Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK II

ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA

Dosen Pengampu :
Ns. Siti Hanifatun Fajria, S.Kep.,MKM

Disusun Oleh : Kelompok 5

1. Ayu Fifin H. La Djaila 201813062


2. Ilmi Musyarofah 201813075
3. Mega Kartika Dewi 201813083
4. Moh. Dicky Irmansyah 201813085
5. Rana Nisrina Yahya 201813092
6. Siti Aisyah 2018013099
7. Yolanda Risnawati 201813108

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN TK.IIB


STIKES WIJAYA HUSADA BOGOR
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
Marilah kita ucapkan puji serta rasa syukur atas kehadirat Allah Swt. Karena berkat
rahmat, karunia, taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan
dan penyusunan makalah mengenai “Asuhan Keperawatan Anemia (pada anak)” ini
dengan baik dan tepat waktu meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dan juga bermanfaat untuk menambah
wawasan pembaca mengenai pemberian Asuhan Keperawatan Anemia (pada anak).
Selain itu, kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proses pembuatan dan penyusunan
makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat dengan mudah
dipahami serta dapat menambah wawasan bagi pembacanya. Kami juga memohon maaf
yang sebesar-besarnya atas kekurangan dari makalah ini apabila adanya penjelasan yang
kurang jelas, tidak lupa meminta kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini
agar kedepannya kami dapat lebih baik lagi.

Bogor, 19 Januari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang...............................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................1

1.3. Tujuan Makalah.............................................................................................................2

1.4. Manfaat Makalah...........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian Anemia.........................................................................................................3

2.2. Etiologi Anemia.............................................................................................................3

2.3. Tanda dan Gejala Anemia..............................................................................................4

2.4. Anatomi Fisiologi Anemia.............................................................................................4

2.5. Manifestasi Klinis Anemia............................................................................................7

2.6. Komplikasi Anemia.......................................................................................................7

2.7. Patofisiologi Anemia.....................................................................................................7

2.8. Pemerksaan Penunjang Anemia.....................................................................................8

2.9. Penatalaksanaan Anemia...............................................................................................8

2.10. Pathway Anemia..........................................................................................................9

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA

3.1. Pengkajian....................................................................................................................10

3.2. Diagnosa......................................................................................................................10

ii
3.3. Intervensi......................................................................................................................11

3.4. Evaluasi........................................................................................................................13

BAB VI PENUTUP

4.1. Kesimpulan.................................................................................................................14

4.2. Saran............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................iii

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semua sel merupakan material untuk bertahan hidup dan melakukan fungsi
kerja yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan. Perubahan masa sel
darah merah menimbulkan dua keadaan yang berbeda, jika jumlah sel darah
merah kurang, maka akan timbul anemia.
Anemia adalah tanda dari suatu proses perjalanan penyakit yang dapat di
identifikasikan karena anemia bukan penyakit yang spesifik. Telah diketahui
secara umum anemia yang berat dapat membuat shock, biasanya gejalanya tidsk
diperhatikan oleh penderita.
Beberapa ahli epidemiologi mengkalkulasikan sedikitnya satu setengah
populasi didunia yang menderita anemia. Data tersebut memberi gambaran bahwa
masalah anemia perlu mendapat perhatian dan penanganan karena kalau tidak
akan menimbulkan komplikasi. Dalam hal ini perawat penting dalam memberikan
penyuluhan tentang istirahat, pola makanan yang baik serta pengobatan yang
teratur untuk membantu dalam proses penyembuhan dan peningkatan penyakit.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dari anemia
1.2.2 Apa etiologi dari anemia?
1.2.3 Apa saja tanda dan gejala dari anemia?
1.2.4 Bagaimana anatomi fisiologi dari anemia?
1.2.5 Apa saja menifestasi klinis dari anemia?
1.2.6 Apa saja komplikasi dari anemia?
1.2.7 Bagaimana patofisiologi dari anemia?
1.2.8 Apa saja pemeriksaan penunjang dari anemia?
1.2.9 Bagaimana penatalaksanaa dari anemia?
1.2.10 Bagaimana pathway Anemia?

1
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari anemia
1.3.2 Untuk mengetahui etiologi dari anemia
1.3.3 Untuk mengetahui tanda dan gejala dari anemia
1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana anatomi fisiologi dari anemia
1.3.5 Untuk mengetahui manifestasi klinis dari anemia
1.3.6 Untuk mengetahui apa saja komplikasi dari anemia
1.3.7 Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari anemia
1.3.8 Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang dari anemia
1.3.9 Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan dari anemia
1.3.10 Untuk mengetahui pathway dari Anemia

1.4 Manfaat
Makalah yang kami buat dapat memberikan sedikit wacana kepada pembaca
khususnya mahasiswa mengenai anemia dan konsep asuhan keperawatannya.

BAB II

2
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Anemia


Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal jumlah sel darah
merah, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per
100 ml darah. Dengan demikian anemia bukan suatu diagnosa melainkan suatu
cerminan perubahan patofisiologik yang mendasar yang diuraikan melalui
anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan konfirmasi labolatorium (Price &
Wilson 2006).
Terdapat berbagai macam anemia. Sebagian akibat produksi sel darah merah
tidak mecukupi, dan sebagian lagi akibat sel darah merah prematur atau
penghancuran sel darah merah yang berlebihan. Faktor penyebab lainnya meliputi
kehilangan darah, kekurangan nutrisi, faktor keturunan dan penyakit kronis.
Anemia kekurangan besi adalah anemia yang terbanyak diseluruh dunia.

2.2 Etiologi Anemia


Penyebab terjadinya anemia dapat dikelompokan sebagai berikut :
1. Perdarahan
a. Akut : karena trauma yang terjadi secara mendadak
b. Kronis : karena perdarahan pada saluran pencernaan atau menorhagia.
2. Gangguan pembentukan sel darah merah (Eritrosit)
a. Infiltrasi sumsum tulang, misalnya karena karsinoma
b. Perubahan sintesa hemoglobin (HB) sehingga dapat menimbulkan
anemia defisiensi zat besi, thalasemia, dan anemia infeksi kronik.
c. Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrien yang dapat
menimbulkan anemia pernisiosa dan anemia defisiensi asam folat.
d. Gangguan pada sel induk sehingga menimbulkan anemia aplastik dan
leukimia.
e. Bahan baku pembentukan eritrosit tidak ada, seperti asam folat, zat besi,
dan vitamin B12.
3. Meningkatkan proses pemecahan eritrosit (Hemolisis)

3
a. Faktor didapat : adanya zat yang dqapat merusak eritrosit, misalnya
ureum pada darah karena gangguan ginjal atau penggunaan obat acetosal.
b. Faktor bawaan : kekurangan enzim G6PD (untuk mencegah kekurangan
eritrosit.

2.3 Tanda dan Gejala Anemia


Tanda-tanda anemia yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Kulit dan bagian bawah mata terlihat pucat
b. Detak jantung tak beraturan
c. Kelelahan
d. Masalah konsentrasi
e. Kuku rapuh sudut bibir pecah-pecah
Bila anemia teradi dalam waktu yang lama, konsentrasi Hb ada dalam
jumlah yang sangat rendah sebelum gejala muncul, gejala-gejala tersebut
berupa :
 Asimtomatik
 Nafas pendek atau sesak
 Kepala terasa ringan ‘
 Palpitasi
 Pucat
 Kekebalan tubuh menurun

2.4 Anatomi Fisiologi Anemia


Menurut Rusbandi Sarpini (2013:85) darah adalah cairan tubuh yang terdiri
dari plasma dan sel atau struktur seperti sel. Dalam tubuh orang dewasa
volumenya sekitar 5-6 loter atau 7% dari berat badan. Plasma meliputi 53-57%
dari seluruh volume darah, terdiri dari 90% air, 7-9% protein, 0,1% glukosa, 1%
bahan anorganik. Bahan protein dibagi menjqadi 3 jenis yaitu albumin
(mengatur tekanan osmotik dalam darah serta mengatur volume air dalam
darah), globulin (berhubngan dengan fungsi antibodi/ kekebalan tubuh), dan
fibrinogen (protein yang penting dalam pembekuan darah). Fungsi darah
adalah :

4
a. Transport internal, darah membawa macam substansi untuk fungsi
metabolisme.
b. Proteksi tubuh terhadap bahaya mikroorganisme, yang merupakan fungsi
dari sel darah putih.
c. Prteksi terhadap cedera dan perdarahan.
d. Mempertahankan temperatur tubuh.
Darah membawa panas dan bersirkulasi keseruluh tubuh. Hasil metabolisme
juga menghasilkan energi dalam bentuk panas. Dikenal ada 3 jwnis sel darah
yaitu :
1. Eritrosit
Eritrosit di produksi oelh sumsum tulang merah. Sel darah merah
yang merupakan sel terbanyak, yaitu sekitar 5 juta darah. Bentukn ya
dalam sirkulasi darah berbentuk biconcave (cekung pada kedua sisinya),
tidak mempunyai inti sel. Inti sel darah merah ini menghilangkan saat
lahir sebagai suatu proses pematangan sel yang terjadi di sumsum tulang
merah. Oksigen dan CO2 dalam sel darah merah ini terikat pada
hemoglobin (Hb) yang terdapat dalam sel darah merah. Fungsi sel darah
merah yaitu mengangkut O2 ke jaringan/organ tubuh dan membawa
kembali CO2 dari jaringan keparu-paru untuk dikeluarkan lewat
pernafasan. Komponen eritrosit adalah :
a. Membran eritrosit
b. Sistem enzim : enzim G6PD
c. Hemoglobin

Sifsat-sifat sel darah merah biasanya digambarkan berdasarkan


ukuran dan jumlah hemoglobin yang terdapat didalam sel seperti
berikut :

 Nomositik : sel yang ukurannya normal


 Normokromik : sel denagn jumlah hemoglobin yang normal
 Mikrositik : sel yang ukurannya terlalu kecil
 Makrositik : sel yang ukurannya terlalu besar
 Hipokromik : sel yang jumlah hemoglobinnya terlalu sedikit

5
 Hiperkromik : sel yang jumlah hemoglobinnya terlalu banyak.

Dalam keadaan normal, bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah.


Sifat ini memungkinkan masuk ke mikrosirkulasi kapiler tanpa kerusakan.
Apabila sel darah merah berubah bentuknya (kaku), maka sel tersebut tidak
dapat bertahan selama peredarannya dalam sirkulasi.

Sel darah merah memiliki bermacam-macam antigen spesifik yang


terdapat dimembran selnya dan tidak ditemukan disel lain. Antigen-antigen itu
adalah A,B,O dan Rh.Penghancuran sel darah merah terjadi karena proses
penuaan (senescence) dan proses patologis (hemolisis). Hemolisis yang terjadi
pada eritrosit akan mengakibatkan teruainya komponen.

2. Leukosit
Dalam keadaan normal, jumlah sel darah putih ini sekitar 5000-
9000/mm3. Ada beberapa tipe sel darah putih, masing-masing
mempunyai karakteristik sendiri-sendiri mengenai ukuran, bentuk dan
warnanya.
a. Neutrophil, meningkat pada infeksi kuman.
b. Eosinophil, meningkat pada infeksi cacing, flu atau alergi.
c. Basophil, susah dilihat karena banyak mengandung granule pada
sitoplasma.
d. Lymphocyte, meningkat pada infeksi virus. Berfungsi sebagai
kekebalan tubuh.
e. Monocyte, sel darah putih terbesar.
Fungsi sel darah putih ini melindungi tubuh terhadap
mikroorganisme dengan makrofagosit (menyerang) kuman yang
masuk, mengatasi inflamasi dan imunitas. Masa aktif sel darah putih
ini kira-kira 12 jam.
3. Trombosit
Merupakan sel darah paling kcil, jumlah sel ini sekitar
250.000/mm3. Fungsinya berkaitan dengan pembekuan darah dan
hemostatis (mengentikan perdarahan). Sel darah ini berisi beberapa

6
faktor pembeku darah, bila jumlahnya hanya sedikit dapat menyebabkan
pendarahan. Masa hidup tormbosit sekitar 10 hari (Tarwoto, 2008 : 19).

2.5 Manifestasi Klinis Anemia


Gejala yang muncul mereflesikan gangguan fungsi dari berbagai sistem dalam
tubuh antara lain penurunan kinrja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang
dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia, pica serta perkembangan
kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas pada
petumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara
mudah mengenal anemia dengan %L, yaitu lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Jika
muncul 5 gejala ini bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah
munculnya sklera warna pucat pada bagian kelopak mata bawah. Anemia bisa
menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang.
Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung
(Sjaifoellah, 1998).

2.6 Komplikasi Anemia


Anemia juga dapat menyebabkan daya taha tubuh berkurang. Akibatnya
penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Mudah batuk pilek, flu, mudah
terkena infeksi saluran nafas, jantung mudah lelah karena harus memompa darah
lebih kuat. Anemia juga dapat menyebabkan gagal jantung, bahkan kematian
akibat infeksi dan perdarahan apabila sel lain ikut terkena.

2.7 Patofisiologi Anemia


Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum
misalnya berkurangnya eritropesis dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi,
pajanan toksis, invasi tumor atau kebanyakan akibat yang tidak diketahui. Sel
darah merah dapat hilang melalui perdarahan hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi),terjadi terutama dalam sel fagosik atau
dalam sistem retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil
sampng proses ini bilirubin yang terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran

7
darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direfleksikan dengan peningkatan blirubin plasma. Konsentrasi normalnya 1
mg/dl kurang, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sklera.
Kesimpulannya mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak
mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan menghitung leukosit dalam
sirkulasi darah, derajat poliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang
dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi dan ada tidak adanya
hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.

Anemia  Viksositas darah menurun  resistensi aliran darah perifer 


penurunan transport O2 ke jaringan  hipoksia, pucat, lemah  beban jantung
meningkat  kerja jantung meningkat  payah jantung

2.8 Pemeriksaan Penunjang Anemia


Banyak test yang digunakan untuk mendiagnosa anemia, diantaranya adalah :
a. Complete blood count (CBC)
b. Reticulocyte count
c. Peripheral smear
d. Combs test
e. Test haptoglobin, bilirubin, fungsi liver
f. Test Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria (PNH)
g. Test glucose -6- phosphate dehydrogenase (G6PD) deficiency
h. Tes sumsum tulang

2.9 Penatalaksanaan Anemia


Penatalaksanaan anemia diajukan untuk mencari penyebab dan mengganti
darah yang hilang, penatalaksanaan anemia berdasarkan penyebabnya yaitu :

a. Anemia aplastik :
Dengan transpaltasi sumsum tulang dan terapi imunosupresif dengan
antithimoctye globulin (ATG) yang diperlukan melalui jalur sentral selama

8
7-10 hari. Prognosis buruk jika transpaltasi sumsum tulang tidak berhasil.
Bila diperlukan dapat diberikan tranfusi RBC rendah leukosit dan platelet.
b. Anemia pada difisiensi besi
Dicari penyebab difisensi besi, menggunakan prefarat besi oral (sulgat feros,
glukonat, ferosus dan fumarat ferosus), tranfusi
c. Anemia megaloblastik
Defisiensi vitamin B12 dengan pemberian vitamin B12, defisiensi asam folat
penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1 mg secara IM
dengan gangguan absorpsi.

2.10 Pathway Anemia

9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA

3.1 Pengkajian
Menurut Taqiyah Bararah, 2012 pengkajian anemia yaitu:
a. Aktivitas/ istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum, penurunan semangat, kebutuhan
untukk tidur dan istirahat lebih banyak, toleransi latihan rendah
Tanda : takikardi/ takipnea, dispnea pada saat bekerja atau istirahat, letargi,
menarik diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya, kelemahan otot,
dan penurunan kekuatan, ataksia, tubuh tidak tegak bahu menurun, postur
lunglai, berjalan lambat, keletihan.
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronis misalnya perdarahan, riwayat
endokardritis infeksi kronis, palpitasi (takikardi, kompensasi)
Tanda : Tekanan darah peningkatan sistolik dan diastolik stabil dan tekanan
nadi melebar, hipotensi postural, disitmia, abnormalitas EKG, takikardi, bunyi
jantung mur-mur, pucat pada kulit dan membran mukosa , pengisian kapiler
melambat, kuku mudah patah, rambut kering, feses dengan darah segar,
melena, diare atau konstipasi, kesulitan menelan, penurunan penglihatan,
insomnia, nyeri abdomen, sakit kepala.

3.2 Diagnosa
a. Gangguan perfusi jaringan tubuh b/d tidak adekuatnya sirkulasi darah
b. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
c. Nyeri akut berhubungan dengan peingkatan frekuensi denyut jantung
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen, proses metabolisme yang terganggu

10
3.3 Intervensi
a. Gangguan perfusi jaringan tubuh b/d tidak adekuatnya sirkulasi darah
Intervensi
- Kaji tanda-tanda perfusi jaringan tubuh
- Observasi keadaan kulit
- Ukur Tanda-tanda vital setiap 8 jam
- Berikan posisi nyaman
- Kolaborasi dalam pemberian terapi
Rasional
- data dasar untuk menentukan perkembangan status pasien
- merupakan indikasi gangguan perfusi jaringan
- gangguan perfusi biaanya didapatkan penurunan tekanan darah, peningkatan
pernafasan
- mwningkatkan kadar eritrosit dan Hb
b. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Intervensi
- kaji kebiasaan makan pasien
- Kaji kmbali penyebab gangguan kebutuhan nutrisi
- Berikan makan dalam keadaan hangat
- Bantu pasien makan jiika tidak mampu makan sendiri dan catat intake makan
pasien
- Monitor albumin dengan kolaborasi medis
- Menganjurkan pasien oral hygiene berikan pendidikan kesehatan tentang
anemia, diet

Rasional

- kebiasaan pasien menentukan asupan makan pasien


- Validasi data untuk mennetukan intervensi lebih lanjut
- Meningkatkan nafsu makan
- Memenuhi dan menilai kebutuhan nutrisi pasien
- Menentukan perkembangan status
- Meningkatkan asupan makan pasien

11
- Meningkatkan pengetahuan
c. Nyeri akut berhubungan dengan peingkatan frekuensi denyut jantung
Intervensi
- kaji secara komrehesif lokasi, karakteristik, durasi, mfrekuensi, kualitas dan
faktor prespitasi
- Atur posisi fisiologi
- Ajarkan tekhnik relaksasi pernafasan dalam
- Kolaborasi dalam peberian analgesik untuk mengurangi nyeri
Rasional
- Variasi penampilan dan perilaku pasien karena nyeri terjadi sebagai penemuan
pengkajian
- Poaiai fisiologi akan meningkatkan asupan oksien kejaringan yang mengalami
iskemik
- Meningkatkan asupan oksigen akan menurunkan nyeri sekunder mengalami
iskemik
- Menurunkan nyeri hebat
d. Resisko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin
Intervensi
- Pertahankan teknik aseptik ketat pada prsedur atau perawatan luka
- Pantau dan batasi pengunjung. Berikan isolasi bila memungkinkan
- Berikan antiseptik tropikal
- Pantau suhu tubuh

Rasional

- Menurunkan resiko kolonisasi/ infeksi bakteri


- Perlindungan isolasi dibutuhkan pada anemia aplastik, bila respon imun sangat
terganggu
- Menurunkan kolonisasi atau untuk pengobatan
- Adanya proses inflamasi/ infeksi membutuhkan evaluasi atau pengobatan

12
3.4 Evaluasi
- Anak menerima elemn darah yang tepat tanpa masalah
- Pasien mendapatkan suplai besi adekuat
- Pasien tidak menunjukan tanda-tanda aktivitas fisik atau keletihan
- Pasien mendapatkan istirahat yang adekuat
- Pasien dan keluarga mendapatkan pengetahuan tentang tanda-tanda anemia

13
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal jumlah sel
darah merah, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red bloods cells
(hematokrit) per 100 ml darah. Dengan demikian anemia bukan suatu
diagnosa melainkan suatu cerminan perubahan patofisiologik yang mendasar
yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan
konfirmasi labolatorium (Price & Wilson 2006).
Terdapat berbagai macam anemia. Sebagian akibat produksi sel darah
merah tidak mecukupi, dan sebagian lagi akibat sel darah merah prematur
atau penghancuran sel darah merah yang berlebihan. Faktor penyebab
lainnya meliputi kehilangan darah, kekurangan nutrisi, faktor keturunan dan
penyakit kronis. Anemia kekurangan besi adalah anemia yang terbanyak
diseluruh dunia.

4.2 Saran
Karena kesehatan adalah nikmat yang paling berharga yang diberikan oleh
Tuhan Maha Esa, maka dari itu kesehatan perlu di pelihara, dan dipertahankan.
Sebelum mengobati lebih baik mencegah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Archer, Lina. 2016. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Anemia.


https://www.academia.edu/12302146/Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_Den
gan_Anemia. (diakses pada 17 Januari 2020)

Natalia, Regina. 2013.Asuhan Keperawatan Anak Dengan Anemia.


https://www.academia.edu/10438059/ASUHAN_KEPERAWATAN_ANAK_D
ENGAN_ANEMIA. (diakses pada 18 Januari 2020)

iii

Anda mungkin juga menyukai