SKRIPSI
Oleh :
MAGHFIRA AULIA
140100031
SKRIPSI
Oleh :
MAGHFIRA AULIA
140100031
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul “Karakteristik Infeksi Oportunistik pada Pasien
Human Immunodeficiency Virus /Acquired Immunodeficiency Syndrome di
RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2016”. Skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan
Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Dalam pelaksanaan
penelitian ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan arahan dari berbagai
pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S (K), selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. dr. Fasihah Irfani Fitri, M.Ked (Neu), Sp.S, selaku dosen pembimbing.
Terima kasih atas segala bimbingan, ilmu, dan waktu yang telah
diluangkan untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan penelitian
ini.
3. Dr.dr. Masitha Dewi Sari, M. Ked (Oph), Sp.M (K) dan dr. Dewi Saputri,
MKT selaku dosen penguji proposal dan skripsi, yang telah banyak
memberikan saran dan kritik untuk perbaikan karya tulis ini.
4. dr. Dina Arwina Dalimunthe, M. Ked (KK), Sp.dKK, selaku dosen
pembimbing akademik, yang telah membimbing penulis selama masa
perkuliahan.
5. Seluruh civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara, teristimewa kepada dosen dan staf departemen Ilmu Kedokteran
Komunitas (IKK) serta staf Medical Education Unit (MEU) yang telah
dengan sabar memberi arahan dalam berjalannya penelitian ini.
6. Bapak Direktur Utama, Bapak Direktur SDM dan pendidikan, kepala
instansi litbang dan staff, dan kepala instalasi rekam medik beserta staf
serta seluruh pihak terkait dalam penelitian ini di RSUP H. Adam Malik
Medan.
7. Teristimewa kedua orang tua tercinta: Sulaiman dan Siti Elviah. Terima
kasih tiada tara penulis persembahkan untuk doa yang tiada hentinya,
dukungan baik moril maupun materil, nasihat, kasih sayang, cinta,
perhatian, dan pengorbanan serta motivasi yang tulus untuk kelancaran
penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
8. Kepada saudari tersayang: Natasya Audina. Terima kasih untuk dukungan
serta doa yang telah diberikan.
9. Teman-teman seperjuangan yang telah bersama-sama dalam satu
bimbingan dan yang telah mendukung dan membantu penulis: Ivana
Garcia, Nadhilah K. Lubis, Vinda Sari, Tri Yuliharti, Khairun Nisa,Siti
Oktaviani, Siti Hartini, Martha Theodora serta teman-teman stambuk
2014 FK USU, yang tak dapat penulis lupakan.
10. Pihak-Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih
atas segala bantuan yang telah diberikan. Semoga Allah SWT membalas
segala kebaikan kalian.
Maghfira Aulia
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan .............................................................................................. i
Kata Pengantar ............................................................................................. ii
Daftar Isi ....................................................................................................... iv
Daftar Gambar............................................................................................... vii
Daftar Tabel .................................................................................................. viii
Daftar Singkatan .......................................................................................... ix
Daftar Lampiran............................................................................................ x
Abstrak ......................................................................................................... xi
Abstract ....................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3
1.3.1. Tujuan Umum .............................................................. 3
1.3.2. Tujuan Khusus .............................................................. 3
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................... 3
1.4.1. Manfaat Penelitian Bagi Rumah Sakit .......................... 3
1.4.2. Manfaat Penelitian Bagi Peneliti ................................... 3
1.4.3. Manfaat Penelitian Bagi Masyarakat ............................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................5
2.1. HIV/AIDS ................................................................................. 5
2.1.1. Definisi........................................................................... 5
2.1.2. Etiologi .......................................................................... 5
2.1.3. Transmisi Infeksi HIV .................................................. 6
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
Latar belakang. Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala atau
penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus Human
Immunodeficiency Virus (HIV). Masalah HIV/AIDS adalah masalah kesehatan yang harus
diperhatikan secara serius. Tingkat keparahan dan kematian penderita AIDS disebabkan oleh
berbagai faktor. Beberapa di antaranya adalah terlambatnya diagnostik dan penatalaksanaan
infeksi oportunistik yang kurang tepat pada penderita AIDS. Gambaran klinis yang nyata dari
penderita AIDS ialah adanya infeksi oportunistik dan neoplasia yang bisa menyebabkan kematian.
Infeksi oportunistik merupakan infeksi yang terjadi akibat penurunan sistem kekebalan tubuh.
Infeksi ini dapat terjadi melalui infeksi baru oleh mikroorganisme lain (bakteri, jamur, virus) atau
melalui reaktivasi infeksi laten, yang dalam kondisi normal dikendalikan oleh sistem kekebalan
tubuh. Proporsi infeksi oportunistik di berbagai negara berbeda-beda. Tujuan. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui karakteristik infeksi oportunistik pada penderita HIV/AIDS di RSUP
Haji Adam Malik Medan tahun 2016. Metode. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
deskriptif menggunakan desain cross sectional. Populasinya merupakan data sekunder pasien
HIV/AIDS berupa rekam medis dilakukan dengan metode total sampling. Hasil. Pasien yang
menderita HIV/AIDS pada periode Januari 2016 – Desember 2016 sebanyak 431 orang. Penderita
HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik berjumlah 340 orang, berdasarkan distribusi
sosiodemografi terbanyak yaitu kelompok umur 30-39 tahun (47,9%) jenis kelamin laki-laki
(77,4%), pekerjaan wiraswasta (43,5%). Infeksi oportunistik tertinggi adalah Mycobacterium
tuberculosis (74,7%) dengan mikroorganisme terbanyak adalah bakteri (74,7%).
Kesimpulan.Terdapat perbedaan karakteristik infeksi oportunistik pada pasien HIV/AIDS di
RSUP HAM tahun 2016.
Kata kunci: AIDS, Infeksi Oportunistik, Karakteristik Penderita , RSUP H. Adam Malik Medan
2016
ABSTRACT
2.1. HIV/AIDS
2.1.1. Definisi
Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyebar melalui cairan
tubuh tertentu yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel CD4, yang
sering disebut sel limfosit T (Center for Disease Control, 2017). Acquired
immunodeficiency syndrome adalah kumpulan gejala atau penyakit yang
disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi HIV (Rangkuti et al.,
2013).
2.1.2. Etiologi
Penyebab utama HIV/AIDS adalah HIV yang merupakan famili retroviridae,
subfamili lentivirinae, genus lentivirus. Human Immunodeficiency Virus termasuk
virus RNA (Ribose Nucleic Acid) dengan berat molekul 9,7 kb (kilobases). Jenis
virus RNA dalam proses replikasinya harus membuat sebuah salinan DNA
(Deoxyribo Nucleic Acid) dari RNA yang ada di dalam virus. Gen DNA tersebut
yang memungkinkan virus untuk bereplikasi. Human Immunodeficiency Virus
merupakan virus yang memiliki selubung virus (envelope), mengandung dua kopi
genomik RNA virus yang terdapat di dalam inti. Di dalam inti virus juga terdapat
enzim yang digunakan untuk mengubah RNA menjadi DNA pada waktu replikasi
virus yang disebut dengan enzim reverse transcriptase, integrase, dan protease.
(Gambar 2.1) ( Abbas et al., 2015).
5
Universitas Sumatera Utara
6
Genom HIV berisi tiga gen utama termasuk gag (group specific antigen/
core), pol (polymerase), dan env (envelope) yang mengkodekan protein struktural
utama dan enzim penting. Gen gag mengkodekan protein inti virus, gen pol
mengkodekan satu set enzim yang diperlukan untuk replikasi virus, dan gen env
mengkodekan permukaan virus glikoprotein gp160. Selain tiga protein utama
tersebut, HIV juga mengkodekan protein dengan peraturan tertentu dan fungsi
tambahan yaitu tat (trans-activator transcription) dan rev (regulator expression
virus) yang mengaktifkan transkripsi virus dan mengontrol penyambungan dan
pengeluaran inti pada transkripsi virus. Empat gen lain yang mengkodekan protein
tambahan lainnya yaitu vif (virus infectivity factor), vpr (virus protein r), vpu
(virus protein u) dan nef (negative regulatory factor) penting untuk replikasi
virus. Genom virus diapit oleh LTRs (Long Terminal Repeats) yang diperlukan
untuk transkripsi dan integrasi virus, (Gambar 2.2) (Becerra et al., 2016)
1. Kontak seksual
Human Immunodeficiency Virus terdapat pada cairan mani dan sekret vagina
yang akan ditularkan virus ke sel, baik pada pasangan homoseksual maupun
heteroseksual. Kerusakan pada mukosa genitalia akibat penyakit menular seksual
seperti sifilis dan chancroid akan memudahkan terjadinya infeksi HIV.
2. Parenteral
Transfusi darah yang infeksius atau produk-produk darah merupakan rute
yang efektif untuk transmisi virus. Transmisi dapat terjadi karena tusukan jarum
yang terinfeksi atau bertukar pakai jarum di antara sesama pengguna obat-obatan
psikotropika.
3. Transmisi vertikal
Wanita yang terinfeksi HIV sebanyak 13-40% berkemungkinan akan
menularkan infeksi kepada bayi yang baru dilahirkannya melalui plasenta atau
saat proses persalinan atau melalui air susu ibu (Kumar, 2016).
3. Integration
Setelah terjadi reverse transcription, DNA virus bisa masuk ke inti sel CD4.
Enzim integrase menggabungkan DNA virus ke dalam DNA CD4.
4. Replication
DNA baru yang telah terintegrasi membentuk messenger DNA yang memulai
menyintesis berbagai protein virus HIV.
5. Assembly (perakitan)
Polipeptida kapsid dan genom virus yang baru disintesis dirakit menjadi satu
untuk membentuk virus progeni. Virus tak berselubung pindah ke permukaan sel
dan berkumpul dalam bentuk HIV yang belum matang atau tidak bersifat
infeksius.
6. Budding (pertunasan)
Virus yang belum matang mengeluarkan dirinya dari sel CD4 pejamu. Setelah
keluar dari sel CD4, HIV yang baru mengeluarkan enzim protease. Protease
bertindak untuk memecah rantai protein panjang yang membentuk virus yang
sudah matang. Protein HIV yang lebih kecil bergabung membentuk HIV yang
matang dan bersifat infeksius (Brooks et al., 2012; Oladipo dan Awoyelu, 2015).
1. Isolasi virus
Human Immunodeficiency Virus dapat dibiakkan dari limfosit di darah tepi.
Jumlah sel terinfeksi yang di sirkulasi bervariasi sesuai stadium penyakit. Titer
virus dalam plasma dan darah tepi pasien dengan AIDS lebih tinggi dibandingkan
dengan individu yang tanpa gejala. Teknik isolasi virus yang paling sensitif adalah
melakukan kokultivasi (kultivasi dua jenis sel dalam satu medium) sampel tes
dengan sel mononuklear yang tidak terinfeksi, dirangsang dengan mitogen yang
diambil dari darah perifer. Pertumbuhan virus dideteksi dengan menguji adanya
aktivitas reverse transcriptase virus atau antigen spesifik virus (p24) di dalam
cairan supernatan kultur setelah 7-14 hari. Akan tetapi, teknik isolasi virus ini
memakan waktu dan merepotkan (Brooks et al., 2012).
2. Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Peralatan yang tersedia untuk mengukur antibodi adalah melalui pemeriksaan
ELISA. Generasi keempat sudah tersedia sejak tahun 2010 di Amerika. Tes ini
mampu mendeteksi antibodi p24 serta antibodi immunoglobulin G (IgG) dan
immunoglobulin M (IgM) HIV. Oleh karena kemampuan mendeteksi p24 sekitar
5-7 hari setelah munculnya asam nukleat maka ELISA generasi keempat telah
berhasil secara signifikan memperpendek waktu untuk diagnosis sampai 2 minggu
setelah infeksi (Cornett dan Kim, 2013). Jika dilakukan dengan benar sensitivitas
dan spesifisitasnya melebihi 98%. Hasil positif pada sampel serum harus
dikonfirmasi dengan pemeriksaan ulang (Brooks et al., 2012).
3. Western Blot
Saat uji ulang ELISA reaktif, uji konfirmasi dikerjakan untuk menyingkirkan
kemungkinan hasil ELISA positif palsu. Pemeriksaan konfirmasi yang paling
banyak digunakan adalah teknik Western blot. Teknik ini mampu mendeteksi
antibodi terhadap protein inti virus p24 atau glikoprotein selubung gp41, gp120,
atau gp160 (Brooks et al., 2012).
< 60kg : 2 x
125mg
Stocrin Efavirenz NNRTI Kapsul 200mg 1 x 600mg
(EFV, EFZ) (malam)
Nelvex Nelfinavir PI Tablet 250mg 2 x 1250mg
Viracept (NFV)
2.2.2. Etiologi
Infeksi oportunistik biasanya tidak terjadi pada penderita yang terinfeksi HIV
hingga jumlah sel CD4 turun dari kadar normal sekitar 1.000 sel/μl menjadi
kurang dari 200 sel/mm3. Penderita dengan jumlah sel CD4 > 200 sel/mm3
memiliki kerentanan enam kali dalam perkembangan infeksi oportunistik
dibandingkan dengan jumlah sel CD4 > 350 sel/mm3 (Yuliyanasari, 2017).
Organisme penyebab infeksi oportunistik adalah organisme yang merupakan
flora normal, maupun organisme patogen yang terdapat secara laten dalam tubuh
yang kemudian mengalami reaktivasi (Merati dan Djauzi, 2014).
1. Candidiasis adalah penyakit jamur yang disebabkan oleh spesies Candida ,
biasanya oleh Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku,
bronki, atau paru (Kuswadji, 2013).
2. Tuberculosis adalah merupakan infeksi yang dapat ditularkan ke orang
yang imunokompeten melalui rute respirasi, dapat dengan mudah ditangani
setelah diidentifikasi, dapat muncul pada stadium awal HIV, dan dapat dicegah
dengan terapi obat (Nasronudin, 2007).
Agent:
Human
Transmisi penularan: Immunodeficiency Virus
1. Kontak seksual
2. Parenteral
3. Transmisi vertikal Sel host (CD4)
Penurunan
jumlah CD4
Gejala klinis
20
2. Jenis kelamin
Definisi : Ciri khas (organ reproduksi) penderita HIV/AIDS
dengan infeksi oportunistik.
Cara Ukur : Observasi
Alat Ukur : Rekam medis
Hasil Ukur : a. Laki-laki
b. Perempuan
Skala Ukur : Nominal
3. Umur
Definisi : Lama hidup sejak dilahirkan penderita HIV/AIDS
dengan infeksi oportunistik.
Cara Ukur : Observasi
Alat Ukur : Rekam medis
Hasil Ukur : a. <10 tahun
b. 10-19 tahun
c. 20-29 tahun
d. 30-39 tahun
e. 40-49 tahun
f. 50-59 tahun
g. ≥60 tahun
Skala Ukur : Ordinal
4. Pekerjaan
Definisi : Aktivitas utama yang dilakukan sehari-hari oleh
penderita HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik.
Cara Ukur : Observasi
Alat Ukur : Rekam medis
Hasil Ukur : a. Wiraswasta
b. Pegawai swasta
c. PNS
d. TNI/POLRI
e. Petani/Pedagang/Nelayan
f. Supir
g. Pelajar/Mahasiswa
h. IRT
i. Pensiunan
j. Tidak bekerja
Skala Ukur : Nominal
Tabel 4.1. Distribusi sampel infeksi oportunistik dan tidak infeksi oportunistik.
24
Pada tabel 4.1. dapat dilihat bahwa dari 418 pasien HIV/AIDS distribusi
terbanyak berada pada kelompok laki-laki sebanyak 315 orang (75,4%) diikuti
dengan perempuan 103 orang (24,6%).
Hal ini sejalan dengan penelitian di Riau yang menyatakan bahwa jenis
kelamin pasien HIV/AIDS di Klinik VCT RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
laki – laki lebih banyak yaitu berjumlah 56 orang (63,64%) dibandingkan
perempuan dengan jumlah 32 orang (36,36%). Hal ini disebabkan karena laki –
laki umumnya mempunyai mobilitas tinggi, tidak setia pada pasangan tetap
sehingga suka berganti pasangan, dan cenderung untuk memakai NAPZA dengan
jarum suntik (Aptriani et al., 2014). Hal tersebut didukung dengan laporan dari
Ditjen PP dan PL Kemenkes RI (2016) yang menyatakan bahwa penularan
HIV/AIDS terbanyak terjadi melalui hubungan heteroseksual, LSL (Lelaki Seks
Lelaki) disusul penggunaan jarum suntik bersama/tercemar virus HIV pada
penyalahguna NAPZA suntik (Penasun).
Pada tabel 4.1. juga dapat dilihat bahwa pasien HIV/AIDS dengan infeksi
oportunistik sebanyak 340 pasien (81,3%). Hal ini sejalan dengan penelitian
(Lubis, 2012) bahwa pasien HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik sebanyak
84,4%.
dengan hasil penderita AIDS dengan infeksi oportunistik lebih banyak pada laki-
laki dibanding perempuan dengan rasio 3:1. Persentase kelompok jenis kelamin
yang terbanyak adalah laki-laki sejumlah 214 orang (80,75%) diikuti perempuan
51 orang (19,25%). Pada penelitian yang dilakukan (Lubis, 2012) menyatakan
bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna infeksi oportunistik pada penderita
HIV/AIDS antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Beberapa penelitian mendapatkan bahwa perempuan memiliki jumlah sel CD4
yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki (Mosha et al., 2013) di mana jumlah
CD4 berpengaruh terhadap imunitas seseorang. Hal tersebut didukung dengan
penelitian (Lubis, 2012) bahwa adanya perbedaan yang bermakna antara jumlah
sel CD4 terhadap infeksi oportunistik pada penderita HIV/AIDS.
(12,9%). Kemudiaan diikuti jenis pekerjaan PNS 25 orang (7,4%), IRT sebanyak
26 orang (7,6%), tidak bekerja 21 orang (6,2%). Selanjutnya diikuti
pelajar/mahasiswa 10 orang (2,9%) dan supir 9 orang (2,6%). Seterusnya diikuti
TNI/POLRI 3 orang (0,9%). Kemudian untuk persentase terendah adalah
pensiunan 1 orang (0,3%).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan di klinik VCT
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau yang menyatakan bahwa jenis pekerjaan
terbanyak adalah wiraswasta sebanyak 46 orang (52,27%) (Aptriani et al., 2014).
Hasil ini sejalan dengan penelitian di RSUP Haji Adam Malik (Elona, 2011)
bahwa pekerjaan terbanyak yaitu wiraswasta yaitu 55,47 %. Hal ini disebabkan
karena seorang wiraswasta merupakan pekerjaan dengan mobilitas yang tinggi
dan lebih sering berada di luar rumah dan berhubungan dengan orang banyak
(Aptriani et al., 2014). Faktor stres terhadap pekerjaan, jauh dari keluarga (istri
dan keluarga), kurangnya pengetahuan dan rendahnya kesadaran tentang tindakan
pencegahan penularan infeksi diidentifikasi sebagai penyebabnya (Saktina dan
Satriyasa, 2017)
Berdasarkan tabel 4.5. infeksi oportunistik yang paling banyak diderita adalah
Mycobacterium tuberculosis sebanyak 254 orang (74,7%), diikuti Candida spp
194 orang (57,1%). Kemudian Pneumocystis jiroveci sejumlah 71 orang (20,9%).
Selanjutnya Toxoplasma gondii 41 orang (12,1%), Cytomegalovirus 11 orang
(3,2%). Kemudian Staphylococcus aureus 7 orang (2,1%). Selanjutnya diikuti
infeksi Penicillium marneffei 6 orang (1,8%), dan yang paling rendah yaitu infeksi
Herpes zoster 3 orang (0,9%).
5.1. KESIMPULAN
1. Pada penelitian penderita HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik berjumlah
340 orang, menurut jenis kelamin distribusi terbanyak pada laki-laki
berjumlah 263 orang (77,4%) sedangkan pada perempuan sejumlah 77 orang
(22,6%).
2. Proporsi penderita HIV/AIDS dengan infeksi oportunistik berdasarkan umur,
kelompok umur terbanyak pada umur 30-39 tahun sebanyak 163 orang
(47,9%), sedangkan kelompok umur terendah adalah kelompok umur 10-19
tahun berjumlah 2 orang (0,6%).
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan terbanyak adalah wiraswasta
sejumlah 148 orang (43,5%). Sedangkan persentase yang terendah adalah
pensiunan 1 orang (0,3%).
4. Proporsi kasus infeksi oportunistik tertinggi adalah infeksi Mycobacterium
tuberculosis 254 kasus (74,7%) kemudian disusul Candida spp 194 kasus
(57,1%).
5. Kelompok sampel terbanyak pada infeksi oportunistik, adalah bakteri 254
orang (74,7%). Diikuti dengan jamur sejumlah 218 orang (63,9%).
Selanjutnya adalah parasit dengan jumlah 41 orang (12,1%). Kelompok
terendah pada kelompok virus berjumlah 14 orang (4,1%).
5.2. SARAN
1. Kepada masyarakat diharapkan dapat menghindari faktor risiko tertular HIV
seperti hubungan seks yang bebas dan perilaku berisiko tinggi seperti
penggunaan narkoba jenis suntik, diharapkan untuk tidak berganti-ganti
pasangan (be faithful) demi mencegah transmisi penularan heteroseksual dan
apabila tidak memungkinkan juga maka pilihan berikutnya adalah penggunaan
kondom secara konsisten.
32
Universitas Sumatera Utara
33
Abbas, A. K., Lichtman, A.H. dan Pillai, S. 2015, Cellular and Molecular
Immunology, 8th edn, Elsevier Saunders, Canada.
Aptriani, R., Fridayenti., Barus, A. 2014, ‘Gambaran jumlah CD4 pada pasien
HIV/AIDS di klinik VCT RSUD Arifin Achmad provinsi Riau periode
Januari -Desember 2013’, JOM FK, vol. 1, no. 2, hal 1-12.
Becerra, J.C., Bildstein, L.S., Gach, J.S. 2016, ‘Recent insights into the
HIV/AIDS pandemic’, Microb Cell, vol. 3, no. 9, pg. 451-75.
Brooks, G.F., Carrol, K.C., Butel, J.S., Morse, S.A., Mietzner, T.A. 2012
Mikrobiologi Kedokteran Jawetz, Melnick, & Adelberg, 25th edn, EGC,
Jakarta.
Center for Disease Control. 2016, HIV/AIDS, accessed 3 April 2017, Available
from:
https://www.cdc.gov/hiv/basics/livingwithhiv/opportunisticinfection.html
Center for Disease Control. 2017, HIV Basics, accessed 3 April 2017, Available
from: https://www.cdc.gov/hiv/basics/whatishiv.html
Cornett, J.K., Kim, T.J. 2013, ‘Laboratory diagnosis of HIV in adult: A Review of
current methods’. Clinical Infectious Disease, vol. 57, no. 5, pg. 712-8.
Depkes. 2014, Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, accessed 2 April 2017,
Available from:
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINS
I_2014/02_Sumut_2014.pdf
Depkes. 2015, Profil Kesehatan Indonesia, accessed 2 April 2017, Available
from: https://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-Indonesia-2015.pdf profil kesehatan
indonesia 2015
Ditjen PP dan PL Kemenkes RI. 2014, Situasi dan Analisis HIV/AIDS, accessed 2
April 2017, Available from:
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin%20
AIDS.pdf
Ditjen PP dan PL Kemenkes RI. 2016, Laporan Perkembangan HIV/AIDS
Triwulan I Tahun 2016 di Indonesia, accessed 2 April 2017, Available from:
http://www.aidsindonesia.or.id/ck_uploads/files/Final%20Laporan%20HIV%20AID
S%20TW%201%202016.pdf
Djoerban, Z., Djauzi, S. 2014, ‘ HIV/AIDS di Indonesia’ dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, edisi ke 6, Eds. S Setiati, I Alwi, AW Sudoyo, SM K, B
34
World Health Organization (WHO), 2012, Global Tuberculosis Report 2012, accessed 27
December 2017, Available from :
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.who.int/tb/p
ublications/global_report/gtbr12_main.pdf&ved=0ahUKEwiP56_QxKnYAhUFVLw
KHeFCBZwQFggpMAA&usg=AOvVaw00v0l6Q3F3lnfKKORk3DUv
Widiyanti, M., Fitriana, E., Iriani, E. 2016, ‘Karakteristik pasien koinfeksi TB-HIV di
Rumah Sakit Mitra Masyarakat Mimika Papua’, Jurnal SEL, vol. 3, no. 2, hal. 49-55.
LAMPIRAN A
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri 060805 Medan (2002- 2008)
2. SMP Negeri 13 Medan (2008 - 2011)
3. SMA Negeri 8 Medan (2011-2014)
4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2014-sekarang)
Riwayat Pelatihan :
1. Peserta PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru) FK USU 2014
2. Peserta MMB (Manajemen Mahasiswa Baru) FK USU 2014
3. Peserta Pekan Ta’ruf PHBI FK USU 2014
Riwayat Organisasi :
1. Anggota Divisi Syiar FOSKAMI PEMA FK USU tahun 2015-2016
2. Anggota Divisi Dana dan Usaha SCORA PEMA FK USU 2015-2016
3. Ketua Divisi Kajian Kedokteran Islam FOSKAMI PEMA FK USU 2016-
2017
LAMPIRAN B
DATA INDUK
Jenis
No. Nama Umur Pekerjaan Infeksi Oportunistik
Kelamin
1 DHN 33 P Wiraswasta Candidiasis,PCP, S. aureus
2 NIS 33 P Wiraswasta TB, Candidiasis,PCP,
3 ARS 26 L Wiraswasta TB,PCP
4 TD 33 L Pegawai Swasta Toxoplasmosis
5 PP 35 L Wiraswasta TB
6 RG 36 L Petani/Pedagang/Nelayan TB,Candidiasis, PCP, Toxoplasmosis
7 JPG 26 L PNS Tidak ada
8 NHP 33 P IRT Tidak ada
9 S 26 L Wiraswasta TB, Candidiasis,PCP
10 LML 52 L Wiraswasta TB,Candidiasis,PCP
11 MW 3 L Tidak bekerja TB,Candidiasis,PCP
12 MUR 42 P PNS Candidiasis,PCP
13 M 39 P PNS Candidiasis,PCP
14 TS 37 P Petani/Pedagang/Nelayan TB
15 KT 53 L Wiraswasta TB,Candidiasis
16 SS 47 P IRT Candidiasis
17 SM 67 L Wiraswasta Tidak ada
18 S 56 L Petani/Pedagang/Nelayan TB,Candidiasis
19 RZ 28 P IRT Candidiasis,CMV,Toxoplasmosis
20 L 58 P IRT Candidiasis
21 MS 29 L Tidak bekerja Candidiasis,Toxoplasmosis
22 MG 32 L Wiraswasta TB
23 AN 32 L Wiraswasta TB
24 EW 38 P Wiraswasta TB, Candidiasis
25 KT 53 L Wiraswasta TB, Candidiasis
26 A 26 L Pegawai Swasta TB, Candidiasis,PCP,Toxoplasmosis
27 AM 25 L Wiraswasta TB, Candidiasis
28 SS 30 L Pegawai Swasta TB
29 S 39 P Pegawai Swasta TB
30 LS 50 L Wiraswasta TB, Candidiasis ,PCP
TB, Candidiasis, PCP,
31 K 24 L Wiraswasta
Herpes zoster
32 BS 36 L Wiraswasta TB
33 J 43 L Wiraswasta Candidiasis
34 FAKB 9 L Tidak bekerja Tidak ada
35 LS 25 P Tidak bekerja Candidiasis
36 AT 41 L Supir TB, Candidiasis
37 KM 44 L Petani/Pedagang/Nelayan TB, S. aureus
38 SH 56 P IRT TB,PCP, S. aureus
39 KS 27 L Pegawai Swasta TB, Candidiasis
40 RBT 31 P IRT TB, Candidiasis
41 MB 38 L Wiraswasta Candidiasis
42 AT 29 L Wiraswasta TB, Candidiasis,PCP
43 DE 39 L Pegawai Swasta Candidiasis,Toxoplasmosis
44 BM 35 L Supir TB, Candidiasis
45 DPG 27 L Wiraswasta TB,Candidiasis
46 GS 37 L Pegawai Swasta TB
47 S 43 L Wiraswasta TB,PCP,Candidiasis
48 ZA 32 L Pegawai Swasta Candidiasis
49 JS 33 L Petani/Pedagang/Nelayan Candidiasis
50 CH 33 L PNS TB,Candidiasis
51 CRK 39 L Petani/Pedagang/Nelayan TB, Candidiasis
52 ES 46 L Wiraswasta Candidiasis
53 IS 37 P Wiraswasta Tidak ada
54 RP 33 L Tidak bekerja TB,Candidiasis
55 JP 43 L Pegawai Swasta TB,CMV,Toxoplasmosis,Candidiasis
56 ES 28 L Wiraswasta TB, Candidiasis
57 J 30 L Wiraswasta TB,Candidiasis
58 DA 26 L Wiraswasta TB
59 S 25 L Tidak bekerja Tidak ada
60 M 37 L Wiraswasta Candidiasis ,Toxoplasmosis
61 GKW 49 L Wiraswasta TB
62 SH 28 L Wiraswasta Candidiasis,PCP,Toxoplasmosis
63 SS 45 L Petani/Pedagang/Nelayan TB,Toxoplasmosis,Candidiasis
64 N 32 L Supir TB, PCP,Candidiasis
65 HS 44 L Supir TB,Toxoplasmosis
66 HMS 41 L TNI/POLRI Candidiasis,CMV,Toxoplasmosis
67 J 42 L Wiraswasta TB
68 TPIB 36 L Wiraswasta TB,PCP
69 ET 29 L Wiraswasta PCP
70 ARF 37 L PNS TB
71 MHS 29 L Wiraswasta TB
72 S 33 L Wiraswasta Tidak ada
73 JS 27 L Pelajar/Mahasiswa TB
74 SP 44 L Wiraswasta TB, Candidiasis
75 BS 27 L Wiraswasta TB, Candidiasis
76 RB 32 L Pegawai Swasta TB, Candidiasis, PCP,Toxoplasmosis
77 MHY 49 L Wiraswasta TB, Candidiasis
78 TG 54 P IRT Candidiasis
79 MEM 43 L PNS TB, Candidiasis
80 AS 28 L Wiraswasta TB,PCP
81 PL 32 L PNS TB, Candidiasis
82 RSJO 37 L Wiraswasta TB, Candidiasis,PCP,Penicilliosis
83 JPM 2 P Tidak bekerja Tidak ada
84 KHY 54 L Pegawai Swasta Candidiasis
85 NA 38 P IRT Tidak ada
86 SKT 40 L Wiraswasta TB,Toxoplasmosis
87 IS 36 L PNS Candidiasis,Toxoplasmosis
88 AM 36 L Petani/Pedagang/Nelayan TB, Candidiasis, PCP
89 TFBK 36 L Wiraswasta TB,Toxoplasmosis
90 ESG 25 L Pelajar/Mahasiswa Candidiasis
91 RS 39 P Petani/Pedagang/Nelayan Candidiasis, PCP
92 SF 32 P IRT PCP
93 RAH 24 L Pegawai Swasta TB, Candidiasis,Penicilliosis
LAMPIRAN C
HASIL IJI STATISTIK
Infeksi Oportunistik
Ya Tidak Total
Infeksi Oportunistik
Ya Tidak Total
40-49 Count 48 11 59
50-59 Count 31 6 37
>=60 Count 5 3 8
Infeksi Oportunistik
Ya Tidak Total
TNI/POLRI Count 3 0 3
Pelajar/Mahasiswa Count 10 2 12
PNS Count 25 7 32
Petani/Pedagang/Nelayan Count 44 11 55
Supir Count 9 1 10
IRT Count 26 10 36
Pensiunan Count 1 0 1
Infeksi Oportunistik
Ya Tidak Total
tuberculosis
Infeksi S. aureus
Infeksi Staphylococcus aureus * Infeksi Oportunistik Crosstabulation
Infeksi Oportunistik
Ya Tidak Total
aureus
aureus
aureus
Infeksi Oportunistik
Ya Tidak Total
Infeksi Oportunistik
Ya Tidak Total
Infeksi Oportunistik
Ya Tidak Total
Infeksi Cytomegalovirus
Infeksi Cytomegalovirus * Infeksi Oportunistik Crosstabulation
Infeksi Oportunistik
Ya Tidak Total
Infeksi Oportunistik
Ya Tidak Total
Infeksi Oportunistik
Ya Tidak Total
Infeksi Oportunistik
Ya Tidak Total
Infeksi Oportunistik
Ya Tidak Total
Infeksi Oportunistik
Ya Tidak Total
Infeksi Oportunistik
Ya Tidak Total
LAMPIRAN D
LAMPIRAN E
nj
LAMPIRAN F
LAMPIRAN G
PERNYATAAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat untuk
memperoleh Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter pada
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil
karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dan hasil karya
orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara
jelas sesuai dengan kaidah dan etika penelitian ilmiah.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini
bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu,
penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis
sandang dan sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Maghfira Aulia
NIM. 140100031