Anda di halaman 1dari 22

COPD

(CHRONIC OBSTRUKTIF PULMONARY DISEASE)

Nama Kelompok 2 :
1. Eki Andaresta 1904026138
2. Eko Adi Pratama 1904026139
3. Fani Indriani Hasan 1904026143
4. Fanny Farista 1904026144
5. Farah Zahria 1904026145
6. Farhatus Solehah 1904026146
7. Faris Naufal Afif 1904026147
8. Fatiya Zata Ishmah 1904026148
9. Fida Rachmah Kamila 1904026150
DEFINISI
COPD (chronic obstructive pulmonary
Diasease)

Penyakit yang ditandai keterbatasan aliran


udara yang progresif yang tidak sepenuhnya
dapat kembali pulih. Sehingga menyebabkan
respon inflamasi abnormal paru-paru
terhadap partikel asing atau gas .
(Global Initiative for Chronic Obstructive
Lung Disease, 2018).
Penyakit yang
Definisi
ditandai dengan
pelebaran dari
Emfisema dan
alveoli yang diikuti
oleh destruksi dari
bronchitis kronik
dinding alveoli.

Sekresi lendir
berlebih yg kronis
dgn batuk hampir
setiap hari minimal
3 bulan dlm setahun
selama minimal 2
tahun berturt-turut
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi PPOK di Indonesia pada tahun 2013
adalah 3,7%, sedangkan untuk daerah DKI Jakarta
sendiri sekitar 2,7% (Riskesdas, 2013)
Gejala Klinis (PDPI)
➢ Batuk
➢ Sesak napas Faktor Resiko (PDPI)
➢ Mengi 1. Internal

➢ Sputum berlebih ✓ Faktor genetik


(defisiensi Alfa-1 Antitripsin)
➢ Perubahan warna
✓ Jenis Kelamin dan Usia
sputum
✓ Gangguan pertumbuhan paru-paru
✓ Asma dan hiper reaktif saluran nafas

2. Eksternal
✓ Merokok/asap rokok
✓ Polusi udara
Stadium 1 KLASIFIKASI

Stadium 2

Stadium 3

Stadium 4
SPIROMETRI
DIAGNOSIS
Klasifikasi Nilai
Ringan (mild) FEV1/FVC <70%
FEV1 > 80% GAS DALAM DARAH ARTERI
(1) Dengan atau tanpa gejala
Klasifikasi Nilai
Sedang (moderate) FEV1/FVC <70% Hipoksemia PaO2 45-60 mm
(2) 50% <FEV1 <80% Hg
Dengan atau tanpa gejala
Hiperkapnia PaO2 50-60 mm
Parah (severe) FEV1/FVC <70% Hg
(3) 30% <FEV <50%
Dengan atau tanpa gejala Sumber: A Pathofisiology Approach
Sangat Parah (very FEV/FVC <70% Ninth Edition 2014
severe) FEV1 <30%
(4) Note :
FEV : forced expiratory volume
FVC : forced vital capacity
TUJUAN PENGOBATAN
• Mencegah atau meminimalkan
perkembangan penyakit,
• Meredakan gejala,
• Mencegah dan mengobati eksaserbasi,
• Mencegah dan mengobati komplikasi
(Dipiro 2015).
TERAPI COPD

Terapi Non Farmakologi


▪ Menghentikan kebiasaan merokok
▪ Program rehabilitasi paru
▪ Oksigen ketika pasien mengalami hipoksemia
▪ Mengurangi paparan asap rokok, debu, polutan
▪ Olahraga
▪ Perbaikan nutrisi
(Sumber : Dipiro 2015)
TERAPI FARMAKOLOGI (PENGGOLONGAN OBAT)
Gol.Obat Sub Kelas Obat
Simpatomimetik Short Acting β2 Agonis (SABA) Albuterol, levalbuterol, bitolterol, pirbuterol, terbutalin, isoproterenol,
metaproterenol, isoetharine
Long Acting β2 Agonis (LABA) Salmeterol, formoterol, dan arformoterol

Antikolinergik Short Acting Antikolinergik (SAMA) Ipratropium bromide

Long Acting Antikolinergik (LAMA) Tiotropium bromide, Aclidinium bromide

Metilxantin Theophyllin, Aminophylline

Kortikosteroid Budesonide, Fluticasone, prdnisone

Bronkodilator Short Acting β2 Agonis (SABA) Teofilin

Antibiotik makrolida (azitromisin atau klaritromisin), sefalosporin generasi kedua


atau ketiga, atau doksisiklin.

Co-amoxiclav atau fluoroquinolone (levofloxacin, gemifloxacin, atau


moxifloxacin).
Antibiotik Fluoroquinolone Levofloxacin
Sumber: Dipiro,2015
Algoritma Penanganan PPOK
Lanjutan
STUDI KASUS
Dwayne Morrison umur 59 tahun datang ke apotek dengan
keluhan sesak nafas. Pertama kali ia menyadari kesulitan bernafas saat
pekerjaannya 3 tahun yang lalu. Ia mampu membawa beban berat naik
dan turun tangga setiap hari selama 35 tahun terakhir tanpa masalah.
Sesak yang ia alami membuatnya sangat kesulitan.
Pada saat itu, ia menerima posisi manajer perusahan untuk
mengurangi aktivitasnya. Ia menyadari kesulitan bernafas yang
significant setelah pindah ke Colorado. Obat yang digunakan 2 tahun
yang lalu adalah kombinasi flutikason dan salmeterol (Advair) dua kali
sehari 1 puff. Tapi ia tidak menyakini obat yang diterimanya dapat
mengurangi sesak yang diidapnya.
Lanjutan
Riwayat Medis Pasien:
• Ayah dengan COPD (merokok selama 40 tahun). Ibu penyakit jantung koroner dan
penyakit serebrovaskular.
• Dia tinggal bersama istrinya yang merupakan seorang perawat. Dia memiliki
riwayat merokok selama 40 tahun. Ketika dia mengidap Infark miokard di umur 52
tahun, dia berhenti merokok sementara. Kemudian dia merokok kembali 5-6
batang rokok per hari. Serta minum 2-3 botol bir setiap malam selama minggu
kerja.

Riwayat penyakit pasien:


• Penyakit Jantung Koroner (Infark Miokard 7 tahun yang lalu)
• Bronkhitis kronik 8 tahun lalu (menerima kombinasi antibiotik lebih dari 3 tahun)
• Cervical radiculopathy
Lanjutan
ROS :
(+) Batuk kronik dengan produksi sputum
(+) exercise intolerance

Riwayat pengobatan:
• Aspirin 81 mg per oral satu kali sehari
• Bupropion SR 150 mg dua kali sehari
• Clopidogrel 75 mg per oral satu kali sehari
• Fluticasone/salmeterol 100/50, 1 inhalation dua kali sehari
• OTC ibuprofen 200 mg per oral 4-5 kali sehari bila ada nyeri leher
• Rosuvastatin 20 mg per oral satu kali sehari
Data Lab:
Masalah Identifikasi:
1. Informasi apa yang menunjukkan keberadaan dan tingkat
keparahan COPD? (tanda-tanda, gejala dan nilai laboratorium)

Hasil yang diinginkan:


2. Apa pengobatan COPD sudah tepat?
3. Apa tujuan dari farmakoterapi dalam kasus ini?

Evaluasi Hasil
4. Apa parameter yang diperlukan untuk mengevaluasi
terapi obat pasien?
1. Tanda dan Gejala :
- Sesak nafas
- Batuk kronik dengan produksi sputum
- exercise intolerance
- Ada riwayat Bronkhitis kronik 8 tahun lalu (menerima kombinasi
antibiotik lebih dari 3 tahun

Nilai Laboratorium :
- Nilai Pulse Ox di bawah normal yang menunjukkan adanya Hipoksia
= 93% (normal : 95-99%)
- Nilai FVC : 4,5 L
- Nilai Prebronkhodilator FEV1 : 2,98 L
- Nilai Postbronkhodilator FEV1 : 2,75 L
2. Evaluasi Dosis
Nama Obat Dosis di Resep Dosis di Pustaka Tepat/Tidak
75-100 mg (usual dose: 81mg)
Aspirin 81 mg po, 1x1 tab Tepat
1xsehari
Dosis awal : 150 mg/hari, dapat
ditingkatkan 150 mg 2xsehari; target Tepat
Bupropion SR 150 mg, 2x1tab dose: 300 mg/hari diberi 150 mg 2x
sehari; Maks. 400 mg/hari

Clopidogrel 75 mg po, 1x1 tab Oral: 75 mg 1xsehari Tepat

Fluticasone 250 mcg/salmeterol 50


mcg twice daily, 12 hours apart.
Fluticason 100/
1 puff, 2x sehari Maximum dose: Fluticasone 500 Tidak Tepat
Salmeterol 50
mcg/salmeterol 50 mcg per
inhalation (2 inhalations/day)

200 mg po, 4-5x sehari Oral: 200-400 mg tiap 4-6 jam


Ibuprofen Tepat
(bila nyeri di leher) (maks.1.2 g/hari)

Dosis umum: 10 mg, 1xsehari; 20


Rosuvastatin 20 mg po, 1x1 tab mg 1xsehari may be used in patients Tepat
with severe hyperlipidemia
3. Tujuan dari farmakoterapi pada kasus ini, yaitu:
• Untuk meringankan gejala
• Untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
• Mencegah dan mengobati eksaserbasi
• Mencegah dan mengobati komplikasi

4. Evaluasi hasil terapi :


- penurunan nilai FEV1 dan FVC
- mampu melakukan aktifitas sehari-hari
- mengurangi terjadinya sesak
Interaksi Obat Kategori Saran
Ibuprofen + aspirin Mayor (menurunkan efek Parasetamol
antiplatelet aspirin)
Clopidogrel + bupropion Monitor closely (meningkatkan Bupropion SR 1 x
SR efek dari bupropion ) 1 tab
Clopidogrel + Ibuprofen Monitor closely (efek Ibuprofen ganti
sinergisme) parasetamol
Aspirin + clopidogrel monitor closely (meningkatkan jangan diberikan
pendarahan) bersamaan

Anda mungkin juga menyukai