Meskipun manifestasi klinis yang dihasilkan sama
dengan fase awal, reaksi fase lambat akan mulai 4-8 jam setelah paparan dan
saluran napas.Pada respon fase lambat, mediator menarik sel-sel radang lainnya
kronis ini menyebabkan saluran napas menjadi hiperresponsif. Saluran napas yang
antigen spesifik, tetapi pada rangsangan seperti kelelahan fisik dan menghirup
udara dingin. Frekuensi dan keparahan dari gejala klinis yang ada dapat
Tanda dan gejala asma klasik adalah serangan episodik batuk, mengi, dan
sesak napas.Pada awal serangan sering gejala tidak jelas seperti rasa berat di dada,
dan pada asma alergik mungkin disertai pilek atau bersin. Meskipun pada
mulanya batuk tanpa disertai sekret, tetapi pada perkembangan selanjutnya pasien
akan mengeluarkan sekret baik yang mukoid, putih kadang-kadang purulen. Dan
dikenal dengan istilah cough variant asthma.Bila hal yang terakhir ini dicurigai,
gejala asma tidak jelas. Terlebih lagi pasien asma alergik juga memberikan gejala
terhadap faktor pencetus non-alergik seperti asap rokok, infeksi saluran napas
biasanya memburuk pada awal minggu dan membaik menjelang akhir minggu.
mungkin akan membaik bila pasien dijauhkan dari lingkungan kerjanya, seperti
sewaktu cuti misalnya. Pemantauan dengan alat peak flow meter atau uji
Setiati, 2009)
Suatu bentuk asma dengan alergen seperti bulu binatang, debu, ketombe,
musiman (seasonal).
keluarga dan riwayat pengobatan eksim atau rhinitis alergik. Paparan terhadap
alergi akan mencetuskan serangan asma. Bentuk asma ini biasanya dimulai
sejak kanak-kanak.
infeksi saluran napas atas, aktivitas, emosi/stress, dan populasi lingkungan akan
adrenergik dan bahan sulfat (penyedap makanan) juga dapat menjadi faktor
penyebab.Serangan dari asma idiopatik atau nonalergik menjadi lebih berat dan
sering kali dengan berjalannya waktu dapat berkembang menjadi bronkitis dan
Dikarakteristikkan dengan bentuk kedua jenis asma alergi dan idiopatik atau
pemeriksaan penunjang.
Pada riwayat penyakit akan dijumpai keluhan batuk, sesak, mengi, atau
rasa berat di dada. Tetapi kadang-kadang pasien hanya mengeluh batuk batuk
saja yang umumnya timbul pada malam hari atau sewaktu kegiatan jasmani.
Adanya penyakit alergi yang lain pada pasien maupun keluarganya seperti rinitis
alergi, dermatitis atopik membantu diagnosis asma. Gejala asma sering timbul
pada malam hari, tetapi dapat pula muncul sembarang waktu.Adakalanya gejala
lebih sering terjadi pada musim tertentu.Yang perlu diketahui adalah faktor-
dicegah.
Faktor-faktor pencetus pada asma yaitu infeksi virus saluran napas seperti
jasmani seperti lari; ekspresi emosional takut, marah, frustasi; obat-obat aspirin,
kimia; polusi udara seperti asap rokok; pengawet makanan seperti sulfit; lain-
Ada beberapa hal yang harus ditanyakan dari pasien asma, dapat dilihat
a. Apakah ada batuk yang berulang terutama pada malam menjelang dini hari?
b. Apakah pasien mengalami mengi atau dada terasa berat atau batuk setelah
terpajan alergen atau polutan (pencetus)?
c. Apakah pada waktu pasien mengalami selesma (commond cold) merasakan
sesak di dada dan selesmanya menjadi berkepanjangan (10 hari atau lebih)?
d. Apakah ada mengi atau rasa berat di dada atau batuk setelah melakukan
aktifitas atau olahraga?
e. Apakah gejala-gejala tersebut di atas berkurang/hilang setelah pemberian obat
pelega (bronkodilator)?
f. Apakah ada batuk, mengi, sesak di dada jika terjadi perubahan musimcuaca
atau suhu yang ekstrim (perubahan yang tiba-tiba)?
g. Apakah ada penyakit alergi lainnya (rinitis, dermatitis, atopi, konjungtivis
alergi)?
h. Apakah dalam keluarga (kakek/nenek, orangtua, anak, saudara kandung,
saudara sepupu) ada yang menderita asma atau alergi?
(Sumber: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009)
kulit
adalah menilai tanda-tanda vital (meliputi denyut jantung, tekanan darah, suhu
tubuh), meskipun tanda-tanda vital tidak terkait langsung dengan asma, namun
terhadap setiap gejala-gejala alergi atau sinus yang mungkin dialami oleh
pasien.Selain itu, pada pasien juga harus dicari adanya peningkatan sekresi
didefinisikan sebagai bunyi seperti orang bersiul dengan nada tinggi saat
masih belum dapat memastikan diagnosis asma.Hal ini tidak berarti dokter
tersebut tidak pandai, tetapi karena banyak keadaan atau penyakit yang
atau menjelang pagi, sehingga bila penderita datang pada waktu siang atau sore
1. Pemeriksaan spirometri
banyaknya lalu diminta meniupkan udara dengan cepat sampai habis ke dalam
diagnosi, juga penting untuk menilai beratnya penyempitan saluran napas dan
efek pengobatan.
untuk mencari komposisi atau kombinasi obat yang dapat memberikan efek
ringannya penyempitan saluran napas serta menilai efek pengobatan asma, saat
ini tersedia alat yang disebut Flow Meter, salah satunya adalah Mini Wright
lebih berat padahal penderita sudah minum obat secara teratur, maka penderita
sebagai nilai Arus Puncak Ekspirasi (APE) 450 liter/menit, artinya kecepatan
untuk melakukan uji provokasi bronkus seperti uji provokasi dengan histamine,
asma berlari cepat selam 6 menit sehingga mencapai denyut jantung 80-90%
hanya dilakukan pada pasien yang alergi terhadap alergen yang diuji (Sudoyo,
asma, dan mencegah kematian karena asma. Untuk mencapai tujuan tersebut
asma yaitu bina hubungan yang baik antara pasien dengan dokter; identifikasi dan
kontrol asma; atasi serangan asma; dan penatalaksanaan keadaan khusus (Sudoyo,
gawat darurat dan akhirnya akan meningkatkan kepercayaan diri dan kekuatan
faktor yang dapat memperburuk gejala asma atau lebih dikenal sebagai faktor
serangan asma. Berbagai alergen, baik yang di dalam rumah seperti tungau
debu, bulu binatang, kecoak, atau di luar ruangan serta polusi udara, lingkungan
Setiati, 2009).
Penilaian klinis berkala antara 1-6 bulan dan monitoring asma oleh
disebabkan berbagai faktor antara lain: gejala dan berat asma berubah, sehingga
pertama dilakukan < 1 bulan (1-2 minggu) setelah kunjungan awal.Pada setiap
• Apakah batu, sesak napas, mengi dan dada terasa berat dirasakan setiap hari
• Berapa sering terbangun bila tidur malam karena sesak napas atau batuk atau
mengi dan membutuhkan obat asma. Serta bila dini hari/subuh adakah keluhan
tersebut
• Apakah gejala asma yang ada seperti mengi, batuk, sesak napas mengganggu
kegiatan/aktivitas sehari-hari, membatasi kegiatan olahraga, dan seberapa
sering hal tersebut mengganggu
• Berapa sering menggunakan obat asma pelega
• Berapa banyak dosis obat pelega yang digunakan untuk melegakan pernapasan
• Apa kiranya yang menimbulkan perburukan gejala asma tersebut
• Apakah sering mangkir sekolah/kerja karena asma, dan berapa sering
(Sumber: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006)
menggunakan peak flow meter pasien diminta mengukur secara teratur setiap
hari dan membandingkan nilai APE yang di dapat pada waktu itu dengan nilai
≤ 140/90
sasaran tersebut. Hipertensi dikatakan terkontrol bila tekanan darah
sehingga tidak mengherankan bila sebagian besar asma tidak terkontrol. Seperti
dilaporkan dari beberapa Negara maju.Oleh karena itu para ahli berupaya
mencari alat ukur yang diperkirakan dapat mewakili kontrol asma secara
keseluruhan mulai dari pengukuran salah satu variabel sampai kepada gabungan
beberapa variabel.Sejauh ini paling tidak terdapat 5 alat ukur berupa kuesioner
dengan atau tanpa pemeriksaan faal paru, terapi yang lazim dipakai adalah tes
kontrol asma.
Asthma control test (ACT), diperkenalkan oleh Nathan, dkk yang berisi 5
sehingga nilai terendah ACT adalah 5 dan tertinggi 25. Interpretasi dari skor
tersebut adalah: bila kurang atau sama dengan 19 berarti asma tidak terkontrol,
baik; 25 dikatakan terkontrol total atau sempurna. ACT ini juga telah di uji coba
waktu 3 bulan, dapat dicoba menurunkan obat-obat anti asma secara bertahap,
Serangan asma ditandai dengan gejala sesak napas, batuk, mengi, atau
ringan sampai yang berat yang dapat mengancam jiwa.Serangan bisa mendadak
atau bisa juga perlahan-lahan dalam jangka waktu berhari-hari.Satu hal yang
jangka panjang telah gagal atau pasien sedang terpajan faktor pencetus.Tujuan
fisik, dan nilai APE. Hal lai yang juga perlu diketahui apakah pasien termasuk
pasien asma yang berisisko tinggi untuk kematian karena asma, yaitu pasien
yang sedang memakai atau baru saja lepas dari kortikosteroid sistemik; riwayat
rawat inap atau kunjunganke unit gawat darurat karena asma dalam setahun
terakhir; gangguan kejiwaan atau psikososial; dan pasien yang tidak taat
obat anti-asma pada serangan asma, baik dengan inhaler atau nebulizer.Pada
serangan asma ringan atau sedang, pemberian aerosol 2-4 kali setiap 20 menit
seperti antikolinergik hirup, teofilin, dan agonis beta 2 oral merupakan obat-
obatan alternative karena mula kerja yang lama serta efek sampingnya yang
lebih besar.
bromida dengan salbutamol, karena dapat mengurangi perwatan rumah sakit dan
pengobatan diteruskan untuk beberapa hari.Tetapi bila tidak ada perbaikan atau
minimal, segera pasien dirujuk untuk ke fasilitas pengobatan yang lebih baik.
Pasien harus segera dirujuk bila: pasien dengan risiko tinggi untuk kematian
karena asma; serangan asma berat APE< 60% nilai prediksi; respons
bronkodiolator tidak segera, dan bila ada respons hanya bertahan kurang dari 3
jam; tidak ada perbaikan dalam waktu 2-6 jam setelah mendapat pengobatan
1. Kehamilan
kematian perinatal, prematuritas dan berat lahir rendah. Secara umum dapat
obat-obat anti asma untuk memperoleh kontrol asma dapat diterima, meskipun
2. Pembedahan
operasi, lokasi operasi dimana daerah torak dan abdomen atas mempunyai risiko
yang paling besar serta jenis anestesi dengan intubasi mempunyai risiko yang
pula pasien asma yang 6 bulan terakhir mendapat kortikosteroid sistemik, perlu
Setiati, 2009).
CT Scan sinus paranasal. Perlu diwaspadai adanya asma, rinitis dan polip
4. Refluks gastreoesofageal
Pengobatan yang dianjurkan yaitu porsi makanan yang sedikit tetapi sering,
hindari makan atau minum sebelum tidur, hindari makanan yang berlemak,
alkohol, teofilin, dan agnosis beta2 , oral. Berikan “Proton Pump Inhibitor” atau
antagonis H2 , serta tidur dengan tempat tidur bagian kepala yang ditinggikan.
5. Anaflaksis
Kejadian anaflaksis bisa terjadi pada pasien asma, sehingga pada serangan
asma yang resisten terhadap pengobatan perlu dari gejala-gejala lain dari
epinefrin atau adrenalin 0,3 ml IM yang dapat diulangi beberapa kali (Sudoyo,
1. Penyuluhan
kesehatan.
faktor pencetus, termasuk asupan cairan yang cukup bagi penderita asma.
3. Fisioterapi
dapat dilakukan dengan postural drainase, perkusi, dan fibrasi dada (Muttaqin,
2008).
1. Status asmatikus
Status asmatikus adalah asma yang berat dan persisten yang tidak
nebulizer, dehidrasi, peningkatan blok adrenergik, dan iritan non spesifik dapat
berakibat kematian, oleh karena itu: apabila terjadi serangan harus ditanggulangi
saluran pernapasan, stress emosi, obat-obatan tertentu seperti aspirin, dan lain-
3. Atelektasis
4. Pneumothoraks
menyebabkan kolaps paru yang lebih lanjut lagi dapat menyebabkan kegagalan
napas.
5. Gagal napas
Ditujukan untuk mencegah sensitisasi pada bayi dan risiko asma (orangtua
asma), dengan cara: menghindari asap rokok dan polutan lain selama kehamilan
bulan.
dengan cara menghindari pajanan asap rokok, serta alergen dalam ruangan
ETAC Study mendapatkan bahwa pemberian setirizin selama 18 bulan pada anak
atopi dengan dermatitis atopi dan IgE spesifik terhadap serbuk rumput (Pollen)
dan tungau debu rumah menurunkan kejadian asma sebanyak 50%. Perlu
2009).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
sesuatu, atau segala sesuatu perbuatan manusia untuk memahami suatu objek
dilakukan dengan cara persepsi baik lewat indra maupun lewat akal, dapat pula
1. Pendidikan
baik dari orang lain maupun dari media massa.Semakin banyak informasi yang
seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula
seseorang tentang sesuatu objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif
dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnyaakan menentukan sikap seseorang
terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui,
2. Media massa/informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal
media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, penyuluhan dan lain-
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan
juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan
seseorang.
4. Lingkungan
tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang
5. Pengalaman
pemecahan masalah yang dihadapi di masa lalu. Pengetahuan dapat diperoleh dari
pengalaman baik dari pengalaman pribadi maupun dari pengalaman orang lain.
pengetahuan.
maka secara psikologis akan timbul kesan yangsangat mendalam dan membekas
dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif
6. Usia
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
dicapai pada usia dewasa.Sedangkan pada usia tua (> 60 tahun) adalah usia tidak
produktif lagi danhanya menikmati hasil dari prestasinya. Semakin tua semakin
pengetahuan.
tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang di jumpai dan semakin
mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami
khusunya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu: baik, cukup, dan kurang. Disini
skala Guttman. Skala pengukuran dengan tipe ini, akan di dapat jawaban yang
tegas, yaitu ya atau tidak, benar atau salah, pernah atau tidak, positf atau negatif,
dan lain-lain. Bila pertanyaan dalam bentuk positif maka jawaban benar diberi
nilai 3, salah 2 dan tidak tahu nilai 1, sedangkan pertanyaan dalam bentuk negatif
maka jawaban benar diberi nilai 1 dan salah nilai 2, dan tidak tahu diberi nilai 3.
dijabarkan untuk jawaban benar skor 1 = 1 x 100% = 100%, dan salah diberi skor
digunakan rentang skala persentase antara 0% sampai 50%, 50%, dan 50% sampai
100%, sebagai contoh hasil pengukuran 20% maka ditempatkan pada rentang 0%
sampai 50%, bila hasil pengukuran 50% maka ditempatkan pada 50%.
sampai 100%. Dikatakan baik jika skor pada rentang 50% sampai 100%, cukup
jika skor 50%, dan kurang jika skor pada rentang 0% sampai 50% (Iskani, 2013).
2.3. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
seseorang untuk bertindak secara tertentu.Sikap dapat bersifat positif dan negatif.
Menurut Azwar (2008) struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang
1. Komponen kognitif
berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Sekali kepercayaan itu terbentuk,
maka akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat
perasaan pribadi sering kali sangat berbeda perwujudannya bila dikaitkan dengan
sikap.
3. Komponen perilaku
perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang yang
berkaitan dengan objek sikap yang dihadapi.Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa
1. Pengalaman pribadi
pengalaman tersebut meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah
atau searah dengan sikap seseorang yang dianggap penting. Kecenderungan ini
antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan untuk menghindari
4. Media massa
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama
6. Faktor emosional
Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan perilaku
(measurement) sikap (Azwar, 2011). Menurut Azwar (2011) ada berbagai cara
meletakkan stimulus atau pernyataan sikap pada suatu kontinum psikologis yang
bersangkutan.
2. Likert
Menurut Likert dalam buku Azwar (2011), sikap dapat diukur dengan
respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Nilai skala setiap pernyataan tidak
ditentukan oleh derajat favourable nya masing-masing akan tetapi ditentukan oleh
distribusi respon setuju dan tidak setuju dari sekelompok responden yang
2 asumsi (Azwar, 2011) yaitu: setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat
jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif harus diberi
bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh responden
dengan skala Likert. Skala Likert membuat skala, bila pertanyaan positif maka
jawaban sangat setuju (SS) diberi nilai 4, setuju (S) diberi nilai 3, tidak setuju
(TS) diberi nilai 2, dan sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 1, sedangkan
pertanyaan negatif jawaban sangat setuju diberi nilai 1, setuju diberi nilai 2, tidak
setuju diberi nilai 3, dan sangat tidak setuju diberi nilai 4. Kategori dari sikap
interpretasi persen agar mengetahui penilaian dengan metode mencari interval (I)
100 100
I = ───────── maka I = ─── = 25
jumlah kategori 4
2.4. Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
hasil adopsi, anggota tinggal bersama dalam satu rumah, anggota berinteraksi dan
1. Fungsi biologis
2. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi
3. Fungsi sosialisasi
4. Fungsi ekonomi
memenuhi kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi kebutuhan
minat yang di milikinya, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang deawasa, serta mendidik anak
dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Friedman (1988) dikutip
dalam Mubarak (2011) membagi 5 tugas kesehatan dalam bidang kesehatan yang
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti. Orangtua perlu
tidak langsung akan menjadi perhatian keluarga atau orangtua. Apabila menyadari
adanya perubahan, keluarga perlu mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa di antara
masalah kesehatan yang sedang terjadi dapat dikurangi atau teratasi. Jika keluarga
Sering kali keluarga mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika keluarga
anggota keluarga. Sehingga anggota keluarga akan memiliki waktu lebih banyak
berhubungan degan lingkungan tempat tinggal. Oleh karena itu, kondisi rumah
Asma di Rumah
pengobatan asma.Bila penderita lemah dan kurang gizi, tidak saja mudah
terserang penyakit, tetapi juga berarti mudah mendapat serangan asma beserta
yang bernilai gizi baik, minum yang banyak, istirahat yang cukup, rekreasi dan
olahraga yang sesuai.Manfaat makanan yang bernilai gizi baik, tidka perlu
baru. Semua penderita asma dianjurkan banyak minum kecuali bila dilarang
dokter, misalnya selain menderita asma, ia juga mrngidap penyakit jantung atau
minum, dahak akan menjadi sangat kental, liat dan sukar dikeluarkan. Pada
serangan asma berat banyak penderita yang kekurangan cairan. Hal ini yang
penguapan cairan yang berlebihan dari saluran napas akibat bernapas cepat dan
dalam. Itulah sebabnya mengapa penderita asma yang di rumah sakit sering
diinfus cairan, yang gunanya selain untuk memberikan obat, makanan, juga
mengobrol sampai larut malam dan sekali-kali perlu rekreasi setelah pikiran
seperti kucing, anjing, burung perlu mendapat perhatian, dan juga perlu
diketahui bahwa binatang yang tidak diduga seperti kecoak dan tikus dapat
berlari-lari mengejar kendaraan umum atau olahraga yang melelahkan. Jika akan
pencegah serangan asma (MDI). Zat-zat yang merangsang saluran napas seperti
asap rokok, asap mobil, uap bensin, uap cat atau uap zat-zat kimia dan udara
kerja seperti zat-zat yang ada di pabrik deterjen, pabrik plastik, tekstil dan lain-
lain dapat menimbulkan serangan asma.Dan yang terakhir tekanan jiwa dapat
ketegangan jiwa.
Walaupun belum didapat standar dan cara penilaian bentuk olahraga yang
dilakukan, akan tetapi banyak para ahli berpendapat bahwa olahraga bukan
paru-paru.Banyak cara olahraga yang dapat mencegah asma, salah satu cara
Senam Asma Indonesia (SAI) adalah salah satu bentuk olahraga yang
khususnya, selain manfaat lain pada olahraga umumnya. Senam asma indonesia
dikenal oleh Yayasan asma di seluruh Indonesia (PDPI, 2006). Senam asma
adalah untuk melatih cara bernapas yang benar, melenturkan dan memperkuat
Senam ini efektif dilakukan 3-4 kali seminggu, pelaksanaannya selama 30 menit
setiap kali senam, senam akan mendapatkan hasil bila dilakukan 6-8 minggu
serangan, sehingga pada waktu serangan asma terjadi penderita sudah mampu
diakibatkan oleh kebiasaan posisi tubuh yang salah. Yang perlu diperhatikan
latihan ini harus bertahap dan pada asma yang berat sebaiknya di bawah
otot-otot jantung dan otot-otot lain menjadi lebih baik. Selain kebutuhan oksigen
penyakit asma yang di derita oleh anggota keluarga yang menderita asma
Adapun terapi awal yang diberikan keluarga apabila terjadi serangan asma
merupakan cara yang sangat baik untuk memberikan obat kepada seorang
dalam arti tidak hanya bekerja cepat tetapi juga dapat digunakan dosis yang lebih
rendah.
tahan dengan menutup mulut rapat-rapat pada corong hampa udara. Kemudian
Apabila ada hal yang tidak dimengerti oleh keluarga, dapat bertanya
kepada staf medis tentang cara penggunaan inhaler dengan benar. Pada saat
posisi yang nyaman; tenangkan penderita, dengan bicara yang tenang dan
sebuah inhaler yang digunakan selama serangan, maka bantu inhaler tersebut
secara efektif.
kering, atau nebulizer, atau dengan tablet, sirup dan injeksi.Efek samping untuk
kram dan sakit kepala.Sebagai suatu alternatif bila seorang penderita asma sangat
suatu beta agonis pada keadaan asma akut. Dapat dipergunakan pada bayi yang
berusia sangat muda. Efek samping jarang terjadi, tetapi hindari pada penderita
glaukoma.
gejala yang timbul pada malam hari dan sering diberikan untuk asma pada masa
merilekskan otot polos dalam pembuluh darah, dalam hal ini dapat menimbulkan
sakit kepala dan menurunnya tekanan darah, gemetaran, mual dan muntah.
dengan inhalasi untuk asma kronik, sedangkan dengan oral pada asma akut.
parau atau dalam (Ikarowina, 2008).Anak yang mengalami serangan awal mengi
tetapi tidak ada gawat pernapasan yang masih dapat makan dan minum serta tidak
terlihat sakit sering dapat ditangani di rumah dengan terapi bronkodilator yaitu
demikian, untuk pemakaian obat-obat selama kehamilan harus sesuai resep dokter
KERANGKA PENELITIAN
Pengetahuan
Perawatan anggota
keluarga yang
Keluarga menderita asma di
rumah
Sikap
Tabel 3.1 Definisi operasional penelitian pengetahuan dan sikap keluarga tentang
perawatan anggota keluarga yang menderita asma
Definisi Hasil
No Variabel Alat Ukur Cara Ukur Skala
Operasioanal Ukur
1 Pengetahuan Pengetahuan Kuesioner Mengisi kuesioner Kurang: Ordinal
adalah segala bagian B yang terdiri apabila
sesuatu yang dari 30 pertanyaan responden
diketahui dan dengan memilih mendapat
dipahami oleh jawaban benar, salah skor 30-50
keluarga dalam dan tidak tahu.
merawat anggota Jika memilih Cukup:
keluarga yang pernyataan positif apabila
menderita asma benar = 3 responden
meliputi salah = 2 mendapat
pengertian, tidak tahu = 1 skor 51-70
penyebab, tanda jika memilih
dan gejala, tipe- pernyataan negatif Baik:
tipe asma, benar = 2 apabila
penatalaksanaan, salah = 3 responden
komplikasi, tidak tahu = 1 mendapat
pencegahan dan skor 71-90
perawatan asma.
METODE PENELITIAN
4.2.1. Populasi
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki
Kebun Lada Binjai adalah 117 penderita asma dari Agustus 2014 - Oktober
Lada Binjai khusunya di daerah kelurahan Kebun Lada dan kelurahan Nangka.
4.2.2. Sampel
memilih anggota populasi tertentu saja untuk dijadikan sampel atau ditetapkan
N
n = ────
N.d2+1
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
N = 117
d = 0,1
N
n = ────
N.d2+1
117
n = ───────
117 x (0,1)2+1
117
n = ───────
117 x 0,01 +1
117
n = ─── = 53,91 (dibulatkan menjadi 54)
2,17
penelitian ini adalah wilayah kerja Puskesmas Kebun Lada khususnya di daerah
1. Tinggal satu rumah dengan penderita asma dan merawat penderita asma;
menderita asma di rumah dan didukung dengan banyaknya jumlah penderita asma
di rumah.
Waktu penelitian ini dilakukan mulai bulan September 2016 – Juli 2017.
4.4.Pertimbangan Etik
Universitas Sumatera Utara dan izin dari Puskesmas Kebun Lada Binjai.Dalam
namanya saja untuk menjaga kerahasiaan semua informasi yang diberikan. Data-
data yang telah diperoleh dari calon responden juga hanya digunakan untuk
pertama dari penelitian dari Hayani (2009) dengan judul, “Pengetahuan Keluarga
Kekambuhan Asma pada Pasien Asma Bronkial Rawat Jalan Rumah Sakit Paru
dr. Ario Wirawan Salatiga”. Kemudian ada sebahagian kuesioner yang dibuat
di rumah, dan ketiga kuesioner sikap keluarga tentang perawatan anggota keluarga
keluarga yang menderita asma terdiri dari jumlah penderita asma, usia penderita
asma, jenis kelamin penderita asma, dan hubungan dengan keluarga yang
menderita asma
asma nomor 9 dan 10, 2 pernyataan tipe-tipe asma nomor 11 dan 12, 1 pernyataan
nomor 14 sampai 19, 1 pernyataan pencegahan asma nomor 20, dan 11 pernyataan
Pernyataan B1, B3, B5, B6, B8, B9, B11, B12, B13, B14, B15, B16, B17, B18,
B19, B20, B22, B23, B24, B28, B29, B30 jika responden memilih jawaban benar
diberi skor 3, jawaban salah diberi skor 2 dan jika responden memilih jawaban
responden memilih jawaban benar diberi skor 2, jawaban salah diberi skor 3, dan
Nilai terbesar : 30 x 3 = 90
Nilai terkecil : 30 x 1 = 30
= 90 – 30
= 60
Rentang
i = ─────────
Banyak Kelas
60
i = ───
3
i = 20
asma di rumah.
Skala pengukuran sikap yang digunakan adalah skala Likert. Kuesioner ini
5, 6, 9, dan 10. Semua pernyataan positif dan diberi skor 4 jika responden memilih
jawaban sangat setuju, skor 3 jika responden memilih jawaban setuju, skor 2 jika
responden memilih jawaban tidak setuju dan skor 1 jika responden memilih
Nilai terbesar : 10 x 4 = 40
Nilai terkecil : 10 x 1 = 10
= 40 – 10
= 30
Rentang
i = ─────────
Banyak Kelas
30
i = ───
2
i = 15
mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat
menunjukkan sajauh mana data terkumpul tidak jauh menyimpang dari gambaran
2010). Uji validitas telah dilakukan dalam penelitian ini dengan dua orang dosen
validator dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu: Ibu Evi
Karota Bukit, S.Kp, MNS dan Ibu Lufthiani, S.Kep, Ns, M.Kes.
reliabilitas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajat alat ukur dapat
digunakan beberapa kali pada kelompok sampel yang sama. Uji coba ini
yang akan dilaksanakan nantinya pada pengumpulan data serta melihat valid dan
pada keluarga yang memiliki anggota keluarga yang menderita asmadi rumah di
wilayah kerja Puskesmas Kebun Lada Binjai khususnya kelurahan Kebun Lada
dinyatakan reliable.
Prosedur yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu pada tahap awal
responden untuk mengisi kuesioner secara teliti dan cermat serta tidak ada
pertanyaan yang tidak di jawab dan kepada responden diberi kesempatan untuk
bertanya bila ada pertanyaan yang tidak jelas. Setalah diisi kuesioner dikumpulkan
kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya, apabila ada yang tidak
pengetahuan, semakin tinggi skor maka semakin baik hasil pengetahuan pada
perawatan anggota keluarga yang menderita asma. Skor pada 30-50 dikategorikan
pada pengetahuan yang kurang, skor 51-70 dikategorikan pada pengetahuan yang
cukup, dan skor 71-90 dikategorikan pada pengetahuan yang baik. Sedangkan
pada kuesioner sikap total skor terendah adalah 10 dan tertinggi 40. Semakin
tinggi skor maka semakin baik sikap pada perawatan asma, skor pada 10-25
data yang telah diberi kode kemudian disusun secara berurutan. Tabulating, yaitu
memindahkan data dari dafar pertanyaan dan selanjutnya memberi nilai akhir dan
responden paling banyak umur < 20 tahun dan umur 21-40 tahun sebanyak 18
orang (70.4%).
jenis pekerjaan lain-lain diantaranya tukang becak, petani, buruh dan lain-lain
asma di rumah
nomor 4 yaitu sebanyak 46 orang (85.2%), dan responden yang memilih jawaban
tidak tahu terbanyak pada pernyataan nomor 13 yaitu sebanyak 40 orang (74.1%).
5.1.3. Sikap keluarga tentang perawatan anggota keluarga yang menderita asma
di rumah
jawaban tidak setuju terbanyak pada pernyataan nomor 5 yaitu sebanyak 23 orang
(42.6%), dan responden yang memilih jawaban sangat tidak setuju terbanyak pada
asma di rumah
puskesmas Kebun Lada Binjai mayoritas dalam kategori baik yaitu sebanyak 31
orang (57.4%) dan data minoritas dalam kategori kurang sebanyak 4 orang
keluarga memiliki pengetahuan yang baik dan memahami tentang perawatan asma
Rumah Sakit. Disisi lain juga didukung oleh seringnya keluarga atau anggota
keluarga mendapat informasi yang bersumber dari media cetak, penyuluhan dari
besar berpendapat bahwa olahraga belum efektif dilakukan untuk penderita asma
penyakit yang dapat kambuh kapan saja, maka keluarga mengusahakan agar
anggota keluarga yang menderita asma menjadi mandiri dan tidak bergantung
tentang hubungan tingkat pengetahuan pasien asma dengan tingkat kontrol asma
di Poliklinik Paru RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh didapatkan hasil
pengetahuan baik dalam hasil minoritas sebanyak 3 orang dari 41 orang (7.3%).
pengetahuan umum asma pasien dengan tingkat kontrol asma di RSUD Dr.
untuk mendapatkan informasi tentang asma yang bersumber dari media cetak.Hal
sehingga kondisi ini menyebabkan informasi yang mereka terima relatif kecil.
asma yang baik. Dikategorikan pengetahuan yang baik karena dari 54 responden,
sebanyak 31 orang mendapatkan skor dari rentang 71-90 dari hasil jawaban
terendah adalah 1 dan skor tertinggi adalah 3. Pengetahuan yang baik dalam
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Irwanto (2010)
asma di Seuriget Kecamatan Langsa Barat kota Langsa. Diperoleh hasil dari 60
terhadap cara penanganan asma, sehingga penderita sudah dapat secara mandiri
orang mendapatkan skor dari rentang 30-50. Sesuai dari hasil jawaban kuesioner
adalah 1 dan skor tertinggi adalah 3, hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya.
mengontrol kekambuhan asma pada pasien asma bronkial rawat jalan Rumah
Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga diperoleh hasil dari 75 responden yang
dan kurang dapat juga dilihat dari rincian setiap pernyataan.Dari 30 pernyataan
terbanyak memilih jawaban benar pada nomor 3, jawaban salah nomor 4, dan
tidak tahu nomor 13.Pernyataan nomor 3 (asma adalah penyempitan jalan napas
yang mengakibatkan batuk, dada terasa berat, adanya bunyi napas dan sesak
napas) memilih jawaban benar sebanyak 52 orang (96.3%). Dari 52 orang, ada
responden yang memilih jawaban yang benar untuk pertanyaan ini yaitu sebesar
(96.3%), dan yang dalam kategori pengetahuan baik banyak menjawab benar
pernyataan nomor 3.
46 orang (85.2%). Dari 46 orang, ada sebanyak 29 orang (63%) yang memiliki
(4.4%) yang memiliki pengetahuan kurang. Peneliti berpendapat dari hasil di atas
penyebab dari asma, yang didukung oleh hasil yang tinggi (85.2%), dan di
pernyataan ini juga banyak di jawab dengan benar oleh responden yang memiliki
pengetahuan baik.
tahu sebanyak 40 orang (74.1%). Dari 40 orang, ada sebanyak 21 orang (52.5%)
pemeriksaan yang harus dilakukan pada penderita asma.hal ini pun didukung
dengan hasil yang cukup tinggi yaitu (74.1%), dimana pada berpengetahuan yang
jawaban benar pada nomor 10, jawaban salah nomor 3, dan jawaban tidak tahu
sering terjadi pada siang hari) memilih jawaban benar sebanyak 6 orang (11.1%).
orang (33.3%) yang berpengetahuan cukup. Masih adanya responden yang kurang
mengetahui tentang kekambuhan asma, tetapi hanya dengan jumlah yang sedikit
saja.
mengakibatkan batuk, dada terasa berat, adanya bunyi napas dan sesak napas)
hanya dalam jumlah sedikit responden salah memilih jawaban. Pernyataan nomor
3 (asma adalah penyempitan jalan napas yang mengakibatkan batuk, dada terasa
berat, adanya bunyi napas dan sesak napas) memilih jawaban tidak tahu sebanyak
1 orang (1.9%) dari yang berpengetahuan cukup, dan pernyataan nomor 4 (debu
rumah, polusi udara, udara dingin dan asap rokok tidak meningkatkan
kekambuhan asma) memilih jawaban tidak tahu sebanyak 1 orang (1.9%) dari
yang berpengetahuan cukup. Didukung juga dari hasil diatas yang membuktikan
pada usia dengan hasil data yang diperoleh untuk usia responden mayoritas pada
<20 tahun dan 21-40 tahun sebanyak 18 orang (33.3%) dan usia responden
pengetahuan baik dan 4 orang (22.2%) yang berpengetahuan cukup. Usia 21-40
tahun ada sebanyak 10 orang (55.6%) yang memiliki pengetahuan yang baik dan 8
(1998) dalam Wawan dan Dewi (2011) semakin cukup umur maka seseorang akan
lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Hal ini dipercaya karena orang yang
dalam berfikir dan bekerja. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan
usia tua (> 60 tahun) adalah usia tidak produktif lagi danhanya menikmati hasil
dari prestasinya.
didapatkan hasil oleh peneliti yaitu laki-laki sebanyak 26 orang (48.1%) dan
perempuan sebanyak sebanyak 28 orang (51.9%). Hasil ini sejalan dengan hasil
yang didapat pada Riset Kesehatan Dasar (2013) dengan hasil yang sama lebih
tingkat pengetahuan paasien asma dengan tingkat kontrol asma di poliklinik paru
RSUD DR. Zainoel Abidin Banda Aceh menunjukkan responden berjenis kelamin
orang (34.1%). Menurut peneliti tingginya asma tidak terkontrol pada perempuan
hasil laki-laki sebanyak 16 orang (29.6%) dan perempuan 38 orang (70.4%). Dari
rumah-rumah masyarakat lebih banyak perempuan yang sedang dirumah dan yang
pendidikan responden yang minoritas pada SMP sebanyak 5 orang (9.3%). Dari
33 orang pendidikan pada perguruan tinggi ada sebanyak 31 orang (93.9%) yang
memiliki pengetahuan yang baik dan 2 orang (6.1%) yang memiliki pengetahuan
cukup, sedangkan dari 5 orang pendidikan pada SMP ada sebanyak 4 orang (80%)
memiliki pengetahuan yang baik dan 6 orang (26.1%) memiliki pengetahuan yang
cukup. Sedangkan dari data minoritas yang memiliki pekerjaan pegawai swasta
dari 6 orang ada sebanyak 6 orang (100%) yang berpengetahuan baik.Hasil diatas
juga sesuai dengan riset kesehatan dasar (2013) terdapat hasil (5.3%) yaitu pada
≥ Rp. 1.89
pengetahuan. Hasil yang didapatkan peneliti dari penghasilan 5.500
sebanyak 34 orang (63%) dan ≤ Rp. 1.895.500 sebanyak 20 orang (37%). Dari 38
suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial
rumah yang total keseluruhannya 54 orang. Tipe asma pada penderita asma
mayoritas adalah asma alergik sebanyak 44 orang (81.5%) dan sebanyak 10 orang
(18.5%) penderita asma campuran, tidak terdapat penderita asma non alergik pada
mengungkapkan mereka alergik dengan debu, bulu binatang, asap, kumat asma
ketika perubahan cuaca yaitu ketika udara dingin, ada juga sebagian karena
makanan, aroma yang menyengat dan serbuk sari dan sering terjadi kumatnya
asmanya ataupun flu dahulu baru kumat asmanya, hal ini dikarenakan adanya
rumah
anggota keluarga yang menderita asma mayoritas memiliki sikap positif sebanyak
48 orang (88.9%). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Irwanto (2010)
asma di Seuriget Kecamatan Langsa Barat kota Langsa dengan hasil responden
asma dapat mencegah dengan baik faktor pencetus asma, sehingga penyakit asma
penting dalam hal ini.Dari hasil wawancara setelah responden mengisi kuesioner,
mengatur pernapasan dengan baik tapi kemauan dan motivasi untuk melakukan
dan sikap penderita asma dewasa tentang pencegahan kambuh ulang asma di
wilayah kerja Puskesmas Olak Kemang tahun 2015, dari 56 responden sebanyak
memiliki pekerjaan sebagai tani dan buruh, sehingga responden tidak memiliki
waktu untuk mencari informasi tentang bagaimana sikap yang baik untuk
Sikap keluarga tentang perawatan asma dalam kategori positif dan negatif
memilih jawaban sangat setuju pada nomor 4, setuju nomor 1, tidak setuju nomor
5, dan jawaban sangat tidak setuju nomor 4. Pernyataan nomor 4 (apabila terjadi
serangan asma yang semakin parah, keluarga akan segera membawa penderita ke
rumah sakit) memilih jawaban sangat setuju sebanyak 17 orang (31.5%). Dari 17
orang semua memiliki sikap positif tentang perawatan asma.Sikap responden baik
karena sebagian besar responden memilih sangat setuju untuk sikap membawa
penderita asma ke rumah sakit apabila terjadi serangan asmaa yang parah.
sebanyak 47 orang (87%), ada 43 orang (91.5%) yang memiliki sikap positif dan
4 orang (8.5%) yang memiliki sikap negatif. Dari hasil di atas juga menunjukkan
banyak responden memiliki sikap positif dalam perawatan asma, karena keluarga
orang (42.6%). Dari 23 orang, ada 17 orang (73.9%) yang memiliki sikap positif,
dan 6 orang (26.1%) yang memiliki sikap negatif. Namun, sebagian besar
responden juga tidak tahu untuk mengajarkan senam asma pada penderita asma,
karena sebagian dari mereka berpendapat tidak perlu dilakukan hal tersebut.
Pernyataan nomor 4 (apabila terjadi serangan asma yang semakin parah, keluarga
akan segera membawa penderita ke rumah sakit) memilih jawaban sangat tidak
setuju sebanyak 1 orang (1.9%). Dari 1 orang ini memiliki sikap yang positif.Pada
pernyataan di atas hanya 1 orang yang sangat tidak setuju bahwasanya penderita
sangat setuju pada nomor 3 dan 8, jawaban setuju nomor 5, dan jawaban tidak
terhadap anggota keluarga yang sakit, karena dapat memicu kambuhnya asma)
inhaler pada penderita secara efektif) memilih jawaban sangat setuju sebanyak 4
orang (1.9%).Dari 4 orang semua memiliki sikap yang positif dalam perawatan
asma. Pernyataan nomor 5 (untuk ketahanan tubuh pada penderita asma, keluarga
apabila terjadi perubahan status kesehatan secara tiba-tiba) memilih jawaban tidak
setuju sebanyak 1 orang (1.9%). Dari 1 orang ini memiliki sikap negatif tentang
perawatan asma.
sebanyak 32 orang (94.1%) menunjukkan sikap yang positif perawatan asma. Ada
responden ada sebanyak 16 orang (80%) menunjukkan sikap positif dan 4 orang
orang (86.8%) yang bersikap positif dan 5 orang (13.2%) yang bersikap negatif.
(93.8%) yang bersikap positif dan 1 orang (6.3%) yang bersikap negatif. Hal ini
tahun sebanyak 18 orang (33.3%), umur 21-40 tahun sebanyak 18 orang (33.3%)
dan minoritas pada umur ≥ 61 tahun sebanyak 2 orang (3.7%). Dari 18 orang yang
berumur <20 tahun ada sebanyak 18 orang (100%) yang bersikap positif, pada
umur 21-40 tahun ada sebanyak 16 orang (88.9%) yang bersikap positif dan 2
orang (11.1%) yang bersikap negatif dalam perawatan asma. Sedangkan pada data
minoritas umur > 61 tahun sebanyak 2 orang, ada sebanyak 2 orang (100%) yang
memiliki sikap negatif pada perawatan asma. Hal ini sesuai dengan penelitian
tingkat kontrol asma di Poliklinik Paru RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
dimana usia 31-38 tahun sebanyak 44 orang (21.8%) dan usia 63-70 tahun
sebanyak (6.5%).
minoritas pada jenjang pendidikan SMP ada sebanyak 5 orang (9.3%). Dari 33
orang ada sebanyak 33 orang yang memilik sikap yang positif pada perawatan
asma dan dari 5 orang ada 5 oarang yang bersikap positif. Hubungan dengan
keluarga yang menderita asma diantaranya ayah sebanyak 3 orang (5.6%), ibu
sebanyak 1 orang (1.9%), suami sebanyak 3 orang (5.6%), istri sebanyak 3 orang
(5.6%), kakak sebanyak 7 orang (13%), abang sebanyak 2 orang (3.7%), adik
sebanyak 14 orang (25.9%), anak sebanyak 12 orang (22.2%) dan cucu sebanyak
6.1. Kesimpulan
keluarga dalam kategori baik dan sikap keluarga dalam kategori positif tentang
kategori baik yaitu sebanyak 31 orang (57.4%) dan data minoritas dalam kategori
sebanyak 48 orang (88.9%) dan sikap minoritas dalam kategori negatif sebanyak 6
orang (11.1%).
6.2. Saran
tentang penyakit asma mayoritas dari pengalaman, dan hanya beberapa saja yang
melakukan edukasi kepada keluarga tentang penyakit asma dan cara perawatannya
guna meningkatkan pengetahuan keluarga dan mendapati sikap yang baik dalam
perawatan asma.
baik kepada pasien penderita asma dan keluarga selama di rumah sakit atau pun di
Hudoyo, A. (2008). Info asma media informasi dan edukasi (edisi 7). Jakarta:
Yayasan Asma Indonesia
Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., & Setiati, S. (2009).
Buku ajar ilmu penyakit dalam (edisi 5, jilid 1). Jakarta: Interna Publishing
Suryani, K. (2007). Hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang asma
dengan frekuensi kekambuhan asma dada anak: studi unit rawat jalan
anak RSU dr. Soetomo Surabaya. (Skripsi). Unversitas Airlangga,
Surabaya
Wawan, Dewi. (2011). Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap, dan perilaku
manusia, dilengkapi contoh kuesioner. Yogyakarta: Muha Medika
JADWAL PENELITIAN
No Aktivitas Penelitian Sept-2016 Okt-2016 Nov-2016 Des-2016 Jan-2017 Feb-2017 Mar-2017 Apr-2017 Mei-2017 Jun-2017 Jul-2017
Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 PengajuanJudul
2 Menyusun Bab 1
3 Menyusun Bab 2
4 Menyusun Bab 3
5 Menyusun Bab 4
6 Menyusun Kuesioner
7 Menyerahkan Proposal
8 Ujian sidang Proposal
9 Revisi Proposal
10 Uji Validasi Instrumen
11 Uji etik penelitian
12 Uji Reliabilitas Instrumen
13 Pengumpulan data
14 Analisa Data
15 Penyusunan Laporan
16 Ujian Sidang Skripsi
17 Perbaikan Laporan Akhir
18 Mengumpulkan Skripsi
Sumatera Utara. Denganini ingin mengajak bapak ibu dalam penelitian yang
sikap keluarga tentang perawatan anggota keluarga yang menderita asma. Bapak
dan ibu akan mengisi berupa data demografi, kuesioner pengetahuan dan
kuesioner sikap tentang perawatan asma pada anggota yang menderita asma di
rumah.
Medan, 2017
Peneliti
Setelah saya memperoleh penjelasan dari peneliti, dengan ini saya memberikan
bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini yang bertujuan untuk
keluarga yang menderita asma. Saya mengetahui bahwa tidak ada resiko yang
akan saya alami dan saya beritahukan tentang adanya jaminan kerahasiaan
informasi yang akan diberikan dan saya juga memahami bahwa penelitian ini
Medan, 2017
Responden
─────────────
INSTRUMEN PENELITIAN
1. Umur Responden :
2. Jenis Kelamin
( ) Laki-laki ( ) Perempuan
3. Tingkat Pendidikan
( ) SD ( ) SMU
( ) SMP ( ) Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan
( ) Pegawai Negeri ( ) Wiraswasta
( ) Pegawai Swasta ( ) Ibu Rumah Tangga
( ) Lain-lain (sebutkan):
5. Penghasilan Keluarga Perbulan
( ) ≤ Rp. 1.895.500 ( ) ≥ Rp. 1.895.500
Petunjuk Pengisian
3. Jika ada hal yang kurang jelas, silahkan bertanya pada peneliti
pernapasan sempit
dan lain-lain
lingkungan
serangan asma
komplikasi
saluran napas
menimbulkan ketergantungan
pernapasan
Petunjuk Pengisian
3. Jika ada hal yang kurang jelas, silahkan bertanya pada peneliti
Keterangan:
tiba
asma
sakit
terkontrol
Skor ( R )
Pernyataan S(R-Lo) Validitas Indeks V=ƩS/n(C-1)
V1 V2
P1 4 4 6 V=6/2(3)=1
P2 4 4 6 V=6/2(3)=1
P3 3 4 5 V=5/2(3)=0.83
P4 4 4 6 V=6/2(3)=1
P5 4 3 5 V=5/2(3)=0.83
P6 4 4 6 V=6/2(3)=1
P7 4 3 5 V=5/2(3)=0.83
P8 4 4 6 V=6/2(3)=1
P9 4 4 6 V=6/2(3)=1
P10 4 4 6 V=6/2(3)=1
RELIABILITY
N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's Alpha Based on
Alpha Standardized Items N of Items
.723 .688 30
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
Pernyataan 1 2.53 .571 30
Pernyataan 2 2.20 .551 30
Pernyataan 3 2.93 .254 30
Pernyataan 4 2.67 .479 30
Pernyataan 5 2.53 .681 30
Pernyataan 6 2.83 .461 30
Pernyataan 7 1.83 .747 30
Pernyataan 8 2.40 .932 30
Pernyataan 9 2.80 .551 30
Pernyataan 10 2.00 .983 30
Pernyataan 11 2.87 .434 30
Pernyataan 12 2.83 .461 30
N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.782 10
Item Statistics
20 3 1 3 3 2 3 2 3 3 1 3 2 1 2 3 3 3 3 2 3 1 1 1 2 2 3 3 3 3 3 71 BAIK
21 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 3 1 1 3 2 2 2 3 2 3 77 BAIK
22 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 1 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 79 BAIK
23 2 2 3 3 2 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 3 3 1 3 1 1 1 1 3 1 3 1 1 2 2 53 CUKUP
24 3 2 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 1 2 3 3 3 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 3 64 CUKUP
25 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 3 3 3 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 56 CUKUP
26 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 3 1 1 3 2 2 2 3 2 3 74 BAIK
27 1 1 1 3 2 3 3 3 3 1 3 1 1 2 3 1 1 1 1 3 3 3 1 2 2 3 1 1 2 3 59 CUKUP
28 3 2 3 3 2 3 3 1 2 3 2 2 2 3 2 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 77 BAIK
29 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 1 1 1 2 3 2 3 3 3 74 BAIK
30 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 1 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 3 2 2 1 3 3 3 71 BAIK
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 TOTAL KET.
1 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 36 POSITIF
2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 33 POSITIF
3 3 3 2 3 2 4 3 4 3 2 29 POSITIF
4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 28 POSITIF
5 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 37 POSITIF
6 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 28 POSITIF
7 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 27 POSITIF
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 POSITIF
9 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 32 POSITIF
10 3 4 3 2 2 2 3 2 3 3 27 POSITIF
11 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 37 POSITIF
12 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 35 POSITIF
13 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 22 NEGATIF
14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29 POSITIF
15 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 28 POSITIF
16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 POSITIF
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 POSITIF
18 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 26 POSITIF
19 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 24 NEGATIF
20 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 35 POSITIF
21 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 30 POSITIF
22 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 32 POSITIF
23 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 22 NEGATIF
24 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 28 POSITIF
25 4 3 2 3 2 2 4 3 3 3 29 NEGATIF
26 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 33 POSITIF
27 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 33 POSITIF
28 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 27 POSITIF
29 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 30 POSITIF
30 3 4 2 4 2 4 3 2 4 2 30 POSITIF
31 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 POSITIF
32 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 28 POSITIF
33 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 30 POSITIF
34 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 25 NEGATIF
35 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 27 POSITIF
36 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 26 POSITIF
37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 POSITIF
38 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 28 POSITIF
39 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 31 POSITIF
40 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 26 POSITIF
Tingkat Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 6 11.1 11.1 11.1
SMP 5 9.3 9.3 20.4
SMU 10 18.5 18.5 38.9
Perguruan Tinggi 33 61.1 61.1 100.0
Total 54 100.0 100.0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pegawai Negeri 7 13.0 13.0 13.0
Pegawai Swasta 5 9.3 9.3 22.2
Wiraswasta 9 16.7 16.7 38.9
Ibu Rumah Tangga 10 18.5 18.5 57.4
Lain-Lain 23 42.6 42.6 100.0
Total 54 100.0 100.0
Tipe Asma
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Asma Alergik 44 81.5 81.5 81.5
Asma Campuran 10 18.5 18.5 100.0
Total 54 100.0 100.0
Pengetahuan
Umur Responden
Tingkat Pendidikan
Pekerjaan
Total
Pegawai Pegawai Ibu Rumah
Wiraswasta Lain-Lain
Negeri Swasta Tangga
Pengetahuan Kurang 0 0 1 3 0 4
Cukup 0 0 6 7 6 19
Baik 7 5 2 0 17 31
Total 7 5 9 10 23 54
1 Total
Pengetahuan Kurang 4 4
Cukup 19 19
Baik 31 31
Total 54 54
Ayah Ibu Suami Istri Abang Kakak Adik Anak Cucu Total
Pengetahuan Kurang 0 0 1 1 0 0 1 1 0 4
Cukup 1 0 0 1 1 2 7 2 5 19
Baik 2 1 2 1 1 5 6 9 4 31
Total 3 1 3 3 2 7 14 12 9 54
Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Negatif 6 11.1 11.1 11.1
Positif 48 88.9 88.9 100.0
Total 54 100.0 100.0
Umur Responden
Tingkat Pendidikan
Pekerjaan
Pegawai Pegawai Ibu Rumah
Negeri Swasta Wiraswasta Tangga Lain-Lain Total
Sikap Negatif 0 0 1 5 0 6
Positif 7 5 8 5 23 48
Total 7 5 9 10 23 54
1 Total
Sikap Negatif 6 6
Positif 48 48
Total 54 54
Ayah Ibu Suami Istri Abang Kakak Adik Anak Cucu Total
Sikap Negatif 0 0 1 2 0 0 2 1 0 6
Positif 3 1 2 1 2 7 12 11 9 48
Total 3 1 3 3 2 7 14 12 9 54
Tipe Asma
Agama : Islam
Email : hildarizki82@yahoo.com