Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kesehatan jiwa menurut undang-undang no. 3 tahun 1966, adalah suatu

kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang

optimal dari seseorang dan perkembangan itu selaras dengan keadasan orang lain.

Makna kesehatan jiwa mempunyai sifat yang harmonis dan memperhatikan segi

kehidupan manusia dan cara berhubungan denan orang lain. Dari pengertian dapat

disimpulkan bahwa kesehatan jiwa adalah suatu kondisi perasaan sejahtera secara

subjektif, suatu penilaian diri tentang perasaan mencangkup aspek konsep diri,

kebugaran dan kemanpuan mengendalikan diri (Riyadi, Suyono dan Purwanto

Teguh, 2009).

Skizofrenia adalah suatu penyakit otak persisten dan serius mengakibatkan

perilaku psikotik, pemikiran kongret, dan kesulitan dalam memproses informasi,

hubungan interpersonal, serta memecahkan masalah (Stuat, 2007). Adapun

penyebab terjadinya gangguan jiwa , Biologis: Stresor yang berhubungan dengan

respon neurobiologis, Lingkungan: Ambang toleransi terhadap stres yang

ditentukan secara biologis berinteraksi dengan stresor lingkungan untuk

1
menentukan gangguan perilaku, Sosial budaya: Stres yang menumpuk dapat

menunjang terjadinya skizorfenia dan gangguan psikotik lain (Stuart,2007).

Masalah keperawatan yang paling sering ditemukan adalah : waham, perilaku

kekerasan, halusinasi, menarik diri, bunuh diri, definisi perawatan, harrga diri

rendah. Dari tujuh masalah keperawatan diatas akan mempunyai manifestasi yang

berbeda dan sehingga dibutuhkan penanganan yang berbeda, proses terjadinya

masalah yang berbeda pula. Ketujuh masalah itu dipandang sama pentingnya

antara masalah yang satu dan lainya (keliat, 2006).

Halusinasi adalah perasaan dimana klien memprosesikan sesuatu yang

sebenarnya tidak ada. Halusinasi bisa terjadi pada kelima panca indra manusia,

namun yang paling sering di temui dan yang sering muncul adalah halusinasi

pendengaran. Gejala yang bisa muncul pada halusinasi yaitu: berbicara sendiri,

sibuk dengan dirinya sendiri, menarik diri, perawatan diri kurang, dan bisa terjadi

marah-marah. Dengan adanya tanda-tanda diatas dapat memberikan dampak

gangguan jiwa lebih lanjut, seperti perilaku kekerasan, resiko mencederai diri

sendiri dan orang lain (Maramis, 2005).

Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau bunyi yang berkisar

dari suara sederhana sampai suara yang berbicara mengenai klien sehingga klien

berespon terhadap suara atau bunyi tersebut (Stuart, 2007). Pada klien gangguan

persepsi halusinasi, apabila tidak mendapatkan pengawasan dan perawatan secara

kontinyu akan membahayakan diri atau pun orang lain, misalnya membenturkan

2
diri ke tembok, mengamuk karena yang berhalusinasi itu dianggap realita oleh

pasien, sehingga tidak jarang ia menolak kenyataannya realitas yang ada

sekitarnya.

Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan

tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin tidak dapat dilihat

langsung, seperti pada masalah kesehatan fisik yang memperhatikan bermacam-

macam gejala dan disebabkan berbagai hal. Kejadian masa lalu yang sama dengan

kejadian saat ini, tetapi mungkin muncul gejala yang berbeda. Banyak klien

dengan masalah kesehatan jiwa tidak dapat menceritakan masalahnya bahkan

mungkin menceritakan hal yang berbeda dan kontradiksi. Kemampuan mereka

untuk berperan dalam menyesuaikan masalah juga bervariasi (Keliat, 2006).

Berdasarkan hasil periode bulan desember tahun 2010, pasien yang

dirawat diruang V ( ENDRO TREYONO ) didapatkan dari 24 pasien yang

mengalami gannguan jiwa terdapat 10 pasien yang mengalami gangguan persepsi

halusinasi, 7 mengalami perilaku kekerasan, 4 pasien mengalami gangguan

konsep diri harga diri rendah dan 3 pasienmengalami isolasi social menarik diri

dengan rata-rata berumur 18-45 tahun.

Oleh sebab itu penulis dalam karya tulis ini mengambil judul askep

keperawatan halusinasi. Hal ini melihat fenomena-fenomena yang penulis

lampirkan di atas baik dari gejala yang sering muncul akibat dari masalah, itu

sendiri yang akirnya mengurangi produktifitas pasien untuk itu askep yang

3
penulis buat secara profesional pada pasien halusinasi, sangat diharapkan oleh

pasien / keluarga.

B. Tujuan penulisan

a. Tujuan Umum penulisan makalah ini adalah : Mahasiswa dapat memberikan

Asuhan Keperawatan jiwa dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi

dengar.

b. Tujuan khusus

1. Mengumpulkan, mengkaji dan menganalisa data-data klien dengan

gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran.

2. Menentukan diagnosa keperawatan klien dengan gangguan persepsi

sensori halusinasi pendengaran.

3. Memprioritaskan masalah sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar

manusia.

4. Menentukan intervensi keperawatan klien dengan gangguan persepsi

sensori halusinasi pendengaran.

5. Mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam bentuk

pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah ditetapkan.

6. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan berdasarkan tujuan

yang telah ditetapkan.

7. Melakukan pendokumentasian.

4
8. Mengidentifikasi hambatan/kendala dalam melakukan asuhan

keperawatan pada klien dengan gangguan persepsi sensori halusinasi

pendengaran.

C. Metode penulisan

Dalam pembuatan karya tulis metode pengkajian pustaka yaitu

menjelaskan tentang halusinasi melalui data yang terdapat dari buku dan juga

menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan.

Adapun tekhnik penulisan adalah diskriptif, yang merupakan gambaran

kasus yang dikelola dengan cara pengumpulan data yang diperoleh saat

pengkajian :

1. Wawancara

Mengadakan wawancara dengan klien maupun dengan tim kesehatan

mengenai data klien gangguan sensori persepsi halusinasi.

2. Observasi partisipasi

Dengan melakukan pendekatan dan melakukn asuhan keperawatan

secara langsung pada klien dirumah sakit

3. Studi dokumentasi

Dokumentasi diambil dan dipelajari dari catatan medik, catatan

perawatan untuk mendapatkan data-data mengenai perawatan dan

pengobatan.

5
4. Studi kepustakaan

Menggunakan dan mempelajari literatur medis maupun perawatan

penunjang sebagai teoritis untuk menegakkan diagnosa dan perencanaan

keperawatan.

D. Sistematika penulisan

Untuk menggambarkan yang jelas dalam menulis laporan karya tulis ini

penulis menggunakan sistem 5 bab yaitu :

Bab I berisi Pendahuluan (Latar Belakang, Tujuan, Sistematika Penulisan),

Bab II berisi Tinjauan Pustaka (Pengertian, klasifikasi, rentang respon, tahapan

halusinasi, etiologi, manifeestasi klinik, sumber koping, mekanisme koping,

penatalaksanaan, pengkajian, pohon masalah, diagnosa keperawatan, intervensi

keperawatan ).

Bab III berisi Tinjauan Kasus (Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi,

Implementasi, Evaluasi).

Bab IV berisi Pembahasan (Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi,

Implementasi, Evaluasi).

Bab V berisi Kesimpulan Dan Saran, daftar pustaka.

Anda mungkin juga menyukai