A. IDENTITAS JURNAL
2. Halaman : 64-69
B. ABSTRAK JURNAL
C. PENDAHULUAN JURNAL
Penulis mendiskripsikan mengenai kebiasaan mengunyah sirih pinang itu
merupakan bagian dari kebudayaan dan kehidupan masyarakat dan sudah dikenal sejak abad
ke-6 masehi serta kebiasaan tersebut dilakukan hampir diseluruh wilayah di Indonesia seperti
di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Papua. Masyarakat Blitar di Kelurahan
Sentul yang merupakan etnis Jawa juga mengenal adanya tradisi mengungunyah sirih pinang.
Kebiasaan tersebut dilakukan secara turun temurun, namun sekarang ini kebisaaan
mengunyah sirih pinang hanya dapat dijumpai pada wanita yang sudah tua usianya.
D. TUJUAN PENELITIAN
E. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sentul dan
menggunakan metode kualitatif. Metode wawancara dan observasi digunakan untuk
pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan 12 informan. Informan yang dipilih adalah
informan yang masih mengunyah sirih pinang ketika wawancara dilakukan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa masyarakat Sentul yang memiliki kebiasaan mengunyah sirih
pinang, kondisi giginya tidaklah bagus. Secara keseluruhan informan mengalami kerusakan
pada gigi seperti adanya karies gigi, gigi yang tidak utuh lagi, gigi yang berwarna hitam dan
gigi yang tanggal. Penemuan di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat Sentul kurang
dalam merawat kesehatan gigi dan memicu adanya kerusakan pada gigi. Jadi merawat gigi
adalah penting jika pengunyah ingin mengunyah sirih pinang tanpa mengganggu kesehatan
gigi.
Kebiasaan mengunyah sirih pinan tidak lepas dari kepercayaan masyarakat yang
mempercayai bahwa mengunyah sirih pinang dapat memberikan kenikmatan seperti orang
merokok, sebagai aktifitas di waktu senggang, dapat menghilangkan bau nafas, mengunyah
sirih pinang karena turun temurun dan ada yang percaya dapat memperkuat gigi, namun
kenyataannya justru sebaliknya kesehatan gigi menjadi terganggu akibatnya gigi tidak utuh
bahkan ada yang tidak beraturan, gigi yang tanggal, karies gigi dan warna gigi yang berubah
menjadi hitam. Pengetahuan masyarakat yang minim terhadap kesehatan gigi kemungkinan
menjadi penyebab kerusakan pada gigi. Tidak dipungkiri juga bahwa mengunyah sirih pinang
juga berpengaruh buruk terhadap karies gigi karena rasa sakitnya tidak terasa. Jadi supaya
kebiasaan mengunyah sirih pinang tetap bisa dilakukan tanpa mengganggu kesehatan gigi
maka penguyah sirih pinang harus selalu merawat kesehatan gigi dengan menjaga
kebersihannya.
1. Kelebihan
Secara keseluruhan jurnal ini memiliki kelebihan dapat dilihat dari metode yang
digunakan yaitu wawancara mendalam dan observasi langsung. Dengan hal ini, maka peneliti
dapat menganalisis secara langsung keterkaitan kebiasaan dan kepercayaan mengunyah sirih
pinang dengan kesehatan gigi.
2. Kekurangan
Terlepas dari kelebihan yang dimiliki jurnal ini tentunya ada satu kekurangan yang
mengurangi nilai kesempurnaan dari jurnal ini yaitu, Perlu dilakukan penyuluhan secara lebih
lanjut mengenai keterkaitan kebiasaan dan kepercayaan mengunyah sirih pinang dengan
kesehatan gigi agar masyarakat mengetahui pengaruh dari kebiasaan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Chatrchaiwiwatana, S, (2006). Dental Caries and Periodontitis Associated with Betel Quit
Chewing: Analysis of Two Data Sets. Journal Medical Association Thailand, 89(7):4- 11.
Fernando, E, (2011). Analisis Kandungan Nikotin Pada Tembakau (Nicotiana tabacum) Yang
Digunakan sebagai Tembakau Kunyah dan Karakteristik Masyarakat Penggunanya Di Desa
Rumah Gerat Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Medan: Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.
Flora, Meerjady S, Christopher Tylor, Mahmudur Rahman, (2012). “Betel Quid Chewing and
Its Risk Factors in Bangladeshi Adults”. WHO South East- Asia Journal of Public Health,
2012:1(2):162-181.
Gupta PC, Ray CS, (2004). Epidemiology of betel quid usage. Ann Acad Med Singapore,
33(4):31-36.
Herijulianti, E., Indriani, S.T., & Artini, S, (2002). Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Paulino. Y, Novotny. R, Miller. M.J, Murphy. S.P, (2011). Areca (Betel) nut chewing
practices in Micronesian populations”. Hawaii Journal of Public Health, 3(1):19-29.
Rahmadhan, A. G, (2010). Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Bukune.
Rooney, F.D, (1995). Betel chewing in South East Asia. Peper was prepared for the centre
National de la Recherce Scientifigue. Lyon, France.