LAPORAN PENDAHULUAN
OSTEOARTHRITIS
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah III
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah adalah salah
satu sarana untuk mengembangkan kreativitas mahasiswa juga pengetahuan yang
dimiliki mahasiswa. Makalah ini merupakan suatu sumbangan pikiran dari penulis
untuk dapat digunakan oleh pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................1
B. TUJUAN PENULISAN.........................................................................................6
C. MANFAAT PENULISAN.....................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................7
A. Definisi...................................................................................................................7
B. Anatomi..................................................................................................................7
C. Etiologi...................................................................................................................8
D. Klasifikasi..............................................................................................................9
E. Patofisiologi.........................................................................................................10
F. Tanda dan gejala...................................................................................................11
G. Diagnosa banding.................................................................................................12
H. Pemeriksaan Diagnostik.......................................................................................12
I. Pathway................................................................................................................18
J. Penatalaksanaan Klinis.........................................................................................19
BAB III............................................................................................................................21
TINJAUAN KASUS........................................................................................................21
A. Pengkajian keperawatan.......................................................................................21
B. Analisa Data.........................................................................................................24
C. Diagnosa Keperawatan.........................................................................................27
D. Perencanaan Keperawatan....................................................................................28
BAB IV............................................................................................................................48
PENUTUP.......................................................................................................................48
A. Kesimpulan..........................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................49
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Semua sendi dapat terserang, tetapi yang paling sering adalah sendi
oleh karena faktor umur, stres mekanis atau kimia, penggunaan sendi
(Arismunandar, 2015).
iii
(Suhendriyo, 2014).
fungsional terganggu.
iv
bergerak.Tulang di bawah kartilago menjadi keras dan tebal serta
v
pada mempertahankan posisi berlutut beberapa saat dan mengambil
satu bentuk terapi latihan adalah Open Kinetic Chain dan Closed
vi
melibatkan satu otot dan sendi saja (single joint) dan tanpa disertai
produksi jaringan yang baru serta perbaikan pada tulang rawan maka
vii
prinsipnya latihanClosed Kinetic Chainadalah latihan yang
(Susilawatidkk., 2015).
viii
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Osteoartritis.
C. MANFAAT PENULISAN
ix
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
et al, 2016).
B. Anatomi
1. Struktur kartilago
x
dianggap sebagai patogenik awal (Mcgonagle et al, 2010).
xi
2. Struktur ligamen
3. Struktur meniskus
7
4. Struktur tulang
5. Sinovial
2010)
C. Etiologi
8
dan Osteoarthritis sekunder. Osteoarthritis primer merupakan
antara faktor sistemik dan lokal. Usia, jenis kelamin perempuan, berat
pengembangan OA sendi.
D. Klasifikasi
radiologi.
Grade 2: Ringan, osteofit yang pasti, tidak terdapat ruang antar sendi.
Grade 4: Berat atau parah, osteofit besar, terdapat ruang antar sendi yang
Fernando, 2016).
9
Gambar 2.1 klasifikasi OA (Kohn et al., 2016).
E. Patofisiologi
beberapa faktor dan hal ini merupakan hasil dari interaksi antara sistemik
dan faktor lokal. Penyakit ini merupakan hasil dari beberapa kominasi
faktor resiko, diantaranya yaitu usia lanjut, mal alignmen lutut, obesitas,
kepadatan tulang. Bukti bahwa obesitas itu sindrom yang komplek yaitu
adannya ketidak normalan aktivasi jalur endokrin dan jalur pro inflamasi
10
mempengaruhi protein pada kartilago yang terkait, sehingga
diakibatkan oleh penyempitan ruang sendi dalam waktu yang lama dan
lebih lanjut dapat menybabkan nyeri pada saat beristirahat dan dimalam
Ketidakstabilan sendi
11
Penderita biasanya mengeluhkan gerakan sendi yang berkurang,
>40 tahun
G. Diagnosa banding
Semua itu harus dibedakan dari mana asalnya dan bagaiman terjadinya.
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes Ballotement
12
dengan mengosongkan resessus patelaris dengan menekan
2. Tes Mc Murray
apabila terdapat suara klik. Suara klik kadang bisa didengar dan
kadang hanya bisa dirasakan (H, Mt, Phys, & Hite, n.d, 2009)
(medial), Tes ini dilakukan dengan cara 300 fleksi knee, kemudian
13
terapis memegang sisi lateral sendi lutut untuk mengidentifikasi
2017).
atau ditekuk 45 derajat, sedangkan kaki yang lain tetap dala posisi
lutut dan kuantitas dari lingkup gerak sendi pada lutut. Cara
14
persendian lutut secara aktif dan terapis memperhatikan keadaan
pasien.
6. Infra Red
luminous dan non luminous (Tsai & Hamblin, 2017). Efek dari
2014).
(Josimari, 2014).
15
Pada TENS dengan frequensi tinggi dapat mengurangi
8. Terapi Latihan
16
b) Latihan Sepeda Statis
Colby, 2014).
17
I. Pathway
18
J. Penatalaksanaan Klinis
1. Terapi non─farmakologis
a. Edukasi
Oleh karena itu, berat badan harus dapat dijaga agar tidak berlebih
2. Terapi farmakologis
nyeri yang timbul pada OA lutut, pengguna obat AINS dan inhibitor
Namun karena risiko toksisitas obat AINS lebih tinggi dari pada
19
Cara lain untuk mengurangi dampak toksisitas dari obat AINS
inhibitor COX 2.
b. Chondroprotective Agent
d. Terapi pembedahan
20
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian keperawatan
1. Keluhan Utama
dengan baik.
6. Pemeriksaan Fisik
tempat tidur.
21
b) Inpeksi dan palpasi tulang untuk semua deformitas yang nyata
atau perubahan dalam hal ukuran atau bentuk. Palpasi juga akan
krepitus dan ROM. Hanya kaji ROM pada setiap sendi jika
asuhan keperawatan.
Penjelasan Pengkajian
2 ROM pasif
22
Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan memburuk
f) Kardiovaskuler
g) Integritas Ego
ketidakmampuan).
h) Makanan / Cairan
mual, anoreksia.
23
Kesulitan untuk mengunyah, penurunan berat
i) Hygiene
B. Analisa Data
berulang
Gerakan akibat aktivitas
DO :
Tampak meringis Nyeri kronis
Gelisah
Tidak
Bersikap protektif (mis.
Posisi menghindari
nyeri)
Waspada
Pola tidur berubah
Anoreksia
Focus menyempit
Berfokus pada diri
sendiri
24
2. DS : Adanya factor Gangguan Mobilitas
Klien mengeluh sulit penyebab Fisik b/d Deformitas
menggerakkan skeletal, nyeri,
ekstremitas Meningkatnya dalam ketidaknyamanan
Nyeri saat bergerak serum penurunan kekuatan
bergerak
DO : Terjadi pembentuka
Mengungkapkan
kekhawatiran pada reaksi Gangguan citra tubuh
orang lain
Mengungkapkan perubahan
gaya hidup
DO :
25
Kehilangan bagian tubuh
Fungsi/struktur tubuh
berubah/ hilang
Menyembunyikan/
menunjukkan bagian tubuh
secara berlebihan
Menghindari melihat/
menyentuh bagian tubuh
Focus berlebihan pada
perubahan tubuh
Respon nonverbal pada
perubahan dan persepsi
tubuh
Focus pada penampilan dan
kekuatan masa lalu
Hubungan social berubah
C. Diagnosa Keperawatan
distruksi sendi.
27
D. Perencanaan Keperawatan
1. Nyeri kronik b/d distensi Tupan : Setelah dilakukan Manajemen nyeri Manajemen nyeri
cairan/proses inflamasi, 3x24 jam, diharapkan Nyeri 1. Identifikasi lokasi karakteristik, 1. Untuk mengetahui
distruksi sendi kronik dapat teratasi. durasi, frekuensi, kualitas, lokasi karakteristik
Mengeluh nyeri Tupen : Setelah dilakukan 2. Identifikasi skala nyeri serta intensitas nyeri
DO : tindakan keperawatan selama 3. Identifikasi respon nyeri non yang dirasakan pasien
Tampak meringis
3x24 jam, diharapkan nyeri verbal 2. Untuk mengetahui
Bersikap protektif
kronik dapat berkurang dengan 4. Identifikasi faktor yang sekolah nyeri yang
(mis. Waspada,
posisi menghindari kriteria hasil : memperberat dan memperingan dirasakan pasien
nyeri) Meringis berkurang nyeri 3. Untuk mengetahui
Gelisah
Gelisah berkurang 5. Identifikasi pengetahuan dan respon non verbal
Frekuensi nadi
meningkat Mulai mampu keyakinan tentang nyeri pasien saat nyeri
28
Sulit tidur tuntaskan aktivitas terhadap respon nyeri faktor apa saja yang
Tekanan darah Bersikap protektif 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada dapat memper berat
meningkat
berkurang kualitas hidup serta memperingan
Pola napas berubah
Nafsu makan Waspada ↓ 8. Monitor keberhasilan terapi nyeri
29
3. Fasilitasi istirahat dan tidur memantau seberapa
30
suntuk mengurangi rasa nyeri pasien terpenuhi
Edukasi
keluarga mengetahui
pemicu nyeri
dilakukan dalam
31
meredakan nyeri
3. Untuk memandirikan
4. Agar penggunaan
ditentukan
5. Untuk memandirikan
pasien beserta
keluarganya dalam
meredakan nyeri
menggunakan teknik
non farmakologis
32
Kolaborasi
1. Agar pemberian
skeletal, nyeri, keperawatan selama 2x24 jam 1. Identifikasi adanya nyeri atau 1. Untuk mengetahui
ketidaknyamanan penurunan gangguan mobilitas fisik pada keluhan fisik lainnya kondisi klien apa
kekuatan otot. OA yang dirasakan pasien 2. Identifikasi toleransi fisik nyerinya terasa atau
33
pergerakan jam diharapkan gangguan OA melakukan mobilisasi atau tidak
Merasa cemas saat pasien dapat berkurang 3. Untuk mengetahui
bergerak
dengan kriteria hasil : b. Terapeutik keadaan klien
DO :
Kekuatan otot kembali 1. Fasilitasi aktivitas mobilisasi sebelum melakukan
Kekuatan otot
normal dengan alat bantu (mis. Pagar
menurun mobilisasi
Rentang gerak (ROM)
Rentang gerak tempat tidur) 4. Untuk mengetahui
tertangani
(ROM) menurun
Sendiri kaku tertangani 2. Fasilitasi melakukan pergerakan, keadaan klien
Sendiri kaku
Gerakan terkoordinasi jika perlu apakah klien merasa
Gerakan tidak
Gerakan terbatas
terkoordinasi 3. Libatkan keluarga untuk nyaman atau tidak
Tertangani
Gerakan terbatas membantu pasien dalam selama melakukan
Fisik kembali normal
Fisik lemah
meningkatkan pergerakan mobilisasi
c. Edukasi
34
mobilisasi b. Terapeutik
untuk membantu
pergerakan klien
35
c. Edukasi
1. Beri penjelasan
keluarga klien
mengenai tujuan
melakukan
mobilisasi serta
prosedur ketika
melakukan
mobilisasi
2. Perawat dapat
membantu klien
tidurnya dam
membimbing sedini
mungkin untuk
36
berjalan
melakukan
aktivitasnya dan
kembali normal
3. Gangguan Citra Tubuh b/d Tupan : Setelah dilakukan Promosi citra tubuh Promosi citra tubuh
37
Mengungkapkan : kritik terhadap diri sendiri perubahan yang terjadi
kekhawatiran pada
Kehilangan bagian 5. Monitor apakah pasien bisa pada pasien akibat dari
reaksi orang lain
tubuh melihat bagian tubuh yang perubahan cara
Mengungkapkan
perubahan gaya hidup Fungsi / struktur tubuh berubah tubuhnya
38
perubahan dan persepsi Focus pada penampilan mengembangkan harapan citra perubahan tubuh dan
tubuh
dan kekuatan masa lalu tubuh secara realistis fungsinya
Focus pada penampilan
Hubungan social 6. Diskusikan persepsi pasien 2. Agar pasien
dan kekuatan masa lalu
Hubungan social berubah dan keluarga tentang mengutarakan mengenai
berubah perubahan citra tubuh perbedaan penampilan
39
pendukung dialaminya
dimiliki mengembangkan
Edukasi
1. Agar keluarga
mengetahui perawatan
citra tubuhnya
2. Untuk mengetahui
40
ungkapan gambaran
mengenai citra
tubuhnya
3. Untuk mempermudah
pasien dalam
mengembangkan
harapan misalnya
menggunakan pakaian
atau kosmetik
4. Agar pasien
mendapatkan dukungan
dari lingkungan
sebayanya
5. Untuk mengembangkan
6. Untuk memperbaiki
41
penampilan dirinya agar
untuk mengungkapkan
4. Defisit Perawatan Diri b/d Tupan : 1. Jelaskan pada klien dan keluarga 1. Keterlibatan
terbatasnya gerakan sendi Setelah dilakukan tindakan perawatan diri yang benar. keluargabegitu berarti
DS : - keperawatan selama 2x24 jam 2. Tingkatkan harga diri klien dan dalam proses
42
perawatan diri pasien dapat berkurang denagn cara mandikan klien. 3. Dengan perawatan kulit
dengan kritea hasil : 5. Kurangi nyeri dapat dilakukan dapat bersihkan dan
Mmampu dengan cara rawat gigi dan mulut hilangkan bau badan
mandi/mengenakan secara teratur. dan kulit menjadi
pakaian/makan/ke
6. Cegah infeksi daerah kepala lembab
toilet/ berhias secara
mandiri. dengan cara perawatan rambut 4. Memandikan dapat
Minat melakukan seperti mencuci, menyisir atau memberikan rasa segar
perawatan diri
mencukur rambut pada klien, serta pijatan/
membersihkan
kuman/sisa makanan
yang menyebabkan
43
nyeri dan bau
memberikan rasa
7. Pembersihan vulva
8. Pencegah kambuhnya
infeksi
Penyakit keperawatan selama 2x24 jam 1. Identifikasi kesiapan dan kesiapan pasien dalam
44
Menunjukan perilaku
tidak sesuai anjuran. Tupen : Terapeutik Terapeutik
Menunjukan persepsi
Setelah dilakukan tindakan 1. Sediakan materi dan media 1. Agar perawat mudah
yang keliru terhadap
masalah. keperawatan selama 1 x 24 pengaturan aktivitas dan dalam memberikan
45
istirahat(mis.kelelahan,sesak pahami
isitirahat
kebutuhan istirahat
pasien
sesuai dengan
kemampuan pasien
46
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
dapat terserang, tetapi yang paling sering adalah sendi penyokong berat
keterbatasan gerak dan fungsi, lokasi yang sering terkena adalah sendi
antara lain oleh karena faktor umur, stres mekanis atau kimia, penggunaan
(Arismunandar, 2015).
47
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2013. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 12. Jakarta: EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016). Standar Diagnosa keperawatan indonesia.
Definisi dan Indikator Dignostik (Edisi 1). Jakarta Selatan : DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019). Standar luaran keperawatan Indonesia. Definisi
dan kriteria hasil keperawatan edisi 1 cetakan III. Jakarta selatan : DPP PPNI
48