Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TEKNIK MEMENENTUKAN UJI HIPOTESIS PENELITIAN


Hal penting yang harus diketahui dalam uji hipotesis adalah menentukan uji hipotesisi
yang sesuai. Kesalahan dalam menentukan uji yang digunakan akan mengakibatkan salah hasil,
dan akan bisa menyebabkan beda kesimpulannya. Oleh karena itu merupakan hal sangat
penting untuk mengetahui teori dalam pememilihan uji hopotesis yang tepat.

Untuk menentukan uji hipotrsis yang tepat perlu pemahaman tentang konsep Statistik
deskriptif analaisis bivariat dan multivariat sebagai berikut :

1. Statistik Derskripstik
Menurut Supiiyudin (2012), Statististik deskriptif akan membawa anda pada pemahaman
tentang karakteristik data yang anda miliki. Statitik deskriptif ini harus selalu mendahului
statistik analitik. Karena pentingnya statistik derskriptif ini, para ahli selalu mengatakan :
Know your data, what kind of data your have !.
a. Variabel Kategorik
Statistik deskriptif dengan variabel kategorik yaitu menggambarkan karakteristik satu
set data dengan skala pengukuran kategorik.
Analisis deskriptif dengan data kategorik pada umumnya disajikan dalam bentuk
frekwensi (n) tiap katgori dan persentasi tiap kategorik (%), seperti
Tabel 2.1 seperti berikut :
Tabel 2.1 Tabel Untuk Penyajian Data Kategorik

Variabel n (%)
TB
Ya (TB) 40 40
Tidak (tidak TB) 60 60
     
Usia
Anak-anak 5 5
Pemuda 25 25
Setengah baya 40 40
Orang tua 30 30

Tekanan Darah    
Normal 20 20
Sedang 50 50
Tinggi 30 30
     
Berat Badan    
kurang 5 5
Normal 50 50
Berlibih 25 25
Obesitas 15 15
Total 100 100

b. Variabel Numerik
Statistik deskriptif dengan variabel numerik yaitu menggambarkan karakteristik satu
set data dengan skala pengukuran numerik.
Analisis deskriptif dengan data numerik pada umumnya disajikan dalam bentuk tabel
dan grafik yang menyajikan tentang parameter ukuran pemusatan atau pamameter
ukuran penyebaran data. Parameter ukuran pemusatan yaitu mean, median, dan
modus. Sedangkan paramater ukuran penyebaran yaitu standar deviasi, varians,
koefisien varians, interquartil, range, dan minimum-maksimum. seperti tabel 2.2
berikut :
Tabel 2.2 Tabel Untuk Penyajian Data Numerik
Standar
Variabel Rerata Median Minimum Maksimum
Deviasi
Usia 27,8 26,7 3,55 1 65
Berat Badan 40 36,0 10,35 10 68

Kaidah memilih mean, median, atau modus sebagai ukuran pemusatan, atau standar
deviasi, dan minumum-maksimum sebagai ukuran penyebaran menurut Supiyudin
(2012) adalah :
a. Jika data mempunyai distribusi normal, anda dianjurkan untuk memilih mean
ukuran pemusatan dan standar deviasi (SD) sebagai ukuran penyebaran.
b. Jika distribusi data tidak normal, anda dianjurkan untuk memilih median sebagai
ukuran pemusatan, dan ninimum-maksimum sebagai ukuran penyebaran.
Pada tabel 1.2 di atas, bila distribusi datanya normal maka dianjurkan untuk
menuliskan reratanya yaitu misal usia 27,8, dan standar deviasi 3,55, berat badan 40
kg dan Standar deviasi 10,35.
Namun bila distribusi datanya tidak normal maka dianjurkan untuk menuliskan
mediannya yaitu usia 26,7, dan standat deviasi 3,55, berat badan 36 kg dan Standar
deviasi 10,35

2. Statistik Analitis Bivariat


Uji hipotesis yang diapakai adalah uji yang sesuai, dengan demikian akan membawa kita
pada pengambilan kesimpulan yang sahih.
Pertimbangan yang harus dipikirkan untuk menetukan uji hipotesisi (Supiyudin, 2012)
adalah seperti pada tabel 2.3 seperti berikut :

Tabel 2.3 Tabel Untuk Memilih Uji Hipotesisi

Masalah Jenis hipotesis asosiati


skala Komparatif Korelatif
pengukuran Tidak berpasangan Berpasangan
Numerik 2 kelompok >2 2 kelompok >2
kelompok kelompo Pearson *
k
Uji T tidak One way Uji T Repeated
berpasangan ANOVA berpasangan ANOVA

Kategorik
(Ordinal) Mann Kruskal Wilcoxon Friedman Spearman
Whithney Walls Somers’s
Gamma
Kategorik Chi-Square McNemar, Cochran, Koefisien
(Nominal/O Fisher Marginal Homogeneity, kontingensi
rdina) Kolmogorov-Smirnov Wilcoxon, Friedman Lambda
(tabel B x K) (prinsip P x K)

Keterangan :
1. Tanda * merupakan uji paramatrik
2. Tanda panah ke bawah adalah uji alternatif jika syarat uji parametrik tidak terpenuhi.
3. Uji hipotesis komparatif numerik, perlu diperhatikan banyaknya kelompok
4. Hipotesisi komparatif kategorik tidak berpasangan, pemilihan uji menggunakan “tabel
B x K”.
Hipotesisi komparatif kategorik berpasangan, pemilihan uji menggunakan “prinsip P x K”

Anda mungkin juga menyukai