DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
ABD. JAMAL K PO
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun makalah tentang
ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kepada
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari
kata yang sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritikan dan saran
serta usulan demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan mohon kritikan dan saran yang
membangun.
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
1. Pengertian ....................................................................................................... 7
2. Etiologi ........................................................................................................... 7
C. Intervensi Fisioterapi............................................................................................. 14
3. Inspeksi/Observasi .......................................................................................... 23
ii
3. Prosedur Pelaksanaan....................................................................................... 31
C. Evaluasi Fisioterapi............................................................................................... 37
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Osteoarthritis (OA) adalah suatu proses degenerasi pada tulang rawan sendi yang
banyak di derita pada orang tua yang jumlah kejadiannya cenderung meningkat seiring
dengan bertambahnya usia harapan hidup penduduk dan penyakit ini sering menyerang
sendi lutut (knee joint). Orang yang mengalami osteoarthritis biasanya sulit untuk
Prevalensi OA di dunia termasuk dalam kategori tinggi berkisar antara 2.3% hingga
11.3%. Hal tersebut dapat diketahui bahwa prevalensi OA pada lansia usia > 60 tahun
diestimasikan sebesar 10 -15% dengan angka kejadian 18.0% pada perempuan dan
9.6% pada laki - laki, dari angka tersebut dapat dilihat bahwa prevalensi OA pada
perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki - laki (Ireneu et al, 2017).
usia diatas 75 tahun dan 50% dari jumlah tersebut adalah penderita berumur diatas 65
tahun, sedangkan pada usia dibawah 65 tahun hanya berkisar 15% saja. Diperkirakan
pada tahun 2020 penderita osteoarthritis akan meningkat 11,6 juta penderita (Ibrahim
yang berusia 60 tahun dan terjadinya kenaikan angka obesitas di seluruh dunia
kesehatan sejak tahun 1990 hingga 2010 telah mengalami peningkatan sebanyak 44,2%
yang diukur dengan DALY (Disability Adjust Lost Years). Prevalensi OA berdasarkan
1
usia di Indonesia cukup tinggi yaitu 5% pada usia 40 tahun, 30% pada usia 40 - 60
tahun, dan 65% pada usia tua (lansia) lebih dari 61 tahun (Ireneu et al, 2017).
kelamin, obesitas, ras/genetik, dan trauma pada sendi mempunyai kolerasi terhadap
aktif antara lain strengthening exercise dan fleksibilitas exercise. Beberapa manfaat
antara lain perbaikan kekuatan otot disekitar knee joint, mobilitas dan fungsi knee joint.
stretching exercise dan manual therapy dapat menghasilkan perbaikan fungsional knee
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi Sendi
a. Tibiofemoral Joint
medialis sangat melekat pada kap-sul sendi serta ligamen collateral medial, li-
gamen cruciatum anterior, dan otot semi-membranosus. Oleh karena itu sangat
ujung distal femur, yang bersendi dengan 2 dataran tibia yang konkaf pada ujung
absorber. Regio knee joint memiliki banyak bursa berfungsi untuk mengurangi
gaya friksi. Dibagian dorsal terdapat fossa poplitea yg dibentuk oleh tendon
3
gastrocnemius. Di fossa poplitea terdapat nervus tibialis posterior dan vena-arteri
(tibialis) dan stabilitas lateral sendi diperkuat oleh ligamen collateral lateral
(femoralis). Terdapat pes anserine pada sisi medial knee joint, yaitu dibentuk oleh
b. Patellofemoral Joint
Sendi dengan jenis modified plane joint dan terletak diantara tulang femur
dan patella. Sendi ini berfungsi membantu 26 mekanisme kerja dan mengurangi
friction quadriceps. Gerak geser patella terhadap femur mengikuti pola ulur gerak
saat ekstensi dan fleksi. Saat ekstensi disertai gerak geser patella ke medial hingga
kembali lurus.
4
2. Sistem Otot
(Posterior View)
Aksis gerak fleksi dan ekstensi terletak di atas permukaan sendi, yaitu
diterima sendi lutut dalam keadaan normal akan melalui medial sendi lutut dan
5
akan diimbangi oleh otot-otot paha bagian lateral, sehingga resultannya akan jatuh
a. Osteokinematika
ekstensi pada bidang sagital dengan lingkup gerak sendi fleksi antara 120-130
derajat, bila posisi hip fleksi penuh, dan dapat mencapai 140 derajat, bila hip
ekstensi penuh, untuk gerakan ekstensi, lingkup gerak sendi antara 0 – 10 derajat
gerakan putaran pada bidang rotasi dengan lingkup gerak sendi untuk endorotasi
antara 30 – 35 derajat, sedangkan untuk eksorotasi antara 40-45 derajat dari posisi
awal mid posision. Gerakan rotasi ini terjadi pada posisi lutut fleksi 90 derajat
(Kapandji, 1995), gerakan yang terjadi pada kedua permukaan tulang meliputi
gerakan rolling dan sliding. Saat tulang femur yang bergerak maka, gerakan
rolling ke arah belakang dan sliding ke arah depan (berlawanan arah). Saat fleksi,
femur rolling ke arah belakang dan sliding ke belakang, untuk gerakan ekstensi,
rolling ke depan dan sliding ke belakang. Saat tibia yang bergerak fleksi adapun
ekstensi maka rolling maupun sliding bergerak searah, saat fleksi maka rolling
maupun sliding bergerak searah, saat fleksi rolling dan sliding ke arah belakang,
b. Artrokinematika
Artrokinematika pada sendi lutut di saat femur bergerak rolling dan sliding
berlawanan arah, disaat terjadi gerak fleksi femur rolling ke arah belakang dan
sliding-nya ke belakang. Jika tibia bergerak fleksi ataupun ekstensi maka rolling
6
maupun sliding terjadi searah, saat fleksi menuju dorsal, sedangkan ekstensi
B. Patologi Osteoarthritis
1. Pengertian
kartilago secara progresif, disertai dengan pembentukan tulang baru pada tepi
2. Etiologi
pertanyaan, dan evidence based (fakta) telah menjelaskan bahwa proses penyakit
tidak berasal dari kartilago, tetapi diawali dengan perubahan pada tulang
selanjutnya menyebabkan stres yang besar pada kartilago sendi (Stuart, 2003).
sendi yang tidak bergerak disertai dengan penurunan volume cairan sinovial.
sendi dapat menjadi faktor predisposisi osteoarthritis pada sendi, seperti terjadi
pada sendi lutut pasca ruftur ligamen cruciatum anterior. Hipermobilitas sendi
7
memiliki korelasi positif terhadap risiko berkembangnya osteoarthritis (Stuart,
2003).
dan sekunder.
a. Osteoarthritis Primer
ini disebabkan oleh perubahan intrinsik dari jaringan sendi itu sendiri.
klasik dan umumnya terjadi pada wanita pascamenopause yang secara khas
frekuensi human leukosit antigen (HLA) Al dan B8 dapat terjadi pada orang-
bahwa nitric oxide yang merupakan inorganik radikal bebas dapat berperan
tinggal di daerah dingin sering mengalami nyeri yang hebat akibat iklim
8
b. Osteoarthritis Sekunder
riwayat cedera atau fraktur sebelumnya pada sendi tertentu. Trauma ringan
atau kecil yang berulang-ulang dapat menyebabkan mikro fraktur dan akhirnya
osteoarthritis, elbow dan shoulder pada operator bor juga memiliki risiko
(Stuart, 2003).
beberapa sendi yang menumpu berat badan namun tidak terjadi pada sendi lain.
Beberapa penelitian menunjukkan ada korelasi antara indeks massa tubuh yang
9
berkembang osteoarthritis. Overweight tampaknya memiliki hubungan yang
lebih kuat pada wanita. Peningkatan beban di sendi jelas sangat berpengaruh,
3. Proses Patologi
licin, yang menutupi ujung-ujung tulang yang bertemu membentuk suatu sendi.
Kartilago yang sehat memungkinkan tulang saling bergerak dengan luwes satu
Fibrilasi atau keretakan dalam menit dan hilangnya kadar air dapat
pada area permukaan sendi yang menumpu berat badan dan yang tidak menumpu
berat badan. Serat kolagen terpecah dan terjadi disorganisasi pada hubungan
(Stuart, 2003).
bebas didalam sendi, dan dampaknya diantara permukaan sendi adalah terjadi
10
mampu menahan stress mekanikal. Hal ini akan mengawali terjadinya proses
Remodelling ini dapat terlihat pada tulang subchondral yang telah menjadi
eburnasi (menyerupai gading dan mengkilap) dan pada X-Ray nampak putih,
padat, sklerotik. Kedua ujung tulang menjadi keras dan padat secara abnormal,
sebagai proteksi terhadap kartilago diatasnya yang hilang atau rusak. Kista bisa
terbentuk di dalam tulang subchondral dan karena tulang yang eburnasi menjadi
menjadi edema. Beberapa serpihan kartilago yang telah patah atau rusak menjadi
iritan bagi membran sinovial, dan menyebabkan efusi yang berulang. Kapsul
sendi dan ligamen akan mengalami degenerasi fibrous dan pemendekan adaptif
yaitu mengalami pemendekan atau elongasi. Jika space sendi menurun sampai
pemanjangan sedang dapat menjadi pemanjangan yang lebih besar ketika ruang
sendi menurun sehingga ligamen-ligamen tidak akan mampu lagi menopang sendi
Otot disekitar sendi menjadi lemah karena efusi sinovial dan disuse atropy
pada satu sisi dan spasme otot pada sisi lain. Perubahan biomekanik ini disertai
11
dengan biokimia dimana terjadi gangguan metabolisme kondrosit, gangguan
4. Gambaran Klinis
penderita k 19 sendi sudah kaku dan berubah bentuknya. Biasanya nyeri sendi
osteoarthritis sering ditemukan pada panggul, lutut dan jarang pada tangan dan
b. Kekakuan (stiffness)
Pada beberapa penderita, kaku sendi dapat timbul setelah duduk lama di
kaku setelah berdiam pada posisi tertentu. Kaku biasanya kurang dari 30 menit.
12
Kelainan ini biasanya ditemukan pada osteoarthritis sedang sampai
pada saat berdiri dari kursi, bangun dari tempat berbaring, menulis atau
Gemeretak yang jelas terdengar dan kasar merupakan tanda yang signifikan.
dengan beratnya penyakit. Perubahan yang terjadi dapat konsentris atau seluruh
arah gerakan maupun eksentris atau salah satu gerakan saja (Sudoyono, 2009).
Hal ini mungkin dijumpai pada osteoarthritis karena adanya sinovitis, dan
(Sudoyono, 2009)
13
Gambaran khas pada OA lutut adalah adanya osteofit dan penyempitan
3) Grade 2 : terdapat osteofit yang jelas tetapi tepi celah sendi baik dan tak
4) Grade 3 : terdapat osteofit dan deformitas ujung tulang dan penyempitan celah
sendi.
5) Grade 4 : terdapat osteofit dan deformitas ujung tulang dan disertai hilangnya
celah sendi.
C. Intervensi Fisioterapi
a. Definisi
akan dikonversi dalam bentuk dengan frekuansi 2456 MHz dan 915 MHz
14
dengan panjang gelombang 12,25 arus yang dipakai adalah arus rumah 50
b. Fisika Dasar
MHz dan 915 MHz dengan panjang gelombang 12,25 arus yang dipakai
adalah arus rumah 50 HZ, penentrasi hanya 3 cm, efektif pada otot
c. Efek Terapeutik
perbaikan metabolisme.
pemberiam latihan
pemberian latihan.
d. Indikasi
Selektif pemanasan otot (jaringan kolagen), spasme otot (efektif untuk sendi
15
Rheumathoid Arthritis dan Osteoarthrosis), kelainan saraf perifer (neuralgia
neuritis)
e. Kontraindikasi MWD
2. Mobilisasi Sendi
a. Definisi
Range of motin yang secara khusus mengatasi perubahan mekanik pada sendi.
Perubahan mekanik sendi dapat diakibatkan oleh nyeri dan muscle guarding,
efusi sendi, kontraktur atau perlengketan pada kapsul sendi atau ligament
gerakan yang terjadi pada sendi dipengaruhi oleh bentuk permukaan sendi.
Jenis gerakan yang dapat terjadi pada sendi , yaitu : Roll, Slide/Translasi,
cairan sinovial, yang membawa nutrisi ke kartilago sendi yang vaskular pada
16
pada kartilago sendi dimulai segera setelah imobilisasi terjadi pada sendi
biomekanik pada tendon, ligamen, dan jaringan kapsul sendi, yang akan
2014).
sistem saraf pusat dan, karena itu, memberikan kesadaran posisi dan gerakan.
individu.
c. Indikasi
4) Immobilitas fungsional
d. Kontraindikasi
1) Hypermobilitas
2) Efusi sendi
3) Inflamasi
a. Definisi
17
Contract Relax Stretching merupakan suatu teknik yang menggunakan
isotonik pada otot yang spasme kemudian diikuti dengan relaksasi dan
Stretching adalah suatu teknik terapi latihan yang diawali dengan kontraksi
resisted isotonik pada otot yang spasme kemudian diikuti dengan relaksasi,
b. Prinsip Fisiologi
2) Inhibisi Reciprocal
18
ke medula spinalis dan bersinaps dengan saraf motorik dari otot yang
medula spinalis yang kemudian bersinaps dengan saraf motorik dari otot
antagonis.
Jika ada impuls dari muscle spindel yang dibawa oleh serabut saraf
struktur muscle spindle dan golgi tendon organ. Ketika otot diregang /
19
Hal ini dinamakan dengan monosynaptik refleks. Tetapi jika
peregangan dilakukan secara lambat pada otot, maka golgi tendon organ
(sarkomer).
c. Indikasi
jaringan connective tissue dan kulit. Serta Ketika adanya spasme atau
d. Kontra indikasi
1) Fraktur
4. Strengthening Quadriceps
a. Definisi
tahanan yang berasal dari luar ataupun dalam tubuh yang bertujuan
20
menurunkan peradangan intraartikular, tekanan dan kerusakan tulang serta
b. Teknik
Kisner dan colby (2012) memaparkan beberapa faktor penentu dari exercise
yaitu frequency, time, dan type (jenis lathan yang digunakan). Beberapa teknik
c. Kontra Indikasi
sebagai berikut; deep vein thrombosis, Artery stenosis, Stroke, Tekanan darah
21
BAB III
PROSES FISIOTERAPI
Nama : Ny. A
Umur : 61 Tahun
2. History Taking
3. Inspeksi/Observasi
22
b. Dinamis : Pasien datang dengan cara berjalan agak pincang, saat pasien
diminta untuk menekuk lututnya dengan posisi berdiri hasilnya pasien sulit
a. Palpasi :
1) Suhu : Normal
2) Nyeri tekan knee dextra : Ada nyeri tekan sisi lateral dan anterior
b. Pengukuran ROM
(moderate)
Nyeri gerak 7 Mengganggu (severe)
d. MMT
23
Gerakan Dextra Sinistra
Fleksi 4 5
Ekstensi 4 5
e. Ballotement test
Hasil : (+)
Index)
Instruksi : Silahkan pilih setiap kategori sesuai dengan skala kesulitan yang
g. Tes Spesifik
1) Tes Valgus
2) Tes Varus
Satu tangan fisioterapis memfiksasi lateral ankle dan tangan kanan pada
medial knee dan mendorong knee ke arah lateral dengan posisi sedikit fleksi
Hasil : negative
25
Posisi pasien berbaring terlentang di atas bed, satu lutut pasien ditekuk dan
lutut yang lain tetap lurus. Posisi pemeriksa duduk dipinggir bed,sambil
menekan kaki pasien, dimana yang lututnya tadi ditekuk, kedua lengan
Hasil : hipomobile
Posisi pasien berbaring terlentang di atas bed, satu lutut pasien ditekuk
dan lutut yang lain tetap lurus. Posisi pemeriksa duduk di tepi bed sambil
Hasil: hipomobile
a) Traksi Tibia
26
Posisi pasien prone lying dengan posisi fleksi knee 45’. Posisi fisioterapis
distal femur dan tangan kiri berada pada distal tibia. Tangan kanan
pada tibia.
Posisi fisioterapis duduk di stol atau duduk di pinggir bed. Kedua tangan
Posisi pasien berdiri di depan fisioterapis. Minta pasien untuk berjinjit lalu
27
h. Pemeriksaan penunjang
6. Diagnosa Fisioterapi
Adapun diagnosa fisioterapi yang dapat ditegakkan dari hasil proses pengukuran dan
7. Problematik Fisioterapi
a. Impairment
28
2) Keterbatasan ROM fleksi dan ekstensi knee sebelah kanan.
4) Kelemahan otot
b. Activity Limitation
duduk keberdiri.)
c. Participation Restriction
Memperbaiki kemampuan ambulasi naik turun tangga dan berjalan tanpa rasa
nyeri.
29
2. Program Intervensi Fisioterapi
.
1. Impairment :
a. Nyeri lutut Menurunkan nyeri MWD
ROM Theraband
d. Kelemahan otot
2. Activitiy Limitation :
a. Nyeri dari jongkok ke Menurunkan nyeri MWD
berdiri
30
beribadah kinerja otot dan Strengthening
3. Prosedur Pelaksanaan
a) Persiapan alat : Cek alat, kabel dan pastikan alat dalam keadaan baik.
b) Persiapan pasien : posisi pasien supine lying, bebaskan dari pakaian dan
cm.
- Time : 8 menit
31
b. Traksi Oscillasi
3) Teknik pelaksanaan :
a) Fiksasi pada bagian femur, bisa menggunakan belt ataupun bantuan dari
fisioterapis lain
ditambahkan oscillasi.
c. Strengthening Quadriceps
1) Posisi pasien : supine lying dengan kaki extensi dengan posisi dorso
fleksi.
32
menekan bantalan tersebut selama 10 detik dengan rest time 5 detik,
3) Theraband Exercise
c) Teknik pelaksanaan : ujung teraband diikatkan pada kaki kursi dan ujung
yang lainnya dipasang pada pergelangan kaki ( pada region yang terkena
33
Osteoarthritis knee ) kaki yang sehat sebagai stabilitas, dan pada region
kemudian kembali pada posisi knee flexi 900. Exercise ini dilakukan 2-3
4) Stabilitation Exercise
kedua kaki agak maju kedepan kemudian lakukan gerakan squat dengan
b) Extension Control
34
Posisi pasien berdiri didepan fisioterapi. Posisikan knee pasie dengan
perlahan.
Posisi pasien berdiri di atas balance board dengan kedua tangan berada
C. Evaluasi Fisioterapi
35
No Problematik Sebelum Sesudah
1 Nyeri lutut sebelah Adanya rasa nyeri Nyeri mulai berkurang
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Osteoarthritis (OA) adalah suatu proses degenerasi pada tulang rawan sendi
yang banyak di derita pada orang tua yang jumlah kejadiannya cenderung meningkat
seiring dengan bertambahnya usia harapan hidup penduduk dan penyakit ini sering
menyerang sendi lutut (knee joint). Orang yang mengalami osteoarthritis biasanya
Osteoartritis dapat dibagi atas dua jenis yaitu Osteoarthritis primer dan
pada sendi yang terkena dan seberapa parah sendinya berpengaruh. Namun, gejala
36
yang paling umum adalah kekakuan, terutamanya terjadi pada pagi hari atau setelah
diberikan adalah ; pengunaan MWD, Muscle settting exercise, Manual Traksi dan
Static Contraksi.
B. Saran
diagnosis.
DAFTAR PUSTAKA
Schumacher Jr, H; Ralph, MD; Klippel, John H, MD; Koopman, William J, MD. 1993.
37
Sudaryanto. 2017. Teknik-Teknik Contract Relax Stretching. Makassar : Fisioterapi
Poltekkes Makassar
Rasjad C. 2003. kelainan Degeneratif Tulang dan Sendi dalam Pengantar Ilmu Bedah
Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Ambardini, R.L. 2013. Peran latihan fisik dalam manajemen terpadu osteoartritis.
38