LAPORAN PENDAHULUAN
OSTEOARTHRITIS
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah III
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah adalah salah satu
sarana untuk mengembangkan kreativitas mahasiswa juga pengetahuan yang
dimiliki mahasiswa. Makalah ini merupakan suatu sumbangan pikiran dari penulis
untuk dapat digunakan oleh pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
dapat terserang, tetapi yang paling sering adalah sendi penyokong berat badan
fungsi, lokasi yang sering terkena adalah sendi lutut (Susilawatidkk., 2015).
stres mekanis atau kimia, penggunaan sendi yang berlebihan defek anatomi,
1
Osteoarthritis dimulai dengan kerusakan pada seluruh sendi. Problematik
berdiri dari posisi berjongkok, naik turun tangga dan juga menyebabkan
kartilago hialin dari sendi lutut, di mana terjadi pembentukan osteofit pada
kartilago yang akan meningkatkan sintesis timidin dan glisin. Akibat dari
ketika sendi bergerak.Tulang di bawah kartilago menjadi keras dan tebal serta
2
akanmenimbulkan nyeritekan dan nyeri gerak. Pada kapsul-ligamen sendi
akan terjadiiritasi dan pemendekan, hal ini disebabkan karena imobilisasi dan
jaringan ikat maupun kapsul sendi sehingga lingkup gerak sendi semakin
And Health (ICF) aktivitas dasar sehari-hari dilaksanakan pada saat jongkok,
berlutut dari posisi duduk ke berdiri dan mempertahankan posisi dari posisi
rumah serta aktivitas olah raga seperti berlari, melompat dan aktivitas
3
mengembalikan gerak dan fungsional pasien. Untuk mengatasi problematik
Nerves Stimulation dan InfraRed Radiation dan terapi latihan. Salah satu
bentuk terapi latihan adalah Open Kinetic Chain dan Closed Kinetic Chain
penderita osteoarthritisknee.
Open Kinetic Chaina dalah suatu latihan gerak aktif yang melibatkan
satu otot dan sendi saja (single joint) dan tanpa disertai pergerakan pada
pengganti jaringan baru yang terdiri atas kandungan asam amino protein yang
dan akan terbentuk jarak baru untuk mengatur sintesis kolagen, yang
jaringan yang baru serta perbaikan pada tulang rawan maka akan
Closed Kinetic Chaina dalah suatu latihan gerak aktif yang melibatkan
4
beberapakelompok otot sekaligus dan beberapa sendi (multiple joint). Latihan
bersamaan dan merupakan latihan yang lebih fisiologis untuk anggota gerak
bawah.
dengan bidang anatomi sendilutut yaitu gerak fleksi-ekstensi dan gerak yang
jongkok ke berdiri dan toileting. Dengan fleksibilitas dan kekuatan otot yang
sistem saraf melalui permukaan kulit dan terbukti efektif untuk mengurangi
5
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. MANFAAT PENULISAN
pasien Osteoartritis.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
pada cartilage (tulang rawan) yang ditandai dengan timbulnya nyeri saat
B. Anatomi
1. Struktur kartilago
7
2. Struktur ligamen
3. Struktur meniskus
diketahui bahwa penyempitan ruang sendi dalam waktu yang lama dan
hal ini disebakan karena gangguan sendi luut yang dinamis membuat
2010).
7
4. Struktur tulang
5. Sinovial
C. Etiologi
8
dan Osteoarthritis sekunder. Osteoarthritis primer merupakan
sistemik dan lokal. Usia, jenis kelamin perempuan, berat badan, dan
pengembangan OA sendi.
D. Klasifikasi
radiologi.
Grade 2: Ringan, osteofit yang pasti, tidak terdapat ruang antar sendi.
Grade 4: Berat atau parah, osteofit besar, terdapat ruang antar sendi yang
Fernando, 2016).
9
Gambar 2.1 klasifikasi OA (Kohn et al., 2016).
E. Patofisiologi
beberapa faktor dan hal ini merupakan hasil dari interaksi antara sistemik
dan faktor lokal. Penyakit ini merupakan hasil dari beberapa kominasi
faktor resiko, diantaranya yaitu usia lanjut, mal alignmen lutut, obesitas,
kepadatan tulang. Bukti bahwa obesitas itu sindrom yang komplek yaitu
adannya ketidak normalan aktivasi jalur endokrin dan jalur pro inflamasi
10
mempengaruhi protein pada kartilago yang terkait, sehingga menyebabkan
sendi dalam waktu yang lama dan terabaikan, hal tersebut juga merupakan
lebih lanjut dapat menybabkan nyeri pada saat beristirahat dan dimalam
• Ketidakstabilan sendi
11
• Penderita biasanya mengeluhkan gerakan sendi yang berkurang,
>40 tahun
G. Diagnosa banding
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes Ballotement
12
dengan mengosongkan resessus patelaris dengan menekan
yang lainnya patela ditekan ke bawah. Bila normal patella tidak bisa
2. Tes Mc Murray
apabila terdapat suara klik. Suara klik kadang bisa didengar dan
kadang hanya bisa dirasakan (H, Mt, Phys, & Hite, n.d, 2009)
(medial), Tes ini dilakukan dengan cara 300 fleksi knee, kemudian
13
terapis memegang sisi lateral sendi lutut untuk mengidentifikasi
2017).
atau ditekuk 45 derajat, sedangkan kaki yang lain tetap dala posisi
lutut dan kuantitas dari lingkup gerak sendi pada lutut. Cara
14
persendian lutut secara aktif dan terapis memperhatikan keadaan
pasien.
6. Infra Red
dan non luminous (Tsai & Hamblin, 2017). Efek dari pancaran
15
Pada TENS dengan frequensi tinggi dapat mengurangi
8. Terapi Latihan
16
b) Latihan Sepeda Statis
pasien pada saat pasien mengayuh sepeda (Kisner & Colby, 2014).
17
I. Pathway
18
J. Penatalaksanaan Klinis
1. Terapi non─farmakologis
a. Edukasi
Oleh karena itu, berat badan harus dapat dijaga agar tidak berlebih dan
badan berlebih.
2. Terapi farmakologis
nyeri yang timbul pada OA lutut, pengguna obat AINS dan inhibitor
karena risiko toksisitas obat AINS lebih tinggi dari pada asetaminofen,
19
Cara lain untuk mengurangi dampak toksisitas dari obat AINS adalah
COX 2.
b. Chondroprotective Agent
d. Terapi pembedahan
20
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian keperawatan
1. Keluhan Utama
dengan baik.
6. Pemeriksaan Fisik
tempat tidur.
21
b) Inpeksi dan palpasi tulang untuk semua deformitas yang nyata
atau perubahan dalam hal ukuran atau bentuk. Palpasi juga akan
krepitus dan ROM. Hanya kaji ROM pada setiap sendi jika pasien
keperawatan.
Penjelasan Pengkajian
2 ROM pasif
22
• Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan memburuk
f) Kardiovaskuler
kembali normal.
g) Integritas Ego
ketidakmampuan).
h) Makanan / Cairan
mual, anoreksia.
23
• Kesulitan untuk mengunyah, penurunan berat
i) Hygiene
B. Analisa Data
• Gelisah
• Tidak
• Bersikap protektif (mis.
Posisi menghindari nyeri)
• Waspada
• Pola tidur berubah
• Anoreksia
• Focus menyempit
• Berfokus pada diri sendiri
2. DS : Adanya factor Gangguan Mobilitas
• Klien mengeluh sulit penyebab Fisik b/d Deformitas
menggerakkan skeletal, nyeri,
ekstremitas Meningkatnya dalam ketidaknyamanan
• Nyeri saat bergerak serum penurunan kekuatan
24
• Enggan melakukan otot.
pergerakan Mengendap pada
• Merasa cemas saat jaringan sendi
bergerak
DO : Terjadi pembentuka
• Kekuatan otot menurun topus pada persendian
DO :
• Kehilangan bagian tubuh
• Fungsi/struktur tubuh
berubah/ hilang
25
• Menyembunyikan/
menunjukkan bagian tubuh
secara berlebihan
• Menghindari melihat/
menyentuh bagian tubuh
• Focus berlebihan pada
perubahan tubuh
• Respon nonverbal pada
perubahan dan persepsi
tubuh
• Focus pada penampilan dan
kekuatan masa lalu
• Hubungan social berubah
C. Diagnosa Keperawatan
distruksi sendi.
27
D. Perencanaan Keperawatan
1. Nyeri kronik b/d distensi Tupan : Setelah dilakukan Manajemen nyeri Manajemen nyeri
cairan/proses inflamasi, 3x24 jam, diharapkan Nyeri 1. Identifikasi lokasi karakteristik, 1. Untuk mengetahui lokasi
distruksi sendi. kronik dapat teratasi. durasi, frekuensi, kualitas, karakteristik durasi
kronik dapat berkurang dengan 4. Identifikasi faktor yang sekolah nyeri yang
28
• Mulai mampu 6. Identifikasi pengaruh budaya 4. Untuk mengetahui faktor
bagaimana pengaruh
• Berfokus pada diri Terapeutik
budaya terhadap respon
sendiri mulai berkurang 1. Berikan teknik non farmakologi
nyeri pasien
berupa hypnosis, akupresur,
7. Untuk mengetahui
terapi musik dan lainnya
pengaruh nyeri pada
2. Kontrol lingkungan yang
kualitas hidup pasien
memperberat terasa nyeri
29
3. Fasilitasi istirahat dan tidur 8. Untuk mengetahui dan
diberikan
Edukasi
9. Untuk mengetahui efek
1. Jelaskan penyebab periode dan
samping Penggunaan
pemicu nyeri
analgetik pada pasien
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri Terapeutik
30
5. Ajarkan teknik non farmakologi 3. Agar istirahat dan tidur
Edukasi
mengetahui penyebab,
31
3. Untuk memandirikan
4. Agar penggunaan
ditentukan
5. Untuk memandirikan
pasien beserta
keluarganya dalam
meredakan nyeri
farmakologis
32
Kolaborasi
ditentukan
skeletal, nyeri, keperawatan selama 2x24 jam 1. Identifikasi adanya nyeri atau 1. Untuk mengetahui
ketidaknyamanan gangguan mobilitas fisik pada keluhan fisik lainnya kondisi klien apa
penurunan kekuatan otot. OA yang dirasakan pasien dapat 2. Identifikasi toleransi fisik nyerinya terasa atau
33
diharapkan gangguan OA 4. Monitor kondisi umum selama aktivitasnya tersebut
meningkatkan pergerakan
34
c. Edukasi b. Terapeutik
35
c. Edukasi
1. Beri penjelasan
keluarga klien
mengenai tujuan
melakukan mobilisasi
melakukan mobilisasi
2. Perawat dapat
membantu klien
tidurnya dam
membimbing sedini
mungkin untuk
berjalan
36
3. Agar klien dapat
melakukan
aktivitasnya dan
kembali normal
3. Gangguan Citra Tubuh Tupan : Setelah dilakukan Promosi citra tubuh Promosi citra tubuh
mobilitas. 3x24 jam, diharapkan 1. Identifikasi harapan citra tubuh 1. Untuk mengetahui
Gangguan citra tubuh dapat 2. Identifikasi budaya, agama, seberapa jauh harapan
perubahan peran fungsi dapat 4. Monitor frekuensi pernyataan jenis kelamin & umur
37
berkurang dengan kriteria hasil 5. Monitor apakah pasien bisa 3. Untuk mengetahui
38
• Focus pada penampilan 5. Diskusikan cara perubahan tubuh dan
dirinya
Edukasi
3. Agar pasien
1. Jelaskan kepada keluarga
mengutarakan isi hatinya
tentang perawatan perubahan
terkait perubahan yang
citra tubuh
terjadi
2. Anjurkan mengungkapkan
4. Agar pasien
gambaran diri terhadap citra
mengutarakan
tubuh
pendapatnya mengenai
3. Anjurkan menggunakan alat
bantu
39
4. Anjurkan mengikuti kelompok kondisi stres yang
pendukung dialaminya
Edukasi
1. Agar keluarga
mengetahui perawatan
citra tubuhnya
40
2. Untuk mengetahui
ungkapan gambaran
3. Untuk mempermudah
pasien dalam
mengembangkan harapan
misalnya menggunakan
4. Agar pasien
mendapatkan dukungan
dari lingkungan
sebayanya
5. Untuk mengembangkan
41
6. Untuk memperbaiki
untuk mengungkapkan
maupun kelompok
4. Defisit Perawatan Diri Tupan : 1. Jelaskan pada klien dan keluarga 1. Keterlibatan
b/d terbatasnya gerakan Setelah dilakukan tindakan perawatan diri yang benar. keluargabegitu berarti
sendi keperawatan selama 2x24 jam 2. Tingkatkan harga diri klien dan dalam proses
Setelah dilakukan tindakan mati denagn cara perawatan kulit. perawat dapat
42
diharapkan yang dirasakan 4. Rangsang sirkulasi darah, memberikan perawatan
pasien dapat berkurang kendorkan otot, buat rasa nyaman yang lebih baik
dengan cara rawat gigi dan mulut hilangkan bau badan dan
43
yang menyebabkan nyeri
dan bau
dan segar
7. Pembersihan vulva
8. Pencegah kambuhnya
infeksi
44
5. Defisit Pengetahuan b/d Tupan : Edukasi Aktivitas/ Istirahat Observasi
Penyakit keperawatan selama 2x24 jam 1. Identifikasi kesiapan dan kesiapan pasien dalam
45
1. Anjurkan menyusun jadwal pun ada materi yang
pasien
sesuai dengan
kemampuan pasien
46
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
dapat terserang, tetapi yang paling sering adalah sendi penyokong berat
keterbatasan gerak dan fungsi, lokasi yang sering terkena adalah sendi lutut
karena faktor umur, stres mekanis atau kimia, penggunaan sendi yang
2015).
47
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2013. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 12. Jakarta: EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016). Standar Diagnosa keperawatan indonesia. Definisi
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019). Standar luaran keperawatan Indonesia. Definisi dan
kriteria hasil keperawatan edisi 1 cetakan III. Jakarta selatan : DPP PPNI
48