Anda di halaman 1dari 46

PROPOSAL PENELITIAN

PERBANDINGAN PEMBERIAN JUS MENTIMUN DAN


AIR REBUSAN DAUN SIRSAK TERHADAP TEKANAN
DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS LAIWUI

M. KAHAR
NH0223016

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha


Kuasa, atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah-nyalah sehinga penullis dapat
menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “PERBANDINGAN
EFEKTIVITAS PEMBERIAN JUS MENTIMUN DENGAN REBUSAN
DAUN SIRSAK TERHADAP PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS LAIWUI.” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana keperawatan.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karna itu penulis mengharapkan saran dan
kritikan yang bersifat membangun, semoga proposal ini dapat bermanfaat serta
menambah wawasan ilmu pengetahuan kepada pembaca.

Laiwui, Desember 2023


Penulis

Muhammad Kahar

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa proposal penelitian ini
dengan judul “PERBANDINGAN PEMBERIAN JUS MENTIMUN DAN AIR
REBUSAN DAUN SIRSAK TERHADAP TEKANAN DARAH PADA
PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
LAIWUI.” telah disetujui untuk disajikan di hadapan tim penguji pada seminar
proposal Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Nani Hasanuddin Makassar untuk memperoleh Sarjana Keperawatan.

Laiwui, Desember 2023

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Ketua Program Studi Sarjana


Ilmu Keperawatan

Indra Dewi, S.Kep.,Ns.,M.Kes


NIDN. 0929128501

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................iv
DAFTAR SINGKATAN...................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................vii
USULAN PENELITIAN..................................................................................1
I. JUDUL PENELITIAN..............................................................................1
II. RUANG LINGKUP PENELITIAN.........................................................1
III. PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................4
C. Tujuan Penelitian....................................................................................4
D. Manfaat Penelitian..................................................................................5
IV. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6
A. Tinjauan Umum Hipertensi...................................................................6
B. Tinjauan Umum Buah Mentimun.........................................................17
C. Tinjauan Umum Daun Sirsak.................................................................21
D. Kerangka Teori......................................................................................26
V. KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN
HIPOTESIS................................................................................................27
A. Dasar Penelitian Variabel Penelitian......................................................27
B. Kerangka Konsep...................................................................................27
C. Definisi operasional dan kriteria objektif...............................................28
D. Hipotesis penelituian..............................................................................28
VI. METODE PENELITIAN..........................................................................29
A. Rencana Desain Penelitian.....................................................................29
B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................29
C. Populasi dan sampel...............................................................................29
D. Alat Instrumen Penelitian.......................................................................31

v
E. Proses Pengumpulan Data......................................................................31
F. Pengolahan dan Analisis Data................................................................32
G. Etika Penelitian......................................................................................33
VII.PERSONALIA DAN JADWAL PENELITIAN......................................36
A. Personalian Penelitian............................................................................36
B. Jadwal Penelitian....................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................37

vi
DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization


TD : Tekanan Darah
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
MmHG : Milimeter Air Raksa
ACE : Angiotensin-Converting Enzyme
BP : Berdasarkan Penyebab
ESH : Eight Solutions Inc
TDS : Tekanan Darah Sistolik
TDD : Tekanan Darah Diastolik
HBPM : Home Blood Pressure Measurement
ABPM : Ambulatory Blood Pressure Measurement
STATA :Statik dan Data

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Klasifikasi Hipertensi.......................................................................13


Gambar 4.1 Klasifikasi Mentimun......................................................................18
Gambar 4.2 Klasifikasi Daun Sirsak....................................................................22
Gambar 4.3 Kerangka Teori................................................................................26
Gambar 5.1 Kerangka Konsep.............................................................................27
Gambar 6.1 Metode Penelitian............................................................................29
Gambar 6.2 Alur Pemberian Jus Mentimun 31
Gambar 6.3 Alur Pemberian Air Rebusan Daun Sirsak 32

vii
USULAN PENELITIAN

I. JUDUL PENELITIAN
PERBANDINGAN PEMBERIAN JUS MENTIMUN DENGAN AIR
REBUSAN DAUN SIRSAK TERHADAP TEKANAN DARAH PADA
PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
LAIWUI

II. RUANG LINGKUP PENELITIAN


KEPERAWATAN KOMUNITAS

III. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan
peningkatan tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari
140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Belakangan
ini, hipertensi masih menjadi tantangan terbesar di Indonesia. Bagaimana
tidak, hipertensi merupakan kondisi yang sering didapatkan pada
pelayanan kesehatan primer kesehatan. Hal itu dikarenakan masalah
kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8% (Sinaga,
2022)
Hipertensi terjadi karena berbagi factor resiko tekanan darah tinggi
antara lain umur, jenis kelamin, peggunakan jelantah, obesitats, stress,
kebiasan minum-minuman alkahol, penggunaan estrogen, kurang aktifitas
fisik. Menurut pusat data dan kematian kesehatan republik Indonesia,
penyakit terbanyak pada golongan lanjut susia adalah hipertensi (57.6%),
artritis (51.9%), stroke (46.1%), masalah gigi dan mulut (19.1%), penyakit
paru obstruktif menahun (8.6%), dan diabetes mellitus (4.8%) (Manik &
Wulandari, 2020)
Seseorang yang mengalami hipertensi akan mengalami beberapa
tanda dan gejala seperti terjadi perubahan pada retina, penyempitan
arteriol, edema pupil, kerusakan vaskuler, penyakit arteri coroner,

1
hipertrofi ventrikel kiri, dan gangguan serebrovaskular (Windahandayani,
2022)
Menurut WHO ada sekitar 1,13 Miliar penduduk di seluruh dunia
mengidam hipertensi, yang berarti 1 dari 3 penduduk di dunia terdiagnosis
hipertensi. Jumlah orang yang terdiagnosis hipertensi. Ini terus meningkat
setiap tahunnya, dan 2025 diperkirakan akan ada 1,5 Miliar orang yang
akan hipertensi (Juli andri, 2022)
Berdasarkan Riskesdas (2018) prevalensi hipertensi berdasarkan
hasil pengukuran pada penduduk usia 18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di
Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar
(22,2%) (Riskesdas Kab/kota, 2018)
Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi
pada masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit
lainnya. Gejala-gejalanya itu adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk,
mumet (vertigo), jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur,
telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan (Sari, 2020)
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Makassar adapun
10 (sepuluh) jenis penyakit penyebab utama kematian di Kota Makassar
tahun 2015 adalah penyakit asma sebanyak 1.210 jiwa,penyakit jantung
sebanyak 393 jiwa, penyakit hipertensi sebanyak 370 jiwa, penyakit
diabetes melitus sebanyak 191 jiwa, penyakit broncho pneumonia
sebanyak 122 jiwa, penyakit cedera sebanyak 76 jiwa, penyakit ginjal
sebanyak 61 jiwa, dan penyakit TB paru sebanyak 57 jiwa (Herman et al.,
2019)
Berdasarkan Data yang diperoleh dari Puskesmas Tamalanreia Jaya
Makassar, pada Tahun 2021 penderita Hipertensi Sebanyak 870 Jiwa dan
pada Tahun 2022 jumlah hipertensi bertambah menjadi 966 jiwa, dan
diperoleh data pada akhir bulan ferbuari tahun 2023 adalah 60 jiwa, data
ini menunjukkan bahwa penderita hipertensi masih akan meningkat di
wilayah Puskesmas Tamalanreia Jaya Makassar.

2
Hipertensi harus segerah di obati di karenakan Kepatuhan
pengobatan pasien penderita hipertensi merupakan hal penting karena
hipertensi merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan tetapi harus
selalu dikontrol agar tidak terjadi komplikasi yang berujung pada
kematian. Kepatuhan adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran
klinis ‘dari tenaga medis yang mengobati. Terapi hipertensi itu bisa secara
farmakologi atau non farmakologi atau pengobatan herbal Kepatuhan
secara sederhana adalah sebagai perluasan perilaku individu yang
berhubungan dengan minum obat, mengikuti diet, dan merubah gaya
hidup yang sesuai dengan petunjuk medis. minum obat bagi pasien
penyakit kronis seperti hipertensi sangat penting karena dengan minum
obat secara teratur dapat mengontrol tekanan darah pasien. Sehingga
resiko kerusakan organ yang lain akibat meningkatnya tekanan darah dapat
dikurangi (Kadir, 2022)
Selain pengobatan Medis ada juga pengobatan herbal untuk
penurunan tekanan darah Dengan Pengobatan herbal pada hipertensi
adalah metode pengobatan yang digunakan dalam berbagai masyarakat
sejak jaman dahulu yang diturunkan dan dikembangkan secara bertahap
darigenerasi kegenarasi berdasarkan tingkat pemahaman manusia terhadap
pengetahuan dari masa ke masa (Mutmainna et al., 2022)
Pengobatan secara non-farmakologi juga menjadi pilihan agar
dapat dilakukan untuk menormalkan tekanan darah, seperti dengan cara
berolahraga, menjaga pola makan seperti diet rendah garam dan
penggunaan bahan herbal misalnya daun sirsak dan jus mentimun. Akhir-
akhir ini pengobatan hipertensi yang sering dilakukan oleh masyarakat
ialah mengkonsumsi tanaman herbal yang diyakini mampu menurunkan
tekanan darah. Masyarakat lebih memilih tanaman herbal karena dapat
dibuat sendiri di rumah oleh anggota keluarga dan bahannya mudah, efek
samping jarang, didapat dengan harga ekonomis (Swastini, 2021)

3
Berdasarkan Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan proporsi
distribusi frekuensi perubahan tekanan darah sistole sebelum diberikan
terapi jus mentimun, terjadi penurunan tekanan darah pada partisipan
sebanyak 16 orang yang terjadi penaikan tekanan darah sebanyak 1 orang
dan yang tidak mengalami perubahan tidak ada. Selanjutnya, terdapat
perbedaan proporsi berdasarkan distribusi frekuensi perubahan tekanan
darah diastole sebelum diberikan terapi jus mentimun. Penelitian ini
menunjukkan terjadinya penurunan tekanan darah sebanyak 13 partisipan
yang terjadi kenaikan tekanan darah sebanyak 1 orang dan yang tidak
mengalami perubahan sebanyak 3 orang. Hasil penelitian ini didukung
oleh penelitian yang dilakukan menunjukkan penurunan tekanan darah
diastolik sebesar 6.67 + 6.726 mmHg. (Ivana et al., 2021)
Adapun juga rebusan daun sirsak Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan peneliti menunjukan bahwa adanya perubahan penurunan
tekanan darah pada lansia sebelum dan sesudah diberikan rebusan daun
sirsak (Swastini, 2021)
Berdasarkan uraian data diatas maka peneliti tertarik melakukan
penelitian tentang perbandingan pemberian jus mentimun dengan air
rebusan daun sirsak terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Jaya Makassar.

B. Rumusan Masalah
Pada Peneliti ini Rumus masalah adalah perbandingan pemberian jus
mentimun dengan air rebusan daun sirsak terhadap tekanan darah pada
penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Jaya.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan
pemberian jus mentimun dengan air rebusan daun sirsak terhadap
penurunan tekanan darah.

4
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui efektivitas pemberian jus mentimun terhadap
penurunan tekanan darah.
b. Untuk mengetahui efektivitas pemberian air rebusan daun sirsak
terhadap penurunan tekanan darah.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan sebagai bahan
referensi untuk menambah ilmu dan pengetahuan masyarakat terkait
perbandingan jus mentimun dan air rebusan daun sirsak terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja
puskesmas tamalanrea jaya.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai informasi tambahan bagi masyarakat khususnya di
wilaya kerja puskesmas tamalanrea jaya.
b. Sebagai pemasukan dan informasi bagi kampus tentang
bagaimana perbandingan efektivitas pemberian jus mentimun
dengan rebusan daun sirsak terhadap penurunan tekanan darah.
c. Dapat sebagai informasi untuk di pergunakan sebagai pedoman
dan pengetahuan terkait pengetahuan efektivitas pemberian jus
mentimun dengan rebusan daun sirsak terhadap penurunan
tekanan darah.
d. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan kemampuan
dalam penelitian.

5
IV. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi.
Hipertensi adalah suatu kondisi atau keadaan dimana
seseorang mengalami kenaikan tekanan darah di atas batas normal
yang akan menyebabkan kesakitan bahkan kematian. Seseorang akan
dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya melebihi batas
normal, yaitu lebih dari 140/90 mmHg. Tekanan darah naik apabila
terjadinya peningkatan sistole, yang tingginya tergantung dari
masing-masing individu yang terkena, dimana tekanan darah
berfluaksi dalam batas-batas tertentu, tergantung posisi tubuh, umur,
dan tingkat stress yang dialami (Wantian, 2021)
Penyakit Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang
mengalami peningkatan darah diatas normal yang ditunjukkan oleh
angka sistolik (bagian atas) dan angka diastolik (bagian bawah) pada
pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah
baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat
digital lainnya (Rapotan Hasibuan, 2020)
2. Etiologi
Hipertensi disebabkan oleh berbagai faktor yang sangat
mempengaruhi satu sama lain. Kondisi masing masing orang tidak
sama sehingga faktor penyebab hipertensi pada setiap orang pun juga
berbeda. Dua faktor risiko hipertensi yaitu faktor yang dapat dikontrol
dan faktor yang tidak dapat dikontrol (Putri Dafriani, 2019)
a. factor yang tidak dapat dikontrol
1) Faktor genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan
menjadikan keluarga tersebut mempunya risiko menderita
hipertensi. Seseorang yang memiliki orang tua yang menderita
hipertensi, akan berisiko dua kali lebih besar menderita

6
hipertensi dari pada seseorang yang tidak memiliki keluarga
yang menderita hipertensi.
2) Umur
Kepekaan terhadap hipertensi akan meningkat seiring
dengan bertambahnya umur seseorang. Seseorang yang
berumur diatas 60 tahun, 50 – 60% mempunyai tekanan darah
lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal itu
merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang
bertambah usianya.
3) Jenis kelamin
Berkaitan dengan hipertensi, laki-laki mempunyai
risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal.laki-
laki juga mempunyai risiko yang lebih besar terhadap
morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler. Sedangkan pada
perempuan biasanya lebih rentan terhadap hipertensi ketika
berumur di atas 50 tahun.
b. Faktor yang dapat di kontrol
1) Kegemukan (obesitas)
Kegemukan (obesitas) juga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit
berat, salah satumya hipertensi. Penelitian epidemiologi
menyebutkan adanya hubungan antara berat badan dengan
tekanan darah baik pada pasien hipertensi maupun normotensi.
Yang sangat mempengaruhi tekanan darah adalah kegemukan
pada pada tubuh bagian atas dengan peningkatan jumlah lemak
pada bagian perut atau kegemukan terpusat.
2) Nutrisi
Salah satu yang dapat meningatkan terjadinya
hipertensi yaitu mengkomsumsi sodium. Asupan garam yang
tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan dari hormon
natriouretik yang secara tidak lansung akan meningkatkan

7
tekanan darah. Asupan garam dapat menimbulkan perubahan
tekanan darah yang dapat terdeteksi yaitu lebih dari 14 gram
perhari atau lebih dari dua sendok makan.
3) Merokok dan mengkonsumsi alkohol
Nikotin yang terdapat dalam rokok sangat
membahayakan kesehatan. Nikotin dapat menyebabkan
pengapuran pada dinding pembuluh darah. Penelitian terbaru
menyatakan bahwa merokok menjadi sala satu faktor risiko
hipertensi yang dapat di modifikasi. Dan Penggunaan alkohol
secara berlebihan juga dapat memicu peningkatan tekanan
darah.
4) Stress
Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga
melalui aktivitas saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf
yang bekerja pada saat beraktivitas. Peningkatan aktivitas saraf
simpatis dapat dapat meningkatkan tekanan darah secara
intermitten ( tidak menentu ). Apabila stress berkepanjangan,
dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi.
5) Kurang olahraga
Dengan adanya kesibukan yang luar biasa, seseorang
akan merasa tidak memiliki waktu untuk berolahraga.
Akibatnya, kita menjadi kurang gerak dan kurang olahraga.
Kondisi inilah yang memicu kolesterol tinggi dan juga adanya
tekanan darah yang terus menguat sehingga mengakibatkan
hipertensi.
3. Patofisiologi Hipertensi
Masih banyak ketidakpastian tentang patofisiologi hipertensi.
Sejumlah kecil pasien (antara 2% dan 5%) memiliki penyakit ginjal
atau adrenal yang mendasari sebagai penyebab tekanan darah
mengangkat mereka. Namun demikian, dalam sisanya, tidak ada satu
pun penyebab jelas yang dapat diidentifikasi dan kondisi mereka

8
diberi label "hipertensi esensial". Sejumlah mekanisme fisiologis
yang terlibat dalam pemeliharaan tekanan darah normal, dan
gangguan mereka mungkin memainkan bagian dalam pengembangan
hipertensi esensial. Sangat mungkin bahwa banyak faktor saling
terkait berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi pada pasien
hipertensi, dan peran relatif mereka mungkin berbeda antara
individu. Di antara faktor yang telah dipelajari secara intensif adalah
asupan garam, obesitas dan resistensi insulin, sistem renin-
angiotensin, dan sistem saraf simpatik. Dalam beberapa tahun
terakhir, faktor lain telah dievaluasi, termasuk genetika, disfungsi
endotel (seperti yang dinyatakan oleh perubahan dalam endotelin
dan oksida nitrat), berat lahir rendah dan nutrisi intrauterin, dan
anomali neurovaskular Regulasi tekanan darah normal merupakan
proses kompleks. Tekanan darah arterial merupakan produk dari
curah jantung dan resistensi vaskular perifer. Curah jantung
dipengaruhi oleh asupan garam, fungsi ginjal dan hormon
mineralokortikoid, sedangkan efek inotropik timbul dari peningkatan
volume cairan ekstraselular dan peningkatan denyut jantung serta
kontraktilitas. Resistensi vaskular perifer bergantung pada sistem
saraf simpatis, faktor humoral dan autoregulasi lokal. Sistem saraf
simpatis bekerja melalui efek vasokonstriktor alfa atau vasodilator
beta. Faktor humoral dipengaruhi oleh berbagai mediator
vasokonstriktor (seperti angiotensin dan katekolamin) atau mediator
vasodilator (seperti prostaglandin dan kinin). Viskositas darah,
kecepatan dan tegangan geser (shear stress) dinding vaskular,
kecepatan aliran darah (komponen rerata dan pulsasi) memiliki
hubungan dengan regulasi tekanan darah pada vaskular dan fungsi
endotel. Volume darah sirkulasi diatur dengan pengendalian air dan
garam di dalam ginjal, suatu fenomena yang berperan penting pada
individu sensitif-garam. Autoregulasi tekanan darah terjadi melalui
pengaturan kontraksi dan ekspansi volume intravascular oleh ginjal,

9
juga melalui kiriman dari cairan transkapiler. Melalui mekanisme
tekanan natriuresis, keseimbangan garam dan air tercapai dengan
tekanan sistemik tinggi. Interaksi antara curah jantung dan resistensi
periferterautoregulasi untuk mempertahankan suatu tingkat tekanan
darah seseorang. Vasoreaktivitas pembuluh darah merupakan
fenomena penting dalam mediasi perubahan tekanan darah, dapat
dipengaruhi oleh aktivitas faktor vasoaktif, reaktivitas sel otot polos
dan perubahan struktur dan kaliber dinding pembuluh darah,
terekspresi sebagai rasio lumen:dinding. Endotel vaskular
merupakan organ vital, tempat sintesis berbagai vasodilator dan
vasokonstriktor, mengakibatkan pertumbuhan dan remodeling
dinding pembuluh darah dan regulasi hemodinamik tekanan darah.
Berbagai hormon, vasoaktif humoral dan peptida pengatur dan
pertumbuhan dihasilkan di dalam endotel vaskular. Mediator-
mediator termasuk angiotensin II, bradikinin, endotelin, nitric-oxide,
dan beberapa faktor pertumbuhan. Endotelin merupakan
vasokonstriktor kuat dan faktor pertumbuhan yang berperan penting
pada patogenesis hipertensi. Angiotensin II merupakan
vasokonstriktor hasil sintesis dari angiotensin I dengan bantuan
angiotensin-converting enzyme (ACE). Nitric-oxide merupakan
vasodilator kuat yang memengaruhi autoregulasi lokal dan fungsi
organ penting lain (Wantian, 2021)
4. Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan penyebab dikenal 2 jenis hipertensi :
a. Hipertensi primer
Hipertensi primer juga disebut hipertensi “esensial” atau
“idiopatik” dan merupakan 95% dari kasus-kasus hipertensi.
Selama 75 tahun terakhir telah banyak penelitian untuk mencari
etiologinya. Tekanan darah merupakan hasil curah jantung dan
resistensi vascular, sehingga tekanan darah meningkat jika curah
jantung meningkat, resistensi vascular perifer bertambah, atau

10
keduanya. Beberapa faktor yang pernah dikemukakan relevan
terhadap mekanisme penyebab hipertensi yaitu genetik,
lingkungan, jenis kelamin, dan natrium
b. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder berasal dari penyebab dan patofisiologi
yang dapat diketahui dengan jelas sehingga dapat dikendalikan
melalui terapi farmakologi dengan tepat. Hipertensi berasal dari
penyakit lain. Sehingga tatalaksananya dapat direncanakan dengan
baik (Putri Dafriani, 2019)
Klasifikasi yang direkomendasikan tidak berubah dari
pedoman. Hipertensi didefinisikan sebagai nilai ≥140 mmHg
tekanan darah sistolik dan atau ≥ 90 mmHg tekanan darah diastolik.
Klasifikasi yang sama digunakan pada anak muda, subjek setengah
baya dan tua, sedangkan kriteria berbeda, berdasarkan pada persentil,
diadopsi pada anak-anak dan remaja untuk siapa data dari uji
intervensi tidak tersedia. Detail tentang klasifikasi BP pada anak
laki-laki dan perempuan sesuai dengan usia dan tinggi badan mereka
ditemukan dalam laporan ESH mengenai diagnosis, evaluasi dan
perawatan tekanan darah tinggi pada anak-anak dan remaja. Batasan
hipertensi terbaru diterbitkan AHA/ACC akhir tahun mendapat
tanggapan beragam. Banyak perdebatan tentang kepentingan batasan
baru hipertensi mengingat lebih dari 50 persen individu masih tidak
menyadari dirinya mengalami hipertensi serta angka kendali
hipertensi dengan batasan lama masih rendah. Batasan baru yang
dikeluarkan para ahli di US ini pun tak lepas dari pro dan kontra
pendapat para ahli dari belahan dunia lain, mengingat panduan
hipertensi pun dibuat juga oleh asosiasi besar di benua dan negara
lain. Bagi penulis, adanya perubahan ini dapat menjadi sebuah
catatan akademik, namun mengubah bukti akademik menjadi suatu
panduan klinik yang akan diaplikasikan menjadi suatu kebijakan
nasional tentu membutuhkan pertimbangan dan banyak bukti ilmiah

11
lainnya Saat ini meskipun pengukuran TD dapat dilakukan dan
dianjurkan di rumah, namun untuk seorang individu dinyatakan
hipertensi untuk pertama kali, masih mengandalkan pemeriksaan di
klinik. Pada pemeriksaan di klinik dianjurkan pemeriksaan nilai
rerata > 2 kali pengukuran TD untuk individu dengan tekanan darah
sistolik (TDS) >140 mmHg atau tekanan darah diastolik (TDD) >90
mmHg (mengukur ulang 1-2 menit kemudian). Diagnosis hipertensi
ditegakkan pada pengukuran TD pertama kali untuk individu dengan
tekanan darah >180/110 mmHg. Hal ini sangat beralasan mengingat
kemungkinan adanya hipertensi emergensi dan hipertensi akselerasi.
Pada individu dengan TDS ˂180 mmHg atau TDD ˂110 mmHg
perlu konfirmasi dengan melakukan pengukuran ulang dengan cara
yang sama pada kunjungan kedua. Nilai TD >160/100 mmHg pada
kunjungan kedua memastikan diagnosis hipertensi. Bagi mereka
yang pada kunjungan kedua mempunyai TDS ˂160 mmHg atau
TDD ˂100 mmHg (140-159/90-99 mmHg) dianjurkan untuk
dilakukan konfirmasi nilai TD dengan pengukuran di rumah atau
dengan pengukuran ambulatori. Pengukuran tekanan darah di rumah
saat ini ditekankan karena lebih mendekati nilai TD sebenarnya
dibandingkan dengan pengukuran TD di klinik. Mengenai nilai
batasan pengukuran tekanan darah di klinik dan di rumah (Home
Blood Pressure Measurement/HBPM) dan ambulatori (Ambulatory
Blood Pressure Measurement/ABPM).15 Klasifikasi hipertensi dapat
dilakukan berdasarkan tingkat TD saja namun juga dapat
berdasarkan tingkat risiko kardiovaskular yang disebabkan oleh
tingkat TD. Hal ini penting karena tata laksana hipertensi tidak
hanya fokus pada penatalaksanaan hipertensi saja, namun juga
terhadap komorbiditas lain dan ada tidaknya kerusakan target organ.
Klasifikasi berdasarkan tingkat risiko kardio serebrovaskular
berguna untuk menentukan saat memulai terapi obat. Klasifikasi

12
yang dibahas pada bab ini hanya menyangkut klasifikasi berdasarkan
tingkat TD pengukuran di klinik(Wantian, 2021)
Untuk mengangkat Diagnosa hipertensi dilakukan pengukuran
darah minimal 2 kali dengan jarak 1 minggu.
Tabel 1.1 Klasifikasi hipertensi menurut Kemenkes RI 2023
Klasifikasi tekan Darah
Kategori TD Sistolik TD Diastolik
Optimal <120 dan <80
Normal 120-129 dan/atau 80-84
Normal Tinggi 130-139 dan/atau 85-89
Hipertensi Tingkat I 140-159 dan/atau 90-99
Hipertensi Tingkat II 160-179 dan/atau 100-109
Hipertensi Tingkat III >180 dan/atau >110
Hipertensi Sistolik Terisolasi >140 dan <90
(Wantian, 2021)
5. Tanda dan Gejala
Hipertensi merupakan gejala penyakit yang ditandai dengan.
a. Peningkatan tekanan darah dalam jangka panjang yang dapat
merusak organ-organ target tertentu seperti otak, ginjal, retina,
jantung.
b. Pembesaran ventrikel kiri/bilik kiri.
c. Gagal jantung kronik.
d. Kerusakan retina mata/kebutaan (Rapotan Hasibuan, 2020)
6. Akibat Memiliki Hipertensi
Apabila seseorang memiliki tekanan darah yang tinggi, maka
berkemungkinan besar akan menyebabkan terjadinya berbagai
penyakit antara lain sebagai berikut.
a. Penyakit Jantung
b. Gagal jantung kongesif
c. Stroke
d. Gangguan penglihatan

13
e. Gagal ginjal
f. Gagal jantung
g. Bahkan komplikasi (Rapotan Hasibuan, 2020)
7. Pengobatan farmakologis (Medis)
a. Diuretik
Diuretik berfungsi untuk menurunkan tekanan darah dengan
cara mengurangi jumlah air dan garam didalam tubuh serta
melonggarkan pembuluh darah. Sehingga tekanan darah secara
perlahan-lahan mengalami penurunan karena adanya fluida yang
sedikit didalam sirkulasi dibandingkan dengan sebelum
menggunakan dieuretik. Selain itu jumlah garam di dinding
pembuluh darah membesar. Kondisi ini membantu tekanan
darah menjadi normal kembali.
b. Penghambat adrenergic (bloker)
Pemberian bloker tidak dianjurkan bagi penderita gangguan
pernafasan seperti asma bronkial karena pada pemberian β-
bloker dapat reseptor beta 2 ditempat lain. Penghambatan beta 2
ini dapat membuka pembuluh darah dan saluran udara (bronki)
yang menuju ke paru-paru. Sehingga penghambatan beta 2 dari
aksi pembukaan dengan β-bloker dapat memperburuk penderita
asma.
c. Vasodilator
Obat jenis vasodilator adalah prasosin dan hidralasin.
Kemungkinan yang akan terjadi akibat pemberian otot ini adalah
sakit kepala dan pusing.
d. Penghambat enzim konversi angiotensin (penghambat ACE)
Obat ini bekerja melalui penghambatan aksi dari sistem renin-
angiotensin. Efek utama ACE inhibitor adalah menurunkan efek
enzim pengubah angiotensin (angiotensin converting enzyme).
Kondisi ini akan menurunkan perlawanan pembuluh darah dan
menurunkan tekanan darah.

14
e. Antagonis kalsium
Antagonis kalsium adalah sekelompok obat yang bekerja
mempengaruhi jalan masuk kalsium ke sel-sel dan
mengundurkan otot-otot di dalam dinding pembuluh darah dan
tekanan darah sehingga menurunkan perlawanan terhadap aliran
darah dan tekanan darah. Antagonis kalsium bertindak sebagai
vasodilator atau pelebar (Alfeus Manuntung, 2018)
8. Pengobatan Herbal
Penggunaan obat-obatan hipertensi sering menimbulkan efek samping
yang tidak diinginkan yang merupakan hal yang harus dihindari oleh
penderita hipertensi. Salah satu contoh efek samping yang umum
terjadi adalah meningkatnya kadar gula dan kolesterol, kelelahan serta
kehilangan energi. Tidak sedikit penderita yang harus mengkonsumsi
obat lain untuk menghilangkan efek samping dari pengobatan
hipertensinya. Satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk
menghindari efek samping tersebut adalah dengan mengurangi terapi
pengobatan farmakologis. Salah satu terapi non-farmakologis yang
dapat diberikan pada penderita hipertensi adalah terapi nutrisi yang
dilakukan dengan manajemen diet hipertensi. Contohnya dengan
pembatasan konsumsi garam, mempertahankan asupan kalium,
kalsium, dan magnesium serta membatasi asupan kalori jika berat
badan meningkat. Selain itu terapi yang sering digunakan masyarakat
adalah buah mentimun yang sangat baik di konsumsi untuk penderita
hipertensi. Mentimun dikatakan makanan yang sehat untuk pembuluh
darah dan jantung, dimana makanan tersebut mengandung kalium yang
bekerja sebagai melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan darah
menurun. Mentimun juga mempunyai bersifat diuretik karena
kandungan airnya yang tinggi sehingga membantu menurunkan
tekanan darah dan dapat meningkatkan buang air kecil (Barus, 2022)

15
a. Jus mentimun
Mengonsumsi jus mentimun memiliki efek pada regulasi
tekanan darah pada hipertensi esensial. Untuk memanfaat
mentimun, jus mentimun harus diberikan dalam dosis terbaik
yang dapat mengurangi tingkat tekanan darah. Porsinya
sebanyak 2x200 g/hari untuk pengobatan dan mengatur tingkat
tekanan darah (Benri Situmorang Dkk, 2023)
b. Rebusan daun sirsak
Merupakan tanaman obat tradisional yang digunakan
sebagai terapi hipertensi. Bagian yang digunakan sebagai obat
herbal pada sirsak adalah buah, daun,dan biji. Daun sirsak
mengandung senyawa flavonoid, tannin, alkaloid, kuinon,
polifenolat,dan mineral seperti magnesium, kalsium,dan kalium.
Flavonoid bekerja sebagai ACE inhibitor yang akan
menghambat perubahan AIR menjadi AIR sehingga
menurunkan sekresi hormon antidiuretik (ADH), akibatnya
sangat banyak urin yang diekskresikan keluar tubuh
(antidiuresis). bahwa sekresi aldosteron dari korteks adrenal
dihambat, sehingga menambah ekskresi NaCl (garam) yang
pada akhirnya mengakibatkan penurunan tekanan darah
(Rapotan Hasibuan, 2020)
c. Pengobatan herbal dengan ramuan asli Indonesia yaitu jamu-
jamuan, jamu yg dibuat dari bahan-bahan alami dipercaya
memiliki berbagai khasiat dan dapat menyembuhkan beberapa
jenis penyakit
d. Pengobatan tradisional dengan ramuan obat cina,berdasarkan
beberapa sumber,ramuan obat cina yang kini dimulai banyak di
minati masyarakat dapat menyembuhkan penyakit-penyakit
berbahaya seperti kangker, demam berdarah, hipertensi, dan
lain-lain

16
e. Pengobatan herbal dengan ramuan obat india,ramuan obat india
juga dapat menyembuhkan beberapa penyakit berbahaya seperti
hipertensi dan lain - lain (Mutmainna et al., 2022)
9. Pencegahan.
a. Mengatasi Obesitas/ Menurunkan Kelebihan Berat Badan
Prevalensi hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Risiko
relatif untuk menderita hipertensi pada orangorang gemuk 5 kali
lebih tinggi dibandingkan dengan sesorang yang badannya
normal.
b. Mengurangi asupan garam didalam tubuh Batasi asupan garam
sampai dengan kurang dari 5 gram (1 sendok teh) per hari pada
saat memasak.
c. Ciptakan Keadaan Rileks Berbagai cara relaksasi seperti
meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem saraf yang
akan menurunkan tekanan darah.
d. Melakukan Olahraga Teratur Berolahraga seperti senam aerobic
atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali dalam
seminggu dapat menambah kebugaran dan memperbaiki
metabolisme tubuh yang akhirnya mengontrol tekanan darah
(Rapotan Hasibuan, 2020)
B. Tinjauan Umum Buah Mentimun
1. Pengertian
Mentimun atau dengan nama ilmiahnya (Cucumis sativus)
memiliki kandungan miniral yaitu kalium, magnesium dan fosfor.
Fungsi ketimun adalah menjaga keseimbangan garam dan air serta
mengontrol tekanan darah normal, sedangkan asupan natrium,
kalium, kalsium dan megnsium berkaitan dengan tekanan darah
tinggi atau hipertensi mentimun dapat mengobati tekanan darah
tinggi karena kandungan mineralnya yaitu kalium, magnesium, dan
fosfor (Rian Tasalim, 2021)

17
Tanaman mentimun merupakan tanaman semusim, yaitu
setelah berbunga dan berbuah tanaman akan mati. Apabila
pertumbuhanya baik, maka 1 tumbuhan menghasilkan 20 buah.
Perubahan warna pada mentimun ketika masih mudah adalah hijau
dengan larik-larik putih kekuningan. Jika mentimun sudah tua/masak
warnanya akan berubah menjadi hijau pucat, bakan sampai putih
(Juli andri, 2022)
2. Morfologi
Pohon mentimun tergolong jenis tanaman merambat, mudah
ditanam, dan dibudidayakan. Mentimun ini mudah tumbuh di
dataran rendah hinggah 1300 di atas permukaan laut. Mentimun
dapat dibudidayakan di mana pun, baik di ladang, halaman rumah,
sawah, dan pegunungan. Tanaman ini tidak bertahan terhadap hujan
terus menerus, ditanam di tana subur yang gembur, dan mendapatkan
sinar matahari penuh dengan drainage drainage yang baik (Rian
Tasalim, 2021)
Mentimun mempunyai saluran darah berbentuk spiritual yang
keluar di sisi tangkai daun. Saluran mentimun adalah batang yang
termodifikasi dan ujungnya pakai sentuhan. Bilah menyentuh galah,
sluru akan mulai melingkarnya. Dalam 14 jam suluru itu telah
melekat kuat pada galah tersebut. Kira-kira sehari setelah setahun
pertama seluru mulai bergulung atau menggulung dari bagian unjung
maupun pangkal sulur (Tiara Putri, 2019)
3. Klasifikasi
Gambar 4.1 Klasifikasi Mentimun

18
Adapun klasifikasi tanaman mentimuni alah sebagai berikut:
a. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
b. Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan Berpembuluh)
c. Super Divisi : Spermatophytea (Menghasilkan Biji)
d. Devisi : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)
e. Kalas : Mognoliopsida (Berkeping Dau/Dikotil)
f. Sub Kelas : Dilleniidae
g. Ordo : Violales
h. Family : Cucurbitaceae (Suku Labu-Labuan)
i. Genus : Cucumis
j. Spesies : Cucumis sativus.(Tiara Putri, 2019)
4. Manfaat Jus Mentimun
Mengkomsumsi jus mentimun memiliki efek pada regulasi
tekanan darah pada hipertensi esensial. Untuk memanfaat mentimun,
jus mentimun harus diberikan dalam dosis terbaik yang dapat
mengurangi tingkat tekanan darah. Porsinya sebanyak 2x200 g/hari
untuk pengobatan dan mengatur tingkat tekanan darah (Benri
Situmorang Dkk, 2023)
Dengan memanfaatkan pemberian jus timun untuk pengobatan
Hipertensi pada lansia dapat menurunkan angka penyakit Hipertensi.
jus mentimun mengandung vitamin K, C, magnesium, fosfor,
riboflavin, B-6, folat, asam pantotenat, besi, silika, kalsium dan seng.
Jus mentimun yang rutin dikonsumsi memberikan banyak manfaat
baik untuk kesehatan. Luaran dari kegiatan ini adalah jus timun alami
dapat di gunakan oleh masyarakat sebagai obat alami untuk
menurunkan tekanan darah tinggi dalam darah atau pun di sebut
dengan Hipertensi. Selain keluaran yang sudah di sebutkan di atas
keluaran lain yang dari kegiatan ini adalah terlibatnya mahasiswa
yang dapat meningkatkan soffskill.
a. Mengkonsumsi jus timun dipercaya memiliki khasiat dalam
menurunkan tekanan darah. Menurunkan tekanan darah tinggi

19
sebenarnya tak harus melulu lewat obat-obatan medis. Konsumsi
jus mentimun juga bisa dimanfaatkan untuk mengatasi kondisi ini.
b. Dalam mentimun terdapat kandungan mineral yaitu potassium,
magnesium dan fospor yang dapat mengobati hipertensi, yang baik
dikonsumsi oleh lansia. Selain itu juga mentimun bersifat diuretik
karena kandungan air yang tinggi juga berfungsi sebagai penurunan
tekanan darah mencapai normal.
c. Mentimun mengandung berbagai zat yang berguna bagi tubuh serta
sangat baik dalam penurununan hipertensi bagi lansia, karena
kandungan zat tersebut dapat kita temukan pada daging buah dan
biji buah. Daging buah mentimun mengandung zat-zat saponin
(mengeluarkan lendir), protein 0,70 g, lemak 0,10 g, kalsium 10,00
mg, fospor 21,00 mg, zat besi 0,30 mg, vitamin A 0 Sl, vitamin B1
0,03 mg, dan vitamin C 8,00 mg.
d. Ada perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah di berikan jus
mentimun. Terdapat efektifitas jus mentimun terhadap penurunan
tekanan darah. Mentimun memiliki berbagai macam kandungan
gizi diantaranya adalah kalium, kalsium, dan magnesium. Berbagai
penelitian membuktikan bahwa ada kaitan erat antara intake
kalium, kalsium, dan magnesium terhadap penurunan tekanan
darah pada lansia (Benri Situmorang Dkk, 2023)
5. Kandungan Mentimun
Mentimun merupakan family dari Cucurbitaceae dan dapat
menjadi sumber antioksidan alami karena memiliki kandungan
vitamin C dan flavonoid yang dapat memutus reaksi radikal bebas.
Oleh karena itu, mentimun dapat digunakan sebagai produk
kecantikan contohnya untuk mengurangi mata sembab, menghaluskan
dan mengencangkan kulit, mengurangi noda pada wajah, dapat
menetralkan kulit yang berminyak, mencegah adanya kerutan di wajah
serta menghambat penuaan pada kulit. Selain itu, mentimun dapat
digunakan untuk pengobatan, yaitu untuk menurunkan tekanan darah,

20
menyembuhkan penyakit kuning, melancarkan buang air kecil,
menjaga kesehatan tulang, sariawan, anti kanker, mencegah dehidrasi
dan menghancurkan batu ginjal. Mentimun segar diketahui bahwa
kandungan metabolit yang dominan adalah terpenoid dan saponin.
Selain itu terdapat juga kandungan steroid, alkaloid, fenolik, dan
flavonoid. Mentimun juga bermanfaat sebagai detoksifikasi karena
mengandung air yang sangat tinggi hingga 90%, hal ini membuat
mentimun memiliki efek diuretik.Sehingga dengan mengonsumsi jus
mentimun akan sangat bermanfaat bagi penderita hipertensi (Dwi
Fatimah, 2023)
6. Cara pembuatan jus mentimunspesifik
a. ½ kg buah mentimun dicuci bersih
b. Dikupas kulitnya kemudian diparut
c. Saring airnya menggunakan penyaring/kain bersih
d. Diminum setiap hari ± 1 kg untuk 2 kali minum pagi dan sore hari
(Benri Situmorang Dkk, 2023)
C. Tinjauan Umum Daun Sirsak
1. Pengertian
Daun sirsak atau dengan nama ilmia (Annona Muricata L)
belakangan ini sering digunakan sebagai terapi alternatif untuk hipertensi.
Kandungan pada daun sirsak yang dipercaya dapat menurunkan tekanan
darah adalah kalium. Ion kalium dalam cairan ekstraseluler yang
menyebabkan jantung relaksasi dan menurunkan irama jantung. Selain itu,
kalium juga dapat mengatur keseimbangan cairan tubuh bersama dengan
natrium, menghambat pelepasan renin, berperan dalam vasodilatasi arteri
kecil, dan menurunkan respons vasokonstriksi endogen, sehingga
menurunkan tekanan darah (Rian Tasalim, 2021)
Sirsak (Annona muricata L) merupakan salah satu tanaman buah
yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Buah
sirsak rasanya manis agak asam sehingga sering dipakai sebagai bahan jus
buah. Daging buahnya kaya akan serat. Setiap 100 g buah yang dapat

21
dimakan mengandung 3.3 g serat sehingga dapat memenuhi 13%
kebutuhan serat per hari. Selain itu, daging buahnya mengandung banyak
karbohidrat (terutama fruktosa), vitamin C (20 mg/100 g), B1 dan B2
Awal tahun 90-an ditemukan semacam (tribes) di Amazon yang dapat
menyembuhkan beberapa penyakit berbahaya termasuk kanker. Setelah
diteliti oleh para ahli farmasi dari AS, ternyata ramuan tersebut berasal
dari daun pohon Sirsak. Daun tersebut mengandung zat anti-kanker yang
disebut acetogenins, yang dapat membunuh sel-sel kanker tanpa
mengganggu sel-sel sehat dalam tubuh manusia ((I. Sumantri, 2014)
2. Marfologi
Tanaman sirsak (Annona muricata L.) termasuk tanaman tahunan
yang mempunyai warna daun dari hijau muda dan hijau tua. Panjang daun
6 - 18 cm, lebar daun 3-7 cm, bentuk daun bulat telur, bagian ujung daun
runcing, daun bagian atas mengkilap dan kasar di bagian bawahnya. Bunga
berbentuk tunggal (flos simplex) dan tersusun oleh hemicylis. Jumlah
mahkota bunga sebanyak 6 sepalum yang terdiri dari dua lingkaran,
berbentuk hampir segitiga, dan memiliki warna kuning keputihan. Tipe
buah adalah sejati berganda. Daging buah saat tua lembek dan berserat dan
memiliki biji coklat kehitaman (Rasyidah, 2019)
3.Klasifikasi
Gambar 4.2 Klasifikasi daun sirsak

Adapun Klasifikasi tanaman sirsak sebagai berikut:

22
Daun sirsak mengandung senyawa acetogenin, annocatacin,
annocatalin, annohexocin, annonacin, annomuricin, anomurine, anonol,
caclourine, gentisic acid, gigantetronin, asam linoleat dan muricapentocin
a.Kingdom : Plantae
b. Divisi : Spermatophyta
c. Sub Divisi : Angiospermae
d. Kelas : Dicotyledonae
e. Ordo : Polycarpiceae
f. Famili : Annonaceae
g. Genus : Annona
h. Spesies : Annona muricata Linn
i. Nama Umum : Graviola (Brazil),
Soursop (Inggris), Guanabana (Spanyol), Nangka Sabrang atau
Nangka Belanda (Kurniasih, 2015)
4. Manfaat daun sirsak
Kandungan yang terdapat di daun sirsak yaitu senyawa
flavonoid, tannin, alkaloid, kuinon, polifenolat, mineral seperti
magnesium, kalsium, dan kalium, berfungsi untuk mendorong dan
memompa darah ke otot polos akan terjadinya pelebaran terjadi pada
pembuluh darah dan tekanan darah kembali normal. pengaruh yang
signifikan sebelum dan sesudah penggunaan rebusan air daun sirsak
ada pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi rebusan daun sirsak dengan pvalue 0.029. Sejalan denga
penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat penurunan tekanan
darah pada klien hipertensi setelah pemberian air rebusan daun sirsak
selama 7 hari di Pesisirn. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
pemberian daun sirsak dapat menurunkan kadar tekanan darah pada
hipertensi.
Air rebusan daun sirsak 54.60 tahun. Pada usia dewasa, apabila
tidak menjaga pola hidup yang tidak sehat akan terjadi perubahan
pada tekanan darah sistem kerja jantung tidak bekerja secara fleksibel

23
sehingga aliran darah terhambat dan terjadinya peningkatan tekanan
darah (Juli andri, 2022)
5. Kandungan
Kandungan nutrisi dalam daun sirsak adalah berbagai nutrisi penting
seperti senyawa fitokimia. Senyawa flavaonoid, alkaloid dan
terpenoid. Beberapa senyawa anatara lain:
a. Acetogenins: senyawa ini dikenal dapat menghambat
perrtumbuhan sel kanker
b. Vitamin c: mengadung sekitar 20% yang dikenal sebagai
antioksidan yang dapat meningkatkan kekebala tubuh
c. Serat : kaya akan serat yang dapat menjaga kesehatan pencernaan
dan mencegah sembelit
d. Zat besi : untuk membantu pembentukan sel dara merah (saras,
2023)
6. Cara Pembuatan Air Rebusan Daun Sirsak
Daun sirsak rebus efektif dalam menurunkan Tekan darah
sewaktu. Cara penggunaan daun sirsak untuk menurunkan kadar tekan
darah sewaktu adalah dengan cara direbus, jumlah daun yang
digunakan sebanyak 6-7 lembar menggunakan air putih sebanyak 500
cc/2 gelas, rebus daun selama 15 menit sampai kira-kira jumlah air
menjadi 250 cc/1 gelas, men dan Sangging. air rebusan daun sirsak
diminum dengan dosis 1 kali sehari sebanyak 250 cc atau 200 cc (Rian
Tasalim, 2021)
Cara pengolahan yang kedua, gunakan daun sirsak yang kering
sebanyak 10-15 lembar kemudian rebus dengan menggunakan 2 gelas
air (400 cc) sampai air rebusan tersisa 1 gelas (200 cc). Proses
pengeringan daun sirsak lebih efektif tidak dijemur langsung dibawah
sinar matahari, karena hal tersebut dikhawatirkan nanti dapat merusak
senyawa yang ada di pada daun sirsak. Daun sirsak yang basah
ataupun kering mempunyai kandungan yang sama, perbedaan saat
melakukan perebusan lebih efektif menggunakan panci atau kendi

24
yang bahannya terbuat dari tanah liat, dimana hal tersebut berfungsi
agar kandungan zat yang terdapat pada daun sirsak tetap murni dan
terjaga. Ketika sudah siap maka minumlah air rebusan selagi masih
hangat selama 3-4 hari pada waktu pagi atau sore. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam pemilihan daun sirsak, pengambilan
daun sirsak lebih efektif dimulai dari daun ke 5 atau ke 4 yang berada
pada ujung pucuk. Hal tersebut dikarenakan senyawa yang terdapat
pada daun yang muda belum terbentuk banyak, sedangkan pada daun
yang lebih tua senyawa di dalamnya sudah mulai berkurang dan rusak
sehingga hal tersebut mengakibatkan kadarnya menjadi berkurang
(Rian Tasalim, 2021)

25
D. Kerangka Teori
Gambar 4.3 Kerangka Teori

PENYEBAB HIPERTENSI

1. Fator yang dapat di kontrol


a. Obesitas
b. Nutrisi
c. Stres
d. Merokok
e. Kurang olahraga
2. Factor yang tidak dapat di control
a. Genetik
b. Umur
c. Jenis kelamin

HIPERTENSI

TERAPI
FARMAKOLOGI TERAPI NON
FARMAKOLOGI

1. Diuretik
Obat Herbal
2. Adrenergic
1.Jus Mentimun
3. Vasodilator
2. Air Rebusan Daun
4. Penghambat ACE
Sirsak
5. Antagonis kalsium

(Alfeus Manuntung, 2018) (Putri Dafriani, 2019) (Rapotan Hasibuan, 2020)

26
V. KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian
Mengacu pada tinjauan pustaka yang telah dijelaskan sebelumnya
diketahui bahwa hipertensi sangat mempengaruhi kesehatan yang
sementara terjadi di puskesmas tamalanrea jaya. untuk itu memberikan
jus mentimun dan air rebusan daun sirsak sangatlah penting agar dapat
mengobati pasin di wilaya kerja puskesmas tamalanrea jaya, karena dari
observasi yang di lakukan peneliti banyak pasin yang mengalami
hipertensi, maka dibutuhkan jus mentimun dan air rebusan daun sirsak
untung mengobati hipertensi yang terjadi di Puskesmas Tamalanrea Jaya.
B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep peneliti pada penelitian ini, perbandingan
pemberian jus mentimun dan air rebusan daun sirsak terhadap penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi dengan menggunakan
pengobatan herbal terhadap pasien hipertensi .
Kerangka konsep penelitian ini secara detail digambarkan pada gambar
5.1.

Gambar 5.1 Kerangka Konsep

jus mentimun Terhadap penurunan


tekanan darah pada
Pasien hipertensi
Air rebusan daun sirsak

Keterangan :

: Variabel Independent

: Variabel Dependent

: Variabel yang diteliti

27
C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
Definisi Operasional
1. Memberikan jus mentimun atau air rebusan daun sirsak pada responden
dengan dosis.
a. Jus Mentimun 2x200 g/hari (Benri Situmorang Dkk, 2023) jus
mentimun selama 7 hari
b. Air rebusan daun Sirsak 250 cc atau 200 cc/hari (Rian Tasalim,
2021) air rebusan daun sirsak selama 7 hari
2. Tekanan darah diatas nilai normal atau tekanan darah ≥140/90 mmH.
Penurunan Tekan darah yang di maksud dengan penelitian ini adalah
terjadinya penurunan tekanan darah setela minum jus mentimun dan air
rebusan daun sirsak selama 7 hari.
Kriteria Objektive
Menurun : Apabila terjadi penurunan tekanan darah setelah di
berikan jus mentimun atau air rebusan daun sirsak
selama 7 hari.
Tidak menurun : Apabila setelah pemberian jus mentimun atau air
rebusan dau sirsak selama 7 hari tidak terjadi
penurunan tekanan darah pada responden.

D. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Alternatif
Ada perbedaan efektivitas pemberian jus mentimun dan air
rebusan daun sirsak terhadap penurunan tekan darah.
2. Hipotesis Nol
hasil penelitian tidak ada perbedan efektivitas pemberian jus
mentimun dan air rebusan daun sirsak terhadap penurunan tekan
darah dalam pengobatan hipertensi pada pasien di Puskesmas
Laiwui.

28
VI. METODE PENELITIAN
A. Rencana Desain Penelitian
Rencana desain penelitian yang di gunakan quasi experiment
dengan teknik time series adalah penelitian eksperimen dengan
pengukuran efek perlakuan yang dilakukan berulang berdasarkan
perjalan waktu dengan rancangan two group pre-test and post-test
design. suatu variabel, dinamika korelasi antar faktor-faktor resiko
terhadap dampak kesehatan yang akan terjadi, melakukan pendekatan
observasi dan pengumpulan data (Dharma, 2011)
Gambar 6.1 Metode Penelitian

Pre-tes Intervensi Post-tes

1. Pemberian jus mentimun


Tekanan Darah Tekanan Darah
2. Pemberian air rebusan
daun sirsak

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilakuakan di Puskesmas Laiwui Maluku
Utara pada bulan Desember 2023.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari
obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik
kesimpulannya (Siyoto & Sodik, 2015). Populasi ini adalah Pasien
Hipertensi di Puskesmas Laiwui dengan jumlah Pasien 49 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota
populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat

29
mewakili populasinya (Siyoto & Sodik, 2015). Sampel dalam
penelitian ini adalah salah satu perwakilan dari satu Pasien yang
jumlahnya di tentukan melalui langkah-langkah berikut:
a. Besar Sampel
Adapun jumblah sampel dalam penelitian ini berjumlah 60
orang. Jumlah sampel ini diambil dari data puskesmas pada
akhir bulan ferbuari sebanyak 60 orang. Dalam satu group
terdapat 30 orang.
Dimana responden yang diambil memenuhi kriteria inklusi dan
ekslusi.
b. Teknik sampling
Dalam penelitian ini menggunakan Teknik Convinience
Sampling. Teknik Convinience Sampling adalah penelitian
dengan pertimbangan kemudahan penelitian dalam memenuhi
sampel. Pada metode sampel di ambil sesuai dengan kegiatan
peneliti tanpa sistematika tersebut seseorang dapat diambil
sampel karena kebetulan ditemukan atau dikenal oleh peneliti.
(Nurul Badriah, 2022)
c. Kriteria sampel
1) Kriteria inklusi
a) Masyarakat yang terdaftar di Puskesma Laiwui
b) Masyarakat yang di diagnosa sebagi pasin hipertensi
c) Pasien mau menjadi responden
d) Pasien yang berumur ≥ 25 tahun
e) Pasien yang baru di diagnose hipertensi
2) Kriteria ekslusi
a) Pasien yang menolak untuk melanjutkan penelitian
b) Pasien yang tidak kooperatif
c) Pasien yang tidak bias di ajak komunikasi
d) Pasien tidak bias membaca

30
D. Alat Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang diinginkan peneliti akan
menggunakan Lembar observasi yang di kembangkan berdasarkan
tinjauan teori dan tujuan penelitian (Siyoto & Sodik, 2015)
E. Proses Pengumpulan Data
Pada pengumpulan data merupakan tahap penting dari penelitian
ini. Data yang dikumpulkan dari sumbernya. Penelitian melakukan
rekomendasi dari pihak institusi kampus STIKES Nani Hasanuddin
untuk mengajukan permohonan ijin penelitian ke Dinas Kesehatan Kota
Halsel dan Membawa surat rekomendasi ke Puskesmas Laiwui, setelah
mendapatkan persetujuan barulah ,melakukan penelitian.

1. Alur penelitian
a. Alur pemberian jus mentimun
Gambar 6.2 Alur Pemberian Jus Mentimun

Observasi

Wawancara Terkait Pengomsumsi


Obat Hiperten

Pengukuran Tekan Darah

Pemberian Jus Mentimun

Pengukuran Tekan Darah

(Dharma, 2011)

31
b. Alur pemberian air rebusan daun sirsak
Gambar 6.2 Alur Rebusan Daun Sirsak

Observasi

Wawancara Terkait Pengomsumsi


Obat Hiperten

Pengukuran Tekan Darah

Pemberian Air Rebusan Daun Sirsak

Pengukuran Tekan Darah

(Dharma, 2011)
2. Hal-Hal yang perlu di control
a. Pasien meminum jus mentimun dan bukan oban hipertensi
b. Pasien meminum air rebusan daun sirsak dan bukan oban
hipertensi (Nurul Badriah, 2022)
F. Pengolahan dan Analisa Data
Langkah-langkah pengolahan data secara manual pada umumnya
melalui langkah-langkah sebagai beriku :
1. Editing (penyunting data)
Hasil wawancara atau angket yang di peroleh atau yang
dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih
dahulu.
2. Membuat lembaran kode (coding sheet)

32
Lembaran atau kartu kode adalah instrumen berupa kolom-kolom
untuk merekam data secara manual.lembaran atau kartu kode berisi
nomor responden nomor pertanyaan.
3. Memasukan data atau (data Entry)
Yakni mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau
kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.
4. Tabulasi
Yakni membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau
yang diinginkan peneliti (Lusiana et al., 2015)
Analisis data setelah memperoleh nilai skor dari setiap tabel data-
data akan dianalisis menggunakan analisis.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk
jenis analisis univariat tergantung dari jenis data.pada umumnya
adalah analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi dan presentasi
dari tiap variabel. Analisis univariat bertujuan untuk melihat
responden dan distribusi karakteristik masing-masing varyabel
(Nurul Badriah, 2022)
2. Analisis Bivariat
Apabila telah dilakukan analisa univariat akan diketahui karakteristik
atau distribusi setiap variabel, dan dapat dilanjutkan analisis bivariat
(Nurul Badriah, 2022) Sebelum melakukan analisis bivariat terlebih
dahulu dilkukan uji statistik normalitas untuk menentukan uji
selanjutnya. Apabila uji normalitas didapat nilai p>0,05, kalau
normal makah uji yang di gunakan adalah uji T sendakan kalau tidak
normal makah digunakan uji alternatif nya uji Mann Withney.
G. Etika Penelitian
Secara umum terdapat empat prinsip utama dalam etik penelitian
keperawatan.

33
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human
dignity)
Penelitian melakukan beberapa hal yang berhubungan dengan
informed consent atara lain (Nurul Badriah, 2022)
a. Persiapkan formulur persetujuan yang akan di tandatangani oleh
subjek penelitian. Isi formulir informed consent mencakup:
1) Penjelasan tentangg judul penelitian, tujuan dan manfaat
penelitian.
2) Permintaan kepada subjek untuk berpartisipasi dalam
penelitian
3) Penjelasan proseddur penelitian
4) Gambaran tentang resiko dan ketidak nyamanan selama
penelitian
5) Penjelasan tentang keuntungan yang didapat dengan
berpartisipasi sebagai subjek penelitian.
6) Penjelasan tentang jaminan kerahasiaan dan ononimitas
7) Hak untuk mengundurkan diri dari keikutsertaaan sebagai
subjek penelitian, kapanpun sesuai dengan keinginan subjek
8) Persetujuan penelitian untuk memberikan informasi yang
jujur terkait dengan prosedur penelitian.
9) Pernyataan persetujuan dari subjek untuk ikut serta dalam
penelitian (Nurul Badriah, 2022)
b. Memberikan penjelasan langsung kepada subjek menncakup
seluruh penjelasan yang tertulus dalam formulir informed
consent dan penjelasan lain yang di perlukan untuk memperjelas
pemahaman subjek tentang pelaksanaan penelitian.
c. Memberikan kesempatan kepada subjek untuk bertanya tentang
aspek-aspek yang belum dipahami dari penjelasan peneliti dan
menjawab seluruh pertanyaan subjek yang terbuka.

34
d. Memberikan waktu yang cukup kepada subjek untuk
menentukan pilihan mengikuti atau men olak ikut serta sebagai
subjek penelitian.
e. Meminta subjek untuk menandatangani formulir informed
consent jika ia menyetujui ikut serta dalam penelitian (Nurul
Badriah, 2022)
2. Menghormati privasi kerahasiaan subjek (respect for privacy and
convidentiality)
3. Menghormati keadilan dan iklusivitas (respect for justice
inclisiveness)
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balacing
harm and bennefits) (Nurul Badriah, 2022)

35
VII.PERSONALIA DAN JADWAL PENELITIAN
A. Personalia Penelitian
1. Peneliti : Muhammad Kahar
2. Pembimbing 1 :
3. Pembimbing 2 :
B. Jadwal Penelitian
Tabel 7.1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Desember Februari April Juni
1 Pengusulan Judul
2 Konsultasi Proposal
3 Ujian Proposal
4 Perbaikan Proposal
5 Penelitian dst

36
DAFTAR PUSTAKA

(I. Sumantri, dkk). (2014). Ekstraksi Daun Sirsak ( Annona Muricata L )


Menggunakan Pelarut Etanol. 10(1), 34–37.
Alfeus Manuntung. (2018). Terapi Perilaku Kognitif pada Pasien Hipertensi.
Wenika Media.
Barus, M. D. (2022). Terapi Jus Mentimun Untuk Menurunkan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 13(1),
276. https://doi.org/10.26751/jikk.v13i1.1300
Benri Situmorang Dkk. (2023). Pemberian Jus Timun Untuk Pengobatan
Hipertensi Pada Lansia Di Kelurahan Pasir Bidang Kecamatan Sarudik
Kabupaten Tapanuli Tengah. Jurnal Pengabdian Mandiri, 2(3), 829–838.
Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. CV. Trans info
media.
Dwi Fatimah, D. (2023). Manfaat Mentimun (Cucumis Sativus) Perspektif Islam
Untuk Kesehatan. Journal of Islamic Integration Science and Technology, I
No I(I), 81–88.
Herman, H., Murniati, M., & Syaffitri, N. A. (2019). Inventarisasi Tanaman Obat
Tradisional Untuk Penderita Diabetes Mellitus Dan Hipertensi. Jurnal
Farmasi Sandi Karsa, 5(2), 26–32.
Ivana, T., Martini, M., & Christine, M. (2021). Pengaruh Pemberian Jus
Mentimun Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Pstw Sinta
Rangkang Tahun 2020. Jurnal Keperawatan Suaka Insan (Jksi), 6(1), 53–58.
https://doi.org/10.51143/jksi.v6i1.263
Juli andri, D. (2022). Penggunaan Rebusan Daun Sirsak Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Penderita Hipertensi. Jurnal Keperawatan Silampari,
6(desember), 49–58.
Kadir, A. (2022). Profil Pengobatan Pasien Hipertensi Di Apotek Sejahtera
Medika. Indonesian Journal Pharmaceutical and Herbal Medicine (Ijphm),
1(2), 2808–4187.
Kurniasih, D. (2015). Potensi Daun Sirsak (Annona Muricata Linn), Daun
Binahong (Anredera Cordifolia (Ten) Steenis), Dan Daun Benalu Mangga
(Dendrophthoe Pentandra) Sebagai Antioksidan Pencegah Kanker. Jurnal
Istek, 9(1), 162–184.
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/istek/article/view/182
Lusiana, N., Andriyani, R., & Megasari, M. (2015). Buku Ajar Metodologi
Penelitian Kebidanan. CV Budi Utama.

37
Manik, L. A., & Wulandari, I. S. M. (2020). Hungangan Pola Makan Kejadian
Hipertensi Pada Anggota Prolanis Di Wilayah Kerja Puskesmas Parongpong.
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL, 4(2).
Mutmainna, Amalia, N., & Irianti, E. C. (2022). PENGOBATAN
TRADISIONAL Mutmainna, Nur Amalia, Elva Cristy Irianti Program Studi
Administrasi Kesehatan, Universitas Sains Islam Al Mawaddah Warrahmah
Kolaka. Jurnal Kesehatan, 1(1), 32–40.
http://journal.iaialmawar.ac.id/index.php/JKUSIMAR/article/view/320
Nurul Badriah, D. (2022). Metodologi Penelitian (1st ed.). UB Press.
Putri Dafriani. (2019). Pendekatan Herbal Dalam Menangani Hipertensi (A.
Eliza & Z. Rahadian (eds.)). CV. Berkah Prima.
Rapotan Hasibuan. (2020). Waspadai Hipertensi. In Rapotan Hasibuan (Ed.),
Buku Saku.
Rasyidah, D. (2019). STUDI ETNOBOTANI DAN AKTIVITAS
FARMAKOLOGI EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona Muricata L.).
KLOROFIL: Jurnal Ilmu Biologi Dan Terapan, 3(1), 10.
https://doi.org/10.30821/kfl:jibt.v3i1.7825
Rian Tasalim, D. (2021). Pencegahan Hipertensi Dengan Mengkonsumsi Buah
Dan Bahan Herbal. Guepedia.
Riskesdas Kab/kota. (2018). Laporan Provinsi Sulawesi Selatan Riskesdas 2018.
In Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan (Vol. 110, Issue 9).
http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/lpb/article/view/3658
saras, tresno. (2023). Daun Sirsak. Tiram Media.
Sari, Y. (2020). No Title. PENGGUNAKAN MENTIMUN SEBAGAI TERAPI
KOMPLEMENTER UNTUK MEMBANTU MENGONTROL TEKANAN
DARAH PADA KELUARGA DENGAN HIPERTENSI, 1(1), 7–16.
Sinaga, A. F. D. (2022). Faktor - faktor yang menyebabkan hipertensi di
kelurahan medan tenggara. 10, 136–147.
https://doi.org/10.14710/jkm.v10i2.32252
Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian (Ayup (ed.); 1st
ed.). Literasi Media Publishing.
Swastini, N. (2021). Efektivitas Daun Sirsak (Annona muricata Linn) terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Hipertensi. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi
Husada, 10(2), 413–415. https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.618
Tiara Putri. (2019). Tangkis Diabetes Dengan Racun Dalam Tubuh Dengan
Mentimun (I). Suka Buku.
Wantian, F. R. (2021). Hipertensi. In Buku (Vol. 8, Issue 2). Fakulitas Kedokteran
Indonesia.
Windahandayani, D. (2022). Wira Marlinta Ningsi Universitas Katolik Musi
Charitas. HUBUNGAN PENGETAHUAN PENATALAKSANAAN
FARMAKOLOGI DENAN NILAI TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI, 1(2).

38
39

Anda mungkin juga menyukai