Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TOTAL KNEE


REPLACEMENT DI RSUD BANGLI

Diajukan untuk memenuhi Tugas Profesi Fisioterapi Stase Pediatri

OLEH
I GEDE LINGGA SEPUTRA
202020641011074

PROGRAM STUDI PROFESI FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU


KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

1
2021

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

RINGKASAN ii

LEMBAR PENGESAHAN iii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5

A. Definisi 5

B. Etiologi 6

C. Anatomi 14

D. Penatalaksanaan Fisioterapi 15

BAB III STATUS KLINIS 18

BAB IV LAMPIRAN JURNAL 30

BAB V PENUTUP 39

Daftar Pustaka 40

i
RINGKASAN
Latar Belakang: Total Knee Replacement adalah pengangkatan disekitar tulang

rawan, tulang femur, tulang tibia dan patella yang rusak dengan mengganti dengan

bagian baru yang terbuat dari logam dan plastic yang kuat (Emily, 2011). Total Knee

Replacement dilakukan dengan mengganti bagian sendi yang rusak menggunakan

sepasang implant sendi buatan yang disebut prothesis. Material diberikan untuk

kondisi pengapuran stadium lanjut atau grade 4, biasanya disertai dengan perubahan

bentuk fisik dari kaki menyerupai hufur “O” atau “X” (Kisner, 2012).

Hasil: Dengan keluahan nyeri lutut kiri dan mengeluhkan kesulitan dalam menekuk

dan meluruskan lutut. Setelah dilakukan terapi sebanyak 3 kali, dan didapatkan hasil

evaluasi akhir anak yaitu, keluhan nyeri gerak 5 dan tekan sudah menjadi 4, MMT

masih 4, spasme sudah berkurang dan skor skala jette menjadi 44.

ii
LEMBAR PENGESAHAN
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA TOTAL KNEE
REPLACEMENT RSUD BANGLI
MAKALAH

Disusun Oleh:
I GEDE LINGGA SEPUTRA
202020641011074

Clinical Educator

Made Suparsa, A.Md. Ft


NIP. 197012311992031048

Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Fisioterapi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Safun Rahmanto, SST.Ft., M.Fis


NIP. 11414100563

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tulang lutut atau knee adalah sendi terbesar di tubuh. Tulang ini terletak di ujung bawah

tulang femur, ujung atas tulang tibia dan patella. Permukaan kasar ujung femur dan tibia

dilindungi dengan jaringan elastis yang disebut kartilago (Mutataqin, 2012). Pilihan

pembedahan pada Osteoarthritis dikarenakan nyeri sendi dan sinovititis tidak bisa dikontrol

dengan terapi konservatif, prosedur bedah dilakukan tergantung pada tanda dan gejala,

tingkat aktivitas, usia, keparahan kerusakan artikular (Kisner,2012).

Total Knee Replacement adalah pengangkatan disekitar tulang rawan, tulang femur,

tulang tibia dan patella yang rusak dengan mengganti dengan bagian baru yang terbuat dari

logam dan plastic yang kuat (Emily, 2011). Total Knee Replacement dilakukan dengan

mengganti bagian sendi yang rusak menggunakan sepasang implant sendi buatan yang

disebut prothesis. Material diberikan untuk kondisi pengapuran stadium lanjut atau grade 4,

biasanya disertai dengan perubahan bentuk fisik dari kaki menyerupai hufur “O” atau “X”

(Kisner, 2012).

Berdasarkan uraian dan keterangan diatas penulis berkesimpulan untuk mengambil judul

Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Total Knee Replacment Di RSUD Bangli.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada kasus Total Knee Replacment, maka

penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penatalaksanaan program fisioterapi pada kasus Total Knee Replacment?

4
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan paparan rumusan masalah, penulis merumuskan tujuan penulisan makalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Total Knee

Replacment?

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Praktisi Fisioterapi Sebagai bahan rujukan referensi untuk

menambah pengetahuan tentang metode yang tepat dan bermanfaat

dalam melakukan penanganan pada pasien Total Knee Replacment?

2. Bagi Keilmuan Sebagai referensi yang bermanfaat terkait

pengembangan pengetahuan fisioterapi khususnya tentang

Musculoskeletal.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Total knee replacement atau TKR merupakan operasi ortopedik yang cukup rumit, tetapi

semakin banyak dilakukan. Penderita yang mengalami kerusakan pada tulang sendi (seperti

osteoarthritis) kini dapat diatasi dengan total knee replacement. Bahkan sejak tahun 2000,

salah satu rumah sakit di Indonesia telah melakukan operasi total knee replacement terbanyak

di Kawasan Asia Tenggara. Total knee replacement diberikan untuk kondisi pengapuran

stadium lanjut atau grade 4, biasanya disertai dengan perubahan bentuk fisik dari kaki

menyerupai “O” atau “X”. tindakan yang mungkin dilakukan adalah total knee replacement

atau mengganti sendi lutut menggu7nakan protheses. Meski lutut artifisial tidak sempurna

seperti sebelumnya, tapi operasi itu akan memperbaiki kualitas hidup penderita dengan

hilangnya rasa nyeri, kekakuan sendi dan bentuk sendi lutut yang bengkok (Phuspyta, 2010).

Tulang lutut atau knee adalah sendi terbesar di tubuh. Tulang ini terletak di ujung bawah

tulang femur, ujung atas tulang tibia dan patella. Permukaan kasar ujung femur dan tibia

dilindungi dengan jaringan elastis yang disebut kartilago (Mutataqin, 2012). Pilihan

pembedahan pada Osteoarthritis dikarenakan nyeri sendi dan sinovititis tidak bisa dikontrol

dengan terapi konservatif, prosedur bedah dilakukan tergantung pada tanda dan gejala,

tingkat aktivitas, usia, keparahan kerusakan artikular (Kisner,2012).

B. Etiologi

Osteoarthritis yang parah, rheumatoid arthritis, kerusakan ligament atau infeksi yang

mengarah ke osteoarthritis yang parah, tumor dapat menyebabkan perubahan degenerative

dalam lutut dan osteoarthritis. Cedera ini mungkin di luar kemampuan penyembuhan tubuh

dan jika cukup parah mungkin memerlukan penggunaan operasi penggantian lutut untuk

6
mengatasi kondisi tersebut. Ini mungkin terutama diindikasikan pada pasien dengan

osteoarthritis lutut yang parah yang tidak menanggapi pengobatan fisioterapi yang tepat dan

rehabilitasi dan memiliki sakit parah dan cacat karena kondisi lutut mereka (Tribowo, 2013).

C. Anatomi

Sendi lutut atau knee joint merupakan salah satu sendi terbesar dalam tubuh, sendi ini

merupakan sendi yang kompleks. Gerakan yang ada pada sendi lut ut ini yaitu menekuk dan

meluruskan serta membantu setiap pergerakan seperti berjalan,berlari dan berjongkok

(Dortmans Ardi. 2013).

Menurut Syaifuddin (1997) Tulang pembentuk sendi lutut (knee joint) terdiri dari sendi

tibiofemoral, sendi patellofemoral dan sendi proksimal tibiofibular. Sendi tersebut di bentuk

dari beberapa tulang yaitu tulang femur, tulang tibia, tulang patella dan tulang fibula.

a. Tulang Femur

Tulang femur adalah tulang terpanjang dan terbesar di tulang kerangka, pada bagian

pangkal terdapat caput femoris. Pada tulang femur terdapat 2 tonjolan yaitu condylus

medialis dan condylus lateralis, di antara kedua condylus terdapat lekukan tulang

tempurung patella yaitu fosa condylus.

b. Tulang Tibia

7
Tulang tibia bentuknya lebih kecil, bagian pangkal melekat pada tulang fibula dan

bagian ujungnya membetuk persendian tulang pangkal kaki.

c. Tulang Fibula

Tulang fibula adalah tulang pipa terbersar setelah tulang femur, pada tulang ini

membentuk persendian genu dan tulang femur pada bagian ujungnya.

d. Tulang Patella

Tulang patella berfungsi sebagai perekat otot-otot dan tendon yang sebagai pengerak

sendi genu (Putz, 2000).

D. Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kasus Rotator Cuff Syndrome

1. Infrared

Rasa panas yang dihasilkan oleh lampu infrared, diharapkan mampu melebarkan

pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lancar dan proses penyembuhan luka atau

peradangan di tubuh semakin cepat. Rasa panas dari lampu terapi infrared ini juga dapat

mengurangi nyeri pada sendi-sendi atau otot (Parjoto, 2000).

2. TENS

8
TENS adalah salah satu modalitas atau teknik Fisioterapi untuk mengurangi nyeri

dengan menggunakan energi listrik yang sudah dimodifikasi untuk merangsang sistem

saraf (Parjoto, 2000).

3. Terapi latihan

Terapi latihan adalah petunjuk gerakan tubuh untuk memperbaiki penurunan fungsi,

meningkatkan fungsi musculoskeletal atau memelihara (Nolte, 2013). Jenis dan terapi

latihan ada beberapa macam antara lain:

a. Latihan isometric

Latihan isometric adalah latihan otot yang dilakukan dengan statis tanpa

pergerakan sendi serta tanpa memanjang-pendekkan otot.

b. Latihan active

Latihan active adalah gerakan yang dilakukan oleh otot-otot yang bersangkutan

dengan melawan arah gravitasi dan bantuan dari luar. Bentuk latihan yang termasuk

dalam gerakan latihan aktif adalah assisted active movement, free active movement

dan resisted active movement.

c. Latihan passive

Latihan passive adalah suatu latihan yang dilakukan dengan gerakan yang

dihasilkan tenaga atau kekuatan dari luar tanpa adanya kontraksi otot atau aktivitas

otot. Semua gerakan dilakukan sampai batas nyeri atau toleransi pasien. Efek latihan

ini memperlancar sirkulasi darah, relaksasi otot, memelihara dan meningkatkan ROM

dan mencegah kontraktur.

9
BAB III

STATUS KLINIS

NAMA MAHASISWA : I Gede Lingga Seputra


NIM : 202020641011074
TEMPAT PRAKTIK : RSUD BANGLI
PEMBIMBING : Made Suparsa, A.Md. Ft

Tanggal Pembuatan Laporan:


Kondisi/ Kasus:

I. KETERANGAN UMUM PENDERITA


Nama : Tn. MJ
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Hindu
Pekerjaan : Pengemudi Travel
Alamat : Br. Gancan, Bebalang, Bangli, Bali
II. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT
A. DIAGNOSIS MEDIS
Post operasi TKR Sinistra
B. CATATAN KLINIS
(Medika mentosa, hasil lab, foto rontgen, MRI, CT-Scan, dll)
- Tidak ada
C. RUJUKAN DARI DOKTER
Dokter Spesialis Orthopedi

10
III.SEGI FISIOTERAPI
A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF

B. ANAMNESIS (AUTO/HETERO)
1. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluhkan nyeri lutut kiri dan mengeluhkan kesulitan dalam
menekuk dan meluruskan lutut.
2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
(Sejarah keluarga dan genetic, kehamilan, kelahiran dan perinatal, tahap
perkembangan, gambaran perkembangan, dll)
Pasien sudah lama mengeluhkan nyeri di lutut kiri lama kelamaan lututnya
menjadi kaku dan susah untuk digerakan. Pasien memeriksakan diri ke RS
dan didiagnosa mengalami pengapuran sendi yang telah bernilai grade 4,

11
sehingga pasien diminta untuk melakukan operasi TKR. Operasi dilakukan
pada bulan Maret 2021.

3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Osteoarthritis dan post TKR kedua sendi lutut
4. RIWAYAT PENYAKIT PENYERTA
Pasien mempunyai riwayat hipertensi

5. RIWAYAT PENGOBATAN
Medika mentosa post operasi TKR
6. ANAMNESIS SISTEM
a. Kepala dan Leher
Normal

b. Kardiovaskular
Normal

c. Respirasi
Normal

d. Gastrointestinal
Normal

e. Urogenital
Normal

f. Musculoskeletal
 Nyeri lutut saat di pakai berjalan
 Adanya keterbatasan gerak pada kedua sendi lutut
 Terdapat spasme pada m. quadriceps, dan m. hamstring sinistra
 Adanya penurunan kekuatan otot fleksor dan ekstensor knee.

g. Nervorum
Normal

C. PEMERIKSAAN
1. PEMERIKSAAN FISIK
a) TANDA-TANDA VITAL
Tekanan Darah : 150/100 mmHg
Denyut nadi : 80x/menit
Pernapasan : 24x/menit
Temperatur : 36o C
Tinggi badan : 167 cm

12
Berat badan : 60 kg

b) INSPEKSI (STATIS & DINAMIS)


(Posture, Fungsi motorik, tonus, reflek, gait, dll)
- Statis:
 Terlihat adanya deformitas pada knee dextra dan sinistra
 Kaki kiri pasien cenderung external rotasi
 Kaki kiri pasien cenderung sedikit fleksi knee saat posisi kaki
lurus
 ROM kedua lutut belum full ketika lutut di tekuk
- Dinamis:
 Pasien datang menggunakan kursi roda
 Pasien sedikit kesulitan berpindah dari kursi roda ke bed
 Terdapat gangguan pola jalan
c) PALPASI
(Nyeri, Spasme, Suhu lokal, tonus, bengkak, dll)
 Terdapat nyeri tekan pada m. quadriceps, dan m. hamstring
sinistra
 Terdapat spasme pada m. quadriceps, dan m. hamstring sinistra
d) PERKUSI
Tidak dilakukan

e) AUSKULTASI
Tidak dilakukan

f) GERAK DASAR
Gerak Aktif :
Gerakan Mampu Nyeri Full ROM
Fleksi + + Tidak Full
ROM
Ekstensi + + Tidak Full
ROM

Gerak Pasif :
Gerakan Mampu Nyeri End Feel
Fleksi + + Hard End Feel
Ekstensi + + Hard End Feel

Isometrik :
Gerakan Mampu Nyeri
Fleksi + +

13
Ekstensi + +

g) KOGNITIF, INTRA-PERSONAL, INTER-PERSONAL


- Kognitif : Normal (pasien mampu menceritakan kronologi
kejadian awal dengan baik kepada fisioterapis)
- Intrapersonal : Normal (pasien memiliki semangat tinggi untuk
sembuh)
- Interpersonal : Normal (komunikasi pasien dengan fisioterapis
baik)

h) KEMAMPUAN FUNGSIONAL DASAR, AKTIVITAS FUNGSIONAL, &


LINGKUNGAN AKTIVITAS
- Fungsional dasar: pasien merasakan nyeri setelah berjalan di lutut
kiri, dan pada saat berjalan pasien menggunakan alat bantu jalan
berupa tripod.
- Aktivitas Fungsional: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari
walaupun pola jalan kurang maksimal dan menggunakan tripod.
- Lingkungan aktivitas: Lingkungan aktivitas pasien mendukung dan
tidak menghambat untuk proses kesembuhan pasien.

2. PEMERIKSAAN SPESIFIK
(Nyeri, MMT, LGS, Antropometri, Sensibilitas, Tes Khusus, dll)

a. Pemeriksan nyeri dengan NRS


Nyeri diam: 0/10
Nyeri tekan: 6/10
Nyeri gerak: 6/10

b. MMT

Gerakan Otot Nilai


Penggerak
Fleksi Fleksor 4/5
Ekstensi Ekstensor 4/5

c. ROM
Gerakan ROM
Fleksi- S: 0° - 10° - 95°
Ekstensi

14
d. Pemeriksaan Aktivitas Fungsional Lutut: Skala Jette
No. Aktivitas Nyeri Kesulitan Ketergantungan
1. Jongkok ke berdiri 4 5 4
2. Naik turun tangga 3 4 4
3. Berjalan jauh >50M 3 3 2
4. Duduk terlalu lama 1 2 2
5. Berdiri terlalu lama 3 4 2

Total: 46
Keterangan:
1. Penilaian nyeri
Nilai 1 = tidak nyeri
Nilai 2 = nyeri ringan
Nilai 3 = nyeri sedang
Nilai 4 = nyeri berat

2. Penilaian kesulitan
Nilai 1 = mudah
Nilai 2 = agak mudah
Nilai 3 = tidak mudah
Nilai 4 = agak sulit
Nilai 5 = sangat sulit

3. Penilaian ketergantungan
Nilai 1 = tanpa bantuan
Nilai 2 = butuh bantuan
Nilai 3 = butuh bantuan orang lain
Nilai 4 = butuh bantuan orang lain dan alat
Nilai 5 = tidak dapat melakukan

15
D. UNDERLYING PROCCESS

Trauma berulang Degenerasi lutut

Pengikisan kartilago

Penurunan fungsi
lutut

Peradanga
n

OA lutut grade 4

Total Knee
Replacement

Gangguan Gangguan motorik


sensorik

Nyeri
TENS, IR
Kelemahan Penurunan
Penurunan otot ROM
Strengtheni
nyeri ROM
ng Exercise
exercise
Peningkatan Peningkatan
kekuatan otot ROM

Peningkatan ADL

16
E. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
(International Clatification of Functonal and disability)
Stiffneess and Pain e.c Total Knee Replacement Sinistra

Impairment
- Pasien mengeluh nyeri pada lutut kiri
- Pasien mengalami keterbatasan gerak pada lutut kiri
- Adanya penurunan kekuatan otot pada lutut kiri
- Adanya penurunan ROM pada lutut kiri
Functional Limitation
- Pasien belum mampu fleksi secara full lutut kiri
- Pasien belum mampu ekstensi full pada lutut kiri
Disability
Pasien mampu melakukan aktivitas di rumah dengan dibantu alat
bantu jalan.
F. PROGNOSIS
Qua at Vitam : Bonam
Qua at Sanam : Dubia ad Bonam
Qua at Fungsionam : Dubia ad Bonam
Qua at cosmeticam : Dubia ad Bonam

G. PROGRAM/RENCANA FISIOTERAPI
1. Tujuan treatment
a) Jangka Pendek
- Menurunkan spasme pada m. quadriceps, dan m. hamstring
sinistra
- Menurunkan nyeri gerak pada saat fleksi dan ekstensi knee
- Meningkatkan ROM
- Meningkatkan kekuatan otot fleksor dan ekstensor knee.
b) Jangka Panjang
- Melanjutkan tujuan jangka pendek
- Meningkatkan kemampuan dan aktivitas fungsional secara
optimal.
i. Rencana tindakan
Teknologi Fisioterapi
1. Infrared (IR): bertuan untuk mengurangi mengurangi spasme
dan meningkatkan aliran darah.
2. TENS: bertujuan untuk mengurangi nyeri

17
3. Terapi Latihan
- Isometric exercise merupakan kontraksi otot tanpa adanya
perpanjangan dari otot, dan gerakan dari sendi yang nyata.
Latihan ini dapat dilakukan secara aktif maupun dengan
bantuan orang lain untuk memberikan tahanan.
- Active movement merupakan gerak yang dihasilkan oleh
kekuatan otot dan anggota tubuh sendiri tanpa bantuan
dari orang lain. Gerakan terjadi karena adanya kontraksi
otot dan mampu melawan gravitasi.
- Passive movement adalah latihan yang dilakukan dengan
gerakan ysng dihasilkan dengan tenaga atau kekuatan dari
luar tanpa adanya kontraksi otot pasien.
b. PELAKSANAAN FISIOTERAPI
i. IR
Jarak: 35-40cm
t: 10 Menit.

ii. TENS
F: 100 Mhz
I: sesuai batas toleransi pasien
t: 10 menit
iii. Terapi Latihan
Repetisi: 4-6 x
Hold: 5 detik
Sets: 3
Tipe: isometric exercise, active movement, passive movement

c. HASIL EVALUASI TERAKHIR


Keterangan T0 T1 T2 T3
a. Nyeri Diam 0 0 0 0
b. Nyeri Gerak 6 6 5 5
c. Tekan 6 5 4 4
MMT pada Shoulder 4 4 4 4
dextra
ROM S: 0° - 10° S: 0° - 10° - S: 0° - 10° S: 0° - 10°
- 95° 125° - 125° - 125°

18
No Aktivitas Nyeri Kesulitan Ketergantungan
.
1. Jongkok ke berdiri 4 5 4
2. Naik turun tangga 3 4 4
3. Berjalan jauh >50M 3 3 2
4. Duduk terlalu lama 1 2 2
5. Berdiri terlalu lama 3 4 2

Skala T0 T1 T2 T3
Jette
46 46 44 44

d. EDUKASI DAN KOMUNIKASI


- Memotivasi pasien untuk semangat melanjutkan proses terapi
- Pasien diminta untuk melakukan latihan sesering mungkin yang
telah diajarkan terapis di Rumah
- Pasien diminta untuk mengurangi aktivitas menumpu yang
berlebih pada lutut seperti
berjalan jauh.

e. CATATAN PEMBIMBING PRAKTIK

f. CATATAN TAMBAHAN

Bangli, 20 Agustus 2021


Pembimbing

(Made Suparsa, A.Md. Ft)

19
BAB IV
LAMPIRAN JURNAL

20
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada penelitian ini yaitu intervensi fisioterapi dengan menggunakan TENS,

laser dan Terapi latihan pada pasien post total knee replacement dengan

menggunakan sampel sebanyak 8 orang partisipan di Rumah Sakit Bendan

Pekalongan mendapatkan hasil bahwa penggunaan modalitas tersebut dapat

mengurangi nyeri, meningkatkan lingkup gerak sendi dan meningkatkan aktifitas

fungsional lutut partisipan secara signifikan.

21
DAFTAR PUSTAKA
Dortmans, Ardi. 2013. Aspect of The Dynamic Behavior of The Human Knee Joint.
Netherlands: Netherlands Technology Foundation (STW) (edisi ke-7). Widya
Medika
Emily, Karlen. 2011. Total Knee Replacement. United States of America: Fairview
Health Services
Kisner, Carolyn, dkk. 2012. Therapeutic Exercise Foundation and Techqniues
Edition 6. Philadelpia: Davis Company
Mutataqin, Arif. 2012. Buku Saku Gangguan Musculoskeletal Aplikasi pada Praktik
Klinik Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Nolte, K dan Rensburg, V. J. 2013. Exercise Prescription in The Management of
Rheumatoid Arthritis. Journal musculoskeletal. Volume 33. No. 4
Parjoto, Slamet. 2000. Asessment Fisioterapi pada OA sendi Lutut. TITAFI XV,

Semarang

Phuspyta. 2010. Total Knee Replacement. Surakarta


Putz, R dan Pabst, R. 2000. Atlas Anatomi Manusia Subota. Dialih bahasakan oleh
Indiarti. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Kedokteran: EGC. Jakarta
Triwibowo. 2013. Manajemen pelayanan keperawatan di rumah sakit. Jakarta: TIM.

22

Anda mungkin juga menyukai