JOINT
DISUSUN OLEH:
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuas a karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun makalah tentang
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kepada
pembaca dan yang terpenting yaitu kepada saya sendiri mengenai “MANAJEMEN
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari
kata yang sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritikan dan saran
serta usulan demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan mohon kritikan dan saran yang
membangun.
Kelompok XV
DAFTAR ISI
1. Pengertian ....................................................................................................... 7
2. Etiologi ........................................................................................................... 7
C. Intervensi Fisioterapi............................................................................................. 11
3. Inspeksi/Observasi .......................................................................................... 19
C. Evaluasi Fisioterapi............................................................................................... 41
PENDAHULUAN
Penyakit degeneratif yang biasanya sering terjadi pada proses penuaan salah
satunya yaitu Osteoarthritis. Osteoarthritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak.
Penyakit ini bersifat kronik, berjalan progresif, tidak meradang, dan ditandai oleh
adanya pengikisan rawan sendi dan pembentukan tulang baru pada permukaan sendi.
Gangguan ini sedikit lebih banyak pada perempuan daripada laki-laki terutama
ditemukan pada orang-orang berusia lebih dari 45 tahun. Penyakit ini pernah dianggap
sebagai suatu proses penuaan normal, sebab insidens bertambah dengan meningkatnya
Hip joint termasuk ball and socket-type joint yang umumnya dipengaruhi oleh
noninflamasi arthrosis akibat hilangnya tulang rawan secara progresif pada permukaan
femoralis kepala dan acetabulu atau OA Hip merupakan jenis peradangan sendi yang
disebabkan karena memburuknya tulang rawan artikular yang melindungi bagian ujung
tulang sendi, sehingga menyebabkan rasa sakit dan rasa kaku. Jika bertambah parah,
penyakit ini dapat mempengaruhi banyak sekali aktifitas rutin, seperti berpakaian,
penderita osteoarthritis di dunia mencapai angka 151 juta dan 24 juta jiwa pada kawasan
terdapat 15,8 juta (12%) orang dewasa antara rentang usia 25-74tahun memiliki keluhan
1
yang sering terjadi yaitu pada urutan ke 12 di antara seluruh penyakit yang ada. Hal
tersebut dapat diketahui bahwa prevalensi OA pada lansia usia > 60 tahun diestimasikan
sebesar 10 -15% dengan angka kejadian 18.0% pada perempuan dan 9.6% pada laki -
laki, dari angka tersebut dapat dilihat bahwa prevalensi OA pada perempuan lebih tinggi
Salah satu pelayanan kesehatan yang ikut berperan dalam rehabilitasi penyakit
ini adalah fisioterapi. Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan
gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan
ini adalah untuk meningkatkan aktivitas fungsional pada otot sekitar hip dan membantu
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Fisiologi
1. Pelvic
fungsional dengan hip joint dimana pelvic girdle akan mengalami tilting dan
rotasi selama gerakan femur. Hubungan tersebut hampir sama dengan hubu-ngan
scapula dengan shoulder joint, perbedaannya adalah scapula kiri dan kanan
dapat bergerak bebas sedangkan pelvic hanya dapat bergerak sebagai satu unit
fungsional.
hubungan yang besar antara trunk dan extremitas inferior. Setiap tulang pelvic
dibentuk oleh 3 tulang yaitu os ilium, ischium dan pubis. Kedua tulang pelvic
(kiri dan kanan) bersambung membentuk pelvic girdle. Kedua tulang pelvic
pada bagian posterior secara kuat melekat pada sacrum melalui sacroiliaca joint
dan melekat pada bagian anterior diantara kedua tulang pubis membentuk
3
Gambar 2.2. Struktur pelvic, SIJ dan symphisis pubis
Sacrum diikat dengan kuat oleh 2 tulang iliaca dan ligamen sacroiliaca
ligamen sacrotuberous, dan ligamen sacrospinous serta bagian bawah oleh otot
pelvic girdle.
2. Hip Joint
mobilitas, hip joint sangat stabil yang konstruksinya untuk menumpuh berat
melalui hip ke pelvis dan trunk, dan aktivitas extremitas inferior lainnya.Hip
joint merupakan triaxial joint, karena memiliki 3 bidang gerak. Hip joint
dibentuk oleh caput femur yang konveks bersendi dengan acetabulum yang
terisi oleh suatu massa jaringan lemak yang tertutup oleh membran
4
sekeliling acetabulum daripada pusatnya. Hal ini yang menambah kedalaman
acetabulum.
caput femur terdapat lubang kecil yang dinamakan dengan fovea capitis yang
tidak ditutup oleh cartilago hyaline.Caput femur membentuk sekitar 2/3 dari
Hip joint diperkuat oleh kapsul sendi yang kuat, ligamen iliofemoral,
femoris merupakan ligamen triangular yang kecil, melekat pada apex fovea
pubofemoral terdiri dari ikatan serabut yang kecil pada kapsul sendi bagian
5
Gambar 2.3. Struktur hip joint beserta ligamen-ligamennya
1. Pengertian
yang bergerak. Penyakit ini bersifat kronik, berjalan progresif, tidak meradang,
dan ditandai oleh adanya pengikisan rawan sendi dan pembentukan tulang baru
pada permukaan sendi. Gangguan ini sedikit lebih banyak pada perempuan
tahun. Penyakit ini pernah dianggap sebagai suatu proses penuaan normal, sebab
Hip joint termasuk ball and socket-type joint yang umumnya dipengaruhi
sendi besar yang menanggung banyak berat tubuh dan memungkinkan kegiatan
seperti berjalan, berlari, dan duduk.Pada osteoartritis pinggul, tulang rawan yang
6
melapisi acetabulum, atau soket pinggul, dan menutupi kepala femoral
waktu, mempersempit ruang yang biasanya ada di antara dua tulang ini. Tulang
rawan baru mungkin tumbuh kembali, tetapi tulang rawan baru biasanya
paha dan di bagian depan paha. Jenis rasa sakit ini juga dapat dirasakan di pantat
pinggul juga dapat menyebabkan episode singkat dari rasa sakit yang tajam dan
menusuk di pinggul.
2. Etiologi
danyang berumur lebih tua. Dalam bentuk penyakit, tulang rawan artikular
7
3. Proses patologi
Osteoarthritis adalah penyakit akibat degeneratif tulang rawan sendi
terjadi pada sendi coxae dan sendi lutut karena sendi-sendi tersebut sendi yang
bertugas menopang badan. Osteoarthritis bisa dipicu karena cedera masa lalu
menyebabkan nyeri dan rasa tidak nyaman. Osteoarthritis dibagi dalam dua
kategori yaitu primer, yang dihasilkan dengan umur, dan sekunder, terjadi pada
orang muda dimana diawali dengan kerusakan tulang rawan sendi akibat trauma,
fokal tulang rawan sendi yang progresif dan pembentukan tulang baru pada
dasar lesi tulang rawan sendi dan tipe sendi ( osteofit). Pada osteoarthritis
perubahan anatomis yang paling utama adalah terbentuknya tulang rawan baru
membran sinovial.
permukaan tulang rawan yang tidak rata, diikuti kemudian dengan pembentukan
celah dengan arah vertikaldi dalam tulang rawan, dimana akan mencapai daerah
8
subkondral (cartilage fibrillation). Terdapat penurunan metakromasi pada
itu secara klinis ada. Dengan rusaknya tulang rawan, maka akan tampak jaringan
tulang yang mendasarinya. Daerah tulang itu akan menjadi tebal karena
kompresi atau karena proses pembentukan tulang baru yang reaktif. Yang khas
pada osteoarthritis adalah terbentuknya ”Taji” tulang (bony spur) yang menonjol
proses ini masih tetap belum jelas. Selain perubahan degeneratif yang
imunologis dan penyakit yang berkaitan dengan faktor genetik juga berperan
9
capacity) dan mempengaruhi terjadinya stess yang berlebihan pada lapisan
tulang rawan. Perubahan sklerotik didaerah sub kondral dianggap sebagai akibat
dari mikrofaktur, yang disebabkan oleh trauma berulang pada tulang penyangga
sendi bergerak atau menanggung beban. Nyeri akan berkurang jika sendi
beristirahat. Dapat juga terjadi kekakuan sendi apabila sendi tidak bergerak pada
waktu yang lama atau biasanya terjadi pada pagi hari dan terjadi hanya beberapa
penuh. nyeri tekan loncat, pembesaran tulang di sekitar sendi, sedikit efusi sendi
dan krepitasi.
4. Gambaran Klinis
e. Biasanya akan berlangsung 15-30 menit dan timbul setelah istirahat atau
f. Peradangan
g. Deformitas
10
h. Adanya krepitasi
C. Intervensi fisioterapi
a. Definisi
akan dikonversi dalam bentuk dengan frekuansi 2456 MHz dan 915 MHz
dengan panjang gelombang 12,25 arus yang dipakai adalah arus rumah 50
HZ, penentrasi hanya 3 cm, salah satu modalitas fisioterapi yang bermanfaat
b. Fisika Dasar
MHz dan 915 MHz dengan panjang gelombang 12,25 arus yang dipakai
adalah arus rumah 50 HZ, penentrasi hanya 3 cm, efektif pada otot
c. Efek Terapeutik
perbaikan metabolisme.
pemberiam latihan
11
3) Kontraktur jaringan lemak
pemberian latihan.
d. Indikasi
Selektif pemanasan otot (jaringan kolagen), spasme otot (efektif untuk sendi
neuritis)
e. Kontra Indikasi
a. Definisi
mengalami nyeri. Arus listrik yang dapat diberikan TENS dapat merangsang sel
neuron sensory yang berdiameter besar untuk masuk lebih dahulu ke gate di
12
untuk memberikan informasi ke otak, sehingga rangsang nyeri tidak sampai ke
Pemberian TENS pada kasus post ruptur anterior carciatum ligament ini
akan menginhibisi neuron nosiseptif di cornu dorsalis medula spinalis. Teori ini
mengacu pada teori gerbang control (Gate Control Theory) bahwa gerbang
terdiri dari sel internunsia yang bersifat inhibisi yang dikenal sebagai substansia
gelatinosa dan yang terletak di cornu posterior dan sel T yang merelai informasi
dari pusat yang lebih tinggi. Impuls dari serabut aferen berdiameter besar akan
b. Tujuan
otot, re-edukasi fungsi otot, modulasi nyeri tingkat sensorik, spinal dan
c. Efek Fisiologis
fisiologis antara lain efek pada jaringan tubuh, stimulasi saraf sensorik,
13
stimulasi saraf motorik, efek pada kontraksi otot, stimulasi pada saraf
d. Indikasi
4) Nyeri miofacial
5) Nyeri fisceral
e. Kontra indikasi
3. Exercise Terapy
14
Resisted active exercise merupakan bagian dari active exercise di mana
terjadi kontraksi otot secara statik maupun dinamik dengan diberikan tahanan
dari luar, dengan tujuan meningkatkan kekuatan otot dan meningkatkan daya
beban tahanan yang diberikan tidak dapat diukur secara kuantitatif, sedangkan
b. Stretching Exercise
1. Defnisi
dengan tujuan mengulur otot agar dapat lebih rileks(Carolyn, Kisner &
sehingga otot menjadi rileks dan meningkatkan luas gerak sendi. Prinsip
serabut otot terdiri atas beberara myofibril. Myofibril tersusun dari beberapa
15
yg terletak paralel dgn serabut extrafusal. Musclespindel berfungsi untuk
2. Indikasi
3. Kontra Indikasi
b. Terjadi rasa sakit yang akut & menyulitkan pergerakan sendi &
pemanjangan otot
c. Stabilisasi Exercise
mengendalikan posisi dan gerakan central pada tubuh diantaranya head and
mobility, dan ankle hip strategies. Aktifitas core stability akan memelihara
postur tubuh dalam melakukan gerakan, serta menjadi dasar untuk semua
16
gerakan lengan dan tungkai. Selain itu core stability juga berpengaruh terhadap
optimal, dengan memelihara vertebra netral dan stabil. Secara lebih rinci,
stabilitas inti adalah interaksi koordinasi dan kekuatan antara otot perut, trunk,
diafragma dan otot pantat selama aktifitas untuk memastikan vertebra agar tetap
17
BAB III
PROSES FISIOTERAPI
Usia : 46 Tahun
Pekerjaan : IRT
Vital Sign
Suhu : 36,50C
2. History Taking
Keluhan Utama : Nyeri pada pangkal paha dan keterbatasan gerak tungkai
sisi kanan
Faktor yang memperberat : saat pasien berdiri lama, saat pasien duduk ke
18
Riwayat Perjalanan Penyakit :
dirujuk ke fisioterapi untuk diterapi setelah terapi beberapa kali, nyerinya mulai
menghilang, beberapa tahun kemudian nyerinya muncul kembali, saat itu dokter
hanya memberi obat anti nyeri. Dan pada tahun 2020 pasien datang ke
Fisioterapi di dengan keluhan nyeri yang tak tertahankan pada pangkal paha dan
3. Inspeksi / Observasi
Statis :
a. Pemendekan pada kaki yang mengalami nyeri pada otot tungkai kanan
Dinamis :
a. Jalan pincang
19
f. Eksorotasi : Nyeri, ROM terbatas
3. TIMT
a. Fleksi : Normal
b. Ekstensi : Normal
c. Abduksi : Normal
d. Adduksi : Normal
e. Endorotasi : Normal
f. Eksorotasi : Normal
a. Palpasi
1) Kelemahan M. Adductor
20
b. Tes Spesifik
1) Patrick test
21
Teknik : Posisi pasie terlentang denga kedua tungkai lurus.
endorotasi hip.
bunyi “klick”
1) M. Iliopsoas
Test
22
Teknik : Posisi pasien terlentang dengan kedua tungkai
tetap kontak penuh dengan bed. Pastikan bahwa lumbar spine tetap
2) M.Rectus Femoris
Ely’s Test.
Ober’s Test
23
Teknik : Posisi pasien tidur menyamping. Posisi tunkai yang tidak
sampai sejajar dengan trunk, setelah tungkai dalam posisi normal liat
5) Tes JPM
24
Traksi Primer
Compression Hip
Traksi Lateral
d. Pengukuran
1) VAS
(VAS).
Nyeri diam :0
Nyeri tekan : 5,5
Nyeri gerak : 7
M. Quadriceps : nilai 4
M. Adductor : nilai 4
M. Illiopsoas : nilai 4
Hasil :
25
Ekstensi/Fleksi o o o S = 10o – 0o – 120o
S = 10 – 0 – 90
Abduksi/Adduksi o o o F = 40o – 0o – 10o
F = 40 – 10 – 30
Eksorotasi/Endorotasi o o o R = 50o – 0o – 45o
R = 20 – 10 – 45
6. Diagnosa Fisioterapi
Penatalaksanaan fisioterapi pada gangguan aktifitas fungsional Hip joint pain
b. Activity Limitation
26
Gangguan aktivitas fungsional berjalan
c. Participation Restriction
Hambatan beribadah
• Mengembalikan ROM
n
Problematic Fisioterapi Tujuan intervensi Jenis Intervensi
o
1 Impairment
27
c) Kelemahan pada Memberi kekuatan Strengthening pada
M.Gluteus Medius pada otot M.Gluteus
otot M.Gluteus
Medius
Medius
Stretcing Exercise
d) Keterbatasan ROM Untuk memperbaiki
ekstensibilitasi otot
2 Activity Limitation
Kesulitan melakukan
pekerjaan
Hambatan saat beribadah
3. Prosedur pelaksanaan
1. MWD ( Micro Wave Diatermy)
a. Tujuan
b. Teknik pelaksanaan
28
Persiapan alat : Cek alat, kabel dan pastikan alat dalam keadaan baik. Dan
Persiapan pasien : posisi pasien prone lying, bebaskan dari pakaian dan
logam, posisikan pasien senyaman mungkin, tes sensibilitas, jarak 5-10 cm.
Time : 10 menit
serileks mungkin, area yang diterapi terbebas dari kain dan lotion,
TENS
digunakan, colok kabel kemudian ON kan alat lalu tempatkan pad pada
c. Dosis :
F : 50-150 Hz
29
T : menggunakan low frekuensi tens
T : 10-15 menit
3. Strengthening
Teknik Pelaksanaan
kepala
Teknik Pelaksanaan:
tubuh
30
Pertahankan pinggul Anda agar lurus saat Anda menggunakan
Teknik pelaksanaan :
31
Teknik pelaksanaan :
Teknik Pelaksanaan :
Lenturkan kaki Anda dan angkat lutut sedikit lebih tinggi dari
32
pinggul Anda.
4. Stretching
Runner”s Lunge
Teknik Pelaksanaa :
Mulailah berlutut dengan kedua lutut di tanah, lalu bawa kaki kanan ke
depan sehingga lutut kanan tepat di atas pergelangan kaki kanan. Secara
belakang pinggul kiri dan bagian atas telapak kaki menyentuh tanah.
Letakkan tangan Anda di paha kanan. Untuk peregangan yang lebih dalam,
arahkan bagian atas telapak kaki ke tanah. Tahan selama satu hingga dua
menit, lalu ulangi gerakan di sisi yang berlawanan. Itu satu rep.
33
Teknik Pelaksanaan :
Posisi pasien supine Lying, kaki sejajar dengann matras lalu fleksikan satu
tungkain maksimal mendekati trunk, dan kaki satunya tetap posisi normal.
Teknik pelaksanaan :
sejajar dengan pinggul kanan Anda, dan tekuk kaki kanan Anda. Shin
34
kanan Anda harus sejajar dengan kaki kiri Anda. Tekan lutut kanan Anda
Tahan selama satu hingga dua menit sebelum mengulangi sisi yang
Teknik Pelaksanaan:
Raihlah sejauh lebih dari kepala dan ambil pergelangan tangan kiri
mendorong dari kaki kanan anda. Coba latihan ini di sisi yang
berlawanan.
5. Stabilisasi Exercise
planking
35
Teknik Pelaksanaan :
glutes, dan low back Anda untuk mengangkat kaki lurus sambil
36
Teknik pelaksanaan:
tantangan yang lebih besar, angkat seluruh kaki Anda dari tanah.
Tahan posisi itu selama beberapa detik lalu letakkan kaki itu
Bridge
Teknik pelaksanaan :
samping tubuh
ke posisi awal
Lying march
37
Teknik Pelaksanaan :
Hip flexion
38
Teknik Pelaksanaan :
Posisi pasien supine lying, fleksikan satu tungkai pasien sekitar enam
perlawanan ke ekstensi.
Hip Extension
Teknik Pelaksanaan :
Posisi pasien supine lying tekut satu tungkai ke putaran sekitar tiga puluh
Hip adduction
39
Teknik Pelaksanaan :
pasien,angkat satu kaki lalu letakkan satu tangan distal di lutut dan satu
Hip Abduction
Teknik Pelaksanaan :
kaki angkat kaki kemudian letakkan satu tangan distal lutut satu tangan
proksimal lutut dan minta pasien untuk menggerakkan kaki kearah luar
40
Teknik Pelaksanaan :
berikan fleksi hip sampai 90 derajat dan beri arahan pasien untuk
Hip External
Teknik pelaksanaan :
perlawanan.
41
C. Evaluasi
BAB IV
PENUTUP
42
A. Kesimpulan
Osteoarthritis (OA) adalah suatu proses degenerasi pada tulang rawan sendi
yang banyak di derita pada orang tua yang jumlah kejadiannya cenderung meningkat
seiring dengan bertambahnya usia harapan hidup penduduk dan penyakit ini sering
menyerang sendi lutut (knee joint). Orang yang mengalami osteoarthritis biasanya sulit
secara progresif pada permukaan femoralis kepala dan acetabulu atau OA Hip
merupakan jenis peradangan sendi yang disebabkan karena memburuknya tulang rawan
artikular yang melindungi bagian ujung tulang sendi, sehingga menyebabkan rasa sakit
dan rasa kaku. Jika bertambah parah, penyakit ini dapat mempengaruhi banyak sekali
aktifitas rutin, seperti berpakaian, mengikat sepatu, naik-turun tangga, dan juga tidur.
Pada kasus Osteoartristis Hip join interensi fisiotrapi tang dapat diberikan seprti Infra
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
43
Dvorak, J and Dvorak, V, Medical checklists Manual Medicine, Gerg Thieme Verlag
Stuttgart, New York, 1991.
Goodman, c.c. and Boissonault, W.G., Pathology, implication for the hpysical therapist,
WB Saunders Co, Philadelphia, 1998.
44