OSTEOASTRHITIS
KELOMPOK : 4
PSIK 3.1
EKA SAPUTRA
M. ROFIK RAHMATULLAH
DAMERIANA SARAGIH
ULFA LIANA
CAROLINA DACHI
YEZKHIEL
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan karunia-Nya penulis
makalah Asuhan keperawatan dengan klien Osteoarthritis. Makalah ini disusun dalam
rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk tugas Muskulosskletal pada Fakultas Ilmu
Kesehatan dan Ilmu farmasi .
Dalam penulisan makalah ini penulis memperoleh banyak bimbingan, saran, dan bantuan
dari berbagai pihak. Sehubungan dengan itu penulis ingin menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi - tingginya kepada dosen yang telah membimbing penulis
selama penulisan hingga selesainya karya Ilmiah penelitian ini.
Ulfa Liana
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Tujuan....................................................................................... 1
1.2.1. Tujuan Umum ................................................................. 1
1.2.2. Tujuan Khusus ................................................................ 1
1.3 Manfaat ....................................................................................... 1
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................... 31
5.2 Saran ......................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Osteoartritis, yang juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif, artritis degeneratif,
osteoartrosis, atau artritis hipertrofik, merupakan salah satu masalah kedokteran yang paling
sering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang – orang usia lanjut maupun setengah baya.
Terjadi pada orang dari segala etnis, lebih sering mengenai wanita, dan merupakan penyebab
tersering disabilitas jangka panjang pada pasien dengan usia lebih dari 65 tahun. Lebih dari
sepertiga orang dengan usia lebih dari 45 tahun mengeluhkan gejala persendian yang
bervariasi mulai sensasi kekakuan sendi tertentu dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan
dengan aktivitas, sampai kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap, biasanya
dirasakan akibat deformitas dan ketidakstabilan sendi.
Degenerasi sendi yang menyebabkan sindrom klinis osteoartritis muncul paling sering pada
sendi tangan, kaki, panggul, dan spine, meskipun dapat terjadi pada sendi synovial mana pun.
Prevalensi kerusakan sendi synovial ini meningkat dengan bertambahnya usia. Pada sendi,
suatu jaringan tulang rawan yang biasa disebut dengan nama kartilago biasanya menutup
ujung-ujung tulang penyusun sendi. Suatu lapisan cairan yang disebut cairan sinovial terletak
di antara tulang-tulang tersebut dan bertindak sebagai bahanpelumas yang mencegah ujung-
ujung tulang tersebut bergesekan dan saling mengikis satu sama lain.
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
2.2 ETIOLOGI
1. Umur
Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya umur dengan
penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya berbentuk pigmen yang berwarna
kuning.
2. Jenis Kelamin.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering terkena
osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan dibawah 45 tahun
frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi
oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran
hormonal pada patogenesis osteoartritis.
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi melalui dua
mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan yang harus dikandungnya.
4. Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat badan, sebaliknya nyeri
atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis mengakibatkan seseorang menjadi tidak aktif
dan dapat menambah kegemukan.
5. Trauma
6. Keturunan
8. Joint Mallignment
9. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang berlebihan pada
seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik rawan sendi, ligamen, tendo,
sinovia, dan kulit. Pada diabetes melitus, glukosa akan menyebabkan produksi proteaglikan
menurun.
Ada beberapa faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, yaitu:
a. Usia lebih dari 40 tahun
b. Jenis kelamin
c. Suku bangsa
d. Genetik
g. Kelainan pertumbuhan
b. Komplikasi kronis berupa malfungsi tulang yang signifikan, yang terparah ialah terjadi
kelumpuhan.
d. Pemeriksaan Laboratorium: Osteoatritis adalah gangguan atritis local, sehingga tidak ada
pemeriksaan darah khusus untuk menegakkan diagnosis. Uji laboratorium adakalanya
dipakai untuk menyingkirkan bentuk-bentuk atritis lainnya. Faktor rheumatoid bisa
ditemukan dalam serum, karena factor ini meningkat secara normal paa peningkatan usia.
Laju endap darah eritrosit mungkin akan meningkat apabila ada sinovitis yang luas.
3. 3 Pemeriksaan fisik
a. Rambut
Biasanya rambut klien terlihat bersih dan rambut berwarna hitam, dan rambut tidak
rontok.
b. Wajah
Biasanya kulit wajah baik dan tidak terdapat edema
c. Mata
Biasanya konjungtiva tidak anemis dan sclera tidak ikterik, biasanya respon cahaya
baik (+)
d. Hidung
Biasanya bentuk telinga simetris kiri dan kanan , dan biasanya tidak ada pembesaran
polip.
e. Telinga
Biasanya bentuk telinga simetris kiri dan kanan, dan fungsi pendengaran baik
f. Mulut
Biasanya mukosa mulut tidak pecah-pecah, dan biasanya lidah bersih.
g. Thoraks
I : biasanya bentuk dada simetris kiri dan kanan
P: biasanya vocal premitus kiri dan kanan
P: biasanya saat perkusi bunyi sonor
A: biasanya tidak terdapat bunyi nafas tambahan Jantung
I: biasanya ictus cordis tidak terlihat
P: biasanya ictus cordis teraba
P: biasanya bunyi jantung pekak
A: biasanya bunyi jantung teratur
h. Abdomen
I: biasanya simetris kiri dan kanan
P: biasanya bising usus normal
P: biasanya tidak terdapat nyeri tekan dan nyeri lepas
A: biasanya bunyi thimpany
i. Genetalia urinaria
Biasanya tidak terdapat gangguan eliminasi, dan tidak terpasang kateter
j. Ekstremitas
Biasanya klien mengalami nyeri sendi,dan biasanya klien mengalami kekakuan sendi,
dan tidak dapat melakukan kegiatan pergerakan, dan biasanya panjang ekstremitas
bawah yang tidak sama panjang.
k. Integument
Biasanya turgor kulit baik
l. Neurologis
Biasanya kesadaran klien baik dan peka terhadap rangsangan, kecuali daerah yang
mengalami nyeri sendi atau kaku sendi.
3.4 Kebiasaan sehari-hari
1. Nutrisi
a. Sehat: biasanya 3x1 sehari ( porsi makan dihabiskan )
b. Sakit: biasanya porsi 3x1 sehari (porsi makan ¼ dihabiskan )
2. Eliminasi
a. Sehat: biasanya 1x sehari
b. Sakit: biasanya 2x sehari
3. Istirahat
a. Sehat: biasanya 8-9 jam perhari
b. Sakit: biasanya 5-6 jam perhari
4. Aktivitas
a. Sehat: biasanya bisa bergerak bebas dan mandi 2x sehari
b. Sakit: biasanya klien sering mengalami nyeri ada saat beraktivitas dan mandi 1x sehari.
5. Data psikologis
Biasanya klien sering mengalami kecemasan, dan biasanya klien sering emosi tiba-tiba.
3.5 Diagnosa keperawatan
a) gangguan rasa nyaman( nyeri akut ) berhubungan dengan peradangan sendi
b) hambatan mobilitas fisik
c) gangguan citra tubuh
d) defesiensi pengetahuan
ANALGESIK
ADMINISTRATION
1. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
2. Instruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis, frekuensi.
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesik ketika
pemberian lebih dari
Satu
5. Tentukan pilihan
analgesik tergantung
tipe dan beratnya
nyeri
4.1 Pengkajian
Ny. N datang ke rumah sakit umum Sari mutiara bersama suaminya, Ny N mengeluh Rasa
nyeri pada sendi, Kekakuan dan keterbatasan gerak, ketidaknyamanan, dan Kelelahan dalam
melakukan aktivitas. Setelah dilakukan pengkajian pasien terlihat tampak cemas Tekanan
Darah : 110/80 mmHg, Pulse/nadi : 80x/menit, Suhu : 37,9 celcius, Respirasi : 20x/menit
dengan skala nyeri 7.
Observasi langsung
Biodata
Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Umur : 65 tahun
Jenis Kelamin :P
Agama : Islam
Kab. Majalengka
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
No.Register : 07108329
Tanggal Masuk : 10 November 2014
No.RM : 17302
Nama : Tn. S
Umur : 58 tahun
Jenis Kelamin :L
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Lima hari sebelum pasien masuk ke Rs. Klien merasakan Keluhan Rasa nyeri pada sendi,
Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan
merasakan adanya perubahan pada sendi.
Klien mengatakan pernah merasakan radang sendi sejak lama akibat kelelahan
Pasien dengan OA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pada
pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya kelemahan-
kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat
melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri
klien.
Penampilan Umum
Kesadaran : Somnolen
Tanda-tanda Vital
Pulse/nadi : 80x/menit
Respirasi : 20x/menit
Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit,
ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
a. Nyeri akut / kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan/proses
Inflamasi, distruksi sendi.
Kerusakan Mobilitas Fisikberhubungan dengan Deformitas skeletal, Nyeri,
ketidaknyamanan , Penurunan kekuatan otot
Diagnosa Keperawatan I : Nyeri akut / kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh
akumulasi cairan/proses inflamasi, distruksi sendi.
Intervensi :
Kaji keluhan nyeri; catat lokasi dan intensitas nyeri (skala 0 – 10). Catat faktor-faktor
yang mempercepat dan tanda-tanda rasa nyeri non verbal
Beri matras/kasur keras, bantal kecil. Tinggikan tempat tidur sesuai kebutuhan saat
klien beristirahat/tidur.
Bantu klien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi.
Tingkatan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi.
Pantau penggunaan bantal.
Dorong klien untuk sering mengubah posisi.
Bantu klien untuk mandi hangat pada waktu bangun tidur.
Bantu klien untuk mengompres hangat pada sendi-sendi yang sakit beberapa kali
sehari.
Pantau suhu kompres.
Berikan masase yang lembut.
Dorong penggunaan teknik manajemen stress misalnya relaksasi progresif sentuhan
terapeutik bio feedback, visualisasi, pedoman imajinasi hipnotis diri dan pengendalian
nafas.
Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi individu.
Beri obat sebelum aktivitas/latihan yang direncanakan sesuai petunjuk.
Intervensi:
Pantau tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi
Pertahankan tirah baring/duduk jika diperlukan
Jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus-menerus dan tidur
malam hari tidak terganggu.
Bantu klien dengan rentang gerak aktif/pasif dan latihan resistif dan isometric jika
memungkinkan.
Dorongkan untuk mempertahankan posisi tegak dan duduk tinggi, berdiri, dan
berjalan.
Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan kursi/kloset, menggunakan
pegangan tinggi dan bak dan toilet, penggunaan alat bantu mobilitas/kursi roda
penyelamat
Kolaborasi ahli terapi fisik/okupasi dan spesialis vasional.
Intervensi:
Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten pada kemampuan
klien.
Mendemonstrasikan perubahan teknik/gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan
perawatan diri.
Mengidentifikasikan sumber-sumber pribadi/komunitas yang dapat memenuhi
kebutuhan.
Intervensi:
Diskusikan tingkat fungsi umum; sebelum timbul eksaserbasi penyakit dan potensial
perubahan yang sekarang diantisipasi.
Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan.
Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi rencana untuk
memodifikasi lingkungan.
Kolaborasi untuk mencapai terapi okupasi.
Intervensi:
Intervensi :
4.7 Implementasi
Melaksanakan tindakan sesuai dengan intervensi yang telah di rencanakan dan di lakukan
sesuai dengan kebutuhan klien/pasien tergantung pada kondisinya. Sasaran utama pasien
meliputi peredaan nyeri, mengontrol ansietas, pemahaman dan penerimaan penanganan,
pemenuhan aktivitas perawatan diri, termasuk pemberian obat, pencegahan isolasi sosial, dan
upaya komplikasi.
4.8 Evaluasi
Melakukan pengkajian kembali untuk mengetahui apakah semua tindakan yang telah
dilakukan dapat memberikan perbaikan status kesehatan terhadap klien. Hasil yang di
harapkan :
Pembahasan Evaluasi :
O : Klien terlihat rileks, dapat istirahat, tidur dan berpartisipasi dalam aktivitas
sesuai kemampuan.
P : Lanjutkan Intervensi
P : Lanjutkan Intervensi
P : Lanjutkan Intervensi
S : Klien mengatakan mulai bisa beraktivitas tanpa kesulitan dan paham akan
P : Lanjutkan Intervensi
pendidikan kesehatan.
A : Masalah teratasi
P : Lanjtukan Intervensi
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Osteoartritis (OA) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang dan
sendi berupa disentegrasi dan pelunakan progresif yang diikuti dengan pertambahan
pertumbuhan pada tepi tulang dan tulang rawan sendi yang disebut osteofit, dan fibrosis dan
kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat mekanisme abnormal proses penuaan, trauma atau
kelainan lain yang menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Keadaan ini tidak berkaitan
dengan faktor sistemik atau infeksi.
Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut: Usia/Umur, Jenis
Kelamin, Ras, Faktor Keturunan, Faktor Metabolik/Endokrin, Faktor Mekanik, Diet.
5.2 Saran
dengan penyakit osteoarthritis secara langsung dan komprehensif meliputi aspek bio-
lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes, RI (1995), Penerapan Proses Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Maskuloskeletal, Jakarta, Pusdiknakes.
Digiulio, Mary.Keperawatan Medikal Bedah.ed.1.2007.yogyakarta
Nic noc jilid 1. Mediaction: yogyakarta
Price, S.A. R. Wilson CL (1991), Pathophisiology Clinical Concept of Disease Process, Alih
Bahasa Adji Dharma (1995), Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit, Jakarta,
EGC.
Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa Andry
Hartono, dkk., Jakarta, EGC