Anda di halaman 1dari 8

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA GANGGUAN

AKTIVITAS FUNGSIONAL AKIBAT OSTEOARTHRITIS KNEE


JOINT DENGAN MENGGUNAKAN TERAPI LATIHAN CLOSE
KINETIC CHAIN DAN MANUAL THERAPY TRAKSI OSILASI

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Diploma III


Program Studi Fisioterapi

Disusun Oleh:
Noor Aida
EFT10180109

PROGRAM STUDI D-III FISIOTERAPI


POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN
BANJARMASIN
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Gangguan
aktivitas Fungsional Akibat Osteoathritis Dengan Menggunakan terapi latihan close
kinetic chain Dan manual therapy traksi osilasi” telah disetujui untuk diajukan di hadapan
Tim Penguji Proposal KTI Politeknik Unggulan Kalimantan Program Studi D-III Fisioterapi.

Banjarmasin,

Pembimbing I Pembimbing II

(Enny Fauziyah, S.Fis.,M.Erg) ()


NIK.1120815020 NIK.1120

Mengetahui :
Ketua Program Studi D-III Fisioterapi
Politeknik Unggulan Kalimantan Banjarmasin

(Mu’Jizatillah.S.Ft, Physio, M. Kes)


NIK.1120217047
LEMBAR PENGESAHAN

Bukti Pengesahan Seminar Proposal KTI

Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Program Studi Fisioterapi

Telah diseminarkan pada tanggal

Setelah diadakan perbaikan, selanjutnya disetujui untuk dilaksanakan penelitian

No Nama Pembimbing/Penguji Tanda Tangan


.
1.

2.

Enny Fauziyah, S.Fis.,M.Erg


(Pembimbing I)
3.

(Pembimbing II)
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gerak merupakan suatu ciri kehidupan dimana dengan bergerak manusia bisa melakukan
aktifitas fungsionalnya. Salah satu komponen pembentuk gerak adalah sendi, kerusakan sendi
banyak terjadi akibat proses degenerasi dan pada umumnya perubahan degeneratif nampak pada
daerah dimana persendian banyak bergerak dan menerima tumpuan berat badan. Sendi lutut
merupakan sendi yang paling banyak menerima tumpuan berat badan sehingga sendi lutut
menjadi sendi pada tubuh manusia yang sering mengalami gangguan salah satunya adalah
osteoartritis knee (Melianita & Hati, 2008). Osteoartritis (OA) adalah salah satu bentuk radang
sendi yang paling umum terjadi di dunia saat ini. Ini adalah penyakit kronis yang melemahkan
yang menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang luar biasa pada individu yang terkena
(Kuyinu at al., 2016).

Prevalensi OA di dunia termasuk dalam kategori tinggi 2,3% hingga 11,3% merupakan
penyakit musculoskeletal yang sering terjadi yaitu pada urutan ke 12 diantara semua penyakit
yang ada. Diperkirakan prevalensi OA ini akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2020 seiring
dengan pertambahan usia dari populasi (Abdurrachman, at al 2019). Di Indonesia prevalensi OA
lutut yang tampak secara radiologis mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita.1
Prevalensi OA di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou cukup tinggi yaitu
mencapai 17% tahun 2016 (Dullu at al., 2016).

Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi umum yang paling sering menyerang orang
setengah baya ke orang tua. Hal ini sering disebut sebagai "kelelahan" dari sendi, tetapi kita
sekarang tahu bahwa OA adalah penyakit dari seluruh sendi, yang melibatkan tulang rawan,
lapisan sendi, ligamen, dan tulang. ini lebih sering terjadi pada orang tua, Hal ini ditandai dengan
pemecahan kartilago (jaringan yang menutupi ujung tulang di antara sendi), perubahan tulang
sendi, kerusakan tendon dan ligamen, dan berbagai derajat peradangan lapisan sendi (Mutmainah
& Makmun, 2019).
Dari aspek fisioterapi Penyakit pada persendian yang menahan beban memiliki dampak
fungsional yang besar dan, terutama di antara orang tua, sering dikaitkan dengan kecacatan
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL) yang melibatkan fungsi ekstremitas bawah seperti
berjalan, memindahkan, dan menggunakan kamar mandi. Risiko kecacatan dalam berjalan atau
menaiki tangga akibat osteoarthritis knee sama besarnya dengan risiko penyakit kardiovaskular.
Risiko ketidakmampuan mobilitas (didefinisikan sebagai kebutuhan bantuan dalam berjalan
setengah mil atau menaiki tangga) semakin meningkat dengan adanya kondisi kronis yang
berdampingan. Osteoartritis menyebabkan lebih banyak masalah dengan menaiki tangga dan
berjalan dibandingkan penyakit lainnya. [ CITATION Mar03 \l 1033 ] . Berdasarkan hal tersebut,
maka diperlukan penanganan menggunakan modalitas fisioterapi. Berbagai studi menunjukan
bahwa Fisioterapi pada OA dapat dilakukan dengan modalitas berupa terapi latihan close kinetic
chain dan manual therapy traksi-osilasi.

Closed Kinetic Chain Exercise (CKCE) merupakan suatu latihan gerak aktif dengan bagian
distal tubuh terfiksasi, seperti telapak kaki menyentuh tanah yang melibatkan koordinasi
beberapa kelompok otot dan sendi untuk meningkatkan stabilitas sendi, serta mengaktivasi
proprioseptif dari telapak kaki dan gerakan latihan CKCE menyerupai gerak fungsional pada
aktivitas sehari – hari.9,10,11Sehingga latihan lebih aman dan mudah dilakukan oleh pasien
lansia dibandingkan dengan latihan lainnya. Latihan CKCE yang diberikan yaitu mini squatt,
quadriceps setting exercise (QSE), dan setp up and step down. Penelitian sebelumnya
menunjukan CKCE memberikan manfaat dalam mengurangi nyeri, melatih otot-otot tungkai
bawah, meningkatkan fungsi fisik, meningkatkan kemampuan fungsional dan meningkatkan
kualitas hidup pada penderita OA lutut.9 Oleh karena itu, studi kasus ini bertujuan untuk menilai
efektivitas closed kinetic chain exercise (CKCE) terhadap penilaian kemampuan fungsional pada
kasus OA lutut (Djawas & Isna, 2020).

Selain itu, traksi osilasi dilakukan untuk menambah ROM sendi lutut dengan efek regangan
baik pada otot dan kapsul ligamen, bertujuan untuk melepaskan perlekatan akibat fibrosis yang
menghasilkan abnormal cross links yaitu dengan pembuatan cidera baru pada jaringan dan terjadi
proses inflamasi yang diharapkan dapat meleburkan ikatan-ikatan silang kolagen. Traksi osilasi
pada pembatasan akhir ROM menyebabkan terjadinya regangan kapsul ligamen sisi yang
berlawanan sehingga diharapkan dapat menambah ekstensibilitas, melepaskan abnormal cross
links dan menambah ROM sendi lutut juga mengurangi nyeri (Melianita & Hati, 2008).

Menurut Junaidi (2013) dalam penelitiaanya tentang pengaruh pemberian terapi traksi osilasi
terhadap peningkatan aktivitas fungsional pada pasien osteoarthritis lutut mendapatkan hasil
bahwa traksi osilasi efektif dalam meningkatkan aktivitas fungsional pada osteoarthritis lutut dan
Sara Maher (2010) dalam penelitiannya tentang efek mobilisasi traksi tibiofemoral pasif knee
fleksi dengan keluhan nyeri didapatkan hasil bahwa traksi efektif untuk menurunkan nyeri
sehingga apabila nyeri berkurang aktivitas fungsional lutut akan meningkat (Murti, 2014).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala WOMAC untuk mengukur tingkat
kemampuan aktivitas fungsional pada osteoarthritis. Pengukuran awal (pre test) dilakukan
sebelum diberikan terapi. Pengukuran akhir (post test) dilakukan sesudah diberikan terapi.
Dengan parameter yang diukur (Murti, 2014). Berdasarkan dari latar belakang diatas, penulis
tertarik untuk mengangkat topic peneliti dengan judul tentang “penatalaksanaan Fisioterapi pada
Gangguan Aktifitas Fungsional Akibat Osteoathritis dengan Menggunakan terapi latihan close
kinetic chain dan manual therapy traksi-osilasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat adalah
“Bagaimana penatalaksanan fisioterapi pada gangguan aktivitas fungsional akibat osteoathrtis
dengan menggunakan terapi latihan close kinetic chain dan manual therapy traksi–osilasi ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi pada kasus
osteoarthritis dengan gangguan aktivitas fungsional dengan terapi latihan close kinetic
chain dan manual therapy traksi-osilasi.
2. Tujuan Khusus
a. Menentukan diagnosa fisioterapi pada pasien osteoarthritis akibat gangguan aktivitas
fungsional
b. Mengetahui problematika fisioterapi pada akibat gangguan aktivitas fungsional
akibat osteoathritis dengan menggunakan terapi latihan close kinetic chain dan
manual therapy traksi-osilasi.
c. Mengetahui efektivitas intervensi terapi latihan hold relax proses dan manual therapy
traksi-osilasi dengan gangguan aktivitas fungsional akibat osteoarthritis. Mengetahui
intervensi fisioterapi pada gangguan aktivitas fungsional akibat osteoathhritis dengan
menggunakan terapi latihan dan manual therapy traks-osilasi.
d. Mengetahui perkembangan/evaluasi sebelum dan sesudah diberikan intervensi
fisioterapi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai informasi ilmiah serta menambah penegtahuan dan referensi tntang pelaksanaan
dari pemberian terapi latihan close kinetic chain dan manual therapy traksi-osilasi pada
kasus osteoarthritis.
2. Manfaat Praktisi
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah ilmu pengetahuan dan juga
pengalaman peneliti tentang penatalaksanan fisioterapi pada gangguan aktivitas
fungsional akibat osteoarthritis.

2. Bagi Masyarakat
diharapkan agar dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat
umum tentang program fisioterapi yang dapat membantu pasien yang mengalami
gangguan fungsional akibat osteoathritis. Serta mengetahui peran dan terapi fisioterapi
pada pasien osteoarthritis.

3. Bagi Institusi Pemerintah


Hasil penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkan sebaik mungkin oleh berbagai
institusi pendidikan dengan harapan terciptanya sarana pendidikan yang lebih baik
untuk mempersiapkan peserta didik di lingkungan pendidikan fisioterapi agar dapat
memahami dan melaksanakan proses fisioterapi pada gangguan fungsional akibat
osteoarthritis.

4. Bagi Instansi
Dapat digunakan untuk sebagai bahan kajian dan laporan khusus, serta menambah
pengalaman di bidang kesehatan dan acuan untuk penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai