Disusun Oleh:
Banjarmasin,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Ketua Program Studi D-III Fisioterapi
Politeknik Unggulan Kalimantan Banjarmasin
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur kita panjatkan kepada ALLAH SWT dan junjungan kita
nabi besar Muhammad SAW, karena berkat rahmat, karunia dan inayah-Nya, kita
selalu dapat melakukan hal sebagaimana mestinya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal KTI dengan judul “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada
Gangguan Fungsional Mengunyah Akibat Temporomandibular Joint Disorder
Dengan Modalitas Ultrasound, Muscle Energy Technique, dan Traksi Osilasi Di
Kelurahan Kuin Ceruruk Kota Banjarmasin”.
Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih atas
kesempatan, bimbingan, arahan, dukungan moral dan materi serta kerja sama yang
diberikan selama maupun setelah proses penulisan proposal penelitian ini,
kepada :
1. Bapak Husin, S.Kep., NS., MPH selaku Direktur Politeknik Unggulan
Kalimantan Banjarmasin.
2. Mu’Jizatillah, S.Ft.,Physio., M.Kes, selaku Ketua Prodi DIII Fisioterapi
Politeknik Unggulan Kalimantan.
3. Yulisha Eva Oktaviani, S.Ft, M.Kes , selaku dosen pembimbing I yang telah
bersedia memberikan bimbingan serta arahan yang membangun selama
proses penulisan penelitian.
4. Maulida Wijaya Putri, S.Fis, M.Biomed, selaku dosen pembimbing II yang
senantiasa memberikan pengajaran dan ilmu-ilmu baru selama proses
penulisan berlangsung.
5. Orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dan do’a,
motivasi dan semangat.
6. Seluruh dosen program studi fisioterapi Politeknik Unggulan Kalimantan
yang telah memberikan pengetahuan kepada mahasiswa fisioterapi.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
banyak membantu penulis dalam pembuatan proposal penelitian ilmiah ini.
iv
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini belumlah sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan
untuk penyempurnaan laporan ini. Akhir kata, penulis berharap semoga proposal
penelitian ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada kita,
Aamiin Ya Allah Ya Rabbal Alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
v
DAFTAR IS
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................ix
DAFTAR SINGKATAN, ISTILAH dan LAMBANG........................................x
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................7
A. Tinjauan Tentang temporomandibular joint disorder..................................7
B. Tinjauan Gangguan Fungsional Mengunyah..............................................18
C. Tinjauan Tentang Modalitas.......................................................................24
D. Kerangka Teori...........................................................................................34
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................35
A. Jenis Penelitian............................................................................................35
B. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................35
C. Prosedur Pengambilan Data........................................................................35
D. Instrumen Penelitian...................................................................................36
E. Alur Penelitian............................................................................................37
F. Pengolahan dan Analisis Data.....................................................................38
G. Etika Masalah..............................................................................................39
H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian....................................................................40
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................41
LAMPIRAN..........................................................................................................46
DAFTAR TABEL
vi
Tabel 3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian..............................................................31
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
DAFTAR SINGKATAN, ISTILAH dan LAMBANG
Daftar Singkatan
TMJ = Temporomandibular Joint
Daftar Istilah
Abnormal = kondisi yang tidak normal
Arkus = rata
pasokan darah
Ball & socket joint =sendi berbentuk seperti bola dan dapat bergerak leluasa
x
Derangement = kelainan
Diskus = diskus
Distraksi = gangguan
Efferent = saraf pembawa sinyal dari sistem saraf pusat ke otot dan
kelenjar
Fibrokartilago = jenis tulang yang paling kaku dan kuat dari tulang rawan.
Fossa = lubang
Frekuensi = durasi waktu, atau bisa dalam artian lain getaran atau
gelombang
Ganglion = benjolan
xi
Hilainkartilago = jenis tulang rawan yang membantu pergerakan sendi
Intensitas = tingkatan
Intervensi = penanganan
Joint = sendi
ramus mandibular
Krepitasi = gemeretak
xii
Lateralis = bagian luar/pinggir anggota tubuh
Laxity = Kelenturan
tulang
tubuh
Muscle = otot
Nervus = saraf
Netral = sejajar
Orofasial = nyeri yang terjadi pada area rongga mulut, wajah, leher.
Os = tulang
xiii
Ramus = cabang
Relaksasi = bebas
dari luar
Resistensi = tahanan
Spasme = kontraksi otot berlebih atau tiba tiba atau tidak disengaja
Stretching = peregangan
Trauma = benturan
Daftar Lambang
. = titik
, = koma
( = buka kurung
) = tutup kurung
“ = tanda petik buka
” = tanda petik tutup
/ = per
% = persen
xiv
& = dan
? = tanda tanya
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah sebuah sumber daya yang dimiliki semua manusia dan
bukan merupakan suatu tujuan hidup yang perlu dicapai. Namun kesehatan juga
tidak terfokus kepada fisik yang bugar tetapi meliputi jiwa yang sehat dimana
individu dapat bersikap toleran dan dapat menerima perbedaan (Darmawan &
Rismawati, 2020). Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan
tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya sebab kesehatan gigi
dkk., 2016). Salah satu bagian pada gigi dan mulut yang sering mengalami
(Suhartini, 2015).
tulang yaitu os temporal dan juga os mandibular yang berjenis ball & socket joint
yang sering terjadi ketika kebiasaan buruk apabila pola mengunyah yang salah
seperti mengunyah pada satu sisi kanan atau kiri (Jamil, 2014). Di Indonesia
keluhan pada TMJ belum banyak diketahui. Akan tetapi, penelitian terhadap
lansia dari 50 sampel yang diteliti dengan rentang usia 60-91 tahun, 68% lansia
1
temporomandibular joint disorder sering terjadi pada anak-anak dan remaja
2
2
anak–anak dan 36,9% pada remaja. Adapun penelitian oleh Husada dkk (2019),
gangguan TMJ banyak terjadi pada wanita dengan perbandingan 8 : 1 dan 3,6% -
tingkat keparahan yang cukup berat dan memerlukan pengobatan. Salah satu
yang sering dirasakan yaitu nyeri dan bunyi klik saat makan dan membuka mulut.
Adapun salah satu yang sering terjadi yaitu keterbatasan ketika membuka mulut
2018).
Salah satu modalitas yang bisa diberikan pada pasien TMD adalah
frekuensi antara 0.7 sampai 3.3 MHz, dengan tujuan untuk memaksimalkan energi
3
yang masuk ke dalam jaringan lunak (Hasanah, 2017). Menurut penelitian Lestari
pada TMJ derangement. Adapun muscle energy technique adalah salah satu teknik
dari manual terapi yang menggunakan kontraksi secara sadar dari otot pasien
dengan gerakan yang terkontrol melawan gerakan tahanan dari terapis (Khotimah,
technique pada TMJ dapat mengurangi ketegangan pada otot-otot pengunyah dan
menurunkan nyeri. Sedangkan traksi osilasi adalah gerakan yang dilakukan pada
permukaan sendi yang disertai gerakan pasif dengan amplitudo yang kecil atau
besar dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi sendi kearah normal dan
pergerakan cairan synovial serta membawa zat-zat gizi pada bagian yang bersifat
avaskular dan juga intra artikular pada bagian yang bersifat fibrokartilago
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
technique, dan traksi osilasi pada pasien temporomandibular joint disorder dapat
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
aktivitas sehari hari yang pada akhirnya berdampak pada hilangnya atau
joint disorder.
2. Manfaat Praktisi
a) Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah ilmu pengetahuan dan juga
b) Bagi Mahasiswa
d) Bagi Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
dengan nyeri pada otot pengunyahan dan disfungsi ketika mengunyah dari
dikenal sebagai penyebab utama nyeri nondental pada daerah orofasial dan
Temporomandibular joint disorder atau TMD juga disebut sebagai salah satu
salah satunya yaitu kebiasaan mengunyah satu sisi. Kebiasaan mengunyah satu
menyebabkan kekakuan pada sendi ketika mengunyah atau disabilitas (Shofi dkk.,
2014).
a. Tulang
7
8
yaitu kondilus mandibula dan fossa mandibular pada tulang temporal (Ikbal dkk.,
2019).
1) Tulang Temporal
Temporal disebut juga sebagai tulang pelipis dan terbagi menjadi 2 yaitu
bagian kiri dan kanan. Setiap tulang memiliki 2 bagian yaitu bagian Squama atau
bagian pipih yang menjulang ke atas dan sebagai tempat melekatnya otot otot
2) Tulang Mandibula
Mandibula adalah tulang rahang bawah yang merupakan tulang yang besar
dan paling kuat pada daerah wajah. Tulang mandibula juga disebut sebagai tulang
tengkorak yang dapat bergerak saat membuka dan menutup mulut, dapat ditarik
b. Sendi
membuka dan menutup seperti sebuah engsel, bergeser kedepan dan kebelakang
dari sisi yang satu ke sisi lainnya serta memiliki peranan penting dalam proses
tersendiri dibandingkan sendi synovial lain yaitu permukaan sendi TMJ dilindungi
pada TMJ membagi rongga sendi menjadi dua yaitu rongga atas dan rongga
bawah, koordinasi gerakan pada kedua sendi kiri maupun kanan selalu berkerja
secara bersama sama secara serentak serta gigi geligi yang mempengaruhi
fossa mandibula ketika mulut dalam posisi istirahat maupun menutup. Perbedaan
yang terlihat dari kedua permukaan tulang tersebut yaitu permukaan sendi
konkaf pada posisi menutup dan eminensia artikularis yang konveks dalam posisi
membuka penuh .
c. Ligamen
sphenomandibula. Ketiga ligamen ini berperan kecil dalam stabilitas dan sebagai
mandibula. Ligamen ini berhubungan dengan kelenjar parotis dan kulit di sebelah
lateral.
2) Ligamen stilomandibula
11
mandibula dan margo posterior dari ramus mandibula. Ligamen ini berhubungan
3) Ligamen sphnomandibula
pterigoideus di bagian atas, di bagian bawah dengan arteri dan vena alveolaris
d. Otot
otot-otot ini dalam pergerakan membuka dan menutup mulut sangat penting untuk
1) M.Masseter
Otot masseter adalah otot kuat yang terletak di area pipi. Ada satu di
kedua sisi wajah, sehingga kedua otot disebut otot masseter kiri dan kanan
2) M.Temporalis
sebagai retrusi.
3) M.Pterigoideus Lateralis
rahang.
13
4) M.Pterigoideus Medialis
e. Nervus
yang berfungsi sebagai sensasi umum pada wajah, saraf ini juga
otot palatum molle (M. tensor veli palatine), otot telinga tengah (Suhartini,
2015).
bekerja, dan ketika menutup mulut maka otot yang bekerja adalah
belakang yang mana ketika bergerak ke depan maka otot yang bekerja
Salah satu hal yang perlu dicatat tentang artrokinematik pada TMJ yaitu
gerakan mandibula harus terjadi pada kedua sisi. Apabila salah satu nya
hipomobilitas.
15
2) Lateral Deviasi : Translasi dari sisi ke sisi oleh diskus dan kondilus
translasi anterior. Selama fase akhir (akhir 50-65%), transisi dari gerakan
secara anterior pada fossa mandibula. Rolls dan translasi terjadi dengan
Hospital, 2007)
1) Maximal Lose Pack Position : Posisi melonggar maksimal ada pada saat
semiopening
2) Close Pack Position : Posisi merapat ada pada saat mulut tertutup
fungsi yang menyimpang karena adanya kelainan pada gigi geligi dan
kelainan fungsi pada otot pengunyah TMJ (Shofi dkk., 2014). Adapun
disorder memiliki gejala klinis seperti rasa nyeri pada sendi rahang, nyeri
pada daerah wajah, bunyi sendi ketika membuka mulut, rasa tidak nyaman
ataupun rasa nyeri ketika menggigit atau mengunyah makanan, serta gerak
rahang yang terbatas atau terdapat deviasi pada gerakan buka dan tutup
mulut.
Salah satu faktor resiko yang paling umum dan sering terjadi yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Gabrilla dkk (2016) faktor lain yang
Ketika terjadi spasme otot maka hal ini dapat meningkatkan respon saraf
kebiasaan buruk, mengunyah dengan satu sisi atau ketika terjadi trauma
yang akhirnya akan menimbulkan nyeri ringan (Shofi dkk, 2014). Pada
17
jaringan lain disekitar sendi yaitu kapsul dan ligamen sendi yang
gerakan pada rahang menjadi terbatas. Otot sekitar sendi ini juga
TMJ :
a. Tahap I
Pada tahap I terdapat bunyi klik tanpa rasa sakit di awal pembukaan
Ketika diamati lebih lanjut maka akan terlihat adanya sedikit perpindahan
ke depan dari disk, dengan inkoordinasi pasif saat disk kembali ke posisi
b. Tahap II
deformasi disk dan sedikit perpindahan ke depan sama seperti pada tahap
18
c. Tahap III
gerakan mandibula menjadi terbatas. Saat diamati lebih lanjut maka akan
Penebalan disk sedang juga terlihat. Dalam hal ini, pada pembukaan
d. Tahap IV
Pada tahap ini kontur tulang mulai berubah. Gejala klinis seperti
nyeri kronis dan gerakan mandibula yang terbatas. Ketika diamati disk
e. Tahap V
klinis dan penelitian yang serupa dengan tahap IV, tetapi dengan
mengalami nyeri kronis, krepitasi, dan rentang gerak yang sangat terbatas.
Perubahan ini termasuk abrasi pada tulang rawan artikular dan permukaan
disorder adalah adanya nyeri dan disfungsi, namun yang paling sering
terjadi adalah adanya rasa sakit atau bunyi klik pada sendi ketika
pada sendi. Hal ini biasa ditandai dengan adanya rasa tidak nyaman pada
otot-otot pengunyah dengan tanda dan gejala yang dialami sebagai berikut:
atau keterbatasan fungsi yang terjadi antara lain kesulitan melihat (seeing
gangguan/keterbatasan fungsi.
2. Siklus Pengunyahan
proses awal pencernaan makanan dalam tubuh. Pada sistem pengunyahan hal
21
untuk merubah makanan menjadi halus, sehingga makanan pun mudah untuk
ditelan, dan dicerna oleh sistem pencernaan dalam tubuh (Jamil, 2014).
atau mengalami relaksasi. Setelah itu makanan akan masuk kerongga mulut dan
muskulus masseter juga berkontraksi untuk membantu gigi geligi agar berkontak
pada oklusi yang normal. Organ lain yang juga termasuk dalam fungsional otot
makanan diantara permukaan oklusal gigi geligi, membuang benda asing, bagian
makanan yang tidak enak rasanya dan membawa bolus ke palatum sebelum
kebersihan mulut dengan menghilangkan sisa makanan pada gigi dan dasar mulut.
3. Sistem Pengunyahan
22
menjadi partikel yang lebih kecil agar lebih mudah untuk ditelan. Pengunyahan
terjadi karena interaksi yang kompleks antara otot-otot pengunyahan dan otot
pendukungnya, gigi geligi, dan sendi. Adanya makanan yang masuk kedalam
Selanjutnya makanan masuk kedalam rongga mulut dan digerakkan oleh lidah dan
otot-otot pipi agar berada di permukaan kontak gigi. Proses ini terjadi bersamaan
menyebabkan tekanan yang berlebih pada area wajah, diantaranya timbul rasa
bergerak sedemikian rupa agar makanan yang masuk ke mulut dapat diubah
menjadi bolus atau sehalus mungkin agar mudah dicerna oleh sistem pencernaan.
a. Gerak rotasi
Berdasarkan porosnya dibagi atas horisontal, frontal atau vertikal, dan, sagittal.
Translasi adalah suatu gerakan di mana setiap titik dari obyek bergerak
secara serempak dengan kecepatan dan arah yang sama. Di dalam sistem
23
menonjol sehingga gigi, kondilus dan ramus semua pindah ke arah dan derajat
2018). TMD Disability Index Merupakan alat ukur fungsional yang biasa
(Maulina, 2018).
Menurut Maulina (2018) cara penggunaan TMD Disability Index sebagai berikut:
1) Tujuan
2) Persiapan Alat
- Kuesioner
- Pulpen/pensil
3) Persiapan Pasien
yang berisi angka sebagai gambaran tingkat kesulitan atau rasa nyeri yang
4) Penilaian
- Sulit :3
- Cukup Sulit :2
- Sedikit Sulit :1
- Tidak Sulit :0
penilaian fungsional dengan total nilai skor 0-40. Semakin rendah total skor
25
semakin tinggi skor akhir maka kemampuan aktivitas fungsional TMJ semakin
buruk.
1. Ultrasound
a. Definisi Ultrasound
panas) yang dapat mengurangi nyeri akut maupun kronis. Terapi ini
thermal dan non thermal. Salah satu keuntungan ultrasound adalah dapat
memberikan panas pada jaringan yang lebih dalam atau deep heating
(Arovah, 2010).
b. Indikasi Ultrasound
26
keadaan berikut : (1) Spasme otot, (2) Radang saraf, (3) Tendinitis, (4)
Bursitis, (5) Herniasi Diskus (6) Sprain, (7) Kontusi, (8) Whiplash, (9)
c. Kontraindikasi Ultrasound
8) infeksi akut
disorder dapat dilakukan dengan beberapa cara, pasien bisa dalam posisi
gerakan membuka dan menutup mulut. Setelah ditemukan lalu berikan gel
disertai intensitas sebesar 1,5 W/cm2 dengan waktu kurang lebih 5 menit.
kerusakan jaringan. Hal ini disebabkan oleh efek mekanik dan thermal dari
ketegangan otot dimana efeknya sama seperti pada efek mikromassage dan
jaringan lunak dengan gerakan langsung disertai kontrol gerak yang dilakukan
oleh pasien sendiri pada saat kontraksi isotonik maupun isometrik untuk
2016). Muscle energy technique adalah salah satu teknik dari manual terapi yang
menggunakan kontraksi secara sadar dari otot pasien dengan gerakan yang
29
terkontrol melawan gerakan tahanan dari terapis (Sarkar dkk., 2018). Muscle
energy technique menurut Trivedi dkk (2016) adalah metode manipulasi jaringan
keterbatasan
2) Osteoporosis
joint dilakukan dengan pasien dalam posisi terlentang dan posisi terapis
duduk diujung kepala dari bed pasien sambil instruksikan pasien untuk
fleksi, dan ekstensi untuk mengidentifikasi batasan dari sendi, jika pusing
atau mual muncul maka hentikan prosedur. Dengan dukungan dari tangan
anda lakukan tahanan terhadap sendi, setelah itu instruksikan pasien untuk
yang sama selama 3 hingga 5 detik. Instruksikan pasien untuk rileks dan
energy technique dilakukan sebanyak 5 kali sesi per minggu dengan 3 kali
tahanan minimal sebesar 20-30% dari kekuatan otot, stretching, dan melibatkan
kontrol pernapasan dari pasien dapat memberikan efek relaksasi pada otot-otot
tanpa menimbulkan nyeri dan kerusakan jaringan. Kontraksi yang terjadi saat
pemberian muscle energy technique akan menstimulasi reseptor otot yaitu golgi
tenton organ yang akan diteruskan oleh saraf afferent menuju bagian dorsal dari
spinal cord dan bertemu dengan inhibitor motor neuron. Hal ini dapat
yang lebih lanjut sehingga terjadilah relaksasi pada otot. Dimana dengan relaksasi
area yang mengalami nyeri, sehingga zat-zat yang menimbulkan nyeri dapat
kontraktil otot sehingga stress pada jaringan otot berkurang dan meningkatkan
kekuatan otot (Arthawan, 2017). Menurut Trivedi dkk (2016) pemberian muscle
energy technique pada kasus TMJ sangat berpengaruh pada penurunan nyeri dan
3. Traksi Osilasi
a. Definisi
32
permukaan sendi yang disertai gerakan pasif dengan amplitudo yang kecil
gerakan pasif pada sendi dengan amplitudo yang kecil atau besar yang
diaplikasikan pada semua range of motion (ROM) yang ada dan dapat
(Lestari, 2016)
b. Indikasi
1) Nyeri
2) Spasme otot
3) Hipomobilitas
4) Imobilisasi
c. Kontraindikasi
1) Fraktur
2) Hipermobilitas
3) Efusi sendi
Menurut Siswani dkk (2018) yang pertama kali harus dilakukan ketika
joint disorder adalah melakukan gerakan pada sendi dengan memobilisasi secara
dilakukan traksi grade I. Traksi dilakukan untuk menghindari iritasi dan dilakukan
Tujuannya adalah sebagai peregangan baik pada otot, ligamen, dan kapsul sendi,
e. Dosis
Dosis dan durasi atau amplitudo ketika diberikan traksi osilasi sangat
bervariasi tergantung pada respon pasien terhadap pemberian terapi tersebut, akan
tetapi menurut Melianita & Hati (2008) pemberian dosis pada traksi osilasi bisa
2) Grade II: Osillasi secara ritmik dengan amplitudo besar yang dilakukan
3) Grade III: Osillasi secara ritmik dengan amplitudo besar yang dilakukan
4) Grade IV: Osillasi secara ritmik dengan amplitudo kecil yang dilakukan
pada bagian yang bersifat avaskular dan juga intra artikular pada bagian yang
membantu menjaga pertukaran zat-zat gizi serta mencegah nyeri dan efek
keterbatasan. (Junaidi, 2013). Traksi osilasi pada pembatasan akhir lingkup gerak
suatu sendi sekaligus dapat mengurangi nyeri (Melianita & Hati, 2008).
35
D. Kerangka Teori
Kebiasaan mengunyah
satu sisi
Dislokasi pada
temporomandibular joint
Temporomandibular
joint disorder
Gangguan
Ultrasound Muscle Energy
fungsional saat
mengunyah Technique
Peningkatan
Fungsional
Mengunyah/Tetap
Keterangan
: Diteliti
: Tidak diteliti
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
yaitu kegiatan ilmiah yang dilakukan dalam penelitian untuk mengungkap kasus
tertentu. Penelitian studi kasus memusatkan perhatian pada satu objek tertentu
yang diangkat sebagai sebuah kasus yang dikaji secara mendalam untuk
Penelitian ini dilaksanakan dengan pengambilan data melalui dua cara yaitu
data primer dan data sekunder di Kelurahan Kuin Cerucuk Kota Banjarmasin.
Data primer diperoleh dari hasil pemeriksaan secara langsung pada pasien
36
menggunakan kuesioner penelitian berupa TMD disability index. Sedangkan data
sekunder
37
38
diperoleh dengan melihat status medical record atau hasil pemeriksaan lainnya
D. Instrumen Penelitian
intervensi.
seperti gangguan fungsional dengan total 10 item dan total nilai 40 untuk
E. Alur Penelitian
1. Pengolahan Data
mentah) yang perlu diolah terlebih dahulu. Agar analisis penelitian menghasilkan
informasi yang benar, ada dua tahapan dalam pengolahan data yang dilakukan
a. Editing
kemudian diperiksa kelengkapan pada setiap data dengan proses editing. Editing
konsistensi, dan kesesuaian antara kriteria data yang diperlukan untuk menguji
b. Interpretasi
analisis akhir dengan menarik suatu kesimpulan yang berisikan intisari dari
2. Analisis Data
Data yang terkumpul adalah data hasil dari penilaian kuesioner TMD
G. Etika Masalah
dengan etika agar hak responden dapat terlindungi. Penelitian dilakukan dengan
serta dampak yang akan terjadi selama pengumpulan data. Jika responden
memberikan kode.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
42
dijamin peneliti.
43
44
45
Ginting, R., & Napitupulu, F. M. N. (2019). Gejala klinis dan faktor penyebab
kelainan temporomandibular joint pada kelas I oklusi angle. Jurnal
Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, 31(2), 1-12.
Husada, L. E., Susiana, S., & Theresia, E. (2019). Hubungan antara stres dengan
gangguan sendi temporomandibula pada mahasiswa program profesi
kedokteran gigi. The relationship between stress and temporomandibular
joint disorders in dental profession students. Padjadjaran Journal of Dental
Researchers and Students, 3(2), 129.
Ikbal, M., Mude, A. H., Dammar, I., & Jubhari, E. H. (2019). The effectiveness of
using stabilization appliance in patients with temporomandibular joint
disorder (case report ). Makassar Dental Journal, 8(3), 163–168.
Ilhamu, S. (2019). Perbedaan pengaruh intervensi TENS dan Traksi Osilasi dengan TENS
dan Mobilisasi Roll Slide terhadap penurunan nyeri pada penderita Osteoartritis lutut.
Naskah Publikasi, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Yogyakarta.
Jamil, S. (2014). Penambahan traksi osilasi pada intervensi ultrasound (US) dan
modified rocabado exercise lebih baik dalam meningkatkan kemampuan
fungsional pada disfungsi discus temporomandibular joint ( TMJ). Skripsi,
Universitas Esa Unggul, Jakarta.
Jehaman, I., & Tantangan, R. (2018). Pengaruh penambahan Traksi Oscilasi pada
Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation terhadap intensitas nyeri pada
penderita osteoartritis genu. Jurnal Penelitian Keperawatan Medik . 01(01),
20-25.
46
Kirupa, K., Divya Mary, S. M., Vaishnavi, G., Nithya Nisha, R., Rennie Mercy,
J., & Jaiganesh, G. (2019). A comparative study of ultrasound therapy and
transcutaneous electrical nerve stimulation in reducing pain for
temporomandibular joint disorder. Drug Invention Today, 12(3), 515–517.
Lestari, P.A., (2016) Perbedaan efek traksi osilasi dengan latihan stabilisasi
terhadap disabilitas dan nyeri tmj darangement. Skripsi, Universitas Esa
Unggul, Jakarta.
Maulina, L. (2018). Oscillated traction dan rocabado exercise lebih baik daripada
oscillated traction dan mandibular condylus movement exercise (MCME)
dalam menurunkan disabilitas internal darangement temporomandibular
joint. Tesis, Universitas Udayana, Denpasar.
Rahayu, V. (2017, Januari 31). Saat membuka mulut lebar lebar dan rahang
berbunyi. Dari Alodokter. https://www.alodokter.com/komunitas/topic/saat-
membuka-mulut-rahang-berbunyi.
Sarkar, B., Mangalam, A. K., & Sahay, P. (2018). Efficacy of Muscle Energy
Technique as Compared to Myofascial Trigger Point Release in Chronic
Plantar Fasciitis: A Double Blind Randomized Clinical Trial. International
Journal of Health Sciences and Research, 8(6), 128–136.
Soewito, F. (2020, Maret 06). Nyeri pada rahang? jangan jangan Dislokasi TMJ.
Dari Flex-Free Musculoskeletal Rehabilitaon clinic.
https://flexfreeclinic.com/artikel/detail/275?title=nyeri-pada-rahang-jangan-
jangan-dislokasi-tmj
Trivedi, P., Bhatt, P., Dhanakotti, S., & Nambi, G. (2016). Comparison of Muscle
Energy Technique and Myofascial Release Technique on Pain and Range of
Motion in Patients With Temporomandibular Joint Dysfunction: a
Randomized Controlled Study. International Journal of Physiotherapy and
Research, 4(6), 1788–1792.
49
50
51
Prosedur Test
1) Tujuan
2) Persiapan Alat
- Kuesioner
- Pulpen/pensil
3) Persiapan Pasien
yang berisi angka sebagai gambaran tingkat kesulitan atau rasa nyeri yang
4) Penilaian
- Sulit :3
- Cukup Sulit :2
- Sedikit Sulit :1
- Tidak Sulit :0
5) Hasil
Kemudian score tersebut dihitung hingga didapat total score akhir. Kuesioner
fungsional dengan total nilai skor 0-40. Semakin rendah total skor
6) Interpretasi
Total skor yang didapat akan dibagi dengan nilai 0,4 yang mana hasil dari
pembagian tersebut akan di interpretasi pada kuesioner ini menjadi 5 grade yang
mana semakin tinggi grade maka semakin buruk gangguan fungsional yang terjadi
Grade 1 0-20 %
Grade 2 20-40 %
Grade 3 40-60 %
Grade 4 60-80 %
Grade 5 80-100 %
1)
53
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Pekerjaan :
No. Hp/Telepon :
Dengan ketentuan apabila ada hal hal yang tidak berkenan pada saya,maka saya
berhak mengajukan pengunduran diri dari kegiatan penelitian ini
Banjarmasin,
Peneliti Responden
(……………………) (……………………)
5
55
A. Anamnesis
1. Anamnesis Umum
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Agama :
Alamat :
Hobby :
2. Anamnesis Khusus
a. Keluhan Utama
b. Letak Keluhan
c. Kapan Terjadi
d. Riwayat Penyakit Sekarang
e. Riwayat Penyakit Dahulu
f. Riwayat Penyakit Keluarga
g. Riwayat Penyakit Penyerta
h. Medika Mentosa
3. Anamnesis Sistem
Sistem Keterangan
Muskuloskeletal
Nervorum
Kardiovaskular
Respirasi
Integumentum
Gastrointestinal
Urinaria
56
B. Pemeriksaan Fisik
1. Antropometri
Tinggi Badan :
Berat Badan :
IMT :
2. Vital Sign
Tekanan Darah :
Denyut Nadi :
Pernapasan :
Temperature :
C. Inspeksi
1. Inspeksi Statis
2. Inspeksi Dinamis
D. Quick Test
F. Test Spesifik
G. Pemeriksaan Penunjang
H. Diagnosa Fisioterapi
I. Problematika Fisioterapi
1. Impairment
2. Fungsional Limitation
3. Disability
J. Intervensi Fisioterapi