TUTOR :
Irma Tri Mulia
220110120003
220110120004
220110120008
220110120015
Nurmawanty
220110120045
220110120053
Nindya Rahmanida
220110120069
Rara Aryanti
220110120074
Aisya Lestari P
220110120076
Entri Aprilia
220110120096
Fiska Oktori
220110120116
Mustika Rahmi
220110120124
220110120143
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap orang akan melakukan kegiatan dalam berbagai jenis pekerjaan yang ada untuk
melindungi keselamatan pekerja/ buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja
sekaligus meningkatkan produktivitas kerja. Hal ini tercermin dalam pokok-pokok pikiran dan
pertimbangan dikeluarkannya UU nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja yaitu bahwa
tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan dan
setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya. Hak atas
jaminan keselamatan ini membutuhkan prasyarat adanya lingkungan kerja yang sehat dan aman
bagi tenaga kerja dan masyarakat di sekitarnya.
Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk memberikan jaminan
keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/ buruh dengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan,
pengobatan dan rehabilitasi.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu hak dasar bagi pekerja yang
merupakan komponen dari hak asasi manusia. Keselamatan dan Kesehatan Kerja bertujuan
melindungi pekerja atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan demi kesejahteraan hidup
dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional, menjamin keselamatan setiap orang lain
yang berada di tempat kerja, dan memelihara serta menggunakan sumber-sumber produksi secara
aman dan efisien.
Kebijakan perlindungan tenaga kerja bertujuan untuk mewujudkan ketenangan bekerja
dan berusaha, sehingga tercipta hubungan industrial yang serasi antara pekerja dan pengusaha,
yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya (Silalahi, 1991).
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara
melakukan pekerjaan. Tujuan keselamatan kerja adalah melindungi tenaga kerja atas hak
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup, meningkatkan produksi
serta produktivitas perusahaan, memelihara dan menggunakan sumber produksi secara aman dan
efisien, serta menjamin keselamatan setiap tenaga kerja lain yang ada di tempat kerja (Suardi,
2005).
Tujuan Pelaksanaan K3
Usaha keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mempunyai tujuan umum dan tujuan
khusus.
Tujuan umum yaitu :
Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada ditempat kerja agar selalu terjamin
keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan peningkatkan produksi dan
produktivitas kerja.
Perlindungan setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja agar selalu dalam keadaan
Mencegah dan atau mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan dan penyakit akibat
kerja.
Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan bahan hasil produksi.
Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan penyesuaian
antara pekerja dengan manuasi atau manusia dengan pekerjaan.
Sistematika penulisan dalam bab ini dibagi menjadi lima bab dengan susunan sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini memuat tentang Latar belakang, Tujuan penelitian, dan Sistematika penulisan
makalah.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisi teori-teori mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan peran
perawat dalam program K3
BAB III : TINJAUAN LAPANGAN
Menjelaskan deskriptif sejarah perusahaan dan tinjauan lapangan di tempat yang diteliti
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisa data dan Askep
BAB V : IMPLEMENTASI
Pembahasan ( Intervensi, implementasi, evaluasi)
BAB II
LANDASAN TEORI
A Definisi
Menurut WHO kesehatan kerja adalah semua yang berkaitan dengan kesehatan
dan keselamatan dalam tempat kerja dan memiliki tujuan kuat dalam pencegahan
langsung bahaya yang ada. Menurut Sumamur (1984) kesehatan kerja merupakan
spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar
pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik,
mental,
ataupun
sosial
dengan
usaha-usaha
preventif
dan
kuratif
terhadap
aktivitas dan mengakibatkan terjadinya cedera, penyakit, kerusakan harta benda, serta
gangguan lingkungan.
Ada tiga alasan utama pentingnya keselamatan kerja yaitu :
1 Keselamatan kerja merupakan hak yang paling dasar bagi pekerja. Setiap
2
atau internasional.
Tujuan perusahaan adalah mendapatkan keuntungan, untuk mendukung
tujuan
tersebut
faktor
keselamatan
kerja
menjadi
penting
untuk
lingkungan kerja
Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja informal dan keluarganya
kebijakan K3 organisasi.
Do (Pelaksanaan)
Melaksanakan proses yang sudah dirancang.
Check (Pemeriksaan)
Memantau dan mengukur kegiatan proses terhadap kebijakan, sasaran, peraturan
perundang-undangan dan persyaratan K3 Iainnya serta melaporkan hasilnya.
Act (Tindakan)
Mengambil tindakan untuk perbaikan kinerja K3 secara berkelanjutan.
Pada tahun 1990, silabus keperawatan kesehatan kerja dikembangkan dengan
organisasi.
Konsep manusia, kerja, dan kesehatan
Diwakili oleh segitiga manusia, kerja dan kesehatan, dan berlangsung didalam
lingkungan total, aspek- aspek lingkungan total yang mempunyai efek nyata pada
kesehatan ditempat kerja. Sebagai contoh, kebijakan politik dan sosial akan
memperluas atau mempersempit pengembangan kesehatan kerja. Budaya dan strategi
organisasi dapat dipengaruhi segitiga manusia, pekerja, dan kesehatan secara
3
kesehatan
Menempatlkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya (Efendi, 2009).
Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di dalamnya
melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang
dikerjakan.
Aspek perlindungan dalam kesehatan kerja meliputi :
Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
Peralatan dan bahan yang dipergunakan
Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
Proses produksi
Karakteristik dan sifat pekerjaan
Teknologi dan metodologi kerja
Penerapan penkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga perolehan
E Kecelakaan kerja
Kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang terjadi pada saat seseorang
melakukan pekerjaan. Menurut Silalahi (1995) kecelakaan kerja didefinisikan sebagai
perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan, berdasarkan
definisi kecelakaan kerja maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja yang
mengatakan bahwa cara menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan
unsur penyebab kecelakaan dan mengadakan pengawasan yang ketat.
Berdasarkan penyebab terjadinya, kecelakaan kerja dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu :
Faktor fisik yang meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, laju rambat udara,
2
3
4
5
Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang
yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat
penghirupan debu organik.
Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau
homolognya yang beracun.
Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.
Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan
seperti karbon monoksida, hidrogensianida, hidrogen sulfida, atau derivatnya
yang beracun, amoniak seng, braso dan nikel.
Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan lebih.
Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektro magnetik dan radiasi yang
mengion.
Penyakit kulit (dermatoses) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi atau
biologik.
Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen, minyak
mineral, antrasena atau persenyawaan, produk atau residu dari zat tersebut.
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat
dalam suatu pekerjaan yang memiliki risiko kontaminasi khusus.
Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau
kelembaban udara tinggi.
Adapun akibat yang muncul atas kecelakaan kerja atau penyakit yang ditimbulkan leh
hubungan kerja dapat berupa :
meninggal dunia
G Potensial Hazard
Hazard adalah sumber bahaya potensialyang dapat menyebabkan kecelakaan atau
kerusakan. Hazard dapat berupa : bahan-bahan, bagian-bagian mesin, bentuk energi,
metode kerja atau situasi kerja.
Jenis-jenis potensi hazard :
1
2
3
4
5
Physical hazard
Meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat rambat udara, suara, vibrasi
mekanis, radiasi, tekanan udara dan lain-lain.
Chemical hazard
Berupa gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan dan benda-benda padat.
Electrical hazard
Semua potensi bahaya yang berhubungan dengan listrik (pembebanan lebih,
kebocoran isolasi, dan lain-lain)
Mechanical hazard
Bahaya timbul dari konstruksi, alat-alat bergerak, mesin dan instalasi
Physiological hazard
Bahaya yang timbul karena waktu kerja yang lama, tekanan atasan, hubungan yang
kurang baik dengan rekan kerja, trauma.
Biological hazard
Bahaya dari jazad renik, virus, bakteri, jamur, parasit, serangga atau hewan lain di
tempat kerja, berbagai macam penyakit yang timbul seperti, infeksi, alergi dan
sengatan atau gigitan binatang yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
Ergonomic
Gangguan yang bersifat faal karena beban kerja yang terlalu berat, peralatan kerja
yang tidak sesuai dan tidak serasi dengan tenaga kerja, ruangan sempit, mengangkat,
mendorong, dsb. sebenarnya ergonomi tidak hanya melingkupi hal-hal ini karena
ergonomi sebenarnya adalah prinsip atau azas K3 secara keseluruhan, namun karena
istilah ergonomi mulai dikenal dari ranah postur kerja, beban kerja, MSD dan
sejenisnya maka bisa dimaklumi jika hal-hal seperti ini lebih erat dengan istilah
ergonomi.
Behavioral hazard
Tidak mematuhi peraturan, kurangnya keterampilan kerja
Environmental hazard
Cuaca buruk, api, bekerja di tempat tidak rata.
8
9
Safety helmet
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang mengenai kepala secara
langsung.
Sabuk keselamatan
peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat, alat berat, dan lain-lain).
Sepatu karet
Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda
tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Sarung tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang
dapat mengakibatkan cedera tangan bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan
Peningkatan
kesehatan
(health
promotion)
misalnya
pendidikan
kesehatan,
meningkatkan gizi yang baik, pengembangan kepribadian, perusahaan yang sehat dan
memadai, rekreasi, lingkungan kerja yang memadai, penyuluhan perkawinan dan
2
mengobati tenaga kerja secara komprehensif, mengobati tenaga kerja secara sempurna,
dan pendidikan kesehatan.
Pemulihan kesehatan (rehabilitation). Misalnya: rehabilitasi dan mempekerjakan
kembali para pekerja yang menderita cacat. Sedapat mungkin perusahaan mencoba
menempatkan karyawan-karyawan cacat di jabatan-jabatan yang sesuai.
J
Fungsi perawat
Mengkaji masalah kesehatan.
Menyusun rencana asuhan keperawatan pekerja.
Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan terhadap pekerja.
Melakukan penilaian terhadap asuhan keperawatan yang telah dilakukan.
2 Tugas perawat
Mengawasi lingkungan pekerja.
Memelihara fasilitas kesehatan perusahaan.
Berkolaborasi dengan dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja.
Melakukan penilaian terhadap keadaan kesehatan pekerja.
Merencanakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawatan di rumah
keluarganya.
Membantu usaha penyelidikan kesehatan pekerja.
kesehatan dasar.
Mengatur dan mengkoordinasikan upaya pertolongan pertama di tempat kerja
Melakukan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit di tempat kerja
Melakukan konseling untuk pekerja
Melakukan upaya rehalibitasi untuk pekerja yang kembali bekerja setelah
tersedia.
Melakukan riset keperawatan kesehatan kerja. (AAOHN, 1994, dalam Nies &
Swanson 2002, Dorward, 1993, dalam Oakley, 2004, Eigsti, Guire & Stone,
2002, Stanhope & Lancaster, 2004, World Health Organisation, 1982, dalam
Oakley, 2002).