Anda di halaman 1dari 46

PROPOSAL SKRIPSI

PERBANDINGAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM


DAN SESUDAH AKTIVITAS FISIK PADA TENTARA DI
KESDAM IX UDAYANA

MULYATI

NIM. 223510027

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


PROGRAM SARJANA TERAPAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal

Nama : Mulyati
NIM : 223510027
Judul : Perbandingan Kadar Hemoglobin Sebelum Dan Sesudah
Aktivitas Fisik Pada Tentara Di Kesdam IX Udayana
Program Studi :Teknologi Laboratorium Medis Program Sarjana Terapan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali
Telah diperiksa dan disetujui untuk mengikuti ujian Proposal.

Denpasar, 16 Januari 2023


Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ns. Ni Luh Gede Puspita Yanti, S.Kep.,M.Biomed I Gusti Putu Agus Ferry Sutrisna Putra,S.ST.,M.Si
NIK. 2.04.10.278 NIK. 2.01.19.950

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan proposal yang
berjudul “Perbandingan Kadar Hemoglobin Sebelum dan Sesudah Aktivitas Fisik
Pada Tentara Di Kesdam IX Udayana” pada waktunya.
Penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi sebagaian persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan pada Program Studi Teknologi
Laboratorium Medis Program Sarjana Terapan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Wira Medika Bali.
Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti banyak mendapat bantuan
sejak awal sampai terselesainya penelitian ini, untuk itu dengan segala hormat dan
kerendahan hati, peneliti meyampaikan penghargaan dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. I Dewa Agung Ketut Sudarsana, MM selaku Ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali yang telah memberi kesempatan dan
fasilitas kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali.
2. Putu Ayu Parwati,S.Si.,M.Si selaku Ketua Program Studi Teknologi
Laboratorium Medis Program Sarjana Terapan STIKes Wira Medika Bali
ata ijin yang telah diberikan kepada penulis untuk menempuh pendidikan
di Program Studi Teknologi Laboratorium Medis.
3. Ns. Ni Luh Gede Puspita Yanti, S.Kep.,M.Biomed, selaku Pembimbing
utama yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran dalam
penyusunan proposal ini.
4. I Gusti Putu Agus Ferry Sutrisna Putra,S.ST.,M.Si, selaku pembimbing
pendamping yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran dalam
penyusunan proposal ini.
5. Diah Prihatiningsih, S.Si.,M.Si selaku penguji utama yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran dalam penyusunan proposal ini.
6. Tentara Kesdam IX Udayana yang telah banyak membantu dalam ijin

iii
penelitian dan usaha memperoleh data yang diperlukan.
7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan dukungan moral
dan material.
8. EXO yang telah banyak memberikan motivasi dalam menyelesaikan
proposal ini.
Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga proposal ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.

Denpasar, 16 Januari 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
1.4.1 Manfaat Teoritis ................................................................................ 3
1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................................. 4
1.5 Keaslian Penelitian ................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 6
2.1 Tinjauan Teori .......................................................................................... 6
2.1.1 Tinjauan Umum Tentang TNI........................................................... 6
2.1.2 Tinjauan Umum Tentang Aktivitas Fisik.......................................... 7
2.1.3 Hemoglobin ..................................................................................... 12
2.1.4 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Hemoglobin .............................. 20
2.2 Kerangka Konsep ................................................................................... 20
2.3 Hipotesis ................................................................................................. 21
BAB III METODELOGI PENELITIAN .............................................................. 22
3.1 Desain Penelitian .................................................................................... 22
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 22
3.2.1 Tempat Penelitian ............................................................................... 22
3.2.2 Waktu Penelitian ................................................................................. 22
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 23
3.3.1 Populasi............................................................................................... 23
3.3.2 Sampel ................................................................................................ 23
3.4 Variabel dan Definisi Operasional Variabel........................................... 25
3.5 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 25

v
3.6 Pengolahan dan Analisis Data ................................................................ 28
3.7 Etika Penelitian....................................................................................... 30

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Personel militer merupakan individu yang dituntut untuk selalu siap

menghadapi kemungkinan apapun yang mengancam keamanan negara. Dalam

menjalankan tugasnya, personel militer tidak pernah lepas dari aktivitas fisik

hingga intensitas tinggi (Kukuh, 2016). Menjadi anggota TNI memiliki tingkat

aktivitas fisik yang tinggi dibandingkan dengan orang biasa, karena beban

tugasnya yang sangat berat (Rahmi, 2016). Tanggung jawab yang mereka miliki

mengharuskan mereka bertumpu pada kekuatan fisik dengan melakukan

serangkaian aktivitas fisik setiap harinya.

World Helath Organitation (WHO) mendefinisikan aktivitas fisik sebagai

seluruh pergerakan tubuh manusia baik itu dalam olahraga kompetitif dan latihan

fisik sebagai hobi atau aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan inaktivitas fisik adalah keadaan dimana minimalnya pergerakan tubuh

dan pengeluaran energi atau resting metabolic rates (WHO, 2015). Aktivitas fisik

adalah setiap gerak tubuh yang dihasilkan oleh sekolompok otot rangka yang

memerlukan pengeluaran energi (Sholihin & Sugiarto, 2016). Aktivitas fisik

secara biologis melibatkan banyak kerja sistem dalam tubuh manusia. Salah satu

sistem yang memiliki peran sangat penting ketika beraktivitas fisik adalah sistem

kardiorespirasi yang terdiri dari sistem peredaran darah dan sistem pernafasan.

Sistem kardiorespirasi berperan penting bagi personel militer ketika melakukan

aktivitas fisik baik dalam tugas maupun latihan karena sistem kardiorespirasi

1
menentukan transpor oksigen yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi dalam

metabolisme. Dalam sistem kardiorespirasi salah satu yang berperan penting

adalah kadar hemoglobin (Kukuh, 2016).

Hemoglobin merupakan suatu protein tetramerik eritrosit yang mengikat

molekul bukan protein, yaitu senyawa porfirin besi yang disebut heme.

Hemoglobin mempunyai dua fungsi pengangkutan penting dalam tubuh manusia,

yakni pengangkutan oksigen dari organ respirasi ke jaringan perifer dan

pengangkutan karbondioksida dan berbagai proton dari jaringan perifer ke organ

respirasi untuk selanjutnya diekskresikan ke luar (Laura, 2014).

Pentingnya fungsi hemoglobin pada tubuh manusia dan pentingnya

seseorang melakukan aktivitas fisik secara teratur merupakan dua hal yang saling

berhubungan (Laura dkk, 2014). Berprofesi sebagai TNI memiliki aktivitas fisik

yang lebih tinggi daripada individu pada umumnya, maka perlu menjaga dan

memperhatikan kesehatan tubuh salah satunya kadar hemoglobin. Beberapa

penelitian terkait gambaran kadar hemoglobin dengan tingkat aktivitas fisik telah

dilakukan di Indonesia seperti penelitian oleh (Laura dkk, 2014; Simon, Tinungki

dan Tuwohingide, 2016; Mulyadi, Anisa Fitriana dan Rohaedi, 2020; Makalew,

Amisi dan Kapantow, 2021). Namun penelitian tersebut ditujukan pada remaja

dan lansia secara umum. Hasil penelitian tentang hubungan aktivitas fisik

terhadap kadar hemoglobin pada mahasiswa yaitu Hasil analisis uji Mann-Whitney

kadar hemoglobin menunjukkan signifikansi (p) adalah 0,265. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai p lebih dari 0,05 yang berarti nilai p tidak signifikan

(Laura dkk, 2014). Akan tetapi, belum terdapat hubungan kadar hemoglobin

2
dengan tingkat aktivitas fisik yang ditujukan khusus pada prajurit TNI terutama

sebelum dan sesudah aktivitas fisik. Sehingga peneliti tertarik untuk mempelajari

adakah Perbandingan Kadar Hemoglobin Sebelum dan Sesudah Aktivitas Fisik

Pada Tentara Di Kesdam IX Udayana.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan

permasalahan bagaimana Perbandingan Kadar Hemoglobin Sebelum dan Sesudah

Aktivitas Fisik Pada Tentara Di Kesdam IX Udayana?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui adanya Perbandingan Kadar Hemoglobin Sebelum

dan Sesudah Aktivitas Fisik Pada Tentara Di Kesdam IX Udayana.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi kadar hemoglobin pada tentara sebelum aktivitas fisik

2. Mengidentifikasi kadar hemoglobin pada tentara sesudah aktivitas fisk

3. Menganalisis Perbandingan Kadar Hemoglobin Sebelum dan Sesudah

Aktivitas Fisik Pada Tentara Di Kesdam IX Udayana.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Memberikan pengetahuan mengenai Perbandingan Kadar Hemoglobin

Sebelum dan Sesudah Aktivitas Fisik Pada Tentara Di Kesdam IX Udayana.

3
2. Menambah bahan referensi baik di tingkat program studi, fakultas, maupun

tingkat universitas.

3. Sebagai bahan kajian, perbandingan maupun rujukan untuk penelitian

selanjutnya terkait Perbandingan Kadar Hemoglobin Sebelum dan Sesudah

Aktivitas Fisik.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam

mengembangkan diri dan pengabdian pada dunia kesehatan

2. Bagi Prajurit TNI

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, informasi kepada

prajurit TNI terkait Perbandingan Kadar Hemoglobin dengan aktivitas

fisiknya dan dapat meningkatkan perhatian prajurit TNI untuk memperhatikan

pola aktivitas fisiknya.

4
1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keasian penelitian sebelumnya yang terkait.


Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan
Laura Kosasi, Hubungan Aktivitas Fisik Variabel Bebas: Aktivitas Tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik Penelitian sebelumnya menggunakan aktivitas
Fadil Oenzil, terhadap Kadar Hemoglobin fisik dengan kadar hemoglobin fisik bela diri pada mahasiswa UKM Andalas
Amel Yanis pada Mahasiswa Anggota Variabel Terikat: Kadar Pada Penelitian ini: menggunakan aktivitas
(2014) UKM Pandekar Universitas Hemoglobin fisik ringan sampai berat pada TNI.
Andalas
Bayu Perbedaan kadar Variabel bebas: olahraga Didapatkan perbedaan bermakna (p<0,05) Perbedaan: penelitian sebelumnya
Ewangga, leva hemoglobin berolahraga futsal bahwa kadar hemoglobin yang melakukan menggunakan aktivitas fisik futsal
B.Akbar, Rika futsal dan tidak berolahraga Variabel terikat: kadar olahraga futsal lebih tinggi (16,05 ± 0,75 gr Pada penelitian ini: menggunakan aktivitas
Nilapsari futsal hemoglobin %) dibandingkan dengan yang tidak fisik ringan sampai berat pada TNI.
(2014) berolahraga futsal (14,34 ± 0,65 gr %).
Alin Anggreni Kadar Hemoglobin Variabel Bebas: aktivitas Tidak ada perubahan signifikan pada Kadar Perbedaan: penelitian sebelumnya
Ginting & ,Hematokrit dan submaksimal hemoglobin dan hematrokrit setelah menggunakan Aktivitas fisik submaxsimal.
Paulus Liben Malondialdehyde (MDA) Variabel Terikat: kadar melakukan aktivitas fisik Submaxsimal Pada penelitian ini: menggunakan aktivitas
(2016) Eritrosit Pada Aktivitas hemoglobin, Hematokrit, fisik ringan sampai berat pada TNI.
Submaksimal Malondialdehyde (MDA)
Kukuh Korelasi perubahan nilai Variabel Bebas: Latihan Tidak terjadi peningkatan nilai hemoglobin, Perbedaan penelitian sebelumnya:
Pambuka VO2Max, Eritrosit, High intersity interval eritrosit dan hematokrit. Tetapi terjadi menggunakan latihan High Intersity Interval
Putra, Hemoglobin dan Hematocrit training. peningkatan VO2max setelah latihan high Training.
muchamad arif Setelah Latihan High Variabel Terikat: VO2max, intensitas training Pada penelitian ini: menggunakan aktivitas
A.A, Angkit K, Intensity Interval Training Eritrosit, Hemoglobin, dan fisik ringan sampai berat pada TNI.
Reyte S.A Hematokrit
(2017)
Saputri, Gusti Perbedaan Kadar Variabel Bebas: Aktivitas Tidak terdapat perbedaan kadar hemoglobin Perbedaan: penelitian sebelumnya
Ayu (2019) Hemoglobin Sebelum Dan Fisik Intensitas Ringan dalam darah yang dilakukan sebelum dan menggunakan aktivitas ringan pada Mahasiswa
Sesudah Aktivitas Fisik Variabel Terikat: kadar sesudah melakukan aktivitas fisik intensitas DIV Analis Kesehatan
Intensitas Ringan Pada hemoglobin ringan pada mahasiswa DIV Analis Kesehatan Pada penelitian ini: menggunakan aktivitas
Mahasiswa DIV Analis dengan p-value sebesar 0.208 berarti fisik ringan sampai berat pada TNI.
Kesehatan. hipotesis ditolak.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Tinjauan Umum Tentang TNI

Menurut Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentara Nasional

Indonesia merupakan profesi yang berperan sebagai alat negara di bidang

pertahanan dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan

politik negara. Prajurit TNI terdiri atas prajurit TNI Angkatan Darat, TNI

Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara yang melaksanakan tugasnya secara

matra atau gabungan di bawah pimpinan Panglima (Aulia, 2022).

Komando Daerah Militer IX/Udayana (disingkat Kodam IX/UDY)

merupakan Komando Kewilayahan Pertahanan yang meliputi daerah Kepulauan

Nusa Tenggara. Kodam IX/Udayana yang dibentuk secara formal tanggal 27 Mei

1957 adalah salah satu Komando Utama di wilayah Kepulauan Nusa Tenggara

yang membawahi 3 Komando Resor Militer (Korem) yaitu Korem 161/Wira Sakti

di Kupang, Korem 162/Wira Bhakti di Mataram dan Korem 163/Wira Satya di

Denpasar. Letak Kodam IX/Udayana sangat strategis, karena wilayah teritorialnya

terdiri dari provinsi Bali, NTB dan NTT. Kodam IX/Udayana bagian dari TNI

merupakan kompartemen strategis mengemban tugas pokok mengamankan

kedaulatan Negara dan keutuhan wilayah NKRI dari berbagai bentuk ancaman

dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam negeri seperti

pemberontakan dan gerakan separatis. Dengan tugas pokok tersebut prajurit

6
Kodam IX/Udayana harus mampu menjadi penangkal sekaligus dapat digerakkan

setiap saat untuk menghancurkan seluruh kekuatan musuh serta memulihkan

kondisi keamanan nasional.

Kesehatan Daerah Militer IX/Udayana (atau Kesdam IX/Udayana)

adalah Badan Pelaksana tingkat Kodam IX/Udayana yang bertugas melayani

kesehatan prajurit dan ASN yang ada di lingkungan Kodam IX/Udayana yang

meliputi provinsi Bali, NTB, dan NTT. Dalam menjalankan tugasnya sebagai

prajurit, TNI diharuskan memiliki fisik yang sehat seperti yang telah diatur dalam

Doktrin TNI Tridarma Ekarma (Perpang/45/VI/2010) bahwa TNI menjalani

latihan fisik selama masa pendidikannya agar menjadi individu dengan fisik yang

sehat, tangguh dan kuat yang mendukung fungsinya sebagai anggota militer

(Oktaveriyanto dan Tobing, 2016). Selain latihan fisik, ada beberapa jenis

olahraga yang dilakukan oleh prajurit TNI seperti sepak bola, voli, beladiri,

tembak dan olahraga lainnya. Dari serangkaian latihan fisik dan olahraga yang

mereka lakukan setiap hari dapat menyebabkan terjadinya sistem kardiorespirasi

salah satu yang berperan penting adalah kadar hemoglobin mengalami perubahan

signifikan.

2.1.2 Tinjauan Umum Tentang Aktivitas Fisik

1. Definisi Aktivitas Fisik

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2015), aktivitas

fisik adalah gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi atau

pembakaran kalori. Aktivitas fisik merupakan segala bentuk gerakan dari tubuh

yang dihasilkan oleh otot rangka untuk pengeluaran energi. Gerakan yang

7
dimaksud dapat dilakukan dalam waktu senggang maupun pada saat sedang

bekerja. Setiap aktivitas yang dilakukan membutuhkan energi yang berbeda

tergantung intensitas dan kerja otot. Aktivitas fisik memiliki intensitas mulai dari

rendah hingga tinggi (World Health Organization, 2020). Aktivitas fisik

merupakan suatu kegiatan yang menyebabkan peningkatan penggunaan energi

atau kalori oleh tubuh. Aktivitas fisik yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari

dapat dikategorikan ke dalam pekerjaan, olahraga, kegiatan dalam rumah tangga

ataupun kegiatan lainnya (Aulia, 2022).

Berdasarkan definisi aktivitas fisik yang dikatakan beberapa ahli di atas

dapat disimpulkan bahwa aktivitas fisik dihasilkan oleh setiap gerakan tubuh yang

dihasilkan dari gerakan otot rangka yang meningkatkan pengeluaran energi dan

pembakaran kalori terdiri aktivitas seperti berjalan ke sekolah, bekerja, latihan,

aktivitas di rumah (menyapu, mencuci), transportasi (berjalan kaki, sepeda, motor)

dan rekreasi (olahraga, outbound, dansa), dalam intensitas, frekuensi, durasi yang

bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan tubuh setiap individu.

2. Klasifikasi pembagian Aktivitas Fisik

Menurut Kemenkes RI 2018 dalam (Kusumo, 2020) aktivitas fisik terbagi

menjadi tiga kategori yaitu kategori ringan, sedang dan berat.

1. Aktivitas Fisik Ringan

Aktivitas fisik kategori ringan merupakan kegiatan yang hanya

memerlukan sedikit tenaga dan biasanya tidak menyebabkan perubahan dalam

pernapasan. Energi yang dikeluarkan <3,5 Kcal/menit. Contoh aktivitas fisik

8
ringan: berjalan, membaca, melakukan pekerjaan rumah, peregangan, bermain

musik dan bermain golf.

2. Aktivitas Fisik Sedang

Dikatakan aktivitas fisik sedang jika pada saat melakukan aktivitas

fisik sedang tubuh sedikit berker ingat, denyut jantung dan frekuensi nafas

menjadi lebih cepat. Energi yang dikeluarkan: 3,5 – 7 Kcal/menit. Contoh

aktivitas fisik sedang yaitu: berjalan cepat (kecepatan 5 km/jam), berkebun

hingga bermain bulutangkis.

3. Aktivitas Fisik Berat

Aktivitas fisik kategori berat dimana selama beraktivitas, tubuh

mengeluarkan banyak keringat, denyut jantung dan frekuensi napas meningkat

sampai terengah-engah. Energi yang dikeluarkan >7 Kcal/menit. Contoh

aktivitas fisik berat yaitu: mengangkat benda berat, bersepeda 15 km/jam,

menaiki bukit.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Aktivitas Fisik

Menurut Aulia, (2022), berikut faktor-faktor yang mempengaruhi

aktivitas:

1. Usia

Umumnya, aktivitas fisik secara bertahap mengalami penurunan

seiring bertambahnya usia karena orang kehilangan massa dan kekuatan otot

mereka. Selama proses penuaan aktivitas fisik menurun 40% ̶ 80%, sehingga

meningkatkan kemungkinan individu mengembangkan gangguan metabolisme

dan penyakit kronis lainnya. Sebaliknya individu yang lebih muda memiliki

9
tingkat aktivitas fisik yang lebih aktif dikaitkan dengan produktivitasnya

dalam bekerja dan melakukan aktivitas lainnya.

2. Jenis Kelamin

Beberapa penelitian menyatakan bahwa gender dapat mempengaruhi

aktivitas fisik. Perempuan dan laki-laki memiliki perbedaan terkait aktivitas

fisiknya. Pada wanita biasanya lebih memperhatikan penampilan secara

fisiknya seperti ingin mendapatkan tubuh yang ideal yang akan mempengaruhi

aspek sosialnya sedangkan laki-laki usia dewasa lebih tertarik pada persaingan

sosial serta keterampilannya.

3. Pola Makan

Pola makan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

aktivitas fisik, karena bila jumlah porsi makan lebih banyak, maka tubuh akan

mudah merasa lelah dan keinginan melakukan olahraga atau menjalankan

aktivitas lainnya akan menurun. Sehingga banyak energi yang tertumpuk di

dalam tubuh dikarenakan tidak adanya pembakaran kalori pada tubuh yang

mengakibatkan aktivitasnya menjadi tidak cukup.

4. Penyakit atau Kelainan pada Tubuh

Salah satu yang mempengaruhi aktivitas fisik yaitu penyakit atau

kelainan pada tubuh. Pada beberapa kelompok seperti lansia maupun individu

dengan kondisi fisik atau penyakit tertentu memiliki penghalang tersendiri

dalam melakukan aktivitas fisik seperti adanya penyakit kronis, usia tua dan

status berat badan.

10
5. Pekerjaan sebagai Tentara

Pekerjaan sebagai tentara menjadi salah satu indikator yang

menentukan tingkat aktivitas fisik seseorang. Individu yang berprofesi sebagai

prajurit TNI disebutkan memiliki aktivitas fisik yang lebih tinggi daripada

individu pada umumnya. Hal ini disebabkan dengan aktivitas fisik yang tinggi

memberikan banyak manfaat dalam mengembangkan dan menjaga kebugaran

fisik yang dapat mendukung kesehatan prajurit sehingga dapat produktif

dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab.

4. Perubahan Fungsi Jantung dengan Aktivitas Fisik

Frekuensi jantung akan meningkat ketika tubuh melakukan aktivitas fisik,

karena membutuhkan oksigen, pH darah turun saat latihan menyebabkan

ketertarikan hemoglobin untuk mengikat oksigen. Oksigen yang diikat oleh

hemoglobin dalam darah dipengaruhi konsentrasi karbon dioksida. Frekuensi

jantung pada umumnya sama dengan frekuensi denyut nadi. Hasil pengukuran

denyut nadi dapat digunakan evaluasi sistem kerja jantung pada aktivitas fisik

(Ramadhani dkk, 2018).

Tabel 2.1
Perubahan Fungsi Jantung dengan Aktivitas Fisik

Aktivitas Fisik Denyut jantung (DT/ menit)


Istirahat 60-80
Sedang 80-100
Ringan 100-150
Berat >150
Sumber: WHO dalam Ramadhani dkk (2018)

11
2.1.3 Hemoglobin

2.1.3.1 Definisi Hemoglobin

Pigmen merah yang membawa oksigen dalam sel darah merah adalah

hemoglobin. Hemoglobin memiliki berat molekul 64,450 Dalton. Molekul

hemoglobin memiliki dua bagian yaitu bagian globin suatu protein yang terbentuk

dari empat rantai polipeptida (alfa, beta, gamma, dan delta) dan empat gugus

nonprotein yang mengandung besi yaitu heme. Masing-masing dari atom besi

dapat berikatan secara reversible dengan satu molekul Oksigen (O2). Setiap

hemoglobin mengangkut empat molekul O2 yang tidak mudah larut dalam

plasma, maka 98,5% O2 yang terangkut dalam darah terikat ke hemoglobin.

Oksigen ini berfungsi selain untuk oksidasi biologi juga oksigenasi jaringan

(Ramadhani dkk, 2018).

Hemoglobin mengikat O2 untuk membentuk oksihemoglobin, O2

menempel pada Fe2+ dalam heme. Afinitas hemoglobin terhadap O2 dipengaruhi

oleh pH, suhu, dan konsentrasi 2,3-difosfogliserat (2,3-DPG) dalam sel darah

merah. 2,3-DOG dan H+ berkompetisi dengan O2 untuk berikatan dengan

hemoglobin tanpa oksigen (hemoglobin terdeoksi), sehingga menurunkan afinitas

hemoglobin terhadap O2 dengan menggeser posisi empat rantai peptida (struktur

kuartener). Karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin membentuk karbon

monoksihemoglobin (karboksihemoglobin). Afinitas hemoglobin untuk O2 jauh

lebih rendah daripada afinitasnya terhadap karbon monoksida, sehingga CO

menggantikan O2 pada hemoglobin dan menurunkan kapasitas darah sebagai

pengangkut oksigen (Ramadhani dkk, 2018).

12
Selain mengangkut O2 hemoglobin juga dapat berikatan dengan :

1. Karbondioksida. Hemogobin membantu mengangkut karbondioksida dari sel.

Tingginya kadar karbondioksida dapat menyebabkan afinitas hemoglobin

terhadap oksigen menurun.

2. Bagian ion hidrogen asam (H+) dari asam karbonat terionisasi, yang

dihasilkan ditingkat jaringan dari CO2. Hemoglobin menyangga sehingga

asam ini tidak banyak menyebabkan perubahan pH darah.

3. Karbon monoksida (CO). Gas ini dalam keadaan normal tidak terdapat di

dalam darah, namun jika menghirup gas ini, hemoglobin yang berikatan

dengan O2 dapat menyebabkan terjadinya keracunan CO.

4. Nitrat oksida (NO). Di dalam paru-paru, nitrat oksida yang bersifat vasodilator

berikatan dengan hemoglobin. Nitrat oksidasi ini dibebaskan di jaringan,

tempat zat ini melemaskan dan melebarkan arteriol lokal.

2.1.3.2 Struktur Hemoglobin

Organ dalam tubuh manusia tergantung pada oksigenisasi untuk

pertumbuhan dan fungsinya dan proses ini berada di bawah pengaruh hemoglobin

(Hb). Menurut Fadli (2015), molekul hemoglobin (Hb) terdiri dari dua struktur

utama, yaitu :

1. Heme

Struktur heme melibatkan empat atom besi dalam bentuk Fe2+

dikelilingi oleh cincin protoporifin IX, karena zat besi dalam bentuk Fe3+

tidak dapat mengikat oksigen. Protrofin IX adalah produk akhir dalam sintesis

molekul heme. Protrofin ini hasil intraksi suksinil koezim A dan asam delta-

13
aminolevulinat di dalam mitokondria dari eritrosit berinti dengan

pembentukan beberapa produk antara yaitu porfobilinogen, uroporfilinogen

dan coproperifirin. Besi bergabung dengan protoporifin untuk membentuk

molekul heme lengkap. Cacat pada salah satu produk dapat merusak fungsi

hemoglobin (Hb).

2. Globin

Terdiri dari asam amino yang dihubungkan bersamaan untuk

membentuk rantai polipeptida. Hemoglobin (Hb) dengan terdiri atas rantai alfa

dan rantai beta. Rantai alfa memiliki 141 asam amino. Sedangkan rantai beta

memiliki 146 asam amino. Heme dan globin dari molekul hemoglobin

dihubungkan oleh ikatan kimia.

3. Struktur tambahan

Struktur tambahan yang mendukung molekul hemoglobin (Hb) adalah

2,3 difosfogliserat (2,3 DPG) suatu zat yang dihasilkan melalui jalur Embden

Meyerhofy yang anaerob selama proses glikolisis. Struktur ini berhubungan

erat dengan afinitas oksigen dari hemoglobin (Hb).

2.1.3.3 Pembentukan Hemoglobin

Menurut Arthur C. Guyton dan John E. Hall (1997) sintesis hemoglobin

dimulai dalam proeritoblas dan dilanjutkan sampai tingkat retikulosit, dari

sumsum tulang menuju ke dalam aliran darah retikulosit tetap membentuk

hemoglobin selama beberapa hari berikutnya. Tahap dasar kimiawi pembentukan

hemoglobin adalah yang pertama, suksinil-KoA, yang dibentuk dalam siklus

krebs berikatan dengan klisin untuk membentuk molekul pirol. Selanjutnya,

14
empat senyawa pirol bersatu membentuk senyawa protoporfirin yang kemudian

berikatan dengan besi membentuk molekul hem. Empat molekul hem berikatan

dengan satu molekul globin, suatu globulin yang disintesis dalam ribosom

retikulum endoplasma, membentuk hemoglobin. Terdapat beberapa variasi kecil

pada rantai sub unit hemoglobin yang berbeda, bergantung pada susunan asam

amino dibagian polipeptida. Tipe-tipe rantai itu disebut rantai alfa, rantai beta,

rantai gamma, dan rantai delta. Bentuk hemoglobin yang paling umum pada

orang dewasa, yaitu hemoglobin A, merupakan kombinasi dari dua rantai alfa dan

dua rantai beta. Karena setiap rantai mempunyai sekelompok prostetik heme,

maka terdapat empat atom besi dalam setiap molekul hemoglobin, masing-

masing dapat berikatan dengan 1 molekul oksigen, total membentuk 4 molekul

oksigen yang dapat diangkut oleh setiap molekul hemoglobin. Hemoglobin A

mempunyai berat molekul 64.458. Afinitas ikatan hemoglobin terhadap oksigen

ditentukan oleh sifat rantai hemoglobin. Abnormalitas rantai ini dapat mengubah

sifat-sifat fisik molekul 3 hemoglobin.

2.1.3.4 Sintesa Hemoglobin

Hemoglobin disintesa semasa proses maturasi eritrositik. Pusat

penghasilan utama bagi heme (porfirin) adalah sumsum tulang merah dan hepar.

Aktiviti preliminer memulai pembentukan heme yaitu sintesa porfirin berlaku

apabila suksinil-koenzim A (CoA) berkondensasi dengan glisin. Asam adipat

sebagai perantara yang tidak stabil yang terhasil melalui proses kondensasi

tersebut mengalami proses dekarboksilasi menjadi asam delta-aminolevulinat

(ALA). Reaksi kondensasi awalan ini berlaku di mitokondria dan memerlukan

15
vitamin B6. Pembentukan delta-ALA di mitokondria, dua molekul ALA

berkondensasi untuk membentuk monopirol porfobilinogen (PBG). Pembentukan

protoporfirin dan penglibatan ferum untuk pembentukan heme melibatkan

mitokondria.

Langkah ini melengkapkan pembentukan heme, yaitu komponen yang

mengandung empat cincin pirol untuk membentuk struktur tetrapirol yang lebih

besar. Ribosom merupakan tempat dimana rantai polipeptida bagi globin

diproduksi, seperti yang terjadi pada protein tubuh yang lain. Sintesa globin

sangat berkoordinasi dengan sintesa porfirin. Meskipun tidak ada kaitan antara

jumlah pengambilan zat besi dengan gangguan pada protoporfirin atau sintesa

globin. Sekiranya penghasilan globin berkurang, ferum akan berakumulasi di

dalam sitoplasma sel sebagai ferritin yang beragregasi (Ramadhani dkk, 2018).

2.1.3.5 Fungsi Hemoglobin

Hemoglobin di dalam darah berfungsi mengatur pertukaran oksigen

dengan karbondioksida dalam jaringan-jaringan tubuh, mengambil oksigen dari

paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-jaringan tubuh untuk digunakan

sebagai bahan bakar dan membawa karbon dioksida dari jaringan-jaringan tubuh

sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk di buang (Ramadhani dkk, 2018).

Menurut Depkes RI adapun fungsi hemoglobin antara lain:

1. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-

jaringan tubuh.

2. Oksigen dari paru-paru dibawa ke seluruh jaringan -jaringan tubuh untuk

dipakai sebagai bahan bakar.

16
3. Karbondioksida dibawa dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil

metabolisme ke paru-paru untuk di buang.

2.1.3.6 Kadar Hemoglobin

Batas nilai normal hemoglobin seseorang sukar ditentukan karena kadar

hemoglobin bervariasi. Namun pada tahun 2002 WHO telah menetapkan batas

kadar hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis kelamin.

Tabel 2.2
Batas Kadar Hemoglobin

Kelompok Umur Batas Nilai Hemoglobin (gr/dl)


Anak 6 bulan - 6 tahun 11,0
Anak 6 tahun - 14 tahun 12,0
Pria dewasa 13,0
Ibu hamil 11,0
Wanita dewasa 12,0
Sumber : WHO dalam Ramadhani dkk 2018.

2.1.3.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin

Beberapa faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin adalah:

1. Kecukupan Besi dalam tubuh

Menurut Parakkasi, Produksi hemoglobin membutuhkan besi,

sehingga anemia gizi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah

dan kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan

mikronutrien essensil dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi

mengantar oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, untuk diekskresikan

ke dalam udara pernafasan, sitokrom, dan komponen lain pada sistem

enzim pernafasan seperti sitokrom oksidase, katalase, dan peroksidase.

Peranan besi dalam sintesis hemoglobin dalam sel 13 darah merah dan

mioglobin dalam sel otot. Kandungan 0,004% berat tubuh (60-70%)

17
terdapat dalam hemoglobin yang disimpan sebagai feritin di dalam hati,

hemosiderin di dalam limfa dan sumsum tulang.

Kurang lebih 4% di dalam tubuh besi sebagai mioglobin, senyawa-

senyawa besi seperti sitokrom dan flavoprotein sebagai enzim oksidatif.

Walaupun jumlahnya sangat kecil, namun mempunyai peranan yang sangat

penting. Mioglobin ikut dalam transportasi oksigen menerobos sel-sel

membran masuk kedalam sel-sel otot, sitokrom, flavoprotein, dan senyawa-

senyawa mitokondria yang mengandung besi lainnya, memegang peranan

penting dalam proses oksidasi menghasilkan Adenosin Tri Phosphat (ATP)

yang merupakan molekul berenergi tinggi. Sehingga apabila tubuh

mengalami anemia gizi besi maka terjadi penurunan kemampuan bekerja

(WHO dalam Ramadhani dkk, 2018). Menurut Kartono J dan Soekatri M,

kecukupan besi yang direkomendasikan adalah jumlah minimum besi yang

berasal dari makanan yang dapat menyediakan cukup besi untuk setiap

individu yang sehat pada 95% populasi, sehingga dapat terhindar

kemungkinan anemia kekurangan besi (Ramadhani dkk, 2018).

2. Metabolisme Besi dalam tubuh

Menurut Wirakusumah, Besi yang terdapat di dalam tubuh orang

dewasa sehat berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam 14

sel-sel darah merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5g), mioglobin (150 mg),

phorphyrin cytochrome, hati, limfa dan sumsum tulang (> 200-1500 mg).

Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian fungsional yang dipakai

untuk keperluan metabolic dan bagian yang merupakan cadangan.

18
Hemoglobin, mioglobin, sitokrom, serta enzim hem dan non hem adalah

bentuk besi fungsional dan berjumlah antara 25-55 mg/kg berat badan,

sedangkan besi cadangan apabila dibutuhkan untuk fungsi fisiologis dan

jumlahnya 5-25 mg/kg berat badan. Feritin dan hemosiderin adalah bentuk

besi cadangan yang biasanya terdapat dalam hati, limpa dan sumsum

tulang. Metabolisme besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi,

pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan pengeluaran (Ramadhani

dkk, 2018).

2.1.3.8 Metode Pemeriksaan Kadar Hemoglobin

Ramadhani dkk (2018) menyatakan pemeriksaan kadar hemoglobin dapat

dilakukan dengan cara antara lain:

1. Metode Sahli

Cara ini hematin di ubah menjadi hematin asam, kemudian warna

yang terjadi dibandingan secara visual dengan standard dalam alat tersebut.

2. Metode Sianmethemoglobin

Hemoglobin darah diubah menjadi sianmethemoglobin

(Hemoglobinsianida) dalam larutan yang berisi kaliu ferrisianida dan

kaliumsianida. Absorbansi larutan di ukur pada panjang gelombang 546 nm

(filter hijau) dengan program C/F dan faktor 36,77. Larutan drabkin yang

dipakai pada cara ini mengubah hemoglobin, oksihemoglobin,

methemoglobin dan karboksihemoglobin menjadi sianmethemoglobin.

Sulfehemoglobin tidak berubah dan tidak ikut diukur.

19
2.1.4 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Hemoglobin

Melakukan olahraga secukupnya maka akan memberikan dampak positif

pada tubuh, sebaliknya olahraga dengan intensitas tinggi dikhawatirkan

berpengaruh terhadap kesehatan. Pengaruh aktivitas fisik terhadap fungsi biologis

dapat berupa pengaruh positif yaitu memperbaiki namun pengaruh negatif yaitu

menghambat atau merusak. Saat seseorang melakukan aktivitas fisik, seperti

berolahraga, terjadi peningkatan aktivitas metabolik yang tinggi, asam yang

diproduksi (ion hidrogen, asam laktat) pun semakin banyak sehingga

mengakibatkan terjadinya keasaman bertambah atau penurunan pH. Keasaman

bertambah maka pH semakin turun dan kadar ion H+ meningkat akan

melemahkan ikatan antara oksigen dan hemoglobin sehingga kurva disosiasi

oksigen-hemoglobin bergerak ke kanan (Afinitas hemoglobin terhadap oksigen

berkurang) sehingga menyebabkan hemoglobin melepaskan lebih banyak oksigen

ke jaringan (Ramadhani dkk, 2018).

2.2 Kerangka Konsep

Tentara Nasional Indonesia


(TNI)

Aktivitas Fisik

Aktivitas Fisik Aktivitas Fisik Aktivitas Fisik


Ringan Sedang Berat

Fungsi Jantung
pH Turun

Hemoglobin

20
Penjelasan Kerangka Konsep:

Aktivitas fisik secara biologis melibatkan banyak kerja sistem dalam

tubuh manusia. Salah satu sistem yang memiliki peran sangat penting ketika

beraktivitas fisik adalah sistem kardiorespirasi yang terdiri dari sistem

peredaran darah dan sistem pernafasan. Sistem kardiorespirasi berperan penting

bagi personel militer ketika melakukan aktivitas fisik baik dalam tugas maupun

latihan karena sistem kardiorespirasi menentukan transpor oksigen yang

dibutuhkan untuk menghasilkan energi dalam metabolisme. Dalam sistem

kardiorespirasi salah satu yang berperan penting adalah kadar hemoglobin.

2.3 Hipotesis

1. Ha (H Alternatif) : ada perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah

aktivitas fisik pada Tentara di Kesdam IX Udayana.

2. Ho (H Null) : Tidak ada perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah

aktivitas fisik pada Tentara di Kesdam IX Udayana.

Pada penelitian ini, hipotesis awal yaitu ada perbedaan kadar

hemoglobin sebelum dan sesudah aktivitas fisik pada tentara di Kesdam IX

Udayana.

21
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik

dengan pendekatan Case-control (Longitudinal). Penelitian observasional

analitik adalah penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap

subyek penelitian (masyarakat) yang diarahkan untuk menjelaskan suatu

keadaan atau situasi. Peneliti mencoba untuk mencari hubungan variabel

aktivitas fisik dengan kadar hemoglobin untuk menentukan ada tidaknya

hubungan antar variabel. Penelitian ini menggunakan pendekatan case control

karena observasi yang dilakukan pada variabel bebas dan variabel terikat tidak

dilakukan pada waktu yang sama.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Sampel akan diambil pada Tentara di Kesdam IX Udayana.

Penelitian dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Tk.II

Udayana yang beralamat di Jalan P.B. Sudirman No.1 Dauh Puri, Kec.

Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu yang akan diperlukan untuk penelitian ini 2 (dua) bulan

yaitu pada bulan Januari sampai dengan Februari 2023.

22
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, populasi dalam

penelitian ini adalah Tentara dilingkungan Kesdam IX Udayana sebanyak 133

orang.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling

yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara

populasi sesuai dengan kehendak peneliti, sehingga sampel tersebut dapat diwakili

karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Sugiyono, 2011).

Besar sampel yang digunakan pada penelitian ini dihitung menggunakan

rumus perhitungan sampel penelitian cross sectional (Masturoh and Anggita,

2018) yaitu :

𝑍2𝑝(1 − 𝑝)𝑁
𝑛= 2
𝑑 (𝑁 − 1) + 𝑍2𝑝(1 − 𝑝)

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

Z = Derajat kepercayaan pada tingkat 95% (1,96)

23
p = Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi (0,50)

d = Derajat penyimpangan terhadap populasi (0,05)

Melalui rumus di atas, maka jumlah sampel yang harus diambil untuk

penelitian ini adalah sebesar :

1,962. 0,5 (1 − 0,5) 133


𝑛=
0,052 (133 − 1) + 1,962. 0,5 (1 − 0,5)

127.7332
𝑛=
1,2904

𝑛 = 98,9872907626 = 99

Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah sampel yang dibutuhkan

adalah sekurang-kurangnya adalah sebanyak 99 sampel tentara di Lingkungan

Kesdam IX Udayana yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sampel:

1. Kriteria Penerimaan Sampel (Inklusi)

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Usia 18-30 tahun

2) Rutin melakukan aktivitas fisik setiap hari

3) Bersedia di teliti

2. Kriteria Penolakan Sampel (Eksklusi)

Pada penelitian ini yang termasuk kriteria eksklusi adalah sebagai berikut:

1) Tentara dalam masa kenaikan pangkat pendidikan

2) Tentara dalam masa kontrol pengobatan

3) Tidak bersedia/mengundurkan diri

24
3.4 Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini menggunakan variabel bebas (Independent) adalah

Aktivitas Fisik. Sedangkan variabel terikat (Dependent) yaitu Hemoglobin.

Tabel 1.4 Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur

Aktivitas Fisik Aktivitas fisik sehari-hari meliputi Kuisioner Nominal Aktivitas ringan
berjalan, berlari, oalahraga, dan lain- sampai berat
lain yang dilakukan responden sebelum pada tentara.
penelitian.

Kadar Kadar hemoglobin sampel yang Swelab Nominal 0. Ya, jika


Hemoglobin diperoleh dengan cara pengukuran Alfa hemoglobin
sampel darah vena pada responden. ≤ 13 gr/dL
1. Tidak, jika
hemoglobin
≥ 13 gr/dL

3.5 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

berkaitan dengan angka-angka yang diperoleh dari hasil pengukuran kadar

hemoglobin pada tentara dan kuisioner.

3.5.2 Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data melalui beberapa langkah:

1. Persiapan Penelitian

Mengurus surat izin penelitian ke Kesdam IX Udayana dan melakukan

pendataan pada personil Tentara di Kesdam IX Udayana terkait

penglibatan personil sebagai responden. Selanjutnya mengajukan surat

penelitian diLaboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit TK.II Udayana

terkait pelaksanaan pengukuran kadar hemoglobin.

25
2. Pelaksanaan Pengumpulan Data

1. Informed Consent

Memberikan lembar informed consent atau lembar persetujuan

penelitian kepada responden untuk di tanda tangani.

2. Kuesioner

Memberikan kuesioner kepada respondem sebelum melakukan

pengambilan sampel Darah. Responden diminta untuk mengisi

kuesioner dengan cara menberi tanda (centang/silang) pada lembar

kuesioner yang sudah dibagikan. Data kuesioner bertujuan untuk

memperoleh informasi terkait kegiatan atau aktivitas fisik yang

dilakukan oleh responden. Sebelum itu, kuesioner dilakukan uji

validitas dan realibilitas. Uji coba validitas dan reliabilitas bertujuan

untuk mengetahui sejauh mana sebuah alat ukur dapat dipercaya dalam

mengukur sesuatu hal.

3. Pengukuran

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Hematology

Analyzer yaitu bertujuan untuk melihat kadar hemoglobin.

Prosedur kerja pada penelitian ini ada 3 tahap, yaitu:

1. Tahap pra analitik

a. Persiapan tindakan meliputi:

1. Dilakukan prosedur safety laboratorium

2. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan yang akan

digunakan untuk pemeriksaan hemoglobin.

26
3. Responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan

pengambilan sampel.

b. Pengambilan sampel

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Tentukan lokasi pengambilan.

3. Dipasang ikatan pembendung/tourniquet pada lengan atas dan

mintalah untuk mengepalkan tangannta agar vena terlihat jelas.

4. Dibersihkan lokasi pengambilan yang akan diambil dengan

alkohol 70% dan biarkan alkohol sampai mengering.

5. Tusuklah kulit dengan jarum dan semprit sampai ujung jarum

masuk kedalam lumen vena.

6. Lepaskan atau regangkan tourniquet dan perlahan tarik penghisap

semprit sampai jumlah darah yang dikehendaki didapat.

7. Taruhlah kapas diatas jarum dan cabutlah semprit dan jarum itu.

8. Angkatlah jarum dari semprit dan dialirkan darah kedalam

tabung yang tersedia melalui dinding tabung (jangan

disemprotkan).

9. Sampel di beri label.

c. Tahap persiapan sampel

Dipastikan alat dalam keadaan ready dan darah diputar diatas alat

roller mixers sebelum dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin

pada alat Hematology Analyzer Swelab Alfa.

27
2. Tahap Analitik

Pemeriksaan kadar hemoglobin pada alat hematology analyzer

swelab alfa yaitu alat yang sudah ready di klik next sample pada

display alat, masukkan data pasien (nama, jenis kelamin, dan usia),

dibuka tutup tabung dan aspirasikan sampel melalui probe sampel

dengan memasukkan probe sampel secara perlahan ke dalam tabung

sampel, lalu tekan start plate darah utuh dibelakang probe sampel.

Pastikan bahwa tabung sampel darah tidak menyentuh bagian atas

probe sampel. Ikuti petunjuk di layar kapan melepas tabung sampel.

Suara bip merupakan indikasi bahwa sampel bisa dilepas dari probe

sampel. Penganalisis kini beralih ke layar analisis sampel. Hasil

sampel akan ditampilkan pada display kurang lebih 60 detik.

3. Tahap post analitik

a. Dilakukan pelaporan terhadap hasil kadar hemoglobin pada

seluruh sampel.

b. Dilakukan analisa data terhadap hasil kadar hemoglobin pada

seluruh sampel.

3.6 Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1 Pengolahan Data

Tahapan pengolahan data dalam penelitian ini meliputi:

1. Editing merupakan penyeleksian data yang salah atau meragukan dan

memeriksa isi kuesioner yang ada mulai dari data identitas, data aktivitas

fisik dan kadar hemoglobin. Editing dilakukan dilapangan agar kesalahan

28
dapat ditelusuri kembali pada responden yang bersangkutan sebelum

proses pemasukan data.

2. Coding merupakan kegiatan klasifikasi data dan memberi kode pada

masing-masing data. Data yang di coding yaitu kadar hemoglobin.

3. Entry data adalah memasukkan data kedalam program pengolahan data

secara komputerisasi. Entry data aktivitas fisik dan kadar hemoglobin

dengan menggunakan program SPSS.

4. Data cleaning adalah suatu cara untuk menjaga kualitas data dengan cara

pembersihan data dari kesalahan (human error) yang terjadi. Data yang di

cleaning yaitu data identitas, aktivitas fisik dan kadar hemoglobin dengan

cara melihat jumlah N valid, nilai ekstrim, nilai minimal dan maksimal.

5. Tabulasi Tabulasi dilakukan dengan cara membuat master tabel yang

berisi data rekapitulasi dari data identitas, aktivitas fisik dan kadar

hemoglobin.

3.6.2 Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji Chi-

Square. Chi-Square disebut juga dengan Kai Kuadrat. Chi Square adalah salah

satu jenis uji komparatif yang dilakukan pada dua variabel, di mana skala data

kedua variabel adalah nominal. Apabila dari 2 variabel, ada 1 variabel dengan

skala nominal maka dilakukan uji chi square dengan merujuk bahwa harus

digunakan uji pada derajat yang terendah (Ismail, 2018).

29
3.7 Etika Penelitian

Mengingat pertimbangan etika, peneliti menerapkan prinsip etika

penelitian yaitu meliputi:

1. Confidentiality (kerahasiaan)

Adalah menjaga kerahasiaan, dalam hal ini semua data terkait dengan data

pasien yang ada pada RM menggunakan inisial dan hanya digunakan

untuk penelitian serta penyajian hanya dalam forum akademik.

2. Informed Consent

Menurut Permenkes 290/2008, Persetujuan Tindakan (informed Consent)

adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya

setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan yang

akan dilakukan terhadap pasien.

3. Sukarela

Adalah atas kemauan sendiri atau kehendak pribadi tanpa paksaan dari

siapapun.

30
DAFTAR PUSTAKA

Kukuh Pambuka Putra, 2014. Pengaruh Pelatihan Fisik dan Rutinitas Dalam
Batalyon Infanteri Terhadap VO2Max dan Kadar MDA Serum Personel
Korps Raider Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat.
Jakarta:FIKUNY.

Laura Kosasi, Fadil Oenzil, Amel Yanis, 2014. Hubungan Aktivitas Fisik
terhadap Kadar Hemoglobin pada Mahasiswa Anggota UKM Pandekar
Universitas Andalas. Jurnal Kesehatan Andalas, 3(2). Retrieved from
http://jurnal.fk.unand.ac.id.

Putra, K., & Purwanto, B. (2015). Personel Militer Sebagai Individu Terlatih
Tidak Membutuhkan Suplementasi Antioksidan Tambahan. Jurnal Ilmu
Kesehatan Olahraga Indonesia, 1(4).

WHO. (2015). Physical Activity. Www.Who.Int. http:www.who.int/topics/


physical_activity/en.

Sholihin, A. D., & Sugiarto. (2016). Analisis Aktivitas Fisik Dan Aktivitas Belajar
Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Semarang Dalam Memanfaatkan Waktu Luang. JSSF (Journal of Sport
Science and Fitness), 4(4), 34–37.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/j ssf/article/view/10095/6518.

Rahmi, E. (2016). pengaruh latihan lari 2milterhadap peningkatan VO2maksdan


MVV pada prajurit TNI Latihan Terprogram dan Tidak Terprogram
(Universitas Andalas). http://scholar.unand.ac.id/12252/5/Tugas Akhir
Ilmiah Utuh.pdf.

Ridho Benovri, Arham Syahban, Mukhtar Ridwan. (2021). Analisis Aktivitas


Fisik Anggota TNI-AD Di Masa Pandemic Covid-19. Jurnal Olimpia.
http://journal.binadarma.ac.id/index.php/olympia.

Ramadhani, Arsando Aniko. (2018). Perbedaan Kadar Hemoglobin Sebelum Dan


Sesudah Aktivitas Fisik Pada Latihan Zumba. Thesis.
http://repository.unimus.ac.id/id/eprint/2310. Diakses pada tanggal 2
Januari 2023.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :


Alfabeta.

31
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI. ISSN: 2442-7659.

English, J. A., & Gudmundsson, B. I. (1994). The Military Profession series.


London: Praeger Publishers.

MacInnis, M. J., & Gibala, M. J. (2016). Physiological adaptations to interval


training and the role of exercise intensity. The Journal of Physiology.
https://doi.org/10.1113/JP273196. Diakses pada tanggal 2 Januari 2023.

Kusumo, M. P. (2020) Pemantauan Aktivitas Fisik. 01 edn. Yogyakarta.

Aulia Nadya Nugrah. (2022). Gambaran Tingkat Aktivitas Fisik pada Prajurit TNI
Pasca Cedera Anterior Cruciate Ligament di Kota Makassar. Skripsi.
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/17842/. Diakses pada tanggal 2
Januari 2023.

32
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
RENCANA JADWAL PENELITIAN
NO Kegiatan Desember 2022 Januari 2023 Februari 2023 Maret 2023 April 2023 Mei 2023

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul
2 Acc judul
3 Bab I
4 Bab II
5 Bab III
6 Acc Proposal
7 Ujian Proposal
8 Perbaikan Proposal
9 Pembuatan Surat Ijin
Penelitian
10 Pengambilan Sampel
11 Analisis Sampel
12 Analisis Data
13 Penyusunan Skripsi
14 Sidang Skripsi
15 Revisi Skripsi

33
Lampiran 2. Rencana Anggaran Penelitian
RENCANA ANGGARAN PENELITIAN

A PERSIAPAN
No Pengeluaran Harga
1 Ujian Proposal Rp. 150.000.00
B PELAKSANAAN
No Pengeluaran Harga
1 Spuit 3 cc Rp. 100.000.00
2 Tabung EDTA (1 Pck) Rp. 150.000.00
3 Alkohol Swab (1 Pck) Rp. 30.000.00
4 Plester Bandage Bulat Rp. 15.000.00
5 Tissue Rp. 15.000.00
C TAHAP AKHIR
1 Penyusunan Skripsi Rp. 150.000.00
2 Penggandaan Skripsi Rp. 150.000.00
4 Pengumpulan Data Rp. 200.000.00
Total Rp. 960.000.00

34
Lampiran 3. Lembar Permohonan Menjadi Responden
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth. Kepala Satuan Kesdam IX Udayana
Denpasar

Dengan hormat,
Peneliti sebagai mahasiswa Program Studi Teknologi Laboratorium Medis
Program Sarjana STIKes Wira Medika Bali bermaksud akan mengadakan
penelitian mengenai “Hubungan Kadar Hemoglobin Sebelum dan Sesudah
Aktivitas Fisik Pada Tentara Di Kesdam IX Udayana” dimana hal ini sebagai
persyaratan dalam menyelesaikan program studi DIV Teknologi Laboratorium
Medis. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, saya mohon kesediaan personil TNI
Kesdam IX Udayana untuk menjadi responden yang akan diberikan intervensi
oleh peneliti dan saya akan menjamin kerahasiaannya. Demikian permohonan ini
saya sampaikan, dan atas partisipasinya saya ucapkan terima kasih.

Denpasar, 18 Januari 2023


Peneliti

Mulyati
NIM. 22.351.0027

35
Lampiran 4. Lembar Persetujaun Menjadi Responden

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul Penelitian : Hubungan Kadar Hemoglobin Sebelum dan Sesudah


Aktivitas Fisik Pada Tentara Di Kesdam IX Udayana.
Peneliti : Mulyati
NIM : 22.351.0027
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : …………………………………………………………
Umur : …………………………………………………………

Setelah mendapat penjelasan tentang penelitian yang berjudul “Hubungan


Kadar Hemoglobin Sebelum dan Sesudah Aktivitas Fisik Pada Tentara Di
Kesdam IX Udayana” dengan ini menyatakan turut berpartisipasi sebagai
responden dengan sukarela dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Denpasar, Januari 2023


Peneliti Responden

(Mulyati) (……………..………………...)
NIM. 22.351.0027

36
Lampiran 5. Master Tabel

Master Tabel

No Responden Usia Jenis Aktivitas Fisik Kadar Kadar


Kelamin Hemoglobin Hemoglobin
Pagi Sore
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

37
Lampiran 6. Kuesioner Aktivitas Fisik
No. Responden

Kuesioner Aktivitas Fisik


Nama :
Jenis kelamin :
Usia :
Petunjuk
Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui tingkat aktivitas personil TNI selama 7
hari terakhir. Ini mencakup aktivitas fisik atau olahraga yang membuat
berkeringat atau kaki terasa lelah, atau permainan yang membuat napas menjadi
berat.
Untuk mengisi kuesioner nomor 1 sampai dengan nomor 4 berilah lingkaran
pada pilihan sesuai dengan jawaban anda.
1. Bagaimana aktivitas anda?
a. Aktivitas ringan: berjalan di atas permukaan datar, dengan kecepatan 2.5- 3
m/jam, Apel pagi/sore, membersihkan mess/rumah, aktivitas menulis, dll.,
b. Aktivitas sedang: berjalan di atas permukaan datar dengan kecepatan 3.5- 4
m/jam, sit-up, pull-up, bridge, wall-sit, membawa beban, bersepeda, latihan
tembak.,
c. Aktivitas berat: berjalan menanjak dengan beban, mendaki gunung, gasjas
periodik, binsik rutin.
2. Apakah anda berolahraga?
a. Ya
b. Tidak
3. Jika anda berolahraga: Olahraga pertama yang paling sering, termasuk olahraga
apakah yang sering anda lakukan?
a. tingkat rendah : Billiard, melaut, bowling, golf, dll
b. tingkat sedang: Badminton, bersepeda, menari, berenang, tenis
c. tingkat berat: Bertinju, bola basket, sepak bola, mendayung.

38
4. Jika anda berolahraga: Olahraga kedua yang paling sering, termasuk olahraga
apakah yang sering anda lakukan?
a. tingkat rendah : Billiard, melaut, bowling, golf, dll
b. tingkat sedang: Badminton, bersepeda, menari, berenang, tenis
c. tingkat berat: Bertinju, bola basket, sepak bola, mendayung.

Untuk mengisi kuesioner nomor 5 sampai dengan nomor 17 berilah tanda


contreng (√) di kolom yang sesuai dengan jawaban anda.
No Pertanyaan Tidak Jarang Kadang- Sering Selalu
Pernah kadang
5 Seberapa sering anda
duduk di kantor?
6 Seberapa sering anda
berdiri di kantor?
7 Seberapa sering anda
berjalan di kantor?
8 Selama di kantor
seberapa sering anda
mengangkat beban berat?
9 Apakah anda sering
merasa lelah secara fisik,
setelah kerja?
10 Seberapa sering anda
berkeringat di kantor?
11 Selama waktu senggang
apakah
anda berolahraga?
12 Seberapa sering anda
menonton televisi, selama
waktu
senggang?
13 Selama waktu senggang
apakah anda berjalan-
jalan?
14 Selama waktu senggang
apakah anda bermain
sepeda?
15 Seberapa sering
anda berkeringat

39
No Pertanyaan < 1 jam 1-2 jam 2-3 jam 3-4 jam >4 jam
16 Jika anda berolahraga:
olahraga pertama yang
paling sering. Berapa
banyak anda berolahraga
dalam seminggu?
17 Jika anda berolahraga:
olahraga kedua yang
paling sering. Berapa
banyak anda berolahraga
dalam seminggu?

40

Anda mungkin juga menyukai